• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada An. W dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di RS. dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada An. W dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di RS. dr. Pirngadi Medan"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada An. A.F dengan

Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi

di RS. dr. Pirngadi Medan

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Roidhatul Ilmi 102500004

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiim,

Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada An.

W dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di RS. dr. Pirngadi

Medan”, yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Ahlimadiah Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih

banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan

kemampuan serta pengalaman penulis. Karena itu penulis sangat mengharapkan

adanya kritik serta saran dari semua pihak yang bersifat membangun guna

dijadikan pedoman bagi penulis dikemudian hari.

Selama proses penulisan hingga penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini,

tentunya tidak lepas dari segala macam kendala yang harus dihadapi. Namun

berkat, rahmat, hidayah, dan pertolongan-Nya serta bantuan bimbingan dan

dorongan dari berbagai pihak, kendala-kendala tersebut dapat penulis hadapi

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

Untuk itu dalam kesempatan yang berbahagia ini, dengan segala hormat

penulis sampaikan rasa terima kasih kepada Ibu Nur asnah sitohang S.Kp, NS, M. Kep selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga serta memberikan petunjuk, arahan dan bimbingan selama proses penyusunan

hingga selesainya Karya Tulis Ilmiah ini. Dalam kesempatan yang sama pula

penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Reni asmara ariga, S.Kp, M.A.R.S selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan sarannya kepada penulis sehingga menjadi lebih baik. Terima kasih juga penulis ucapkan

(4)

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS. selaku Pembantu Dekan III

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep. selaku Ketua Program Studi DIII

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Mula Tarigan, S.Kp, M.Kes selaku Sekretaris Program Studi DIII

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

7. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kp, Ns, M. Kep selaku dosen pembimbing

dalam Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Ibu Reni Asmara Ariga, S.Kp, M.A.R.S selaku dosen penguji dalam Karya

Tulis Ilmiah ini.

9. Seluruh Dosen Fakultas Keperawatan khususnya jurusan DIII

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

10. Kepada ayahanda Mohd. Idham Nasty dan ibunda Siti Aisyah Lubis

tercinta yang membantu secara material dan moril, serta saudara – saudara

yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

11.Kepada teman – teman program D-III keperawatan Universitas Sumatera

Utara terutama Evi Yuliana yang elah mendukung dalam penyelesaian

Karya Tulis Ilmiah ini.

12. Dan tak luipa kepada yang terkasih Andri yang telah membantu, memberi

motivasi, semangat dalam menjalani studi dan juga teman – teman lainnya

yang tidak dapat penulis sebutkan secara satu persatu.

Semoga segala amal kebaikan mereka di ridhoi Allah SWT dan mendapat

balasan dari-Nya. Akhir kata, penulis mengharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat

(5)

Wabillahi Taufik Wal Hidayah,

Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Medan, Juni 2013

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Kata pengantar...i

Daftar isi...ii

BAB I PENDAHULUAN a. Latar belakang...1

b. Tujuan...2

c. Manfaat...2

BAB II TIINJAUAN TEORITIS a. Konsep dasar asuhan keperawatan pada An. A dengan prioritas masalah kebutuhan dasar oksigenasi di RS. Pirngadi Medan  Pengertian...3

 Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan...3

 Etiologi...5

 Manifestasi klinis...6

 Fisiologi perubahan fungsi pernapasan...7

 Faktor yang berhubungan...8

 Komplikasi...9

 Pemeriksaan diagnostik...9

 Penatalaksanaan medis dan keperawatan...9

 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen...10

 Gangguan oksigenasi...12

b. Asuhan keperawatan pada An. A dengan prioritas masalah kebutuhan dasar oksigenasi di RS. Pirngadi Medan  Pengkajian...14-26  Analisa data...27-28  Masalah keperawatan...29

(7)

 Evaluasi ( catatan perkembangan )...37-39

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan...40

b. Saran...41

DAFTAR PUSTAKA...42

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Oksigen memegang peran penting dalam semua proses tubuh secara

fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh, mengalami

kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu,

kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang sangat utama dan sangat vital bagi

tubuh. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem

pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem

respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan banyak kondisi

yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan

oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan.

Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia,

dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolisme sel tubuh.

Kekurangan oksigen bisa menyebabkan hal yang sangat berbahaya bagi tubuh,

salah satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perludilakukan untuk

menjamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik.

Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan garapan perawat

tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi

tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai

masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut.

Perawat mempunyai peran yang penting dalam pemenuhan kebutuhan oksigen

dan pemeliharaan keseimbangan asam basa klien. Oleh karena itu, perawat harus

memahami konsep kebutuhan oksigen dan keseimbangan asam basa. Selain itu,

perawat juga harus terampil dalam melakukan intervensi keperawatan dalam

(9)

2. Tujuan

Tujuan penyusunan karya tulis ini adalah agar mahasiswa khususnya

mahasiswa DIII keperawatan Universita Sumatera Utara, mampu mengingat

mengenai konsep pemenuhan kebutuhan oksigenasi dan praktek keperawatanyang

bisa diimplementasikan pada klien yang mengalami gangguan oksigenasi. Dan

sebagai syarat kelulusan progran studi D-III keperawatan Universitas Sumatera

Utara.

3. Manfaat penulisan 3.1. Bagi penulis

Sebagai pengalaman berharga dan meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan dalam bidang asuhan keperawatan ( ASKEP ). Menambah wawasan

penulis mengenai gangguan kebutuhan oksigenasi.

3.2. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan dan penerapan asuhan keperawatan yang

telah dipelajari dilembaga pendidikan.

3.3. Bagi institusi rumah sakit

Sebagai bahan informasi bagi para perawat dalam melaksanakan asuhan

keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan oksigenasi.

3.4. Bagi pasien/klien

Dapat membantu klien dalam memperoleh informasi penting tentang

gangguan kebutuhan oksigenasi bagaimana usaha pencegahan, pengobatan dan

(10)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.

Konsep dasar asuhan keperawatan pada An. A dengan

prioritas masalah kebutuhan dasar oksigenasi di RS.

Pirngadi Medan

1. Pengertian

a. Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses

metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel – sel tubuh (

Tarwoto dan Wartonah, 2006 ).

b. Oksigen adalah kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk

metabolisme sel tubuh, mempertahankan, dan aktivitas berbagai organ

atau sel ( Carpeniti, 2006 ).

c. Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan berbau yang sangat

dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah

karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan O2 yang

melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup

berbahaya terhadap aktivitas sel ( Wahid Iqbal Mubarak, 2007 ).

2. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan

A. Stuktur Sistem Pernafasan

a. Sistem Pernafasan Atas

Sistem pernafasan atas terdiri atas mulut,hidung, faring, dan laring.

1. Pada hidung udara yang masuk akan mengalami

penyaringan, humidifikasi, dan penghangatan.

2. Faring merupakan saluran yang terbagi dua untuk udara dan

makanan. Faring terdiri atas nasofaring, orofaring dan

laryngopharynk yang kaya akan jaringan limfoid yang berfungsi

menangkap dan dan menghancurkan kuman dan pathogen yang

masuk bersama udara.

3. Laring merupakan struktur yang menyerupai tulang rawan yang

(11)

juga berfungsi mempertahankan kepatenan dan melindungi jalan

nafas bagian bawah dari air dan makanan yang masuk.

b. Sistem Pernafasan Bawah

Sistem pernafasan bawah terdiri atas trakea dan paru-paru yang

dilengkapi dengan bronkus, bronkiolus, alveolus, jaringan kapiler paru dan

pleura.

1. Trakea merupakan pipa membran yang dikosongkan oleh cincin

kartilago yang menghubungkan laring dan bronkus utama anatara

kanan dan kiri.

2. Paru-paru ada dua buah teletak di sebelah kanan dan kiri.

masing-masing paru terdiri atas beberapa lobus (paru kanan 3 lobus dan

paru kiri 2 lobus) dan dipasah oleh satu bronkus. Jaringan-jaringan

paru sendiri terdiri atas serangkaian jalan nafas yang

bercabang-cabang, yaitu alveoulus, pembuluh darah paru, dan jaringan ikat

elastic. Permukaan luar paru-paru dilapisi oleh dua lapis pelindung

yang disebut pleura. Pleura pariental membatasi torakal dan

permukaan diafragma, sedangkan pleura visceral membatasi

permukaan luar paru.

Berdasarkan tempatnya proses pernafasan terbagi menjadi dua yaitu:

a. Pernapasan eksternal

Pernapasan eksternal (pernapasan pulmoner) mengacu pada keseluruhan

proses pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel

tubuhSecara umum proses ini berlangsung dalam tiga langkah, yakni :

1) Ventilasi pulmoner

Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru melalui proses

ventilasi sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan

eksternal dan alveolus. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh

beberapa factor, yaitu jalan napas yang bersih, system saraf pusat

dan system pernapasan yang utuh, rongga toraks yang mampu

mengembang dan berkontraksi dengan baik, serta komplians paru

(12)

2) Pertukaran gas alveolar

Setelah oksigen masuk ke alveolar, proses proses pernapasan

berikutnya adalah difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah

pulmoner. Difusi adalah pergerakan molekul dari area

berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi atau

bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di alveolus dan

membran kapiler, dan dipengaruhi oleh ketebalan membran serta

perbedaan tekanan gas.

3) Transpor oksigen dan karbon dioksida

Tahap ke tiga pada proses pernapasan adalah tranpor gas-gas

pernapasan. Pada proses ini, oksigen diangkut dari paru menuju

jaringan dan karbon dioksida diangkut dari jaringan kembali

menuju paru.

b. Pernapasan internal

Pernapasan internal (pernapasan jaringan) mengaju pada proses

metabolisme intra sel yang berlangsung dalam mitokondria, yang

menggunakan oksigen dan menghasilkan CO2 selama proses penyerapan

energi molekul nutrien. Pada proses ini darah yang banyak mengandung

oksigen dibawa ke seluruh tubuh hingga mencapai kapiler sistemik.

Selanjutnya terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara kapiler sistemik dan sel

jaringan. Seperti di kapiler paru, pertukaran ini juga melalui proses difusi

pasif mengikuti penurunan gradien tekanan parsial.

3. Etiologi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen menurut Tarwoto

dan Wartonah antara lain:

A. FAKTOR FISIOLOGI

1. Menurunnya kapasitas peningakatan oksigen ( misal: anemia).

2. Menurunnya konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi.

3. Hipovolemia mengakibatkan transpor oksigen terganggu akibat tekanan

darah menurun.

4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil,

(13)

5. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada ( kehamilan,

obesitas ).

B. FAKTOR PERKEMBANGAN

1. Bayi prematur: kurangnya pembentukan surfaktan.

2. Bayi dan toddler: akibat adanya infeksi saluran nafas.

3. Anak usia sekolah dan remaja: resiko infeksi saluran pernafasan dan

merokok.

4. Dewasa muda dan pertengahan: akibat diet yang tidak sehat, kurang

aktivitas, dan stres.

5. Dewasa tua: adanya penuaan yang mengakibatkan kemungkinan

arteoriklerosis dan ekspansi paru menurun.

C. FAKTOR PERILAKU

1. Nutrisi: penurunan ekspansi paru pada obesitas.

2. Exerase: meningkatkan kebutuhan oksigen.

3. Merokok: nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah.

4. Substanse abuse dan nikotin: menyebabkan intake nutrisi/Fe menurun

mengakibatkan penurunan Hb, alkohol menyebabkan depresi pernafasan.

D. FAKTOR LINKUNGAN

1. Tempat kerja ( polusi ).

2. Suhu lingkungan.

3. Ketinggian tempat dari permukaan laut.

4. Manifestasi Klinik

a. suara napas tidak normal.

b. perubahan jumlah pernapasan.

c. batuk disertai dahak.

d. Penggunaan otot tambahan pernapasan.

e. Dispnea.

f. Penurunan haluaran urin.

g. Penurunan ekspansi paru.

(14)

5. Fisiologi Perubahan Fungsi Pernafasan

a. Hiperventilasi

Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam

paru-paru agar pernafasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat

disebabkan karena kecemasan, infeksi, keracunan obat-obatan,

keseimbangan asam basa seperti osidosis metabolik Tanda-tanda

hiperventilasi adalah takikardi, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya

konsentrasi, disorientasi, tinnitus.

b. Hipoventilasi

Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi

penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup.

Biasanya terjadi pada keadaaan atelektasis (Kolaps Paru). Tanda-tanda dan

gejalanya pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan

kesadaran, disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit.

c. Hipoksia

Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2

yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler.

Hipoksia dapat disebabkan oleh menurunnya hemoglobin, kerusakan

gangguan ventilasi, menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok,

berkurangnya konsentrasi O2 jika berada dipuncak gunung. Tanda tanda

Hipoksia adalah kelelahan, kecemasan menurunnya kemampuan

konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam sianosis, sesak

nafas.

6. Adapun faktor Yang Berhubungan

1. Patologi

a. Penyakit pernafasan menahun (TBC, Asma, Bronkhitis).

b. Infeksi, Fibrosis kritik, Influensa.

c. Penyakit sistem syaraf (sindrom guillain barre, sklerosis, multipel

miastania gravis).

d. Depresi SSP / Trauma kepala.

(15)

2. Maturasional

a. Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.

b. Bayi dan taddler, adanya resiko infeksi saluran pernafasan dan

merokok.

c. Anak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernafasan dan

merokok.

d. Dewasa muda dan pertengahan. Diet yang tidak sehat, kurang aktifitas

dan stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru

e. Dewasa tua, adanya proses penuan yang mengakibatkan

kemungkinan arterios klerosis, elastisitasi menurun, ekspansi

menurun.

3. Situasional (Personal, Lingkungan)

a. Berhubungan dengan mobilitas sekunder akibat : pembedahan atau

trauma

nyeri, ketakutan, ancietas, keletihan.

b. Berhubungan dengan kelembaban yang sangat tinggi atau kelembaban

rendah

c. Berhubungan dengan menghilangnya mekanisme pembersihan siliar,

respons inflamasi, dan peningkatan pembentukan lendir sekunder

akibat rokok, pernafasan mulut.

7. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi dari ganguan pemenuhan oksigen

adalah:

Penurunan kesadaran

Hipoksia

Disorientasi

Gelisah dan cemas

8. Pemeriksaan dignostik

a. Pemeriksaan Fungsi Paru

(16)

b. Pemeriksaan Gas Darah Arteri

Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kaviler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.

c. Oksimetri

Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler. d. Pemeriksaan Sinar x Dada

Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses – proses abnormal.

e. Bronkoskopi

Untuk memperoleh sample biopsi dan cairan atau sample sputum/benda asing yang mengganggu jalan nafas. f. Endoskopi

Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi. g. Fluoroskopi

Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal : kerja jantung dan kontraksi paru.

h. CT – scan

Untuk mengidentifikasi adanya masa abnormal.

9.

Penatalaksanaan medis dan keperawatan

A. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Pemantauan Hemodinamika

2. Pengobatan bronkodilator

3. Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh

dokter, misal: nebulizer, kanula nasal, masker untuk membantu

pemberian oksigen jika diperlukan.

4. Penggunaan ventilator mekanik

5. Fisoterapi dada

B. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif

1. Pembersihan jalan nafas

2. Latihan batuk efektif

3. Pengisafan lender

4. Jalan nafas buatan

(17)

1. Atur posisi pasien ( semi fowler )

2. Pemberian oksigen

3. Teknik bernafas dan relaksasi

c. Gangguan Pertukaran Gas

1. Atur posisi pasien ( posisi fowler )

2. Pemberian oksigen

3. Pengisapan lender.

10.Ada Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen

Kebutuhan tubuh terhadap oksigen tidak tetap, sewaktu-waktu tubuh

memerlukan oksigen yang banyak, oleh karena suatu sebab. Kebutuhan

oksigen dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

lingkungan, latihan, emosi, gaya hidup dan status kesehatan.

a. Lingkungan

Pada lingkungan yang panas tubuh berespon dengan terjadinya

vasodilatasi pembuluh darah perifer, sehingga darah banyak

mengalir ke kulit. Hal tersebut mengakibatkan panas banyak

dikeluarkan melalui kulit. Respon demikian menyebabkan curah

jantung meningkat dan kebutuhan oksigen pun meningkat.

Sebaliknya pada lingkungan yang dingin, pembuluh darah

mengalami konstriksi dan penurunan tekanan darah sehingga

menurunkan kerja jantung dan kebutuhan oksigen. Pengaruh

lingkungan terhadap oksigen juga ditentukan oleh ketinggian

tempat. Pada tempat tinggi tekanan barometer akan turun, sehingga

tekana oksigen juga turun. Implikasinya, apabila seseorang berada

pada tempat yang tinggi, misalnya pada ketinggian 3000 meter

diatas permukaan laut, maka tekanan oksigen alveoli berkurang. Ini

menindikasikan kandungan oksigen dalam paru-paru sedikit.

Dengan demikian, pada tempat yang tinggi kandungan oksigennya

berkurang. Semakin tinggi suatu tempat maka makin sedikit

kandungan oksigennya, sehingga seseorang yang berada pada

(18)

itu, kadar oksigen di udara juga dipengaruhi oleh polusi udara.

Udara yang dihirup pada lingkungan yang mengalami polusi udara,

konsentrasi oksigennya rendah. Hal tersebut menyebabkan

kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara optimal.

Respon tubuh terhadap lingkungan polusi udara diantaranya mata

perih, sakit kepala, pusing, batuk dan merasa tercekik.

b. Latihan

Latihan fisik atau peningkatan aktivitas dapat meningkatkan

denyut jantung dan respirasi rate sehingga kebutuhan terhadap

oksigen semakin tinggi.

c. Emosi

Takut, cemas, dan marah akan mempercepat denyut jantung

sehingga kebutuhan oksigen meningkat.

d. Gaya Hidup

Kebiasaan merokok akan memengaruhi status oksigenasi seseorang

sebab merokok dapat memperburuk penyakit arteri koroner dan

pembuluh darah arteri. Nikotin yang terkandung dalam rokok dapat

menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh

darah darah koroner. Akibatnya, suplai darah ke jaringan menurun.

e. Status Kesehatan

Pada orang sehat, sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi

berfungsi dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan

oksigen tubuh secara adekuat. Sebaliknya, orang yang mempunyai

penyakit jantung ataupun penyakit pernapasan dapat mengalami

kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.

11.Gangguan Oksigenasi

Permasalahan dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigen tidak terlepas dari

adanya gangguan yang terjadi pada sistem respirasi baik pada anatomi

maupun fisiologi dari orga-organ respirasi. Gangguan pada sistem respirasi

dapat disebabkan diantaranya oleh karena peradangan, obstruksi, trauma,

(19)

kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara adekuat. Secara garis

besar, gangguan respirasi dikelompokkan menjadi tiga. Yaitu:

a) Gangguan irama/frekuensi pernapasan

1. Gangguan irama pernafasan antara lain :

a. Pernafasan 'cheyne-stokes' yaitu siklus pernafasan yang amplitudonya

mula-mula dangkal, makin naik kemudian makin menurun dan berhenti. Lalu

pernafasan dimulai lagi dengan siklus baru. Jenis pernafasan ini biasanya

terjadi pada klien gagal jantung kongesti, peningkatan tekanan intrakranial,

overdosis obat. Namun secara fisiologis, jenis pernafasan ini terutama terdapat

pada orang di ketinggian 12.000-15.000 kaki diatas permukaan laut dan pada

bayi saat tidur.

b. Pernafasan 'biot' yaitu pernafasan yang mirip dengan pernafasan

cheyne-stokes, tetapi amplitudonya rata dan disertai apnea, keadaan

pernafasan ini kadang ditemukan pada penyakit radang selaput otak.

c. Pernafasan 'kussmaul' yaitu pernafasan yang jumlah dan kedalaman

meningkat sering melebihi 20 kali/menit. Jenis pernafasan ini dapat ditemukan

pada klien dengan asidosis metabolik dan gagal ginjal.

2. Gangguan frekuensi pernafasan

a. Takipnea/ hipernea, yaitu frekuensi pernafasan yang jumlah nya

meningkat diatas frekuensi pernafasan normal.

b. Bradipnea, yaitu kebalikan dari takipnea dimana frekuensi pernafasan

yang jumlahnya menurun dibawah frekuensi pernafasan normal.

b) Insufisiensi pernafasan

Penyebab insufisiensi pernafasan dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:

1. Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus.

2. Kelainan yang menurunkan kapasitas difusi paru.

3. Kondisi yang menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen dari

paru-paru kejaringan.

c) Hipoksia.

Hipoksia adalah kekuranga oksigen dijaringan, istilah ini lebih tepat

daripada anoksia. Sebab jarang terjadi tidak ada oksigen sama sekali dalam

(20)

1. Hipoksemia

2. Hipoksia hipokinetik (stagnant anoksia/anoksia bendunga)

3. Overventilasi hipoksia

(21)

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERAUTARA

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : An. A. F

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 13 tahun

Status Perkawinan : Belum menikah

Agama : Islam

Pendidikan : Sekolah menengah pertama

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Jl. Brigjen Katamso Gang Jawa no.43

Tanggal Masuk RS : 17 Juni 2013

No. Register : 00. 88.71. 72

Ruangan / Kamar : Ruang III anak

Golongan Darah : A

Tanggal Pengkajian : 17 Juni 2013

Tanggal Operasi : -

Diagnosa Medis : TB Paru

II. KELUHAN UTAMA :

Sesak Nafas (+), batuk berdarah (+), sputum (+),pasien akan semakin

sesak nafas jika pasien tidur terlentang dan pasien akan sedikit dapat

terbantu jika posisi tidur os ½ duduk ( semi fawler ) dan memakai 02.

Sesak nafas timbul 2 bulan yang lalu dan semakin memberat pada

tanggal 17 juni 2013 dan pasien langsung dibawa oleh orang tuanya ke

(22)

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative / palliative

1. Apa penyebabnya :

Pasien mengatakan ia sesak nafas, batuk berdarah, yang

semakin parah dalam minggu ini.

2. Hal – hal yang memperbaiki keadaan :

Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya sesak nafas dan

batuk yang mengeluarkan dahak dan ia membawa anaknya ke

bidan, puskesmas terdekat.

B. Quantity / Quality

1. Bagaimana dirasakan :

Pasien merasa sesak nafas,selalu batuk yang mengeluarkan

dahak ( sputum ). Dan terkadang nyeri dada dirasakan oleh

pasien. Dan pada tanggal 17 juni 2013 pasien batuk berdahak

yang bercampur darah.

2. Bagaimana dilihat :

Pasien sesak nafas ketika tidur terlentang atau posisi kepala

sama dengan badan dan juga ketika duduk.

C. Region

1. Dimana lokasinya :

Pasien mengatakan lokasi nyeri dan sesak napas pada bagian

dada

2. Apakah menyebar :

Pasien mengatakan tidak ada rasa nyeri dimanapun kecuali di

bagian dada saja.

D. Severity :

Pasien mengatakan ia akan merasa nyaman apabila posisi tidurnya

denga ½ duduk ( semi fawler ) dan memakai selang O2.

E. Time :

Pasien mengatakan ia sesak nafas dan dengan bantuan O2 pasien

(23)

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami :

Pasien mengatakan bahwa 4 bulan yang lalu ia mengalami penyakit

typus.

B. Pengobatan yang dilakukan :

Pasien mengatakan pengobatan yang ia terima hanyalah diberi susu

saja dan Parasetamol untuk menurunkan panasnya.

C. Pernah dirawat / dioperasi :

Pasien mengatakan ia belum pernah dirawat dirumah sakit ataupun

di operasi.

D. Lama dirawat : -

E. Alergi :

Pasien mengatakan ia tidak ada alergi pada apapun baik makanan,

minuman, obat, dll.

F. Imunisasi :

Orang tua pasien mengatakan bahwa imunisasi pasien lengkap

- BCG : 0 bulan

- DPT : 2 bulan

- Polio : 3 bulan

- Campak : 9 bulan

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua :

Ayah pasien mengatakan bahwa ia terkena TBC sudah 3 bulan dan

sudah minum obat selama 3 bulan ini tanpa putus.

B. Saudara kandung :

Ayah pasien mengatakan bahwa saudara kandung pasien

kesehatannya sangat baik dan lincah seperti anak yang lainnya.

C. Penyakit keturunan yang ada :

Ayah pasien mengatakan mereka tidak memiliki penyakit

(24)

D. Anggota keluarga yang meninggal :

Ayah pasien mengatakan belum ada keluarga mereka yang

meninggal.

E. Penyebab meninggal : -

VI. HUBUNGAN SOSIAL

A. Orang yang berarti :

Pasien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah

keluarganya terutama ibunya yang sangat dekat dengannya dan

ibunyalah yang selalu ada untuknya.

B. Hubungan dengan keluarga :

Pasien mengatakan hubungan dengan keluarganya sangat baik

terutama dengan sepupunya yang bernama An. L yang selalu

bermain dengannya.

C. Hubungan dengan orang lain :

Pasien mengatakan hubungan dengan temannya baik dan tidak ada

malah apapun, sedang hubungan dengan tetangganya juga baik dan

mereka sering sekali bercanda gurau dengan pasien dan yang

terakhir sekali tetangga pasien datang untuk menjenguknya di

rumah sakit.

D. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :

Pasien mengatakan tidak ada hambatan saat berteman, bermain dan

bercengkrama dengan orang lain, semua baik – baik saja.

VII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum

GCS pasien 15 dan kompos mentis.

E : 4 ( membuka mata )

V : 5 ( mengikuti perintah )

M : 6 ( melokalisasi nyeri )

B. Tanda – Tanda Vital

(25)

 Nadi : 140 x / menit  Pernapasan : 28 x / menit  Skala Nyeri : 2

 TB : 150 cm

 BB : 26 kg

C. Pemeriksaan Head to toe

Kepala Dan Rambut

- Bentuk : oval

- Ubun – Ubun : baik dan normal, tidak ada

cekungan dan tidak ada tanda dehidrasi.

- Kulit Kepala : bersih, tidak ada kotoran.

Rambut

- Penyebaran Dan Keadaan Rambut : lebat dan merata,

rambut panjang dan halus.

- Bau : tidak ada bau pada

rambut dan kulit kepala.

- Warna Kulit : sawo matang

Wajah

- Warna Kulit : sawo matang

- Struktur Wajah : oval

Mata

- Kelengkapan Dan Kesimetrisan : lengkap dan simetris kiri

dan kanan

- Palpebra : tidak ada perdarahan

- Konjungtiva Dan Sklera : anemia (-) dan tidak ikterik

- Pupil : isokor, bila ada cahaya pupil

mengecil.

- Cornea Dan Iris : cornea hitam, iris tidak

(26)

- Visus : tidak dilakukan pengkajian.

- Tekanan Bola Mata : tidak dilakukan pengkajian.

Hidung

- Tulang Hidung Dan Posisi Sputum Nasi : normal simetris,

tidak ada kelainan.

- Lubang Hidung : lengkap dan simetris,

kotoran ada namun dalam batas normal.

- Cuping Hidung : ada pernapasan

cuping hidung.

Telinga

- Bentuk Telinga : simetris kiri dan kanan

- Ukuran Telinga : normal

- Lubang Telinga : bulat dan bersih, ada

serumen namun dalam batas normal.

- Ketajaman Pendengaran : baik dan tajam, diuji dengan

cara memanggil nama pasien dengan pelan dan menggosok

tangan perawat apakah pasien dapat mendengar atau tidak.

Mulut Dan Faring

- Keadaan Bibir : pucat, tidak pecah – pecah,

tidak ada sianosis.

- Keadaan Gusi dan Gigi : baik, tidak ada perdarahan

dan tidak ada sariawan, pertumbuhan gigi merata.

- Keadaan Lidah : bersih, normal, kekuatan

otot lidah baik dan fungsi pengecapan baik. Pengujian

dilakukan dengan merasakan gula.

- Orofaring : ovula simetris.

(27)

- Posisi Trachea : kedudukan trachea normal,

tidak ada massa ataupun nyeri tekan.

- Thyroid : tidak ada pembengkakan

kelenjar tyroid

- Suara : suara jelas, tidak ada

gangguan komunikasi.

- Kelenjar Limfe : tidak dilakukan

pemeriksaan.

- Vena Jugularis : teraba, kuat, teratur.

- Denyut Nadi Karotis : teraba, kuat, teratur.

Pemeriksaan Integrumen

- Kebersihan : baik dan bersih, tidak ada

bercak hitam ( daki ).

- Kehangatan : hangat, suhu tubuh 36,4 ◦c.

- Warna : sawo matang dan tidak

pucat

- Turgor : kembali cepat, tidak ada

tanda dehidrasi.

- Kelembaban : lembab

- Kelainan Pada Kulit : tidak ada kelainan pada kulit

Pemeriksaan Payudara Dan Ketiak

- Ukuran Dan Bentuk : simetris kiri dan kanan

- Warna Payudara Dan Aerola : warna payudara sawo

matang dengan aerola coklat

- Kondisi Payudara Dan Puting : normal

- Prodiksi Asi : -

- Aksila Dan Clavikula : tidak ada kelainan namun

(28)

Pemeriksaan Thoraks / Dada

- Inspeksi Thoraks : bentuk dada normal,

diameter antero – posterior dan transversal adalah 1 : 1.

- Pernapasan : 28 x/i

- Tanda Kesulitan Bernafas : memakai selang O2 2

litter/menit

Pemeriksaan Paru

- Palpasi : tidak ada nyeri tekan

- Perkusi : dullnes dan normal

- Auskultasi : bunyi nafas ronci basah

Pemeriksaan Jantung

- Inspeksi : tidak ada pembengkakan

jantung, tidak ada pulsasi.

- Palpasi : tidak ada pulsasi

- Perkusi : dullnes

- Auskultasi : bunyi jantung lub – dub (

S1,S2 )

Pemeriksaan Abdomen

- Inspeksi : bentuk simetris, soepel,

terlihat pulsasi aorta abdominalis.

- Auskultasi : bunyi peristalti usus 7

x/menit, tidak ada bunyi bruit pada aorta abdominalis.

- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada

daerah suprapubik, tidak ada benjolan/ tidak teraba massa

abnormal, tidak ada asites, permukaan hepar regular, dengan

pinggir tajam,dan ukuran normal.

(29)

Pemeriksaan Kelamin Dan Sekitarnya

- Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan

- Anus Dan Perineum : tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan Muskuloskeletal / Ekstremitas :

- Kesimstrisan otot : simetris antara kiri

dan kanan.

- Edema : tidak edema

- Kekuatan otot : tidak dilakukan

pemeriksaan.

- Kelainan pada ekstremitas dan kuku : tidak ada kelainan.

Pemeriksaan Neurologi

- N I : normosmia.

- N II & III : pupil isokor.

- N III, IV,VI : gerakan bola mata normal

- N V : motorik dan sensorik tidak dijumpai

kelainan

- N VII : sudut mulut simetris

- N VIII : pendengaran baik

- N IX, X : ulkus faring terangkat simetris

- N XI : mengangkat kedua bahu simetris

- N XII : lidah baik dan jalur medial.

Fungsi Motorik dan Sensorik :

a. Fungsi motorik halus

No Kemampuan Umur pencapaian

1.

2.

3.

Menggenggam

Menggigit mainan

Menunjuk mainan

4 bulan

5 bulan

(30)

4.

b. Fungsi motorik kasar

No. Kemampuan Umur pencapaian

1.

Refleks menggenggam benda

yang menyentuh telapak

tangan.

Menegakkan kepala saat

ditelungkupkan.

Tengkurap.

Berguling ke kanan dan ke

kiri.

Melempar benda yang

dipegang

Merangkak ke segala arah.

Duduk tanpa bantuan.

Berdiri dengan bantuan.

Bertepuk tangan

c. Kemampuan bahasa anak

No Kemampuan Umur pencapaian

1.

Berbicara 2 kata

Ex : mama, papa

0 bulan

3 bulan

4 bulan

(31)

Refleks :

- Bisep : kiri (+), kanan (+)

- Trisep : kiri (+), kanan (+)

- Tendon achilles : kiri (+), kanan (+)

- Patella : kiri (+), kanan (+)

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI – HARI

A. Pola Makan Dan Minum

- Frekwensi makan / hari : 3x / hari

- Nafsu / selera makan : kurang baik

- Nyeri ulu hati : -

- Alergi : -

- Mual dan muntah : -

- Waktu pemberian makan : pagi 08.00 wib, siang 12.00

wib, malam 20.00 wib.

- Jumlah dan jenis makanan : nasi, sayur, ikan, telur, buah,

susu.

- Waktu pemberian cairan / minum : pada saat selesai makan dan

ketika pasien haus

- Masalah makan dan minum : -

B. Perawatan Diri / Personal Hygiene

- Kebersihan tubuh : sedikit kotor

- Kebersihan gigi dan mulut : kuning namun tidak berbau

- Kebersihan kuku kaki dan tangan : baik

C. Pola Kegiatan / Aktivitas

- Pasien mandi 2x sehari, makan 3 x/hari, BAB 2 x/hari, BAK 5-7

x/hari, os menggati pakaian dibantu oleh orang tuanya.

- Pasien tidak pernah beribadah selama dirumah sakit

D. Pola Eliminasi

1. BAB

- Pola BAB : 2x/hari

(32)

- Riwayat perdarahan : -

- BAB terakhir : 1 hari yang lalu

- Diare : -

- Penggunaan laktasif : -

2. BAK

- Pola BAK : 5-7 x/hari

- Karakter urine : cair dan

berwarna kuning

- Nyeri / rasa terbakar / kesulitan BAK : -

- Riwayat penyakit ginjal / kandung kemih : -

- Penggunaa diuretik : -

- Upaya mengatasi masalah : -

XI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium

Tanggal : 17 Juni 2013

Hasil Normal

- WBC 11.000 4000-1000 µ/l

- RBC 2,69 4-5 10˄6 µ/l

- HGB 7,1 12-14 gr/dl

- MCT 23,4 36,0- 42,0 %

- MCH 87,0 80,0-97,0 µ/l

- MCHC 26,4 27,0-33,7 pg

- PLT 30,3 31,5-35,0 dl

- RDW – CU 271.000 15.000-44.000 µ/l

(33)

- Lymp 50-70 % 5,0- 7,10 10˄3 µ/l

- Mono 20-40 % 1,0-4,0 µ/l

- ED 2,0- 8,0 % 0.10-0,80 µ/l

- Baso 0,0-50 % 0,00-0,50 µ/l

- LED 0,0-1,0 % 0,0-0,10 µ/l

- Morfologi 36 0-20 m/jam

2. Radiologi : thoraks

Sinus costoprenicus k/k lancip, diafragma k/k baik.

Jantung bentuk dan ukuran baik.

< TR < 50 %

Tampul infiltrat dan aktif spesifik luas

Diparu kiri dan lapangan tengah paru kanan disertai honey comb dan

fungus bal

(34)

ANALISA DATA

Pasien mengatakan sesak

nafas.

DO :

- sesak nafas (+)

- RR : 28 x/i

- Selang O2 (+)

dengan 2 liter/i

- Bunyi nafas :

roncki basah

DS :

Pasien mengatakan selalu

batuk dan mengelurkan

sekret yang berwarna

putih kehijauan.

Timbul jaringan ikat

sifat elastik dan tebal

Alveoli tidak kembali

saat ekspirasi

Gas tidak dapat

berdifusi dengan baik

Sesak

Pola nafas tidak

efektif

Pola nafas tidak

efektif

Ketidak efektifan

(35)

3.

- Sputum (+)

- Frekwensi :

sering

- Karakteristik :

kental dan

berwarna putih

kehijauan.

DS :

Pasien mengatakan sejak

sakit ia mengalami

penurunan berat badan.

DO :

bersihan jalan nafas

Inflamasi

Terjasdi reaksi anti

gen dan anti bodi

Kerusakan jaringan

paru

Suplai O2 jaringan

Mual, respon makan

menurun

Intake nutrisi yang

adekuat

Ketidak seimbangan

nutrisi

Ketidak seimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

( Nanda, edisi 9,

(36)

MASALAH KEPERAWATAN

1. Ketidak efektifan pola nafas.

2. Ketidak efektifan Jalan nafas.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidak efektifan pola nafas berhungan dengan infeksi paru ditandai dengan

pasien sesak nafas.

2. Kedidak efektifan jalan nafas berhubungan dengan berlebihnya sekret pada

leher dan skret kental ditandai dengan pasien batuk dan mengeluarkan sputum.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan batuk

produktif dan kurangnya minat terhadap makanan ditandai dengan BB awal

sebelum masuk rumah sakit : 35 Kg, BB akhir tanggal 18 juni 2013 : 26 Kg.

(37)

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

1. Tuberkolosis paru

dapat

2. Akumulasi sekret

dapat

menggangguoksig

enasi diorgan

maupunjaringan.

3. Menurunnya satu

rasi oksigen (

Pao2 ) atau

naiknya Pao2

menunjukkan

penanganan yang

lebih adekuat atau

perubahan terapi.

4. Membantu

mengoreksi

(38)

Mempertahanka

1. Penurunan bunyi

napas indikasi

2. Pengeluaran sulit

jika secret tebal,

(39)

Berat badan

1. Catat status

nutrisi pasien

3. Catat adanya

anoreksia,

1. Berguna dalam

mengidentifikasik

an derajat masalah

dan intervensi

intake diet pasien

3. Mengukur

keefektifan nutrisi

dan cairan

4. Memaksimalkan

intake nutrisi dan

(40)

pemberian

diet

diet.

( Nanda, edisi 9, 2011 )

(41)

HARI /

EVALUASI ( SOAP )

1. Mengkaji dispenea,

takibnea dan bunyi

pernapasan abnormal

2. Mengevaluasi adanya

perubahan kesadaran,

catatat tanda-tanda

sianosis, perubahan warna

kulit, mukosa bibir, dan

warna kuku

3. Memonitor GDA

4. Melakukan kolaborasi

dalam pemberian oksigen

1. Mengkaji ulang fungsi

pernapasan : bunyi napas,

kecepatan, irama,

kedalamn dll

2. Mengajarkan untuk batuk

efektif

S : os mengatakan

sesak napas dan

terkadang nyeri pada

saat menarik napas.

O :

- sesak napas (+)

- nyeri dada (+)

- skala nyeri : 2

- selang O2 (+)

dengan rasi 2 liter/i.

- TD : 115/70 mmHg

- Kaji dispenea,

takipnea

- Mengkaji tanda –

tanda vital

- Pantau oksigen

S : os mengatakan

pada saat batuk ia

mengeluarkan sputum

yang berwarna putih

kehijauan dan

(42)

3.

3. Memberikan pasien

posisi semi fawler atau

fawler

4. Melakukan kolaborasi

dalam pemberian obat

sesuai indikasi

1. Mencatat status nutrisi

pasien ; turgor kulit,

timbang berat badan,

mukosa mulut,

kemampuan menelan,

adanya bising usus dll.

2. Memonitor intake dan

output secara periodik

3. Mencatat adanya

anoreksia, mual, muntah

sakit sputum yang

keluar bercampur

- Mengajarkan batuk

efektif pada pasien

- Berikan pasien

posisi semi fawler /

fawler.

- Tetap melakukan

kolaborasi dalam

pemberian obat

indikasi.

S : orang tua dan os

mengatkan bahwa os

mengalami penurunan

berat badan semanjak

sakit yang dialaminya.

(43)

4. Menganjurkan pada

pasien makan sedikit

namun sering

5. Melakukan kolaborasi

dengan ahli gizi dalam

pemberian diet

- BB awal : 35 Kg

- BB sekarang : 26 Kg

- batuk aktif (+)

- sputum (+)

- kesulitan menelan

(-)

- terpasang NGT (+)

A : masalah belum

teratasi

P: intervensi

dilanjutkan

- Mencatat

status nutrisi.

- Mencatat

output dan

input nutrisi

- Tetap

melakukan

kolaborasi

dengan ahli

gizi untuk

pemberian

diet.

( Nanda, edisi 9, 2011 )

(44)

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN NO.

DX

HARI / TANGGAL

PUKUL TIDAKAN KEPERAWATAN

1.

1. Mengkaji dispenea, takibnea dan

bunyi pernapasan abnormal

2. Mengevaluasi adanya perubahan

kesadaran, catatat tanda-tanda

sianosis, perubahan warna kulit,

mukosa bibir, dan warna kuku

3. Memonitor GDA

4. Melakukan kolaborasi dalam

pemberian oksigen

5. Mengkaji tanda-tanda vital

- TD : 110/75 mmHG

- HR : 92 x/I

- RR : 26 x/i

- O2 : 2 liter/i

- Sesak napas (+)

1. Mengkaji ulang fungsi pernapasan :

bunyi napas, kecepatan, irama,

kedalamn dll

2. Mengajarkan untuk batuk efektif

3. Memberikan pasien posisi semi

fawler atau fawler

4. Melakukan kolaborasi dalam

pemberian obat sesuai indikasi

1. Mencatat status nutrisi pasien ;

turgor kulit, timbang berat badan,

(45)

10.00 –

13.30 WIB

10.30 WIB

09.00 WIB

13.30WIB

menelan, adanya bising usus dll.

2. Memonitor intake dan output secara

periodik

3. Mencatat adanya anoreksia, mual,

muntah

4. Menganjurkan pada pasien makan

sedikit namun sering

5. Melakukan kolaborasi dengan ahli

gizi dalam pemberian diet

NO. DX

HARI / TANGGAL

PUKUL TINDAKAN KEPERAWATAN

1.

1. Mengevaluasi adanya perubahan

kesadaran, catatat tanda-tanda

sianosis, perubahan warna kulit,

mukosa bibir, dan warna kuku

2. Memonitor GDA

3. Melakukan kolaborasi dalam

pemberian oksigen

4. Mengkaji tanda-tanda vital

- TD : 120/85 mmHG

- HR : 94 x/I

- RR : 26 x/i

- O2 : 2 liter/i

- Sesak napas (+)

1. Mengkaji ulang fungsi pernapasan :

bunyi napas, kecepatan, irama,

kedalamn dll

2. Mengajarkan untuk batuk efektif

(46)

3.

12.50 WIB

08.00 WIB

08.00-13.20 WIB

09.30 WIB

10.30 WIB

12.30IB

fawler atau fawler

4. Melakukan kolaborasi dalam

pemberian obat sesuai indikasi

1. Mencatat status nutrisi pasien ;

turgor kulit, timbang berat badan,

mukosa mulut, kemampuan

menelan, adanya bising usus dll.

2. Memonitor intake dan output secara

periodik

3. Mencatat adanya anoreksia, mual,

muntah

4. Menganjurkan pada pasien makan

sedikit namun sering

5. Melakukan kolaborasi dengan ahli

gizi dalam pemberian diet.

( Nanda, edisi 9, 2011 )

(47)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologi

menurut hierarki maslow. Kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses kehidupan.

Oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen

dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh

berkurang maka terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila hal tersebut

berlangsung lama akan terjadi kematian. Sistem yang berperan dalam proses

pemenuhan kebutuhan adalah sistem pernafasan, persyarafan, dan kardiovaskuler.

Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah utama dalam pemenuhan

kebutuhan dasar manusia. Proses pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia

dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui saluran pernafasan,

membebaskan saluran pernafasan dari sumbatan yang menghalangi masuknya

oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernafasan agar berfungsi secara

normal.

Proses pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, apabila faktor-faktor

tersebut terganggu, maka proses pernapasan juga akan terganggu. Proses

pemenuhan kebutuhan oksigenisasi di dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan,yaitu

ventilasi, perfusi, dan pertukaran gas.

Dalam menangani pasien yang mengalami masalah pernapasan, perawat dapat

melakukan perencanaan keperawata dengan terlebih dahulu meninjau faktor baik

objektif maupun subjektif.

Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat dapat melakukan

kolaborasidengan tenaga medis lain sehingga penanganan terhadap pasien lebih

efektif.

(48)

Karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna maka dari itu kami ingin

meminta kritik dan saran dari pembaca serta dosen pembimbing agar karya tulis

ilmiah yang saya buat bisa menjadi sempurna dan jauh lebih baik dari

sebelumnya, serta krtik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca

mudah - mudahan bisa menjadikan karya tulis ilmiah ini jauh lebih sempurna dan

(49)

DAFTAR PUSTAKA

 Doenges, Marilyn. Dkk ; Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta. EGC

1999

 Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses

keperawatan edisi 3. Salemba:Medika.

 Carperito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan edisi 8, EGC:

Jakarta

 NANDA.2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 9. Jakarta : EGC,

2011

 limul, Hidayat A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia

Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

 Pearce, Evelyn C.2002.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta:PT

Gramedia Pustaka Utama.

 Wong L. D, (2003). Pedoman Klinis ; Keperawatan Pedikiatrik (

terjemahan ). Edisi 5. Jakarta : EGC

 file:///D:/sd/kebutuhan%20oksigenasi/LP%20oksigenasi.html

 file:///D:/sd/kebutuhan%20oksigenasi/blog%20spot%20kebutuhan%20oks

Referensi

Dokumen terkait

Although beams and slabs with simple, solid cross-sections are normally used for the floor elements of loadbearing-wall buildings, because the spans are usually short (see Section

[r]

The higher the cost of materials in relation to labour, the greater is the incentive to achieve high efficiency and the smaller is the span at which the transition from less to

4.2 Mempraktikkan variasi gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam permainan bola kecil

Direktur Sanyata Adi Saputra Direktur Tiurma Rondang Sari Direktur Hideo Yamanaka Direktur Yasumasa Yoshida Direktur Effendi Tandi Direktur Monalisa Octavia Direktur

• Dengan berkembangnya tren pasar parfum untuk kategori wanita usia lebih dewasa, PUCELLE yang selama ini menargetkan pasar remaja perempuan, di tahun 2012 meluncurkan GLAZELLE

The main purpose of this study is to explore the learning performance of students of different backgrounds and their’ cognitive development about culture

Di tahun 2011, Perseroan meninjau ulang strategi yang telah diterapkan untuk PUCELLE dalam rangka menentukan strategi pengembangan yang sesuai untuk merek ini. Peluncuran produk