• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN PAIKEM TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI PADA SISWA KELAS VII SMP 3 TERUSAN NUNYAI LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN PAIKEM TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI PADA SISWA KELAS VII SMP 3 TERUSAN NUNYAI LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

ii

PASSING ATAS BOLA VOLI PADA SISWA KELAS VII SMP 3 TERUSAN NUNYAI LAMPUNG TENGAH

TAHUN PELAJARAN 2011/2012 OLEH

NOVIKA CANDRA KASIH

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran PAIKEM terhadap hasil belajar pasing atas bola voli pada siswa kelas VII SMP N 3 Terusan Nunyai.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu. Dengan populasi siswa SMP N 3 Terusan Nunyai kelas VII, dan diambil populasi sampel dengan jumlah 28 siswa yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data untuk

meningkatkan pembelajaran bola voli passing atas menggunakan pendekatan paikem dengan menggunakan indikator - indikator dari penelian keterampilan dasar bermain bola voli. Analisis data hasil tes awal dan tes akhir menggunakan uji t perbedaan dan uji t pengaruh.

Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan yang signifikan dengan menggunakan pembelajaran paikem. Pada penelitian ini siswa mengalami kesulitan pada pembelajaran pasing atas bola voli, pada treatmen menyenangkan beberapa siswa saja yang bisa mengikuti pembelajaran pasing atas bola voli sedangkan pada treatment aktif, inofatif, kreatif dan efektif siswa lebih sulit mengikuti pembelajaran pasing atas bola voli. Sehingga dalam penelitian ini terjadi peningkatan yang signifikan.

(2)

JURNAL

Oleh

Novika Candra Kasih

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

Gambar Halaman

1. Rangkaian gerakan pasing atas... 20

2. Formasi pasing atas kepada teman... 30

3. Formasi pasing atas kedinding ... 31

4. Formasi pasing atas kombinasi... 32

5. Formasi pasing atas tiang dan tali... 33

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 7

1. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ... 7

2. Tujuan Pendidikan jasmani ... 9

B. Teori Belajar Gerak ... 10

a. Pengertian Belajar Gerak atau Motorik ... 10

b. Macam-macam Metode pembelajaran ... 11

c. Makna Bermain Dalam Proses Pasing Atas ... 12

C. Permainan Bola Voli ... 14

a. Prinsip Dasar Bermain Bola Voli ... 14

b. Macam-macam Teknik Dasar Bola Voli ... 16

D. Passing Atas Bola Voli ... 17

a. Pengertian Pasing ... 17

(5)

a. Pengertian Pembelajaran PAIKEM ... 20

b. Pelaksanaan Pembelajaran PAIKEM Pasing Atas Bola voli ... 22

c. Strategi Penyampaian Pembelajaran PAIKEM Terhadap Pengembngan Dalam Pasing Atas Bola Voli ... 29

F. Perumusan Hipotesis ... .... 34

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 35

B. Variabel ... 35

C. Populasi dan Sampel ... 37

D. Rancangan Penelitian ... 38

E. Instrumen Penelitian ... 39

F. Uji Prasyarat Instrumen ... 44

G. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 52

B. Pembahasan ... 56

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(6)

Tabel Halaman

1. Rancangan penelitian pembelajaran ... 36

2. Instrumen penilaian ... 39

3. Hasil uji normalitas... 52

4. Hasil uji homogenitas... 53

5. Hasil analisis uji pengaruh... 54

(7)

viii

Semua persoalan hidup

tidak akan

terselesaikan, kecuali

dengan

ketenangan, kelapangan

hati, serta rasa optimisme

yang tinggi

Hidup akan terasa indah bila semunya karna Allah

dalam sakit dan musibah teruji kesabaran dalam

perjuangan teruji keikhalasan dalam taqwa teruji

keyakinan dalam ukhwah teruji ketuluan

Kasih sayang yang tulus

Akan benar benar dihargai

(8)

v 1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Herman Tarigan, M.Pd. …………

Sekretaris : Drs. Suranto, M.Kes …………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd …………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman NIP 19600315 19850310 1003

(9)

vi

Bahwa penulis yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Novika Candra Kasih

NPM : 0713051046

Tempat Tanggal Lahir: Poncowati, 21 November 1988

Alamat : Jl. Siliwangi Rt 19/06 RKB Dusun Baruno Kampung Poncowati Terbanggi Besar Lampung Tengah

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh pembelajaran PAIKEM terhadap hasil belajar pasing atas bola voli pada siswa kelas VII

SMP Negeri 3 Terusan Nunyai Tahun Pelajaran 2011/2012”, adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tahun 2010 s.d 2011. Skripsi ini bukan hasil plagiat, dan ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih

Bandar Lampung, April 2013

(10)

ix

Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT

Kupersembahkan karya ini kepada :

Bapak Sudirman dan Ibu Endang tersayang yang selama ini telah

merawat,membimbing,menjaga dan mendidikku sampai sekarang dengan

penuh rasa sabar dan kasih sayang yang tulus serta selalu mendoakan untuk

keberhasilanku.

Terima kasih bapak ibu atas kasih sayang dan pengorbanan yang selama ini

telah diberikan kepadaku, semua yang telah kalian berikan selama ini tidak

akan terlupakan sampai akhir hayatku.

Adik adikku yang kusayangi, febri ayu andien yang selalu mendukungku dan

membantuku serta keluarga besarku yang selalu memberikan motivasi dalam

menyelesaikan karya ini.

(11)

iv

SMP NEGERI 3 TERUSAN NUNYAI TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012

Nama Mahasiswa : Novika Candra Kasih Nomor Pokok Mahasiswa : 0713051046

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Herman Tarigan, M.Pd. Drs. Suranto, M.Kes

NIP. 19601231 198803 1 018 NIP. 19550929 198403 1 003

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

(12)

vii

Penulis bernama lengkap Novika Candra Kasih biasa dipanggil candra, penulis dilahirkan pada tanggal 21 november 1988 didesa Poncowati Kecamatan

Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Sudirman dan Ibu Endang Tri Sunarsih.

Pendidikan yang pertama ditempuh adalah TK Aisyiyah Bustanul AlfaPoncowati Terbanggi Besar pada tanun 1992, kemudian penulis melanjutkan sekolah di SD Negeri 1 Poncowati Terbanggi Besar hanya sampai kelas 4 dan pindah sekolah di SD Negeri 3 Poncowati Terbanggi Besar dan lulus tahun 2001. Lalu melanjutkan di SMP Negeri 1 Poncowati Terbanggi Besar dan lulus tahun 2004. Masuk di SMA Negeri 1 Bandar Agung Terusan Nunyai dan lulus tahun 2007.

Pada tahun 2007 penulis melanjutkan studinya di Universitas Lampung Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi

(13)

SANWACANA

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa

Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.

Skripsi dengan Judul “ Pengaruh Pembelajaran PAIKEM Terhadap Hasil Belajar Pasing Atas Bola Voli Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Terusan Nunyai Tahun Pelajaran 2011/2012 ”, adalah salah satu syarat mencapai gelar sarjana pada program studi penjaskesrek FKIP Universitas Lampung.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis benyak mendapat bimbingan, petunjuk, bantuan, saran, dan perhatian dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tinnginya kepada:

1. Bapak Dr. Hi Bujang Rahman,

M.SiselakudekanFakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitas Lampung;

2. Bapak Drs. M. Thoha B.S Jaya, M.PsiselakuPembantuDekan I, FakultasKeguruan Dan IlmuPendidikanUniversitas Lampung;

3. Bapak Drs. BaharudinRisyak, M.PdselakuKetuaJurusanIlmuPendidikan/ PLT FakultasKeguruan Dan IlmuPendidikanUniversitas Lampung; 4. Bapak Drs. Herman Tarigan, M.Pd selaku Pembimbing pertamasekaligus

Pembimbing Akademi yang dengan sabar dalam membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan;

5. Bapak Drs. Suranto, M.Kes selaku Pembimbing kedua yang telah memberikan pengarahan selama penulis menyusun skripsi ini; 6. Bapak Drs.Surisman, S.Pd, M.Pd selaku Pembahas, atas kritik dan

sarannya yang telah memberikan banyak masukan; 7. BapakdanIbudosenPenjaskes yang

(14)

9. KeluargaBesarku, Bapak Sudirman dan Ibu Endang Tri Sunarsih yang telahbanyakmamberikannasihat, motivasi, dandukungan;

10.Saudara- saudaraku Embot,Ayu,Andien, Mbak Nong, Mbak Yayuk, Sifa, Jaki, Akil, Fadli, terima kasih atas bantuan,dukungan dan motivasi yang diberikan selama ini;

11.Sahabat –sahabatku Sisil, Mami bela, Bibir, Rere, Cicin, Enot, Yandri, Kak Ardi, Daru 2010, Songkodan teman-teman seperjuanganku angkatan 2007, terimakasih atas kebersamannya;

12.Seseorang yang selama ini menjaga dan menyanyangiku dengan tulus dan sabar

13.BapakJumiran selakuKepalasekolahSMP N 3 Terusan Nunyai dan Bapak Ananias selaku guru olahraga terimakasihataswaktudantempatnya;

14.Siswa SMP N 3 Terusan Nunyai terima kasih atas waktunya dan data yang telah diberikan dalam penulisan skripsi ini;

15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dengan tulus dan ihklas, semoga diberikan yang berlimpah dari Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Bandar Lampung, 2013 Penulis

(15)

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan secara keseluruhan.Banyak manfaat yang diperoleh melalui pendidikan jasmani, sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan.Hal ini sesuai pendapat Agus Mahendra (2004: 1) bahwa, “Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari upaya

pendidikan secara keseluruhan”. Sedangkan tujuan pendidikan jasmani menurut Adang Suherman (2000: 23) yaitu, ”Secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan

menjadi empat kelompok yaitu: “1) perkembangan fisik, 2) perkembangan gerak, 3)

perkembangan mental dan, 4) perkembangan sosial”.

Banyak manfaat yang diperoleh melalui pendidikan jasmani.Untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan, maka pendidikan jasmani harus diajarkan dengan baik dan benar.Media dalam pendidikan jasmani yaitu pendidikan melalui aktivitas gerak atau gerak tubuh.Melalui gerak tubuh yang terstruktur diharapkan dapat mengembangkan

(16)

meliputi aspek-aspek: permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas dan kesehatan”.

Bola voli merupakan salah satu olahraga permainan yang diajarkan di sekolah.Bentuk permainan bola voli yang diajarkan bagi siswa sekolah yaitu permainan bola voli.Banyak manfaat yang diperoleh dengan bermain bola voli.

Hal yang mendasar agar dapat bermain bola voli dengan baik dan benar yaitu menguasai teknik dasar bermain bola voli.Hal ini sesuai pendapat Soedarwo dkk, (2000: 6) bahwa, “Teknik dasar bola voli harus betul-betul dikuasai terlebih dahulu guna dapat

mengembangkan mutu prestasi permainan bola voli”. Macam-macam teknik dasar bola voli yang harus dikuasai meliputi servis, passing, smash dan block.

(17)

Upaya membelajarkan passing atas bagi siswa sekolah dibutuhkan cara mengajar yang baik dan tepat. Banyaknya bentuk-bentuk pembelajaran passing atas bola voli menuntut seorang guru pendidikan jasmani harus kreatif dan inisiatif agar diperoleh hasil belajar yang

optimal.Bentuk pembelajaran yang dapat digunakan dalam membelajarkan pendidikan jasmani di antaranya pembelajaran PAIKEM. Pembelajaran PAIKEM merupakan strategi pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman siswa, dengan penekanan pada belajar sambil bekerja (learning by doing).Dalam PAIKEM guru-guru menggunakan berbagai sumber belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum, guru perlu melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran mulai dari perencanaan, menentukan strategi, pemilihan materi dan metode pembelajaran, sampai pada penilaian.

Pembelajaran PAIKEM merupakan bentuk pembelajaran yang memiliki karakteristik yang berbeda untuk meningkatkan hasil belajar passing atas bola voli. Dari hasil pengamatan pada siswa kelas Pada Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Terusan Nunyai Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012 bahwa hasil belajar passing atas bola voli masih dalam katagori rendah, hal ini dikarenakan hasil belajar siswa masih rendah, dan diduga kurang aktifnya siswa mengikuti pembelajaran, kurang inofatif pembelajaran yang diberikan, serta kurang keratif, efektif, dan menyenagkan sehingga siswa kurang baik mengikuti pembelajaran yang diberikan. Bertitik tolak dari uraian di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian tentang, “Pengaruh Pembelajaran Paikem Terhadap Hasil Belajar Passing Atas Bola voli Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Terusan Nunyai Lampung Tengah Tahun Pelajaran

(18)

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kurangnya kemampuan siswa melakukan passing atas bolavoli. 2. Rendahnya hasil belajar passing atas bolavoli.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Apakah dengan pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan kemampuan siswa melakukan passing atas bola voli siswa Kelas VII SMP N 3 Terusan Nunyai Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012?

2) Apakah dengan pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa melakukan passing atas bola voli siswa Kelas VII SMP N 3 Terusan Nunyai Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012?

4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui:

(19)

2) Pengaruh pembelajaran PAIKEM terhadap meningkatkan hasil belajar siswa melakukan passing atas bola voli siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Terusan Nyunyai Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012.

5. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain: 1) Peneliti

Dapat mengetahui salah satu model pembelajaran untuk dapat meningkatkan kemampuan passing atas bola voli.

2) Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan passing atas bola voli dan diketahui pembelajaran yang lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan pasisng atas bola voli.

3) Guru Penjaskes

Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi guru Penjaskes SMP Negeri 3 Terusan Nunyai pentingnya pembelajaran yang tepat dan efektif untuk meningkatkan kemampuan passing atas bolavoli.

4) Mahasiswa Penjaskes

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.

5) Program Studi Penjaskes

(20)

6. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 3 Terusan Nunyai Lampung Tengah. 2. Objek penelitian yang di amati adalah kemampuan Passing atas bola voli melalui

pembelajaran PAIKEM.

(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Pengertian Pendidikan Jasmani

1. Ruang lingkup Pendidikan jasmani

Ruang lingkup pendidikan jasmani pada umumnya terletak pada pendidikan yang bertujuan untuk menggerakan dan menggembangkan aspek psikomotor pada siswa, dan hal ini sangat penting untuk dipahami oleh setiap guru

penjaskes. Pada dasarnya pengertian penjaskes sendiri merupakan terjemahan dari physical education yang digunakan di Amerika.Sedangkan makna dari penjaskes sendiri adalah pendidikan mengenai fisik dan mental seseorang. Jadi arti pendidikan disini adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha untuk mendewasakan anak melalui pengajaran dan pelatihan. Dengan demikian penjaskes adalah suatu proses aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematis, untuk

merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

(22)

komponen yang terlibat,dan menjadi dasar serta tujuan pelaksanaan

penjaskes.Berikut pengertian penjas menurut Adang Suherman (2000: 22) bahwa:

”Pengertian pendidikan jasmani dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu pandangan tradisional dan pandangan modern, pandangan tradisional manusia terdiri dari dua komponen utama yang dapat dipilah–pilah yaitu jasmani dan rohani (dikotomi). Oleh karena itu, pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan untuk keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa. Pandangan modern menganggap manusia sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik). Oleh karena itu, pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani”.

Selanjutnya pengertian penjasorkes menurut Syarifuddin dan muhadi (1992 : 04) bahwa:

”Tujuan umum penjaskes di sekolah adalah memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai sikap dan membiasakan hidup sehat, memacu aktivitas sistem peredaran darah, pencernaan, pernapasan, dan persyarafan. Penjaskes dapat pula menanamkan nilai-nilai disiplin, kerjasama, sportivitas, tenggang rasa, dapat meningkatkan pengetahuan penjaskes, menanamkan kegemaran untuk melakukan aktivitas jasmani”.

(23)

besar pengaruhnya terhadap penyesuaian diri di dalam lingkungannya dan dijelaskan bahwa materi yang disajikan dalam pembelajaran penjaskes harus menunjang tujuan dalam pengajaran penjaskes itu sendiri.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penjaskes adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau kelompok dalam usaha pendewasaan sikap seseorang, melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang dalam hal ini proses atau aktivitas gerak jasmani itu sendiri.

2. Tujuan Pendidikan Jasmani

Tujuan penjaskesharus berorientasi pada setiap siswa . pendekatan pemecahan masalah merupakan cara yang baik apabila digunakan dalam pengajaran atau pelajaran pendidikan jasmani. Karena pendekatan ini dapat meningkatkan partisipasi maksimum, memberikan keleluasasn gerak yang memadai dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan.

Secara umum tujuan pendidikan jasmani menurut Adang Suherman (2000 : 23) dapat di klasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu :

1. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness).

2. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillfull).

(24)

jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.

4. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.

B. Teori Belajar Gerak

a. Pengertian Belajar Gerak atau Motorik

Belajar motorik merupakan seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan permanen dalam prilaku terampil . Schmidt, dalam Lutan (1988:102). Meskipun tekanan belajar motorik yaitu penguasaan keterampilan tidak berarti aspek lain, seperti peranan dominan kognitif diabaikan. Menurut Meinel (1976) dalam Lutan (1988:102), belajar gerak itu terdiri dari tahap penguasaan, penghalusan dan penstabilan gerak atau

(25)

Belajar gerak secara khusus dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan atau modifikasi tingkah laku individu akibat dari latihan dan kondisi lingkungan. Drowatzky, dalam Lutan (1988)

b. Macam-Macam Metode Pembelajaran

Mengajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki pengetahuan atau keterampilan yang lebih daripada yang diajar, untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan, atau ketangkasan.Seperti dikemukakan Slameto (1995:97) bahwa, “Kegiatan mengajar meliputi penyampaian pengetahuan,

menularkan sikap, kecakapan atau keterampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan menghubungkannya dengan subyek yang sedang belajar”.

Untuk menyajikan seperangkat kegiatan pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai, salah satunya adalah metode mengajar. Berkaitan dengan metode mengajar Buhar Suharto (1997: 24) menyatakan, “Metode mengajar merupakan

kumpulan prinsip-prinisp yang tersusun untuk melaksanakan proses mengajar dan belajar”. Menurut Sugiyanto (1998: 427) bahwa, “Metode mengajar adalah

pengaturan penerapan cara-cara mengajar agar proses belajar bisa berlangsung dengan baik dan tujuan bisa tercapai”. Sedangkan Nana Sudjana (2005: 76) berpendapat, “Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam

mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”.

(26)

metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.

c. Makna Bermain Dalam Proses Passing Atas

Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita harus juga mempertimbangkan hubungan antara bermain (play) dan olahraga (sport), sebagai istilah yang lebih dahulu populer dan lebih sering digunakan dalam konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan membantu para guru atau masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani secara lebih konseptual.

Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan.Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah pendidikan jasmani.Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas.

(27)

dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan semua pihak yang ada didalam aktivitas tersebut.

Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif.Kita tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi.Bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat penting.

Di pihak lain, pendidikan jasmani mengandung elemen baik dari bermain maupun dari olahraga, tetapi tidak berarti hanya salah satu saja, atau tidak juga harus selalu seimbang di antara keduanya. Pendidikan jasmani adalah aktivitas jasmani yang memiliki tujuan kependidikan tertentu. Pendidikan Jasmani bersifat fisik dalam aktivitasnya dan penjas dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu tidak bisa berlaku bagi bermain dan olahraga, meskipun keduanya selalu digunakan dalam proses kependidikan.

(28)

sebagai olahraga.Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya.Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif; keduanya dapat dan harus beriringan bersama.

C. Permainan Bolavoli

a. Prinsip Dasar Bermain Bolavoli

Bola voli merupakan cabang olahraga permainan yang cukup populer yang diciptakan oleh William G. Morgan yaitu seorang ahli olahraga dari Y.M.C.A., Holyoke Massachusetts Amerika Serikat.Permainan bola voli dikenal oleh bangsa Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda.

Permainan bolavoli diresmikan menjadi olahraga Nasional dengan nama Top Organisasinya yaitu Persatuan Bola voli Seluruh Indonesia (PBVSI) pada tanggal 22 Januari 1955.

Permainan bola voli merupakan cabang olahraga beregu atau tim. Permainan bola voli dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim terdiri dari enam orang pemain.

Permainan bola voli dimainkan di atas lapangan berbentuk empat persegi panjang berukuran 18 X 9 meter yang dipisahkan oleh net.Maksud dan tujuan permainan bola voli adalah memasukkan bola ke daerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan permainan dengan mematikan bola itu di daerah lawan. Seperti dijelaskan PBVSI (1995: 3) bahwa, “Tujuan dari

(29)

melalui atas net sampai bola tersebut menyentuh lantai (mati) di daerah lawan, dan mencegah agar bola yang dilewatkan tidak menyentuh lantai dalam lapangan sendiri”. Hal senada dikemukakan A. Sarumpaet dkk, (1992: 86) bahwa:

Prinsip bermain bola voli adalah memainkan bola dengan memvoli(memukul dengan tangan) dan berusaha menjatuhkannya ke dalam permainan lapangan lawan dengan menyeberangkan bola lewat atas net atau jaring, dan mempertahankannya agar bola tidak jatuh di lapangan sendiri. Bola harus benar-benar dipukul, tidak boleh ditangkap, dipegang atau dilemparkan.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, prinsip dasar bermain bola voli yaitu bola harus selalu divoli (dipantulkan) dan bola harus dimainkan sebelum menyentuh lantai dengan seluruh anggota badan.Dasar peraturan permainan bola voli adalah bola dimainkan tiga kali berturut-turut secara bergantian.Seperti dikemukakan Amung Ma’mum dan Toto Subroto (2001: 43)

bahwa, “Prinsip dasar permainan bola voli adalah memantul-mantulkan bola agar jangan sampai bola menyentuh lantai, bola dimainkan sebanyak-banyaknya tiga kali sentuhan dalam lapangan sendiri danmengusahakan bola hasil sentuhan itu diseberangkan ke lapangan lawan melewati jaring masuk sesulit mungkin”.

Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan permainan bola voli, teknik

(30)

Menurut PBVSI (1995: 32) dijelaskan, “mulai tahun 1995, peraturan permainan

bola voli yaitu semua bagian badan boleh menyentuh bola”.

Hal senada dikemukakan Amung Ma’mun & Toto Subroto (2001:37) bahwa,

“Semula bagian tubuh yang sah untuk memainkan bola batasannya dari lutut ke atas.Sekarang seluruh bagian tubuh diperkenankan untuk memainkan bola”.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, dalam memainkan bola dalam permainan bola voli dapat menggunakan seluruh anggota badan, termasuk kaki.Hal terpenting dalam memainkan bola yaitu pantulan harus sempurna sesuai dengan peraturan yang berlaku.Upaya memperoleh keterampilan bermain bola voli, maka harus menguasai macam-macam teknik dasar bola voli.

b. Macam-Macam Teknik Dasar Bola voli

Menguasai teknik dasar bola voli merupakan syarat mutlak agar dapat bermain bola voli dengan baik.Teknik dasar bola voli adalah suatu gerakan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam permainan bola voli.

Ditinjau dari pelaksanaan permainan bola voli bahwa, seorang pemain selalu melakukan gerakan-gerakan seperti lari kecil-kecil, melangkah ke samping dan lain sebagainya sambil memainkan atau memukul bola. Hal ini berarti, teknik dasar bola voli dikelompokkan menjadi dua yaitu teknik tanpa bola dan teknik dengan bola. Berkaitan dengan teknik dasar bola voli Soedarwo dkk, (1994:21)

(31)

2) gerakan menyongsong bola,3) gerakan menjangkau bola, 4) pas atas dan pas bawah, 5) servis, 6) smes dan, 7) blok

D. Passing Atas Bola Voli a. Pengertian Passing

Passing dan umpan/set-up seringkali sulit dipisahkan, dan seringkali dianggap sama. Passing merupakan cara memainkan bola untuk dioperkan teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri, sedangkan umpan/set-up

bertujuan menyajikan bola kepada teman seregunya untuk melakukan serangan. Tidak menutup kemungkinan passing atas pun dapat dijadikan sebagai umpan untuk melakukan serangan.

Passing dalam permainan bola voli pada dasarnya dapat dilakukan dengan passing atas dan passing bawah. Perbedaan dari passing atas dan passing bawah terletak dari perkenaan bola yaitu, pada passing atas menggunakan jari-jari kedua lengan, sedangkan passing bawah menggunakan kedua lengan. Berkaitan dengan passing, M. Yunus (1992: 79) menyatakan, “Passing adalah

mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan”. Menurut Soedarwo dkk, (2000: 8) bahwa, “Passing adalah usaha

(32)

b. Passing Atas

Passing atas merupakan elemen yang penting, dalam permainan bola voli. Penguasaan tekhnik passing atas yang baik akan menentukan keberhasilan regu untuk membantu serangan yang baik. Apalagi jika dilakukan secara bervariasi, maka seluruh potensi penyerangan regu dapat dimanfaatkan.Passing atas merupakan teknik dasar memainkan bola dengan menggunakan kedua tangan, yaitu perkenaan bola pada jari-jari tangan dengan serentak.

Yang dimaksud dengan pass atas dalam permainan bola voli adalah dasar dari suatu serangan dan pada umumnya pass atas sangat tepat untuk mengoper bola, maka sedapat mungkin bola harus dapat diterima dengan kedua lengan

sementara tubuh mengambil posisi di belakang bola tersebut.

(33)

c. Teknik Passing Atas

Menguasai teknik passing atas dengan baik dan benar merupakan kunci utama agar dapat melakukan passing atas dengan baik dan benar.Teknik passing atas merupakan rangkaian gerakan yang dikombinasikan secara baik dan harmonis dalam satu rangkaian gerakan yang utuh, luwes dan lancer.Menurut M. Yunus (1992:80) teknik passing atas meliputi:

1) Sikap permulaan :

Ambil posisi dengan sikap siap untuk memainkan bola berdiri dengan kedua kaki terbuka selebar bahu, salah satu kaki berada di depan berat badan bertumpu pada tapak kaki bagian depan, lutut ditekuk dengan badan merendah, tempatkan badan secepat mungkin di bawah bola,dengan kedua langan diangkat dan di tekuk, kedua tangan terbuka lebar jari-jari tangan terbuka membentuk mangkok seperti setengah lingkaan ibu jari dan tulunjuk membentuk segi tiga, kedua siku tidak terlalu terbuka ke samping.

.2) Gerakan pelaksanaan:

(34)

3) Gerak lanjutan:

[image:34.595.191.425.211.340.2]

Setelah melambungkan bola dengan pas atas,diikuti dengan gerakan lanjutan dan pandangan selalu kearah larinya bola

Gambar 1. Rangkaian Gerakan Passing atas (M. Yunus, 1992:84)

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip dari teknik

passing atas terdiri dari tiga bagian yaitu sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut. Dari ketiga teknik passing atas tersebut saling berkaitan antara satu sama lainnya dan harus dikoordinasikan secara baik dan harmonis tidak diputus-putus pelaksanaannya. Untuk mendapatkan passing atas yang baik dan benar, maka teknik-teknik passing atas tersebut harus dikuasai dengan baik dan benar, untuk memperoleh kualitas passing atas yang baik dan

sempurna.

E. Pembelajaran PAIKEM

a. Pengertian Pembelajaran PAIKEM

PAIKEM merupakan strategi pembelajaran untuk mengembangkan

(35)

bekerja (learning by doing).Dalam PAIKEM guru-guru menggunakan berbagai sumber belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan dalam kurikulum, guru perlu melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran mulai dari perencanaan, menentukan strategi, pemilihan materi dan metode pembelajaran, sampai pada penilaian. Serangkaian kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan, pendidikan tersebut sering disebut dengan pendekatan pembelajaran.

Pengertian pendekatan sendiri dikatakan oleh Ujang Sukandi (2003:39) adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, laksana pakai kacamata merah - semua tampak kemerah-merahan.

Pengertian pendekatan pembelajaran secara tegas belum ada kesepakatan dari para ahli pendidikan.Namun beberapa ahli mencoba menjelaskan tentang pendekatan pembelajaran (instructional approach), misalnya ditulis oleh Gladene Robertson dan Hellmut Lang (1984: 5).Menurutnya pendekatan pembelajaran dapat dimaknai menjadi 2 pengertian, yaitu pendekatan pembelajaran sebagai dokumen tetap dan pendekatan pembelajaran sebagai bahan kajian yang terus berkembang.Pendekatan pembelajaran sebagai dokumen tetap dimaknai sebagai suatu Kerangka umum dalam praktek profesional guru, yaitu serangkaian dokumen yang dikembangkan untuk mendukung pencapaian kurikulum. Hal tersebut berguna untuk: 1) mendukung kelancaran guru dalam proses pembelajaran; 2) membantu para guru

(36)

3) sebagai panduan bagi guru dalam menghadapi perubahan kurikulum; dan 4) sebagai bahan masukan bagi para penyusun kurikum untuk mendesain

kurikulum dan pembelajaran yang terintegrasi.

Dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan strategi pembelajaran yang sangat baik dan cocok untuk situasi dan kondisi siswa. Strategi yang sangat cocok dan menarik peserta didik dalam pembelajaran sekarang ini dikenal dengan nama PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inofatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).

PAIKEM adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengejakan kegiatan yang beragam untukmengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk

pemanfaatan lingkungan.

PAIKEM dalam arti suatu model pembelajaran adalah Pembelajaran Aktif, Inofatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Dalam kegiatan pembelajaran dengan model Paikem siswa dapat belajar dengan menyenangkan.

b. Pelaksanaan Pembelajaran PAIKEM Passing Atas Bola voli

(37)

Pembelajaran aktif adalah sebuah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas dalam pembelajaran, mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pembelajaran, memecahkan persoalan ataupun mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari kedalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran baik secara menal maupun fisik. Karena itu proses pembelajaran guru dituntut mampu menciptakan suasana yang memungkinkan peserta didik secara aktif menemukan , memeroses dan mengkonstruksi ilmu pengetahuan dan keterampilan-keterampilan baru. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajarnya lebih maksimal.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan faktor penting, kegiatan aktif ini seharusnya tidaklah hanya berupa ketertiban secara fisik belaka, tetapi hal yang lebih utama adalah ketertiban mentalintelektual, khususnya intelektual- emosional. Ketertiban intelektual memberi peluang terjadinya asimilasi atau akomodasi kognitif terhadap pengetahuan baru, serta terbentuknya kesadaran dan kemampuan untuk mengendalikan proses kognitif. Contoh dari ketertiban mental adalah mendengarkan ceramah, berdiskusi, melakukan pengamatan, memecahkan masalah dan sebagainya.

(38)

menguatnya motivasi, dan sebagainya dalam pengembangan ranah

kognitif.Demikian pula halnya keterlibatan fisik dalam berbagai perbuatan langsung dengan balikannya yang spesifik dan segera dalam

upayapengembangan ranah psikomotorik. Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam upaya mengoptimalkan keaktifan murid dalam belajar, menurut Sulo Lipu La Sulo (1990: 9-10) ada Sembilan prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu :

a. Pertumbuhan motivasi, baik motivasi intrinsic maupun ekstrinsik. b. Pemantapan latar dari materi yang akan dipelajari khususnya pemberian

apersepsi.

c. Mengupayakan keterarahan kepada suatu fokus, seperti suatu konsep inti atau permasalahan sehingga siswa dapat memusat perhatian serta

menghubungkan keseluruhan bahan yang sedang dipelajari. d. Belajar sambil bekerja, sambil bermain, ataupun kegiatan lainnya. e. Penyesuaian dengan perbedaan individual.

f. Peluang untuk bekerja sama dengan berbagai pola interaksi. g. Peluang untuk menemukan sendiri informasi/konsep.

h. Penumbuhan kepekaan mencari mencari masalah dan memecahkannya i. Mengupayakan keterpaduan, baik asimilasi maupun akomodasi kognitif.

(39)

a. Mengupayakan variasi kegiyatan dan suasana belajar dengan penggunaan berbagai strategi pembelajaran.

b. Menumbuhkan prakarsa siswa untuk aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran.

c. Mengembangkan berbagai pola interaksi dalam pembelajaran, baik antara guru dan siswa maupun antar siswa.

d. Menggunakan berbagai sumber belajar, baik dari buku pelajaran, media pembelajaran, model kerangka manusia dan lain-lain.

e. Pemantauan yang intensif yang diikuti dengan pemberian balikan yang spesifik juga segera.

2. Pembelajaran Inovatif

Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang mengembangkan kemampuan peserta didik untuk melahirkan pemikiran atau ide-ide sendiri yang biasanya dapat muncul dari situasi pembelajaran kondusif yang bebas dari perasaan tertekan takut atau cemas. Adapun cirri-ciri pembelajaran inovatif adalah :

a. Adanya keberanian peserta didik dalam mengajukan pendapat.

b. Adanya kebebasan mengemukakan pendapat atau memberikan tanggapan terhadap pendapat orang lain.

(40)

Pembelajaran Inovatif dapat dilakukan dengan cara mengadaptasi model-model pembelajaran menyenangkan yang bisa membuat siswa terbebas dari

kejenuhan-kejenuhan pembelajaran. Salah satu contoh pembelajaran inovatif adalah mengadopsi model-model pembelajaran yang dapat merangsang daya kreatif siswa.Banyak sekali inovasi-inovasi dalam pembelajaran yang telah banyak diterapkan.Misalnya disaat ini tengah ramai pembelajaran dengan computer atau lebih dikenal dengan Pembelajaran Berbasis Komputer. Melalui model pembelajaran ini siswa menggunakan computer sebagai alat bantu pembelajarannya.

Inovatif berarti memiliki kecenderungan untuk melakukan pembaharuan dalam arti perbaikan dan pengembangan dalam kegiatan pembelajaran.Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengemukakan gagasan-gagasan baru untuk untuk perbaikan atau pengembangan kegiatan pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan

pembelajaran.

3. Pembelajaran Kreatif

Kreatif memiliki daya cipta atau kemampuan untuk mencipta. Istilah kreatif memiliki mkna bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses

(41)

peserta didik lebih aktif.Berani menyampaikan pendapat dan beragumen menyampaikan masalah atau solusi.

Tujuan dari pembelajaran kreatif yaitu :

a. Menciptakan suasana yang harmonis dan hangat diantara siswa dan guru. b. Mendorong siswa untuk berani bertanya, menyampaikan pendapat dan

mempertahankan argumentasinya.

c. Mendorong siswa untuk mampu memberdayakan segala sumber daya yang tersedia,baik didalam maupun diluar kelas.

Pembelajaran kreatif menekankan pada pengembangan kreativitas, baik pengembangan kemampuan imajinasi dan daya cipta (mengarang, membuat kerajinan tangan, mempraktekan kesenian dan lain-lain) maupun

pengembangan berpikir kreatif.Pengembangan berpikir kreeatif haruslah seimbang dengan kemampuan berpikir rasional logis.Pembelajaran di SMP pada umumnya telah banyak mengupayakan pengembangan kemampuan berpikir rasional logis, contoh nya melalui pembelajaran matematikalatihan mengerjakan soal matematika dengan jawaban tunggal.

Pembelajaran kreatif, tidak hanya menitik beratkan pada pengembangan kemampuan berpikir kreatif pada diri siswa. Guru sebagai fasilitator pun, dituntut untuk senantiasa kreatif dalam merancang pembelajaran, agar

(42)

4. Pembelajaran Efektif

Pembelajaran efektif merupakan pembelajaran yang memungkinkan anak didik dapat belajar dengan mudah dan menyenangkan.Asfek efektivitas

pembelajaran merupakan kriteria penting dalam setiap pembelajaran.Suatu pembelajaran disebut efektif manakala pembelajaran tersebut telah mencapai tujuan penididikan.Suatu pembelajaran bisa dinilai efektif, bila pembelajaran itu telah mencapai tujuan khusus yang telah ditetapkan dalam kurikulum, kemudian tujuan khusus tersebut harus mengacu kepada Tujuan Umum Pendidikan Nasional.

Istilah pembelajaran efektif berarti model pembelajaran apapun yang dipilih harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pencapaian kompetensi yang telah digariskan dan terjabar dalam indicator pencapaian.Kemudian diakhir kegiatan pembelajaran harus jelas perubahan dalam asfek pengetahuan sikap atau keterampilan pada diri peserta didik.

5. Pembelajaran Menyenangkan

(43)

pada gilirannya akan mendorong motivasinya semakin aktif dan berprestasi pada kegiatan berikutnya.

Pembelajaran menyenangkan merupakan pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehinnga memberikan suasana penuh keceriaan,

menyenangkan, dan yang paling utama, tidak membosankan kepada peserta didik. Suasana seperti itu akan membuat peserta didik bisa lebih terfokus pada kegiatan belajarmengajar di kelasnya, sehingga perhatiannya lebih tinggi. Tingginya tingkat perhatian tersebut akan meningkatkan hasil belajar.

Kesenangan belajar bukan hanya karena lingkungan belajar yang

menggairahkan, tetapi juga karena terpenuhinya hasrat ingin tahu peserta didik. Pembelajaran yang menyenangkan memerlukan dukungan pengelolaan kelas serta penggunaan media pembelajaran, alat bantu dansumber belajar yang tepat. Pembelajaran yang menyenangkan juga dapat tercipta karena proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik murid.

Dari uraian diatas peneliti menyimpulkan pembelajaran PAIKEM yang akan dilakukan adalah :

1. Pembelajaran aktif yaitu dengan memperbanyak jumlah bola yang digunakan, maksimal dua anak memegang satu bola. Sehingga anak dapat melakukan keterampilan passing atas tanpa harus menunggu giliran bola terlalu lama. 2. Pembelajaran inofatif yaitu dengan membuat model passing atas berpasangan.

Dan di buat formasi – formasi dalam melakukan passing atas.

(44)

4. Pembelajaran efektif yaitu siswa dapat mempraktekkan gerakan yang dicontohkan dan siswa bisa menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan passing atas.

5. Pembelajaran menyenangkan yaitu siswa yang mampu melakukan passing atas dengan benar akan mendapatkan iming - iming nilai dan hadiah, agar anak lebih tertarik dan bersemangat mengikuti pembelajaran.

c. Strategi penyampaian pembelajaran paikem terhadap pengembangan dalam passing atas bola voli

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan strategi PAIKEM :

a.Memahami sifat yang dimiliki anak b.Mengenal anak secara perorangan

c.Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar

d.Mengembangkan kemampuan berpikir kritis,kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah

e.Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

g.Memberikan umpan baik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar h.Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental

Beberapa model pembelajaran passing atas bola voli :

(45)

Tujuan : Membuat siswa lebih cermat dan teliti mengarahkan bola kepada kawanny.

Alat yang dipakai : Bola voli

Cara pelaksanaan : Bola dipasingkan oleh pemain belakang ke pemain tengah lalu dari pemain tengah dipasingkan lagi kepemain depan.

Formasi :

Gambar. 2

Passing Atas Berpasangan Adopsi Irwansyah (2006:13)

2. Passing atas bola voli ke dinding

Tujuan : Membuat siswa lebih fokus dalam melakukan passing atas pada satu titik ( tembok ).

Alat yang dipakai : Bola voli, Tembok

Cara pelaksanaan : Bola dipassing kearah tembok diusahakan tepat pada satu titik.

(46)
[image:46.595.160.529.82.268.2]

Gambar. 3

Passing Atas Menggunakan Tembok Adopsidc314.4shared.com

3. Passing atas bola voli dengan variasi dan kombinasi teknik dasar pasing atas, bawah dan smas

Tujuan : Agar siswa dapat menguasai beberapa teknik bola voli secara bersamaan.

Alat yang dipakai : Bola voli, net, kapur

(47)
[image:47.595.142.538.89.392.2]

Formasi :

Gambar. 4

Passing Atas Kombinasi Adopsidc314.4shared.com

4. Pasing atas menggunakan tiang dan tali

Tujuan : Agar siswa mampu melakukan pasing atas dengan cara mengumpan kepada teman dengan tepat

Alat yang dipakai : tiang penyangga, tali, bola voli

(48)
[image:48.595.146.460.143.296.2]

Gambar. 5

Passing Atas Menggunakan Tiang dan Tali Adopsidc314.4shared.com

5. Passing atas bola voli umpan balik

Tujuan : Supaya siswa dapat melakukan pasing dan mengumpan kepada teman dengan baik.

Alat yang digunakan : Lapangan atau tempat lapang, bola voli

(49)
[image:49.595.151.542.85.340.2]

Gambar. 6 Passing Atas Umpan Adopsi Agus Mukholid (2005:32)

F. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada pengaruh model pembelajaran PAIKEM dengan kemampuan passing atas bola voli pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Terusan Nunyai Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012.

(50)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan strategi umum yang di anut dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi. Menurut Arikunto (2006 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen perbandingan yaitu untuk mengetahui pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel terikat.

B. Variabel Penelitian, Data dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian

Arikunto (2006 :118) Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam hal ini terdapat dua macam variabel, yaitu : (1) variabel bebas dan (2) variabel terikat

a. Variabel Bebas

(51)

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang nilai-nilainnya bergantung pada variabel lainnya dan merupakan variabel yang diterangkan nilainya dilambangkan dengan

(Y).Variabel terikatnya adalah kemampuan passing atas dalam permainan bola voli(Y).

Hubungan antara kedua variabel yang terlibat dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 1. Rancangan penelitian pembelajaran PAIKEM terhadap Kemampuan passing atas bola voli

Keterangan :

A : Kelas Eksperimen B : Kelas Kontrol

T A1 : Tes Awal Kelas Eksperimen T B1 : Tes Awal kelas kontrol X : Proses Pembelajaran Paikem _ : Tanpa Perlakuan

Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

A ( Eksperimen ) T A1 X T A2

(52)

T A2 : Tes Akhir Kelas Eksperimen T B2 : Tes Akhir Kelas Kontrol

2. Data

Menurut sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer disebut juga data asli atau data baru.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data tersebut biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti yang terdahulu. data sekunder disebut juga data tersedia.

3. Definisi Operasional Variabel

Untuk mengatasi agar tidak terjadi persepsi yang keliru, maka perlu adanya definisi dari variabel yang diteliti, yakni :

1. Yang dimaksud model pembelajaran PAIKEM dalam penelitian ini ialah pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran passing atas.

2. Yang dimaksud kemampuan hasil belajar dalam penelitian ini adalah bagaimana siswa melakukan passing atas dengan benar .

(53)

1. Populasi

Populasi merupakan sumber data yang sangat penting, karena tanpa kehadiran populasi penelitian tidak akan berarti serta tidak mungkin terlaksana. Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Terusan Nunyai Lampung Tengah sebanyak 140 siswa.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah suatu objek yang akan menjadi bahan penelitian. Adapun besarnya sampel yang akan diteliti, Suharsimi Arikunto (2006 : 134) menjelaskan, untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 maka lebih baik di ambil semua, sehingga penilitian ini di sebut penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat di ambil antara 10 – 15% atau 20 – 25%. Adapun sampel dari penelitian ini adalah 20% dari jumlah populasi siswa kelas VII SMP Negeri 3 Terusan Nunyai Lampung Tengah dengan jumlah 28 siswa. Teknik pengambilan sampel diambil secara acak random atau sampling (undian) dari 28 siswa VII SMP Negeri 3 Terusan Nunyai Lampung Tengah melalui teknik ordinal pairing, kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama yaitu

pemebelajaran secara PAIKEM, kelompok kedua yaitu kelompok kontrol.Masing-masing kelompok berjumlah 14 siswa yang diambil berdasarkan hasil tes awal.

(54)

Rancangan penelitian ini adalah merupakan gambaran dari seluruh pemikiran dan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian.

Dalam penelitian eksperimen ini, desain penelitian yang digunakan adalah “ pre-test dan post-test “ (Desain Tes Awal-Tes Akhir).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah tes gerak passing atas bola voli.

Alat dan Perlengkapan : 1). Lapangan bola voli, 2). Bola voli, 3). Alat tulis dan formulir, 4). Kamera, 5). Bola plastik, 6). Tali rafia dan gunting

F. Uji Prasyarat Instrumen

Uji coba instrumen di maksudkan untuk mengetahui apakah instrument yang disusun benar benar instrumen yang baik.

1. Uji Validitas

Validitas tes adalah suatu alat ukur yang dikatakan valid apabila dapat mengukur atau apa yang seharusnya diukur. Jadi alat yang digunakan untuk mengukur tersebut mengandung persesuaian dengan tujuan pengukuran. Validitas dalam penelitian ini adalah validitas faktor. Menurut Suharisimi Arikunto (2006 : 168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument.

Untuk menghitung validitas digunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar, menggunakan rumus :

(55)

r xy = Koefesien korelasi

n = Jumlah sampel X = Skor variabel X Y = Skor variabel Y

∑X = Jumlah skor variabel X

∑Y = Jumlah skor variabel Y

∑X2

= Jumlah kuadrat skor variabel X

∑Y2

= Jumlah kuadrat skor variabel Y

Selanjutnya harga r tersebut dikonsultasisikan ke harga r, thitung, dianggap valid apabila

harga rhitung> rtabel pada taraf α = 0,05. Dan berdasarkan hasil tes uji coba instrumen

diperoleh rhitung fase persiapan sebesar 0,61 dan 0,43 rhitung fase pelaksanaan sebesar 0,62 dan 0,58 dan rhitung fase gerak lanjutan sebesar 0,63 sedangkan rtabel sebesar 0,374. Karna rhitung > rtabel maka instrument penelitian adalah valid.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

(56)

2 2 2 1 2 1 1 1 1

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

Y

X

n

r

xy

Keterangan :

= Koefesien korelasi n = Jumlah sampel X1 = Skor variabel X1

Y = Skor variabel Y

∑X1 = Jumlah skor variabel X1

∑Y = Jumlah skor variabel Y

∑X2

= Jumlah kuadrat skor variabel X1

∑Y2

= Jumlah kuadrat skor variabel Y

Selanjutnya dari hasil perhitungan menggunakan rumus product-moment kemudian dimasukkan ke dalam rumus :

rb rb r 1 2 11 Keterangan :

r11 : reliabelitas yang dicari

rb : korelasi Product Moment antar belahan

Harga r yang diperoleh dari perhitungan uji coba instrument tes, dikonsultasikan dengan koefisien reabilitas dengan klasifikasi menurut Suharsimi Arikunto (2006:s75), sebagai berikut : 0,80 – 1,00 = sangat tinggi, 0,60- 0,80 = tinggi, 0,40 – 0,60 = cukup, 0,20 – 0,40 = rendah dan 0,00 – 0,20 = sangat rendah. Dan berdasarkan hasil tes uji coba instrument diperoleh hasil reabilitas sebesar 0,901 = sangat tinggi.

1

x y

(57)

G. Teknik Analisis Data. 1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data penelitian yang diperoleh

mempunyai distribusi atau sebaran normal atau tidak. Untuk pengujian normalitas ini adalah menggunakan uji liliefors. Langkah pengujiannya mengikuti prosedur Sudjana (1992 : 466) yaitu :

a. Pengamatan X1,X2,..., Xn dijadikan bilangan baku Z1,Z2,...,Zndengan menggunakan rumus

S X X Zi 1 2

SD : Simpangan baku Z : Skor baku X : Row skor

X : Rata-rata

b. Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal baku. Kemudian di hitung peluang F(Zi) P(Z Zi)

c. Selanjutnya dihitung Z1,Z2,...,Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi kalau proporsi ini dinyatakan dengan S(Zi)maka

n Z yang Z Z Z banyaknya Z

S n i

i ... ,..., , .. )

( 1 2

d. Hitung selisih F(Zi) S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga paling besar di antara harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini dengan L0. Setelah harga L0 , nilai hasil perhitungan tersebut

(58)

bila harga L0 lebih kecil (<) dari L tabel maka data yang akan di olah tersebut berdistribusi normal sedangkan bila L0 lebih besar (>) dari L tabel maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

0

L < L tabel : normal

0

L > L tabel : normal

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah kedua kelompok sampel memiliki varian yang homogen atau tidak. Menurut Sudjana (2002 : 250) untuk

pengujian homogenitas digunakan rumus sebagai berikut :

Terkecil Varians

Terbesar Varians

F

Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan rumus Dk pembilang : n-1 (untuk varians terbesar)

Dk penyebut : n-1 (untuk varians terkecil)

Taraf signifikan ( 0.05) maka dicari pada tabel F didapat dari tabel F

dengan kriteria pengujian jika : F hitung ≥ F tabel tidak homogen. Tetapi jika F hitung ≤

F tabel berarti homogen (bisa dilanjutkan).

Pengujian homogenitas ini bila F hitung lebih kecil (<) dari F tabel maka data tersebut mempunyai varians yang homogen. Tapi sebaliknya bila F hitung (>) dari F tabel maka kedua kelompok mempunyai varians yang berbeda.

(59)

Berdasarkan kenormalan atau tidaknya serta homogen atau tidaknya varians antar kedua kelompok sampel maka analisis yang digunakan dapat di kemukan beberapa alternatif :

a. Data berdistribusi normal dan kedua kelompok mempunyai varians yang homogen maka uji t- tes yang dipergunakan untuk menguji hipotesis penelitian seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (1992) sebagai berikut:

t hitung =

2 1 1 1 _ 2 _ 1 n n x gab S X X

2

)

1

(

)

1

(

2 1 2 2 2 2 1 1

n

n

S

x

n

S

x

n

S

gab Keterangan : _ 1

X : Rerata kelompok eksperimen A

_ 2

X : Rerata kelompok

1

S : Simpangan baku kelompok eksperimen A

2

S : Simpangan baku kelompok

1

n : Jumlah sampel kelompok eksperimen A

2

n : Jumlah sampel kelompok kelompok eksperimen B

(60)

t hitung = 2 2 2 1 2 1 2 1 ) ( n S n S X X Keterangan 1

X : Rerata kelompok eksperimen A

2

X : Rerata kelompok eksperimen B

1

S : Simpangan baku kelompok eksperimen A

2

S : Simpangan baku kelompok eksperimen B

1

n : Jumlah sampel kelompok eksperimen A

2

n : Jumlah sampel kelompok kelompok eksperimen B

c. Bila kedua data berdistribusi tidak normal, kedua kelompok sampel homogen atau tidak, maka rumus yang digunakan adalah :

2

)

1

(

2

2 1 2 1 2 1

n

n

N

N

N

N

U

Z

2 1 ) 1

( 1 2

2

1N n n R

N U 2 2 ) 1

( 1 2

2

1N n n R

N U

(61)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dibuktikan dengan hasil analisis data maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran PAIKEM tidak dapat meningkatkan kemampuan siswa melakukan pasing atas bola voli pada siswa kelas VII SMP Negri 3 Terusan Nunyai.

2. Pembelajaran PAIKEM tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam melakukan pasing atas bola voli siswa kelas VII SMP Negri 3 Terusan Nunyai.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Bagi peneliti harus lebih teliti lagi dalam melakukan penelitian yang sudah diambil dan

bagi peneliti lain supaya bisa dijadikan bahan referensi serta dapat terus menerus memperbaiki penelitian ini dalam penelitian selanjutnya

2. Bagi para siswa diharapkan lebih rajin belajar dan lebih semangat dalam menerima pembelajaran yang ada

(62)

4. Bagi mahasiswa penjaskes harus lebih menguasai mata kuliah yang disampaikan supaya dalam proses belajar mengajar dilapangan dapat diterapkan kepada siswa dengan baik dan benar

(63)

DAFTAR PUSTAKA

Adang Suherman.2000. Dasar-Dasar Penjaskes. Jakarta: Depdikbud. Agus Mahendra. 2004. Azas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta:

Depdiknas.

Amung Ma’mum & Toto Subroto.2001. Pendekatan Keterampilan Taktis DalamPermainan Bolavoli Konsep & Metode Pembelajaran. Jakarta:Depdiknas.

A. Sarumpaet, Zulfar Djazet dan Imam Sadikun. 1992. Permainan Bola Besar. Jakarta: Depdikbud.

Beltasar Tarigan. 2001. Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran Sepakbola. Jakarta: Depdiknas.

Buhar Suharto. 1997. Pendekatan dan Teknik dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Tarsito.

Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2003.

Depdiknas .2007.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.Jakarta: Depdiknas.

Dieter Beutelstahl.2005. Belajar Bermain Bola Volley. Bandung: Pioner Jaya. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Gerhard Durrwachter. 1990. Bolavoli Belajar dan Berlatih Sambil Bermain.

Jakarta: PT. Gramedia.

Hj Gino, dkk. 1998. Belajar dan Pembelajaran II. Surakarta. UNS.

(64)

Nana Sudjana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.

Nurhasan. 1986. Buku Materi Pokok Tes dan Pengukuran.Jakarta. Karunika Universitas Terbuka.

PBVSI. 1995. Jenis-jenis Permainan Bola Voli.jakarta:Sekretariat Umum PP. PBVSI

Rusli Lutan. 1988. Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Depdikbut Direktorat Jendral Tinggi. Jakarta.

Saiful Sagala.2005.Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung, CV, Alfabet Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta : PT.

Rineka Cipta

Soedarwo, dkk. 2000. Teori dan Praktek Bpla Voli Dasar. Surakarta : UNS Press Sudjana. 1992. Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Sugiyanto. 1998. Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta : Depdikbud Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi

Aksara

_ 2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Sukintaka.2004. Teori Pendidikan Jasmani Filosofi Pembelajaran dan Masa Depan.Bandung : Yayasan Nuansa Cendikia

Gambar

Gambar 1. Rangkaian Gerakan Passing atas (M. Yunus, 1992:84)
Gambar. 3 Passing Atas Menggunakan Tembok
Gambar. 4 Passing Atas Kombinasi
Gambar. 5 Passing Atas Menggunakan Tiang dan Tali
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut: (1) kredit mikro dan kecil berpengaruh terhadap penerimaan usaha yang merupakan indikator kinerja usaha

Proses pengolahan dengan panas akan mempengaruhi komposisi kimia keong mas, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh metode pengolahan terhadap kandungan

Dapat memberikan tambahan wawasan bagi supervisor untuk mengetahui ada hubungan antara self efficacy dengan kinerja pada karyawan sehingga akan memudahkan supervisor dalam

Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui curah hujan dan debit banjir rencana dengan beberapa metode, serta membandingkan dengan data debit banjir

Adapun peserta yang dinyatakan mengikuti pembuktian kualifikasi sebanyak 1 sebagai berikut :. No Nama Badan

Native RS content in tubers are usually low, but their high starch content make them possible to be modified either by physical or chemical treatments to form

“Pengaruh Perilaku Pembelian Hedonic dan Utilatarian Terhadap Store Loyalty di Gerai Fashion Matahari Department Store Surabaya” Skripsi.. Surabaya:

• Menggunakan alamat website yang digunakan sebagai pusat server dari aplikasi penjualan tiket travel menggunakan Java ME, client yang ingin melakukan reservasi tiket atau