• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Peningkatan Kualitas Kinerja Karyawan Room Attendant Di Hotel Inna Garuda Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Upaya Peningkatan Kualitas Kinerja Karyawan Room Attendant Di Hotel Inna Garuda Yogyakarta"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN ROOM ATTENDANT DI HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

KERTAS KARYA

OLEH

BERLINDO S SIMBOLON

102204021

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN ROOM ATTENDANT DI HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

OLEH

BERLINDO S SIMBOLON 102204021

Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KERTAS KARYA : UPAYA PENINGKATAN KUALITAS

KINERJA KARYAWAN ROOM

ATTENDANT DI HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

OLEH : BERLINDO S SIMBOLON

NIM : 102204021

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A NIP. 19511013 197603 1 001

PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA Ketua,

(4)

ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN ROOM ATTENDANT DI HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

Sejalan dengan perkembangan industri perhotelan yang semakin pesat dan ketat maka setiap hotel harus mampu bersaing dengan hotel lain. Sebagai badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi, industri perhotelan akan terus berkembang dengan meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada tamu. Salah satu yang cukup menonjol dari sistem pelayanan yang diterapkan oleh pihak manejemen Hotel Inna Garuda Yogyakarta adalah tentang pentingnya meningkatkan kualitas kerja Room Attandent. Dalam hal ini yang paling berperan adalah Housekeeping Departement khususnya di bagian Room section. Pelayanan yang baik dan penataan kamar sesuai dengan standart kerja akan memberikan citra yang baik terhadap tamu hotel. Hal inilah yang diuraikan mengenai cara-cara yang digunakan oleh Housekeeping dalam meningkatkan pelayanannya agar tamu selalu menggunakan jasa pelayanan dan fasilitas Hotel Inna Garuda Yogyakarta.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha esa atas berkat dan

rahmat yang diberikan, penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini. Meskipun banyak

rintangan dan hambatan dalam menulis kertas karya ini, penulis dapat melewatinya

hingga dapat menyelesaikannya dengan baik.

Adapun alasan dibuatnya kertas karya ini yaitu sebagai salah satu persyaratan

wisuda untuk Program Studi D-III Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas

Sumatera Utara. Kertas karya ini juga dibuat sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang

didapat penulis baik selama menuntut ilimu di bidang studi pariwisata dan ketika

melaksanakan program praktek kerja lapangan di Hotel Inna Garuda Yogyakarta.

Penulisan kertas karya ini tentu tidak akan selesai apabila tidak ada bantuan dari

yang lainnya. Penulis mendapatkan banyak sekali doa, bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak dalam menyelesaikan kertas kerya ini. Atas berbagai bantuan dan

dukungan tersebut, pada kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terima kasih

kepada:

1) Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara.

2) Arwina Sufika S.E, M.Si. selaku Ketua Program Studi D-III Pariwisata.

3) Sugeng Parmono S.E, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah banyak

(6)

4) Drs. Haris Sutan Lubis, MSP. Selaku dosen pembaca yang membantu dan

memberi arahan dalam penulisan kertas karya ini.

5) Seluruh dosen yang membantu dan penyemangat bagi penulis selama

perkuliahan dan penyusunan kertas karya ini.

6) B. Simbolon dan LR. Br Situmorang, kedua orang tua yang sangat penulis cintai

yang telah banyak membantu dan mendukung dari segi doa, moril, dan material

dalam menyelesaikan pendidikan penulis.

7) Semua associates Hotel Inna Garuda Yogyakarta yang telah bersedia memberikan informasi serta telah banyak berbagi pengetahuan dan

pengalaman.

8) Teman-teman dari jurusan D-III Pariwisata stambuk 2010, Cindy, Arde, Sinta,

Pebri, Helda Indra, Nurul, Jufri, Ajo, Dian, Saed, Dedek, uci dan teman-teman

lainnya yang tidak penulis sebutkan, atas bantuan dan dukungannya dalam

penulisan kertas karya ini.

9) Teman-teman yang ada di jogja Uswa, Putri, Sugiarto, Kurnia, Yuly, Asti,

Novi, Epek, dan yang lainnya yang tidak semuanya saya sebut, yang telah

membantu dan menemani saya disana.

10) Adik-adikku stambuk 2012, baik hotel dan usaha wisata selaku penyemangat

dalam pembuatan kertas karya ini.

11) Team pekbe sejati yang selalu ada saat suka dan duka, Rossi, Riza, Putri T,

(7)

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang

telah membantu penulis dalam penulisan sampai penyelesaian karya tulis ini. Semoga

kertas karya ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan bagi

orang-orang yang membacanya.

Medan, 28 September 2013

Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...v

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Alasan Pemilhan Judul...1

1.2 Batsan Masalah...2

1.3 TujuanPenulisan...3

1.3.1 Tujuan Khusus...3

1.3.2 Tujuan Umum...3

1.4 Metode Penelitian...4

1.5 Sistematika Penulisan...4

BAB II URAIAN TEORITIS...6

2.1 Ruang Lingkup Kegiatan Housekeeping ...6

2.1.1 Pengertian Housekeeping ...7

2.1.2 Pengertian Karyawan dan Kinerja karyawan...8

2.1.3 Orientasi Pelatihan karyawan...9

(9)

2.1.5 Pelayanan dan Arti Kualitas Pelayanan...15

2.1.5.1Pengertian Pelyanan...15

2.1.5.2Arti Kualitas Pelayanan...16

2.1.5.3Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan...17

2.1.6 Pengertian Room Attendant...22

2.1.7 Tugas dan Tanggung Jawab Room Attendant...22

2.2 Pengertian Kualitas...23

2.3 Upaya Room Attendant dalam meningkatkan kualitas...24

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA...29

3.1 Sejarah berdirinya Inna Garuda Yogyakarta...29

3.2 Klafikasi Hotel...32

3.3 Fasilitas Hotel...33

3.3.1 Room (kamar tamu)...33

3.3.2 Restaurant...34

3.3.3 Fasilitas pendukung...35

3.4 Struktur Organisasi...36

(10)

4.1 Fasilitas dan peralatan sebagai unsur pokok penunjang kerja...38

4.2 Pelaksanaan prosedur kerja...41

4.3 Jenis-jenis kamar...42

4.4 Pengawasan terhadap pelaksanaan kerja Room Attendant ...44

4.5 Upaya Room Attendant dalam meningkatkan kualitas kerja...46

4.6 Dampak Kualitas Pekerjaan Pada Tamu...47

4.7 Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Masalah...49

BAB V PENUTUP...50

5.1 Kesimpulan...50

5.2 Saran...51

(11)

ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN ROOM ATTENDANT DI HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

Sejalan dengan perkembangan industri perhotelan yang semakin pesat dan ketat maka setiap hotel harus mampu bersaing dengan hotel lain. Sebagai badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi, industri perhotelan akan terus berkembang dengan meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada tamu. Salah satu yang cukup menonjol dari sistem pelayanan yang diterapkan oleh pihak manejemen Hotel Inna Garuda Yogyakarta adalah tentang pentingnya meningkatkan kualitas kerja Room Attandent. Dalam hal ini yang paling berperan adalah Housekeeping Departement khususnya di bagian Room section. Pelayanan yang baik dan penataan kamar sesuai dengan standart kerja akan memberikan citra yang baik terhadap tamu hotel. Hal inilah yang diuraikan mengenai cara-cara yang digunakan oleh Housekeeping dalam meningkatkan pelayanannya agar tamu selalu menggunakan jasa pelayanan dan fasilitas Hotel Inna Garuda Yogyakarta.

(12)

1.1Alasan pemilihan judul

Persaingan yang terjadi di industri perhotelan saat ini semakin pesat dan ketat.

Hotel Inna Garuda sebagai salah satu hotel bintang empat di Yogyakarta harus

mempertahankan eksitensinya agar tetap dapat bersaing dengan hotel-hotel lainnya di

Yogyakarta. Dalam menghadapi kondisi persaingan antar hotel saat ini, Hotel Inna

Garuda harus dapat meningkatkan kualitas pelayanan (service). Peningkatan kualitas pelayanan ini diharapkan dapat pula meningkatkan kepuasan terhadap tamu yang

menginap di hotel.

Berbagai departement di hotel yang meyediakan pelayanan jasa yang juga berhubungan dengan tamu misalnya bagian Tata Graha (Housekeeping Departement). Tata Graha adalah bagian dari hotel yang fungsinya cukup vital dalam memberikan

pelayanan kepada tamu, terutama yang menyangkut pelayanan keamanan, kebersihan,

dan kerapian kamar hotel. Dalam hal ini Pramugraha atau Room Attendant bertanggung jawab dalam membersihkan, merapikan, menjaga, dan melengkapi kebutuhan tamu di

kamar hotel.

Seorang Pramugraha merupakan ujung tombak sebuah hotel. Banyak

sedikitnya tamu yang menginap di hotel sangat dipengaruhi oleh kondisi kamar yang

(13)

2

menjadi kerasan, dan akhirnya dapat menjadi pelanggan tetap. Oleh karena itu seorang

Pramugraha harus benar-benar profesional dan mengerti akan Standart Manual Kerja

(Standard Operating Procedure) agar dapat memberikan kebutuhan tamu yang prima dan peka terhadap needs and wants dari seorang tamu sehingga dapat meningkatkan pelayanan kamar yang sempurna.

Upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan room attendant bukan hanya

dalam prosedur pembersihan kamar saja, tetapi menyangkut keamanan, kerapian, dan

keindahan seluruh area hotel. Untuk itu setiap pramugraha saat ini dituntut agar

mengetahui dan memahami standart kerja, karena adanya standart kerja yang jelas

maka akan lebih meng-efektifkan dan meng-efesiensikan waktu dan pekerjaan, dimana

hal tersebut berhubungan dengan kualitas mutu pelayanan, dan akan berimplikasi pada

kepuasan para tamu. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menulis kertas karya yang

berjudul, “Upaya Peningkatan Kualitas Kinerja Karyawan Room Attendant di Hotel Inna Garuda Yogyakarta”.

1.2 Batasan Masalah

Sesuai dengan pengamatan yang penulis lakukan dan keterbatasan waktu serta

pengetahuan penulis, maka penulis membuat batasan masalah yang hanya membahas

bagian-bagian yang erat hubungannya dengan upaya untuk meningkatkan kerja room attendant dalam usaha meningkatkan mutu pelayanan kamar serta hal-hal yang harus diperhatikan guna menciptakan kepuasan bagi tamu yang sedang menginap di Hotel

(14)

1.3Tujuan penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam menyusun kertas karya ini adalah :

1.3.1 Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penyelesaian kertas karya ini, yaitu :

1. Untuk memberikan penjelasan tentang peranan Housekeeping dalam upaya untuk meningkatkan kualitas kerja Room Attandent di Hotel Inna Garuda Yogyakarta. 2. Untuk menjadi salah satu persyaratan akademis dalam menyelesaikan program

Diploma III pada jurusan perhotelan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera

Utara.

3. Untuk mengembangkan kreatifitas mahasiswa melalui pengalaman-pengalaman

yang di dapat di Praktik Kerja Lapangan.

1.3.2 Tujuan Umum

Yang hendak dicapai dalam penyusunan kertas karya ini adalah :

1. Untuk menerapkan ilmu dan teori yang penulis dapat selama mengikuti

perkuliahan.

2. Melatih penulis dalam kontribusi kepada pihak manegement Hotel Inna Garuda Yogyakarta.

3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan gagasan,

(15)

4

1.4Metode Penelitian

Dalam meyelesaikan kertas karya ini, penulis memperoleh data dengan

menggunakan dua metode, yaitu :

1. Penelitian Keperpustakaan (Library Research)

Penelitian yang dilakukan melalui keperpustakaan dengan cara membaca dan

mempelajari buku-buku ilmiah serta menghimpun data dari bahan-bahan tertulis

lainnya yang ada hubungannya dengan permasalahan yang akan dibahas.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian yang dilakukan secara langsung dilapangan untuk memperoleh data-data

teknik pengumpulan data yaitu melakukan observasi langsung di lapangan dan

melakukan penelitian lainnya di Hotel Inna Garuda Yogyakarta untuk mendapatkan

informasi- informasi yang jelas demi kelengkapan kertas karya.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan kertas karya ini mempunyai sistematika penulisan yang bertujuan

memperoleh suatu bentuk susunan karangan ilmiah yang sistemastis dan memudahkan

pembaca mengikuti dalam memahami kertas karya ini. Untuk itu penulis menguraikan

(16)

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan tetang alasan pemilihan judul, batasan masalah,

tujuan penulisan, metode penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II : URAIAN TEORITIS

Pada bab ini berisikan tentang ruang lingkup housekeeping, yang mencakup pengertian housekeeping, pengertian room attendant, serta tugas dan tanggung jawab room attendant, dan pengertian kualitas, dan upaya meningkatkan kualitas room attendant.

BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini membahas tentang gambaran umum Hotel Inna Garuda

Yogyakarta, sejarah berdirinya hotel, klasifikasi dan lokasi hotel,

fasilitas yang dimiliki, dan struktur organisasi hotel.

BAB IV : UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERJA ROOM

ATTENDANT DI HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA.

Pada bab ini membahas tentang fasilitas dan peralatan sebagai

penunjang kerjaan, pelaksanan procedure kerja, jenis-jenis kamar, upaya meningkatkan kualitas kerja, dampak kualitas pekerjaan

pengawasan terhadap pekerjaan Room attendant, terhadap tamu, dan upaya mengatasi masalahnya.

BAB V : PENUTUP

(17)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Ruang lingkup kegiatan housekeeping

Menurut Rumekso (2001 : 7) untuk menunjang kelancaran tugas sehari-hari

dan agar dapat menjangkau seluruh tugas, Housekeeping Departement dibagi menjadi beberapa seksi menurut area tugas masing- masing.

Untuk itu secara umum ruang lingkup kegiatan Housekeeping meliputi : 1. Floor section (room section), yaitu : suatu bagian yang menangani kebersihan di

dalam kamar tamu, menyediakan atau menata tempat tidur dan membersihkan

kamar mandi. Floor section biasanya dikepalai oleh seorang floor supervisor, sedangkan petugasnya adalah Room attendant.

2. Public area section, yaitu : suatu bagian yang menangani kegiatan pemeliharaan kebersihan di area umum dan di luar kamar tamu, seperti lobby, restaurant, bar, ruang pertemuan dan tempat-tempat lain di hotel.

3. Linen section, yaitu : suatu bagian yang bertugas untuk mewakili housekeeper

secara khusus dalam mengelola seluruh lena yang ada di hotel dan pakaian

seragam karyawan. Pengelolaan tersebut meliputi pengiriman lena ke seluruh

(18)

4. Laundry section, yaitu : suatu seksi dibawah housekeeping yang menangani cucian tamu maupun linen hotel. Adapun fasilitas yang tersedia di laundry yaitu mesin cuci, mesin pengering atau dryer, mesin pemeras, setrika dan lain-lain.

Kadang-kadang linen dan laundry Section ini digabung menjadi satu departement

tersendiri sesuai dengan work-load atau menurut besar kecilnya area tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Adapun ruang lingkup kegiatan housekeeping di hotel Inna Garuda : 1. Kamar-kamar hotel beserta kamar mandinya.

2. Public area, misalnya : lobby, restaurant, bar, toilet umum, kantor-kantor, locker

karyawan, dan sebagainya.

3. Penyediaan perlengkapan kamar, area umum, sarana kebersihan dan pemeliharaan

seragam karyawan. Misalnya : penggantian linen, seragam, perlengkapan tamu, obat, alat pembersih, dan sebaginya.

4. Pelayanan lainnya. Misalnya : memberi tambahan tempat tidur, mencatat dan

melaporkan barang tamu yang tinggal di kamar.

2.1.1 Pengertian Housekeeping

Menurut Rumekso, (2001 : 4) Housekeeping berasal dari kata house yang berarti rumah dan keeping yang berarti memelihara, merawat, atau menjaga.

Housekeeper adalah orang yang bertugas menjaga, merawat, serta memelihara

(19)

8

Sedangkan menurut Darsono, (1995 : 1) Housekeeping atau tata graha berarti rumah tangga. Housekeeping departement adalah bagian dari hotel yang bertanggung jawab atas kebersihan, kerapian, dan kenyamanan kamar.

Sehubungan dengan pentingnya peranan Housekeeping Departement, maka

departement ini mutlak ada di setiap hotel karena departement ini ikut menentukan dalam memberikan rasa puas kepada tamu-tamu hotel. Hal ini dapat dilihat apabila

tamu tersebut mendapatkan keinginannya seperti kebersihan, kerapian, dan

kelengkapan kamar serta ruangan-ruangan hotel lainnya, dan hal ini sangat

berpengaruh terhadap pelayanan dan reputasi hotel. Untuk itu Housekeeping Departement harus selalu meningkatkan kinerja dan pelayanannya dengan menciptakan rasa nyaman dan kepuasan kepada tamu-tamu hotel melalui kamar-kamar

hotel dan bagian bangunan hotel yang lainnya yang dapat membuat suasana tentram

sehingga tamu betah selama berada di hotel tersebut.

2.1.2 Pengertian Karyawan dan Kinerja Karyawan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karyawan adalah : orang yang bekerja

pada suatu lembaga (kantor, perusahaan, dan sebagainya). Dengan mendapatkan gaji

atau upah.

Menurut Bambang Kusriyanto (1991 : 3) definisi kinerja karyawan adalah

perbandingan hasil yang di capai dengan peran serta tenaga kerja dengan persatuan

waktu (lazimnya perjam). Selanjutnya definisi kinerja karyawan menurut A.A Anwar

(20)

dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Dari dua definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan

adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai karyawan persatuan priode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

2.1.3 Orientasi Pelatihan Karyawan

Orientasi adalah pengenalan dan adaptasi terhadap suatu situasi lingkungan.

Istilah lain yang sering digunakan untuk program pengenalan ini adalah indoktrinasi

dan induksi. Pengenalan atau orientasi perlu diprogramkan karena adanya sejumlah

aspek khas yang muncul pada saat seseorang memasuki lingkungan kerja baru.

Menurut Rae (1990 : 3) “Pelatihan adalah suatu usaha untuk meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya lebih

efektif dan efesien. Program pelatihan adalah serangkaian program yang di rancang

untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam hubungannya

dalam pekerjaannya. Efektifitas program pelatihan adalah suatu istilah untuk

memastikan apakah program pelatihan dijalankan dengan efektif dalam mencapai

sasaran yang ditentukan.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan suatu

program yang diharapkan dapat memberikan rangsangan/stimulus kepada seseorang

(21)

10

pengetahuan umum dan pemahaman terhadap keseluruhan lingkungan kerja dan

organisasi.

Adapun tujuan diadakannya pelatihan yang diselenggarakan perusahaan

terhadap karyawan dikarenakan perusahaan menginginkan adanya perubahan dalam

prestasi kerja karyawan sehingga dapat sesuai dengan tujuan perusahaan tersebut.

Tujuan-tujuan tersebut dikemukakan oleh Beach (1980 :359) dapat dijelaskan

sebagi berikut :

1. Reduce learning time to teach acceptable performance, maksudnya dengan adanya pelatihan maka jangka waktu yang digunakan karyawan untuk memperoleh

keterampilan akan lebih cepat. Karyawan untuk memperoleh keterampilan akan

lebih cepat. Karyawan akan lebih cepat pula menyesuaikan diri dengan pekerjaan

yang dihadapinya.

2. Improve perfomance on preset job, pelatihan bertujuan untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan dalam menghadapi pekerjaanya.

3. Attitude formation, pelatihan diharapkan dapat membentuk sikap dan perilaku para karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Di titik beratkan pada peningkatan

partisipasi dari para karyawan, kerjasama antar karyawan dan loyalitas terhadap

perusahaan.

4. Aid in solving operation problem, pelatihan membantu memecahkan masalah-masalah operasional perusahaan sehari-hari seperti mengurangi kecelakaan kerja,

(22)

5. Fill manpower need, pelatihan tidak hanya mempunyai tujuan jangka pendek tetapi juga jangka panjang yaitu mempersiapkan karyawan memperoleh keahlian

dalam bidang tertentu yang dibutuhkan perusahaan.

6. Benefits to employe themselves, dengan pelatihan diharapkan para karyawan akan mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang tinggi sehingga karyawan tersebut

akan semakin berharga bagi perusahaan. Selain itu juga akan pula menambah nilai

dari karyawan tersebut yang akan membuat karyawan yang bersangkutan

memperoleh rasa aman dalam melakukan pekerjaan sehingga menimbulkan

kepuasan dalam dirinya.

Tujuan pelatihan tersebut akan terlaksana dengan baik apabila pelatihan

diberikan secara tepat dan adanya kerjasama yang baik antara karyawan maupun

pimpinan. Sebelum melaksanakan pelatihan, maka terlebih dahulu perlu diketahui

prinsip-prinsip pelatihan tersebut sehingga arah dan sasaran pelaksanaan pelatihan

menjadi lebih jelas dan lebih mudah.

Werther dan Dafis (1996 : 290) mengemukakan 5 prinsip pelatihan sebagai

berikut :

1. Participation, artinya dalam pelaksanaan pelatihan para peserta harus ikut aktif karena dengan partisipasi peserta maka lebih cepat menguasai dan mengetahui

berbagai materi yang diberikan.

2. Repetition, artinya senantiasa dilakukan secara berulang karena dengan ulangan-ulangan ini peserta-peserta akan lebih cepat untuk memahami dan mengingat apa

(23)

12

3. Revelance, artinya harus saling berhubungan, sebagai contoh para peserta pelatihan terlebih dahulu diberikan penjelasan secara umum tentang suatu

pekerjaan sebelum mereka mempelajari hal-hal khusus dari pekerjaan tersebut.

4. Transference, artinya program pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan yang nantinya akan dihadapi dalam pekerjaan yang sebenarnya.

5. Feed Back, artinya setiap program pelatihan yang dilaksanakan selalu dibutuhkan adanya umpan balik yaitu mengukur sejauh mana keberhasilan dari program

pelatihan tersebut. Dengan adanya umpan balik yaitu mengukur sejauh mana

keberhasilan dari program pelatihan tersebut. Dengan adanya umpan balik ini

maka peserta akan dapat memperoleh informasi tentang yang dicapai dan hal ini

akan meningkatkan motivasi mereka dalam bekerja dapat mengetahui hasil kerja

mereka.

2.1.4 Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

Para karyawan dilatih atau dikembangkan agar memperhatikan perilaku

(memberikan prestasi) sesuai dengan yang ditetapkan/dituntut oleh perusahaan.

Menurut Sikula (1976) pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek yang

mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir, sehingga tenaga kerja

nonmenejerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk tujuan tertentu.

Sedangkan pengembangan adalah proses pendidikan jangka panjang yang

mempergunakan prosedur sistematis dan teroganisir, sehingga tenaga kerja manejerial

(24)

Pelatihan dan pengembangan merupakan tanggung jawab bersama dan

utamanya manejemen puncak (pimpinan) serta mendapat dukungan dari berbagai

pihak, misalnya departemen SDM, karyawan. Pimpinan mempunyai tanggung jawab

atas kebijakan-kebijakan umum dan prosedur yang dibutuhkan untuk menerapkan

program dan pengembangan. Untuk itu komitmen pimpinan sangat penting agar

berlangsung secara efektif dan baik, dari perencanaan, proses serta tujuan dari pelatihan

dan pengembangan.

Adapun tujuan dari pelatihan dan pengembangan karyawan secara umum dapat

dirumuskan sebagai berikut (Sikula, 1976) :

1. Meningkatkan produktifitas

Pelatihan dan pengembangan selain diberikan kepada karyawan baru, juga

diberikan kepada karyawan yang sudah lama bekerja. Pelatihan dapat

meningkatkan taraf prestasi karyawan pada jabatannya sekarang, prestasi kerja

yang meningkat mengakibatkan peningkatan dari produktifitas. Produktifitas

adalah keluaran dibagi dengan masukan. Salah satu unsur keluaran adalah prestasi

kerja. Jadi prestasi kerja meningkat, keluaran meningkat, produktifitas meningkat.

2. Meningkatkan mutu

Pelatihan dan pengembangan yang tepat tidak saja meningkatkan kuantitas dari

keluaran tetapi juga meningkatkan kualitas/mutu dari keluaran. Karyawan yang

berpengetahuan dan berketerampilan baik hanya akan membuat sedikit kesalahan,

dan cermat dalam melaksanakan pekerjaan.

(25)

14

Pelatihan dan pengembangan yang tepat dapat membantu untuk memenuhi

keperluan akan karyawan dengan pengetahuan dan keterampilan tentu di masa

yang akan datang.

4. Meningkatkan semangat kerja

Iklim dan suasana organisasi pada umumnya menjadi lebih baik jika perusahaan

mempunyai program pelatihan yang tepat. Suatu rangkaian reaksi positif dapat

dihasilkan dari program pelatihan perusahaan yang dirancangkan dengan baik.

5. Menarik dan menahan karyawan yang baik

Para karyawan terutama para manegernya memandang kemungkinan untuk

mengikuti pendidikan atau pelatihan sebagai dari imbalan jasa dari perusahaan

terhadap mereka. Mereka berharap perusahaan membayar program pelatihan

sebagai dari imbalan jasa dari perusahaan terhadap mereka. Mereka berharap

perusahaan membayar program pelatihan yang mengakibatkan mereka bertambah

pengetahuan dan keterampilan dalam keahlian mereka masing- masing.

6. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja

Pelatihan yang tepat dapat membantu menghindari timbulnya kecelakaan di

perusahaan dan dapat menimbulkan lingkungan kerja yang lebih aman dan sifat

mentalnya yang lebih stabil.

(26)

Usaha pelatihan atau pengembangan diperlukan secara terus menerus supaya para

karyawan dapat mengikuti perkembangan terakir dalam bidang kerja mereka

masing- masing.

8. Menunjang pertumbuhan pribadi (Personal Growth)

Pelatihan dan pengembangan tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga

menguntungkan tenaga kerja sendiri.

2.1.5 Pelayanan dan Arti Kualitas Pelayanan 2.1.5.1 Pengertian Pelayanan

Sebelum memperoleh pengertian dari pelayanan, terlebih dahulu mengetahui

ciri-ciri atau karakteristik dari pelayanan itu.

Karakterisik yang dimaksud adalah :

1. Pelayanan tidak dapat di ukur

Pelayanan memiliki sifat intangible (tidak dapat diukur) oleh orang yang mendapat pelayanan.

2. Pelayanan bersifat emosional

Pelayanan hanya dapat disarankan dan tidak dapat diraba, karna lebih bersifat

emosional daripada rasional. Pelayanan biasanya tidak dinyatakan secara realitis

melainkan cenderung dilebih-lebihkan atau dikurangi, tergantung suasana

perasaan ketika memberikan penilaian.

(27)

16

Pelayanan yang memiliki bobot adalah pelayanan yang sesuai dengan harapan

penerima layanan. Pelayanan yang tidak dapat memenuhi harapan disebut sebagai

pelayanan yang tidak berkualitas atau mengecewakan. Melampaui harapan

penerima merupakan layanan yang memuaskan.

4. Pelayanan dapat dijual tetapi tidak dapat dimiliki

Tamu dapat memiliki layanan dan memilikinya selama di restoran tetapi tidak

dapat membawanya pulang.

Berdasarkan ciri-ciri atau karakteristik pelayan tersebut, maka pengertian

pelayanan dapat diproleh dari dua sisi yang berbeda, yaitu dari sisi penerima layanan

(receicer) dan dari sisi pemberi layanan (provider). Dari sisi penerimaan layanan, yang dialami pada waktu memperoleh atau mendapatkan sesuatu dari orang yang

memberikan pelayan. Sedangkan dari sisi pemberi layanan, pelayan diartikan sebagi

suatu aktifitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan seseorang yaitu pihak yang

di layani.

2.1.5.2 Arti Kualitas Pelayanan

Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda dan berfariasi mulai dari

yang konvensional, kualitas biasanya menggambarkan karakteristik suatu produk

seperti kinerja (performance), keandalan (reliability), mudah dalam penggunaan (easy of us), estetika (esthetic) dan sebagainya.

Berdasarkan pengertian kualitas, baik konvensional maupun yang strategis oleh

Gasperaz (1997) dinyatakan pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok

(28)

maupun keistimewaan aktriktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan demikian

memberikan kepuasan atas penggunaan produk. Kualitas terdiri dari segala sesuatu

yang bebas dari kekurangan atau kerusakan.

Penilaian terhadap kualitas atau mutu pelayanan ditentukan oleh tamu yang

menerima pelayanan tersebut. Oleh karena itu pelayanan dapat diciptakan dengan

terlebih dahulu mengidentifikasikan harapan tamu tentang pelayanan yang dibutuhkan

dan diinginkan, kemudian dengan pelayanan yang akan disediakan oleh hotel dengan

demikan hotel selalu berusaha meyediakan pelayanan yang sesuai dengan

kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan yang diharapkan oleh tamu. Bila pelayanan yang

diterima oleh tamu melebihi atau sama dari apa yang diharapkan, maka dapat dikatakan

pelayanan tersebut adalah baik dan memuaskan. Akan tetapi menjadi sebaliknya, bila

barang atau jasa pelayanan yang diterima ternyata kurang dari pada yang diharapkan

oleh tamu, maka dapat dikatakan pelayanan tersebut adalah kurag baik dan tidak

memuaskan.

2.1.5.3 Upaya untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan adalah sesuatu yang kompleks, oleh James A. Fitzsimmons

dan Mona J. Fitzsimmons (A.Sulastiono, 1993 : 35) dijelaskan bahwa tamu akan

menilai kualitas pelayanan melalui lima prinsip demensi pelayanan sebagai tolak

ukurannya, yaitu :

(29)

18

Kemampuan untuk memberikan secara tepat dan benar jenis pelayanan yang telah

dijanjikan kepada tamu.

2. Responsif / responsiveness

Kesadaran atau keinginan untuk cepat bertindak membantu tamu dan memberikan

pelayanan yang tepat waktu.

3. Kepastian atau Jaminan / assurance

Pengetahuan dan kesopan-santunan serta kepercayaan diri para pegawai ciri-ciri

pegawai ini adalah : kompetensi untuk memberikan pelayanan, sopan dan

memiliki sifat respek terhadap tamu.

4. Empati / empathy

Memberikan perhatian indvidu tamu secara khusus. Dimensi empati ini memiliki

ciri : kemauan untuk melakukan pendekatan, memberikan perlindungan dan usaha

untuk mengerti keinginan, kebutuhan dan perasaan tamu.

5. Nyata / tangibles

Sesuatu yang nampak atau yang nyata, yaitu penampilan para pegawai, dan

fasilitas-fasilitas fisik lainnya seperti peralatan dan perlengkapan yang menunjang

pelaksanaan pelayanan.

Dimensi tersebut digunakan oleh tamu sebagai tolak ukur memberikan

penilaian terhadap kualitas pelayanan, yaitu yang didasarkan atas perbandingan antara

pelayanan yang di harapkan dan kenyataan pelayanan yang diproleh oleh tamu.

(30)

1. Kualitas manusia atau perilaku/pribadi berkaitan dengan bagaimana karyawan

memberikan pelayanan dengan menggunakan sikap, perilaku dan keterampilan

verbal berinteraksi dengan tamu.

2. Keterampilan atau keahlian adalah penguasaan terhadap unsur-unsur teknik dan

prosedurnya serta sistem pelaksanaan pekerjaan yang mapan dalam memberikan

pelayanan produk atau jasa.

Meningkatkan standart pelayanan berarti juga meningkatkan kualitas

pelayanan, untuk meningkatkan kualitas pelayanan tersebut lebih dari apa yang

diharapkan oleh tamu dapat dilakukan melalui dua cara. Kedua cara dalam

meningkatkan kualitas pelayanan yang dimaksud adalah :

1. Kualitas manusia atau perilaku/ pribadi berkaitan dengan bagaimana karyawan

memberikan pelayanan dengan menggunakan sikap, perilaku, dan keterampilan

verbal berinteraksi dengan tamu.

2. Keterampilan atau keahlian adalah penguasan terhadap unsur-unsur teknik dan

prosedur serta sistem pelaksanaan pekerjaan yang mapan dalam memberikan

pelayanan produk dan jasa.

Meningkatkan standar pelayanan berarti juga meningkatkan kualitas pelayanan,

untuk meningkatkan kualitas pelayanan tersebut lebih apa yang diharapkan oleh tamu

dapat dilakukan dengan dua cara. Kedua cara dalam meningkatkan kualitas pelayanan

(31)

20

1. Meningkatkan standart pelayanan dengan meningkatkan atau menambah

komponen-komponen produk-produk nyata yang berarti juga akan meningkatkan

biaya.

2. Meningkatkan produk-produk tidak nyata, yang dapat dilakukan tanpa adanya

pembahan biaya. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan sopan santun, sifat

penuh perhatian dan bersahabat, memberikan sesuatu yang berkenan dengan

meningkatkan harga diri maupun status tamu, mengantisipasi keluhan-keluhan

tamu dengan cepat serta menawarkan sesuatu untuk dikerjakan.

Sebelumnya telah di singgung dari lima prinsip dimensi pelayanan yang

digunakan oleh tamu untuk menilai kualitas pelayanan. Ditinjau dari sudut pandang

hotel, kelima prinsip pelayanan akan dapat dipenuhi dengan memperhatikan

kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu yang terlibat dalam

pelaksanaan pelayanan tamu hotel. Untuk dapat memperjelas sejauh mana pelayanan

itu dapat dikatakan baik atau berkualitas, dimana secara keseluruhan unsur-unsur yang

terkandung dalam lima prinsip dimensi kualitas pelayanan dan akan bergantung pula

pada perilaku dan kualitas manusianya, serta tingkat keterampilan atau keahlian yang

dimiliki oleh setiap individu yang terlibat dalam pelaksanaan pelayanan tersebut.

Dua unsur utama yang membentuk pelayanan yang berkualitas yaitu : Pertama,

kualitas manusia atau perilaku/pribadi adalah berkaitan dengan menggunakan sikap,

perilaku dan keterampilan verbal berinteraksi dengan tamu. Untuk memenuhi

(32)

bahwa kualitas manusia yang diperluakan adalah manusia yang dapat atau mau

memberi dan diberi serta dapat atau mau mencintai dan di cintai.

Perlu diketahui bahwa tidak setiap orang dapat atau mau memberi dan

mencintai, seperti diterangkan oleh Erich Fromm (Sulastiono : 43) yang Selfishness. Menurutnya, orang yang tergolong kedalam type self-love dan manusia mempunyainya kalau dia dapat memberikan cinta termasuk kepada dirinya sendiri, menghendaki

segala sesuatu hanya untuk dirinya, tidak merasa senang bila memberi dan hanya

merasa senang bila mengambil. Orang yang selfish menurut Fromm, bukan tidak saja dapat mencintai orang lain, akan tetapi juga tidak dapat mencintai dirinya sendiri

bahkan sebenarnya membenci dirinya dan terus menerus hanya meminta tanpa pernah

bisa dipuaskan.

Dari kedua jenis manusia menurut Fromm tersebut adalah jelas bahwa orang

yang tergolong kedalam manusia yang selfish bukanlah kualitas manusia yang diperlukan untuk memberikan pelayanan di sektor apapun, termaksud perhotelan.

Bilamana orang-orang yang selfish harus melakukan memberikan pelayanan, ini hanya terpaksa dan akan menimbulkan konflik nilai dalam dirinya sehingga menimbulkan

frustasi yang agresif dan pada akirnya akan berpengaruh terhadap pelaksanaan

pekerjaan dan mutu pelayanan.

Kedua, keterampilan atau keahlian adalah penguasaan terhadap unsur-unsur

teknik dan prosedur serta sistem pelaksanaan pekerjaan yang mapan dalam mentransfer

(33)

22

pelayanan. Oleh karena itu untuk menciptakan pelayanan yang lebih baik perlu adanya

usaha pelatihan secara terus menerus.

2.1.6 Pengertian Room attendant

Pelaksanaan tugas dengan profesionalisme tinggi dan tanggung jawab yang besar akan menjadikan pelayanan sebagai suatu hal yang sangat berharga, disinilah

peran penting Room attendant dalam menjalankan tugasnya.

Menurut Joan C.Branson dan Margaret Lennox (Agusnawar, 2002 : 134)

defenisi pramugraha adalah orang yang bertanggung jawab atau bertugas atas

kebersihan kamar tamu, ruang tamu, kamar mandi, dan selalu siap memberikan

pelayanan terhadap tamu sesuai dengan perintahnya.

Sedangkan menurut Sugiarto, dan Sri Sulartiningrum, (2001 : 42) pramugraha

adalah karyawan di sebuah hotel yang tugas utamanya membersihkan, menata, dan

standart yang berlaku di dalam hotel tersebut.

2.1.7 Tugas dan Tanggung Jawab Room attendant

Menurut Darsono, (1995 : 118) pramugraha bertanggung jawab atas kebersihan

dan kelangkapan kamar-kamar tamu. Adapun tugas dan tanggung jawab Room

attendant adalah sebagai berikut :

1. Datang tepat pada waktunya.

2. Menyiapkan perlengkapan tamu, linen, dan peralatan kerja.

3. Menyiapkan kunci kamar.

4. Melaksanakan tugas membersihkan kamar tidur.

(34)

6. Mengurus cucian tamu di kamar untuk disampakan pada valet.

7. Menangani linen bersih dan kotor.

8. Menangani guestsupplies dan obat pembersih.

9. Melaporkan status kamar yang menjadi tanggung jawabnya.

10.Melaporkan kehilangan dan penemuan barang-barang milik tamu yang hilang atau

tertinggal sebagai lost and found.

11.Melaporkan perlengkapan dan peralatan kamar rusak.

12.Melaporkan perpindahan kamar.

13.Melaporkan jika ada tamu yang sakit di kamar.

2.2 Pengertian Kualitas

Suatu istilah umumnya memiliki beberapa pengertian (definisi) yang beranekaragam. Keanekaragaman ini disebabkan oleh adanya perbedaan pandangan

yang dimiliki oleh para ahli yang mendefinisikan istilah tersebut.

Goetsch dan Davis (dalam Tjiptono, 1997) mengatakan kualitas merupakan

suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia, proses dan

lingkungan yang memenuhi harapan. Juran dan Wijono (1997) menyatakan kualitas

merupakan perwujudan atau gambaran-gambaran hasil-hasil yang mempertemukan

kebutuhan-kebutuhan dari pelanggan dalam memberikan kepuasan. Lebih lanjut

menurut Juran (dalam Parani, 1997), ia menyampaikan bahwa dua hal yang

berhubungan dengan kualitas suatu produk yaitu, produk harus mempunyai

(35)

24

Indonesia (2005 :603), Kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu. Sedangkan

menurut WJS Poerwadarmin Ta (2002 :528) dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,

kualitas berarti baik buruk keadaan suatu benda.

2.3 Upaya Room Attendant dalam meningkatkan kualitas

Kesan pertama yang diinginkan oleh tamu atau pengunjung adalah kebersihan,

kerapian, dan keindahan hotel serta keramahan karyawan hotel. Hal tersebut bisa

dijadikan jaminan untuk membuat tamu ingin menginap kembali ke hotel tersebut

walaupun harus membayar mahal.

Kamar yang bersih, nyaman, menarik, tenang dan aman merupakan produk

utama hotel yang harus diberikan kepada tamu yang menginap. Kualifikasi tersebut

harus dapat dipenuhi agar tamu yang menginap merasa puas. Guna meningkatkan

kualitas kinerja karyawan, Room attendant harus mengetahui Specific Procedure atau SOP (Standard Operating Procedure) yang menjadi standart dalam membersihkan kamar beserta segala peraturan yang harus mereka taati selama bertugas.

Di dalam melaksanakan tugasnya Room attendant selalu berhubungan langsung dengan para tamu. Oleh sebab itu seorang Room attendant harus berhati-hati dengan pelayanan, perilaku, dan penampilannya serta menjaga kebersihan pakaian

seragamnya.

Kebersihan dan kerapian saja bila tidak ditunjang oleh prilaku yang baik dan

sopan tidak akan bermanfaat. Bagaimanapun bagusnya dan menariknya pakaian

(36)

seorang Room attendant sebagai pemakai untuk merawatnya. Mereka tidak boleh lupa bahwa tamu selalu melihatnya serta memberikan kesan pertama (first impression)

terhadap hotel melalui pakaian seragam yang dikenakannya. Untuk mendapatkan

penilaian yang baik, Room attendant harus ramah-tamah, jujur, sopan, dan bertindak bijaksana serta disiplin.

Beberapa peraturan yang harus ditaati oleh setiap Room attendant sebelum mulai bekerja adalah sebagai berikut :

1. Masuk ke hotel melalui pintu dan jalan yang disediakan khusus untuk karyawan,

begitu pula pada waktu pulang.

2. Catatlah kedatangan pada time card absent, yaitu pada time starp machine. 3. Langsung menuju locker untuk ganti pakaian.

4. Pakailah pakaian seragam.

5. Rambut harus rapi, tidak boleh berkumis, berjenggot, berjambang.

6. Jangan menggunakan perhiasan atau parfume secara berlebihan. Pada waktu bekerja membersihkan kamar :

1. Periksalah trolley apakah persiapan untuk kerja sudah lengkap.

2. Selalu mulailah mengetuk pintu terlebih dahulu bila akan memasuki kamar atau

menekan door bell sambil menyebut identitas/jati diri.

3. Jangan mengetuk pintu / membuka pintu kamar apabila pintu kamar dipasangin

DD (don’t Distrub) oleh tamu.

4. Jangan mengintip dan mendengarkan pembicaraan tamu, mencoba mengenakan

(37)

26

5. Jangan makan atau minum suatu makanan atau minuman yang disediakan khusus

untuk tamu, apalagi di dalam kamar.

6. Jangan beristirahat di dalam kamar sekalipun kamar tersebut kosong.

7. Jangan melihat TV di dalam kamar, terlebih kamar occupied (dihuni tamu). 8. Jangan beristirahat/bermalas-malasan di ruang umum misalnya : Lobby, corridor,

dan sebagainya.

9. Jangan merokok di area tugas.

10.Jangan meletakkan kunci kamar (passkey) di sembarang tempat, tetapi harus dijaga baik-baik untuk menghindari kelalaian.

11.Jangan membuka kamar untuk seseorang apabila tidak yakin benar bahwa orang

tersebutlah yang tinggal di kamar tersebut.

Kualitas kamar bagian tata graha seperti : kebersihan, kerapian, kelengkapan

ruangan dapat direalisasi apabila benar-benar dilaksanakan sesuai SOP (standardt operating procedure).

Menurut Agusnawar, (2000 : 63) pelaksanaan kerja seorang Room attendant

dengan menggunakan teknik standar atau SOP (standard operating procedure) adalah sebagai berikut :

1. Memasuki dan memeriksa kamar

a. Mengetuk pintu sebanyak 3 (tiga) kali sambil mengatakan “housekeeping”.

Jika tamunya ada, minta izin untuk dibersihkan, bila tamunya tidak ada buka

(38)

b. Membuka tirai (curtain), supaya sinar matahari dan udara segar masuk. c. Mematikan lampu-lampu yang masih menyala.

d. Mengangkat asbak dan tempat sampah kemudian membersihkannya.

e. Mengangkat semua linen kotor ke trolley cart.

2. Menata tempat tidur (making bed)

a. Ambillah lena- lena bersih sesuai kebutuhan kamar tersebut.

b. Periksa kelengkapan bed meliputi :

- Periksa kaki bed maupun roda bed-nya.

- Baliklah mattras (lihat kondisi) dan rapikan posisinya - Rapikan bed pad

- Rapikan bed skirt

c. Berdirilah disisi atas bed untuk memulai making bednya.

d. Tebarkan sheet pertama sampai seluruhnya menutup matrass/membungkus. e. Tebarkan sheet posisi kedua dengan posisi jahitan terbalik.

f. Tebarkan blanket dengan tepian atas berada kurang ± 40 cm atau selebar

pillow.

g. Tebarkan sheet paling atas atau top sheet hingga menutupi blanket, lipat ke dalam blanket.

h. Lipatlah sisi atas sheet kedua kebawah sehingga menutup blanket dan sheet

ketiga.

i. Masukkan sisi sheet bagian atas, sisi kanan dan kiri bagian atas, rapikan dan

(39)

28

j. Pasanglah pillow case.

k. Masukkanlah sisi sheet bagian kanan dan kiri bed kemudian bagian bawah dibuat sudut 45° atau 90°.

(40)

3.1 Sejarah Berdirinya Hotel

Pada masa kependudukan Belanda di Indonesia, Pemerintah penjajah ini

membangun sebuah hotel pada lokasi yang strategis yaitu di jantung Kota Yogyakarta,

tepatnya di Jalan Malioboro.

Hotel yang berbentuk cottage tersebut di bangun pada tahun 1908 dan masa itu hotel tersebut merupakan hotel termewah & terbesar di Yogyakarta dengan nama

“Grand Hotel de Djokdja”. Hotel tersebut dioperasikan pada tahun 1911 dan hanya

menampung tamu-tamu Gubernur Belanda saja. Tahun 1938 hotel tersebut diubah

bentuknya menjadi dua buah sayap, sayap utara dan sayap selatan serta bangunan

utama di tengah.

Tahun 1942 Jepang masuk menguasai Indonesia tidak terkecuali Yogyakarta.

“Grand Hotel De Djokdja”, Jepang merubah nama menjadi “Hotel Asahi”. Dengan

pengorbanan teramat berat dan titik darah penghabisan pada tamggal 17 Agustus 1945

para pejuang Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. “Hotel Asahi” diambil

alih oleh Bangsa Indonesia dan sesuai dengan semangat pada saat itu hotel tersebut

diganti nama “Hotel Merdeka”.

Tahun 1946 keadaan politik untuk mengamankan Republik Kota Yogyakarta

menjadi Ibu Kota Republik Indonesia sementara dan “Hotel Merdeka” dijadikan

(41)

30

diganti nama menjadi “Hotel Garuda” oleh pemerintah Indonesia. Tahun 1975

pengelolaan Hotel Garuda oleh pemerintah diserahkan kepada PT. NATOUR

(National Hotel and Tourism Corporate Limited). Tahun 1982 PT. NATOUR dipercaya oleh pemerintah untuk merenovasi “Natour Garuda” dan ditingkatkan dari

hotel bintang satu menjadi hotel bintang empat. Pelaksanaan renovasi menelan biaya 9

Miliyar Rupiah dan selesai pada akhir tahun 1984.

Guna mempertahakan citra sebagai hotel yang penuh sejarah, maka bentuk

bangunan sayap utara & sayap selatan tetap dipertahankan, tetapi bangunan yang

ditengah dijadikan 7 tingkat, “Natour Garuda” yang berstatus BUMN melaksanakan

Trial Opening Ceremony dilaksanakan pada tahun 29 juni 1985 (hari sabtu legi

merupakan hari baik, hari kelahiran HB IX), diresmikan oleh Sultan

Hamengkubuwono IX Gubernur DIY pada saat itu. Pada tahun 1987 secara resmi

“Natuor Garuda” di kukuhkan oleh pemerintah melalui Depparpostel sebagai Hotel

berkategori bintang empat.

Bersamaan dengan berkembangnya kepariwisataan yang semakin pesat di

Indonesia pada umumnya dan kota Yogyakarta khususnya, PT. NATOUR

melaksanakan perluasan untuk “Natour Garuda” dengan menambah sebanyak 120

kamar sehingga jumlah kamar sehingga jumlah kamar secara keseluruhan 240 kamar

siap jual. Perluasan “Natour Garuda” diresmikan pada tanggal 29 juni 1991 oleh Sri

Paku Alam VII Gubernur DIY saat itu. Merupakan kebanggaan bahwa di dalam

(42)

Pada saat bulan Desember 1945 sampai dengan Maret 1964 “Hotel Merdeka”

(Natour Garuda) dikamar 911 dan 912 digunakan sebagai kantor MBO (Markas Besar

Oemoem) Tentara Keamanan Rakyat Pimpinan Panglima Besar Jendral Soedirman.

Untuk mengenang peristiwa bersejarah tersebut maka diresmikan “Prasasti Panglima

Besar Soedirman” pada tanggal 30 Desember 1996, di “Natour Garuda” oleh pimpinan

Pusat paguyuban WEHRKREEISE Yogyakarta (Daerah Perlawanan II), Ketua umum

Bapak Jendral TNI (purn) Soesilo Soedirman.

Dalam rangka memperkuat posisi perhotelan yang bernaung di bawah Badan

Usaha Milik Negara (BUMN), Pemerintah Indonesia melalui Departemen Keuangan,

Pada tahun 1993 mennggabungkan dua kekuatan besar perhotelan yaitu PT. Hotel

Indonesia dengan PT. Natour dibawah PT. HIN (Hotel Indonesia Natour) yang

bernaung dalam satu Direksi yang menaungi 13 hotel & 2 restoran, yang

membentuk group yaitu Inna Group.

Inna Hotel Group adalah jaringan hotel bertaraf internasional yang paling

kokoh dan berpengalaman di Indonesia. Hotel-hotel dalam Inna Hotel Group terletak

di lokasi wisata terkenal seperti :

INNA Grand Bali Beach Sanur,Bali

INNA Putri Bali Nusa Dua,Bali

INNA Kuta Beach Kuta,Beach

INNA Sindhu Beach Sanur,Bali

INNA Bali Denpasar,Bali

(43)

32

INNA Tretes Tretes

INNA Garuda Yogyakarta

INNA Samudra Beach Pelabuhan Ratu

INNA Dharma Deli Medan

INNA Parapat DanauToba,Parapat

INNA Muara Padang

3.2 Klafikasi Hotel

Berdasarkan penggolongan Hotel, Inna Garuda Yogyakarta dapat diklasifikasikan

ke beberapa jenis hotel antara lain :

1.Berdasarkan plan

Hotel ini dapat diklasifikasikan ke dalam Continental Plan, karena harga kamar termasuk sarapan pagi.

2.Berdasarkan jumlah kamar

Jumlah kamar yang terdapat di hotel ini adalah 223 kamar, oleh karena itu dapat

digolongkan hotel menengah.

3.Berdasarkan jenis tamu yang menginap

Tamu-tamu yang datang berkunjung ke Inna Garuda Yogyakarta ini mayoritas

bertujuan untuk bisnis. Dengan demikian hotel ini dapat digolongkan bisnis hotel.

4.Bedasarkan lama tamu menginap

Dengan rata-rata tamu yang menginap selama 2 malam, maka hotel ini

(44)

5.Berdasarkan lokasi

Karena terletak di jantung kota Yogyakarta, maka hotel ini diklasifikasikan sebagai

City Hotel.

6.Berdasarkan klafikasi bintang

Hotel ini dapat diklasifikasikan sebagai hotel berbintang empat.

3.3 Fasilitas Hotel

3.3.1 Rooms (kamar tamu)

Sebagai hotel berklafikasi bintang 4 (****) bertaraf Internasional, Hotel Inna

Garuda Yogyakarta mengoperasikan 223 kamar yang secara rinci tipe-tipenya adalah

sebagai berikut :

No. Tipe kamar Jumlah Harga (US $)

1. Sudirman suite 1 455

2. Garuda suite 15 250

3. Executive suite 24 175

4. Junior suite 14 155

5. Deluxe 89 130

6. Superior 80 98

7. Extra bed - 20

(45)

34

Harga tersebut belum termasuk 10% pajak dan 10% service. Semua kamar tersebut

wall to wall carpetted, fasilitas di dalam kamar adalah : - Kamar tidur

- Kamar mandi dengan shower, bath tube, hand dryer, toilet, amenites

- Telephone

- Televisi

- Mini bar

- Living room

- Luggage rack

- Decoration 3.3.2 Restaurant

Inna Garuda memiliki fasilitas food and beverage yang dapat memenuhi kebutuhan tamu. Food and Beverage di Inna Garuda terdapat dalam bentuk restaurant.

Restaurant di Inna Garuda menyediakan makanan yang cukup lengkap sehingga memudahkan para pengunjung tanpa keluar hotel bagi tamu yang menginap.

Di Inna Garuda Yogyakarta para tamu dapat menikmati makanan dan minuman

yang lezat. Penuh cita rasa dan bergizi adalah kata yang tepat untuk menggambarkan

pilihan menu yang tersedia. Inna Garuda Yogyakarta memiliki tiga restauran dan

(46)

Adapun restaurant dan lounge yang ada di Inna Garuda Yogayakarta : 1. Coffee Shop-Malioboro

Sebuah kedai kopi dan restauran yang buka 18 jam setiap harinya. Beragam

minuman dan beraneka ragam masakan dapat dinikmati di Malioboro Coffee Shop. Masakan yang bergizi dngan harga terjangkau.

2. Merapi restaurant

Sebuah restauran yang terletak di lantai 2, yang buka selama 24 jam, dengan menu

yang beranekaragam sesuai keinginan tamu.

3. Handrawina restaurant

Restauran ini terletak di lobby hotel, yang menyediakan makanan chinese food. 4. Mataram lounge

Mataram lounge adalah salah satu tempat bersantai atau tempat untuk sekedar mengobrol dengan rekan kerja maupun keluarga. Dilengkapi dengan home theatre

layar lebar sehingga dapat menikmati secangkir kopi atau minuman kesukaan

sambil menonton siaran tv kabel.

3.3.3 Fasilitas pendukung

Fasilitas pendukung , antara lain sebagai berikut :

- Money Changer

- Bank & ATM

- Laundry & Dry Cleaning

- Taxi Service

(47)

36

- Tradisional Massage

- Out Door Swimming Pool

- Business Center

- Postal Agent

- Salon – Batik & Handicraft – Drug store

- Travel Agent

- Spacious Parking Area

- Airline Office

3.4 Struktur Organisasi

Organisasi adalah suatu wadah antara dua orang atau lebih yang bekerja sama

untuk satu tujuan bersama dan terikat secara formal dalam persekutuan, yang

didalamnya selalu terdapat hubungan antara seorang atau kelompok orang yang

dianggap bawahan untuk mencapai tujuan tersebut. Perwujudan organisasi itu berupa

struktur dan hubungan manusia.

Setiap usaha bidang perhotelan memiliki struktur organisasi, sebab dengan

adanya struktur organisasi tersebut setiap hotel akan mendapatkan informasi yang jelas

tentang :

- Batas wewenang dan tanggung jawab masing- masing karyawan.

- Departement dan seksi yang ada di dalam hotel.

(48)

Struktur organisasi hotel disusun berdasarkan kebutuhan operasional hotel

demi tercapainya mekanisme kerja yang efektif dan efesien untuk mencapai tujuan dari

hotel tersebut, yaitu untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal serta menciptakan

kepuasan tamu.

ORGANISATION CHART HOUSEKEEPING DEPARTEMENT

Excutive Housekeeper

Chief Public Area

Chief Floor Chief Laundry

& linen

Public area Spv

Laundry & linen attendant Laundry & linen Spv Public area

attendant

HK

storekeeper Floor Spv

(49)

BAB IV

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERJA ROOM ATTENDANT DI HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

4.1Fasilitas dan peralatan sebagai unsur pokok dan penunjang kerja

Dengan tersediannya fasilitas dan peralatan yang lengkap dan memadai akan

mempengaruhi pekerjaan Room attendant serta terciptanya kualitas kerja yang baik. Setiap Room attendant memiliki pengetahuan tentang cara penggunaan dan pemeliharaan peralatan yang dipergunakan. Seluruh peralatan dan perlengkapan ini

sangat berperan penting dalam efektifitas dan efesiensi aktivitas pekerjaan seorang

Room attendant, diantaranya sebagai berikut :

a. Peralatan dan perlengkapan Room attendant 1. Trolley

Trolley adalah Kereta dorong yang berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan peralatan dan perlengkapan lainnya yang disusun dengan rapi dan teratur.

2. Vacuum cleaner

Alat untuk menghisap debu yang ada pada kamar tamu yang digerakkan dengan

tenaga listrik.

3. Sapu (sweeper)

Sapu biasanya terbuat dari bermacam-macam bahan seperti ijuk dan plastik.

Fungsi alat ini adalah untuk membersihkan sampah-sampah yang ada di kamar.

(50)

Alat pembersih ini berupa kain pel yang dijepitkan pada tangki mop. Alat ini

dipergunakan pada lantai yang tidak tertutupi karpet.

5. Wiper (pembersih kaca)

Alat yang digunakan untuk membersihkan kaca yang terbuat dari karpet pipih,

6. Floor squeezer

Alat untuk mendorong bekas air pada permukaan lantai.

7. Bottle sprayer

Alat penyemprot untuk menyemprotkan cairan pemberih kaca.

8. Brush

Alat untuk menyikat kotoran pada permukaan lantai dan dinding.

- Sikat tangan atau (hand brush)

Sikat tanggan yang digunakan untuk menyikat dinding kamar mandi.

- Round head brush

Alat pembersih yang berupa sikat rami berbentuk bulat dan bertangkai panjang.

- Toilet bowl stick brush

Alat ini berguna untuk membersihkan dan menyikat WC.

9. Toilet brush

Alat yang digunakan untuk membersihkan kotoran yang ada pada permukaan

toilet bowl 10.Polisher machine

Alat untuk membersihkan lantai supaya mengkilat.

(51)

40

Alat yang digunakan untuk mencuci karpet yang berbentuk rolling brush yang digerakan dengan mesin.

12.Scouring pad

Alat penggosok yang terbuat dari spons dan merupakan alat bantu untuk membersihkan peralatan yang terbuat dari logam.

13.Penampung

Alat untuk menampung air, debu atau kotoran lainnya maupun obat bersih.

b. Obat-obat pembersih dan cara penggunaannya

1. Sabun cair (liquid soap)

Pembersih ini digunakan untuk membersihkan barang yang terbuat dari

forselen dan plastik.

2. Liquid hand soap

Sabun pencuci tangan yang ditempatkan pada penampung khusus di dekat wash basin (wastafel).

3. Sabun bubuk (detterjen)

Pembersih yang digunakan untuk menghilangkan kotoran dari permukaan

bahan kain atau bahan lain.

4. Glass cleaner

Obat pembersih yang digunakan untuk membersihkan alat-alat yang terbuat

dari kaca.

5. Shine up

(52)

6. Spot and stain remover

Obat pembersih noda-noda pada karpet.

4.2 Pelaksanaan procedure kerja

Menurut analisis penulis, sistem kerja Room attendant di Hotel Inna Garuda Yogyakarta adalah sebagai berikut :

1. Mengetuk pintu dan meyebutkan jati diri, apabila selama tiga kali ketukan tidak

ada jawaban maka pramugraha membuka pintu dengan master key secara pelan-pelan karena adakalanya tamu masih tidur sehingga tidak mendengarkan

pramugraha mengetuk pintu.

2. Mengecek barang tamu yang tertinggal serta mengecek invertaris di dalam kamar.

3. Mengumpulkan sampah dan membawa gelas, asbak keluar untuk dicuci dan

disterilkan.

4. Mengumpulkan linen-linen kotor dan mengambil linen yang bersih sesuai dengan

linen yang kotor.

5. Membersihkan tempat tidur (making bed) dengan memasang tiga sheet dan satu selimut. Tetapi tamu sering tidak mengganti sheet tersebut, apabila sheet tersebut tidak terlihat kotor. Setelah merapikan tempat tidur, bantal disarungi dengan pillow case dan memasang bad cover agar tempat tidur terlihat rapi dan indah.

6. Men-dusting seluruh permukaan benda agar debu yang menempel hilang.

7. Membersihkan kamar mandi dengan terlebih dahulu menyiram buth tub, wahtafel,

(53)

42

beberapa saat kemudian membersihkan washtafel lalu bath tub dan dilanjutkan ke

toilet bowl. Kamar mandi harus kering dan bersih setelah itu masukkan atau lengkapi guest supplies.

8. Membersihkan karpet dengan menggunakan vacuum cleaner yang dimulai dari sudut yang terjauh.

9. Menutup kembali pintu dan sebelumnya menghidupkan lampu dan AC bila,

lakukan peng-check-an terakir kali dan lihat apa ada yang kurang.

4.3Jenis-jenis kamar

Tugas utama dari bagian tata graha adalah persiapan, kebersihan, dan kerapian

hotel yang di jual kepada tamu, yaitu kamar (bedroom), dan kamar mandi (bathroom). Adapun jenis kamar yang ada di hotel antara lain :

1. Jenis kamar menurut tempat tidur yang tersedia antara lain :

a. Single room atau single bedroom

Suatu kamar yang dilengkapi dengan sebuah tempat tidur yang berukuran

tunggal atau single bed, untuk satu orang dengan ukuran 80 x 192 cm sampai dengan 100 x 200 cm.

b. Twin room atau twin bedroom

Suatu kamar yang memiliki dua tempat tidur yang berukuran tunggal

masing-masing untuk satu orang tamu.

(54)

Suatu kamar yang dilengkapi dengan sebuah tempat tidur besar, untuk dua

orang dengan ukuran 135 x 200 sampai dengan 150 x 200cm.

d. Triple room atau triple bedroom

Suatu kamar yang dilengkapi dengan tempat tidur besar, ditambah satu tempat

tidur untuk tiga orang tamu.

e. Suite room

Sebuah kamar yang dilengkapi dengan ruang duduk atau living room dan mini bar serta dapur kecil (kitchen nett).

2. Jenis kamar menurut letak dan penggunaanya

a. Connecting room

Dua buah kamar yang berdekatan yang dihubungkan dengan pintu penghubung

(connecting door).

b. Adjoining room

Sebuah kamar yang terletak pada satu lantai (floor), antara kamar satu dengan kamar lainnya berdekatan.

c. Adjacent room

Dua kamar yang terletak pada satu lantai yang sama antara kamar satu dan

lainnya berhadapan.

d. Duplex room

Dua kamar yang terletak diatas dan dibawah dihubungkan dengan tanggal

(55)

44

3. Jenis kamar menurut tingkat fasilitasnya

a. Standardt room

Jenis kamar yang paling murah di suatu hotel karena fasilitas yang tersedia di

dalam kamar merupakan fasilitas standart.

b. Deluxe room

Jenis kamar yang satu tingkat lebih baik dari kamar standart karena fasilitas

yang tersedia lebih lengkap dari pada kamar standart.

c. President suite atau sudirman room

Jenis kamar yang paling mahal atau istimewah dalam satu hotel karena

memiliki fasilitas yang extra lengkap.

4.4Pengawasan terhadap pelaksanaan kerja Room Attendant

Dilihat dari kurangnya pemahaman Room Attendant terhadap standart kerjanya maka Hotel Inna Garuda Yogyakarta mengadakan pengawasan yang dilakukan oleh

Housekeeper serta Supervisor agar dapat meningkatkan kualitas kerja pada Room Attendant tersebut.

Adapun cara pengawasan yang dilakukan antara lain :

1. Memberi teguran positif kepada karyawan yang datang terlambat, serta memberi

(56)

2. Memeriksa peralatan-peralatan yang digunakan Room Attendant, apakah peralatan tersebut masih layak pakai atau sudah harus digani serta peralatan mesin yang

harus terjaga kebersihannya.

3. Diadakan Chek list (daftar pemeriksaan kamar-kamar) yang biasanya dilakukan oleh atsaan terhadap karyawan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya

hal-hal yang tidak diinginkan seperti tidur dikamar, menonton TV saat bekerja,

maupun bercerita dengan karyawan lainnya didalam kamar.

4. Mengadakan brefing kepada Room attendant sebelum memulai kerja. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi ataupun arahan kepada Room ttendant

dalam melaksanakan tugasnya, baik pekerjaan sebelumnya maupun pekerjaan

selanjutnya.

Untuk mencapai sasaran ini maka peranan Room Attendant meupun karyawan lainnya sangat dibutuhkan. Mulai dari General Maneger sampai tingkat karyawan

paling rendah sekalipun. Dengan demikian kualitas kerja akan tercapai apabila

pedoman diatas dapat dijalankan sebaik mungkin oleh sikap karyawan terutama bagian

Room Attendant.

4.5Upaya room attandent dalam meningkatkan kualitas kerja

Room Attendant bertugas dan bertanggung jawab atas kebersihan, kerapian, keindahan dan kesehatan kamar tamu sehingga tamu merasa betah dan nyaman tinggal

(57)

46

Kemampuan Room Attendant adalah kecakapan yang dimiliki seorang Room Attendant yang di peroleh dari bakat, pengetahuan dan pengalaman. Kecakapan meliputi kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerjanya, melaksanakan

langkah-langkah kerja yang ditetapkan, berkomunikasi kepada tamu hotel dengan

lancar, serta kemampuan untuk menggunakan peralatan dan bahan pembersih.

Untuk dapat tercapainya tujuan tersebut, maka beberapa upaya yang dilakukan

Room attendant di Hotel Inna Garuda Yogyakarta, antara lain :

1. Mengelolah kamar-kamar yang menjadi tanggung jawabnya, dalam arti :

- Menjaga kebersihan, kerapian, kenyamanan serta kelengkapan fasilitas

Referensi

Dokumen terkait

Hal inilah yang akan diuraikan mengenai langkah-langkah yang dilakukan oleh bagian Food and Beverage Hotel Inna Dharma Deli Medan dalam meningkatkan kinerja dan pelayanannya agar

Kendala Yang Muncul Dalam Kinerja Team Work Room Attendant Di Housekeeping Department Di The Sunan Hotel Solo .... Upaya-Upaya Untuk Meningkatkan Kinerja Team Work

Dan Berdasarkan hasil wawancara serta obsevasi maka dapat ditarik suatu kesimpulan factor-faktor yang menghambat terjadinya komunikasi internal di Hotel Inna Garuda

Agar mampu memberikan kesan dan kepuasan bagi tamu yang menginap serta mampu bersaing dengan hotel-hotel bintang empat yang ada di Bukittinggi, (b)

Yang menjadi objek utama dalam penelitian adalah upaya managemen dalam mengoptimalkan kinerja karyawan untuk memberikan service kepada tamu yang menginap di hotel, dalam