BAB III GAMBARAN UMUM MAJELIS TAKLIM NURUL
G. Kurikulum Majelis Taklim Nurul Musthofa
5. Pengendalian Strategi
penyimpangan dari hasil yang diinginkan.29
B. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 1. Pengertian Bauran Pemasaran.
Marketing mix (Bauran Pemasaran) merupakan kombinasi pilihan kebijaksanaan bisnis tentang produk yang akan dijual, cara promosi produk, harga produk dan tempat pemasaran produk. Keempat pertimbangan ini; produk, promosi, harga dan tempat sering disebut sebagai 4P. Bauran pemasaran 4P dapat diberlakukan sebagai daftar periksa kebijaksanaan pemasaran bisnis.30
Marketing mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. Jadi, marketing mix terdiri dari himpunan variabel yang dapat
29
Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategisdan Kebijakan
Perusahaan, h. 409
30
Catherine Hayden, Seri Pedoman Manajemen Leksikon Manajemen Strategi, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 1991), cet. 1., h. 200
dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya.31
Philip Kotler mendefinisikan marketing mix sebagai perangkat variabel-variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkannya dalam pasar sasaran.32 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) merupakan suatu cara pengusaha di dalam mempengaruhi konsumen yang membutuhkan perencanaan dan pengawasan yang matang dengan melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan mengenai produk (product), harga (price), distribusi atau penempatan produk (place), dan promosi (promotion).33
Keempat macam tindakan tersebut sering disebut sebagai “Bauran Pemasaran” atau “Marketing Mix”. Selain daripada itu karena keempat
tindakan tersebut terdiri dari 4 huruf P maka sering pula dikenal sebagai
“4P” dalam pemasaran yaitu: Product, Price, Place dan Promotion. Bauran pemasaran tersebut merupakan alat yang dapat dipergunakan oleh pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya.
31
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Ed. 1., cet. 7., h. 198
32
Philip Kotler, Dasar-Dasar Manajemen, Alih Bahasa; Wilhemus W. Bakowatun, (Jakarta: FEUI, 1987), cet. ke-3, h. 63
33
2. Unsur-unsur Bauran Pemasaran. a. Strategi Produk (product).
Strategi produk adalah menetapkan cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju. Sehingga konsumen puas dan keuntungan meningkat. Faktor-faktor yang terkandung dalam produk adalah kualitas, penampilan, pilihan yang ada, gaya, merk, kemasan, ukuran, jenis, macam, jaminan dan pelayanan.
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi, dan gagasan atau buah pikiran.34 Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen.35
Agar strategi produk kita dapat lebih efektif dalam rangka mempengaruhi konsumen untuk tertarik dan membeli dan kemudian mereka menjadi puas maka kita harus mempelajari beberapa hal tentang strategi ini yaitu mencakup keputusan tentang acuan/produk (product mix), merek dagang (brand), cara pembungkusan/kemasan
34
Ibid.,h. 200
35
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba Empat, 2006). Ed. 2., h. 70
produk (product packaging), tingkat mutu/kualitas dari produk, dan pelayanan (services) yang diberikan.36
1) Merk Dagang (Brand).
Merk adalah nama, istilah tanda atau lambang dan kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan (barang atau jasa) dari seorang penjual dan yang membedakannya dari produk saingan. Penentuan merek dagang dari produk yang dipasarkan merupakan salah satu teknik dari kebijakan produk yang mendasari strategi pemasaran. Hal ini karena merek dagang itu hendaklan mudah diingat, mudah dibaca
dan mudah dibedakan.37 Penciptaan merk harus
mempertimbangkan faktor-faktor antara lain: a. Mudah diingat.
b. Terkesan hebat dan modern. c. Memiliki arti positif.
d. Menarik perhatian. 2) Kemasan (packaging).
Dewasa ini kemasan atau pembungkus mempunyai arti yang penting, karena kemasan tidak hanya digunakan sebagai pelindung terhadap produk, tetapi juga digunakan untuk dapat menyenangkan dan menarik langganan. Oleh karena itu, kemasan
36
Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 200 37
ini termasuk dalam strategi produk, dengan cara memperbaiki bentuk luar dari produk, seperti pembungkus etiket, warna dan lain-lain agar dapat menarik perhatian para konsumen, dan dapat memberi kesan bahwa produk tersebut mutu atau kualitasnya baik. 3) Kualitas (mutu) produk.
Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan/produsen, mengingat kualitas suatu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasan konsumen, yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan.
4) Pelayanan (services).
Keberhasilan pemasaran produk sangat ditentukan pula oleh baik tidaknya pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan dalam memasarkan produknya. Pelayanan yang diberikan dalam pemasaran suatu produk mencakup pelayanan sewaktu penawaran produk. Pelayanan dalam pembelian/penjualan produk itu, pelayanan sewaktu penyerahan produk yang dijual, yang mencakup pelayanan dalam pengangkutan yang ditanggung oleh penjual, pemasangan (instalasi) produk itu dan asuransi atau jaminan risiko rusaknya barang dalam perjalanan atau pengangkutan, dan pelayanan setelah/purna penjualan, yang mencakup jaminan atas kerusakan produk dalam jangka waktu tertentu (misalnya 6 bulan) setelah produk dibeli oleh konsumen,
perbaikan dan pemeliharaan (service) dari produk itu apabila rusak.38
b. Strategi Harga (price).
Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanan.39 Pengusaha perlu memikirkan tentang penetapan harga jual produknya secara tepat karena harga yang tidak tepat akan berakibat tidak menarik para pembeli untuk membeli barang tersebut. Sering kita jumpai bahwa apabila harga barang tertentu itu rendah maka banyak konsumen justru tidak senang karena dengan harga yang murah itu maka semua orang akan dapat membelinya dan demikian berarti semua orang dapat memakai barang tersebut. Oleh karena itu maka penetapan harga jual haruslah dipikirkan baik-baik dan dalam hal ini terdapat beberapa dasar penetapan harga, yaitu biaya, konsumen, dan persaingan.
Dengan menetapkan harga tertentu maka akan terbentuklah
citra atau “image” tertentu dari konsumen kepada perusahaan.
Penetapan harga yang tinggi akan membentuk image bahwa barang tersebut adalah barang yang bagus dengan kualitas tinggi serta merupakan barang yang biasa dipergunakan oleh masyarakat kalangan atas. Sebaliknya dengan menetapkan harga jual yang rendah akan
38
Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 203 39
tercipta image dan produk tersebut akan dikenal sebagai barang yang murah harganya atau barang murah. Strategi ini dikenal dengan strategi barang murah, sebagai kebalikan dari strategi barang mewah seperti diuraikan sebelumnya. Dalam merumuskan strategi penentuan harga harus diperhatikan tujuan dari penentuan harga itu sendiri, antara lain:
1) Bertahan.
2) Memaksimalkan laba. 3) Memaksimalkan penjualan. 4) Gengsi atau prestis.
5) Pengembalian atau investasi (return of investment).40
c. Strategi Saluran Distribusi atau Tempat (place).
Distribusi (place) adalah mencakup aktifitas perusahaan untuk menyediakan produk bagi konsumen sasaran.41
Pengusaha haruslah menyebarkan barang-barangnya ke tempat konsumen itu berada. Hal ini merupakan tugas untuk mendistribusikan barangnya kepada konsumen. Untuk keperluan tersebut pengusaha dapat menggunakan berbagai bentuk saluran distribusi yang mungkin dilakukannya. Lokasi dan saluran distribusi untuk menyediakan jasa kepada pasar sasaran adalah dua kuncci area keputusan. Keputusan
40
Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 105 41
lokasi dan saluran mencakup bagaimana menyampaikan jasa kepada konsumen dan dimana terjadinya.42
1) Lokasi.
Lokasi berarti berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu:
a) Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis. b) Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak
terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas.
c) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak terlaksana dengan baik.43
42
Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 233 43
2) Saluran Distribusi.
Saluran disribusi mencakup siapa saja yang berpartisipasi dalam menyampaikan jasa. Ada tiga partisipan dalam distribusi jasa:
a) Penyedia jasa.
b) Perantara (intermediarry). c) Konsumen.44
Sehubungan dengan saluran distribusi maka perusahaan harus dapat memilih saluran yang tepat untuk penyampaian jasanya, sebab akan sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan.
Saluran distribusi yang dapat dipilih, antara lain: a) Penjualan langsung (direct sales).
b) Agen (Agent) atau boker.
c) Agen/broker penjual atau pembeli.
d) Waralaba (franchises) dan pengantar jasa terkontrak (contracted service deliverer).
Baik lokasi maupun saluran pemilihannya sangat tergantung pada kriteria pasar dan sifat dari jasa itu sendiri.45
44
Ibid, h. 93 45
d. Strategi Promosi (promotion).
Promosi (promotion) adalah aktifitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.46 Promosi adalah cakupan terakhir dari “adonan/bauran
pemasaran”, keputusan tentang bagaimana berkomunikasi dengan kelompok sasaran produsen adalah keputusan yang penting. Alat-alat atau peralatan promosi ini dikenal dengan apa yang disebut bauran pemasaran (promotion mix) yang terdiri dari:
1) Iklan (advertising).
Periklanan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal (impersonal communication) yang digunakan oleh perusahaan barang atau jasa. Peranan periklanan dalam pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan, menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, membujuk calon konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa tersebut, dan membedakan diri perusahaan satu dengan perusahaan lain yang mendukung positoning jasa.
Media yang dapat digunakan untuk melakukan pengiklanan antara lain melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, papan reklame (outdoor advertising) dan surat langsung (direct mail).47
46
Kotler, Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, h. 85 47
2) Penjualan perorangan (personal selling).
Personal selling dapat diartikan sebagai hubungan antara dua orang atau lebih secara bertatap muka untuk menimbulkan hubungan timbal-balik dalam rangka membuat, mengubah, menggunakan, dan atau membina hubungan komunikasi antara produsen dengan konsumen.48 Personal selling merupakan penyajian secara lisan oleh perusahaan kepada satu atau beberapa calon pembeli dengan tujuan agar barang atau jasa yang ditawarkan dapat terjual.
3) Promosi penjualan (sales promotion).
Promosi penjualan adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan akhirnya. Points of Sales Promotion terdiri atas brosur, lembar informasi, dan lain-lain. Promosi penjualan dapat dibedakan kepada:
a) Konsumen, berupa penawaran cuma-cuma, sample, demo produk, kupon, pengembalian tunai, hadiah, kontes, dan garansi.
b) Perantara, berupa barang cuma-cuma, diskon, advertising allowences, iklan kerja sama, distribution contest, penghargaan.
48
c) Tenaga penjualan, berupa bonus, penghargaan, contest, dan hadiah untuk tenaga penjual terbaik.49
4) Hubungan Masyarakat (public relation).
Hubungan masyarakat merupakan kiat pemasaran penting lainnya, dimana perusahaan tidak hanya harus berhubungan dengan pelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar. Program hubungan masyarakat antara lain: publikasi, acara- acara penting, hubungan dengan investor, pameran, dan mensponsori beberapa acara.50
5) Informasi dari mulut ke mulut (word of mouth).
Dalam hal ini peranan orang sangat penting dalam mempromosikan jasa. Pelanggan sangat dekat dengan penyampaian jasa. Dengan kata lain pelanggan tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain yang berpotensial tentang pengalamannya dalam menerima jasa tersebut, sehingga informasi dari mulut ke mulut ini sangat besar pengaruhnya dan dampaknya terhadap pemasaran jasa dibandingkan dengan aktivitas komunikasi lainnya.
49
Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 122 50
C. Majelis Taklim.
1. Pengertian Majelis Taklim.
Secara etimologis (arti kata), kata „Majelis Taklim’ berasal dari
bahasa Arab, yakni Majlis dan Taklim. Kata „Majlis’ berasal dari kata
jalasa, yajlisu, julusan, yang arinya duduk atau rapat. Selanjutnya, kata
„Taklim’ sendiri berasal dari kata ‘alima, ya’lamu, ilman, yang artinya mengetahui sesuatu, ilmu, ilmu pengetahuan. Arti Taklim adalah hal mengajar, melatih, berasal dari kata ‘alama, ‘allaman yang artinya
mengecap, memberi tanda, dan ta’alam berarti terdidik, belajar. Dengan demikian, arti Majelis Taklim adalah tempat mengajar, tempat mendidik, tempat melatih, atau tempat belajar, tempat berlatih, dan tempat menuntut ilmu.51
Sedangkan Musyawarah Majelis Taklim Se-DKI pada tanggal 9-10 Juli 1980 merumuskan definisi (ta’rif) Majelis Taklim, yaitu lembaga pendidikan Islam non-formla yang memiliki kurikulum tersendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur serta diikuti peserta jamaah yang relatif banyak, dan bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan yang santun dan serasi antara manusia dan Allah SWT (habluminallah), dan antara manusia dan sesama (habluminannaas) dan dengan lingkungan dalam rangka membina pribadi dan masyarakat bertakwa kepada Allah SWT.
51
Muhsin MK, Manajemen Majelis Taklim (Petunjuk Praktis Pengelolaan dan
Selain itu, sesuai dengan realitas dalam masyarakat, Majelis Taklim bisa juga diartikan sebagai tempat atau lembaga pendidikan, pelatihan, dan kegiatan belajar-mengajar (khususnya bagi kaum muslimah) dalam mempelajari, mendalami, dan memahami ilmu pengetahuan tentang agama Islam dan sebagai wadah dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang memberikan kemaslahatan kepada jamaah dan masyarakat sekitarnya.
2. Sejarah Majelis Taklim.
Majelis Taklim merupakan lembaga pendidikan yang tertua dalam sejarah islam dan tidak dapat dilepaskan dari perjalanan dakwah Islamiyyah sejak awal, yang dimulai saat Rasulullah SAW mengadakan kegiatan kajian dan pengajian di rumah Arqam bin Abil Arqam (Baitul Arqam), yang dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi ketika beliau masih berada di Mekkah.52. Setelah adanya perintah Allah SWT untuk menyiarkan Islam secara terang-terangan, pengajian seperti itu segera berkembang di tempat-tempat lain yang diselenggarakan secara terbuka.
Di zaman Madinah, ketika Islam telah menjadi kekuatan nyata dalam masyarakat, penyelenggaraan pengajian itu lebih pesat lagi. Nabi Muhammad SAW duduk di masjid Nabawi untuk memberikan pengajian kepada para sahabat kaum muslimin ketika itu. Para sahabat yang dalam sejarah terkenal dalam sebutan Ashabus Shafa telah mengkhususkan dirinya selalu berdekatan dengan Nabi untuk mendapatkan pelajaran lebih
52
banyak lagi. Dari merekalah, generasi berikutnya termasuk kita dewasa ini, dapat mengetahui sebagian besar ucapan, perbuatan dan sikap Nabi Muhammad SAW.
Dengan cara itu Nabi Muhammad SAW telah berhasil menyiarkan agama Islam dan sekaligus dengan itu berhasil pula membentuk karakter dan ketahanan umat. Lebih jauh dari itu, nabi juga berhasil membina para pejuang Islam yang tidak saja gagah perkasa di medan perjuangan bersenjata, dalam membela dan menegakkan Islam, tetapi juga terampil di dalam mengatur pemerintahan dan membina kehidupan masyarakat.
Di abad kejayaan Islam, Majelis Taklim disamping sebagai tempat menuntut ilmu juga menjadi tempat para ulama dan pemikir (mujtahidin) menyebarluaskan hasil penemuannya (ijtihadnya). Barang kali tidak akan salah bila dikatakan bahwa para ilmuwan Islam dari berbagai disiplin ilmu seperti Fiqih, Tauhid, Tafsir, Hadits, Tasawuf, bahkan juga dalam berbagai ilmu yang dewasa ini kita kenal sebagai ilmu umum seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Kedokteran, Politik, Matematika, dan sebagainya adalah produk majelis-majelis taklim yang ada ketika itu. Mereka memperoleh ilmu di Majelis Taklim dan kemudian membina Majelis Taklim mereka sendiri, lalu mengembangkan ilmu yang dewasa ini terdapat dalam dunia Islam.
Para wali dan penyiar Islam di Indonesia juga mempergunakan Majelis Taklim untuk menyampaikan dakwahnya. Itulah sebabnya maka untuk Indonesia, Majelis Taklim juga merupakan lembaga pendidikan
Islam tertua. Barulah kemudian sesuai dengan perkembangan ilmu dan pemikiran dalam mengatur pendidikan, disamping Majelis Taklim yang sifatnya seperti pesantren, madrasah, sekolah, dan sebagainya.
Dengan demikian ,Majelis Taklim mempunyai kedudukan dan ketentuan tersendiri di dalam mengatur pelaksanaan pendidikan atau dakwah Islamiyyah, disamping lembaga-lembaga lain yang mempunyai tujuan yang sama. Perpaduan lembaga pendidikan formal (sekolah dan madrasah) dengan lembaga pendidikan non-formal seperti Majelis Taklim merupakan alat pelaksanaan pendidikan seumur hidup.
3. Fungsi Majelis Taklim.
Apabila dilihat dari makna dan sejarah berdirinya Majelis Taklim dalam masyarakat, bisa diketahui dan dimungkinkan lembaga dakwah ini berfungsi sebagai berikut.
a. Tempat Belajar-Mengajar.
Majelis Taklim dapat berfungsi sebagai tempat kegiatan belajar- mengajar umat Islam, khususnya bagi kaum perempuan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan pengamalan ajaran Islam.
b. Lembaga Pendidikan dan Keterampilan.
Majelis Taklim juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan dan keterampilan bagi kaum perempuan dalam masyarakat yang berhubungan, antara lain dengan masalah pengembangan kepribadian serta pembinaan keluarga dan rumah tangga sakinah warahmah.
c. Wadah Berkegiatan dan Berkreativitas.
Majelis Taklim juga berfungsi sebagai wadah berkegiatan dan berkreativitas bagi kaum perempuan. Antara lain, dalam berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
d. Pusat Pembinaan dan Pengembangan.
Majelis Taklim juga berfungsi sebagai pusat pembinaan dan pengembangan kemampuan dan kualitas sumber daya manusia kaum perempuan dalam berbagai bidang seperti dakwah, pendidikan, sosial, dan politik yang sesuai dengan kodratnya.
e. Jaringan Komunikasi, Ukhuwah, dan Silaturahim.
Majelis Taklim juga diharapkan menjadi jaringan komunikasi, ukhuwah, dan silaturahim antarsesama kaum perempuan, antara lain dalam membangun masyarakat dan tatanan kehidupan yang Islami.53
53
BAB III
GAMBARAN UMUM MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA
A. Letak Geografis Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan.
Majelis Taklim Nurul Musthofa terletak di kediaman guru besar sekaligus pembinanya yaitu Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf Jalan RM. Kahfi 1 Gg Manggis Rt.002 Rw.001, Ciganjur-Jagakarsa, Jakarta Selatan. Tempatnya berkesampingan dengan rumah Habib Hasan yang disana disediakan tempat Aula. Aula tersebut berfungsi sebagai tempat kegiatan Majelis dan juga sebagai tempat melaksanakan shalat fardhu lima waktu sebagaimana mestinya. Dengan fasilitas yang telah memadai maka jamaah dapat mengikuti setiap kegiatan yang diadakan Majelis Taklim Nurul Musthofa dengan nyaman.
B. Latar Belakang Berdirinya Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan.
Majlis Nurul Musthofa adalah salah satu media untuk mendekatkan diri kepada Allah dan Rasulullah SAW, yang didirikan pada
tahun 2000 oleh Al Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf. Nurul Musthofa diambil dari nama Rasulullah SAW yang artinya “Cahaya Pilihan”.
Bermula dari pengajian Al-Qur’an dan Zikir-zikir yang keliling dari rumah-kerumah.
Pada tahun 2001 dengan izin Allah SWT, Majlis Nurul Musthofa kedatangan Al Habib Umar Bin Muhammad Bin Hafidz.BSA dan Al Habib Anis Bin Alwi Al Habsyi, nama ini di ijazahkan dan diresmikan oleh beliau-beliau, maka pada tahun yang sama pertama kali dikenalkan sejarah Rasulullah SAW dengan pembacaan Al-Qur’an, Zikir-Zikir dan nasehat agama yang berkembang pesat yang bermula dari 10 orang sehingga menjadi ratusan orang.
Maka pada tahun 2002, berdatangan kembali para ulama-ulama dari Saudi Arabia, Yaman, Madinah, Malaysia, dan banyak lagi para ulama yang memberikan ilmu-ilmu Allah diantaranya Al Habib Salim Assyatiri yang memberi ijazah membaca 129 kali Yaa Latif sehabis Sholat
kepada para Jama’ah.
Pada tahun 2003, Majlis Nurul Musthofa mulai berpindah-pindah tempat yang asalnya dari rumah menuju ke Masjid-Masjid, sehingga hampir kurang lebih 50 Masjid mendakwahkan ilmu-ilmu agama dengan pembacaan kitab Nasahadiniyyah, yang dikarang oleh Al Habib Abdulloh Bin Alwi Al Haddad.
Pada tahun 2004, Majlis Nurul Musthofa dari yang ratusan menjadi
ribuan orang, yang ditambah orang dengan Mo’idzoh Hasanah oleh guru- guru diantaranya, KH. Abdul Hayyie Naim, Ust. Adnan Idris, Ust. Imam Wahyudi, dan masih banyak lagi yang lain untuk mendakwahkan ilmunya dan menuangkan ilmunya di Majlis Nurul Musthofa.
Pada tahun 2005, Majlis Nurul Musthofa mengokohkan yayasan
“Nurul Musthofa”, yang diketuai oleh saudaranya Al Habib Abdulloh Bin Ja’far Assegaf dan Al Habib Musthofa Bin Ja’far Assegaf, maka mendapatkan izin resmi dari Departemen Agama RI.
Pada tahun 2006, Majlis Nurul Musthofa berkembang pesat dari 50 Masjid menjadi 250 Masjid di Jakarta, Syiar ini diterima oleh semua kalangan, dan pada tahun ini pula berdiri rumah kediaman Al Habib Hasan
Bin Ja’far Assegaf di Jakarta sebagai sekretariat Nurul Musthofa. Pada
tahun 2007, Majlis Nurul Musthofa mendirikan Majlis sementara yang sedang dibangun seluas 700 meter dibelakang rumah kediaman Al Habib
Hasan Bin Ja’far Assegaf, yang Insya Allah akan berdiri pada tahun 2008 sebagai aktifitas pengajar sehari-hari di Majlis Nurul Musthofa yang dihibahkan oleh keluarga besar oleh H. Abdul Ghofar.
C. Visi, Misi, dan Tujuan Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan.
Majelis Taklim Nurul Musthofa adalah organisasi keagamaan yang berorientasi kepada pemuda. Hal ini senada dengan visi, misi dan tujuan Majelis Taklim Nurul Musthofa yaitu:
1. Visi Majelis Taklim Nurul Musthofa.
a. Sebagai wadah organisasi keagamaan yang berfungsi untuk mengajak dan menyeru kaum muslimin dan muslimat khususnya para pemuda untuk lebih mengenal Rasullullah Saw.
b. Sebagai wadah organisasi keagamaan yang mengajak dan menyeru kaum muslimin dan muslimat khususnya para pemuda untuk meneladani akhlak Rasulullah Saw.
2. Misi Majelis Taklim Nurul Musthofa.
a. Melaksanakan syiar Islam melalui pengajian dan dzikir. b. Memberikan pengajaran tentang Islam secara menyeluruh. c. Memperbanyak membaca Shalawat kepada Rasulullah Saw. 3. Tujuan Majelis Taklim Nurul Musthofa.
a. Menjadi wadah organisasi yang memberikan manfaat kepada masyarakat baik dunia maupun akhirat.
b. Menjadi pusat informasi dan dakwah Islam.
c. Memberikan informasi dan pengajaran tentang Islam kepada kaum muslimin dan muslimat khususnya para pemuda.54
D. Susunan Personalia Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan.
Pelindung : DR. Ing. H. Fauzi Bowo.