BAB III GAMBARAN UMUM MAJELIS TAKLIM NURUL
B. Implementasi Bauran Pemasaran ( marketing mix) Di Majelis
4. Strategi Promosi
Setiap perusahaan berusaha untuk menciptakan produknya sebaik mungkin, misalnya kualitas yang baik, harganya terjangkau oleh konsumen, bisa didapatkan dengan mudah dimanapun berada dan lain sebagainya. Tetapi bagaimanapun usaha yang dilakukan oleh perusahaan jika produk tersebut tidak diperkenalkan kepada konsumen, dapat dipastikan konsumen tidak akan mengenalnya dan tidak akan melakukan pembelian sehingga sasaran perusahaan tidak akan tercapai.
“Promosi yang dilakukan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa dengan menggunakan berbagai media periklanan yang ditempatkan
pada pusat keramaian dan umumnya pada 5 titik dalam 1 wilayah dan paling banyak 20 titik pada satu wilayah se-Jabotabek”71
Strategi promosi yang dilakukan oleh majelis taklim Nurul Musthofa biasanya dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal, seperti kebutuhan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi yang dibutuhkan jamaah mengenai pelaksanaan berbagai kegiatan majelis taklim, terutama pengajian akbar yang tentunya diikuti oleh ribuan jamaah. Majelis Taklim Nurul Musthofa mengkomunikasikan informasi tersebut dengan cara-cara sebagai berikut.
1. Periklanan (Advertising).
Periklanan merupakan kegiatan promosi yang dilakukan sebagai cara untuk memperkenalkan suatu produk kepada khalayak umum untuk mengetahui berbagai informasi yang ada di dalam produk tersebut. Pelaksanaan periklanan oleh majelis taklim Nurul Musthofa lebih banyak menekankan untuk memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada masyarakat dan jamaah mengenai kegiatan ceramah yang akan dilakukannya. Media periklanan yang digunakan oleh majelis taklim Nurul Musthofa dalam melakukan kegiatan promosinya tersebut antara lain sebagai berikut:
a) Media Out Door.
Pemakaian media out door ini pada majelis taklim Nurul Musthofa merupakan cara utama yang dilakukan
71
Ust. Abdurahman Ayyub, Wawancara pribadi, Pengurus Majelis Taklim Nurul Musthofa
dibandingkan dengan media lainnya. Bagi majlis taklim Nurul Musthofa penggunaan media out door berupa umbul-umbul, pamflet, baleho, stiker dan poster-poster dilakukan karena memudahkan para jamaah dan masyarakat untuk mengetahui berbagai informasi mengenai pelaksanaan berbagai kegiatan ceramah yang dilakukan.
Penempatan berbagai media ini tentunya ditempatkan pada pusat keramaian dimana masyarakat dan jamaah dapat melihat dengan mudah mengenai kegiatan apa yang akan dilakukan Majelis Taklim Nurul Musthofa. Penempatannya dilakukan pada 5 titik di dalam 5 wilayah yang berarti 1 titik di tempat yang paling strategis di setiap wilayah. Akan tetapi pada acara kegiatan yang lebih besar lagi, penempatan media- media outdoor ini dapat dilakukan pada 20 titik di wilayah sejabotabek yang memang sengaja dilakukan untuk lebih mengajak para jamaah dan masyarakat untuk lebih berpartisipasi lagi di dalam kegiatan yang diadakan Majelis Taklim.
b) Brosur.
Pemakaian brosur pada umumnya dicetak oleh majelis taklim memuat tentang bentuk kegiatan, pengisi kegiatan, dan jadwal pelaksanaan kegiatan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi yang lebih akurat kepada para
jamaah dan masyarakat yang ingin mengikuti kegiatan majelis taklim tersebut. Pemakaian brosur ini memang cenderung untuk lebih melengkapi promosi yang telah dilakukan pada media-media outdoor. Tentunya dengan melihat lebih banyak lagi media yang digunakan, diharapkan para jamaah dan masyarakat lebih banyak lagi untuk berpartisipasi di dalam kegiatan yang diadakan tersebut.
2. Hubungan Masyarakat (Public Relation).
Public Relation adalah seni menciptakan pengertian umum yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan orang secara umum terhadap suatu individu atau organisasi.72
Peranan hubungan masyarakat telah mendukung memperkenalkan Majelis Taklim Nurul Musthofa, yang dilakukan oleh Humas dengan cara sebagai berikut:
a. Mengadakan komunikasi dengan masyarakat melalui lembaga- lembaga masyarakat, seperti masjid, RT, RW, kelurahan, lembaga pemuda, lembaga wanita, dan lain-lain.
b. Mengadakan berbagai acara yang menyangkut peringatan hari besar umat Islam (PHBI). Acara ini biasanya dikemas dengan lebih berbeda menyangkut temanya agar jamaah dan masyarakat yang mengikuti merasakan sesuatu yang lain yang tentunya diadakan melalui pengajian akbarnya.
72
Dari kegiatan ini diharapkan dapat terbangun kebersamaan dan kepercayaan antara Majelis Taklim dan masyarakat. Inilah cara seorang Humas untuk mendekati masyarakat lalu masyarakat pun akan terbangun kepercayaannya kepada Majelis Taklim.
3. Penjualan Pribadi (Personal Selling).
Penjualan pribadi merupakan salah satu bentuk promosi yang memiliki peranan penting di dalam menarik minat jamaah dan masyarakat untuk mengikuti berbagai acara yang diadakan majelis taklim Nurul Musthofa. Tentunya promosi ini saling berkaitan satu sama lain. Kegiatan personal selling dapat ditempuh dengan cara melakukan kunjungan ke rumah jamaah dan masyarakat yang dianggap potensial untuk mengadakan acara yang dibuat oleh Majelis Taklim Nurul Musthofa. Personal selling yang dilakukan Majelis Taklim Nurul Musthofa adalah sebagai berikut: a. Hubungan akrab. Personal selling dapat membentuk hubungan
yang lebih akrab dengan jamaah dan masyarakat. Disini para tim kru dan pengurus yang bertugas harus dapat menggunakan keahliannya dalam menarik jamaah dengan perhatian dan kepeduliannya sehingga akan menimbulkan rasa simpati di dalam diri jamaah tersebut.
b. Adanya tanggapan, personal selling dapat membuat jamaah dan masyarakat merasa berkewajiban untuk mendengar
pembicaraan dan memberikan reaksi terhadap yang dibicarakan tersebut.
4. Publisitas.
Publisitas merupakan stimulasi permintaan akan suatu barang atau jasa, dengan cara membuat berita yang mempunyai arti komersial dan pemberitaan ini tidak dibayar oleh sponsor. Dengan kata lain mengirim kegiatan usaha pada media cetak atau elektronik, bila bagus maka akan dimuat kegiatan tersebut tetapi tidak dibayar oleh yang memuat berita.
Majelis Taklim Nurul Musthofa menggunakan publisitas untuk menciptakan nama baik, karena nama baik adalah sebagai penunjang untuk dapat mempertahankan umur Majelis Taklim. Dengan nama baik ini maka akan menunjukan bahwa Majelis Taklin Nurul Musthofa sebagai Majelis Taklim yang amanah di dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
5. Informasi dari mulut ke mulut (Word of Mouth).
Dalam hal ini peranan dari masing-masing individu sangatlah penting di dalam mempromosikan suatu produk. Jamaah adalah ujung tombak dari kegiatan ini. Dengan kata lain pelanggan tersebut akan berbicara pada pelanggan yang lain yang berpotensial tentang pengalamannya dalam menerima jasa tersebut, sehingga informasi dari mulut ke mulut sangat besar pengaruh dan
dampaknya terhadap pemasaran jasa.73 Informasi dari mulut ke mulut ini yang telah dilakukan oleh jamaah Majelis Taklim Nurul Musthofa, ini dilakukan sebagai bentuk bantuan di dalam mengembangkan Majelis Taklim itu sendiri.
Dari penjelasan di atas mengenai strategi promosi pada Majelis Taklim Nurul Musthofa dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi promosi yang dilakukan melalui media periklanan, hubungan masyarakat (public relation), penjualan pribadi (personal selling), publisitas serta informasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang jika dikaitkan dengan hasil penelitian SWOT yang telah dilakukan maka hasilnya adalah cukup efektif di dalam menarik minat jamaah dan masyarakat dan dapat terus dikembangkan lagi di dalam menarik minat jamaah tersebut. Hal ini tentunya dapat dilakukan dengan hasil analisis SWOT yang menunjukan posisi Majelis Taklim Nurul Musthofa yang terletak di kuadran I yang mempunyai rekomendasi strategisnya yaitu progresif. Dengan rekomendasi tersebut maka Majelis Taklim Nurul Musthofa dapat meraih kemajuan secara maksimal di masa yang akan datang.
73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Majelis Taklim Nurul Musthofa berada pada posisi kuadran 1 (0,6, 0,625) yang menandakan Majelis Taklim Nurul Musthofa dalam keadaan kuat dan berpeluang sehingga mempunyai rekomendasi progresif yang dapat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal di masa yang akan datang di dalam menerapkan bauran pemasarannya. 2. Strategi bauran pemasaran menyangkut implementasinya mempunyai
pengaruh yang positif di dalam pelaksanaan setiap kegiatan Majelis Taklim Nurul Musthofa yang didalamnya menyangkut variabel produk, harga, tempat, dan promosi. Hal ini menunjukan bahwa variabel tersebut sesuai dengan harapan jamaah Majelis Taklim Nurul Musthofa.
B. Saran.
Setelah mengulas bab empat ini, maka penulis memberikan saran kepada Majelis Taklim Nurul Musthofa sebagai berikut:
1. Majelis Taklim Nurul Musthofa mengadakan kerjasama dengan berbagai lembaga masyarakat seperti masjid atau lembaga pemerintahan seperti Depag di dalam melaksanakan kegiatannya yang dapat menarik minat jamaah lebih besar lagi, seperti di dalam mengadakan kegiatan pengajian-pengajian akbar pada peristiwa- peristiwa tertentu, seperti Maulid Nabi misalnya.
2. Majelis Taklim Nurul Musthofa mengadakan kerjasama dengan stasiun televisi di dalam mengadakan kegiatan-kegiatan pengajian akbar agar menjadi semakin dikenal masyarakat Indonesia lagi secara keseluruhan.
3. Majelis Taklim Nurul Musthofa agar dapat mengembangkan lagi strategi bauran pemasarannya untuk dapat menarik minat jamaah dan masyarakat.
4. Majelis Taklim Nurul Musthofa harus dapat lebih memperhatikan dan mengevaluasi strategi bauran pemasaran yang menjadi faktor menarik minat jamaah dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri Sofjan, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, Ed. 1, Cet. Ke-7
Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, Cet. Ke-4
Cravens, David W., Pemasaran Strategis, Jakarta: Erlangga, 1996, Jilid 2 David, Fred R., Manajemen Strategis Konsep, Jakarta :PT Pren halindo, 1998 DEPARTEMEN AGAMA R.I., Al-Qur’an dan Tafsirnya, Yogyakarta: PT. Dana
Bhakti Wakaf
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997
Gitosudarmo, Indriyo, Manajemen Strategis, Yogyakarta: BPFE- YOGYAKARTA, 2001
Hayden, Catherine, Seri Pedoman Manajemen Leksikon Manajemen Strategi,
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 1991, Cet. Ke-1
Hunger, J. David & Thomas L. Wheelan, Manajemen Strategis, Yogyakarta: ANDI Yogyakarta, 1996, Ed. II
Jauch, Lawrence R. dan William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, Jakarta: Erlangga, 1988
Kotler, Philip, Dasar-Dasar Pemasaran, Jakarta: Intermedia, 1987
Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006, Edisi Revisi
Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: Salemba Empat, 2006, Ed. 2
Moleong, Lexi J., Metodologi Penelitian Kualiatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
Muhsin, MK, Manajemen Majelis Taklim (Petunjuk Praktis Pengelolaan dan Pembentukannya), Jakarta: PUSTAKA INTERMASA, 2009
Mukhtarom, Zaini, Dasar-Dasar Manajemen dakwah, Yogyakarta: Al-Amin Press, 1996,Cet. Ke-1
Nawawi, Hadari, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2000, Cet. Ke-1
Pearce dan Robinson, Manajemen strategik (formulasi, implementasi, pengendalian), Jakarta: Binarupa Aksara, 1997
Pearce II, John A. dan Richard B. Robinson, Jr, Manajemen Strategis Formulasi Implementasi dan Pengendalian, Jakarta: Salemba Empat, 2008
Philip Kotler, Dasar-Dasar Manajemen, Alih Bahasa; Wilhemus W. Bakowatun, Jakarta: FEUI, 1987, Cet. Ke-3
Prihananto, Jurnal Ilmu Dakwah, Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Oktober, 2001, Vol. IV
Purnomo, Setiawan Hari dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah konsep Pengantar, Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999
Siagian, Sondang P., Manajemen Strategik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004, Cet. Ke-5
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta 2008, Cet. IV
Sumarni, Murti, Marketing Perbankan, Yogyakarta: Liberty, 1997, Cet. Ke-1 Umar Mauladdawilah, Abdul Qadir, dkk, Dakwah Pemuda Ibu Kota, Malang:
Pustaka Basma, 2010
Wahyudi, Agustinus Sri, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berpikir Strategik, Jakarta: Binarupa Aksara, Cet. Ke-1
www.google.com/publicrelation [id.wikipedia.org/wiki/hubungan masyarakat Yahya, Toha, Ilmu Dakwah, Jakarta: Wijaya, 1992, Cet. Ke-5
Yuswanto, M. Ismail dan Karebet Widjaja Kusuma, Manajemen Strategis Perspektif Syariah, Jakarta: Khoirul Bayaan, 2003, Cet. Ke-1
Lampiran Wawancara
Tanggal Wawancara : 15 Mei 2011. Interviewer : Lutfiafif.
NIM : 107053002927.
Interviewee : Ustad Abdurahman (Asisten, Pengurus Majelis Taklim Nurul Musthofa).
Tempat : Istana Segaff.
Jam : 21.00 – 22.00 WIB.
Tanya : Bagaimanakah awal mula terbentuknya Majelis Taklim Nurul Musthofa? Jawab : Awal mula terbentuknya Majelis Taklim Nurul Musthofa dimulai
ketika Habib Hasan bin Ja’far Asssegaf ingin berdakwah di daerah Jakarta. Pada saat ingin berdakwah tersebut kemudian Habib Hasan berfikir untuk mendirikan sebuah Majelis Taklim sebagai wadah dimana untuk menyalurkan keinginan berdakwahnya tersebut. Maka pada tahun 2000 didirikanlah sebuah Majelis Taklim yang dinamakan Nurul Musthofa yang berarti cahaya pilihan. Mulai sejak saat itu Majelis Taklim Nurul Musthofa memulai dakwahnya dengan Habib Hasan sebagai pembinanya. Dakwahnya pada mulanya dimulai dengan berkeliling dari rumah ke rumah, lalu berkembang dari masjid ke masjid, daerah ke daerah sehingga jadilah seperti saat ini. Dengan jamaah yang telah mencapai ratusan ribu orang, Majelis Taklim Nurul
Musthofa merupakan sarana dakwah yang penting di tengah hingar bingarnya kota Jakarta saat ini.
Tanya : Apakah visi, misi dan tujuan didirikannya Majelis Taklim Nurul Musthofa?
Jawab : Visi dari Majelis Taklim Nurul Musthofa adalah ingin menjadi wadah organisasi keagamaan yang berfungsi untuk mengajak dan menyeru kaum muslimin dan muslimat khususnya para pemuda untuk lebih mengenal dan meneladani akhlak Rasulullah Saw.
Tanya :Apakah yang bapak ketahui mengenai strategi bauran pemasaran Majelis Taklim Nurul Musthofa?
Jawab : Strategi bauran pemasaran pada Majelis Taklim Nurul Musthofa sangat kompleks sekali karena menyangkut berbagai aspek yang cukup luas. Pada umumnya bauran pemasaran yang dilakukan bertujuan untuk lebih mengembangkan dan menarik minat jamaah untuk selalu ikut berpartisipasi di dalam setiap kegiatan yang diadakan pada Majelis taklim Nurul Musthofa. Karena jamaah didominasi oleh kaum remaja maka sedapat mungkin dakwah yang dilakukan tidak terlalu monoton agar jamaah dan masyarakat tidak cepat bosan.
Tanya : Bagaimana strategi produk yang dilakukan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa?
Jawab : Strategi produk yang dijalankan Majelis Taklim Nurul Musthofa lebih menekankan pada ceramah yang bersifat mengajak secara halus
para mad’u dan masyarakat dengan kelembutan dengan gaya yang tidak monoton. Ceramah yang dilakukan Oleh Habib tersebut ditujukan untuk semua kalangan masyarakat yang ingin mendengarkannya. Ceramah yang dilakukan lebih bersifat mengajak para jamaah khususnya pemuda untuk lebih mengenal Nabi Muhamaad Saw. Cara yang dilakukan yaitu dengan membacakan maulid Nabi pada Kitab Simtuddurror. Ceramah yang dibawakan
habib Hasan bin Ja’far Assegaf juga selalu disertai dengan
Nashoihuddiniyyah agama yang berarti nasehat-nasehat agama.
Tanya : Bagaimana strategi harga yang dilakukan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa?
Jawab : Strategi harga yang dilakukan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa di dalam menjalankan segala kegiatannya yaitu dengan hanya menekankan pada biaya akomodasi saja jika ingin mendatangkan. Biaya akomodasi tersebut yang paling penting hanya menyangkut biaya transportasi dan makan. Namun jika itu semua tidak bisa, maka asalkan ada tempat yang cukup memadai di dalam menampung jamaah, maka biayapun tidak akan dipungut karena memang pada dasarnya semua biaya tersebut bersifat seikhlasnya.
Tanya : Bagaimana strategi tempat yang dilakukan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa?
Jawab : Strategi tempat yang dilakukan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa lebih menekankan pada tempat yang luas dan cukup di dalam
menampung jamaah dan masyarakat yang ingin mengikuti setiap kegiatan yang diadakan. Diharapkan dengan tempat yang luas tersebut dan akses yang mudah, jamaah dan masyarakat akan menjadi lebih tertarik lagi di dalam mengikuti kegiatan tersebut. Dengan adanya pengajian akbar yang selalu diadakan setiap malam minggu juga maka semakin urgensi sekali pemilihan tempat yang strategis untuk dapat menampung jamaah yang mencapai ratusan ribu orang tersebut.
Tanya : Bagaimana strategi promosi yang dilakukan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa?
Jawab : Strategi promosi yang dilakukan oleh Majelis Taklim Nurul Musthofa dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal yang salah satunya mempertimbangkan mengenai kebutuhan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi mengenai kegiatan Majelis Taklim Nurul Musthofa seperti pengajian akbar. Media periklanan yang dilakukan Majelis Taklim Nurul Musthofa yaitu dengan menggunakan media outdoor, brosur, public relation dan personal selling. Keempat strategi periklan tersebut merupakan strategi promosi yang sangat efektif bagi Majelis taklim karena dapat mencakup berbagai hal yang dibutuhkan di dalam mengembangkan Majelis Taklim Nurul Musthofa itu sendiri.
Tanya : Apa saja faktor pendukung dan penghambat di dalam melaksanakan strategi bauran pemasaran di Majelis Taklim Nurul Musthofa?
Jawab : Di dalam melaksanakan strategi bauran pemasaran tersebut, tentunya Majelis Taklim Nurul Musthofa tidak akan terlepas dari berbagai cobaan dan hambatan yang menghadang. Tentunya faktor pendukung yang paling utama di dalam menjalankan segala kegiatannya yaitu faktor jamaah yang sudah cukup memadai di daerah Jabotabek yang begitu kuat. Lalu faktor penghambat yang cukup terasa di dalam menjalankan segala kegiatan yang akan diadakan yaitu faktor dukungan dari pemerintah yang kadang kurang dirasakan.
Interviewer : Lutfiafif.
NIM : 107053002927.
Interviewee : Ka Doni (Pengurus Majelis Taklim Nurul Musthofa). Tempat : Jl. Rawa Kopi, Pangkalan Jati Baru, Cinere, Depok.
Jam : 18.00 – 19.00 WIB.
Tanya : Bagaimana perkembangan Majelis Taklim Nurul Musthofa dari tahun ke tahun?
Jawab : Majelis Taklim Nurul Musthofa dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang sangat pesat menyangkut ketertarikan minat jamaahnya pada setiap kegiatan yang akan diadakan. Setiap tahun diperkirakan pertambahan jamaah diperkirakan para pengurus mencapai 2000 – 3000 orang. Hal ini terjadi dengan semakin banyaknya jamaah yang terus menginformasikann keberadaan Majelis Taklim Nurul Musthofa sehingga dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Tanya : Apa kelebihan yang dimiliki Majelis Taklim Nurul Musthofa?
Jawab : Majelis Taklim Nurul Musthofa melalui Guru Besarnya Habib Hasan
bin Ja’far Assegaf mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh ulama – ulama lain yaitu berupa pendidikan hati. Hal ini tidak ada
mengikuti kegiatan yang diadakan Majelis Taklim Nurul Musthofa.
Tanya : Bagaimana Majelis Taklim Nurul Musthofa melihat masalah yang terjadi pada jamaah?
Jawab : Majelis Taklim Nurul Musthofa melihat kondisi permasalahan jamaah yang terjadi dengan melakukan pengamatan pada berita-berita teraktual sehingga setiap materi dakwah yang akan disampaikan selalu membahas masalah yang sedang hangat diperbincangkan masyarakat. Hal ini menjadi penting karena dengan masalah materi yang sesuai dengan kondisi terkini maka masyarakat dapat mengambil pelajaran langsung bagaimana menanggapi setiap apa yang terjadi disekitarnya.
Tanya : Bagaimana Majelis Taklim Nurul Musthofa menganalisis lingkungannya di dalam melaksanakan dakwahnya?
Jawab : Majelis Taklim Nurul Musthofa menganalisis lingkungannya dengan mempertimbangkan asumsi – asumsi yang terjadi pada diri jamaah. Misalnya mengenai produk dakwah yang akan disampaikan. Dakwah Majelis Taklim Nurul Musthofa yang disampaikan melalui Habib
Hasan bin Ja’far Assegaf menggunakan gaya ceramah yang menekankan pada kelembutan sehingga jamaah akan tertarik mendengarkannya. Dengan menggunakan pendidikan hati tersebut di
Tanya : Bagaimana proses formulasi strategi dakwah menyangkut bauran pemasaran di Majelis Taklim Nurul Musthofa?
Jawab : Proses formulasi di dalam pembuatan strategi dakwah tentunya tidak telepas dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang kita miliki. Setelah kita mengetahui hasil dari analisis terhadap
Tanya : Bagaimana proses evaluasi yang dilakukan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa?
Jawab : Proses evaluasi selalu dilakukan pada setiap kegiatan yang dilakukan telah selesai dilaksanakan. Jika memang kegiatan yang dilakukan menunjukan hasil positif maka kegiatan tersebut dapat dilanjutkan tetapi jika kegiatan tersebut kurang mendapat respon dari jamaah dan masyarakat maka kegiatan tersebut akan ditinjau kembali pelaksanannya.
Tanya : Apa target yang ingin dicapai Majelis Taklim Nurul Musthofa ke depannya?
Jawab : Majelis Taklim Nurul Musthofa ingin menjadi sebagai salah satu wadah terbesar di Indonesia yang selau ingin mengajak jamaah dan masyarakat untuk lebih mengenal sosok Nabi Muhammad SAW sehingga dapat menjadi suri tauladan dan idola di dalam kegiatan
Dokumentasi Kegiatan Majelis Taklim Nurul Musthofa Al- Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf