• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Jarak Kehamilan Dengan Anemia Defisiensi Besi Di Rsud Dr. Moewardi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Jarak Kehamilan Dengan Anemia Defisiensi Besi Di Rsud Dr. Moewardi."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anemia defisiensi besi merupakan masalah gizi yang paling sering

terjadi di dunia. Perkiraan prevalensi anemia secara global sekitar 51%.

Kejadian anemia defisiensi besi lebih cenderung di negara-negara yang

sedang berkembang dibanding dengan negara yang sudah maju (Arisman,

2007).

Menurut data dari World Health Organization (WHO) tahun 2008,

prevalensi anemia pada ibu hamil pada tahun 1993-2005 di seluruh dunia

mencapai 41,8%. Prevalensi di Afrika 57,1%, di Amerika 24%, di Asia

Tenggara 48,2%, di Eropa 25,1% dan di Timur Tengah 44,2%.

Di Indonesia anemia defisiensi besi masih menjadi salah satu

masalah gizi yang utama selain masalah kurang kalori protein, defisiensi

vitamin A dan gondok endemik (Arisman, 2007). Anemia defisiensi besi

pada kehamilan adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb)

dalam darah kurang dari normal (di bawah 11 gr% pada trimester satu dan

tiga, atau kadar nilai hemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester dua)

(Cunningham, 2007).

Menurut data hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001,

prevalensi anemia ibu hamil sebesar 40,1% dan pada tahun 2007 turun

menjadi 24,5%. Namun demikian keadaan ini mengindikasikan bahwa commit to user

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac2.id

anemia defisiensi besi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat

(Kemenkes RI, 2010).

Di Indonesia sebagian besar anemia disebabkan karena kekurangan

zat besi (Fe) hingga disebut anemia defisiensi besi (Kemenkes RI, 2010).

Wanita hamil menjadi salah satu kelompok yang rentan terhadap

masalah gizi terutama anemia defisiensi besi (Kemenkes RI, 2010). Pada

ibu hamil, anemia berperan pada peningkatan prevalensi kematian dan

kesakitan ibu, sedangkan bagi bayinya dapat meningkatkan risiko kesakitan

dan kematian bayi, serta bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

(Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indinesia (FKM UI), 2007).

Penanggulangan masalah anemia defisiensi besi saat ini terfokus

pada pemberian tablet zat besi (Fe) pada ibu hamil (Kemenkes RI, 2010).

Ibu hamil mendapat tablet zat besi 90 tablet selama kehamilannya tetapi ibu

hamil yang mengkonsumsi tablet besi baru mencapai 60% (Depkes RI,

2007). Selain pemberian tablet zat besi penanggulangan anemia defisiensi

besi juga dapat dilakukan dengan mengatur jarak kehamilan. Jarak

kehamilan yang terlalu dekat dapat meningkatkan risiko terjadinya anemia,

hal ini dikarenakan kondisi ibu belum pulih dan kebutuhan zat gizi belum

optimal, sesudah memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung.

Seorang ibu memerlukan waktu lebih dari 2 tahun antara kelahiran agar

(3)

diri untuk kehamilan berikutnya. Makin dekat jarak kelahiran makin besar

(4)

akibat komplikasi dalam kehamilan dan persalinan seperti antara lain anemia berat, partus

prematurus dan kematian perinatal yang meningkat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

di Puskesmas Bantimurung tahun 2004 diperoleh bahwa responden paling banyak menderita

anemia pada jarak kehamilan kurang dari 2 tahun. Hasil uji memperlihatkan bahwa jarak

kehamilan kurang dari 2 tahun mempunyai risiko lebih besar terhadap kejadian anemia

(Amiruddin, 2004).

B. Perumusan Masalah

Apakah jarak kehamilan mempengaruhi kejadian anemia defisiensi besi pada ibu

hamil?

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh hubungan jarak kehamilan dengan kejadian anemia

defisiensi besi pada ibu hamil

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai pengaruh

jarak kehamilan dengan kejadian anemia defisiensi besi pada ibu hamil.

2. Manfaat praktis

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan dari penetapan peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 70 tahun 2001 tentang kebandarudaraan Presiden Republik Indonesia mengenai penetapan

Hal ini memperkuat kesimpulan yang didapat dalam [9] bahwa frekuensi tertinggi yang bisa disintesis oleh program stimulator bagi SSVEP-BCI yang menggunakan layar monitor

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan, motivasi merupakan salah satu unsur yang amat penting dalam proses belajar dan pembelajaran. Sebab, motivasi akan mendorong peserta

Untuk mengetahui pengaruh current ratio dan return on equity terhadap price earning ratio secara simultan pada perusahaan industri logam dan sejenisnya

Masyarakat muslim Indonesia yang menunaikan ibadah haji mencapai 200 ribu orang lebih setiap tahun, dengan risiko kesehatan yang masih cukup tinggi. Pada sepuluh tahun terakhir

3. Perubahan proses dalam keluarga berhubungan dengan dampak penyakit anak pada fungsi keluarga; resiko penyembuhan yang lama pada anak... Resiko tinggi injuri berhubungan

Diterangkan lebih lanjut oleh Direktorat Jendral Bina Marga (1996) bahwa lanskap jalan adalah wajah dari karakter lahan atau tapak yang terbentuk pada lingkungan jalan, baik

Inilah hal yang BPS Kabupaten Lebong rencanakan untuk dapat terwujud di tahun 2019.Dalam Renstra BPS Kabupaten Lebong tahun 2015-2019, setiap tujuan strategis