• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Metode Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan Tahap Akademik Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Metode Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan Tahap Akademik Universitas Sumatera Utara"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE BELAJAR TERHADAP PRESTASI

BELAJAR MAHASISWA REGULER PROGRAM STUDI

ILMU KEPERAWATAN TAHAP AKADEMIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Oleh

Cici Fitri Lestari 101101002

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

PRAKATA

Bismillaahirrahmaanirrahiim, puji syukur kehadirat Allah SWT atas

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Metode Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi

Ilmu Keperawatan tahap Akademik Universitas Sumatera Utara”, untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis banyak

mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak dengan

memberikan butir-butir pemikiran yang sangat berharga bagi penulis baik secara

langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Dr. Dedi Ardinata, MKes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, SKp, MNS sebagai Pembantu Dekan I, Ibu Evi Karota Bukit,

S.Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan II, dan Bapak Ikhsanuddin A. Harahap,

S.Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

3. Ibu Rika Endah Nurhidayah, SKp, MPd, selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan pengetahuan, bimbingan, dorongan secara moral, masukan dan

arahan yang sangat membantu sehingga penyusunan skripsi ini dapat

(4)

4. Bapak Achmad Fathi, S.Kep, MNS dan ibu Reni Asmara Ariga, S.Kp, MARS

selaku dosen penguji. Terima kasih atas masukan yang telah diberikan untuk

perbaikan skripsi ini.

5. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen Pembimbing

Akademik, seluruh dosen dan pegawai Fakultas Keperawatan USU yang telah

memberikan bimbingan selama masa perkuliahan. Semoga Allah membalas

ilmu yang telah kalian berikan dengan keberkahan.

6. Orang tua tercinta Ayahanda Maimuddin dan Ibunda Ermanidar terima kasih

atas kasih sayang dan pengorbanan yang kalian berikan. Semoga anakmu ini

bisa menjadi kebanggaan untuk kalian. Serta saudara tersayang abangnda

Rudy Maisal, Horazon Saputra dan adinda Lenny Juliani Lestari.

7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 dan teman-teman kontrakan yang

tidak bisa disebutkan satu persatu. Semangat untuk meraih impian kita.

8. Seluruh responden untuk penelitian ini yaitu mahasiswa Fakultas

Keperawatan.

Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan dan bagi pihak-pihak

yang membutuhkan. Penulis sangat mengharapkan adanya saran yang bersifat

membangun untuk perbaikan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Medan, Juli 2014

(5)

DAFTAR ISI

1.2. Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 8

1.3. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar ... 11

1.4. Metode Belajar ... 12

2. Prestasi Belajar ... 17

2.1. Pengertian Prestasi Belajar ... 17

2.2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 18

2.3. Indeks Prestasi Kumulatif ... 22

3. Evaluasi Keberhasilan Belajar Mahasiswa ... 24

3.1. Metode Ceramah ... 24

3.2. Metode Tutorial ... 24

3.3. Metode Praktikum ... 26

3.4. Metode Skills Lab ... 26

4. Keterkaitan antara Metode Belajar terhadap Indeks Prestasi... 27

Bab 3 Kerangka Konseptual ... 29

1. Kerangka Konsep ... 29

2. Definisi Operasional ... 30

Bab 4 Metodologi Penelitian ... 31

1. Desain Penelitian ... 31

2. Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Sampling ... 31

2.1. Populasi ... 31

2.2. Sampel ... 31

2.3. Teknik Sampling ... 32

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

4. Pertimbangan Etik ... 33

5. Instrumen Penelitian dan Pengukuran Validitas – Reliabilitas 34

(6)

6. Pengumpulan Data ... 37

7. Analisa Data ... 38

Bab 5 Hasil dan Pembahasan ... 41

1. Hasil ... 41

2. Pembahasan ... 46

Bab 6 Kesimpulan dan Saran ... 51

1. Kesimpulan ... 53

2. Saran ... 54

Daftar Pustaka ... 56 Lampiran-lampiran

1. Lembar Penjelasan Penelitian

2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian 3. Instrumen Penelitian

4. Tabel Uji Reliabilitas 5. Hasil Analisa Data 6. Master Tabel

7. Jadwal Tentatif Penelitian 8. Taksasi Dana

9. Surat

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Nilai Prestasi, Bobot Prestasi dan Kualitas Prestasi ... 23

Tabel 2.2. Sistem Skor Lambang Komponen Penilaian ... 27

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 30

Tabel 4.1 Jumlah Sampel Setiap Stambuk ... 33

Tabel 4.2 Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesa Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi ... 39

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden ... 41

(8)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1. Kerangka Konseptual Pengaruh Metode Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Reguler Program

(9)

Judul : Pengaruh Metode Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap Akademik Universitas Sumatera Utara

Nama : Cici Fitri Lestari NIM : 101101002

Jurusan : Ilmu Keperawatan Tahun : 2014

Abstrak

Metode belajar merupakan cara belajar mahasiswa untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Semakin baik metode yang digunakan maka semakin baik pula hasil dari tujuan yang diharapkan. Metode belajar yang digunakan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara ada 4 metode yaitu: metode ceramah, metode tutorial, metode praktikum, dan metode skills lab. Dari keempat metode tersebut dapat dilihat keefektifan metode belajar mahasiswa dalam menyerap dan mengolah informasi yang diterima sehingga mampu meningkatkan hasil belajar. Untuk melihat pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara (USU) dilakukan penelitian dengan menggunakan desain deskriptif korelatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik USU yang telah memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 196 mahasiswa. Kuesioner penelitian meliputi data demografi, metode belajar mahasiswa dan prestasi belajar mahasiswa berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa memiliki metode belajar yang efektif yaitu sebanyak 173 mahasiswa (88,3%) dan sebagian besar memiliki prestasi belajar sangat memuaskan sebanyak 136 mahasiswa (69,4%). Uji Pearson diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.008 (p<0,05) yang memberikan makna bahwa korelasi pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa sangat lemah. Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi institusi pendidikan agar menginformasikan tentang pentingnya metode belajar sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

(10)

Title : Influence of Learning Methods to Achievements Learning of Regular Students of Nursing Science Program on

Academic Stage of Sumatera Utara University Name of Student : Cici Fitri Lestari

Student Number : 101101002

Program : Nursing Science

Year : 2014

Abstract

Learning method is a great way for college students to achieve the goals of learning. The better the methods used the better the results got. There are four learning methods used in the nursing faculty of University of Sumatra Utara namely method of lectures, tutorials, teaching and skills lab. Of the fourth such methods it can be seen the effectiveness of student learning in absorbing and processing the information received thereby they are able to improve learning results. To see the effect of learning method of learning achievements of students of Nursing Science Program on Academic Stage University of Sumatera Utara (USU) conducted the research by using descriptive correlative design. The population in this research is all regular students of Nursing Science Program on Academic Stage of University of Sumatera Utara (USU), who has had a cumulative achievement index (IPK).This research sample taken using proportionate stratified random sampling so acquired sample about 198 students. Questionnaire research includes demographic data, student learning method and student learning achievement based on Cumulative Achievement Index (IPK). Results of this study indicate that the majority of students have an effective method of learning that as much as 173 students (88, 3%) and most have a very satisfactory learning achievements as much as 136 students (69.4%). Pearson test results obtained the significance of 0.008 (p< 0.05) giving meaning that the correlations between the influence of student learning method and students learning achievement is very weak. This research can be inputs for educational institutions to inform about the importance of learning method as one factor that can improve student learning achievement.

(11)

Judul : Pengaruh Metode Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap Akademik Universitas Sumatera Utara

Nama : Cici Fitri Lestari NIM : 101101002

Jurusan : Ilmu Keperawatan Tahun : 2014

Abstrak

Metode belajar merupakan cara belajar mahasiswa untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Semakin baik metode yang digunakan maka semakin baik pula hasil dari tujuan yang diharapkan. Metode belajar yang digunakan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara ada 4 metode yaitu: metode ceramah, metode tutorial, metode praktikum, dan metode skills lab. Dari keempat metode tersebut dapat dilihat keefektifan metode belajar mahasiswa dalam menyerap dan mengolah informasi yang diterima sehingga mampu meningkatkan hasil belajar. Untuk melihat pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara (USU) dilakukan penelitian dengan menggunakan desain deskriptif korelatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik USU yang telah memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 196 mahasiswa. Kuesioner penelitian meliputi data demografi, metode belajar mahasiswa dan prestasi belajar mahasiswa berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa memiliki metode belajar yang efektif yaitu sebanyak 173 mahasiswa (88,3%) dan sebagian besar memiliki prestasi belajar sangat memuaskan sebanyak 136 mahasiswa (69,4%). Uji Pearson diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.008 (p<0,05) yang memberikan makna bahwa korelasi pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa sangat lemah. Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi institusi pendidikan agar menginformasikan tentang pentingnya metode belajar sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

(12)

Title : Influence of Learning Methods to Achievements Learning of Regular Students of Nursing Science Program on

Academic Stage of Sumatera Utara University Name of Student : Cici Fitri Lestari

Student Number : 101101002

Program : Nursing Science

Year : 2014

Abstract

Learning method is a great way for college students to achieve the goals of learning. The better the methods used the better the results got. There are four learning methods used in the nursing faculty of University of Sumatra Utara namely method of lectures, tutorials, teaching and skills lab. Of the fourth such methods it can be seen the effectiveness of student learning in absorbing and processing the information received thereby they are able to improve learning results. To see the effect of learning method of learning achievements of students of Nursing Science Program on Academic Stage University of Sumatera Utara (USU) conducted the research by using descriptive correlative design. The population in this research is all regular students of Nursing Science Program on Academic Stage of University of Sumatera Utara (USU), who has had a cumulative achievement index (IPK).This research sample taken using proportionate stratified random sampling so acquired sample about 198 students. Questionnaire research includes demographic data, student learning method and student learning achievement based on Cumulative Achievement Index (IPK). Results of this study indicate that the majority of students have an effective method of learning that as much as 173 students (88, 3%) and most have a very satisfactory learning achievements as much as 136 students (69.4%). Pearson test results obtained the significance of 0.008 (p< 0.05) giving meaning that the correlations between the influence of student learning method and students learning achievement is very weak. This research can be inputs for educational institutions to inform about the importance of learning method as one factor that can improve student learning achievement.

(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Belajar merupakan suatu proses kegiatan untuk memperoleh perubahan

dengan tujuan, dimana setiap manusia memiliki cara yang berbeda. Kesulitan

belajar yang dihadapi mahasiswa tidak sama atau bersifat individual. Hal ini dapat

dilihat dari indeks prestasi mahasiswa yang berbeda dan memiliki tingkatan.

Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Menurut pengertian psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan

tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar juga dapat diartikan

sebagai komunikasi terencana yang menghasilkan perubahan atas sikap,

keterampilan, dan pengetahuan dalam hal sasaran khusus yang berkaitan dengan

pola perilaku yang diperlukan individu untuk mewujudkan secara lengkap tugas

atau pekerjaan tertentu (Bramley, 1996 dalam Simamora, 2009).

Nurhidayah menyatakan bahwa (2009) metode belajar merupakan alat

untuk mencapai suatu tujuan. Metode belajar biasanya disesuaikan dengan materi,

(14)

tergantung kepada beberapa variabel yang membangun proses belajar mengajar

itu sendiri. Prestasi belajar adalah puncak hasil belajar yang dapat mencerminkan

hasil keberhasilan belajar siswa terhadap tujuan belajar yang telah ditetapkan.

Hasil belajar siswa dapat meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap),

dan psikomotorik (tingkah laku). Salah satu tes yang dapat melihat pencapaian

hasil belajar siswa adalah dengan melakukan tes prestasi belajar (Olivia, 2011).

Arifin dan Fauzi (2004) menyatakan bahwa indeks prestasi adalah sebuah

ukuran yang menunjukkan prestasi seorang mahasiswa. Indeks Prestasi kumulatif

(IPK) dihitung dengan mengalikan bobot SKS mata kuliah dengan bobot nilai,

kemudian semua mata kuliah dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah SKS yang

diambil. Berdasarkan hasil penelitian Panggabean (2009) terdapat 123 mahasiswa

program reguler Fakultas Keperawatan USU menunjukkan bahwa hanya 83 orang

responden memiliki prestasi belajar yang sangat memuaskan. Penelitian

selanjutnya yang terkait dengan indeks prestasi mahasiswa Fakultas Keperawatan

USU yang dilakukan oleh Sundari (2009) terdapat 55 mahasiswa program

ekstensi Fakultas Keperawatan USU menunjukkan bahwa mahasiswa dengan

prestasi belajar sangat memuaskan (IPK 2,76-3,50) berjumlah 29 orang jumlah ini

lebih banyak dibanding mahasiswa dengan prestasi belajar memuaskan (IPK

2,00-2,75) yaitu 26 orang.

Prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan

tahap akademik Universitas Sumatera Utara dapat diukur melalui tes yang sering

dikenal dengan tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar mahasiswa disesuaikan

(15)

Berbasis Kompetensi (KBK). Berdasarkan buku panduan pengembangan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi, terdapat beragam metode

pembelajaran untuk SCL (Student Centered Learning), diantaranya adalah: (1)

Small Group Discussion; (2) Role-Play & Simulation; (3) Case Study; (4)

Discovery Learning (DL); (5) Self-Directed Learning (SDL); (6) Cooperative

Learning (CL); (7) Collaborative Learning (CbL); (8) Contextual Instruction

(CI); (9) Project Based Learning (PjBL); dan (10) Problem Based Learning and

Inquiry (PBL). Selain kesepuluh model tersebut, masih banyak metode

pembelajaran lain yang belum dapat disebutkan satu persatu, bahkan setiap

pendidik/dosen dapat pula mengembangkan model pembelajarannya sendiri.

Fakultas Keperawatan USU mengembangkan Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) dalam 4 metode pembelajaran, yaitu metode ceramah, metode

tutorial (problem based learning), praktikum, dan skills lab. Dari metode

pembelajaran tersebut prestasi belajar mahasiswa dapat diukur. Metode ceramah

dapat diukur melalui Multi Disciplinary Examination (MDE), metode problem

based learning (tutorial) diukur dengan tes Problem Analysis Questions (PAQ),

metode praktikum diukur melalui pre test dan post test, sedangkan metode skills

lab diukur menggunakan Oustanding Skills Clinical Examination (OSCE).

Dari pengukuran prestasi belajar maka hasil belajar dapat dilihat melalui

indeks prestasi yang diperoleh mahasiswa. Indeks prestasi mahasiswa merupakan

indikator penilaian keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Banyak mahasiswa

yang gagal karena tidak mendapatkan hasil yang baik dalam pelajaran karena

(16)

Dengan demikian pengaruh metode belajar merupakan tingkat pencapaian

tujuan pelatihan. Pencapaian tujuan tersebut merupakan peningkatan pengetahuan

dalam keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran.

Keberhasilan mahasiswa dalam belajar tidak terlepas dari peran aktif dosen yang

mampu memberi motivasi dan dapat menciptakan iklim belajar yang harmonis,

kondusif, dan mampu memberikan semangat kepada mahasiswa. Selain itu,

keberhasilan juga ditentukan oleh seberapa besar tujuan belajar dapat dicapai,

yang diukur dari hasil belajar dan dinyatakan sebagai pengaruh belajar

(Simamora, 2009).

Berdasarkan pemaparan diatas peneliti tertarik dan menganggap penting

untuk dilakukan penelitian tentang pengaruh metode belajar terhadap prestasi

belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik

Universitas Sumatera Utara.

2. Pertanyaan Penelitian

2.1. Bagaimana metode belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu

Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara?

2.2. Bagaimana prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu

Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara?

2.3. Bagaimana pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa

Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera

(17)

3. Hipotesis

Terdapat pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa

reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera

Utara.

4. Tujuan Penelitian 5.1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar

mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik

Universitas Sumatera Utara.

5.2. Tujuan Khusus

5.2.1. Mengetahui metode belajar mahasiswa reguler Program Studi

Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara.

5.2.2. Mengetahui prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi

Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara.

5.2.3. Mengetahui pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar

mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap

(18)

5. Manfaat Penelitian

6.1. Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber dan bahan

masukan bagi pengembangan pendidikan Keperawatan khususnya Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara dalam memilih metode, strategi,

dan media pembelajaran yang sesuai sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai dengan efektif.

6.2. Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan

informasi dalam menerapkan pentingnya metode belajar dalam mendukung

prestasi mahasiswa melalui unit kegiatan mahasiswa.

6.3. Penelitian Keperawatan

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan informasi baru bagi

penelitian lanjutan dimasa yang akan datang tentang pengaruh metode belajar

terhadap prestasi belajar mahasiswa di perguruan tinggi khususnya Ilmu

Keperawatan.

6.4.Responden

Hasil Penelitian ini dapat memberikan masukan dan pertimbangan

kepada mahasiswa sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan belajar

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Belajar

1.1.Pengertian Belajar

Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil

dari pengalaman. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba

sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan. Belajar adalah

perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek (Cronbach, Harold Spers,

Geoch dalam Sardiman, 2007).

Belajar adalah berubah. Dalam hal ini yang dimaksud belajar berarti usaha

merubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada

individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan

penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan,

sikap pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut

segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Dengan demikian,

dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga,

psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti

menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik

(Sardiman, 2007).

Rogers. A (2003) dalam Nursalam (2008) menyatakan bahwa belajar

(20)

interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya,

sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Berdasarkan

pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa seseorang yang telah mengalami

proses belajar akan mengalami perubahan perilaku dalam aspek pengetahuan

(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Teori belajar umumnya

dibagi menjadi empat golongan, yaitu teori belajar keperilakuan (behaviorisme),

teori belajar kognitivisme, teori belajar humanisme, dan teori belajar sibernetika.

Teori keperilakuan (behaviorisme) menekankan pada hasil dari proses belajar.

Teori kognitif menekankan pada proses belajar. Teori

perikemanusiaan/humanisme (humanisme) menekankan pada isi atau apa yang

dipelajari. Sedangkan teori sibernetika menekankan pada sistem informasi yang

dipelajari (Nursalam, 2008).

1.2. Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Nurhidayah (2009) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pembelajaran mahasiswa sebagai orang dewasa, yaitu faktor

kebebasan, tanggung jawab, pengambilan keputusan, pengarahan diri sendiri,

psikologis, fisik, daya ingat, dan motivasi.

1.2.1. Faktor Kebebasan

Salah satu ciri kedewasaan adalah adanya kebebasan atau ketidakterikatan

dengan orang lain. Dalam proses belajar, seorang dewasa cenderung berkeinginan

untuk menentukan apa yang ingin dipelajari serta memandingkan dan

(21)

telah dimiliki sebelumnya. Dengan demikian proses belajar orang dewasa lebih

bersifat demokratis. Selain itu, mahasiswa sebagai orang dewasa dapat menilai

kebenaran informasi yang mereka terima dari dosen. Dengan demikian

pendekatan mereka terhadap apa yang dipelajarinya adalah praktis dan mengarah

pada pemecahan masalah.

1.2.2. Faktor Tanggung Jawab

Faktor tanggung jawab membedakan sifat anak-anak dari sifat dewasa.

Orang dewasa bertanggung jawab terhadap tindakannya dan dapat berdiri sendiri.

Dalam hal kedewasaan, mahasiswa dan dosen sebenarnya tidak terlalu jauh

berbeda atau hampir sama. Perbedaannya adalah bahwa dosen cenderung memilih

pengetahuan atau keterampilan tertentu yang belum dimiliki mahasiswa. Dosen

biasanya selangkah lebih dahulu untuk membaca materi yang sama karena

memang harus menyampaikan kembali kepada mahasiswa. Akan tetapi dengan

kemajuan teknologi seperti sekarang ini dimana informasi dapat dicari kapan dan

dimana saja, tidak menutup kemungkinan bahwa pengetahuan dan keterampilan

mahasiswa menyamai atau melebihi dosen.

1.2.3. Faktor Pengambilan Keputusan Sendiri

Orang dewasa mampu mengambil keputusan sendiri berdasarkan sistem

nilai dan pengetahuan yang dimiliki, tanpa ditentukan atau dipengaruhi oleh orang

lain. Mereka dapat menentukan mana yang baik dan mana tidak baik untuk

dirinya. Berasumsi pada proses belajar, mahasiswa tidak dapat dipaksa untuk

menerima kebenaran-kebanaran dari luar. Mereka baru akan berubah apabila

(22)

1.2.4. Faktor Pengarahan Diri Sendiri

Ciri lain dari kedewasaan adalah orang dewasa mampu mengarahkan diri

sendiri, dan mereka mempunyai pandangan sendiri (way of life). Ini berarti dalam

proses belajar, mahasiswa mampu untuk berinisiatif dan berkreasi sendiri sesuai

dengan pandangan yang dimilikinya. Namun walaupun mereka mampu

mengarahkan diri sendiri, bukan berarti mereka tidak memerlukan orang lain.

Interaksi antara mahasiswa dalam pembelajaran adalah cukup tinggi, bahkan

mungkin lebih tinggi dari interaksi dalam pembelajaran anak-anak.

1.2.5. Faktor Psikologis

Proses pembelajar pada orang dewasa juga sebaliknya, memperhatikan

faktor psikologis. Perlu dibangun kesan bahwa mahasiswa diterima sebagai orang

dewasa yang mempunyai kebebasan berekspresi dan berkreasi. Hal yang tidak

kalah penting adalah dosen dan mahasiswa dapat menumbuhkan rasa saling

membutuhkan, bukan saling menggurui. Hal ini memang tidak mudah, apalagi

pada dosen-dosen senior yang ditinjau dari segi usia jauh lebih tua. Mereka

merasa memiliki banyak kelebihan dalam banyak hal terutama pengalaman.

1.2.6. Faktor Sarana Fisik

Secara fisik mahasiswa membutuhkan tempat latihan atau tempat belajar

yang tidak mengikat. Untuk itu tempat dan semua perlengkapan perlu diatur agar

dapat: 1) memberikan kenyamanan, 2) menyenangkan, 3) bersifat santai dan tidak

formal (tata kelas dengan bentuk huruf U lebih sesuai dibandingkan dengan tata

kelas yang klasikal), 4) pengaturan udara di ruangan yang baik, 5) penempatan

(23)

1.2.7. Faktor Motivasi

Houle (1961) mengklasifikasikan motivasi pada orang dewasa dapat

menjadi tiga kelompok yaitu:

a. Mahasiswa yang berorientasi pada tujuan (goal oriented), yaitu mahasiswa

yang mementingkan penerapan dan pemanfaatan pelajaran sebagai sarana

untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya promosi atau naik pangkat.

b. Mahasiswa yang berorientasi pada kegiatan (social oriented), yaitu

mahasiswa yang mementingkan interaksi antar sesama peserta dan proses

belajar sebagai tujuan belajar.

c. Mahasiswa yang berorientasi untuk mempelajari ilmu itu sendiri (learning

oriented) yaitu mahasiswa yang memang senang belajar.

1.3. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar

Menurut Slamet dalam Hasanah (2007), belajar merupakan suatu kegiatan

yang kompleks, karena keberhasilannya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar antara lain faktor

fisiologis, psikologis, lingkungan belajar dan sistem instruksional.

Menurut Sunaryo (2004) ada beberapa prinsip belajar efektif yaitu:

a. Belajar harus mempunyai tujuan yang jelas dan terarah.

b. Tujuan belajar merupakan kebutuhan bukan paksaan orang lain.

c. Belajar harus disertai niat, hasrat, dan kemauan yang kuat untuk mencapai

(24)

d. Dalam mencapai tujuan belajar, pasti akan menghadapi bermacam-macam

hambatan atau kendala sehingga perlu ketekunan berusaha.

e. Bukti bahwa seorang sudah belajar ditandai adanya perubahan perilaku dari

tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

f. Belajar akan memperoleh civil affect, disamping dari tujuan pokok.

g. Belajar adalah proses aktif sehingga perlu interaksi antara individu dan

lingkungan.

h. Belajar akan lebih berhasil apabila berbuat atau melakukan sesuatu

(learning by doing).

i. Belajar harus mencakup aspek knowledge, affective, dan psychomotor.

j. Belajar perlu ada bimbingan dan bantuan orang lain.

k. Belajar perlu “insight” atau “tilikan” atau pemahaman tentang hal-hal yang

dipelajari sehingga diperoleh pengertian.

l. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar sesuatu yang dipelajari dapat

dikuasai.

m. Belajar dapat dikatakan berhasil apabila dapat menerapkan dalam bidang

praktik sehari-hari.

1.4. Metode Belajar

Nurhidayah (2009) menyatakan bahwa metode adalah cara yang didalam

fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Makin baik metode yang

dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan. Metode belajar biasanya

(25)

Sedangkan Sudjana (2005) menyatakan bahwa metode belajar adalah cara yang

dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat

berlangsung pembelajaran.

Metode belajar merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat

dilakukan oleh guru untuk menghadapi masalah sehingga pencapaian tujuan

pengajaran tercapai dengan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

metode belajar adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai

alat untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Metode belajar yang digunakan di

Fakultas Keperawatan yaitu:

1.4.1. Metode Ceramah

Nurhidayah (2009) menyatakan bahwa ceramah diartikan sebagai proses

pencapaian informasi dengan jalan mengeksplanasi atau menuturkan sekelompok

materi secara lisan dan pada saat yang sama materi itu diterima oleh sekelompok

subjek. Sukses tidaknya metode ceramah sangat ditentukan oleh kemampuan

dosen menguasai suasana kelas, cara berbicara dan sistematika pembicaraan,

jumlah materi yang disajikan, kemampuan memberi ilustrasi, jumlah subjek yang

mendengarkan, dan lain-lain. Ceramah biasanya disertai dengan tanya jawab.

Keunggulan metode ceramah adalah:

a. Dapat digunakan pada orang dewasa.

b. Penggunaan waktu yang efisien.

c. Dapat dipakai pada kelompok yang besar.

d. Tidak terlalu banyak melibatkan alat bantu pengajaran.

(26)

Kekurangan metode ceramah adalah:

a. Menghambat respon dari yang belajar sehingga pembicara sulit menilai

reaksinya.

b. Tidak semua pengajar dapat menjadi pembicara yang baik, pembicara harus

menguasai pokok pembicaraannya.

c. Dapat menjadi kurang menarik, sulit untuk dipakai pada anak-anak.

d. Membatasi daya ingat dan biasanya hanya satu indera yang dipakai.

1.4.2. Metode Tutorial (Problem Based Learning)

Nursalam (2009) menyatakan bahwa Problem Based Learning (PBL)

adalah lingkungan belajar yang didalamnya menggunakan masalah untuk belajar,

yaitu sebelum pembelajar mempelajari suatu hal, mereka diharuskan

mengidentifikasi suatu masalah, baik yang dihadapi secara nyata maupun telaah

kasus. Sikap dan keterampilan umum yang perlu dikembangkan dalam PBL

diantaranya:

a. Kerja sama tim

b. Ketua kelompok

c. Mendengarkan

d. Menghargai pendapat teman

e. Berfikir kritis

f. Belajar mandiri dan penggunaan berbagai sumber

(27)

Untuk dapat memperoleh hasil yang diharapkan, maka terdapat langkah-langkah

yang dilakukan dalam metode PBL.

a. Identifikasi masalah

b. Eksplorasi pengetahuan yang telah dimiliki

c. Menetapkan hipotesis

d. Identifikasi isu-isu yang dipelajari

e. Belajar mandiri

f. Re-evaluasi dan penerapan pengetahuan baru terhadap masalah

g. Pengkajian dan refleksi

1.4.3. Metode Praktikum

Nursalam (2009) menyatakan bahwa Pengalaman Belajar Praktikum

(PBP) merupakan proses pembelajaran di laboratorium dalam rangka memperkuat

teori-teori/pengetahuan yang didapatkan dengan cara pengalaman belajar lain.

Strategi rancangan pembelajaran praktikum merupakan pengintegrasian antara

teori/pengetahuan dan keterampilan dasar profesional dengan menggunakan

pendekatan model dan metode pembelajaran, sehingga pelaksanaan pembelajaran

dikelola secara terintegrasi.

Strategi pembelajaran praktikum ditentukan berdasarkan tujuan pembelajaran

praktikum, yaitu:

a. Memahami, menguji, dan menggunakan berbagai konsep utama dari

program teoritis untuk diterapkan pada praktik klinik.

b. Mengembangkan keterampilan teknikal, intelektual dan interpersonal

(28)

Pembelajaran praktikum memungkinkan peserta didik belajar sambil

melakukan sendiri.

c. Menemukan berbagai prinsip dan mengembangkan wawasan melalui latihan

praktik yang bertujuan untuk menerapkan ilmu-ilmu dasar kedalam praktik

keperawatan. Sasaran program pembelajaran praktikum adalah agar peserta

didik mengintegrasikan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip,

dan teori dari ilmu pengetahuan dalam praktik klinik.

d. Mempergunakan keterampilan pemecahan masalah. Proses keperawatan

merupakan suatu pendekatan pembelajaran keterampilan pemecahan

masalah dengan cara berfikir tentang observasi yang saling berkaitan

dengan proses berfikir dari: pengkajian, pengambilan keputusan,

perencanaan, tindakan, dan evaluasi.

Pre assesment merupakan uji awal terhadap kemampuan peserta didik

yang terdiri atas dua jenis tes berikut ini:

a. Pre-requeisite test: tes ini untuk menentukan apakah peserta didik

mempunyai latar belakang dan persiapan yang sesuai terhadap topik yang

akan diajarkan.

b. Pre-test: tes ini untuk menentukan tujuan mana yang telah dicapai peserta

didik untuk membuat perencanaan topik yang akan diberikan.

Teaching/Learning activities and resource: merupakan kegiatan

pembelajaran dengan menentukan metode yang efektif dan efisien serta memilih

sumber yang diperlukan untuk memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik

(29)

pendukung yang diperlukan dalam mendesain instruksional meliputi anggaran,

peralatan tenaga, waktu, dan jadwal. Evaluation: evaluasi dilakukan untuk

mengukur hasil belajar yang dikaitkan dengan tujuan belajar.

1.4.4.Metode Skills Lab

Nurhidayah (2009) menyatakan bahwa pengajaran laboratorium dan klinik

merupakan usaha untuk menggali cara-cara dimana peserta didik memahami dan

menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari sehingga dapat diaplikasikan

dalam praktik. Dalam pengajaran ini, peserta didik harus mempunyai kemampuan

klinik dan mempersiapkan peserta didik mendapatkan latihan sebelum mereka

melakukan praktik dalam kondisi yang nyata dengan pasien sebenarnya. Dengan

demikian Skills Lab adalah salah satu strategi pembelajaran untuk mencapai

kompetensi keterampilan klinis yang wajib dikuasai oleh mahasiswa.

2. Prestasi Belajar

2.1 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan salah satu indikator yang penting di dalam

menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. Fungsi lain prestasi belajar

adalah sebagai indikator daya serap dan kecerdasan siswa. Prestasi belajar dapat

digunakan untuk menyusun dan menetapkan suatu keputusan atau

langkah-langkah kebijaksanaan baik yang menyangkut siswa, pendidikan maupun institusi

yang mengelola program pendidikan. Prestasi belajar adalah sebuah istilah yang

terdiri dari dua kata, yakni “prestasi” dan “belajar” yang mempunyai arti yang

(30)

bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,

dikerjakan, diselesaikan dan sebagainya).

Prestasi belajar merupakan kesempurnaan seorang siswa dalam berpikir,

merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna jika memenuhi tiga

aspek, yaitu aspek kognitif (berkaitan dengan kegiatan berpikir), afektif (berkaitan

erat dengan emotional question (EQ) dan psikomotorik (berkaitan dengan

kemampuan gerak fisik yang mempengaruhi sikap mental). Prestasi belajar

menurut (Muhibbin Syah, 1995) dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor internal,

eksternal dan pendekatan belajar, dalam (Atmoko, 2013).

2.2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Simanjuntak (2013) menyatakan bahwa kenyataan menunjukkan bahwa

prestasi belajar seseorang tidaklah sama, tetapi sangat pariatif/berbeda. Perbedaan

ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yang secara garis besar dapat dibedakan

menjadi dua; Faktor dari dalam diri seseoarang (intrinsic), dan Faktor dari luar

seseorang (extrinsic).

2.2.1. Faktor dari Dalam (Intrinsic)

a. Inteligensi

Winkel (1986) memberi batasan tentang pengertian inteligensi dengan

mengatakan, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak dengan mendapatkan

suatu tujuan untuk berfikir secara rasional, dan untuk berhubungan dengan

(31)

bahwa faktor inteligensi menjadi penting dalam proses belajar seseorang guna

mencapai prestasi belajarnya.

b. Motivasi

Winkel (1986) menyatakan motivasi adalah motor penggerak yang

mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri. Hal ini sejalan dengan Sardiman

(2003) yang menyatakan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

menjamin keberlangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan

belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Jadi jelaslah bahwa motivasi mempunyai peranan penting dalam mencapai

prestasi belajar, sehingga perlu upaya untuk menghidupkan motivasi dari

seseorang.

c. Sikap

Sarwono (1988) mendefinisikan sikap adalah kecenderungan atau

kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi suatu

rangsangan tertentu. Seseorang memiliki sikap tertentu terhadap berbagai hal

secara baik positif maupun negatif. Sikap positif menjadi pilihan untuk

dikembangkan/ditanamkan kepada seseorang sehingga dapat bersikap positif

terhadap rangsangan yang diterima yang pada gilirannya akan mengoptimalkan

prestasi belajar yang optimal.

d. Minat

Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa.

(32)

‘minat adalah kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan memegang

beberapa kegiatan yang diamati siswa diperhatikan terus menerus disertai dengan

rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan’ (Cony Semiawan, 1990). Juga menurut

Winkel (1986) bahwa minat adalah kecenderungan yang menetapkan untuk rasa

tertarik pada bidang-bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam

bidang-bidang itu. Seseorang yang didorong oleh minat dan merasa senang dalam

belajar dapat memperoleh prestasi belajar yang optimal. Oleh karena itu yang

dapat diupayakan agar siswa dapat berprestasi dengan baik perlu dibangkitkan

minat belajarnya.

e. Bakat

Bakat menurut Tabrina Rusyan (1989), adalah kapasitas seseorang atau

potensi hipotesis untuk dapat melakukan suatu tugas dimana sebelumnya sedikit

mengalami latihan atau sama sekali tidak memperoleh latihan lebih dahulu. Jadi

bakat merupakan potensi dan kecakapan pada suatu lapangan pekerjaan. Apabila

kapasitas mendapat latihan yang memadai maka potensi akan berkembang

menjadi kecakapan yang nyata.

f. Konsentrasi

Konsentrasi adalah pemusatan pemikiran dengan segala kekuatan

perhatian yang ada pada suatu situasi. Pemusatan pikiran ini dapat dikembangkan

(33)

2.2.2. Faktor dari Luar (Extrinsic)

a. Faktor Keluarga

Faktor keluarga turut mempengaruhi perkembangan prestasi belajar

siswa. Pendidikan yang pertama dan utama yang diperoleh ada dalam keluarga.

Jadi keluarga merupakan salah satu sumber bagi anak untuk belajar. Kalau

pelajaran yang diperoleh anak dari rumah tidak baik, kemungkinan diluar

lingkungan keluarga anak menjadi nakal dan begitu juga sebaliknya.

Pendidikan informal dan formal memerlukan kerjasama antara orang tua

dengan sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan

pengalaman-pengalamannya dan menghargai usaha-usahanya. Orang tua juga harus

menunjukkan kerjasamanya dalam cara anak belajar di rumah. Pendidikan

berlangsung seumur hidup berlangsung dan dilaksanakan dalam lingkungan

rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung

jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

b. Faktor Sekolah

Faktor ini menyangkut proses pembelajaran yang diterima seseorang

dengan bantuan guru. Metode pembelajaran yang diberikan sekolah sangat

menentukan bagaimana anak dapat belajar mandiri dengan baik. Guru yang baik

adalah guru yang menguasai kelas memiliki kemampuan dan menggunakan

metode pembelajaran yang tepat, yaitu kemampuan membelajarkan dan

kemampuan memilih alat bantu pembelajaran yang sesuai serta kemampuan

(34)

Dengan metode pembelajaran yang baik dan tepat akan dapat menarik

minat siswa, perhatian siswa akan tertuju pada bahan pelajaran, sehingga

diharapkan siswa akan dapat mencapai prestasi belajar.

c. Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan ketiga sesudah keluarga

dan sekolah, yang mempengaruhi anak dalam mencapai prestasi belajar yang baik.

Anak haruslah dapat berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya, karena dari

pengalaman yang dialami siswa dimasyarat banyak diperoleh ilmu yang berguna

bagi anak didik.

Hal ini didukung pendapat Glesser (1987) yang mengatakan, manusia

normal adalah seorang manusia yang berfungsi secara efektif, yang sampai pada

taraf tertentu merasa bahagia dan menunjukkan prestasi dibidang yang

dianggapnya perlu, ia harus pula dapat bertingkah laku dengan

mempertimbangkan norma dan batasan yang ada dilingkungan setempat ia tinggal

dan hidup.

2.3. Indeks Prestasi Kumulatif

Dalam sistem belajar tuntas, seorang siswa baru dapat dinyatakan lulus

dalam evaluasi suatu mata pelajaran apabila ia telah menguasai seluruh materi

secara merata dan mendalam dengan nilai minimal 80 (Pressley & McCormick,

1995 dalam Syah, 2006).

Arifin dan Fauzi (2004) menyatakan bahwa indeks prestasi adalah sebuah

(35)

(IPK) dihitung dengan mengalikan bobot SKS mata kuliah dengan bobot nilai,

kemudian semua mata kuliah dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah SKS yang

diambil.

Penggolongan prestasi belajar mahasiswa yang digunakan terdapat dalam

buku panduan akademik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Bardasarkan peraturan akademik Program Sarjana (S1) Universitas

Sumatera Utara (2013) Bab V tentang sistem penilaian dan perbaikan nilai pada

bagian pertama sistem penilaian pasal 19, yaitu:

Tabel 2.1. Nilai Prestasi, Bobot Prestasi dan Kualitas Prestasi Nilai Prestasi Bobot Prestasi Golongan Prestasi

A 4,00 Sangat Baik

Berdasarkan peraturan akademik Program Sarjana (S1) Universitas Sumatera

Utara (2013) Bab XIII tentang predikat kelulusan pasal 55, yaitu:

a. Memuaskan : IPK 2,00 sampai dengan 2,75

b. Sangat memuaskan : IPK 2,76 sampai dengan 3,50

c. Sangat memuaskan : IPK 3,51-4,00 dengan masa studi > terjadwal

ditambah 1 (satu) tahun

d. Dengan pujian/Cumlaude : IPK 3,51-4,00 dengan masa studi ≤ terjadwal

(36)

3. Evaluasi Keberhasilan Belajar Mahasiswa

Evaluasi keberhasilan belajar mahasiswa sistem KBK dengan metode

ceramah, metode tutorial, dan metode praktikum dilaksanakan pada akhir kegiatan

blok, sedangkan skills lab evaluasi keberhasilan belajar dinilai pada akhir

semester.

3.1. Metode Ceramah

Menurut Tim Penyusun (2013) evaluasi metode ceramah merupakan

proses keberhasilan mahasiswa dalam proses perkuliahan selama dalam satu blok

dengan ketentuan:

Persyaratan mengikuti ujian : Menghadiri perkuliahan minimal 80% dari

total perkuliahan.

Bentuk evaluasi : Multy Disciplinary Examination (MDE).

Model soal : Multiple Choice Questions (MCQ).

Remedial : Remedial diadakan pada akhir semester.

3.2. Metode Tutorial

Nursalam (2008) menyatakan bahwa untuk mengetahui apakah metode

PBL berhasil atau tidak, maka dilakukan proses evaluasi/penilaian. Dalam

pembelajaran yang berorientasi dalam proses, terdapat dua komponen pokok yang

perlu diperhatikan dalam proses evaluasi.

1. Pengetahuan yang diperoleh mahasiswa

Mahasiswa diharapkan mendapatkan pengetahuan apakah telah melalui

(37)

2. Proses belajar yang dilakukan oleh mahasiswa

Mahasiswa diharapkan menggunakan pendekatan belajar deep learning, yaitu

melakukan proses belajar yang aktif, mandiri, dan bertanggung jawab.

Menurut Tim Penyusun (2013) evaluasi tutorial adalah bentuk evaluasi

terhadap pencapaian tutorial berupa evaluasi akhir (PAQ) dan proses tutorial.

Evaluasi tutorial meliputi:

a. Evaluasi Hasil Tutorial

Persyaratan mengikuti ujian : Menghadiri proses tutorial 100%.

Bentuk evaluasi : Problem Analysis Questions (PAQ).

Model soal : Kasus.

Remedial : Remedial diadakan pada akhir

semester.

b. Evaluasi Proses Tutorial

Persyaratan mengikuti ujian : Menghadiri proses tutorial 100%.

Bentuk evaluasi : Real Time Observastion.

Model evaluasi : Daftar checklist yang diisi oleh

fasilitator setiap pelaksanaan tutorial

(T1, T2, dan T3).

Proses nilai : Tutorial 1 = 40%

Tutorial 2 = 40%

Tutorial 3 = 20%

(38)

3.3. Metode Praktikum

Menurut Tim Penyusun (2013) evaluasi praktikum dinilai melalui

pencapaian mahasiswa terhadap materi yang disusun berdasarkan kegiatan

praktikum.

Persyaratan mengikuti ujian : Menghadiri kegiatan praktikum 100% dari

total praktikum.

Bentuk evaluasi : Quiz, responsi atau laporan.

Waktu pelaksanaan : Evaluasi dilaksanakan segera selama atau

setelah praktikum berlangsung.

Remedial : Tidak ada remedial.

3.4. Metode Skills Lab

Adalah salah satu strategi pembelajaran untuk mencapai kompetensi

keterampilan klinis yang wajib dikuasai oleh seorang perawat.

Model evaluasi : Outstanding Skills Clinical Examination

(OSCE).

Standar kelulusan : Mahasiswa dinyatakan lulus OSCE jika

nilai akhir OSCE minimal 80 (A).

Remedial : Mahasiswa diwajibkan mengikuti

remedial.

Mahasiswa dinyatakan lulus blok jika nilai rata-rata minimal 60 (C). Mahasiswa

lulus minimal skor 60 untuk setiap komponen penilaian (MDE, PAQ, proses

tutorial, dan praktikum). Sedangkan pada skills lab mahasiswa dinyatakan lulus

(39)

Sistem skor lambang untuk komponen penilaian (MDE, PAQ, proses tutorial, dan

praktikum);

Tabel 2.2. Sistem Skor Lambang Komponen Penilaian

Skor Lambang

80 - 100 A

75 - 79 B+

70 - 74 B

65 - 69 C+

60 - 64 C

40 - 59 D

< 40 E

Remedial dilakukan pada metode ceramah (MDE), tutorial (PAQ), dan skills lab

yang dilaksanakan pada akhir blok. Dimana materi yang diajukan sama seperti

ujian yang telah dilaksanakan yaitu pada ujian MDE, PAQ, dan OSCE. Jika

remedial pertama dinyatakan tidak lulus, maka akan dilaksanakan grand remedial,

tapi ini hanya berlaku untuk ujian MDE saja (Tim Penyusun, 2013).

4. Keterkaitaantara Metode Belajar terhadap Prestasi Belajar

Slameto (2003) menyatakan bahwa banyak mahasiswa gagal atau tidak

mendapat hasil yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui

cara-cara belajar yang efektif. Mereka kebanyakan hanya mencoba menghafal

pelajaran. Seperti diketahui, belajar itu sangat kompleks. Belum diketahui segala

seluk beluknya. Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kecakapan dan

ketangkasan belajar berbeda secara individual. Walaupun demikian kita dapat

membantu siswa dengan memberi petunjuk-petunjuk umum tentang cara-cara

(40)

dengan sendirinya akan menjamin sukses siswa. Sukses hanya tercapai berkat

usaha keras. Tanpa usaha tidak akan mencapai sesuatu. Belajar yang efektif dapat

meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional

yang ingin dicapai. Selain itu metode belajar merupakan alat untuk mencapai

suatu tujuan. Makin baik metode belajar yang dipakai, makin efektif pula

(41)

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

1. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi

pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program

Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara. Dalam

penelitian ini metode belajar mahasiswa dilihat dari beberapa metode dalam

kurikulum KBK yaitu metode ceramah, tutorial, praktikum, dan skills lab, yang

dijadikan indikator dalam pengukuran dan dilihat bagaimana pengaruh metode

belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa yang dilihat dari Indeks Prestasi

Kumulatif (IPK).

Skema 3.1

Kerangka Konseptual Pengaruh Metode Belajar terhadap Prestasi Belajar

Mahasiswa Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap Akademik USU Metode Belajar Mahasiswa:

1. Ceramah 2. Tutorial 3. Praktikum 4. Skills lab

(42)

2. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Definisi Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1. Variabel

Independen: Metode Belajar Mahasiswa

(43)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

korelasi yang bertujuan untuk melihat pengaruh metode belajar terhadap prestasi

belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik

Universitas Sumatera Utara.

2. Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Sampling 2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, yang meliputi semua

elemen yang ada dalam wilayah penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan

tahap akademik USU yang telah memiliki Indeks Prestasi Kumulatif dengan

jumlah 391 mahasiswa.

2.2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah sebagian atau wakil dari keseluruhan populasi

yang diteliti dan dianggap mewakili populasi (Arikunto, 2006). Menurut

Nursalam (2009) jika besar populasi kurang dari 1000, maka penentuan jumlah

(44)

n = � 1 +� (�)2

dimana:

n= jumlah sampel

N= jumlah populasi

d= tingkat signifikasi (0.05)

Sehingga didapat jumlah sampel untuk penelitian ini ialah 196 mahasiswa.

2.3.Teknik Sampling

Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik proportionate

stratified random sampling yaitu suatu cara pengambilan sampel yang digunakan

apabila anggota populasi penelitian bersifat heterogen yang terdiri atas

kelompok-kelompok yang bersifat homogen atau berstrata secara proportional (Hidayat,

2009).

Menurut Ridwan (2005), cara penentuan jumlah sampel setiap kelompok

populasi ialah dengan menggunakan rumus:

n

1

=

N1 N

.

Dimana:

�1= jumlah sampel menurut stratum (strata)

(45)

�1= jumlah populasi menurut stratum

�= jumlah populasi selurunya

Jumlah sampel tiap stambuk akan digambarkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1. Jumlah sampel setiap stambuk

Setelah didapat jumlah sampel tiap kelompok (kelas), sampel akan dipilih

dengan cara acak beraturan (ordinal sampling), yaitu sampel diambil dengan

nomor absensi bernomor genap sampai jumlah sampel terpenuhi.

3. Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara pada tanggal 19 September 2013 – 20 Juni 2014. Lokasi ini

dipilih karena jumlah sampel memadai serta efisiensi waktu.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Pada pengumpulan data, peneliti

terlebih dahulu memperkenalkan diri, kemudian menjelaskan maksud, tujuan dan

prosedur penelitian kepada responden. Apabila responden setuju maka responden

Stambuk Populasi Sampel

2010 126 63

2011 131 66

2012 134 67

(46)

diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent) yang telah

disediakan oleh peneliti. Bila responden tidak bersedia atau menolak untuk diteliti

maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak responden.

Untuk menjaga kerahasiaan maka nama responden tidak akan dicantumkan

pada lembar kuesioner yang diisi oleh responden dan hanya diberi kode tertentu.

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti dan

hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian.

5. Instrumen Penelitian dan Pengukuran Validitas - Reliabilitas 5.1.Instrumen Penelitian

Kuesioner atau angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan

secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara

menjawab juga dilakukan dengan tertulis (Arikunto, 2009). Dalam kuesioner ini

terdiri dari tiga bagian dan dibuat dalam bentuk kuesioner, yaitu:

5.1.1.Kuesioner data demografi

Kuesioner ini terdiri atas inisial responden, jenis kelamin, usia, jalur

masuk perguruan tinggi dan beberapa pertanyaan yang menunjukkan faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar. Dalam kuesioner data demografi ini ada beberapa

pertanyaan yang diharapkan responden untuk mengisinya yaitu: inisial responden,

jenis kelamin, usia. Untuk pertanyaan jalur masuk perguruan tinggi dan faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar, responden diminta untuk memberi tanda

(47)

5.1.2.Kuesioner metode belajar mahasiswa

Kuesioner ini digunakan untuk mengkaji metode belajar mahasiswa yaitu

efektif atau tidak efektif. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner

tertutup dimana pada setiap item pernyataan responden diminta untuk memilih

jawaban yang telah disediakan (Notoatmodjo, 2005), sehingga responden hanya

perlu memberikan jawaban berupa tanda check list (√). Kuesioner terdiri dari 47 pernyataan dengan 4 metode belajar, yaitu; metode ceramah 1-8 pernyataan,

metode tutorial 9-25 pernyataan, metode praktikum 26-36 pernyataan, metode

skills lab 37-47 pernyataan. Dari setiap pernyataan pada kuesioner dihitung

skornya menggunakan skala Likert dengan alternatif jawaban yang tersedia pada

kuesioner yaitu: Tidak pernah (skor 1), Kadang-kadang (skor 2), Sering (skor 3),

Selalu (skor 4). Jumlah skor yang paling tinggi akan menentukan metode belajar

mahasiswa efektif.

5.1.3.Kuesioner prestasi belajar

Kuesioner yang digunakan untuk mengkaji prestasi belajar mahasiswa

reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik USU, ditentukan dari

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dengan kriteria penilaian berdasarkan peraturan

akademik Program Sarjana (SI) Universitas Sumatera Utara (2013) Bab XIII

tentang predikat kelulusan pasal 55.

1. Memuaskan : 2,00 – 2,75

2. Sangat memuaskan : 2,76 – 3,50

(48)

5.2.Pengukuran Validitas - Reliabilitas 5.2.1.Uji Validitas

Uji validitas instrumen bertujuan untuk mengetahui kemampuan instrumen

untuk mengukur apa yang diukur (Notoatmojo, 2010). Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara

tepat. Instrumen dalam penelitian ini berbentuk kuesioner yang disusun sendiri

oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka, oleh karena itu perlu dilakukan uji

validitas. Uji validitas akan dilakukan pada ahlinya, bentuk uji validitas yang

dilakukan adalah validitas isi. Untuk menentukan ada tidaknya korelasi antara dua

variabel digunakan rumus korelasi product moment. Ada tidaknya korelasi

ditunjukkan oleh besarnya angka yang terdapat dibelakang koma (Arikunto,

2010).

5.2.2.Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas instrumen adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui

konsistensi dari instrumen sehingga dapat digunakan peneliti selanjutnya dalam

ruang lingkup yang sama. Reliabilitas indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan

sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten dan bila dilakukan pengukuran

dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur

yang sama (Notoatmodjo, 2010). Uji reliabilitas dilakukan sebelum pengumpulan

data kepada 196 orang responden penelitian. Uji reliabilitas penelitian ini

(49)

Teknik analisa yang digunakan adalah rumus Cronbach Alpha. Hasil uji

reliabilitas untuk kuesioner metode belajar mahasiswa adalah 0,901. Berdasarkan

Polit & Hungler (1995) yang menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan

reliabel apabila hasil uji lebih besar dari 0,70. Jadi dapat disimpulkan bahwa

kuesioner metode belajar mahasiswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah

reliabel.

6. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data digunakan dengan cara:

a. Mengajukan permohonan persetujuan komisi etik penelitian kesehatan

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

b. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada institusi

pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang

digunakan peneliti sebagai tempat penelitian.

c. Setelah mendapat izin pelaksanaan penelitian dari Dekan F.Kep USU,

peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian.

d. Pada saat pengumpulan data, peneliti membagikan kuesioner kepada

responden. Kemudian peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian

serta menanyakan kesediaan responden untuk mengikuti penelitian. Bagi

mahasiswa yang bersedia menjadi responden, peneliti memberi informed

(50)

e. Peneliti menjelaskan kepada responden tentang petunjuk pengisian

kuesioner dan memberi waktu 15-20 menit untuk mengisi kuesioner yang

diberikan.

f. Peneliti mengumpulkan kuesioner dan memeriksa kelengkapan kuesioner

yang telah diisi oleh responden. Kemudian peneliti melakukan analisa dari

data yang telah terkumpul.

7. Analisa Data

Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data untuk

mengetahui metode belajar responden, kemudian melakukan analisa data melalui

beberapa tahap antara lain: (a) Editing, yaitu dilakukan untuk memeriksa

ketetapan dan kelengkapan data yang telah diisi oleh responden dengan maksud

untuk memeriksa apakah kuesioner yang telah diisi oleh responden sesuai dengan

petunjuk, apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan data dilengkapi

dengan mewawancarai responden. (2) Coding, yaitu data yang telah terkumpul

dan dikoreksi ketetapan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti

secara manual sebelum diolah dengan komputer. (3) Entri, data yang telah

dibersihkan kemudian dimasukkan kedalam program komputer. (4) Cleaning

Data, yaitu pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan kedalam komputer

guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data. (5) Saving, data

yang telah diperiksa dilakukan penyimpanan data untuk siap dianalisa, (6)

Analisis Data, data yang telah terkumpul dianalisis kembali untuk menghindari

(51)

Dalam pengolahan data dilakukan dengan cara univariat dan bivariat,

dimana data univariat untuk menampilkan data demografi, metode belajar dan

indeks prestasi belajar dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.

Sedangkan bivariat untuk mengidentifikasi pengaruh metode belajar terhadap

prestasi belajar. Metode belajar merupakan variabel independen dengan skala

interval dan prestasi belajar merupakan variabel dependen dengan skala rasio

sehingga uji korelasi yang digunakan adalah uji Pearson. Uji Pearson digunakan

karena peneliti ingin mengetahui pengaruh antar dua variabel. Nilai r berkisar

antara -1 sampai +1 untuk menunjukkan derajat pengaruh antara dua variabel.

Dan untuk menentukan apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kedua

variabel, maka dilakukan pengamatan terhadap nilai signifikan (p) pada hasil

analisis data yaitu p<0.05.

Untuk menafsirkan hasil pengujian statistik digunakan panduan

interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan korelasi, nilai p, dan arah

korelasi menurut Dahlan (2008). Penafsiran hasil pengujian statistik dapat dilihat

(52)

Tabel 4.2. Panduan interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan korelasi, nilai p, dan arah korelasi

No. Parameter Nilai Interpretasi

1. Kekuatan korelasi (r)

Terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji.

Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji. 3. Arah korelasi + (positif)

-(negatif)

Searah, semakin besar nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya.

Berlawanan arah. Semakin besar nilai satu

(53)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan

mengenai pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler

Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara.

Penyajian data dalam penelitian ini meliputi; deskripsi karakteristik responden,

deskripsi metode belajar responden, deskripsi prestasi belajar responden, serta

analisa pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler

Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara.

Pengumpulan data dilakukan pada 196 responden dan dilaksanakan pada tanggal

24-26 Maret 2014.

1. Hasil Penelitian

1.1. Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin, usia, jalur

masuk perguruan tinggi dan 13 pertanyaan yang menunjukkan faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar. Pada karakteristik responden ini tidak dilakukan

uji korelasi untuk mencari pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler

Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara.

Karakteristik demografi dilakukan sebagai perbandingan atau menggambarkan

(54)

bahwa mayoritas dalam penelitian ini adalah perempuan (n=175, 89%). Sebagian

besar responden berusia 20 tahun (n=60, 31%) dan 21 tahun (n=69, 35%). Hampir

semua responden mengikuti proses tutorial, praktikum, dan skills lab. Tetapi lebih

dari setengah responden yang mengikuti perkuliahan (n=120, 61%). Berikut

disajikan karakteristik demografi responden mahasiswa.

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden

Variabel Frekuensi Persen (%)

Jenis Kelamin SNMPTN ujian tulis UMB reguler Frekuensi Interaksi dengan Masyarakat

(55)

Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler di Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler di Luar

Fakultas Keperawatan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler di Luar

Universitas Fakultas Keperawatan Pilihan Pertama

Ya Terlambat Datang Kuliah Setiap Blok

Selalu Informasi yang dapat Diserap

<25 % Tidak Mengikuti Perkuliahan pada Setiap Blok

Tidak pernah Tidak Mengikuti Proses Tutorial

Tidak pernah Tidak Mengikuti Praktikum

Tidak pernah Tidak Mengikuti Skills Lab

(56)

1.2. Deskripsi Metode Belajar Mahasiswa

Hasil penelitian terdapat pengaruh metode belajar mahasiswa dapat dilihat

pada tabel 5.2 yang menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa memiliki metode

belajar yang efektif (n=173, 88,3%) dan hanya sedikit mahasiswa memiliki

metode belajar tidak efektif (n=23, 11,7%).

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase metode belajar responden

Variabel Frekuensi Persen (%)

Tidak Efektif Efektif

23 173

11,7 88,3

1.3. Deskripsi Prestasi Belajar Mahasiswa

Prestasi belajar merupakan indikator untuk menilai tingkat keberhasilan

mahasiswa dalam proses belajar. Hasil penelitian terhadap prestasi belajar

mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.3 yang menunjukkan bahwa sebagian besar

mahasiswa menunjukkan prestasi belajar sangat memuaskan (n=136, 69,4%).

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase prestasi belajar responden

Variabel Frekuensi Persen (%)

Memuaskan

Sangat Memuaskan Cumlaude

20 136

40

(57)

1.4. Pengaruh Metode Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap Akademik Universitas Sumatera Utara

Prestasi belajar dapat mencerminkan pengaruh metode belajar karena di

dalam fungsinya metode belajar merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan dari

proses belajar. Semakin baik metode yang digunakan, semakin efektif pula

pencapaian dari proses belajar tersebut. Uji korelasi Pearson dilakukan secara

komputerisasi dan menunjukkan nilai p sebesar 0.008. Angka ini lebih kecil dari

level of significance (α) yaitu <0,05. Hal ini diinterpretasikan bahwa hipotesa

diterima yang artinya terdapat pengaruh yang bermakna antara metode belajar

terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan

tahap akademik Universitas Sumatera Utara. Nilai koefisien diperoleh r = 0,190.

Koefisien korelasi (r) 0,190 artinya pengaruh antar variabel dalam penelitian ini

memiliki arah korelasi positif dengan interpretasi kekuatan hubungan sangat

lemah.

Tabel 5.4 Pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara

Variabel 1 Variabel 2 p r Keterangan

Metode belajar mahasiswa

Prestasi belajar

Gambar

Tabel 2.1. Nilai Prestasi, Bobot Prestasi dan Kualitas Prestasi
Tabel 2.2. Sistem Skor Lambang Komponen Penilaian
Tabel 4.1. Jumlah sampel setiap stambuk
Tabel 4.2. Panduan interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pembelajaran yang

[r]

Analisis teknikal menggunakan data historis dari perilaku pasar untuk perhitungan menggunakan software metastock yang digunakan untuk menentukan waktu jual, waktu beli, dan waktu

Dari penulisan ini dapat diketahui bahwa dengan sistem bagi hasil, setiap seribu rupiah dana nasabah yang diinvestasikan mendapatkan bagi hasil yang berfluktuasi, tergantung

Penulisan Ilmiah ini bertujuan untuk membuat buku elektronik tentang profil 10 tokoh penemu dunia yang berisikan profil dan riwayat penemuan mereka dilengkapi dengan berbagai

Erosi alur ( rill erosion ) adalah pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan partikel-partikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di dalam saluran -..

By paying attention to the statements and conversations that people share in public social media, we can gain a far deeper understanding of what people actually want, need

In the coming years, private sector involvement in rice trading should be focused on the workability of the market mechanism. There has been a public debate on whether or not the