• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN MEMBUAT SANGGUL DAERAH BUGIS PADA SISWA TATA KECANTIKAN RAMBUT KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN MEMBUAT SANGGUL DAERAH BUGIS PADA SISWA TATA KECANTIKAN RAMBUT KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEMAMPUAN MEMBUAT SANGGUL DAERAH BUGIS

PADA SISWA TATA KECANTIKAN RAMBUT KELAS XI

SMK NEGERI 8 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1)

Jurusan Pendidikan Tata Rias

Oleh:

MASITA ELECTA SITINJAK 5113144024

PROGRAM STUDI TATA RIAS

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

▸ Baca selengkapnya: pengertian sanggul cepol

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

MASITA ELECTA SITINJAK. NIM. 5113144024. Analisis Kemampuan Membuat Sanggul Daerah Bugis Pada Siswa Tata Kecantikan Rambut Kelas XI SMK Negeri 8 Medan. Skripsi : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan. 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui Bagaimana kemampuan siswa dalam Membuat Sanggul Daerah Bugis pada siswa Tata Kecantikan Rambut Kelas XI SMK Negeri 8 Medan.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Negeri 8 Medan dengan jumlah sebanyak 33 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik total sampling yaitu penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan sampel yang diambil dari semua populasi yang ada dengan jumlah 33 orang siswa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar pengamatan/observasi. Untuk menjaring kesepakatan hasil pengamatan dari setiap pengamat digunakan uji kesepakatan dengan menggunakan Analisis Varians Satu Arah.

Berdasarkan data pengamatan tentang kemampuan siswa dalam membuat sanggul daerah bugis yang dinilai oleh tiga orang observer (pengamat), diperoleh skor seluruh siswa sebesar 415 skor tertinggi 17 dan skor terendah 8. Skor rata-rata (M) sebesar 12,6 dan Standard Deviasi 1,7, rata-rata-rata-rata ideal sebesar 12,5 dan Standard Deviasi Ideal sebesar 2,5.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecenderungan kemampuan siswa dalam membuat sanggul daerah bugis pada siswa tata kecantikan rambut kelas XI SMK Negeri 8 Medan tergolong cukup. Dimana besaran Fo

dikonsultasikan terhadap Ftabel pada taraf signifikan 5 % dengan dk 2:30

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya penulis

diberikan kesehatan dan kemampuan dalam menyelesaikan skripsi ini, dengan

judul “Analisis Kemampuan Membuat Sanggul Daerah Bugis Pada Siswa Tata

Kecantikan Rambut Kelas XI SMK Negeri 8 Medan”.

Teristimewa penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada ayahanda

tercinta Effendy Sitinjak dan Ibunda Riana br.Tampubolon yang telah

mencurahkan kasih saying, motivasi, doa, memberikan dukungan baik berupa

materi maupun moril kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini. Untuk menyelesaikan skripsi ini berbagai bantuan diperoleh penulis

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syahwal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Negeri Medan

3. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik

Universitas Negeri Medan

4. Ibu Dra. Dina Ampera, M.Si selaku ketua jurusan PKK Fakultas Teknik

Univiersitas Negeri Medan

5. Ibu Dra. Siti Wahidah, M. Si selaku ketua Prodi Pendidikan Tata Rias

(7)

iii

6. Ibu Dra Fatma Tresno Ingtyas, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Kesejahteraan Keluagra Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan dan

sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan,

bimbingan dan meluangkan waktu dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Ibu Dra.Hj. Lily Herawaty Lubis, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik

yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis selama

proses pendidikan di Universitas Negeri Medan.

8. Ibu Dra. Lina Pangaribuan, M.Pd selaku dosen penguji skripsi yang telah

banyak memberikan arahan dan bimbingan yang bersifat membangun dalam

penyelesaian skripsi ini

9. Ibu Dra. Sulistiawikarsih, M.Pd selaku dosen penguji yang telah banyak

memberikan arahan dan bimbingan yang bersifat membangun dalam

penyelesaian skripsi ini.

10. Ibu Dra. Dwi Diar Estelita, M.Pd selaku dosen penguji yang telah banyak

memberikan arahan dan bimbingan yang bersifat membangun dalam

penyelesaian skripsi ini

11. Bapak Hidup Simanjuntak, S.Pd selaku kepala sekolah SMK Negeri 8 Medan

yang memberi izin penelitian, Ibu Alida R.V.L Sihite ,M.m selaku guru mata

pelajaran yang sangat banyak membantu dan memberikan arahan serta

masukan selama penelitian di SMK Negeri 8 Medan. Serta kepada

siswa-siswa kelas XI Tata Kecantikan Rambut SMK Negeri 8 Medan yang telah

(8)

iv

12. Untuk adik – adik tersayang (Bobby Mario Chandra Sitinjak dan Panca

Yonathan Sitinjak) terimakasih atas doa dan dukungan yang tiada hentinya

kalian berikan demi kesuksesan penulis.

13. Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Remaja Oikumene Sei Semayang

BBC Group (Ririn Sitinjak SE, Arnelis Perangin – angin SE, Ina Bakara

Amd.Par, Emma Siregar, Elsa Sembiring, Angel Tarihoran, Riska Sitinjak,

Wulan Sitinjak, dan Seli Bakara) atas dukungan dan doa. Tuhan Memberkati

masa depan kita.

14. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada Keluarga Besar Fakultas Teknik

Universitas Negeri Medan Stambuk 2011 & 2012 “Rani Antika Silalahi

S.Pd” serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Meskipun dalam penyusunan skripsi ini sudah dilakukan semaksimal

mungkin, penulis menyadari bahwa adanya banyak kekurangan dan kelemahan

serta masih sangat-sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran sehingga dapat menyempurnakan skripsi ini.

Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Juni 2016 Penulis

(9)

v

B. Identifikasi Masalah ...6

C. Pembatasan Masalah ...6

D. Rumusan Masalah...7

E. Tujuan Penelitian...7

F. Manfaat Penelitian...7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kerangka Teoritis...9

1. Pengertian Analisis Kemampuan Membuat Sanggul Daerah Bugis...9

2. Sanggul Daerah Bugis (Simpolong Tattong)...13

A. Mengikat Rambut...16

B. Hair piece...16

C. Lungsen...18

D. Alat yang digunakan dalam penataan sanggul Simpolong Tattong...19

E. Bahan dan Kosmetik yang digunakan dalam melakukan penataan sanggul Simpolong Tattong...23

(10)

vi

B. Kerangka Berfikir...28

C. Pertanyaan Penelitian...30

BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian...31

B. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian ...31

1. Definisi Operasional...31

2. Variabel Penelitian...32

C. Populasi dan Sampel Penelitian...32

1. Populasi Penelitian...32

2. Sampel Penelitian...32

D. Lokasi dan Waktu Penelitian...33

E. Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data...33

F. Teknik Analisis Data...38

1. Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian...42

(11)

vii

C. Pembahasan Hasil Penelitian...50

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan...52

B. Implikasi...52

C. Saran...53

DAFTAR PUSTAKA...55

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sketsa Sanggul Simpolong Tattong...15

Gambar 2. Mengikat Rambut...16

Gambar 3. Hair Piece/ Cemara Bertulang...18

Gambar 4. Lungsen...19

Gambar 16. Styling Spray Non Aerosol...24

Gambar 17. Pengambilan lungsen...24

Gambar 18. Semua rambut diikat menggunakan karet dan jepit lidi...25

Gambar 19. Pasang cemara bertulang pada ikatan rambut...25

Gambar 20. Bentuk cemara menjadi sanggul Simpolong Tattong...25

Gambar 21. Putar sisa hair piece ke kiri sanggul membentuk anak tattong...26

Gambar 22. Lungsen diikatkan ke ujung sanggul...26

Gambar 23 Pasang hair net untuk merapikan bentuk sanggul...26

(13)

ix

Gambar 25. Histogram ketepatan mengikat rambut ... 43

Gambar 26. Histogram Membentuk Cemara ... 45

Gambar 27. Histogram ketepatan pengambilan lungsen ... 46

Gambar 28. Histogram kerapian serat rambut... ... 47

(14)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.Daftar Nilai Praktek Penataan Sanggul...5

Tabel 2. Kisi – kisi Lembar Pengamatan Analisis Kemampuan Membuat Sanggul Daerah Bugis (Simpolong Tattong)...34

Tabel 3. Rubrik Lembar Pengamatan Analisis Kemampuan Membuat Sanggul Daerah Bugis (Simpolong Tattong)...35

Tabel 4. Distribusi frekuensi data kemampuan siswa melakukan penataan sanggul Daerah Bugis dengan menggunakan hair piece jenis cemara bertulang...42

Tabel 5. Indikator Ketepatan Mengikat Rambut...42

Tabel 6. Indikator Ketepatan Membentuk Cemara...44

Tabel 7. Indikator Ketepatan Pengambilan Lungsen...45

Tabel 8. Indikator kerapian serat rambut...46

Tabel 9. Indikator bentuk sanggul memiliki proporsi yang seimbang...47

Tabel 10. Hasil akhir membuat sanggul Daerah Bugis...48

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Indonesia terdiri dari berbagai keanekaragaman berupa adat istiadat, suku,

ras, bahasa, agama, busana dan lain – lain sehingga memungkinkan terjadinya

berbagai macam ciri khas disetiap daerah. Ciri khas tersebut dapat

menggambarkan identitas sebuah daerah. Sebagai bangsa yang terdiri atas

keanekaragaman, sehingga menjadikan Indonesia memiliki kekayaan yang tak

ternilai harganya.

Adat istiadat yang ada di setiap suku merupakan warisan turun temurun

yang patut di jaga kelestariannya. Salah satu bentuk kekayaan itu adalah tradisi

penataan rambut atau sanggul. Sanggul daerah merupakan istilah yang

menggambarkan penataan rambut dengan gaya dan bentuk – bentuk tertentu yang

memberikan ciri khusus pada seseorang, sekelompok orang, suatu suku bangsa.

Dahulu tingkat kedudukan seseorang dalam masyarakat dapat dilambangkan

melalui bentuk dan penataan rambutnya (sanggul). Keterampilan membuat

sanggul bukan lagi menjadi keterampilan yang turun temurun melainkan sudah

merupakan keterampilan yang harus dipelajari secara sungguh – sungguh dengan

tujuan untuk tetap melestarikan budaya bangsa.

Namun pada masa kini penataan rambut sangat didukung oleh

perkembangan teknologi. Perubahan dan pengaruh teknologi tersebut sudah

(16)

2

sebaiknya menjadi penguat sekaligus penyimpan memori bahwa sanggul daerah

memiliki makna dan nilai filosofi tinggi (Adzakiyah : 2014)

Pendidikan formal di sekolah memiliki peranan penting dalam mencapai

berbagai tujuan dalam rangka memenuhi berbagai standart kompetensi yang harus

dicapai peserta didik. Setiap jenjang pendidikan formal memiliki tujuan yang

berbeda – beda berdasarkan kemampuan yang akan dikembangkan,sesuai dengan

ketentuan umum UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

bahwa :”Jenjang Pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan

berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan

kemampuan yang dikembangkan.

Pendidikan menengah diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik

melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi atau siap memasuki

lapangan pekerjaan. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah

umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah kejuruan

(SMK) mengutamakan penyiapan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja

serta mengembangkan sikap profesional dalam bidang tertentu.

Pendidikan merupakan usaha untuk menumbuhkembangkan potensi

sumber daya manusia (SDM). Adapun pengertian pendidikan menurut Nursalim,

dkk(2007:2) “Pendidikan pada sistem pendidikan nasional adalah usaha sadar

untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau

latihan dan peranannya di masa yang akan datang ”. Pendidikan yang

baik tidak hanya mempersiapkan para siswa

(17)

3

kemampuan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Demi

kelancaran dalam suatu proses pendidikan, diperlukan suatu kurikulum.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada tingkat SMK khusus Tata

Kecantikan memiliki banyak kompetensi di dalamnya, salah satunya kurikulum

pada kompetensi Penataan Sanggul.

Penataan sanggul sangat didukung oleh perkembangan teknologi. Seiring

dengan perkembangannya, maka secara bertahap sanggul mengalami perubahan

dan peningkatan sesuai dengan perkembangan budaya atau sering disebut dengan

sanggul modifikasi. Perubahan tersebut turut mempengaruhi bentuk sanggul.

Bentuk sanggul yang semula hanya boleh digunakan oleh para permaisuri dan

selir raja saat ini boleh digunakan oleh siapapun. Untuk dikenakan pada saat

khusus sesuai keinginan pemakainya atau karena kebutuhan suatu peran.

Salah satu upaya untuk melestarikan budaya bangsa, pemerintah telah

mengadakan mata pelajaran yang berkaitan dengan pelestarian budaya tersebut

melalui pendidikan formal yang di dapatkan di Sekolah Menengah Kejuruan.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan bagian terpadu dari Sistem

Pendidikan Nasional yang mempunyai peran penting di dalam menyiapkan dan

pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Di sekolah menengah kejuruan (SMK) Negeri 8 Medan memiliki beberapa

program keahlian salah satunya adalah jurusan tata kecantikan, mata pelajaran

penataan rambut merupakan salah satu materi pokok yang sangat ditekankan

untuk dikuasai oleh siswa, karena jurusan kecantikan dipersiapkan untuk memiliki

(18)

4

belajar mengajar, siswa jurusan kecantikan tidak hanya mempelajari teori tentang

penataan rambut, melainkan juga praktek tentang bagaimana teknik penataan

rambut yang benar. Salah satunya melaksanakan penataan sanggul Simpolong

Tattong.

Keterampilan dalam membuat sanggul selain diharuskan untuk banyak

pengetahuan didalam membentuk sanggul, pengetahuan tentang membuat sanggul

pun harus dimiliki seseorang siswa Tata Kecantikan. Terdapat aturan – aturan dan

bentuk khusus dari setiap sanggul untuk menjadi ciri khas budaya setiap daerah,

misalnya sanggul Simpolong Tattong (Rostamailis :2008).

Sanggul Simpolong Tattong berasal dari daerah Bugis, Sulawesi Selatan.

Nilai histori dari sanggul Simpolong Tattong adalah bentuk sanggul yang

berbentuk tanduk menyerupai tanduk kerbau, karena suku Bugis menganggap

kerbau atau tanduk kerbau dianggap binatang yang mempunyai kekuatan gaib,

sehingga wanita bugis mendapat kedudukan yang tinggi dalam masyarakat. Oleh

karena itu secara simbolis sanggul yang berbentuk tanduk ini dapat diartikan

sebagai penghargaan kepada pengantin (Kusuma :2011)

Tingkat kesukaran pada sanggul Simpolong Tattong adalah bentuk

sanggul harus memiliki proporsi yang seimbang dengan kepala model yang

sanggulnya berbentuk segitiga. Bagian bawah sanggul lebih besar dibandingkan

dengan bagian atas dan bentuknya menguncup ke atas. Posisi bagian atas sanggul

mengarah ke depan hampir menyerupai lengkungan, sehingga bentuknya terlihat

(19)

5

Berdasarkan daftar kumpulan nilai siswa kelas XI Program Keahlian Tata

Kecantikan Rambut Tahun Ajaran 2012/2013, 2013/2014 dan 2014/2015 pada

mata pelajaran penataan sanggul masih kurang. Dapat diketahui dari tabel berikut.

Tabel 1. Daftar Nilai Praktek Penataan Sanggul

Tahun

Sumber : Daftar nilai SMK Negeri 8 Medan.

Dari hasil observasi dan wawancara pada tanggal 05 November 2015

dengan guru bidang study di SMK Negeri 8 Medan Tata Kecantikan yang terletak

di Jl. Dr. Mansyur mengatakan, bahwa masih banyak siswa kelas XI SMK Negeri

8 Medan yang belum menguasai cara mengikat rambut dengan tepat, cara

merapikan dan menghaluskan sanggul, cara memasang cemara, dan cara

membentuk cemara dalam pembuatan sanggul Simpolong Tattong dengan benar.

Sehingga menimbulkan masalah saat melakukan praktek saat pembuatan sanggul

Simpolong Tattong.

Berdasarkan uraian diatas terlihat tidak ada siswa yang memperoleh nilai

yang memuaskan, maka dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi tuntutan

(20)

6

Medan Tata Kecantikan Rambut di harapkan mampu membuat sanggul dengan

rapi, kehalusan serat – serat sanggul dan sesuai dengan bentuk yang sebenarnya,

agar hasil dan tatanan rambut kelihatan bagus, rapi dan tidak kaku. Berdasarkan

latar belakang masalah yang telah dipaparkan maka penulis melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Kemampuan Membuat Sanggul Daerah Bugis Pada

Siswa Tata Kecantikan Rambut Kelas XI SMK Negeri 8 Medan”

B. Identifikasi Masalah

1. Tingkat pengetahuan siswa tentang teori sanggul Daerah Bugis.

2. Kemampuan siswa dalam melakukan praktek sanggul Daerah Bugis.

3. Kemampuan siswa mengenai bentuk (desain) sanggul Daerah Bugis.

4. Kemampuan siswa tentang prosedur sanggul Daerah Bugis.

5. Kelengkapan peralatan untuk praktek sanggul yang tersedia disekolah.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat kompleksnya pembahasan pada identifikasi masalah diatas,

serta keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti untuk meneliti secara

keseluruhan permasalahan yang ada, maka perlu dibatasi pada masalah sebagai

berikut: “Kemampuan melakukan penataan sanggul Daerah Bugis dengan

menggunakan hair piece jenis cemara bertulang pada siswa kelas XI Tata

(21)

7

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kemampuan membuat sanggul Daerah

Bugis dengan menggunakan hair piece jenis cemara bertulang pada siswa kelas XI

Tata Kecantikan Rambut SMK Negeri 8 Medan”

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

“Untuk mengetahui proses membentuk sanggul Daerah Bugis dengan

menggunakan hair piece jenis cemara bertulang pada siswa kelas XI Tata

Kecantikan Rambut SMK Negeri 8 Medan”

F. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas diharapkan hasil penelitian ini

memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa PKK program study Pendidikan

Tata Rias Universitas Negeri Medan.

2. Untuk memberikan pengalaman dalam membuat karya ilmiah dan

merupakan sarana dalam menambah wawasan, pengetahuan, sikap serta

keterampilan bagi penulis.

3. Untuk memberikan masukan kepada pihak sekolah, khusus bagi para

siswa kelas XI SMK Negeri 8 Medan guna meningkatkan kreatiftas siswa.

4. Sebagai bahan bacaan di Perpustakaan Prodi Tata Rias Jurusan PKK

(22)

8

5. Sebagai syarat menyelesaikan program Sarjana Pendidikan di Jurusan

(23)

52

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilpenelitian yang diuraikanpada Bab IV, dapatdisimpulkan:

1. Bahwatingkat kecenderungan kemampuan siswa dalam membuat Sanggul

Daerah Bugis (Sanggul Simpolong Tattong) siswa kelas XI SMK Negeri 8

Medan tergolong cukupsebanyak 20 orang (60,6%).

2. Kemampuan siswa dalam membuat Sanggul Daerah Bugis (Sanggul

Simpolong Tattong) tergolong cukup yaituIndikator kerapian serat

rambut memperoleh skor 3 dan mendapatkan nilai yang baik sebanyak

54,5%.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa indikator yang mendapat nilai

rata-rata paling rendah adalah indikator 2 yaitu ketepatan membentuk cemara. Hal

tersebut dikarenakan siswa masih kurang menguasai materi, kurangnya ketelitian

serta konsentrasi siswa, kurangnya kepercayaan diri siswa pada saat praktek

pelaksanaan membuat sanggul.

Diharapkan juga bagi siswa lebih banyak belajar dan lebih menguasai materi

serta siswa diharapkan mendapatkan bimbingan dan keyakinan untuk percaya diri

agar siswa tidak merasa ragu dan takut untuk menata rambut sehingga hasil akhir

penataan rambut dapat tecapai sesuai keinginan.

Dengan ditemukannya jawaban penelitian diatas maka akan menjadi masukan

(24)

53

meningkatkan proses pembelajaran dengan menambah jam mata pelajaran

sehingga menyediakan waktu yang cukup bagi siswa untuk melatih kemapuan

membuat sanggul yang dilihat dari hasil praktek membuat sanggul daerah. Salah

satunya pada bagian pengikatan rambut, membentuk cemara, serta penentuan

lungsen pada saat membuat sanggul.

Dengan adanya hasil dan kemampuan siswa dalam membuat sanggul daerah

bugis (sanggul simpolong tattong) yang sangat baik dari siswa kelas XI SMK

Negeri 8 Medan jurusan tata kecantikan rambut, maka hal itu akan merupakan

modal awal bagi siswa untuk dapat mengembangkan kemampuannya pada

kehidupan sehari-hari sehingga diharapkan setelah lulus dapat bekerja sesuai

dengan bidang keahlian masing-masing.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini

disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada para siswa agar lebih menguasai teori mengenai

Penataan rambut, diantaranya penguasaan teori penataan sanggul daerah

serta kemampuan melakukan penataan rambut, sikap konsentrasi,

ketelitian dan kecermatan yang tinggi ketika sangat diperlukan dalam

melakukan penataan rambut, sehingga siswa memiliki kemampuan yang

(25)

54

2. Sebagai masukan bagi para guru pengajar terutama pengajar dibidang

penataan rambut, agar lebih luas membahas teori mengenai penataan

rambut serta lebih memperhatikan, membimbing dan mengembangkan

sikap percaya disi siswa dan kemampuan siswa dalam melakukan

(26)

55

DAFTAR PUSTAKA

Ade Aprilia (2015). Tata Rias Pengantin Bugis-Makasar. Jakarta: PT.Gramedia

Pustaka Utama

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT.Rhineka Cipta.

Chitrawati,S.(1993). Dasar – Dasar Trampil Tata Rias Rambut. Jakarta: PT.Karya

Utama

Depdiknas, (2010). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

Dewi Apriyanti (2015). Tata Rias Pengantin Bugis. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka

Utama

Hj. Tienuk Riefki, dkk.(2008). Kasatrian Ageng Selikuran & Kasatrian Ageng

Tata Rias Pengantin. Yogyakarta: Kanisius

Hj.. Abadi. S, (2011). 33 Sanggul Daerah Indonesia. Jakarta: Meutia Cipta Sarana

Dan Persatuan Ahli Kecantikan & Pengusaha Salon Indonesia “Tiara

Kusuma”

Kusuma (2011). 33 Sanggul Daerah Indonesia. Jakarta:PT.Percetakan Penebar

Swadaya

Kusumadewi, dkk.(1999). Pengetahuan Dan Seni Tata Rambut Modern. Jakarta:

PT.Carina Indah Utama

Kusumawardani. (2003). Modul Penataan Rambut. Malang: Tim Fakultas

Universitas Negeri Malang.

Leighbody. (1968). Hasil Belajar Psikomotor. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka

(27)

56

M. Deddy. (2009). Kreasi Tata Rambut Pengantin. Jakarta: PT.GramediaPustaka

Utama.

Puspoyo, Widjanarko, Endang. (1995). Petunjuk Praktis Untuk Pratata Dan

Penataan Rambut. Jakarta: PT.Gramedia

Rostamailis, dkk.(2008). Tata Kecantikan Rambut Jilid II. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional

Rostamailis, dkk.(2008). Tata Kecantikan Rambut Jilid III. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional

Ryan.(1980). Keterampilan Belajar Mengajar. Bandung : CV.Alfabeta

Santoso, Tien.(1999). Sejarah Penganten Daerah Indonesia (Diktat). Jakarta:

Universitas Negeri Jakarta.

Simpson. (1959). Keterampilan (skill). Jakarta : PT. Raja Gravindo Persada

Sudijono, Anas. (2014). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT.Raja

Grafindo Persada

Gambar

Gambar 29. Histogram bentuk sanggul memiliki proporsi yang seimbang. ......................
Tabel 11. Tingkat Kecenderungan kemampuan siswa dalam membuat sanggul
Tabel 1. Daftar Nilai Praktek Penataan Sanggul

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat dilihat dari kreativitas seni anak yang meliputi tiga indikator dengan 5 butir amatan yaitu menyebutkan bahan-bahan kolase, menyebutkan nama pada pola gambar

Perencanaan  tersebut  antara  lain  berupa  penciptaan  lingkungan  yang  aman,  nyaman  dan  situasi  kondusif.  Penciptaan  lingkungan 

Pengolahan data dilakukan dengan menggcmakao tehik analisis lruantitarifdan kualiW Metode analisis dalam patelitian ini meqgmAm analisis mrPriks. IFEEFE, maeiks IE,

Dalam sistem ini, informasi atau jawaban yang relevan terhadap suatu kueri hanya satu kalimat saja atau tidak ada sama sekali, sedangkan kalimat-kalimat yang lain

umumnya tidak menunjukkan segmentasi; ge- nital tanpa acetabula (Gambar 3f); seta pada tubuh dewasa dan nimfa jumlahnya relatif se- dikit, umumnya tersusun secara transversal

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui dan menganalisa proses lelang yang dilakukan Kantor Pelayanan kekayaan Negara dan lelang (KPKNL) dalam perspektif

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis diberikan kesempatan untuk menyelesaikan penulisan

Penelitian bertujuan : (1) Mengetahui pengaruh nilai neraca kation anion (NKA) dan suplementasi asam lemak esensial dalam ransum berkecukupan Zn terhadap konsumsi