• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Return On Asset (ROA) Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Debt to Equity Ratio (DER) Pada Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar Bursa Efek Indonesia (BEI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Return On Asset (ROA) Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Debt to Equity Ratio (DER) Pada Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar Bursa Efek Indonesia (BEI)"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CURRENT RATIO

(CR), LONG DEBT TO EQUITY RATIO (LDER), DAN

TOTAL ASSET TURNOVER (TATO) TERHADAP

HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN

MINYAK DAN GAS BUMI YANG

TERDAFTAR DI BEI

OLEH

Dian Mayang Sari 110503010

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Return On

Asset (ROA), Current Ratio (CR), Long Debt Equity Ratio (LDER), dan Total

Asset Turnover (TATO) terhadap harga saham pada perusahaan minyak dan gas

bumi yang terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang

dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain

dalam konteks penulisan skripsi untuk Program S-1 Reguler Departemen

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua

sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar

apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya

bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan,

Yang Membuat Pernyataan,

(3)

ABSTRAK

PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CURRENT RATIO (CR),

LONG DEBT TO EQUITY RATIO (LDER), DAN TOTAL ASSET TURNOVER (TATO) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS BUMI YANG TERDAFTAR DI BEI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan memberikan bukti

empiris pengaruh ROA, CR , LDER, TATO secara parsial dan simultan

berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013

Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel-variabel dependen dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2013.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam Bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah Secara simultan, ROA, CR, LDER, TATO berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. ROA secara parsial tidak mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,229 > 0,05). CR secara individual mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka < 0,05 (0,000 < 0,05). LDER tidak berpengaruh terhadap harga saham secara individual. Signifikansi 0,218 menyimpulkan bahwa sig penelitian >0,05 (0,218 > 0,05). TATO secara individual tidak berpengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,164 > 0,05).

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan kesempatan dan kesehatan kepada kita khususnya penulis, serta

shalawat dan salam kehadirat Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang kita

harapkan syafaatnya di hari akhir nanti,sampai saat ini penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi dengan judul “Pengaruh Return On Asset (ROA) Dan

Pertumbuhan Penjualan Terhadap Debt to Equity Ratio (DER) Pada

Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar Bursa Efek Indonesia(BEI)

Pertama sekali peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga

kepada orang tua yakni ayahanda Alm.H.Dt Naswar dan Ibunda Hj.Deliana

yang selalu ada sejak lahir untuk membimbing, memberikan semangat, cinta dan

kasih sayang baik secara moril maupun materil serta doa yang tak pernah putus

untuk menjadikan kami anak yang terbaik. Untuk abang-abang saya Fahmi Reza

dan Idham Chalik serta kakak-kakak saya Lina yuzet, Asrina Sari, dan Kiki Lestari

terimakasih atas kebaikan dan ketulusan dalam memotivasi untuk membantu

peneliti menggapai gelar sarjana.

Penulis menyadari, bahwa sesungguhnya penulisan dan penyusunan

(5)

berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas penulis

mengucapkan terima kasih yang telah membantu dan memberi dorongan kepada

penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr.Azhar Maksum, Mec, Ak.selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Ami Dilham, SE, M.Si. selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Mhd. Zainul Bahri Torong, M.Si.,Ak selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

4. Ibu Mutia Ismail, M.M., Ak. selaku dosen penguji skripsi yang telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

5. Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak. selaku dosen pembanding skripsi yang telah

banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

6. Bapak/Ibu Dosen selaku staf pengajar yang tidak dapat penulis sebutkan

namanya satu persatu, yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu

pengetahuan

7. Sahabat-Sahabat dan seperjuangan kuliah Nova, Sheilla, Fauzia, Dea, Ella,

Dwi, Inggit, Masruf beserta seluruh teman-teman Akuntansi GrupA Tahun

2011 dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah banyak membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi

(6)

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan dan dukungan pada penulis dalam menyusun skripsi ini.

Akhir kata, Penulis mengucapkan banyak terima kasih. Skripsi ini tidak

luput dari berbagai kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik

demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya skripsi ini dapat

memberikan manfaat yang banyak bagi semua pihak.

Medan, 2015

(7)

DAFTAR ISI

2.1 Teori Pesinyalan (Signaling Theory) ... 8

2.1.1 Saham ... 9

2.1.1.1 Pengertian Harga Saham ... 10

2.1.1.2 Standar Pengukuran Harga Saham ... 11

2.1.1.3 Faktor-Faktpr yang Mempengaruhi Harga Saham ... 13

2.1.2 Return On Asset (ROA) ... 14

2.1.3 Current Ratio (CR) ... 15

2.1.4 Long Debt Equity Ratio (LDER) ... 17

2.1.5 Total Asset Turnover (TATO) ... 19

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ... 21

2.3 Kerangka Konseptual ... 24

2.4 Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1Jenis Penelitian ... 26

3.2Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

3.3Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 27

3.4Populasi dan Sampel ... 28

3.5Jenis Dan Sumber Data ... 29

3.6Metode Pengumpulan Data ... 30

3.7Teknik Analisis Data ... 30

(8)

4.1 Analisis Hasil Penelitian ... 36

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 36

4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 38

4.1.3 Analisis Regresi ... 42

4.1.4 Uji t (Uji Parsial) ... 45

4.1.5 Uji F (Uji Simultan) ... 47

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

1. Kesimpulan ... 50

2. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA

i

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 22

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ... 26

Tabel 3.2 Populasi Penelitian Perusahaan Minyak Dan Gas Bumi ... 28

Tabel 3.3 Sampel Penelitian Perusahaan Minyak Dan Gas Bumi ... 29

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2009-2013 45 Tabel 4.2 Uji Normalitas ... 39

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas ... 41

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi ... 42

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi ... 43

Tabel 4.6 Koefisien Determinasi ... 45

Tabel 4.7 Hasil Uji t Coefficients ... 45

Tabel 4.8 Hasil Uji F ... 47

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 24

Gambar 4.1 Histogram ... 39

Gambar 4.2 Grafik P-Plot ... 40

(11)

ABSTRAK

PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CURRENT RATIO (CR),

LONG DEBT TO EQUITY RATIO (LDER), DAN TOTAL ASSET TURNOVER (TATO) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS BUMI YANG TERDAFTAR DI BEI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan memberikan bukti

empiris pengaruh ROA, CR , LDER, TATO secara parsial dan simultan

berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013

Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel-variabel dependen dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2013.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam Bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah Secara simultan, ROA, CR, LDER, TATO berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. ROA secara parsial tidak mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,229 > 0,05). CR secara individual mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka < 0,05 (0,000 < 0,05). LDER tidak berpengaruh terhadap harga saham secara individual. Signifikansi 0,218 menyimpulkan bahwa sig penelitian >0,05 (0,218 > 0,05). TATO secara individual tidak berpengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,164 > 0,05).

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal di Indonesia dewasa ini berkembang dengan baik yang dapat

terlihat dari adanya 487 perusahaan yang telah go public pada akhir tahun

2013-2014 dimana sebagian besar dari perusahaan go public tersebut menjadikan pasar

modal sebagai suatu lembaga alternatif dalam menghimpun dana dari investor

untuk pengembangan perusahaan ke depannya.

Salah satu instrumen keuangan pasar modal yang paling banyak digunakan

oleh perusahaan go public adalah saham. Saham merupakan selembar kertas yang

berisi tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu

perusahaan terbatas. Keuntungan yang dimiliki investor yang menanam

investasinya dalam bentuk saham dapat berupa capital gain (kenaikan harga

saham) dan dividen. Harga saham merupakan suatu nilai saham yang

mencerminkan kekayaan perusahaan yang menerbitkan saham tersebut, dimana

perubahan harga saham ini banyak ditentukan oleh kekuatan penawaran dan

permintaan yang terjadi di pasar modal. Oleh karena itu dapat dikatakan juga

bahwa harga saham emiten menunjukkan nilai penyertaan investor dalam

perusahaan dan nilai perusahaan di mata masyarakat. Nilai suatu perusahaan dapat

diketahui dengan mengalikan harga saham emiten dengan jumlah lembar saham

yang telah diterbitkan emiten. Kekuatan permintaan dan penawaran di pasar

modal yang mempengaruhi perubahan harga saham disebabkan oleh beberapa

(13)

faktor eksternal seperti tingkat suku bunga, tingkat resiko, laju inflasi, kebijakan

pemerintah, keadaan makro ekonomi, politik keamanan suatu negara. Sedangkan

faktor internal yang berpengaruh terhadap kekuatan permintaan dan penawaran ini

adalah kinerja keuangan perusahaan bersangkutan.

Informasi keuangan haruslah akurat dan bebas dari salah saji agar dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi investor dalam menentukan pilihan

investasi. Contoh alat yang dapat digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan

adalah analisis rasio keuangan. Melalui rasio-rasio keuangan ini, pemakai

informasi keuangan dapat mengetahui kondisi dan posisi keuangan perusahaan,

serta kinerja ekonomis perusahaan di masa depan. Kemudian dengan

mengasumsikan investor adalah pelaku yang rasional, maka aspek fundamental

akan menjadi dasar penilaian yang sangat berharga. Hal ini didasarkan pada

argumen bahwa nilai keseluruhan saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya

nilai intrinsik pada saat itu saja, namun juga merupakan harapan akan kemampuan

perusahaan dalam meningkatkan nilai kekayaan perusahaan di kemudian hari.

Rasio keuangan perusahaan yang baik umumnya akan meningkatkan nilai

saham perusahaan tersebut, dan sebaliknya apabila kinerja keuangan perusahaan

buruk maka hal ini akan mempengaruhi nilai saham perusahaan tersebut karena

hilangnya kepercayaan dari investor. Rasio keuangan dalam penelitian ini diukur

melalui rasio profitabilitas yaitu ROA (Return On Asset), rasio likuiditas yaitu CR

(current ratio), solvabilitas yaitu LDER (Long debt to equity ratio) dan rasio

(14)

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan yang

bersangkutan (Kasmir,2009:229). ROA menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba kepada pemegang saham dengan menggunakan asset

yang dimiliki. Semakin tinggi nilai rasio ROA maka akan semakin efektif

perusahaan dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham. Laba yang tinggi

kemudian akan meningkatkan harga saham perusahaan. Penelitian yang di

lakukan oleh Akroman (2009) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh signifikan

terhadap harga saham sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari

(2011) menunjukkan tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Rasio solvabilitas bank merupakan ukuran kemampuan bank dalam

mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya (Kasmir,2009:229). Rasio

solvabilitas perusahaan diukur melalui rasio LDER. LDER mencerminkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan

oleh beberapa bagian dari modal yang digunakan untuk membayar hutang jangka

panjang. LDER juga memberikan jaminan tentang seberapa besar hutang-hutang

jangka panjang perusahaan dijamin oleh modal (Riyanto:2011:121). Semakin besar

LDER menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan

hutang-hutang jangka panjang relatif terhadap ekuitas. Semakin besar LDER

mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi akibatnya meningkatkan jumlah

utang juga membuat ekuitas lebih beresiko akibatnya akan menurunkan harga

saham. Namun penelitian oleh Fanny (2009) dan Helena (2010) menunjukkan

(15)

Rasio likuiditas menurut Kasmir (2009:229) ialah “rasio yang digunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya pada saat ditagih”. Rasio likuiditas diukur melalui CR. Current ratio

yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Likuiditas jangka pendek ini penting

karena masalah arus kas jangka pendek bisa mengakibatkan perusahaan bangkrut,

semakin tinggi Current Ratio semakin besar kemampuan perusahaan untuk

membayar kewajiban jangka pendek. Hal ini akan mempengaruhi penilaian

investor dalam mengambil keputusan investasinya sehingga hal ini akan

mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Penelitian oleh Lambey (2013)

menunjukkan bahwa current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga

saham.

Rasio aktivitas merupakan salah satu upaya perusahaan di dalam

menghindari adanya pemborosan-pemborosan Sehingga setiap dana yang

dioperasikan oleh suatu perusahaan dapat terarah secara efektif dan dana operasi

dapat segera kembali dengan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan (Kasmir,

2009:245). Pada penelitian ini rasio aktivitas diukur dengan menggunakan TATO.

Total Asset Turnover adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

penjualan berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi

TATO berarti semakin efektif penggunaan aktiva tersebut. Semakin tinggi rasio

ini semakin baik, karena penggunaan aktiva yang efektif dalam menghasilkan

penjualan, sehingga dapat dikatakan bahwa laba yang dihasilkan juga tinggi dan

(16)

Lambey (2013) dengan hasil penelitian TATO bepengaruh positif terhadap harga

saham pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Lambey (2013) yang

menguji pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham bank yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2008 sampai 2011. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian terdahulu adalah periode tahun penelitian dimana periode penelitian

terdahulu adalah 2008 sampai 2011, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan

periode 2009 sampai 2013, objek penelitian dimana objek penelitian terdahulu

pada Bank, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan objek penelitian pada

perusahaan minyak dan gas bumi.

Motivasi peneliti dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui sejauh

mana rasio-rasio keuangan yang dipilih peneliti akan mempengaruhi harga saham

pada periode sejalan dengan pergerakan harga minyak dunia yang berdampak

pada pasar modal Indonesia. Pemilihan rasio keuangan diatas juga didasarkan atas

suatu fenomena yang terjadi pada perusahaan Radiant Utama Interisco Tbk

dimana pada tahun 2013 nilai ROA 2.32%, nilai LDER 1,41%, nilai CR 111,80

TATO 1,40% yang kemudian menyebabkan harga saham mengalami penurunan

di tahun 2012 sebesar Rp195 menjadi Rp 192 di tahun 2013.

Berdasarkan fenomena dan kondisi diatas serta adanya ketidakkonsistenan

hasil penelitian, membuat peneliti tertarik untuk meneliti kemungkinan rasio

keuangan mempengaruhi harga saham yang terdaftar di BEI. Oleh Karena itu

peneliti menuangkannya dalam sebuah karya tulis ilimiah yang berbentuk skripsi

(17)

(LDER), current ratio (CR) dan Total Asset Turnover (TATO) Terhadap

Harga Saham Pada Perusahaan Minyak Dan Gas Bumi Yang Terdaftar Di

BEI”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya

maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah

ROA, CR , LDER, TATO secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap

harga saham pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2009-2013

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian, maka tujuan

dari penelitian ini adalah untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh

ROA, CR , LDER, TATO secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap

harga saham pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2009-2013

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pihak-pihak

terkait antara lain:

1. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

(18)

2. Bagi kalangan akademik dan praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi pemahaman rasio keuangan dan pengaruhnya terhadap

harga saham.

3. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah dan mengembangkan

wawasan pengetahuan peneliti khususnya mengenai pengaruh rasio keuangan

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Teori Pesinyalan (Signaling Theory)

Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang

dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis

karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran

baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang

bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya.

Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan

oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan

investasi.

Teori signali menurut Jogiyanto (2000: 392) ialah “informasi yang

dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor

dalam pengambilan keputusan investasi”. Jika pengumuman tersebut

mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu

pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah

menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan

dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal

buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi

investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.

(20)

Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat

menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah

laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat

berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan

keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan

dengan laporan keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang

relevan dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui

oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Semua investor

memerlukan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap perusahaan

sehingga dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan

preferensi risiko yang diinginkan. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli

oleh investor maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan

secara terbuka dan transparan.

2.1.1 Saham

Saham sebagai salah satu bentuk investasi, merupakan suatu tanda

penyertaan modal pada suatu perusahaan yang banyak dipergunakan dalam pasar

modal. Saham yang diperdagangkan di pasar modal tersebut dapat diperoleh

melalui pembelian atau cara lain yang kemudian memberikan hak atas dividen

sesuai dengan besar kecilnya investasi modal pada perusahaan tertentu.

Pengertian saham menurut Anoraga (2006:54) ialah “sebagai tanda

penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas dan memiliki manfaat diantaranya

(21)

perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham sedangkan capital gain

adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual dengan harga belinya.

Saham terbagi atas saham biasa (common stock), saham preferen (preferred

stock), dan saham treasuri (treasury stock). Karakteristik saham biasa adalah

pemegang saham memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain

sebesar proporsi saham, pemegang saham merupakan pihak terakhir yang

mendapat pembagian hasil usaha, dan pemegang saham memiliki hak untuk

menentukan arah dan tujuan perusahaan. Sedangkan saham preferen merupakan

saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa

yaitu preferen terhadap dividen dan preferen terhadap likuidasi. Preferen terhadap

dividen artinya pemegang saham preferen memiliki hak untuk menerima dividen

terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Preferen terhadap

likuidasi artinya pemegang saham preferen memiliki hak untuk mendapatkan

aktiva perusahaan terlebih dahulu dibandingkan dengan saham biasa pada saat

terjadi likuidasi.

2.1.1.1 Harga Saham

Investor yang ingin menginvestasikan dananya di pasar modal yang berupa

saham, investor harus mengetahui harga saham dalam menentukan pembelian

saham pada suatu perusahaan.

Menurut Jogiyanto (2000:8) “Harga saham yang terjadi dipasar bursa pada

saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan

(22)

Menurut Anoraga (2006:58) “harga saham merupakan nilai sekarang dari

arus kas yang akan diterima oleh pemilik saham dikemudian hari. Harga saham

adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti penyertaan atau pemilikan

suatu perusahaan” .

Menurut Sartono (2001:9) “harga saham terbentuk dipasar modal dan

ditentukan oleh beberapa factor seperti laba per lembar saham atau earning per

share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price earning ratio, tingkat

bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan

tingkat kepastian operasi perusahaan.

Pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa harga saham yaitu suatu nilai

nominal yang harus dikeluarkan investor untuk membeli saham atau nilai dari

perlembar saham yang diperjualbelikan dipasar modal.

2.1.1.2 Standar Pengukuran Harga Saham

Untuk mengukur harga saham dapat dilihat dari penutupan harga pada satu

periode (closing price). Rasio saham merupakan salah satu rasio yang paling

penting. Investor bisa menggunakan price-earning ratio (PER), misalnya, untuk

mengukur mahal-murahnya suatu saham. Semakin rendah PER, semakin murah

saham tersebut. Investor juga bisa mengukur tingkat keuntungan dividen yang

bisa diperolehnya dari suatu saham. Jadi, rasio ini tak boleh dilewatkan.

Rasio saham menunjukkan bagian dari laba bersih perusahaan, dividen,

dan modal yang dibagikan kepada setiap saham. Ada beberapa rasio saham yang

bisa Anda cermati. Yang pertama adalah rasio harga terhadap laba per saham atau

(23)

per saham, adapun hasilnya dinyatakan dalam "kali". Tapi, perhatikan, laba di sini

bukanlah laba total tapi laba per saham. Ini adalah total laba bersih perusahaan

yang telah dibagi dengan total rata-rata jumlah saham perusahaan. Dengan rumus

seperti itu kita bisa mengukur mahal-murahnya suatu saham. Jika PER suatu

saham sudah tinggi, biasanya, para analis mengatakan bahwa harga saham itu itu

sudah mahal. Tapi, agar lebih akurat, investor harus membandingkan PER

perusahaan tersebut dengan PER perusahaan-perusahaan lain yang ada di dalam

industri yang sama.

Ambil contoh PER saham Bank Untung adalah 2 kali. Dengan PER segitu,

saham Bank Untung bisa dikatakan mahal jika PE rata-rata saham perbankan

lainnya ternyata hanya 1,5 kali.Selanjutnya ada dividen per saham dan imbal hasil

dividen atau dividend yield. Dividen per saham dihitung dengan membagi total

dividen yang dibayarkan perusahaan dengan total jumlah saham yang beredar.

Angka ini menggambarkan nilai dividen yang akan diterima oleh setiap pemilik

satu saham perusahaan.

Adapun dividend yield adalah hasil pembagian dividen per saham dengan

harga per saham. Dari rasio ini kita bisa mengukur berapa besar tingkat

keuntungan dividen yang bisa kita peroleh dari suatu saham. Semakin tinggi

dividend yield, semakin bagus saham tersebut.

Rasio harga saham terhadap nilai buku per saham atau price to book value

(PBV) sama pentingnya dengan price-earning ratio (PER). Dengan menggunakan

PBV, investor juga bisa mengukur apakah harga suatu saham masih murah atau

(24)

mencermati rasio nilai buku per saham atau book value per share (BV). Untuk

menghitungnya, kita harus membagi ekuitas dengan rata-rata jumlah saham yang

beredar. Hasilnya dinyatakan dalam rupiah. Misalnya total ekuitas PT Maju Jaya

Rp 100 miliar sedangkan jumlah rata-rata saham beredarnya 1 miliar. Dengan

kondisi seperti ini artinya nilai buku (BV) per saham Maju Jaya adalah Rp 100 per

saham (100/1).

Lantas apa bedanya BV yang Rp 100 per saham itu dengan harga saham

Maju Jaya di bursa saham yang, misalnya, Rp 300 per saham? Hati-hati, nilai

buku (BV) memang bisa jadi sangat berbeda dengan harga saham di pasar. Nilai

buku per saham menggambarkan nilai setiap saham tersebut dalam hitungan

akuntansi. Adapun harga saham menggambarkan ekspektasi investor atas nilai

setiap saham.

2.1.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Pasar Saham

Anoraga (2004:88) berpendapat bahwa informasi yang dibutuhkan oleh

investor dalam pengambilan investasi di pasar modal ada tiga jenis informasi

utama diantaranya informasi berupa faktor yang mempengaruhi harga saham

yaitu:

1) Faktor Fundamental

(25)

persediaan, perputaran piutang, perputaran modal kerja, rasio likuiditas yang diukur dengan rasio lancar, rasio cepat, acid rasio. 2) Faktor Teknis

Informasi kedua berhubungan dengan faktor teknis yang penting untuk diketahui oleh para perantara pedagang efek dan para pemodal. Informasi ini mencerminkan kondisi perdagangan efek, fluktuasi kurs, volume transaksi, dan sebagainya. Informasi ini sangat penting untuk menentukan kapan suatu efek harus dibeli, dijual, atau ditukar dengan efek lain agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal.

3) Faktor Lingkungan

Informasi ketiga berkaitan dengan faktor lingkungan yang mencakup kondisi ekonomi, politik, dan keamanan negara. Informasi ini dapat mempengaruhi prospek perusahaan serta perkembangan perdagangan efeknya, baik secara fundamental maupun secara teknikal.

2.1.2 Return On Asset (ROA)

Menurut Dendawijaya (2005:118) menjelaskan ”Rentabilitas adalah alat

untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank

yang bersangkutan”. Selanjutnya menurut Hanafi (2008:42) “ ROA adalah rasio

profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih

(sesudah pajak) berdasarkan tingkat asset yang tertentu”. Menurut Munawir, (2004:89) ROA adalah

salah satu bentuk dari rasio profitabilitas atau disebut juga dengan rasio rentabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan”.

Besarnya ROA dapat dihitung dengan rumus :

(26)

2.1.3 Current Ratio (CR)

Rasio lancar atau (current ratio) menurut Kasmir (2008:134) merupakan

“rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban

jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara

keseluruhan”.

Menurut Keown (2004: 108) “current ratio merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki”. Tingkat current

ratio dapat ditentukan dengan jalan membandingkan antara current assets dengan

current liabilities.

Menurut Sawir (2003:8) menerangkan bahwa “Current ratio merupakan

ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi

kewajiban jangka pendek, karena rasio ini menunjukan seberapa jauh tuntutan dari

kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai

dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang”.

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu

menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut

juga Acid Test Ratio. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1.

Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dimana dapat diketahui sampai

seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat menjamin hutang

lancarnya. Semakin tinggi rasio berarti semakin terjamin hutang-hutang

(27)

suatu perusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan besarnya rasio tergantung pada

beberapa faktor, suatu standard atau rasio yang umum tidak dapat ditentukan

untuk seluruh perusahaan. Current Ratio hanya merupakan kebiasaan dan akan

digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian atau analisa lebih

lanjut.

Bagi perusahaan yang mempunyai hubungan baik dengan kreditor atau

posisinya kuat terhadap pemasok, mungkin perusahaan tidak perlu memiliki rasio

yang tinggi. Sebagai contoh supermarket. Posisi supermarket terhadap pemasok

biasanya adalah cukup kuat. Dengan kondisi demikian maka supermarket dapat

membayar hutangnya setelah 3 atau 4 bulan, sedangkan penjualan dilakukan

secara tunai. Dalam kondisi demikian rasio lacar tidak perlu terlalu rasio lancar

mempunyai sifat tingginya berubah-ubah dari waktu ke waktu. Sebagai contoh,

pada toko pakaian ketika menjelang hari-hari raya permintaan akan pakaian mulai

meningkat, kemudian menurun mencapai titik terbawah lagi pada hari raya

tersebut. Untuk menghadapi kenaikan permintaan tersebut toko pakaian harus

menaikkan besarnya persediaan.

Kalau peningkatan persediaan barang dagangan tersebut dibiayai dengan

cara mengurangi uang tunai perusahaan, maka rasio lancar perusahaan tidak

mengalami perubahan. Sebab pada transaksi seperti itu hanya struktur aktiva

lancarnya saja yang mengalami perubahan, sedangkan nilai total aktiva lancar dan

nilai total passiva lancarnya tidak mengalami perubahan, sehingga rasio lancar

(28)

Akan tetapi jika penumpukan persediaan dilaksanakan dengan cara dibiayai dari

pinjaman jangka pendek, maka ketika volume penjualan tinggi, rasio lancar

perusahaan akan menurun.

Rasio lancar secara luas sebagai ukuran likuiditas mencakup

kemampuannya untuk mengukur:

1. kemampuan memenuhi kewajiban lancar, semakin tinggi perkalian

kewajiban lancar terhadap aktiva lancar, semakin besar keyakinan bahwa

kewajiban lancar akan dibayar.

2. penyangga kerugian, semakin besar penyangga, semakin kecil risikonya.

Rasio lancar menunjukkan tingkat keamanan yang tersedia untuk menutup

penurunan nilai aktiva lancar non-kas pada saat aktiva tersebut dilepas

atau dilikuidasi.

3. cadangan dana lancar, rasio lancar merupakan ukuran tingkat keamanan

terhadap ketidakpastian dan kejutan atas arus kas perusahaan.

Ketidakpastian dan kejutan, seperti adanya pemogokan dan kerugian luar

biasa, dapat membahayakan arus kas secara sementara dan tidak terduga.

2.1.4 Long Debt To Equity Ratio (LDER)

Menurut Kasmir (2008:110) “LDER merupakan total modal sendiri yang

dimiliki perusahaan”. Rasio ini menunjukkan komposisi atau financial leverage

(29)

Sedangkan menurut Syamsuddin (2007:54) LDERmerupakan “pengukuran

jumlah modal perusahaan yang dibiayai oleh utang jangka panjang yang berasal

dari kreditur”.

Menurut Darsono (2005:54), LDER yaitu “rasio total kewajiban jangka

panjang terhadap jumlah modal”. Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan

hutang jangka panjang dengan jalan menunjukkan persentase modal perusahaan

yang didukung oleh hutang jangka panjang.

Semakin tinggi Long Debt to Equity Ratio menunjukkan semakin besar

total utang terhadap total ekuitas (Ang, 1997), hal ini juga akan menujukkan

semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar (kreditur) sehingga

tingkat resiko perusahaan semakin besar.

Menurut Bringham dan Houston (2006 :17), semakin tinggi resiko dari

penggunaan lebih banyak utang cenderung akan menurunkan harga saham.

Investor perlu memperhatikan kesehatan perusahaan melalui perbandingan antara

modal sendiri dan modal pinjaman. Jika modal sendiri lebih besar daripada modal

pinjaman, maka perusahaan tidak akan mudah bangkrut dan sebaliknya (Samsul,

2006:204).

Long Debt to Equity Ratio merupakan salah satu rasio yang digunakan

untuk mengukur tingkat solvabilitas perusahaan, hal ini berkaitan dengan

keputusan pembiayaan dan menghitung bagian dari setiap rupiah modal sendiri

yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang (Bambang Riyanto, 2001:333).

(30)

Rasio ini diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Kasmir,

2008:111) :

LDER = ℎ����� ������ �������

����� ����� x100%

Long Debt To Equity Ratio yang semakin besar menunjukkan bahwa

financial leverage yang berasal dari utang semakin besar digunakan untuk

mendanai ekuitas yang ada. Kreditor memandang, semakin besar rasio ini akan

semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung

atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Semakin kecil rasio ini

semakin baik. Untuk keamanan pihak luar, rasio terbaik jika jumlah modal lebih

besar dari jumlah utang atau minimal sama, namun bagi pemegang saham atau

manajemen rasio ini sebaiknya besar.

Analisis Long Debt to Equity Ratio penting karena digunakan untuk

mengukur tingkat penggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan perusahaan

yang mencakup kewajiban lancar maupun hutang jangka panjang, dalam menilai

kinerja keuangan perusahaan.

2.1.5 Total Asset Turnover (TATO)

Perputaran total aktiva (Total Assets Turnover) merupakan rasio antara

jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi (Operating Asset) terhadap jumlah

penjualan yang diperoleh selama periode tertentu. Perputaran Total Aktiva (Total

assets Turnover) merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh aktiva ini telah

dipergunakan didalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan berapa kali

(31)

Perputaran Total aktiva menurut beberapa sumber, yaitu sebagai berikut :

Perputaran Total aktiva adalah : “ Kecepatan berputarnya Total Assets

dalam suatu periode tertentu”. (Agnes sawir, 2003:19) Definisi Perputaran Total

aktiva (Total assets Turnover) sebagai berikut : “Rasio ini mengukur sejauh mana

kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan efektifitas

penggunaan total aktiva”. (Hanafi, 2003:81)

Perputaran Total Aktiva Adalah : “Rasio ini mengukur seberapa banyak

penjualan yang bisa diciptakan dari setiap rupiah aktiva yang dimiliki”. (Husnan

dan Pudjiastuty, 2004:75)

Berdasarkan keterangan diatas, maka yang dimaksud dengan Perputaran

Total Aktiva adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan

berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi Perputaran

Total Aktiva berarti semakin efektif penggunaan aktiva tersebut.

Adapun rumus untuk menghitung perputaran total aktiva adalah sebagai

berikut :

(Wild, 2005, Hal. 41)

Adapun manfat dari perputaran aktiva adalah Rasio ini memperlihatkan

sejauh mana efektivitas perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi

rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut. Pada beberapa

industri seperti industri yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang tinggi, rasio

ini cukup penting diperhatikan. Sedangkan pada beberapa industri yang lain TATO = Penjualan x 1kali

(32)

seperti industri jasa yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang kecil, rasio ini

barangkali relatif tidak begitu penting untuk diperhatikan.

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang mengkaitkan pengaruh mikro ekonomi

terhadap harga saham diantaranya adalah Nurvigia (2010), Analisis Rasio – Rasio

Keuangan Terhadap Harga saham pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian tersebut adalah current ratio, quick ratio,

working capital to total asset, debt to equity ratio, profit margin secara simultan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, secara parsial current

ratio tidak berpengaruh secara signifikan dan negatif, working capital to total

asset berpengaruh signifikan dan positif, debt to equity ratio tidak berpengaruh

secara signifikan dan positif, serta profit margin berpengaruh secara signifikan

dan positif. Indah Ningsih (2010), Pengaruh Mikro Ekonomi Terhadap Harga

saham Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian tersebut adalah berdasarkan uji simultan

current ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, return

on equity, return on asset, gross profit margin, inventory turnover berpengaruh

signifikan terhadap harga saham, berdasarkan uji parsial current ratio, total asset

turnover, inventory turnover bepengaruh signifikan, debt to equity ratio, debt to

asset ratio, return on asset, return on equity, gross profit margin tidak bepengaruh

signifikan terhadap harga saham. Oktanto dan Nuryatno (2014), Pengaruh mikro

(33)

Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011. Hasil penelitian tersebut adalah secara

parsial quick ratio, total asset turnover, tidak berpengaruh terhadap harga saham,

Secara simultan quick ratio, debt to equity ratio, debt to total asset, total asset

turnover, inventory turnover berpengaruh secara serempak terhadap harga saham.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

1 Thaussie

Nurvigia (2010)

(34)

Sambungan Tabel Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

2 Widya

Ningsih (2010)

Pengaruh Mikro Ekonomi Terhadap Harga saham Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

current ratio,

ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, return on equity, return on asset, gross profit margin, inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap

harga saham, berdasarkan uji parsial current ratio, total asset turnover, inventory turnover

bepengaruh

signifikan, debt to

equity ratio, debt to asset ratio, return on asset, return on

Pengaruh Current Ratio,

Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio, Net Profit Margin, dan Gross Profit Margin Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Minyak dan Gas Bumi Yang Terdaftar Di BEI

(35)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Return On Asset akan dapat menunjukkan seberapa efisien kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan dengan memanfaatkan aset

yang dimilikinya, dimana semakin tinggi nilai rasio ini berarti semakin baik

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan kata lain harga saham

semakin tinggi.

Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo

(36)

bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang sehingga laba perusahaan

akan rendah karena akan digunakan untuk membayar utang tersebut.

Long debt to equity ratiomerupakan rasio yang digunakan untuk menilai

utang jangka panjang dengan kas dengan membandingkan seluruh utang termasuk

utang lancar dengan seluruh ekuitas. Semakin besar rasio ini, akan semakin tidak

menguntungkan karena semakin besar resiko yang akan ditanggung karena

perusahaan lebih banyak dibiayai oleh utang sehingga harga saham perusahaan

akan rendah karena diproyeksikan untuk membayar utang tersebut.

Total Asset Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah

penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Apabila rasio ini tinggi,

penjualan akan semakin besar sehingga laba yang akan diperoleh semakin besar

dan meningkatkan harga saham.

Rasio keuangan perusahaan yang baik umumnya akan meningkatkan nilai

saham perusahaan tersebut, dan sebaliknya apabila kinerja keuangan perusahaan

buruk maka hal ini akan mempengaruhi nilai saham perusahaan tersebut karena

hilangnya kepercayaan dari investor.

2.4Hipotesis

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah sebegai berikut : ROA, CR ,

LDER, TATO berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan

terhadap harga saham pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di

(37)

BAB III

METODE PENELITIIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kausal. Desain penelitian

kausal merupakan desain penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab

akibat antara satu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian ini menguji

pengaruh ROA (Return On Asset), CR (Current Asset), LDER (Long Debt To

Equity Ratio), TATO (Total Asset Turnover) terhadap harga saham.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat dan waktu penelitian sebagai berikut :

Tempat : Perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia

Waktu : Penelitian ini dimulai dari bulan November 2014 hingga selesai

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

Jadwal

Bulan Pelaksanaan 2014 s/d 2015

(38)

3.3 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah

a. ROA

ROA (Return On Asset) merupakan rasio yang membandingkan laba

bersih setelah pajak dengan total aktiva.

���=���� ����� ℎ������ ℎ�����

����� ����� x100%

b. CR

Current Ratio merupakan rasio antara lancar dengan hutang lancar yang

dimiliki oleh perusahaan. rasio ini mengukur aktiva yang dimiliki

perusahaan dalam hutang lancar perusahaan.

�� =�����������������������x100%

c. LDER

LongDebt To Equity Ratio menandakan struktur permodalan usaha lebih

banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Semakin

besar LongDebt To Equity Ratio mencerminkan risiko perusahaan yang

relatif tinggi akibatnya meningkatkan jumlah utang juga membuat ekuitas

lebih beresiko.

����= hutang jangka panjang

(39)

d. TATO

Perputaran total aktiva merupakan rasio antara jumlah aktiva yang

digunakan dalam operasi (Operating Asset) terhadap jumlah penjualan

yang diperoleh selama periode tertentu.

���� = ���������

���������� �1 ����

2. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham. Harga saham

merupakan harga suatu kepemilikan yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu

yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham.

Harga Saham yang dipakai adalah harga pasar per lembar saham pada saat

penutupan (closing price) tahun 2009-2013.

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan minyak dan

gas bumi yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2013 yaitu berjumlah 8

perusahaan. Berikut adalah data populasi pada penelitian ini :

Tabel 3.2

Populasi Penelitian Perusahaan Minyak Dan Gas Bumi

No

4 RUIS Radiant Utama Interisco Tbk

5 MEDC Medco Energi Internatioanal Tbk

6 INCO Vale Indonesia Tbk

7 ANTM Aneka Tambang Tbk

(40)

Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling,

dengan kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di BEI dari tahun

2009-2013.

2. Perusahaan minyak dan gas bumi yang mempublikasi laporan

keuangannya di BEI dari tahun 2009-2013.

Berikut adalah tabel penarikan sampel berdasarkan kriteria sampel penelitian :

Tabel 3.3

Sampel Penelitian Perusahaan Minyak Dan Gas Bumi

No

Emiten

Nama Perusahaan Kriteria

1 2

1 ENRG Energi Mega Persada Tbk √ √

2 ELSA Elnusa Tbk √ √

3 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk √ √

4 RUIS Radiant Utama Interisco Tbk √ √

5 MEDC Medco Energi Internatioanal Tbk √ √

6 INCO Vale Indonesia Tbk √ √

7 ANTM Aneka Tambang Tbk √ √

8 PSAB J.Resource Asia Pasifik Tbk √ x

Dari hasil penarikan sampel diatas maka sampel yang digunakan dalam

penelitian berjumlah 7 perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di BEI.

3.5. Jenis Dan Sumber Data

Menurut jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Menurut Umar (2008 : 60), “Data sekunder merupakan data primer

yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram

(41)

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia

yaitu www.idx.co.id dan data dari ICMD (Indonesia Capital Market Directory).

Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan termasuk dalam

Pooling Data. Pooling data merupakan gabungan dari data yang melibatkan urutan

waktu (time series) dan data yang melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak

sampel (cross sectional) (Jogiyanto, 2004 : 54).

3.6 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan

merupakan data sekunder yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari

perusahaan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi,

yaitu metode mengumpulkan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan

perusahaan dan informasi lain yang berkaitan dengan penelitian. Data yang

digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mengunduh data-data yang

diperlukan dari www.idx.co.id dan ICMD (Indonesia Capital Market Directory).

3.7. Teknik Analisis Data

Teknik data pada penelitian ini dilakukan dengan studi dokumentasi yaitu

dengan mempelajari, mengklasifikasikan, dan mengalisis data sekunder berupa

catatan – catatan, laporan keuangan, maupun informasi lainnya yang terkait

dengan lingkup penelitian ini. Data penelitian mengenai ROA, CR, LDER, TATO

dan harga saham.

3.7.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan analisis yang paling mendasar untuk

(42)

beberapa hal sub menu deskriptif statistik seperti frekuensi, deskriptif, eksplorasi

data, tabulasi silang dan analisis rasio yang menggunakan Minimum, Maksimum,

Mean, Median, Mode, Standard Deviasi.

3.7.2 Pengujian Asumsi Klasik

Model regresi yang digunakan dalam menguji hipotesis haruslah

menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik. Asumsi klasik

regresi meliputi (Ghozali dalam Sugiyono, 2002).

3.7.2.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel

terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati

normal. Metode yang dapat dipakai untuk normalitas antara lain:

analisis grafik dan analisis statistik. Uji normalitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat

histogram dari residualnya: Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi

normal (menyerupai lonceng), regresi memenuhi asumsi normalitas.

3.7.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen (Erlina, 2008:105). Jika

terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik

(43)

atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan

nilai Variance Inflation Factor (VIF). Batasan yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya mutikolineritas adalah nilai tolerance < 0,10 dan nilai

VIF>10. Apabila nilai tolerance > 0,10 atau nilai VIF < 10 maka dapat

disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

3.7.2.3 Uji Autokorelasi

Adapun uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya

penyimpangan asumsi klasik ini adalah uji Durbin Watson (D-W stat) dengan

ketentuan sebagai berikut (Sujianto, 2009:80) :

1. 1,65 < DW < 2,35 maka tidak ada autokorelasi.

2. 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 maka tidak dapat

disimpulkan.

3. DW < 1,21 atau DW > 2,79 maka terjadi auto korelasi.

3.7.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedasitas. Metode

yang dapat dipakai untuk mendeteksi gejala heterokedasitas antara lain: metode

grafik, park glejser, rank spearman dan barlett.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi gejala

heteroskedasitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat

(ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas

(44)

antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan

sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang terletak di

Studentized ketentuan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka

mengidentifikasikan telah terjadi heterokedasitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas.

3.7.3. Regresi Linier Berganda

Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh hubungan antara

variabel-variabel independen terhadap variabel-variabel dependen dengan menggunakan analisis

regresi linear berganda. Statistik untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini

menggunakan metode regresi linier berganda dengan rumus:

Y= a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 +e

Dalam hal ini,

Y = Harga Saham

a = konstanta persamaan regresi

b1,b2, = koefisien regresi

x1 = ROA (Return On Asset)

x2 = CR (Current Ratio)

x3 = LDER (Long Debt To Equity Ratio)

x4 = TATO (Total Asset Turnover)

(45)

3.7.4 Pengujian Hipotesis

3.7.4.1 Uji F

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara

bersama-sama terhadap variabel tidak bebas. Tahapan uji F sebagai berikut:

1). Merumuskan hipotesis

H0 : ROA (Return On Asset), CR (Current Ratio), LDER (Long Debt To Equity

Ratio), TATO (Total Asset Turnover) berpengaruh signifikan baik secara

parsial maupun simultan terhadap harga saham pada perusahaan minyak dan

gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

H1 : ROA (Return On Asset), CR (Current Ratio), LDER (Long Debt To Equity

Ratio), TATO (Total Asset Turnover) tidak berpengaruh signifikan baik

secara parsial maupun simultan terhadap harga saham pada perusahaan

minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2009-2013.

2). Membandingkan hasil Fhitung dengan Ftabel dengan kriteria sebagai berikut:

Jika F hitung > F tabel berarti α = 5%, Ho diterima

Jika F hitung≤ F tabel berarti α = 5%, H1 diterima.

3.7.4.1.2 Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

independen yang terdiri atas ROA (Return On Asset), CR (Current Ratio), LDER

(Long Debt To Equity Ratio), TATO (Total Asset Turnover) terhadap harga

saham. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam uji ini adalah

(46)

1). Merumuskan hipotesis

H0 : ROA (Return On Asset), CR (Current Ratio), LDER (Long Debt To Equity

Ratio), TATO (Total Asset Turnover) berpengaruh signifikan baik secara

parsial maupun simultan terhadap harga saham pada perusahaan minyak dan

gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

H1 : ROA (Return On Asset), CR (Current Ratio), LDER (Long Debt To Equity

Ratio), TATO (Total Asset Turnover) tidak berpengaruh signifikan baik

secara parsial maupun simultan terhadap harga saham pada perusahaan

minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2009-2013.

Jika thitung > ttabel berarti α = 5%, Ho diterima H0 diterima.

(47)

36

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik

deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang

sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif

memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai

rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan

variabel dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan

data sekunder yang diperoleh dari

Variabel dari penelitian ini terdiri ROA (Return On Asset), CR (Current

Ratio), LDER (Long Debt To Equity Ratio), TATO (Total Asset Turnover)

sebagai variabel bebas (independent variable) dan harga saham sebagai variabel

terikat (dependent variable). Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel

perusahaan real estate dan properti selama periode tahun 2009 sampai dengan

tahun 2013 disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini.

dan Indonesian Capital Market

Directory berupa data keuangan sampel perusahaan minyak dan gas bumi dari

tahun 2009 sampai tahun 2013 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.

(48)

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2009 - 2013 Descriptive Statistics

Sumber: Data diolah penulis (2015)

Tabel diatas menunjukkan bahwa hanya variabel ROA (Return On Asset)

yang memiliki nilai minimun negatif sedangkan variabel CR (Current Ratio),

LDER (Long Debt To Equity Ratio), TATO (Total Asset Turnover) dan harga

saham memiliki nilai minimum positif. Untuk nilai maksimum, semua variabel

memiliki nilai yang positif. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:

a. variabel ROA memiliki nilai minimum -14.93 dan nilai maksimum

19.97 dengan rata-rata ROA 4.9306 dengan jumlah sampel sebanyak

35 perusahaan.

b. variabel CR memiliki nilai minimum 47.19 dan nilai maksimum

1064.23 dengan rata-rata CR 246.6131 dengan jumlah sampel sebanyak

35 perusahaan.

c. variabel LDER memiliki nilai minimum 0,07 dan nilai maksimum 4.08

dengan rata-rata LDER 0,8409 dengan jumlah sampel sebanyak 35

(49)

d. variabel TATO memiliki nilai minimum 0,11 dan nilai maksimum 1.84

dengan rata-rata TATO 0,6463 dengan jumlah sampel sebanyak 35

perusahaan.

e. variabel harga saham memiliki nilai minimum 70.00 dan nilai

maksimum 4875 dengan rata-rata harga saham 1195,4571 dengan

jumlah sampel sebanyak 35 perusahaan.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk menentukan model regresi dapat

diterima secara ekonometrik. Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik,

analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan

pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik

perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik ini terdiri dari

Uji Normalitas, Uji Multikolonearitas, dan Uji Heterokedastisitas.

4.1.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual

berdistribusi normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan

uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S), grafik Histogram, dan

grafik Normal Plot. Uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S)

dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Dalam uji Kormogrov-Smirnov, pedoman yang digunakan dalam

pengambilan keputusan yaitu:

(50)

Hasil uji kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ROA CR LDER TATO Saham

N 35 35 35 35 35

Normal Parameters(a,b) Mean 1,3369 5,2269 -,5589 -,6811 6,3617

Std. Deviation 1,16596 ,73718 ,91464 ,73289 1,28886

Most Extreme Differences Absolute ,144 ,093 ,126 ,093 ,191

Positive ,078 ,093 ,123 ,093 ,191

Negative -,144 -,070 -,126 -,085 -,159

Kolmogorov-Smirnov Z ,854 ,552 ,743 ,548 1,133

Asymp. Sig. (2-tailed) ,459 ,921 ,639 ,925 ,154

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber: data diolah oleh penulis, 2014

Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai K ol mogor o v

-Smi r no v adalah ROA (Return On Asset) 0.459, CR (Current Asset) 0.921,

LDER (Long Debt To Equity Ratio) 0.639, TATO (Total Asset Turnover) 0.925,

dan harga saham 0.154 maka disimpulkan data terdistribusi secara normal karena

p > 0,05. Data yang terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui

grafik histogram dan grafik normal plot data berikut ini:

(51)

Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal

karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal

yang tidak menceng (s kew ness ) ke kiri maupun ke kanan. Demikian pula

dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik p-plot dibawah ini. Pada

grafik normal p-plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta

penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan

bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

Gambar 4.2 Grafik P-Plot

4.1.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolonearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan korelasi antara variabel independent. Jika terjadi korelasi maka

terdapat masalah multikolonearitas sehingga model regresi tidak dapat digunakan.

Mendeteksi ada tidaknya gej ala multikolinearitas adalah dengan melihat nilai

tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta menganalisis matrik korelasi

(52)

tabel hasil pengujian multikolonearitas:

a Dependent Variable: Saham Sumber: data diolah (2015)

Berdasarkan pada tabel 4.3 diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

gejala multikolonearitas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai

tolerance setiap variabel lebih besar dari 0,1. Nilai tol erance ROA adalah

0,812, CR adalah 0,663, LDER sebesar 0,614. Nilai VIF dari keempat variabel

independen juga lebih kecil dari 5 yaitu untuk ROA sebesar 1,231, CR 1,509,

LDER 1,629, TATO 1,079,.

4.1.2.3 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada

periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada

data time s eri es . Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah

autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson. Untuk uji

Durbin Watson memiliki ketentuan sebagai berikut:

1) tidak ada autokorelasi positif, jika 0 < d < dl,

(53)

3) tidak ada korelasi negatif, jika 4 - dl < d < 4,

4) tidak ada korelasi negatif, jika 4 – du ~ d ~ 4 – dl,

5) tidak ada autokorelasi, positif atau negatif, jika du < d < 4 – du.

Tabel 4.4

Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 2,495 (d). Nilai ini

akan peneliti bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi

5%, jumlah pengamatan (n) sebanyak 35 perusahaan dan jumlah variabel

independen 4 (k = 4). Berdasarkan tabel Durbi n Wats on didapat nilai batas atas

(du) sebesar 1,7814 dan nilai batas bawah (dl) 1,2546. Oleh karena itu, nilai dw

dapat dinyatakan 1,7814 (du) < 2,459 (d) < 2,7454 (4 – du). Berdasarkan

pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif

maupun autokorelasi negatif.

4.1.3 Analisis Regresi

Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model

regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang

Bes t Linear Unbias ed Esti mat or (BLUE) dan layak dilakukan analisis

regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 18, maka diperoleh

(54)

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linier, dilakukan

beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen, melalui pengaruh ROA yang memiliki nilai minimun negatif

sedangkan variabel CR, LDER, TATO terhadap harga saham. Berdasarkan hasil

pengolahan data dengan program SPSS Versi 18, maka diperoleh hasil sebagai

berikut:

Berdasarkan tabel diatas didapatlah persamaan regresi sebagai berikut

HS = 1,397+0,177 ROA+1,428 CR+0,267 LDER - 0,307TATO +µ

Keterangan:

1) konstanta sebesar 1,397 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel

independen (X1 = 0, X2 = 0, X3 = 0, X4 = 0) maka nilai harga saham sebesar

1,397.

2) β1 sebesar 0,177 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ROA sebesar 1% akan

diikuti oleh peningkatan harga saham sebesar 0,177 dengan asumsi variabel

lain tetap,

(55)

diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 1,428 dengan asumsi variabel lain

tetap,

4) β3 sebesar 0,267 menunjukkan bahwa setiap LDER sebesar 1% akan diikuti

oleh penurunan harga saham sebesar 0,267 dengan asumsi variabel lain tetap,

5) β4 sebesar 0,307 menunjukkan bahwa setiap kenaikan TATO sebesar 1%

akan diikuti oleh penurunan harga saham sebesar 0,307 dengan asumsi variabel

lain tetap,

4.1.3.2. Analisis Koefisien Regresi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau

hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.

Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila data nilai R berada diantara 0,5 dan

mendekati 1. Koefisien determinasi (R Square) menunjukkan seberapa besar

variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R Square adalah 0

sampai dengan 1. Apabila nilai R Square semakin mendekati 1, maka

variabel-variabel independen mendekati semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R

S q u a r e maka kemampuan variabel-variabel independen untuk menjelaskan

variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R S q u a r e memiliki kelemahan

yaitu nilai R Square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel

dependen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan

Gambar

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Tabel 3.2 Populasi Penelitian Perusahaan Minyak Dan Gas Bumi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul “Pengaruh Inflasi, BI Rate , Nilai Tukar Rupiah, Jumlah Uang Beredar (M2), dan Indonesia Crude Price (ICP) Terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana

Oleh karena itu direncanakan desain Jembatan THP Kenjeran yang baru menggunakan struktur jembatan bentang panjang menggunakan struktur box girder segmental pratekan

Prosentase penyelesaian keluhan atas akurasi charging pra bayar yang diselesaikan dalam 15 hari kerja5. ≥ 90%

Afiliasi Hostgator – Saya mengikuti afiliasi Hostgator karena menggunakan Hostgator untuk meng-hosting semua blog saya (kecuali blog yang digunakan untuk membacklink atau

REKAPITULASI DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN BELANJA LANGSUNG MENURUT PROGRAM DAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH URAIAN BERTAMBAH/(BERKURANG) KODE PROG./

Karya sastra di Indonesia menurut zaman pembuatannya dibagi menjadi dua, yaitu: a) karya sastra lama Indonesia, dan b) karya sastra baru Indonesia. Masing-masing karya

Kursus ini menjelaskan tentang prosedur penyelidikan pendidikan, Menyatakan masalah kajian, menetapkan objektif kajian, membentuk soalan kajian, membentuk hipotesis kajian, melakukan

Yang terpenting: dari laporan intelijen yang saya terima dan dikuatkan dengan cerita Untung pada saya ketika kami sudah sama-sama dipenjara, pasukan bantuan Soeharto itu