• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis prioritas strategi bauran pemasaran pada agrowisata Taman Anggrek Ragunan Jakarta Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis prioritas strategi bauran pemasaran pada agrowisata Taman Anggrek Ragunan Jakarta Selatan"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN

PADA AGROWISATA TAMAN ANGGREK RAGUNAN

JAKARTA SELATAN

Oleh :

DWI HARDIKTIANINGRUM A14103056

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(2)

DWI HARDIKTIANINGRUM, Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran pada Agrowisata Taman Anggrek Ragunan, Jakarta Selatan (dibawah bimbingan HENY K. S. DARYANTO)

Saat ini, preferensi masyarakat dalam menikmati objek wisata telah mengalami perubahan ke bentuk wisata yang spesifik misalnya agrowisata, yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Perubahan preferensi dalam menikmati objek wisata juga diakibatkan oleh adanya kebutuhan masyarakat dalam memberikan hiburan yang mengandung unsur edukasi kepada putra-putri mereka, sehingga selain mendapatkan kesenangan dalam menikmati hiburan di objek wisata, masyarakat juga dapat memperoleh pengetahuan baru dari objek wisata yang mereka kunjungi. Kondisi tersebut, merupakan prospek yang cerah bagi perkembangan agrowisata dan sekaligus membuka peluang bagi pengembangan produk-produk agribisnis baik dalam bentuk kawasan atau produk pertanian yang mempunyai daya tarik tersendiri. Adanya perubahan preferensi tersebut, direspon dengan banyaknya agrowisata yang bermunculan.

Taman Anggrek Ragunan (TAR) adalah salah satu objek agrowisata di DKI Jakarta dan sudah berdiri sejak 34 tahun yang lalu. Namun, dalam perkembangannya keberadaan agrowisata Taman Anggrek Ragunan kurang dikenal dan diketahui masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan yang relatif rendah jika dibandingkan dengan jumlah pengunjung pada agrowisata sejenis seperti Taman Anggrek Indonesia Permai dan Rumah Anggrek Kebun Raya Bogor.

Rendahnya tingkat kunjungan ke Taman Anggrek Ragunan mengindikasikan strategi pemasaran yang diterapkan oleh pihak manajemen kurang berjalan maksimal. Suatu strategi pemasaran akan berdampak jangka panjang bagi kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi. Dari penjelasan diatas dapat ditarik dua permasalahan, yaitu (1) bagaimana pelaksanaan strategi bauran pemasaran yang diterapkan oleh manajemen Taman Anggrek Ragunan selama ini (2) bagaimana prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dijalankan oleh manajemen Taman Anggrek Ragunan.

Penelitian dilaksanakan pada agrowisata Taman Anggrek Ragunan (TAR) yang terletak di Jl. Harsono RM Ragunan, Jakarta Selatan. Pemilihan objek penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa Taman Anggrek Ragunan merupakan salah satu objek agrowisata di Jakarta yang memiliki tingkat kunjungan yang relatif rendah dan kurang dikenal masyarakat sebagai sebuah agrowisata. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2007.

(3)

yang diprioritaskan sesuai dengan tujuan perusahaan. Dalam menerapkan metode PHA, yang diutamakan adalah kualitas responden, bukan terletak pada kuantitasnya. Data yang diperoleh kemudian diproses dengan menggunakan program komputer “Expert Choice Version 2000”.

Kegiatan pemasaran yang selama ini dilakukan oleh Taman Anggrek Ragunan sebagai sebuah agrowisata kurang maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dari ketujuh strategi bauran pemasaran yang telah dijalankan. Pada strategi produk, keragaman dan cara penyajian atraksi wisata yang ditawarkan oleh Taman Anggrek Ragunan kurang menarik sehingga masyarakat kurang tertarik unt uk berkunjung ke Taman Anggrek Ragunan. Dalam penetapan harga sudah cukup baik karena dengan harga tiket masuk yang relatif murah dapat menjangkau semua kalangan masyarakat.

Pada strategi tempat, lokasi dan sarana transportasi sangat mendukung keberadaan agrowisata Taman Anggrek Ragunan. Strategi promosi yang selama ini dijalankan kurang maksimal karena kegiatan promosi yang cukup efektif seperti melalui website dan katalog tidak dilakukan dengan optimal. Pada strategi orang, yang perlu diperhatikan oleh Taman Anggrek Ragunan adalah jumlah karyawan/pemandu yang terbatas dan kompetensi karyawan yang masih rendah. Hal tersebut cukup berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang ditampilkan kepada para pengunjung, sehingga juga akan mempengaruhi tingkat kepuasan pengunjung.

Strategi proses memiliki keterkaitan dengan strategi-strategi yang lain, semakin baik prosesnya maka hasilnya juga akan semakin baik pula. Strategi bukti fisik terkait dengan kelengkapan fasilitas yang ada pada Taman Anggrek Ragunan. Fasilitas yang disediakan oleh Taman Anggrek Ragunan masih kurang, bahkan fasilitas kios anggrek dan kantin yang pada awalnya ada, sekarang sudah tidak berfungsi.

Hasil analisis keseluruhan strategi bauran pemasaran dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitiktelah memenuhi rasio inkonsistensi di bawah 10 persen yaitu sebesar 8 persen. Berdasarkan hasil analisis strategi bauran pemasaran dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik didapatkan bahwa Taman Anggrek Ragunan lebih memprioritaskan tujuan kegiatan pemasaran untuk meningkatkan jumlah pengunjung (0,667) dibandingkan dengan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai agrowisata yang potensial di DKI Jakarta (0,333). Untuk strategi pemasaran, Taman Anggrek Ragunan memprioritaskan strategi produk (0,312) sebagai prioritas pertama dengan strategi operasional keanekaragaman anggrek (0,153). Prioritas kedua untuk strategi pemasaran adalah strategi harga (0,222) dengan strategi operasional harga dilihat dari persepsi mutu (0,136).

(4)

Judul : Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran pada Agrowisata Taman Anggrek Ragunan, Jakarta Selatan Nama : Dwi Hardiktianingrum

NRP : A14103056

Menyetujui Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Heny K. S. Daryanto, M. Ec NIP. 131 578 790

Mengetahui Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didi Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019

(5)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI DENGAN JUDUL :

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA

AGROWISATA TAMAN ANGGREK RAGUNAN, JAKARTA SELATAN,

ADALAH BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SENDIRI YANG

BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Mei 2007

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 2 Mei 1985. Penulis merupakan

anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak H. Zainuddin Muhammad dan

Ibu Hj. Maryati.

Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN Jeruk Purut 08 Pagi Jakarta

Selatan dari tahun 1991 sampai tahun 1996. Penulis melanjutkan pendidikan di

SLTP Negeri 41 Jakarta Selatan pada tahun 1997 hingga tahun 2000. Kemudian

pada tahun 2000 penulis melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 49 Jakarta

Selatan dan lulus pada tahun 2003. Penulis diterima sebagai mahasiswa di

Program Studi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu- Ilmu Sosial Ekonomi

Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Ujian

Seleksi Masuk IPB)

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di berbagai kegiatan

kemahasiswaan, baik di dalam kampus maupun luar kampus. Kegiatan di dalam

kampus diantaranya sebagai pengurus KMS (Keluarga Muslim SOSEK) periode

2004-2006. Anggota FKRD (Forum Komunikasi Rohis Departemen) periode

2005-2006. Sebagai panitia penyambutan mahasiswa baru tingkat kampus dan

fakultas. Penulis juga pernah menjadi Asisten Ekonomi Umum selama 3 periode

pada semester ganjil dan genap. Kegiatan di luar kampus yaitu sebagai staf R&D

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Tujuan dari penyusunan skripsi dengan judul ”Analisis Prioritas Strategi

Bauran Pemasaran pada Agrowisata Taman Anggrek Ragunan, Jakarta Selatan”

adalah untuk mengetahui prioritas strategi bauran pemasaran yang sesuai dengan

tujuan dari kegiatan pemasaran Taman Anggrek Ragunan. Selain itu, tujuan dari

penyusunan skripsi ini adalah untuk mengidentifikasikan kegiatan pemasaran

yang telah dijalankan oleh Taman Anggrek Ragunan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun

penulis berharap agar hasil yang tertuang dalam skripsi dapat bermanfaat.

Bogor, Mei 2007

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

senantiasa memberikan rahmat, kekuatan, kesehatan, dan hidayah-Nya sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Papa dan mama yang merawat dan membesarkan dengan sepenuh hati serta

kasih sayang dan doa yang selalu mengiringi. Mama dan papa yang senantiasa

mau mendengar keluh kesah dan selalu menemani penulis menyusun skripsi

ini sampai larut malam. Karya ini dipersembahkan untuk kedua orangtuaku.

2. Dr. Ir. Heny K. S. Daryanto, M. Ec. selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah memberikan bimbingan dan arahan bagi penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

3. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen penguji utama yang telah memberikan

kritik dan saran demi kesempurnaan penelitian ini.

4. Arif Karyadi, SP selaku dosen penguji dari wakil komisi pendidikan Program

Studi Manajemen Agribisnis atas segala kritik dan saran yang telah diberikan.

5. Ir. Dharma Setiawan selaku Kepala Subdinas Pemasaran dan Usaha dan

Ir. M. Muljadi selaku Kepala Pengelola Taman Anggrek Ragunan yang telah

memberikan informasi, bantuan, dan kesediaan dalam pengisian kuisioner.

6. Ibu Lami dan ibu Sri yang dengan sabar dan keramahannya dalam menerima

penulis selama melaksanakan penelitian di tempat tersebut.

7. Kakak dan adikku tercinta yang senantiasa memberikan dukungan, motivasi,

(9)

8. Seluruh staf sekretariat AGB terutama mba Dian dan mba Dewi atas

bantuannya selama empat tahun ini.

9. Loly Fitria yang telah bersedia menjadi pembahas dalam seminar skripsi.

10.Andi yang telah berbaik hati mengajarkan tentang metode PHA dan

meminjamkan software Expert Choice Version 2000.

11.Berlian, Mia, Elly, Aini, Indi, Ria yang telah memberikan kenangan baik suka

dan duka selama ini dan persahabatan yang telah terjalin.

12.Rekan-rekan satu PS Belinda, Yuli, dan Welly atas kebersamaan dan

bantuannya selama penyusunan skripsi.

13.Rany, Dewi Nur, Okky, Ani, Asiah, Geng Tasikers atas keceriaan dan

kenangan selama penulis berkuliah.

14.Seluruh teman-teman di AGB 40, terima kasih atas kenangan selama empat

tahun ini. Semoga silaturrahmi diantara kita akan selalu terjalin.

15.Teman-teman kosan ”Aisyah” Second, Dede, Feti, dan Lela terima kasih atas

keceriaanya selama ini.

16.Seluruh panitia Pagi Anaba 2005 terutama team Dollar (Bram, Zul, Kristanto,

Rio, Ariza, Cinta, Iin, Nining, Pemi, Wiwin) yang memberikan pengalaman

begitu berharga dan indahnya ukhuwah Islamiyah.

17.Seluruh pihak yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Bogor, Mei 2007

(10)

DAFTAR ISI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pariwisata ... 8

(11)

4. 3. Metode Pengumpulan Data ... 41

4. 4. Metode Pengolahan Data ... 42

4. 5. Sistem Hirarki Keputusan ... 50

4. 6. Definisi Operasional... 51

V. GAMBARAN UMUM AGROWISATA TAMAN ANGGREK RAGUNAN

VI. KEGIATAN STRATEGI BAURAN PEMASARAN AGROWISATA TAMAN ANGGREK RAGUNAN 6.1. Produk ... 66

VII. ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN AGROWISATA TAMAN ANGGREK RAGUNAN 7.1. Analisis Identifikasi Faktor- faktor Penyusun Strategi Bauran Pemasaran... 83

7.2. Analisis Model Faktor- faktor yang Mempengaruhi Penyusun Strategi Bauran Pemasaran... 88

7.3. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Agrowisata Taman Anggrek Ragunan... 90

7.3.1. Analisis Pengolahan Horizontal Elemen Tujuan ... 90

7.3.2. Analisis Pengolahan Horizontal Elemen Bauran Pemasaran ... 92

7.3.3. Analisis Pengolahan Horizontal Strategi Operasional ... 96

7.3.3.1. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Strategi Operasional untuk Tujuan Meningkatkan Jumlah Pengunjung ... 97

7.3.3.2. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Strategi Operasional untuk Tujuan Menjadikan Sebagai Agrowisata yang Potensial ... 103

7.4. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Agrowisata Taman Anggrek Ragunan... 109

7.4.1. Analisis Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan ... 109

7.4.2. Analisis Pengolahan Vertikal Elemen Bauran Pemasaran ... 111

(12)

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan... 121

8.2. Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA ... 126

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Lima Sektor Penghasil Devisa Negara Terbesar di Indonesia ... 1

2. Jumlah Agrowisata di Beberapa Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2005 .... 3

3. Jumlah Pengunjung di Tiga Tempat Agrowisata pada Tahun 2006 ... 5

4. Rekapitulasi Data Pengunjung Taman Anggrek Ragunan ... 5

5. Penelitian Terdahulu ... 21

6. Jenis dan Sumber Data ... 40

7. Nilai Skala Banding Berpasangan... 44

8. Matriks Pendapat Individu ... 45

9. Matriks Pendapat Gabungan ... 46

10. Nilai Indeks Acak ... 48

11. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Tujuan Pemasaran di Taman Anggrek Ragunan ... 91

12. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Bauran Pemasaran Taman Anggrek Ragunan... 92

13. Hasil Pengolahan Horizontal Strategi Operasional untuk Tujuan Meningkatkan Jumlah Pengunjung Taman Anggrek Ragunan... 97

14.Hasil Pengolahan Horizontal Strategi Operasional untuk Tujuan Menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai Objek Agrowisata yang Potensial di DKI Jakarta ... 104

15. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan Taman Anggrek Ragunan.. 110

16. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Bauran Pemasaran Taman Anggrek Ragunan... 111

17. Hasil Pengolahan Vertikal Strategi Operasional Taman Anggrek Ragunan... 114

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Sistem Kepariwisataan ... 9

2. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional ... 39

3. Abstraksi Sistem Hirarki Keputusan ... 50

4. Struktur Organisasi Taman Anggrek Ragunan ... 58

5. Struktur Hirarki Analitik Faktor- faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Bauran Pemasaran ... 89

6. Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Strategi Bauran Pemasaran pada Agrowisata Taman Anggrek Ragunan... 119

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Kuisioner ... 128

(15)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara agraris, me miliki berbagai macam keunggulan

diantaranya kekayaan alam yang melimpah, keanekaragaman hayati terbesar

ketiga di dunia, dan kondisi agroklimat yang sesuai untuk pengembangan

komoditas pertanian. Keunggulan-keunggulan tersebut dapat dijadikan andalan

bagi perekonomian nasional jika dikelola dengan baik dan tepat. Selain itu,

keunggulan-keunggulan tersebut merupakan suatu aset yang sangat bernilai bagi

Indonesia dalam pengembangan sektor pariwisata khususnya agrowisata.

Sektor pariwisata sangat berperan bagi perekonomian nasional yaitu

melalui penerimaan negara yang bersumber dari devisa. Devisa negara dihasilkan

dari besarnya pengeluaran wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia.

Saat ini di Indonesia, sektor pariwisata merupakan penghasil devisa terbesar

kedua setelah minyak dan gas. Pada Tabel 1 dapat dilihat sektor-sektor yang

menghasilkan devisa terbesar di Indonesia.

Tabel 1. Lima Sektor Penghasil Devisa Negara Terbesar di Indonesia

No Sektor Tahun (miliar USD)

2002 2003 2004 2005* 2006*

1 Minyak dan gas (Migas) 12,29 13,65 15,59 - -

2 Pariwisata 4,50 4,03 4,80 4,70 4,40

3 Garmen 3,57 3,89 4,27 - -

4 Industri kayu 1,62 3,16 3,41 - -

5 Industri elektronik - 3,12 3,23 - -

Sumbangan pariwisata terhadap

total ekspor (%) 10,21 10,35 10,76 - -

Sumber : Departemen Pariwisata dan Kebudayaan, 2005 dan Seputar Indonesia, 2007 (diolah) * Untuk data tahun 2005 dan 2006 tidak diketahui berapa penghasil devisa sektor-sektor yang

(16)

Dari Tabel 1, dapat diketahui bahwa dari tahun 2002 sampai dengan tahun

2005 terjadi peningkatan persentase sumbangan pariwisata terhadap total ekspor

yaitu dari 10,21 persen pada tahun 2002 dan mengalami peningkatan menjadi

10,35 persen pada tahun 2003. Hal yang sama juga terjadi dari tahun 2003 ke

tahun 2004 yang mengalami peningkatan sebesar 0,41 persen.

Meningkatnya sumbangan sektor pariwisata terhadap total ekspor

menunjukkan adanya peningkatan pembangunan pariwisata di Indonesia. Sejalan

dengan pembangunan pariwisata yang semakin meningkat, komoditas wisata saat

ini telah menjadi sebuah kebutuhan bagi sebagian masyarakat Indonesia sebagai

akibat dari meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan. Selain itu, timbulnya

pariwisata sebagai bagian terpenting dari kebutuhan masyarakat negara maju dan

masyarakat perkotaan pada negara berkembang seperti Indonesia juga disebabkan

oleh rutinitas pekerjaan dan kehidupan yang cenderung monoton.

Saat ini, preferensi masyarakat dalam menikmati objek wisata telah

mengalami perubahan ke bentuk wisata yang spesifik misalnya agrowisata, yang

mema nfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata yang menarik untuk

dikunjungi. Perubahan preferensi dalam menikmati objek wisata juga diakibatkan

oleh adanya kebutuhan masyarakat dalam memberikan hiburan yang mengandung

unsur edukasi kepada putra-putri mereka, sehingga selain mendapatkan

kesenangan dalam menikmati hiburan di objek wisata, masyarakat juga dapat

memperoleh pengetahuan baru dari objek wisata yang mereka kunjungi.

Perubahan preferensi masyarakat terhadap agrowisata menunjukkan

tingkat permintaan masyarakat terhadap agrowisata juga mengalami peningkatan.

(17)

dan sekaligus membuka peluang bagi pengembangan produk-produk agribisnis

baik dalam bentuk kawasan atau produk pertanian yang mempunyai daya tarik

tersendiri.

Adanya perubahan preferensi masyarakat terhadap agrowisata, direspon

dengan banyaknya agrowisata yang berkembang. Berdasarkan data Departemen

Pertanian tahun 2005, jumlah agrowisata yang tersebar di Pulau Jawa sudah

mencapai 83 agrowisata. Pada Tabel 2 disajikan jumlah agrowisata yang ada di

Pulau Jawa.

Tabel 2. Jumlah Agrowisata di Empat Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2005

Lokasi Jumlah

DKI Jakarta 5

Jawa Barat 20

Jawa Tengah 15

Jawa Timur 43

Jumlah 83

Sumber : Departemen Pertanian, 2005

Menurut Sutjipta (2006) agrowisata merupakan sistem kegiatan yang

terpadu dan terkoordinasi untuk pengembangan pariwisata dan pertanian, dalam

kaitannya dengan pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan petani.

Tujuan dari agrowisata adalah untuk memperluas pengetahuan, menambah

pengalaman dalam berwisata, dan meningkatkan hubungan usaha di bidang

pertanian. Dalam agrowisata diperlukan kesinergisan antara pertanian dan

pariwisata, sehingga tujuan dari agrowisata dapat terwujud. Pertanian dalam

agrowisata mempunyai arti luas yang mencakup pertanian rakyat, perkebunan,

(18)

Pada era persaingan yang semakin kompleks, faktor efisiensi dan

keefektifan merupakan faktor kunci dalam pengembangan agrowisata. Pergerakan

kearah efisiensi menuntut kemampuan manajerial, profesionalisme dalam

pengelolaan usaha, dan penggunaan teknologi maju. Untuk itu diperlukan suatu

upaya yang kuat dan terintegrasi. Salah satunya dengan menerapkan strategi

pemasaran yang baik dan tepat agar dapat bersaing dalam persaingan global.

1.2. Perumusan Masalah

Taman Anggrek Ragunan (TAR) adalah salah satu objek agrowisata di

DKI Jakarta. Keberadaan Taman Anggrek Ragunan berfungsi sebagai tempat

wisata, tempat aktifitas agribisnis anggrek baik dalam bentuk tanaman maupun

bunga potong, dan sebagai sarana untuk mempelajari seluk beluk tanaman

anggrek.

Dalam menjalankan fungsinya, Taman Anggrek Ragunan diharapkan

dapat menjadi objek agrowisata yang potensial di wilayah DKI Jakarta. Hal

tersebut sesuai dengan Rencana Induk Pola Pengembangan Pariwisata Daerah

(RIPPPD) DKI Jakarta yang menyatakan bahwa pengembangan kawasan

Ragunan diarahkan menjadi sebuah kawasan wisata. Berbagai objek wisata yang

ada di kawasan Ragunan mempunyai peranan dalam mendukung wisata flora dan

fauna di DKI Jakarta, salah satunya adalah Taman Anggrek Ragunan.

Taman Anggrek Ragunan sudah berdiri sejak 34 tahun yang lalu. Namun,

dalam perkembangannya keberadaan agrowisata Taman Anggrek Ragunan kurang

dikenal dan diketahui masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah

pengunjung Taman Anggrek Ragunan jika dibandingkan dengan jumlah

(19)

dan Rumah Anggrek Kebun Raya Bogor, jumlah pengunjung di Taman Anggrek

Ragunan masih relatif rend ah. Data jumlah pengunjung di tiga tempat agrowisata

dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Pengunjung di Tiga Tempat Agrowisata pada Tahun 2006

No Tempat Agrowisata Jumlah Pengunjung pada Tahun

2006 (orang)

1

2

3

Taman Anggrek Ragunan

Taman Anggrek Indonesia Permai

Rumah Anggrek Kebun Raya Bogor

16009

48000

26468

Sumber : Taman Anggrek Ragunan, Taman Anggrek Indonesia Permai, dan Rumah Anggrek Kebun Raya Bogor, 2007

Selain jumlah kunjungan yang relatif rendah jika dibandingkan dengan

agrowisata lain, pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 jumlah kunjungan ke

Taman Anggrek Ragunan mengalami penurunan. Di tahun 2006 terjadi

peningkatan jumlah kunjungan yang cukup tinggi namun kenaikan tersebut

dikarenakan adanya perayaan HUT Taman Anggrek Ragunan ke-33 yang

diadakan cukup meriah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Data pengunjung

Taman Anggrek Ra gunan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rekapitulasi Data Pengunjung Taman Anggrek Ragunan

Pengunjung

Sumber : Taman Anggrek Ragunan, 2007 (telah diolah)

Sebagai sebuah agrowisata yang dikelola oleh PEMDA DKI Jakarta,

(20)

Ragunan belum maksimal jika dibandingkan dengan Taman Anggrek Indonesia

Permai dan Rumah Anggrek Kebun Raya Bogor yang pengelolaannya ditangani

oleh pihak swasta. Hal tersebut dapat diketahui dari kelengkapan fasilitas dan

tingkat pelayanan yang masih kurang kepada pengunjung.

Rendahnya tingkat kunjungan ke Taman Anggrek Ragunan dan kualitas

pelayanan yang rendah mengindikasikan strategi pemasaran yang diterapkan oleh

pihak manajemen belum dilaksanakan dengan baik. Suatu strategi pemasaran akan

berdampak jangka panjang bagi kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi.

Oleh karena itu, penetapan strategi bauran pemasaran harus dilakukan dengan

cermat dan hati- hati dengan memperhitungkan semua hal yang mempengaruhi

serta dampak yang akan timbul.

Agar upaya pengembangan agrowisata dapat berhasil dengan baik

diperlukan upaya yang kuat dan terintegrasi yang mencakup aspek produk, harga,

tempat, promosi, orang, proses, dan bukti fisik. Strategi bauran pemasaran

mencakup kesemua aspek tersebut, sehingga penerapan suatu strategi pemasaran

akan berdampak pada keberhasilan pengembangan agrowisata.

Dari perumusan masalah diatas dapat ditarik kesimpulan dua

permasalahan, yaitu :

1. Bagaimana pelaksanaan strategi bauran pemasaran yang diterapkan oleh

manajemen Taman Anggrek Ragunan selama ini ?

2. Bagaimana prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat untuk

(21)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan

penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengidentifikasi strategi pemasaran yang telah dijalankan oleh

Taman Anggrek Ragunan.

2. Menganalisis strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dijalankan oleh

Taman Anggrek Ragunan.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini, didapat beberapa manfaat yaitu :

1. Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis, untuk dapat menganalisis suatu

permasalahan dan merumuskan suatu strategi pemecahan masalah yang

tepat.

2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi manajemen dan pengelola

Taman Anggrek Ragunan dalam menerapkan strategi bauran pemasaran

agrowisata yang tepat.

3. Sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya yang terkait dengan

(22)

2.1. Pariwisata

2.1.1. Pengertian Pariwisata

Menurut Damanik dan Weber (2006), pariwisata dalam arti luas adalah

suatu kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaaan

rutin atau mencari suasana yang lain. Sebagai suatu aktifitas, pariwisata telah

menjadi bagian terpenting dari kebutuhan dasar masyarakat negara maju dan

sebagian kecil masyarakat negara berkembang. Pariwisata semakin berkembang

sejalan dengan perubahan-perubahan sosial, budaya, ekonomi, teknologi, dan

politik.

Perkembangan pariwisata merupakan suatu dampak yang diakibatkan oleh

rutinitas pekerjaan dan pola hidup yang cenderung monoton. Sehingga pariwisata

menjadi suatu solusi untuk membebaskan masyarakat dari masalah tersebut.

Pariwisata juga merupakan suatu fenomena pergerakan manusia, barang, dan jasa

yang sangat kompleks. Hal ini juga terkait erat dengan organisasi, hubungan

kelembagaan dan individu, kebutuhan layanan, penyediaan kebutuhan layanan,

dan sebagainya (Damanik dan Weber, 2006).

Pariwisata adalah sebuah sistem yang dibangun dari berbagai subsistem,

pembangunan pariwisata haruslah dapat menggerakkan semua subsistem yang

membangunnya. Subsistem tersebut berkaitan dengan tuntutan wisatawan dalam

(23)

Dari sisi ekonomi, pariwisata dibagi menjadi empat unsur pokok yang

saling terkait erat atau menjalin hubungan dalam suatu sistem, yaitu a) permintaan

atau kebutuhan; b) penawaran atau pemenuhan kebutuhan berwisata itu sendiri;

c) pasar dan kelembagaan yang berperan untuk memfasilitasi keduanya; dan d)

pelaku atau aktor yang menggerakkan ketiga unsur tadi. Pada Gambar 1

ditampilkan keterkaitan antara keempat unsur tersebut sebagai sistem pariwisata.

Sumber : Steck dalam Damanik dan Weber 1999 (modifikasi)

Gambar 1: Sistem Kepariwisataan

Pariwisata terbagi menjadi tiga kategori besar segmen pasar dilihat dari

sisi permintaan. Pertama, segmentasi psikografis yang memilahkan wisatawan menurut preferensi minat dan interest, misalnya minat pada atraksi budaya asli, kehidupan satwa, dan sebagainya. Kedua, segmentasi geografis dimana wisatawan terbagi-bagi menurut daerah asal yang memiliki perbedaan karakteristik geografis

dan memiliki preferensi destinasi wisata berdasarkan daya tarik musim, kawasan

topografi. Sebagai contoh, wisata ke daerah tropis, kawasan pantai atau

pegunungan. Ketiga, segmentasi pasar berdasarkan karakteristik demografi.

c c a b

d e

Kebijakan pariwisata

Penawaran Permintaan

Produk

Pasar/pelaku pariwisata

(24)

Kebutuhan wisata berbeda-beda menurut kategori umur, misalnya, kaum remaja

lebih menyukai atraksi hiburan, sedangkan wisatawan lansia lebih menyukai

tempat-tempat bersejarah.

Pariwisata merupakan faktor penting dalam pengembangan ekonomi,

karena kegiatannya mendorong perkembangan beberapa sektor ekonomi nasional

misalnya meningkatkan devisa negara melalui wisatawan asing, menggugah

industri- industri baru yang berkaitan dengan jasa-jasa wisata, menambah

permintaan akan hasil- hasil pertanian karena bertambahnya pemakaian,

memperluas pasar barang-barang lokal, menyerap tenaga kerja, dan membantu

pembangunan daerah terpencil yang memiliki daya tarik wisata (Wahab, 1992).

2.1.2. Pemasaran Pariwisata

Berdasarkan definisinya, pemasaran pariwisata adalah upaya- upaya

sistematis dan terpadu yang dilakukan oleh Organisasi Pariwisata Nasional dan

badan-badan usaha pariwisata, pada taraf internasional, nasional, dan lokal.

Pemasaran pariwisata berguna untuk memenuhi kepuasan wisatawan baik secara

kelompok maupun pribadi dengan maksud meningkatkan pertumbuhan pariwisata

(Wahab, 1992).

Seperti halnya produk, pariwisata yang merupakan kategori usaha jasa

juga memerlukan kegiatan pemasaran. Peranan kegiatan pemasaran bagi

pariwisata sangat penting, yaitu : (Hamid dalam Harahap, 2006)

1. Objek dan produk wisata yang dikembangkan sedapat mungkin dimanfaatkan

secara terus menerus oleh konsumen atau wisatawan dari berbagai pasar. Oleh

(25)

dikembangkan perlu disebarluaskan ke konsumen yang belum mengetahui dan

memelihara atau mempertahankan konsumen yang telah menikmati.

2. Agar fasilitas dan jasa-jasa yang ada dapat disesuaikan dengan citra rasa,

keinginan, dan harapan wisatawan. Dalam hal ini penelitian dan monitoring

sebagai salah satu bagian dari kegiatan pemasaran perlu terus dilaksanakan,

agar produk-produk yang akan dikembangkan dapat disesuaikan dengan

keinginan dan kebutuhan pasar (wisatawan) yang senantiasa berkembang dan

berubah terus.

3. Dengan semakin meningkatnya standar hidup, pendapatan, ilmu pengetahuan,

dan teknologi, telah meningkatkan jumlah penduduk yang berkeinginan

melakukan perjalanan wisata. Mereka menghendaki informasi yang cukup

mengenai objek wisata yang dapat dikunjungi.

Menurut Kotler dalam buku Marketing Plus mengatakan bahwa pemasaran

pariwisata (tourism marketing) dibagi menjadi dua kategori yaitu service marketing dan place marketing. Service marketing berpegang pada Tiga P, yaitu

presentation, people, dan process. Presentation erat hubungannya dengan “tampak luar” dari karakteristik fisik si pembuat jasa misalnya tata letak ruang,

bangunan hotel, dan lain- lain. People dalam industri jasa adalah orang yang memegang peranan kunci, sebab proses konsumsi terjadi bersamaan dengan

proses produksi. Sedangkan process artinya proses yang harus diperhatikan ketika konsumen menikmati sesuatu jasa. Konsumen masa depan menginginkan proses

(26)

2.1.3. Proses Pengambilan Keputusan Berwisata

Pada proses pengambilan keputusan untuk berwisata, seseorang

dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya waktu luang, uang, sarana, dan

prasarana. Cleverdon dalam Damanik dan Weber (2006) membagi proses

pengambilan keputusan ke dalam empat tahapan, yakni munculnya keinginan,

pencarian informasi, pengambilan keputusan, dan persiapan pelaksanaan wisata.

Faktanya, prosesnya tidak sesederhana itu dan tidak berlangsung secara otomatis.

Munculnya kebutuhan untuk berwisata yang didorong oleh berbagai faktor

sosial, ekonomi, psikologi, dan lain- lain, tentu tidak dengan sendirinya

dilanjutkan dengan pencarian informasi. Penjelasan sosiologi dan psikologi

membenarkan bahwa kebutuhan yang dirasakan tidak secara otomatis bisa

dipenuhi, meskipun seharusnya demikian. Demikian pula informasi yang tidak

lengkap, kepribadian yang belum matang, pengalaman wisata yang terbatas dapat

membatalkan niat seseorang untuk mengambil keputusan dan memutuskan untuk

berwisata.

2.2. Agrowisata

2.2.1. Pengertian Agrowisata

Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris

Agrotourism. Dilihat dari asal katanya, agro berarti pertanian dan tourism berarti pariwisata/kepariwisataan. Agrowisata atau agrotourism adalah berwisata ke daerah pertanian. Pertanian dalam agrowisata mempunyai arti luas yang

mencakup pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan

(27)

Agrowisata dapat pula diartikan sebagai rangkaian aktifitas yang terpadu

dan terkoordinasi untuk pengembangan pariwisata dan pertanian dengan

memanfaatkan lokasi atau kawasan dan sektor pertanian dalam kaitannya dengan

pelestarian lingkungan, peningkatan kesejahteraan masyarakat petani.

Pada prinsipnya agrowisata merupakan kegiatan industri yang

mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung di tempat wisata yang

diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah

keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor

kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada

wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan.

Atraksi yang diberikan pada agrowisata tidak hanya berupa pemandangan

alam pertanian, tetapi juga berupa aktifitas pertanian. Dalam pengembangannya,

agrowisata dapat diarahkan dalam bentuk ruangan tertutup, ruangan terbuka atau

kombinasi antara keduanya. Dalam agrowisata ruang terbuka mencakup persiapan

lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil dan

pasar hasil pertanian. Pada aktifitas agrowisata ini, petani yang berada dalam

kawasan agrowisata, dapat menjadi objek atau bagian dari sistem pertanian yang

ditawarkan pada aktifitas wisata tetapi dapat juga bertindak sebagai pemilik atau

pengelola kawasan wisata ini.

2.2.2. Tujuan dan Manfaat Agrowisata

Tujuan dari agrowisata adalah untuk memperluas pengetahuan,

pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui

pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan

(28)

lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal yang umumnya telah

sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya (Departemen Pertanian, 2006).

Pengembangan agrowisata pada gilirannya akan menciptakan lapangan

pekerjaan, karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat

pedesaan, sehingga dapat menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang saat ini

semakin pesat.

2.2.3. Potensi dan Ruang Lingkup Agrowisata

Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memiliki dua

potensi yaitu agrowisata alami dan agrowisata buatan. Agrowisata alami berada

pada areal dimana aktifitas dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat

sesuai dengan kehidupan keseharian mereka. Sedangkan, agrowisata buatan yaitu

kawasan yang tata ruang lahannya diatur sesuai dengan daya dukung dan

komoditas pertanian yang dikembangkan memiliki nilai jual untuk wisatawan.

Team Menteri Rakornas Wisata Agro pada tahun 1992 menjelaskan bahwa

ruang lingkup agrowisata meliputi : (Betrianis dalam Masang, 2006)

1. Tanaman pangan

Daya tarik tanaman pangan sebagai sumberdaya wisata antara lain sebagai

berikut :

• Bunga-bungaan, yang meliputi budidaya bunga, cara pemeliharaan, seni

merangkai bunga, pameran bunga, taman bunga, dan sebagainya.

• Buah-buahan, meliputi budidaya buah-buahan, cara pemetikan buah secara

tradisional, cara pengelolaan buah di pabrik, dan sebagainya.

• Sayuran, meliputi budidaya sayuran, teknik pengelolaan, cara-cara

(29)

• Jamu-jamuan, meliputi pemeliharaan dan pengadaan bahan, pengolahan

bahan (tradisional dan modern), berbagai khasiat jamu-jamuan dan

menerangkan bahwa jamu dapat digunakan sebagai kosmetik tradisional

dan modern.

Ruang lingkup kegiatan subsektor tanaman pangan adalah sebagai berikut :

(1) Lingkup komoditas yang ditangani meliputi komoditas tanaman padi,

palawija dan komoditas hortikultura, dan (2) Lingkup kegiatan yang ditangani

meliputi kegiatan usaha tani tanaman pangan yang terdiri dari berbagai proses

kegiatan pra-panen, pasca-panen/pengelolaan hasil sampai pada pemasaran.

2. Perkebunan

Ruang lingkup kegiatan subsektor perkebunan adalah sebagai berikut :

(1) Daya tarik historis bagi wisata alam, (2) Lokasi perkebunan, pada

umumnya terletak di daerah pegunungan dan mempunyai pemandangan alam

dan berhawa segar, (3) Cara-cara tradisional dalam pola bertanam,

pemeliharaan, pengelolaan dan prosesnya, dan (4) Tingkat teknik pengelolaan

yang ada.

3. Peternakan

Ruang lingkup kegiatan subsektor peternakan adalah sebagai berikut :

(1) Pra-produksi : pembibitan ternak, pabrik pakan ternak, pabrik obat-obatan,

(2) Kegiatan produksi : usaha peternakan dengan pola PIR, pola bapak angkat,

perusahaan swasta, koperasi BUMN, dan usaha perseorangan, (3)

Pasca-produksi : pasca-panen susu, daging, telur, kulit, dan lain- lain, (4) Kegiatan

lain : penggemukan ternak, karapan sapi, adu domba, pacu itik, balap kuda, dan

(30)

4. Perikanan

Ruang lingkup kegiatan subsektor perikanan adalah sebagai berikut :

(1) Kegiatan penangkapan ikan, yang merupakan suatu kegiatan usaha untuk

memperoleh hasil perikanan melalui usaha penangkapan pada suatu kawasan

perairan tertentu di laut atau perairan umum, (2) Kegiatan budidaya perikanan

yang merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh hasil perikanan melalui

usaha budidaya perikanan yaitu mencakup kegiatan usaha pembenihan dan

pembesaran, (3) Kegiatan pasca-panen yang merupakan kegitan penanganan

hasil perikanan yang dilakukan pada periode setelah tangkap dan sebelum

dikonsumsi.

2.2.4. Fasilitas Agrowisata

Agrowisata sebagai objek wisata selayaknya memberikan kemudahan bagi

wisatawan dengan cara memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan salah

satunya melalui fasilitas yang diberikan. Fasilitas pada agrowisata dibagi menjadi

tiga kategori yaitu : (Tirtawinata dan Fachruddin dalam Masang, 2006)

1. Fasilitas objek, baik yang bersifat alami, buatan, atau perpaduan antara alami

dengan buatan manusia. Fasilitas objek yang terkait dengan agrowisata

diantaranya lahan, produk pertanian, dan kegiatan petani mulai dari budidaya

sampai pasca-panen.

2. Fasilitas pelayanan, meliputi pintu gerbang, tempat parkir, pusat informasi,

papan informasi, papan penunjuk jalan, jalan dalam kawasan agrowisata,

toilet, tempat ibadah, tempat sampah, toko cinderamata, restoran, tempat

(31)

3. Fasilitas pendukung, meliputi jalan menuju lokasi, komunikasi dan promosi,

keamanan, sistem perbankan, dan pelayanan kesehatan.

2.2.5. Arah Pengembangan Agrowisata

Kegiatan pengembangan agrowisata menurut Deasy dalam Masang (2006)

diarahkan pada terciptanya penyelenggaraan dan pelayanan yang baik sehingga

sebagai salah satu produk pariwisata Indonesia, agrowisata dapat dilestarikan dan

dikembangkan dalam upaya diversifikasi pertanian dan pariwisata. Arah

pengembangan ini disesuaikan dengan potensi dan prioritas pembangunan

pertanian suatu daerah.

Di era otonomi daerah agrowisata dapat dikembangkan di masing- masing

daerah tanpa perlu ada persaingan antar daerah, mengingat kondisi wilayah dan

budaya masyarakat Indonesia sangat beragam. Masing- masing daerah bisa

menyajikan atraksi agrowisata yang lain daripada yang lain.

2.2.6. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Pengembangan Agrowisata

Berdasarkan arah pengembangan agrowisata diatas, terdapat beberapa hal

yang harus diperhatikan dalam pengembangan agrowisata secara efektif dan

efisien sehingga upaya yang akan dilakukan dapat terintegrasi dan berjalan

dengan baik. Departemen Pertanian (2007) menyatakan beberapa hal ya ng harus

diperhatikan dalam pengembangan agrowisata diantaranya, adalah :

1. Sumberdaya manusia

Sumberdaya manusia meliputi kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan

pengelola agrowisata dalam menyediakan, mengemas, menyajikan paket-paket

(32)

Keberhasilan dari pengembangan agrowisata sangat tergantung pada

kompetensi dari sumberdaya manusia yang terlibat dalam agrowisata tersebut,

sehingga diperlukan suatu pendidikan khusus mengenai agrowisata.

2. Sumberdaya alam dan lingkungan

Sebagai bagian dari usaha pertanian, agrowisata membutuhkan keharmonisan

semua aspek, salah satunya adalah sumberdaya alam dan lingkungan.

Sumberdaya alam dan lingkungan menc akup objek wisata yang dijual serta

lingkungan sekitar termasuk masyarakat. Untuk itu, upaya mempertahankan

kelestarian dan keasrian sumberdaya alam yang dijual sangat menentukan

keberlanjutan agrowisata. Kondisi lingkungan masyarakat sekitar menentukan

minat wisatawan untuk berkunjung. Sebaik apapun atraksi wisata yang

ditawarkan namun jika berada dimasyarakat yang tidak menerimanya, maka

akan menyulitkan dalam pemasaran agrowisata.

3. Promosi

Kegiatan promosi merupakan kunci dalam mendorong kegiatan agrowisata.

Informasi dan pesan promosi dapat dilakukan melalui berbagi cara, seperti

melalui leaflet, booklet, pameran, cinderamata, mass media (dalam bentuk iklan

atau media audiovisual), serta penyediaan informasi pada tempat publik (hotel,

restoran, bandara, dan lainnya). Untuk menjalankan usaha promosi diperlukan

kerjasama antara pengelola agrowisata dengan biro perjalanan, perhotelan, dan

jasa angkutan.

4. Dukungan sarana dan prasarana

Kehadiran wisatawan juga ditentukan oleh kemudahan-kemudahan yang

(33)

transportasi, dan kesadaran masyarakat sekitarnya. Selain itu, dukungan berupa

kebijakan pemerintah yang kondusif merupakan kerangka dasar yang diperlukan

untuk mendorong perkembangan agrowisata.

5. Kelembagaan

Pengembangan agrowisata memerlukan dukungan semua pihak, diantaranya

pemerintah, swasta, lembaga terkait seperti biro perjalanan wisata, perhotelan,

perguruan tinggi, serta masyarakat. Pemerintah bertindak sebagai fasilitator

dalam mendukung berkembangnya agrowisata.

2.2.7. Permasalahan dalam Pengembangan Agrowisata

Tirtawinata dalam Masang (2006) mengemukakan bahwa beberapa

permasalahan yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan pengelolaan

sebuah agrowisata antara lain adalah :

1. Potensi agrowisata yang belum dikembangkan sepenuhnya.

Indonesia memiliki potensi agrowisata yang sangat beragam, meliputi

pemandangan alam yang berlatar belakang pertanian, teknologi budidaya

komoditas pertanian yang khas, atraksi budaya pertanian setempat, dan

sebagainya. Keunggulan-keunggulam tersebut saat ini belum sepenuhnya

dikembangkan.

2. Promosi dan pemasaran agrowisata yang masih terbatas sehingga banyak

konsumen yang tidak mengetahui keberadaan agrowisata tersebut.

Kegiatan promosi dan pemasaran agrowisata masih terbatas pada promosi

individu, sehingga banyak konsumen yang tidak mengetahui keberadaan

(34)

kerjasama antara biro perjalanan, perhotelan, dan jasa angkutan, agar kegiatan

promosi dan pemasaran yang dilakukan dapat lebih baik.

3. Kurangnya kesadaran pengunjung terhadap lingkungan.

Kesadaran pengunjung terhadap lingkungan terutama di kawasan agrowisata

sangat penting, karena tanpa adanya kesadaran pengunjung terhadap

lingkungan, kelestarian sebuah agrowisata akan menjadi rusak.

4. Koordinasi antar sektor dan instansi terkait yang belum berkembang.

Dalam pengembangan agrowisata diperlukan sebuah koordinasi yang baik dari

semua sektor dan instansi terkait, yang meliputi pemerintah sebagai pembuat

aturan, rakyat atau petani sebagai subjek, dan dunia usaha pariwisata sebagai

pengge rak perekonomian rakyat.

5. Terbatasnya kemampuan manajerial di bidang pariwisata.

Kemampuan manajerial di bidang pariwisata mutlak diperlukan, karena tanpa

adanya kemampuan manajerial yang baik maka pengembangan sebuah

agrowisata juga tidak akan berjalan dengan baik. Untuk itu diperlukan suatu

pendidikan khusus mengenai manajemen agrowisata.

6. Belum adanya peraturan yang lengkap tentang agrowisata.

Di Indonesia, pemerintah belum mengeluarkan peraturan dan pengembangan

yang lengkap mengenai pengembangan agrowisata ke depan.

2. 3. Penelitian Terdahulu

Pada Tabel 5 dapat dilihat beberapa penelitian terdahulu yang terkait

(35)

Tabel 5. Penelitian Terdahulu

Pembelian Anggrek, Studi Kasus di

Taman Anggrek Ragunan

Strategi Bauran Pemasaran Bunga

Potong Jenis Krisan pada PT. Saung

Mirwan

3 Sunaryo Analisis Proses Pengambilan

Keputusan dan Tingkat Kepuasan

Pengunjung Wisata Agro Perkebunan

Teh Gunung Mas PTPN VIII, Bogor,

Jawa Barat

Obat Tradisional Taman Sringanis,

Bogor

Analisis Prioritas Strategi Bauran

Pemasaran pada PT. Taman Safari

Indonesia, Cisarua, Bogor

Harsono (2002) dalam penelitiannya menyatakan bahwa promosi yang

dilakukan oleh pihak manajemen Taman Anggrek Ragunan (TAR) ternyata

kurang efektif dalam menumbuhkan kesadaran konsumen anggrek. Penyebabnya

karena sedikitnya promosi serta kekurangjelasan penggambaran TAR dalam

promosinya. Sedangkan PEMDA DKI Jakarta yang juga bertanggung jawab

terhadap pengembangan TAR, seringkali mempromosikan TAR tidak secara

(36)

Minggu sebagai pusat wisata alam di DKI Jakarta. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan, bauran pemasaran yang telah dilakukan oleh pihak manajemen TAR,

khususnya promosi belum berpengaruh nyata terhadap pengambilan keputusan

konsumen.

Berdasarkan hasil analisis Utami (2004) di PT. Saung Mirwan dapat

diketahui bahwa sasaran meningkatkan pangsa pasar dan mengoptimalkan

pendapatan sebagai prioritas pertama. Prioritas kedua ditempati oleh sasaran

meminimumkan biaya produksi, sedangkan prioritas ketiga adalah sasaran

meningkatkan daya saing perusahaan. Dari hasil analisis dengan PHA juga dapat

ditarik kesimpulan bahwa PT. Saung Mirwan memprioritaskan faktor harga

sebagai strategi bauran pemasarannya. Hal tersebut disebabkan daya tarik utama

produk bunga potong adalah harga yang kompetitif dan disesuaikan dengan mutu

produk yang tidak menyimpang dari ketetapan ASBINDO.

Sunaryo (2005) dalam penelitiannya di Wisata Agro Perkebunan Teh

Gunung Mas PTPN VIII, menyatakan bahwa dalam strategi pemasaran sebuah

agrowisata atau wisata agro diperlukan tujuh elemen bauran pemasaran yang

saling mendukung. Ketujuh elemen tersebut adalah produk, harga, tempat,

promosi, orang, proses, dan bukti fisik. Berdasarkan hasil penelitiannya

strategi-strategi yang sebaiknya dilaksanakan oleh Perkebunan Teh Gunung Mas adalah

membuat paket wisata (produk), penetapan harga yang bervariasi dan adanya

potongan harga (harga), memperhatikan kebersihan dan keamanan lokasi

(37)

agrowisata (proses), dan perawatan terhadap seluruh fasilitas yang ada (bukti

fisik).

Masang (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Strategi Pengembangan Agrowisata Obat Tradisional Taman Sringanis, Bogor, menyimpulkan terdapat empat alternatif dalam strategi pengembangkan

agrowisata, yaitu (1) menggali potensi alam yang dimiliki dengan sumber daya

yang ada, mengoptimalkan keunggulan dan pengelolaan wisata agro, serta

menjaga kualitas produk tetap bermutu dan berkhasiat, (2) memanfaatkan kualitas

produk, citra yang baik dimata konsumen, mempertahankan hubungan baik

dengan pemasok, hubungan baik dengan instansi pemerintah untuk

mengantisipasi adanya penggunaan obat farmasi dalam dunia medis, ancaman

pendatang baru, adanya produk substitusi dan peningkatan jumlah pelaku industri,

(3) meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan

perkembangan teknologi, (4) meningkatkan kualitas SDM dan meningkatkan

manajemennya dengan pelatihan khusus untuk meningkatkan produktifitas

karyawan dan memiliki keterampilan dan pengetahuan mengenai agrowisata

karena bertambahnya jumlah pelaku industri dan ancaman pendatang baru yang

akan menjadi saingan dalam usahanya.

Berdasarkan hasil penelitian Harahap (2006), PT. Taman Safari Indonesia

(PT. TSI) sebagai tempat wisata lebih memprioritaskan tujuannya untuk

meningkatkan penjualan tiket. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk

mendapatkan keuntungan jangka pendek dan menutupi biaya operasional yang

cukup tinggi. Perusahaan memprioritaskan tujuan meningkatkan penjualan tiket

(38)

dengan diskon diharapkan dapat meningkatkan penjualan tiket dan menambah

keuntungan.

Dari beberapa penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa dalam

pengembangan sebuah objek wisata khususnya agrowisata harus memperhatikan

tujuh strategi bauran pemasaran, yaitu produk, harga, tempat, promosi, orang,

proses, dan bukti fisik. Pada penerapan ketujuh bauran pemasaran tersebut,

terlebih dahulu harus diperhatikan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dari

kegiatan pemasaran yang dilakukan, sehingga terjadi kesesuaian antara tujuan

dengan strategi yang akan diterapkan.

Pada penelitian ini terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian

terdahulu. Penelitian ini dilakukan di agrowisata Taman Anggrek Ragunan dan

lebih memfokuskan pada prioritas strategi pemasaran agrowisata. Selama ini

banyak penelitian terdahulu yang meneliti tentang bagaimana pengembangan

sebuah agrowisata dan respon pengunjung terhadap agrowisata yang dikunjungi.

Namun, penelitian tentang prioritas strategi pemasaran pada agrowisata belum

banyak yang meneliti. Dalam penelitian ini digunakan alat analisis Proses Hirarki

Analitik (PHA) untuk menentukan prioritas strategi pemasaran yang akan

(39)

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Pengertian dan Konsep Pemasaran

Menurut Cateora dan Graham (2005), pemasaran adalah aktifitas bisnis

yang meliputi perencanaan produk, harga, promosi, dan distribusi produk atau jasa

dari perusahaan kepada konsumen. Sedangkan Kotler (2005) menyatakan bahwa

pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasikan keinginan dan

kebutuhan yang belum terpenuhi, mengidentifikasikan dan mengukur besarnya,

menentukan pasar sasaran mana yang paling baik dan dapat dilayani, menentukan

berbagai produk, jasa dan program yang sesuai untuk melayani pasar-pasar dan

meminta setiap orang dalam organisasi untuk berpikir dan melayani pelanggan.

Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa proses pemasaran berawal

dari identifikasi kebutuhan masyarakat sampai dengan produk atau jasa yang

dihasilkan berada ditangan konsumen. Perusahaan juga harus dapat memberikan

kepuasan kepada konsumen sehingga kegiatan perusahaan dapat berjalan terus

dan persepsi konsumen terhadap perusahaaan menjadi baik.

Konsep pemasaran dari suatu perusahaan dapat dimulai dari pelanggan

atau calo n pelanggan. Konsep ini didapat dengan cara mengindentifikasi

kebutuhan dari pelanggan atau calon pelanggan dan mencoba menghasilkan

produk-produk yang mereka butuhkan. Sejalan dengan perkembangannya, konsep

pemasaran mulai bergeser yaitu tidak hanya berorientasi untuk melayani dan

memenuhi kebutuhan pelanggan atau konsumen tetapi juga agar perusahaan dapat

(40)

Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk tujuan organisasi

adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan

pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar

sasaran (Kotler, 2005). Sehingga secara definitif dapat dikatakan bahwa konsep

pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan

kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan

perusahaan.

Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan diperlukan suatu strategi

pemasaran yang terintegrasi yang lebih dikenal dengan bauran pemasaran. Bauran

pemasaran ini meliputi perencanaan produk, penetapan harga, distribusi dan

promosi.

3.1.2. Strategi Bauran Pemasaran

Strategi menurut Swastha dan Irawan (1997) adalah suatu rencana yang

diutamakan untuk mencapai tujuan tersebut. Beberapa organisasi mungkin

mempunyai tujuan yang sama tetapi strategi yang dipakai untuk mencapai tujuan

tersebut dapat berbeda. Strategi ini dibuat berdasarkan suatu tujuan. Jadi, strategi

pemasaran dari setiap organisasi merupakan suatu rencana keseluruhan untuk

mencapai tujuan.

Berdasarkan definisinya strategi pemasaran adalah strategi yang disatukan,

luas, terintegrasi dan komprehensif yang dirancang untuk memastikan bahwa

tujuan pemasaran bagi perusahaan dapat dicapai melalui pelaksaanaan yang tepat

oleh organisasi. Strategi pemasaran dapat didekati dengan konsep bauran

(41)

kumpulan strategi yang terdiri dari 4-P yaitu produk (product), harga (price), saluran distribusi (place), dan promosi (promotion).

3.1.2.1. Pemasaran Jasa

Menurut Swastha (1981) jasa adalah barang yang tidak kentara (intangible product) yang dibeli dan dijual di pasar melalui suatu transaksi pertukaran yang saling memuaskan. Pada perusahaan jasa yang berperan penting adalah mutu jasa

yang ditawarkan oleh perusahaan. Agar mutu jasa yang ditawarkan dapat

memuaskan diperlukan beberapa langkah dalam mengendalikan mutu jasa. Kotler

(2005) membagi langkah- langkah tersebut menjadi tiga tahap yaitu :

1. Berinvestasi dalam prosedur perekrutan dan pelatihan karyawan.

2. Menetapkan standar proses pelaksanaan jasa di organisasi tersebut.

3. Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran, keluhan, dan survei

pelanggan.

Gronroos dalam Kotler (2005) berpendapat bahwa pada pemasaran jasa

membutuhkan tiga cara pemasaran yaitu :

1. Pemasaran eksternal : menggambarkan pekerjaan biasa untuk menyiapkan,

menetapkan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan jasa tersebut

kepada konsumen.

2. Pemasaran internal : menggambarkan pekerjaan untuk melatih dan

memotivasi karyawannya untuk melayani pelanggan dengan baik.

3. Pemasaran interaktif : menggambarkan kemampuan karyawan dalam melayani

klien. Berbeda dengan perusahaan manufaktur yang menghasilkan barang,

Booms dan Bitner dalam Kotler (2005) menyatakan bahwa pada

(42)

strategi bauran pemasarannya yaitu orang (people), bukti fisik (physical evidence), dan proses (process).

3.1.2.2. Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar (baik

berwujud atau tidak berwujud) untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan.

Unsur-unsur yang termasuk dalam bauran produk antara lain adalah keragaman

produk, kualitas, design, ciri, nama merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi,

dan imbalan.

Produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut daya tahan

dan wujudnya, yaitu : (Kotler, 2005)

1. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali

penggunaan. Karena barang ini dikonsumsi dengan cepat dan sering dibeli,

strategi yang tepat adalah menyediakannya di berbagai lokasi, hanya

mengenakan marjin yang kecil dan memasang iklan besar-besaran guna

memancing orang untuk mencoba dan membangun preferensi.

2. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan beberapa kali. Produk tahan lama

pada umumnya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi,

mengenakan marjin yang yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak

garansi dari penjual.

3. Jasa (services) adalah produk yang tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis. Produk jenis ini, memerlukan pengendalian mutu,

(43)

Pada perusahaan yang menghasilkan jasa khususnya pariwisata,

produk-produk yang ditawarkan meliputi kualitas atraksi wisata, pelayanan dari objek

wisata tersebut, kuantitas atau keragaman atraksi wisata, kemasan wisata yang

ditampilkan, dan merek atraksi wisata. Produk-produk jasa oleh perusahaan

haruslah disesuaikan dengan tujuan dari perusahan, sehingga produk jasa yang

ditawarkan dapat memuaskan konsumen (Harahap, 2006).

3.1.2.3. Harga

Menurut Kotler (2005) harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran

yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur-unsur lainnya menghasilkan

biaya. Harga adalah unsur bauran pemasaran yang paling mudah disesuaikan dan

membutuhkan waktu yang relatif singkat, sedangkan ciri-ciri produk, saluran

distribusi, bahkan promosi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga

memposisikan nilai yang dimaksudkan perusahaan kepada pasar tentang produk

dan mereknya.

Strategi harga dapat dijadikan perusahaan untuk bersaing dengan

pesaingnya dengan memposisikan produknya dari segi mutu dan harga.

Unsur-unsur yang termasuk dalam bauran harga adalah daftar harga, diskon, potongan

harga khusus, periode dan cara pembayaran, dan syarat kredit.

3.1.2.4. Tempat/Saluran Distribusi

Pada umumnya perusahaan atau organisasi tidak memasarkan produknya

langsung kepada pengguna akhir, diantaranya terdapat perantara yang

menjalankan fungsi pemasaran. Perantara ini membentuk saluran pemasaran, yang

(44)

Saluran pemasaran adalah beberapa organisasi yang saling bergantung dan

terlibat dalam proses mengupayakan agar produk atau jasa dapat digunakan atau

dikonsumsi. Keputusan-keputusan saluran pemasaran termasuk di antara

keputusan paling penting yang dihadapi manajemen. Saluran yang dipilih sangat

mempengaruhi semua keputusan pemasaran lainnya. Penetapan harga perusahaan

sangat bergantung pada, apakah perusahaan itu menggunakan pedagang besar atau

yang bermutu tinggi. Pada perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, saluran

jasa yang sangat penting adalah perantara yang menciptakan faedah informasi

(perantara komunikasi) dan lokasi yang mudah dijangkau (Swastha, 1981).

Tenaga penjualan dan keputusan iklan perusahaan tersebut bergantung

pada berapa banyak pelatihan dan motivasi yang dibutuhkan penyalur. Selain itu,

keputusan saluran perusahaan tersebut memerlukan komitmen yang relatif

panjang pada perusahaan-perusahaan lain. Unsur- unsur yang termasuk dalam

bauran saluran distribusi adalah cakupan pasar, pengelompokkan, lokasi,

persediaan, dan transportasi (Kotler, 2005).

3.1.2.5. Promosi

Pemasaran modern memerlukan lebih dari sekedar mengembangkan

produk yang baik, menetapkan harga yang menarik, dan membuatnya dapat

terjangkau. Perusahaan-perusahaan juga harus berkomunikasi dengan pihak-pihak

yang berkepentingan sekarang dan yang akan datang, serta masyarakat umum.

Setiap perusahaaan mau tidak mau harus terjun ke dalam peran komunikator dan

promotor. Bagi sebagian besar perusahaan, pertanyaanya bukanlah apakah

berkomunikasi, melainkan apa yang harus disampaikan, kepada siapa dan

(45)

Efektifitas pemasaran suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh sistem

komunikasi pemasaran yang dilakukan. Semakin efektif komunikasi yang

dilakukan maka akan berbanding lurus dengan pemasarannya. Untuk

melaksanakan komunikasi pemasaran diperlukan beberapa cara komunikasi yang

disebut bauran komunikasi pemasaran (bauran promosi) yang terdiri atas lima

cara komunikasi utama yaitu, periklanan, promosi penjualan, hubungan

masyarakat, penjualan secara pribadi, dan pemasaran langsung (Kotler, 2005).

• Iklan

Kotler (2005) mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk presentasi

non-pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus

dibayar. Iklan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang bagi suatu

produk atau memicu penjualan yang cepat. Iklan dapat efisien menjangkau

pembeli ya ng tersebar secara geografis.

• Promosi penjualan

Menurut Cummins dan Mullin (2004) promosi penjualan merupakan

insentif dan penawaran yang mendorong konsumen atau pelanggan berperilaku

tertentu pada waktu tertentu. Promosi penjualan memainkan peran penting dalam

pencapaian tujuan pemasaran. Jika iklan menawarkan alasan untuk membeli,

promosi penjualan menawarkan insentif untuk membeli. Promosi penjualan

mencakup alat untuk promosi konsumen, promosi perdagangan, promosi bisnis

dan tenaga penjualan (Kotler, 2005).

Promosi penjualan dapat pula membantu meningkatkan permintaan

konsumen dengan jalan menciptakan pelanggan baru atau dengan membuat

(46)

juga dapat memelihara penjualan dari persaingan dan meningkatkan distribusi

(Parkinson,Rustomji, dan Vieira dalam Mayangsari, 2000).

• Hubungan masyarakat

Hubungan masyarakat atau public relation merupakan kegiatan pemasaran yang luas sekali jangkauannya, tetapi sering diperlakukan sebagai unsur yang

sepele dalam bauran promosi. Menurut Swastha dan Sukotjo (2000) hubungan

masyarakat dapat didefinisikan sebagai fungsi manajemen yang memberikan

penilaian tentang sifat masyarakat, identitas kebijaksanaan dan prosedur dari

individu atau organisasi dengan keinginan masyarakat dan melakukan program

tindakan untuk mendpatkan pengertian serta pengakuan masyarakat.

Alat-alat utama yang digunakan dalam humas pemasaran antara lain

terbitan (brosur, artikel, berita berkala, majalah perusahaan), acara-acara (seminar,

pameran dagang, konferensi berita, kompetisi, ulang tahun), pemberian dana

sponsor, berita, ceramah, kegiatan layanan masyarakat, dan media identitas (logo

perusahaan, brosur, bangunan, aturan berpakaian, dan lain- lain).

• Penjualan pribadi

Penjualan pribadi atau personal selling adalah alat yang paling efektif pada tahap terakhir berupa proses pembelian, khususnya dalam membangun

preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli (Kotler, 2005). Dalam operasinya

personal selling lebih fleksibel dibandingkan dengan yang lain, ini disebabkan karena tenaga-tenaga penjualan dapat secara langsung mengetahui keinginan,

motif dan prilaku konsumen, dan sekaligus dapat melihat reaksi konsumen

(47)

• Pemasaran langsung

Kotler (2005) menyatakan bahwa pemasaran langsung atau direct marketing adalah penggunaan saluran langsung konsumen untuk menjangkau dan menyerahkan barang atau jasa kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara

pemasaran. Saluran-saluran ini mencakup surat langsung, katalog, telemarketing,

TV interaktif, kios, situs internet, dan peralatan bergerak.

3.1.2.6. Orang

Orang (karyawan) merupakan unsur bauran pemasaran yang memiliki

peran penting, karena terlibat langsung dalam kegiatan penyampaian produk ke

tangan konsumen. Kesuksesan pemasaran sangat tergantung pada seleksi

pelatihan, motivasi, dan manajemen sumberdaya manusia, terlepas dari apakah

karyawan adalah profesional yang sangat terampil atau karyawan yang memiliki

keterampilan rendah. Idealnya, karyawan seharusnya memperlihatkan kompetensi,

sikap kepedulian, sikap tanggap, insiatif, kemampuan memecahkan masalah, dan

niat baik.

Kesan dari suatu usaha jasa khususnya tempat wisata, diukur dari

orang-orang yang memberikan pelayanan kepada pengunjung atau pelanggan. Salah satu

cara perusahaan mempertahankan pelanggannya adalah dengan meluncurkan

serangkaian program yang khusus pada orang-orang di dalam organisasi.

Para karyawan dilatih untuk mengembangkan sikap-sikap baru terhadap

para pelanggan dengan menekankan bahwa perusahaan tersebut ingin memuaskan

pelanggan. Pentingnya strategi orang dalam pemasaran yaitu mengarahkan minat

(48)

kualitas karyawan dengan mengembangkan pekerjaan-pekerjaan untuk

memuaskan kebutuhan konsumen (Harahap, 2006).

3.1.2.7. Proses

Payne dalam Harahap (2006) menyatakan bahwa seluruh kegiatan kerja

adalah proses. Proses-proses meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal, mekanisme,

kegiatan, dan rutinitas dimana suatu produk disampaikan kepada konsumen yang

diatur dalam manajemen proses. Hal ini melibatkan keputusan kebijakan tentang

keterlibatan pelanggan dan keleluasan karyawan. Manajemen proses ini

melibatkan unsur orang yang merupakan salah satu unsur bauran pemasaran,

sehingga kedua bauran pemasaran ini saling berinteraksi terutama dalam

pelayanan pelanggan.

Apabila proses dalam penyampaian produk tidak diperhatikan, misalnya

menyediakan permintaan produk yang tidak sesuai dengan waktu yang ditetapkan,

keterlambatan dalam melakukan transaksi, maka akan mengakibatkan

ketidakpuasan pelanggan. Hal ini menegaskan bahwa kerja sama yang akrab

diperlukan antara staf pemasaran dan operasi yang terlibat dalam manajemen

proses, misalnya staf pemasaran membuat program “pelatihan senyum” bagi staf

operasi untuk layanan dan cepat tanggap terhadap berbagai keluhan pelanggan,

sehingga kepuasan pelanggan dapat diciptakan melalui manajemen proses

(Harahap, 2006).

3.1.2.8. Bukti Fisik

Bukti fisik merupakan lingkungan fisik perusahaan dimana layanan

(49)

keputusan kunci mengenai desain dan lay-out bangunan, misalnya tempat duduk, toilet, tempat ibadah, parkir, dan sebaga inya yang dibutuhkan pengunjung. Bukti

fisik berhubungan dengan fasilitas apa yang diharapkan pelanggan sehingga dapat

meningkatkan kenyamanan. Bila fasilitas yang dibutuhkan konsumen di tempat

wisata telah tersedia maka tingkat kepuasan konsumen akan meningkat. Selain itu,

perusahaan-perusahaan juga mencoba mutu jasanya melalui bukti fisik atau

penyajian. Kotler dalam buku Marketing Plus lebih sering menyebut bukti fisik

sebagai presentation.

3.1.3.Analisis Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu

alternatif. Dalam memilih suatu alternatif diharapkan seoptimal mungkin

didasarkan pada fakta- fakta dan kemudian menyusunnya dalam sebuah kerangka

yang logis sehingga mampu menghasilkan keputusan yang rasional dan efektif.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan, salah

satunya adalah metode Proses Hirarki Analitik (PHA).

Metode Proses Hirarki Analitik pertama kali dikembangkan oleh Thomas

L. Saaty, ahli Matematika dari University of Pitsburgh, Amerika Serikat pada

awal tahun 1970-an. Proses Hirarki Analitik merupakan suatu metode

pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan banyak kriteria, baik

kuantitatif maupun kualitatif. Metode juga dapat mengubah kriteria kualitatif

menjadi kriteria kuantitatif.

Proses Hirarki Analitik memberikan suatu kerangka. Kerangka ini

memungkinkan dalam pengambilan keputusan yang efektif atas persoalan

(50)

keputusan. Pada dasarnya, metode PHA ini memecah- mecah suatu situasi yang

kompleks, tak terstruktur, ke dalam bagian-bagian komponennya; menata bagian

atau variabel ke dalam suatu susunan hirarki; memberi nilai numerik pada

pertimbangan subjektif tentang relatif pentingnya setiap variabel; dan mensintesis

berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel mana yang memiliki

prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi

tersebut. PHA juga menyediakan suatu struktur efektif untuk pengamb ilan

keputusan secara berkelompok dengan memaksakan disiplin dalam proses

pemikiran kelompok.

Kekuatan PHA juga terletak pada rancangannya yang bersifat holistik

yang menggunakan logika, pertimbangan berdasarkan intuisi, data kuantitatif dan

preferensi kualitatif. PHA merupakan suatu model yang fleksibel dan memberikan

gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi

mereka masing- masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya.

Model ini dirancang untuk lebih menampung sifat alamiah manusia dibandingkan

memaksa manusia ke cara berpikir yang mungkin justru berlawanan dengan hati

nurani (Saaty, 1993).

Dalam memecahkan persoalan dengan metode Proses Hirarki Analitik,

terdapat tiga prinsip dasar, yaitu :

1. Prinsip menyusun secara hirarki, yaitu memecah- mecah persoalan menjadi

elemen-elemen yang terpisah-pisah.

2. Prinsip menetapkan prioritas, yaitu menentukan peringkat elemen-elemen

Gambar

Tabel 1. Lima Sektor Penghasil Devisa Negara Terbesar di Indonesia
Tabel 2. Jumlah Agrowisata di Empat Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2005
Tabel 4.  Rekapitulasi Data Pengunjung Taman Anggrek Ragunan
Gambar 1: Sistem Kepariwisataan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis diperoleh posisi perusahaan dalam matrik IE pada daerah V dapat digambarkan dengan hold and maintain , maka strategi bauran pemasaran yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan, serta posisi produk perusahaan dan strategi

Asuransi Jiwasraya Medan membutuhkan strategi pemasaran khususnya strategi bauran pemasaran yaitu strategi produk, harga, promosi, tempat, orang, proses, bukti fisik..

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji Syukur dipanjatkan atas berkat rahmat dan hidayah Allah S.W.T sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Strategi Bauran Pemasaran

(c) Pada umumnya strategi bauran pemasaran smartphone Samsung di Kota Manado yang dijalankan telah sesuai dengan teori strategi bauran pemasaran berdasarkan posisi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektivitasan unsur bauran komunikasi pemasaran dalam strategi yang diterapkan oleh Taman Simalem Resort

Akbar (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Pada Agrowisata Rumah Sutera Alam Bogor, menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode

Untuk menganalisis apakah strategi pemasaran segmentasi pasar, market postion, targetting, dan timing strategy dan bauran pemasaran produk, harga, promosi, dan distribusi berpengaruh