• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA TRUST DENGAN SELF-DISCLOSURE PADA HUBUNGAN PERTEMANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA TRUST DENGAN SELF-DISCLOSURE PADA HUBUNGAN PERTEMANAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bila dua individu menjalin suatu hubungan (relantionship), kehidupan mereka akan saling terjalin satu dengan yang lainnya. Orang lain dapat membuat kita sedih atau gembira, menceritakan kabar burung yang terbaru atau mengkritik pendapat seseorang. Ada beberapa faktor yang berperan dalam suatu hubungan, yaitu keyakinan, perasaan dan perilaku. Berdasarkan hal tersebut menurut Kelley (dalam Sears, dkk 1988) mendefinisikan hubungan sebagai sesuatu yang terjadi bila dua orang saling mempengaruhi satu sama lain.

(2)

2

Self-disclosure adalah Pengungkapan diri merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. Pengungkapan diri dapat bersifat deskriptif maupun evaluatif (Morton, 1978). Menurut Davis (dalam Delamater & Myers 2007) self-disclosure biasanya meningkat dari waktu kewaktu dalam hubungan. Awalnya, orang mengungkapkan tentang hal-hal yang tidak khusus atau tidak intim dan mereka percaya hal tersebut dapat diterima sehingga mereka akan mengungkapkan diri lebih terinci dan semakin intim tentang keyakinan atau perilaku mereka termasuk informasi mereka tentang diri pribadi yang dirasa orang lain belum tentu akan dapat menerima. Sejalan dengan perkembangan hubungan dari yang dangkal sampai menjadi akrab, orang semakin berani mengungkapkan dirinya dan hubungan akan berubah dari sempit menjadi semakin luas. Beberapa penelitian mendukung pandangan lain yang mengatakan bahwa seseorang akan lebih menyukai orang lain yang dapat mengungkapkan diri pada situasi yang tepat (Derlega & Chaikin, 1975). Rasa suka adalah salah satu penyebab penting dari pengungkapan diri. Individu mengungkapkan lebih banyak kepada orang yang disukai dan dapat dipercaya dibandingkan pada orang asing dan tidak disukai. Seseorang cenderung menyukai orang yang mengungkapkan informasi tentang dirinya kepada seseorang tersebut, mungkin karena seseorang menganggap hal itu sebagai tanda kehangatan, persahabatan, dan rasa percaya.

(3)

3

sampai 12 yang telah dipilih. Keintiman rata-rata topik yang dibahas oleh masing-masing pasangan diturunkan dari 3,9 menjadi 5,4 atas pengungkapan yang dilakukan dari topik 1-12. Penelitian juga menunjukkan bahwa pengungkapan diri yang lebih besar selama 10 menit percakapan dikaitkan dengan peningkatan kebahagiaan efek positif, dan daya tarik pada pasangan.

Pengungkapan diri ini dapat berupa berbagai topik seperti informasi perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi, dan ide yang sesuai dan terdapat di dalam diri orang yang bersangkutan. Kedalaman dari pengungkapan diri individu tergantung pada situasi dan orang yang diajak berinteraksi. Jika individu yang berinteraksi dengan orang lain menyenangkan dan membuat individu merasa aman serta dapat membangkitkan semangat maka kemungkinan bagi individu tersebut untuk lebih membuka diri amatlah besar. Sebaliknya pada beberapa orang tertentu, individu dapat saja menutup diri karena merasa kurang percaya (Devito, 1992).

(4)

4

menyakitkan dibandingkan jika mendapatkan hasil yang menguntungkan; (d) Biasanya Anda yakin jika orang lain bersikap atau berperilaku tertentu maka Anda akan mendapatkan konsekuensi yang menyenangkan.

Untuk membangun suatu hubungan yang efektif terutama untuk bisa bekerja sama, seseorang harus mampu membangun tingkat kepercayaan yang tinggi, atau sering disebut dengan mutual trust. Namun, hal ini tidak selalu tepat. Artinya, individu harus mampu membedakan kapan kepercayaan ini perlu diberikan dan kapan tidak. Jika dirasa cukup atau sangat yakin bahwa orang atau pihak lain akan membawa kabaikan bagi individu atau individu cukup yakin bahwa orang lain tidak akan mengeksploitasinya, maka individu bisa memberikan kepercayaan pada seseorang.

Ketika individu dapat mempercayai seseorang, individu akan memilih untuk memberikan kepercayaan kepada orang yang jujur dan tidak berbohong padanya. Larzeler dan Huston (1980) percaya bahwa orang tersebut akan memberitahu individu tentang kebenaran atau setidaknya tidak berbohong kepada individu tersebut. Individu lebih cenderung untuk mengungkapkan informasi pribadi kepada seseorang yang dapat percaya (dalam Delamater & Myers, 2007). Tingkat kepercayaan berkorelasi positif dengan pengungkapan diri yang semakin orang dipercaya maka semakin besar tingkat dari pengungkapan diri. Penelitian lain pada kepercayaan pribadi menunjukkan bahwa selain kejujuran dan kebajikan, keandalan merupakan aspek penting dari kepercayaan. Individu lebih cenderung mempercayai orang yang dirasa dapat diandalkan (Johnson-George & Swap 1982) dan (Rempel, Holmes & Zanna, 1985).

Dari uraian latar belakang diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam hubungan pertemanan, trust sangat berkorelasi positif dengan self-disclosure.

(5)

5

self-disclosure dalam hubungan interpersonal yang semakin dalam atau erat. Sehingga peneliti mengambil judul “hubungan antara trust dengan self-disclosurepada hubungan pertemanan”.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara trust dengan self-disclosure pada hubungan pertemanan.

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui bagaimana hubungan antara trust dengan self-disclosure pada hubungan pertemanan.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai hubungan antara trust dengan self-disclosure dalam hubungan pertemanan, serta memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya psikologi sosial.

2. Manfaat praktis

a. Bagi mahasiswa

Mendapatkan pengetahuan dan wawasan tentang bagaimana hubungan antara trust dengan self-disclosure dalam hubungan pertemanan.

b. Bagi masyarakat

(6)

6

(7)

HUBUNGAN ANTARA

TRUST

DENGAN

SELF-DISCLOSURE

PADA HUBUNGAN PERTEMANAN

SKRIPSI

Oleh:

Walda Isna Nisa

NIM : 08810208

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(8)

HUBUNGAN ANTARA

TRUST

DENGAN

SELF-DISCLOSURE

PADA HUBUNGAN PERTEMANAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S-1)

Oleh:

Walda Isna Nisa

NIM : 08810208

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(9)
(10)
(11)
(12)

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Hubungan Antara Trust dengan Self-disclosure pada Hubungan Pertemanan”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si.,Psi selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Hudaniah, M.Si., Psi dan Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan dengan sabar dan bimbingan yang sangat membantu selama proses menyelesaikan skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. M. Shohib, S.Psi., M.Si. selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini. 4. Babe dan mama yang tercinta dan tersayang sepanjang masa segala abad,

yang tak pernah hentinya selalu memberikan dukungan, doa dan kasih sayang kepada penulis, sehingga penulis termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Eka Apridayanti dan Lalik Salistia Citra, kakak dan adik yang sangat penulis sayangi, yang telah memberikan dukungan, doa dan kasih sayang. 6. Teman-teman ku, Ditalia yang telah menjadi teman diskusi yang

(13)

ii

dalam pelaksanaan pengumpulan data, Oka dan Ganing teman seperjuangan yang selalu saling mendukung dan menyemangati, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, Nurdian Setiawan, S.Ikom., “my special boy friend” yang telah memberikan semangat dan dukungannya selama ini dalam berbagai hal yang penulis lakukan.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 19 Juni 2012

(14)

iii

ABSTRACT

Walda Isna Nisa (2012). Relations between Trust and Self-disclosure in Friendship Relations. Undergraduate thesis, Faculty of Psychology University of Muhammadiyah Malang. Advisors: (1) Hudaniah, M.Si., Psi, (2) Yuni Nurhamida, S.Psi. M.Si.

Keywords: Trust, Self-disclosure, Friendship Relations.

Most of individual build friendship with peer who have the same interest. Friendship relation made two individual spend many moments to interact in various situation and become self disclosing. In friendship relation, to do self-disclosure all individual shall have trusting and trustworthy attitude so that information delivered can be withheld from other people and keep commitment. Self-disclosure has risk which is able to decrease trust and break the friendship relations, so individual will be hesitate to re-build trust and self disclosure. According to the problems, researcher focus on relations between trust with self-disclosure in friendship relations aimed to find out relations between trust and self-disclosure in friendship relations.

The research uses quantitative correlation approach. Population in this research are students of Faculty of Psychology, University of Muhammadiyah Malang, using proportional sampling technique and found samples consisted of 98 people from year 2009-2011. This research uses Likert scale consisted of two scales, which is scale I is trust and scale II is self-disclosure. Validity test using product moment correlation. Reliability test uses alpha reliability formula and data analysis uses product moment formula. In data description uses T-score

technique and found high trust score for 56 (57,14%) and low trust score for 42 (42,86%). High Self-disclosure for 61 (62,24%) and low self-disclosure for 37 (37,76%). Data calculation uses SPSS program version 13.0 for windows. Product moment correlation test shows r value = 0,719 and determination coefficient (r2 x 100%)= 51,69%. From determination coefficient, it’s shown that between trust and self-disclosure in this research for 51,69% and rest of them 48,31% influenced by other variables.

(15)

iv INTISARI

Walda Isna Nisa (2012). Hubungan Antara Trust dengan Self-disclosure Pada Hubungan Pertemanan. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing : (1) Hudaniah, M.Si., Psi, (2) Yuni Nurhamida, S.Psi. M.Si.

Kata Kunci : Trust, Self-disclosure, Hubungan Pertemanan.

Sebagian besar dari individu membangun hubungan pertemanan dengan teman-teman sebaya yang memiliki minat sama. Hubungan pertemanan mengakibatkan dua individu menghabiskan banyak waktu untuk berinteraksi pada situasi yang lebih bervariasi dan menjadi self-disclosing. Dalam hubungan pertemanan, untuk melakukan self-disclosure setiap individu harus memiliki sikap

trusting (percaya) dan trustworthy (dipercaya) agar informasi yang disampaikan dapat dirahasiakan dari orang lain. Individu cenderung melakukan self-disclosure

pada teman yang dapat dipercaya dan mampu menjaga komitmen. Self-disclosure

memiliki risiko yang dapat menurunkan trust dan merusak hubungan pertemanan. Faktor penyebab rusaknya hubungan karena adanya pengkhianatan dan penolakan, sehingga individu merasa enggan untuk membangun kembali trust dan melakukan self-disclosure lagi. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis memfokuskan penelitian tentang hubungan antara trust dengan self-disclosure

pada hubungan pertemanan, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

trust dengan self-disclosure pada hubungan pertemanan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasinal. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Menggunakan teknik sampling proposional dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 98 orang dari angkatan 2009-2011. Penelitian ini menggunakan skala Likert dan terdiri dari dua skala yaitu skala I adalah trust dan skala II adalah self-disclosure. Uji validitas menggunakan rumus korelasi

product moment, uji reliabilitas menggunakan rumus reliabilitas alpha dan teknik analisis data menggunakan rumus product moment. Pada deskripsi data menggunakan teknik T-score dan diperoleh nilai trust yang tinggi sebanyak 56 (57,14%) dan trust rendah sebanyak 42 (42,86%). Self-disclosure tinggi sebanyak 61 (62,24%) dan self-disclosure rendah sebanyak 37 (37,76%). Perhitungan data menggunakan program SPSS versi 13.0 for windows. Hasil uji korelasi product moment menunjukkan nilai r = 0,719 dan nilai koefisien determinasinya (r2 x 100%)= 51,69%. Dari koefisien determinasi membuktikan bahwa hubungan antara trust dengan self-disclosure dalam penelitian ini sebesar 51,69% dan sisanya 48,31% dipengaruhi oleh variabel lain.

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa ada hubungan antara

trust dengan self-disclosure pada hubungan pertemanan. Dapat dikatakan bahwa

(16)

v

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi self-disclosure ... 8

3. Alasan melakukan self-disclosure ... 11

4. Manfaat melakukan self-disclosure... 12

5. Dimensi self-disclosure ... 13

6. Tingkatan self-disclosure ... 15

7. Risiko melakukan self-disclosure ... 18

8. Pedoman dalam self-disclosure ... 19

B. Trust ... 20

1. Definisi trust ... 20

2. Komponen trust ... 21

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi trust ... 22

4. Membangun trust ... 25

5. Menurunkan trust ... 27

C. Hubungan Pertemanan ... 28

1. Definisi hubungan pertemanan ... 28

2. Tipe-tipe hubungan pertemanan ... 29

3. Karakteristik hubungan pertemanan ... 31

4. Faktor yang mempengaruhi keputusan membina pertemanan .. 32

(17)

vi

D. Hubungan antara Trust dengan Self-disclosure pada

Hubungan Pertemanan ... 35

E. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 37

F. Hipotesis ... 38

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 39

B. Variabel Penelitian ... 39

1. Identifikasi variabel penelitian ... 39

2. Definisi operasional variabel penelitian ... 39

C. Populasi dan Sampel ... 40

D. Prosedur Penelitian ... 42

E. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ... 42

1. Jenis data ... 42

2. Instrument penelitian ... 43

F. Validitas dan Reliabilitas ... 46

1. Uji validitas ... 46

2. Uji reliabilitas ... 49

G. Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 52

1. Deskripsi subjek ... 52

2. Deskripsi skala sebaran variabel trust ... 53

3. Deskripsi data sebaran variabel self-disclosure ... 53

B. Analisis Data ... 54

C. Pembahasan ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(18)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi subjek penelitian ... 41

Tabel 2 Skor jawaban pernyataan pada skala Likert ... 43

Tabel 3 Blue print skala Trust ... 45

Tabel 4 Blue print skala Self-disclosure ... 46

Tabel 5 Uji validitas skala Trust setelah try out ... 47

Tabel 6 Blue print skala Trust setelah try uot ... 48

Tabel 7 Uji validitas skala Self-disclosure setelah try out ... 48

Tabel 8 Blue print skala Self-disclosure setelah try uot ... 49

Tabel 9 Uji reliabilitas skala Trust dan Self-disclosure ... 50

Tabel 10 Kategori Trust ... 53

Tabel 11 Kategori Self-disclosure ... 53

(19)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Tabel aspek favorable dan unfavorable Trust

sebelum try out ... 64

LAMPIRAN 2 Tabel aspek favorable dan unfavorable Self-disclosure sebelum try out ... 66

LAMPIRAN 3 Cover skala ... 68

LAMPIRAN 4 Skala I (trust) saat try out ... 69

LAMPIRAN 5 Skala II (self-disclosure) saat try out ... 71

LAMPIRAN 6 Data responden try out skala I (trust) ... 73

LAMPIRAN 7 Data validitas skala I (trust) ... 75

LAMPIRAN 8 Data reliabilitas statistik skala I (trust) ... 78

LAMPIRAN 9 Data responden try out skala II (self-disclosure) ... 79

LAMPIRAN 10 Data validitas skala II (self-disclosure) ... 81

LAMPIRAN 11 Data reliabilitas statistik skala II (self-disclosure) ... 84

LAMPIRAN 12 Data validitas item hasil try out skala I dan skala II ... 85

LAMPIRAN 13 Tabel aspek favorable dan unfavorable trust setelah try out ... 86

LAMPIRAN 14 Tabel aspek favorable dan unfavorable self-disclosure setelah try out ... 88

LAMPIRAN 15 Skala I (trust) setelah try out ... 90

LAMPIRAN 16 Skala II (self-disclosure) setelah try out ... 92

LAMPIRAN 17 Data responden skala I (trust) setelah ambil data ... 94

LAMPIRAN 18 Data responden skala II (self-disclosure) setelah ambil data ... 96

LAMPIRAN 19 Data perhitungan angka kedua variabel ... 99

(20)

60

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A .(2007). Psikologi Sosial. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Altman, I & Taylor, D.A. (1973). Social penetration : the development of interpersonal relationships. New York : Holt, Rinehart & Winston.

Atosokhi Gea, A. Antonina Panca Wulandari S. Sos., Drs. Yohanes Babari. (2002). Character building II. Relasi dengan sesama. Jakarta : PT Gramedia.

Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar. _______.(2007). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. ________(2000). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Penerbit Pustaka

Pelajar.

Baron, R.A., & Byrne, D., (2005). Psikologi Sosial jilid 2 (edisi kesepuluh). Jakarta : Penerbit Erlangga.

Beebe, S.A., Beebe, S.J., & Redmond M.V., (2008). Interpersonal communication : Relating to Others (5thed). Boston : Pearson Education. Dayakisni, T., & Hudaniah. (2001). Psikologi Sosial edisi revisi. Malang : UMM

Press.

Delamater, J.D., & Myers. D.J.,(2007). Social psychology (6th ed). USA: Thomson Wardsworth.

Deutsch & Coleman. (2006). The Handbook of Conflict Resolution : theory and practice. Diakses pada 20 November 2010.

[e-book]

http://books.google.co.id/books?id=XbUFuIPUHEwC&pg=PT916&dqdeu tsch+%26+Coleman,+2006#v=onepage&q=deutsch%20%26%20Coleman %2C%202006&f=false.

Devito, J.A., (2011). Komunikasi antar manusia (Edisi kelima). Hunter College of the City University of New York. Tanggerang : Karisma Publishing Group.

________., (1986). The Interpersonal Communication Book (4thed). New York : Harper & Row Publishers.

(21)

61

Guletta, Rina . (2010). Hubungan Tipe Pertemanan, Reciprocity, Receptivity dan Association Dengan Pengungkapan Diri Pada Pengguna Facebook. Skripsi pada Universitas Sumatra Utara. Diakses pada 18 November 2010. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21719/4/Chapter%20II.pd f.

Johnson, D.W., & Johnson, F.P., (2000). Joining Together : group theory and group skills (Seventh edition). USA: Allyn & Bacon.

Kerlinger, Fred. N. (2006). Asas-asas penelitian behavioral edisi ketiga.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

King, V. (2002). Parental Divorce and Interpersonal Trust in Adult Offspring: Journal of Marriage and Family. Minnepolis. Vol.64, Iss.3; pg.642, 15pgs. Accessed on Oktober 2, 2010 from

http://proquest.umi.com/pqdweb/index=16&did=146855671&SrchMode= 1&sid=13Fmt=4&VInst=PROD&VType=PQD&ROT=309&VName=PD A&TS=1112163898&cliened=63928

Levinson, D. (1995). Encylopedia of Marriage and The Family. USA: Macmilan Library Reference.

Marriages. (2001). Qualities of Successful Marriage. Diakses 20 November 2010. http://geocities.com/tdeddins/SUCCESSFULMARIAGES.htm

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Pratiwi, N.W., (2007). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Tingkat Agresi Sosial dalam Hubungan Pertemanan dengan Kualitas Pertemanan, Jenis Kelamin dan usia . Skripsi pada Universitas Indonesia. Diakses pada 17 Desember 2010.

http://lontar.ui.ac/opac/themes/libri2/detail/jsp?id=126263&lokasi_lokal. Rakhmat, J. 2005. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Ramadhany, Meila. (2010). Dinamika Trust terhadap Pasangan Perempuan Setelah Melakukan Aborsi. Skripsi pada Universitas Sumatra utara. Diakses pada 20 November 2010.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20864/3/Chapter%20II.pd f.

Sears, D.O., Freedman, J.L., Peplau, L.A., (1985) . Psikologi Sosial jilid 1 (edisi kelima). Jakarta : Penerbit Erlangga.

(22)

62

Taylor, S.E., Peplau, L.A., Sears, D.O., (2009). Psikologi Sosial (edisi ke duabelas). Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian menyatakan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara relasi pertemanan dengan gaya hidup hedonis. Semakin tinggi relasi pertemanan maka semakin

Social loafing adalah kecenderungan untuk mengurangi upaya yang dikeluarkan individu ketika bekerja dalam kelompok dibandingkan ketika bekerja secara individual (Karau

Penelitian Nisa & Muis (2015) yang dilakukan pada anak panti asuhan di Sidoarjo, mengungkapkan bahwa individu dengan kategori resiliensi tinggi memiliki karakteristik

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mahasiswa UNY angkatan tahun 2012 memiliki tingkat self disclosure dalam

Banyak penelitian menunjukkan bahwa individu yang religius lebih bahagia dan lebih puas dengan kehidupannya dibandingkan dengan individu yang kurang religius.

Pengungkapan Diri (Self Disclosure) kemampuan individu menyampaikan informasi pribadi yang belum pernah disampaikan pada teman, orang tua dan guru yang berkaitan

17 adanya perbedaan antara teori dengan penelitian sebelumnya sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kembali mengenai hubungan dari intimate

Faktor-faktor yang memengaruhi burnout itu sendiri terbagi menjadi dua bagian, yaitu: Faktor Situasional, dalam faktor ini individu mengalami stres kerja yang mengakibatkan burnout