• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh modal awal terhadap omset usaha mikro di dramaga, bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh modal awal terhadap omset usaha mikro di dramaga, bogor"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH MODAL AWAL TERHADAP OMSET

USAHA MIKRO DI DRAMAGA, BOGOR

RENGGANIS RISKY ARINDA

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

▸ Baca selengkapnya: pak andi selalu memisahkan antara keuntungan usaha ritel yang digunakan untuk modal

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pengaruh Modal Awal terhadap Omset Usaha Mikro di Dramaga, Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

Rengganis Risky Arinda

(4)

ABSTRAK

RENGGANIS RISKY ARINDA. Analisis Pengaruh Modal Awal terhadap Omset Usaha Mikro di Dramaga, Bogor. Dibimbing oleh SRI MULATSIH

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia berjumlah 56 534 592 unit pada tahun 2012 dan sebanyak 55 856 176 merupakan usaha mikro. Usaha mikro banyak diminati karena memerlukan modal yang relatif kecil. Salah satu usaha mikro adalah usaha makanan dan non makanan di Dramaga. Penelitian ini menganalisis karakteristik sosial ekonomi pengusaha mikro serta pengaruh kuantitas dan sumber modal terhadap omset usaha. Data yang digunakan adalah data primer dari hasil wawancara dengan panduan kuesioner kepada 30 responden. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel pendidikan, status pernikahan, komoditas usaha, jumlah modal awal, lama usaha, sumber modal awal, dan total biaya berpengaruh terhadap omset usaha dengan taraf nyata 20%. Komoditas usaha, jumlah modal awal, lama usaha, dan total biaya berpengaruh positif. Jenjang pendidikan, status pernikahan, dan sumber modal awal berpengaruh negatif. Pengusaha yang belum menikah, pengusaha makanan, dan pengusaha dengan modal pinjaman memiliki omset relatif lebih besar dibanding pengusaha yang sudah menikah, pengusaha non makanan dan pengusaha dengan modal sendiri.

Kata Kunci: Dramaga, Modal, Omset, Usaha Mikro

ABSTRACT

RENGGANIS RISKY ARINDA.

Effect

Analysis of Initial Capital Against Micro Enterprise’s Turnover at Dramaga, Bogor. Supervised by SRI MULATSIH. Micro, Small and Medium Enterprises (SMEs) in Indonesia amounted to 56,534,592 units in 2012 and 55,856,176 of these are micro enterprises. Micro enterprises in great demand because it requires a relatively small capital. One of micro business is the business of food and non-food in Dramaga. This study analyzed the socio-economic characteristics as well as the influence of the quantity of micro entrepreneurs and capital resources of the business turnover. The data used is primary data from interviews with 30 respondents using questionnaire guide. The results of multiple linear regression analysis showed that the variables of education, marital status, commodity business, the amount of initial capital, the old business, initial capital sources, and total business turnover costs affect the real level of 20%. Commodity business, the amount of initial capital, the old business, and the total cost have a positive effect. Level of education, marital status, and source of initial capital have a negative effect. Employers who are not married, businessman food, and entrepreneurs with capital loans have a relatively larger turnover than the businessman who is married, non-food entrepreneur and businessman with his own capital.

(5)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ilmu Ekonomi

ANALISIS PENGARUH MODAL AWAL TERHADAP OMSET

USAHA MIKRO DI DRAMAGA, BOGOR

RENGGANIS RISKY ARINDA

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)
(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2014 ini ialah modal usaha mikro, dengan judul Analisis Pengaruh Modal Awal terhadap Omset Usaha Mikro di Dramaga, Bogor. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Ungkapan terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc.Agr selaku dosen pembimbing yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ayah Alan Hermanto, Ibu Yati Sawitri dan Adik Zulfan Vidiano atas doa, dukungan, semangat dan kasih sayang yang selalu diberikan kepada penulis. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada:

1. Ibu Dr. Sahara, S.P, M.Si selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan banyak saran yang membangun demi kebaikan karya ini. 2. Ibu Widyastutik, S.E, M.Si selaku komisi pendidikan yang telah

memberikan saran dan masukan terkait tata cara penulisan yang baik. 3. Para dosen, staf dan seluruh civitas akademika Departemen Ilmu Ekonomi

FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis.

4. Innas Rovino Katuruni, S.Hut yang telah memberikan doa, dukungan, semangat, dan kasih sayang kepada penulis tanpa henti.

5. Sahabat-sahabat terdekat Afanina Meithasari, Angga Febriawan, Ayu Frianka, Erlangga Ryansha, Irgandhini Agra, Nindya Ulfilianjani, Penny Septina yang telah memberikan dukungan, tawa dan semangat kepada penulis. motivasi, dan dukungannya pada penulis dalam penyelesaian skripsi. 8. Teman-teman Ilmu Ekonomi 47 terima kasih atas segala persahabatan,

kenangan, perjuangan, dan asa untuk mencapai tujuan.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2014

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 3

Landasan Teori 3

Penelitian Terdahulu 5

Kerangka Pemikiran 6

Hipotesis Penelitian 7

METODE 7

Waktu dan Tempat 7

Jenis dan Sumber Data 8

Metode Pengumpulan Data 8

Metode Pengolahan dan Analisis Data 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 10

Gambaran Umum Lokasi 10

Karakteristik Sosial Ekonomi Responden 10

Pengaruh Modal dan Variabel Lainnya Terhadap Modal Usaha 16

PENUTUP 18

Simpulan 18

Saran 18

DAFTAR PUSTAKA 19

LAMPIRAN 21

(12)

DAFTAR TABEL

1 Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan

Usaha Besar (UB) 1

2 Jenis Kelamin Responden 10

3 Usia dan Pendidikan Responden 11

4 Status Pernikahan Responden 11

5 Karakteristik Usaha Responden 12

6 Karakteristik Usaha Berdasarkan Komoditas Usaha Responden 14 7 Karakteristik Usaha Berdasarkan Sumber Modal Responden 16

8 Koefisien Penduga Model 17

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Pemikiran 7

2 Persentase Status Pekerja Dalam Usaha Mikro 12

3 Persentase Kategori Bidang Usaha Mikro 13

4 Persentase Jumlah Modal Awal Usaha Mikro 15

5 Persentase Sumber Pendanaan Modal Awal Usaha Mikro 15

DAFTAR LAMPIRAN

1 Analisis Regresi 21

2 Korelasi Parsial Antar Variabel 22

3 Uji Normalitas 22

4 Kuesioner Penelitian 23

5 Data Penelitian 26

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau disebut dengan UMKM berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi. Walaupun omset UMKM tidak sebesar Usaha Besar, UMKM dapat menyerap banyak tenaga kerja dan memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 57.12% pada tahun 2013. Menurut Trijaya (2013) pada kurun waktu 2009 sampai dengan 2013 UMKM mengalami pertumbuhan sebesar 2.3% per tahun.

Selain itu, UMKM juga mempunyai ketahanan terhadap resesi ekonomi global karena UMKM tidak berhubungan langsung dengan perekonomian global, memproduksi barang kebutuhan sehari-hari daripada barang mewah, bersifat lokal dalam produksi dan pemasaran, tidak dibebani oleh biaya administrasi yang mahal serta pada umumnya lebih adaptif (Hill 2001, Manikmas dan Oka 2003). Keunggulan lain yang dimiliki UMKM adalah inovasi produk dapat dilaksanakan dengan mudah, mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak, lebih fleksibel dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan pasar dibandingkan dengan usaha besar, sehingga UMKM dapat dijadikan sebagai ketahanan ekonomi Indonesia.

Tabel 1 Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB)

Indikator Satuan Tahun 2011 Tahun 2012

Jumlah

(14)

2

ketenagakerjaan, Usaha Mikro menyerap 92.76% tenaga kerja dari UMKM pada tahun 2012.

Menurut Ardiana (2011) kegiatan usaha mikro mencakup berbagai macam kegiatan di bidang usaha antara lain usaha perdagangan seperti pedagang keliling dan pedagang kaki lima, demikian pula di bidang usaha jasa seperti jasa angkutan. Usaha mikro merupakan basis usaha rakyat yang mampu bertahan di masa krisis 1998 dan 2008. Saat terjadi krisis ekonomi, banyak pengusaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti. Sektor usaha mikro terbukti lebih unggul karena mampu bertahan dalam gejolak krisis ekonomi serta secara langsung turut menciptakan peningkatan pendapatan masyarakat. Ketahanan usaha mikro disebabkan struktur keuangan usaha mikro tidak banyak tergantung pada perbankan walaupun usaha mikro tetap memanfaatkan jasa perbankan, baik untuk transaksi maupun menjaga keamanan.

Perumusan Masalah

Di balik besarnya peran usaha mikro bagi perekonomian nasional, salah satu hambatan terbesar dalam mengembangkan usaha mikro adalah sulitnya memperoleh modal awal. Kendala permodalan menjadi yang utama (40.48%) dari keseluruhan kendala (Kementerian Negara Koperasi dan UKM 2012). Modal merupakan salah satu faktor yang paling berperan dalam usaha mikro dan nantinya akan mempengaruhi omset usaha.

Modal awal diperlukan untuk membuka usaha. Besarnya modal awal tergantung pada komoditas usaha. Pemenuhan modal usaha tidak hanya berasal dari uang pribadi pengusaha, namun dari eksternal seperti pinjaman kepada kerabat atau lembaga keuangan seperti bank. Tanpa modal yang cukup, pengusaha tidak bisa memenuhi kebutuhan untuk menjalankan usaha.

Lingkungan kampus IPB dipilih sebagai objek penelitian karena mempunyai potensi dan karakteristik yang unik. Seluruh kegiatan perdagangan terpusat pada satu daerah yaitu Jalan Babakan Raya dan Babakan Tengah Dramaga. Daerah tersebut merupakan pusat konsumsi barang dan jasa terutama untuk mahasiswa yang tinggal di sekitar daerah tersebut, sehingga menarik pengusaha mikro untuk melakukan usaha. Jumlah konsumen mahasiswa yang besar akan mempengaruhi perputaran omset dari para pengusaha. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diambil beberapa permasalahan:

1. Bagaimana karakteristik sosial ekonomi usaha mikro di Dramaga? 2. Bagaimana pengaruh modal awal terhadap omset usaha mikro? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi omset usaha mikro?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diharapakan dapat dicapai tujuan yang diinginkan yaitu:

1. Mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi usaha mikro di Dramaga. 2. Menganalisis pengaruh modal awal terhadap omset usaha mikro.

(15)

3

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan tentang keadaan usaha mikro dan pembelajaran dalam mengelola usaha mikro.

2. Bagi pemerintah, penelitian ini menambah informasi dan menjelaskan kondisi masyarakat pengusaha mikro sehingga dapat membantu dalam mengembangkan usaha mikro.

3. Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi referensi tentang masalah permodalan dalam usaha mikro secara lebih mendalam.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan menganalisis pengusaha mikro di Jalan Babakan Raya dan Jalan Babakan Tengah Dramaga sebagai responden. Modal awal akan dianalisis pengaruhnya terhadap omset usaha. Data yang digunakan adalah data primer dari wawancara dan kuesioner responden. Latar belakang responden dan karakteristik usaha juga menjadi bahasan yang akan diteliti sebagai faktor yang mempengaruhi omset usaha.

Tinjauan Pustaka

Landasan Teori

Usaha Mikro

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, definisi usaha mikro yaitu usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Kriteria usaha mikro yang dimaksud oleh Undang-undang tersebut yaitu memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50 000 000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300 000 000 per tahun. Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan definisi usaha mikro ialah industri perdagangan yang mempunyai tenaga kerja satu sampai empat orang. Menurut Bank Dunia usaha mikro adalah usaha gabungan (partnership) atau usaha keluarga dengan tenaga kerja kurang dari 10 orang, termasuk di dalamnya usaha yang hanya dikerjakan oleh satu orang yang sekaligus bertindak sebagai pemilik. Usaha mikro sering dikategorikan sebagai usaha tingkat survival

atau usaha untuk mempertahankan hidup yang kebutuhan keuangannya dipenuhi oleh tabungan dan pinjaman berskala kecil. Industri mikro di Indonesia secara umum beroperasi pada level rumahan dengan teknologi rendah dan tenaga kerja yang berpendapatan dan berkemampuan rendah (Dirlanudin 2008).

(16)

4

tidak cocok untuk pengusaha mikro. KUR lebih cocok diperuntukkan pengusaha kecil dan menengah yang sudah bankable dan feasible, karena usaha mikro tidak akan tepat dengan mekanisme perbankan. Oleh karena itu, pada tahun 2010 Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) mendirikan Apex, semacam bank sentral untuk lembaga keuangan mikro yang berfungsi mengayomi dan menyalurkan dana pemberdayaan bagi pelaku usaha mikro

Menurut Munizu (2010) faktor-faktor internal yang terdiri atas aspek sumber daya manusia, aspek keuangan, aspek teknik produksi atau operasional, dan aspek pasar dan pemasaran mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja usaha mikro dengan kontribusi 79.2%. Latar belakang dari pemilik usaha mikro akan mempengaruhi keberlangsungan usaha tersebut, namun tidak semua aspek dapat dijadikan tolak ukur sebagai penentu keberlangsungan usaha. Faktor-faktor eksternal yang terdiri atas aspek kebijakan pemerintah, aspek sosial budaya dan ekonomi, dan aspek peranan lembaga terkait mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja usaha mikro dengan kontribusi 25.4%. Faktor eksternal akan mempengaruhi faktor internal usaha mikro sebesar 98%.

Teori Produksi

Produksi merupakan proses mengubah input menjadi output (Case dan Fare, 2003) atau dapat diartikan kegiatan untuk menghasilkan barang atau jasa (Lipsey, Courant dan Raggan, 1999). Produksi meliputi semua kegiatan untuk menciptakan atau menambah nilai atau guna suatu barang atau jasa. Teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara kuantitas produk dan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam produksi (Waluyo, 2013). Teori produksi merupakan bagian dari ekonomi mikro.

Fungsi produksi menunjukkan hubungan antara faktor produksi (input) dan hasil produksi (output). Produksi dengan menggunakan faktor alam disebut produksi alami, sedangkan produksi dengan memanipulasi faktor- faktor produksi disebut produksi rekayasa. Jangka waktu produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan penentuan jangka waktu dalam produksi untuk meminimumkan biaya produksi. Produsen termasuk usaha mikro bertujuan untuk optimalisasi keuntungan.

π = TR – TC

Keuntungan didapat Total Revenue dikurangi Total Cost. Total Revenue

didapatkan dari kuantitas barang yang dijual dikali dengan harga barang. Total Revenue dapat diartikan sebagai omset. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000) omset merupakan total jumlah penjualan barang atau jasa selama periode penjualan tertentu. Omset yang besar tidak selalu mendapatkan keuntungan yang besar. Apabila omset lebih sedikit daripada total biaya, maka keuntungan menjadi negatif. Komoditas usaha juga mempengaruhi omset usaha, oleh karena itu omset lebih berpengaruh daripada keuntungan untuk melihat perkembangan suatu usaha.

(17)

5 omset. Semakin tinggi jumlah tenaga kerja maka akan semakin tinggi pula omset yang diperoleh. Begitu pula semakin tinggi jumlah modal awal dan keunggulan jaringan usaha yang dimiliki maka akan semakin tinggi pula omset usaha.

Modal merupakan salah satu sumber daya pendukung produksi. Modal ialah sejumlah uang yang digunakan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis (Nugraha 2011). Modal sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan opersional dalam usaha. Modal tidak hanya berupa uang, namun dapat berupa aset dan keahlian. Uang sebagai modal bukanlah segalanya dalam usaha, walapun memang sangat diperlukan. Modal harus dikelola secara optimal, agar bisnis yang dijalankan dapat berjalan dengan lancar (Amirullah 2005).

Modal dapat terbagi dalam dua macam, yaitu modal sendiri dan modal asing. Menurut Mardiyatmo (2008), modal sendiri merupakan modal yang diperoleh dari pemilik usaha itu sendiri baik berupa tabungan, sumbangan, hibah, dan lain sebagainya. Modal sendiri mempunyai kelebihan seperti tidak bergantung kepada orang lain, tidak memerlukan persyaratan, dan tidak adanya keharusan pengembalian modal. Sedangkan kelemahan dalam modal sendiri adalah jumlahnya terbatas, membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mengumpulkan uang, dan kurangnya motivasi pengusaha.

Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari pihak luar pengusaha berupa pinjaman. Modal pinjaman mempunyai jumlah yang tidak terbatas, artinya pengusaha mikro dapat dengan mudah mengembangkan usahanya. Selain itu motivasi usaha akan timbul sehingga dapat berusaha dengan maksimal. Sumber modal asing dapat diperoleh dari bank, lembaga keuangan, ataupun dari lembaga non keuangan. Kelemahan menggunakan modal asing adalah harus ada pengembalian modal, adanya biaya tambahan dan jangka waktu pengembalian, dan beban moral (Kasmir 2007).

Penelitian Terdahulu

Sukidjo (2004) melakukan penelitian tentang usaha kecil dan menengah. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perekenomian Indonesia yang dibangun dengan ekonomi konglomerat tidak memberikan fondasi yang kuat dalam menghadapi krisis ekonomi. Secara substansial UKM memiliki kekuatan dan ketahanan yang lebih baik dibandingkan dengan ekonomi konglomerat karena mampu bertahan dan mendongkrak perekonomian nasional dari kebangkrutan. UKM perlu diberdayakan dikarenakan UKM memiliki peran yang sangat besar dalam penyediaan lapangan kerja, mengatasi pengangguran, mengurangi urbanisasi,membantu mempercepat distribusi pendapatan yang adil dan merata, serta memperkuat ketahanan dan keamanan perekonomian nasional.

Sriyana (2010) melakukan studi kasus UKM di Kabupaten Bantul. Usaha kecil dan menengah (UKM) memiliki peranan penting dalam perkeonomian lokal daerah, khususnya dalam menggerakkan aktivitas ekonomi regional dan penyediaan lapangan kerja di Kabupaten Bantul. Namun UKM masih menghadapi berbagai masalah mendasar seperti masalah kualitas produk, pemasaran dan

(18)

6

dan perbaikan iklim ekonomi yang lebih baik untuk mendukung dan meningkatkan daya saing serta untuk meningkatkan pangsa pasar.

Indah (2013) melakukan penelitian tentang keterlibatan lembaga keuangan dengan pedagang kaki lima di Jalan Babakan Raya. Data yang digunakan ialah data primer melalui survei dengan teknik wawancara dan kuesioner serta menggunakan analisis deskripsi statistik, analisis regresi logistik dan analisis regresi liner berganda. Hasil yang didapatkan ialah dari 30 responden, sebesar 77% pedagang telah terlibat dengan lembaga keuangan. Kredit dari lembaga keuangan digunakan untuk konsumsi dan modal usaha. Semakin bertambah modal awal, maka peluang terlibat dengan lembaga keuangan akan semakin kecil. Peluang terlibat dengan lembaga keuangan juga akan semakin kecil apabila omset usaha bertambah.

Dalam penelitian pembentukan modal pedesaan Jawa studi kasus dua desa di daerah aliran sungai Jratunseluna, Jawa Tengah, dikaji permasalahan tentang bagaimana surplus produksi, tingkat pendapatan dan modal petani dapat ditingkatkan, faktor-faktor yang mempengaruhi surplus produksi serta pembentukan modal di pedesaan, kondisi sosial ekonomi di pedesaan, dan dinamika sosial yang terjadi dalam pembentukan proses modal baik yang terjadi dalam komunitas maupun dalam keterlibatannya dengan komunitas lain. Permasalahan metodelogis dalam penelitian ini adalah definisi modal dan pembentukan modal (Warsito 1994)

Zuliastri (2012) melihat dampak perguliran dana simpan pinjam khusus perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan terhadap perkembangan UMKM: studi kasus Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Penelitian ini menganalisis dampak perguliran dana Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) terhadap perkembangan UMKM yang dilihat berdasarkan indikator omset usaha, keuntungan dan penyerapan tenaga kerja. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, metode regresi linear berganda dengan menggunakan persamaan simultan dan untuk menduga parameter regresi menggunakan Two-Stage Least Squares (2SLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pinjaman bergulir SPP berhasil meningkatkan pendapatan pelaku usaha dengan meningkatkan omset usaha sebesar 36.05%. Selain omset, keuntungan usaha juga mengalami peningkatan sebesar 36.08%. Pinjaman dana bergulir SPP berpengaruh positif dan signifikan terhadap omset usaha. Besarnya jumlah pinjaman yang diperoleh UMKM dipengaruhi oleh jumlah guliran dan omset usaha. Semakin besar nilai omset yang diperoleh, maka semakin besar pula keuntungan usaha. Omset usaha selanjutnya berpengaruh nyata terhadap keuntungan yang diperoleh dan keuntungan usaha berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja.

Kerangka Pemikiran

(19)

7

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori dan konsep yang relevan serta hasil penelitian terdahulu tentang pengaruh modal dan faktor lain yang mempengaruhi omset usaha, maka dapat diberikan jawaban sementara atas permasalahan yang ada. Hipotesis tersebut antara lain:

1. Karakteristik sosial ekonomi pengusaha dan usaha mikro akan berpengaruh secara signifikan terhadap pertambahan omset. Faktor tersebut adalah jenjang pendidikan, status pernikahan, komoditas usaha, lama usaha dan total biaya usaha.

2. Jumlah dan sumber modal awal berpengaruh secara siginifkan terhadap pertambahan omset.

Metode

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan di Jalan Babakan, Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Maret 2014. Pemilihan responden dilakukan secara purposive sampling yaitu pemilihan yang dilakukan secara sengaja dengan penarikan contoh karena beberapa pertimbangan dan tujuan (Juanda 2009). Pertimbangan responden yang dipilih berdasarkan jenis, komoditas, dan lokasi usaha. Lokasi dipilih di sekitar Jalan Babakan Dramaga

Permodalan

Sumber Modal Awal

Besar Modal Awal Komoditas

Usaha Latar Belakang

Pengusaha

Omset

Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap Omset Karekteristik

(20)

8

sebab daerah tersebut merupakan salah satu pusat usaha mikro di sekitar Kampus IPB Dramaga dengan potensi pasar yang tinggi.

Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini digunakan data cross section, yaitu data dikumpulkan pada suatu waktu tertentu yang menggambarkan keadaan pada waktu tersebut (Juanda 2009). Data penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui wawancara dengan mengajukan daftar pertanyaan (kuesioner) atau wawancara langsung yang mencakup karakteristik sosial dan ekonomi responden serta tentang kriteria, omset dan permodalan usaha. Sasaran responden adalah para pemilik usaha mikro di Jalan Babakan Raya dan Babakan Tengah, Dramaga. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Kementerian Koperasi dan UKM.

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan metode incidental sampling dalam metode pengumpulan data. Sasaran utama dalam penelitian ini adalah para pelaku usaha mikro di Jalan Babakan Raya dan Babakan Tengah Dramaga. Metode ini dimaksudkan siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti, bersedia diwawancarai, dan dianggap paham mengenai materi yang akan diteliti maka akan dijadikan sebagai sumber data. Sehingga bagi setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sebagai responden. Total responden pada penelitian ini berjumlah 30 responden.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Regresi Linear Berganda

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda merupakan suatu metode yang digunakan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen yang mempengaruhi variabel dependennya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section. Suatu model dikatakan baik apabila bersifat BLUE

(Best Linear Unbiased Estimator), yaitu memenuhi asumsi klasik atau terhindar dari masalah-masalah multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Untuk itu dilakukan uji terhadap model apakah terjadi penyimpangan-penyimpangan asumsi klasik.

Uji F-statistic

Uji F-statistic digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian secara bersama-sama signifikan mempengaruhi variabel dependen. Nilai F-statistic yang besar lebih baik dibandingkan dengan F-statistic yang rendah.

Suatu variabel dikatakan tolak H

(21)

9 independen yang digunakan di dalam model secara bersama-sama signifikan mempengaruhi variabel dependen.

Uji t-statistic

Uji t-statistic digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Suatu variabel dikatakan tolak H

0 jika t-statistic lebih besar dari t α/2(NT-K-1) atau

(t-statistic) lebih kecil dari α. Jika H

0 ditolak, maka artinya dengan tingkat keyakinan 1-α kita dapat menyimpulkan bahwa variabel independen ke-i secara parsial mempengaruhi variabel dependen

Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui error term yang telah terdistribusi normal atau tidak. Uji ini dilakukan dengan cara melihat nilai probabilitas yang dihasilkan. Jika nilai probabilitas lebih besar dari taraf nyata, maka dapat dinyatakan bahwa data menyebar normal.

Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan hubungan linear yang kuat antar peubah independen dalam persamaan regresi. Multikolinearitas menyebabkan pendugaan koefisien regresi tidak nyata walaupun nilai R2 besar.

Peubah dan Definisi Operasional

Dalam penelitian ini digunakan suatu model untuk melihat apakah peubah independen akan mempengaruhi peubah dependen. Pembentukan model ini mengacu pada model Indah (2013) dan Zuliastri (2012) sehingga diperoleh model:

Y = βo + β1X1 + β2D1 + β3D2 + β4X2 + β5X3 + β6D3 + β7X4 + ε

Dimana:

Y = Omset (juta rupiah/bulan). βo = Konstanta

X1 = Pendidikan (SD=1, SMA &SMP = 2, D3&S1=3) D1 = Status pernikahan (menikah=1, belum menikah=0) D2 = Kategori usaha (makanan=1, non makanan=0) X2 = Modal awal (juta rupiah)

X3 = Lama usaha (tahun)

(22)

10

Hasil dan Pembahasan

Gambaran Umum Lokasi

Secara administratif Desa Babakan merupakan salah satu desa dari Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa Babakan merupakan daerah lingkar kampus Institut Pertanian Bogor yang berada di sepanjang jalan raya Kampus Dalam. Sebelah utara Desa Babakan berbatasan dengan Desa Cikarawang, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Balumbang Jaya (Kota Bogor), sebelah selatan berbatasan dengan Desa Dramaga dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Cibanteng (Ciampea).

Babakan memiliki empat dusun, dusun pertama memiliki dua RW, dusun kedua memiliki dua RW, dusun ketiga memiliki dua RW dan dusun keempat memiliki tiga RW. Luas administratif Babakan ± 334.384 ha yang secara geografis berupa dataran tinggi pada ketinggian 400 mdpl dengan curah hujan rata-rata 4 561 mm/tahun dan suhu udara berkisar rata-rata 25-30 oC. Lahan tersebut berdasarkan penggunaannya digunakan untuk pemukiman, fasilitas umum, pertanian sawah dan perkebunan (Destriana, 2008).

Desa Babakan memiliki jumlah penduduk 8 434 orang dengan jumlah laki-laki sebanyak 4 407 orang dan perempuan sebanyak 4 027 orang. Umumnya penduduk di Desa Babakan bermata pencaharian sebagai pedagang sebanyak 1 315 orang, 1 250 orang menjadi karyawan, 810 orang PNS, 315 orang sebagai buruh dan 653 orang bekerja lain-lain. Sebanyak 6 945 orang merupakan tenaga kerja usia produktif yaitu antara 15-60 tahun.

Babakan Raya (Bara) merupakan salah satu wilayah Desa Babakan. Wilayah ini memiliki enam jalan utama yaitu Bara satu, Bara dua, Bara tiga, Bara empat, Bara lima dan Bara enam. Jumlah total populasi keluarga yang berada di enam Rukun Tetangga (RT) di Babakan Raya yaitu 233 keluarga. Daerah Bara merupakan daerah pemukiman yang memiliki rumah kostan dan kontrakan yang lebih banyak ditempati mahasiswa daripada rumah penduduk aslinya. Daerah Bara juga merupakan daerah pusat perdagangan di lingkar kampus IPB.

Karakteristik Sosial Ekonomi Responden

Responden pada penelitian ini berjumlah 30 pengusaha mikro yang terdiri atas 11 orang perempuan dan 19 orang laki-laki. Pengusaha mikro yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak berada pada komoditas usaha makanan, karena perempuan lebih ahli dalam memasak.

(23)

11 Responden mayoritas berada pada usia produktif yaitu usia 20-35 tahun sebesar 50%, usia 36-49 tahun sebesar 33% dan usia di atas 50 tahun sebesar 17%. Tingkat pendidikan mayoritas para pengusaha mikro menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 63%, Tingkat Universitas (D3 dan S1) sebanyak 20% dan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 17%. Pendidikan berpengaruh kepada pola pikir dan cara pandang dalam berusaha. Semakin tinggi tingkat pendidikan pengusaha, maka semakin banyak pengetahuan tentang usaha meliputi jaringan, promosi dan strategi yang dapat diterapkan dalam usaha. Pengusaha mikro yang tingkat pendidikannya lebih tinggi dapat berpikir lebih strategis untuk mengambil keputusan dalam usaha. Tabel 3 Usia dan pendidikan responden

Karakteristik Rata-rata Minimum Maksimum

Usia (tahun) 38 25 72

Pendidikan (tahun) 11 6 16

Sumber : Data primer, 2014

Mayoritas responden telah menikah dengan persentase 87% dan yang belum menikah sebesar 13%. Responden yang belum menikah umumnya tidak memiliki tanggungan lain, berbeda dengan responden yang telah menikah harus menghidupi keluarganya. Diantara responden yang telah menikah, sebanyak 81% mempunyai tanggungan keluarga berjumlah dua sampai empat orang dan sisanya 19% mempunyai tanggungan keluarga berjumlah lebih dari empat orang.

Tabel 4 Status pernikahan responden

Karakteristik Jumlah Persentase

Status Pernikahan

Menikah 26 87%

Belum menikah 4 13%

Total 30 100%

Sumber: Data primer, 2014

(24)

12

Gambar 2 Persentase status pekerja dalam usaha mikro

Para pengusaha mikro yang diwawancarai merupakan para pedagang yang seluruhnya mempunyai tempat tetap dalam berjualan, sehingga mereka harus mengeluarkan biaya per bulan atau per tahunnya untuk membayar sewa tempat tersebut. Rata-rata sewa tempat yang harus dibayar sebesar Rp915 167 per bulan dengan sewa minimum Rp250 000 per bulan dan sewa maksimum Rp2 084 000 per bulan. Perbedaan harga sewa tempat tergantung pada besar kecilnya tempat dan lokasi yang strategis.

Tabel 5 Karakteristik usaha responden

Faktor Rata-rata Maksimum Minimum

Waktu usaha (jam/bulan) 398 720 90

Jumlah pekerja (orang) 1.73 4 1

Lama usaha (tahun) 7.10 18 1

Omset (rupiah/bulan) 10 806 667 24 000 000 2 000 000 Total biaya (rupiah/bulan) 7 448 297 19 210 000 1 310 000 Modal awal (rupiah) 18 602 333 60 000 000 70 000 Sumber: Data primer, 2014

Rata-rata responden membuka usaha 398 jam per bulan atau sekitar 13 jam sehari. Maksimum waktu usaha adalah 720 jam per bulan atau 24 jam sehari dan waktu minimum usaha 90 jam per bulan atau 3 jam sehari. Pengusaha yang diteliti umumnya membuka usaha mereka pada pagi hari sampai malam hari di setiap hari. Hal ini dilakukan agar omset terus bertambah dan pelanggan tidak kesusahan apabila ingin membeli barang dagangan.

Waktu usaha mempengaruhi jumlah pekerja dalam usaha. Rata-rata responden usaha mikro hanya memiliki 1-2 orang pekerja, yaitu dirinya sendiri dibantu dengan orang lain. Hal ini dilakukan agar income pegawai dapat menjadi income usaha. Umumnya kondisi ini terus bertahan selama usaha tersebut berlangsung. Hanya beberapa pengusaha yang menambah jumlah pekerja karena dirasa usaha tersebut berkembang dengan pesat.

Berdasarkan penelitian, rata-rata pengusaha telah memiliki usaha tersebut selama 7 tahun. Maksimal usaha telah berjualan selama 18 tahun dan minimum selama 1 tahun. Lama usaha akan berpengaruh kepada penerimaan omset.

(25)

13 membayar sewa tempat, transport, retribusi, pekerja dan bahan baku sebesar Rp7 448 297 per bulan. Modal awal maksimum yang digunakan pengusaha sebesar Rp60 000 000 dan minimum sebesar Rp70 000 dengan rata-rata Rp18 602 333.

Komoditas dagangan yang dijual dibagi menjadi dua kategori, yaitu makanan dan non makanan. Komoditas makanan yang dijual beraneka ragam seperti warung nasi, ayam bakar, ketoprak, siomay dan lainnya. Komoditas non makanan lebih beraneka ragam seperti toko kelontong, toko alat rumah tangga, pulsa, dan toko aksesoris. Sebanyak 57% responden mempunyai usaha mikro dengan komoditas makanan dan 43% berada di komoditas non makanan.

Gambar 3 Persentase kategori bidang usaha mikro

Usaha mikro dengan komoditas makanan menjadikan para pengusaha tidak hanya berperan sebagai pemilik, namun juga sebagai pekerja dan penjual. Hal ini dikarenakan mereka sendiri yang melakukan proses pengolahan seperti membeli bahan, memasak, dan menyajikan makanan. Pengusaha dalam komoditas makanan umumnya mempunyai keahlian dalam memasak sesuai dagangan yang dijualnya.

(26)

14

Tabel 6 Karakteristik usaha berdasarkan komoditas usaha responden

Faktor Rata-rata Maksimum Minimum

Waktu usaha (jam/bln)

Perbedaan komoditas berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan dilihat dari segi pembiayaan tempat. Tempat yang diperlukan dalam berjualan makanan tidak sebanyak tempat yang diperlukan untuk menjual dagangan non makanan. Komoditas makanan hanya membutuhkan tempat untuk menyimpan bahan makanan, memasak dan sedikit tempat untuk meja dan kursi para pelanggan. Komoditas non makanan lebih membutuhkan tempat lebih besar yang dipergunakan untuk mendisplay berbagai macam barang. Posisi tempat yang strategis juga menjadi salah satu hal yang berpengaruh dalam pendapatan omset dan besarnya biaya sewa tempat.

Rata-rata komoditas non makanan membutuhkan modal yang lebih besar daripada komoditas makanan. Komoditas non makanan membutuhkan lebih banyak peralatan untuk menunjang mereka dalam berjualan seperti etalase dan rak barang sehingga modal yang dibutuhkan juga lebih besar. Modal yang dibutuhkan komoditas non makanan juga harus mencukupi untuk membeli persediaan barang dagangan.

(27)

15

Gambar 4 Persentase jumlah modal awal usaha mikro

Jumlah modal awal berpengaruh secara nyata terhadap peningkatan omset usaha. Walaupun berpengaruh nyata, tidak selalu modal awal yang besar memberikan omset yang besar pula. Hal ini terlihat bahwa 53% responden yang memiliki usaha mikro modal awalnya lebih besar daripada omset usaha. Sisanya 47% responden modal awal usaha lebih kecil daripada omset usaha. Dapat disimpulkan bahwa modal awal yang besar tidak menjamin akan mendapat omset usaha yang besar pula. Hasil regresi linier menunjukkan jumlah modal awal berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan omset usaha. Modal dan omset saling berhubungan dalam suatu usaha. Modal diperlukan untuk mengembangkan usaha yang nantinya akan meningkatkan omset, sehingga modal awal harus dapat digunakan secara optimal agar omset terus berkembang.

Modal awal yang beragam membuat sumber pendanaan modal awal lebih beragam pula. Setelah dilakukan wawancara, para pengusaha mikro lebih memilih untuk menggunakan tabungan sendiri atau dana sendiri daripada meminjam. Modal awal dengan tabungan sendiri membuat resiko yang dihadapi dapat ditanggung sendiri dan tidak mempunyai kewajiban dengan orang lain. Selain itu, modal lebih dapat dikontrol dan dipergunakan sesuai kebutuhan dan keinginan pengusaha tersebut. Sebanyak 60% responden lebih memilih untuk menggunakan tabungan sendiri sebagai sumber pendanaan modal awal, dan sebanyak 40% memilih meminjam sebagai sumber pendanaan modal awal.

Gambar 5 Persentase sumber pendanaan modal awal usaha mikro

(28)

16

yang cukup untuk memulai usaha. Meminjam dapat dijadikan solusi apabila tidak mempunyai modal sendiri yang memadai. Responden lebih memilih meminjam kepada keluarga atau saudara daripada dengan lembaga keuangan seperti bank. Tidak adanya birokrasi, lebih mudah dalam pengembalian, jangka waktu yang lebih fleksibel dan adanya rasa tanggung jawab yang lebih karena kekeluargaan menjadi alasan mengapa responden memilih meminjam kepada keluarga dan saudara. Alasan lain adalah bank akan lebih susah untuk mengeluarkan dana pinjaman kepada pengusaha awal yang baru memulai usaha dikarenakan tidak adanya jaminan yang dapat dipergunakan. Beberapa responden lebih memilih untuk menunda membuka usaha mikro sampai tabungan yang dikumpulkan dirasa cukup daripada harus meminjam kepada lembaga keuangan. Meminjam kepada lembaga keuangan menjadi alternatif terakhir apabila modal yang diinginkan berjumlah besar yang tidak mungkin apabila dikumpulkan sendiri atau dipinjam dari keluarga.

Tabel 7 Karakteristik usaha berdasarkan sumber modal responden

Faktor Rata-rata Maksimum Minimum

Omset (rupiah/bulan) yang lebih besar daripada tabungan sendiri. Hal ini dikarenakan modal pinjaman memberikan motivasi lebih kepada pengusaha untuk mengembangkan usaha. Setelah usaha berkembang maka pengusaha akan lebih mudah untuk mengembalikan pinjaman. Berbeda dengan tabungan sendiri, omset yang didapat akan lebih kecil, dikarenakan resiko yang dihadapi lebih kecil daripada menggunakan modal pinjaman. Modal pinjaman harus menghadapi resiko untuk mengembalikan pinjammannya, sedangkan modal sendiri tidak harus menghadapi resiko tersebut. Dengan modal pinjaman, dana yang digunakan dapat lebih besar dan tersedia dalam waktu yang cepat. Berbeda dengan modal sendiri, dana yang diperoleh terbatas dan waktu pengumpulan dana juga lama tergantung seberapa besar dana yang akan dipergunakan.

Pengaruh Modal dan Variabel Lainnya Terhadap Omset Usaha

(29)

17 terdapat pada model. Sedangkan sisanya sebanyak 2.4% dijelaskan oleh variabel yang tidak terdapat pada model. Dengan nilai R2 yang tinggi mengartikan bahwa model fit. Dengan menggunakan Uji-T akan dilihat pengaruh berbagai variabel independen terhadap variabel dependennya.

Tabel 8 Koefisien penduga model

Peubah Koefisien t-statistik P-Value

Konstanta -5.650 -1.58 0.129 (0,05) maka dapat diartikan sisaan tidak menyebar secara normal. Pada lampiran 1, seluruh nilai VIF kurang dari 10 sehingga memenuhi asumsi multikolinearitas.

Jenjang pendidikan responden berpengaruh nyata terhadap omset usaha pada taraf nyata 10%. Nilai negatif yang didapat menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan responden maka omset yang didapat akan semakin kecil. Hasil ini tidak sama dengan hipotesis yang menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan pengusaha akan menghasilkan omset yang semakin besar. Hal ini dikarenakan setelah dilakukan penelitian pengusaha dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah cenderung lebih ramah dan lebih komunikatif terhadap pembeli sehingga dapat menarik lebih banyak pembeli. Faktor keluarga yang menjadi pengusaha secara turun temurun juga berpengaruh karena mendapat keahlian dan ilmu berdagang dari orang tua atau saudara yang telah lebih dulu menjadi pengusaha.

Hasil uji-t pada peubah status pernikahan diperoleh p-value X2 sebesar 0.000 dan lebih kecil dari α = 0.05. Hal ini dapat diartikan bahwa status pernikahan responden berpengaruh nyata terhadap omset usaha pada taraf nyata 5%. Tanda negatif menunjukkan omset pada responden yang belum menikah lebih besar daripada omset responden yang telah menikah. Komoditas usaha responden berpengaruh secara nyata terhadap omset usaha dilihat dari hasil uji-t pada taraf nyata 5%. Responden dengan komoditas usaha makanan memiliki omset yang lebih besar daripada responden dengan komoditas non makanan seperti toko kelontong dan alat rumah tangga. Rata – rata komoditas makanan memiliki omset Rp12 133 333 per bulan sedangkan komoditas non makanan memiliki omset Rp 9 821 429 per bulan.

(30)

18

paribus. Menurut Fitanto (2009) faktor modal berpengaruh secara signifikan terhadap omset usaha.

Lama usaha responden berpengaruh nyata terhadap omset usaha pada taraf nyata 5%. Besar koefisien X5 sebesar 0.742 yang berarti bahwa setiap peningkatan satu tahun lama usaha maka akan meningkatkan omset usaha sebesar Rp742 000 per bulan dengan asumsi cateris paribus. Hasil tersebut sesuai dengan Pratiwi (2013), yaitu usia usaha mempengaruhi omset usaha mikro secara signifikan. Semakin lama responden berjualan sebagai maka omset yang dapat diperoleh semakin besar. Sumber modal awal usaha berpengaruh nyata terhadap omset usaha pada taraf nyata 20%. Total biaya usaha berpengaruh nyata terhadap omset usaha pada taraf nyata 5%. Besar koefisien X7 sebesar 1.248 yang berarti setiap peningkatan biaya usaha sebesar satu juta rupiah maka akan meningkatkan omset sebesar Rp1 248 000 per bulan dengan asumsi cateris paribus.

PENUTUP

Simpulan

Usaha mikro di Jalan Babakan Raya Dramaga terdiri dari berbagai macam komoditas seperti makanan berat, makanan kecil, toko kelontong, pulsa dan alat rumah tangga. Rata-rata jenjang pendidikan para pemilik usaha mikro berada di tingkat menengah yaitu SMP dan SMA. Selain itu para pemilik usaha mikro rata-rata berada pada rentang usia produktif 20-35 tahun, sehingga usaha mikro dapat ditekuni dengan sungguh-sungguh dalam usia yang produktif.

Usaha yang dirasa paling menguntungkan adalah usaha mikro dengan komoditas makanan. Omset usaha dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenjang pendidikan, status pernikahan, komoditas usaha, jumlah modal awal, sumber modal awal, usia usaha, dan total biaya usaha. Komoditas usaha, lama usaha dan total biaya berpengaruh secara positif sedangkan jenjang pendidikan, status pernikahan berpengaruh secara negatif.

Besarnya modal awal berpengaruh secara positif terhadap pertambahan omset. Modal awal usaha dalam penelitian ini besarnya beragam sesuai dengan komoditasnya. Sumber pendanaan modal awal lebih banyak berasal dari tabungan sendiri daripada pinjaman. Hal ini dikarenakan para pengusaha mikro merasa lebih aman jika usahanya dimodali oleh tabungan sendiri.

Saran

.

(31)

19

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah ,Hardjanto I. 2005. Pengantar bisnis, edisi pertama. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.

Ardiana N. 2011. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi laba usaha mikro di pasar tradisional kota Binjai [tesis]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara. Destriana A.2008. Perilaku konsumsi susu pada konsumen keluarga di wilayah

Babakan, Kecamatan Dramaga, Bogor. Bogor (ID): Fakultas Peternakan. Indtitut Pertanian Bogor.

Dirlanudin. 2008. Paradigma baru pengembangan usaha kecil [jurnal]. Jurnal Ilmiah Niagara 1, no. 2 (2008): 47-67

Fitanto B. 2009. Analisis omset dan posisi bersaing pada klaster usaha kecil menengah (UKM) sepatu kota Mojokerto [jurnal]. Journal of Indonesian Applied Economics. Vol 3 No 1. Mei 2009 23-36

Hill, Hal. Small and medium enterprises in Indonesia: old policy challenges for a new administration [jurnal]. Asian Survey XLI, no. 2 (April 2001): 248-270. Indah MN. 2013. Determinan keterlibatan dengan lembaga keuangan dan tingkat

kredit pedagang kaki lima (studi kasus di Jalan Babakan Raya, Dramaga) [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Ilmu Ekoonomi. Institut Pertanian Bogor. Juanda B. 2009. Ekonometrika Pemodelan dan Pendugaan. Bogor (ID) : IPB

Press.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2000. Jakarta (ID) : Balai Pustaka.

Kasmir. 2007. Bank dan lembaga keuangan lain, Edisi enam. Jakarta (ID): PT

Mardiyatmo. 2008. Kewirausahaan. Jakarta (ID): Yudhistira.

Munizu M. 2010. Pengaruh faktor-faktor eksternal dan internal terhadap kinerja usaha mikro dan kecil (UMK) di Sulawesi Selatan [jurnal]. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, vol.12, no.1, Maret 2010, 33-41

Nugraha LA. 2011. Pengaruh modal usaha, tingkat pendidikan, dan sikap kewirausahaan terhadap pendapatan usaha pengusaha industri kerajinan perak di Desa Sodo Kecamatan Paliyan Kabupaten Gunung Kidul [skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Negeri Yogyakarta.

(32)

20

http://www.sindotrijaya.com/news/detail/3910/sektor-umkm-menyerap-973 dari-total-tenaga-kerja-indonesia#.U6Pux6MRS_I

Sriyana J. 2010. Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi Kasus di Kabupaten Bantul [jurnal]. Simposium Nasional 2010: Menuju Purworejo Dinamis dan Kreatif.

Sukidjo. 2004. Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah [jurnal]. Ekonomi & Pendidikan, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2004.

Waluyo. 2013. Teori Produksi dan Biaya [internet]. [diunduh pada: 16 Juli 2014]. Tersedia dari: http://ekonomilmu.blogspot.com/2013/01/teori-produksi-dan-biaya.html

Warsito R. 1994. Pembentukan modal di pedesaan jawa studi kasus di dua desa di DAS Jratunseluna [jurnal]. Salatiga (ID): Program Pascasarjana. Jurnal Universitas Kristen Satya Wacana Nomor 3 Th. VIII, Januari-Maret 1994, 19-32

(33)

21

Lampiran

Lampiran 1

Analisis Regresi

Pendidikan X1

Status pernikahan D1

Komoditas usaha D2

Jumlah modal awal X2

Lama usaha X3

Sumber modal awal D3

Total Biaya X4

Omset (bulan) Y

The regression equation is

Y = - 5.65 – 2.08 X1 – 6.72 D1 + 5.12 D2 + 0.448 X2 + 0.742 X3 – 1.40 D3 + 1.25 X4

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant -5.650 3.567 -1,58 0.129 X1 -2.080 1.214 -1,71 0.102 5.7 D1 -6.723 1.201 -5,60 0.000 2.3 D2 5.120 1.308 3,91 0.001 3.5 X2 0.44767 0.04267 10,49 0.000 2.1 X3 0.7418 0.1636 4,53 0.000 5.2 D3 -1.396 1.073 -1,30 0.208 2.6 X4 1.24842 0.08450 14,77 0.000 1.7

S = 0.997217 R-Sq = 97.6% R-Sq(adj) = 96.7%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P Regression 7 791.92 113.13 113.76 0.000

Residual Error 20 19.89 0.99 Total 27 811.81

(34)
(35)

23

Lampiran 4

KUESIONER PENELITIAN

Nomor Responden : ………...………

Tanggal wawancara :………...………

Nomor Telepon :...

I. Identitas Responden

1. Nama Umur 2. Pendidikan

3. Status Perkawinan

4. JumlahAnggota Keluarga 5. JumlahTanggunganKeluarga 6. Pekerjaan Utama

Jumlah Penghasilan 7. Pekerjaan Sampingan

Jumlah Penghasilan 8. Pengeluaran Keluarga

Makan total 1 hari Pendidikan bulanan Angsuran bulanan Transportasi

II. Penjelasan Usaha

1. Komoditas

2. Lokasi usaha 3. Omset

Mingguan Bulanan Tahunan 4. Jadwal Usaha 5. Biaya

(36)

24

Pekerja

(jumlah dan hubungan) Lain-Lain

III. Modal

1. Jumlah Modal Awal

2. Sumber Modal Awal Jelaskan alasan

Digunakan untuk apa saja

3. Jumlah Modal Tambahan (jika ada)

(37)

Lampiran 5

No Nama Jenis Usia Jenjang Status Jumlah Komoditas Waktu Usaha Jumlah Lama Omset Total Modal Sumber Modal

Kelamin Pendidikan Pernikahan

Anggota

Keluarga Usaha (Bulan) Pekerja Usaha Biaya Awal Awal

1 Ali L 31 D3 Belum 1 Toko Alat Tulis 390 2 2 18000000 9755000 45000000 Tabungan Pribadi

2 Firnanda P 25 D3 Menikah 2 Aksesoris 390 2 2 15000000 12885000 30000000 Tabungan Pribadi

3 Sri P 27 S1 Menikah 4 Pakaian 390 3 4 10000000 7204000 40000000 Pinjaman

4 Ian L 31 D3 Menikah 2 Makanan 510 4 1 24000000 13035000 50000000 Pinjaman

5 Yanto L 25 SD Belum 1 Makanan 360 2 2 15000000 13604000 15000000 Tabungan Pribadi

6 Joyo L 40 SMP Menikah 3 Toko Pulsa 210 1 4 20000000 17510000 5000000 Pinjaman

7 Ami P 50 SMP Menikah 6 Toko Mainan 720 1 15 6000000 3410000 15000000 Pinjaman

8 Hendra L 37 SMA Menikah 3 Makanan 540 1 6 22000000 19210000 25000000 Tabungan Pribadi

9 Maman L 32 SD Menikah 2 Makanan 540 2 10 6000000 5200000 1500000 Tabungan Pribadi

10 Zaidah P 44 SMA Menikah 2 Makanan 210 3 1 17500000 11604900 11000000 Tabungan Pribadi

11 Hendri L 40 S1 Menikah 4 Toko Elektronik 90 2 5 4000000 2099000 10000000 Pinjaman

12 Sartono L 37 S1 Menikah 4 Makanan 240 1 12 20000000 18774000 15000000 Pinjaman

13 Narti p 52 SMA Menikah 3 Toko Kelontong 540 1 14 2000000 1850000 6000000 Tabungan Pribadi

14 Narti L 37 SMP Menikah 3 Makanan 330 2 12 15000000 11515000 7000000 Pinjaman

15 Bundo P 48 SMA Menikah 4 Makanan 390 1 13 5000000 3124000 4000000 Tabungan Pribadi

16 Soleh L 72 SD Menikah 7 Toko Kelontong 420 1 10 3500000 1500000 500000 Tabungan Pribadi

17 Nasripin L 50 SD Menikah 5 Makanan 390 1 18 6000000 1520000 70000 Pinjaman

18 Woro L 30 SMP Menikah 2 Toko Komputer 330 1 7 18000000 15165000 25000000 Tabungan Pribadi

(38)

2

No Nama Jenis Usia Jenjang Status Jumlah Komoditas Waktu Usaha Jumlah Lama Omset Total Modal Sumber Modal

Kelamin Pendidikan Pernikahan

Anggota

Keluarga Usaha (Bulan) Pekerja Usaha Biaya Awal Awal

20 Ida P 33 SMA Menikah 4 Makanan 540 2 8 8000000 6399000 15000000 Tabungan Pribadi

21 Nurmawan L 37 SMP Menikah 3

Toko Alat Rumah

Tangga 240 3 6 16000000 5870000 15000000 Pinjaman

22 Solihat L 46 SMA Menikah 4 Toko Kelontong 210 1 10 6000000 1310000 30000000 Tabungan Pribadi

23 Zainal L 30 SMA Menikah 3 Makanan 540 1 10 10000000 2620000 30000000 Tabungan Pribadi

24 Dede L 34 SMP Menikah 4 Makanan 180 1 8 12000000 3115000 35000000 Tabungan Pribadi

25 Tono L 35 SMA Menikah 2 Toko Pakaian 540 1 5 6000000 4199000 20000000 Tabungan Pribadi

26 Nanda P 34 SMA Menikah 2 Mainan 540 3 3 5000000 3642000 60000000 Pinjaman

27 Yulis P 52 SMP Menikah 3 Pakaian 450 1 2 3000000 2834000 7500000 Tabungan Pribadi

28 Trianto L 26 SMA Belum 1 Makanan 360 1 4 3000000 2310000 7000000 Tabungan Pribadi

29 Wiwi P 44 SMA Menikah 6 Makanan 450 4 1 15000000 14870000 23500000 Pinjaman

30 Dani L 34 SMA Belum 1

Toko Alat Rumah

(39)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 6 Agustus 1992. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Alan Hermanto dan Yati Sawitri. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Kaliabang Tengah 3 pada tahun 2004 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2007 di SMP Negeri 5 Bekasi. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMA Negeri 36 Jakarta diselesaikan pada tahun 2010.

Penulis diterima pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB pada tahun 2010. Selama mengikuti pendidikan di Institut Pertanian Bogor penulis tercatat sebagai pengurus UKM Paduan Suara IPB Agria Swara pada divisi Pengembangan Sumberdaya Manusia (2012) dan menjabat sebagai Presidium (2013). Penulis pernah mengikuti “Lomba Paduan Suara Lagu Perjuangan ke-4” pada tahun 2011 di Universitas Tarumanegara, Jakarta , kompetisi “ The IV Harald Andersen Chamber Choir Competition” di Helsinki, Finland pada tahun 2012, kompetisi “The 50th Montreux Choral Festival” di Montreux, Switzerland dan “The 60th Fleischman Choir Festival” di Cork, Ireland pada tahun 2014. Penulis juga aktif dalam kepanitiaan “Bogor Art Festival” dan “Gebyar Nusantara IPB” pada tahun 2011.

Gambar

Tabel 1 Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB)
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Tabel 2 Jenis kelamin responden
Tabel 3 Usia dan pendidikan responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kredit perbankan, lama usaha dan tingkat pendidikan terhadap omset pengusaha kecil rotan di Kecamatan

dengan produk yang dihasilkan oleh usaha besar, terutama dari segi inovasi produk.. Para pelaku UMKM harus terus melakukan inovasi produk agar dapat

Berapakah jumlah angsuran yang harus Anda bayarkan apabila modal awal diperoleh dengan cara

Pengaruh secara langsung, diperoleh variabel yang berpengaruh positif dan signifikan serta mempunyai bobot yang tertinggi diantara variabel lain terhadap pengembangan usaha omset

Hasil penelitian yang telah diperoleh menyimpulkan bahwa secara parsial modal usaha berpengaruh signifikan terhadap pengembangan usaha mikro di Kecamatan Kabila Kabupaten

Menunjukkan bahwa variabel independen modal sendiri dan modal pinjaman memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha mikro Di Desa

Pengaruh Modal Pinjaman Terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi di Kota Surabaya Penelitian mengenai pengaruh dari variabel modal pinjaman terhadap sisa hasil usaha di Kota Surabaya

Maka dapat diartikan pengaruh modal dan omset terhadap pendapatan BUM Desa di Kecamatan Adipala yaitu sebesar 88.9 % sedangkan 11.1 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk