• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN Lowokwaru 3 Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN Lowokwaru 3 Malang"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR IPA SISWA

KELAS IV SDN LOWOKWARU 3 MALANG

SKRIPSI

OLEH: FIRDA AZIZAH NIM: 201210430311117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR IPA SISWA

KELAS IV SDN LOWOKWARU 3 MALANG

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan guru sekolah dasar

OLEH: FIRDA AZIZAH NIM: 201210430311117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(3)
(4)
(5)

MOTTO

ﱠدَﺟ َوﱠدَﺟ

ْنَﻣ

(6)

PERSEMBAHAN

Rasa syukur kepada Allah SWT yang memberikan rahmat-Nya, nikmat-Nya dan hidayah-nikmat-Nya dan Rosulullah SAW yang memberikan petunjuk ke jalan terang dan benar sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Bapakku Drs. H. Sufyan dan ibuku Dra. Siti Hayinah, terimakasih telah menjadi orangtua terbaik untukku, tanpa lelah membimbing, merawat, menyayangi, mendo’akan dan berkorban untuk masa depanku. Serta adikku Anisah Hanun yang senantiasa mendo’akan penulis dalam menuntut ilmu. 2. Bapak Drs. Atok Miftachul Hudha, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, motivasi dan kesabaran dalam membimbing penulis. 3. Ibu Dyah Worowirastri E., M.Pd, selaku pembimbing II yang telah sabar

memberikan arahan, masukan, dan bimbingan dalam membimbing penulis. 4. Sahabat-sahabatku yang senantiasa membantu, selalu mendukung, memberi

semangat, menghibur, serta selalu mendengarkan dan memberikan solusi terhadap curahan hati (keluh kesah) penulis.

5. Teman-teman kos yang telah banyak membantu, selalu mendukung, memberi semangat, serta selalu mendengarkan dan memberikan solusi terhadap curahan hati (keluh kesah) penulis.

6. PGSD kelas F 2012 yang telah memberikan sebuah cerita yang tidak akan pernah terlupakan. Penulis banyak belajar dari teman-teman semua.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT penulis panjatkan karena hanya berkat rahmat, hidayah dan inayahNya skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN Lowokwaru 3 Malang” dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam tidak lupa selalu tercurahkan kepada jujungan kita, Nabiyullah Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberi izin dalam proses penelitian.

2. Dr. Ichsan Anshory AM, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah membantu dalam proses penyelesaian segala urusan administrasi yang peneliti perlukan dalam menyusun skripsi.

3. Drs. Atok Miftachul Hudha, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan kesabaran dalam membimbing penulis. 4. Dyah Worowirastri E., M.Pd, selaku pembimbing II yang telah sabar

memberikan arahan, masukan, dan bimbingan dalam membimbing penulis. 5. Bapak Tjipto Yhuwono, S.Pd., M.MPd, selaku Kepala SDN Lowokwaru 3

Malang yang berkenan memberikan izin untuk melakukan penelitian.

(8)

7. Semua pihak yang tidak mungkin dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis, senantiasa mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis sadar bahwa penelitian ini masih belum sempurna maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti lain maupun bagi orang lain yang membacanya saat ini ataupun kemudian hari.

Malang, 28 Januari 2016

(9)
(10)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1 Hasil Penelitian ... 36

4.2 Analisis Data ... 40

4.3 Pembahasan ... 43

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

5.1 Kesimpulan ... 46

5.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN ... 51

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Posttest-Only Control Group Design ... 29 Tabel 3.2 Lembar Observasi Aktivitas ... 34 Tabel 4.1 Rerata dan Standar Deviasi Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas

(12)

DAFTAR GAMBAR

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. RPP Kelas Eksperimen ... 52

Lampiran 2. RPP Kelas Kontrol ... 73

Lampiran 3. Rubrik Penilaian Aktivitas Belajar IPA ... 87

Lampiran 4. Lembar Observasi Aktivitas Belajar IPA ... 91

Lampiran 5. Lembar Validasi instrumen RPP ... 93

Lampiran 6. Lembar Validasi instrumen Observasi ... 96

Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktivitas Belajar IPA ... 97

Lampiran 8. Hasil Uji Statistika ... 103

Lampiran 9. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 114

Lampiran 10. Dokumentasi ... 115

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi dan Supatmo. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip Teknik Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Damayanti, Irma. 2014. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan Komunikasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Batu. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FKIP UMM.

Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lie, Anita. 2004. Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia.

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Prayitno, Andi. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Kartu Bergambar Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Biologi pada Siswa Kelas VIII MTS Muhammadiyah 1 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FKIP UMM.

Putra, Sitiatava R. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: Diva Press.

(15)

Rahmayani, Fega. 2013. Pengembangan Handout Berbasis Kontekstual pada Pelajaran Biologi Materi Bioteknologi untuk Siswa Kelas XII SMK Negeri 02 Batu. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FKIP UMM.

Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Satrijono, Hari. 2012. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Dua Tinggal Dua Bertamu (Two Stay Two Stray). Jurnal Ilmu Pendidikan Sekolah Dasar, 1 (2): 166-182.

Setyowati, Asih B. 2012. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Inquiry pada Siswa Kelas IVA SD Negeri Gedongkiwo. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: FIP UNY.

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning: Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sani, Ridwan A. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. 2013. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana S. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

(16)

Sundayana, Rostina. 2015. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Supinah. Bagaimana Mengukur Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran?, (Online), (http://p4tkmatematika.org/file/ARTIKEL/Artikel%20Pendidikan/AKTIFIT AS%20SISWA_supinah.pdf), diakses 03 November 2015.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu: dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Tykha, Suci R. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V MIN Mergayu Bandung Tulungagung. Skripsi tidak diterbitkan. Tulungagung: FTIK IAIN Tulungagung.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2012. Bandung: Citra Umbara.

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU R.I. No. 20 Th. 2003

tentang Sisdiknas, BAB I Pasal 1 Ayat 1). Pada dasarnya pendidikan merupakan

proses interaksi antara pendidik dan anak didik dalam upaya membantu anak didik

mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Inti dari pendidikan adalah interaksi yang

baik didasari oleh kemampuan guru untuk berkomunikasi dengan para siswanya,

baik secara lisan, tertulis, menggunakan media pendidikan, maupun aktivitas

kelompok. Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20 Th. 2003 tentang

Sisdiknas, BAB II Pasal 3).

Dalam setiap aktivitas pendidikan, belajar dan pembelajaran merupakan

istilah yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar

merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap

(18)

2

proses kognitif (Syah, 2009: 68), sedangkan pembelajaran merupakan kegiatan

terencana yang mengkondisikan atau merangsang seseorang agar bisa belajar

dengan baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran (Majid, 2013: 5), termasuk

melalui pembelajaran tematik.

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran (Majid, 2014: 80).

Mata pelajaran yang saling dikaitkan antara lain IPA, Matematika, Bahasa

Indonesia, IPS, PPKn, SBdP, dan PJOK. Salah satu muatan mata pelajaran yang

penting dan membutuhkan hafalan serta pembuktian secara kongkrit dalam

kehidupan nyata di sekolah dasar adalah IPA (Tykha, 2015: 6).

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu kumpulan pengetahuan

tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada

gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan

fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah (Wahyana, dalam

Trianto, 2007: 18). Pada pembelajaran IPA menekankan pada pemberian

pengalaman belajar secara langsung dan melalui pengembang sejumlah

keterampilan dan sikap ilmiah dalam memperoleh pengetahuan ilmiah tentang

dirinya dan alam sekitar.

Pada studi pendahuluan, peneliti melakukan wawancara dan observasi

pada tanggal 12 November 2015 di SDN Lowokwaru 3 Malang. Adapun hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru kelas IV SDN Lowokwaru 3

Malang diperoleh informasi, bahwa nilai rata-rata siswa lebih banyak diatas KKM

(Kriteria Kelulusan Minimal) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 75. Guru

(19)

3

hanya menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan sebagai

berikut: 1) guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa, 2) guru

menyiapkan peserta didik untuk belajar dengan membentuk kelompok, 3) guru

memberikan materi kepada peserta didik, 4) guru meminta siswa untuk

mengerjakan latihan dengan dibimbing, 4) guru melakukan tanya jawab kepada

siswa berdasarkan latihan yang telah dikerjakan, 6) Guru memberikan tugas

kepada siswa untuk dikerjakan dirumah.

Hasil observasi yang dilakukan peneliti pada pengamatan pelaksanaan

proses belajar mengajar tematik yang memuat materi IPA di kelas IV SDN

Lowokwaru 3 Malang diketahui, bahwa 1) siswa kurang memperhatikan materi

yang disampaikan, 2) respon siswa kurang terhadap pembelajaran, 3) ada siswa

yang melamun ketika guru menerangkan, 4) siswa mengobrol diluar materi, 5)

siswa asyik bercanda dengan teman sebangku, 6) pembelajaran banyak

didominasi oleh guru dan siswa yang pandai saja, siswa yang kemampuannya

rendah cenderung bersifat pasif, 7) kegiatan kelompok belum menunjukkan

pembelajaran kooperatif, tujuan dari kerja kelompok hanya menyelesaikan tugas,

8) siswa belum dilatih untuk bekerjasama, berkomunikasi, menghargai pendapat,

dan 9) interaksi pembelajaran hanya satu arah, yaitu antara guru dengan siswa,

sedangkan interaksi antar siswa belum terlihat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV dan observasi

diketahui bahwa kemampuan kognitif siswa kelas IV di SDN Lowokwaru 3

Malang dapat dikatakan baik, namun dari sisi aktivitas belajar siswa masih

tergolong rendah yang dapat dilihat dari kurangnya perhatian siswa terhadap

(20)

4

didominasi oleh guru dan siswa yang pandai saja, siswa yang kemampuannya

kurang cenderung bersifat pasif, serta kegiatan kelompok yang dilaksanakan

belum menunjukkan pembelajaran kooperatif.

Melihat fenomena kurangnya aktivitas belajar siswa saat pembelajaran,

maka perlu ditetapkan suatu sistem pembelajaran yang melibatkan peran peserta

didik secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu model

pembelajaran yang sesuai dengan kriteria tersebut adalah model pembelajaran

kooperatif tipe two stay two stray (TSTS), dalam bahasa Indonesia yang berarti dua tinggal dua tamu. Struktur pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray

yaitu dalam satu kelompok terdiri dari empat siswa yang nantinya dua siswa

bertugas sebagai pemberi informasi bagi tamunya dan dua siswa lagi bertamu

kekelompok lain secara terpisah.

Pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray sesuai digunakan pada pembelajaran IPA, karena dengan menggunakan model pembelajaran ini

menempatkan siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling

membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Sehingga siswa

dapat saling bekerjasama, saling berdiskusi, selain itu siswa juga dilatih untuk

berkomunikasi dan menghargai pendapat orang lain, siswa akan terlibat secara

aktif, sehingga akan memunculkan semangat siswa dalam belajar. Kondisi

demikian merupakan kondisi ideal dalam pembelajaran IPA khususnya di sekolah

dasar.

Penelitian terdahulu dengan menggunakan model pembelajaran

(21)

5

diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe

two stay two stray dengan siswa yang diberi pembelajaran konvensional. Hal ini mengandung arti bahwa siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe two stay two stray prestasi belajarnya lebih baik daripada siswa yang diajar menggunakan model konvensional.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Aktivitas Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN Lowokwaru 3 Malang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan tersebut yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif

tipe two stay two stray (TSTS) terhadap aktivitas belajar IPA siswakelas IV SDN Lowokwaru 3 Malang?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini yaitu

(22)

6

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1.4.1 Secara Teoritik

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang model

pembelajaran, khususnya tentang model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dalam pembelajaran.

1.4.2 Secara Praktis

1.4.2.1 Bagi Peneliti dan Guru

Memberikan pedoman dan bahan pertimbangan dalam menentukan

model pembelajaran yang tepat agar pembelajaran yang dilakukan efektif,

kondusif, kreatif dan inovatif.

1.4.2.2 Bagi Siswa

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray

(TSTS) diharapkan dapat membantu meningkatkan minat (kemauan) siswa untuk

belajar dan meningkatkan perhatian siswa, serta keaktifan siswa dalam

pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Diterapkannya model

pembelajaran ini diharapkan dapat menambah pengalaman belajar siswa sehingga

lebih bervariasi.

1.4.2.3 Bagi Kepala Sekolah

Memberikan informasi agar dapat memberikan pengarahan kepada guru

(23)

7

pembelajaran yang melibatkan peserta didik aktif dalam kegiatan belajar

mengajar. Kepala sekolah juga diharapkan agar dapat memberikan pengarahan

kepada guru untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (TSTS) sebagai bahan refrensi dalam menciptakan suasana kelas yang tidak membosankan.

1.5 Batasan Masalah

1.5.1 Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar yang dipilih dalam penelitian ini meliputi: 1) Aktivitas

visual (visual activities), 2) Aktivitas lisan (oral activities), 3) Aktivitas mendengarkan (listening activities), 4) Aktivitas mental (mental activities), 5) Aktivitas emosional (emotional activities).

Dipilih lima aktivitas karena dalam penelitian ini aktivitas belajar yang

akan diukur yaitu aktivitas saat mengamati penjelasan guru, melihat gambar,

bertanya, menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, mendengarkan pendapat

dan jawaban teman, menulis jawaban, kesimpulan materi, menanggapi pendapat

teman, memecahkan masalah, dan berani mengungkapkan pendapat.

1.5.2 Materi

Materi yang digunakan sebagai bahan ajar dalam penelitian ini yaitu

Tema 6 ”Indahnya Negeriku”, Subtema 1 “Keanekaragaman Hewan dan

Tumbuhan”, Pembelajaran 1 yang difokuskan pada muatan IPA dengan materi

(24)

8

1.5.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVB sebanyak 31 siswa dengan

siswa laki-laki berjumlah 16 dan siswa perempuan berjumlah 15. Siswa kelas IVC

sebanyak 31 siswa dengan siswa laki-laki berjumlah 13 dan siswa perempuan

berjumlah 18.

1.6 Definisi Istilah

1. Pengaruh adalah suatu hubungan sebab akibat antara yang mempengaruhi

dengan yang dipengaruhi.

2. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.

3. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang melibatkan

partisipasi siswa dengan cara belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara

kolaboratif.

4. Two Stay Two Stray (TSTS) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang kegiatan belajarnya mendorong siswa untuk saling bekerjasama dalam

kelompok dan membagikan hasil kerja atau informasi kepada kelompok lain.

5. Aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa pada saat proses

pembelajaran yang meliputi kegiatan secara fisik maupun psikis untuk

mencapai hasil belajar.

6. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah kegiatan manusia berupa pengetahuan

atau gagasan tentang alam sekitar atau gejala alam, yang diperoleh melalui

Gambar

Tabel 4.3 Hasil Uji Analisis Data Independent Sample T-Test ......................... 41
Gambar 4.1 Pengkategorian Aktivitas Belajar IPA .....................................

Referensi

Dokumen terkait

(Sumber: Potter & Perry, 2005; Harrisons, 2010) Prosedur penelitian dilakukan dengan membaca tujuan belajar mahasiswa yang ada di laporan tutorial. Hal ini dilakukan agar

 Untuk mengetahui bahan yang di gunakan dalam analisis fisik dan analisis kimia besi (Fe), Mangan (Mn), Aluminium (Al), dan Kesadahan pada sampel air bersih...  Untuk

Bab ini antara lain akan menjelaskan tentang diet serta perangkat lunak yang akan digunakan untuk mengimplementasikan aplikasi pola hidup sehat berdasarkan golongan

Pemilihan konsentrasi HPMC yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada konsentrasi lazim dan berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan pada ketiga formula

Bila dengungan setelah dinyatakan berhenti oleh si pemeriksa juga tidak dapat didengar oleh op maka hasil pemeriksaan adalah Schwabach normal.... BAB 5

This research was conducted over six months and comprised three stages (Figure. 1): (1) AM isolatation, propagation and identification (Chruz, 1991), from soil collected

Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kegiatan melipat kertas dengan kreativitas anak terbukti adanya peningkatan dari minggu pertama sampai minggu keenam dalam semua aspek

Jenis penelitian ini dikhususkan untuk dosen pada program-program studi ilmu umum yang berada di PTKI negeri. Dalam proses pelaksanaan penelitian jenis ini, pengusul