BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Globalisasi ekonomi adalah perubahan perekonomian dunia yang bersifat mendasar atau struktural, dan proses ini akan berlangsung terus dengan laju yang akan semakin cepat mengikuti perubahan teknologi yang juga akan semakin cepat dan peningkatan serta perubahan pola kebutuhan masyarakat dunia.1 Globalisasi ekonomi merupakan kegiatan perekonomian yang merupakan suatu proses yang berada di luar pengaruh atau jangkauan kontrol dari pemerintah, karena proses tersebut digerakkan oleh kekuatan pasar global, bukan oleh kebijakan atau peraturan yang dikeluarkan oleh sebuah pemerintah secara individu.
Perkembangan fenomena perdagangan bebas di era globalisasi yang berlangsung dalam beberapa dasawarsa terakhir, telah menyebabkan perubahan yang fundamental dalam tatanan perekonomian dunia. Perdagangan bebas tentu sebuah konsep ekonomi dimana penjualan produk dan barang serta jasa antar negara tidak dikenakan pajak ekspor-impor atau hambatan perdagangan lainnya.2
Masing-masing negara, baik dari negara maju maupun negara berkembang, menyadari bahwa perdagangan bebas di era globalisasi ini akan membawa manfaat dan keuntungan yang lebih besar bagi negaranya. Perdagangan bebas memiliki keuntungan dimana Indonesia tidak lagi terisolasi dengan negara-negara lain. Hal ini menyebabkan adanya peluang bagi Indonesia untuk menjual
1
Dr. Tulus T.H. Tambunan, 2004, Globalisasi dan Perdagangan Internasional, Ghalia Indonesia, Jakarta, Hal.1.
2
dan membeli beberapa produk ke negara lain tanpa adanya tarif bea masuk. Bila Indonesia ingin melindungi produksi barang dalam negeri dengan mengenakan tarif terhadap produk luar, maka sebenarnya negara Indonesia mengisolasi diri dari perdagangan bebas. Mengakibatkan Indonesia akan tertinggal secara perekonomian dengan negara-negara pesaing lainnya.
Dengan adanya harga yang lebih murah maka masyarakat dapat membeli produk dengan lebih mudah sehingga menguntungkan masyarakat sendiri. Perdagangan bebas di sisi lain juga memiliki kerugian dimana pabrik-pabrik dan industri lokal yang tidak mampu bersaing dengan barang dan jasa negara lain akan terancam kebangkrutan atau gulung tikar. Akibatnya, dikhawatirkan akan menyebabkan PHK bagi ribuan karyawan yang pada akhirnya berdampak kepada keluarga dan juga mempengaruhi stabilitas masyarakat.3
Sebelum dekade 90-an baik di kota-kota besar maupun pedesaan, pasar tradisional merupakan pusat kegiatan ekonomi, keberadaan pasar tradisional saat itu merupakan urat nadi perekonomian semua kalangan, bahkan di beberapa daerah pasar tradisional telah dapat mengubah perekonomian domestik.4 Kejayaan pasar tradisional kemudian mulai menurun, seiring dengan munculnya pusat pembelanjaan, supermarket, dan hypermarket. Keadaan ini semakin diperburuk ketika minimarket mulai bermunculan hampir di setiap tempat hingga ke pelosok daerah.
3
Ibid. 4
Pasar tradisional dan pemberdayaan ekonomi rakyat-media
Pasar tradisional adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli secara langsung yang ditandai dengan terjadinya transaksi melalui mekanisme tawar-menawar. Pasar tradisional di Indonesia telah tersebar sejak dahulu yang memiliki tempat tersendiri di dalam kehidupan masyarakat khususnya kelas menengah kebawah, seiring dengan adanya pasar bebas persaingan sangat ketat terjadi antara pasar tradisional dengan pasar-pasar modern.
Sedangkan pasar modern adalah swalayan di mana pelayanan dilakukan sendiri oleh konsumen dan dibantu oleh pramuniaga.5 Keberadaan pasar modern di kota-kota besar di Indonesia kian hari kian meluas. Ada beberapa contoh seperti : Carrefour, Giant, Hypermart atau minimarket-minimarket seperti Alfamart dan Indomart yang kini telah bermunculan dimana-mana.
Dengan adanya globalisasi dan perdagangan bebas keberadaan pasar modern mendapat perhatian dan sambutan yang sangat besar dari masyarakat, terutama masyarakat ekonomi menengah ke-atas itu dikarenakan beberapa hal misalnya lokasi berada di tempat yang strategis, ber AC, nyaman, dan promosi barang yang ditawarkan lebih murah dari pada harga barang yang ada di pasar tradisional. Pasar modern memberikan banyak kenyamanan bagi konsumen yang membuat sebagian orang enggan untuk berbelanja ke pasar tradisional. Sebelum adanya pasar modern, tempat berbelanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tersebut umumnya di pasar tradisional, akan tetapi sesuai dengan perkembangan kota dan perekonomian, pedagang eceran juga mengalami perkembangan dengan
5
adanya pedagang eceran modern di Indonesia pada tahun 1970-an, yaitu munculnya pasar modern dalam bentuk supermarket.6
Selain sesuai dengan perkembangan kota dan perekonomian, pedagang eceran juga mengalami perkembangan yang menyebabkan para konsumen beralih dari pasar tradisional ke pasar modern serta didukung oleh beberapa faktor yaitu antara lain, perlu diketahui bahwa pasar tradisional yang ada di Indonesia kebanyakan masih kelihatan kurang tertata rapi, banyaknya sampah yang berserakan dimana-mana, bau yang tidak sedap, panas, berdebu, becek jika hujan, dan sebagainya. Sebuah survey yang dilakukan oleh The Nielsen Company (AC Nielsen), dalam kurun waktu triwulan pertama tahun 2009 lalu, perdagangan yang terjadi di pasar modern tumbuh hingga 13,4%, sementara perdagangan yang terjadi di pasar tradisional hanya tumbuh 4,1%.7
Konsumen kini terus dimanjakan dengan hadirnya sejumlah fasilitas tempat berbelanja yang semakin beragam. Masyarakat yang selama ini sangat loyal dengan tempat belanja tradisional, kini mulai melupakan bahkan beralih ke pasar modern, apalagi kalau bukan kemudahan, kenyamanan dan harga murah yang ditawarkan pasar modern yang berlabel minimarket, hypermart atau Supermarket. Survei yang dilakukan Asosiasi Pedagang Pasar (APPSI) mengungkapkan, pasar tradisional mengalami (pertumbuhan) minus 8%,
6
Pengendalian kegiatan Hypermarket,http://digilib.its.ac.id arahan penendalian kegiatan Hypermarket/public/ITS-Undergraduate-5118-3604100045-bab1.pdf, diakses 03 Agustus 2010. 7
sementara pasar modern tumbuh 35%, yang artinya pasar tradisional bangkrut dan menyusut tiap harinya, di lain pihak hypermarket tiap hari dibangun.8
Peneliti mengangkat penelitian ini dikarenakan banyaknya pasar tradisional yang mengalami kemunduran akibat bermunculannya pasar modern, akan tetapi pada kenyataanya pasar tradisional masih mampu bertahan di tengah-tengah persaingan pasar modern. Berdasarkan fakta yang telah dijelaskan di atas penelitian ini lebih memfokuskan terhadap respon pasar tradisional di kota Malang dalam persaingan dengan pasar modern sebagai dampak perdagangan bebas khususnya di pasar Dinoyo dan pasar Blimbing. Peneliti fokus di pasar Dinoyo dan pasar Blimbing karena kedua pasar tersebut sedang terusik atau terganggu dengan keberadaan pasar modern yang akan didirikan di sekitar wilayah pasar tradisional.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas maka Rumusan masalah yang diajukan penulis adalah : Bagaimana respon pedagang pasar tradisional dalam persaingan dengan pasar modern sebagai dampak perdagangan bebas?
1.3 Tujuan Penelitian
Memahami dan menjelaskan respon pedagang pasar tradisional dalam persaingan dengan pasar modern sebagai dampak perdagangan bebas.
1.4 Kajian Pustaka (Penelitian Terdahulu)
Ada beberapa penelitian menjelaskan permasalahan tentang “perdagangan
bebas terhadap pasar tradisional, salah satunya adalah Dr. Ir. S. Leksono. SE. M.
8
S. Dalam tulisannya yang berjudul Kemunduran Pedagang Pasar tradisional. Dalam penelitiannya Sisa keunggulan atau juga kemunduran pedagang tradisional ini menunjuk pada interaksi pedagang pasar (Interaction), tentang keterkaitannya dengan pengelola pasar (Organizational), dan tentang perjalanan dan perkembangan usaha pedagang (Biographycal). Interaksi pedagang selama tawar-menawar ini berlaku sebagai norma, maka struktur pasar tradisional digerakkan oleh transaksi harga luncur ini haruslah memenuhi sifat mutualis bagi masing-masing pelaku-pelakunya. Muatan pesan yang dikomunikasikan dalam pasar yaitu harga, masih disetujui dan diterimanya sesuatu tingkat harga sebagai kesepakatan menjadi suksesnya komunikasi transaksi.9
Akan tetapi, pesan dari harga itu sendiri dari waktu ke waktu telah dinilai sebagai proses yang memerlukan korbanan lebih mahal (waktu, biaya, dan harga), lebih lanjut pula harga seringkali tidak mencerminkan kepastian tentang mutu barang yang diperjual belikan. Sehingga norma interaksi sosial di pasar tradisional ini semakin hilang. Disini Dr. Ir. S. Leksono. SE. M. S. lebih melihat permasalahan dari pemahaman nilai dan norma pedagang dalam berinteraksi dengan konsumen, pemahaman nilai dan norma pedagang dalam mengorganisasi usahanya terkait dengan lingkungan usahanya (sesama pedagang maupun pengelola pasar), dan pemahaman nilai dan norma pedagang dalam perjalanan usaha sehari-hari dipasar tradisional.10
9
Dr.Ir.S.Leksono .SE.M.S. 2009,Runtuhnya modal sosial, pasar tradisional ,Cv Citra malang, hal 293.
Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Indra mahasiswa ITS “ yang berjudul pengendalian kegiatan hypermart yang ada di Indonesia Khususnya di kota Surabaya”. Disebutkan bahwa kehadiran
hypermarket di wilayah perkotaan Indonesia khususnya di kota Surabaya saat ini
sudah berlebih memberikan implikasi negatif baik dari aspek fisik, Lingkungan, transportasi, dan aspek sosial. Dampak tersebut mengakibatkan menurunnya kinerja pedagang kecil di pasar tradisional, kemacetan, berkurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan daerah resapan air, pencemaran lingkungan, dan pemanfaatan energi listrik, air, dan tanah.yang tidak efisien. Dampak-dampak diatas muncul akibat dari belum optimalnya upaya pengendalian kegiatan Hypermarket di kota Surabaya.11
Berbeda dengan penelitian yang diatas dalam tulisan yang berjudul respon pedagang pasar tradisional dalam persaingan dengan pasar modern sebagai dampak perdagangan bebas studi kasus pasar dinoyo dan pasar blimbing. Penulis lebih menekankan respon pasar tradisional terhadap pasar modern sebagai dampak perdagangan bebas dengan studi kasus pasar dinoyo dan pasar blimbing. Pasar tradisional merasa terusik atau terganggu dengan adanya keberadaan pasar modern. Penulis hanya akan fokus membahas tentang pasar tradisional dengan pasar modern sebagai dampak perdagangan bebas. Dengan adanya pemikiran terdahulu diatas, maka semakin mempermudah penulis dalam menyampaikan maksud dan tujuan dari penelitian dan juga menganalisa data yang didapat setelah penelitian selesai. Penulis memiliki perbedaan pandangan terhadap
11
penelitian terdahulu. perbedaan tersebut adalah terletak pada respon para pedagang pasar tradisional dengan persaingan pasar modern sebagai dampak perdagangan bebas.
1.5 Kerangka Pemikiran
1.5.1 Konsep Globalisasi Ekonomi
Globalisasi Ekonomi digunakan untuk menjelaskan terjadinya Perdagangan bebas, konsep Globalisasi ekonomi sangat berpengaruh terhadap analisa dan penjelasan terhadap permasalahan yang diangkat oleh penulis, karena hal ini akan mempermudah penulis untuk mengetahui sejauh mana dampak Globalisasi Ekonomi terhadap Pasar Tradisional di Indonesia khususnya di kota Malang.
Peneliti menggunakan konsep Globalisasi ekonomi untuk menjelaskan bahwa globalisasi ekonomi akan membawa pertumbuhan perekonomian suatu kota. Globalisasi ekonomi juga membawa suatu konsep tentang perdagangan bebas dengan adanya perdagangan bebas di Indonesia yang mencerminkan perkembangan perekonomian suatu negara tersebut akan memunculkan pasar-pasar modern khususnya di kota malang, yang sedang mengalami pertumbuhan perekonomian yang sangat pesat, dengan adanya pasar-pasar modern di kota malang akan ada ketakutan tersendiri bagi para pedagang pasar tradisional, ketakutan para pedagang tersebut akan menurunkan omset penjualan mereka.
manusia untuk mewujudkan pemikiran dan mencapai kepentingannya tersebut cakupanya meliputi kawasan yang semakin mendunia. Proses interaksi dan saling mempengaruhi bahkan pergeseran kepentingan antar bangsa terjadi dengan cepat dan mencakup masalah yang semakin kompleks, batas-batas teritorial negara tidak lagi menjadi pembatas bagi upaya mengejar kepentingan masing-masing bangsa dan negara.12 Perkembangan global telah membawa perubahan pada karakteristik kejahatan yang semula dalam ruang lingkup domestik bergeser menjadi lintas batas negara atau transnasional. Perdagangan Transnasional adalah perdagangan yang dilakukan di lebih dari satu negara serta persiapan, perencanaan, pengarahan, dan pengawasan dilakukan di negara lain.13
Dalam bidang ekonomi terjadi persaingan yang semakin ketat sementara itu terjadi pula perubahan atau perkembangan nilai maupun ukuran dalam aspek-aspek kehidupan manusia, baik dibidang sosial, ekonomi, politik,dan keamanan. Perkembangan perekonomian dunia yang terjadi kini telah mendorong perkembangan pasar, mengubah hubungan produksi, finansial, investasi, dan perdagangan sehingga kegiatan ekonomi dan orientasi dunia usaha tidak terbatas pada lingkup nasional akan tetapi bersifat internasional, Karena globalisasi ekonomi dapat mensubordinasi sistem sosial, budaya, nilai-nilai dalam masyarakat, bahkan institusi-institusi dalam suatu negara.14
Globalisasi ekonomi memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut :
12
Implikasi globalisasi ekonomi terhadap,http://rudyct,implikasi globalisasi terhadap/ abdul_rochman.htm, diakses 23 Agustus 2010.
13
Riset hukum kejahatan transnasional, di http://tempo interaktif.com Riset hukum trans. diakses 27 April 2011.
1. Arus modal tak mengenal bendera negara, dimana ada daerah menguntungkan disitulah larinya modal, untuk itu negara-negara yang mempunyai ekonomi kuat, mengusahakan bekerjasama dengan berbagai negara (terutama negara-negara yang sedang berkembang) dengan dalih meraih kemakmuran bersama.
2. Persaingan yang sangat ketat disini akan timbul hal yang ironis, karena suatu negara yang belum siap menghadapi daerah eksploitasi negara maju dan masyarakatnya hanya akan menjadi penonton atau kuli kasar di tengah-tengah penanaman modal dari luar negeri.
3. Mobilitas penduduk yang sangat banyak, menyebabkan persaingan yang sangat ketat dipasar tenaga kerja, dimana tenaga-tenaga asing yang berdatangan dapat menyebabkan tenaga domestik tergeser dari dunia kerja yang berujung pada meningkatnya pengangguran.
4. Produksi mengalami sub-sub kontraktor.15
Globalisasi ekonomi tersebut hanya menguntungkan negara besar yang perekonomiannya sangat maju, sedangkan perekonomian suatu negara yang lemah karena eksploitasi negara-negara maju dengan dalih kemakmuran bersama.
Globalisasi mempunyai tiga dimensi, dimensi Pertama : dimensi ide atau ideologi yaitu “Kapitalisme”. Dalam pengertian ini, termasuk seperangkat nilai yang menyertainya, yakni falsafah Individualisme, Demokrasi, dan Hak Asasi Manusia (HAM). Perjalanan kapitalisme, dimana pertumbuhan dan akumulasi kapital dari golongan kapitalis melambat, salah satu penyebabnya adalah proteksi,
15
paham keadilan sosial, kesejahteraan bagi rakyat, berbagai tradisi adat pengelolaan sumber daya alam berbasis rakyat, dan sebagainya. Untuk itu kapitalisme memerlukan strategi baru untuk mempercepat pertumbuhan dan akumulasi “kapital”. Maka strategi yang ditempuh adalah menyingkirkan segenap
rintangan investasi dengan pasar bebas, perlindungan hak intelektual, good governance, penghapusan subsidi, program-program proteksi pada rakyat,
deregulasi, penguatan civil society, dan anti korupsi.
Kedua, dimensi Ekonomi, yaitu Perdagangan Bebas yang artinya arus barang dan jasa antar negara tidak dihalangi sedikitpun juga. Perdagangan bebas tentu adalah sebuah konsep ekonomi dimana penjualan produk dan barang serta jasa antar negara tidak dikenakan pajak ekspor-impor atau hambatan perdagangan lainnya.16Perkembangan perdagangan internasional pada awalnya telah diwarnai dengan perdagangan bebas. Perdagangan bebas yang pada awalnya membawa harapan tentang semakin mudahnya aliran barang dan jasa, antar negara sehingga menimbulkan peningkatan kualitas dan kuantitas suatu barang yang diperdagangkan karena terikat dengan persaingan yang tinggi.17
Akan tetapi masyarakatnya beranggapan bahwa perdagangan bebas justru akan membawa kesengsaraan karena ini terlalu di paksakan kedalam kondisi perekonomian Indonesia yang masih belum siap untuk menerima arus persaingan secara bebas.18 Contoh : Dengan adanya perdagangan bebas maka produksi didalam negeri akan mati, pabrik-pabrik dan Industri lokal yang tidak mampu
16
Sikap kritis atas perdagangan bebas.http://sikap kritis atas perdagangan bebas/.sosbud. kompasiana. com/2010/02/09,htm .diakses 10 Agustus 2010.
17
Daniel Pambudi,2008, Garuda terbelit naga,igj:Jakarta. 18
bersaing dengan barang dan jasa negara lain akan terancam kebangkrutan atau gulung tikar.
Ketiga, dimensi teknologi, khususnya teknologi informasi, yang akan membuka batas-batas negara sehingga negara makin tanpa batas.19Pada lingkungan ekonomi tingkat lokal dan internasional telah mengalami beberapa perubahan yang cukup fundamental :
1. Perubahan yang pertama terjadi di tingkat internasional yaitu proses globalisasi dengan perdagangan bebas dunia sebagai salah satu motor penggeraknya. Perubahan ini memiliki dampak langsung pada perekonomian nasional, dan usaha kecil nasional adalah globalisasi dan liberalisasi perdagangan, ditinjau dari sisi permintaan, konsumen akan membutuhkan barang dan jasa yang makin beragam serta menuntut jaminan kualitas yang lebih tinggi dengan demikian tuntutan konsumen yang makin tinggi. Di pasar domestik globalisasi menyebabkan terjadinya proses internasionalisasi sistem budaya dengan dampak langsung terhadap perilaku konsumsi masyarakat, pergeseran pola konsumsi, pola konsumsi akan menggeser pula permintaan akan produk-produk nasional yang memiliki ciri budaya “Internasional”.20
2. Perubahan yang kedua terjadi di dalam negeri yaitu berlangsungnya perubahan pada struktur perekonomian nasional
19
Dr.Tulus.T.H. Tambunan, 2004, Globalisasi dan perdagangan Internasional, Ghalia Indonesia, Jakarta.
20
dan peningkatan pendapatan masyarakat yang diikuti oleh perubahan pola konsumsi masyarakat.21 Perubahan kedua yang berkaitan dengan dinamika pembangunan ekonomi nasional itu sendiri, yaitu perubahan struktur perekonomian dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern, dari ekonomi agraris ke ekonomi Industri. Proses perubahan ini dengan sendirinya mempengaruhi pula pola produksi dan pola konsumsi masyarakat. Dengan adanya perdagangan bebas maka secara otomatis merubah pola konsumsi masyarakat, maka membuka peluang yang sangat besar untuk pasar-pasar modern dalam menanamkan modal.
Dimensi yang dipakai oleh peneliti adalah dimensi kedua yaitu dimensi ekonomi yaitu perdagangan bebas, peneliti memilih perdagangan bebas karena sangat berpengaruh langsung terhadap pasar tradisional dan pasar modern, perdagangan bebas juga berpengaruh terhadap banyaknya barang dan jasa dari luar negeri yang masuk ke Indonesia dengan mudah yang akan mempengaruhi produksi dalam negeri.
Globalisasi ekonomi selalu membawa dampak positif dan dampak negatif, tergantung kesiapan dari negara tersebut dalam menghadapi peluang-peluang maupun tantangan yang muncul dari proses globalisasi.
1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Tipe Penelitian
21
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian Deskriptif.22Metode Deskriptif merupakan interpretasi terhadap fenomena yang ada sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Penulis akan berusaha memahami dan mendeskripsikan data yang berkaitan dengan respon pasar tradisional dalam persaingan dengan pasar modern sebagai dampak perdagangan bebas.
1.6.2 Ruang Lingkup Penelitian
Penulis akan memberikan ruang lingkup dari pembahasan ataupun penjelasan dari permasalahan yang diangkat yaitu respon pasar tradisional dalam persaingan dengan pasar modern sebagai dampak perdagangan bebas, study kasus dilakukan oleh peneliti pada tanggal 18 november 2010 samapai tanggal 5 April 2011 di kota Malang. Di daerah pasar Dinoyo dan pasar Blimbing, karena kedua pasar tradisional tersebut terganggu dengan adanya pendirian pasar modern yang ada disekitar kedua pasar tradisional tersebut.
1.6.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis yaitu Studi Pustaka, buku, artikel, Melalui Media Elektronik, dan data dari lapangan.
1.6.4 Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini untuk menganalisis permasalahan, penulis menggunakan metode kualitatif, yaitu hasil penelitian beserta analisanya diuraikan di dalam sebuah tulisan ilmiah yang berbentuk narasi, kemudian dari analisis tersebut diambil sebuah kesimpulan.
22
Penulis dalam penelitian ini menggunakan analisa reduksionis dimana permasalahan yang diangkat oleh penulis unit eksplanasinya pada tingkat yang lebih rendah. Dalam permasalahan yang diangkat oleh penulis sebagai unit eksplanasinya yaitu perdagangan bebas.
1.7 Struktur Penulisan
Bagian Bab Judul Pembahasan
1 I Pendahuluan Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah ini diangkat, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, selain itu juga Konsep yang menjadi tolak ukur dalam pembahasan penelitian ini, Metodologi Penelitian,Tipe Penelitian, Ruang Lingkup, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisa Data.
Pada bab ini akan di paparkan data-data yang diperoleh mengenai,
2.1 Gambaran umum pasar tradisional, 2.2 Gambaran umum pasar modern,
2.3 Perbedaan antara pasar tradisional dengan pasar modern.
tradisional
2.3.4 Perbedaan Penerapan Manajemen Pasar Tradisional dan pasar modern. 2.3.5 Perbedaan model distribusi.
2.4 Pengaturan zonasi pendirian pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern dikota Malang.
2.5 Klasifikasi pasar berdasarkan kelas dikota Malang.
2.6 Struktur organisasi dinas pasar Kota Malang.
2.7 Peraturan Perundang-undangan Tentang Penataan dan Pembinaan Pusat Perbelanjaan di kota Malang.
2.8 Profil Pasar Dinoyo dan Pasar Blimbing:
2.8.1 Pasar Kelas I, yang ada di Kota Malang (Perbandingan Jumlah Pedagang).
2.8.2 Pasar Kelas I, Yang ada di Kota Malang (Perbandingan Unit Bedak/Emper).
2.8.4 Kontribusi Pasar Blimbing dan Pasar Dinoyo Terhadap Perekonomian Kota Malang.
2.8.5 Kontribusi Pasar Blimbing dan Pasar Dinoyo Terhadap Pendapatan Bersih Perekonomian Kota Malang. 2.9 Gambaran Umum Pasar Blimbing. 2.10 Gambaran Umum Pasar Dinoyo. 2.11 relokasi pasar Blimbing dan Dinoyo 2.12 Proses Perdagangan Bebas Menuju Pasar Modern menganalisis data yang telah didapatkan, dan diterapkan didalam bab ini, yaitu membahas tentang:
3.1 Respon Para Pedagang Pasar Dinoyo dan Pasar Blimbing
3.2.1 Keinginan Para Pedagang Pasar Dinoyo dan pedagang pasar Blimbing 3.3 Upaya-Upaya Para Pedagang pasar Dinoyo dan Pasar Blimbing untuk mempertahankan keberadaan pasar Tradisional.
3.3.1 Upaya Para Pedagang Pasar Dinoyo dan pedagang pasar Blimbing. 3.4 Respon Pemerintah Dalam Menangani Permasalahan Persaingan Pasar Tradisional Dengan Pasar Modern 3.4.1 Respon Pemerintah Kota Malang 3.4.2 Respon Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang.
3.4.3 Respon Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
3.5 Penyelesaian Permasalahan.
4 IV Kesimpulan Bab ini membahas tentang
SKRIPSI
RESPON PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DALAM PERSAINGAN
DENGAN PASAR MODERN SEBAGAI DAMPAK PERDAGANGAN BEBAS
(STUDY KASUS DI PASAR DINOYO DAN PASAR BLIMBING MALANG)
Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata-1
Jurusan Hubungan Internasional
Oleh :
SUNTARI EKAWATI
Nim : 05260013
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
LEMBAR PENGESAHAN Nama : Suntari Ekawati
NIM : 05260013
Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi : RESPON PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DALAM PERSAINGAN DENGAN PASAR MODERN SEBAGAI DAMPAK PERDAGANGAN BEBAS.
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Hubungan Internasional
Dan dinyatakan LULUS Pada hari : Selasa. Tanggal : 19 April 2011. Tempat : Kajur HI.
Mengesahkan, Dekan FISIP-UMM
DR. Wahyudi,M.Si Dewan Penguji:
1. Dyah Estu Kurniawati,S.Sos,M.Si. ( )
2. M. Syaprin Zahidi,S.IP ( )
3. Tonny Dian Effendi,M.Si ( )
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih dan Maha penyayang, karena hanya dengan ridho dan rahmat-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Respon Pasar Tradisional dalam
Persaingan Dengan Pasar Modern Sebagai Dampak Perdagangan Bebas ini
dengan baik dan lancar serta tepat pada waktunya.
Peneliti merasa tertarik dan antusias untuk melakukan penelitian mengenai Pasar Tradisional, terutama mengenai munculnya pasar modern sebagai dampak perdagangan bebas. Sejak adanya pasar modern di kota Malang, keberadaan pasar modern mengusik eksistensi pasar tradisional, Meskipun demikian pasar tradisional di kota Malang mampu bertahan di tengah-tengah perkembangan pasar modern. Hal inilah yang kemudian memotivasi peneliti untuk mengetahui respon pasar tradisional dalam persaingan dengan pasar modern sebagai dampak perdagangan bebas.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi mahasiswa-mahasiswa Hubungan Internasional berikutnya dalam meneliti fenomena-fenomena terkini dalam kajian Hubungan Internasional khususnya di bidang ekonomi politik internasional, yang tentunya diharapkan harus lebih baik dari penelitian ini.
nantikan. Dalam kesempatan kali ini peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih terhadap para pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada peneliti, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Skripsi ini saya persembahkan buat kedua orang tua peneliti, Ayah peneliti
Bapak Suntar, yang telah memberikan nasihat dan membiayai peneliti sekolah hingga kuliah sampai peneliti lulus. mama tercinta Ibu Endang Purwaningsih, S.E, yang slalu memberikan motifasi dan dukungannya, yang slalu mendoakan peneliti, bisa mengerjakan skripsi ini dengan lancar, serta adek aku yang telah mendukung peneliti disaat sedih dan senang.
Keluarga Besar peneliti, kakek, nenek, yang selalu mendoakan peneliti
Pakde, budhe, Tante, om, mas hadi, mbak yati, Tante Dian, Om Yuris, yang selalu memberikan dukungan serta nasihat yang buat peneliti semangat untuk menyelesaikan skripsi peneliti.
Huda Agi Susanto yang telah menjadi inspirasi buat peneliti untuk tetap
semangat mengerjakan skripsi hingga tuntas. U make my life changed and better than before, I hope we can always together. Tidak lupa juga peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar Bpk.Mochtar dan ibu Kuswantini yang telah mendoakan dan selalu memberikan dukungan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi.
Tonny Dian Effendi, M.Si., selaku Dosen Pembimbing pertama serta Amaria Qori’ula, S.IP., selaku Dosen Pembimbing Kedua, yang telah
mengucapkan terima kasih yang teramat besar kepada seluruh dosen HI UMM.
Para sahabat peneliti. Terima kasih kuucapkan untuk para
sahabat-sahabatku bunda, intan yang telah memberikan dukungan dalam keadaan senang maupun susah, serta membantu peneliti untuk berdiskusi mengenai penelitian ini, they are my bestfriend that I have ever.
Teman-teman HI angkatan 2005, peneliti mengucapkan banyak trima
kasih sudah membantu peneliti waktu masih sama-sama kuliah, peneliti meminta maaf atas kesalahan yang pernah diperbuat oleh peneliti baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, serta Teman-teman KKN kelompok 12, terima kasih buat semua teman-teman peneliti, semoga kalian sukses dan kita masih bisa menjalin tali silaturahmi.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan seluruh pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan sempurna, Amin.
Wassalammualaikum Wr. Wb.
Malang, 25 April 2011
DAFTAR ISI
Lembar Cover/ Sampul Dalam...i
Lembar Berita Acara Bimbingan Skripsi...i
Lembar Persetujuan Skripsi...ii
Lembar Pengesahan...iii
Surat Pernyataan Orisinalitas...iv
Ungkapan Pribadi/ Motto...v
Abstraksi...vi
Abstraction...vii
Kata Pengantar...viii
Daftar isi...xi
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1
1.2 Rumusan Masalah...5
1.3 Tujuan Penelitian...5
1.4 Penelitian Terdahulu...5
1.5 Kerangka Pemikiran...8
1.5.1 Konsep Globalisasi Ekonomi...8
1.6 Metode Penelitian... ...13
1.6.1 Tipe Penelitian...13
1.6.2 Ruang Lingkup Penelitian...14
1.6.3 Teknik Pengumpulan Data...14
1.6.4 Teknik Analisa Data...14
BAB II. GAMBARAN UMUM TENTANG PASAR TRADISIONAL( KHUSUSNYA DI PASAR DINOYO DAN PASAR BLIMBING) DAN PASAR MODERN DI KOTA MALANG
2.1 Gambaran umum pasar tradisional...19 2.2 Gambaran umum pasar modern...22 2.3 Perbedaan antara pasar tradisional dengan pasar modern...24 2.3.1 Perbedaan pasar tradisional dengan pasar modern dari segi karakteristik...24 2.3.2 Perbedaan pasar tradisional dengan pasar modern dari segi
permasalahan umum yang dihadapi pasar tradisional...25 2.3.3 Terjadinya penurunan pasar tradisional...25 2.3.4 Perbedaan manajemen pasar tradisional dan pasar modern...26 2.3.5 Perbedaan model distribusi...26 2.4 Pengaturan zonasi pendirian pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern dikota Malang...32 2.5 Klasifikasi pasar berdasarkan kelas dikota Malang...33 2.6 Struktur organisasi dinas pasar Kota Malang...36 2.7 Peraturan Perundang-undangan Tentang Penataan dan Pembinaan Pusat Perbelanjaan di kota Malang...37 2.8 Profil Pasar Dinoyo dan Pasar Blimbing:...38
2.8.1 Pasar Kelas I, yang ada di Kota Malang (Perbandingan
Jumlah Pedagang)...39 2.8.2 Pasar Kelas I, Yang ada di Kota Malang (Perbandingan Unit
Bedak/Emper)...39 2.8.3 Pasar Kelas I, Yang ada di Kota Malang (Perbandingan
Perekonomian Kota Malang...41
2.8.5 Kontribusi Pasar Blimbing dan Pasar Dinoyo Terhadap Pendapatan Bersih Perekonomian Kota Malang...41
2.9 Gambaran Umum Pasar Blimbing...43
2.10 Gambaran Umum Pasar Dinoyo...46
2.11 Relokasi Pasar Blimbing Dan Pasar Dinoyo...50
2.12 Proses Perdagangan Bebas Menuju Pasar Modern...52
2.13 Respon pasar modern terhadap dampak perdagangan bebas...56
BAB III. ANALISIS MENGENAI RESPON PASAR TRADISIONAL DALAM PERSAINGAN DENGAN PASAR MODERN SEBAGAI DAMPAK PERDAGANGAN BEBAS 3.1 Respon Para Pedagang Pasar Dinoyo dan Pasar Blimbing...57
3.2 Keinginan Para pedagang pasar Tradisional (Pasar Blimbing dan Pasar Dinoyo) terhadap Pemerintah Kota Malang...61
3.2.1 Keinginan Para Pedagang Pasar Dinoyo dan pedagang pasar Blimbing...61
3.3 Upaya-Upaya Para Pedagang pasar Dinoyo dan Pasar Blimbing untuk mempertahankan keberadaan pasar Tradisional...63
3.3.1 Upaya Para Pedagang Pasar Dinoyo dan pedagang pasar Blimbing...63
3.4 Respon Pemerintah Dalam Menangani Permasalahan Persaingan Pasar Tradisional Dengan Pasar Modern...65
3.4.1 Respon Pemerintah Kota Malang ...65
3.4.3 Respon Pemerintah Provinsi Jawa Timur...67
3.5 Penyelesaian Permasalahan...68
BAB IV. KESIMPULAN ...70
DAFTAR PUSTAKA BUKU :
Fokus suluh edisi 27 tahun III,
geliat pasar tradisional ditengah gurita pasar modern, bulan oktober-november 2009.
Pambudi Daniel, 2008,
Garuda terbelit naga, Jakarta : igj.
S. Leksono, Dr., Ir., .SE. M. S. 2009,
Runtuhnya modal sosial, pasar tradisional , Malang : Cv Citra malang, hal. 293
T. H., Tambunan Tulus, Dr., 2004,
Globalisasi dan Perdagangan Internasional, Jakarta : Ghalia
Indonesia.
Usman Husaini, Prof, dr, M. Pd, M.T dan Akbar Setiady Purnomo, M. Pd,
2009, Metodologi penelitian sosial, edisi kedua, Jakarta, Bumi Aksara.
Laporan Tahunan Dinas Pasar Kota Malang :
Profil dinas pasar kota malang tahun 2008.
Internet :
AIS, Ratusan pedagang pasar Dinoyo tolak Mal, di:
http://liputan 6.com, diakses 23 Februari 2011.
Ant/van, Pembangunan pasar dinoyo dan pasar Blimbing Malang akan
terhambat, di http://Krjogja.com, diakses 29 Januari 2011.
Malang Menolak perubahan pasar tradisional menjadi pasar
modern,di: http://Tempo interktif.com/hg/Surabaya/2010/08/03 brk
20100803-268434.id.html, diakses 28 Januari 2011.
Bintiriadi Bibin, Kerja Sama Pembangunan Pasar Blimbing dan Pasar
Dinoyo Hanya Untungkan Para Investor, di: http://Tempo
Interaktif.com/hg/Surabaya/2010/08/03brk20100803-268434.id.html, diakses 28 Januari 2011
Bintariadi Bibin, Empat ribu pedagang pasar tradisional kota Malang
Berunjuk Rasa,di: http://Tempo interaktif.com, diakses 28 Januari
2011.
Bintariadi Bibin, pedagang pasar Blimbing dan Pasar Dinoyo kota
Malang Menolak perubahan pasar tradisional menjadi pasar
modern,di: http://Tempo interktif.com/hg/Surabaya/2010/08/03 brk
20100803-268434.id.html, diakses 28 Januari 2011.
Ekonomi pasar tradisional ,
http://warna dunia.com/artikel-ekonomi-pasar-tradisional-vs-pasar modern/, diakses tanggal 18 Oktober 2010.
Gambaran umum di:
http://www. Dinas pasar kota malang. com, pasar malang kota .gambaran umum, diakses 25 Oktober 2010.
Gubernur Respons Usulan Revisi Site Plan Pasar Dinoyo, di:
http: Surabaya Post online.com, diakses 31 Januari 2011.
http:// City Guide. kapanlagi.com/Malang/city guide – Pasar Blimbing – Malang, diakses 03 Januari 2011.
Gambaran umum pasar Dinoyo, di:
http:// City Guide. kapanlagi.com/Malang/city guide – Pasar Dinoyo – Malang, diakses 03 Januari 2011.
Gubernur Respons Usulan Revisi Site Plan Pasar Dinoyo, di:
http: Surabaya Post online.com, diakses 31 Januari 2011.
Hasil riset AC Nielsen pasar modern terus geser peran pasar tradisional,
di: www. Sinarharapan.co.id/../prom1.html, diakses 03 Agustus 2010.
Industi Ritel di:
http://www.smecda.com/kajianfiles/2008/kajian
%20sarana%20pasar/bab%206. pdf diakses 4 November 2010.
Pasar tradisional dan pemberdayaan ekonomi rakyat-media center, di:
http:// www. mediacenterkopukm. com/detail-html, diakses 20 Agustus 2010.
Pengendalian kegiatan Hypermarket di:
http:// digilib. its. ac. id arahan penendalian kegiatan Hypermarket/ public/ ITS-Undergraduate -5118-3604100045- bab1. pdf, diakses 03 Agustus 2010.
Pertumbuhan ekonomi di:
Pengembangan usaha kecil di:
http://www.galeriukm.web.id/artikel-usaha/peng..,diakses 23 September 2010.
Pasar tradisional nyaris tak terlindungi di:
http://Tempo Interaktif .com , diakses 18 Desember 2010.
Pembangunan pasar dinoyo bakal terhambat, di:
http:// Malang Krjogja.com , diakses 03 Januari 2011.
Pedagang Siapkan Gugatan, di:
http: Surya online.com, diakses 30 Januari 2011.
Pasar Dinoyo dan Blimbing bakal direnovasi menjadi pasar modern, di:
http:// bumiarema.com, diakses 27 Januari 2011.
Perbedaan pasar tradisional dan pasar modern, di: http://tempo interaktif
perbedaan pasar tradisional.com diakses 18 Oktober 2010.
Riset hukum kejahatan transnasional, di
http://tempo interaktif.com Riset hukum trans.... diakses 27 April 2011.
Sikap kritis atas perdagangan bebas, di:
www. sosbud. kompasiana. Com /2010/02/09 , diakses 10 Agustus 2010.
Silitonga Linda T., Pengecer lokal terancam pedagang asing individual, di
http://bataviase Pengecer lokal terancam pedagang asing individual.co.id, diakses 20 April 2011.
http://Suara merdeka.pasar-tradisional-perlu-regulasi.com. diakses 25 April 2011.
Trading Term dan Kesiapan Berbisnis di Pasar Modern di:
http://www.majalahwk.com/artikel-artikel/s..., diakses 03 Agustus 2010.
Tuntutan Pedagang Bias Lagi, di:
http: Surya online.com, diakses 31 Januari 2011.
Tempat relokasi pedagang pasar Blimbing dan pasar Dinoyo dibangun
permanent di:
http://www. harian pelita. com/read/9163/11/antar- daerah/tempat-
relokasi-pedagang-dibangun-permanen-pasar-dinoyo-dan-blimbing-malang-/, diakses tgl 20 April 2011.
Voting Dewan setujui Perjanjian Kerja Sama (PKS), di: