• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MEDIA KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MTS SWASTA MADINATUSSALAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MEDIA KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MTS SWASTA MADINATUSSALAM."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

SUDIANTO PASARIBU. Penerapan Pembelajaran Langsung Berbantuan Media Komputer Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Motivasi Belajar Siswa MTS Swasta Madinatussalam. Tesis. Medan:Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian bertujuan untuk: (1) meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah swasta Madinatussalam dengan penggunaan pembelajaran langsung berbantuan media komputer, (2) meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Swasta Madinatussalam melalui penggunaan pembelajaran langsung berbantuan media komputer, dan (3) menganalisa keefektifan pembelajaran dengan penggunaan pembelajaran langsung berbantuan media komputer. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dikelas VIII Madrasah Tsanawiyah Swasta Madinatussalam Kecamatan Percut Seituan dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang. Teknik pengumpulan data melalui pengamatan terhadap tes kemampuan penalaran matematika, aktivitas guru dan siswa, dan angket motivasi belajar siswa. Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan : (1) penggunaan pembelajaran langsung berbantuan media komputer dapat meningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada siklus I sebesar 66,61%, pada siklus II sebesar 79,56%. (2) penggunaan pembelajaran langsung berbantuan media komputer dapat peningkatan kemampuan penalaran matematika siswa pada pembelajaran matematika materi lingkaran siklus I sebesar 40,00%, siklus II 85,71%, dan (3) ketuntasan kelas mengalami peningkatan terhadap pembelajaran matematika sebesar 45,71%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan motivasi dan kemampuan penalaran matematika siswa materi lingkaran melalui penggunaan pembelajaran langsung berbantuan media komputer pada siswa kelas VIII MTs Swasta Madinatussalam Kecamatan Percut Seituan.

(6)

ABSTRACT

Sudianto Pasaribu. Application of Direct Learning Media Computer Assisted Reasoning Ability To Improve Student Motivation MTS Madinatussalam. Thesis. Terrain: Graduate School, State University of Medan, 2016.

The study aims to: (1) increase the ability of mathematical reasoning class VIII MTs Swasta Madinatussalam to use aided direct instructional computer media, (2) increase the motivation to learn math class VIII MTs Swasta Madinatussalam through the use aided direct instructional computer media, and ( 3) analyze the effectiveness of learning with the use of computer-aided direct instructional media. This research is a classroom action research conducted in class VIII MTs Swasta Madinatussalam Percut Sei Tuan by the number of students as many as 35 people. The technique of collecting data through observation of mathematical reasoning ability tests, the activity of teachers and students, and students' learning motivation questionnaire. Based on data analysis conclusions: (1) the use of computer-aided direct instructional media can improve students' motivation in learning mathematics in the first cycle of 66.61%, in the second cycle of 79.56%. (2) the use of computer-aided direct instructional media can increase students' mathematical reasoning abilities in mathematics teaching material circle first cycle of 40.00%, 85.71% the second cycle, and (3) class mastery increased by 45.71 towards learning mathematics %. Thus it can be concluded that an increase motivation and mathematical reasoning skills students material circle through the use of computer-aided direct instructional media in class VIII MTs Swasta Madinatussalam Percut Sei Tuan.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul “Penerapan Pembelajaran Langsung Berbantuan Media Komputer Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Motivasi Belajar Siswa MTS Swasta Madinatussalam”.

Tesis ini ditulis dan diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Sejak mulai persiapan sampai selesainya penulisan tesis ini, penulis mendapatkan semangat, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Semoga Allah Swt memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut. Terima kasih dan penghargaan khususnya peneliti sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M. Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta semua staf yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan administrasi dengan baik.

(8)

. bu Prof. Dr. Anita us, M. Pd dan Bapak Dr. Daulat Saragi, M. um selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan, serta Bapak izrah Saputra arahap, S. Pd selaku Saf Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan. . Bapak Prof. Dr. asratuddin, M. Pd selaku Pembimbing dan Bapak Prof. Dian Armanto, M. Pd, M.A, M. Sc, Ph. D selaku Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan serta motivasi yang kuat dalam penyusunan tesis ini.

. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M. Pd., Bapak Dr. Arif Rahman, M. Pd dan Bapak Dr. Deny Setiawan, M. Si selaku Narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan-masukan dalam penyempurnaan tesis ini. . Kepala Sekolah dan guru bidang studi matematika MTs Swasta

Madinatussalam yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian lapangan.

. Ayahanda Amir Suddin Pasaribu, bunda Tiromal Br. Silitonga, serta Kak Asmi, Kak da, Kak Sarma, Kak Liza, Bang Abdul dan adik saya Dahlan dan iza yang telah memberikan rasa kasih sayang, perhatian doa, dan dukungan moril maupun materil sejak sebelum kuliah, dalam perkuliahan hingga menyelesaikan pendidikan ini.

(9)

v

Dengan segala kekurangan dan keterbatasan, penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan sumbangan dan manfaat bagi para pembaca, sehingga dapat memperkaya khasanan penelitian-penelitian sebelumnya, dan dapat memberi inspirasi untuk penelitian lebih lanjut.

Medan, Agustus 201 Penulis,

S di P ri

(10)

DAFTAR ISI

2.1.1 Pembelajaran Langsung ... 15

2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran Langsung ... 15

2.1.1.2 Ciri-Ciri Pembelajaran Langsung ... 17

2.1.1.3 Karakteristik Pembelajaran Langsung ... 20

2.1.1.4 Kelebihan dan Keterbatasan Pembelajaran Langsung . 24 2.1.2 Media Pembelajaran ... 28

2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 28

2.1.2.2 Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran ... 29

2.1.2.3 Prosedur Pemilihan Media ... 31

2.1.2.4 Langkah-Langkah Penggunaan Media Pembelajaran .. 32

2.1.3 Kemampuan Penalaran Matematika ... 33

(11)

vii

2.1.3.2 Kemampuan Penalaran dalam Pembelajaran

Matematika ... 35

2.1.3.3 Penalaran Induktif ... 37

2.1.3.4 Penalaran Deduktif ... 39

2.1.4 Moti asi Belajar Sis a ... 41

2.1.4.1 Pengertian Moti asi Belajar ... 41

2.1.4.2 ubungan Moti asi dengan Belajar ... 42

2.1.4.3 ungsi Moti asi ... 43

2.1.4.4 Macam-Macam Moti asi ... 44

2.1.4.5 aktor yang Mempengaruhi Moti asi Belajar ... 46

2.1.4.6 Cara-Cara Menimbulkan Moti asi kstrinsik ... 51

2.2 Penelitian yang Rele an ... 52

3.7 Indikator Keberhasilan Tindakan ... 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 asil Penelitian Tindakan Siklus I ... 77

(12)

4.1.3 asil Obser asi Akti itas Sis a Siklus I ... 85

4.1.4 asil Angket Moti asi Belajar Matematika Sis a Siklus I ... 86

4.1.5 asil Refleksi Siklus I ... 89

4.2 asil Penelitian Tindakan Siklus II ... 89

4.2.1 asil Tes aluasi Kemampuan Penalaran Matematika Siklus II ... 92

4.2.2 asil Obser asi Akti itas uru Siklus II ... 93

4.2.3 asil Obser asi Akti itas Sis a Siklus II ... 95

4.2.4 asil Angket Moti asi Belajar Matematika Sis a Siklus II ... 96

4.2.5 asil Refleksi Siklus II ... 98

4.3 Pembahasan asil Penelitian ... 99

4.3.1 Peningkatan Moti asi Belajar Sis a melalui Penggunaan Pembelajaran Langsung Berbantuan Komputer ... 99

4.3.2 Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika melalui Penggunaan Pembelajaran Langsung Berbantuan Komputer .... 101

4.4 Keterbatasan Penelitian ... 102

4.5 Temuan ... 103

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 105

5.2 Saran ... 106

(13)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Nilai Matematika Siswa Kelas VIII Semester Ganjil Tahun

Pelajaran 2015 2016 ... 3

Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Langsung ... 22

Tabel 3.1 Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa ... 61

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa ... 62

Tabel 3.3 Tabel Intrumen Motivasi Belajar ... 63

Tabel 3.4 Pedoman Pemberian Nilai Angket Motivasi ... 64

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Penalaran ... 68

Tabel 3.6 Pedoman Pemberian Skor Tes Penalaran Matematika ... 68

Tabel 3.7 Kriteria Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ... 73

Tabel 3.8 Kriteria Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa ... 74

Tabel 4.1 Daftar Nilai Evaluasi Siklus I ... 83

Tabel 4.2 Observasi Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru Pada Siklus I ... 84

Tabel 4.3 Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Siklus I ... 85

Tabel 4.4 Tingkat Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I ... 87

Tabel 4.5 Hasil Motivasi Belajar Siswa Siklus I ... 88

Tabel 4.6 Rata-Rata Nilai Motivasi Belajar Siswa Siklus I ... 88

Tabel 4.7 Daftar Nilai Evaluasi Siklus II ... 93

Tabel 4.8 Observasi Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru Pada Siklus II .... 94

Tabel 4.9 Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Siklus II ... 95

Tabel 4.10 Tingkat Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II ... 96

Tabel 4.11 Hasil Motivasi Belajar Siswa Siklus II ... 98

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Menunjukkan Jumlah Besar Sudut-Sudut Suatu Segitiga Secara Penalaran Induktif ... 38 Gambar 2.2 Sudut-Sudut Berseberangan adalah Sama ... 39 Gambar 2.3 Menunjukkan Jumlah Besar Sudut-Sudut Suatu Segitiga

Secara Penalaran Deduktif ... 40 Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis & Mc Taggart (dalam Susilo et.al

(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A

Lampiran A.1 Lembar Validasi Lembar Kerja Siswa ... 111

Lampiran A.2 Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 115

Lampiran A.3 Lembar Validasi Angket Motivasi Belajar ... 119

Lampiran A.4 Lembar Validasi Tes Kemampuan Penalaran Matematika ... 122

Lampiran A.5 Lembar Validasi Observasi Aktivitas Guru ... 125

Lampiran A.6 Lembar Validasi Observasi Aktivitas Siswa ... 128

Lampiran B Lampiran B.1 Lembar Hasil Validasi Rencana Perangkat Pembelajaran ... 131

Lampiran B.2 Lembar Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa ... 134

Lampiran B.3 Lembar Hasil Validasi Tes Kemampuan Penalaran Matematika Siswa ... 137

Lampiran B.4 Lembar Hasil Validasi Angket Motivasi Belajar Siswa ... 138

Lampiran C Lampiran C.1 Lembar Nama-Nama Validator ... 140

Lampiran C.2 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 141

Lampiran C.3 Lembar Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ... 142

Lampiran C.4 Lembar Hasil Kemampuan Penalaran Matematika Siklus I .... 143

Lampiran C.5 Lembar Hasil Motivasi Belajar Siswa Siklus I ... 145

Lampiran C.6 Lembar Hasil Aktivitas Guru Siklus II ... 146

Lampiran C.7 Lembar Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ... 147

Lampiran C.8 Lembar Hasil Kemampuan Penalaran Matematika Siklus II ... 148

Lampiran C.9 Lembar Hasil Motivasi Belajar Siswa Siklus II ... 150

Lampiran D Lampiran D.1 Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 151

(16)

Lampiran D.3 Lembar Soal Instrumen Penalaran ... 203

Lampiran D.4 Lembar Observasi Akivitas Guru ... 213

Lampiran D.5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 215

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam menghadapi era globalisasi diperlukan sumber daya manusia

(SDM) yang handal yang memiliki pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatiif dan

kemampuan utuk bekerja sama secara efektif. SDM yang memiliki

kemampuan-kemampuan seperti itulah yang mampu memanfaatkan informaasi, sehingga

informasi yang melimpah ruah dan cepat yang datang dari berbagai sumber dan

temppat di dunia, dapat diolah dan dipilih, karena informasi yang diterima secara

melimpah ruah tersebut tidak semuanya diperlukan dan dibutuhkan.

SDM yang memiliki pemikiran seperti yang telah disebutkan, lebih

mungkin dihasilkan dari lembaga pendidikan sekolah. Salah satu mata pelajaran di

sekolah yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah mata

pelajaran matematika. Hal itu tercermin pada fungsi mata pelajaran matematika

dalam kurikulum mata pelajaran matematika tahun 2006 yaitu, matematika

berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan

menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari

melalui materi pengukuran, geometri, aljabar, peluang, statistika, kalkulus dan

trigonometri. Selain itu matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan

mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika, diagram, grafik atau

tabel.

Kemampuan penalaran matematis merupakan suatu proses berpikir yang

dilakukan dengan cara menarik kesimpulan. Penalaran matematis penting untuk

mengetahui dan mengerjakan matematika. Kemampuan untuk bernalar

(18)

2

menjadikan siswa dapat memecahkan masalah dalam kehidupannya, di dalam dan

di luar sekolah.

Namun kemampuan penalaran yang dimiliki siswa sangatlah rendah.

Salah satu contoh yang menandakan penalaran itu rendah adalah ketika siswa

menyelesaikan masalah. Kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari

matematika yang membuat penalaran matematika siswa menjadi bermasalah dapat

dilihat dalam mempelajari sistem persamaan linear. Memodifikasi kesamaan

merupakan konsep yang sulit untuk siswa. Sebagai contoh, perhatikan dua

persamaan berikut 3x = 6y dan x = 2y. Banyak siswa yang tidak memahami bahwa

kedua persamaan itu adalah sama.

Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika sehingga penalaran

matematika siswa belum berkembang dan akibatnya penalaran matematika belum

dapat meningkat seperti yang diharapkan guru. Inilah contoh yang

menggambarkan penalaran matematika bermasalah, maka perlu adanya suatu

tindakan untuk dapat melatih dan mengembangkan kemampuan penalaran

matematika siswa agar dapat meningkat dalam pembelajaran matematika.

Kemampuan penalaran matematika sangatlah diperlukan dalam mata

pelajaran matematika, karena orang yang memiliki kemampuan penalaran yang

tinggi serta mampu mengkomunikasikan ide atau gagasan matematikanya dengan

baik cenderung mempunyai pemahaman yang baik terhadap konsep yang

dipelajari serta mampu memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan konsep

yang dipelajari yang nantinya akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Dengan

(19)

3

Defenisi penalaran menurut Keraf dalam Shadiq (200 2) menyatakan

bahwa ”Penalaran adalah proses berpikir yang berusaha menghubungkan

fakta-fakta yang diketahui menuju pada suatu kesimpulan”. Dengan kata lain

kemampuan penalaran merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan proses

berpikir dalam menarik kesimpulan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu Sri

Handayani Ritonga, S.Pd selaku guru bidang studi matematika di Madrasah

sanawiyah Madinatussalam sebagai tempat penelitian mengatakan

“Pada umumnya kesulitan siswa dalam mempelajari matematika adalah ketika soal yang diberikan tidak sama dengan contoh-contoh soal yang diberikan, ini berarti kurangnya pemahaman siswa dalam pemahaman konsep sehingga kemampuan berpikir tidak terlalu maksimal dan dampaknya kemampuan bernalar juga menjadi rendah”.

Hal ini diperkuat dengan hasil nilai ulangan harian Madrasah sanawiyah

Swasta Madinatussalam pada tahun pelajaran 201 /2016 pada materi himpunan.

Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1

a el 1.1. N la Matemat ka swa Kelas VIII emester Gan l

dapat disimpulkan kemampuan penalaran matematika siswa masih tergolong

(20)

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, terlihat proses

pembelajaran belum optimal. Pada waktu proses pembelajaran dimulai saat guru

menerangkan materi pembelajaran, siswa memperhatikan tetapi sebagian siswa

masih saja belum fokus pada pelajaran. Ada siswa yang mengobrol dengan teman

sebangkunya, bahkan ada yang mengerjakan tugas selain pelajaran matematika.

Dalam proses pembelajaran guru lebih banyak menjelaskan materi pelajaran dan

memberikan informasi kepada siswa. Selesai menerangkan materi pelajaran guru

memberikan beberapa contoh soal agar siswa lebih paham. Kemudian guru

bertanya kepada siswa tentang materi yang telah disampaikan sudah atau belum

pahamnya siswa, namun yang terlihat siswa hanya diam tidak ada yang menjawab

malah siswa kelihatan kebingungan dengan pertanyaan guru.

Jadi selama ini kondisi pembelajaran yang dilakukan oleh guru hanya

r r d tanpa ada penggunaan media pembelajaran baik visual maupun

audio visual. Padahal selama proses pembelajaran guru juga sudah melibatkan

murid, namun kemampuan penalaran matematika siswa masih di bawah rata-rata.

Contoh lainnya dalam pembelajaran rendahnya motivasi belajar yang

mengakibatkan kemampuan penalaran siswa rendah dapat dilihat dari perilaku

murid dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Contohnya ketika guru

memberikan soal siswa tidak dapat menyelesaikan dengan waktu yang ditentukan.

uru harus mengingatkan dan menegur siswa agar menyelesaikan soal sesuai

waktu yang diberikan. Pada waktu siswa mengerjakan soal latihan, guru sesekali

menghampiri dan memberi penjelasan kepada siswa yang dirasa kesulitan disaat

mengerjakan soal. etapi tindakan tersebut tidak selalu dilakukan pada setiap

(21)

pelayanan kepada siswa secara individual. Hal ini mengakibatkan siswa putus asa

dalam menghadapi kesulitan dalam mengerjakan tugas. Padahal menurut

Sardirman (2001 ) salah satu ciri orang yang bermotivasi adalah tekun

menghadapi tugas.

Selama proses pembelajaran guru telah berusaha menerapkan beberapa

metode pembelajaran, seperti ceramah, diskusi serta tanya jawab namun tanpa

menggunakan media pembelajaraan. Penerapan metode ini guru lakukan agar

siswa lebih aktif dan tidak mudah bosan. Namun kenyataannya tidak sesuai yang

diharapkan karena beberapa alasan, seperti persiapan yang kurang matang dari

guru sendiri, waktu yang kurang memadai, serta kesiapan siswa dari hal yang

baru diterapkan guru. Sehingga guru lebih sering dalam pembelajaran

menerapkan metode ceramah dan tanya-jawab tanpa menggunakan media

pembelajaran, kemudian murid diberikan soal latihan untuk dikerjakan secara

individu. uru juga sudah menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dan

sesuai dengan kondisi siswa dan materi yang diajarkan namum kemampuan

penalaran siswa juga masih rendah, karena dibutuhkan persiapan dan perencanaan

yang matang.

Penggunaan model atau metode pembelajaran tanpa ada penggunaan

media pebelajaran, seperti diuraikan di atas menyebabkan murid bosan, kurang

bermotivasi, tidak menarik dalam belajar. Padahal untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah dirumuskan, guru perlu memilih metode dan model

pembelajaran yang sesuai dan efisien. Dalam pembelajaran guru harus

(22)

6

dilakukan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif

dan efisien Kemp (Rusman,2011 201 ).

Selanjutnya kurang motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika

juga terlihat ketika guru meminta siswa mengerjakan soal dipapan tulis, hanya

satu dua orang saja yang mau maju tanpa diperintah guru. Sedangkan siswa yang

lainnya hanya melihat temannya yang sedang maju tanpa mengerjakan soal yang

diberikan guru dibangku masing- masing. uru harus menegur berkali- kali untuk

mengingatkan siswa agar memperhatikan apa yang dikerjakan siswa lainnya

dipapan tulis dan jangan ribut. Kesulitan lainnya siswa dalam pembelajaran juga

dapat diketahui dari tidak pahamnya siswa ketika guru mengaitkan dengan

pelajaran sebelumnya. Siswa masih terlihat kurang menguasai materi yang

diberikan sebelumnya.

Pelajaran matematika bagi sebagian besar siswa adalah mata pelajaran

yang sulit, ini merupakan masalah utama yang dihadapi oleh para guru

matematika. Rendahnya kemampuan penalaran matematika karena adanya

berbagai cap negatif telah melekat di benak siswa berkenaan dengan pelajaran

matematika. Proses pendidikan dalam sistem persekolahan kita, umumnya belum

menerapkan pembelajaran sampai anak menguasai materi pelajaran secara tuntas

akibatnya tidak aneh bila banyak siswa yang tidak menguasai materi pelajaran,

meskipun sudah dinyatakan tamat dari sekolahan tidak heran pula, kalau mutu

pendidikan secara nasional masih rendah. Sistem persekolahan yang tidak

memberikan pembelajaran secara tuntas, ini telah menyebabkan pemborosan

(23)

ntuk mengukur motivasi belajar siswa, dapat dilakukan melalui

pengamatan terhadap perubahan sikap dan aktivitas siswa yang menunjukkan

adanya peningkatan kesungguhan dan kedisiplinan, kegembiraan dan semangat

belajar, sikap terhadap media, aktivitas keterlibatan dalam pembelajaran dan

aktivitas siswa dalam menerima dan memahami pelajaran. Menurut Hamalik

( athurrohman, 200 20) ada tiga fungsi motivasi (1). Mendorong manusia

untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi, (2).

Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai, (3).

Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus

dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu. Jadi motivasi bertujuan sebagai

pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seseorang untuk

mencapai suatu tujuan. uru merupakan faktor yang penting untuk mengusahakan

terlaksananya fungsi-fungsi tersebut dengan cara dan terutama memenuhi

kebutuhan siswa.

Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematika

dan motivasi siswa dalam pembelajaraan matematika adalah melalui model

pembelajaran langsung (d r r ) berbantuan media komputer. Model

pembelajaran yang menggunakan pendekatan mengajar yang dapat membantu

siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh pengetahuan langkah

demi langkah adalah model pengajaran langsung (d r r ). Menurut

Arends (2001) ”A d d d r

d d y F r r

(24)

“Sebuah model pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa mempelajari

keterampilan dasar dan pengetahuan yang dapat diajarkan langkah-demi-langkah.

ntuk tujuan tersebut, model yang digunakan dinamakan model pengajaran

langsung.

Menurut Joyce Et Al (1 2) bahwa model pembelajaran langsung efektif

dalam meningkatkan belajar siswa dalam pembelajaran membaca dan matematika,

khususnya siswa yang pencapaiannya rendah. Pembelajaran langsung digunakan

oleh para peneliti untuk merujuk pola-pola pembelajaran dimana guru banyak

menjelaskan konsep atau keterampilan kepada sejumlah kelompok siswa dan

menguji keterampilan siswa melalui latihan-latihan dibawah bimbingan dan

arahan guru. Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran

berpusat pada guru atau guru mendominasi kegiatan pembelajaran dan

komunikasi terjadi satu arah, akan tetapi tetap harus menjamin keterlibatan siswa.

ujuan utama pembelajaran langsung adalah memaksimalkan

penggunaan waktu belajar siswa. Model pembelajaran langsung dirancang untuk

menciptakan lingkungan belajar terstruktur, dan berorientasi akademik. Dalam

pembelajaran langsung guru berperan sebagai penyampai informasi. Informasi

yang dapat disampaikan dapat berupa pengetahuan prosedural, yaitu pengetahuan

tentang bagaimana melaksanakan sesuatu atau pengetahuan deklaratif yaitu

pengetahuan tentang fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Model ini sangat

cocok jika guru menginginkan siswa menguasai informasi atau keterampilan

tertentu ( erten, aylor & raves 1 ).

okus pembelajaran langsung adalah aktivitas akademik. Kegiatan

(25)

tinggi untuk kinerja dan prestasi dan mengharapkan agar murid mencapai level

yang tinggi yaitu tingkat penalaran. Efek dari model pembelajaran langsung

adalah meningkatkan penuntasan keterampilan sederhana dan kompleks dan

pengetahuan deklaratif yang dapat didefenisikan secara jelas dan diajarkan secara

langkah demi langkah. Melaksanakan pembelajaran langsung menghendaki guru

untuk menjelaskan segala sesuatu dengan jelas. Dengan demikian pembelajaran

langsung (d r r ) ini dapat meningkatkan kemampuan penalaran

matematika siswa.

Seiring dengan kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi,

maka dunia pendidikan juga telah banyak yang memanfaatkan komputer sebagai

media pembelajaran. Komputer dikembangkan pada tahun 1 0 dan penelitian

pembelajaran menggunakan komputer baru dirintis pada tahun 1 60 (Sudjana,

2001). Salah satu bentuk penggunaan teknologi pembelajaran yang dapat

menggabungkan unsur pendidikan dan unsur hiburan adalah digunakannya

teknologi informasi berbasis komputer. Penggunaan teknologi informasi yang

berbasis komputer, diharapkan dapat menjadi salah satu cara inovatif dalam

penyampaian materi pembelajaran, apalagi didukung kenyataan sebagian sekolah

sudah memiliki komputer, bahkan laboratorium komputer, sudah saatnya

komputer digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Dengan menggunakan

media komputer sebagai penyajiannya, materi pembelajaran dapat disajikan secara

lebih interaktif dan menarik. Dengan adanya interaktivitas ini siswa dengan

mudah dapat memilih bagian materi pelajaran yang ingin dipelajari atau

(26)

10

Berdasarkan uraian diatas, penulis melakukan penelitian tentang masalah

pengaruh penggunaan media dalam proses pembelajaran, dengan judul penelitian

“Penerapan pembelajaran langsung berbantuan media komputer untuk

meningkatkan kemampuan penalaran matematika dan motivasi siswa Madrasah

sanawiyah Swasta Madinatussalam”.

1.2 Ident f kas Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,

dapat diidentifikasi masalah-masalah yang terjadi sebagai berikut

1. Pembelajaran yang dilakukan kurang mendorong pengembangan

kemampuan berpikir siswa, tetapi kemampuan untuk menghapal

informasi.

2. Dalam proses pembelajaran kurang memberi motivasi kepada siswa untuk

terlibat langsung dalam pembentukan pengetahuan matematika mereka.

3. Kurangnya kreatifitas guru dalam menerapkan media pembelajaran

khususnya komputer.

. Kemampuan penalaran matematika siswa masih rendah.

1. Batasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi dibandingkan

waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti perlu membatasi

masalah yang akan dikaji agar analisis hasil penelitian dapat dilakukan dengan

terarah maka penelitian ini dibatasi pada

1. Peningkatan kemampuan penalaran matematika siswa kelas VIII Madrasah

(27)

11

Pelajaran 201 /2016 melalui pembelajaran langsung berbantuan media

komputer.

2. Peningkatan motivasi belajar matematika siswa kelas VIII Madrasah

sanawiyah Swasta Madinatussalam Kecamatan Percut Sei uan ahun

Pelajaran 201 /2016 melalui pembelajaran langsung berbantuan media

komputer.

3. Keefektifan pembelajaran langsung berbantuan media komputer pada

siswa kelas VIII Madrasah sanawiyah Swasta Madinatussalam

Kecamatan Percut Sei uan ahun Pelajaran 201 /2016.

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan

masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah yang diteliti dirumuskan

sebagai berikut

1. Bagaimana meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa setelah

penggunaan pembelajaran langsung berbantuan media komputer pada

siswa kelas VIII Madrasah sanawiyah Swasta Madinatussalam

Kecamatan Percut Sei uan ahun Pelajaran 201 /2016?

2. Bagaimana meningkatkan motivasi belajar matematika setelah penggunaan

pembelajaran langsung berbantuan media komputer pada siswa kelas VIII

Madrasah sanawiyah Swasta Madinatussalam Kecamatan Percut Sei

uan ahun Pelajaran 201 /2016?

3. Bagaimana keefektifan penggunaan pembelajaran langsung berbantuan

media komputer di kelas VIII Madrasah sanawiyah Swasta

(28)

12

1. u uan Penel t an

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk

1. Meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa kelas VIII

Madrasah sanawiyah Swasta Madinatussalam Kecamatan Percut Sei

uan ahun Pelajaran 201 /2016 dengan penggunaan pembelajaran

langsung berbantuan media komputer.

2. Meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas VIII Madrasah

sanawiyah Swasta Madinatussalam Kecamatan Percut Sei uan ahun

Pelajaran 201 /2016 melalui penggunaan pembelajaran langsung

berbantuan media komputer.

3. Menganalisa keefektifan pembelajaran dengan penggunaan pembelajaran

langsung berbantuan media komputer bagi siswa kelas VIII Madrasah

sanawiyah Swasta Madinatussalam Kecamatan Percut Sei uan ahun

Pelajaran 201 /2016.

1. Manfaat Penel t an

Penelitian ini secara praktis hasilnya bermanfaat bagi sekolah yakni guru

dan siswa, sedangkan secara teoritis bermanfaat bagi peneliti sendiri atau lainnya

untuk pengembangan keilmuan. Hasil penelitian yang diharapkan banyak

memberkan mafaat yang benar-benar nyata bagi tenaga pendidik sebagai berikut

1. Bagi siswa, penelitian ini dapat dimanfaatkan siswa sebagai upaya untuk

meningkatkan kemampuan penalaran matematika dan motivasi belajar

(29)

13

2. Bagi guru, penelitian ini dapat dimanfaatkan guru sebagai dasar pemikiran

dalam memilih motode pembelajaran di kelas yang tepat dalam proses

belajar mengajar matematika.

3. Bagi sekolah, penelitian ini memberikan sumbangan yang baik dalam

rangka perbaikan pembelajaran matematika, peningkatan mutu sekolah

dan mengembangkan profesionalisme guru.

1.7 Defenisi O erasi nal

Berdasarkan judul penelitian di atas, ada beberapa istilah yang perlu

untuk dijelaskan secara operasional agar tidak terjadi penafsiran yang salah.

Beberapa istilah tersebut adalah pembelajaran langsung, kemampuan penalaran

matematika, dan motivasi belajar matematika.

1. Pembelajaran langsung adalah satu usaha dalam pendidikan yang

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematika dan

memotivasi peserta didik mencapai penguasaan terhadap kompetensi

tertentu. Sintaks pembelajaran langsung adalah (1) fase orientasi, (2) fase

presentasi/demonstrasi, (3) fase latihan terstruktur, ( ) fase latihan

terbimbing, dan ( ) fase latihan mandiri.

2. Kemampuan penalaran matematika adalah suatu kemampuan untuk

menemukan penyelesaian atau pemecahan masalah, kemampuan menarik

kesipulan suatu pernyataan dan melihat hubungan implikasi, serta

kemampuan untuk mellihat hubungan antar ide-ide. Kemampuan

penalaran dalam hal ini meliputi (1) kemampuan mengajukan pola dan

(30)

1

pernyataan; (3) memeriksa keshahihan argumen; ( ) memberikan alternatif

bagi suatu argumen; dan ( ) menarik kesimpulan dari suatu pernyataan

3. Motivasi belajar matematika adalah keseluruhan daya penggerak di dalam

diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar matematika, sehingga

tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu tercapai. Motivasi diukur

dengan melakukan observasi awal sebelum dan sesudah melalui

(31)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada

Bab IV, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Peningkatan motivasi belajar siswa kelas VIII MTs Swasta Madinatussalam

Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deli Serdang melalui penggunaan

pembelajaran langsung pada materi unsur-unsur dan bagian-bagian

lingkaran; dan menghitung keliling dan luas lingkaran pada siklus I sebesar

68,57% “Cukup Baik dan 31,43% “Baik. Sedangkan pada siklus II dengan

materi hubungan sudut pusat dan sudut keliling; dan panjang busur, luas

juring, dan luas tembereng skor motivasinya adalah 8,57% “Cukup Baik”,

80,00% “Baik”, dan 11,43% “Sangat Baik”.

2. Peningkatan kemampuan penalaran matematika siswa kelas VIII-2 MTs

Swast Madinatussalam Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deliserdang

melalui penggunaan pembelajaran langsung berbantuan media komputer

pada materi unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran; dan menghitung

keliling dan luas lingkaran pada siklus I siswa diperoleh sebanyak 14 siswa

(40,00%) memperoleh skor ≥ 2,67 dari 35 siswa. Sedangkan siswa yang

memperoleh skor < 2,67 sebanyak 21 siswa (60,00%). Pada siklus II,

peningkatan kemampuan penalaran matematika siswa melalui penggunaan

pembelajaran langsung berbantuan komputer pada materi hubungan sudut

(32)

terdapat 30 siswa (85,71%) memperoleh skor ≥ 2,67 dari 35 siswa atau di

atas KKM . Sedangkan siswa yang memperoleh skor < 2,67 ada 5 siswa

(14,29%).

3. Ketuntasan belajar siswa kelas VIII-2 MTs Swasta Madinatussalam

Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deliserdang melalui penggunaan

pembelajaran langsung berbantuan media komputer pada materi unsur-unsur

dan bagian-bagian lingkaran; dan menghitung keliling dan luas lingkaran

memperoleh skor rata-rata kelas sebesar 2,46 dan ketuntasan kelas sebesar

40,00% pada siklus I. Pada siklus II skor rata-rata kelas sebesar 3,10 dengan

ketuntasan kelas sebesar 85,71%. Ketuntasan kelas mengalami peningkatan

sebesar 45,71% dari siklus I ke II.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat

diberikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi guru, agar penggunaan pembelajaran langsung berbatuan media

komputer dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Mengingat,

pembelajaran langsung berbantuan media komputer ini dapat

meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan guru dalam

membelajarkan matematika. Agar pembelajaran langsung ini dapat

terlaksana dengan baik, maka guru harus :

a. Menguasai materi pelajaran.

b. Memahami dan menguasai sintaks dari pembelajaran langsung

(33)

7

c. Mengatur waktu pembelajaran dengan efektif, jangan terlalu fokus

kepada salah satu sintaks yang menyebabkan waktu pembelajaran

tidak efektif.

d. Bisa memberikan pemahaman materi yang akan diajarkan.

e. Mempunyai keinginan dan keberanian untuk menerapkan

pembelajaran langsung berbantuan media komputer ini.

2. Bagi siswa, dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan penalaran

matematika siswa. Dengan demikian apabila motivasi belajar siswa yang

diharapkan maka pastinya meningkatkan kemampuan penalaran

matematikanya.

3. Bagi sekolah, agar mendukung terhadap perkembangan inovasi

pembelajaran yang telah dilakukan guru perbaikan pembelajaran dalam

rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dalam hal ini adalah motivasi

Gambar

Gambar 2.1 Menunjukkan Jumlah Besar Sudut-Sudut Suatu Segitiga
tabel. Kemampuan penalaran matematis merupakan suatu proses berpikir yang

Referensi

Dokumen terkait

terdiri dari biaya pembelian rokok (138 Trilyun), kehilangan produktivitas karena kematian prematur, sakit dan disabilitas (235.4 Trilyun), serta biaya medis penyakit

Proses Interaksi dan Dinamika Komunikasi Mahasiswa Asal Papua di Universitas Sumatera Utara dalam Menghadapi Culture Shock. Medan: Repositori Perpustakaan Departemen

untuk menjaring data kebutuhan pelatihan yang diperlukan oleh guru kimia, dengan maksud untuk memperoleh data awal tentang materi kimia apa yang diperlukan oleh

Setelah membuka Copy data tugas siswa lalu paste dalam table checker , lihat gambar panah... Setelah dipaste terus tekan kebawah dan masukan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pendidikan kewirausahaan dan latar belakang keluarga terhadap motivasi wirausaha mahasiswa

Sehingga akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia di dalam Microsoft Visual Basic 6.0 maka, dapat dibuat sebuah program sederhana yang

nyaéta siswa ngarasa hésé diajar basa Sunda, utamana dina pangajaran nulis sajak, jeung kurangna minat siswa kana pangajaran nulis, utamana nulis sajak, sarta masih

PERPANJANGAN MASA JABATAN DOSEN YANG DIBERI TUGAS TAMBAHAN SESUAI.. DENGAN MASA JABATAN REKTOR BERDASARKAN PERMENDIKBUD