UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII-3 MTS
AMIN DARUSALAM T.A. 2014/2015
Oleh : Elfrina Afrida NIM 4113311013
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah
dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini
berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemeahan Masalah Matematika
Siswa Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Pokok
Bahasan Bangun Datar Segi Empat di Kelas VII-3 MTs Amin Darussalam Desa
Bandar Setia Percut Sei Tuan T.A 2014/2015”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan
skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. H.
Banjarnahor, M.Pd , Drs. W.L. Sihombing dan Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd
selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari
perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Bapak DR.KMS.M. Amin Fauzi, M.Pd selaku
Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf
pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu
penulis.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal
Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai
di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan FMIPA, Bapak
Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry,
M.Si, Ph.D selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia,
M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Ibu Nila Andriani Hutasuhut, S.Pd selaku guru bidang studi
matematika MTs Amin Darussalam dan Bapak Jalaluddin, S.H selaku Kepala
Sekolah MTs Amin Darussalam Bandar Setia Percut Sei Tuan yang telah banyak
v
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta
Habibun Rambe dan Ibunda tercinta Hotnidah Dongoran yang terus memberikan
motivasi serta do’a demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini, juga
kepada kakak tersayang Asnidar Rambe, dan adik – adik tersayang Abdullah
Rambe, Al-Fikri Rambe dan Syakila Rizkiyah Rambe dan Mariani Nasution.
Ucapan terima kasih juga kepada Ujing Herawati Dongoran S.Ag, M.Pd dan Uda Rus’ansyah Hasibuan, S.H, yang juga selalu memberikan do’a, dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan studi di Unimed.
Ucapan terima kasih juga untuk teman seperjuangan Afrodita Munthe,
Febri Dahyana Nasution, Miska Aini Harahap, Mohd. Zulfachri Fadli Ritonga,
Jhonalwin Nainggolan, Minora Sihotang, Nurmahrani Lubis, Rizky Purnama Sari,
dan teman-teman EKAES’11 yang telah banyak membantu penulis selama
perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak
dapat disebutkan namanya satu persatu yang turut memberikan semangat dan
bantuan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
Medan, Agustus 2015
Penulis
iii
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA POKOK BAHASAN BANGUN DATAR SEGIEMPAT
DI KELAS VII-3 MTs AMIN DARUSSALAM T.A 2014/2015
Elfrina Afrida (4113311013) ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pokok bahasan segiempat setelah menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) di kelas VII-3 MTs Amin Darussalam T.A 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dan siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa MTs Amin Darussalam kelas VII-3 dengan jumlah 35 siswa. Objek penelitian ini adalah penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Data yang diperlukan diperoleh dengan menggunakan tes kemampuan pemecahan masalah pada siklus I sebanyak 3 soal dan tes kemampuan pemecahan masalah II sebanyak 3 soal. Berdasarkan hasil analisis data setelah pemberian tindakan diperoleh pada siklus I jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 22 orang siswa (62,85%) dengan rata-rata kelas 72,57. Hasil analisis data akhir siklus II dengan menerapkan model pembelajaran yang sama diperoleh jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu 30 orang siswa (85,71%) dengan rata-rata kelas 81,27. Dari siklus I ke siklus II diperoleh jumlah peningkatan siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 8 orang siswa (22,85%). Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar.
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan i
Daftar Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar xi
Daftar Grafik xii
Daftar Lampiran xiii
BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Masalah 1 1.2. Identifikasi Masalah 7 1.3. Batasan Masalah 8
1.4. Rumusan Masalah 8
1.5. Tujuan Penelitian 8
1.6. Manfaat Penelitian 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 10 2.1.1.Pengertian Belajar 10 2.1.2.Hakikat Matematika 11 2.1.3.Masalah Dalam Matematika 13 2.1.4.Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 15 2.1.5.Kesulitan Belajar Matematika 18
2.1.6.Model Pembelajaran 20
2.1.7.Model Pembelajaran Berbasis Masalah 21
2. 1.7.1. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah 21
vii
2. 1.7.3. Konsep Pembelajaran Berbasis Masalah 24
2. 1.7.4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah 24
2. 1.7.5. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah 26
2. 1.7.6. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah 28 2.1.8 Materi Pelajaran Bangun Datar Segi Empat 31 2.2 Kerangka Konseptual 35
2.3 Hipotesis Tindakan 36 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 37 3.2. Subjek dan Objek Penelitian 37 3.2.1.Subjek Penelitian 37 3.2.2.Objek Penelitian 37 3.3. Jenis Penelitian 37
viii
4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 62
4.1.2.4. Tahap Observasi II 63
4.1.2.5. Refleksi II 69
4.2.Pembahasan Hasil Penelitian 74
4.3 Temuan Penelitian 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 77
5.2. Saran 77
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Persegi panjang 31
Gambar 2.2 Persegi 31
Gambar 2.3 Belah Ketupat 32
Gambar 2.4 Layang-layang 33
Gambar 2.5 Jajar Genjang 33
Gambar 2.6 Trapesium 34
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan
Masalah pada Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika I 57
Grafik 4.2 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 58
Grafik 4.3 Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan
Masalah pada Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika II 67
Grafik 4.4 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 68
Grafik 4.5 Hasil Rata-Rata Kemampuan Pemecahan Masalah 69
Grafik 4.6 Peningkatan Jumlah Siswa Mengerjakan Tes Kemampuan
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (siklus I) 81
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (siklus I) 86
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (siklus II) 91
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (siklus II) 96
Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa (LAS ) I 101
Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa (LAS ) II 104
Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa (LAS ) III 107
Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa (LAS ) IV 110
Lampiran 9 Alternatif Penyelesaian LAS I 113
Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian LAS II 116
Lampiran 11 Alternatif Penyelesaian LAS III 118
Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian LAS IV 120
Lampiran 13 Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal 122
Lampiran 14 Kisi-kisi TKPM I 123
Lampiran 15 Kisi-kisi TKPM II 124
Lampiran 16 Pedoman Penskoran 125
Lampiran 17 Soal Tes Kemampuan Awal 126
Lampiran 18 AlternatifTes Kemampuan Awal 127
Lampiran 19 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 129
Lampiran 20 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 132
Lampiran 21 Alternatif Penyelesaian TKPM I 135
Lampiran 22 Alternatif Penyelesaian TKPM I 138
Lampiran 23 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran 141
Lampiran 24 Lembar Observasi Kegiatan Siswa 149
Lampiran 25 Daftar Nilai Tes Kemampuan Awal 157
Lampiran 26 Daftar Nilai Tes Kemampuan Awal Berdasarkan
Penyelesaian Pemecahan Masalah 159
Lampiran 27 Daftar Nilai TKPM I 160
Lampiran 28 Daftar Nilai TKPM I Berdasarkan Penyelesaian
xiv
Lampiran 29 Daftar Nilai TKPM II 163
Lampiran 30 Daftar Nilai TKPM II Berdasarkan Penyelesaian Pemecahan
Masalah 165
Lampiran 31 Lembar Validitas TKPM I 166
Lampiran 32 Lembar Validitas TKPM II 169
1
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bertanah air. Maju mundurnya suatu
bangsa ditentukan oleh kreatifitas pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan
bukanlah suatu hal yang statis atau tetap, melainkan suatu hal yang dinamis
sehingga menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan secara terus menerus.
Pendidikan merupakan suatu usaha yang sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau perubahan perannya dimasa yang
akan datang. Perubahan tersebut dilakukan dalam hal metode mengajar.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan
penting dalam pendidikan. Salah satunya dapat dilihat dari waktu jam pelajaran
matematika disekolah lebih banyak dibanding dengan jam pelajaran bidang studi
lain. Bidang studi matematika dalam pelaksanaan pendidikan diberikan kepada
semua jenjang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan
tinggi. Penguasaan terhadap bidang studi matematika merupakan suatu
keharusan, sebab matematika sebagai pintu masuk menguasai sains dan teknologi
yang berkembang pesat, khususnya mengahadapi tantangan masa depan dalam
era globalisasi dan canggihnya teknologi dewasa ini, menuntut individu untuk
memiliki berbagai keterampilan dan pengetahuan. Dengan belajar matematika
orang dapat mengembangkan kemampuan berfikir secara matematis, logis, kritis,
dan kretif yang sungguh dibutuhkan dalam kehidupan. Oleh sebab itu
matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang perlu diajarkan
disekolah karena kegunaanya yang luas pada aspek kehidupan.
Karena matematika merupakan salah satu dari ilmu pengetahuan yang
secara mendasar berkembang dalam kehidupan masyarakat dan sangat
dibutuhkan dalam perkembangan teknologi. Maka individu harus memiliki
keterampilan dan kemampuan untuk memecahkan masalah. Kemampuan
memecahkan masalah ini sangat penting, karena didalam dunia pendidikan
2
matematika dihadapkan pada masalah rendahnya hasil belajar matematika siswa
pada setiap jenjang pendidikan.
Masalah dalam pembelajaran matematika di Indonesia adalah rendahnya
hasil belajar siswa. Sejalan dengan itu, Mumun Syaban
(http://educare.e-fkipunla.net.21-jan-15,12:13) bahwa :
Masalah klasik dalam pembelajaran matematika di Indonesia adalah rendahnya hasil belajar siswa dan kurangnya minat siswa untuk belajar matematika. Hal ini terlihat dari hasil pembelajaran SMP dan SMA yang ditunjukkan degan hasil UN dari tahun ketahun hasilnya belum sebaik yang diinginkan. Hal ini dapat terjadi karena kemampuan pemecahan masalah matematika mereka masih rendah. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika tidak terlepas dari proses pembelajaran matematika yang masih rendah.
Dalam hal ini guru memegang peranan yang sangat penting dalam
pengembangan kemampuan pemecahan masalah siswa. Seperti yang dipaparkan
Slameto ( 2003 : 35) bahwa:
Dalam proses belajar mengajar guru perlu menimbulkan akivitas siswa dalam berfikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan akivitas siswa sendiri, kesan itu tidak hanya berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu atau pengethuan yang baik.
Selanjutnya NCTM ( National Council of Teachers of Mathematichs)
menegaskan bahwa kemampuan pemecahan masalah adalah salah satu aspek
penting dalam menjadikan manusia menjadi literat dalam matematika.
Kemampuan pemecahan masalah sangat diperlukan sebagai bekal dalam
memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, bukan saja
bagi mereka yang kemudian hari akan mendalami matematika, melainkan juga
bagi mereka yang akan menerapkannya dalam bidang studi lain. Kemampuan
Pemecahan masalah merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam semua bagian
pembelajaran matematika, dan juga tidak harus diajarkan secara terisolasi dari
pembelajaran matematika.
Berdasarkan pengalaman selama PPL dapat dilihat bahwa dalam proses
3
kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika yang belum
mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM). Dimana siswa hanya
mengaharapkan ada penyajian yang lengkap dari guru ataupun proses
pembelajaran masih berpusat kepada guru. Seperti yang dikatakan
Del’an,Yulis Jamiah dalam artikelnya (http://download.portalgaruda.org/article.ph
p?article diakses 24 februari 2015) :
Matematika masih dipandang siswa sebagai pelajaran yang sulit oleh siswa. Salah satu penyebabnya karena proses pembelajaran yang digunakan masih berpusat kepada guru. Siswa masih belum aktif dengan aktivitas yang dilakukan siswa, siswa biasanya hanya mendengar dan mencatat, siswa jarang bertanya atau mengemukakan pendapat. Diskusi antar kelompok jarang dilakukan sehingga interaksi dan komunikasi antar siswa dengan siswa lainnya maupun dengan guru masih belum terjadi selama proses pembelajaran.
Dengan demikian perlu adanya perubahan Perubahan paradigma dalam
proses pembelajaran yang tadinya berfokus pada guru (teacher centered) menjadi
pembelajaran yang berpusat pada siswa (learner centered) diharapkan dapat
mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan,
sikap dan perilaku. Melalui proses pembelajaran yang keterlibatan siswa secara
aktif, berarti guru tidak lagi mengambil hak seorang peserta didik untuk belajar.
Didalam belajar menyelesaikan masalah siswa diharapkan memahami
proses menyelesaikan masalah tersebut dan menjadi terampil didalam memilih
dan mengidentifikasikan kondisi dan konsep yang relavan.
Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu tujuan untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman matematika siswa di sekolah. Secara
umum tujuan pendidikan matematika disekolah dapat digolongkan menjadi :
1. Tujuan yang bersifat formal, menekankan kepada menata penalaran dan
membentuk kepribadian siswa;
2. Tujuan yang bersifat material menekankan kepada kemapuan
4
Namun pada kenyataannya kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa SMP masih di bawah skor rata-rata Internasional hal ini berdasarkan hasil
Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2003
menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia berada pada peringkat 34 dari
45 negara. Skor rata-rata yang diperoleh siswa Indonesia adalah 411, dimana skor
tersebut masih jauh di bawah skor rata-rata internasional yaitu 467 (Muliset al,
2004). Lebih jauh lagi, pada survey PISA (Programe for Internasional Student
Assesment) tahun 2003 menunjukkan bahwa dari 41 negara yang di survey untuk
bidang kemampuan matematika dan kemampuan membaca, Indonesia menempati
peringkat ke-39 dengan skor yang diperoleh yaitu 360,2 skor tersebut berada di
bawah skor rata-rata Internasional yaitu 500 . Berdasarkan hasil survey yang sama
skor kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki oleh siswa usia 15 tahun, skor
rata-rata yang diperoleh siswa Indonesia adalah 361,5 di bawah skor rata-rata
internasional yaitu 500. (http://repository.upi.edu/1518/4/S_MTK_0902085_CH
APTER1.pdf diakses 24 februari2015).
Hasil dari observasi awal pada siswa MTS Amin Darussalam kelas VII -3
menunujukkan siswa belum mampu menyelesaikan soal pemecahan masalah,
terlihat saat mereka mengerjakan soal latihan yang diberikan peneliti. Dari 2 buah
soal yang diberikan kepada 35 siswa, diperoleh deskripsi kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah, yaitu : 60% (21 siswa) dapat memahami masalah, 51,42%
(18 siswa) dapat merencanakan pemecahan masalah, 40% (14 siswa) dapat
melaksanakan pemecahan masalah, 5,71% (2 siswa) menarik kesimpulan. Nilai
rata-rata kemampuan pemecahan matematika kelas yang diperoleh dari 35 orang
siswa pada tes awal ini adalah 47,05 dengan tingkat kemampuan sangat rendah .
Dari 35 orang siswa tidak ada siswa yang memperoleh nilai 90-100, 1 orang siswa
memperoleh nilai diantara 80-89, dikategorikan siswa dengan tingkat kemampuan
tinggi, 4 orang siswa memperoleh nilai diantara 70-79, dikategorikan siswa
dengan tingkat kemampuan sedang, 7 orang siswa memperoleh nilai 60-69,
dikategorikan siswa dengan tingkat kemampuan rendah, dan 23 orang siswa
memperoleh nilai 0-59, dikategorikan siswa dengan tingkat kemampuan sangat
5
Dari fakta diatas dapat kita lihat bahwa kemampuan pemecahan masalah
siswa masih sangat kurang atau perlu ditingkatkan. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan menyelesaikan masalah perlu diperbaiki dan harus lebih fokus
kepada pembelajaran yang berorientasi pemecahan masalah khususnya di MTS
Amin Darussalam kelas VII-3.
Namun dalam peningkatan kemampuan pemecahan masalah ini perlu
dasadari pula bahwa bagimanapun baiknya kurikulum, lengkapnya media dan
sarana, cakapanya guru mengendalikan proses mengajar belajar, namun untuk
peningkatan kemampuan pemecahan masalah ini tidak akan berhasil bila peserta
didik tidak secara bersungguh-sungguh didalam kegiatan belajarnya. Jadi sebagai
pendidik yang ingin meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa haruslah pandai mengatur strartegi agar siswa bisa diajak bekerjasama
untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika mereka. Ini
berarti peserta didik itu sendiri ikut menentukan rendah tingginya hasil belajar
matematika.
Dilihat dari kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang
masih belum mencapai taraf ketuntasan belajar, menunjukkan bahwa kegagalan
menguasai matematika dengan baik diantaranya disebabkan siswa kurang
menggunakan nalar dalam menyelesaikan masalah. siswa juga beranggapan
bahwa belajar matematika harus dengan berjuang mati-matian dengan kata lain
harus belajar dengan ekstra keras. Hal ini menjadikan matematika seperti
“monster” yang mesti ditakuti . (http://eprints.undip.ac.id/24784/1/JURNAL_MU
JI_A__M2A605053_.pdf 24feb2015)
Hal ini diperkuat dengan dijadikannya matematika sebagai salah satu
diantara mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional yang merupakan
syarat bagi kelulusan siswa-siswi SMP maupun SMA, ketakutan siswa pun makin
bertambah. Akibat dari pemikiran negatif terhadap matematika, perlu kiranya
seorang guru yang mengajar matematika melakukan upaya yang dapat membuat
6
Dalam menjawab soal siswa juga diharuskan menjawab secara individu.
Sebagaimana yang dikatakan Jhon Dewey (dalam Djamarah : 2010) belajar
memecahkan masalah itu berlangsung sebagai berikut :
“Individu menyadari masalah bila ia dihadapkan kepada situasi keraguan dan kekaburan sehingga merasakan adanya semacam kesulitan”.
Fakta ini menunjukkan bahwa siswa yang belajar secara individu kurang
memiliki kemampuan memecahkan maslah serta memilih strategi yang tepat
dalam memecahkan masalahnya.
Berdasarkan hal yang telah disebutkan di atas kemampuan pemecahan
masalah matematika sungguhlah sangat penting dikuasai oleh siswa. Oleh karena
itu, perlu dipikirkan upaya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa. Dalam hal ini guru dituntut memilih model pembelajaran yang
dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam
pengalaman belajarnya. Salah satu alternative model pembelajaran yang
memungkinkan dikembangkannya pemecahan masalah matematika siswa adalah
model pembelajaran berbasis masalah. Sebagaimana yang disampaikan Tan
(dalam Rusman 2012 : 229 )
Pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berfikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berfikirnya secara berkesinambungan.
Salah satu strategi untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa adalah dengan memberikan penuntun-penuntun yang dapat
mengarahkan siswa kearah pemecahan masalah, yang hal ini ditemukan dalam
Pembelajaran Berbasis Masalah.
Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pembelajaran yang
melibatkan siswa aktif secara optimal, memungkinkan siswa melakukan
eksplorasi, observasi, eksperimen, investigasi, pemecahan masalah. Belajar
berbasis masalah berarti siswa memberi makna terhadap situasi yang dihadapi
serta berusaha membangun dan memahami konsep dari suatu materi dengan cara
7
guru diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa
melakukan kegiatan dan proses matematika serta merencanakan langkah-langkah
penyelesaian dan kemudian menyelesaikan masalah. Dalam hal ini guru bertindak
sebagai pembimbing, fasilitator, dan motivator. Supardi
(http://supardimpd.blogspot.com.21jan15;11:51) mengatakan bahwa :
“Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki lima tahapan yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir,
menjawab dan saling membantu satu sama lain. Tahap pertama,
mengorientasikan siswa pada masalah. Tahap kedua, mengorganisasikan siswa
pada masalah. Tahap ketiga, membimbing penyelidikan individual maupun
kelompok. Tahap keemapat, mengembangkan dan menyajikan karya yang sesuai.
Tahap kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah”.
Dengan model pembelajaran ini, diharapkan siswa akan dapat memecahkan
masalah matematika dengan memahami konsep, rumus, prinsip dan teori-teori
matematika.
Berdasarkan paparan diatas, penulis merasa perlu untuk merealisasikan
upaya tersebut dalam suatu penelitian dengan judul : “ Upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada pokok bahasan bangun datar segiempat di kelas VII-3 MTS Amin Darussalam T.A 2014/2015”.
1. 2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.
2. Proses belajar mengajar masih berpusat kepada guru.
3. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
4. Siswa beranggapan matematika merupakan pelajaran yang sangat
8
1. 3. Batasan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi
masalah yang dikaji agar hasil yang diperoleh lebih terarah dan jelas. Masalah
yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Dapat Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa pada pokok bahasan bangun datar segi empat di kelas VII--3
MTS Amin Darussalam.
1. 4. Rumusan Masalah
Sesuai batasan masalah diatas, maka yang menjadi fokus permasalahan
dalam peneliti ini adalah : Apakah dengan penerapan model Pembelajaran
Berbasis Masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa kelas VII- 3 MTS Amin Darussalam ?
1. 5. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah
dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika pada bangun
datar segi empat di kelas VII-3 MTS Amin Darussalam.
1. 6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau masukan
yang berarti terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama :
1. Bagi guru, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai model
pengajaran dalam membantu siswa guna meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika.
2. Bagi siswa, melalui model pembelajaran berbasis masalah ini dapat
membantu siswa meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada materi bangun datar segi empat.
3. Bagi sekolah, menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan
9
4. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan
bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa langkah-langkah pemecahan
masalah matematika siswa kelas VII- 3 MTS Amin Darussalam mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada langkah memahami masalah
meningkat dari 30 orang siswa (85,71%) meningkat menjadi 32 orang siswa
(91,42%). Pada langkah merencanakan pemecahan masalah meningkat dari 24
orang siswa (68,57%) meningkat menjadi 31 orang siswa (88,57 %). Pada langkah
menyelesaikan pemecahan masalah meningkat dari 20 orang siswa (57,14%)
meningkat menjadi 31 orang siswa (88,57%). Pada langkah memeriksa kembali
ketuntasan belajar sebanyak 8 orang siswa (22,85%).
5.2. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah:
1. Kepada guru, khususnya guru matematika, menggunakan pembelajaran
Matematika Berbasis Masalah ini dapat menjadi salah satu alternatif untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, khususnya
materi segi empat dan perlu juga di uji coba untuk materi lainnya.
2. Disarankan kepada guru untuk menggunakan metode pembelajaran diskusi
karena dapat meningkatkan kemampuan sosial anak dalam berdiskusi dan
bertanya, salah satu pertimbangan yang penting adalah pembentukan
kelompok yang dapat membantu siswa dalam penyelesaian kemampuan
pemecahan masalah dan membuat suatu media agar siswa tertarik untuk
belajar.
3. Kepada siswa MTs Amin Darussalam bandarsetia Percut Sei Tuan disarankan
lebih berani dalam menyampaikan pendapat atau ide-ide, dapat
78
mempergunakan seluruh perangkat pembelajaran sebagai acuan, dan siswa
akan lebih efektif karena guru lebih melibatkan siswa dalam pembelajaran.
4. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk menerapkan model Pembelajaran Berbasis
Masalah pada materi segi empat dan materi yang lain dan dapat
79
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2010). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Amustofa dalam http://amustofa70.wordpress.com. Diakses 21jan1511:35
Arikunto, dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, dkk. (2005). Dasar-Dasar Evakuasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Arifin, Z., (2009), Evaluasi Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta.
Dadson, Hollander. (2003). Pembelajaran Dengan Pendekatan Diskursif Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
.
Skripsi UPI Jakarta.Djamarah, Syaiful Bahri, Zain Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Del’an, Yulis Jamiah, Bistarihttp://download.portalgaruda.org/article.php?article=
130015&val=2338&titl
Evelin, Hartini Nara. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia.
Haidir, Salim . (2012) . Strategi Pembelajaran. Medan : IKAPI
Hudojo, H. (2005). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.
Kunandar. (2008) . penelitian tindakan kelas. Depok : Rajagrafindo Persada.
Mumun.S.(2008) http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/EDUCATIONIST/Vol._II I_No._2-Juli_2009/08.pdf ( Diakses januari 2015 )
Muslich, M. (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara
Muji, Astuti http://eprints.undip.ac.id/24784/1/JURNAL_MUJI_A__M2A605053_. pdf diakses 24 februari 2015
Mulyasa, (2003), Kurikulum Berbasis Kompetensi, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung
Nisaajnukmi. (2012). http://nisaajnukmi.blog.uns.ac.id/2012/11/21/ (Diakses Januari 2015)
NCTM. (2000) . Prinsip dan Standar Evaluasi Matematika.
80
Roheni.(2013). http://repository.upi.edu/1518/4/S_MTK_0902085_CHAPTER1. pdf diakses 24 februari2015
Sadirman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta
Sukanadi dkk. (2011). Peningkatan Kemampuan Memahami Cerita Dongeng Melalui Metode Diskusi Pada Siswa Kelas V SD Negeri 10 Sanur, Jurnal Santiaji Pendidikan, 1(2): 146-157
Supardi. (2008) .http://supardimpd.blogspot.Pembelajaran berbasis masalah.com.(diakses 2015)
Soejono . (2000). http://blogspot.com/2013/01/Kesulitan-Kesulitan Belajar dan Jenis-jenisnya dalam Bidang Matematika.(diakses Januari 2015).
Sanjaya. W. (2008). Model pembelajaran. Jakarta : Prenanda Media
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana