PENGARUH METODE BELAJAR TERHADAP PRESTASI
BELAJAR MAHASISWA REGULER PROGRAM STUDI
ILMU KEPERAWATAN TAHAP AKADEMIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Oleh
Cici Fitri Lestari 101101002
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PRAKATA
Bismillaahirrahmaanirrahiim, puji syukur kehadirat Allah SWT atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Metode Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan tahap Akademik Universitas Sumatera Utara”, untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis banyak
mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak dengan
memberikan butir-butir pemikiran yang sangat berharga bagi penulis baik secara
langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. Dedi Ardinata, MKes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Erniyati, SKp, MNS sebagai Pembantu Dekan I, Ibu Evi Karota Bukit,
S.Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan II, dan Bapak Ikhsanuddin A. Harahap,
S.Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
3. Ibu Rika Endah Nurhidayah, SKp, MPd, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan pengetahuan, bimbingan, dorongan secara moral, masukan dan
arahan yang sangat membantu sehingga penyusunan skripsi ini dapat
4. Bapak Achmad Fathi, S.Kep, MNS dan ibu Reni Asmara Ariga, S.Kp, MARS
selaku dosen penguji. Terima kasih atas masukan yang telah diberikan untuk
perbaikan skripsi ini.
5. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen Pembimbing
Akademik, seluruh dosen dan pegawai Fakultas Keperawatan USU yang telah
memberikan bimbingan selama masa perkuliahan. Semoga Allah membalas
ilmu yang telah kalian berikan dengan keberkahan.
6. Orang tua tercinta Ayahanda Maimuddin dan Ibunda Ermanidar terima kasih
atas kasih sayang dan pengorbanan yang kalian berikan. Semoga anakmu ini
bisa menjadi kebanggaan untuk kalian. Serta saudara tersayang abangnda
Rudy Maisal, Horazon Saputra dan adinda Lenny Juliani Lestari.
7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 dan teman-teman kontrakan yang
tidak bisa disebutkan satu persatu. Semangat untuk meraih impian kita.
8. Seluruh responden untuk penelitian ini yaitu mahasiswa Fakultas
Keperawatan.
Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan dan bagi pihak-pihak
yang membutuhkan. Penulis sangat mengharapkan adanya saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Medan, Juli 2014
DAFTAR ISI
1.2. Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 8
1.3. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar ... 11
1.4. Metode Belajar ... 12
2. Prestasi Belajar ... 17
2.1. Pengertian Prestasi Belajar ... 17
2.2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 18
2.3. Indeks Prestasi Kumulatif ... 22
3. Evaluasi Keberhasilan Belajar Mahasiswa ... 24
3.1. Metode Ceramah ... 24
3.2. Metode Tutorial ... 24
3.3. Metode Praktikum ... 26
3.4. Metode Skills Lab ... 26
4. Keterkaitan antara Metode Belajar terhadap Indeks Prestasi... 27
Bab 3 Kerangka Konseptual ... 29
1. Kerangka Konsep ... 29
2. Definisi Operasional ... 30
Bab 4 Metodologi Penelitian ... 31
1. Desain Penelitian ... 31
2. Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Sampling ... 31
2.1. Populasi ... 31
2.2. Sampel ... 31
2.3. Teknik Sampling ... 32
3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33
4. Pertimbangan Etik ... 33
5. Instrumen Penelitian dan Pengukuran Validitas – Reliabilitas 34
6. Pengumpulan Data ... 37
7. Analisa Data ... 38
Bab 5 Hasil dan Pembahasan ... 41
1. Hasil ... 41
2. Pembahasan ... 46
Bab 6 Kesimpulan dan Saran ... 51
1. Kesimpulan ... 53
2. Saran ... 54
Daftar Pustaka ... 56 Lampiran-lampiran
1. Lembar Penjelasan Penelitian
2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian 3. Instrumen Penelitian
4. Tabel Uji Reliabilitas 5. Hasil Analisa Data 6. Master Tabel
7. Jadwal Tentatif Penelitian 8. Taksasi Dana
9. Surat
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Nilai Prestasi, Bobot Prestasi dan Kualitas Prestasi ... 23
Tabel 2.2. Sistem Skor Lambang Komponen Penilaian ... 27
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 30
Tabel 4.1 Jumlah Sampel Setiap Stambuk ... 33
Tabel 4.2 Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesa Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi ... 39
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden ... 41
DAFTAR SKEMA
Skema 3.1. Kerangka Konseptual Pengaruh Metode Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Reguler Program
Judul : Pengaruh Metode Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap Akademik Universitas Sumatera Utara
Nama : Cici Fitri Lestari NIM : 101101002
Jurusan : Ilmu Keperawatan Tahun : 2014
Abstrak
Metode belajar merupakan cara belajar mahasiswa untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Semakin baik metode yang digunakan maka semakin baik pula hasil dari tujuan yang diharapkan. Metode belajar yang digunakan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara ada 4 metode yaitu: metode ceramah, metode tutorial, metode praktikum, dan metode skills lab. Dari keempat metode tersebut dapat dilihat keefektifan metode belajar mahasiswa dalam menyerap dan mengolah informasi yang diterima sehingga mampu meningkatkan hasil belajar. Untuk melihat pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara (USU) dilakukan penelitian dengan menggunakan desain deskriptif korelatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik USU yang telah memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 196 mahasiswa. Kuesioner penelitian meliputi data demografi, metode belajar mahasiswa dan prestasi belajar mahasiswa berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa memiliki metode belajar yang efektif yaitu sebanyak 173 mahasiswa (88,3%) dan sebagian besar memiliki prestasi belajar sangat memuaskan sebanyak 136 mahasiswa (69,4%). Uji Pearson diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.008 (p<0,05) yang memberikan makna bahwa korelasi pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa sangat lemah. Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi institusi pendidikan agar menginformasikan tentang pentingnya metode belajar sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.
Title : Influence of Learning Methods to Achievements Learning of Regular Students of Nursing Science Program on
Academic Stage of Sumatera Utara University Name of Student : Cici Fitri Lestari
Student Number : 101101002
Program : Nursing Science
Year : 2014
Abstract
Learning method is a great way for college students to achieve the goals of learning. The better the methods used the better the results got. There are four learning methods used in the nursing faculty of University of Sumatra Utara namely method of lectures, tutorials, teaching and skills lab. Of the fourth such methods it can be seen the effectiveness of student learning in absorbing and processing the information received thereby they are able to improve learning results. To see the effect of learning method of learning achievements of students of Nursing Science Program on Academic Stage University of Sumatera Utara (USU) conducted the research by using descriptive correlative design. The population in this research is all regular students of Nursing Science Program on Academic Stage of University of Sumatera Utara (USU), who has had a cumulative achievement index (IPK).This research sample taken using proportionate stratified random sampling so acquired sample about 198 students. Questionnaire research includes demographic data, student learning method and student learning achievement based on Cumulative Achievement Index (IPK). Results of this study indicate that the majority of students have an effective method of learning that as much as 173 students (88, 3%) and most have a very satisfactory learning achievements as much as 136 students (69.4%). Pearson test results obtained the significance of 0.008 (p< 0.05) giving meaning that the correlations between the influence of student learning method and students learning achievement is very weak. This research can be inputs for educational institutions to inform about the importance of learning method as one factor that can improve student learning achievement.
Judul : Pengaruh Metode Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap Akademik Universitas Sumatera Utara
Nama : Cici Fitri Lestari NIM : 101101002
Jurusan : Ilmu Keperawatan Tahun : 2014
Abstrak
Metode belajar merupakan cara belajar mahasiswa untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Semakin baik metode yang digunakan maka semakin baik pula hasil dari tujuan yang diharapkan. Metode belajar yang digunakan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara ada 4 metode yaitu: metode ceramah, metode tutorial, metode praktikum, dan metode skills lab. Dari keempat metode tersebut dapat dilihat keefektifan metode belajar mahasiswa dalam menyerap dan mengolah informasi yang diterima sehingga mampu meningkatkan hasil belajar. Untuk melihat pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara (USU) dilakukan penelitian dengan menggunakan desain deskriptif korelatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik USU yang telah memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 196 mahasiswa. Kuesioner penelitian meliputi data demografi, metode belajar mahasiswa dan prestasi belajar mahasiswa berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa memiliki metode belajar yang efektif yaitu sebanyak 173 mahasiswa (88,3%) dan sebagian besar memiliki prestasi belajar sangat memuaskan sebanyak 136 mahasiswa (69,4%). Uji Pearson diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.008 (p<0,05) yang memberikan makna bahwa korelasi pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa sangat lemah. Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi institusi pendidikan agar menginformasikan tentang pentingnya metode belajar sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.
Title : Influence of Learning Methods to Achievements Learning of Regular Students of Nursing Science Program on
Academic Stage of Sumatera Utara University Name of Student : Cici Fitri Lestari
Student Number : 101101002
Program : Nursing Science
Year : 2014
Abstract
Learning method is a great way for college students to achieve the goals of learning. The better the methods used the better the results got. There are four learning methods used in the nursing faculty of University of Sumatra Utara namely method of lectures, tutorials, teaching and skills lab. Of the fourth such methods it can be seen the effectiveness of student learning in absorbing and processing the information received thereby they are able to improve learning results. To see the effect of learning method of learning achievements of students of Nursing Science Program on Academic Stage University of Sumatera Utara (USU) conducted the research by using descriptive correlative design. The population in this research is all regular students of Nursing Science Program on Academic Stage of University of Sumatera Utara (USU), who has had a cumulative achievement index (IPK).This research sample taken using proportionate stratified random sampling so acquired sample about 198 students. Questionnaire research includes demographic data, student learning method and student learning achievement based on Cumulative Achievement Index (IPK). Results of this study indicate that the majority of students have an effective method of learning that as much as 173 students (88, 3%) and most have a very satisfactory learning achievements as much as 136 students (69.4%). Pearson test results obtained the significance of 0.008 (p< 0.05) giving meaning that the correlations between the influence of student learning method and students learning achievement is very weak. This research can be inputs for educational institutions to inform about the importance of learning method as one factor that can improve student learning achievement.
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses kegiatan untuk memperoleh perubahan
dengan tujuan, dimana setiap manusia memiliki cara yang berbeda. Kesulitan
belajar yang dihadapi mahasiswa tidak sama atau bersifat individual. Hal ini dapat
dilihat dari indeks prestasi mahasiswa yang berbeda dan memiliki tingkatan.
Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Menurut pengertian psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar juga dapat diartikan
sebagai komunikasi terencana yang menghasilkan perubahan atas sikap,
keterampilan, dan pengetahuan dalam hal sasaran khusus yang berkaitan dengan
pola perilaku yang diperlukan individu untuk mewujudkan secara lengkap tugas
atau pekerjaan tertentu (Bramley, 1996 dalam Simamora, 2009).
Nurhidayah menyatakan bahwa (2009) metode belajar merupakan alat
untuk mencapai suatu tujuan. Metode belajar biasanya disesuaikan dengan materi,
tergantung kepada beberapa variabel yang membangun proses belajar mengajar
itu sendiri. Prestasi belajar adalah puncak hasil belajar yang dapat mencerminkan
hasil keberhasilan belajar siswa terhadap tujuan belajar yang telah ditetapkan.
Hasil belajar siswa dapat meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap),
dan psikomotorik (tingkah laku). Salah satu tes yang dapat melihat pencapaian
hasil belajar siswa adalah dengan melakukan tes prestasi belajar (Olivia, 2011).
Arifin dan Fauzi (2004) menyatakan bahwa indeks prestasi adalah sebuah
ukuran yang menunjukkan prestasi seorang mahasiswa. Indeks Prestasi kumulatif
(IPK) dihitung dengan mengalikan bobot SKS mata kuliah dengan bobot nilai,
kemudian semua mata kuliah dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah SKS yang
diambil. Berdasarkan hasil penelitian Panggabean (2009) terdapat 123 mahasiswa
program reguler Fakultas Keperawatan USU menunjukkan bahwa hanya 83 orang
responden memiliki prestasi belajar yang sangat memuaskan. Penelitian
selanjutnya yang terkait dengan indeks prestasi mahasiswa Fakultas Keperawatan
USU yang dilakukan oleh Sundari (2009) terdapat 55 mahasiswa program
ekstensi Fakultas Keperawatan USU menunjukkan bahwa mahasiswa dengan
prestasi belajar sangat memuaskan (IPK 2,76-3,50) berjumlah 29 orang jumlah ini
lebih banyak dibanding mahasiswa dengan prestasi belajar memuaskan (IPK
2,00-2,75) yaitu 26 orang.
Prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan
tahap akademik Universitas Sumatera Utara dapat diukur melalui tes yang sering
dikenal dengan tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar mahasiswa disesuaikan
Berbasis Kompetensi (KBK). Berdasarkan buku panduan pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi, terdapat beragam metode
pembelajaran untuk SCL (Student Centered Learning), diantaranya adalah: (1)
Small Group Discussion; (2) Role-Play & Simulation; (3) Case Study; (4)
Discovery Learning (DL); (5) Self-Directed Learning (SDL); (6) Cooperative
Learning (CL); (7) Collaborative Learning (CbL); (8) Contextual Instruction
(CI); (9) Project Based Learning (PjBL); dan (10) Problem Based Learning and
Inquiry (PBL). Selain kesepuluh model tersebut, masih banyak metode
pembelajaran lain yang belum dapat disebutkan satu persatu, bahkan setiap
pendidik/dosen dapat pula mengembangkan model pembelajarannya sendiri.
Fakultas Keperawatan USU mengembangkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) dalam 4 metode pembelajaran, yaitu metode ceramah, metode
tutorial (problem based learning), praktikum, dan skills lab. Dari metode
pembelajaran tersebut prestasi belajar mahasiswa dapat diukur. Metode ceramah
dapat diukur melalui Multi Disciplinary Examination (MDE), metode problem
based learning (tutorial) diukur dengan tes Problem Analysis Questions (PAQ),
metode praktikum diukur melalui pre test dan post test, sedangkan metode skills
lab diukur menggunakan Oustanding Skills Clinical Examination (OSCE).
Dari pengukuran prestasi belajar maka hasil belajar dapat dilihat melalui
indeks prestasi yang diperoleh mahasiswa. Indeks prestasi mahasiswa merupakan
indikator penilaian keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. Banyak mahasiswa
yang gagal karena tidak mendapatkan hasil yang baik dalam pelajaran karena
Dengan demikian pengaruh metode belajar merupakan tingkat pencapaian
tujuan pelatihan. Pencapaian tujuan tersebut merupakan peningkatan pengetahuan
dalam keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran.
Keberhasilan mahasiswa dalam belajar tidak terlepas dari peran aktif dosen yang
mampu memberi motivasi dan dapat menciptakan iklim belajar yang harmonis,
kondusif, dan mampu memberikan semangat kepada mahasiswa. Selain itu,
keberhasilan juga ditentukan oleh seberapa besar tujuan belajar dapat dicapai,
yang diukur dari hasil belajar dan dinyatakan sebagai pengaruh belajar
(Simamora, 2009).
Berdasarkan pemaparan diatas peneliti tertarik dan menganggap penting
untuk dilakukan penelitian tentang pengaruh metode belajar terhadap prestasi
belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik
Universitas Sumatera Utara.
2. Pertanyaan Penelitian
2.1. Bagaimana metode belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu
Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara?
2.2. Bagaimana prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu
Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara?
2.3. Bagaimana pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera
3. Hipotesis
Terdapat pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa
reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera
Utara.
4. Tujuan Penelitian 5.1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar
mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik
Universitas Sumatera Utara.
5.2. Tujuan Khusus
5.2.1. Mengetahui metode belajar mahasiswa reguler Program Studi
Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara.
5.2.2. Mengetahui prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi
Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara.
5.2.3. Mengetahui pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar
mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap
5. Manfaat Penelitian
6.1. Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber dan bahan
masukan bagi pengembangan pendidikan Keperawatan khususnya Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara dalam memilih metode, strategi,
dan media pembelajaran yang sesuai sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan efektif.
6.2. Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
informasi dalam menerapkan pentingnya metode belajar dalam mendukung
prestasi mahasiswa melalui unit kegiatan mahasiswa.
6.3. Penelitian Keperawatan
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan informasi baru bagi
penelitian lanjutan dimasa yang akan datang tentang pengaruh metode belajar
terhadap prestasi belajar mahasiswa di perguruan tinggi khususnya Ilmu
Keperawatan.
6.4.Responden
Hasil Penelitian ini dapat memberikan masukan dan pertimbangan
kepada mahasiswa sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan belajar
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Belajar
1.1.Pengertian Belajar
Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil
dari pengalaman. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba
sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan. Belajar adalah
perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek (Cronbach, Harold Spers,
Geoch dalam Sardiman, 2007).
Belajar adalah berubah. Dalam hal ini yang dimaksud belajar berarti usaha
merubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada
individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan
penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan,
sikap pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut
segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Dengan demikian,
dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga,
psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti
menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
(Sardiman, 2007).
Rogers. A (2003) dalam Nursalam (2008) menyatakan bahwa belajar
interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya,
sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Berdasarkan
pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa seseorang yang telah mengalami
proses belajar akan mengalami perubahan perilaku dalam aspek pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Teori belajar umumnya
dibagi menjadi empat golongan, yaitu teori belajar keperilakuan (behaviorisme),
teori belajar kognitivisme, teori belajar humanisme, dan teori belajar sibernetika.
Teori keperilakuan (behaviorisme) menekankan pada hasil dari proses belajar.
Teori kognitif menekankan pada proses belajar. Teori
perikemanusiaan/humanisme (humanisme) menekankan pada isi atau apa yang
dipelajari. Sedangkan teori sibernetika menekankan pada sistem informasi yang
dipelajari (Nursalam, 2008).
1.2. Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Nurhidayah (2009) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pembelajaran mahasiswa sebagai orang dewasa, yaitu faktor
kebebasan, tanggung jawab, pengambilan keputusan, pengarahan diri sendiri,
psikologis, fisik, daya ingat, dan motivasi.
1.2.1. Faktor Kebebasan
Salah satu ciri kedewasaan adalah adanya kebebasan atau ketidakterikatan
dengan orang lain. Dalam proses belajar, seorang dewasa cenderung berkeinginan
untuk menentukan apa yang ingin dipelajari serta memandingkan dan
telah dimiliki sebelumnya. Dengan demikian proses belajar orang dewasa lebih
bersifat demokratis. Selain itu, mahasiswa sebagai orang dewasa dapat menilai
kebenaran informasi yang mereka terima dari dosen. Dengan demikian
pendekatan mereka terhadap apa yang dipelajarinya adalah praktis dan mengarah
pada pemecahan masalah.
1.2.2. Faktor Tanggung Jawab
Faktor tanggung jawab membedakan sifat anak-anak dari sifat dewasa.
Orang dewasa bertanggung jawab terhadap tindakannya dan dapat berdiri sendiri.
Dalam hal kedewasaan, mahasiswa dan dosen sebenarnya tidak terlalu jauh
berbeda atau hampir sama. Perbedaannya adalah bahwa dosen cenderung memilih
pengetahuan atau keterampilan tertentu yang belum dimiliki mahasiswa. Dosen
biasanya selangkah lebih dahulu untuk membaca materi yang sama karena
memang harus menyampaikan kembali kepada mahasiswa. Akan tetapi dengan
kemajuan teknologi seperti sekarang ini dimana informasi dapat dicari kapan dan
dimana saja, tidak menutup kemungkinan bahwa pengetahuan dan keterampilan
mahasiswa menyamai atau melebihi dosen.
1.2.3. Faktor Pengambilan Keputusan Sendiri
Orang dewasa mampu mengambil keputusan sendiri berdasarkan sistem
nilai dan pengetahuan yang dimiliki, tanpa ditentukan atau dipengaruhi oleh orang
lain. Mereka dapat menentukan mana yang baik dan mana tidak baik untuk
dirinya. Berasumsi pada proses belajar, mahasiswa tidak dapat dipaksa untuk
menerima kebenaran-kebanaran dari luar. Mereka baru akan berubah apabila
1.2.4. Faktor Pengarahan Diri Sendiri
Ciri lain dari kedewasaan adalah orang dewasa mampu mengarahkan diri
sendiri, dan mereka mempunyai pandangan sendiri (way of life). Ini berarti dalam
proses belajar, mahasiswa mampu untuk berinisiatif dan berkreasi sendiri sesuai
dengan pandangan yang dimilikinya. Namun walaupun mereka mampu
mengarahkan diri sendiri, bukan berarti mereka tidak memerlukan orang lain.
Interaksi antara mahasiswa dalam pembelajaran adalah cukup tinggi, bahkan
mungkin lebih tinggi dari interaksi dalam pembelajaran anak-anak.
1.2.5. Faktor Psikologis
Proses pembelajar pada orang dewasa juga sebaliknya, memperhatikan
faktor psikologis. Perlu dibangun kesan bahwa mahasiswa diterima sebagai orang
dewasa yang mempunyai kebebasan berekspresi dan berkreasi. Hal yang tidak
kalah penting adalah dosen dan mahasiswa dapat menumbuhkan rasa saling
membutuhkan, bukan saling menggurui. Hal ini memang tidak mudah, apalagi
pada dosen-dosen senior yang ditinjau dari segi usia jauh lebih tua. Mereka
merasa memiliki banyak kelebihan dalam banyak hal terutama pengalaman.
1.2.6. Faktor Sarana Fisik
Secara fisik mahasiswa membutuhkan tempat latihan atau tempat belajar
yang tidak mengikat. Untuk itu tempat dan semua perlengkapan perlu diatur agar
dapat: 1) memberikan kenyamanan, 2) menyenangkan, 3) bersifat santai dan tidak
formal (tata kelas dengan bentuk huruf U lebih sesuai dibandingkan dengan tata
kelas yang klasikal), 4) pengaturan udara di ruangan yang baik, 5) penempatan
1.2.7. Faktor Motivasi
Houle (1961) mengklasifikasikan motivasi pada orang dewasa dapat
menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Mahasiswa yang berorientasi pada tujuan (goal oriented), yaitu mahasiswa
yang mementingkan penerapan dan pemanfaatan pelajaran sebagai sarana
untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya promosi atau naik pangkat.
b. Mahasiswa yang berorientasi pada kegiatan (social oriented), yaitu
mahasiswa yang mementingkan interaksi antar sesama peserta dan proses
belajar sebagai tujuan belajar.
c. Mahasiswa yang berorientasi untuk mempelajari ilmu itu sendiri (learning
oriented) yaitu mahasiswa yang memang senang belajar.
1.3. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar
Menurut Slamet dalam Hasanah (2007), belajar merupakan suatu kegiatan
yang kompleks, karena keberhasilannya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar antara lain faktor
fisiologis, psikologis, lingkungan belajar dan sistem instruksional.
Menurut Sunaryo (2004) ada beberapa prinsip belajar efektif yaitu:
a. Belajar harus mempunyai tujuan yang jelas dan terarah.
b. Tujuan belajar merupakan kebutuhan bukan paksaan orang lain.
c. Belajar harus disertai niat, hasrat, dan kemauan yang kuat untuk mencapai
d. Dalam mencapai tujuan belajar, pasti akan menghadapi bermacam-macam
hambatan atau kendala sehingga perlu ketekunan berusaha.
e. Bukti bahwa seorang sudah belajar ditandai adanya perubahan perilaku dari
tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
f. Belajar akan memperoleh civil affect, disamping dari tujuan pokok.
g. Belajar adalah proses aktif sehingga perlu interaksi antara individu dan
lingkungan.
h. Belajar akan lebih berhasil apabila berbuat atau melakukan sesuatu
(learning by doing).
i. Belajar harus mencakup aspek knowledge, affective, dan psychomotor.
j. Belajar perlu ada bimbingan dan bantuan orang lain.
k. Belajar perlu “insight” atau “tilikan” atau pemahaman tentang hal-hal yang
dipelajari sehingga diperoleh pengertian.
l. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar sesuatu yang dipelajari dapat
dikuasai.
m. Belajar dapat dikatakan berhasil apabila dapat menerapkan dalam bidang
praktik sehari-hari.
1.4. Metode Belajar
Nurhidayah (2009) menyatakan bahwa metode adalah cara yang didalam
fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Makin baik metode yang
dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan. Metode belajar biasanya
Sedangkan Sudjana (2005) menyatakan bahwa metode belajar adalah cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsung pembelajaran.
Metode belajar merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat
dilakukan oleh guru untuk menghadapi masalah sehingga pencapaian tujuan
pengajaran tercapai dengan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
metode belajar adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai
alat untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Metode belajar yang digunakan di
Fakultas Keperawatan yaitu:
1.4.1. Metode Ceramah
Nurhidayah (2009) menyatakan bahwa ceramah diartikan sebagai proses
pencapaian informasi dengan jalan mengeksplanasi atau menuturkan sekelompok
materi secara lisan dan pada saat yang sama materi itu diterima oleh sekelompok
subjek. Sukses tidaknya metode ceramah sangat ditentukan oleh kemampuan
dosen menguasai suasana kelas, cara berbicara dan sistematika pembicaraan,
jumlah materi yang disajikan, kemampuan memberi ilustrasi, jumlah subjek yang
mendengarkan, dan lain-lain. Ceramah biasanya disertai dengan tanya jawab.
Keunggulan metode ceramah adalah:
a. Dapat digunakan pada orang dewasa.
b. Penggunaan waktu yang efisien.
c. Dapat dipakai pada kelompok yang besar.
d. Tidak terlalu banyak melibatkan alat bantu pengajaran.
Kekurangan metode ceramah adalah:
a. Menghambat respon dari yang belajar sehingga pembicara sulit menilai
reaksinya.
b. Tidak semua pengajar dapat menjadi pembicara yang baik, pembicara harus
menguasai pokok pembicaraannya.
c. Dapat menjadi kurang menarik, sulit untuk dipakai pada anak-anak.
d. Membatasi daya ingat dan biasanya hanya satu indera yang dipakai.
1.4.2. Metode Tutorial (Problem Based Learning)
Nursalam (2009) menyatakan bahwa Problem Based Learning (PBL)
adalah lingkungan belajar yang didalamnya menggunakan masalah untuk belajar,
yaitu sebelum pembelajar mempelajari suatu hal, mereka diharuskan
mengidentifikasi suatu masalah, baik yang dihadapi secara nyata maupun telaah
kasus. Sikap dan keterampilan umum yang perlu dikembangkan dalam PBL
diantaranya:
a. Kerja sama tim
b. Ketua kelompok
c. Mendengarkan
d. Menghargai pendapat teman
e. Berfikir kritis
f. Belajar mandiri dan penggunaan berbagai sumber
Untuk dapat memperoleh hasil yang diharapkan, maka terdapat langkah-langkah
yang dilakukan dalam metode PBL.
a. Identifikasi masalah
b. Eksplorasi pengetahuan yang telah dimiliki
c. Menetapkan hipotesis
d. Identifikasi isu-isu yang dipelajari
e. Belajar mandiri
f. Re-evaluasi dan penerapan pengetahuan baru terhadap masalah
g. Pengkajian dan refleksi
1.4.3. Metode Praktikum
Nursalam (2009) menyatakan bahwa Pengalaman Belajar Praktikum
(PBP) merupakan proses pembelajaran di laboratorium dalam rangka memperkuat
teori-teori/pengetahuan yang didapatkan dengan cara pengalaman belajar lain.
Strategi rancangan pembelajaran praktikum merupakan pengintegrasian antara
teori/pengetahuan dan keterampilan dasar profesional dengan menggunakan
pendekatan model dan metode pembelajaran, sehingga pelaksanaan pembelajaran
dikelola secara terintegrasi.
Strategi pembelajaran praktikum ditentukan berdasarkan tujuan pembelajaran
praktikum, yaitu:
a. Memahami, menguji, dan menggunakan berbagai konsep utama dari
program teoritis untuk diterapkan pada praktik klinik.
b. Mengembangkan keterampilan teknikal, intelektual dan interpersonal
Pembelajaran praktikum memungkinkan peserta didik belajar sambil
melakukan sendiri.
c. Menemukan berbagai prinsip dan mengembangkan wawasan melalui latihan
praktik yang bertujuan untuk menerapkan ilmu-ilmu dasar kedalam praktik
keperawatan. Sasaran program pembelajaran praktikum adalah agar peserta
didik mengintegrasikan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip,
dan teori dari ilmu pengetahuan dalam praktik klinik.
d. Mempergunakan keterampilan pemecahan masalah. Proses keperawatan
merupakan suatu pendekatan pembelajaran keterampilan pemecahan
masalah dengan cara berfikir tentang observasi yang saling berkaitan
dengan proses berfikir dari: pengkajian, pengambilan keputusan,
perencanaan, tindakan, dan evaluasi.
Pre assesment merupakan uji awal terhadap kemampuan peserta didik
yang terdiri atas dua jenis tes berikut ini:
a. Pre-requeisite test: tes ini untuk menentukan apakah peserta didik
mempunyai latar belakang dan persiapan yang sesuai terhadap topik yang
akan diajarkan.
b. Pre-test: tes ini untuk menentukan tujuan mana yang telah dicapai peserta
didik untuk membuat perencanaan topik yang akan diberikan.
Teaching/Learning activities and resource: merupakan kegiatan
pembelajaran dengan menentukan metode yang efektif dan efisien serta memilih
sumber yang diperlukan untuk memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik
pendukung yang diperlukan dalam mendesain instruksional meliputi anggaran,
peralatan tenaga, waktu, dan jadwal. Evaluation: evaluasi dilakukan untuk
mengukur hasil belajar yang dikaitkan dengan tujuan belajar.
1.4.4.Metode Skills Lab
Nurhidayah (2009) menyatakan bahwa pengajaran laboratorium dan klinik
merupakan usaha untuk menggali cara-cara dimana peserta didik memahami dan
menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari sehingga dapat diaplikasikan
dalam praktik. Dalam pengajaran ini, peserta didik harus mempunyai kemampuan
klinik dan mempersiapkan peserta didik mendapatkan latihan sebelum mereka
melakukan praktik dalam kondisi yang nyata dengan pasien sebenarnya. Dengan
demikian Skills Lab adalah salah satu strategi pembelajaran untuk mencapai
kompetensi keterampilan klinis yang wajib dikuasai oleh mahasiswa.
2. Prestasi Belajar
2.1 Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan salah satu indikator yang penting di dalam
menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. Fungsi lain prestasi belajar
adalah sebagai indikator daya serap dan kecerdasan siswa. Prestasi belajar dapat
digunakan untuk menyusun dan menetapkan suatu keputusan atau
langkah-langkah kebijaksanaan baik yang menyangkut siswa, pendidikan maupun institusi
yang mengelola program pendidikan. Prestasi belajar adalah sebuah istilah yang
terdiri dari dua kata, yakni “prestasi” dan “belajar” yang mempunyai arti yang
bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,
dikerjakan, diselesaikan dan sebagainya).
Prestasi belajar merupakan kesempurnaan seorang siswa dalam berpikir,
merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna jika memenuhi tiga
aspek, yaitu aspek kognitif (berkaitan dengan kegiatan berpikir), afektif (berkaitan
erat dengan emotional question (EQ) dan psikomotorik (berkaitan dengan
kemampuan gerak fisik yang mempengaruhi sikap mental). Prestasi belajar
menurut (Muhibbin Syah, 1995) dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor internal,
eksternal dan pendekatan belajar, dalam (Atmoko, 2013).
2.2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Simanjuntak (2013) menyatakan bahwa kenyataan menunjukkan bahwa
prestasi belajar seseorang tidaklah sama, tetapi sangat pariatif/berbeda. Perbedaan
ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yang secara garis besar dapat dibedakan
menjadi dua; Faktor dari dalam diri seseoarang (intrinsic), dan Faktor dari luar
seseorang (extrinsic).
2.2.1. Faktor dari Dalam (Intrinsic)
a. Inteligensi
Winkel (1986) memberi batasan tentang pengertian inteligensi dengan
mengatakan, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak dengan mendapatkan
suatu tujuan untuk berfikir secara rasional, dan untuk berhubungan dengan
bahwa faktor inteligensi menjadi penting dalam proses belajar seseorang guna
mencapai prestasi belajarnya.
b. Motivasi
Winkel (1986) menyatakan motivasi adalah motor penggerak yang
mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri. Hal ini sejalan dengan Sardiman
(2003) yang menyatakan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin keberlangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Jadi jelaslah bahwa motivasi mempunyai peranan penting dalam mencapai
prestasi belajar, sehingga perlu upaya untuk menghidupkan motivasi dari
seseorang.
c. Sikap
Sarwono (1988) mendefinisikan sikap adalah kecenderungan atau
kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi suatu
rangsangan tertentu. Seseorang memiliki sikap tertentu terhadap berbagai hal
secara baik positif maupun negatif. Sikap positif menjadi pilihan untuk
dikembangkan/ditanamkan kepada seseorang sehingga dapat bersikap positif
terhadap rangsangan yang diterima yang pada gilirannya akan mengoptimalkan
prestasi belajar yang optimal.
d. Minat
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa.
‘minat adalah kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan memegang
beberapa kegiatan yang diamati siswa diperhatikan terus menerus disertai dengan
rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan’ (Cony Semiawan, 1990). Juga menurut
Winkel (1986) bahwa minat adalah kecenderungan yang menetapkan untuk rasa
tertarik pada bidang-bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam
bidang-bidang itu. Seseorang yang didorong oleh minat dan merasa senang dalam
belajar dapat memperoleh prestasi belajar yang optimal. Oleh karena itu yang
dapat diupayakan agar siswa dapat berprestasi dengan baik perlu dibangkitkan
minat belajarnya.
e. Bakat
Bakat menurut Tabrina Rusyan (1989), adalah kapasitas seseorang atau
potensi hipotesis untuk dapat melakukan suatu tugas dimana sebelumnya sedikit
mengalami latihan atau sama sekali tidak memperoleh latihan lebih dahulu. Jadi
bakat merupakan potensi dan kecakapan pada suatu lapangan pekerjaan. Apabila
kapasitas mendapat latihan yang memadai maka potensi akan berkembang
menjadi kecakapan yang nyata.
f. Konsentrasi
Konsentrasi adalah pemusatan pemikiran dengan segala kekuatan
perhatian yang ada pada suatu situasi. Pemusatan pikiran ini dapat dikembangkan
2.2.2. Faktor dari Luar (Extrinsic)
a. Faktor Keluarga
Faktor keluarga turut mempengaruhi perkembangan prestasi belajar
siswa. Pendidikan yang pertama dan utama yang diperoleh ada dalam keluarga.
Jadi keluarga merupakan salah satu sumber bagi anak untuk belajar. Kalau
pelajaran yang diperoleh anak dari rumah tidak baik, kemungkinan diluar
lingkungan keluarga anak menjadi nakal dan begitu juga sebaliknya.
Pendidikan informal dan formal memerlukan kerjasama antara orang tua
dengan sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan
pengalaman-pengalamannya dan menghargai usaha-usahanya. Orang tua juga harus
menunjukkan kerjasamanya dalam cara anak belajar di rumah. Pendidikan
berlangsung seumur hidup berlangsung dan dilaksanakan dalam lingkungan
rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung
jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
b. Faktor Sekolah
Faktor ini menyangkut proses pembelajaran yang diterima seseorang
dengan bantuan guru. Metode pembelajaran yang diberikan sekolah sangat
menentukan bagaimana anak dapat belajar mandiri dengan baik. Guru yang baik
adalah guru yang menguasai kelas memiliki kemampuan dan menggunakan
metode pembelajaran yang tepat, yaitu kemampuan membelajarkan dan
kemampuan memilih alat bantu pembelajaran yang sesuai serta kemampuan
Dengan metode pembelajaran yang baik dan tepat akan dapat menarik
minat siswa, perhatian siswa akan tertuju pada bahan pelajaran, sehingga
diharapkan siswa akan dapat mencapai prestasi belajar.
c. Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan ketiga sesudah keluarga
dan sekolah, yang mempengaruhi anak dalam mencapai prestasi belajar yang baik.
Anak haruslah dapat berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya, karena dari
pengalaman yang dialami siswa dimasyarat banyak diperoleh ilmu yang berguna
bagi anak didik.
Hal ini didukung pendapat Glesser (1987) yang mengatakan, manusia
normal adalah seorang manusia yang berfungsi secara efektif, yang sampai pada
taraf tertentu merasa bahagia dan menunjukkan prestasi dibidang yang
dianggapnya perlu, ia harus pula dapat bertingkah laku dengan
mempertimbangkan norma dan batasan yang ada dilingkungan setempat ia tinggal
dan hidup.
2.3. Indeks Prestasi Kumulatif
Dalam sistem belajar tuntas, seorang siswa baru dapat dinyatakan lulus
dalam evaluasi suatu mata pelajaran apabila ia telah menguasai seluruh materi
secara merata dan mendalam dengan nilai minimal 80 (Pressley & McCormick,
1995 dalam Syah, 2006).
Arifin dan Fauzi (2004) menyatakan bahwa indeks prestasi adalah sebuah
(IPK) dihitung dengan mengalikan bobot SKS mata kuliah dengan bobot nilai,
kemudian semua mata kuliah dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah SKS yang
diambil.
Penggolongan prestasi belajar mahasiswa yang digunakan terdapat dalam
buku panduan akademik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Bardasarkan peraturan akademik Program Sarjana (S1) Universitas
Sumatera Utara (2013) Bab V tentang sistem penilaian dan perbaikan nilai pada
bagian pertama sistem penilaian pasal 19, yaitu:
Tabel 2.1. Nilai Prestasi, Bobot Prestasi dan Kualitas Prestasi Nilai Prestasi Bobot Prestasi Golongan Prestasi
A 4,00 Sangat Baik
Berdasarkan peraturan akademik Program Sarjana (S1) Universitas Sumatera
Utara (2013) Bab XIII tentang predikat kelulusan pasal 55, yaitu:
a. Memuaskan : IPK 2,00 sampai dengan 2,75
b. Sangat memuaskan : IPK 2,76 sampai dengan 3,50
c. Sangat memuaskan : IPK 3,51-4,00 dengan masa studi > terjadwal
ditambah 1 (satu) tahun
d. Dengan pujian/Cumlaude : IPK 3,51-4,00 dengan masa studi ≤ terjadwal
3. Evaluasi Keberhasilan Belajar Mahasiswa
Evaluasi keberhasilan belajar mahasiswa sistem KBK dengan metode
ceramah, metode tutorial, dan metode praktikum dilaksanakan pada akhir kegiatan
blok, sedangkan skills lab evaluasi keberhasilan belajar dinilai pada akhir
semester.
3.1. Metode Ceramah
Menurut Tim Penyusun (2013) evaluasi metode ceramah merupakan
proses keberhasilan mahasiswa dalam proses perkuliahan selama dalam satu blok
dengan ketentuan:
Persyaratan mengikuti ujian : Menghadiri perkuliahan minimal 80% dari
total perkuliahan.
Bentuk evaluasi : Multy Disciplinary Examination (MDE).
Model soal : Multiple Choice Questions (MCQ).
Remedial : Remedial diadakan pada akhir semester.
3.2. Metode Tutorial
Nursalam (2008) menyatakan bahwa untuk mengetahui apakah metode
PBL berhasil atau tidak, maka dilakukan proses evaluasi/penilaian. Dalam
pembelajaran yang berorientasi dalam proses, terdapat dua komponen pokok yang
perlu diperhatikan dalam proses evaluasi.
1. Pengetahuan yang diperoleh mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mendapatkan pengetahuan apakah telah melalui
2. Proses belajar yang dilakukan oleh mahasiswa
Mahasiswa diharapkan menggunakan pendekatan belajar deep learning, yaitu
melakukan proses belajar yang aktif, mandiri, dan bertanggung jawab.
Menurut Tim Penyusun (2013) evaluasi tutorial adalah bentuk evaluasi
terhadap pencapaian tutorial berupa evaluasi akhir (PAQ) dan proses tutorial.
Evaluasi tutorial meliputi:
a. Evaluasi Hasil Tutorial
Persyaratan mengikuti ujian : Menghadiri proses tutorial 100%.
Bentuk evaluasi : Problem Analysis Questions (PAQ).
Model soal : Kasus.
Remedial : Remedial diadakan pada akhir
semester.
b. Evaluasi Proses Tutorial
Persyaratan mengikuti ujian : Menghadiri proses tutorial 100%.
Bentuk evaluasi : Real Time Observastion.
Model evaluasi : Daftar checklist yang diisi oleh
fasilitator setiap pelaksanaan tutorial
(T1, T2, dan T3).
Proses nilai : Tutorial 1 = 40%
Tutorial 2 = 40%
Tutorial 3 = 20%
3.3. Metode Praktikum
Menurut Tim Penyusun (2013) evaluasi praktikum dinilai melalui
pencapaian mahasiswa terhadap materi yang disusun berdasarkan kegiatan
praktikum.
Persyaratan mengikuti ujian : Menghadiri kegiatan praktikum 100% dari
total praktikum.
Bentuk evaluasi : Quiz, responsi atau laporan.
Waktu pelaksanaan : Evaluasi dilaksanakan segera selama atau
setelah praktikum berlangsung.
Remedial : Tidak ada remedial.
3.4. Metode Skills Lab
Adalah salah satu strategi pembelajaran untuk mencapai kompetensi
keterampilan klinis yang wajib dikuasai oleh seorang perawat.
Model evaluasi : Outstanding Skills Clinical Examination
(OSCE).
Standar kelulusan : Mahasiswa dinyatakan lulus OSCE jika
nilai akhir OSCE minimal 80 (A).
Remedial : Mahasiswa diwajibkan mengikuti
remedial.
Mahasiswa dinyatakan lulus blok jika nilai rata-rata minimal 60 (C). Mahasiswa
lulus minimal skor 60 untuk setiap komponen penilaian (MDE, PAQ, proses
tutorial, dan praktikum). Sedangkan pada skills lab mahasiswa dinyatakan lulus
Sistem skor lambang untuk komponen penilaian (MDE, PAQ, proses tutorial, dan
praktikum);
Tabel 2.2. Sistem Skor Lambang Komponen Penilaian
Skor Lambang
80 - 100 A
75 - 79 B+
70 - 74 B
65 - 69 C+
60 - 64 C
40 - 59 D
< 40 E
Remedial dilakukan pada metode ceramah (MDE), tutorial (PAQ), dan skills lab
yang dilaksanakan pada akhir blok. Dimana materi yang diajukan sama seperti
ujian yang telah dilaksanakan yaitu pada ujian MDE, PAQ, dan OSCE. Jika
remedial pertama dinyatakan tidak lulus, maka akan dilaksanakan grand remedial,
tapi ini hanya berlaku untuk ujian MDE saja (Tim Penyusun, 2013).
4. Keterkaitaantara Metode Belajar terhadap Prestasi Belajar
Slameto (2003) menyatakan bahwa banyak mahasiswa gagal atau tidak
mendapat hasil yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui
cara-cara belajar yang efektif. Mereka kebanyakan hanya mencoba menghafal
pelajaran. Seperti diketahui, belajar itu sangat kompleks. Belum diketahui segala
seluk beluknya. Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kecakapan dan
ketangkasan belajar berbeda secara individual. Walaupun demikian kita dapat
membantu siswa dengan memberi petunjuk-petunjuk umum tentang cara-cara
dengan sendirinya akan menjamin sukses siswa. Sukses hanya tercapai berkat
usaha keras. Tanpa usaha tidak akan mencapai sesuatu. Belajar yang efektif dapat
meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional
yang ingin dicapai. Selain itu metode belajar merupakan alat untuk mencapai
suatu tujuan. Makin baik metode belajar yang dipakai, makin efektif pula
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
1. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program
Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara. Dalam
penelitian ini metode belajar mahasiswa dilihat dari beberapa metode dalam
kurikulum KBK yaitu metode ceramah, tutorial, praktikum, dan skills lab, yang
dijadikan indikator dalam pengukuran dan dilihat bagaimana pengaruh metode
belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa yang dilihat dari Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK).
Skema 3.1
Kerangka Konseptual Pengaruh Metode Belajar terhadap Prestasi Belajar
Mahasiswa Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap Akademik USU Metode Belajar Mahasiswa:
1. Ceramah 2. Tutorial 3. Praktikum 4. Skills lab
2. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Definisi Operasional
Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1. Variabel
Independen: Metode Belajar Mahasiswa
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
korelasi yang bertujuan untuk melihat pengaruh metode belajar terhadap prestasi
belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik
Universitas Sumatera Utara.
2. Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Sampling 2.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, yang meliputi semua
elemen yang ada dalam wilayah penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan
tahap akademik USU yang telah memiliki Indeks Prestasi Kumulatif dengan
jumlah 391 mahasiswa.
2.2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah sebagian atau wakil dari keseluruhan populasi
yang diteliti dan dianggap mewakili populasi (Arikunto, 2006). Menurut
Nursalam (2009) jika besar populasi kurang dari 1000, maka penentuan jumlah
n = � 1 +� (�)2
dimana:
n= jumlah sampel
N= jumlah populasi
d= tingkat signifikasi (0.05)
Sehingga didapat jumlah sampel untuk penelitian ini ialah 196 mahasiswa.
2.3.Teknik Sampling
Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik proportionate
stratified random sampling yaitu suatu cara pengambilan sampel yang digunakan
apabila anggota populasi penelitian bersifat heterogen yang terdiri atas
kelompok-kelompok yang bersifat homogen atau berstrata secara proportional (Hidayat,
2009).
Menurut Ridwan (2005), cara penentuan jumlah sampel setiap kelompok
populasi ialah dengan menggunakan rumus:
n
1=
N1 N.
�
Dimana:
�1= jumlah sampel menurut stratum (strata)
�1= jumlah populasi menurut stratum
�= jumlah populasi selurunya
Jumlah sampel tiap stambuk akan digambarkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1. Jumlah sampel setiap stambuk
Setelah didapat jumlah sampel tiap kelompok (kelas), sampel akan dipilih
dengan cara acak beraturan (ordinal sampling), yaitu sampel diambil dengan
nomor absensi bernomor genap sampai jumlah sampel terpenuhi.
3. Lokasi dan waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara pada tanggal 19 September 2013 – 20 Juni 2014. Lokasi ini
dipilih karena jumlah sampel memadai serta efisiensi waktu.
4. Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Pada pengumpulan data, peneliti
terlebih dahulu memperkenalkan diri, kemudian menjelaskan maksud, tujuan dan
prosedur penelitian kepada responden. Apabila responden setuju maka responden
Stambuk Populasi Sampel
2010 126 63
2011 131 66
2012 134 67
diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent) yang telah
disediakan oleh peneliti. Bila responden tidak bersedia atau menolak untuk diteliti
maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak responden.
Untuk menjaga kerahasiaan maka nama responden tidak akan dicantumkan
pada lembar kuesioner yang diisi oleh responden dan hanya diberi kode tertentu.
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti dan
hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian.
5. Instrumen Penelitian dan Pengukuran Validitas - Reliabilitas 5.1.Instrumen Penelitian
Kuesioner atau angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan
secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara
menjawab juga dilakukan dengan tertulis (Arikunto, 2009). Dalam kuesioner ini
terdiri dari tiga bagian dan dibuat dalam bentuk kuesioner, yaitu:
5.1.1.Kuesioner data demografi
Kuesioner ini terdiri atas inisial responden, jenis kelamin, usia, jalur
masuk perguruan tinggi dan beberapa pertanyaan yang menunjukkan faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar. Dalam kuesioner data demografi ini ada beberapa
pertanyaan yang diharapkan responden untuk mengisinya yaitu: inisial responden,
jenis kelamin, usia. Untuk pertanyaan jalur masuk perguruan tinggi dan faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar, responden diminta untuk memberi tanda
5.1.2.Kuesioner metode belajar mahasiswa
Kuesioner ini digunakan untuk mengkaji metode belajar mahasiswa yaitu
efektif atau tidak efektif. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
tertutup dimana pada setiap item pernyataan responden diminta untuk memilih
jawaban yang telah disediakan (Notoatmodjo, 2005), sehingga responden hanya
perlu memberikan jawaban berupa tanda check list (√). Kuesioner terdiri dari 47 pernyataan dengan 4 metode belajar, yaitu; metode ceramah 1-8 pernyataan,
metode tutorial 9-25 pernyataan, metode praktikum 26-36 pernyataan, metode
skills lab 37-47 pernyataan. Dari setiap pernyataan pada kuesioner dihitung
skornya menggunakan skala Likert dengan alternatif jawaban yang tersedia pada
kuesioner yaitu: Tidak pernah (skor 1), Kadang-kadang (skor 2), Sering (skor 3),
Selalu (skor 4). Jumlah skor yang paling tinggi akan menentukan metode belajar
mahasiswa efektif.
5.1.3.Kuesioner prestasi belajar
Kuesioner yang digunakan untuk mengkaji prestasi belajar mahasiswa
reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik USU, ditentukan dari
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dengan kriteria penilaian berdasarkan peraturan
akademik Program Sarjana (SI) Universitas Sumatera Utara (2013) Bab XIII
tentang predikat kelulusan pasal 55.
1. Memuaskan : 2,00 – 2,75
2. Sangat memuaskan : 2,76 – 3,50
5.2.Pengukuran Validitas - Reliabilitas 5.2.1.Uji Validitas
Uji validitas instrumen bertujuan untuk mengetahui kemampuan instrumen
untuk mengukur apa yang diukur (Notoatmojo, 2010). Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara
tepat. Instrumen dalam penelitian ini berbentuk kuesioner yang disusun sendiri
oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka, oleh karena itu perlu dilakukan uji
validitas. Uji validitas akan dilakukan pada ahlinya, bentuk uji validitas yang
dilakukan adalah validitas isi. Untuk menentukan ada tidaknya korelasi antara dua
variabel digunakan rumus korelasi product moment. Ada tidaknya korelasi
ditunjukkan oleh besarnya angka yang terdapat dibelakang koma (Arikunto,
2010).
5.2.2.Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas instrumen adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui
konsistensi dari instrumen sehingga dapat digunakan peneliti selanjutnya dalam
ruang lingkup yang sama. Reliabilitas indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan
sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten dan bila dilakukan pengukuran
dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur
yang sama (Notoatmodjo, 2010). Uji reliabilitas dilakukan sebelum pengumpulan
data kepada 196 orang responden penelitian. Uji reliabilitas penelitian ini
Teknik analisa yang digunakan adalah rumus Cronbach Alpha. Hasil uji
reliabilitas untuk kuesioner metode belajar mahasiswa adalah 0,901. Berdasarkan
Polit & Hungler (1995) yang menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan
reliabel apabila hasil uji lebih besar dari 0,70. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kuesioner metode belajar mahasiswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah
reliabel.
6. Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data digunakan dengan cara:
a. Mengajukan permohonan persetujuan komisi etik penelitian kesehatan
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
b. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada institusi
pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang
digunakan peneliti sebagai tempat penelitian.
c. Setelah mendapat izin pelaksanaan penelitian dari Dekan F.Kep USU,
peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian.
d. Pada saat pengumpulan data, peneliti membagikan kuesioner kepada
responden. Kemudian peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian
serta menanyakan kesediaan responden untuk mengikuti penelitian. Bagi
mahasiswa yang bersedia menjadi responden, peneliti memberi informed
e. Peneliti menjelaskan kepada responden tentang petunjuk pengisian
kuesioner dan memberi waktu 15-20 menit untuk mengisi kuesioner yang
diberikan.
f. Peneliti mengumpulkan kuesioner dan memeriksa kelengkapan kuesioner
yang telah diisi oleh responden. Kemudian peneliti melakukan analisa dari
data yang telah terkumpul.
7. Analisa Data
Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data untuk
mengetahui metode belajar responden, kemudian melakukan analisa data melalui
beberapa tahap antara lain: (a) Editing, yaitu dilakukan untuk memeriksa
ketetapan dan kelengkapan data yang telah diisi oleh responden dengan maksud
untuk memeriksa apakah kuesioner yang telah diisi oleh responden sesuai dengan
petunjuk, apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan data dilengkapi
dengan mewawancarai responden. (2) Coding, yaitu data yang telah terkumpul
dan dikoreksi ketetapan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti
secara manual sebelum diolah dengan komputer. (3) Entri, data yang telah
dibersihkan kemudian dimasukkan kedalam program komputer. (4) Cleaning
Data, yaitu pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan kedalam komputer
guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data. (5) Saving, data
yang telah diperiksa dilakukan penyimpanan data untuk siap dianalisa, (6)
Analisis Data, data yang telah terkumpul dianalisis kembali untuk menghindari
Dalam pengolahan data dilakukan dengan cara univariat dan bivariat,
dimana data univariat untuk menampilkan data demografi, metode belajar dan
indeks prestasi belajar dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.
Sedangkan bivariat untuk mengidentifikasi pengaruh metode belajar terhadap
prestasi belajar. Metode belajar merupakan variabel independen dengan skala
interval dan prestasi belajar merupakan variabel dependen dengan skala rasio
sehingga uji korelasi yang digunakan adalah uji Pearson. Uji Pearson digunakan
karena peneliti ingin mengetahui pengaruh antar dua variabel. Nilai r berkisar
antara -1 sampai +1 untuk menunjukkan derajat pengaruh antara dua variabel.
Dan untuk menentukan apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kedua
variabel, maka dilakukan pengamatan terhadap nilai signifikan (p) pada hasil
analisis data yaitu p<0.05.
Untuk menafsirkan hasil pengujian statistik digunakan panduan
interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan korelasi, nilai p, dan arah
korelasi menurut Dahlan (2008). Penafsiran hasil pengujian statistik dapat dilihat
Tabel 4.2. Panduan interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan korelasi, nilai p, dan arah korelasi
No. Parameter Nilai Interpretasi
1. Kekuatan korelasi (r)
Terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji.
Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji. 3. Arah korelasi + (positif)
-(negatif)
Searah, semakin besar nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya.
Berlawanan arah. Semakin besar nilai satu
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan
mengenai pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler
Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara.
Penyajian data dalam penelitian ini meliputi; deskripsi karakteristik responden,
deskripsi metode belajar responden, deskripsi prestasi belajar responden, serta
analisa pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler
Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara.
Pengumpulan data dilakukan pada 196 responden dan dilaksanakan pada tanggal
24-26 Maret 2014.
1. Hasil Penelitian
1.1. Karakteristik Responden
Deskripsi karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin, usia, jalur
masuk perguruan tinggi dan 13 pertanyaan yang menunjukkan faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar. Pada karakteristik responden ini tidak dilakukan
uji korelasi untuk mencari pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler
Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara.
Karakteristik demografi dilakukan sebagai perbandingan atau menggambarkan
bahwa mayoritas dalam penelitian ini adalah perempuan (n=175, 89%). Sebagian
besar responden berusia 20 tahun (n=60, 31%) dan 21 tahun (n=69, 35%). Hampir
semua responden mengikuti proses tutorial, praktikum, dan skills lab. Tetapi lebih
dari setengah responden yang mengikuti perkuliahan (n=120, 61%). Berikut
disajikan karakteristik demografi responden mahasiswa.
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden
Variabel Frekuensi Persen (%)
Jenis Kelamin SNMPTN ujian tulis UMB reguler Frekuensi Interaksi dengan Masyarakat
Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler di Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler di Luar
Fakultas Keperawatan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler di Luar
Universitas Fakultas Keperawatan Pilihan Pertama
Ya Terlambat Datang Kuliah Setiap Blok
Selalu Informasi yang dapat Diserap
<25 % Tidak Mengikuti Perkuliahan pada Setiap Blok
Tidak pernah Tidak Mengikuti Proses Tutorial
Tidak pernah Tidak Mengikuti Praktikum
Tidak pernah Tidak Mengikuti Skills Lab
1.2. Deskripsi Metode Belajar Mahasiswa
Hasil penelitian terdapat pengaruh metode belajar mahasiswa dapat dilihat
pada tabel 5.2 yang menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa memiliki metode
belajar yang efektif (n=173, 88,3%) dan hanya sedikit mahasiswa memiliki
metode belajar tidak efektif (n=23, 11,7%).
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase metode belajar responden
Variabel Frekuensi Persen (%)
Tidak Efektif Efektif
23 173
11,7 88,3
1.3. Deskripsi Prestasi Belajar Mahasiswa
Prestasi belajar merupakan indikator untuk menilai tingkat keberhasilan
mahasiswa dalam proses belajar. Hasil penelitian terhadap prestasi belajar
mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.3 yang menunjukkan bahwa sebagian besar
mahasiswa menunjukkan prestasi belajar sangat memuaskan (n=136, 69,4%).
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase prestasi belajar responden
Variabel Frekuensi Persen (%)
Memuaskan
Sangat Memuaskan Cumlaude
20 136
40
1.4. Pengaruh Metode Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap Akademik Universitas Sumatera Utara
Prestasi belajar dapat mencerminkan pengaruh metode belajar karena di
dalam fungsinya metode belajar merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan dari
proses belajar. Semakin baik metode yang digunakan, semakin efektif pula
pencapaian dari proses belajar tersebut. Uji korelasi Pearson dilakukan secara
komputerisasi dan menunjukkan nilai p sebesar 0.008. Angka ini lebih kecil dari
level of significance (α) yaitu <0,05. Hal ini diinterpretasikan bahwa hipotesa
diterima yang artinya terdapat pengaruh yang bermakna antara metode belajar
terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan
tahap akademik Universitas Sumatera Utara. Nilai koefisien diperoleh r = 0,190.
Koefisien korelasi (r) 0,190 artinya pengaruh antar variabel dalam penelitian ini
memiliki arah korelasi positif dengan interpretasi kekuatan hubungan sangat
lemah.
Tabel 5.4 Pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa reguler Program Studi Ilmu Keperawatan tahap akademik Universitas Sumatera Utara
Variabel 1 Variabel 2 p r Keterangan
Metode belajar mahasiswa
Prestasi belajar