Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh
LUTFI AFIF NIM: 107053002927
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
▸ Baca selengkapnya: proposal majelis taklim doc
(2)Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
i
MM
Bauran pemasaran adalah suatu cara yang dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan atau lembaga apapun di dalam mempengaruhi permintaan terhadap produk yang dihasilkan yang terdiri dari empat variabel, yaitu: produk, harga, tempat, dan promosi.
Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi bauran pemasaran dakwah di Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan, melihat bagaimana strategi yang dijalankan berkaitan dengan bauran pemasaran dan melihat bagaimana implementasi bauran pemasaran yang dilakukan oleh Majelis Taklim Nurul Musthofa. Dalam melihat strategi bauran pemasaran yang dijalankan tersebut dapat dilihat dari posisi Majelis Taklim Nurul Musthofa. Lalu di dalam melihat implementasi bauran pemasaran tersebut terdapat 4 dimensi yang dapat dikukur, antara lain produk, harga, tempat dan promosi. Di dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yaitu dengan melakukan pengamatan di Majelis Taklim Nurul Musthofa terhadap strategi bauran pemasaran dan implementasinya.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa posisi Majelis Taklim Nurul Musthofa terletak di kuadran I yang menunjukan rekomendasi progresif yang berarti Majelis Taklim Nurul Musthofa dalam keadaan mantap dan kondisi prima sehingga dapat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan, dan meraih kemajuan secara maksimal di masa yang akan datang. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa variabel bauran pemasaran yang memberikan pengaruh positif terhadap minat masyarakat dan jamaah adalah variabel produk, harga, tempat dan promosi sesuai dengan keinginan masyarakat. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa yang terdapat pengaruh yang positif terhadap minat jamaah dan masyarakat adalah variabel produk, harga, tempat dan promosi.
ii
memberikan inayah, hidayah dan segala karunia yang tiada tara kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi dengan judul “Strategi
Bauran Pemasaran Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta
Selatan” yang tidak lain adalah sebagai persyaratan menyelesaikan program S1 di
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan gelar S.Kom.I. Waktu, biaya, tenaga dan pikiran
telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki
dalam pembuatan skripsi ini hingga selesai. Namun penulis menyadari bahwa
hasil karya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang
diharapkan.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW,
beserta para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya hingga akhir
zaman. Karena beliaulah sebaik-baiknya suri tauladan bagi kita semua agar
menjadi insan kamil yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
Lalu tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu di dalam penyelesaian skripsi ini sehingga dapat
terselesaikan pada waktunya. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Drs. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
iii
dalam memberikan bimbingan, arahan, perhatian, kritik, serta saran pada tugas
skripsi yang telah penulis selesaikan.
3. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan bantuan keilmuan bagi penulis sehingga hasil karya skripsi ini
dapat terselesaikan.
4. Papah (Mahfud) dan Mamah (Noorlaily Agusdina S.) penulis yang telah
melahirkan dan selalu memberikan kekuatan serta kasih sayang yang tidak
terhingga di dalam memberikan motivasi serta dukungan moril maupun
materiil.
5. Kakek (alm. Miftach Soebiyanto) dan Nenek (Popy Harwini) tercinta yang
telah mengasuh dan mendidik penulis dari kecil hingga saat ini. Semoga amal
ibadah kalian diterima dan diberikan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT,
amin.. I love you.. Dan juga untuk seluruh keluarga besarku yang selalu
mendukung setiap waktu, Abah, Emak, dan yang lainnya yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
6. Ketua beserta para staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan pelayanan bagi penulis
di dalam memberikan referensi.
7. Pengurus Majelis Taklim Nurul Musthofa, Ust. Abdurrahman Ayyub, ka
Doni, Emha Musyaffa serta jamaah Majelis Taklim Nurul Musthofa umumnya
iv
selalu menyayangi, mendukung dan memberikan motivasi kepada penulis.
9. Untuk Dara Puspita Sari, yang selalu menemani setiap saat, mendukung,
menyayangi dan memberikan motivasi untuk tidak henti-hentinya
bersemangat di dalam penyelesaian skripsi ini.
10.Teman-teman seperjuangan MD A angkatan 2007, abi, adoenk imoet, hendri
montok, bisri, woro bolang, arif, Hakim, fery van java, ipank, rendy acong,
ust. Hery, yulita nying-nying, eka, ita, hany, nurlia, dien, rina dan semua
teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Pahit manis waktu
diskusi tidak akan pernah terlupakan dan perjuangan untuk menggapai setiap
mimpi yang telah kita lakukan bersama-sama tidak akan selesai sampai disini.
Bersemangatlah kawan-kawanku, kita raih masa depan kita yang lebih baik.
11.Teman-teman KKN Cisolok nan Elok, terima kasih untuk persahabatan dan
semua kenangan yang telah kita lakukan semoga kita selalu kompak ya.
Hanya doa dan harapan yang bisa penulis sampaikan semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca umumnya serta kepada
semua pihak yang telah membantu kelancaran skripsi ini semoga mendapatkan
balasan dari Allah SWT, amin.
Jakarta, 10 Juni 2011
v
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
D. Tinjauan Pustaka ... 7
E. Metodologi Penelitian ... 8
F. Sistematika Penulisan ... 13
BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi ... 15
1. Pengertian Strategi ... 15
2. Tahapan-Tahapan Strategi ... 19
a. Visi, Misi dan Tujuan Manajemen Strategi ... 19
b. Analisis Lingkungan ... 20
c. Formulasi Strategi ... 21
d. Implementasi strategi ... 23
vi
a. Strategi Produk ... 27
b. Strategi Harga... 30
c. Strategi Saluran Distribusi atau Tempat ... 31
d. Strategi Promosi ... 34
C. Majelis Taklim ... 37
1. Pengertian Majelis Taklim ... 37
2. Sejarah Majelis Taklim ... 38
3. Fungsi Majelis Taklim ... 40
BAB III GAMBARAN UMUM MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA CIGANJUR JAKARTA SELATAN A. Letak Geografis Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 42
B. Latar Belakang Berdirinya Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 42
C. Visi, Misi, dan Tujuan Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 44
D. Susunan Personalia Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 45
E. Program Kerja Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 46
F. Fasilitas Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 50
vii
A. Majelis Taklim Nurul Musthofa Dalam Menyusun Strategi
Bauran Pemasaran... 52
1. Visi, Misi dan Tujuan ... 52
2. Analisa Lingkungan ... 52
3. Formulasi Strategi ... 55
a. Analisis SWOT Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 55
4. Implementasi Strategi ... 68
5. Pengendalian Strategi ... 69
B. Implementasi Bauran Pemasaran (marketing mix) Di Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 69
1. Strategi Produk ... 69
2. Strategi harga ... 74
3. Strategi Saluran Distribusi atau Tempat ... 76
4. Strategi Promosi ... 80
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 87
B. Saran-saran... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 89
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama Islam adalah agama dakwah. Pengertian agama dakwah
adalah suatu agama yang didalamnya terdapat usaha untuk
menyebarluaskan kebenaran ajaran yang diyakini datang dari Tuhan dan
perbuatan mengajak atau menyeru orang-orang yang belum mempercayai
dan menganut dianggap sebagai suatu tugas suci dan pengabdian terhadap
Tuhan.1
Islam merupakan suatu kebenaran, maka agama ini menurut
kodratnya harus tersebar luas, diperkenalkan dan diperlihatkan kepada
umat manusia. Dakwah diartikan dengan undangan, seruan atau ajakan
yang kesemuanya menunjukan adanya komunikasi antara dua belah pihak,
dimana pihak pertama (da’i) berusaha menyampaikan pesan, informasi,
mengajak, dan mempengaruhi pihak kedua (mad’u), namun dalam proses
berdakwah hendaknya pesan-pesan agama disampaikan dengan cara baik.2
Sepenggal firman Allah SWT selalu mengingatkan kita akan
kewajiban sebagai umat Islam untuk saling mengingatkan dan mengajak
kepada sesama umat Islam dalam hal kebaikan. Hal ini tercantum dalam
ayat Al-Qur’an di dalam surat Ali Imron ayat 104 yang berbunyi.
1
Zaini Mukhtarom, Dasar-Dasar Manajemen dakwah, (Yogyakarta: Al-Amin Press, 1996),cet ke-1,h.15
2
Toha yahya, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1992) cet ke-5, h.1
Artinya: “dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah
dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”(Q.S. Ali
Imron: 104).3
Dalam menghadapi kehidupan yang serba kompleks seperti
sekarang ini, perlu adanya pola atau sistem yang mampu menjawab
persoalan-persoalan yang ada. Dakwah tidak hanya dilakukan melalui
Mimbar atau Tabligh, melainkan dibentuknya suatu lembaga dakwah
dengan perencanaan yang teratur dan terarah. Dakwah merupakan suatu
proses yang saling berkaitan. Untuk itu di dalam dakwah ada pemikiran.
Pertama, dakwah dipandang sebagai suatu tugas aktivitas penerangan,
penyiaran, dan penyebaran agama Islam. Kedua, dakwah dapat diartikan
sebagai suatu usaha untuk merealisasikan ajaran Islam dalam semua segi
kehidupan. 4
Dakwah dalam pengertian sebagai usaha merealisasikan ajaran
Islam dapat dilakukan dengan cara membentuk suatu lembaga yang
3
DEPARTEMEN AGAMA R.I., Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf), h. 14
4
Prihananto, Jurnal Ilmu Dakwah, fakultas dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya,
berkompeten untuk mewujudkan ajaran Islam tersebut. Majelis Taklim
adalah salah satu lembaga nonformal yang bertujuan meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan akhlak mulia bagi
jamahnya. Dalam prakteknya, Majelis Taklim merupakan tempat
pengajaran atau pendidikan agama Islam yang paling fleksibel dan tidak
terikat oleh waktu. Majelis Taklim bersifat terbuka terhadap segala usia,
lapisan atau strata sosial dan jenis kelamin. Waktu penyelenggaraannya
pun tidak terikat, tempat pengajarannya pun bisa melakukan dirumah,
masjid, gedung, halaman dsb.
Selain itu Majelis Taklim memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu
sebagai lembaga dakwah dan lembaga nonformal. Fleksibelitas inilah yang
menjadi kekuatan sehingga mampu bertahan dan merupakan lembaga
pendidikan Islam yang paling terdekat dengan umat (masyarakat). Majelis
Taklim mempunyai tujuan secara umum, yaitu untuk membina dan
hubungan yang santun antara manusia dan Allah SWT, sesamanya,
lingkungannya dalam rangka membina masyarakat yang bertakwa kepada
Allah SWT.
Pada saat ini, lembaga Majelis Taklim yang dilatarbelakangi
keagamaan selalu tumbuh dan menjamur dalam berbagai bentuk dan cara.
Seperti, Majelis Taklim Nurul Musthofa, Ciganjur, Jakarta Selatan.
Majelis Taklim Nurul Musthofa merupakan lembaga pendidikan
Islam yang berazaskan Islam dan berlandaskan Al-qur’an dan sunnah.
sarana yang efektif dalam menyampaikan ajaran Islam melalui pengajian
harian, mingguan yang rutin diadakan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Majelis Taklim ini diikuti oleh semua kalangan yang berasal dari setiap
daerah di Jakarta khususnya. Hal ini menjadi menarik karena dapat dilihat
bahwa pengikut Majelis Taklim ini kian hari selalu bertambah. Tentunya
hal ini tidak terjadi dengan sendirinya karena di balik itu semua pasti ada
pengelolaan manajemen yang sangat terampil di dalam melaksanakan
setiap acara pengajian tersebut agar berjalan efektif dan efisien.
Di dalam ilmu manajemen terutama dalam manajemen pemasaran,
kita mengenal istilah bauran pemasaran (marketing mix). Bauran
pemasaran merupakan cara dimana pengusaha dapat mempengaruhi
konsumennya yang memerlukan perencanaan dan pengawasan yang
matang serta perlu dilakukan tindakan-tidakan konkret.5 Untuk keperluan
tersebut pengusaha dapat melakukan tidakan-tindakan yang terdiri dari 4
macam, yaitu tindakan mengenai produk (product), harga (price),
distribusi atau penempatan produk (place), dan promosi (promotion).
Tentunya menarik untuk melihat bagaimana penerapan manajemen
pemasaran, khususnya mengenai bauran pemasaran tersebut ke dalam
sebuah Majelis Taklim yang tentunya akan memberi manfaat juga untuk
Majelis Taklim Nurul Mustofa untuk dapat terus bertahan di
tengah-tengah masyarakat. Keberadaan Majelis Taklim ini mutlak diperlukan
5
sebagai tempat bagi siapapun yang selalu ingin mendalami ilmu agama
Islam agar hidupnya menjadi lebih terarah dan lebih baik lagi.
Dengan memahami bahwa urgensi strategi bauran pemasaran pada
suatu organisasi, maka penulis menjadi tertarik untuk menganalisis
mengenai upaya pengelola Majelis Taklim Nurul Musthofa untuk dapat
bertahan ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu penulis bermaksud
untuk mangadakan penelitian di Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganur
Jakarta Selatan mengenai bauran pemasaran yang merupakan bagian dari
strategi pemasaran yang penerapannya dapat dilakukan pada lembaga
apapun yang menghasilkan produk baik berupa barang ataupun jasa.
Seperti halnya Majelis Ttaklim Nurul Musthofa yang merupakan sebuah
lembaga yang memberikan jasa pada jamaahnya.
Atas dasar pertimbangan diatas, penulis tertarik untuk mengambil
judul penelitian “STRATEGI BAURAN PEMASARAN MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA CIGANJUR JAKARTA SELATAN.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Batasan Masalah Penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Dalam pembahasan skripsi ini, penulis akan membatasi pada
seputar strategi berkenaan dengan bauran pemasaran di Majelis
b.Penulis juga akan membahas mengenai implementasi dari bauran
pemasaran di Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta
Selatan.
2. Perumusan Masalah Penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana strategi bauran pemasaran Majelis Taklim Nurul
Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan?
b.Bagaimana implementasi strategi bauran pemasaran pada Majelis
Taklim Nurul Musthofa?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian.
a. Untuk mengetahui bagaimana pengurus Majelis Taklim Nurul
Musthofa di dalam menerapkan strategi bauran pemasaran.
b.Untuk mengetahui bagaimana implementasi bauran pemasaran di
Majelis Taklim Nurul Musthofa.
2. Manfaat Penelitian. a.Bagi Akademis.
1) Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan
pengetahuan ilmiah di bidang manajemen, khususnya
mengenai penerapan bauran pemasaran pada suatu Majelis
Taklim di dalam mempengaruhi jamaahnya.
2) Untuk kepentingan akademis sebagai pelengkap tugas
akhir/skripsi jurusan Manajemen Dakwah di Fakultas Ilmu
b.Bagi Praktis.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
khazanah keilmuan berbagai kalangan, seperti teoritis, praktisi
atau aktifitas manajemen pada umumnya dan pengelola Majelis
Taklim Nurul Mustofa khususnya dimana sebagai lembaga yang
harus selalu meningkatkan kembali kualitasnya, khususnya di
bidang pemasaran mengenai bauran pemasarannya untuk lebih
menarik lagi minat jamaah dan masyarakat terhadap kegiatan
yang akan dilakukan.
c. Bagi Majelis Taklim Nurul Musthofa.
1) Sebagai formula baru di dalam mengefektifkan bauran
pemasaran pada sebuah Majelis Taklim.
2) Memahami bahwa bauran pemasaran sangat penting bagi
jamaah dalam mempengaruhi keinginan dan minat jamaahnya.
D.Tinjauan Pustaka
Di dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah melakukan tinjauan
pustaka dan ternyata belum ditemukan skripsi yang membahas secara utuh
mengenai bauran pemasaran yang diterapkan pada Majelis Taklim Nurul
Musthofa. Tetapi walaupun begitu, untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan seperti “menjiplak” hasil karya orang lain, maka penulis perlu
mempertegas perbedaan antara masing-masing judul dengan masalah yang
1. Bauran Pemasaran Produk Deposito Mudharabah BPR Syariah Harta
Insan Karimah Bekasi Cabang Jakarta Pusat Oleh Chriswulandari
(104053002043) Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di dalamnya
memaparkan mengenai merancang dan menggunakan strategi
pemasaran yang harus digunakan untuk mencapai target.
2. Analisis Terhadap Bauran Pemasaran Kelompok Bimbingan Ibadah
Haji (KBIH) Kafilah Akbar Jakarta Timur Oleh Wellda Sapta Milanda
Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di dalamnya
memaparkan mengenai penerapan bauran pemasaran pada sebuah
KBIH.
Sedangkan judul skripsi penulis berjudul “STRATEGI BAURAN PEMASARAN MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA
CIGANJUR, JAKARTA SELATAN.” sehingga dalam segi
pembahasannya lebih menekankan pada penerapan strategi bauran
pemasaran Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan.
E. Metodologi Penelitian. 1. Metode Penelitian.
Pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller
mendefinisikan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan
dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam
peristilahannya.6
2. Ruang Lingkup Penelitian. a. Subjek dan Objek Penelitian.
Subjek dalam penelitian ini adalah sekelompok orang yang
dapat memberikan informasi. Mereka terdiri dari bagian
koordinator, pengurus dan para jamaah Majelis Taklim Nurul
Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan. Sedangkan yang menjadi objek
dalam penelitian ini adalah “Strategi Bauran Pemasaran Majelis
Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan”.
b. Waktu dan Tempat Penelitian.
Waktu penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2011
sampai Juni 2011. Untuk lebih jelasnya mengenai berbagai
kegiatan yang dilakukan penulis di dalam melaksanakan penelitian
ini adalah sebagai berikut.
6
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualiatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
Tabel 1 Jadwal Penelitian
No. Kegiatan Maret
2011
April 2011
Mei 2011
Juni 2011
1. Penyusunan proposal skripsi. 2. Seminar proposal skripsi. 3. Pengajuan permohonan
melakukan penelitian di tempat Majelis Taklim Nurul Musthofa. 4. Observasi kegiatan majelis taklim
pada malam senin dan malam minggu.
5. Wawancara dan mencari data.
6. Melakukan analisis data dan penyusunan laporan.
Adapun tempat penelitian ini dilaksanakan di Majelis
Taklim Nurul Musthofa Jalan RM. Kahfi 1 Gg. Manggis No. 9A
Rt.002 Rw.001, Ciganjur, Jagakarsa - Jakarta Selatan. Adapun
alasan pemilihan tempat ini berdasarkan pertimbangan sebagai
berikut:
1) Majelis Taklim Nurul Musthofa merupakan salah satu Majelis
Taklim yang cukup berpengaruh di daerah Jakarta dan
2) Karena bagi penulis dapat menghemat waktu, biaya, tenaga dan
pikiran sehingga penelitian akan dapat selesai tepat pada
waktunya.
3) Lokasi yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal penulis
sehingga mudah dijangkau.
3. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teknik
pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan ketekunan
pengamatan, yaitu mencari secara konsisten interpretasi dengan
berbagai cara dengan kaitannya dengan proses analisis yang konstan
atau tentatif.7 Dalam hal ini penulis akan mengamati secara langsung
ke lokasi penelitian di Majelis Taklim Nurul Musthofa untuk
memperoleh data-data yang diinginkan.
4. Teknik Pengumpulan Data.
Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti menggunakan
data primer dan data sekunder yaitu:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data
pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian8, antara lain:
1) Interview (Wawancara).
Teknik yang digunakan oleh peneliti apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
7
Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Edisi Revisi, h. 329
8
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
dan jumlah respondennya sedikit/kecil.9 Dalam hal ini peneliti
mewawancarai orang yang representative di dalam lembaganya
guna menambah bahan acuan dalam penelitian ini.
2) Observasi (Pengamatan).
Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang
mempunyai ciri spesifik dimana dalam berkomunikasinya tidak
hanya dengan orang saja, tetapi juga dapat dengan
obyek-obyek alam yang lain.10 Dalam hal ini peneliti mengadakan
pengamatan langsung mengenai kegiatan di Majelis Taklim
Nurul Musthofa dalam menerapkan bauran pemasaran di dalam
menarik minat jamaahnya.
b. Data Sekunder
Data sekunder ini adalah data yang diperoleh dengan cara
mengumpulkan dokumen atau laporan yang bersumber dari pihak
yang berkaitan khusus dengan kegiatan Majelis Taklim itu. Teknik
yang digunakan adalah.
1) Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan
cara mengumpulkan buku-buku, majalah, surat kabar, atau
9
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta 2008), cet. IV, h. 137
10
berbagai literature-literatur yang berkaitan dengan materi yang
dibahas didalam skripsi ini.
2) Teknik Dokumentasi
Teknik Dokumentasi data dengan cara mengutip langsung
data yang diperoleh dari jamaah Majelis Taklim Nurul
Musthofa dan data lain yang diperoleh dari jamaah yang
bersangkutan.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Patton yang dikutip oleh Lexy Moleong
adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam
suatu pola, kategori, dan satuan uraian besar.11
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode
kualitatif, dengan pendekatan deskriptif-analisis terhadap strategi
bauran pemasaran Majelis Taklim Nurul Musthofa dan
implementasinya di masyarakat. Penulis mencoba memaparkan segala
informasi yang didapat dengan menggabungkan data-data yang telah
diperolehnya.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini
secara sistematis penulis membagi ke dalam lima bagian. Adapun
sistematika selengkapnya adalah sebagai berikut:
11
BAB I : PENDAHULUAN.
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI.
Bab ini terdiri dari pengertian strategi, tahapan-tahapan
strategi, bauran pemasaran, unsur-unsur bauran pemasaran,
pengertian Majelis Taklim, sejarah Majelis Taklim dan
fungsi Majelis Taklim.
BAB III : GAMBARAN UMUM MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA
Bab ini terdiri dari letak geogradis, latar belakang
berdirinya, visi, misi dan tujuan, struktur organisasi, serta
program kerja Majelis Taklim.
BAB IV : PEMBAHASAN.
Bab ini terdiri analisis strategi bauran pemasaran dan
implementasinya.
BAB V : PENUTUP.
Bab ini terdiri dari pembahasan secara singkat mengenai
kesimpulan berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian dan
saran-saran yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi.
1. Pengertian Strategi.
Kata strategi berasal dari bahasa yunani, yaitu Strategos, yang
berasal dari kata Stratos yang berarti militer dan Ag yang artinya
memimpin. Dan pada konteks awalnya, strategi diartikan sebagai
Generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para jenderal dalam
membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan perang.12
Dari sudut etimologi (asal kata), penggunaan kata strategi dalam
manajemen suatu organisasi diartikan sebagai “kiat”, cara, dan taktik
utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen yang terarah kepada tujuan strategi organisasi.13
Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu
yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan
lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama
12
Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah konsep
Pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999), h. 8
13
Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan
dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2000), cet.
Ke-1, h. 14
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh
perusahaan.14
Strategi yang disusun, dikonsentrasikan, dan dikonsepkan dengan
baik dapat membuahkan pelaksanaan yang disebut strategis.
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi
yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan
situasi dan kondisi sebagai factor masukan yang kemudian dikelompokan
menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat
baik-baik oleh para pengguna SWOT, bahwa analisa ini adalah semata-mata
sebuah alat analisa yang ditunjukan untuk mneggambarkan situasi yang
sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan
bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar
yang mudah bagi masalah-masalah yang dihadapi.15
Analisis SWOT dapat merupakan instrumen yang ampuh dalam
melakukan analisis stratejik. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat
dipertimbangkan di dalam mengambil strategi tersebut.
a. Strength (kekuatan), yakni kompetensi khusus yang terdapat dalam
organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan komparatif oleh
unit usaha di pasaran.
14
Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan
Perusahaan, (Jakarta: Erlangga, 1988), h. 12
15
b. Weakness (kelemahan), yakni keterbatasan atau kekurangan dalam hal
sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang
serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan.
c. Opportunity (peluang), yakni berbagai situasi lingkungan yang
menguntungkan bagi suatu satuan bisnis.
d. Threats (ancaman), yakni faktor-faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan suatu satuan bisnis.16
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kata strategi
banyak diadopsi dan diberikan pengertian yang lebih luas sesuai dengan
ilmu atau kegiatan yang menerapkannya. Pengertian strategi tidak lagi
terbatas pada konsep ataupun seni seorang jenderal di masa seorang
pimpinan (manajemen puncak).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah
strategi adalah “seni atau ilmu menggunakan sumber daya-sumber daya
manusia untuk melaksanakan kebijakan tertentu.”17 Dalam perkembangan
selanjutnya, para pakar memberikan definisi yang berbeda tentang
manajemen strategi. Antara lain dikatakan bahwa manajemen strategis
adalah satu set keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
16
Prof. Dr. Sondang P. Siagian MPA, Manajemen Strategik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), cet. Ke-5, h. 172
17
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
implementasi rencana yang dirancang untuk meraih tujuan suatu
perusahaan.18
Meskipun para pakar memberikan definisi yang berbeda-beda
tentang manajemen strategik kiranya tidak akan jauh dari kebenaran
apabila dikatakan bahwa manajemen strategik adalah serangkaian
keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak
dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi tersebut.19
Manajemen strategis (strategic management) adalah sejumlah
keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi
atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran
perusahaan.20 Proses manajemen strategis ialah cara dengan jalan mana
para perencana strategi menentukan sasaran dan mengambil keputusan.
Dari beberapa pengertian di atas mengenai manajemen strategis
dapat penulis simpulkan bahwa manajemen strategi adalah serangkaian
keputusan yang dirancang secara menyeluruh di dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan oleh organisasi yang dilakukan oleh seluruh elemen
yan berada di dalamnya.
18
John A. Pearce II dan Richard B. Robinson, Jr, Manajemen Strategis Formulasi
Implementasi dan Pengendalian,(Jakarta: Salemba Empat, 2008), h. 5
19
Prof. Dr. Sondang P. Siagian MPA, Manajemen Strategik, h. 15 20
Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan
2. Tahapan-tahapan Strategi.
a. Visi, Misi dan Tujuan Manajemen Strategi.
Pada tahap pertama sebelum merumuskan strategi perlu
dilakukan analisis terhadap visi, misi dan tujuan organisasi karena
ketiga komponen tersebut merupakan langkah awal dalam proses
perencanaan. Hal ini dilakukan agar didapatkan kesesuaian antara
strategi dengan ketiga komponen tersebut.
Visi dalam manajemen strategi merupakan suatu proses
aktivitas, dimana di dalamnya mencakup cita-cita di masa depan yang
ada dalam benak atau di pemikiran para pendiri yang kira-kira
mewakili seluruh anggota dalam suatu organisasi.21 Sedangkan misi
dalam manajemen strategi merupakan kegiatan yang akan
dilaksanakan secara operasional oleh sebuah manajemen dalam
merealisasikan tujuan strategik yang setelah secara keseluruhannya
tercapai berarti organisasi juga terwujud.22 Setelah visi dan misi
dijelaskan kemudian tujuan dari manajemen strategi adalah hasil yang
ingin dicapai dari proses aktivitas atau akhir dari perjalanan yang
dicari organisasi melalui eksistensi dan operasional serta merupakan
sasaran yang lebih nyata dari pernyataan misi.23
21
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berpikir Strategik, (Jakarta: Binarupa Aksara), cet. Ke-1, h. 38
22
Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit, h. 155 23
M. Ismail Yuswanto dan Karebet Widjaja Kusuma, Manajemen Strategis Perspektif
b. Analisis Lingkungan.
Analisis lingkungan adalah suatu proses yang digunakan
perencana strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam
menentukan peluang atau ancaman terhadap perusahaan.24 Ada dua
faktor yang membuat analisa lingkungan menjadi suatu analisa penting
dalam Manajemen Strategik dan harus selalu dilakukan oleh para
manajer puncak, yaitu:
1) Bahwa organisasi/perusahaan tidak berdiri sendiri (terisolasi) tetapi
berinteraksi dengan bagian-bagian dari lingkungan dan lingkungan
itu sendiri selalu berubah setiap saat.
2) Pengaruh lingkungan yang sangat rumit dan kompleks dapat
mempengaruhi kinerja banyak bagian yang berbeda dari sebuah
perusahaan.25
Rumit serta tidak pastinya masa depan membuat para penyusun
strategi harus lebih berhati-hati dalam melakukan analisa lingkungan.
Sejumlah asumsi-asumsi yang relevan harus dikaji ulang setiap waktu
agar penyesuaian-penyesuaian dapat segera dilakukan. Berikut ini
disajikan beberapa bentuk analisa yang dapat digunakan pimpinan
perusahaan dalam melakukan analisa lingkungan. Bentuk analisa
tersebut adalah:
24
Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan
Perusahaan, h.87
25
a. Analisa Produk (Product Analysis).
Menganalisa dan membandingkan semua atribut produk atau jasa
terhadap produk atau jasa dari para pesaing.
b. Analisa Pasar (Market Analysis).
Analisa ini mendefinisikan semua karakteristik dari pasar (a.l.
demografis, geografis, gaya hidup, dll) dimana produk tersebut
bersaing.
c. Analisa Lingkungan (Environment Analysis).
Analisa ini menganalisa semua perubahan yang terjadi pada
variabel lingkungan (a.l. ekonomi, sosial, politik dan peraturan
pemerintah).
d. Analisa Pelanggan (Consumer Analysis).
Menganalisa motif konsumen membeli produk, melakukan
segmentasi pasar dan mengidentifikasi profil konsumen a.l. tingkat
sosial, kebudayaan, jenis kelamin dan lain sebagainya.
e. Analisa Keuangan (Financial Analysis).
Analisa ini terdiri dari beberapa macam dan yang terkenal adalah
analisa rasio. Analisa rasio melibatkan metode-metode perhitungan
dan penginterpretasian rasio-rasio keuangan dalam rangka menilai
kinerja dan status perusahaan.
c. Formulasi Strategi.
Di dalam buku manajemen strategi formulasi, implementasi,
JR. Manajemen strategi didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan
dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan
pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk
mencapai sasaran-sasaran perusahaan terdiri atas sembilan tugas
penting yaitu:
1) Merumuskan misi perusahaan, meliputi rumusan umum tentang
maksud keberadaan (purpose), filosofi (philosophy), dan tujuan
(goal).
2) Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi
intern dan kapabilitasnya.
3) Menilai lingkungan ekstern perusahaan, meliputi baik pesaing
maupun faktor-faktor kontekstual umum.
4) Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokan sumber
dayanya dengan lingkungan ekstern.
5) Mengidentifikasi opsi yang paling dikehendaki dengan
mengevaluasi setiap opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan.
6) Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum
yang akan mencapai pilihan yang paling dikehendaki.
7) Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang
sesuai dengan sasaran jangka panjang dan strategi umum yang
8) Mengimplementasikan pilihan strategi dengan cara
mengalokasikan sumber daya anggaran yang menekankan pada
kesesuaian antara tugas, SDM, struktur, dan system imbalan.
9) Mengevaluasi keberhasilan proses strategi sebagai masukan bagi
pengambil keputusan yang akan datang.26
Dalam perumusan strategi termasuk di dalamnya, adalah
pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal,
menetapkan suatu obyektifitas, menghasilkan strategi alternatif
memilih strategi untuk dilaksanakan.27
d. Implementasi Strategi.
Implementasi strategi adalah sejumlah aktivitas dan pilihan
yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan sebuah perencanaan
strategis.28 Implementasi strategi merupakan proses berbagai strategi
dan kebijakan berubah menjadi tindakan melalui pengembangan
program, anggaran, dan prosedur. Walaupun implementasi biasanya
baru dipertimbangkan setelah strategi disusun, implementasi
merupakan kunci sukses manajemen strategis.
Untuk memulai proses implementasi, manajer strategis harus
memperhatikan tiga pertanyaan berikut:
1) Siapa yang akan melakukan rencana strategis yang telah disusun?
2) Apa yang harus dilakukan?
26
Pearce dan robinson, Manajemen strategik (formulasi, implementasi, pengendalian), Binarupa Aksara, Jakarta 1997 hal, 20
27
Fred R.David, Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta :PT Pren halindo, 1998),,15 28
3) Bagaimana sumber daya manusia yang bertangggung jawab dalam
implementasi akan melaksanakan berbagai hal yang perlu
dilakukan?
Pihak manajemen harus lebih dulu memusatkan perhatian
mereka pada pertanyaan-pertanyaan tersebut ketika menganalisis pihak
yang pro dan kontra terhadap alternatif strategi yang ditawarkan.
Dalam setiap kesempatan, manajemen harus mempertimbangkannya
sebelum merencanakan strategi. Jika pihak manajemen tidak mampu
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan memuaskan, maka
sulit bagi strategi yang telah disusun dengan sempurna untuk dapat
mencapai hasil yang diinginkan.
e. Pengendalian Strategi.
Aspek pengendalian yang perlu dicapai menurut Rowe dan
Carlson adalah sebagai berikut:
1) Pengendalian manajemen, yang didasarkan pada prestasi dan data
historis di masa lampau.
2) Pengendalian waktu-nyata, yang memusatkan perhatian khusus
pada aspek-aspek teknis pengendalian sehingga informasi yang
aktual dapat diperoleh.
3) Manajemen pelaksanaan, yang memusatkan perhatian pada
4) Pengendalian adaptif, yang berkaitan dengan penentuan cara yang
paling cepat dan efektif untuk memberikan tanggapan terhadap
perubahan.
5) Pengendalian strategis, yang melibatkan cara mengantisipasi atau
mengembangkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
penyimpangan dari hasil yang diinginkan.29
B. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 1. Pengertian Bauran Pemasaran.
Marketing mix (Bauran Pemasaran) merupakan kombinasi pilihan
kebijaksanaan bisnis tentang produk yang akan dijual, cara promosi
produk, harga produk dan tempat pemasaran produk. Keempat
pertimbangan ini; produk, promosi, harga dan tempat sering disebut
sebagai 4P. Bauran pemasaran 4P dapat diberlakukan sebagai daftar
periksa kebijaksanaan pemasaran bisnis.30
Marketing mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang
merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan
oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen.
Jadi, marketing mix terdiri dari himpunan variabel yang dapat
29
Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategisdan Kebijakan
Perusahaan, h. 409
30
dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi
tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya.31
Philip Kotler mendefinisikan marketing mix sebagai perangkat
variabel-variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan
untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkannya dalam pasar sasaran.32
Bauran Pemasaran (Marketing Mix) merupakan suatu cara pengusaha di
dalam mempengaruhi konsumen yang membutuhkan perencanaan dan
pengawasan yang matang dengan melakukan tindakan-tindakan yang
berkaitan mengenai produk (product), harga (price), distribusi atau
penempatan produk (place), dan promosi (promotion).33
Keempat macam tindakan tersebut sering disebut sebagai “Bauran
Pemasaran” atau “Marketing Mix”. Selain daripada itu karena keempat
tindakan tersebut terdiri dari 4 huruf P maka sering pula dikenal sebagai
“4P” dalam pemasaran yaitu: Product, Price, Place dan Promotion. Bauran
pemasaran tersebut merupakan alat yang dapat dipergunakan oleh
pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya.
31
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004), Ed. 1., cet. 7., h. 198
32
Philip Kotler, Dasar-Dasar Manajemen, Alih Bahasa; Wilhemus W. Bakowatun,
(Jakarta: FEUI, 1987), cet. ke-3, h. 63
33
2. Unsur-unsur Bauran Pemasaran. a. Strategi Produk (product).
Strategi produk adalah menetapkan cara dan penyediaan
produk yang tepat bagi pasar yang dituju. Sehingga konsumen puas
dan keuntungan meningkat. Faktor-faktor yang terkandung dalam
produk adalah kualitas, penampilan, pilihan yang ada, gaya, merk,
kemasan, ukuran, jenis, macam, jaminan dan pelayanan.
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada
pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi,
yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat,
organisasi, dan gagasan atau buah pikiran.34 Produk merupakan
keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai
kepada konsumen.35
Agar strategi produk kita dapat lebih efektif dalam rangka
mempengaruhi konsumen untuk tertarik dan membeli dan kemudian
mereka menjadi puas maka kita harus mempelajari beberapa hal
tentang strategi ini yaitu mencakup keputusan tentang acuan/produk
(product mix), merek dagang (brand), cara pembungkusan/kemasan
34
Ibid.,h. 200
35
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba
produk (product packaging), tingkat mutu/kualitas dari produk, dan
pelayanan (services) yang diberikan.36
1) Merk Dagang (Brand).
Merk adalah nama, istilah tanda atau lambang dan
kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut, yang dimaksudkan
untuk mengidentifikasikan (barang atau jasa) dari seorang penjual
dan yang membedakannya dari produk saingan. Penentuan merek
dagang dari produk yang dipasarkan merupakan salah satu teknik
dari kebijakan produk yang mendasari strategi pemasaran. Hal ini
karena merek dagang itu hendaklan mudah diingat, mudah dibaca
dan mudah dibedakan.37 Penciptaan merk harus
mempertimbangkan faktor-faktor antara lain:
a. Mudah diingat.
b. Terkesan hebat dan modern.
c. Memiliki arti positif.
d. Menarik perhatian.
2) Kemasan (packaging).
Dewasa ini kemasan atau pembungkus mempunyai arti
yang penting, karena kemasan tidak hanya digunakan sebagai
pelindung terhadap produk, tetapi juga digunakan untuk dapat
menyenangkan dan menarik langganan. Oleh karena itu, kemasan
36
Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 200
37
ini termasuk dalam strategi produk, dengan cara memperbaiki
bentuk luar dari produk, seperti pembungkus etiket, warna dan
lain-lain agar dapat menarik perhatian para konsumen, dan dapat
memberi kesan bahwa produk tersebut mutu atau kualitasnya baik.
3) Kualitas (mutu) produk.
Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapat
perhatian utama dari perusahaan/produsen, mengingat kualitas
suatu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasan konsumen,
yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan
perusahaan.
4) Pelayanan (services).
Keberhasilan pemasaran produk sangat ditentukan pula
oleh baik tidaknya pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan
dalam memasarkan produknya. Pelayanan yang diberikan dalam
pemasaran suatu produk mencakup pelayanan sewaktu penawaran
produk. Pelayanan dalam pembelian/penjualan produk itu,
pelayanan sewaktu penyerahan produk yang dijual, yang
mencakup pelayanan dalam pengangkutan yang ditanggung oleh
penjual, pemasangan (instalasi) produk itu dan asuransi atau
jaminan risiko rusaknya barang dalam perjalanan atau
pengangkutan, dan pelayanan setelah/purna penjualan, yang
mencakup jaminan atas kerusakan produk dalam jangka waktu
perbaikan dan pemeliharaan (service) dari produk itu apabila
rusak.38
b. Strategi Harga (price).
Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanan.39
Pengusaha perlu memikirkan tentang penetapan harga jual produknya
secara tepat karena harga yang tidak tepat akan berakibat tidak
menarik para pembeli untuk membeli barang tersebut. Sering kita
jumpai bahwa apabila harga barang tertentu itu rendah maka banyak
konsumen justru tidak senang karena dengan harga yang murah itu
maka semua orang akan dapat membelinya dan demikian berarti
semua orang dapat memakai barang tersebut. Oleh karena itu maka
penetapan harga jual haruslah dipikirkan baik-baik dan dalam hal ini
terdapat beberapa dasar penetapan harga, yaitu biaya, konsumen, dan
persaingan.
Dengan menetapkan harga tertentu maka akan terbentuklah
citra atau “image” tertentu dari konsumen kepada perusahaan.
Penetapan harga yang tinggi akan membentuk image bahwa barang
tersebut adalah barang yang bagus dengan kualitas tinggi serta
merupakan barang yang biasa dipergunakan oleh masyarakat kalangan
atas. Sebaliknya dengan menetapkan harga jual yang rendah akan
38
Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 203
39
tercipta image dan produk tersebut akan dikenal sebagai barang yang
murah harganya atau barang murah. Strategi ini dikenal dengan
strategi barang murah, sebagai kebalikan dari strategi barang mewah
seperti diuraikan sebelumnya. Dalam merumuskan strategi penentuan
harga harus diperhatikan tujuan dari penentuan harga itu sendiri, antara
lain:
1) Bertahan.
2) Memaksimalkan laba.
3) Memaksimalkan penjualan.
4) Gengsi atau prestis.
5) Pengembalian atau investasi (return of investment).40
c. Strategi Saluran Distribusi atau Tempat (place).
Distribusi (place) adalah mencakup aktifitas perusahaan untuk
menyediakan produk bagi konsumen sasaran.41
Pengusaha haruslah menyebarkan barang-barangnya ke tempat
konsumen itu berada. Hal ini merupakan tugas untuk mendistribusikan
barangnya kepada konsumen. Untuk keperluan tersebut pengusaha
dapat menggunakan berbagai bentuk saluran distribusi yang mungkin
dilakukannya. Lokasi dan saluran distribusi untuk menyediakan jasa
kepada pasar sasaran adalah dua kuncci area keputusan. Keputusan
40
Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 105
41
lokasi dan saluran mencakup bagaimana menyampaikan jasa kepada
konsumen dan dimana terjadinya.42
1) Lokasi.
Lokasi berarti berhubungan dengan di mana perusahaan harus
bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini
ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu:
a) Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila
keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting.
Perusahaan sebaiknya memilih tempat dengan konsumen
sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.
b) Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak
terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah
penyampaian jasa harus tetap berkualitas.
c) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung:
berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana
tertentu seperti telepon, komputer atau surat. Dalam hal ini
lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara
kedua pihak terlaksana dengan baik.43
42
Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 233
43
2) Saluran Distribusi.
Saluran disribusi mencakup siapa saja yang berpartisipasi
dalam menyampaikan jasa. Ada tiga partisipan dalam distribusi
jasa:
a) Penyedia jasa.
b) Perantara (intermediarry).
c) Konsumen.44
Sehubungan dengan saluran distribusi maka perusahaan
harus dapat memilih saluran yang tepat untuk penyampaian
jasanya, sebab akan sangat mempengaruhi kualitas jasa yang
diberikan.
Saluran distribusi yang dapat dipilih, antara lain:
a) Penjualan langsung (direct sales).
b) Agen (Agent) atau boker.
c) Agen/broker penjual atau pembeli.
d) Waralaba (franchises) dan pengantar jasa terkontrak
(contracted service deliverer).
Baik lokasi maupun saluran pemilihannya sangat
tergantung pada kriteria pasar dan sifat dari jasa itu sendiri.45
44
Ibid, h. 93
45
d. Strategi Promosi (promotion).
Promosi (promotion) adalah aktifitas yang mengkomunikasikan
keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk
membelinya.46 Promosi adalah cakupan terakhir dari “adonan/bauran
pemasaran”, keputusan tentang bagaimana berkomunikasi dengan
kelompok sasaran produsen adalah keputusan yang penting. Alat-alat
atau peralatan promosi ini dikenal dengan apa yang disebut bauran
pemasaran (promotion mix) yang terdiri dari:
1) Iklan (advertising).
Periklanan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi
impersonal (impersonal communication) yang digunakan oleh
perusahaan barang atau jasa. Peranan periklanan dalam pemasaran
jasa adalah untuk membangun kesadaran (awareness) terhadap
keberadaan jasa yang ditawarkan, menambah pengetahuan
konsumen tentang jasa yang ditawarkan, membujuk calon
konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa tersebut, dan
membedakan diri perusahaan satu dengan perusahaan lain yang
mendukung positoning jasa.
Media yang dapat digunakan untuk melakukan pengiklanan
antara lain melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, papan
reklame (outdoor advertising) dan surat langsung (direct mail).47
46
Kotler, Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, h. 85
47
2) Penjualan perorangan (personal selling).
Personal selling dapat diartikan sebagai hubungan antara
dua orang atau lebih secara bertatap muka untuk menimbulkan
hubungan timbal-balik dalam rangka membuat, mengubah,
menggunakan, dan atau membina hubungan komunikasi antara
produsen dengan konsumen.48 Personal selling merupakan
penyajian secara lisan oleh perusahaan kepada satu atau beberapa
calon pembeli dengan tujuan agar barang atau jasa yang
ditawarkan dapat terjual.
3) Promosi penjualan (sales promotion).
Promosi penjualan adalah semua kegiatan yang
dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari
produsen sampai pada penjualan akhirnya. Points of Sales
Promotion terdiri atas brosur, lembar informasi, dan lain-lain.
Promosi penjualan dapat dibedakan kepada:
a) Konsumen, berupa penawaran cuma-cuma, sample, demo
produk, kupon, pengembalian tunai, hadiah, kontes, dan
garansi.
b) Perantara, berupa barang cuma-cuma, diskon, advertising
allowences, iklan kerja sama, distribution contest,
penghargaan.
48
c) Tenaga penjualan, berupa bonus, penghargaan, contest, dan
hadiah untuk tenaga penjual terbaik.49
4) Hubungan Masyarakat (public relation).
Hubungan masyarakat merupakan kiat pemasaran penting
lainnya, dimana perusahaan tidak hanya harus berhubungan
dengan pelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi juga harus
berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih
besar. Program hubungan masyarakat antara lain: publikasi,
acara-acara penting, hubungan dengan investor, pameran, dan
mensponsori beberapa acara.50
5) Informasi dari mulut ke mulut (word of mouth).
Dalam hal ini peranan orang sangat penting dalam
mempromosikan jasa. Pelanggan sangat dekat dengan
penyampaian jasa. Dengan kata lain pelanggan tersebut akan
berbicara kepada pelanggan lain yang berpotensial tentang
pengalamannya dalam menerima jasa tersebut, sehingga informasi
dari mulut ke mulut ini sangat besar pengaruhnya dan dampaknya
terhadap pemasaran jasa dibandingkan dengan aktivitas
komunikasi lainnya.
49
Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 122
50
C. Majelis Taklim.
1. Pengertian Majelis Taklim.
Secara etimologis (arti kata), kata „Majelis Taklim’ berasal dari
bahasa Arab, yakni Majlis dan Taklim. Kata „Majlis’ berasal dari kata
jalasa, yajlisu, julusan, yang arinya duduk atau rapat. Selanjutnya, kata
„Taklim’ sendiri berasal dari kata ‘alima, ya’lamu, ilman, yang artinya
mengetahui sesuatu, ilmu, ilmu pengetahuan. Arti Taklim adalah hal
mengajar, melatih, berasal dari kata ‘alama, ‘allaman yang artinya
mengecap, memberi tanda, dan ta’alam berarti terdidik, belajar. Dengan
demikian, arti Majelis Taklim adalah tempat mengajar, tempat mendidik,
tempat melatih, atau tempat belajar, tempat berlatih, dan tempat menuntut
ilmu.51
Sedangkan Musyawarah Majelis Taklim Se-DKI pada tanggal 9-10
Juli 1980 merumuskan definisi (ta’rif) Majelis Taklim, yaitu lembaga
pendidikan Islam non-formla yang memiliki kurikulum tersendiri,
diselenggarakan secara berkala dan teratur serta diikuti peserta jamaah
yang relatif banyak, dan bertujuan untuk membina dan mengembangkan
hubungan yang santun dan serasi antara manusia dan Allah SWT
(habluminallah), dan antara manusia dan sesama (habluminannaas) dan
dengan lingkungan dalam rangka membina pribadi dan masyarakat
bertakwa kepada Allah SWT.
51
Muhsin MK, Manajemen Majelis Taklim (Petunjuk Praktis Pengelolaan dan
Selain itu, sesuai dengan realitas dalam masyarakat, Majelis
Taklim bisa juga diartikan sebagai tempat atau lembaga pendidikan,
pelatihan, dan kegiatan belajar-mengajar (khususnya bagi kaum muslimah)
dalam mempelajari, mendalami, dan memahami ilmu pengetahuan tentang
agama Islam dan sebagai wadah dalam melaksanakan berbagai kegiatan
yang memberikan kemaslahatan kepada jamaah dan masyarakat
sekitarnya.
2. Sejarah Majelis Taklim.
Majelis Taklim merupakan lembaga pendidikan yang tertua dalam
sejarah islam dan tidak dapat dilepaskan dari perjalanan dakwah
Islamiyyah sejak awal, yang dimulai saat Rasulullah SAW mengadakan
kegiatan kajian dan pengajian di rumah Arqam bin Abil Arqam (Baitul
Arqam), yang dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi ketika beliau
masih berada di Mekkah.52. Setelah adanya perintah Allah SWT untuk
menyiarkan Islam secara terang-terangan, pengajian seperti itu segera
berkembang di tempat-tempat lain yang diselenggarakan secara terbuka.
Di zaman Madinah, ketika Islam telah menjadi kekuatan nyata
dalam masyarakat, penyelenggaraan pengajian itu lebih pesat lagi. Nabi
Muhammad SAW duduk di masjid Nabawi untuk memberikan pengajian
kepada para sahabat kaum muslimin ketika itu. Para sahabat yang dalam
sejarah terkenal dalam sebutan Ashabus Shafa telah mengkhususkan
dirinya selalu berdekatan dengan Nabi untuk mendapatkan pelajaran lebih
52
banyak lagi. Dari merekalah, generasi berikutnya termasuk kita dewasa
ini, dapat mengetahui sebagian besar ucapan, perbuatan dan sikap Nabi
Muhammad SAW.
Dengan cara itu Nabi Muhammad SAW telah berhasil menyiarkan
agama Islam dan sekaligus dengan itu berhasil pula membentuk karakter
dan ketahanan umat. Lebih jauh dari itu, nabi juga berhasil membina para
pejuang Islam yang tidak saja gagah perkasa di medan perjuangan
bersenjata, dalam membela dan menegakkan Islam, tetapi juga terampil di
dalam mengatur pemerintahan dan membina kehidupan masyarakat.
Di abad kejayaan Islam, Majelis Taklim disamping sebagai tempat
menuntut ilmu juga menjadi tempat para ulama dan pemikir (mujtahidin)
menyebarluaskan hasil penemuannya (ijtihadnya). Barang kali tidak akan
salah bila dikatakan bahwa para ilmuwan Islam dari berbagai disiplin ilmu
seperti Fiqih, Tauhid, Tafsir, Hadits, Tasawuf, bahkan juga dalam
berbagai ilmu yang dewasa ini kita kenal sebagai ilmu umum seperti Ilmu
Pengetahuan Alam, Kedokteran, Politik, Matematika, dan sebagainya
adalah produk majelis-majelis taklim yang ada ketika itu. Mereka
memperoleh ilmu di Majelis Taklim dan kemudian membina Majelis
Taklim mereka sendiri, lalu mengembangkan ilmu yang dewasa ini
terdapat dalam dunia Islam.
Para wali dan penyiar Islam di Indonesia juga mempergunakan
Majelis Taklim untuk menyampaikan dakwahnya. Itulah sebabnya maka
Islam tertua. Barulah kemudian sesuai dengan perkembangan ilmu dan
pemikiran dalam mengatur pendidikan, disamping Majelis Taklim yang
sifatnya seperti pesantren, madrasah, sekolah, dan sebagainya.
Dengan demikian ,Majelis Taklim mempunyai kedudukan dan
ketentuan tersendiri di dalam mengatur pelaksanaan pendidikan atau
dakwah Islamiyyah, disamping lembaga-lembaga lain yang mempunyai
tujuan yang sama. Perpaduan lembaga pendidikan formal (sekolah dan
madrasah) dengan lembaga pendidikan non-formal seperti Majelis Taklim
merupakan alat pelaksanaan pendidikan seumur hidup.
3. Fungsi Majelis Taklim.
Apabila dilihat dari makna dan sejarah berdirinya Majelis Taklim
dalam masyarakat, bisa diketahui dan dimungkinkan lembaga dakwah ini
berfungsi sebagai berikut.
a. Tempat Belajar-Mengajar.
Majelis Taklim dapat berfungsi sebagai tempat kegiatan
belajar-mengajar umat Islam, khususnya bagi kaum perempuan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan pengamalan ajaran
Islam.
b. Lembaga Pendidikan dan Keterampilan.
Majelis Taklim juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan dan
keterampilan bagi kaum perempuan dalam masyarakat yang
berhubungan, antara lain dengan masalah pengembangan kepribadian
c. Wadah Berkegiatan dan Berkreativitas.
Majelis Taklim juga berfungsi sebagai wadah berkegiatan dan
berkreativitas bagi kaum perempuan. Antara lain, dalam berorganisasi,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
d. Pusat Pembinaan dan Pengembangan.
Majelis Taklim juga berfungsi sebagai pusat pembinaan dan
pengembangan kemampuan dan kualitas sumber daya manusia kaum
perempuan dalam berbagai bidang seperti dakwah, pendidikan, sosial,
dan politik yang sesuai dengan kodratnya.
e. Jaringan Komunikasi, Ukhuwah, dan Silaturahim.
Majelis Taklim juga diharapkan menjadi jaringan komunikasi,
ukhuwah, dan silaturahim antarsesama kaum perempuan, antara lain
dalam membangun masyarakat dan tatanan kehidupan yang Islami.53
53
BAB III
GAMBARAN UMUM MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA
A. Letak Geografis Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan.
Majelis Taklim Nurul Musthofa terletak di kediaman guru besar
sekaligus pembinanya yaitu Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf Jalan RM.
Kahfi 1 Gg Manggis Rt.002 Rw.001, Ciganjur-Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Tempatnya berkesampingan dengan rumah Habib Hasan yang disana
disediakan tempat Aula. Aula tersebut berfungsi sebagai tempat kegiatan
Majelis dan juga sebagai tempat melaksanakan shalat fardhu lima waktu
sebagaimana mestinya. Dengan fasilitas yang telah memadai maka jamaah
dapat mengikuti setiap kegiatan yang diadakan Majelis Taklim Nurul
Musthofa dengan nyaman.
B. Latar Belakang Berdirinya Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan.
Majlis Nurul Musthofa adalah salah satu media untuk
mendekatkan diri kepada Allah dan Rasulullah SAW, yang didirikan pada
tahun 2000 oleh Al Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf. Nurul Musthofa
diambil dari nama Rasulullah SAW yang artinya “Cahaya Pilihan”.
Bermula dari pengajian Al-Qur’an dan Zikir-zikir yang keliling dari
rumah-kerumah.
Pada tahun 2001 dengan izin Allah SWT, Majlis Nurul Musthofa
kedatangan Al Habib Umar Bin Muhammad Bin Hafidz.BSA dan Al
Habib Anis Bin Alwi Al Habsyi, nama ini di ijazahkan dan diresmikan
oleh beliau-beliau, maka pada tahun yang sama pertama kali dikenalkan
sejarah Rasulullah SAW dengan pembacaan Al-Qur’an, Zikir-Zikir dan
nasehat agama yang berkembang pesat yang bermula dari 10 orang
sehingga menjadi ratusan orang.
Maka pada tahun 2002, berdatangan kembali para ulama-ulama
dari Saudi Arabia, Yaman, Madinah, Malaysia, dan banyak lagi para
ulama yang memberikan ilmu-ilmu Allah diantaranya Al Habib Salim
Assyatiri yang memberi ijazah membaca 129 kali Yaa Latif sehabis Sholat
kepada para Jama’ah.
Pada tahun 2003, Majlis Nurul Musthofa mulai berpindah-pindah
tempat yang asalnya dari rumah menuju ke Masjid-Masjid, sehingga
hampir kurang lebih 50 Masjid mendakwahkan ilmu-ilmu agama dengan
pembacaan kitab Nasahadiniyyah, yang dikarang oleh Al Habib Abdulloh
Bin Alwi Al Haddad.
Pada tahun 2004, Majlis Nurul Musthofa dari yang ratusan menjadi
ribuan orang, yang ditambah orang dengan Mo’idzoh Hasanah oleh guru
-guru diantaranya, KH. Abdul Hayyie Naim, Ust. Adnan Idris, Ust. Imam
Wahyudi, dan masih banyak lagi yang lain untuk mendakwahkan ilmunya
Pada tahun 2005, Majlis Nurul Musthofa mengokohkan yayasan
“Nurul Musthofa”, yang diketuai oleh saudaranya Al Habib Abdulloh Bin
Ja’far Assegaf dan Al Habib Musthofa Bin Ja’far Assegaf, maka
mendapatkan izin resmi dari Departemen Agama RI.
Pada tahun 2006, Majlis Nurul Musthofa berkembang pesat dari 50
Masjid menjadi 250 Masjid di Jakarta, Syiar ini diterima oleh semua
kalangan, dan pada tahun ini pula berdiri rumah kediaman Al Habib Hasan
Bin Ja’far Assegaf di Jakarta sebagai sekretariat Nurul Musthofa. Pada
tahun 2007, Majlis Nurul Musthofa mendirikan Majlis sementara yang
sedang dibangun seluas 700 meter dibelakang rumah kediaman Al Habib
Hasan Bin Ja’far Assegaf, yang Insya Allah akan berdiri pada tahun 2008
sebagai aktifitas pengajar sehari-hari di Majlis Nurul Musthofa yang
dihibahkan oleh keluarga besar oleh H. Abdul Ghofar.
C. Visi, Misi, dan Tujuan Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan.
Majelis Taklim Nurul Musthofa adalah organisasi keagamaan yang
berorientasi kepada pemuda. Hal ini senada dengan visi, misi dan tujuan
Majelis Taklim Nurul Musthofa yaitu:
1. Visi Majelis Taklim Nurul Musthofa.
a. Sebagai wadah organisasi keagamaan yang berfungsi untuk
mengajak dan menyeru kaum muslimin dan muslimat khususnya
b. Sebagai wadah organisasi keagamaan yang mengajak dan menyeru
kaum muslimin dan muslimat khususnya para pemuda untuk
meneladani akhlak Rasulullah Saw.
2. Misi Majelis Taklim Nurul Musthofa.
a. Melaksanakan syiar Islam melalui pengajian dan dzikir.
b. Memberikan pengajaran tentang Islam secara menyeluruh.
c. Memperbanyak membaca Shalawat kepada Rasulullah Saw.
3. Tuju