• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi bauran pemasaran majelis taklim nurul musthofa Ciganjur Jakarta Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi bauran pemasaran majelis taklim nurul musthofa Ciganjur Jakarta Selatan"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

LUTFI AFIF NIM: 107053002927

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

▸ Baca selengkapnya: proposal majelis taklim doc

(2)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(3)
(4)

i

MM

Bauran pemasaran adalah suatu cara yang dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan atau lembaga apapun di dalam mempengaruhi permintaan terhadap produk yang dihasilkan yang terdiri dari empat variabel, yaitu: produk, harga, tempat, dan promosi.

Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi bauran pemasaran dakwah di Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan, melihat bagaimana strategi yang dijalankan berkaitan dengan bauran pemasaran dan melihat bagaimana implementasi bauran pemasaran yang dilakukan oleh Majelis Taklim Nurul Musthofa. Dalam melihat strategi bauran pemasaran yang dijalankan tersebut dapat dilihat dari posisi Majelis Taklim Nurul Musthofa. Lalu di dalam melihat implementasi bauran pemasaran tersebut terdapat 4 dimensi yang dapat dikukur, antara lain produk, harga, tempat dan promosi. Di dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yaitu dengan melakukan pengamatan di Majelis Taklim Nurul Musthofa terhadap strategi bauran pemasaran dan implementasinya.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa posisi Majelis Taklim Nurul Musthofa terletak di kuadran I yang menunjukan rekomendasi progresif yang berarti Majelis Taklim Nurul Musthofa dalam keadaan mantap dan kondisi prima sehingga dapat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan, dan meraih kemajuan secara maksimal di masa yang akan datang. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa variabel bauran pemasaran yang memberikan pengaruh positif terhadap minat masyarakat dan jamaah adalah variabel produk, harga, tempat dan promosi sesuai dengan keinginan masyarakat. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa yang terdapat pengaruh yang positif terhadap minat jamaah dan masyarakat adalah variabel produk, harga, tempat dan promosi.

(5)

ii

memberikan inayah, hidayah dan segala karunia yang tiada tara kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi dengan judul “Strategi

Bauran Pemasaran Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta

Selatan” yang tidak lain adalah sebagai persyaratan menyelesaikan program S1 di

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan gelar S.Kom.I. Waktu, biaya, tenaga dan pikiran

telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki

dalam pembuatan skripsi ini hingga selesai. Namun penulis menyadari bahwa

hasil karya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang

diharapkan.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW,

beserta para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya hingga akhir

zaman. Karena beliaulah sebaik-baiknya suri tauladan bagi kita semua agar

menjadi insan kamil yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

Lalu tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu di dalam penyelesaian skripsi ini sehingga dapat

terselesaikan pada waktunya. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Drs. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

(6)

iii

dalam memberikan bimbingan, arahan, perhatian, kritik, serta saran pada tugas

skripsi yang telah penulis selesaikan.

3. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan bantuan keilmuan bagi penulis sehingga hasil karya skripsi ini

dapat terselesaikan.

4. Papah (Mahfud) dan Mamah (Noorlaily Agusdina S.) penulis yang telah

melahirkan dan selalu memberikan kekuatan serta kasih sayang yang tidak

terhingga di dalam memberikan motivasi serta dukungan moril maupun

materiil.

5. Kakek (alm. Miftach Soebiyanto) dan Nenek (Popy Harwini) tercinta yang

telah mengasuh dan mendidik penulis dari kecil hingga saat ini. Semoga amal

ibadah kalian diterima dan diberikan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT,

amin.. I love you.. Dan juga untuk seluruh keluarga besarku yang selalu

mendukung setiap waktu, Abah, Emak, dan yang lainnya yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu.

6. Ketua beserta para staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan pelayanan bagi penulis

di dalam memberikan referensi.

7. Pengurus Majelis Taklim Nurul Musthofa, Ust. Abdurrahman Ayyub, ka

Doni, Emha Musyaffa serta jamaah Majelis Taklim Nurul Musthofa umumnya

(7)

iv

selalu menyayangi, mendukung dan memberikan motivasi kepada penulis.

9. Untuk Dara Puspita Sari, yang selalu menemani setiap saat, mendukung,

menyayangi dan memberikan motivasi untuk tidak henti-hentinya

bersemangat di dalam penyelesaian skripsi ini.

10.Teman-teman seperjuangan MD A angkatan 2007, abi, adoenk imoet, hendri

montok, bisri, woro bolang, arif, Hakim, fery van java, ipank, rendy acong,

ust. Hery, yulita nying-nying, eka, ita, hany, nurlia, dien, rina dan semua

teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Pahit manis waktu

diskusi tidak akan pernah terlupakan dan perjuangan untuk menggapai setiap

mimpi yang telah kita lakukan bersama-sama tidak akan selesai sampai disini.

Bersemangatlah kawan-kawanku, kita raih masa depan kita yang lebih baik.

11.Teman-teman KKN Cisolok nan Elok, terima kasih untuk persahabatan dan

semua kenangan yang telah kita lakukan semoga kita selalu kompak ya.

Hanya doa dan harapan yang bisa penulis sampaikan semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca umumnya serta kepada

semua pihak yang telah membantu kelancaran skripsi ini semoga mendapatkan

balasan dari Allah SWT, amin.

Jakarta, 10 Juni 2011

(8)

v

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Tinjauan Pustaka ... 7

E. Metodologi Penelitian ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi ... 15

1. Pengertian Strategi ... 15

2. Tahapan-Tahapan Strategi ... 19

a. Visi, Misi dan Tujuan Manajemen Strategi ... 19

b. Analisis Lingkungan ... 20

c. Formulasi Strategi ... 21

d. Implementasi strategi ... 23

(9)

vi

a. Strategi Produk ... 27

b. Strategi Harga... 30

c. Strategi Saluran Distribusi atau Tempat ... 31

d. Strategi Promosi ... 34

C. Majelis Taklim ... 37

1. Pengertian Majelis Taklim ... 37

2. Sejarah Majelis Taklim ... 38

3. Fungsi Majelis Taklim ... 40

BAB III GAMBARAN UMUM MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA CIGANJUR JAKARTA SELATAN A. Letak Geografis Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 42

B. Latar Belakang Berdirinya Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 42

C. Visi, Misi, dan Tujuan Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 44

D. Susunan Personalia Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 45

E. Program Kerja Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 46

F. Fasilitas Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 50

(10)

vii

A. Majelis Taklim Nurul Musthofa Dalam Menyusun Strategi

Bauran Pemasaran... 52

1. Visi, Misi dan Tujuan ... 52

2. Analisa Lingkungan ... 52

3. Formulasi Strategi ... 55

a. Analisis SWOT Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 55

4. Implementasi Strategi ... 68

5. Pengendalian Strategi ... 69

B. Implementasi Bauran Pemasaran (marketing mix) Di Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ... 69

1. Strategi Produk ... 69

2. Strategi harga ... 74

3. Strategi Saluran Distribusi atau Tempat ... 76

4. Strategi Promosi ... 80

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 87

B. Saran-saran... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89

(11)

viii

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam adalah agama dakwah. Pengertian agama dakwah

adalah suatu agama yang didalamnya terdapat usaha untuk

menyebarluaskan kebenaran ajaran yang diyakini datang dari Tuhan dan

perbuatan mengajak atau menyeru orang-orang yang belum mempercayai

dan menganut dianggap sebagai suatu tugas suci dan pengabdian terhadap

Tuhan.1

Islam merupakan suatu kebenaran, maka agama ini menurut

kodratnya harus tersebar luas, diperkenalkan dan diperlihatkan kepada

umat manusia. Dakwah diartikan dengan undangan, seruan atau ajakan

yang kesemuanya menunjukan adanya komunikasi antara dua belah pihak,

dimana pihak pertama (da’i) berusaha menyampaikan pesan, informasi,

mengajak, dan mempengaruhi pihak kedua (mad’u), namun dalam proses

berdakwah hendaknya pesan-pesan agama disampaikan dengan cara baik.2

Sepenggal firman Allah SWT selalu mengingatkan kita akan

kewajiban sebagai umat Islam untuk saling mengingatkan dan mengajak

kepada sesama umat Islam dalam hal kebaikan. Hal ini tercantum dalam

ayat Al-Qur’an di dalam surat Ali Imron ayat 104 yang berbunyi.

1

Zaini Mukhtarom, Dasar-Dasar Manajemen dakwah, (Yogyakarta: Al-Amin Press, 1996),cet ke-1,h.15

2

Toha yahya, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1992) cet ke-5, h.1

(13)

                      

Artinya: “dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah

dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”(Q.S. Ali

Imron: 104).3

Dalam menghadapi kehidupan yang serba kompleks seperti

sekarang ini, perlu adanya pola atau sistem yang mampu menjawab

persoalan-persoalan yang ada. Dakwah tidak hanya dilakukan melalui

Mimbar atau Tabligh, melainkan dibentuknya suatu lembaga dakwah

dengan perencanaan yang teratur dan terarah. Dakwah merupakan suatu

proses yang saling berkaitan. Untuk itu di dalam dakwah ada pemikiran.

Pertama, dakwah dipandang sebagai suatu tugas aktivitas penerangan,

penyiaran, dan penyebaran agama Islam. Kedua, dakwah dapat diartikan

sebagai suatu usaha untuk merealisasikan ajaran Islam dalam semua segi

kehidupan. 4

Dakwah dalam pengertian sebagai usaha merealisasikan ajaran

Islam dapat dilakukan dengan cara membentuk suatu lembaga yang

3

DEPARTEMEN AGAMA R.I., Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf), h. 14

4

Prihananto, Jurnal Ilmu Dakwah, fakultas dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya,

(14)

berkompeten untuk mewujudkan ajaran Islam tersebut. Majelis Taklim

adalah salah satu lembaga nonformal yang bertujuan meningkatkan

keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan akhlak mulia bagi

jamahnya. Dalam prakteknya, Majelis Taklim merupakan tempat

pengajaran atau pendidikan agama Islam yang paling fleksibel dan tidak

terikat oleh waktu. Majelis Taklim bersifat terbuka terhadap segala usia,

lapisan atau strata sosial dan jenis kelamin. Waktu penyelenggaraannya

pun tidak terikat, tempat pengajarannya pun bisa melakukan dirumah,

masjid, gedung, halaman dsb.

Selain itu Majelis Taklim memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu

sebagai lembaga dakwah dan lembaga nonformal. Fleksibelitas inilah yang

menjadi kekuatan sehingga mampu bertahan dan merupakan lembaga

pendidikan Islam yang paling terdekat dengan umat (masyarakat). Majelis

Taklim mempunyai tujuan secara umum, yaitu untuk membina dan

hubungan yang santun antara manusia dan Allah SWT, sesamanya,

lingkungannya dalam rangka membina masyarakat yang bertakwa kepada

Allah SWT.

Pada saat ini, lembaga Majelis Taklim yang dilatarbelakangi

keagamaan selalu tumbuh dan menjamur dalam berbagai bentuk dan cara.

Seperti, Majelis Taklim Nurul Musthofa, Ciganjur, Jakarta Selatan.

Majelis Taklim Nurul Musthofa merupakan lembaga pendidikan

Islam yang berazaskan Islam dan berlandaskan Al-qur’an dan sunnah.

(15)

sarana yang efektif dalam menyampaikan ajaran Islam melalui pengajian

harian, mingguan yang rutin diadakan sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Majelis Taklim ini diikuti oleh semua kalangan yang berasal dari setiap

daerah di Jakarta khususnya. Hal ini menjadi menarik karena dapat dilihat

bahwa pengikut Majelis Taklim ini kian hari selalu bertambah. Tentunya

hal ini tidak terjadi dengan sendirinya karena di balik itu semua pasti ada

pengelolaan manajemen yang sangat terampil di dalam melaksanakan

setiap acara pengajian tersebut agar berjalan efektif dan efisien.

Di dalam ilmu manajemen terutama dalam manajemen pemasaran,

kita mengenal istilah bauran pemasaran (marketing mix). Bauran

pemasaran merupakan cara dimana pengusaha dapat mempengaruhi

konsumennya yang memerlukan perencanaan dan pengawasan yang

matang serta perlu dilakukan tindakan-tidakan konkret.5 Untuk keperluan

tersebut pengusaha dapat melakukan tidakan-tindakan yang terdiri dari 4

macam, yaitu tindakan mengenai produk (product), harga (price),

distribusi atau penempatan produk (place), dan promosi (promotion).

Tentunya menarik untuk melihat bagaimana penerapan manajemen

pemasaran, khususnya mengenai bauran pemasaran tersebut ke dalam

sebuah Majelis Taklim yang tentunya akan memberi manfaat juga untuk

Majelis Taklim Nurul Mustofa untuk dapat terus bertahan di

tengah-tengah masyarakat. Keberadaan Majelis Taklim ini mutlak diperlukan

5

(16)

sebagai tempat bagi siapapun yang selalu ingin mendalami ilmu agama

Islam agar hidupnya menjadi lebih terarah dan lebih baik lagi.

Dengan memahami bahwa urgensi strategi bauran pemasaran pada

suatu organisasi, maka penulis menjadi tertarik untuk menganalisis

mengenai upaya pengelola Majelis Taklim Nurul Musthofa untuk dapat

bertahan ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu penulis bermaksud

untuk mangadakan penelitian di Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganur

Jakarta Selatan mengenai bauran pemasaran yang merupakan bagian dari

strategi pemasaran yang penerapannya dapat dilakukan pada lembaga

apapun yang menghasilkan produk baik berupa barang ataupun jasa.

Seperti halnya Majelis Ttaklim Nurul Musthofa yang merupakan sebuah

lembaga yang memberikan jasa pada jamaahnya.

Atas dasar pertimbangan diatas, penulis tertarik untuk mengambil

judul penelitian “STRATEGI BAURAN PEMASARAN MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA CIGANJUR JAKARTA SELATAN.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah Penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Dalam pembahasan skripsi ini, penulis akan membatasi pada

seputar strategi berkenaan dengan bauran pemasaran di Majelis

(17)

b.Penulis juga akan membahas mengenai implementasi dari bauran

pemasaran di Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta

Selatan.

2. Perumusan Masalah Penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana strategi bauran pemasaran Majelis Taklim Nurul

Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan?

b.Bagaimana implementasi strategi bauran pemasaran pada Majelis

Taklim Nurul Musthofa?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian.

a. Untuk mengetahui bagaimana pengurus Majelis Taklim Nurul

Musthofa di dalam menerapkan strategi bauran pemasaran.

b.Untuk mengetahui bagaimana implementasi bauran pemasaran di

Majelis Taklim Nurul Musthofa.

2. Manfaat Penelitian. a.Bagi Akademis.

1) Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan

pengetahuan ilmiah di bidang manajemen, khususnya

mengenai penerapan bauran pemasaran pada suatu Majelis

Taklim di dalam mempengaruhi jamaahnya.

2) Untuk kepentingan akademis sebagai pelengkap tugas

akhir/skripsi jurusan Manajemen Dakwah di Fakultas Ilmu

(18)

b.Bagi Praktis.

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

khazanah keilmuan berbagai kalangan, seperti teoritis, praktisi

atau aktifitas manajemen pada umumnya dan pengelola Majelis

Taklim Nurul Mustofa khususnya dimana sebagai lembaga yang

harus selalu meningkatkan kembali kualitasnya, khususnya di

bidang pemasaran mengenai bauran pemasarannya untuk lebih

menarik lagi minat jamaah dan masyarakat terhadap kegiatan

yang akan dilakukan.

c. Bagi Majelis Taklim Nurul Musthofa.

1) Sebagai formula baru di dalam mengefektifkan bauran

pemasaran pada sebuah Majelis Taklim.

2) Memahami bahwa bauran pemasaran sangat penting bagi

jamaah dalam mempengaruhi keinginan dan minat jamaahnya.

D.Tinjauan Pustaka

Di dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah melakukan tinjauan

pustaka dan ternyata belum ditemukan skripsi yang membahas secara utuh

mengenai bauran pemasaran yang diterapkan pada Majelis Taklim Nurul

Musthofa. Tetapi walaupun begitu, untuk menghindari hal-hal yang tidak

diinginkan seperti “menjiplak” hasil karya orang lain, maka penulis perlu

mempertegas perbedaan antara masing-masing judul dengan masalah yang

(19)

1. Bauran Pemasaran Produk Deposito Mudharabah BPR Syariah Harta

Insan Karimah Bekasi Cabang Jakarta Pusat Oleh Chriswulandari

(104053002043) Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di dalamnya

memaparkan mengenai merancang dan menggunakan strategi

pemasaran yang harus digunakan untuk mencapai target.

2. Analisis Terhadap Bauran Pemasaran Kelompok Bimbingan Ibadah

Haji (KBIH) Kafilah Akbar Jakarta Timur Oleh Wellda Sapta Milanda

Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di dalamnya

memaparkan mengenai penerapan bauran pemasaran pada sebuah

KBIH.

Sedangkan judul skripsi penulis berjudul “STRATEGI BAURAN PEMASARAN MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA

CIGANJUR, JAKARTA SELATAN.” sehingga dalam segi

pembahasannya lebih menekankan pada penerapan strategi bauran

pemasaran Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan.

E. Metodologi Penelitian. 1. Metode Penelitian.

Pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller

mendefinisikan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu

(20)

pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan

dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam

peristilahannya.6

2. Ruang Lingkup Penelitian. a. Subjek dan Objek Penelitian.

Subjek dalam penelitian ini adalah sekelompok orang yang

dapat memberikan informasi. Mereka terdiri dari bagian

koordinator, pengurus dan para jamaah Majelis Taklim Nurul

Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan. Sedangkan yang menjadi objek

dalam penelitian ini adalah “Strategi Bauran Pemasaran Majelis

Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan”.

b. Waktu dan Tempat Penelitian.

Waktu penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2011

sampai Juni 2011. Untuk lebih jelasnya mengenai berbagai

kegiatan yang dilakukan penulis di dalam melaksanakan penelitian

ini adalah sebagai berikut.

6

Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualiatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

(21)
[image:21.595.136.525.79.465.2]

Tabel 1 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Maret

2011

April 2011

Mei 2011

Juni 2011

1. Penyusunan proposal skripsi. 2. Seminar proposal skripsi. 3. Pengajuan permohonan

melakukan penelitian di tempat Majelis Taklim Nurul Musthofa. 4. Observasi kegiatan majelis taklim

pada malam senin dan malam minggu.

5. Wawancara dan mencari data.

6. Melakukan analisis data dan penyusunan laporan.

Adapun tempat penelitian ini dilaksanakan di Majelis

Taklim Nurul Musthofa Jalan RM. Kahfi 1 Gg. Manggis No. 9A

Rt.002 Rw.001, Ciganjur, Jagakarsa - Jakarta Selatan. Adapun

alasan pemilihan tempat ini berdasarkan pertimbangan sebagai

berikut:

1) Majelis Taklim Nurul Musthofa merupakan salah satu Majelis

Taklim yang cukup berpengaruh di daerah Jakarta dan

(22)

2) Karena bagi penulis dapat menghemat waktu, biaya, tenaga dan

pikiran sehingga penelitian akan dapat selesai tepat pada

waktunya.

3) Lokasi yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal penulis

sehingga mudah dijangkau.

3. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teknik

pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan ketekunan

pengamatan, yaitu mencari secara konsisten interpretasi dengan

berbagai cara dengan kaitannya dengan proses analisis yang konstan

atau tentatif.7 Dalam hal ini penulis akan mengamati secara langsung

ke lokasi penelitian di Majelis Taklim Nurul Musthofa untuk

memperoleh data-data yang diinginkan.

4. Teknik Pengumpulan Data.

Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti menggunakan

data primer dan data sekunder yaitu:

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data

pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian8, antara lain:

1) Interview (Wawancara).

Teknik yang digunakan oleh peneliti apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

7

Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Edisi Revisi, h. 329

8

(23)

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti

ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam

dan jumlah respondennya sedikit/kecil.9 Dalam hal ini peneliti

mewawancarai orang yang representative di dalam lembaganya

guna menambah bahan acuan dalam penelitian ini.

2) Observasi (Pengamatan).

Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang

mempunyai ciri spesifik dimana dalam berkomunikasinya tidak

hanya dengan orang saja, tetapi juga dapat dengan

obyek-obyek alam yang lain.10 Dalam hal ini peneliti mengadakan

pengamatan langsung mengenai kegiatan di Majelis Taklim

Nurul Musthofa dalam menerapkan bauran pemasaran di dalam

menarik minat jamaahnya.

b. Data Sekunder

Data sekunder ini adalah data yang diperoleh dengan cara

mengumpulkan dokumen atau laporan yang bersumber dari pihak

yang berkaitan khusus dengan kegiatan Majelis Taklim itu. Teknik

yang digunakan adalah.

1) Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan

cara mengumpulkan buku-buku, majalah, surat kabar, atau

9

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta 2008), cet. IV, h. 137

10

(24)

berbagai literature-literatur yang berkaitan dengan materi yang

dibahas didalam skripsi ini.

2) Teknik Dokumentasi

Teknik Dokumentasi data dengan cara mengutip langsung

data yang diperoleh dari jamaah Majelis Taklim Nurul

Musthofa dan data lain yang diperoleh dari jamaah yang

bersangkutan.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Patton yang dikutip oleh Lexy Moleong

adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam

suatu pola, kategori, dan satuan uraian besar.11

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode

kualitatif, dengan pendekatan deskriptif-analisis terhadap strategi

bauran pemasaran Majelis Taklim Nurul Musthofa dan

implementasinya di masyarakat. Penulis mencoba memaparkan segala

informasi yang didapat dengan menggabungkan data-data yang telah

diperolehnya.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini

secara sistematis penulis membagi ke dalam lima bagian. Adapun

sistematika selengkapnya adalah sebagai berikut:

11

(25)

BAB I : PENDAHULUAN.

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI.

Bab ini terdiri dari pengertian strategi, tahapan-tahapan

strategi, bauran pemasaran, unsur-unsur bauran pemasaran,

pengertian Majelis Taklim, sejarah Majelis Taklim dan

fungsi Majelis Taklim.

BAB III : GAMBARAN UMUM MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA

Bab ini terdiri dari letak geogradis, latar belakang

berdirinya, visi, misi dan tujuan, struktur organisasi, serta

program kerja Majelis Taklim.

BAB IV : PEMBAHASAN.

Bab ini terdiri analisis strategi bauran pemasaran dan

implementasinya.

BAB V : PENUTUP.

Bab ini terdiri dari pembahasan secara singkat mengenai

kesimpulan berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian dan

saran-saran yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi.

1. Pengertian Strategi.

Kata strategi berasal dari bahasa yunani, yaitu Strategos, yang

berasal dari kata Stratos yang berarti militer dan Ag yang artinya

memimpin. Dan pada konteks awalnya, strategi diartikan sebagai

Generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para jenderal dalam

membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan perang.12

Dari sudut etimologi (asal kata), penggunaan kata strategi dalam

manajemen suatu organisasi diartikan sebagai “kiat”, cara, dan taktik

utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan

fungsi-fungsi manajemen yang terarah kepada tujuan strategi organisasi.13

Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu

yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan

lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama

12

Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah konsep

Pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999), h. 8

13

Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan

dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2000), cet.

Ke-1, h. 14

(27)

perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh

perusahaan.14

Strategi yang disusun, dikonsentrasikan, dan dikonsepkan dengan

baik dapat membuahkan pelaksanaan yang disebut strategis.

Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi

yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan

situasi dan kondisi sebagai factor masukan yang kemudian dikelompokan

menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat

baik-baik oleh para pengguna SWOT, bahwa analisa ini adalah semata-mata

sebuah alat analisa yang ditunjukan untuk mneggambarkan situasi yang

sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan

bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar

yang mudah bagi masalah-masalah yang dihadapi.15

Analisis SWOT dapat merupakan instrumen yang ampuh dalam

melakukan analisis stratejik. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat

dipertimbangkan di dalam mengambil strategi tersebut.

a. Strength (kekuatan), yakni kompetensi khusus yang terdapat dalam

organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan komparatif oleh

unit usaha di pasaran.

14

Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan

Perusahaan, (Jakarta: Erlangga, 1988), h. 12

15

(28)

b. Weakness (kelemahan), yakni keterbatasan atau kekurangan dalam hal

sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang

serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan.

c. Opportunity (peluang), yakni berbagai situasi lingkungan yang

menguntungkan bagi suatu satuan bisnis.

d. Threats (ancaman), yakni faktor-faktor lingkungan yang tidak

menguntungkan suatu satuan bisnis.16

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kata strategi

banyak diadopsi dan diberikan pengertian yang lebih luas sesuai dengan

ilmu atau kegiatan yang menerapkannya. Pengertian strategi tidak lagi

terbatas pada konsep ataupun seni seorang jenderal di masa seorang

pimpinan (manajemen puncak).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah

strategi adalah “seni atau ilmu menggunakan sumber daya-sumber daya

manusia untuk melaksanakan kebijakan tertentu.”17 Dalam perkembangan

selanjutnya, para pakar memberikan definisi yang berbeda tentang

manajemen strategi. Antara lain dikatakan bahwa manajemen strategis

adalah satu set keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan

16

Prof. Dr. Sondang P. Siagian MPA, Manajemen Strategik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), cet. Ke-5, h. 172

17

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

(29)

implementasi rencana yang dirancang untuk meraih tujuan suatu

perusahaan.18

Meskipun para pakar memberikan definisi yang berbeda-beda

tentang manajemen strategik kiranya tidak akan jauh dari kebenaran

apabila dikatakan bahwa manajemen strategik adalah serangkaian

keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak

dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka

pencapaian tujuan organisasi tersebut.19

Manajemen strategis (strategic management) adalah sejumlah

keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi

atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran

perusahaan.20 Proses manajemen strategis ialah cara dengan jalan mana

para perencana strategi menentukan sasaran dan mengambil keputusan.

Dari beberapa pengertian di atas mengenai manajemen strategis

dapat penulis simpulkan bahwa manajemen strategi adalah serangkaian

keputusan yang dirancang secara menyeluruh di dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan oleh organisasi yang dilakukan oleh seluruh elemen

yan berada di dalamnya.

18

John A. Pearce II dan Richard B. Robinson, Jr, Manajemen Strategis Formulasi

Implementasi dan Pengendalian,(Jakarta: Salemba Empat, 2008), h. 5

19

Prof. Dr. Sondang P. Siagian MPA, Manajemen Strategik, h. 15 20

Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan

(30)

2. Tahapan-tahapan Strategi.

a. Visi, Misi dan Tujuan Manajemen Strategi.

Pada tahap pertama sebelum merumuskan strategi perlu

dilakukan analisis terhadap visi, misi dan tujuan organisasi karena

ketiga komponen tersebut merupakan langkah awal dalam proses

perencanaan. Hal ini dilakukan agar didapatkan kesesuaian antara

strategi dengan ketiga komponen tersebut.

Visi dalam manajemen strategi merupakan suatu proses

aktivitas, dimana di dalamnya mencakup cita-cita di masa depan yang

ada dalam benak atau di pemikiran para pendiri yang kira-kira

mewakili seluruh anggota dalam suatu organisasi.21 Sedangkan misi

dalam manajemen strategi merupakan kegiatan yang akan

dilaksanakan secara operasional oleh sebuah manajemen dalam

merealisasikan tujuan strategik yang setelah secara keseluruhannya

tercapai berarti organisasi juga terwujud.22 Setelah visi dan misi

dijelaskan kemudian tujuan dari manajemen strategi adalah hasil yang

ingin dicapai dari proses aktivitas atau akhir dari perjalanan yang

dicari organisasi melalui eksistensi dan operasional serta merupakan

sasaran yang lebih nyata dari pernyataan misi.23

21

Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berpikir Strategik, (Jakarta: Binarupa Aksara), cet. Ke-1, h. 38

22

Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit, h. 155 23

M. Ismail Yuswanto dan Karebet Widjaja Kusuma, Manajemen Strategis Perspektif

(31)

b. Analisis Lingkungan.

Analisis lingkungan adalah suatu proses yang digunakan

perencana strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam

menentukan peluang atau ancaman terhadap perusahaan.24 Ada dua

faktor yang membuat analisa lingkungan menjadi suatu analisa penting

dalam Manajemen Strategik dan harus selalu dilakukan oleh para

manajer puncak, yaitu:

1) Bahwa organisasi/perusahaan tidak berdiri sendiri (terisolasi) tetapi

berinteraksi dengan bagian-bagian dari lingkungan dan lingkungan

itu sendiri selalu berubah setiap saat.

2) Pengaruh lingkungan yang sangat rumit dan kompleks dapat

mempengaruhi kinerja banyak bagian yang berbeda dari sebuah

perusahaan.25

Rumit serta tidak pastinya masa depan membuat para penyusun

strategi harus lebih berhati-hati dalam melakukan analisa lingkungan.

Sejumlah asumsi-asumsi yang relevan harus dikaji ulang setiap waktu

agar penyesuaian-penyesuaian dapat segera dilakukan. Berikut ini

disajikan beberapa bentuk analisa yang dapat digunakan pimpinan

perusahaan dalam melakukan analisa lingkungan. Bentuk analisa

tersebut adalah:

24

Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan

Perusahaan, h.87

25

(32)

a. Analisa Produk (Product Analysis).

Menganalisa dan membandingkan semua atribut produk atau jasa

terhadap produk atau jasa dari para pesaing.

b. Analisa Pasar (Market Analysis).

Analisa ini mendefinisikan semua karakteristik dari pasar (a.l.

demografis, geografis, gaya hidup, dll) dimana produk tersebut

bersaing.

c. Analisa Lingkungan (Environment Analysis).

Analisa ini menganalisa semua perubahan yang terjadi pada

variabel lingkungan (a.l. ekonomi, sosial, politik dan peraturan

pemerintah).

d. Analisa Pelanggan (Consumer Analysis).

Menganalisa motif konsumen membeli produk, melakukan

segmentasi pasar dan mengidentifikasi profil konsumen a.l. tingkat

sosial, kebudayaan, jenis kelamin dan lain sebagainya.

e. Analisa Keuangan (Financial Analysis).

Analisa ini terdiri dari beberapa macam dan yang terkenal adalah

analisa rasio. Analisa rasio melibatkan metode-metode perhitungan

dan penginterpretasian rasio-rasio keuangan dalam rangka menilai

kinerja dan status perusahaan.

c. Formulasi Strategi.

Di dalam buku manajemen strategi formulasi, implementasi,

(33)

JR. Manajemen strategi didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan

dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan

pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk

mencapai sasaran-sasaran perusahaan terdiri atas sembilan tugas

penting yaitu:

1) Merumuskan misi perusahaan, meliputi rumusan umum tentang

maksud keberadaan (purpose), filosofi (philosophy), dan tujuan

(goal).

2) Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi

intern dan kapabilitasnya.

3) Menilai lingkungan ekstern perusahaan, meliputi baik pesaing

maupun faktor-faktor kontekstual umum.

4) Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokan sumber

dayanya dengan lingkungan ekstern.

5) Mengidentifikasi opsi yang paling dikehendaki dengan

mengevaluasi setiap opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan.

6) Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum

yang akan mencapai pilihan yang paling dikehendaki.

7) Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang

sesuai dengan sasaran jangka panjang dan strategi umum yang

(34)

8) Mengimplementasikan pilihan strategi dengan cara

mengalokasikan sumber daya anggaran yang menekankan pada

kesesuaian antara tugas, SDM, struktur, dan system imbalan.

9) Mengevaluasi keberhasilan proses strategi sebagai masukan bagi

pengambil keputusan yang akan datang.26

Dalam perumusan strategi termasuk di dalamnya, adalah

pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal,

menetapkan suatu obyektifitas, menghasilkan strategi alternatif

memilih strategi untuk dilaksanakan.27

d. Implementasi Strategi.

Implementasi strategi adalah sejumlah aktivitas dan pilihan

yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan sebuah perencanaan

strategis.28 Implementasi strategi merupakan proses berbagai strategi

dan kebijakan berubah menjadi tindakan melalui pengembangan

program, anggaran, dan prosedur. Walaupun implementasi biasanya

baru dipertimbangkan setelah strategi disusun, implementasi

merupakan kunci sukses manajemen strategis.

Untuk memulai proses implementasi, manajer strategis harus

memperhatikan tiga pertanyaan berikut:

1) Siapa yang akan melakukan rencana strategis yang telah disusun?

2) Apa yang harus dilakukan?

26

Pearce dan robinson, Manajemen strategik (formulasi, implementasi, pengendalian), Binarupa Aksara, Jakarta 1997 hal, 20

27

Fred R.David, Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta :PT Pren halindo, 1998),,15 28

(35)

3) Bagaimana sumber daya manusia yang bertangggung jawab dalam

implementasi akan melaksanakan berbagai hal yang perlu

dilakukan?

Pihak manajemen harus lebih dulu memusatkan perhatian

mereka pada pertanyaan-pertanyaan tersebut ketika menganalisis pihak

yang pro dan kontra terhadap alternatif strategi yang ditawarkan.

Dalam setiap kesempatan, manajemen harus mempertimbangkannya

sebelum merencanakan strategi. Jika pihak manajemen tidak mampu

menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan memuaskan, maka

sulit bagi strategi yang telah disusun dengan sempurna untuk dapat

mencapai hasil yang diinginkan.

e. Pengendalian Strategi.

Aspek pengendalian yang perlu dicapai menurut Rowe dan

Carlson adalah sebagai berikut:

1) Pengendalian manajemen, yang didasarkan pada prestasi dan data

historis di masa lampau.

2) Pengendalian waktu-nyata, yang memusatkan perhatian khusus

pada aspek-aspek teknis pengendalian sehingga informasi yang

aktual dapat diperoleh.

3) Manajemen pelaksanaan, yang memusatkan perhatian pada

(36)

4) Pengendalian adaptif, yang berkaitan dengan penentuan cara yang

paling cepat dan efektif untuk memberikan tanggapan terhadap

perubahan.

5) Pengendalian strategis, yang melibatkan cara mengantisipasi atau

mengembangkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya

penyimpangan dari hasil yang diinginkan.29

B. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 1. Pengertian Bauran Pemasaran.

Marketing mix (Bauran Pemasaran) merupakan kombinasi pilihan

kebijaksanaan bisnis tentang produk yang akan dijual, cara promosi

produk, harga produk dan tempat pemasaran produk. Keempat

pertimbangan ini; produk, promosi, harga dan tempat sering disebut

sebagai 4P. Bauran pemasaran 4P dapat diberlakukan sebagai daftar

periksa kebijaksanaan pemasaran bisnis.30

Marketing mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang

merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan

oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen.

Jadi, marketing mix terdiri dari himpunan variabel yang dapat

29

Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategisdan Kebijakan

Perusahaan, h. 409

30

(37)

dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi

tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya.31

Philip Kotler mendefinisikan marketing mix sebagai perangkat

variabel-variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan

untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkannya dalam pasar sasaran.32

Bauran Pemasaran (Marketing Mix) merupakan suatu cara pengusaha di

dalam mempengaruhi konsumen yang membutuhkan perencanaan dan

pengawasan yang matang dengan melakukan tindakan-tindakan yang

berkaitan mengenai produk (product), harga (price), distribusi atau

penempatan produk (place), dan promosi (promotion).33

Keempat macam tindakan tersebut sering disebut sebagai “Bauran

Pemasaran” atau “Marketing Mix”. Selain daripada itu karena keempat

tindakan tersebut terdiri dari 4 huruf P maka sering pula dikenal sebagai

“4P” dalam pemasaran yaitu: Product, Price, Place dan Promotion. Bauran

pemasaran tersebut merupakan alat yang dapat dipergunakan oleh

pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya.

31

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2004), Ed. 1., cet. 7., h. 198

32

Philip Kotler, Dasar-Dasar Manajemen, Alih Bahasa; Wilhemus W. Bakowatun,

(Jakarta: FEUI, 1987), cet. ke-3, h. 63

33

(38)

2. Unsur-unsur Bauran Pemasaran. a. Strategi Produk (product).

Strategi produk adalah menetapkan cara dan penyediaan

produk yang tepat bagi pasar yang dituju. Sehingga konsumen puas

dan keuntungan meningkat. Faktor-faktor yang terkandung dalam

produk adalah kualitas, penampilan, pilihan yang ada, gaya, merk,

kemasan, ukuran, jenis, macam, jaminan dan pelayanan.

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada

pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi,

yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat,

organisasi, dan gagasan atau buah pikiran.34 Produk merupakan

keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai

kepada konsumen.35

Agar strategi produk kita dapat lebih efektif dalam rangka

mempengaruhi konsumen untuk tertarik dan membeli dan kemudian

mereka menjadi puas maka kita harus mempelajari beberapa hal

tentang strategi ini yaitu mencakup keputusan tentang acuan/produk

(product mix), merek dagang (brand), cara pembungkusan/kemasan

34

Ibid.,h. 200

35

Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba

(39)

produk (product packaging), tingkat mutu/kualitas dari produk, dan

pelayanan (services) yang diberikan.36

1) Merk Dagang (Brand).

Merk adalah nama, istilah tanda atau lambang dan

kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut, yang dimaksudkan

untuk mengidentifikasikan (barang atau jasa) dari seorang penjual

dan yang membedakannya dari produk saingan. Penentuan merek

dagang dari produk yang dipasarkan merupakan salah satu teknik

dari kebijakan produk yang mendasari strategi pemasaran. Hal ini

karena merek dagang itu hendaklan mudah diingat, mudah dibaca

dan mudah dibedakan.37 Penciptaan merk harus

mempertimbangkan faktor-faktor antara lain:

a. Mudah diingat.

b. Terkesan hebat dan modern.

c. Memiliki arti positif.

d. Menarik perhatian.

2) Kemasan (packaging).

Dewasa ini kemasan atau pembungkus mempunyai arti

yang penting, karena kemasan tidak hanya digunakan sebagai

pelindung terhadap produk, tetapi juga digunakan untuk dapat

menyenangkan dan menarik langganan. Oleh karena itu, kemasan

36

Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 200

37

(40)

ini termasuk dalam strategi produk, dengan cara memperbaiki

bentuk luar dari produk, seperti pembungkus etiket, warna dan

lain-lain agar dapat menarik perhatian para konsumen, dan dapat

memberi kesan bahwa produk tersebut mutu atau kualitasnya baik.

3) Kualitas (mutu) produk.

Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapat

perhatian utama dari perusahaan/produsen, mengingat kualitas

suatu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasan konsumen,

yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan

perusahaan.

4) Pelayanan (services).

Keberhasilan pemasaran produk sangat ditentukan pula

oleh baik tidaknya pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan

dalam memasarkan produknya. Pelayanan yang diberikan dalam

pemasaran suatu produk mencakup pelayanan sewaktu penawaran

produk. Pelayanan dalam pembelian/penjualan produk itu,

pelayanan sewaktu penyerahan produk yang dijual, yang

mencakup pelayanan dalam pengangkutan yang ditanggung oleh

penjual, pemasangan (instalasi) produk itu dan asuransi atau

jaminan risiko rusaknya barang dalam perjalanan atau

pengangkutan, dan pelayanan setelah/purna penjualan, yang

mencakup jaminan atas kerusakan produk dalam jangka waktu

(41)

perbaikan dan pemeliharaan (service) dari produk itu apabila

rusak.38

b. Strategi Harga (price).

Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk

mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanan.39

Pengusaha perlu memikirkan tentang penetapan harga jual produknya

secara tepat karena harga yang tidak tepat akan berakibat tidak

menarik para pembeli untuk membeli barang tersebut. Sering kita

jumpai bahwa apabila harga barang tertentu itu rendah maka banyak

konsumen justru tidak senang karena dengan harga yang murah itu

maka semua orang akan dapat membelinya dan demikian berarti

semua orang dapat memakai barang tersebut. Oleh karena itu maka

penetapan harga jual haruslah dipikirkan baik-baik dan dalam hal ini

terdapat beberapa dasar penetapan harga, yaitu biaya, konsumen, dan

persaingan.

Dengan menetapkan harga tertentu maka akan terbentuklah

citra atau “image” tertentu dari konsumen kepada perusahaan.

Penetapan harga yang tinggi akan membentuk image bahwa barang

tersebut adalah barang yang bagus dengan kualitas tinggi serta

merupakan barang yang biasa dipergunakan oleh masyarakat kalangan

atas. Sebaliknya dengan menetapkan harga jual yang rendah akan

38

Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 203

39

(42)

tercipta image dan produk tersebut akan dikenal sebagai barang yang

murah harganya atau barang murah. Strategi ini dikenal dengan

strategi barang murah, sebagai kebalikan dari strategi barang mewah

seperti diuraikan sebelumnya. Dalam merumuskan strategi penentuan

harga harus diperhatikan tujuan dari penentuan harga itu sendiri, antara

lain:

1) Bertahan.

2) Memaksimalkan laba.

3) Memaksimalkan penjualan.

4) Gengsi atau prestis.

5) Pengembalian atau investasi (return of investment).40

c. Strategi Saluran Distribusi atau Tempat (place).

Distribusi (place) adalah mencakup aktifitas perusahaan untuk

menyediakan produk bagi konsumen sasaran.41

Pengusaha haruslah menyebarkan barang-barangnya ke tempat

konsumen itu berada. Hal ini merupakan tugas untuk mendistribusikan

barangnya kepada konsumen. Untuk keperluan tersebut pengusaha

dapat menggunakan berbagai bentuk saluran distribusi yang mungkin

dilakukannya. Lokasi dan saluran distribusi untuk menyediakan jasa

kepada pasar sasaran adalah dua kuncci area keputusan. Keputusan

40

Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 105

41

(43)

lokasi dan saluran mencakup bagaimana menyampaikan jasa kepada

konsumen dan dimana terjadinya.42

1) Lokasi.

Lokasi berarti berhubungan dengan di mana perusahaan harus

bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini

ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu:

a) Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila

keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting.

Perusahaan sebaiknya memilih tempat dengan konsumen

sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.

b) Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak

terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah

penyampaian jasa harus tetap berkualitas.

c) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung:

berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana

tertentu seperti telepon, komputer atau surat. Dalam hal ini

lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara

kedua pihak terlaksana dengan baik.43

42

Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 233

43

(44)

2) Saluran Distribusi.

Saluran disribusi mencakup siapa saja yang berpartisipasi

dalam menyampaikan jasa. Ada tiga partisipan dalam distribusi

jasa:

a) Penyedia jasa.

b) Perantara (intermediarry).

c) Konsumen.44

Sehubungan dengan saluran distribusi maka perusahaan

harus dapat memilih saluran yang tepat untuk penyampaian

jasanya, sebab akan sangat mempengaruhi kualitas jasa yang

diberikan.

Saluran distribusi yang dapat dipilih, antara lain:

a) Penjualan langsung (direct sales).

b) Agen (Agent) atau boker.

c) Agen/broker penjual atau pembeli.

d) Waralaba (franchises) dan pengantar jasa terkontrak

(contracted service deliverer).

Baik lokasi maupun saluran pemilihannya sangat

tergantung pada kriteria pasar dan sifat dari jasa itu sendiri.45

44

Ibid, h. 93

45

(45)

d. Strategi Promosi (promotion).

Promosi (promotion) adalah aktifitas yang mengkomunikasikan

keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk

membelinya.46 Promosi adalah cakupan terakhir dari “adonan/bauran

pemasaran”, keputusan tentang bagaimana berkomunikasi dengan

kelompok sasaran produsen adalah keputusan yang penting. Alat-alat

atau peralatan promosi ini dikenal dengan apa yang disebut bauran

pemasaran (promotion mix) yang terdiri dari:

1) Iklan (advertising).

Periklanan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi

impersonal (impersonal communication) yang digunakan oleh

perusahaan barang atau jasa. Peranan periklanan dalam pemasaran

jasa adalah untuk membangun kesadaran (awareness) terhadap

keberadaan jasa yang ditawarkan, menambah pengetahuan

konsumen tentang jasa yang ditawarkan, membujuk calon

konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa tersebut, dan

membedakan diri perusahaan satu dengan perusahaan lain yang

mendukung positoning jasa.

Media yang dapat digunakan untuk melakukan pengiklanan

antara lain melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, papan

reklame (outdoor advertising) dan surat langsung (direct mail).47

46

Kotler, Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, h. 85

47

(46)

2) Penjualan perorangan (personal selling).

Personal selling dapat diartikan sebagai hubungan antara

dua orang atau lebih secara bertatap muka untuk menimbulkan

hubungan timbal-balik dalam rangka membuat, mengubah,

menggunakan, dan atau membina hubungan komunikasi antara

produsen dengan konsumen.48 Personal selling merupakan

penyajian secara lisan oleh perusahaan kepada satu atau beberapa

calon pembeli dengan tujuan agar barang atau jasa yang

ditawarkan dapat terjual.

3) Promosi penjualan (sales promotion).

Promosi penjualan adalah semua kegiatan yang

dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari

produsen sampai pada penjualan akhirnya. Points of Sales

Promotion terdiri atas brosur, lembar informasi, dan lain-lain.

Promosi penjualan dapat dibedakan kepada:

a) Konsumen, berupa penawaran cuma-cuma, sample, demo

produk, kupon, pengembalian tunai, hadiah, kontes, dan

garansi.

b) Perantara, berupa barang cuma-cuma, diskon, advertising

allowences, iklan kerja sama, distribution contest,

penghargaan.

48

(47)

c) Tenaga penjualan, berupa bonus, penghargaan, contest, dan

hadiah untuk tenaga penjual terbaik.49

4) Hubungan Masyarakat (public relation).

Hubungan masyarakat merupakan kiat pemasaran penting

lainnya, dimana perusahaan tidak hanya harus berhubungan

dengan pelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi juga harus

berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih

besar. Program hubungan masyarakat antara lain: publikasi,

acara-acara penting, hubungan dengan investor, pameran, dan

mensponsori beberapa acara.50

5) Informasi dari mulut ke mulut (word of mouth).

Dalam hal ini peranan orang sangat penting dalam

mempromosikan jasa. Pelanggan sangat dekat dengan

penyampaian jasa. Dengan kata lain pelanggan tersebut akan

berbicara kepada pelanggan lain yang berpotensial tentang

pengalamannya dalam menerima jasa tersebut, sehingga informasi

dari mulut ke mulut ini sangat besar pengaruhnya dan dampaknya

terhadap pemasaran jasa dibandingkan dengan aktivitas

komunikasi lainnya.

49

Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 122

50

(48)

C. Majelis Taklim.

1. Pengertian Majelis Taklim.

Secara etimologis (arti kata), kata „Majelis Taklim’ berasal dari

bahasa Arab, yakni Majlis dan Taklim. Kata „Majlis’ berasal dari kata

jalasa, yajlisu, julusan, yang arinya duduk atau rapat. Selanjutnya, kata

„Taklim’ sendiri berasal dari kata ‘alima, ya’lamu, ilman, yang artinya

mengetahui sesuatu, ilmu, ilmu pengetahuan. Arti Taklim adalah hal

mengajar, melatih, berasal dari kata ‘alama, ‘allaman yang artinya

mengecap, memberi tanda, dan ta’alam berarti terdidik, belajar. Dengan

demikian, arti Majelis Taklim adalah tempat mengajar, tempat mendidik,

tempat melatih, atau tempat belajar, tempat berlatih, dan tempat menuntut

ilmu.51

Sedangkan Musyawarah Majelis Taklim Se-DKI pada tanggal 9-10

Juli 1980 merumuskan definisi (ta’rif) Majelis Taklim, yaitu lembaga

pendidikan Islam non-formla yang memiliki kurikulum tersendiri,

diselenggarakan secara berkala dan teratur serta diikuti peserta jamaah

yang relatif banyak, dan bertujuan untuk membina dan mengembangkan

hubungan yang santun dan serasi antara manusia dan Allah SWT

(habluminallah), dan antara manusia dan sesama (habluminannaas) dan

dengan lingkungan dalam rangka membina pribadi dan masyarakat

bertakwa kepada Allah SWT.

51

Muhsin MK, Manajemen Majelis Taklim (Petunjuk Praktis Pengelolaan dan

(49)

Selain itu, sesuai dengan realitas dalam masyarakat, Majelis

Taklim bisa juga diartikan sebagai tempat atau lembaga pendidikan,

pelatihan, dan kegiatan belajar-mengajar (khususnya bagi kaum muslimah)

dalam mempelajari, mendalami, dan memahami ilmu pengetahuan tentang

agama Islam dan sebagai wadah dalam melaksanakan berbagai kegiatan

yang memberikan kemaslahatan kepada jamaah dan masyarakat

sekitarnya.

2. Sejarah Majelis Taklim.

Majelis Taklim merupakan lembaga pendidikan yang tertua dalam

sejarah islam dan tidak dapat dilepaskan dari perjalanan dakwah

Islamiyyah sejak awal, yang dimulai saat Rasulullah SAW mengadakan

kegiatan kajian dan pengajian di rumah Arqam bin Abil Arqam (Baitul

Arqam), yang dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi ketika beliau

masih berada di Mekkah.52. Setelah adanya perintah Allah SWT untuk

menyiarkan Islam secara terang-terangan, pengajian seperti itu segera

berkembang di tempat-tempat lain yang diselenggarakan secara terbuka.

Di zaman Madinah, ketika Islam telah menjadi kekuatan nyata

dalam masyarakat, penyelenggaraan pengajian itu lebih pesat lagi. Nabi

Muhammad SAW duduk di masjid Nabawi untuk memberikan pengajian

kepada para sahabat kaum muslimin ketika itu. Para sahabat yang dalam

sejarah terkenal dalam sebutan Ashabus Shafa telah mengkhususkan

dirinya selalu berdekatan dengan Nabi untuk mendapatkan pelajaran lebih

52

(50)

banyak lagi. Dari merekalah, generasi berikutnya termasuk kita dewasa

ini, dapat mengetahui sebagian besar ucapan, perbuatan dan sikap Nabi

Muhammad SAW.

Dengan cara itu Nabi Muhammad SAW telah berhasil menyiarkan

agama Islam dan sekaligus dengan itu berhasil pula membentuk karakter

dan ketahanan umat. Lebih jauh dari itu, nabi juga berhasil membina para

pejuang Islam yang tidak saja gagah perkasa di medan perjuangan

bersenjata, dalam membela dan menegakkan Islam, tetapi juga terampil di

dalam mengatur pemerintahan dan membina kehidupan masyarakat.

Di abad kejayaan Islam, Majelis Taklim disamping sebagai tempat

menuntut ilmu juga menjadi tempat para ulama dan pemikir (mujtahidin)

menyebarluaskan hasil penemuannya (ijtihadnya). Barang kali tidak akan

salah bila dikatakan bahwa para ilmuwan Islam dari berbagai disiplin ilmu

seperti Fiqih, Tauhid, Tafsir, Hadits, Tasawuf, bahkan juga dalam

berbagai ilmu yang dewasa ini kita kenal sebagai ilmu umum seperti Ilmu

Pengetahuan Alam, Kedokteran, Politik, Matematika, dan sebagainya

adalah produk majelis-majelis taklim yang ada ketika itu. Mereka

memperoleh ilmu di Majelis Taklim dan kemudian membina Majelis

Taklim mereka sendiri, lalu mengembangkan ilmu yang dewasa ini

terdapat dalam dunia Islam.

Para wali dan penyiar Islam di Indonesia juga mempergunakan

Majelis Taklim untuk menyampaikan dakwahnya. Itulah sebabnya maka

(51)

Islam tertua. Barulah kemudian sesuai dengan perkembangan ilmu dan

pemikiran dalam mengatur pendidikan, disamping Majelis Taklim yang

sifatnya seperti pesantren, madrasah, sekolah, dan sebagainya.

Dengan demikian ,Majelis Taklim mempunyai kedudukan dan

ketentuan tersendiri di dalam mengatur pelaksanaan pendidikan atau

dakwah Islamiyyah, disamping lembaga-lembaga lain yang mempunyai

tujuan yang sama. Perpaduan lembaga pendidikan formal (sekolah dan

madrasah) dengan lembaga pendidikan non-formal seperti Majelis Taklim

merupakan alat pelaksanaan pendidikan seumur hidup.

3. Fungsi Majelis Taklim.

Apabila dilihat dari makna dan sejarah berdirinya Majelis Taklim

dalam masyarakat, bisa diketahui dan dimungkinkan lembaga dakwah ini

berfungsi sebagai berikut.

a. Tempat Belajar-Mengajar.

Majelis Taklim dapat berfungsi sebagai tempat kegiatan

belajar-mengajar umat Islam, khususnya bagi kaum perempuan dalam rangka

meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan pengamalan ajaran

Islam.

b. Lembaga Pendidikan dan Keterampilan.

Majelis Taklim juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan dan

keterampilan bagi kaum perempuan dalam masyarakat yang

berhubungan, antara lain dengan masalah pengembangan kepribadian

(52)

c. Wadah Berkegiatan dan Berkreativitas.

Majelis Taklim juga berfungsi sebagai wadah berkegiatan dan

berkreativitas bagi kaum perempuan. Antara lain, dalam berorganisasi,

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

d. Pusat Pembinaan dan Pengembangan.

Majelis Taklim juga berfungsi sebagai pusat pembinaan dan

pengembangan kemampuan dan kualitas sumber daya manusia kaum

perempuan dalam berbagai bidang seperti dakwah, pendidikan, sosial,

dan politik yang sesuai dengan kodratnya.

e. Jaringan Komunikasi, Ukhuwah, dan Silaturahim.

Majelis Taklim juga diharapkan menjadi jaringan komunikasi,

ukhuwah, dan silaturahim antarsesama kaum perempuan, antara lain

dalam membangun masyarakat dan tatanan kehidupan yang Islami.53

53

(53)
[image:53.595.133.528.76.482.2]

BAB III

GAMBARAN UMUM MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA

A. Letak Geografis Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan.

Majelis Taklim Nurul Musthofa terletak di kediaman guru besar

sekaligus pembinanya yaitu Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf Jalan RM.

Kahfi 1 Gg Manggis Rt.002 Rw.001, Ciganjur-Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Tempatnya berkesampingan dengan rumah Habib Hasan yang disana

disediakan tempat Aula. Aula tersebut berfungsi sebagai tempat kegiatan

Majelis dan juga sebagai tempat melaksanakan shalat fardhu lima waktu

sebagaimana mestinya. Dengan fasilitas yang telah memadai maka jamaah

dapat mengikuti setiap kegiatan yang diadakan Majelis Taklim Nurul

Musthofa dengan nyaman.

B. Latar Belakang Berdirinya Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan.

Majlis Nurul Musthofa adalah salah satu media untuk

mendekatkan diri kepada Allah dan Rasulullah SAW, yang didirikan pada

tahun 2000 oleh Al Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf. Nurul Musthofa

diambil dari nama Rasulullah SAW yang artinya “Cahaya Pilihan”.

Bermula dari pengajian Al-Qur’an dan Zikir-zikir yang keliling dari

rumah-kerumah.

(54)

Pada tahun 2001 dengan izin Allah SWT, Majlis Nurul Musthofa

kedatangan Al Habib Umar Bin Muhammad Bin Hafidz.BSA dan Al

Habib Anis Bin Alwi Al Habsyi, nama ini di ijazahkan dan diresmikan

oleh beliau-beliau, maka pada tahun yang sama pertama kali dikenalkan

sejarah Rasulullah SAW dengan pembacaan Al-Qur’an, Zikir-Zikir dan

nasehat agama yang berkembang pesat yang bermula dari 10 orang

sehingga menjadi ratusan orang.

Maka pada tahun 2002, berdatangan kembali para ulama-ulama

dari Saudi Arabia, Yaman, Madinah, Malaysia, dan banyak lagi para

ulama yang memberikan ilmu-ilmu Allah diantaranya Al Habib Salim

Assyatiri yang memberi ijazah membaca 129 kali Yaa Latif sehabis Sholat

kepada para Jama’ah.

Pada tahun 2003, Majlis Nurul Musthofa mulai berpindah-pindah

tempat yang asalnya dari rumah menuju ke Masjid-Masjid, sehingga

hampir kurang lebih 50 Masjid mendakwahkan ilmu-ilmu agama dengan

pembacaan kitab Nasahadiniyyah, yang dikarang oleh Al Habib Abdulloh

Bin Alwi Al Haddad.

Pada tahun 2004, Majlis Nurul Musthofa dari yang ratusan menjadi

ribuan orang, yang ditambah orang dengan Mo’idzoh Hasanah oleh guru

-guru diantaranya, KH. Abdul Hayyie Naim, Ust. Adnan Idris, Ust. Imam

Wahyudi, dan masih banyak lagi yang lain untuk mendakwahkan ilmunya

(55)

Pada tahun 2005, Majlis Nurul Musthofa mengokohkan yayasan

“Nurul Musthofa”, yang diketuai oleh saudaranya Al Habib Abdulloh Bin

Ja’far Assegaf dan Al Habib Musthofa Bin Ja’far Assegaf, maka

mendapatkan izin resmi dari Departemen Agama RI.

Pada tahun 2006, Majlis Nurul Musthofa berkembang pesat dari 50

Masjid menjadi 250 Masjid di Jakarta, Syiar ini diterima oleh semua

kalangan, dan pada tahun ini pula berdiri rumah kediaman Al Habib Hasan

Bin Ja’far Assegaf di Jakarta sebagai sekretariat Nurul Musthofa. Pada

tahun 2007, Majlis Nurul Musthofa mendirikan Majlis sementara yang

sedang dibangun seluas 700 meter dibelakang rumah kediaman Al Habib

Hasan Bin Ja’far Assegaf, yang Insya Allah akan berdiri pada tahun 2008

sebagai aktifitas pengajar sehari-hari di Majlis Nurul Musthofa yang

dihibahkan oleh keluarga besar oleh H. Abdul Ghofar.

C. Visi, Misi, dan Tujuan Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan.

Majelis Taklim Nurul Musthofa adalah organisasi keagamaan yang

berorientasi kepada pemuda. Hal ini senada dengan visi, misi dan tujuan

Majelis Taklim Nurul Musthofa yaitu:

1. Visi Majelis Taklim Nurul Musthofa.

a. Sebagai wadah organisasi keagamaan yang berfungsi untuk

mengajak dan menyeru kaum muslimin dan muslimat khususnya

(56)

b. Sebagai wadah organisasi keagamaan yang mengajak dan menyeru

kaum muslimin dan muslimat khususnya para pemuda untuk

meneladani akhlak Rasulullah Saw.

2. Misi Majelis Taklim Nurul Musthofa.

a. Melaksanakan syiar Islam melalui pengajian dan dzikir.

b. Memberikan pengajaran tentang Islam secara menyeluruh.

c. Memperbanyak membaca Shalawat kepada Rasulullah Saw.

3. Tuju

Gambar

Tabel 1 Jadwal Penelitian
GAMBARAN UMUM MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA
Tabel 2 Bagan Matrik Analisis Kuantitatif S.W.O.T. pada Majelis Taklim Nurul
 Gambar 1 Peluang

Referensi

Dokumen terkait

Jika terdapat informasi yang berkaitan tentang bahaya lain yang tidak memiliki klasifikasi tetapi dapat memberikan kontribusi pada bahaya keseluruhan dari bahan atau campuran,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah video profil yang dapat digunakan untuk informasi, promosi serta dapat memberikan penjelasan tentang

107 Diagram 17.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Sekadau selama tahun 2016-2019...111 Diagram 18.2 Jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Dinas Penanaman

Pada penelitian Sari (2018) konsentrasi ekstrak etanol daun kelor 3% dalam krim mampu meningkatkan kehalusan pada kulit dan mudah diaplikasikan, sehingga perlu

Prospek umbi garut sebagai penghasil pati (tepung) adalah sebagai substitusi tepung gandum. Desa Kasean merupakan daerah di Kecamatan Manding yang berpotensi sebagai

Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Atas. Persediaan Benda Filateli pada

Siswa yang menjawab demikian masih belum memahami hukum I Newton dan masih belum bisa menyelesaikan masalah sehingga siswa tidak bisa menyelesaikan masalah, Sebanyak 21 siswa

terbentuknya struktur mikro ferrite side plate ( FSP ) dan ferit batas butir atau grain boundary ferrite (GBF) , namun struktur mikro ferrite side plate FSP ) lebih