HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN TENTANG PENGGUNAAN DAN BAHAYA INSEKTISIDA PADA RUMAH
TANGGA DENGAN KELUHAN KESEHATAN DI DESA RANTAU PANJANG KECAMATAN PANTAI LABU
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh:
OLVARIANI SITEPU NIM 061000175
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN TENTANG PENGGUNAAN DAN BAHAYA INSEKTISIDA PADA RUMAH
TANGGA DENGAN KELUHAN KESEHATAN DI DESA RANTAU PANJANG KECAMATAN PANTAI LABU
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh:
OLVARIANI SITEPU NIM 061000175
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul:
HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN TENTANG PENGGUNAAN DAN BAHAYA INSEKTISIDA PADA RUMAH
TANGGA DENGAN KELUHAN KESEHATAN DI DESA RANTAU PANJANG KECAMATAN PANTAI LABU
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :
OLVARIANI SITEPU NIM. 061000175
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 10 Juni 2010 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji
Ketua Penguji Penguji I
dr. Taufik Ashar, MKM Ir. Evi Naria, M.Kes
NIP. 19780331 200312 1 001 NIP. 19680320 199303 2 001
Penguji II Penguji III
Ir. Indra Chahaya S, M.Si Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, MS NIP. 19681101 199303 2 005 NIP. 19650109 199403 2 002
Medan, Juni 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Dekan,
ABSTRAK
Insektisida sangat dibutuhkan dalam mengendalikan vektor karena penyakit yang ditularkan oleh vektor banyak ditemukan bahkan dapat merenggut korban jiwa. Penggunaan insektisida yang seharusnya dapat mempermudah pengendalian penyakit, namun pada akhirnya mengakibatkan efek terhadap kesehatan. Karena insektisida memiliki potensi bahaya yang tinggi bagi anggota keluarga maka harus ada pengolahan insektisida sehingga dampak negatif dari pengguna insektisida tersebut dengan timbulnya keluhan kesehatan dapat dicegah terhadap manusia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara karakteristik, pengetahuan, sikap, tindakan tentang penggunaan dan bahaya insektisida pada rumah tangga dengan keluhan kesehatan di desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.
Penelitian ini adalah survai yang bersifat analitik dengan populasi adalah seluruh ibu rumah tangga di Desa Rantau Panjang yaitu sebanyak 288 orang dan jumlah sampel sebanyak 74 orang. Pengambilan sampel menggunakan metode Purposive Sampling dengan kriteria adalah ibu rumah tangga yang memakai insektisida. Data dianalisis dengan menggunakan uji X2 dan exact fisher pada α=0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik ibu rumah tangga mayoritas berumur 19-45 tahun (79,7%), mayoritas tingkat pendidikan rendah (87,8%), yang tidak bekerja (70,3%), yang mempunyai penghasilan <Rp 980.000 (70,3%), lama menggunakan insektisida >2 tahun (66,2%), ibu rumah tangga yang memiliki pengetahuan kurang baik (68,9%), sikap baik (55,4%), tindakan kurang baik (58,1%). Diantaranya yang pernah mengalami keluhan kesehatan 49 orang (66,3%). Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel umur (p=0,206) dan variabel pendidikan (p=0,054) dengan keluhan kesehatan. Hasil analisis yang lain menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara variabel pekerjaan (p=0,003, variabel penghasilan (p=0,003), variabel pengetahuan (p=0,000), variabel sikap (p=0,000), variabel tindakan (p=0,000) dengan keluhan kesehatan di Desa Rantau Panjang.
Ibu Rumah Tangga Desa Rantau Panjang diharapkan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) seperti masker dan sarung tangan saat menyemprot insektisida dan mencuci tangan pakai sabun setelah menggunakan insektisida. Selain itu sebelum menggunakan insektisida sebaiknya membaca tata cara penggunaan (label) Insektisida.
ABSTRACT
Insecticides in vector control is needed because the disease infected by the vector can be found even claimed casualties. The use of insecticides in disease control should be easier, but in the end lead to effects on health. The insecticide has a high potential hazard for family there should be an insecticide treatment so that the negative impact of these insecticides with the emergence of user complaints on human health can be prevented.
This study aimed to describe the relationship between the characteristics, knowledge, attitudes, practice of housewives about the use and hazard potention of insecticides with health complaints in Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang on 2010.
This study was an analytic survey, population were all the housewives in Desa Rantau Panjang as many as 288 people and the total sample of 74 persons. Purposive sampling method with random sampling criteria were housewives who use insecticides. Data were analyzed using X2 test and exact fisher test at α=0,05.
The results showed that characteristics of housewives aged 19-45 years (79,7%), with a low educational level (87.8%), which does not work (70.3%), the interpretation of income <Rp 980 000 (70.3 %), duration of use of insecticides >2 years (66.2%), housewives who have a poor knowledge (68.9%), good attitude (55.4%), unfavorable practice (58.1%). Among others who had experienced health complaints 49 people (66.3%). Results of analysis showed no significant relationship between the variables of age (p=0.206) and the education variable (p=0,054) with health complaint. Analytical results of the others showed significant relationship between variable jobs (p=0.003), the income variable (p=0.003), while the variable use of insecticides (p=0,004) knowledge variable (p=0.000), attitude variable (p=0.000), the practice variable (0,000) with health complaints in Desa Rantau Panjang
Housewife at Rantau Panjang village were wished to usage PPE such as masks and hand gloves when sprayed the insecticides and washed their hand after usage the insecticides. And then before usage the insecticides were better read the procedure of use (labels) insecticides.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Olvariani Sitepu
Tempat/Tanggal Lahir : Muara Sipongi, 24 Oktober 1988
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Belum Kawin
Anak Ke : 2 dari 2 bersaudara
Alamat Rumah : Desa Silantom Tonga Kecamatan Pangaribuan
Kabupaten Tapanuli Utara
Riwayat Pendidikan :1. SD Negeri No. 173200 Silantom Tonga (1994-2000) 2. SLTP N 1 Saipar Dolok Hole (2000-2003)
3. SMA Methodist II Kisaran (2003-2006)
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah Bapa, karena berkat dan kasihNya maka penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “ Hubungan Karakteristik,
Pengetahuan, Sikap, Tindakan Tentang Penggunaan dan Bahaya Insektisida Pada Rumah Tangga dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Ria Masniari, M.Si sebagai Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.
2. dr. Taufik Ashar, MKM selaku Dosen Pembimbing I.
3. Ir. Evi Naria, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II
4. Ir. Indra Chahaya. S, M.Si sebagai Kepala Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai Tim Penguji Skripsi
5. DR. Irnawati Marsaulina, MS sebagai Tim Penguji Skripsi
6. Para Dosen dan Civitas Akademik FKM USU dan Staf Dosen bagian Kesehatan
Lingkungan khususnya.
9. Alm. M.Sitepu, SPd yang telah berpulang kepangkuan Bapa di sorga. terima kasih
banyak buat perjuanganmu, bimbinganmu, didikanmu. Engkau akan selalu ada di hati
penulis. Penulis juga ucapkan terima kasih banyak buat ibunda tersayang R.
Perangin-angin yang selalu tegar dan selalu memotivasi serta berdoa memberikan kasih sayang
yang melimpah dan perhatian serta dukungan baik moral maupun materil.
10. Eva Masrita Sitepu CSP, Adik Gabrena Tarigan, Obama Tarigan, Nando Perangin-angin,
Ariadi Perangin-angin, Bulang, Iting Kisaran, Iting Kineppen, Bapak Saul Tarigan, Bi
Dian, Mami dan Mama serta semua anggota keluarga besar Penulis yang senantiasa
memberikan dukungan dan motivasi..
11. Trio Manja (Elfrida SKM, Andriansyah SKM), Efrata, Yenni, Widya SKM, Dilla, Gaby,
Nurhayati, Iskandar SKM, Ismil, Roy SKM, Hendra Dinata SKM, Mhd Aulia SKM,
Berkat Putra SKM, Semua anggota Ikatan Mahasiswa Kesehatan Lingkungan (IMAKEL)
stambuk 2006, Bang Hemrat Sitompul, Hisar Sitanggang, Sylvi SKM, Neni Simanjuntak,
Asri Budi, Kak Bona yang telah banyak membantu dan memberi dukungan. Mbak Ajeng,
Sofia, Umi, dan semua warga gg Juhar 8a. Kelompok kecil HOC (K’Eka, Herlina, dan
Paulina).
Akhir kata semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkatNya kepada kita dan semoga
tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak
Medan, Juni 2010
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
2.1. Pengertian Insektisida ... 5
2.2. Klasifikasi Insektisida ... 5
2.2.1.Berdasarkan Rumus Kimia ... 5
2.2.2. Berdasarkan Bentuk Fisik ... 6
2.3. Penggunaan Insektisida dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan... 7
2.3.1. Penggunaan Insektisida... 7
2.3.2. Pengaruh Insektisida Terhadap Kesehatan... 8
2.4. Cara Masuk dalam Tubuh ... 9
2.5. Gejala dan Pertolongan Pertama Keracunan... 11
2.5.1. Gejala keracunan... 11
2.5.2. Pertolongan Pertama Keracunan ... 11
2.5.3. Jenis dan Efek Samping Pemakaian Insektisida ... 11
2.5.2. Dampak Insektisida di Lingkungan ... 13
2.6. Tinjauan tentang Pengetahuan, Sikap dan Tindakan ... 13
BAB III METODE PENELITIAN ... 21
3.1. Jenis Penelitian... 21
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21
3.3. Populasi dan Sampel ... 21
3.6. Defenisi Operasional... 25
3.7. Analisis data ... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN... 27
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 27
4.2. Karakteristik Ibu Rumah Tangga ... 27
4.2.1. Umur Responden... 28
4.2.2. Pendidikan Responden ... 28
4.2.3. Pekerjaan Responden ... 29
4.2.4. Penghasilan Responden... 29
4.2.5. Lama Memakai Insektisida ... 30
4.3. Karakteristik Insektisida... 31
4.4. Tingkat Pengetahuan Responden ... 31
4.5. Sikap Responden... 35
4.6. Tindakan Responden... 37
4.7. Keluhan Kesehatan ... 39
4.8. Hubungan Karakteristik dengan Keluhan Kesehatan ... 40
4.8.1. Hubungan Umur dengan Keluhan Kesehatan ... 42
4.8.2. Hubungan Pendidikan Dengan Keluhan Kesehatan ... 42
4.8.3. Hubungan Pekerjaan dengan Keluhan Kesehatan... 43
4.8.4. Hubungan Penghasilan dengan Keluhan Kesehatan ... 44
4.8.5. Hubungan Lama Memakai dengan Keluhan Kesehatan ... 45
4.9. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Keluhan Kesehatan ... 49
4.10. Hubungan Sikap dengan Keluhan Kesehatan ... 49
4.11. Hubungan Tindakan dengan Keluhan Kesehatan ... 47
BAB V PEMBAHASAN ... 49
5.1. Hubungan Karakteristik dengan Keluhan Kesehatan ... 49
5.1.1. Hubungan Umur dengan Keluhan Kesehatan ... 49
5.1.2. Hubungan Pendidikan Dengan Keluhan Kesehatan ... 49
5.1.3. Hubungan Pekerjaan dengan Keluhan Kesehatan... 49
5.1.4. Hubungan Penghasilan dengan Keluhan Kesehatan ... 50
5.1.5. Hubungan Lama Memakai dengan Keluhan Kesehatan... 51
5.2. Hubungan Tingkat Pengetahuandengan Keluhan Kesehatan ... 52
5.4. Hubungan Tindakan dengan Keluhan Kesehatan ... 54
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 57
6.1. Kesimpulan ... 57
6.2. Saran... 58
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Umur di Desa Rantau Panjang Tahun 2010.
Tabel 4.2 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
Tabel 4.5 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Lama Menggunakan Insektisida di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
Tabel 4.6 Distribusi Jenis Insektisida yang digunakan Responden di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Pengetahuan tentang Penggunaan dan Bahaya Insektisida di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Sikap tentang Penggunaan dan Bahaya Insektisida di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Tindakan tentang Bahaya Insektisida di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Keluhan Kesehatan yang Dirasakan Selama Menggunakan Insektisida di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
Tabel 4.15 Distribusi Jenis Keluhan Kesehatan yang Dirasakan dan Bentuk Insektisida yang Digunakan
Tabel 4.16 Tabulasi Silang Umur Responden dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
Tabel 4.17 Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan Responden dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
Tabel 4.18 Tabulasi Silang Pekerjaan Responden dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
Tabel 4.19 Tabulasi Silang Penghasilan Responden dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
Tabel 4.20 Tabulasi Silang Lama Menggunakan Insektisida dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
Tabel 4.21 Tabulasi Silang Tingkat Pangetahuan Responden dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
Tabel 4.22 Tabulasi Silang Sikap Responden dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Sikap, Tindakan Ibu Rumah Tangga Tentang Penggunaan dan Bahaya Insektisida dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.
Lampiran 2 Master Data Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Sikap, Tindakan Ibu Rumah Tangga Tentang Penggunaan dan Bahaya Insektisida dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.
Lampiran 3 Hasil Pengolahan Data Penelitian Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Sikap, Tindakan Ibu Rumah Tangga Tentang Penggunaan dan Bahaya Insektisida dengan Keluhan Kesehatan di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.
ABSTRAK
Insektisida sangat dibutuhkan dalam mengendalikan vektor karena penyakit yang ditularkan oleh vektor banyak ditemukan bahkan dapat merenggut korban jiwa. Penggunaan insektisida yang seharusnya dapat mempermudah pengendalian penyakit, namun pada akhirnya mengakibatkan efek terhadap kesehatan. Karena insektisida memiliki potensi bahaya yang tinggi bagi anggota keluarga maka harus ada pengolahan insektisida sehingga dampak negatif dari pengguna insektisida tersebut dengan timbulnya keluhan kesehatan dapat dicegah terhadap manusia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara karakteristik, pengetahuan, sikap, tindakan tentang penggunaan dan bahaya insektisida pada rumah tangga dengan keluhan kesehatan di desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.
Penelitian ini adalah survai yang bersifat analitik dengan populasi adalah seluruh ibu rumah tangga di Desa Rantau Panjang yaitu sebanyak 288 orang dan jumlah sampel sebanyak 74 orang. Pengambilan sampel menggunakan metode Purposive Sampling dengan kriteria adalah ibu rumah tangga yang memakai insektisida. Data dianalisis dengan menggunakan uji X2 dan exact fisher pada α=0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik ibu rumah tangga mayoritas berumur 19-45 tahun (79,7%), mayoritas tingkat pendidikan rendah (87,8%), yang tidak bekerja (70,3%), yang mempunyai penghasilan <Rp 980.000 (70,3%), lama menggunakan insektisida >2 tahun (66,2%), ibu rumah tangga yang memiliki pengetahuan kurang baik (68,9%), sikap baik (55,4%), tindakan kurang baik (58,1%). Diantaranya yang pernah mengalami keluhan kesehatan 49 orang (66,3%). Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel umur (p=0,206) dan variabel pendidikan (p=0,054) dengan keluhan kesehatan. Hasil analisis yang lain menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara variabel pekerjaan (p=0,003, variabel penghasilan (p=0,003), variabel pengetahuan (p=0,000), variabel sikap (p=0,000), variabel tindakan (p=0,000) dengan keluhan kesehatan di Desa Rantau Panjang.
Ibu Rumah Tangga Desa Rantau Panjang diharapkan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) seperti masker dan sarung tangan saat menyemprot insektisida dan mencuci tangan pakai sabun setelah menggunakan insektisida. Selain itu sebelum menggunakan insektisida sebaiknya membaca tata cara penggunaan (label) Insektisida.
ABSTRACT
Insecticides in vector control is needed because the disease infected by the vector can be found even claimed casualties. The use of insecticides in disease control should be easier, but in the end lead to effects on health. The insecticide has a high potential hazard for family there should be an insecticide treatment so that the negative impact of these insecticides with the emergence of user complaints on human health can be prevented.
This study aimed to describe the relationship between the characteristics, knowledge, attitudes, practice of housewives about the use and hazard potention of insecticides with health complaints in Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang on 2010.
This study was an analytic survey, population were all the housewives in Desa Rantau Panjang as many as 288 people and the total sample of 74 persons. Purposive sampling method with random sampling criteria were housewives who use insecticides. Data were analyzed using X2 test and exact fisher test at α=0,05.
The results showed that characteristics of housewives aged 19-45 years (79,7%), with a low educational level (87.8%), which does not work (70.3%), the interpretation of income <Rp 980 000 (70.3 %), duration of use of insecticides >2 years (66.2%), housewives who have a poor knowledge (68.9%), good attitude (55.4%), unfavorable practice (58.1%). Among others who had experienced health complaints 49 people (66.3%). Results of analysis showed no significant relationship between the variables of age (p=0.206) and the education variable (p=0,054) with health complaint. Analytical results of the others showed significant relationship between variable jobs (p=0.003), the income variable (p=0.003), while the variable use of insecticides (p=0,004) knowledge variable (p=0.000), attitude variable (p=0.000), the practice variable (0,000) with health complaints in Desa Rantau Panjang
Housewife at Rantau Panjang village were wished to usage PPE such as masks and hand gloves when sprayed the insecticides and washed their hand after usage the insecticides. And then before usage the insecticides were better read the procedure of use (labels) insecticides.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah
meningkatkan kesadaran, keamanan dan kemampuan hidup sehat setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat bangsa
dan negara Indonesia yang di tandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memilki derajat kesehatan yang optimal di
seluruh wilayah Republik Indonesia (Depkes RI, 1999).
Penyakit yang menular yang disebabkan oleh vektor hingga kini masih
menjadi beban berat bagi sebagian besar negara tropis termasuk Indonesia. Penyakit-penyakit yang menular melalui vektor terutama karena gigitan nyamuk masih endemis di banyak daerah di Indonesia dan merenggut ribuan jiwa tiap tahun. Oleh
karena itu, dibutuhkan alat atau bahan yang ampuh, aman dan murah (termasuk insektisida) yang dapat di pergunakan untuk mengendalikan vektor. Tetapi seiring
dengan perkembangan zaman yang konsumtif dalam penggunaan bahan kimia, maka banyak pihak yang salah kaprah tentang penggunaan insektisida.
Racun serangga (insektisida) dalam rumah tangga terdapat dalam beberapa sediaan yaitu berbentuk semprotan (cairan/aerosol), lotion, elektrik, kepingan dan lingkaran (biasanya dibakar). Racun pembasmi nyamuk memiliki resiko merusak
terminum bersama makanan atau minuman yang tercemar, dihirup dalam bentuk gas dan uap, termasuk yang langsung menuju paru-paru lalu masuk ke dalam aliran darah dan ada juga yang terserap melalui kulit dengan atau tanpa terlebih dahulu
menyebabkan luka pada kulit (Raini, 2007).
Menurut Depkes RI (2008) ada tiga bahan aktif di dalam obat antinyamuk
yaitu jenis dichlorvos, propoxur, pyrethroid, serta bahan kombinasi dari ketiganya.Propoxur atau racun pembasmi hama di Indonesia racun-racun tersebut dijual secara bebas kepada masyarakat luas yang awam akan pengertian bahaya bahan
kimia dan pemerintah seperti menutup mata terhadap hal ini. Propoxur termasuk racun kelas menengah. Jika terhirup maupun terserap tubuh manusia dapat
mengaburkan penglihatan, keringat berlebih, pusing, sakit kepala, dan badan lemah. Propoxur juga dapat menurunkan aktivitas enzim yang berperan pada saraf transmisi, dan berpengaruh buruk pada hati dan reproduksi.
Rantau Panjang merupakan daerah yang dekat dengan laut, dan di kelilingi oleh rawa-rawa, sehingga sangat potensial sebagai tempat berkembang biak nyamuk.
Menurut data profil kesehatan Deli Serdang tahun 2008, annual malaria indeks di Kabupaten deli Serdang adalah13,24%.
Penggunaan insektisida yang seharusnya dapat mempermudah pengendalian
penyakit malaria, namun pada akhirnya mengakibatkan efek terhadap kesehatan. Hal ini yang membuat penulis tertarik melakukan penelitian tentang bahaya insektisida
insektisida dengan keluhan kesehatan di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.”
1.2. Perumusan Masalah
Pengaruh insektisida terhadap kesehatan begitu komplek dari satu sisi menguntungkan, tetapi disisi yang lain ternyata merugikan dan bahkan dapat
merenggut korban jiwa. Permasalahan yang dapat diajukan yaitu hubungan antara karakteristik, pengetahuan, sikap, tindakan ibu rumah tangga tentang penggunaan dan bahaya insektisida dengan keluhan kesehatan di desa Rantau Panjang Kecamatan
Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik, pengetahuan, sikap, tindakan ibu rumah tangga tentang penggunaan dan bahaya Insektisida dengan
keluhan kesehatan di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang tahun 2010.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik ibu rumah tangga (umur, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan).
2. Untuk mengetahui pengetahuan ibu rumah tangga tentang penggunaan dan bahaya insektisida.
5. Untuk mengetahui keluhan kesehatan yang dirasakan masyarakat di Desa Rantau Panjang akibat pemakaian insektisida.
6. Untuk mengetahui hubungan karakterisitik ibu rumah tangga (umur, pendidikan,
pekerjaan, penghasilan) dengan keluhan kesehatan
7. Untuk mengetahui lama memakai insektisida dengan keluhan kesehatan
8. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu rumah tangga dengan keluhan kesehatan
9. Untuk mengetahui hubungan sikap ibu rumah tangga dengan keluhan kesehatan
10. Untuk mengetahui hubungan tindakan ibu rumah tangga dengan keluhan kesehatan
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang tentang pemaparan insektisida pada anggota keluarga dan diharapkan sebagai bahan
pertimbangan untuk lebih meningkatkan perhatian dan penyuluhan kepada anggota keluarga terkhusus ibu rumah tangga.
2. Bagi peneliti merupakan suatu kegiatan mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan ke masyarakat mengenai bahaya insektisida.
3. Sebagai informasi kepada ibu rumah tangga tentang pemaparan insektisida pada
tubuh anggota keluarganya, dengan harapan ibu rumah tangga dapat meminimalisir penggunaan insektisida yang bersifat kimia dan lebih
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Insektisida
Menurut Soemirat (2003), insektisida berasal dari bahasa latin insectum yang mempunyai arti potongan, keratan, atau segmen tubuh, seperti segmen yang ada pada
tubuh serangga. Insektisida pada umumnya dapat menimbulkan efek terhadap sistem syaraf. Secara umum pengertian insektisida dapat didefenisikan sebagai bahan yang dapat digunakan untuk mengendalikan populasi jasad yang dianggap sebagai vector
yang secara langsung ataupun tidak langsung merugikan kepentingan manusia (Munaf, 1995).
2.2. Klasifikasi Insektisida
2.2.1. Insektisida dapat diklasifikasikan berdasarkan rumus kimia :
1. Organoklorin, golongan ini terdiri atas ikatan karbon, klorin, dan hidrogen,
Insektisida ini sedikit digunakan di negara berkembang karena secara kimia bahwa insektisida organoklor adalah senyawa yang tidak reaktif, memiliki sifat yang tahan atau persisten, baik dalam tubuh maupun dalam lingkungan
memiliki kelarutan sangat tinggi dalam lemak dan memiliki kemampuan terdegradasi yang lambat. Contoh dari kelompok ini adalah DDT dan lindan.
3. Karbamat, keterangan sama dengan organofosfat, tapi keduanya mempunyai ikatan dan struktur kimia yang berbeda.
4. Piretroid
a. Piretroid Alam
Piretrum adalah insektisida alami, yang merupakan ekstrak dari bunga
Chrysantemum, Phyretrum cinerariaefollium (Dalmantian insect flower). Insektisida ini sudah lama dikenal dan sangat efektif.
b. PiretroidSintetik
Sintetis ester dapat dibagi menjadi dua sub golongan yang didasarkan pada struktur dan gejala keracunan. Yang pertama adalah tipe Alletrin, Tetrometrin, dan Phenotrin dimana efek yang dihasilkan meyerupai efek DDT. Tipe yang kedua adalah semua ester mengandung sianida, seperti
Fenvolerat, Deltametrin, dan Cifenometrin (Soemirat, 2003).
2.2.2. Berdasarkan bentuk fisiknya (Wudianto, 2001) Bentuk fisik insektisida dapat di bagi sebagai berikut: a. Bentuk padat
1. Dust (debu), 2. Bail,
3. Seed dressing.
b. Bentuk cair
4. Vapors: uap
c. Bentuk gas (Wudianto, 2001).
2.3. Penggunaan Insektisida dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan 2.3.1. Penggunaan Insektisida
Cara penggunaan insektisida yang tepat merupakan salah satu faktor penting
yang menentukan keberhasilan pengendalian vektor. Walaupun jenis obatnya baik, namun karena penggunaannya tidak betul, maka menyebabkan sia-sianya penggunaan insektisida.
Hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan insektisida adalah ketepatan penggunaan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan sia-sianya
penggunaan insektisida dan merusak lingkungan. Sedangkan dosis yang terlalu rendah akan menyebabkan vektor sasaran tidak mati sehingga mendorong timbulnya resistensi (Ware, 1982).
Menurut Munaf (1995) untuk menggunakan insektisida ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Sebelum menggunakannya bacalah label yang ada dikemasan. Jaga label jangan sampai rusak karena didalamnya terdapat informasi mengenai cara menggunakannya, penyimpanan, bahayanya dan pertolongan pertama jika
terjadi keracunan serta informasi lainnya.
2. Insektisida hendaklah disimpan dengan aman (di tempat yang tidak terjangkau
3. Jangan menyimpan dekat dengan bahan-bahan makanan dan minuman. Kontaminasi bahan kimia sering terjadi karena kelalaian, seperti meletakkan insektisida dengan bahan makanan dan juga langsung mengkonsumsi
makanan tanpa cuci tangan terlebih dahulu setelah kontak dengan insektisida. Insektisida yang terdapat dalam bahan makanan dengan kadar yang berlebih
akan bersifat toksik bagi manusia.
4. Simpan dalam wadah aslinya dan jangan di pindahkan ke dalam wadah lain terutama ke dalam wadah bekas makanan/minuman. Pastikan kemasan
insektisida tertutup rapat dan disimpan tegak berdiri. Periksa secara berkala apakah ada retak, bocor, dan noda.
5. Gunakan insektisida dalam bentuk semprotan kurang lebih 1 jam sebelum tidur. Sebelum menggunakannya pastikan anak-anak tidak berada disekitar ruangan yang akan disemprot dan semua alat mainan disimpan ke tempat lain.
6. Pastikan obat nyamuk bakar digunakan dengan aman dan jauhkan dari bahan yang mudah terbakar.
7. Gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan masker.
8. Jangan semprotkan insektisida ke atas kasur atau tidur diatas kasur yang sudah disemprot.
9. Buanglah kemasan insektisida yang sudah tidak dipakai secara aman.
2.3.2. Pengaruh Insektisida Terhadap Kesehatan
gejala lainnya tidak terlihat sampai beberapa jam, beberapa hari, bahkan sampai 2 tahun atau lebih (Soemirat, 2003).
Tanda-tanda keracunan insektisida adalah sebagai berikut :
a. Bagian kepala : sakit kepala, masalah penglihatan, b. Bagian hidung : ingusan, mengeluarkan liur,
c. Bagian dada : sulit bernapas, batuk,
d. Bagian kaki : kejang otot atau sakit, kedutan, e. Bagian perut : sakit, diare, mual, dan muntah,
f. Bagian kulit : gatal, ruam, bengkak, memerah, melepuh, terbakar. Sementara, dampak akibat paparan insektisida jangka panjang adalah penyakit
kanker, gangguan fungsi sistem reproduksi, fungsi hati rusak, fungsi otak menurun. Sakit kepala, masalah penglihatan, kejang otot, kedutan, kulit gatal, kulit ruam, kulit bengkak, kulit memerah, kulit melepuh, kulit terbakar merupakan dampak
dari golongan organoklorin, sedangkan ingusan, mengeluarkan liur, sulit bernafas, batuk, diare, mual, dan muntah merupakan dampak dari golongan organoposfat.
2.4. Cara Masuk ke dalam Tubuh
1. Masuk melalui Mulut (oral)
Efek beracun dapat diakibatkan oleh ketidaksengajaan menelan material ini,
eksperimen proses pencernaan dapat menghasilkan mual, muntah, kehilangan selera makan, kram abdominal, dan diare.
Ada beberapa bukti untuk menyatakan bahwa material ini dapat menyebabkan iritasi mata dan kerusakan pada beberapa individu. Kontak mata secara langsung bisa menghasilkan air mata, pelipatan pada kelopak mata, kontraksi
atau pengucupan anak mata, kehilangan fokus, pengaburan penglihatan, dilasi atau pembesaran anak mata.
3. Melalui Kulit
Kontak antara kulit dengan material mungkin berbahaya, efek sistemik dapat terjadi bila material terserap. Bahan ini dianggap bersifat mengiritasi terhadap
kulit. Rasa tidak nyaman dapat dihasilkan akibat pemaparan dalam waktu yang lama. Pemakaian insektisida yang baik seharusnya menggunakan sarung
tangan untuk meminimalkan paparan terhadap kulit. Efek beracun bisa terjadi sebagai akibat penyerapan oleh kulit. Bagian yang terkena mungkin menyebabkan keluarnya keringat dan kekejangan otot.
4. Masuk melalui Hidung (inhalasi)
Material ini dianggap tidak menghasilkan iritasi pada pernapasan. Meskipun
demikian penghirupan debu, atau uap terutama untuk periode yang cukup lama, dapat menghasilkan gangguan saluran pernapasan. Keracunan inhibitor kolinesterase menyebabkan gejala seperti gangguan pada dada dan sesak nafas (Munaf, 1995).
Keracunan ditandai dengan adanya iritasi dan kerusakan jaringan yang terkena pada keracunan lokal, dan jaringan yang dilewatinya terutama jaringan paru pada keracunan sistemik.
1. Saluran Pencernaan
Rasa terbakar pada mulut dan tenggorokan, mual, muntah, nyeri abdomen, diare
2. Mata
Gatal, rasa terbakar, mata berair, gangguan penglihatan/kabur, pupil dapat menyempit atau melebar.
3. Kulit
Rasa terbakar, iritasi, keringat berlebihan, bercak pada kulit. 4. Saluran Pernafasan
Batuk, nyeri dada dan sesak, susah bernafas dan nafas berbunyi /wheezing (Munaf, 1995).
2.5.2. Pertolongan Pertama keracunan
1. Apabila gejala keracunan mulai timbul dan gejala mulai dirasakan, segeralah berhenti kontak dengan paparan insektisida dan segera pergi ke dokter untuk
mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
2. Bila insektisida tertelan dan penderita sadar : segera lakukan induksi muntah
hangat. Induksi muntah tidak boleh dikerjakan bila penderita tidak sadar, karena bahaya terjadi aspirasi muntah ke paru-paru.
3. Bila terdapat henti napas, segera lakukan pernafasan buatan. Bersihkan mulut
penderita dari air ludah, lendir atau makanan yang menyumbat jalan nafas. Bila Insektisida tertelan, jangan lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.
4. Bila larutan insektisida mengenai kulit, pakaian yang terkena segera tanggalkan, dan kulit dicuci dengan sabun dan air yang banyak.
5. Bila larutan insektisida mengenai mata, segera cuci dengan banyak air selama
15 menit (Lubis, 2002).
2.5.3. Jenis dan Efek Samping Pemakaian Insektisida
a. Bakar : anti nyamuk bakar menghasilkan asap yang diyakini dapat mengusir nyamuk, namun disisi lain asap tersebut juga dapat meningkatkan kejadian ISPA, seperti batuk dan sesak pada anak.
b. Elektrik: elektrik memiliki efek yang hampir sama dengan antinyamuk bakar; menghasilkan asap, hanya saja tidak terlihat.
c. Semprot: menghasilkan partikel aerosol yang bersifat sebagai racun kontak bagi nyamuk.
Prinsipnya semua insektisida memang mengandung zat kimia yang dapat menjadi racun sehingga diharapkan digunakan seminimal mungkin sesuai kebutuhan
(Donatus, 2001)
2.5.4. Dampak Insektisida di Lingkungan
Lingkungan paling banyak yang mengalami dampak insektisida adalah udara. Hal ini karena jenis insektisida yang digunakan seperti bakar, semprot, dan elektrik
menghasilkan zat kimia yang disumbangkan ke udara, sehingga mutu dari udara itu menjadi turun. (Soemirat, 2003)
2.6. Tinjauan Tentang Pengetahuan, Sikap dan Tindakan
Perilaku manusia sangatlah kompleks dan memilki ruang lingkup yang sangat luas. Benyamin Bloom, seorang ahli psikologi pendidikan dalam buku Notoatmodjo
membagi perilaku itu dalam tiga domain (ranah/kawasan). Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut yang terdiri komponen kognitif, afektif, psikomotor. Dalam perkembangan-perkembangan selanjutnya para ahli pendidikan, dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain
tersebut yaitu:
a. Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (knowledge).
b. Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (attitude)
Terbentuk suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa, dimulai pada domain kognitif, dalam arti si subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek di luarnya sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada
objek tersebut, selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap si subjek terhadap objek yang diketahui itu.
Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut menimbulkan respon lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan (action), sehubungan dengan stimulus atau objek tadi. Namun demikian, di dalam
kenyataannya seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru tanpa terlebih dahulu mengetahui makna dari stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain tindakan
(practice) seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan dan sikap.
Menurut Ki Hajar Dewantoro tokoh pendidikan nasional kita dalam buku Notoatmodjo (2003) ketiga kawasan perilaku ini disebut cipta (kognisi), rasa (emosi), dan karsa (konasi). Ketiga kemampuan tersebut harus dikembangkan sama-sama secara seimbang, sehingga terbentuk manusia Indonesia yang seutuhnya (harmonis).
Dalam bidang kesehatan, menurutmodel Lawrence W. Green (1980) dalam buku Nothoatmodjo (1993) terdapat dua faktor pokok yang berpengaruh, yakni faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor non perilaku (non behaviour causes),
sedangkan perilaku itu sendiri, khususnya perilaku kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni:
b. Faktor-faktor yang terwujud dalam lingkungan fisik (tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas kesehatan)
c. Faktor pendorong yang terwujud dalam sikap dan perilaku dari petugas
kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap dan tindakan dari orang tersebut
2.6.1. Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) apa yang telah diketahui dalam kamus bahasa Indonesia di sebutkan bahwa pengetahuan atau tahu adalah mengerti sesudah melihat atau sesudah menyaksikan, mengalami, atau setelah diajari.
Menurut Notoatmodjo (1993) pengetahuan merupakan dominan yang paling penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour) dan pengetahuan dapat diukur dengan wawancara, perilaku yang didasari dengan pengetahuan dan
kesadaran akan lebih bertahan lama dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran. Pengetahuan yang didalamnya mencakup 6 (enam)
tingkatan (Nothoatmodjo, 1993).
1. Tahu (Know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang ytelah dipelajari sebelumnya
3. Aplikasi (Aplication) diartikan sebagai kemampuan untuk mempergunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
4. Analisis (Analysis) diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek terhadap komponen-komponennya
5. Sintesis (Syntesis) menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru
6. Evaluasi (Evaluation) hal ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatau materi atau objek
Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara yang menyatakan tentang isi materi yang diukur dari objek penelitian. Kedalaman pengetahuan yang ingin
diketahui atau diukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan tersebut di atas (Notoatmodjo, 1993).
2.6.2. Sikap
Menurut Notoatmodjo (1993) sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap
sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Menurut Alport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok:
1. Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek,
2. Kehidupan emosional untuk evaluasi terhadap objek,
3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek, secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan
hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden.
2.6.3. Tindakan
Menurut Notoatmodjo (1993) tindakan adalah gerakan/perbuatan dari tubuh
setelah mendapatkan rangsangan ataupun adaptasi dari dalam tubuh maupun luar tubuh atau lingkugan. Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut.
Secara logis sikap akan dicerminkan dalam bentuk tindakan, namun tidak dapat dikatakan bahwa sikap dan tindakan memiliki hubungan yang sistematis. Suatu
pihak. Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap dan tindakan juga terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:
1. Persepsi (perception) diartian mengenal dan memilih berbagai objek
sehubungan dengan tindakan yang akan diambil
2. Respon terpimpin (guide response) diartikan sebagai suatu urutan yang bena
sesuai dengan contoh
3. Mekanisme (mechanism) diartikan apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara optimis atau sesuatu itu merupakan kebiasaan
4. Adaptasi (adaptation) suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi
keberadaan tindakan tersebut
Pengukuran tindakan dapat dilakukan secara tidak langsung yakni mengobservasi tindakan atau kegiatan responden (Notoatmodjo, 1993).
2.7. Karakteristik Ibu
Seorang wanita akan mengakhiri remajanya pada umur 19 tahun. Ini artinya dia akan menginjak dewasa dan secara biologi adalah masa yang produktif. Masa produktif seorang wanita adalah sampai 45 tahun (Zulkifli, 1992).
b. Pendidikan
Pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah di peroleh ditandai dengan
adanya ijazah. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang dilalui (Notoadmojo, 1993).
Pendidikan adalah pendidikan yang diperoleh oleh seseorang pada periode
waktu tertentu pada suatu instansi yang resmi disahkan oleh pemerintah untuk menyerenggarakan pendidikan tertentu yang ditandai dengan adanya ijazah setelah
selesai pendidikan (Deliarno, 1995). c. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sumber mata pencaharian responden (Ibu rumah tangga).
d. Penghasilan
Penghasilan adalah besarnya pendapatan yang diperoleh dalam keluarga.
Penghasilan dapat berarti juga jumlah uang yang didapat oleh seseorang dari hasil kerjanya setiap bulan (Notoadmojo, 1993).
Penghasilan dapat juga berarti pendapatan yang diterima oleh seluruh anggota
apakah itu memberikan kontribusi kerja atau tidak. Tingkat penghasilan adalah penghasilan perorangan/rumah tangga setelah dikurangkan pajak penghasilan dan merupakan penghasilan yang siap untuk dibelanjakan guna keperluan konsumsi yang
diakui responden (Deliarno, 1995). Upah Minimim Kabupaten (UMK) Deli Serdang Tahun 2009 adalah Rp 980.000,- (UMK Deli Serdang, 2009).
2.8. Kerangka Konsep
Karakteristik
‐ Umur
‐ Pendidikan
‐ Pekerjaan
‐ Penghasilan
‐ Lama Memakai Insektisida
Keluhan Kesehatan Pengetahuan,
Sikap,dan Tindakan Ibu Rumah Tangga tentang penggunaan dan bahaya
2.9. Hipotesis Data
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian
sebagai berikut:
2. Ha: ada hubungan karakteristik, pengetahuan, sikap, tindakan tentang penggunaan dan bahaya insektisida pada rumah tangga dengan keluhan
kesehatan di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.
3. Ho: Tidak ada hubungan karakteristik, pengetahuan, sikap, tindakan tentang penggunaan dan bahaya insektisida pada rumah tangga dengan keluhan kesehatan di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah survai yang bersifat
Analitik yaitu penelitian untuk melihat hubungan karakteristik, pengetahuan, sikap
dan tindakan tentang penggunaan dan bahaya insektisida pada rumah tangga dengan
keluhan kesehatan di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2010.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi dilakukan di desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten
Deli Serdang. Dimana Desa Rantau Panjang merupakan desa yang dekat dengan laut,
dan dikelilingi oleh rawa-rawa, sehingga sangat potensial menjadi tempat
berkembangbiak nyamuk, hal ini yang membuat masyarakat tidak dapat menghindari
pemakaian insektisida. Selain itu, angka malaria indeks di Kabupaten Deli Serdang
adalah sebesar 13,24 % (Profil Kesehatan Deli Serdang 2008).
3.2.2. Waktu Penelitian
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Semua Ibu Rumah Tangga di Desa
Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang adalah sebanyak
288 orang.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara Purposive Sampling,
populasi yang berjumlah 288 orang untuk desa Rantau Panjang, diambil secara acak
agar setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel.
Untuk menentukan besar sampel digunakan rumus (Soekidjo, 2005).
)
d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan
Dengan menggunakan rumus tersebut maka jumlah sampel yang akan
diteliti adalah sebanyak 74 orang .
3.4. Teknik Pengambilan data 3.4.1. Data Primer
Data primer dilakukan dengan cara wawancara dengan menggunakan
kuesioner
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data kependudukan yang di peroleh dari Kantor Kepala
Desa dan Puskesmas Kecamatan Pantai Labu.
3.5. Aspek Pengukuran 1. Umur
Alat Pengumpul data : wawancara/pengamatan (kuesioner terlampir)
Kategori :1. 19-45 tahun
2.> 45 tahun
2. Pendidikan
Alat pengumpulan data : wawancara/pengamatan (kuesioner terlampir)
Kategori : 1. Rendah, jika tidak sekolah/tidak tamat
SD/tamat SLTP
2. Tinggi, jika tamat SLTA, tamat Akademi
3. Pekerjaan
Alat pengumpulan data : wawancara/pengamatan (kuesioner terlampir)
Kategori 1. Bekerja : seperti wiraswasta, petani,
buruh
2.Tidak Bekerja: tidak memiliki pekerjaan
4. Penghasilan
Alat pengumpulan data : wawancara/pengamatan (kuesioner terlampir)
Kategori : 1. Rendah : < Rp 980.000,-per bulan
2. Tinggi : > Rp 980.000,-per bulan
5. Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada
responden. Kuesioner dibacakan kepada responden tanpa menunjukkan jawaban.
Jawaban responden disesuaikan dengan jawaban kuesioner yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Perhitungan skor berdasarkan jumlah jawaban responden yang sama
dengan jawaban kuesioner. Adapun perhitungan skor pengetahuan adalah sebagai
berikut :
1. Skor 0 : jika tidak ada jawaban yang benar atau tidak tahu.
2. Skor 1 : jika hanya 1 jawaban yang benar.
3. Skor 2 : jika sebanyak 2-3 pilihan dijawab benar oleh responden.
4. Skor 3 : jika dari seluruh pilihan dijawab benar oleh responden.
Untuk penilaian tingkat pengetahuan responden maka digunakan 10
a. Tingkat pengetahuan baik jika nilai skor responden ≥ 65% dengan rentang
(20-30)
b. Tingkat pengetahuan kurang baik jika nilai skor responden < 65% dengan
rentang (1-19)
6. Sikap
Perhitungan skor berdasarkan jumlah jawaban responden yang sama dengan
jawaban kuesioner. Adapun perhitungan skor sikap adalah sebagai berikut :
1. Skor 0 : jika jawaban responden tidak sesuai dengan jawaban kuesioner
yang telah dipersiapkan sebelumnya
2. Skor 2 : jika responden menjawab setuju pada pertanyaan nomor
1,5,6,7,8,
dan tidak setuju untuk pertanyaan nomor 2,3,4,9,10.
Berdasarkan total nilai diperoleh dari 10 pertanyaan, maka total nilai
maksimal adalah 20. Berdasarkan skala Likert (Notoatmodjo, 2003) sikap responden
dikategorikan sebagai berikut :
a. Sikap baik jika nilai skor responden ≥ 65% dengan rentang (13-20)
b. Sikap kurang baik jika nilai skor responden < 65% dengan rentang (1-12)
7. Tindakan
Berdasarkan total nilai diperoleh dari 10 pertanyaan, maka total nilai
maksimal adalah 20. Berdasarkan skala Likert (Notoatmodjo, 2003) tindakan
responden dikategorikan sebagai berikut :
b. Tindakan kurang baik jika nilai skor responden < 65% dengan rentang
(1-6)
3.6. Definisi Operasional
Untuk mendapatkan kesamaan pengertian dalam penelitian ini, maka konsep
penelitian dijabarkan ke dalam defenisi operasional sebagai berikut :
1. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang dicapai oleh responden.
2. Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari responden untuk menghasilkan uang.
3. Penghasilan adalah banyaknya uang yang dihasilkan responden setiap bulan
4. Pengetahuan adalah tingkat ketahuan ibu rumah tangga mengenai insektisida
dan pengaruhnya terhadap kesehatan
5. Sikap adalah tingkat kepatuhan ibu rumah tangga terhadap alat pelindung diri
dan tempat penyimpanan insektisida yang aman.
6. Tindakan adalah perbuatan ibu rumah tangga dalam menangani insektisida,
alat pelindung diri yang digunakan, tempat penyimpanan insektisida, tempat
berobat bila keracunan insektisida.
7. APD adalah alat pelindung diri yang harus digunakan oleh pengguna
insektisida, terdiri dari penutup mulut, sarung tangan.
8. Penataan pestisida adalah penempatan dan peletakan insektisida misalnya
insektisida dipisahkan dengan alat-alat rumah tangga, dan jauh dari jangkauan
3.7. Analisis Data
Pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel
silang. Data yang telah disusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian
dianalisis secara statistik dengan menggunakan Uji Chi Square dan Exact Fisher pada
α=0,05 dengan mendeskripsikan masing-masing variabel yang disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian dianalisa untuk mengetahui hubungan
karakteristik, pengetahuan, sikap tindakan ibu rumah tangga dengan keluhan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Rantau Panjang merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan
Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Adapun batas-batas wilayah Desa Rantau
Panjang adalah:
- Sebelah utara berbatasan dengan Desa Bagan Serdang
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kelambir
- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sei Tuan
- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pematang Diar
Luas wilayah 450 Ha dan 15 Ha diantaranya digenangi rawa-rawa. Jumlah
penduduk di Desa Rantau Panjang secara keseluruhan sebanyak 1378 jiwa yang
tersebar di 4 dusun. Dari seluruh `penduduk, jumlah penduduk laki-laki adalah
sebanyak 649 jiwa dan perempuan sebanyak 729 jiwa.
4.2. Karakteristik Ibu Rumah Tangga
Karakteristik ibu rumah tangga yang menjadi sampel penelitian di Desa
4.2.1. Umur Responden
Rentang umur responden dalam penelitian ini mulai dari yang termuda 19
tahun dan tertua lebih dari 45 tahun
Tabel 4.1. Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Umur di Desa Rantau Panjang Tahun 2010.
No Umur (tahun) Jumlah %
1 >45 15 20,3
2 19-45 59 79,7
Jumlah 74 100
Sesuai dengan Tabel 4.1 maka diperoleh distribusi ibu rumah tangga
terbanyak yaitu pada umur 19-45 tahun 79,7 %.
4.2.2. Pendidikan Responden
Pendidikan ibu rumah tangga sangat bervariasi mulai dari tidak tamat SD
sampai dengan tamat SMA.
Tabel 4.2. Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
No Tingkat Pendidikan Jumlah %
1
Rendah(Tidak tamat SD,
Tamat SD, Tamat SLTP ) 65 87,8
2
Tinggi(Tamat SLTA, Tamat Akademik, Tamat
Perguruan Tinggi)
9 12,2
Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden terbanyak yang
berpendidikan rendah yaitu sebanyak 65 orang (87,8%).
4.2.3. Pekerjaan Responden
Distribusi Pekerjaan Responden di Desa Rantau panjang dapat dilihat pada tabel
berikut ini
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
No Pekerjaan Jumlah %
1 Tidak Bekerja 52 70,3
2 Bekerja 22 29,7
Jumlah 74 100
Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden terbanyak tidak bekerja yaitu
sebanyak 52 orang (70,3%).
4.2.4. Penghasilan Responden
Sesuai dengan UMK Deli Serdang tahun 2009, maka tingkat penghasilan
dibagi menjadi dua yakni kurang dari Rp 980.000 dan lebih dari Rp 980.000.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
No Tingkat Penghasilan Jumlah %
1 Rendah(< Rp. 980.000) 52 70,3
Dari Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden terbanyak yang
berpenghasilan rendah yaitu sebanyak 52 orang (70,3%).
4.2.5. Lama Menggunakan Insektisida
Rentang penggunaan insektisida yaitu kurang dari atau sama dengan 2 tahun
dan lebih dari 2 tahun.
Tabel 4.5. Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Lama Menggunakan Insektisida di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
No
Lama Menggunakan
Insektisida Jumlah %
1 >2 tahun 49 66,2
2 ≤2 tahun 25 33,8
Jumlah 74 100
Sesuai dengan Tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa lamanya penggunaan
4.3. Karakteristik Insektisida
Distribusi karakteristik insektisida dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.6. Distribusi Jenis Insektisida yang digunakan Responden di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
No Formulasi Insektisida
Jenis Insektisida/Nama
Dagang Bahan Aktif Jumlah
Baygon Transflutrin 0,03% 36
Vape Metoflurin 0,06% 3
1 Bakar
Mayatok D-Alletrin 0,30% 47
Soffel Diethyltoluamide
Plaretrin 13 gr/l
4 Elektrik Hit
D-Alletrin 0,01 gr/l 1
Sesuai dengan tabel diatas, dapat dilihat bahwa formulasi insektisida yang
paling banyak digunakan adalah dalam bentuk bakar yang terdiri dari baygon, Vape,
Mayatok sebanyak 69, lotion yang terdiri dari soffel dan Autan sebanyak 3, baygon
dalam bentuk semprot sebanyak 4 sedangkan hit dalam bentuk elektrik sebanyak 1.
Sumber data yang diperoleh dari data primer(baygon, vape, mayatok, soffel,
4.4. Tingkat Pengetahuan Responden
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh gambaran tentang tingkat
pengetahuan responden di Desa Rantau Panjang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Pengetahuan tentang Penggunaan dan Bahaya Insektisida di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010
No Indikator dan Jawaban Aspek Pengukuran Jumlah (orang) 1 Pengertian insektisida
Semua bahan baik kimiawi maupun nonkimiawi yang
digunakan untuk mencegah serangga 14
Semua bahan baik kimiawi maupun nonkimiawi yang
digunakan untuk menolak serangga -
Semua bahan baik kimiawi maupun nonkimiawi yang
digunakan untuk mengendalikan serangga -
Semua bahan baik kimiawi maupun nonkimiawi yang
digunakan untuk membunuh serangga 74
Tidak Tahu -
2 Cara Penggunaan insektisida
Semprot 23
Lotion 5
Elektik 2
Bakar 74
Tidak tahu -
3 Fungsi label pada kemasan insektisida
Sebagai informasi cara penggunaan 11
Informasi cara penyimpanan -
Informasi bahaya 11
Informasi pertolongan pertama jika terjadi keracunan -
Tidak tahu 52
4 Hal yang harus diperhatikan saat menggunakan insektisida
Memperhatikan label yang terdapat pada kemasan -
Menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan
masker -
Menjauhkan obat nyamuk bakar dari bahan yang mudah
Menggunakan insektisida dalam bentuk semprotan kurang
lebih 1 jam sebelum tidur -
Tidak tahu 4
No Indikator dan Jawaban Aspek Pengukuran Jumlah (orang) 5 Tempat penyimpanan insektisida
Di dalam lemari yang dapat dikunci 65
Di gudang khusus penyimpanan insektisida 5
Di dalam wadah atau pembungkus asli yang tertutup rapat
dan tidak bocor 8
Jauh dari jangkauan anak-anak dan tempat makanan 21
Tidak tahu 2
7 Gejala keracunan insektisida
Pusing-pusing 23
Dapat menyebabkan gangguan pernafasan 66
Dapat menyebabkan gangguan pencernaan -
Dapat menyebabkan penyakit kanker -
Dapat mengiritasi kulit 7
Tidak tahu 9
9 Hal yang harus dilakukan jika terjadi keracunan insektisida
Berhenti kontak dengan insektisida 23
Bila insektisida tertelan segera dilakukan induksi muntah -
Bila larutan mengenai kulit sebaiknya kulit segera cuci
Bila larutan insektisida mengenai mata, segera dicuci
dengan banyak air selama 15 menit -
Tidak Tahu 35
10 Berobat kemana saja jika terjadi keracunan insektisida
Pergi berobat ke dokter -
Pergi berobat ke bidan 25
Pergi berobat ke puskesmas 60
Pergi berobat ke sarana kesehatan -
Tidak Tahu 8
Berdasarkan tabel 4.7, diketahui bahwa pada pertanyaan aspek pengetahuan
tentang pengertian insektisida, 74 responden menjawab insektisida adalah semua
bahan baik kimiawi maupun nonkimiawi yang digunakan untuk membunuh
serangga.Pada pertanyaan aspek pengetahuan tentang cara penggunaan insektisida,
sebanyak 74 responden yang menjawab bakar dan 23 semprot. Pada pertanyaan
aspek pengetahuan tentang fungsi label pada kemasan insektisida, sebanyak 52
responden menjawab tidak tahu. Pada pertanyaan aspek pengetahuan tentang tempat
penyimpanan insektisida, sebanyak 70 responden menjawab menjauhkan insektisida
dari bahan yang mudah terbakar/meledak. Pada pertanyaan aspek pengetahuan
tentang cara masuk insektisida ke dalam tubuh, sebanyak 65 responden menjawab di
dalam lemari yang dapat dikunci. Pada pertanyaan aspek pengetahuan tentang gejala
keracunan insektisida, sebanyak 54 responden menjawab sukar bernafas/sesak nafas.
Pada pertanyaan aspek pengetahuan tentang akibat keracunan insektisida, sebanyak
66 responden menjawab insektisida menyebabkan gangguan pernafasan. Pada
pertanyaan aspek pengetahuan tentang hal yang harus dilakukan jika terjadi
keracunan insektisida, responden yang menjawab tidak tahu sebanyak 35 orang. Pada
terjadi keracunan insektisida, sebanyak 60 responden pergi berobat ke puskesmas dan
bidan.
Berdasarkan perhitungan jumlah skor pada indikator pengetahuan, maka variabel
pengetahuan dapat dikategorikan baik dan kurang baik. Hasil analisis dapat dilihat
pada tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
No Tingkat Pengetahuan Jumlah %
1 Kurang Baik 51 68,9
2 Baik 23 31,1
Jumlah 74 100
Dari Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa responden terbanyak memiliki tingkat
pengetahuan kurang baik yaitu sebanyak 51 orang (68,9%).
4.5. Sikap Responden
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh gambaran tentang sikap responden
di Desa Rantau Panjang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Sikap tentang Penggunaan dan Bahaya Insektisida di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010
Jawaban
Setuju Tidak Setuju
No Indikator Sikap
n % n %
1 Menggunakan insektisida buatan
alami
2 Baca label sebelum menggunakan
insektisida 65 87,84 9 12,16
3 Memakai APD (Alat Pelindung Diri)
saat menyemprot insektisida 68 91,89 6 8,11
4 Dengan pemakaian APD yang baik maka gangguan kesehatan/keracunan insektisida dapat dihindari
68 91,89 6 8,11
5 menggunakan insektisida dalam
bentuk semprotan kurang dari 1 jam
sebelum tidur. 43 58,1 31 41,89
Jawaban
Setuju Tidak Setuju
No Indikator Sikap
n % n %
6 Sekali-kali menggunakan bekas
wadah insektisida untuk tempat makanan atau minuman sekalipun untuk hewan pemeliharaan
1 1,36 73 98,64
7 Menyimpan insektisida dekat dengan bahan-bahan makanan dan
minuman. 3 4,05 71 95,95
8 Tidak mencuci tangan sesudah
menggunakan insektisida 7 9,46 67 90,54
9 Bila terjadi keracunan langsung
pergi ke pelayanan kesehatan 70 94,6 4 5,4
10 Apakah saudara setuju tentang
penyediaan P3K di rumah? 74 100 0 0
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, diketahui bahwa mayoritas responden (59,46%)
menyatakan setuju menggunakan insektisida buatan lebih aman dari pada insektisida alami.
Didapat pula bahwa mayoritas responden (87,84%) setuju harus membaca label sebelum
menggunakan insektisida.Responden yang menyatakan setuju jika menggunakan insektisida
harus menggunakan alat pelindung diri sebanyak 91,89%. Mayoritas responden (91,89%)
insektisida dapat dihindari. Responden yang menyatakan setuju menggunakan isnektisida
dalam bentuk semprot kurang dari 1 jam sebelum tidur sebanyak 58,1%. Mayoritas
responden tidak setuju jika sekali-kali menggunakan bekas wadah insektisida untuk tempat
makanan dan minuman sekalipun untuk hewan pemeliharaan. Didapat pula mayoritas
responden (95,95%) tidak setuju menyimpan insektisida dekat dengan bahan-bahan makanan
dan minuman. Mayoritas responden (94,6%) setuju bila terjadi keracunan langsung pergi ke
pelayanan kesehatan. Semua responden (100%) menyatakan setuju tentang penyediaan P3K
di rumah.
Berdasarkan perhitungan jumlah skor pada indikator sikap, maka variabel sikap
dapat dikategorikan baik dan kurang baik. Hasil analisis dapat dilihatpada tabel 4.10
berikut ini.
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
No Sikap Jumlah %
1 Kurang Baik 33 44,6
2 Baik 41 55,4
Jumlah 74 100
Dari Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa responden terbanyak yang memiliki
sikap baik yaitu sebanyak 41 orang (55,4%).
4.6. Tindakan Responden
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh gambaran tentang tindakan
Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Tindakan tentang Bahaya Insektisida di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010
Jawaban
Ya Tidak
No Indikator Tindakan
n % n %
1 Membaca label sebelum menggunakan
insektisida 13 17,57 61 82.43
2 Mengikuti aturan pakai yang terdapat
pada label insektisida 13 17,57 61 82,43
3 Menggunakan insektisida alami 0 0 74 100
4 Menggunakan APD pada saat
menangani insektisida 3 4.05 71 95.95
Jawaban
Ya Tidak
No Indikator Tindakan
n % n %
5 Mencuci tangan setelah menggunakan
insektisida 71 95.95 3 4.05
6 Apakah saudara menyimpan pestisida di
tempat khusus 63 85.14 11 14.86
7 Menjauhkan insektisida dari jangkauan
anak-anak 74 100 0 0
8 Menjauhkan wadah insektisida dari
tempat makanan atau minuman 73 98.65 1 1.35
9 Menjauhkan insektisida dari
bahan-bahan yang mudah terbakar 73 98.65 `1 1.35
10
Mempunyai obat-obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di rumah
39 52.7 35 47.3
Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa, mayoritas responden yang tidak
membaca label sebelum menggunakan insektisida sebanyak 82,43%. Didapat pula
responden tidak mengikuti aturan pakai 82,43%. Semua responden (100%) tidak
menggunakan insektisida sebanyak 95,95%. Mayoritas responden (95,95%) memcuci
tangan setelah menggunakan insektisida. Responden yang menyimpan insektisida di
tempat khusus sebanyak 85,14%. Didapat pula semua responden (100%)
menjauhkan insektisida dari jangkauan anak-anak. Responden yang menjauhkan
wadah insektisida dari tempat makanan atau minuman sebanyak 98,65%. Mayoritas
responden menjauhkan insektisida (98,65%) dari bahan-bahan yang mudah terbakar.
Hanya 52,7% responden yang mempunyai obat-obatan untuk pertolongan pertama
pada kecelakan (P3K) di rumah.
Berdasarkan perhitungan jumlah skor pada indikator tindakan, maka variabel
tindakan dapat dikategorikan baik dan kurang baik. Hasil analisis dapat dilihat pada
tabel 4.12 berikut ini :
Tabel 4.12.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
No Tindakan Jumlah %
1 Kurang Baik 43 58,1
2 Baik 31 41,9
Jumlah 74 100
Dari Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa responden terbanyak yang memiliki
tindakan kurang baik sebanyak 43 orang (58,1%).
4.7. Keluhan Kesehatan
Penggunaan insektisida yang tidak tepat dapat menimbulkan dampak negatif
salah satunya keluhan kesehatan.
Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Keluhan Kesehatan Selama Menggunakan Insektisida di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
No Keluhan Kesehatan Jumlah %
1 Ada 49 66,3
2 Tidak 25 33,7
Jumlah 74 100
Dari tabel 4.13 dapat dilihat yang mengalami keluhan kesehatan sebanyak 49
orang (66,3%).
2. Jenis Keluhan Yang Dirasakan Selama Menggunakan Insektisida
Dampak negatif penggunaan insektisida dapat menimbulkan berbagai jenis
keluhan kesehatan, sehingga perlu pencegahan secara dini.
Tabel 4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Keluhan Kesehatan yang Dirasakan Selama Menggunakan Insektisida di Desa Rantau Panjang Tahun 2010
Jumlah No Jenis Keluhan Kesehatan yang dirasakan
Ya % Tidak %
1 Sakit Kepala 33 44,6 41 55,4
2 Ingusan 4 5,4 70 94,6
3 Sulit Bernafas 36 48,6 38 51,4
4 Batuk 39 52,7 35 47,3