• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU ANGKA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEMATIK DI KELAS 1 SEKOLAH DASAR NEGERI 3 PERUMNAS WAY HALIM BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU ANGKA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEMATIK DI KELAS 1 SEKOLAH DASAR NEGERI 3 PERUMNAS WAY HALIM BANDAR LAMPUNG"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

TANJUNG KARANG PUSAT BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

FERDINA SUKMARAKALA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi S1 PGSD Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU ANGKA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEMATIK DI KELAS 1 SEKOLAH DASAR NEGERI 3

PERUMNAS WAY HALIM BANDAR LAMPUNG

0LEH

FERDINA SUKMARAKALA NPM 1113069026

Melalui penelitian ini ditemukan penggunaan media pembelajaran dengan kartu angka para siswwa dapat meningkatkan kemampuan dalam mengenal bilangan

di

kel;as 1 SD Negeri 1 Perumnas Way Halim. Penelitian ini menggunakan metode

Penelitian Tindakan Kelas yang diterapkan dalam tiga siklus. Tehnik pengumpulan data melalui observasi, aktivitas dan hasil evaluasi belajar siswa.

Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media kartu angka dalam mengenal bilangan sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1.

Hasil penggunaan kartu angka ini menunjukkan paningkatan aktivitas dan hasil belajar siklus pertama rata-rata 40%, siklus kedua rata-rata 78%, dan siklus ketiga

98% dari 25 orang siswa.

Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kartu angka dalam mengenal bilangan merupakan salah satu alternative meningkatkan kemampuan

(3)
(4)
(5)
(6)

Halaman Judul ………....i

Halaman Judul II ………ii Halaman Persetujuan ………iii

Halaman Pengesahan ………iv

Riwayat Hidup ………v

III. METODE PENELITIAN ………25

(7)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………35

A. Hasil Penelitian Siklus I ………..35

B. Hasil Penelitian Siklus II ………..38

C. Hasil Penelitian Siklus III ………..43

D. Pembahasan ………..47

V. KESIMPULAN DAN SARAN ………..48

A. Kesimpulan ………..48

B. Saran ………..48 Daftar Pustaka

(8)
(9)
(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru merupakan figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Ketika semua orang membicarakan masalah pendidikan figur guru selalu terlibat dalam agenda tersebut terutama dalam proses peembelajaran di kelas, dimana guru dalam keluhuran akal budinya mentranfer ilmu yang dimiliki kepada anak didik agar menjadi manusia yang berilmu, cakap, kreatif, mandiri, bergunan bagi pembangunan bangsa dan negara di masa mendatang yang ditanamkan melalui proses pembelajaran.

Kegiatan proses belajar mengajar tidak lain adalah menanamkan sejumlah norma ke dalam jiwa anak didik melalui peranan guru karena anak didik ingin belajar dengan menimba sejumlah ilmu dari guru dan guru ingin membina dan membimbing anaak didik dengan memberikan sejumlah ilmu kepada anak didik yang membutuhkan.

(11)

sumber, administrasi sekolah, manajemen sekolah, serta dukungan dari masyarakat.

Dikatakan dalam Konsep Dasar Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (Depdiknas, 2004: 23) proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama di sekolah. Sekolah diberi kebebasan memiliki strategi, metode, media, dan teknik-teknik pembelajaran yang paling efektif, sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, karakteristik siswa, karakteristik guru, dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah. Sekolah Dasar merupakan lembaga pendidikan yang mendidik anak usia 6-12 tahun. Dalam proses pembelajaran guru menyampaikan program perencanaan pembelajaran melalui inovasi, dengan pemanfaatan media pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengajarkan mata pelajaran matematika dengan materi pengenalan bilangan dengan menggunakan media kartu angka.

Untuk mencapai Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM), maka pelajaran matematika yang ditetapkan dalam kurikulum harus dikembangkan pada pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa untuk mencapai target pembelajaran yang ingin dicapai, terutama penggunaan media pembelajaran kartu angka dalam pelajaran matematika dikelas 1 (satu). Berdasarkan temuan dilapangan pada SD Negeri 3 di Perumnas Way Halim,

(12)

penggunaan media pembelajaran kartu angka. Atas dasar ini peneliti tergerak untuk mengadakan penelitian ilmiah yang berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran kartu angka untuk meningkatkan bagaimana cara

menguku kemampuan dibandingkan dengan mengukur prestasi siswa dalam mengenal bilangan di sekolah kelas 1.

Memperhatikan prestasi belajar siswa kelas 1 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1. Nilai rata-rata siswa kelas 1 pada semester 1.

No Mata Pelajaran Rata-rata

Prestasi Sumber: Dokumen SD Negeri 3 Perumnas Way Halim

Berdasarkan dokumen di atas masih dtemui adanya prestasi belajar siswa yang masih rendah dibandingkan dedngan pelajaran yang lain dan masih berada pada batas KKM.

Data hasil evaluasi pelajaran matematika kelas 1 adalah sebagaai berikut: Tabel 1.2. Hasil evaluasi pelajaran tematik dengan kartu angka/bilangan:

No Nama Siswa Nilai Ket

1 Bagas Nnda Pratama 70,00

2 Bambang Susila 60,25

(13)

4 Ikhsan Rizali 60,25

5 Ranggita Dwi 60,25

6 Utami 75,25

7 Alis Bagus 76.25

8 Arnelis Sutila 74,50

9 Artika Zahra 60,00

10 Ahmad Fauzan 75.15

11 Cahaya Rahma 78.50

12 Sakifa Nazwa 60.30

13 Eni Laila 70,00

14 Aziz Rahman 70,00

15 Ayu Amalia 74,75

16 Farham Hasan 62,50

17 Chandika Chandra 76,25

18 M Hafid 70,00

19 Lintang Fitri 79,20

20 Meria Syahrani 76,50

21 M Indra Yudha 60,50

22 Ricko 78,00

23 Elfani Yanti 64,00

24 Nurhasanah 78,50

25 Salsabila Elfati 64,50

(14)

Memperhatikan dokumen prestasi siswa kelas 1 di atas dapat dilihat pengelompokkan sebagaimana tertera dalam tabel berikut:

Tabel 1.3 Nilai Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Tematik

No. Kriteria Nilai Jumlah Siswa Persentase

1. Rendah (rata-rata 40) 8 32 %

2. Sedang (rata-rata 50) 6 24 %

3. Tinggi (rata-rata 60) 11 44 %

Sumber : Daftar Nilai Tematik dengan berdasarkan data prestasi siswa kelas 1 SDN 3 Perumnas Way Halim

Diperoleh nilai rata-rata tematik yang diperoleh pada waktu ulangan semester tahun pelajaran 2012/2013 adalah 50,30 artinya belum mencapai KKM 60.

Mata Pelajaran Rata-rata prestasi KKM

Matematika 50,30 60

Berdasarkan dokumen diatas, prestasi mata pelajaran tematik rendah

dibandingkan dengan prestasi mata pelajaran yang lain, dan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditargetkan dalam kurikulum.

Nilai rata-rata murni prestasi belajar mata pelajaran tematik 50,30 siswa kelas 1 SD Negeri 3 Perumnas Way Halim pada semester 1 (satu) tahun ajaran 2012-2013 belum mencapai ketentuan belajar secara klasikal karena dari 25 siswa baru 11 siswa yang mencapai nilai > KKM sebesar 56, yang berarti baru 44 % (11 orang), semestinya ketentuan belajar harus > 80 % (20 orang).

(15)

kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri. Pada umumnya guru mengajar berdasarkan kepada buku teks tanpa memperhatikan lingkungan dan kebutuhan siswa, guru mengajar dengan mentransfer ilmu melalui metode ceramah, guru kurang variatif menggunakan metode pembelajaran. Keterampilan proses seperti ini disarankan BSNP, dinilai kurang memiliki kemampuan media pembelajaran yang tepat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan identifikasi masalahsebagai berikut :

1. Interaksi pembelajaran di dalam kelas cenderung monoton. 2. Guru sering menggunakan metode ceramah,

3. Siswa pasif sebagai pendengar, 4. Pembelajaran kurang menarik ,

5. Belum diberikannya penggunaan media kartu angka

6. Rendahnya kreatifitas dan minat siswa terhadap pengenalan angka dalam bilangan rendah,

7. Guru belum terbiasa menggunakan media kartu angka dalam

mengenalkan bilangan, hasil mengenal bilangan siswa belum optimal. 8. Rendahnya motivasi belajar siswa

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, dalam penelitian ini dapat dirinci rumusan masalah sebagai berikut :

(16)

dengan menggunakan media kartu angka pada siswa kelas 1

2. Apakah penggunaan media kartu angka dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas 1 ?.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran matematika dengan menggunakan media kartu angka pada siswa kelas 1.

2. Untuk mengetahui peningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan media kartu angka pada siswa kelas 1

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa:

Untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan media pembelajaran kartu angka

2. Bagi Guru:

Referensi dan strategi memperbaiki dan menentukan media pembelajaran yang akan digunakan .

3. Bagi sekolah:

(17)

A. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara, makna umumnya adalah apa saja yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi ke penerima informasi.

Media pendidikan sering juga disebut sebagai alat-alat belajar atau mengajar, serta merupakan salah satu metode yang sesuai untuk bahan pelajaran tertentu dapat lebih efektif jika diserta dengan media pendidikan yang tepat pula. Pada dasarnya sesuai dengan perkembangan siswa sebagai anak, pengajaran lebih mengutamakan sifat kongkrit, sehingga alat mengajarpun dimulai pemilihannya dari sifat itu.

Dalam proses komunikasi, media hanyalah satu dari tiga komponen yang harus ada, yaitu sumber informasi, penerima informasi dan media. Jika satu saja dari tiga komponen ini tidak ada maka proses komunikasi tidak mungkin terjadi, karena itu media mempunyai makna jika kedua komponen yang lain ada. Prastati (2001: 3). Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa adalah unsur penting dalam berkomunikasi.

(18)

Ely Arsyad (2002: 3) mengatakan media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Menurut association of Education Communication Technology atau EACT (1997) media adalah bentuk dari saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Sejalan dengan batasan media menurut AECT, Heinnich dan kawan-kawan (1996: 8) menyatakan:

“A medium is a channel of communication.Derived from the latin Word

meaning between’, the return refers to anything that carries information

between source and receiver. Examples indude film Television,

diagrams, printed materials. Computers,and instructor .these

Areconsidered instructional media when they carry messages with on

Instructional purpose”.

(19)

C. Pemanfaatan Media dalam Proses Pembelajaran.

Pengetahuan tentang media pengajaran sangat berguna untuk menyusun perencanaan program pembelajaran, karena dengan mengenal media dan penggunaannya akan sangat membantu tugas guru dalam meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.

Miarso (1984: 100) menyatakan bahwa dengan semakin bertambahnya isi pengetahuan yang harus diberikan baru ditambah lagi dangan jumlah murid, bertambahnya tugas guru baik karena alasan sosial maupun ekonomis, maka harus ada jalan keluar. Sudjana dan Rivai (1991: 1) menyatakan bahwa dalam metodolgi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar, sehingga jelas bahwa media merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar dan tidak dapat dipisahkan dalam rangka pencapaian tujuan belajar.

(20)

Media pendidikan digunakan karena memiliki nilai atau manfaat dalam proses belajar mengajar. Beberapa nilai praktis atau manfaat dari media ditulis oleh Hamalik (1994: 27) sebagai berikut :

1. Media pendidikan melampaui batas pengalaman pribadi siswa 2. Media pendidikan melampaui batas ruangan kelas

3. Media pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dan lingkungan.

4. Media pendidikan memberikan kesamaan dalam pengamatan.

5. Media pendidikan memberikan pengertian atau konsep yang sebenarnya secara realistis dan teliti.

6. Media pendidikan membangkitkan keinginan dan minat-minat. 7. Media pendidikan membangkitkan motivasi dan perangsang kegiatan

belajar.

8. Media pendidikan memberikan pengalaman yang menyeluruh. Telah banyak alat maupun media yang tersedia bagi guru namun dalam

Merencanakan pembelajaran dan mengimplementasikannya dalam mengajar Ialah bagaimana menggunakan alat-alat media pendidikan ini sebagai suatu Sistem yang terintegrasi dalam pembelajaran.

(21)

member informasi dan dapat dilihat yang terdiri dari antara lain overhead-projector dengan Folie, Diaprojektor dan flashcard, flipchard, gambar-gambar, poster, peta, realia, dan sebagainya. Atas dasar pendapat Frankenberg, dkk, media visual dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok media yang tidak diproyeksikan (non projected media) dan media yang diproyeksikan (projected media). Sementara menurut Rahardjo media visual terdiri dari media visual gerak dan media visual diam. Media visual gerak mempunyai kemampuan menyampaikan informasi melalui gerak, dan media visual diam mampu memyampaikan informasi secara visual tetapi tidak menampilkan suara maupun gerak. Media audio merupakan media yang sangat fleksibel, relatif murah, praktis, dan ringkas serta mudah dibawa, media ini dapat dipergunakan baik untuk keperluan belajar kelompok maupun belajar individual.

Agar supaya proses pembelajaran tidak mengalami kesulitan maka masalah penggunaan media perlu dikuasai dengan baik oleh guru, kemampuan apa yang akan dikembangkan, menyusun kegiatan belajar mengajar, untuk ini ia harus mampu menentukan media dasn metode pengajaran yang tepat.

Berkenaan dengan penggunaan media pembelajaran. Heinnich (1996: 85) berpendapat bahwa :

“Audio media can he used in all phases of instruction-front introduction a

topic to evaluation of student learning. Perhaps the must rapidly growing

general use of audio media today is in the area of self paced instruction

(22)

playback machine is a very patient tutor. The accelerated student can skip

a head or increase the pace of this or her instruction”.

Media audio dapat digunakan dalam semua tingkat pembelajaran. Kini pemanfaatan media audio sudah banyak digunakan untuk belajar mandiri atau belajar tuntas, karena bagi siswa yang lemah dapat mengulang materi pembelajaran sendiri, begitu pula bagi siswa yang kuat dapat melewati pelajaran yang menurutnya mudah.

Bretz mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok, yaitu suara, visual dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga bagian yaitu gambar garis (line graphic) dan symbol yang merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan. Berdasarkan pembagian tersebut, maka media audio visual merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran.

(23)

Sadiman, dkk (2006: 11) menjelaskan bahwa avisual adalah alat-alat yang dapat didengar (audible) dan dapat dilihat (visible). Media tersebut dapat digunakan untuk membuat komunikasi lebih efektif. Komunikasi dimaksud adalah komunikasi dalam pembelajaran, penyuluhan atau penerangan. Beberapa contoh media audio visual tersebut menurut Hamzah adalah gambar, slide, model, pita, kaset tape recorder, film bersuara dan televisi.

Media pembelajaran mempunyai fungsi yang cukup berarti dalam proses pembelajaran yang dikemukakan oleh Rowntree dalam Rohani (1997: 7-8).

Media pembelajaran berfungsi :

(1) membangkitkan motivasi belajar (2) mengulang apa yang telah dipelajari (3) menyediakan stimulus belajar (4) mengaktifkan respon peserta didik (5) memberibalikan dengan segera (6) menggalakkan latihan yang serasi

Sementara itu menurut Rohani (1997: 9-10) fungsi media pembelajaran adalah : a. Menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar.

b. Memperjelas informasi pada waktu tatap muka dalam proses belajar mengajar.

c. Melengkapi dan memperkaya informasi dalam kegiatan belar mengajar. d. Mendorong motivasi belajar.

(24)

g. Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak diberikan guru, serta membuka cakrawala yang lebih luas, sehingga pendidikan bersifat produktif. h. Memungkinkan peserta didik memilih kegiatan belajar sesuai dengan

kemampuan bakat dan minatnya

i. Mendorong terjadinya interaksi langsung antara peserta didik dengan guru, peserta didik serta peserta didik dengan lingkungannya

j. Mencegah terjadinya verbalisme

k. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

l. Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat, dapat menimbulkan semangat, yang lesu menjadi bergairah, pelajaran yang berlangsung menjadi lebih hidup

m. Mudah dicerna dan tahan lama dalam menyerap pesan-pesan (informasinya sangat membekas, tidak mudah lepas)

Media pelajaran,baik itu media visual, audio, maupun media yang lainnya sanat bermanfaat baik bagi siswa maupun proses pembelajaran itu sendiri

Kemp dan Dayton dalam Prastati (2001: 6) mengidentifikasikan manfaat media dalam pembelajaran sebagai berikut:

a. penyampaian materi penbelajaran dapat diseragamkan b. proses pembelajaran menjadi lebih menarik

c. proses pembelajaran menjadi lebih interaktif d. kesulitan belajar siswa dapat ditingkatkan

e. proses pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja f. sikap positif siswa terhadap bahan belajar maupun terhadap proses

(25)

g .peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif dan produktif

Menurut Miarso (1984: 109) media pendidikan mempunyai kegunaan untuk mengatasi hambatan dalam berkomunikasi, keterbatasan baik dalam kelas, sikap pasif anak didik serta mempersatukan pengamatan anak.

Sementara itu kegunaan media pembelajaran menurut

http://www.berita.penabur.org (2002 :4) adalahsebagai berikut:

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis 2. Mengatasi keterbatasan ruang,waktu dan daya indera seperti misalnya:

a. objek yang terlalu besar,bias diartikan dengan relia, gambar, film bingkai atau model

b. objek yang terlalu kecil, dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai atau gambar.

c. gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan timelopse atau high-speed-photography

d. kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal

e. objek yang telalu komplek, misalnya mesin-mesin dapat disajikan dengan model

f. konsep terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai dan gambar

3. Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sifat pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:

(26)

lingkungan dari kenyataan

c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri menurut kemampuan dan minatnya

4. Dengan sifat unik pada tiap siswa dan lingkungan serta pengalaman yang berbeda sedangkan kurikulum dan materi pembelajaran ditentukan sama maka media pembelajaran berguna untuk:

a. Memberikan perangsang yang sama b. Mempersamakan pengalaman c. Menimbulkan persepsi yang sama

Penggunaan media dalam pembelajaran adalah mempermudah proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran seperti diungkapkan oleh Sagala (2003: 23) sebagai berikut:

a. Mempermudah proses pembelajaran

b. Membuat suasana belajar tidak kaku sehingga meningkatkan motivasi belajar

c. Meningkatkan daya ingat tentang isi pelajaran

d. Siswa lebih jelas dan lebih mudah menerima isi pelajaran e. Meningkatkan perhatian siswa

Perkembangan teknologi dan informasi makin memperkaya fungsi media yaitu mempermudah guru dalam memilih dan memanfaatkan media lebih sistematik dan efektif dalam pembelajaran,

(27)

1. Pemanfaatan media dalam kelas (classroom meeting)

Pada tataan (setting) ini, pemanfaatan media harus melihat tujuan tertentu dan pemanfaatan media harus melihat materi serta strategi belajar mengajar untuk mencapai tujuan.

2. Pemanfaatan media diluar kelas

Pada pembelajaran, pemanfaatan media audio visual dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi siswa melalui film yang disajikan siswa dipicu untuk lebih berkreasi dan meningkatkan kemampuannya.

Penggunaan media audio visual pembelajaran banyak memiliki manfaat karena dapat mempermudah proses pembelajran guna mencapai tujuan meningkatkan minat dan motivasi belajar sehingga hasil belajar siswa akan meningkat.

Pendidikan yang disertai media yang tepat, selain memudahkan siswa dalam mengalami, memahami, mengerti dan melakukan juga menimbulkan motivasi yang lebih kuat ketimbang semata-mata dengan menggunakan kata-kata yang abstrak. Guru biasanya mencari media yang murah dan ekonomis sehingga media yang paling ampuh tetapi mahal jarang digunakan.

B. Pengertian Pembelajaran

(28)

lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam mkondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.

Untuk memahami lebih jelas tentang pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan yang baru dalam upaya meningkatkan penguasaan lebih baik terhadap materi pelajaran Dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat beberapa teori seperti teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivistik, humanistik, sibernetik, revolusisosiokultural dan kecerdasan ganda, yang penting untuk dimengerti dan diterapkan sesuai dengan kondisi dan konteks pembelajaran. Masing-masing teori memiliki kelemahan dan kelebihan. Pada penelitian ini penulis membatasi pada teori belajar kognitif, konstruktivistik, humanistik, dan kecerdasan ganda yang ada kaitannya dengan proses pembelajaran yang biasanya dilakukan.

C. Makna dan Teori Belajar a. Makna Pembelajaran.

Pembelajaran merupakan cara membelajarkan siswa menggunakan azas pendidikan dan teori belajar sebagai penentu keberhasilan pendidikan dan sebagai upaya memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan dan

(29)

pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid, perhatian siswa, juga meningkatkan aktivitas mmurid melalui pendekatan dan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang sedang disajikan.

Komponen-komponen yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pengajaran adalah ketepatan perumusan tujuan pembelajaran, kesesuaian bahan dan tujuan pembelajaran , pemiliihan metode yang akurat,

pemakaian alat, pemilihan sumber …Syaiful Bahri Djamarah (2005: 78) Penggerakan dalam proses pembelajaran dilakukan oleh pendidik dengan suasana yang educative agar siswa dapat melaksanakan tugas belajar dengan penuh antusias dan mengoptimalkan kemampuan belajarnya. Dalam proses pembelajaran di dasarkan pada pengorganisasian bahan, media yang digunakan baik untuk pembelajaran individual maupun kelompok lebih aktif. Jadi belajar dan pembelajaran diarahkan untuk membangun kemampuan berfikir dan kemampuan menguasai materi pelajaran, dimana pengetahuan itu sumbernya dari luar diri tetapi dikonstruksi dalam diri individu siswa.

b. Teori-teori Belajar 1. Teori Belajar Kognitif

(30)

akan terjadi melalui tahap-tahap enaktif, ikonik, dan simbolik. Sementara itu, Ausubel mengatakan bahwa proses belajar terjadi jika seseorang mampu mengasimilasikan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru. Proses belajar akan terjadi melalui tahap-tahap memperhatikan stimulus, memahami makna stimulus, menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami. Perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.

2. Teori Belajar Konstruktivistik

(31)

menjadi kreatif, produktif dan mandiri.

3. Teori Belajar Humanistik

Assubel dalam Hamalik (2006: 40) menyatakan teori belajar humanistik yaitu belajar bermakna atau ”meaningful learningyang juga tergolong dalam aliran kognitif, yang mengatakan bahwa belajar merupakan asimilasi bermakna. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Faktor motivasi dan pengalaman emosional sangat penting dalam peristiwa belajar, karena tanpa motivasi dan keinginan dari pihak sibelajar, maka tidak akan terjadi asimilasi pengetahuan baru kedalam struktur kognitif yang telah dimilikinya. Teori humanistik berpendapat bahwa teori belajar apapun dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu mencapai aktualisasi

diri pemahaman diri, dan realisasi diri orang yang belajar secara optimal. Dari berbagai teori di atas belajar benar-benar diperuntukan untuk mengembangkan kemampuan pribadi siswa dengan mengembangkan potensinya melalui berbagai aktivitas belajar, dan belajar akan lebih lancar apabila materi yang dipelajarinya relevan dan diberi tanggung jawab dalam proses belajarnya yang terkait dengan media pembelajaran kartu angka. D. Pembelajaran Matematika

Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

(32)

masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dalam simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalamkehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam

mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (KTSP, 2006: 417).

E. Kerangka Pikir

Pembelajaran dengan media kartu memberikan kesempatan siswa untuk lebih kreatif dan dapat berinteraksi secara lebih luas. Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah

Pelajaran Pelajaran

Matematika Kartu Angka Matematika

Rendah Tinggi

F. Hipotesis

(33)
(34)

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan ini , dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut : a.Perencanaan, b. Melakukan tindakan, c. Mengamati dan di refleksi

Adapun sistematika kegiatan penelitian ini sebagaimana disajikan pada bagan berikut ini :

Perencanaan

Analisis dan refleksi I Siklus I Pelaksanaan Tindakan

Pengamatan

Perencanaan Tindakan

Refleksi 1 Siklus II Pelaksanaan Tindakan

Pengamatan

(35)

B. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Perumnas Way Halim Bandar Lampung selama 3 bulan, dimulai dari bulan April 2013 sampai Juni 2013.

C. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di tempat penulis bertugas, yang dijadikan sebagai subyek penelitian adalah siswa kelas 1 SDN 3 Perumnas Way Halim Kota Bandar Lampung tahun pelajaran 2012-2013 sebanyak 25 orang siswa terdiri dari 10 siswa putra dan 15 siswa putri.

D. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data diperoleh melalui instrument penelitian, kemudian data tersebut diberi kode tertentu sesuai dengan jenis dan sumber datanya. Sedangkan peneliti melakukan intrepretasi terhadap keseluruhan data yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian.

E. Alat Pengumpulan Data.

Untuk mengumpulkan data yang dilakukan dalam penelitian ini digunakan beberapa cara yaitu:

1. Peneliti menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan guru. Lembar observasi mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

(36)

3. Instrumen Dokumentasi, intrumen ini berupa data-data hasil belajar siswa yang dinilai oleh guru sebagai arsip yang diperoleh selama proses

pembelajaran di kelas mulai dari awal semester hingga akhir semester.

F. Teknik Analisis Data

Data penelitian tindakan kelas yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti sendiri ditempat mengajar dan dibantu dengan teman sejawat. Data yang telah terkumpul lebih banyak bersifat kualitatif. Analisis data dilakukan yaitu untuk menganalisis data kinerja guru, aktivitas siswa, pendapat siswa tentang kartu angka.

Analisa data dalam penelitian ini mengunakan rumus sebagai berikut: :

P = F X 100% N

Keterangan :

P : Besarnya Persentase

F : Jumlah seluruh alternatif jawaban yang benar N : Jumlah Siswa

G. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

(37)

* Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Perencanaan perbaikan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti pemetaan,silabus, RPP, lembar evaluasi (soal dan kunci jawaban), buku paket, media pembelajaran yang akan dipakai dalam proses pembelajaran berlangsung. b. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan

materi yang telah ditetapkan.

c. Menganalisis pokok bahasan yang digunakan dalam bentuk media kartu angka.

d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

a. Guru menyiapkan langkah pembelajaran dimulai dari menanyakan keadaan siswa dan mengajukan pertanyaan sebagai berikut :

- Pada pukul berapa kamu bangun pagi ?

- Apa saja yang kamu lakukan setelah bangun pagi ? - Apa saja yang kamu lihat saat berangkat ke sekolah ?

b. Guru terlebih dahulu mengenalkan bilangan yang ada di dalam kelas seperti kertas persegi empat yang telah berisikan angka 1 sampai dngan 10.

c. Siswa mengamati kartu angka yang diperlihatkan oleh guru. d. Guru menyuruh siswa menghitung angka 1 sampai dengan 10.

(38)

tertera pada kertas persegi empat.

f. Siswa dibagi 6 kelompok dan di setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa dan ada 1 kelompok yang berisikan 5 orang siswa.

g. Siswa memperhatikan kartu angka dengan kelompoknya masing-masing. h. Guru mengamati dan membimbing siswa yang belum mengerti cara

penggunaan kartu angka dengan lembar observasi.

i. Setelah selesai melakukan permainan kartu angka, siswa mengerjakan tugas evaluasi yang sudah terlampir di RPP.

j. Memberikan umpan balik, penguat atau pujian terhadap siswa. k. Guru menekankan lagi cara menggunakan kartu angka dengan benar.

l. Guru mengajukan pertanyaan atau wawancara tentang pendapat siswa mengenai kartu angka menggunakan lembar wawancara yang sudah terlampir di RPP.

m. Guru membagikan lembar pekerjaan rumah (PR).

3. Tahap Observasi dan Evaluasi

Observasi tindakan ini berkolaborasi denan teman sejawat mengidentifikasikan kegiatan dan hasil belajar siswa serta observasi kinerja guru/peneliti dilanjutkan wawancara dengan siswa menggunakan alat penelitian sebagai berikut :

a. Lembar observasi aktivitas siswa. b. Lembar observasi kinerja guru.

(39)

4. Tahap Refleksi

Berdasarkan pelaksanaan tindakan siklus I, hasil pengamatan menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

a. Semua siswa sudah aktif melakukan semua permainan kartu angka meskipun masih ada beberapa siswa yang pada saat memainkan kartu angkanya tidak sesuai aturan.

b. Guru harus melibatkan siswa lebih mendalam penyampaian materi membilang.

c. Guru harus menggunakan media pembelajaran dalam penyampaian materi membilang.

d. Guru harus lebih intens (lebih mendalam dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk mengikuti materi membilang.

e. Siswa yang duduk di belakang harus lebih mendapat perhatian dari guru. f. Guru lupa tidak memberikan kesempatan kepada siswa.

* Siklus II

Pada akhir siklus 1 peneliti melakukan refleksi untuk mengkaji proses pembelajaran yang telah dilakukan sebagi acuan untuk pembelajaran siklus II sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan

(40)

3. Menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

4. Menyiapkan instrument untuk mengobservasi aktivitas siswa dalam kinerja guru/peneliti.

5. Menentukan jenis data dengan alat untuk mendapat data kualitatif. 6. Menyiapkan tabel untuk menganalisis data yang berkaitan dengan hasil

belajar siswa serta observasi kinerja guru/peneliti selama kegiatan berlangsung.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan ini berdasarkan siklus I dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

a. Guru/peneliti memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut :

- Apa saja yang kamu makan saat sarapan pagi ?

- Saat berangkat sekolah siapa saja yang kamu beri salam ? - Kamu menuju ke sekolah menggunakan apa ?

b. Berdasarkan jawaban siswa, guru/peneliti menunjukkan kartu angka kepada anak-anak.

(41)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

e. Guru/peneliti menunjukkan kartu angka yang ada gambarnya, misal :

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

f. Siswa masih duduk di tempatnya masing-masing karena setiap kelompok hanya terdapat 4 orang di 1 mejanya.

g. Guru/peneliti membagikan kartu angka yang bertuliskan angka 1 sampai 10 kepada setiap kelompok.

h. Siswa menunjukkan kepada guru setiap kartu yang dipegangya dan menyebutkan anngkanya.

i. Guru/peneliti mengamati aktifitas siswa dengan menggunakan lembar observasi dan lembar observasi kinerja guru.

j. Setelah selesau melakukan tugas bersama kelompoknya guru/peneliti membagikan lembar kerja.

k. Guru memberikan umpan balik dan memberikan penguat kepada siswa l. Wawancara/Tanya jawab pendapat siswa mengenai kartu angka yang baru

saja dimainkannya.

(42)

Tahap observasi ini dilakukan pada saat pembelajaran sedang berlangsung baik oleh pengamat maupun guru/sebagai peneliti menggunakan data. lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi kinerja guru, lembar wawancara tentang pendapat siswa, lembar kerja siswa mengenai kartu angka yang baru saja dilakukan dalam pembelajaran.

4. Tahap Refleksi

Tahap refleksi ini berdasarkan siklus II yang sudah dilakukan oleh siswa maupun guru/peneliti dari hasil pengamatan menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

1. Pada kegiataan tes awal, guru menunjukkan kartu yang berisikan angka 9, siswa diminta untuk menjawab. Guru menganalisis hasil jawaban siswa pada waktu melakukan observasi.

2. Setiap kelompok sudah aktif memainkan kartu angka, walaupun masih ada siswa ketika menunjukkan kartu yang dipegang tidak sesuai dengan angka yang ada didalam kartu tersebut.

3. Guru menganalisis keberhasilan dan kekurangan proses pembelajaran dengan menggunakan kartu angka.

4. Interaksi guru dengan siswa kurang efektif karena guru masih terpaku pada penggunaan media pembelajaran kartu angka yang ditempel di papan tulis. 5. Pewarnaan pada media pembelajaran masih perlu diperbaiki

(43)

DaIam penelitian ini indikator keberhasilannya ini adalah peningkatan aktivitas dan nilai mata pelajaran tematik disetiap siklusnya dan

(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada kelas 1 SDN 3 Perumnas Way Halim disimpulkan:

1. Sebelum dilakukan tindakan kegiatan proses belajar masih terpusat pada guru dan belum berorientasi dengan melibatkan siswa.

2. Dalam melaksanakan proses belajar belum banyak menggunakan media sebagai alat peraga dalam materi membilang.

3. Hasil belajar siswa dalam menggunakan media kartu angka dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

5.2 Saran

1. Kepada siswa, untuk senantiasa membudayakan belajar menggunakaqn kartu angka untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. 2002. Media Pengajaran. Jakarta. Raja Grafindo Persada

Bahri. 1995. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya. Usaha Nasional B. Uno, Hamzah. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Djamarah, Syaiful Bahri, 2005, Guru dan Anak Didik, Dalam Intraksi Educatif Jakarta, Asdi Mahesetya

Frankerberg. 1997. Visualle Medien in Deutschunmedien. Uberblick in Hamdhuck

Hamalik. 1994. Media Pendidikan. Bandung. Alumni

Heinich. 1996. Instructional Technology Media Learning. New Jersey. Northn Illionis University

Miarso, Yusufhadi. 1984. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta. Prenada Media

Natalia dan Dewi, 2008.Penelitian Tindakan Kelas, Tinta Emas. Bandung Rahardjo. 1984. Desain Media. Pengantar Pembuatan OHP. Jakarta. NUFFIC Rustaman. 2001. Strategi Mengajar. Bandung. FPIMPA-UPI

Rohani. 1997. Media Instrusioanl Edukatif. Bandung. PT. Raneka Cipta Sagala, Syaiful.. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran.Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung. Alfabeta. Sudiman. 2006. Media Pendidikan. Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya. Jakarta. Rajawali Grasindo

Sujana. 1991. Media Pengajaran. Bandung. CV. Sinar Baru

(46)

Gambar

Tabel 1.2. Hasil evaluasi pelajaran tematik dengan kartu angka/bilangan:
Tabel 1.3   Nilai Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Tematik
Gambar 2. Bagan tahapan siklus  penelitian tindakan kelas(Natalia dan Dewi, 2008: 22)

Referensi

Dokumen terkait

Deskripsi Data Vo2Max Siswa Klub Sepak Bola Remaja Setelah Diberikan Perlakuan Latihan Jogging dengan Pemberian Air Gula Merah (Kelompok Perlakuan 2) .... Deskripsi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1)pengaruh ketidakpuasan konsumen terhadap keputusan perpindahan merek. 2) pengaruh tingkat keterlibatan konsumen terhadap

Hasil analisis data menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara kekuatan otot lengan dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil servis

Proses pementasan naskah Surat untuk Gubernur yang telah dijalani oleh anggota Teater Zenith selama ± 6 bulan, selain mempunyai tujuan untuk menyampaikan pesan

Strategi ini merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak

Ketersediaan arah kiblat di hotel dan wisma di kota Pekanbaru juga menunjukkan prestasi yang bagus karena pihak pengelola hotel telah dapat memasang dan menyediakan fasilitas arah

Dari hasil tersebut citra uji masukan memiliki koefisien korelasi yang tinggi dengan jenis motif Star Biege DF dengan nilai 0.826264 yang juga menandakan nilai

partai politik yang bersumber dari APBN dan APBD diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008. Tentang