• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 1 Teknik Dasar Fasilitasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bab 1 Teknik Dasar Fasilitasi"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

FASILITASI

(2)

Disusun Dari berbagai Sumber dan pengalaman pendampingan

Program dan Pendampingan Community Based Organization (CBO) dan Community Development (CoDe)

(Agus Hariyanto)

KOMPILASI

(3)

19

1

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

BAB 1

Teknik Dasar

Fasilitasi Partisipatif

PROSES MEMFASILITASI

Proses Memfasilitasi untuk Membelajarkan

S

eringkali terjadi, di dalam sebuah forum formal, Kepala

Desa atau seorang aparat pemerintah dari kabupaten menjadi pembicara di depan sementara seluruh warga hanya mendengarkan. Sementara, saat bapak-bapak berkumpul dalam arisan pertanian (arisan gotong royong), suasana

perbincangan sangat hangat dan hampir semua orang terlibat dalam

pembicaraan. Begitu juga dalam perkumpulan Posyandu, para ibu yang

membawa balita untuk ditimbang dan diperiksa petugas Puskesmas, terlibat dalam bincang-bincang mengenai

berbagai penyakit akibat dimulainya musim hujan. Tetapi, ketika petugas Puskesmas menyampaikan

‘penyuluhan kesehatan’ yang terkait dengan keadaan penyakit yang menimpa anak-anak dan balita, semua ibu itu kembali hanya menjadi

(4)

20

1

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○

○○○○

Membangun komunikasi dialogis dan diskusi dalam proses pembelajaran, berbeda dengan mengobrol dan berbincang tanpa arah. Di dalam prakteknya, seorang FI perlu keterampilan untuk mengoperasionalkan apa yang telah digambarkan dalam skema daur belajar orang dewasa ini. Partisipasi tanpa keterampilan akan menjadi jargon belaka karena tidak dapat dijalankan di dalam kenyataan. Keahlian memfasilitasi seringkali disebut juga sebagai ‘seni memfasilitasi’ karena sebenarnya tidak persis sama seperti jenis keterampilan lainnya. Ada perpaduan antara penguasaan teknik dengan unsur-unsur kreativitas, improvisasi, hubungan antar manusia (human relationship), dan juga keunikan atau karakteristik setiap fasilitator.

(5)

21

1

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF Proses Memfasilitasi untuk Membangun

Komunikasi Dialogis

Apabila FI menggunakan idiom komunikasi, maka daur atau proses di atas dapat digambarkan menjadi sebuah proses

komunikasi partisipatif (komunikasi multi-arah). Pada intinya, baik daur pembelajaran partisipatif maupun proses komunikasi multi-arah, membangun sebuah dialog di antara anggota masyarakat atau peserta belajar dalam sebuah hubungan kesetaraan. Tidak ada salah satu pihak yang dianggap menjadi sumber kebenaran atau memiliki otoritas terhadap menentukan baik dan benarnya suatu pemikiran yang digali dari realita kehidupan. Karena itu, beberapa konsep penting yang perlu dikenal FI dalam menggunakan komunikasi sebagai pendekatan adalah: Persepsi (Citra Diri dan Citra Pihak Lain); Sikap-nilai; Sikap-perilaku; dan Pendapat (Opini). Beberapa istilah ini digunakan bagi seorang fasilitator komunikasi untuk memahami cara membangun komunikasi yang efektif dan positif.

Skema 6.

(6)

22

1

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF ○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○ ○○○○

MENGALIHKAN PERAN FASILITATOR

Dalam bekerja sebagai fasilitator infomobilisasi (FI),

pembelajaran dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan: pertemuan atau musyawarah desa, pengkajian bersama masyarakat (MDS), rapat internal tim telecenter, rapat persiapan kegiatan, monitoring

kegiatan, evaluasi program, dan sebagainya. Kegiatan memfasilitasi yang merupakan tugas paling rutin FI adalah pendampingan atau

BEBERAPA KONSEP PENTING

DALAM KOMUNIKASI

Persepsi, yaitu tafsiran dari apa yang kita lihat, dengar, cicipi, cium, baui, dan raba, dengan pancaindera kita.

• Ibu: “Aduh, duren ini bau sekali. Membuat saya mual....” • Ikra: “Wah, duren ini wangiiii, membuat ngiler....”

Sikap-nilai, yaitu kecenderungan untuk bereaksi positif atau negatif terhadap sesuatu yang didasari oleh nilai-nilai dan pengalaman seseorang. Sikap merupakan gabungan antara pemikiran, perasaan, dan anggapan seseorang terhadap suatu hal.

• Seorang ibu mengomeli gaya pakaian anak remajanya (celana melorot

dan kemeja ketat): “Kenapa pakaian anak-anak jaman sekarang kok tidak sopan...”

• Anak: “Ibu sih ketinggalan jaman...”

Sikap-perilaku.

• Ayah beranggapan menjadi petani seperti dirinya berarti menjadi

orang miskin. Ayah bekerja keras untuk mengirimkan anaknya sekolah sampai perguruan tinggi.

• Ibu beranggapan anak perempuan tidak prioritas bersekolah tinggi.

Ibu kurang mendukung anak perempuannya masuk perguruan tinggi.

Pendapat (opini), yaitu gagasan yang muncul sebagai hasil pemikiran subyektif seseorang. Pendapat merupakan sikap seseorang dalam bentuk kata-kata.

• Ayah: “Anak kita terlalu tergantung pada orang tua dan kurang

mandiri...”

(7)

23

1

(8)

24

1

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○

○○○○

pembelajaran bersama kelompok. Apa pun kegiatannya, proses fasilitasi yang dikembangkan FI selalu berorientasi pada proses pembelajaran yang bertumpu pada peserta.

Kata fasilitator berasal dari bahasa latin “fasilis” yang artinya: mempermudah. Seperti yang disampaikan pada “Pendahuluan, seorang FI bukanlah penyuluh atau juru penerang (jupen) yang merupakan petugas penyampai informasi dari lembaga formal (pemerintah). Fasilitator adalah orang yang bertugas mengelola proses dialog. Fasilitator ada untuk mendukung kegiatan belajar agar peserta bisa mencapai tujuan belajarnya. Fasilitator mendorong peserta untuk percaya diri dalam menyampaikan pengalaman dan pikirannya, mengajak peserta dominan untuk mendengarkan. Fasilitator memperkenalkan teknik-teknik

komunikasi untuk mendorong partisipasi. Fasilitator menggunakan media yang cocok dengan kebutuhan peserta dan membantu proses belajar/komunikasi menjadi lebih efektif.

Peran fasilitator ini harus dikurangi secara bertahap dan diserahkan kepada peserta. Hanya dengan mengurangi ‘dominasi’ fasilitator, proses pembelajaran bisa diambil alih oleh peserta sehingga pembelajaran bisa berjalan sebagai inisiatif sendiri.

(9)

25

1

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

Tugas FI adalah membantu peserta dalam pembelajaran bersama/kelompok untuk menjadikan belajar sebagai kebutuhan sehingga peserta belajar akan melakukannya sendiri meskipun sudah tidak difasilitasi lagi. Bagi orang yang melihat belajar sebagai bagian penting dari proses kehidupannya, belajar akan menjadi kegiatan selama hidup berjalan (long-life learning). Sedangkan dalam kacamata komunikasi, tugas utama FI adalah memperkuat interaksi sosial yang lebih setara dan dialogis. Menjadikan ikatan sosial dan kebersamaan sebagai kebutuhan individu: dan sebaliknya

penghargaan terhadap individu sebagai basis kehidupan komunitas.

“JENDELA JOHARI” PERAN FASILITATOR

Bagi seorang yang terbiasa menyuluh atau menjadi guru, membangun proses pembelajaran yang partisipatif pada awalnya akan sulit. Apabila memfasilitasi kegiatan pembelajaran masyarakat, seorang FI tidak perlu selalu harus tahu segala-galanya. Ada cara mudah untuk melihat peran FI dalam kegiatan pembelajaran masyarakat, yaitu menggunakan ’Jendela Johari’ berikut ini.

(10)

26

1

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF ○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○ ○○○○

Jendela pertama: aku tahu, kamu tahu. Infomobilisasi adalah kegiatan pembelajaran mengenai topik-topik yang ada dalam keseharian atau kehidupan masyarakat sendiri. Dalam membahas topik-topik yang demikian, tugas FI adalah membangun proses dialogis antara para peserta untuk menanggapi, menganalisis dan mengembangkan gagasan berdasarkan pengetahuan dan

pengalamannya sendiri. Tugas pokok seorang FI adalah membangun proses pembelajaran dimana setiap orang belajar menjadi sumber belajar sekaligus peserta belajar. Peserta yang suka mendominasi, belajar mendengarkan dari orang lain. Sedangkan peserta yang pasif dan ‘malu’, belajar untuk menyampaikan pikiran dan pendapatnya. Demikian juga FI sendiri, selain menjadi sumber belajar juga sekaligus merupakan peserta belajar, yang selalu tertarik belajar berbagai hal dari pengalaman para peserta.

Jendela kedua: aku tidak tahu, kamu tahu. Seorang FI perlu meyakini bahwa kita selalu bisa belajar dari siapa saja. Apabila meyakini hal itu, FI bisa mendorong masyarakat untuk mau belajar dari orang lain. Sikap mau belajar dari orang lain ini membutuhkan kerendahan hati, apalagi bila belajar dari orang yang dianggap berpendidikan rendah atau tidak punya pengalaman apa-apa. Tetapi sesungguhnya setiap orang pasti punya pengalaman yang bisa dibagi. Setiap orang juga punya pendapat atau pandangan yang bisa dipertukarkan.

Jendela ketiga: aku tahu, kamu tidak tahu. Sesuai dengan namanya, seorang FI sebaiknya menguasai

pengembangan dan penggunaan media-media komunikasi dan pembelajaran dalam

menjalankan tugas-tugasnya selaku pengelola program komunikasi informasi

(infomobilisasi). Dengan begitu, seorang FI bertugas juga untuk membelajarkan peserta

tentang cara menggunakan berbagai media informasi dan pembelajaran, termasuk

penggunaan berbagai fasilitas di telecenter sebagai sarana dan sumber belajar

(11)

27

1

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

condong menggunakan media berbasis masyarakat agar masyarakat dilibatkan dalam pembuatan media-media program sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran. Masyarakat diajak mengembangkan dan mengelola radio komunitas dan koran kampung, menulis untuk

MENGGUNAKAN PENDEKATAN

KOMUNIKASI DALAM KEEMPAT JENDELA

FI sebaiknya mendorong peserta untuk menggunakan komunikasi yang positif. Ini berarti menggunakan persepsi (termasuk citra diri dan citra pihak lain); sikap; dan pendapat (opini) secara positif. Berikut ini contoh-contohnya:

• Jendela pertama (aku tahu, masyarakat tahu): fasilitator mengajak peserta mendialogkan sesuatu yang sama-sama diketahui, tetapi ternyata terdapat perbedaan pandangan dan pendapat terhadap topik tersebut. Fasilitator mendorong sikap positif terhadap perbedaan pendapat. Fasilitator mengajak peserta saling memahami persepsi dan sikap orang lain. • Jendela kedua (aku tidak tahu, masyarakat tahu): fasilitator

mendorong kepercayaan diri peserta bahwa pengetahuannya penting bagi orang lain (mengubah ‘citra diri’ sebagai petani yang bodoh karena tidak sekolah tinggi). Sebaliknya fasilitator perlu mengubah pandangan penyuluh yang beranggapan bahwa teknologi lokal ketinggalan jaman (mengubah ‘citra terhadap orang lain/petani’ sebagai tidak inovatif ). • Jendela ketiga (aku tahu, masyarakat tidak tahu): fasilitator

mendorong peserta menerima pendapatnya sebagai alternatif dari pendapatnya sendiri. Fasilitator mendorong peserta untuk memeriksa apakah pengetahuan baru perlu diterapkan atau tidak (butuh atau tidak).

(12)

28

1

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○

○○○○

buletin antar petani yang dikelola program LSM, membuat film-film kegiatan mereka sendiri (film tentang pengembangan usaha tani, usaha ekonomi lainnya) dengan belajar menggunakan handycam dan menulis skenario cerita, dan sebagainya. Inilah agenda belajar yang bisa dikembangkan seorang FI.

(13)

29

1

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

STRATEGI DAN TEKNIK MEMBANGUN

PARTISIPASI PESERTA

Teknik Fasilitasi Dasar: 5W + 1 H

Berikut ini adalah panduan praktis untuk mengembangkan teknik memfasilitasi proses pembelajaran agar peserta berpartisipasi aktif. Teknik membangun proses ini sebenarnya sederhana, dan biasa disebut teknik 5W + 1H (what, who, when, where, why, and how atau apa, siapa, dimana, mengapa, dan bagaimana). Teknik dasar ini apabila digunakan secara tepat, akan menolong peserta untuk secara bertahap terlibat dalam kegiatan pembelajaran secara partisipatif. Berikut ini adalah langkah-langkah penggunaan teknik dasar 5W + 1 H dalam memfasilitasi sesuai dengan daur pembelajaran di atas.

Menceritakan/Menguraikan

• Fasilitator mengajukan pertanyaan APA (WHAT) terlebih dahulu,

sehingga masyarakat bisa menceritakan pengalamannya.

• Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat

menceritakan lainnya,, misalnya: KAPAN (WHEN) hal itu terjadi? DIMANA (WHERE) hal itu terjadi? SIAPA (WHO/WHOM) yang terlibat?.

Menjelaskan dan Menganalisis

• Apabila diskusi mulai hidup dengan cerita-cerita peserta, fasilitator

bisa melontarkan pertanyaan tentang proses: BAGAIMANA KEJADIAN ITU TERJADI? Ceritakan prosesnya secara runtut.

• Setelah itu dilanjutkan dengan pertanyaan analitis: MENGAPA hal

itu terjadi menurut Anda? Apakah Bapak/Ibu yang lain setuju tentang penyebabnya itu? Apakah akibatnya? Ceritakan alur sebab-akibatnya secara jelas.

• Fasilitator bisa mengembangkan berbagai cerita kejadian yang

(14)

30

1

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○

○○○○

pertanyaan: apakah ada peserta lain yang mengalami kejadian sama? KAPAN? DIMANA? SIAPA? BAGAIMANA? MENGAPA? Sama seperti di atas, merupakan pertanyaan untuk menceritakan.

Menarik Kesimpulan

• Meskipun kita sedang membahas suatu topik, biasanya akan

selalu banyak aspek menarik yang terkait dengan topik tersebut dan menjadi diskusi yang berkembang (meluas). Fasilitator mengajak peserta mempersempit pembahasan pada beberapa hal paling penting/menarik dari topik tersebut dengan

melontarkan pertanyaan: APA HAL-HAL PENTING/MENARIK yang muncul dari peristiwa/kejadian di atas? (Uraikan setiap hal menarik dalam beberapa kalimat lugas dan jelas).

(15)

31

1

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

• Pertanyaan di atas akan membantu peserta membuat kesimpulan

mengenai suatu hal yang baginya penting/menarik dari suatu topik bahasan. Fasilitator melanjutkan pertanyaan sebagai berikut: KESIMPULAN APA yang bisa kita tarik dari kejadian/peristiwa tadi? (Rumuskan dalam bentuk kalimat lugas dan jelas). Setiap peserta boleh merumuskan kesimpulan dari sudut pandangnya masing-masing sehingga bisa saling melengkapi.

Menarik Pelajaran

• Kemudian peserta diajak mengubah kesimpulan itu menjadi

pelajaran-pelajaran (lesson learneds) atau tanggapan pribadi, dengan melontarkan pertanyaan sbb.: APA ARTI PENTING dari kejadian/peristiwa itu menurut Anda? Sampaikan pendapat pribadi masing-masing.

• Fasilitator juga bisa mengajak peserta menarik pelajaran-pelajaran

(lesson learneds), dengan melontarkan pertanyaan sbb.: APA PELAJARAN atau HIKMAH kejadian/peristiwa itu yang dapat Anda terapkan dalam kehidupan Anda ke depan? Sampaikan berdasarkan pendapat perorangan.

Mengembangkan Gagasan Penerapan

• Kemudian peserta diajak merumuskan gagasan kongkrit: APA

TINDAKAN yang bisa dilakukan untuk menerapkan pelajaran atau hikmah di atas? Sampaikan berdasarkan pendapat perorangan.

• BAGAIMANA cara melakukannya? Uraikan menjadi

(16)

32

1

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○

○○○○

Strategi Pembelajaran/Fasilitasi Partisipasi

Strategi pembelajaran adalah pendekatan yang digunakan agar tujuan dan materi belajar bisa tercapai. Setiap FI dapat merancang proses pembelajarannya masing-masing, sesuai dengan profil dan karakteristik dari peserta belajarnya. Profil belajar peserta

mencakup antara lain: tingkat pendidikan, kemampuan baca-tulis, latarbelakang sosial-ekonomi, matapencaharian, tingkat usia, jenis kelamin, dan sebagainya.

Tetapi, secara umum, strategi pembelajaran itu biasanya sebagai berikut:

Dari materi yang sederhana menuju ke yang Kompleks

(rumit). Misalnya: menceritakan tentang pengelolaan kebun terlebih dahulu, baru mendiskusikan alur produksi dan

pemasaran hasil pertanian; membicarakan suatu jenis tanaman, baru perencanaan kebun, dan akhirnya sistem wanatani, dan juga pengelolaan sumberdaya alam (hutan, sungai).

Dari materi yang cukup dikenal ke materi yang sangat

baru. Misalnya: mengajak masyarakat mendiskusikan kegiatan yang dilakukan pemerintah desa sehari-hari, baru

menyampaikan dan mengajak diskusi tentang pemdes menurut perda pemerintahan desa yang baru terbit; mulai dari

mendiskusikan tugas dan peran ibu dan bapak sehari-hari sampai memperkenalkan wacana jender dan kesetaraan hak.

(17)

33

1

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

Dari materi yang mudah menuju ke yang sulit. Misalnya:

Mengajak masyarakat belajar keterampilan praktis untuk kebutuhan keluarga, kemudian mendiskusikan

pengembangannya sebagai usaha alternatif dengan melakukan analisis biaya usaha dan peluang pemasaran. Mulai dari diskusi kasus-kasus kesehatan ibu dan anak, sampai ke pembahasan kesehatan reproduktif dan pembahasan kebijakan yang belum mendukung hak perempuan mengenai kesehatan reproduktif.

Dari materi yang operasional, pengalaman praktis, realita

sehari-hari, menuju ke yang abstrak, konsep, teori. Misalnya: mengajak masyarakat mendiskusikan suatu sengketa yang terjadi di desanya, kemudian ditarik ke konsep dan mekanisme penyelesaian sengketa, bahkan dikaitkan dengan adanya kebijakan mengenai penyelesaian sengketa secara adat. Mengajak masyarakat mendiskusikan proses pemilihan kepala desa yang akan/sudah dilaksanakan sampai kepada wacana demokrasi desa.

Skema 12. Strategi Pembelajaran (3)

(18)

34

1

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○

○○○○

TIPS DALAM MEMFASILITASI

Meyakinkan. Fasilitator perlu benar-benar menguasai materi dan

proses belajar yang dikelolanya karena fasilitator harus

menentukan arah dan proses belajar. Dengan begitu, fasilitator harus selalu punya persiapan yang baik, juga memiliki beberapa alternatif rencana apabila rencana pertama tidak dapat dijalankan.

Bersikap terbuka. Fasilitator membangun suasana yang

mendorong proses saling belajar dan bertukar gagasan dengan membuat semua peserta merasa diterima dan dianggap penting. Fasilitator membangun kerjasama tim agar peserta berkontribusi terhadap kegiatan belajar. Fasilitator sendiri harus siap menerima perbedaan pendapat dan penuh perhatian.

Fokus. Seorang fasilitator akan mendorong setiap peserta untuk

berbagi pengalamannya. Resikonya, pembicaraan bisa melebar kemana-mana. Fasilitator harus menjaga agar diskusi tetap berada di jalurnya.

Menyadari keterbatasan diri sendiri dan orang lain. Seorang

fasilitator yang baik paham hal-hal apa saja yang bisa dicapai dalam satu kurun waktu, dan apa saja yang bisa dibahas lain kesempatan. Juga paham gagasan apa yang bisa diterapkan dan gagasan apa yang tidak praktis.

Selalu belajar mengkalkulasi. Fasilitator selalu tahu, berapa

orang peserta yang berbicara dan berapa yang diam saja. Siapa orang yang mengantuk, suka meninggalkan ruangan, atau tidak memperhatikan lagi. Fasilitator kemudian mencari cara untuk mengatasinya.

Menggunakan waktu secara efektif. Kadang-kadang karena

pembicaraan melebar, waktu yang disediakan menjadi tidak cukup. Seorang fasilitator harus pandai menjaga agar waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan baik. Hal ini membutuhkan

(19)

35

1

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

Kreatif. Seorang fasilitator adalah seperti seorang seniman, yang

menggabungkan berbagai unsur (dinamika kelompok,

penggunaan metode, penggunaan media) agar tercipta sebuah keharmonisan dalam proses belajar. Fasilitator adalah "seniman" yang berkreasi dalam menciptakan semangat dan motivasi belajar peserta.

Pandai membaca situasi. Fasilitator yang baik, tahu betul

kapan harus berhenti, kapan harus menambah kecepatan, dll. Layaknya seorang pengemudi, seorang fasilitator harus paham rambu-rambu lalulintas agar bisa berkendara secara aman dan nyaman.

Menghormati dan memberi penghargaan. Fasilitator perlu

belajar mengenali kontribusi seseorang dan kemudian menyatakan penghargaannya. Fasilitator juga selalu

berpandangan positif terhadap semua peserta, menghargai pengetahuan, pengalaman, tradisi atau kepercayaan yang dianut peserta.

Mengenali kekuatan dan kelemahan pribadi. Fasilitator

(20)

36

1

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○

○○○○

TIPS DALAM KOMUNIKASI LISAN (VERBAL)

Berikut ini adalah tips bagi fasilitator dalam memfasilitasi sebuah proses dialogis yang juga merupakan proses komunikasi multi-arah secara tatap muka (verbal):

• Sampaikan pesan dengan makna tunggal agar komunikasi efektif -> jelas dan

dipahami peserta sesuai dengan maksud kita.

• Gunakan cara komunikasi yang baik karena cara berkomunikasi juga penting

dalam mengatasi terjadinya perbedaan pendapat dan konflik. Tidak jarang apa yang disampaikan itu penting, tetapi tidak didengarkan orang lain karena caranya tidak sopan.

• Sederhanakan bahasa, hindari bahasa teknis dan jargon agar pesan kita tidak

diartikan secara berganda. Tidak mengerti bahasa ‘sekolahan’ bukan berarti bodoh, melainkan hanya perbedaan kosa kata yang dimiliki petani dengan kalangan berpendidikan.

• Gunakan istilah dan bahasa yang cocok dengan tempat dan pesertanya.

• Berbicara dengan bahasa yang ‘membumi’ dan dipahami orang lain (bukan

dengan bahasa perenungan pribadi).

• Gunakan kalimat pendek dan sederhana (jangan berbelit-belit dan ‘sok

ilmiah’) tetapi mengena/memikat.

• Fokus tetap dijaga agar pembicaraan tidak kesana-kemari.

• Susunlah kalimat-kalimat kreatif yang bersifat POSITIF dan membangun. Citra

Anda selaku pembicara tercermin dalam kalimat-kalimat yang diucapkan.

• Pertimbangkan nilai-nilai yang dianut masyarakat/peserta dalam berbicara

atau menyampaikan gagasan.

• Selalu sampaikan argumentasi dan kerangka logis dari pandangan/pendapat

Anda.

• Buat hal-hal rumit menjadi nampak sederhana. Apabila belum siap

(21)

37

1

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

• Lakukan penekanan-penekanan terhadap gagasan atau pengalaman

peserta dengan cara mengutip kembali untuk membangun perasaan dihargai (didengarkan).

• Hindari menanggapi atau bahkan memotong perkataan orang lain

dengan kata :TAPI....

• Mendorong peserta untuk saling menanggapi.

• Jangan sibuk memikirkan apa yang akan diucapkan sementara orang lain

sedang bicara.

• Sebaiknya tidak berdebat, tetapi bertukar pikiran.

• Membuat proses dialog menjadi menyenangkan bagi para peserta.

• Jangan menyakiti hati orang lain dengan kata-kata ‘jelek’ (itu bodoh,

salah, ketinggalan jaman, ngawur, dsb., dsb.).

• JANGAN PERNAH MENINGGIKAN SUARA!

• Berbicara jujur dan apa adanya (tidak sok tahu dan ingin tampil ‘pintar’).

• Hindari terlalu terfokus pada diri sendiri (berbicara tentang diri sendiri).

• Hindari perdebatan mengenai nilai-nilai.

• Tidak perlu terlalu banyak hal yang dibicarakan, cukup-cukup saja.

• Mendengarkan, mendengarkan, dan mendengarkan. Mendorong

(22)

38

1

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○

○○○○

○○○○○○○○○

○○○○○○○○○○○○○○○○○

LEMBAR PRAKTEK-1

Gunakan Bab-1 ini untuk merencanakan kegiatan

pembelajaran kelompok agar benar-benar partisipatif dan dialogis. Lakukan langkah-langkah berikut ini untuk merancang proses belajar partisipatif sebelum pelaksanaan pertemuan.

1. Gunakan tabel berikut ini untuk mempersiapkan kelompok belajar Anda.

2. Kembangkan proses belajar (rute belajar) dengan mengisi tabel berikut ini:

3. Periksa kembali kesesuaian topik, tujuan, rancangan proses serta penggunaan metode dan medianya. Selain itu, periksa kembali apakah alokasi waktu yang diberikan, mencukupi.

Topik Bahasan:

Sub-sub Topik:

Metode:

Media:

Alat dan Bahan:

Waktu:

(23)

39

1

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

○○○○○○○○○

○○○○○○○○○○○○○○○○○

LEMBAR PRAKTEK-2

Mudah sekali untuk membedakan pembelajaran kelompok atau pertemuan masyarakat yang partisipatif dan dialogis: yaitu apabila semua orang berkesempatan menyampaikan pendapatnya dan tidak ada seorang pun yang diam membisu sebagai penonton yang pasif. Suasana belajar pun penuh dengan antusiasme dan suasana menyenangkan.

1. Cobalah untuk mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan kunci untuk penolong pelaksanaan pertemuan kelompok yang sudah dipersiapkan pada Lembar Praktek-1 dengan menggunakan teknik 5W + 1 H.

2. Gunakan persiapan pada Lembar Praktek-1 dan pertanyaan kunci di atas untuk acuan pertemuan kelompok, kemudian lakukanlah evaluasi teknik fasilitasi Anda sendiri. Akan lebih baik apabila seorang teman merekam teknik fasilitasi Anda dengan menggunakan handycam agar bisa di lihat kembali.

Gunakan tabel berikut sebagai lembar evaluasi dengan cara

memberi skor antara 1 sampai 10 pada kolom sebelah tengah. Jelaskan mengapa Anda menilai diri demikian sehingga Anda bisa memperbaiki kekurangan yang dirasakan di kolom sebelah kanan.

(24)

40

1

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF ○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○ ○○○○

○○○○○○○○○

○○○○○○○○○○○○○○○○○

No. Aspek Penilaian Skor (1 - 10) Penjelasan

1. Cara FI mengatur posisi duduk/tempat

diskusi agar bisa mendukung proses partisipasi.

2. Cara FI menyampaikan maksud dan

tujuan belajar (apakah jelas dan bisa dipahami peserta).

3. Sistematika penjelasan FI dalam

mengantarkan pokok-pokok bahasan

4. Cara bertanya (apakah bersifat terbuka

dan mendorong diskusi peserta).

5. FI memberikan kesempatan bicara pada

peserta secara merata.

6. FI mendorong peserta untuk

mengajukan gagasan/pendapat.

7. Cara FI mengatasi perbedaan

pendapat/kepentingan.

8. Netralitas FI (tidak memihak, melainkan

mendorong proses saling menghargai perbedaan pendapat).

9. Cara FI merumuskan kesepakatan

(ketepatannya).

10. FI mengecek informasi dari seseorang

kepada orang lain.

11. FI menggunakan bahasa yang mudah

dimengerti peserta.

12. Penguasaan FI terhadap materi.

13. Keterampilan FI dalam menggunakan

alat bantu/media.

14. Sikap tubuh FI apakah sopan (sikap yang

tidak sopan misalnya: berkacak pinggang).

15. Pengelolaan (manajemen) waktu yang

(25)

41

1

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

○○○○○○○○○○

○○○○○○○○○○○○○○○○

Gunakan materi di Bab-1 ini untuk mengenali profil dan karakteristik peserta belajar Anda. Cobalah untuk membuat 'pengkajian' terhadap anggota dari semua kelompok dampingan Anda. Catatlah hasilnya di dalam format tabel di halaman ini.

Profil umum peserta belajar di desa saya

Teknik dan tips membangun proses pembelajaran partisipatif dalam kelompok-kelompok belajar di desa saya

... ... ... Catatan lain-lain ... ... ... ... ... Nama Kelompok Nama peserta Usia

Jenis

kelamin Pendidikan

Mata-pencaharian Suku/ etnis Tingkat literasi1 Dst. ________________________________________

1. Dibagi dalam 4 kategori sebagai berikut: (1) buta huruf (illiterate); (2) pembaca rendah/jarang

(26)

Referensi

Dokumen terkait

penelitian, yaitu belum ada yang meneliti tentang pengaruh variable atmosfer toko, promosi dan pelayanan pramuniaga terhadap impulse buying pada kelas konsumen baru

Perencanaan (P1) di Puskesmas Semboro belum berjalan sesuai dengan ketetapan yang ada pada KMK nomor 128 tahun 2004 dan berdasarkan hasil FGD implementasi manajemen

Dengan demikian NaOH sangat efektif dalam menurunkan viskositas, hal ini diperkuat oleh hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Andalia, W dan Pratiwi I, (2018),

Pemerintah atau penguasa yang ikut campur tangan dalam hubungan kerja telah memunculkan dua jenis hukum perburuhan yaitu hukum perburuhan heteronom yang dibuat langsung oleh

Meski secara astronomis, kriteria visibilitas hilal memiliki porsi dan wilayah tersendiri dalam pembahasannya, akan tetapi dalam sistem penanggalan Islam (kalender

Visi Prima Twin Putranti,S.ST, M.Kes, selaku Kepala Program Studi D.III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo serta selaku pembimbing IIyang

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu membentuk Peraturan Bupati tentang Penetapan Tarif Air Bersih Mobil Tangki Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 50 ibu balita tentang faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian demam berdarah dengue pada