• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS FOREHAND DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I BINTANG BAYU TP 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS FOREHAND DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I BINTANG BAYU TP 2014/2015."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS

FOREHAND DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS

(TGT) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1

BINTANG BAYU TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

MUHAMMAD FADHEIL NIM. 6101112069

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i

ABSTRAK

MUHAMMAD FADHEIL, NIM 6101112069. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS FOREHAND DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BINTANG BAYU TAHUN AJARAN 2014/2015. PEMBIMBING : Drs. JUMADIN IP, M.Kes. AIFO

Skripsi Medan : Fakultas Ilmu Keolahragaan Unimed 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar servis

forehand dalam permainan bulutangkis dengan menggunakan model pemebelajaran kooperatif tipe (TGT) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bintang Bayu Tahun Ajaran 2014/2015.

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka digunakan nilai hasil tes belajar sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT) (pre-test) lalu dilakukan pembelajaran siklus I dan siklus II untuk mendapatkan hasil belajar yang memenuhi kriteria ketuntasan, sebanyak dua kali pertemuan.

Setelah data terkumpul didapatkan hasil analisis: Nilai siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT) (pre-test) diperoleh 5 siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar (13,88%), sedangkan 31 siswa belum mencapai ketuntasan belajar (86,11%) dengan nilai rata-rata 59,71. Kemudian dilkukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT). Dari tes hasil belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT) disiklus I makan diperoleh hasil 23 siswa mencapai ketuntasan (63,88%), sedangkan 13 siswa belum mencapai ketuntasan (36,11%) dengan nilai rata-rata siswa 77,54. Maka peneliti kemudian melakukan kembali pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT). Dari hasil belajar pada siklus II diperoleh hasil 31 siswa mencapai ketuntasan (86,11%), dan 5 siswa yang tidak tuntas (13,88%) dengan nilai rata-rata siswa 82,17.

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Dengan kerendahan hati dan puji syukur penulis panjatkan kehadiran

Allah SWT, yang telah melimpahkan kasih, berkah, rahmat, dan karunia-Nya,

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Servis Forehand Dalam Permainan Bulutangkis Dengan Menggunakan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Pada

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bintang Bayu Tahun Ajaran 2014/2015”

walaupun dalam wujud yang sangat sederhana. Skripsi ini dimaksudkan untuk

memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa keberadaan skripsi ini “bagai setetes air laut”

yang tak punya arti apa –apa, namun dalam penyelesaiannya sangat banyak

mendapat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Selanjutnya penulis sadar

bahwa selaku manusia biasa tak luput dari kesalahan “tiada gading yang tak retak,

kalau tak retak bukanlah gading. Tidak ada manusia yang tidak punya salah, kalau

tidak punya salah bukanlah manusia”. Oleh karena itu penulis menyampaikan

mohon maaf yang setinggi –tingginya dan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof.Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes, Bapak Drs. Suharjo, M.Pd, Bapak

Drs. Mesnan, M.Kes dan Bapak Dr. Budi Valianto, M.Pd sebagai Dekan dan

Pembantu Dekan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Drs. Suryadi Damanik, M.Kes sebagai Ketua Jurusan PJKR dan Bapak

Afri Tantri, M.Pd sebagai sekretaris Jurusan PJKR di Fakultas Ilmu

(6)

iii

4. Bapak Drs. Jumadin IP, M.Kes. AIFO selaku Pembimbing Skripsi dan

Pembimbing Akademik yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan

bimbingan dan arahan yang sangat bermanfaat dan berharga dalam penulisan

skripsi ini.

5. Para Dosen dan Asisten Dosen, Staf Administrasi dan perlengkapan di

lingkungan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan.

6. Bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bintang Bayu dan Bapak Joshua Purba,

S.Pd selaku guru Penjas yang telah memberikan kesempatan dan waktu

kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

7. Bapak Ibu Pengelola Perpustakaan Fakultas dan Universitas.

8. Teristimewa untuk Ayahanda Sutrisno dan Ibunda Elfida, S.Pd, yang telah

membesarkan, membimbing dan membiayai serta mendoakan penulis

sehingga dapat menyelesaikan studi ini. serta adik-adik tercinta M. Ryan

Faisal dan Triana Pratiwi yang turut mendukung dan mendoakan penulis.

9. Spesial juga kepada Meutia Kemala Putri terkasih yang memberikan

semangat dan sangat berperan khusus pada pembuatan skripsi ini.

10.Untuk om dan tante tercinta om uden (Basyarudin Daulay) dan istrinya tante

Tata (Anita), juga buat om very, tante iwa, tante titi, dio, habib, makasih buat

semua doa dan dukungannya.

11.Untuk Adik Chelsea dan Nayla yang suka mengganggu penulis ketika

menyelesaikan skripsi, abang ucapkan makasih dek.

12.Serta untuk keluarga PJS B Reg 2010 yang ku sayang terkhusus buat Aris

Hadiana, S.Pd , Atikah Rahman, S.Pd, Rizki Ilham Azzura, Khairul Badri,

(7)

iv

Cassanova, Musaddam, Putra Al Ghofari, M. Syaiful Ramadhan, M. Aidil

Hamdi Satria, Fahmir Ridho, M. Arrasyid, Irawan, Cosmas, Abdullatif,

Ridwan Harun, Muhammad Parmonangan, Erwin (lelek), Mauludin M. noor

yang selalu cerewet ngingatin soal kuliah, kalok dosen udah datang, ujian

dadakan, makasih komting. Dan walaupun hanya dengan doa membantu

penelitian ini. Makasih buat 4 tahun kebersamaan kita.

13.Buat Teman-teman di komplek perumahan griya prima, Kincit, Iqbal, ucel,

Aulia, Erik, Beno, Aseng, Boenchu, Tumen, Andre, Rozy, Fauzi, Rizky,

Ucup, Bawal, Yahya, Rudi, Panja, Wanda, Topek, Fahmi, Tomi, pak Iwan

yang tidak pernah mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

14.Kepada Anugerah Surbakti, (Lelek) Azhar Suprayogi, dan Ardes Nevan

Sipayung yang selalu support peneliti. Dan sangat membantu dalam

penelitian.

15.Buat teman-teman IKASADUO, Hary, Kenzo, Syahrial, Bayu, Aseng, Yogi,

Agung, Zein, Ardi, Dani, Aseng, Ra`es, Very, yang selalu mengajak bermain

futsal ketika penulis sedang mengerjakan skripsi, terimakasih buat

persahabatannya.

16.Buat seluruh keluarga besar BOSIMA yang tidak dapat di sebutkan semua,

makasih buat persahabatannya selama ini, walapun mungkin tidak ada kalian

doakan dalam penulisan skripsi ini.

17.Yang terakhir buat teman-teman PPL Bintang Bayu dan Masyarakat Bintang

Bayu, Sani, Boy Lexsi, Bobby, Jaya, Meutia, dek Nita, Nisa, Tri, Rina, Leny

belle, Mak Evi, Reny, Yuli, Neda, Sheila, Runi, serta pak Hamid dan bu

(8)

v

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu yang turut serta

memberikan bantuan, dukungan, motivasi dan sambungan pemikiran selama

penulis mengikuti perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal

ibadah yang diterima oleh Yang Maha Kuasa. Selanjutnya tulisan ini di

persembahkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, dan

prestasi olahraga pada khususnya. Amin Ya Rabbal Alamin

Medan, Januari 2015

Wassalam

(9)

vi 1.6Hakekat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (TGT) B. Kerangka Berfikir... 33

C. Hipotesis Tindakan... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36

(10)

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Deskripsi Data Penelitian ... 45

B. Pembahasan ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59

(11)

viii

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

2.1Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe (TGT)... 28

2.2Kriteria Penghargaan Kelompok ... 33

3.1Instrumen Penelitian... 42

4.1Deskripsi Data Penelitian ... 45

4.2Observasi Penilaian Servis Forehand Siklus I ... 47

4.3Hasil Tes Siklus I ... 49

4.4Observasi Penilaian Servis Forehand Siklus II ... 51

4.5Deskripsi Hasil Belajar Siklus II ... 53

(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

2.1Cara Memegang Raket Forehand ... 15

2.2Cara Memegang Raket Forehand ... 16

2.3Cara Melakukan Servis Forehand ... 20

2.4Cara Melakukan Servis Forehand ... 20

2.5Cara Melakukan Servis Panjang Forehand ... 21

2.6Titik Penempatan Kok Servis Panjang Forehand... 21

2.7Penempatan Meja Turnamen... 31

3.1Desain PTK ... 37

4.1Grafik Hasil Belajar Servis Forehand Indikator Siklus I ... 48

4.2Grafik Hasil Belajar Siswa ... 49

4.3Hasil Belajar Servis Forehand Indikator Siklus II ... 52

4.4Diagram Siswa Yang Tuntas Dan Tidak Tuntas ... 53

(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. RPP Siklus I ...60

2. RPP Siklus II ...71

3. Portopolio pre-test ...82

4. Data awal ketuntasan servis forehand ...84

5. Portopolio penilaian hasil belajar Siklus I ...86

6. Data ketuntasan hasl belajar Siklus I ...89

7. Portopolio penilaian belajar Siklus II ...91

8. Data ketuntasan hasil belajar siklus II ...94

9. Format penilaian sklus I ...96

10.Format penilaian Siklus II ...98

11.Data per cek list siswa pre test ...100

12.Data per cek list siswa siklus I ...102

13.Data per cek list siswa siklus II ...104

14.Susunan kepanitiaan pengambilan data pnelitian ...106

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai aktifitas mengandung arti upaya secara sadar

dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan, pandangan hidup, sikap hidup, dan

keterampilan hidup, baik yang bersifat manual, individual dan social. Guru

merupakan faktor yang sangat dominan dan sangat penting dalam pendidikan.

Guru merupakan pendidik dan pengajar yang menyentuh kehidupan pribadi siswa.

Tugas guru bukan hanya memaparkan materi semata, tetapi juga harus

berupaya agar materi atau mata pelajaran yang dipaparkan menjadi kegiatan

pembelajaran yang menyenangkan dan mudah dipahami siswa. Apabila guru tidak

dapat menyampaikan materi dengan tepat dan menarik dapat menimbulkan

kesulitan belajar bagi siswa dan nengakibatkan ketidaktuntasan dalam belajarnya.

Pada dasarnya penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah selama ini

berorientasi pada satu titik yaitu guru. Kenyataan ini ditemukan oleh peneliti pada

saat PPL di SMP Negeri 1 Bintang Bayu. Berdasarkan pengamatan-pengamatan

yang dilakukan oleh peneliti terlihat bahwa gurulah yang mempunyai kuasa penuh

dalam proses belajar mengajar tanpa mempertimbangkan aspek perkembangan

motorik peserta didik.

Masalah yang muncul dalam proses pembelajaran servis forehand dalam

permainan bulutangkis adalah masih banyak siswa yang tidak mampu melakukan

(15)

2

kelas VIII SMP Negeri 1 Bintang Bayu T.P 2013/2014 pada nilai ujian bulanan,

belum mencapai ketuntasan dalam pembelajaran pukulan forehand. Berdasarkan

data yang diperoleh, dari 36 siswa kelas VIII hanya 10 siswa yang memperoleh

nilai di atas KKM yaitu 73 atau hanya 27,77% yang tuntas dalam pembelajaran

servis forehand.

Kesalahan yang sering dilakukan siswa saat melakukan servis forehand

adalah cara memegang raket, sikap berdiri (sikap siap), mengayunkan tangan

seiring pada saat siswa melepaskan kok untuk dipukul, dan sikap akhir. Hal ini

mengakibatkan servis forehand siswa tidak padu dan kompleks, sehingga hasilnya

pun tidak memuaskan bagi peserta didik maupun guru.

Kondisi ini disebabkan proses pembelajaran yang dilakukan guru selama

ini masih kurang mendukung terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Selain itu

dari hasil wawancara peneliti kepada siswa, guru penjas di sekolah ini ditakuti

oleh siswa karena memiliki sifat yang keras sehingga membuat siswa takut untuk

bertanya kepada guru bila ada materi yang belum dipahami. Kemudian dari hasil

pengamatan peneliti, guru di sekolah ini masih menggunakan metode mengajar

konvensional seperti metode ceramah dan komando.

Pada proses pembelajaran di sekolah, siswa dituntut untuk dapat

melaksanakan semua perintah guru dengan hal yang berkaitan dengan materi yang

telah dijelaskan guru sebelumnya. Saat guru memberikan materi pelajaran, sikap

siswa diam dan tertib, namun keganjalan hasil dari sikap ini terlihat ketika guru

mencoba memberikan umpan balik kepada siswa. Siswa bukannya aktif saat

(16)

3

sama sekali tidak ada yang bertanya. Sikap siswa ini menggambarkan bahwa

keadaan tertib yang terjadi pada saat pembelajaran bukan karena siswa

benar-benar serius memperhatikan pembelajaran, melainkan dikarenakan ketakutan

mereka terhadap hukuman yang akan mereka terima bila tidak memperhatikan

dan tidak dapat melakukan apa yang diperintahkan guru. Kemudian pada saat

praktik di lapangan, siswa selalu diberi instruksi untuk melakukan suatu tugas

secara individu dan mandiri. Hal ini tidak sesuai dengan pendekatan scientific

yang diterapkan dalam kurikulum 2013 yang dalam pembelajarannya meliputi

mengamati, menyajikan, menanya, mencoba, mengolah, menyimpulkan, dan

mencipta. Aspek sosial dalam pembelajaran juga tidak diterapkan, dilihat dari

kurangnya kerjasama antar siswa karena tidak pernah bekerja dalam kelompok .

Mengatasi permasalahan dalam pembelajaran, perlu diupayakan

pemecahannya. Salah satu diantaranya yaitu dengan menerapkan model

pembelajaran yang lebih efektif dan variatif yang dapat menumbuhkan minat dan

motivasi siswa dalam belajar penjas, meningkatkan kemampuan siswa untuk

dapat bekerja sama dengan teman dalam menemukan suatu permasalahan, dan

dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam praktik sehingga diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar penjas.

Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan

mengembangkan model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran yang

berpusat pada siswa. Pada model pembelajaran kooperatif siswa diberi

kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk

(17)

4

fasilitator aktivitas siswa. Ada beberapa jenis dari model pembelajaran kooperatif.

Namun model pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT). Model

pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah suatu pendekatan yang menyebabkan

kelompok kecil selama kegiatan belajar mengajar bekerja sama sebagai suatu tim

untuk memecahkan masalah, menyelesaikan tugas atau untuk mencapai tujuan

bersama. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif yang dikembangkan untuk melibatkan siswa dalam

menelaah dan memahami materi dengan bermain dan bertanding.

Keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah bekerja

sama dalam kelompok, dan menentukan keberhasilan kelompok bergantung pada

keberhasilan individu dari setiap anggota kelompok sehingga setiap anggota

kelompok tidak bisa bergantung pada anggota lain. Setiap siswa mendapat

kesempatan yang sama untuk menunjang timnya untuk mendapat nilai yang

maksimum sehingga termotivasi untuk belajar. Dengan demikian setiap individu

merasa mendapat tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri, sehingga tujuan

pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk belajar bermakna dapat tercapai.

Isjoni (2009 : 16) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

TGT tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit,

tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis,

bekerja sama, dan membantu teman. Dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT

(18)

5

positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat

memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

Penyajian materi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe TGT yang melibatkan siswa aktif dalam belajar dan bermain bersama

kelompoknya diharapkan mampu memberikan sumbangan pada peningkatan

motivasi siswa agar lebih bersemangat dan berminat dalam belajar penjas

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas peniliti tertarik mengadakan penelitian dengan

judul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Servis Forehand dalam

Permainan Bulu Tangkis dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Pada Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 1 Bintang Bayu T.P. 2014/2015”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah:

1) Kurangnya minat siswa untuk belajar bulu tangkis pada materi servis

forehand.

2) Fasilitas atau sarana prasarana kurang memadai dalam menunjang proses

pembelajaran bulutangkis.

3) Kurangnya perhatian guru dalam memilih model pembelajaran yang cocok

(19)

6

C. Batasan Masalah

Untuk lebih mengarahkan penelitian ini sehingga terfokus dan spesifik

maka masalah dibatasi mengarahkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams

Games Tournaments (TGT) dalam bulutangkis, khususnya mengenai servis

panjang forehand pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bintang Bayu Tahun

Ajaran 2014/2015. Yang menjadi pembatasan masalah adalah penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dalam

meningkatkan hasil belajar servis panjang forehand pada siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Bintang Bayu Tahun Ajaran 2014/2015.

D. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka

dapat dirumuskan dalam penelitian ini : apakah penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dapat meningkatkan hasil

belajar servis panjang forehand pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bintang

Bayu Tahun Ajaran 2014/2015?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar servis panjang forehand dalam permainan

bulutangkis dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada

(20)

7

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat untuk :

1. Sebagai bahan pertimbangan untuk pihak sekolah SMP Negeri 1 Bintang

Bayu Tahun Ajaran 2014/2015 dalam menerapkan pembelajaran di

sekolah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

2. Sebagai bahan masukan kepada guru-guru di SMP Negeri 1 Bintang Bayu

Tahun Ajaran 2014/2015 untuk menerapkan sistem pembelajaran yang

lebih baik lagi nantinya.

3. Sebagai bahan informasi dan pustaka untuk para peneliti-peneliti

selanjutnya dalam melakukan penelitian.

4. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti terutama bagi

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments

(21)

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

melalui penerapan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT) dapat

meningkatkan hasil belajar servis forehand pada siswa / siswi kelas VIII SMP Negeri

1 Bintang Bayu, Kabupaten Serdang Bedagai Tahun Ajaran 2015.

B. Saran

1. Disarankan pada guru pendidikan jasmani sekolah SMP Negeri 1 Bintang

Bayu, Serdang Bedagai untuk mempertimbangkan penerapan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe (TGT) dengan materi yang disesuaikan

karena hal ini dapat membangkitkan semangat belajar siswa.

2. Dari hasil penelitian ditemukan banyak siswa kurang memahami gerak dasar

belajar sevis forehand yang benar, disarankan pada guru agar melaksanakan

proses pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

(TGT),diharapkan dapat memotivasi siswa untuk lebih semangat dalam

belajar.

3. Kepada Mahasiswa FIK UNIMED agar dapat mencoba melakukan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) melalui penerapan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe (TGT), dengan materi yang lain atau proses pembelajaran yang

(22)

58

dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT),

dalam pembelajaran kiranya dapat mencoba dengan materi pelajaran ini.

4. Untuk penulis sendiri sebagai acuan dalam proses pengajaran nanti setelah

(23)

59

DAFTAR PUSTAKA

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta

Aunurrahman, (2011), Belajar da Pembelajaran, Alfabeta, Bandung

Nana Sudjana, (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung

Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung

Grice, Tony., (2007), Bulutangkis Petunjuk Praktis Untuk Pemula dan Lanjut, Rajagrafindo Persada, Jakarta

Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, Rajagrafindo Persada, Jakarta

Miftahul Huda, (2011), Cooperative Learning, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Isjoni, (2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Trianto, (2010), Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Agus Kristiyanto, (2010), Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pendidikan Jasmani

& Kepelatihan Olahraga. UPT Penerbit dan Percetakan UNS (UNS

Press), Surakarta

Suharsimi Arikunto, (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta , Jakarta

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, (2014), Buku Guru Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan. Pusat kurikulum dan Perbukuan Balitbang,

Kemdikbud, Jakarta

Eggy Kurniawan, (2014), Metode Latihan Drill Terhadap Servis Pendek Dalam

Referensi

Dokumen terkait

Satpam Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) masih menggunakan absensi dengan sistem tanda tangan yang dibuat manual dan data yang berkaitan juga menggunakan

[r]

[r]

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Proses kerja

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif... Perubahan nutrisi kurang

bahwa dalam rangka mendukung operasional Pelabuhan Perikanan Birea serta melaksanakan ketentuan Pasal 24 ayat (6) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

though the crime occurred when they were in a dreamlike state... • Once the initial shock of the crime has worn off, victims may experience other emotions such as anger,

tanpa ijin tertulis dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.. Diperiksa oleh :