• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS OPTIMASI PENERIMAAN PAJAK REKLAME TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2003-2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS OPTIMASI PENERIMAAN PAJAK REKLAME TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2003-2009"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

ANALYSIS OPTIMIZATION ADVERTISEMENT TAX REVENEU FOR BANDAR LAMPUNG CITY IN THE YEAR 2003-2009

By :

Jimmy Fernando Alfred

Development is a process activity carried out within the framework of

pangembangan or make changes towards a better situation. In line with the spirit of decentralization and regional autonomy, the strategies needed in order to implement the government is to enlarge the portion of financial management capability. Management in question is financial management in accordance with the principles of responsibility, able to meet financial obligations, honesty, effectiveness (effectiveness), and control.

The implementation of autonomy provided to local authorities to manage natural resources to strengthen implementation at the local government. The authority was closely related to the still limited plentiful source of revenue that comes from the center. In accordance with Law no. 22, 1999 stated that local revenue sources consist of a) the original income, b) Balance Fund, c) Regional Loan, d) Other areas of legitimate income. Own source revenue consists of tax and regional levies, local company earnings results, and other local and central government levies has issued Law no. 34 year 2000.

The problems that arise related to the advertisement tax revenue optimization to PAD growth imbalance mounting a large billboard of advertisement tax revenue sector in Bandar Lampung fiscal year 2003-2009. This is the mirror of the deviation between actual and potential advertisement tax was caused by the determination of planning Reklame tax revenue target is less precise so that the target pencapian generally always achieved, even though the target could still be raised again in order to achieve optimization in the sector, said the tax revenue billboards in order to support the inclusion of PAD even bigger.

Guidance to taxpayers and tax officials by doing approach with business service bureau billboards to minimize the emergence of illegal billboards, promote regional Regulation No. 15 of 2008 through the medium of effecting the

(2)

ABSTRAK

ANALISIS OPTIMASI PENERIMAAN PAJAK REKLAME TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA

BANDAR LAMPUNG TAHUN 2003-2009 Oleh :

Jimmy Fernando Alfred

Pembangunan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka

pangembangan atau mengadakan perubahan-perubahan kearah keadaan yang lebih baik. Sejalan dengan semangat desentralisasi dan otonomi daerah, strategi yang diperlukan dalam rangka melaksanakan pemerintahan adalah dengan

memperbesar porsi kemampuan pengelolaan keuangan. Pengelolaan yang dimaksud adalah pengelolaan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip yaitu tanggung jawab, mampu memenuhi kewajiban keuangan, kejujuran, hasil guna (efektifitas), serta pengendalian.

Pelaksanaan otonomi memberikan kewenangan kepada daerah untuk bisa

mengelola potensi sumber daya alam memperkuat penyelenggaraan pemerintah di daerah. Kewenangan itu terkait erat dengan masih terbatasnya sumber penerimaan daerha yang yang berasal dari pusat. Sesuai dengan UU No. 22 tahun 1999

dinyatakan bahwa sumber-sumber penerimaan daerah terdiri dari a) Pendapatan Asli Daerah, b) Dana Perimbangan, c) Pinjaman Daerah, d) Lain-lain Pendapatan daerah yang sah. Pendapatan Asli Daerah Sendiri terdiri dari pajak dan Retribusi Daerah, Laba hasil perusahaan daerah, dan lain-lain dan retribusi daerah

pemerintah pusat telah mengeluarkan Undang-undang no. 34 tahun 2000.

Permasalahan yang muncul kaitannya dengan optimasi penerimaan pajak reklame terhadap PAD ketidakseimbangan pertumbuhan pemasangan reklame yang besar terhadap penerimaan sektor pajak reklame di Bandar Lampung tahun anggaran 2003-2009. Hal ini di cerminkan dari adanya penyimpangan antara realisasi dan potensi pajak reklame tersebut yang disebabkan oleh perencanaan penetapan target penerimaan Pajak Reklame yang kurang tepat sehingga dalam pencapian target secara umum selalu tercapai, padahal target tersebut masih bisa

ditingkatkan lagi guna mencapai kata optimasi di sektor penerimaan pajak reklame ini agar dapat menyokong ke pemasukan PAD yang lebih besar lagi.

(3)

memperkecil munculnya reklame liar, mensosialisasikan Peraturan daerah Nomor 15 tahun 2008 melalui media mengefektifkan kinerja para petugas pemungut pajak reklame dengan melakukan pelatihan secara berkala.

Dari hasil penelitian di peroleh bahwa optimasi penerimaan pajak reklame ditinjau dari Potensi pajak reklame dalam kaitannya dengan pertubuhan usaha biro jasa Kota Bandar Lampung tahun anggaran 2003-2009 adalah rata-rata sebesar Rp 2.673.288.774. Hasil perhitungan potensi penerimaan pajak reklame dalam kaitannya denga usaha biro jasa reklame Kota Bandar Lampung menunjukan bahwa terdapat selisih antara potensi dengan realisasi sebesar Rp 380.704.176 atau 85,75 % pajak reklame yang tergali dan 14,25 % pajak reklame yang hilang. Pajak reklame yang hilang inilah yang mencerminkan bahwa penerimaan dari sector pajak reklame ini masih belum optimal. Dan perlu di tingkatkan lagi.

(4)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka pangembangan atau

mengadakan perubahan-perubahan kearah keadaan yang lebih baik. Pembangunan yang ingin

dicapai bangsa Indonesia adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang baik

materiil maupun spiritual bedasarkan Pancasila dan UUD 1945. Demi tercapainya

pembangunan nasional, maka penyusunan program pembangunan tersebut mengikuti suatu

pola atau tatanan yang telah ditentukan di dalam pemerintah negara Indonesia.

Pembagian daerah Indonesia yang terdiri dari daerah besar dengan daerah kecil dengan

bentuk susunan pemerintahan ditetapkan dengan Undang-undang, maka berdasarkan hal

tersebut dilaksanakanlah asas desentralisasi dan asas dekonsentrasi. Realisasi dari kedua asas

tersebut maka di negara kita ada pemerintahan daerah yang bersifat administratif dan yang

bersifat otonom, selanjutnya di sebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai batas daerah tertentu, berwenang mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan

Negara Kesatuan Republik Indonesia (Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang

Pamerintah Daerah). Dalam menyelenggarakan kewajiban dan kewenangan untuk mengatur

dan mengurus rumah tangganya sendiri faktor sumber pendapatan daerah sangat menentukan

terlaksananya pembangunan di daerah.

Untuk meningkatkan dan menetapkan penyelenggara pemerintahan dan pembangunan di

daerah-daerah secara merata, maka dilakukan pendayagunaan aparatur pemerintah di daerah,

(5)

efisien agar pembangunan nasional berjalan dengan baik. Pendayagunaan aparatur

pemerintah sangat penting dalam pengelolaan pendapatan daerah untuk menggali sumber

Pendapatan Asli Daerah guna membiayai pembangunan daerah.

Dalam membiayai pembangunan salah satu upaya pemerintah daerah adalah menyerap dari

sektor pajak dan retribusi, meskipun tidak kalah pentingnya pemasukan dari berbagai sektor

pendapatan yang lain.

Upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah dapat dilakukan dengan cara peningkatan

terhadap sumber daya yang sudah ada,dalam hal ini adalah pajak daerah. Pajak diartikan

sebagai pungutan yang dilakukan oleh Pemerintah berdasarkan Peraturan

Perundang-undangan yang hasilnya digunakan untuk pembiayaan pengeluaran umum pemerintah yang

balas jasanya tidak secara langsung diberikan pada pembayaran sedangkan pelaksanaannya

dimana perlu dapat dipaksakan (Usman dan Subroto, 1980:46).

Kriteria pajak daerah tidak jauh berbeda dengan kriteria pajak secara umum, yang

membedakan keduanya adalah pihak pemungutnya. Pajak umum yang memungut adalah

Pemerintah Pusat, sedangkan pajak daerah yang memungutnya adalah Pemerintah

Daerah.Kriteria pajak daerah secara spesifik diuraikan oleh K.J. Davey (1988) dalam

bukunya Financing Regional Government, yang terdiri dari 4 (empat) hal yaitu:

1. Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah berdasarkan pengaturan dari daerah

sendiri.

2. Pajak yang dipungut berdasarkan peraturan pemerintah pusat tetapi penetapan tarifnya

dilakukan oleh pemerintah daerah.

(6)

4. Pajak yang dipungut dan diadministrasikan oleh pemerintah pusat tetapi hasil

pungutannya diberikan kepada pemerintah daerah.

Dari kriteria pajak tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian pajak daerah tersebut terdiri

dari pajak yang ditetapkan dan atau dipungut di wilayah daerah dan bagi hasil pajak dengan

[image:6.595.79.489.368.601.2]

pemerintah pusat. Pajak yang dipungut di wilayah daerah ini dikenal sebagai pajak daerah.

Tabel 1 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bandar Lampung Tahun Anggaran 2002-2009

Tahun PAD (Rp) Perkembangan (%)

2002 31.881.882.171,30 -

2003 36.178.245.567,47 13,47

2004 42.827.779.480,66 18,37

2005 44.237.170.132 3,29

2006 46.137.259.170,16 4,29

2007 54.386.763.405,96 17,88

2008 65.125.848.714,96 19,74

2009 67.313.044.729,08 3.35

Rata-rata 11,48

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kota Bandar Lampung 2010*. * :Angka sementara

Dengan melihat tabel 1.1 di atas dapat dijelaskan bahwa pendapatan asli daerah Bandar

lampung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dari data yang di peroleh di dapat

informasi bahwa Pajak Daerah menduduki urutan kedua dalam hal besarnya kontribusi

(7)

daerah cukup berperan terhadap Pendapatan Asli Daerah yang salah satu jenis pajak daerah

tersebut adalah Pajak Reklame.

Pajak reklame sendiri adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda,

alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersil.

Dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan, atau memuji suatu barang, jasa atau

orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang di

tempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca, dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum,

kecuali yang dilakukan oleh pemerintah. Subjek pajak daerah adalah orang pribadi atau

badan yang dapat dikenai pajak daerah. Berkaitan dengan pajak Reklame maka yang

dimaksud dengan subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang

menyelenggarakan atau melakukan pemesan reklame.

Yang dimaksud dengan wajib pajak reklame menurut Undang-undang Pajak Daerah no.15

Tahun 2008 adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pemesan reklame dan orang

pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame dan orang pribadi atau badan yang

menyelenggarakan reklame.Pemerintah Daerah Bandar Lapung melalui Dinas Pengelolaan

Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kota Bandar Lampung melakukan usaha-usaha

peningkatan pendapatan pajak reklame secara optimal untuk mengisi kas daerah yang

membiayai pembangunan.

Di Bandar Lampung pajak reklame diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung

Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pajak Reklame.Pemasangan, perijinan, dan pengelolaan

reklame diatur oleh Dinas Pendapatan Daerah Bandar Lampung. Di Bandar Lampung

penerimaan pajak reklame dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup berarti,

(8)

Tabel 2 Peneriman Pajak Reklame Bandar Lampung Tahun 2003 – 2009 Tahun Target Realisasi Tingkat

Pencapaian (%) (%) 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1.350.000.000 1.820.000.000 2.000.000.000 2.010.000.000 2.407.500.000 3.100.000.000 3.500.000.000 1.363.328.592 1.643.743.358 2.006.875.011 2.159.808.218 2.425.847.135 2.927.798.390 3.520.691.483 100,98 % 90,31 % 100,34 % 107,45 % 100,76 % 94,44 % 100,59 % 0,98 % -9,68 % 0,34 % 7,45 % 0,76 % -5,55 % 0,59 %

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kota Bandar Lampung 2010*. * :Angka sementara

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa nilai rencana dan realisasi penerimaan pajak, cendrung

mengalami peningkatan sejak Tahun Anggaran 2003 sampai dengan 2009, bahkan nilai

realisasi penerimaan pajak justru lebih besar dari yang direncanakan sebelumnya, walawpun

pada Tahun Anggaran 2004 dan 2008 nilai realisasi dari target direncanakan tidak tercapai,

namun pada tahun anggaran 2003, 2005, 2006, 2007, dan 2009 mengalami kenaikan dari

rencana penerimaan.

Pada tabel-2 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan penerimaan pajak reklame secara terus

menerus dari Tahun Anggaran 2003 sampai dengan Tahun Anggaran 2009. dapat diketahui

penerimaan pajak reklame Tahun anggaran 2003 sebesar Rp. 1.363.328.592 dengan

tingkat pencapaian sebesar 100,98 %, pada Tahun Anggaran 2004 sebesar Rp1.634.743.358

dengan tingkat pencapaian 90,31 %, pada Tahun Angaran 2005 sebesar Rp2.006.875.011

dengan tingkat pencapaian 100,34 %, pada Tahun Anggaran 2006 sebesar Rp2.059.808.218

dengan tingkat pencapaian 107,45 %, pada Tahun Angaran 2007 sebesar Rp 2.425.847.135

(9)

dengan tingkat pencapaian 94,44 %, dan pada Tahun Angaran 2009 sebesar 3.520.691.483

dengan tingkat pencapaian 100,59 %

Menurut Ibnu Syamsi (1983:201) Target pajak reklame ditentukan dengan menggunakan

batas toleransi 10 %, tidak melebihi atau mengurangi dari 10 % itu masih dalam kewajaran

dan dalam batas toleransi. Sedangkan seharusnya penetuan, penetapan dan perhitungan target

pajak reklame dilihat dari potensinya, tetapi jika dilihat dari potensinya perlu dan harus

[image:9.595.70.500.333.563.2]

ditinjau ulang agar penetapan target pajak reklame sesuai dengan semestinya.

Tabel 3 Data Sumbangan Penerimaan Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandar Lampung 2003 s/d 2009 (dalam rupiah)

Tahun Pajak daerah Pajak Reklame Sumbangan %

2003 36.178.245.567,47 1.363.328.592 3,76 %

2004 42.827.779.480,66 1.643.743.358 3,83 %

2005 44.237.170.132 2.006.875.011 4,53 %

2006 46.137.259.170,16 2.059.808.218 4,46 %

2007 54.386.763.405,96 2.425.847.135 4,46 %

2008 65.125.848.714,96 2.927.798.390 4,49 %

2009 67.313.044.729,08 3.520.691.483 5,23 %

Rata-rata 4,39 %

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kota Bandar Lampung 2010*. * :Angka sementara

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sumbangan pajak Reklame Tahun Anggaran 2003

sampai dengan tahun 2009 yaitu pada tahun 2003 pajak reklame sebesar Rp1.363.328.592

dengan sumbangan 3,76 % kemudian pada tahun 2004 sebesar RP1.634.743.358 dengan

sumbangan 3,83 %. Pajak reklame mengalami kenaikan pada tahun 2005 sebesar

(10)

dengan sumbangan 4,46 %. Kemudian pada tahun 2007 pajak Reklame Sebesar Rp

2.425.847.135 dengan sumbangan 4,46 % pada tahun 2008 pajak Reklame meningkat sebesar

Rp2.927.798.390 dengan sumbangan sebesar 4,49 %. Dan pada tahun 2009 pajak Reklame

mengalami kenaikan sebesar 3.520.691.483 dengan sumbangan sebesar 5,231 %. Maka

rata-rata sumbangan pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah tahun anggaran 2003-2009

adalah 4,39 %

Adapun biro jasa reklame yang terdaftar pada Dinas Pendapatan kota Bandar Lampung

adalah sebagai berikut :

1. CV. Devis Jaya

2. Dinamis Advertising

3. Arthamoro Advertising

4. Diamond Advertising

5. Gasing Mas Advertising

Reklame merupakan alat yang dipergunakan untuk mempromosikan pemasaran sebuah

produk atau jasa suatu badan atau jasa perorangan.

Dari hasil pengamatan diatas kontribusi yang diberikan pajak Reklame cukup besar terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bandar Lampung, hal tersebut di atas didukung oleh

perkembangan perekonomian yang cukup meningkat di daerah Bandar Lampung. Keadaan

perekonomian tersebut tercermin dalam perkembangan tingkat PDRB (Produk Domestik

Regional Bruto) dari tahun ke tahun.

Tabel 4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bandar Lampung 20012008 (dalam jutaan rupiah)

Tahun PDRB Laju Pertumbuhan

(11)

2001 3.714.381 

2002 3.872.963 4,269

2003 4.224.840 9,085

2004 4.549.462 7,683

2005 4.778.188 5,03

2006 5.079.046 6,30

2007 5.426.158 6,83

2008 5.795.996 6,82

Sumber : Bandar Lampung dalam Angka 2009, BPS Provinsi Lampung (data diolah)

Sejalan dengan meningkatnya PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) keadaan penduduk

di Daerah Bandar Lampung jumlahnya terus meningkat. Pertumbuhan penduduk yang terus

meningkat memberikan suatu dorongan kepada pemerintah untuk memikirkan tingkat

kesejahteraan rakyatnya. Dengan meningkatnya PDRB dapat diartikan bahwa pendapatan

perkapita penduduk juga meningkat.

Maksud dari optimasi penerimaan pajak reklame disini adalah kenaikan unit dalam

pembuatan reklame pada biro jasa pemasangan reklame harus diikuti dengan peningkatan

penerimaan pajak reklame itu sendiri sehingga berpengaruh pada sumbangan yang diberikan

oleh sector pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah Lampung.

Namun ada beberapa hal yang tidak terlihat data sebagai faktor penghambat dari pertumbuhan

penerimaan dari sector pajak ini. Salah satunya adalah reklame liar yang ada. Tentunya

pemerintah perlu menindak lanjut masalah reklame liar tersebut karena dari reklame liar ini

apabila di data, penerimaan yang diperoleh dari reklame-reklame liar ini di kenakan biaya hasil

yang masuk ke kas pemerintah daerah cukup besar.

Berdasarkan uraian diatas, maka penyusunan laporan ini memilih judul “Analisis Optimasi

Penerimaan Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Bandar

(12)

Adapun alasan-alasan yang mendukung penyusunan penelitian dengan judul tersebut diatas

adalah:

1. Peranan aparatur pemerintah sangat penting untuk meningkatkan sumber-sumber

pendapatan daerah dari sektor pajak reklame dalam pembiayaan pembangunan daerah

2. Potensi reklame di daerah Bandar Lampung dipandang sangat besar, mengingat gairah

usaha dan perdagangan yang semakin meningkat.

3. Pajak reklame mempunyai peranan penting dalam pembiayaan penyelenggaraan

pemerintah di daerah Bandar Lampung.

B. Perumusan Masalah

Dari pertumbuhan usaha biro jasa reklame di Kota Bandar Lampung periode waktu 2003

sapai dengan periode 2009 sumbangan pajak reklame terhadap Pajak Daerah masih relative

kecil dengan angka rata-rata hanya mencapai 4,39 %.

Berdasarkan beberapa hal sebagaimana yang telah diuraikan dalam alasan pemilihan judul,

maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah penerimaan pajak dari sektor pajak reklame sudah optimal terhadap Pendapatan

Asli Daerah Bandar Lampung?

2. Faktor penghambat apa saja yang dihadapi serta solusi yang ditempuh oleh Pemerintah

Daerah Bandar Lampung dalam meningkatkan optimasi Pajak Reklame dan apa saja

Faktor pendukung yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Bandar Lampung dalam

meningkatkan optimasi Pajak Reklame?

(13)

Sebagaimana permasalahan yang penulis kemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang:

1. Untuk mengetahui Optimasi pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah Bandar

Lampung.

2. Mengetahui faktor penghambat dan upaya apa yang dilakukan oleh Pemerintaah Daerah

dalam meningkatkan optimasi Pajak Reklame dan Faktor pendukung apa saja yang

dimiliki oleh Pemerintah Daerah dalam meningkatkan optimasi Pajak Reklame.

D. Kerangka Pemikiran

Pendapatan Asli Daerah, terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengolahan

kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Pajak

Daerah merupakan komponen PAD yang memberikan sumbangan yang cukup besar dalam

medukung peningkatan PAD. Pengertian pajak ditinjau dari segi ekonomi merupakan

perolehan uang atau harta dari wajib pajak ke sektor pemerintah tanpa imbalan langsung yang

dapat ditunjuk dan penggunaannya adalah untuk penyelenggaraan pelayanan.

Hambatan dari pungutan pajak reklame adalah masyarakat/badan swasta yang enggan

membayar pajak/menghindari pajak, yang disebabkan antara lain system perpajakan yang

mungkin sulit dipahami masyarakat, system kontrol yang tidak dapat dilakukan dengan baik

oleh pihak pemungut pajak dalam hal ini adalah Dinas Pengelolaan Keuangan, Pendapatan

dan Aset Daerah Kota Bandar Lampung..

Pajak Reklamae merupakan pajak yang sangat potensial bagi penerimaan Pendapatan Asli

Daerah kota Bandar Lampung. Untuk menunjang optimasi pajak kearah peningkatan

penerimaan pajak reklame sebagai salah satu sumber penerimaan daerah khususnya dari

(14)

sederhana, sistematis serta efisien. Hal ini dimaksud untuk memudahkan masyarakat dalam

pembayarannya dan menghindari beban pajak berganda pada masyarakat yang pada akhirnya

mengurangi minat atau kesadaran masyarakat terhadap pembayaran pajak.

Sumber-sumber PAD

Pajak daerah Pajak reklame Peningkatan pajak reklame

(PAD)

Optimasi pajak reklame

Gambar

Tabel 1     Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bandar Lampung  Tahun Anggaran 2002-2009
Tabel 3     Data Sumbangan Penerimaan Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli

Referensi

Dokumen terkait

Jika juvenil ikan kerapu dimaksudkan untuk pembesaran dengan pakan pelet kering (Gambar 15a), maka ikan pada saat di hatcheri harus dibiasakan dengan pakan pelet sebelum di

Pengaruh Kompetensi, Motivasi Kerja, dan Kecerdasan Emosional Guru terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri se-Rayon Barat Kabupaten Sragen [Tesis]. Jakarta: PT Raja

Saya adalah mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan kedokteran gigi di Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan, ingin melakukan penelitian tentang ”Studi Antropometri

[r]

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penyusunan Laporan Tugas Akhir dengan judul “PERENCANAAN RETARDING POND

Yaitu, teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara menyebarkan.. daftar pertanyaan yang dilengkapi dengan beberapa alternatif

Misalnya Daerah Karanganyar sampai Wilalung (Sungai Serang) sebesar 40 mm/th, Daerah antara Wilalung Sampai Godong (Sungai Serang) sebesar 36 mm/th (kajian SMEC). Kondisi fisik

Winardi, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001. Universitas