PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP PENINGKATAN VERTICAL JUMP PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER VOLI DI SMA 2 NGADIROJO PACITAN
Abstrak
Vertical jump merupakan salah satu unsur terpenting dalam sebuah
olahraga voli. Vertical jump merupakan sebuah proses yang kompleks yang melibatkan kekuatan, kecepatan dan daya tahan dari otot tungkai. Dalam penelitian ini peneliti mengaplikasikan metode latihan pliometrik depth jump dan
kneetuck jump terhadap peningkatan vertical jump di SMAN 2 Ngadirojo Pacitan.
Sampel pada penelitian ini berjumlah 22 responden, Metode penelitian ini menggunakan metode pendekatan quasi experimental, dengan desain berupa pre
test dan post test two group design. Uji pengaruh menggunakan Wilcoxon test
untuk mengetahui pengaruh pre and post test sedangkan uji beda menggunakan
Mann Whitney.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh latihan pliometrik depth
jump terhadap terhadap vertical jump (p value 0,007), sedangkan pada latihan
pliometrik knee tuck jump menunjukkan pengaruh terhadap vertical jump sebesar
(p value 0,003), sehingga terdapat perbedaan antara latihan pliometrik depth jump
dan knee tuck jump terhadap peningkatan verticaljump pada siswa ekstrakurikuler
voli di SMAN 2 Ngadirojo (p value 0,040).
Kata Kunci: Latihan pliometrik depth jump, knee tuck jump, vertical jump.
Abstrack
Vertical jump is one of the most important elements in the sport of volleyball.. One method of exercise that can improve one's vertical jump is to perform plyometrics exercises. In this study, researchers apply plyometrics training methods depth knee tuck jump and jump to the increased vertical jump at SMAN 2 Ngadirojo Pacitan. Samples in this amounting to 22 respondents, then from 22 respondents were divided into two groups, with a treatment depth jump as much as 11 respondents, and group with the treatment knee tuck jump as much as 11 respondents. This research method using quasi-experimental approach, with a design in the form of pre-test and post-test two group design.
PENDAHULUAN
Voli merupakan salah satu olahraga yang banyak digemari oleh lapisan masyarakat. Dalam permainan voli dimainkan oleh 2 kelompok. 1 kelompok terdiri dari 6 orang. voli merupakan kegiatan fisik yang bersifat rekreatif dan kompetitif. Dalam permainan voli gerakanya sangat kompleks yaitu gabungan dari lari, berjalan, melompat, dan membutuhkan unsur kekuatan, kecepatan, ketepatan, kelenturan yang baik (Ismaryanti, 2006).
Untuk melakukan gerakan-gerakan yang baik dibutuhkan kemampuan dasar fisik yang memadai. Vertical jump merupakan salah satu modal utama bagi atlit bola voli. Karena dengan lompatan yang bagus pemain voli dapat melakukan
blocking dan smash yang maksimal. Lompatan yang bagus didukung oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah power otot-otot tungkai (Sari & Rahayu, 2008).
Menurut Radcliffe & Farentinos (2002) salah satu cara untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai adalah dengan cara latihan pliometrik. Latihan pliometrik dapat merangsang berbagai perubahan dalam sistem
neuromuskuler, memperbesar kemampuan kelompok-kelompok otot untuk
memberikan respon lebih cepat dan lebih kuat terhadap perubahan-perubahan yang ringan dan cepat pada panjangnya otot (Impellizzeri, 2008).
Menurut Imaryanti (2006) pengukuran power otot tungkai dapat dilakukan dengan menggunakan pengukuran dan dengan melakukan tes kekuatan. Tes tersebut meliputi: Vertical Jump (lompat tegak keatas), Long Jump (Lompat jauh tanpa awalan), Kalamen Power Test (tes kekuatan berdasarkan waktu dengan menaiki anak tangga). Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan vertical jump sebagai parameter untuk menilai peningkatan power otot tungkai.
METODE
penelitian ini adalah quasi experimental dengan pre and post test two groups
design dengan membandingkan hasil vertical jump sebelum dan sesudah di
berikan perlakuan depth jump dan knee ktuck jump. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan mengunakan uji pengaruh wilcoxon test, sedangkan uji beda pengaruh menggunakan mann whitney.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemberian latihan depth jump dan knee tuck jump memberikan hasil yang siknifikan terhadap hasil vertical jump, hasil ini dapat terlihat dan dibuktikan dari hasil pre and post menggunakan uji wilcoxon.
Tabel 1.1 Hasil Uji Pengaruh Dengan Wilcoxon Pada Kelompok Perlakuan Depth Jump
Variabel P-Value Keterangan
Depth Jump 0.007 H0 Ditolak
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil uji wilcoxon menunjukan
p-value (0,007) < 0,05 atau Ho ditolak, sehingga dapat diartikan bahwa terdapat
pengaruh latihan pliomatrik depth jump terhadap vertical jump.
Tabel 1.2 Hasil Uji Pengaruh Dengan Wilcoxon Pada Kelompok Perlakuan Knee Tuck Jump
Variabel P-Value Keterangan
Knee Tuck Jump 0.003 H0 Ditolak
Berdasarkan tabel diatas di dapatkan hasil uji wilcoxon menunjukan
p-value (0,003) < 0,05 atau Ho ditolak, sehingga dapat diartikan bahwa terdapat
pengaruh latihan pliomatrik knee tuck jump terhadap vertical jump.
Tabel 1.3 Hasil Uji Beda Pengaruh Dengan Mann Whitney Pada Kelompok Perlakuan Depth Jump Dan Knee Tuck Jump
Variabel N
Rata-Depth jump (pre_post) 22 10,16 2,68 0,04 Ho diterima Knee tuck
jump(pre_post)
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan analisa menggunakan uji mann
whitney didapatkan hasil rata-rata untuk latihan depth jump sebesar 10,16 dan
knee tuck jump sebesar 12,84 sehingga diperoleh selisih sebesar 2,68 dan p-value
0,04. Karena 0,04 < 0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara latihan pliometrik depth jump dan knee tuck jump yang diberikan secara rutin sebanyak 3 kali dalam 1 minggu selama 6 minggu terhadap vertical jump siswa ekstrakulikuler bola voli putra di SMA 2 Ngadirojo.
Menurut Purvi (2012) Vertical jump adalah kemampuan seseorang melakukan loncatan lurus keatas dan tidak menggunakan awalan berfungsi untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai. Depth jump merupakan salah satu bentuk latihan pliometrik yang berfungsi mengembangkan kekuatan otot dan meningkatkan kemampuan serangan secara cepat dan jarak tempuh yang optimal. Hal yang penting dalam latihan ini adalah pengkoordinasian sistem neuromuskular sehingga memungkinkan adanya perubahan-perubahan arah yang cepat dan lebih kuat. Latihan ini berfungsi untuk meningkatkan kekuatan reaktif seorang atlet (Fadlullah & Kuswandari, 2009).
Knee tuck jump merupakan salah satu bentuk latihan dengan gerakan
meloncat keatas dan kedepan dengan kedua kaki diangak tinggi di depan dada dan dilakukan dengan cepat. Didalam latihan knee tuck jump akan mengakibatkan otot berkontraksi secara cepat dan utuh dalam satu siklus dan dilakukan secara berulang-ulang, hal ini akan memberikan suatu pembebanan yang besar terhadap otot. terutama meningkatnya massa dan panjang otot tungkai yang dilatih. Dengan meningkatnya massa dan panjang otot tungkai secara tidak langsung akan mempengaruhi power otot tungkai (Yuwono & Junaidi, 2015).
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistic maka dapat diambil kesimpulan maka terdapat pengaruh pemberian latihan depth jump terhadap
vertical jump, terdapat pengaruh l;atihan knee tuck jump terhadap vertical jump,
Saran bagi peneliti selanjutnya adalah menambah jumlah sempel dengan meningkatkan dosis latihanya, lama waktu latihanya sehingga dapat menghasilkan penelitian dengan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, N. 2007. Panduan Olahraga Bola Voli. Surakarta : Era Pustaka
Agus. 2006. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Surakarta: Yudhistira
Ardle, C.C. 2006. Plyometrics Exercise Drills Pliometrics Training Equipment.
Diakses: 20 Agustus 2015. http://www.thesstretcinganbook.com/newslatter.htm.
Clarck, A.M & Luccet, C. S. (ed). 2010. NASM’s essentials of sports performance
training. Philadelphia: Wolters Kluwer.
Chu, D. A. & Myer, G.D. 2013. Plyometrics. Unites States Of American: Human Kinetic.
Davis, B. 2000. Tes dan Pengukuran Olahraga. (Online), Diakses: 3 April 2015. http://w ww.brianmac.co.uk/sgtjump.htm.
Dewi, N. K. 2014. Pengaruh Pelatihan Single Leg Speed Hop dan Double Leg
Speed Hop Terhadap Daya Ledak Otot Tungkai. Jurnal IKOR Vol 2.
Universitas Pendidikan Ganesha.
Doewes, M. 2004. Latihan Pliometrics. Program Pasca Sarjana, Surakarta.
Ebben, W.P. 2007. Practical Guidelines For Plyometric Intensity. NSCA’s Performance Training Journal.
Edell, D. 2009. Electromyographic analysis of pliometric exercise. In: Proccedings of the XXIV International Symposium of the Society of the
Biomechanics in Sports. (K. E. Gianikellis, ed), Beijing, China: 222-225.
Faidlullah, H.Z. & Kuswandari, D.R. 2008. Pengaruh Latihan Pliometrik Depht Jump Dan Knee Tuck Jump Terhadap Hasil Tendangan Lambung Atlit Sepak Bola Pemula DI SMP AL-FIRDAUS Surakarta. Jurnal
Fisioterapi Volume 9 No 1. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Gillis, D.J. 2013. Performance testing in mixed martial arts – Part 4: Muscular
(http://mmatrainingbible.com/2013/06/20/the-mma-training-bibles-testing-battery-part-4-muscular-power, diakses tanggal 3 April 2015).
Hapsari, P.W. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Daya Tahan Otot Yang Diukur Menggunakan Tes Sit-up Selama 30 Detik Pada Anak
Sekolah Dasar Di SDN Pondok Cina 3. Skripsi. Depok: Universitas
Indonesia
Harsono. 2000. Coachingdan aspek-aspek psikologis dalam coaching. Jakarta:
Department Pendidikan dan Kebudayaan.
Hernawati. 2010. Produksi Asam Laktat Pada Exercise Aerobik dan Nonaerobik.
Jurusan Pendidikan Biologi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Kotzmanidis, C. 2006. Effect of Pliometric Training on Running Performance and Vertical Jump Jumping in Prepubertal Boys. J Strenght Cond Res. Volume 7. Nomor 4 May 2006: halaman 236-243.
Lubis, J. 2009. Mengenal Latihan Pliometrik. Jurnal Penelitian Kesehatan. Jakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Negri Jakarta.
Impellizzeri, F.M. 2008. Effects of plyometric training on sand versus grass on
muscle soreness and jumping and sprinting agility in soccer players. Br
J Sports Med. 42, pp: 42‐46.
Ismaryanti. 2006. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.
Nenggala, A.K. 2007. Pendidikan jasmani dan kesehatan untuk sekolah
menengah pertama : PT Grafindo Media Pratama.
Novan, M. 2010. Meningkatkan kekuatan power pada bola basket (Online), Scribd. (http://id.scribd.com/doc/53221248/kondisi-fisik, diakses tanggal 10 Maret 2015).
Markovic, G. & Jaric, S. 2007. Is vertical jump height a bady size independent
measure of muscle power. J Sport Sci. In press.
Miller, MG. 2006. The Effects of a 6-week plyometrics training program on agility. Journal of Sports Sciences and Medicine, (2006) 5, 498-465.
Purvi, K. 2012. The Corelation Study of the Vertical Jump Test and Wingate Cycle Test a Methot to Assess Anaerobic Power in Hight Schard Basketball Players. International Journal Of Scientific and Research
Radcliffe, J.C & Farentinos, R.C. 2002. Plyometrics Explosive Power Training.
2nd ed. Champaign, Illionis: Human kinetics Published, Inc.
Riyadi, S. 2008. Pengaruh Metode Latihan dan Kekuatan Terhadap Power Otot