• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR BACK EXTENTION DENGAN PENGGUNAAN MEDIA PADA SISWA KELAS X-D DI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR BACK EXTENTION DENGAN PENGGUNAAN MEDIA PADA SISWA KELAS X-D DI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR BACK EXTENTIONDENGAN PENGGUNAAN MEDIA PADA SISWA KELAS X-D DI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR

LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

EDWIN DWI SENOAJI

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar gerak dasar back extention pada siswa kelas X-D di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah tahun pelajaran 2011/2012 dengan penggunaan media visual berupa gambar OHP dan video.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas X-D SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah yang berjumlah 26 siswa, terdiri dari 19 putra dan 7 putri. Instrumen yang dipakai adalah penilaian kualitas gerak dasar back extention dengan rentang nilai 1-5. Teknik analisis data menggunakan persentasi ketuntasan belajar dan efektivitas pembelajaran setiap siklusnya. Hasil penelitian menunjukkan: pertama, dengan penggunaan media visual berupa gambar pada pada slide OHP (siklus pertama)dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar back

extentiondengan prosentase ketuntasan belajar 50,00 % dan tingkat efektivitas 35,19% berarti belum efektif; kedua,dengan penggunaan media visual berupa video yang ditampilkan dengan proyektor (siklus kedua) dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar back extention dengan prosentase ketuntasan belajar 80,77 % dan tingkat efektivitas 59,98% berarti efektif.

(2)

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan pembentukan watak, serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila. (Kurikulum Penjas, 2004).

Muhajir (2007: 8) menjelaskan bahwa Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan

merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Disinilah pentingnya pendidikan jasmani, pendidikan jasmani menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui pendidikan jasmani anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak

(3)

Menurut Arma Abdullah dan Agusmanaji (1994) secara ringkas manfaat yang diperoleh bila berpartisipasi secara aktif dalam program kegiatan pendidikan jasmani khusus adalah sebagai berikut :

1. Manfaat bagi jasmani

Aktifitas jasmani penting bagi perkembangan maksimal dari jasmani. Melalui program pendidikan jasmani yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik pertumbuhan jarring-jaring otot dan tulang rangsang.

2. Manfaat bagi ketrampilan gerak

Banyak faktor termasuk belajar dan latihan mempengaruhi perkembangan dan

keterampilan gerak. Guru yang professional dan berkemampuan dapat membantu tiap anak mengembangkan secara paling efisien koordinasi otot syaraf (neuromuscular), keterampilan gerak dan gerak-gerak kreatif.

3. Manfaat bagi kesegaran

Melalui satu program Pendidikan Jasmani yang seimbang, kekuatan tubuh, daya tahan, kelentukan dan mobilitas dapat dikembangkan dan dipertahankan serta dapat membantu anak mengembangkan tingkat kesegarannya yang optimal untuk kehidupan sehari-hari. 4. Manfaat emosional

Sebagian besar dari aktivitas jasmani melibatkan emosi. Misalnya dalam waktu yang relatif singkat, sikap anak dapat berubah dari sangat kecewa kegembiraan. Anak belajar untuk menguasai emosinya dan perilaku lainnya dengan baik melalui bimbingan dari guru Pendidikan Jasmani dan peraturan dalam tiap jenis permainan.

(4)

Pendidikan Jasmani dapat membantu anak belajar dengan cara yang diinginkan untuk berhubungan berinteraksi dengan orang lain untuk mengembangkan nilai-nilai moral yang dipandang baik oleh masyarakat. Pendidikan Jasmani memberikan kesempatan untuk berinteraksi sosial dalam lingkungan yang berfariasi, dan dapat membantu baik anak berkelainan maupun yang tanpa kelainan belajar menerima perbedaan individual dari manusia.

B.Belajar Gerak

Belajar merupakan suatu usaha untuk menambah dan mengumpulkan berbagai pengalaman tentang ilmu pengtahuan. Belajar juga sebuah proses yang sering diartikan penambahan pengetahuan. Gerak diartikan sebagai suatu proses perpindahan suatu benda dari suatu posisi keposisi lain yang dapat diamati secara objektif dalam suatu dimensi ruang dan waktu. Belajar gerak adalah belajara yang diwujudkan melalui respon-respon moskular dan diekspresikan dalam gerakan tubuh. Proses belajar gerak berbentuk kegiatan mengamati gerakan dan kemudian mencoba menirukan berulang-ulang, menerapkan pola-pola gerak tertentu pada sitiasi tertentu yang dihadapi dan juga dalam bentuk kegiatan menciptakan pola-pola gerak baru untuk tujuan-tujua tertentu. (Sugiyanto:1993:3)

Seseorang akan melakukan gerakan tertenu apabila mempunyai kemauan untuk bergerak dan merasa perlu untuk melakukan gerakan, akan melakukan suatu gerakan apabila mengerti gerakan apa yang harus dilakukan, dan gerakan tertentu itu bila terwujud apabila fisik memiliki cukup kemampuan untuk bergerak. (Sugiyanto, 1993:3)

(5)

melalui penampilannya. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar memiliki pengertian yang luas, bisa berupa keterampilan fisik, verbal, intelektual, maupun sikap. Menurut Bloom dalam Lutan (1988: 102) perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam 3 ranah, yaitu: a) kognitif, b) afektif, c) psikomotor.

Tugas utama dari belajar gerak adalah penerimaan segala informasi yang relevan tentang gerakan-gerakan yang dipelajari, kemudian mengolah dan menyusun informasi tersebut memungkinkan suatu realisasi secara optimal.Dengan demikian tugas utama peserta didik dalam proses belajar gerak adalah menerima dan menginterprestasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang akan dipelajari kemudian mengolah dan menginformasikan informasi tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara optimal dalam bentuk keterampilan.

C.Tahapan Belajar Gerak

Dalam proses belajar gerak ada tiga tahapan yang harus dilalui oleh siswa untuk mencapai tingkat keterampilan yang sempurna (otomatis). Tiga tahapan belajar gerak ini harus

dilakukan secara berurutan, karena tahap sebelumnya adalah prasyarat untuk tahaf berikutnya. Apabila ketiga tahapan belajar gerak ini tidak dilakukan oleh guru pada saat mengajar

Pendidikan Jasmani, maka guru tidak boleh mengharap banyak dari apa yang selama ini mereka lakukan, khususnya untuk mencapai tujuan Pendidikan Jasmani yang ideal.

Dan untuk mempelajari gerak maka guru Pendidikan Jasmani perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

(6)

2. Menurut Lutan (1988) dalam mempelajari gerak faktor kesempatan belajar merupakan hal yang penting. Pemberian kesempatan yang cukup banyak bagi anak sejak usia dini untuk bergerak atau melakukan aktivitas jasmani dalam mengeksporasi lingkungannya sangat penting. Bukan saja untuk perkembangan yang normal kelak setelah dewasa, tapi juga untuk perkembangan mental yang sehat. Jadi penting bagi orangtua atau guru untuk memberikan kesempatan anak belajar melalui gerak.

3. Kesempatan latihan. Anak harus diberi waktu untuk latihan sebanyak yang diperlukan untuk menguasai. Semakin banyak kesempatan berlatih, semakin banyak pengalaman gerak yang anak lakukan dan dapatkan. Meskipun demikian, kualitas latihan jauh lebih penting ketimbang kuantitasnya. (Arma Abdullah, 1994)

4. Model yang baik. Dalam mempelajari motorik, meniru suatu model memainkan peran yang penting, maka untuk mempelajari suatu dengan baik, anak harus dapat mencontoh yang baik. Model yang ada harus merupakan replika dari gerakan-gerakan yang

dilakukan dalam olahraga tersebut.

5. Bimbingan. Untuk dapat meniru suatu model dengan betul, anak membutuhkan bimbingan. Bimbingan juga membantu anak membetulkan sesuatu kesalahan sebelum kesalahan tersebut terlanjur dipelajari dengan baik sehingga sulit dibetulkan kembali. Bimbingan dalam hal ini merupakan feed back.

6. Motivasi. Besar kecilnya semangat usaha seseorang tergantung pada besar kecilnya motivasi yang dimilikinya.

D.Keterampilan Gerak Dasar

(7)

dimanfaatkan.Keterampilan motorik (gerak) adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara efisien dan efektif, keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang disertai dengan kesadaran berfikir akan benar atau tidaknya gerakan yang dilakukan. Dan dalam belajar motorik ( gerak ) diwujudkan melalui respon-respon muscular yang diekspresikan melalui gerak tubuh.

Keterampilan gerak dasar merupakan pola gerak yang perkembangannya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan. Keterampilan gerak dasar inilah yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Lutan (1988) membagi tiga gerakan dasar yaitu, 1) lokomotor, (2) gerak non lokomotor, (3) manipulatif.

Lutan (1988) mendefinisikan gerak lokomotor adalah gerak yang digunakan untuk

memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat misalnya: jalan, lompat atau berguling. Gerak non lokomotor adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari

tempatnya, misalnya melenting, mendorong dan menarik. Sedangkan gerak manipualtif adalah keterampilan memainkan suatu proyek dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain, misalnya menendang bola.

Dalam proses untuk menyempurnakan suatu keterampilan motorik menurut Fitts (1964) : Fitts dan Dosner (1967) dalam Lutan (1988) berlangsung dalam tiga tahapan yaitu : a) Tahap kognitif, b) Tahap fiksasi, dan c) Tahap otomatis. Menurut Lutan (1988: 101) dalam menyempurnakan suatu keterampilan motorik dapat berlangsung dalam tiga tahapan yaitu terdiri dari :

(8)

Merupakan tahap awal dalam belajar gerak keterampilan motorik. Dalam tahap ini peserta didik harus memahami mengenai hakikat kegiatan yang akan dilakukan. Peserta didik harus memeperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual mengenai tugas gerakan atau model teknik yang kan dipelajari agar dapat membuat rencana pelaksanaan yang tepat. 2. Tahap Fiksasi

Pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik melalui tahap praktek secara teratur agar perubahan perilaku gerak menjadi permanen. Selama latihan peserta didik membutuhkan semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah. Lebih penting lagi peserta didik dapat mengkoreksi kesalahan. Pola gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan akan semakin meningkat.

3. Tahap Otomatis

Setelah peserta didik melakukan latihan dalam jangka waktu yang relatif lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologis hal ini dapat diartikan bahwa pada diri anak telah terjadi suatu kondisi reflek bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap gerakan semakin tepat dan penampilan semakin konsisten dan cermat.

E. Senam

(9)

kekuatan serta keindahan jasmani seseorang, khususnya kaum lelaki. Kata senam itupun berasal dari bahasa latin (Yunani) yaitu Gymnos yang berarti menim atau telanjang.

Maksudnya adalah karena dalam melakukan latihan senam mereka tidak mengenakan busana atau telanjang agar lebih dapat bergerak dengan leluasa. Kemudian dengan berkembangnya zaman, lambat laun senam dilakukan dengan modern yaitu menggunakan palaian yang didesain khusus namun tetap menonjolkan unsur keindahan dalam gerakannya.

Agus Mahendra (2001: 10) mengatakan bahwa senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mendapatkan penekanan di dalam program Pendidikan Jasmani, terutama karena tuntutan fisik yang dipersyaratkannya, seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh. Di samping itu, senam juga besar sumbangannya pada perkembangan gerak fundamental yang penting bagi aktivitas fisik cabang olahraga lain, terutama dalam hal bagaimana mengontrol sikap dan gerak secara efektif dan efisien.

Menurut Peter H.werner (1994)dalam Agus Mahendra (2001: 13) mengatakan bahwa senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai atau pada alat yang di rancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelincahan, koordinasi, serta kontrol tubuh. Jadi

fokusnya adalah tubuh bukan alatnya, bukan pola geraknya, karena gerak apapun yang digunakan tujuan utamanya adalah peningkatan kualitas fisik serta penguasaan

pengontrolannya.

Dalam Muhajir (2007: 202) dijelaskan secara umum menurut FIG (Federation International de Gymnastique) senam dibedakan menjadi 6 macam yaitu senam artistik (arsistic

(10)

gymnastics), senam aerobik sport (sport gymnastics), senam trompolin (trompolinning gymnastics), dan senam umum (general gymnastics).

Senam itu sendiri merupakan kegiatan yang paling bermanfaat untuk mengembangkan komponen fisik seperti daya tahan otot, kekuatan, kelentukan, koordinasi, kelincahan dan keseimbangan. Senam juga dapat menyumbangkan pengayaan perbendaharaan gerak pelakunya. Dengan dasar-dasar senam akan sangat baik untuk mengembangkan pelurusan tubuh, penguasaan dan kesadaran tubuh secara umum sehingga siswa mampu menggunakan kemampuan berpikir kreatifnya, dan menguasai keterampilan-keterampilan senam.

Dalam kurikulum Penjas (2004) bahwa pada pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah, aktivitas senam berisi tentang kegiatan yang berhubungan dengan ketangkasan seperti: senam ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, senam lantai, dan aktivitas fisik lainnya yang bertujuan untuk melatih keberanian, kapasitas diri, dan

pengembangan aspek pengetahuan yang relevan serta nilai-nilai yang terkandung di

dalamanya.Aktivitas senam ini diterapkan pada kegiatan pembelajaran senam yang sasaran utamanya diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan kependidikan. Dalam senam

kependidikan, senam seharusnya diartikan sebagai istilah umum untuk berbagai macam kegiatan fisik yang didalamnya anak mampu medemonstrasikan, dengan melawan gaya atau kekuatan alam, kemampuan untuk menguasai tubuhnya secara meyakinkan dalam situasi yang berbeda-beda. Dengan begitu, kegiatan senam pendidikan tidak hanya berisi

(11)

F. Back Extention

Menurut Agus Mahendra (2001: 269) back extention atau sering juga disebut stutz, sebenarnya merupakan sebuah variasi dari guling belakang. Maksudnya, dapat dikatakan bahwa gerakan ini adalah gerakan guling belakang yang diakhiri dengan sikap handstand sesaat, sebelum kemudian turun kembali ke sikap berdiri tegak. Dalam pembelajaran back extention, dapat diberikan bantuan pada fase pencapaian posisi handstand dengan menangkap lutut siswa dengan kedua tangan dan mengangkatnya ke atas. Posisi awal pemberi bantuan berdiri di samping belakang pesenam, sehingga ketika siswa berguling kebelakang, posisi pemberi bantuan persis di samping siswa.

Gambar 1. Gerakan Back Extention.

Mekanika dalam pelaksanaan back extention adalah sebagi berikut :

1. Bagian pertama dari guling belakangnya ditampilkan dengan kaki lurus, sehingga diperoleh momentum ke belakang yang cukup besar.

(12)

3. Ekstensi lengan yang cepat perlu dilakukan lebih dini dari pada pelaksanaan guling belakang biasa.

Adapun cara melakukan back extention adalah sebagai berikut :

1. Sikap permulaan dalam posisi jongkok, kedua tangan di depan, kaki rapat. 2. Kepala ditundukkan, kemudian kaki menolak ke belakang.

3. Pada saat kaki di dorong ke belakang, kedua tangan segera menopang badan terangkat ke atas semudian melakukan gerakan handstand.

4. Kemudian turunkan kaki satu persatu dan sikap kembali siap.

G. Media Visual

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut guru agar mampu menggunakan media ataupun alat-alat bantu yang dapat disediakan oleh sekolah dan sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan

bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan.Dari bermacam-macam teknik mengajar, ada yang menekankan pada peranan guru yang utama dalam pelaksanaan penyajian materi, tetapi adapula yang menekankan pada media hasil teknologi modern seperti video, proyektor, OHP dan gambar lainnya. Namun kesemuanya itu dilakukan guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

(13)

pembelajaran akan sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran saat itu.

Sudjana dan Rivai dalam Azhar Arsyad (2005: 24-25) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu :

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab aktivitasnya mengamati, melakukan,mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.

Azhar Arsyad (2005: 5-16) Salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Hamalik (1986) dalam Azhar Arsyad (2005) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar-mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan danisi pelajaran saat itu. Disamping membangkitkan motivasi dan minat siswa, juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman,

(14)

Menurut Amir Hamzah (1988: 26) penekanan media belajar terdapat pada visual dan audio. Klasifikasi alat-alat audio visual adalah sebagai berikut :

1. Alat-alat audio, yaitu alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi atau suara. Contoh : tape recorder dan radio.

2. Alat-alat visual, yaitu alat-alat yang dapat diperlihatkan rupa atau bentuk, yang kita kenal sebagai alat peraga. Alat-alat visual atau alat peraga ini terbagi atas:

a. Alat visual dua dimensi

1. Alat-alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan. Contoh : gambar di atas kertas atau karton, gambar yang diproyeksikan dengan OHP, lembaran balik, wayang beber, grafik, diagram, bagan, poster, gambar hasil cetak saring dan foto.

2. Alat-alat dua dimensi pada bidang yang transparan. Contoh : slaid, filmstrip, lembaran transparan untuk OHP.

b. Alat visual tiga dimensi disebut tiga dimensi karena mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi. Contoh : benda asli, model, contoh barang atau specimen, alat tiruan sederhana atau mock-uo. Termasuk di dalamnya diorama, pameran dan bak pasir. 3. Alat-alat audio-visual, yaitu alat-alat yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam satu

unit. Contoh : film bersuara dan televise

Menurut Amir Hamzah (1988: 12) yang berkenaan dengan alat-alat visual saja ada yang memberikan batasan atau definisi sebagai berikut :

(15)

 Pendidikan visual adalah suatu metoda untuk menyampaikan informasi berdasarkan prinsip psikologis yang menyatakan bahwa seseorang memperoleh pengertian yang lebih baik dalam sesuatu yang dilihat daripada seseuatu yang didengar atau dibaca.

Menurut beberapa faktor filsafat dan sejarah pendidikan, apa yang kita ketahui tepatnya pengetahuan yang disalurkan ke otak melalui satu indera atau lebih. Banyak ahli yang berpendapat, bahwa 75% dari pengetahuan manusia sampai ke otaknya melalui mata, dan selebihnya melalui pendengaran dan indera-indera yang lain. Levie (1975) dalam Azhar Arsyad (2005: 9) menerangkan berdasarkan hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal, perbandingan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya. Kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya sekitar 5 % diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dengan indera lainnya (Baugh dalam Achsin, 1986).

Azhar Arsyad (2005: 16-17) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu

a) Fungsi atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran dikarenakan materi tersebut kurang disenangi oleh siswa sehingga mereka tidak memperhatikan. b)Fungsi afektif, dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar teks yang

(16)

c) Fungsi kognitif, dapat terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau gerakan yang terlihat pada gambar.

d)Fungsi kompensatoris, yaitu mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang diterangkan secara verbal.

H.Penggunaan Media Visual dalam Pembelajaran Back Extention

Dari bermacam-macam teknik mengajar, ada yang menekankan pada peranan guru yang utama dalam pelaksanaan penyajian materi, tetapi adapula yang menekankan pada media hasil teknologi modern seperti video, proyektor, OHP dan gambar lainnya. Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan dua buah media visual untuk mempermudah pembelajaran gerak dasar back extention pada siswa, adapun media yang digunakan adalah gambar OHP dan video.

1. Gambar OHP

Menurut Azhar Arsyad (2005: 115) tujuan utama penampilan gambar adalah untuk memvisualisasikan konsep gerakan yang ingin disampaikan kepada siswa. Seorang guru dapat membuat gambar sederhana yang merupakan sketsa atau gambar garis. Gambar ini bisa langsung dibuat pada kertas transparan atau digambar pada kertas biasa kemudian difotocopy pada kertas transparan agar bisa ditayangkan lewat OHP.

Menurut Subagiyo (2007: 8.24) bahwa pemanfaatan gambar pada lembar bening atau transparan dalam proses belajar-mengajar adalah untuk memperjelas apa yang

(17)

Peneliti menyiapkan gambar-gambar back extention dalam bentuk slide pada kertas transparan agar dapat ditayangkan dengan OHP. Jika pada karton gambar dilakukan dengan manual, maka pada siklus ini gambar yang lebih bagus dapat ditampilkan dengan lebih besar sehingga lebih jelas dilihat oleh siswa. Dengan menampilkan gambar ini siswa diharapkan akan mempunyai tujuan yang jelas tentang apa yang akan dipelajari.

Gambar 2. Slide Gambar Back Extention Dengan OHP. 2. Video

(18)

Selain rekaman siswa itu sendiri, video bisa juga menayangkan atlet yang melakukan latihan gerak dasar back extention, mulai dari gerakan persiapan, pelaksanaan dan gerak lanjut. Agar rekaman dapat ditampilkan kepada siswa dan diamati, video diproyeksikan kelayar lebar melalui proyektor.

Gambar 3. Proyektor Untuk Penayangan Video.

I. Kondisi Fisik

Menurut M. Sajoto (1995) kondisi fisik merupakan salah satu aspek latihan yang paling dasar untuk dilatih dan di tingkatkan, untuk mendapatkan kondisi fisik yang baik diperlukan persiapan latihan yang dapat meningkatkan dan mengembangkan kondisi fisik, daya tahan merupakan salah satu komponen fisik yang sangat penting untuk dilatih dan ditingkatkan menjadi stamina dalam upaya mencapai prestasi yang optimal. Aspek-aspek kondisi fisik yang ada dalam peningkatan gerak dasar back extention meliputi :

1. Kekuatan (strength) adalah komponen fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.

(19)

3. Daya lentur (flexibility) seseoraang dalam penyesuaian diri dalam aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas.

4. Koordinasi (coordination) adalah kemampuan seseorang mengintegrasi berbagai gerakan berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif.

5. Keseimbangan (balance) Kemampuan seseorang mengendalikan organ- organ saraf otot.

J. Kerangka Berpikir

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa iu sendiri tidak terlepas dari peranan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan sangat membantu dalam tercapainya efektivitas suatu pembelajaran. Peneliti menekankan pemilihan bantuan pembelajaran dengan penggunaan media hasil teknologi modern visual seperti video, proyektor, OHP dan gambar lainnya dengan harapan penggunaan metode, teknik maupun model pembelajran yang tepat akan tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Back extention merupakan salah satu materi pelajaran Pendidikan Jasmani yang harus dikuasai oleh siswa. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran Pendidikan Jasmani

diharapkan siswa mampu mempraktikkan gerak dasar back extention dengan baik dan benar. Back extention adalah gerakan guling belakang yang diakhiri dengan sikap handstand sesaat, sebelum kemudian turun kembali ke sikap berdiri tegak. Asapun mekanika dalam

(20)

Saat pembelajaran senam, yaitu back extention guru menemukan kendala untuk

memodifikasi pembelajaran agar lebih menarik atau tidak monoton. Pembelajaran senam yang anya dilakukan dengan demonstrasi oleh guru masih belum memotivasi siswa agar tertarik dan melakukantugas gerak dengan serius sehingga masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Maka dengan inilah peneliti merasaperlu menempuh

pendekatan baru dengan menerapkan serta memanfaatkan media atau alat bantu pembelajaran yang belum dipergunakan saat proses pembelajaran sehingga anak dapat berinteraksi secara efektif dengan lingkungan belajar yang khusus.

Dalam penelitian ini peneliti melihat bahwa menggunakan media visual untuk mengajarkan konsep gerak pada diri siswa dapat dapat membantu dan juga memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran senam. Penggunaan media-media pembantu akan menarik karena siswa merasakan hal yang baru. Sehingga pada akhirnya siswa akan melakukan tugas gerak dengan konsep mendalam dan tercapailah efektivitas pembelajaran karena siswa telah mencapai ketuntasan belajar.

K. Hipotesis Tindakan

(21)

Ha1 : Dengan penggunaan media visual berupa gambar pada slide dengan OHP dapat meningkatkan keterampilan gerak dasarback extention pada siswa kelas X-D di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar tahun pelajaran 2011/2012.

Ha2 : Dengan penggunaan media visual berupa video dengan proyektor dapat

(22)

I. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research). Menurut Arikunto dkk (2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian

tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.

Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan

dilakukan pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang benar-benar nyata

muncul dari dunia tanggungjawab peneliti/ pendidik yaitu dalam pembelajaran. Masalah

yang diteliti harus datang dari guru itu sendiri dan kemudian dicari pemecahannya. Masalah

rendahnya hasil gerak dasar back extention siswa adalah masalah yang muncul dari proses

pembelajaran di kelas dan kemudian dicari pemecahannya oleh peneliti dengan melibatkan

guru dalam merencanakan tindakan, mengamati selama proses penelitian dan penilaian.

Menurut Arikunto dkk (2007: 61) tujuan PTK adalah untuk meningkatkan mutu proses dan

hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan professionalisme dan

menumbuhkan budaya akademik. Tujuan PTK ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai

tindakan alternatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran, sehingga

dihasilkan hal-hal sebagai berikut :

1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.

(23)

3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu, dan sumber

belajar lainnya.

4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan

untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa

5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah

6. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan

kompetensi siswa di sekolah.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-Ddi SMA Negeri 1 Terbanggi Besar tahun

pelajaran 2011/2012. Siswa kelas X-D berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 19 laki-laki dan 7

perempuan.

C. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Nama sekolah : SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah

2. Pelaksanaan Penelitian

Lama penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu bulan dengan 3

siklus (selama bulan Oktober).

D. Proses Pembelajaran Keterampilan Gerak Dasar Back Extention

PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat

kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, adalah (a) perencaaan tindakan

(24)

tindakan, (d) refleksi dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan

1. Merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan

dilakukan meliputi kegiata

2. Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator

extention yang meliputi tahap awalan, tahap

3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera)

4. Mempersiapkan media visual yang akan digunakan pada siklus pertama, yaitu

penggunaan OHP.

tindakan, (d) refleksi dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan

tercapai (kriteria keberhasilan).

Gambar 4. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Hopkins dalam Arikunto, 2007)

Merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang

dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar

yang meliputi tahap awalan, tahap gerakan dan tahap akhir

Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).

Mempersiapkan media visual yang akan digunakan pada siklus pertama, yaitu

penggunaan OHP.

tindakan, (d) refleksi dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan

kegiatan yang

indikator gerak dasar back

gerakan dan tahap akhir.

(25)

5. Mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran siklus pertama.

b. Tindakan

1. Pada tahap ini guru memperkenalkan keterampilan back extention dengan

penggunaan OHP. Gambar yang ditayangkan dalam OHP akan lebih jelas berupa

slide-slide gerakan bagian perbagian.

2. Setelah guru menerangkan gerakan secara keseluruhan dan gerakan secara bagian

perbagian, siswa diberi kesempatan untuk bertanya.

3. Siswa melakukan pemanasan sebelum masuk ke materi inti.

4. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan, yaitu gerakan back

extention dari posisi awal jongkok, kemudian berguling ke belakang dan

meluruskan kaki ke atas sebelum akhirnya posisi akhir gerakan.

5. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru sebanyak

3 kali.

6. Guru melakukan koreksi kesalahan gerakan.

7. Memberikan kesempatan kepada siswa yang lain untuk membantu memperbaiki

kesalahan gerakan yang dilakukan oleh temannya.

8. Siswa melakukan gerakan back extention yang telah diperbaiki.

c. Observasi

1. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi dilakukan untuk

melihat apakah pembelajaran telah mencapai ketuntasan belajar yaitu siswa

mampu melakukan gerak dasar back extention dengan baik.

2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu

(26)

d. Refleksi

1. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan.

2. Merumuskan rencana tindakan untuk siklus kedua.

2. Siklus II a. Rencana

1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang

dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

2. Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar back

extention yang meliputi tahap awalan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir gerakan.

3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).

4. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada siklus keduaa, yaitu

pemutaran video.

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.

b. Tindakan

1. Guru menjelaskan materi back extentuon dengan video yang diperagakan oleh

model dan rekaman hasil tes gerakan back extention siswa

2. Ditayangkan video atlet melakukan back extention yang benar. Sehingga siswa

akan melihat gerakan yang benar dan kesalahan apa yang masih dilakukan saat

back extention. Diharapkan dengan mengetahui bagian yang salah maka siswa

akan merespon dengan memperbaiki gerakan yang salah.

(27)

4. Masing-masing siswa melakukan dengan pasangannya atau temannya. Ini

ditujukan agar temannya dapat memberikan bantuan gerakan yang benar.

5. Siswa secara bergantian melakukan gerakan benar sebanyak 3 kali.

6. Guru melakukan koreksi kesalahan gerakan secara umum.

7. Siswa melakukan kembali gerakan back extention secara individu (tanpa bantuan

teman lagi).

c. Observasi

1. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan.

2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan

dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus ketiga.

d. Refleksi

Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan

E. Instrumen

Menurut Arikunto (1997: 112) instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian

menggunakan suatu metode. Keberhasilan suatu penelitian banyak ditentukan oleh

instrumen yang digunakan, sebab data yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan

penelitian dan menguji melalui instrumen tersebut. Instrumen yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah instrumen tes keterampilan gerak dasar

back extention.

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan

melakukan penilaian kualitas gerakan. Adapun aspek yang diamati dari instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : (1) Tahap Persiapan (2) Tahap gerak atau tahap

(28)

Tabel 1.Format Penilaian Gerak Dasar Back Extention.

Tahap (Indikator) Aspek Kriteria Gerak (Deskriptor) Nilai Persiapan Posisi tubuh Posisi jongkok kaki sedikit rapat,

membelakangi matras. Kedua tangan di samping telinga dan dagu rapat ke dada. 5 Posisi jongkok kaki sedikit rapat,

membelakangi matras. Kedua tangan di samping telinga dan dagu tidak rapat ke dada atau posisi kepala menghadap lurus ke depan.

4

Posisi jongkok dengan kaki. Kedua tangan di depan dada dan dagu rapat ke

dada. 3

Posisi jongkok dengan kedua kaki terbuka lebar, kedua tangan disamping

tubuh. 2

Posisi duduk dengan kedua kaki terbuka lebar, kedua tangan disamping tubuh 1

Gerakan 1. Posisi tubuh saat berguling kebelakang

Saat melakukan guling belakang, tubuh didorong kebelakang dengan tengkuk, memutar dengan cepat lancar dan adanya dorongan untuk sikap pelurusan kaki ke atas.

5

Saat melakukan guling belakang, tubuh didorong kebelakang dengan tengkuk, memutar sedikit agak lambat tetapi lancar sehingga ada dorongan untuk sikap pelurusan kaki ke atas

4

Saat melakukan guling belakang, tubuh didorong kebelakang dengan kepala, sehingga memutar ke belakang kurang lancar dan sempurna

3

Saat melakukan guling belakang, tubuh didorong kebelakang dengan kepala, sehingga, posisi tangan terbuka tidak membentuk bulatan (menggulung sempurna)

2

Tidak dapat melakukan putaran dengan

sempurna 1

2. Posisi

(29)

handstand dan kepala membuat satu garis lurus dan dapat dipertahankan (5 detik).

Tangan mendorong tubuh ke atas lurus (seperti sikap handstand), kaki, tangan dan kepala membuat satu garis lurus dan kurang dari 5 detik saat mempertahankan posisi handstand

4

Tangan mendorong tubuh ke atas lurus, posisi kaki, tangan dan kepala sedikit bengkok, tapi dapat dipertahankan (kurang dari 5 detik).

3

Tangan mendorong tubuh ke atas lurus, posisi kaki dan tangan terbuka lebar dan kepala tidak selurusan dengan kaki dan tangan

2

Tidak dapat melakukan gerakan

handstand 1

Gerak

Lanjutan Posisi tubuh Satu kaki diturunkan di susul kaki satunya, posisi akhir kembali berdiri

tegak seimbang dengan kedua kaki rapat. 5 Satu kaki diturunkan di susul kaki

satunya, posisi akhir kembali berdiri tegak seimbang dengan kedua kaki

dibuka terlalu 4

Satu kaki diturunkan di susul kaki satunya, posisi akhir kembali berdiri

tegak namun kurang seimbang 3

Menjatuhkan kedua kaki bersamaan 2

Tidak berdiri tegak atau jatuh 1

(Diadaptasi dari Agus Mahendra, 2001)

F. Teknik Analisis Data

Setelah tindakan dilakukan, maka hasil penilaian dianalisis guna melihat prosentase kualitas

hasil tindakan pada setiap siklus. Untuk menghitung prosentase keberhasilan siswa

(30)

P : Prosentase keberhasilan

f : Jumlah yang melakukan benar

n : Jumlah siswa yang mengikuti tes

Sedangkan untuk melihat tingkat efektivitas tindakan yang dilakukan dapat menggunakan

rumus :

100% X

X -X E

i i

n

Keterangan :

E : Efektivitas tindakan yang dilakukan

Xn : Rerata nilai akhir siklus ketiga

Xi : Rerata temuan awal

Bila hasil perhitungan meningkat 50% ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan

(31)

III.SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Denganpenggunaanmedia visual berupa gambar pada slide OHP

(sikluspertama)dapatmeningkatkanketerampilangerakdasar back

extentionpada siswakelasX-D di SMA Negeri 1 TerbanggiBesar Lampung

Tengah.

2. Denganpenggunaanmedia visual berupa video yang

ditampilkandenganproyektor

(sikluskedua)dapatmeningkatkanketerampilangerakdasar back

extentionpada siswakelasX-D di SMA Negeri 1 TerbanggiBesar Lampung

Tengah.

B. Saran

Berdasarkanpenelitian yang dilakukanmakaterdapatbeberapa saran yang

inginpenelitisampaikanbagi:

1. Peneliti mendapatkan data secara empiris mengenai

peningkatangerakdasar back extentiondengan media visual yang

digunakan.

2. Siswamemperbaiki kesalahan yang ia lakukan dalam gerakdasar back

(32)

2

3. guru atau pelatih olahraga dapat menggunakan media visual berupa OHP

dan video sebagaisuatualternatifdalampembelajaran

(33)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR BACK EXTENTIONDENGAN PENGGUNAAN MEDIA PADA SISWA KELAS X-D DI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR

LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh

EDWIN DWI SENOAJI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(34)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR BACK EXTENTIONDENGAN PENGGUNAAN MEDIA PADA SISWA KELAS X-D DI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR

LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

EDWIN DWI SENOAJI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(35)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gerakan Back Extention ... 17

2. Slide Gambar Back Extention Dengan OHP ... 23

3. ProyektorUntukPenayangan Video ... 24

(36)

DAFTAR ISI

F. RuangLingkupPenelitian... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. PendidikanJasmani ... 7

B. BelajarGerak ... 9

C. TahapanBelajarGerak ... 10

D. KeterampilanGerakDasar ... 12

E. Senam ... 14

F. Back Extention ... 17

G. Media Visual ... 18

H. Penggunaan Media Visual dalamPembelajaran Back Extention ... 22

I. Kondisi Fisik ... 25

J. Kerangka Pikir ... 25

K. Hipotesis Tindakan ... 27

III.METODOLOGI PENELITIAN... 28

A. Jenis Penelitian... 28

B. SubjekPenelitian ... 29

C. Setting Penelitian ... 29

D. Proses PembelajaranKeterampilanGerakDasar Back Extention ... 30

E. Instrumen ... 34

F. Teknik Analisis Data... 36

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN... 37

A. Hasil Penelitian ... 37

1. AnalisisProsentasiTesAwal... 38

2. AnalisisProsentasiSiklusPertama ... 39

3. AnalisisProsentasiSiklusKedua... 40

4. AnalisisEfektivitasPembelajaranSetiapSiklusnya... 42

(37)

V. SIMPULAN DAN DARAN ... 47

A. Simpulan ... 47

B. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 49

(38)

49

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Abdoellah, Arma dan Agusmanaji. 1994. Dasar- Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Bompa, Tudor. 1999. Theory and Methodology of Training. Toronto: York University

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.

Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

Mahendra, Agus. 2001. Pembelajaran Senam. Direktorat Jenderal Olahraga Depdiknas. Jakarta.

McClenaghan, Pate Rotella, diterjemahkan Kasiyo Dwijowinoto. 1993. Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan. IKIP Semarang Press. Semarang.

Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek. PT Erlangga. Jakarta.

Sudjana, Nana. 1991. Model-Model Mengajar CBSA. Penerbit Sinar Baru. Bandung.

(39)

50

Suleiman, Amir Hamzah. 1988. Media Audio-Visual untuk Pengajaran,

Penerangan dan Penyuluhan. PT Gramedia. Jakarta.

Syaodih Sukmadinata, Nana. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. PT Remaja Pusda karya. Bandung.

(40)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Format Penilaian Gerak Dasar Back Extention ... 34

2. Deskripsi Hasil PTK ... 37

3. Rekapitulasi Analisis Hasil Tes Awal... 38

4. Rekapitulasi Analisis Hasil Siklus Pertama ... 39

5. Rekapitulasi Analisis Hasil Siklus Kedua... 40

6. PeningkatanHasilKetuntasanBelajar ... 41

7. DeskripsiEfektifitasPembelajaranPadaSetiapSiklus ... 42

8. HasilTesAwalKeterampilanGerak Dasar Back Extention ... 52

9. HasilSiklusPertamaKeterampilanGerak Dasar Back Extention ... 53

(41)

Judul Skripsi: Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Back Extention Dengan Penggunaan Media Pada Siswa Kelas X-D di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012.

Nama Mahasiswa : Edwin Dwi Senoaji

Nomor Pokok Mahasiswa : 0613051013

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I PembimbingII

Drs. Suranto, M.Kes Drs. Ade Jubaedi, M.Pd.

NIP 19550929 198403 1 003 NIP 19581210 198712 1 001

2. Ketua Jurusan Imu Pendidikan

(42)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Suranto, M.Kes .

…………

Sekretaris : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. …………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Akor Sitepu, M.Pd. …………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 196003151985031003

(43)
(44)

MOTTO

Semakin berisi semakin merunduk, ilmu padi

(45)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap Bissmillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberiku nikmat yang begitu banyak sehingga penulis

bisa mempersembahkan karya terbaik ini kepada Bapak dan Ibu yang sangat penulis cintai, yang telah memberikan kasih sayang, dukungan dan doa bahkan air mata dalam setiap sujudnya agar penulis berhasil

dan mampu menghadapi setiap persoalan hidup

Ika Septi Handayani dan Marlina yang sangat penulis sayangi, terima kasih atas segala nasihat dan perhatian kalian

sehingga membuat penulis semakin dewasa

(46)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

PujisyukurAlhamdulillah pada Allah SWT, yang senantiasamelimpahkanrahmat dan hidayah-Nya, hinggaakhirnyapenulisdapatmenyelesaikanskripsiini. Sholawat dan

SalamsemogaselalutercurahkepadabagindaRasulullah SAW yang mulia.

SkripsidenganjudulUpayaMeningkatkanKeterampilanGerakDasar Back ExtentionDenganPenggunaan Media PadaSiswaKelas X-D di SMA Negeri 1 TerbanggiBesar Lampung Tengah TahunPelajaran 2011/2012adalahdalamrangkamemenuhisalahsatusyaratuntukpencapaiangelarSarjanaPendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Drs. Baharudin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan (IP) FKIP Universitas Lampung.

3. Drs. Usman Adam, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung.

4. Drs. Suranto, M.Kes,selaku pembimbing pertama yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.

5. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd,selaku pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi kepada penulis.

6. Drs.Akor Sitepu, M.Pd, selaku penguji utama yang telah memberikan perbaikan dan pengarahan kepada penulis.

7. Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

8. Kepala SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswakelas X-D tahun pelajaran 2011/2012.

9. Kedua orantuaku, saudara-saudaraku yang selalu memberiku semangat.

10. Semua teman-teman seperjuangan angkatan 2006 yang selalu memberikan semangat dan dukungan.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

(47)

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Februari 2012

Penulis

(48)

SURAT PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Edwin Dwi Senoaji

NPM : 0613051013

Tempat Tanggal Lahir: Bandar Jaya, 19 September 1988

Alamat : Yukum Jaya Jl. Budi Utomo No. 18 Terbanggi Besar

Lampung Tengah

dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Back Extention Dengan Penggunaan Media Pada Siswa Kelas X-D di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012”adalah benar hasil karya penulis, bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain. Dan jika dikemudian hari ternyata ada hal yang melanggar dari ketentuan akademik universitas maka saya bersedia bertanggungjawab dan disanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, atas perhatiannya terimakasih.

Bandar Lampung, Februari 2012

Edwin Dwi Senoaji Materai

Gambar

Gambar 1. Gerakan Back Extention.
Gambar 2. Slide Gambar Back Extention Dengan OHP.
Gambar 3. Proyektor Untuk Penayangan Video.
Gambar 4Gambar 4. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Hopkins dalam Arikunto, 2007)(Hopkins dalam Arikunto, 2007)
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

adalah hak bagi pasien dalam pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan yang.. diberikan perawat tidak hanya kepada pasien tetapi

trace dari hal-hal yang tidak diinginkan yang diperoleh dari perekaman data di lapangan. Proses editing yang dilakukan pada penelitian ini adalah top mute yang ditunjukkan

PERBANDINGAN MODEL LATIHAN ACAK ( Random Practice ) DAN MODEL LATIHAN TERPUSAT ( Blocked Practice ) TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN..

[r]

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN.. ABSTRAK

Objek-objek tersebut dapat divisualisasikan dengan berbagai cara, pilihlah unsur- unsur rupa (garis, warna, tekstur, bidang, volume, ruang), sesuai dengan kebutuhan interes

Pembelajaran matematika sekolah menengah pertama Berdasarkan learning trajectory. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C.3 Kartu