SKRIPSI
PENGARUH KERJASAMA TIM TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT SOLIDER
PANCUR BATU
OLEH
HENDRO NATANAEL MANURUNG 090521147
PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
PENGARUH KERJASAMA TIM TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT SOLIDER
PANCUR BATU
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan kerjasama tim karyawan pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Solider, Pancur Batu, dan untuk mengetahui faktor yang paling dominan yang mempengaruhi kerjasama tim karyawan terhadap efektivitas kerja pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Solider, Pancur Batu.
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada karyawan PT. Bank Perkreditan Rakyat Solider, Pancur Batu dengan populasi dan sampel sebanya 55 orang. Metode yang digunakan adalah deskriptif dan kuantitatif dengan menggunakan regresi linier sederhana. Pengolahan data diproses dengan menggunakan SPSS versi 16,0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerjasama tim yang terdiri dari: kerjasama, kekompakan, kepercayaan berpengaruh terhadap efektivitas kerja yang terdiri dari kuantitas kerja, kualitas kerja, ketepatan waktu, kepuasan kerja, pencapaian tujuan pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Solider, Pancur Batu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara kerjasama tim terhadap efektivitas kerja pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Solider, Pancur Batu
ABSTRACT
INFLUENCE OF TEAM WORK TO EFFECTIVELY EMPLOYEE PERFORMANCE IN PT BANK PERKREDITAN RAKYAT SOLIDER
PANCUR BATU
The purpose of this research is to know and to analyse the influence of Team Work to effectively employee performance in PT Bank Perkreditan Rakyat Solider Pancur Batu.
The data used in this study are primary data and secondary data. Data analysis methods used is descriptive quantitative by using simple linear regression. The population in this study were a total 55 respondents for study the sample, with saturation sampling technique. Data on the process by using SPSS 16,0 version for windows.
The study is based on simple linear regression analysis showed that the variable teamwork such as teamwork, cohesiveness and trustworthy influence in a positive and significant influence to effectively employee performance in PT Bank Perkreditan Rakyat Solider Pancur Batu.
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberi kemudahan, kekuatan dan penghimburan sehingga skripsi ini dapat
selesai. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera
Utara. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
peneliti akan menerima saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi peneliti sendiri dan berbagai pihak.
Untuk Ayahanda Lomo Manurung dan Ibunda Rosdiana Nainggolan, peneliti mengucapkan terima kasih atas kasih sayang, dukungan dan motivasinya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dra. Lucy Anna, MS selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
6. Ibu Dr. Sitti Raha Agoes Salim, MSc selaku Dosen Pembaca Penilai yang
telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
7. Kepada keluarga besar saya Ronita Manurung, Emayana Manurung, Yokana
Manurung, dan Rotua Panjaitan. Untuk teman-teman Bukti, Marzuki, Ana,
Via, Vera serta seluruh teman Manajemen Ekstensi stambuk 2009. Terima
kasih atas bantuan dan doa yang telah diberikan selama ini.
8. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada siapa saja yang membaca
dan mempelajarinya khususnya bagi diri peneliti.
Medan, Januari 2013 Peneliti
DAFTAR ISI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerjasama Tim ... 5
2.2.1. Pengertian Efektivitas Kerja ... 17
2.2.2. Indikator Efektivitas Kerja ... 18
2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja ... 20
2.3. Penelitian Terdahulu ... 22
2.4. Kerangka Konseptual ... 23
2.5. Hipotesis Penelitian ... 25
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 26
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26
3.3. Batasan Operasional ... 26
3.4. Defenisi Operasional ... 26
3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 27
3.6. Populasi dan Sampel ... 28
3.7. Jenis Data ... 29
3.8. Metode Pengumpulan Data ... 29
3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 29
3.10. Teknik Analisis Data ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 36
4.1.1. Sejarah Perusahaan ... 36
4.2. Hasil Penelitian ... 50
4.2.1. Analisis Deskriptif ... 50
4.2.2. Metode Analisis Data ... 58
4.2.3. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 61
4.2.4. Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 63
4.2.5. Koefisien Determinan ... 65
4.3. Pembahasan ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 69
5.2. Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 71
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1. Perbedaan antara Kelompok dan Tim ... 6
3.1. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 27
3.2. Instrumen Skala Likert ... 28
3.3. Uji Validitas ... 30
3.4. Uji Reliabilitas ... 31
4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50
4.2. Jawaban Responden Terhadap Variabel Kerjasama Tim (X) ... 52
4.3. Jawaban Responden Terhadap Variabel Efektivitas Kerja(Y) . 55 4.4. Analisis Regresi Sederhana ... 62
4.5. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 64
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1. Kerangka Konseptual ... 24
4.1. Struktur Organisasi PT BPR Solider ... 41
4.2. Pengujian Normalitas Histogram ... 59
4.3. Pengujian Normalitas P-P Plot ... 60
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman 1. Kuesioner Penelitian ... 2. Daftar Distribusi Jawaban Validitas ... 3. Daftar Distribusi Jawaban Responden ... 4. Hasil Uji Regresi Linear Berganda ...
ABSTRAK
PENGARUH KERJASAMA TIM TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT SOLIDER
PANCUR BATU
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan kerjasama tim karyawan pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Solider, Pancur Batu, dan untuk mengetahui faktor yang paling dominan yang mempengaruhi kerjasama tim karyawan terhadap efektivitas kerja pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Solider, Pancur Batu.
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada karyawan PT. Bank Perkreditan Rakyat Solider, Pancur Batu dengan populasi dan sampel sebanya 55 orang. Metode yang digunakan adalah deskriptif dan kuantitatif dengan menggunakan regresi linier sederhana. Pengolahan data diproses dengan menggunakan SPSS versi 16,0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerjasama tim yang terdiri dari: kerjasama, kekompakan, kepercayaan berpengaruh terhadap efektivitas kerja yang terdiri dari kuantitas kerja, kualitas kerja, ketepatan waktu, kepuasan kerja, pencapaian tujuan pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Solider, Pancur Batu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara kerjasama tim terhadap efektivitas kerja pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Solider, Pancur Batu
ABSTRACT
INFLUENCE OF TEAM WORK TO EFFECTIVELY EMPLOYEE PERFORMANCE IN PT BANK PERKREDITAN RAKYAT SOLIDER
PANCUR BATU
The purpose of this research is to know and to analyse the influence of Team Work to effectively employee performance in PT Bank Perkreditan Rakyat Solider Pancur Batu.
The data used in this study are primary data and secondary data. Data analysis methods used is descriptive quantitative by using simple linear regression. The population in this study were a total 55 respondents for study the sample, with saturation sampling technique. Data on the process by using SPSS 16,0 version for windows.
The study is based on simple linear regression analysis showed that the variable teamwork such as teamwork, cohesiveness and trustworthy influence in a positive and significant influence to effectively employee performance in PT Bank Perkreditan Rakyat Solider Pancur Batu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) pada hakikatnya merupakan
aset utama dan bagian integral dari suatu organisasi maupun perusahaan. MSDM
yang strategis memandang bahwa karyawan pada semua bidang pekerjaan dan
tingkat apapun adalah baik secara struktural maupun fungsional. Karyawan
merupakan salah satu faktor produksi, oleh karena itu harus dimanfaatkan secara
maksimal dan produktif. Tujuan suatu perusahaan tidak akan dapat terwujud tanpa
peran aktif karyawan meskipun alat-alat yang dimiliki perusahaan begitu canggih
dan lengkap.
Keberhasilan sebuah perusahaan sangat ditentukan oleh pengetahuan,
keterampilan, dan kerjasama dari beberapa karyawan. Dalam meningkatkan mutu
hasil pekerjaan tidaklah ditekankan pada produk (barang maupun jasa) yang
dihasilkan dan dipasarkan saja, akan tetapi menyangkut segala jenis kegiatan
organisasi yang terlibat, terutama bagaimana sebuah kerjasama tim mampu
menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi.
Kerjasama tim merupakan suatu kelompok yang usaha dari tiap-tiap individu
menghasilkan kinerja lebih baik daripada hasil yang diperoleh secara
masing-masing individu. Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh
sebuah tim lebih baik daripada kinerja per individu di suatu organsasi ataupun
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas suatu kerjasama tim terdiri dari
konteks tim yang efektif, komposisi tim, rancangan pekerjaan, dan proses yang
mempengaruhi efektivitas suatu kerjasama tim. Konteks tim merupakan
unsur-unsur yang berhubungan dengan lingkungan, budaya, dan penghargaan.
Komposisi tim merupakan suatu kondisi yang berhubungan dengan kinerja suatu
tim, yang terdiri dari pengetahuan, ketrampilan, keuntungan dan kerugian.
Rancangan pekerjaan menggambarkan suatu bentuk kerja sama dan tanggung
jawab suatu tim. Sementara proses merupakan hal-hal yang mempengaruhi
keefektivitasan suatu kerja sama tim, terdiri dari pembentukan, penetapan norma,
kinerja dan penghentian.
Setiap anggota tim memiliki peran masing-masing, namun dalam hal ini tak
jarang kerjasama dalam tim dihadapkan pada konflik. Penyebab konflik kerjasama
tim yang terjadi pada PT Bank Perkreditan Rakyat Solider, Pancur Batu selama
ini pada umumnya adalah karena adanya pertentangan pribadi, kesalahpahaman
diantara karyawan, dan perbedaan tujuan. Kesalahpahaman yang terjadi adalah
kurangnya kejelasan pembagian data dari perusahaan untuk melakukan
pendekatan dan menawarkan produk-produk bank kepada nasabah maupun
masyarakat luas. Komunikasi yang buruk diantara karyawan dan antar bagian atau
divisi pada PT Bank Perkreditan Rakyat Solider, Pancur Batu seringkali
menyebabkan salah persepsi dan salah paham dalam menyelesaikan tugas.
Pertentangan dalam sebuah tim tersebut terjadi karena kurangnya kerjasama
dalam menyelesaikan tugas-tugas antar bagian, yaitu bagin tabungan, deposito,
Masalah yang terjadi pada karyawan PT Bank Perkreditan Rakyat Solider,
Pancur Batu mengakibatkan efektivitas kerja karyawan semakin menurun dan
tujuan perusahaan tidak tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan oleh
perusahaan. Kerjasama tim dapat memberikan motivasi bagi karyawan untuk
memberikan kemampuan terbaiknya dalam memanfaatkan kesempatan yang
diberikan oleh perusahaan kepada setiap karyawan untuk terus meningkatkan
kualitas kerja dan memperoleh prestasi yang gemilang. Berdasarkan uraian
tersebut maka penulis mengangkat judul : “Pengaruh Kerjasama Tim Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT Bank Perkreditan Rakyat Solider, Pancur Batu“
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah kerjasama tim berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja pada PT Bank Perkreditan
Rakyat Solider, Pancur Batu?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah “Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
kerjasama tim terhadap Efetivitas kerja karyawan pada PT Bank Perkreditan
Rakyat Solider, Pancur Batu.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitin ini adalah:
a. Bagi PT Bank Perkreditan Rakyat Solider, Pancur Batu
Sebagai masukan pada PT Bank Perkreditan Rakyat Solider, Pancur Batu
b. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan sebagai sarana aplikasi terhadap ilmu
yang didapat bangku perkuliahan dalam bidang sumber daya manusia,
khususnya yang berkaitan dengan kerjasama tim.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai bahan referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam
melakukan penelitian di masa mendatang, khususnya peneliti yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerjasama TIM
2.1.1 Pengertian Kerjasama TIM
Kerjasama dalam tim menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan
keberhasilan kerja. Kerjasama dalam tim akan menjadi suatu daya dorong yang
memiliki energi dan sinergisitas bagi individu-individu yang tergabung dalam
kerjasama tim. Tanpa kerjasama yang baik tidak akan memunculkan ide-ide
cemerlang. Sebagaimana yang dinyatakan Bachtiar (2004) bahwa ”Kerja sama
merupakan sinergisitas kekuatan dari beberapa orang dalam mencapai satu tujuan
yang diinginkan. Kerjasama akan menyatukan kekuatan ide-ide yang akan
mengantarkan pada kesuksesan”.
Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
berinteraksi dan mengkoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini
memiliki 3 (tiga) komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih. Kedua,
orang-orang dalam sebuah tim memiliki interaksi regular. Ketiga, orang-orang
dalam sebuah tim memiliki tujuan yang sama.
Setiap tim maupun individu sangat berhubungan erat dengan kerja sama
yang dibangun dengan kesadaran pencapaian prestasi dan kinerja. Dalam kerja
sama akan muncul berbagai penyelesaian yang secara individu tidak
terselesaikan. Keunggulan yang dapat diandalkan dalam kerja sama pada kerja tim
adalah munculnya berbagai penyelesaian secara sinergi dari berbagai individu
Tabel 2.1
Perbedaan antara kelompok dan tim
KELOMPOK TIM
• Memiliki pemimpin yang ditunjuk
• Akuntabilitas individual
• Tujuan kelompok dan organisasi
sama
• Hasil kerja individual
• Mengadakan pertemuan–pertemuan Efisien
• Efektifitas secara tidak langsung
diukur oleh pengaruh bisnis
• mendiskusikan, memutuskan,
mendelegasikan pekerjaan untuk para individu
• Berbagi peran kepemimpinan
• Akuntabilitas mutual dan individu
• Visi atau tujuan khusus tim
• Hasil kerja kolektif
• Pertemuan– pertemuan mendorong diskusi terbuka
• Efektifitas secara langsung diukur
dengan menilai kerja kolektif
• mendiskusikan, memutuskan,
berbagi pekerjaan
Sumber: West (2002:174) 2.1.2 Jenis Tim
2.1.2.1 Tim Formal
Tim formal diciptakan oleh organisasi sebagai bagian dari struktur formal
organisasi. Dua jenis tim formal yang paling umum adalah tim vertikal dan tim
horizontal.
2.1.2.2 Tim Vertikal
Tim vertikal terdiri dari seorang manajer dan para bawahannya dalam rantai
komando formal. Terkadang tim ini disebut tim fungsional atau tim komando.
Setiap tim diciptakan oleh organisasi untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu
2.1.2.3 Tim Horizontal
Tim horizontal terdiri atas karyawan – karyawan dari tingkat hierarkis yang
hamper sama, tetapi dari bidang keahlian yang berbeda. Dua jenis tim horizontal
yang paling umum adalah angkatan tugas dan komite.
1. Angkatan tugas adalah kelompok karyawan dari departemen – departemen
berbeda yang dibentuk untuk menangani aktifitas tertentu dan hanya bertahan
sampai tugas itu selesai.
2. Komite biasanya berumur panjang dan mungkin merupakan bagian permanen
dari struktur organisasi. Komite memberikan keuntugan yaitu: memungkinkan
para anggota organisasi untuk bertukar informasi, menghasilkan saran – saran
untuk mengoordinasi unit – unit organisasional yang diwakilkan,
mengembangkan berbagai ide dan solusi baru untuk masalah – masalah
organisasional yang ada, dan membantu perkembangan berbagai praktik dan
kebijaksanaan organisasional yang baru.
2.1.2.4 Tim dengan Tujuan Khusus
Tim dengan tujuan khusus adalah tim yang diciptakan diluar organisasi
formal untuk mengerjakan proyek kepentingan atau kreatifitas khusus. Tim
dengan tujuan khusus masih merupakan bagian dari organisasi formal dan
memiliki struktur laporannya sendiri.
2.1.2.5 Tim dengan Kepemimpinan Mandiri
Tim yang dibentuk dalam satu departemen yang sama dan anggotanya
adalah karyawan untuk mendiskusikan cara-cara peningkatan kualitas, efisiensi
dari departemen yang sama yang dengan sukarela bertemu untuk mendiskusikan
cara – cara peningkatan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja. Tim pemecahan
masalah biasanya merupakan langkah pertama dalam langkah perusahaan menuju
partisipasi karyawan yang lebih besar. Seiring dengan bertambah dewasanya
perusahaan, tim pemecahan masalah berangsur – angsur berkembang menjadi tim
dengan kepemimpinan mandiri.
Kepemimpinan mandiri biasanya terdiri dari 5 sampai 20 pekerja dengan
lebih dari satu keterampilan yang menggilir pekerjaan untuk menghasilkan produk
atau layanan yang menyeluruh atau setidaknya satu aspek menyeluruh atau bagian
dari sebuah produk atau layanan. Ide pokoknya adalah bahwa tim – tim itu
sendiri, dan bukan para manajer atau supervisor, bertanggung jawab atas
pekerjaan mereka, membuat keputusan, mengawasi kinerja mereka sendiri, dan
mengubah perilaku kerja mereka seperti yang dibutuhkan untuk memecahkan
masalah, mencapai tujuan, dan menyusuaikan diri terhadap kondisi – kondisi yang
berubah.
Tim dengan kepemimpinan mandiri merupakan tim permanen yang secara
khusus meliputi elemen – elemen berikut ini :
1. Tim mencakup para karyawan yang memiliki beberapa keterampilan dan
fungsi, dan keterampilan – keterampilan yang dikombinasikan sudah
cukup untuk mengerjakan tugas organisasional yang besar.
2. Tim diberi akses menuju sumber – sumber daya seperti informasi,
peralatan, mesin dan persediaan yang dibutuhkan untuk mengerjakan
3. Tim diberi kekuasaan dengan otoritas pembuatan keputusan yang berarti
bahwa para anggota memiliki kebebasan untuk memilih anggota baru,
memecahkan masalah, menghabiskan uang, mengawasi hasil, dan
merencanakan masa depan.
2.1.2.6 Tim di Lingkungan Kerja yang Baru
Dua jenis tim yang semakin sering digunakan adalah tim virtual/maya dan
tim global
1. Tim virtual terdiri atas anggota – anggota yang tersebar secara geografis dan
organisasional yang terikat terutama oleh kemajuan teknologi informasi dan
telekomunikasi. Tim virtual sering meliputi para pekerja lepas, anggota
organisasi rekanan, pelanggan, pemasok, konsultan, atau pihak – pihak luar
lainnya. Salah satu keuntungan dari tim virtual adalah kemampuan untuk
dengan cepat mengumpulkan kelompok orang yang paling tepat untuk
menyelesaikan proyek yang kompleks, memecahkan masalah tertentu, atau
mengekploitasi peluang strategis tertentu.
2. Tim global adalah tim kerja lintas batas yang terbentuk dari anggota – anggota
dengan kebangsaan yang berbeda yang aktifitasnya menjangkau banyak
Negara. Tim global dapat dibagi dalam dua kategori yaitu tim interkultiral
yang para anggotanya berasl dari berbagai negara atau budaya yang berbeda
dan bertemu dengan berhadapan secara langsung, dan tim global virtual yang
para anggotanya tinggal di lokasi yang terpisah di seluruh penjuru dunia dan
2.1.3 Karakteristik Tim 2.1.3.1 Ukuran Tim
Secara umum, ketika ukuran tim meningkat, akan lebih sulit bagi setiap
anggota untuk dapat saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Ukuran kelompok mengusulkan hal hal berikut ini :
1. Tim kecil (2 sampai 4 anggota) menunjukan lebih banyak persetujuan,
mengajukan lebih banyak pertanyaan, dan bertukar lebih banyak opini. Merek
cenderung bersikap informaldan tidak banyak menuntut pemimpin.
2. Tim besar cenderung memiliki lebih banyak perselisihan pendapat dan
perbedaan opini. Karena kurangnya kepuasan dihubungkan dengan tugas yang
dispesialisasikan serta komunikasi yang buruk, para anggota tim memiliki
sedikit kesempatan untuk berpatisipasi dan merasakan keakraban kelompok.
2.1.3.2. Peran Anggota
Dalam tim-tim yang sukses syarat kinerja tugas dan kepuasan social
dipenuhi oleh munculnya dua jenis peran yaitu spesialis tugas dan
sosioemosional.
Orang-orang yang memainkan peran spesialis tugas menghabiskan waktu
dan energi untuk membantu tim meraih tujuannya. Mereka sering memperlihatkan
perilaku-perilaku berikut :
1. Memprakarsai ide
2. Memberikan opini
3. Mencari informasi
Orang – orang yang menggunakan peran sosioemosional mendukung
kebutuhan emosional para anggota tim dan membantu menguatkan kesatuan
social. Mereka memperlihatkan perilaku – perilaku berikut :
1. Mendorong
2. Berpadu
3. Mengurangi Ketegangan
4. Mengikuti
5. Berkompromi
2.1.4 Proses Tim
2.1.4.1 Tingkat Perkembangan Tim
1. Pembentukan. Tingkat pembentukan adalah periode orientasi dan
perkenalan. Selama tigkat pembentukan ini, pemimpin tim harus
memberikan waktu bgi para anggota untuk mengenal satu sama lain dan
mendorong mereka terlibat dalam diskusi informal dan social.
2. Prahara. Selam tingkat prahara kepribadian individual muncul. Tingkat
ini ditandai oleh konflik dan perselisihan pendapat.
3. Penetuan norma. Selama tingkat penentuan norma, konflik konflik
diselesaikan, dan keharmonisan serta kesatuan tim muncul. konsensus
terwujud pada siapa yang memiliki kekuasaan, siapa pemimpinnya, dan
peran – perab para anggota.
4. Pelaksanaan. Selama tingkat pelaksanaan, penekanan utama ada pada
pemecahan masalah dan penyelesaian tugas yang diberikan. Selama
tugas yang tinggi. Spesialis sosioemosional dan spesialis tugas harus
memberikan kontribusi.
5. Pembubaran. Tingkat pembubaran muncul dalam komite, angkatan tugas,
dan tim yang memiliki tugas yang terbatas untuk dikerjakan dan
dibubarkan setelahnya. Pada saat ini, pemimpin berharap untuk
memberitahukan pembubaran tim dengan suatu ritual atau upacara,
barangkali memberikan piagam dan penghargaan untuk menandakan
penutupan dan kelengkapan.
2.1.4.2 Kekompakan Tim
Kekompakan tim didefinisikan sebagai sejauh mana para anggota tertarik
pada tim dan termotivasi untuk tinggal didalamnya. Faktor – faktor yang
menentukan kekompakan tim :
1. Interaksi tim. Hubungan yang lebih baik antara anggota tim dan semakin
banyak waktu yang dihabiskan bersama, semakin kompak tim tersebut.
2. Konsep tujuan yang sama. Anggota tim sepakat dengan tujuan dan
menjadikan lebih kompak
3. ketertarikan pribadi terhadap tim. Para anggota memiliki sikap dan nilai yang
serupa dan senang berkumpul.
2.1.4.3 Norma Tim
Norma tim adalah standar perilaku yang sama – sama dimiliki oleh para
anggota tim dan membimbing perilaku mereka. Norma bersifat informal. Norma
Norma mengidentifikasikan nilai – nilai utama, mengklarifikasi harapan –
harapan peran, dan memudahkan kelangsungan hidup tim. Norma yang relevan
dengan perilaku sehari – hari dan hasil kerja serta kinerja karyawan secara
berangsur –angsur berkembang. Empat cara berkembangnya norma tim yang
lazim untuk mengendalikan dan mengarahkan perilaku yaitu :
1. Peristiwa penting. Peristiwa penting dalam sejarah tim membangun teladan
yang penting.
2. Keunggulan. Keunggulan berarti bahwa perilaku pertama yang muncul dalam
tim sering kali menentukan teladan untuk harapan – harapan tim nantinya.
3. Perilaku pembawaan. Perilaku pembawaan menghadirkan norma – norma ke
dalam tim dari luar.
4. Pernyataan yang eksplisit. Dengan pernyataan yang eksplisit, para pemimpin
atau para anggota tim dapat memprakarsai norma–norma dengan
mengungkapkannya pada tim.
2.1.5 Indikator-Indikator Kerjasama Tim 2.1.5.1 Kerjasama
Kerjasama dilakukan oleh sebuah tim lebih efektif daripada kerja secara
individual. Menurut West (2002) “Telah banyak riset membuktikan bahwa kerja
sama secara berkelompok mengarah pada efisiensi dan efektivitas yang lebih baik.
Hal ini sangat berbeda dengan kerja yang dilaksanakan oleh perorangan”.
Selain keunggulan di atas, kerjasama juga dapat menstimulasi seseorang
berkontribusi dalam kelompoknya, sebagaimana yang dinyatakan Davis (dalam
orang-orang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan
kontribusi kepada tujuan kelompok atau berbagai tanggung jawab pencapaian
tujuan”.
Kontribusi tiap-tiap individu dapat menjadi sebuah kekuatan yang
terintegrasi. Individu dikatakan bekerja sama jika upaya-upaya dari setiap
individu tersebut secara sistematis terintegrasi untuk mencapai tujuan bersama.
Semakin besar integrasinya semakin besar tingkat kerja samanya.
Indikator-indikator Kerja Sama:
West (2002) menetapkan indikator-indikator kerja sama sebagai alat
ukurnya sebagai berikut :
1. Tanggung jawab secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan, yaitu
dengan pemberian tanggung jawab dapat tercipta kerja sama yang baik.
2. Saling berkontribusi, yaitu dengan saling berkontribusi baik tenaga maupun
pikiran akan terciptanya kerja sama.
3. Pengerahan kemampuan secara maksimal, yaitu dengan mengerahkan
kemampuan masing-masing anggota tim secara maksimal, kerja sama akan
lebih kuat dan berkualitas.
2.1.5.2 Kepercayaan
Maxwell (2002) menyatakan bahwa ”Kepercayaan (trust) adalah keyakinan
bahwa seseorang sungguh-sungguh dengan apa yang dikatakan dan dilakukannya.
Kepercayaan lahir dari sikap yang dimunculkannya ketika berinteraksi dengan
orang lain, misalnya pemimpin dengan bawahan, bawahan dengan pemimpin atau
kita kepada orang lain secara tulus. Kepemimpinan akan sukses bila dilandasi
adanya kepercayaan satu sama lain”.
Selanjutnya Sopiah (2008) memberikan definisi bahwa ”Kepercayaan adalah
suatu harapan positif bahwa orang tidak akan bertindak secara oportunistik. Bila
pengikut mempercayai pemimpinnya, mereka bersedia berkorban bagi tindakan
pimpinan, demikian pula sebaliknya pemimpin harus memberikan kepercayaan
atas kemampuan pengikutnya”.
Kerjasama tim yang berkinerja tinggi dicirikan oleh kepercayaan (trust)
timbal balik yang tinggi di antara anggota-anggotanya. Artinya para anggota
meyakini akan integritas, karakter dan kemampuan setiap anggotanya.
Kepercayaan sangat kuat di dalam sebuah perusahaan, orang-orang tidak
akan berbuat terbaik jika mereka tidak percaya bahwa mereka akan diperlakukan
secara adil, tak ada kronisme dan setiap orang memiliki sasaran yang nyata.
Satu-satunya cara yang diketahui untuk menciptakan kepercayaan semacam itu adalah
dengan menyusun nilai-nilai dan kemudian melakukan apa yang telah
dibicarakan.Artinya seseorang harus mengerjakan apa yang dikatakan akan
dilakukan, secara konsisten, sepanjang waktu.
Maxwell (2002) mengindikasikan indikator-indikator kepercayaan, yaitu:
1. Kejujuran, yaitu dengan adanya kejujuran anggota tim akan menciptakan rasa
saling percaya.
2. Pemberian tugas, yaitu dengan pemberian tugas pada anggota tim berarti telah
3. Integritas, yaitu setiap anggota dianggap memiliki integritas atau bersikap
sebenarnya (truthfulness) dalam bekerja.
2.1.5.3 Kekompakan
Dewi (2007) memberikan defenisi bahwa kekompakan adalah bekerja sama
secara teratur dan rapi, bersatu padu dalam menghadapi suatu pekerjaan yang
biasanya ditandai adanya saling ketergantungan.
Selanjutnya Mangkuprawira (2009) menyatakan bahwa “Kekompakan
(cohesiveness) adalah tingkat solidaritas dan perasaan positif yang ada dalam diri
seseorang terhadap kelompoknya”.
Kekompakan kelompok bukanlah senjata rahasia dalam pencarian untuk
peningkatan kinerja kelompok atau tim. Caranya agar berhasil adalah dengan
menjaga agar ukuran kelompok-kelompok tugas tetap kecil, menyakinkan
standar-standar kinerja dan sasaran-sasaran harus jelas dan dapat diterima,
mencapai beberapa keberhasilan awal dan mengikuti petunjuk-petunjuk praktis.
Tim kerja yang dipilih sendiri dimana orang-orang mengangkat teman satu timnya
sendiri dan cara-cara sosial selepas kerja dapat merangsang kekompakan
sosio-emosional. Membantu perkembangan kekompakan sosio-emosional perlu
diseimbangkan dengan kekompakan tim. Jika sosio-emosional tidak disesuaikan
dengan kekompakan tim, hal ini dapat mengganggu kinerja dan prestasi tim, yang
pada akhirnya mengganggu prestasi-prestasi individu.
Pada dunia usaha, penggunaan team work seringkali merupakan solusi
terbaik untuk mencapai suatu kesuksesan. Team work yang solid akan
demikian untuk membentuk sebuah tim yang solid dibutuhkan komitmen yang
tinggi dari manajemen. Hal terpenting adalah bahwa team work harus dilihat
sebagai suatu sumber daya yang harus dikembangkan dan dibina sama seperti
sumber daya lain yang ada dalam perusahaan. Proses pembentukan, pemeliharaan
dan pembinaan team work harus dilakukan atas dasar kesadaran penuh dari tim
tersebut sehingga segala sesuatu berjalan secara normal sebagai suatu aktivitas
sebuah team work, meskipun pada kondisi tertentu manajemen dapat melakukan
intervensi (Mangkuprawira, 2009).
Dalam melihat sejauhmana hubungan kekompakan terhadap kerjasama tim,
Dewi (2007) menetapkan indikator-indikator sebagai berikut :
1. Saling ketergantungan tugas, yaitu saling ketergantungan pada tugas
menciptakan kekompakan.
2. Saling ketergantungan hasil, yaitu anggota tim merasa hasil yang dicapai
bukanlah hasil secara individu, tetapi hasil kekompakan bersama dalam
bekerja.
3. Komitmen yang tinggi, yaitu anggota tim dianggap memiliki komitmen yang
tinggi pada tujuan yang akan dicapai tim.
2.2 Efektivitas Kerja
2.2.1 Pengertian Efektivitas Kerja
Suatu organisasi yang berhasil dapat diukur dengan melihat pada sejauh
mana organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Pentingnya efektivitas organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi, dan
Menurut Etzioni dalam Tangkilisan (2005:139) Efektivitas adalah tingkat
sejauh mana suatu organisasi yang merupakan system social dengan segala
sumber daya dan sarana tertentu yang tersedia memenuhi tujuan-tujuannya tanpa
pemborosan dan menghindari ketegangan yang tidak perlu diantara
anggota-anggotanya”. Menurut Argris dalam Tangkilisan (2005:139), efektivitas kerja
adalah keseimbangan atau pendekatan optimal pada pencapaian tujuan,
kemampuan dan pemanfaatan tenaga manusia”. Menurut Pabundu (2006:16),
efektivitas kerja adalah fungsi dari peraturan-peraturan dan praktik-praktik yang
digunakan perusahaan dengan konsisten. Bentuk konsistensi ini sebagai sumber
kekuatan organisasi dan sebagai cara untuk memperbaiki kinerja dan efektivitas
organisasi.
Jadi konsep efektivitas menunjukkan sejauh mana organisasi melaksanakan kegiatan atau fungsi-fungsi sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai
dengan menggunakannya secara optimal melalui alat-alat dan sumber-sumber
daya yang ada.
2.2.2 Indikator Efektivitas Kerja
Menurut Agraris dalam Tangkilisan (2003:131), menyebutkan tolok ukur
efektivitas kerja sebagai berikut:
1. Pencapaian Tujuan
Kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan organisasi berupa
peningkatan profit, kualitas dan kuantitas pelayanan. Setiap individu harus
dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang diberikan
2. Kuantitas Kerja
Kuantitas kerja merupakan volume kerja yang dihasilkan pada saat kondisi
normal. Hal ini didapat dari banyaknya beban kerja dan keadaan yang
didapat atau dialaminya selama bekerja.
3. Tepat Waktu
Menyelesaiakan pekerjaan tepat waktu serta mencapai sasaran yang telah
dicapai. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya yang timbul. Setiap
karyawan harus dapat menggunakan waktu seefisien mungkin dengan cara
datang tepat waktu dan berusaha menyelesaikan tugas sebaik-baiknya
seperti yang telah ditetapkan melalui kebijakan perusahaan.
4. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah faktor yang berhubungan langsung dengan Sumber
Daya Manusia (SDM) sebagai karyawan dalam pencapaian tujuan
organisasi. Kepuasan kerja adalah tingkat kesenangan yang dirasakan
seseorang atas peranan atau pekerjaan organisasi. Tingkat rasa puas
individu, bahwa mereka dapat imbalan yang setimpal, dari
bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dan organisasi tempat mereka berada.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menarik kesimpulan tentang pengertian
kepuasan kerja adalah tingkat kesenangan dalam melaksanakan pekerjaan
yang dibebankan sebagai akibat dari imbalan yang diterima untuk
memenuhi kebutuhan, bila kebutuhan karyawan terpenuhi maka mereka
5. Kualitas Kerja
Kualitas kerja merupakan sikap yang ditunjukkan oleh karyawan berupa
hasil kerja dalam bentuk kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil dengan
tidak mengabaikan volume pekerjaan dalam mengerjakan pekerjaan.
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja
Menurut Strees dalam Tangkilisan (2005:151) ada empat faktor yang
mempengaruhi efektivitas kerja yaitu:
1. Karakteristik Organisasi
Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi organisasi.
Struktur dan teknologi dengan berbagai cara. Struktur yang dimaksud
adalah hubungan yang relatif tatap sifatnya, seperti dijumpai dalam
organisasi, sehubungan dengan susunan sumber daya manusia. Struktur
meliputi bagaimana cara organisasi menyusun orang-orang atau
mengelompokkan orang-orang di dalam menyelesaikan pekerjaan.
Sedangkan yang dimaksud teknologi adalah mekanisme suatu perusahaan
untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Dengan teknologi yang
tepat akan menunjang kelancaran organisasi didalam mencapai sasaran,
disamping itu juga dituntut adanya penempatan orang yang tepat pada
tempat yang tepat pula.
Karakteristik organisasi berpengaruh terhadap efektivitas di samping
lingkungan luar dan dalam telah dinyatakan berpengaruh terhadap
efektivitas. Lingkungan luar yang dimaksud adalah luar perusahaan
lingkup perusahaan misalnya karyawan atau pegawai di perusahaan
tersebut. Keberhasilan hubungan organisasi lingkungan tampaknya amat
tergantung pada tiga variable yaitu:
a. Tingkat keterdugaan keadaan lingkungan
b. Ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan
c. Tingkat rasionalitas organisasi.
Ketiga faktor ini mempengaruhi ketepatan tanggapan organisasi terhadap
perubahan lingkungan makin tepat tanggapannya, makin berhasil adaptasi
yang dilakukan oleh organisasi.
2. Karakteristik Pekerja
Pada kenyataanya, para karyawan atau para pekerja perusahaan merupakan
faktor pengaruh yang paling penting atas efektivitas karena perilaku
merekalah yang dalam jangka panjang akan memperlancar atau merintangi
tercapainya tujuan organisasi. Pekerja merupakan sumberdaya yang
langsung berhubungan dengan pengelolaan semua sumber daya yang ada di
dalam organisasi, oleh sebab itu perilaku pekerja sangat berpengaruh
terhadap pencapaian tujuan organisasi.
3. Kebijakan dan Praktek Manajemen
Dengan makin rumitnya proses teknologi serta makin rumit dan kejamnya
lingkungan, maka peranan manajemen dalam mengkoordinasi orang dan
proses demi keberhasilan organisasi semakin sulit. Kebijaksanaan dan
tujuan, ini tergantung bagaimana kebijaksanaan dan praktek manajemen
dalam tanggung jawab terhadap para karyawan dan organisasi.
2.3 Penelitian Terdahulu
Harry Wijaya Hutasuhut (2011) Judul penelitian “Analisis Tim Kerja Pada
PT. Buana Varia Komputama Site, Medan.” Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh Kerjasama Tim terhadap kinerja
karyawan pada PT. Buana Varia Komputama Site, Medan. Pengujian data
menggunakan kuesioner yang dianalisis dengan menggunakan analisis statistik
seperti : uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik dan analisis regresi linear
berganda pada α=5% dengan bantuan SPSS 15.0 for Windows. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh secara positif dan signifikan antara
variabel budaya kerja dan komitmen karyawan terhadap kinerja karyawan pada
PT. Buana Varia Komputama Site, Medan. Pada uji F diketahui bahwa variabel
kerja tim karyawan secara bersama-sama mempengaruhi variabel kinerja
karyawan pada PT. Buana Varia Komputama Site, Medan secara positif dan
signifikan. Pada pengujian koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R
Square) diperoleh nilai sebesar 0.389, yang memiliki arti bahwa variabel kinerja
karyawan pada PT. Buana Varia Komputama Site, Medan dipengaruhi oleh
variabel kerjasama tim sebesar 38.9% dan sisanya 61.1% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi (2005), dengan
judul Pengaruh Pembagian Kerja Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan pada
dalam penelitian tersebut menggunakan pembagian kerja sebagai variabel bebas
(X) dan efektivitas kerja karyawan sebagai variabel terikat (Y). Penelitian
menggunakan metode Analisis Regresi Sederhana serta Validitas dan reabilitas
Analisis yang didapat bahwa uji korelasi dengan menggunakan rumus korelasi (r)
sebesar 0,828 kemudian uji signifikansi koefisien korelasi dengan menggunakan
uji t memperoleh T hitung = 8,22 dan Tabel = 2,040 karena T hitung > T tabel ini
artinya terdapat pengaruh yang kuat dan signifikan antara pembagian kerja
terhadap efektivitas kerja. Selanjutnya koefisien determinasi (R2
2.4 Kerangka Konseptual
) diperoleh
sebesar 68,58% artinya kontribusi pembagian kerja dalam menjelaskan
variabilitas efektivitas kerja sebesar 68,58% sisanya sebesar 31,44% adalah
kontribusi faktor-faktor lain, seperti: produktivitas, kemampuan adaptasi kerja,
kepuasan kerja dan lain-lain yang mana dalam penelitian ini tidak ikut dibahas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang kuat dan
signifikan antara pembagian kerja terhadap efektivitas kerja.
Kerjasama tim pegawai sangat diperlukan dalam suatu perusahaan. Menurut
Williams (2008) “Kerjasama tim adalah kemampuan untuk bekerjasama menuju
suatu visi yang sama, kemampuan mengarahkan pencapaian individu ke arah
sasaran organisasi”. Setiap anggota tim berkontribusi mengerahkan
kemampuannya dalam mencapai visi yang telah ditetapkan, sehingga prestasi
kerja individual dan kelompok dapat terwujud.
Selanjutnya dalam melihat terciptanya kerjasama tim yang baik, Buhler
prestasi individu. Anggota tim bekerja sama untuk mengumpulkan sumber daya
mereka, biasanya dalam hal ini kecakapan untuk mencapai sasaran-sasarannya”.
Menurut Kreitner dan Kinicki (2005), ”Kerjasama memiliki 3 (tiga)
keunggulan, yaitu: 1) Kerjasama lebih unggul dibandingkan dengan kompetisi
dalam meningkatkan prestasi dan produktivitas, 2) Kerja sama lebih unggul
dibandingkan upaya-upaya individualistis dalam meningkatkan prestasi dan
produktivitas, 3) Kerjasama tanpa kompetisi antar kelompok dapat meningkatkan
prestasi dan produktivitas lebih tinggi daripada kerjasama dengan kompetisi antar
kelompok”.
Menurut Argris dalam Tangkilisan (2005:139), efektivitas kerja adalah
keseimbangan atau pendekatan optimal pada pencapaian tujuan, kemampuan, dan
pemanfaatan tenaga manusia “jadi konsep efektivitas menunjukkan seberapa jauh
organisasi melaksanakan kegiatan atau fungsi-fungsi sehingga tujuan yang telah
ditetapkan perusahaan dapat tercapai dengan menggunakan alat-alat dan sumber
daya yang ada secara optimal. Indikator dari efektivitas kerja dalam penelitian ini
adalah pencapaian tujuan, kuantitas kerja, ketepatan waktu, kepuasan kerja, dan
kualitas kerja.
Berdasarka uraian di atas, maka dapat dibuat kerangka skema sistematis
kerangka konseptual pada Gambar 2.1
Sumber: Williams (2008) dan Tangkilisan (2005) data diolah Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Efektivitas Kerja (Y)
Dari gambar hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa antara variabel bebas
dan variabel terikat saling memiliki keterkaitan yaitu:
Kerjasama tim dilakukan menciptakan kerjasama yang baik diantara
karyawan ataupun kelompok di dalam sebuah perusahaan, komunikasi yang baik
dan adanya keterlibatan personal yang lebih positif dan berpengaruh terhadap
efektivitas kerja karyawan. Pengaruh ini akan lebih terlihat dengan adanya
indikator-indikator pada kerjasama tim yaitu kerjasama, kepercayaan dan
kekompakan yang terjadi diantara para karyawan.
2.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap objek permasalahan
(Sugiyono, 2008:47). Berdasarkan rumusan masalah maka hipotesis penelitian ini
adalah “Kerjasama tim berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian menurut tingkat eksplanasi, dimana
penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan pada tujuan
objek-objeknya (Sugiyono, 2006:10). Pada tingkat eksplanasi, penelitian termasuk
ke dalam penelitian asosiatif yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel
atau lebih untuk melihat pengaruh antar variabel yang terumus pada hipotesis
penelitian, yaitu variabel Kerjasama Tim berpengaruh terhadap variabel
Efektivitas Kerja.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah pada PT Bank Perkreditan Rakyat Solider, Pancur
Batu. Waktu penelitian dilakukan mulai dari Agustus 2012-September 2012.
3.3 Batasan Operasional
Agar pembahasan masalah dalam penelitian ini terarah dan tidak melebar
maka penelitian ini dibatasi pada masalah pengaruh Kerjasama Tim variabel
independen (variabel X) terhadap variabel dependen yaitu Efektivitas Kerja
(variabel Y)
3.4. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel di dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel Independen yaitu Kerjasama Tim (X)
Menurut Mathis dan Jackson (2006:378) pada dasarnya pengukuran kinerja
didasarkan pada 5 hal berikut :
1. Kuantitas dari hasil
2. Kualitas dari hasil
3. Ketepatan waktu,
4. Kehadiran
5. Kemampuan bekerja sama
Secara keseluruhan operasionalisasi variabel yang akan diteliti dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Defenisi Variabel Indikator Skala
Pengukuran
Kerjasama Tim
Suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi dan
Efektivitas Keseimbangan atau
pendekatan optimal
Sumber: Daft (2002) dan Tangkilisan (2005) data diolah 3.5 Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian adalah dengan menggunakan Skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.
item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono,
2005:86).
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No Skala Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2005:86) 3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
3.6.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2005 : 55).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Bank Perkreditan Rakyat
Solider Pancur Batu yang berjumlah 55 (lima puluh lima) orang.
3.6.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi (Kuncoro, 2009:118). Menurut pendapat Arikunto (2002:112) yang menyatakan apabila
subjeknya besar atau lebih besar dari 100 orang, maka dapat diambil 20% sampai
25% sebagai sampel, sedangkan karyawan yang ada pada Bank Perkreditan
Rakyat Solider berjumlah lebih kecil dari 100 orang sehingga penulis mengambil
3.7 Jenis Data
Adapun jenis data penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data primer, yakni data yang diperoleh secara langsung dari responden yang
terpilih di lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara memberikan
daftar pertanyaan (questionaire) dan melakukan wawancara (interview).
2. Data sekunder, yakni data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, baik
dari buku, jurnal-jurna; penelitian, majalah, dan situs internet untuk
mendukung penelitian ini.
3.8 Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data penelitian ini adalah:
1. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan
daftar pertanyaan kepada karyawan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Solider
Pancur Batu Medan.
2. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab
kepada karyawan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Solider Pancur Batu
Medan.
3. Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan dan mempelajari data dari buku-buku, jurnal-jurnal penelitian,
majalah dan internet yang memiliki relevansi dengan penelitian.
3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat
dalam meneliti yaitu kuesioner. Uji validitas dalam hal ini diambil sebagai
responden berjumlah 30 orang karyawan pada perusahaan yang berbeda yaitu,
Bank Perkreditan Rakyat Pijer Podi Pancur Batu. Uji Validitas dilakukan dengan
menggunakan Software SPSS (Statistic Package for the Social Science) Versi
16.00 dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika rhitung > rtabel
2. Jika r
, maka pertanyaan dinyatakan valid
hitung < rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.
Tabel 3.3 Uji Validitas Item-Total Statistics
Tabel 3.3 menunjukan bahwa seluruh pertanyaan valid, karena nilai
corrected item correlation seluruh pertanyaan bernilai lebih besar atau sama
dengan r table 0,374 dan dapat dipergunakan dalam penelitian.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian.
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali
untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2005:110). Uji reliabilitas akan dapat menunjukkan konsistensi dari
jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan setelah uji
validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.00 for windows terhadap 10
orang karyawan di Bank Perkreditan Rakyat Pijer Podi Pancur Batu dengan
kriteria sebagai berikut:
a. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 maka variabel atau konstruk tersebut
dinyatakan reliabel
b. Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0.60 maka variabel atau konstruk tersebut
dinyatakan tidak reliabel
Tabel 3.4 Uji Reabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.919 19
3.10 Teknik Analisis Data 1. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis data dimana peneliti
mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis, dan menginterprestasikan data
sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.
2. Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk melihat dalam model regresi, apakah variabel
dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau tidak. Model yang
paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal, yakno distribudi
data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Uji normalitas juga
dapat dilihat dari hasil perhitungan SPSS melalui gambar kurva uji normal P-P
plot ini dapat disimpulkan bahwa data penelitian mempunyai distribusi normal
karena sebaran data yang menyebar ke semua daerah kurva normal (Situmorang et
al, 2008:62)
3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan atau perbedaan varians dari residual pengamatan yang lain.
Jika varians residual dari suatu pengamatan lain tetap, maka disebut
homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Deteksi
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan
memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya).
grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau
sebaliknya melebar kemudian menyempit (Situmorang et al, 2008:63).
4. Analisis Regresi Sederhana
Peneliti menggunakan analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas yaitu Kerjasama Tim (X) terhadap variabel terikat yaitu
Efektivitas Kerja (Y). Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS
(Statistic Product and Service Solution) versi 17.00 agar hasil yang diperoleh
lebih terarah.
Persamaan regresi sederhana yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a + bx + e
Dimana:
Y = Efektivitas Kerja
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi Sederhana
X = Kerjasama Tim
e = Variabel Pengganggu ( standard error)
Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak), sebaliknya
disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Koefisien Determinasi (R2
Koefisien Determinasi (R
) 2
) digunakan untuk mengukur proporsi atau
persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien
determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu (0≤R 2≥1). Jika R2
Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan
pengeruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Jika R
semakin
besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas
yaitu kerjasama tim (X) adalah besar terhadap variabel terikat yaitu efektivitas
kerja karyawan (Y).
2
2. Uji Signifikan Individual/Uji Parsial (Uji-t)
semakin
kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas yaitu
kerjasama tim (X) terhadap variabel terikat yaitu efektivitas kerja karyawan (Y)
semakin kecil (Sugiyono, 2005:186).
Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual
terhadap variabel terikat. Adapun Uji-t menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
H0 : b1
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
variabel bebas yaitu kerjasama tim (X) terhadap variabel terikat yaitu efektivitas
kerja karyawan (Y). = 0
Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel
bebas yaitu kerjasama tim (X) terhadap variabel terikat yaitu efektivitas kerja
Karyawan (Y).
Kriteria pengambilan keputusan:
HO diterima atau Ha ditolak, jika thitung < ttabel
H
pada α = 5%
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Perusahaan
Pendirian BPR “SOLIDER” dengan dasar hukum Perseroan Akte No. 15 Tanggal
29 Januari 1994 dihadapan notaris Sartono Simbolon SH dan pengesahan Menteri
Kehakiman RI No. C-4.240.HT.01.01 tanggal 27 Mei 1994 dicatat dalam tambahan
berita Negara RI tanggal 21 September 1997 No. 76. BPR Solider beroperasi pada
tanggal 14 Februari 1998 sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan No.
Kep.560/KM/17/1997.
Pendirian Bank Perkreditan Rakyat ini didukung oleh Lembaga Gereja Khatolik.
Lembaga Gereja memikirkan perlunya suatu lembaga yang menolong perekonomian
masyarakat kecil. Keadaan ini semakin didukung oleh dampak krisis moneter yang
membuat perekonomian rakyat semakin terpuruk dan masyarakat ekonomi lemah
khususnya pedagang mencari alternatif pencarian dana kepada rentenir dengan bunga
yang sangat tinggi. Melihat keadaan masyarakat yang semakin terpuruk tersebut, maka
timbul keberanian dari Lembaga Gereja Khatolik untuk mendirikan Bank Perkreditan
Rakyat ini. Meskipun Bank Perkreditan Rakyat ini didirikan oleh Lembaga Gereja,
Bank Perkreditan Rakyat ini dalam pelayanannya kepada masyarakat umum bukan
hanya kepada lingkungan Gereja saja.
Maksud dan tujuan berdirinya Bank Perkreditan Rakyat Solider Pancur Batu ini
secara khusus adalah untuk menyediakan pembiayaan dalam pembangunan usaha
pertumbuhan ekonomi daerah dengan membantu dan membiayai pelaksanaan
pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat guna menaikkan dan
meningkatkan taraf hidup orang banyak. Fungsi dan tujuan Bank Perkreditan Rakyat
Solider Pancur Batu adalah sebagai berikut:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, baik jangka pendek,
menengah maupun jangka panjang melalui:
a. Tabungan
Adalah simpanan pihak lain pada bank yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek atau alat yang dipersamakan dengan itu.
b. Deposito Berjangka
Adalah simpanan pihak lain pada Bank yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan (deposan)
dengan Bank Perkreditan Rakyat Solider.
2. Memberikan pinjaman (pembiayaan)
3. Menambah pendapatan daerah
4. Menjalankan usaha perbankan lainnya
4.1.2 Struktur Organisasi
Suatu organisasi memiliki sejumlah karyawan yang merupakan perkumpulan
melebihi dari satu orang. Guna mencapai tujuan diperlukan adanya kerjasama yang
baik antara orang-orang yang ada didalamnya. Dengan demikian dalam suatu
organisasi pembagian tugas kepada masing-masing personilnya adalah penting karena
secara tidak langsung serta adanya hubungan antara bawahan dalam melaksanakan
tugasnya masing-masing.
Tanpa adanya struktur organisasi yang jelas maka akan sulit terciptanya suatu
kesatuan tindakan sehingga operasi perusahaan tidak akan berjalan secara efektif dan
eisien. Dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas setiap personel
akan mengetahui sejauh mana akan bertindak, sehingga kemungkinan
penyimpangan-penyimpangan dapat teratasi dengan baik. Dan bagi pepimpin sendiri akan
mempermudah pengawasan terhadap lembaga bawahan maupun
karyawan-karyawannya.
Struktur organisasi PT. Bank Perkreditan Rakyat Solider, Pancur Batu dapat
diketahui sebagaimana terlihat pada gambar berikut:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Bank Perkreditan Rakyat Solider
DEWAN KOMISARIS
Dari struktur tersebut dapat diketahui pembagian tugas pada masing-masing
unit yang menjalankan tugasnya sesuai dengan fungsinya. Dari hasil penelitian
penulis pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Solider Pancur Batu diperoleh
keterangan tentang tugas wewenang dan tanggung jawab masing-masing jabatan,
yang tercantum dalam organisasi adalah sebagai berikut:
DEWAN KOMISARIS
Tugas dan wewenang:
1. Mengawasi baik langsung maupun tidak langsung atas pekerjaan dan
tindakan Direksi mengenai pengelolaan perusahaan atau pertanggungjawaban
harta kekayaan perusahaan.
2. Memberi saran dan nasehat kepada Direksi atas permasalahan yang timbul
dalam Perseroan baik yang berkaitan dengan operasional maupun hubungan
luar.
3. Menciptakan dan membina hubungan baik dengan Perseroan, pihak yang
terkait dengan intern perusahaan, para instansi terkait dan lainnya.
4. Memberhentikan sementara Direksi apabila menyimpang sebagaimana
ketentuan dalam akte dan anggaran dasar pendirian perusahaan.
DIREKTUR UTAMA
Tugas dan wewenang
1. Menjalankan tugas dan wewenang sebagaimana yang ditetapkan berdasarkan
akte pendirian dan anggaran dasar perusahaan, serta menetapkan
peraturan-peraturan atau perobahan-perobahan bagi peningkatan kegiatan usaha
2. Memimpin dan mengkoordinasi semua kegiatan di dalam Bank maupun
mewakili keluar, termasuk mewakili bank di pengadilan.
3. Mengawasi dan mengendalikan, menertibkan semua kegiatan Bank sehingga
pelaksanaannya sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku
4. Menjaga likuiditas Bank agar kas rasio cukup sebagaimana diwajibkan oleh
Bank Indonesia sehingga setiap saat dapat membayar kewajiban tepat waktu.
5. Menilai, menetapkan dan memutuskan permohonan kredit sesuai dengan
wewenang dan menjaga agar prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit
tetap dipatuhi atau dilaksanakan untuk mencegah kredit bermasalah bersama
Direksi.
6. Membantu dan member saran-saran kepada bagian kredit tentang pemberian
kredit, analisa kredit, penagihan tunggakan kredit kepada debitur.
7. Melaksanakan pengendalian yang ketat terhadap segala kegiatan-kegiatan di
kantor serta melaksanakan pemeriksaan secara intensif.
DIREKTUR OPERASIONAL
Tugas dan wewenang
1. Menjalankan tugas dan wewenang sebagaimana yang ditetapkan berdasarkan
akte pendirian dan anggaran dasar perusahaan, serta menetapkan
peraturan-peraturan atau perobahan-perobahan bagi peningkatan kegiatan usaha
bersama direksi.
2. Mengusahakan agar instruksi kerja ditatai dan dilaksanakan masing-masing
3. Mengkoordinasikan kegiatan dalam operasional agar pekerjaan dilaksanakan
secara efisien dan efektif.
4. Menjalankan ketentuan-ketentuan perbankan dan surat edaran yang
menyangkut bidang operasional Bank.
5. Membantu menyelesaikan masalah-masalah yang timbul di dalam
pelaksanaan kerja, yaitu:
- Bidang pelayanan nasabah bank
- Bidang administrasi pembukuan
- Bidang administrasi kredit
- Bidang administrasi tabungan dan deposito
- Bidang administrasi umum/personalia
- Bidang kas
6. Melaksanakan pengendalian biaya sesuai dengan anggaran tahunan
7. Menyimpan berkas asli kredit di dalam brankas
8. Memeriksa berkas laporan pajak serta setoran pajak
BAGIAN TABUNGAN
Tugas dan wewenang
1. Mencari dan mengadakan penjajakan serta member informasi kepada calon
nasabah Bank Perkreditan Rakyat Solider
2. Menerima pemohonan nasabah, diproses dengan memberikan pelayanan yang
3. Memproses aplikasi pembukaan rekening tabungan dan mempersilahkan
nasabah menyetor uangnya ke kasir berdasarkan jumlah yang tercantum
dalam slip setoran yang telah dibuat.
4. Menerbitkan kartu tabungan, member nomor rekening tabungan dan
menyerahkan kartu tabungan kepada nasabah berdasarkan bukti slip setoran
yang telah ditandatangani dan distempel oleh kasir.
5. Setiap hari membuat jurnal antar seksi, dengan ketentuan:
- Mencatat di nota kredit bukti setoran tabungan yang telah diparaf dan
distempel kasir.
- Mencatat di nota debet bukti pengambilan tabungan yang telah diparaf
dan distempel kasir
- Menyerahkan jurnal antar seksi yang telah diparaf untuk diperiksa oleh
Direksi.
6. Menghitung bunga tahunan dan dicatat ke rekening tabungan masing-masing
setiap akhir bulan
7. Meminta persetujuan pejabat yang berwenang dalam setiap pengambilan
tabungan, atau pejabat yang dihunjuk bila Direksi berhalangan.
BAGIAN DEPOSITO
Tugas dan wewenang
1. Mencari, mengadakan kontak-kontak penjajakan, member informasi kepada
calon nasabah untuk menjadi deposan di Bank Perkreditan Rakyat Solider
3. Membuat kartu deposito asli dan copi atas nama deposan tersebut, yang
mencakup jumlah nominal deposito, nama deposan, tingkat suku bunga,
jangka waktu deposito dan membubuhkan materai
4. Membuat laporan deposito yang akan jatih tempo seminggu sebelum jatuh
tempo dan disampaikan kepada Direksi
5. Membuat rincian bunga deposito dengan mencantumkan AC (nomor
rekening), bunga deposito dan lain-lain untuk keperluan PPH pasal 23
deposito.
BAGIAN KAS
Tugas dan wewenang
1. Mengeluarkan dan memasukkan uang ke brankas
- Membuka brankas
- Menghitung uang yang diambil dari brankas sesuai jumlah pengambilan
- Mencatat jumlah uang yang diambil dari brankas di buku kas
- Menghitung sisa kas pada akhir hari berdasarkan transaksi di bagian kas
- Setiap hari merinci sisa kas berdasarkan nilai pecahannya dan dibukukan ke
register kas.
- Membubuhkan paraf pada register kas bersama-sama dengan Direksi
Operasional
- Melakukan pembendelan uang dan pengikatan uang dengan pita kertas pada
akhir hari
2. Bertanggung jawab atas penerimaan dan pembayaran uang sesuai dengan
wewenang yang diberikan
3. Setiap hari membuat arus kas (cash flow), yang terdiri dari penerimaan dan
pengeluaran melalui kas
4. Menyimpan dan mengadministrasikan buku rekening dan penempatan dana
pada bank lain (antar bank aktiva) di brankas
5. Menyimpan kunci di brankas
KEPALA BAGIAN KREDIT
Tugas dan wewenang
1. Memimpin, mengawasi dan mengarahkan marketing dalam menjalankan
tugas sehari-hari
2. Membimbing dan membina bawahan dalam disiplin, loyalitas, tanggung
jawab dalam menjalankan tugas sehari-hari dan agresif mencari nasabag
peminjam maupun penabung dari deposan
3. Memeriksa dan meneliti kelengkapan pengisian formulir permohonan kredit,
kelengkapan berkas persyaratan permohonan kredit, keabsahan surat-surat
jaminan calon debitur
4. Mengadministrasikan berkas permohonan kredit dan formulir kredit lainnya
dengan baik.
5. Selalu memonitor kredit yang diberikan, termasuk pembayaran angsuran
pokok dan bunga kredit serta perkembangan usaha debitur
6. Membantu anggota marketing dalam survey, kunjungan dan penagihan
7. Mengawasi dan membina disiplin kerja anggota marketing dan mengoreksi
jika menyalahi sistim dan prosedur kerja Bank Perkreditan Rakyat Solider
8. Membuat laporan daftar rincian kredit yang akan disampaikan kepada Bank
Indonesia dan diserahkan selambat-lambatnya tanggal 10 setiap awal bulan
9. Membuat perhitungan cadangan penyisihan aktiva produktif setiap bulannya
yang akan disampaikan ke Bank Indonesia
10. Setiap bulan membuat dan menyampaikan laporan kepada Direksi, laporan
sebagai berikut:
a. Saldo nominatif dan rencana penerimaan kredit
b. Laporan kredit yang akan jatuh tempo
c. Laporan jumlah nasabah, total kredit, dan pendapatan bunga yang masih
akan diterima
11. Memberikan data dan informasi serta penjelasan yang diminta Direksi dengan
cepat dan tepat.
12. Menyusun anggaran/rencana kerja tahunan kredit berdasarkan jenis, sektor,
jangka waktu dan lainnya bersama Direksi dan Kepala Bagian lainnya.
13. Memantau pelepasan kredit dengan anggaran kerja tahunan kredit, bunga
kredit, administrasi serta provisi kredit lainnya.
BAGIAN ADMINISTRASI KREDIT
Tugas dan wewenang
1. Menerima berkas-berkas kredit yang telah disetujui oleh Kepala Bagian