• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL KOLOID BERBASIS PROYEK PADA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 3 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL KOLOID BERBASIS PROYEK PADA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 3 MEDAN."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL KOLOID BERBASIS PROYEK PADA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 3 MEDAN

Oleh :

Mariana Magdalena Harianja NIM. 4123131054

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PENGEMBANGAN MODUL KOLOID BERBASIS PROYEK PADA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 3 MEDAN

Mariana M. Harianja (4123131054) Abstrak

Penelitian ini merupakan gabungan dari penelitian pengembangan dan eksperimen atau sering disebut dengan research and development (R&D).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modul koloid terhadap peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibandingkan dengan nilai KKM. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 3 Medan, yakni 4 kelas. Sampel di ambil dengan cara random dan sampel yang terpilih yaitu seluruh siswa kelas XI IPA 2. Perlakuan yang diberikan terhadap sampel kelas eksperimen adalah pembelajaran berbasis proyek terintegrasi modul yang telah divalidasi sesuai standar BSNP.Uji hipotesis pada penelitian ini adalah uji hipotesis pihak kanan. Berdasarkan uji hipotesis pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh thitung > ttabel atau 12,60 > 1,68 artinya penerimaan Ha yaitu hasil belajar kimia siswa berbasis proyek terintegrasi modul lebih tinggi dari harga KKM. Kemudian rataan hasil belajar kimia siswa yang diperoleh yaitu 87,12, sedangkan harga KKM adalah 75. Dari hasil penelitian diperoleh peningkatan hasil belajar (Gain) sebesar 70 %, sehingga penelitian dianggap berhasil.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala

berkat dan rahmat-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul “Pengembangan Modul Koloid Berbasis Proyek Pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Medan”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs.

Jasmidi, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi (PS) yang telah banyak memberikan

bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal pembuatan proposal, penelitian,

sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan

kepada Bapak Dr.Ajat Sudrajat, M.Si, Ibu Dra.Hafni Indiati Nasution, M.Si, dan Ibu

Dewi Syafriani, S.Pd., M.Pd sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran-saran

mulai dari proposal sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga

penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd. selaku dekan MIPA Unimed

dan Bapak Agus Kembaren, S.Si,. M.Si selaku ketua jurusan Kimia. Ucapan

terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Dra.Ani Sutiani, M.Si selaku dosen

pembimbing akademik (PA) dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf

Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang sudah membantu penulis. Penulis juga

mengucapkan terimakasih kepada dosen kimia yaitu Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti,

M.Si, Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si, Ibu Dra. Hafni Indriati Nasution, MSi yang

bersedia menyisihkan waktunya sebagai validator dalam pembuatan modul. Ucapan

terimakasih kepada Bapak Drs.Sahlan Daulay, M.Pd selaku kepala sekolah SMA

Negeri 3 Medan, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia terkhusus Bapak

Drs.Arbain, M.Pd., M.Si, Ibu Dra.Lisbeth Tampubolon, M.Si dan Bapak Drs.Ahmad

Dahyar, M.Si serta siswa/i kelas XI IPA 2 SMA Negeri 3 Medan yang telah banyak

(5)

v

Teristimewa saya sampaikan terimakasih kepada kedua Orangtua saya yang

berjuang keras dalam mendidik serta mendoakan saya sehingga saya dapat

memperoleh gelar Sarjana. Ucapan terimakasih juga kepada Bang Dongan dan Agnes

yang sudah memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terimakasih juga kepada sahabat-sahabatku Devi, Febiana, Marliana, Mei

Silitonga, Putri Liani yang selalu tak hentinya memberikan semangat dan motivasi

kepada penulis. Ucapan terimakasih juga kepada sahabatku sejak awal masuk kuliah

Intan Nainggolan, Marta Sinaga dan Shintauli Sihombing. Ucapan terimakasih penulis

sampaikan untuk saudaraku Cherlys Simangunsong yang memberikan motivasi dan

pendengar setia segala perkaraku. Tak lupa juga ucapan terimakasih kepada

teman-teman sekelas Kimia Dik C 2012 yang selalu di hati, semoga kita sukses semuanya.

Ucapan terimakasih juga kepada sahabat-sahabat PPL ku SMA Negeri 1 Laguboti

Tahun 2015 yang sudah memberikan semangat dan motivasinya teristimewa untuk

Esra Sitanggang, Fitriani Nadapdap, Kristina Tarihoran, Ramayani Pangaribuan dan

Veronika Pasaribu. Tak lupa juga ucapan terimakasih kepada sahabat SMA ku Anggota

Bachar yang juga telah memberikan semangatnya kepada penulis dan teman-teman

lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Begitu juga terimakasih kepada

kekasih hati Bastian Simanjuntak yang telah memberikan semangat kepada penulis

serta waktunya selama penulis menyelesaikan skripsi ini

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini,

namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata

bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari

pembaca demi kesempurnaan skripsi saya ini. Kiranya skripsi saya ini bermanfaat bagi

kita semua.

Medan, Juli 2016

Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

1.7 Defenisi Operasional 7

Bab II Tinjauan Pustaka 8

2.1 Defenisi Bahan Ajar 8

2.2 Modul 13

2.3 Model Pembelajaran 21

2.4 Modul Pembelajaran Berbasis Proyek 23

2.5 Pembelajaran Inovatif 27

2.6 Kerangka Berfikir 29

2.7 Hipotesis Penelitian 30

Bab III Metode Penelitian 31

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 31

3.2 Populasi dan Sampel 31

3.3 Variabel Penelitian 31

3.4 Rancangan Penelitian 32

3.5 Instrumen Penelitian 33

3.6 Prosedur Penelitian 37

3.7 Tehnik Analisis data 41

3.8 Uji Hipotesis 43

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 44

(7)

vii

4.1.1. Analisis Data Instrumen Tes Penelitian 44 4.1.2. Analisis Data Instrumen Non-Tes Penelitian 46

4.1.3. Deskripsi Data Penelitian 47

4.1.4. Hasil Uji Persyaratan Analisis 47

4.1.5. Hasil Uji Hipotesis 48

4.1.6. Peningkatan Hasil Belajar ( Gain) 49

4.2. Pembahasan 49

BAB V Kesimpulan dan Saran 53

5.1. Kesimpulan 53

5.2. Saran 53

(8)

DAFTAR ISI

1.7 Defenisi Operasional 7

Bab II Tinjauan Pustaka 8

2.1 Defenisi Bahan Ajar 8

2.2 Modul 13

2.3 Model Pembelajaran 21

2.4 Modul Pembelajaran Berbasis Proyek 23

2.5 Pembelajaran Inovatif 27

2.6 Kerangka Berfikir 29

2.7 Hipotesis Penelitian 30

Bab III Metode Penelitian 31

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 31

3.2 Populasi dan Sampel 31

3.3 Variabel Penelitian 31

3.4 Rancangan Penelitian 32

3.5 Instrumen Penelitian 33

3.6 Prosedur Penelitian 37

3.7 Tehnik Analisis data 41

3.8 Uji Hipotesis 43

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 44

(9)

vii

4.1.1. Analisis Data Instrumen Tes Penelitian 44 4.1.2. Analisis Data Instrumen Non-Tes Penelitian 46

4.1.3. Deskripsi Data Penelitian 47

4.1.4. Hasil Uji Persyaratan Analisis 47

4.1.5. Hasil Uji Hipotesis 48

4.1.6. Peningkatan Hasil Belajar ( Gain) 49

4.2. Pembahasan 49

BAB V Kesimpulan dan Saran 53

5.1. Kesimpulan 53

5.2. Saran 53

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 : Rancangan Penelitian 33

Tabel 3.2 : Klasifikasi Analisis Validitas Isi 34

Tabel 3.3 : Lima Jenis Buku Kimia Yang Digunakan Dalam Penelitian 37

Tabel 3.4 : Klasifikasi Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi 42

Tabel 3.5 : Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata Bahan Ajar Pembelajaran

43

Tabel 4.1 : Hasil Standarisasi Modul 47

Tabel 4.2 : Rata-rata, Standar Deviasi, Varians data pre-test dan post-test

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Proyek 27

Gambar 3.1 Skema Desain Langkah- langkah Bahan Ajar 39

Gambar 3.2 Skema Desain Penelitian Hasil Belajar 40

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Silabus 57

Lampiran 2 : Standar Penilaian Buku Teks Pelajaran 60

Lampiran 3 : Instrumen Tes yang Belum Divalidasi 73

Lampiran 4 : Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum Validasi 78

Lampiran 5 : Kisi-Kisi Instrumen Tes (Setelah Validasi) 79

Lampiran 6 : Instrumen Soal Tes yang Digunakan (Post-test) 81

Lampiran 7 : Jawaban Post-Test 84

Lampiran 8 : Tabel Data Validitas Instrumen Tes 85

Lampiran 9 : Perhitungan Validitas Instrumen Tes 88

Lampiran 10 : Tabel Reliabilitas Tes 91

Lampiran 11 : Perhitungan Reliabilitas Tes 93

Lampiran 12 : Tabel Tingkat Kesukaran 94

Lampiran 13 : Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 97

Lampiran 14 : Tabel Daya Pembeda 99

Lampiran 15 : Perhitungan Daya Pembeda 101

Lampiran 16 : Tabel Distruktor Tes 103

Lampiran 17 : Perhitungan Distruktor 107

Lampiran 18 : Penilaian Kualitas Modul Menurut Dosen dan Guru 108

Lampiran 19 : Perhitungan Rata-Rata, Simpangan Baku Dan Varians Kelas Eksperimen

(13)

xi

Lampiran 20 : Data Hasil Penelitian 126

Lampiran 21 : Uji Normalitas Data 128

Lampiran 22 : Uji Homogenitas Data 129

Lampiran 23 : Uji Hipotesis 131

Lampiran 24 : Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 133

Lampiran 25 : Jadwal Kegiatan Penelitian 136

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perkembangan suatu Negara didukung oleh sumber daya manusia yang

berkualitas baik. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan berbagai

cara, salah satunya yaitu dengan memperbaiki mutu dan kualitas pendidikan. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

dinamis dan syarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan

budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua

tingkat perlu terus- menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan

(Trianto, 2009). Herdian (Irawati, 2014) menyatakan bahwa proses pendidikan

dan pengajaran yang ideal pada hakikatnya merupakan suatu ajakan seorang

pendidik untuk menghantarkan seorang peserta didik ke tujuan belajarnya dengan

cara menyediakan situasi dan kondisi serta fasilitas yang kondusif sehingga

lahirlah suatu interaksi edukatif yang harmonis.

Pengadaan materi pelajaran bermutu menjadi salah satu upaya untuk

meningkatkan mutu pendidikan dan dapat dilakukan melalui bahan ajar bermutu.

Bahan ajar bermutu harus mampu menyajikan materi ajar sesuai dengan tuntutan

kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),

dan dapat menjembatani pembelajaran agar kompetensi yang telah ditetapkan

dapat tercapai. Disamping itu, inovasi pembelajaran dan integrasi pendidikan

karakter di dalam materi ajar dapat memberi peluang peningkatan mutu

pendidikan dan meningkatkan karakter baik bangsa sesuai dengan budaya di

Indonesia. (Lee, dkk., 2010)

Bahan ajar merupakan komponen yang memegang peranan penting dalam

proses belajar mengajar. Keberadaan bahan ajar akan membantu pendidik untuk

mencapai tujuan pembelajaran dan memenuhi kompetensi dasar. Bahan ajar

merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan

(15)

2

Dasar atau tujuan pembelajaran yang telah ditentukan ( Asyi, 2010). Bahan ajar

diantaranya adalah buku, modul, dan LKS. Menurut Arumsari (2014), Modul

yang ikut berperan dalam membentuk sikap ilmiah pada peserta didik. Modul

adalah salah satu alat/ media untuk menambah pengetahuan peserta didik. Fungsi

modul adalah sebagai panduan peserta didik untuk lebih mudah dalam memahami

materi yang disampaikan oleh pendidik. Sebagian besar pendidik hanya

menggunakan modul yang sudah tersedia di pasaran, padahal modul tersebut

belum tentu sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang salah satunya tidak dapat

mengembangkan kemandirian.

Dalam mata pelajaran Kimia terdapat beberapa materi pokok, salah satu

nya adalah materi Koloid. Materi ini sangat berkaitan erat dengan kehidupan

sehari – hari. Namun, dari hasil wawancara saya terhadap siswa kelas XI IPA di

SMAN 1 Laguboti saat peneliti melaksanakan PPL, ada sekitar 25 siswa dari 40

siswa mengatakan sangat sulit untuk memahami materi ini. Salah satu faktor,

mengapa mata pelajaran ini dianggap sulit adalah buku kimia yang belum

berinovasi, misalnya buku yang tidak memuat bahan praktikum atau contoh

aplikasi yang secara langsung ada dalam kehidupan sehari-hari dan juga motivasi

guru yang tidak ada kepada muridnya misalnya dalam melakukan praktek maupun

percobaannya langsung. Karakteristik materi koloid juga terdiri dari konsep dan

pemahaman yang cukup rumit, misalnya dalam langkah-langkah pembuatan

koloid, sifatnya maupun jenis-jenis koloid.

Tuntutan belajar di sekolah selain menuntut kemampuan akademik (hard

skill), siswa juga dituntut untuk meningkatkan kemampuan personalnya (soft

skill), sehingga siap memasuki perguruan tinggi. Abad pengetahuan saat ini,

menginginkan paradigma belajar yang berorientasi pada proyek, masalah,

penyelidikan, penemuan dan penciptaan (Ardhana, 2000).

Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini, salah satunya adalah

mengembangkan bahan ajar. Pengembangan bahan ajar penting dilakukan oleh

guru sehingga pembelajaran lebih efektif, efisien dan tidak menyimpang dari

kompetensi yang dicapai. Diperlukan inovasi dalam penerapan model maupun

(16)

3

Dalam pengembangan modul/ bahan ajar dapat dikolaborasikan dengan model

pembelajaran yang sesuai. Salah satunya dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran

yang pada pelaksanaan kerja proyek siswa secara langsung dapat menerapkan

semua pengetahuan serta keterampilan dalam latar yang sesungguhnya. Hal ini

dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Situmorang (2013)

mengenai Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran

Dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,

menunjukkan bahwa buku ajar kimia hasil inovasi dapat menolong pelajar di

dalam pembelajaran untuk mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum.

Pelajar sangat tertarik menggunakan buku ajar hasil inovasi dalam pembelajaran,

sehingga dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar pelajar, yaitu kelompok

experimen memiliki hasil rata-rata 84,44±8,33, sedangkan kelompok kontrol

75,28±11,62), dan keduanya berbeda nyata (ttest 7,964 > ttabel 1,662).

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Retha (2014) menunjukkan bahwa

ketuntasan belajar klasikal kelas eksperimen sebesar 67,50% dan kelas kontrol

sebesar 47,50%. Ini berarti hasil belajar afektif dan psikomotorik pada kelas

eksperimen yang diterapkan strategi pembelajaran project based learning lebih

baik daripada kelas kontrol yang tidak menggunakan model PjBL. Selain itu

penelitian Siwa (2013) menunjukkan bahwa nilai keterampilan proses sains untuk

kelas eksperimen yang menerapkan model PjBL berada pada rentang nilai 66-92

sedangkan untuk kelas kontrol atau secara konvensional berada pada rentang nilai

64-84, ini menunjukkan bahwa nilai pada kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan kelas kontrol.

Penelitian Kusuma dan Siadi (2010), menyimpulkan Rata-rata skor life

skill mahasiswa siklus I, II, dan III berturut-turut adalah 38%, 55% dan 63%.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kimia

koloid dan life skill mahasiswa dapat meningkat melalui penerapan bahan ajar

berorientasi CEP. Penelitian oleh Aisyi (2013) tentang Pengembangan Bahan Ajar

TIK SMP mengacu pada pembelajaran berbasis proyek. Hasil penelitian

(17)

4

pendidikan, karakteristik pembelajaran berbasis proyek, dan mudah dipahami

siswa meski membutuhkan pemahaman ekstra. Disimpulkan bahwa 67,7%

responden setuju bahwa materi pendukung pembelajaran pada buku teks dinilai

kontekstual, maksudnya berasal dari lingkungan terdekat dan akrab dengan

kehidupan sehari-hari.

Penelitian yang terkait dengan pengembangan bahan ajar yang dilakukan

oleh Suharyadi, dkkk (2013) yang berjudul Pengembangan Buku Ajar Berbasis

Kontekstual Pada Pokok Bahasan Asam dan Basa, menyatakan bahwa guru

menilai buku ajar telah memenuhi aspek keterbacaan yang baik dengan persentase

rata-rata 80%. Sedangkan respon dari siswa, dengan menggunakan buku ajar yang

telah dibuat, 56% siswa dapat mengerjakan soal dengan baik. Demikian halnya

dengan hasil penelitian Cahyono (2014) yang berjudul Pengembangan Modul

Pembelajaran Inovatif Stoikiometri Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis PBL,

penilaian modul diperoleh 3,35 dan dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar

siswa, yaitu kelompok eksperimen memiliki persen peningkatan 53,50%,

sedangkan kelompok kontrol 50,12%, dan keduanya berbeda nyata (thitung 8,23 >

ttabel 1,319).

Penelitian Gede (2013) tentang Pengembangan bahan ajar multimedia

berbasis proyek untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMK pada pelajaran TIK.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa validitas bahan ajar ditinjau dari aspek isi

dan media isi sangat baik, aspek media komputer dan desain pembelajaran baik,

dan aspek uji siswa dan guru sangat baik. Uji efektivitas menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara sebelum dan setelah

meng-gunakan bahan ajar multimedia. Tingkat keefektifan yang dicapai adalah tinggi.

Kategori tinggi dicapai karena pengembangan bahan ajar dilandasi teori belajar,

teori pembelajaran, dan teori komunikasi. Begitu pula penerapan bahan ajar

menggunakan seting pembelajaran berbasis proyek.

Penelitian oleh Evi (2015) mengenai pengembangan bahan ajar koloid

berbasis multimedia juga memberikan hasil yang baik. Hasil belajar yang

diperoleh dari penelitiannya adalah Modul maupun LKS Koloid yang telah dibuat

(18)

5

semua siswa tidak ada yang tuntas, namun setelah dengan perlakuan menngujikan

modul yang telah distandarisasi oleh penilai ahli diterapkan maka saat post test

nilai siswa meningkat dan hanya ada 3 siswa yang tidak tuntas dalam post test.

Nilai ketuntasan antara 75-100.

Melihat dari latar belakang secara keseluruhan maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Modul Koloid Berbasis

Proyek Pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Medan”

1.2Ruang Lingkup

Secara umum ruang lingkup dalam penelitian ini adalah pengembangan

materi ajar Kimia materi pokok Koloid berdasarkan hasil analisis buku ajar yang

telah ada dan analisis kebutuhan siswa. Modul nantinya diujikan kepada siswa

kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Medan.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah :

1. Apakah pengembangan modul koloid sudah sesuai dengan kriteria yang

telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)?

2. Apakah implementasi berbasis proyek terintegrasi modul yang

dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi

koloid?

3. Apakah hasil belajar kimia menggunakan model pembelajaran berbasis

proyek terintegrasi modul lebih besar dari harga KKM?

1.4Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka masalah

dalam penelitian ini perlu dibatasi. Dari rumusan masalah diatas, yang menjadi

batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Menyusun dan mengembangkan modul berbasis proyek pada materi

(19)

6

2. Penyusunan modul akan dikembangkan dari minimal 5 buku kimia

yang berkaitan dengan materi koloid.

3. Modul akan dikaji dan direvisi oleh penilai ahli (Dosen kimia dan

Guru Kimia) sampai diperoleh modul yang valid.

1.5Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah pengembangan modul koloid sudah sesuai

dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP)?

2. Untuk mengetahui apakah implementasi model pembelajaran berbasis

proyek terintegrasi modul yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada materi koloid?

3. Untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia menggunakan model

pembelajaran berbasis proyek terintegrasi modul lebih besar dari harga

KKM?

1.6Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini sangat diharapkan agar bisa memberikan

manfaat bagi banyak kalangan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, merupakan suatu pengalaman yang berharga yang dapat

mengembangkan bahan ajar berbasis proyek yang dapat digunakan siswa

di sekolah.

2. Bagi guru, merupakan bahan masukkan untuk dapat menggunakan bahan

ajar berbasis proyek kepada siswa.

3. Bagi siswa, menambah pengetahuan dan membantu meningkatkan minat

belajar serta pemahaman materi.

4. Bagi para peneliti lain, merupakan informasi dalam mendesain penelitian

lebih lanjut, untuk peningkatan kualitas proses pembelajaran pada

(20)

7

1.7 Definisi Operasional

1. Bahan ajar adalah bahan pembelajaran yang disusun berdasarkan materi

dari beberapa bahan ajar yang telah ada dan dikembangkan untuk

mempermudah pemahaman siswa.

2. Pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang menekankan

pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam suatu proyek. Dalam

pembelajaran proyek siswa mengembangkan sendiri investigasi mereka

bersama rekan kelompok maupun secara individual, sehingga secara

otomatis mengembangkan kemampuan riset mereka.

3. Hasil belajar adalah hasil kegiatan belajar siswa yang menggambarkan

penguasaan terhadap bahan ajar yang mencakup aspek kognitif yang

terdiri dari C1 (hafalan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), dan C4

(21)
(22)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini,

maka ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengembangan modul koloid sudah sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

2. Secara signifikan terdapat pengaruh modul berbasis proyek terhadap

peningkatan hasil belajar kimia siswa.

3. Hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan modul berbasis proyek lebih

tinggi dari harga KKM.

1.2.Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas,

maka penulis menyarankan bagi guru dan calon guru dalam mengajarkan materi

koloid harus menyesuaikan model pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran

tercapai. Penulis menyarankan menggunakan atau membuat bahan ajar maupun

modul yang inovatif agar siswa dapat lebih memahami pokok bahasan koloid yaitu

dengan menyertakan percobaan sederhana sehingga dapat memotivasi siswa untuk

(23)

54

DAFTAR PUSTAKA

Aisyi, Fauziyah Kariem., (2013), Pengembangan Bahan Ajar TIK SMP Mengacu Pada Pembelajaran Berbasis Proyek, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro IX : 117-128

Alifyen, Retha., (2014), Keefektifan Strategi Project Based Learning Berbantuan Modul Pada Hasil Belajar Kimia Siswa, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 8, No. 2, 2014, hlm 1360-1369

Ardhana, W., (2000), Reformasi Pembelajaran Menghadapi Abad Pertengahan, Makalah Disajikan dalam Seminar dan Diskusi Panel Nasional Teknologi Pembelajaran V, Diselenggarakan oleh Program Studi Teknologi Pembelajaran Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang bekerja sama dengan Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia (IPTPI) Cabang Malang tanggal 7 Oktober

Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arumsari, dkk., (2014), Pengembangan Modul Barbasis Project Based Learning Untuk Mengoptimalkan Kemandirian dan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kutowinangun Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Fisika 5: 35-39

Ayun, kuroto., (2011), Penerapan Pembelajaran Inovatif Melalui Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Gelombang Elektromagnetik Pada Mata Pelajaran Fisika Kelas XII, Jurnal Pendidikan 1(1) : 117-121

Cahyono, Joko., (2014), Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif Stoikiometri Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL), Skripsi, FMIPA Unimed, Medan

Hamdani , (2011), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung

Hosnan, M., (2013), Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, Bogor : Ghalia Indonesia

(24)

55

Jauhari, Jadian., (2009), Studi Terhadap Penggunaan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran MIPA di Indonesia, Prosiding Makalah seminar Nasional FMIPA UNY, Yogyakarta

Jennifer Railsback., (2002), Project Based-instruction: Creating Excitement for Learning, Northwest Regional Educational Laboratory, Oregon

Joyce, B, dan Weil, M., (1980), Model Of Teaching, Foreword by James. Wolfsixth Edition,Amerika

Justiana, S., Muchtaridi, (2009), Kimia 2, Yudhistira, Jakarta.

Kusuma, Siadi., (2010), Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berorientasi Chemo- Entrepreneurship Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Life Skill Mahasiswa, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 1 : 544-551

Lee, A.D., Green, B.N., Johnson, C.D. dan Nyquist, J., (2010), how to Write a Scholarly Book Review for Publication in a Peer-Reviewed Journal a Review of Literature, The Journal of Chiropractic Education, 24(1):57-59

Marhaeni, (2007), Pembelajaran Inovatif Dan Asesmen Otentik Dalam Rangka Menciptakan Pembelajaran Yang Efektif Dan Produktif, Makalah Lokakarya Penyusunan Kurikulum Dan Pembelajaran Inovatif Universitas Udayana.

Maria, Tina., (2012), Konsep dan Penerapan Kimia kelas XI, Bailmu, Jakarta

Ngalimun , (2012), Strategi dan Model Pembelajaran , Aswaja Pressindo, Yogyakarta

Prabawa, Dewa Gede Agus Putra., (2013), Pengembangan Bahan Ajar Multimedia Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran 3 : 206-217

Purba, M., (2012), Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI, Erlangga, Jakarta.

Rahmawati, Dini., (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarifhidayatullah, Jakarta

Rais, Muh., (2010), Pengembangan Model Project Based Learning: Suatu Upaya Meningkatkan Kecakapan Akedemik Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin UNM. Laporan Penelitian Tahun I DP2M DIKTI-LEMLIT UNM

(25)

56

Silitonga, P.M., (2011), Statistika: Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sirait, David Julianto., (2014), Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pengajaran Titrasi Asam Basa Sesuai dengan Tuntutan Kurikulum 2013, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan

Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Proseding Semirata, FMIPA, Universitas Lampung.

Siwa, IB,. (2013), Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam Pembelajaran Kimia Terhadap Keterampilan Proses Sains Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA (Volume 3 Tahun 2013)

Sudrajat, A, (2013), Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi Mahasiswa Calon Guru., Disertasi, UPI, Bandung

Sugiyono, (2008), Statistik untuk Penelitian, Alfabeta,Bandung.

Sugiyono , (2013), Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif , Kualitatif , dan R&D, Alfabeta, Bandung

Suharyadi, dkk, (2013) Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kontekstual Pada Pokok Bahasan Asam dan Basa, Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia 1(1): 60-68

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif , Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Utami, Budi, (2009), Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI, Pusat Perbukuan,

Wena, M., (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, Jakarta

Widodo, Chomsin S dan Jasmadi., (2008), Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta

Gambar

Tabel 3.1 : Rancangan Penelitian
Gambar 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa dapat memahami dan menguasai teori dasar mengenai struktur atom, ikatan kimia, sifat molekul, stereokimia, sifat dan reaksi senyawa-

Sekolah merupakan dasar utama keberadaan aliran naturalisme dalam pembelajaran karena belajar merupakan sesuatu yang natural,oleh karena itu fakta bahwa hal itu memerlukan

Pada penelitian ini, jumlah sampel antara kedua kelas, yaitu kelas kontrol dan. kelas eksperimen sama

penelitian eksperimen warna alam tiga jenis daun mangga yaitu pada jenis. kelompok warna dan membandingkan mordanting yang paling sesuai

Teknik Kendaraan Ringan SMKN 8 Bandung untuk memasuki dunia kerja. Dunia kerja yang dimaksud difokuskan pada kesiapan siswa untuk bekerja. sebagai pekerja, karyawan atau

Melalui media bangunan sejarah dapat dikomunikasikan melalui pengalaman ruang yang disederhanakan agar pengunjung dapat memahami sejarah dengan lebih mudah atau membantu

Dengan kembalinya warga ke desa pada Februari 2014, maka dari itu peneliti ingin melihat, bagaimana kondisi kehidupan masyarakat Desa Kutambelin saat ini dalam bidang sosial

Bahkan ada ulama yang menganggap Sunan Gunung Jati sebagai pendiri pesantren pertama. Dalam dunia pesantren, menurut Zamakhsari Dhofier, terdapat lima elemen dasar yang menjadi