• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIII MTs SULTAN AGUNG KALIBANGKANG KEBUMEN TAHUN AJARAN 2013 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIII MTs SULTAN AGUNG KALIBANGKANG KEBUMEN TAHUN AJARAN 2013 2014"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

BERBICARA SISWA KELAS VIII MTs SULTAN AGUNG KALIBANGKANG KEBUMEN TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh:

Yuliani Saifurrohmah 2303410011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING

FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi.

Hari : Rabu

Tanggal : 14 Mei 2014

Pembimbing

(3)
(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini, saya:

Nama : Yuliani Saifurrohmah NIM : 2303410011

Prodi : Pendidikan Bahasa Arab Jurusan : Bahasa dan Sastra Asing

Fakultas : Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Time Token untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VIII MTs Sultan Agung Kalibangkang Kebumen Tahun Ajaran 2013/2014. Saya tulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ini benar-benar merupakan karya sendiri. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan, baik yang langsung maupun tidak langsung, telah disertai sumbernya dengan cara yang sebagaimana lazimnya dalam penulisan karya ilmiah.

Demikan pernyataan ini saya buat agar dapat digunakan seperlunya.

Semarang, 14 Mei 2014

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ْنَمَو ِمْلِعْلاِب ِهْيَلَعَ ف اَيْ ندلاَداَرَا ْنَم

َرَا ْنَمَو ِمْلِعْلاِب ِهْيَلَعَ ف َةَرِخَااَداَرَا

مْلِعَلاِب ِهْيَلَعَ ف اََُُدا

“Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki keduanya (kehidupan dunia dan akhirat) maka dengan ilmu.”( H.R Ibn Asakir)

Jika pikiran saya bisa membayangkannya, hati saya bisa meyakininya, saya tahu saya akan mampu menggapainya. (Jesse Jackson)

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Kedua orang tuaku, ayahku Ahmad Mualif S.Pd tercinta dan ibuku Robingah A.Md tersayang yang selalu melimpahkan kasih sayangnya dan

untaian do’a yang mengiringi setiap jalanku.

2. Jantung hatiku, Suamiku tercinta Harianto dan putri kecilku Khalfani Adzqia Ardhani terima kasih untuk cinta, do’a dan semangat kalian yang selalu menjadi inspirator dan pemberi pelajaran hidup terindah.

3. Seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan do’a dan semangat tiada henti.

(6)

vi

KATA PENGANTAR ميحرلا نمحرلا ها مسب

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan karunia dan anugerah-Nya yang tiada tara sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Time Token Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Kelas VIII MTs Sultan Agung Kalibangkang Kebumen Tahun Ajaran 2013/2014 dengan lancar sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Dengan segala kerendahan hati, ucapan terima kasih yang tak terhingga, wajib penulis berikan kepada:

1. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang telah memberi arahan, bimbingan serta izin untuk melaksanakan penelitian ini.

2. Dr. Zaim Elmubarok, M.Ag Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Asing Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang sekaligus dosen pembimbing yang telah membimbing, memberi arahan, serta memberi izin penelitian dengan penuh keikhlasan dan kesabaran hingga skripsi ini selesai.

(7)

vii

4. Segenap dosen Program studi Pendidikan Bahasa Arab UNNES, yang telah memberikan banyakilmu, pengetahuan, serta pengalaman yang sangat berharga dan takkan terlupakan selamanya.

5. Seluruh dosen penguji yang bersedia meluangkan waktunya untuk menguji penelitian ini dengan memberikan masukan, koreksian, dan perhatian pada peneliti sehingga skripsi ini lebih sempurna.

6. Semua pihak MTs Sultan Agung Kalibangkang Kebumen yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

7. Keluargaku tercinta: Bapak Ahmad Mualif dan Ibu Robingah yang selalu berjuang demi keberhasilanku tanpa kenal rasa lelah.

8. Jantung hatiku, Harianto dan Khalfani Adzqia Ardhani. Terima kasih atas

cinta, do’a dan semangat kalian yang selalu menjadi inspirator terhadap penulis.

9. Seluruh keluarga besarku yang senantiasa memberikan limpahan kasih sayang.

10.Teman-teman Program Studi Pendidikan Bahasa Arab angkatan 2010 yang selalu memberi warna persahabatan dan keluarga baru untukku selama empat tahun ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

(8)

viii

12.Segenap teman-teman PPL 2013 MAN 1 Magelang. Terima kasih atas cerita indahnya Selama belajar mengajar bersama.

13.Seluruh teman-teman KKN Alternatif 2013 DesaNyatnyono yang selalu memberi pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan bermasyarakat. 14.Segenap keluarga besar mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Arab. Terima

kasih atas semangat, motivasi selama penulis belajar.

15.Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas semuanya.

Kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk melengkapi penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, 14 Mei 2014 Peneliti,

(9)

ix ABSTRAK

Saifurrohmah, Yuliani. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Time Token Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VIII MTs sultan Agung Kalibangkang Kebumen Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi.Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Dr. Zaim Elmubarok, M.Ag.

Kata kunci: Keterampilan Berbicara, Cooperative Learning, Time Token.

Berbicara merupakan salah satu kemampuan keterampilan berbahasa yang ingin dicapai siswa dalam pembelajaran bahasa termasuk bahasa Arab. Pembelajaran bahasa Arab di MTs Sultan Agung Kalibangkang Kebumen terutama di kelas VIII masih rendah khususnya dalam keterampilan berbicara bahasa Arab, karena dalam pembelajaran bahasa Arab pada kelas VIII belum menggunakan strategi-strategi, model pembelajaran dan media pembelajaran yang efektif dan menarik sehingga dapat menarik minat siswa untuk belajar berbicara bahasa Arab. Salah satu upaya yang ditawarkan sebagai alternatif pemecahan permasalahan diatas adalah dengan penerapan model pembelajaran cooperative learning time token untuk mendukung siswa dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Arab.

Masalah dalam penelitian ini yaitu (1) apakah penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Time Token efektif untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa kelas VIII MTs Sultan Agung Kalibangkang tahun ajaran 2013/2014?. Tujuan penelitian ini yaitu (1) untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran Cooperative Learning Time Token untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa kelas VIII MTs Sultan Agung Kalibangkang Kebumen tahun ajaran 2013/2014.

Jenis penelitian ini adalah eksperimen, dengan cara membandingkan hasil kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena data yang disajikan berhubungan dengan angka-angka. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes. Teknik pengumpulan data tes dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah uji hipotesis.

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 5

(11)

xi

2.1 Kajian Pustaka ... 7

2.2 Landasan Teori ... 14

2.2.1 Pengertian Bahasa Arab ... 14

2.2.2 Keterampilan Berbicara Bahasa Arab ... 15

2.2.3 Aspek Keterampilan Berbicara ... 16

2.2.4 Faktor Penunjang Keterampilan Berbicara ... 17

2.2.5 Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) ... 18

2.2.6 Prinsip – prinsip Pembelajaran Kooperatif ... 18

2.2.7 Tujuan Pembelajaran Cooperative Learning ... 19

2.2.8 Keunggulan dan Kelemahan Cooperative Learning ... 20

2.2.9 Pengertian Pembelajaran Time Token ... 21

2.2.10 Karakteristik Pembelajaran Time Token ... 22

2.2.11 Langkah - langkah Pembelajaran Time Token ... 22

2.2.12 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Time Token ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... ... 25

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ... 25

3.2 Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

3.3 Variabel Penelitian ... 28

3.4 Hipotesis ... 29

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.5.1 Teknik Tes ... 30

3.5.2 Dokumentasi ... 31

(12)

xii

3.6.1 Tes ... 32

3.7 Uji Instrumen ... 37

3.7.1 Uji Validitas ... 38

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 39

3.8 Teknik Analisis Data ... 40

3.8.1 Uji Normalitas ... 41

3.8.2 Uji Homogenitas ... 42

3.8.3 Uji Hipotesis ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1 Hasil Penelitian ... 47

4.1.1 Tabulasi Data Hasil Pre-test dan Post-Test Kelas Kontrol . 47 4.1.2 Tabulasi Data Hasil Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen ... 52

4.1.3 Tabulasi Perbandingan Nilai Pre-test dan Post-test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 57

4.1.4 Pembahasan Instrumen ... 61

4.1.4.1Validitas Soal Pre-test ... 61

4.1.4.2Reliabilitas Soal Pre-test ... 72

4.1.4.3Validitas Soal Post-test ... 73

4.1.4.4Reliabilitas Soal post-test ... 83

4.1.5 Uji Persyaratan Data ... 84

4.1.5.1Uji Normalitas ... 85

(13)

xiii

4.1.5.3Uji Hipotesis ... 88

4.2 Analisis Hasil Tes Berbicara Bahasa Arab ... 89

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 93

5.1 Simpulan... 93

5.2 Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 PersamaandanPerbedaanPenelitianTerdahulu ... 11

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 27

Tabel 3.2 Pedoman Skor Aspek Kebahasaan ... 33

Tabel 3.3 Pedoman Skor Aspek Non Kebahasaan ... 35

Tabel 3.4 Bobot Nilai Aspek Kebahasaan dan Non Kebahasaan ... 37

Tabel 3.5 Interval Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Arab ... 38

Tabel 3.6 Tabel Bantu menghitung Uji-t ... 44

Tabel 4.1 Nilai Pre-test dan Post-test Keterampilan Berbicara Kelas Kontrol 47 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pre-test Kelas Kontrol ... 49

Tabel 4.3Distribusi Frekuensi Nilai Post-test Kelas Kontrol ... 51

Tabel 4.4 Nilai Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen ... 52

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Pre-test Pre-test Kelas Eksperimen ... 54

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Post-testPost-test Kelas Eksperimen ... 56

Tabel 4.7 Perbandingan Nilai Pre-test&Post-testKelas Kontrol & Eksperimen ... 57

Tabel 4.8 Tabel Bantu Uji Validitas Soal Pre-test Aspek Pengucapan... 62

Tabel 4.9 Interpestasi Nilai r Menurut Suharsimi Arikunto ... 63

Tabel 4.10 Tabel Bantu Uji Validitas Soal Pre-test Aspek Pilihan Kata ... 64

Tabel 4.11 Interpestasi Nilai r Menurut Suharsimi Arikunto ... 65

Tabel 4.12 Tabel Bantu Uji Validitas Soal Pre-test Aspek Nada dan Irama ... 66

Tabel 4.13 Interpestasi Nilai r Menurut Suharsimi Arikunto ... 67

Tabel 4.14 Tabel Bantu Uji Validitas Soal Pre-test Aspek Penguasaan Topik 68 Tabel 4.15 Interpestasi Nilai r Menurut Suharsimi Arikunto ... 69

Tabel 4.16 Tabel Bantu Uji Validitas Soal Post-test Aspek Keberanian ... 70

Tabel 4.17 Interpestasi Nilai r Menurut Suharsimi Arikunto ... 71

Tabel 4.18 Interpestasi Nilai r Menurut Suharsimi Arikunto ... 72

Tabel 4.19 Tabel Bantu Uji Validitas Soal Post-test Aspek Pengucapan ... 73

Tabel 4.20 Interpestasi Nilai r Menurut Suharsimi Arikunto ... 75

(15)

xv

Tabel 4.22 Interpestasi Nilai r Menurut Suharsimi Arikunto ... 77

Tabel 4.22 Tabel Bantu Uji Validitas Soal Post-test Aspek Nada dan Irama .. 77

Tabel 4.23 Interpestasi Nilai r Menurut Suharsimi Arikunto ... 79

Tabel 4.24 Tabel Bantu Uji Validitas Soal Post-test Aspek Penguasaan Topik ... 79

Tabel 4.25 Interpestasi Nilai r Menurut Suharsimi Arikunto ... 81

Tabel 4.26 Tabel Bantu Uji Validitas Soal Post-test Aspek Keberanian ... 81

Tabel 4.27 Interpestasi Nilai r Menurut Suharsimi Arikunto ... 83

Tabel 4.28 Interpestasi Nilai r Menurut Suharsimi Arikunto ... 84

Tabel 4.29 Hasil Uji Normalitas Post-test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 85

Tabel 4.30 Hasil Uji Normalitas Post-test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 86

Tabel 4.31 Hasil Uji Homogenitas Pre-tet Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 87

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Diagram 4.1 Diagram Nilai Pre-tes Kelas Kontrol ... 50

Diagram 4.2 Diagram Nilai Post-tes Kelas Kontrol ... 52

Diagram 4.3 Diagram Nilai Pre-tes Kelas Eskperimen ... 55

Diagram 4.4 Diagram Nilai Post-tes Kelas Eskperimen ... 57

Diagram 4.5 Diagram Garis Pre-tes dan Post-tes Kelas Kontrol ... 59

Diagram 4.6 Diagram Garis Pre-tes dan post-tes Kelas eskperimen ... 58

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ... 100

Lampiran 2. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen... 101

Lampiran 3. Silabus ... 102

Lampiran 4. RPP ... 108

Lampiran 5. Pedoman Penskoran Keterampilan Berbicara ... 127

Lampiran 6. Soal Pre-test & Post-test Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 132

Lampiran 7. Daftar Nilai Pre-test Kelas Kontrol ... 134

Lampiran 8. Daftar Nilai Post-test Kelas Kontrol ... 135

Lampiran 9. Daftar Nilai Pre-test Kelas Eksperimen ... 136

Lampiran 10. Daftar Nilai Post-test Kelas Eksperimen ... 137

Lampiran 11. Uji Normalitas ... 138

Lampiran 12. Uji Homogenitas ... 154

Lampiran 13. Uji Hipotesis ... 158

Lampiran 14. Kupon Time Token ... 160

Lampiran 15. Dokumentasi Foto Penelitian ... 161

Lampiran 16. Surat Keputusan Pembimbing Skripsi ... 163

Lampiran 17. Surat Izin Penelitian ... 164

(18)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Bahasa Arab adalah mata pelajaran yang sangat kompleks, karena terdiri atas berbagai terapan ilmu pengetahuan yang mencakup empat kemampuan keterampilan bahasa yaitu Istima’, Kalam, Qira’ah, dan Kitabah, sehingga membutuhkan guru yang kompeten dalam penguasaan materi dan pengelolaan kelas. Selain itu, juga pemanfaatan media pembelajaran atau penciptaan suasana yang nyaman guna menarik minat belajar para siswa karena sejauh ini bahasa Arab masih belum banyak diminati para siswa jika dibandingkan dengan bahasa Inggris.

(19)

seluruh siswa. Tujuan utama dari pembelajaran kooperatif time token adalah untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok. Pembelajaran kooperatif dengan teknik ini dilaksanakan dengan cara membagikan kartu untuk seluruh siswa dan setiap kali berbicara baik dalam kerjasama kelompok maupun klasikal harus menyerahkan kartu. Bagi siswa yang sudah habis kartunya tidak diperkenankan berbicara lagi, sehingga diharapkan seluruh siswa akan mempunyai keterlibatan (partisipasi) yang berimbang yang berakibat pada pemahaman yang lebih baik (dalam Wiyarsi 2010 :2).

Berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran Cooperative learning Time token dapat dikatakan bahwa model ini sangat cocok untuk pembelajaran keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan kebahasaan yang sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian lebih karena keterampilan berbicara tidak bisa diperoleh secara otomatis, melainkan harus belajar dan berlatih.

Dalam hal ini perlu diupayakan suatu bentuk pembelajaran yang variatif, menarik, menyenangkan dan dapat menarik minat siswa untuk berpartisipasi aktif berlatih berbicara. Apalagi jika keterampilan berbicara itu menyangkut bahasa asing, salah satunya bahasa Arab.

(20)

kalimat yang sesuai dengan konteks. Namun, pembelajaran bahasa Arab di kelas VIII khususnya dalam keterampilan berbicara masih rendah.

Berdasarkan penelitian awal yang telah dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas VIII dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) mata pelajaran bahasa Arab di MTs Sultan Agung Kalibangkang Kebumen belum dapat tercipta suasana pembelajaran seperti yang diharapkan khususnya dalam pembelajaran keterampilan berbicara mata pelajaran bahasa Arab. Hal ini dikarenakan beberapa alasan diantaranya, pemilihan materi dan bahan ajar yang masih monoton hanya terpaku pada media cetak yang tersedia seperti buku dan lembar kerja siswa (LKS), pemilihan dan penerapan model pembelajaran yang kurang tepat dan kurang variatif serta kurangnya motivasi siswa dalam mempelajari bahasa Arab sehingga siswa sering lupa membawa buku, sering lupa mengerjakan PR, siswa masih mengalami kesulitan untuk mengungkapkan kembali gagasan, ide pikiran, usul, saran, dan informasi yang terdapat dalam wacana lisan atau dialog bahasa arab secara lisan dan lebih memilih diam daripada berbicara karena berbagai alasan, misalnya takut salah, malu ditertawakan teman yang lain, dan tidak ada keberanian untuk mengungkapkan meskipun sebenarnya siswa mengetahui.

(21)

yang disampaikan tidak dirasakan sebagai suatu beban pelajaran yang rumit namun dianggap sebagai sebuah kegiatan yang menyenangkan dan dari model pembelajaran ini diharapkan para siswa dapat menyerap materi yang disampaikan dengan tanpa disadari, namun proses pembelajaran tetap dapat memenuhi Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator yang telah dirancang oleh guru dalam Silabus maupun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sebagai sampel subjek penelitian, peneliti memilih siswa kelas VIII A dan VIII B MTs Sultan Agung Kalibangkang tahun ajaran 2013/2014 dengan tujuan untuk membuktikan ada tidaknya perbedaan/perubahan yang signifikan diantara kedua kelas tersebut setelah menerapkan model pembelajaran cooperative learning time token untuk meningkatkan kemahiran berbicara bahasa Arab siswa.

Berdasarkan paparan diatas, maka peneliti memilih judul “Penerapan Model

Pembelajaran Cooperative Learning Time Token untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Siswa Kelas VIII MTs Sultan Agung

Kebumen Tahun Ajaran 2013/2014”.

1.2Rumusan Masalah

(22)

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan deskripsi tentang penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Time Token untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas VIII di MTs Sultan Agung Kalibangkang. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Time Token efektif untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa kelas VIII MTs Sultan Agung Kalibangkang Kebumen.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan memberikan kontribusi beberapa manfaat secara teoritis, maupun praktis.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat teoritis untuk memberikan landasan bagi para peneliti lain untuk mengadakan penelitian yang sejenis dalam rangka meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab pada khususnya dan keterampilan berbahasa pada umumnya. Selain itu juga dapat memberikan sumbangan terhadap pembelajaran bahasa Arab terutama pada aspek keterampilan berbahasa khususnya keterampilan berbicara dengan menggunakan penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Time Token.

1.4.2 Manfaat Praktis

(23)

1) bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa teknik dan media pengajaran dan dapat memberikan kemudahan bagi guru dalam menyampaikan materi yang diajarakan, sehingga siswa memiliki kompetensi dengan materi yang diajarkan serta mampu menguasai materi dengan optimal, dan dapat menjadikan motivasi bagi guru dalam meningkatkan keprofesionalan mengajar.

2) bagi siswa, hasil penelitian ini dapat memberikan solusi bagi siswa dalam pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan, sehingga dapat mencapai indikator-indikator dan dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Arab.

3) bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi sekolah, terutama dalam rangka perbaikan pengajaran dalam meningkatkan pembelajaran bahasa Arab.

4) bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan bagi peneliti dalam memilih alternatif model pembelajaran sebagai bekal untuk masa mendatang.

(24)

7 BAB 2

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai penelitian terdahulu teori-teori yang menjadi landasan penelitian dari para ahli dan sumber-sumber yang mendukung penelitian yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini. Penelitian ini memerlukan teori tentang keterampilan berbicara bahasa Arab, cooperative learning (pembelajaran kooperatif), dan time token.

2.1 Kajian Pustaka

Penelitian mengenai keterampilan berbahasa pada umumnya dan keterampilan berbicara pada khususnya bukanlah hal baru dalam dunia pendidikan. Para mahasiswa jurusan bahasa dan sastra telah banyak melakukan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan keterampilan berbicara.

Beberapa penelitian yang dilakukan, dan dapat dijadikan sebagai kajian dalam penelitian ini adalah penelitian dari : Efi Nurdiana (2009), Rohmat Teguh Nugroho (2011), dan M.Hanif Lutfi (2013).

Nurdiana (2009) melakukan penelitian tentang Penerapan Model Cooperative Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata

(25)

untuk terlibat secara aktif sehingga siswa kurang mandiri, bahkan cenderung pasif, main sendiri dan berbicara dengan temannya selama proses pembelajaran. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurdiana hasil penelitian menunjukkan peningkatan dalam setiap siklusnya, yaitu dari silkus I yang awalnya hanya 12,5% pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 34,5% atau nilai rata-ratanya dari pre-test yang hanya sebesar60,26 pada siklus I menjadi 68,02 setelah itu meningkat lagi menjadi 81,05. Dari hasil penilaian tersebut dapat dibuktikan bahwa penerapan model cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar dan penerapan modelcooperative learning ini juga dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengungkapkan ide, sehingga menimbulkan persaingaan sehat untuk meningkatkan keberanian siswa serta mempererat hubungan kerja sama antar siswa pada siswa kelas VII B SMP Negeri 4 Malang.

(26)

Nugroho (2011) melakukan penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Peer Tutoring untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara pada Mata Kuliah Tadrib Muhadatsah Program studi

Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Semarang Tahun Ajaran 2010/2011. Dari hasil penelitian Nugroho menemukan bahwa kemampuan berbicara tingkat dasar masih tergolong kurang. Kurangnya kemampuan mahasiswa dalam berbicara tampak pada mahasiswa yang takut, grogi dan belum lancar ketika berbicara secara langsung dengan dosen. Hal ini didasari karena pengetahuan mahasiswa tentang bahasa Arab masih kurang dan belum terbiasa berbicara bahasa Arab.Selain itu, pengampu mata kuliah mengajar keterampilan berbicara dengan metode ceramah sehingga terkesan membosankan dan kurang menyenangkan. Nugroho tergugah untuk melakukan penelitian dan menawarkan solusi dengan penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Peer Tutoring pada mata kuliah Tadrib Muhadatsah.Dari hasil penelitiannya mampu meningkatkan keterampilan berbicara tingkat dasar mahasiswa secara signifikan. Pada siklus I rata-rata kelas meningkat 61,15% serta pada siklus II rata-rata kelas meningkat 71,59%. Mahasiswa juga menunjukkan perubahan perilaku ke taraf yang positif yaitu mahasiswa menjadi senang, lebih nyaman dan menyenangkan karena yang melatih berbicara adalah teman seusianya.

(27)

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Nugroho terletak pada (1) jenis penelitian yang digunakan. Penelitian Nugroho menggunakan penelitian tindakan kelas sedangkan penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen; (2) tipe cooperative learning yang digunakan oleh Nugroho adalah model pembelajaran cooperative learning tipe peer tutoring sedangkan penelitian ini menggunakan model pembelajaran cooperative learning time token; (3) subjek dalam penelitian Nugroho adalah mahasiswa program studi pendidikan bahasa Arab sedengkan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs sultan agung Kalibangkang Kebumen.

Lutfi (2013) melakukan penelitian tantang Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Team Quiz untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Arab

(28)

berbicara bahasa Arab menggunakan kelompok dan diselingi dengan permainan untuk menunjang keterampilan berbicara bahasa Arab.

Relevansi penelitian Lutfi dengan penelitian ini terletak pada (1) upaya peningkatan keterampilan berbicara; (2) model pembelajaran kooperatif.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Lutfi terletak pada (1) penelitian Lutfi merupakan penelitian tindakan kelas sedangkan penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen; (2) Lutfi menggunakan model pembelajaran kooperatif team quiz sedangkan penelitian ini menggunakan model pembelajaran cooperative learning time token; (3) subjek dalam penelitian Lutfi adalah siswa kelas X6 MAN 1 Magelang sedangkan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs sultan agung Kalibangkang Kebumen.

Dari penelitian sebelumnya, berikut peneliti klasifikasikan mengenai perbedaan dan persamaan penelitian dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara dengan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti:

Tabel 2.1: Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

NO NAMA JUDUL

PENELITIAN PERSAMAAN PERBEDAAN

1. Efi Nurdiana

“Penerapan Model Cooperative Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa pada

Mata Pelajaran Ekonomi Kelas

VII di SMP

Negeri 4

Malang”

(1)Penggunaan model cooperative learning

(1)Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dan penelitian eksperimen; (2) Tipe Cooperative

Learning yang digunakan adalah cooperative

learning dan

cooperative

learning time

(29)

Lanjutan Tabel 2.1

NO NAMA JUDUL

PENELITIAN PERSAMAAN PERBEDAAN

(3)Penelitian untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran

ekonomi dan meningkatkan keterampilan berbicaran mata pelajaran bahasa Arab;

(4)subjek penelitian siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Malang dan siswa kelas VIII MTs Sultan Agung Kalibangkang 2. Rohmat Teguh Nugroho “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Peer Tutoring untuk

Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada

Mata Kuliah

Tadrib Muhadatsah Program studi Pendidikan

Bahasa Arab

Universitas Negeri Semarang

Tahun Ajaran

2010/2011” (1)penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning; (2)Kedua

penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan keterampilan berbicara bahasa Arab.

(1)Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dan penelitian

eksperimen;

(2)tipe cooperative

learning yang

digunakan adalah cooperative

learning tipe peer

tutoring dan

cooperative

learning time

token;

(3)subjek dalam penelitian adalah mahasiswa

(30)

Lanjutan Tabel 2.1

NO NAMA JUDUL

PENELITIAN PERSAMAAN PERBEDAAN

3. M. Hanif Lutfi

“Penerapan Model

Pembelajaran Cooperative

Team Quiz

untuk

Meningkatkan Keterampilan Berbicara

Bahasa Arab

Siswa Kelas X6

MAN 1

Magelang (1) upaya peningkatan keterampilan berbicara; (2) model pembelajaran kooperatif

(1) metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dan penelitian eksperimen; (2) tipe cooperative

learning yang digunakan adalah kooperatif team

quiz dan

cooperative

learning time

token;

(3) subjek dalam penelitian adalah siswa kelas X6 MAN 1 Magelang dan siswa kelas VIII MTs sultan agung

Kalibangkang Kebumen.

Berdasarkan pengelompokan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa sudah banyak penelitian yang mengkaji tentang upaya meningkatkan keterampilan berbicara dengan solusi yang berbeda namun tetap menarik. Hal ini menjadi alasan bagi peneliti untuk meneliti keterampilan berbicara dengan menerapkan model pembelajaran cooperative learning time token.

(31)

dilakukan sehingga penelitian pembelajaran cooperative learning time token dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Arab ini dilakukan untuk melengkapi referensi dalam mengajar keterampilan berbicara bahasa Arab.

Penerapan model pembelajaran cooperative learning time token diharapkan dapat mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok sehingga siswa dapat bekerja sama dan berpartisipasi aktif secara berimbang yang berakibat pada pemahaman yang lebih baik dan dapat membantu meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab. Dalam kelompok siswa berperan aktif sebagai subjek belajar, sedangkan guru menjadi pebimbing dan fasilitator. Dengan penerapan model pembelajaran cooperative learning time token ini diharapkan dapat memberikan hasil pembelajaran yang lebih bermakna dan siswa dapat termotivasi untuk belajar bahasa Arab.

2.2 Landasan teoretis

Peneliti akan menguraikan teori-teori yang menjadi landasan penelitian dari para ahli dan sumber-sumber yang mendukung penelitian tentang teori keterampilan berbicara bahasa Arab, teori tentang cooperative learning (pembelajaran kooperatif), dan teori time token.

2.2.1 Pengertian Bahasa Arab

Menurut Ghillaby (dalam Syamsudin, 2013:16), mengatakan bahwa bahasa Arab merupakan kata-kata yang diungkapkan dalam bahasa Arab dengan tujuan

tertentu dan disampaikan secara lisan dan merupakan bahasa Al Qur’an, beberapa

(32)

Bahasa Arab merupakan bahasa yang dituturkan di negara-negara di kawasan Asia Barat dan Afrika Utara. Kawasan Urubah, yakni kawasan yang meliputi 21 negara Arab yang meliputi Arab Afrika, Arab Asia, maupun Arab Teluk yang tergabung dalam Liga Arab dan berbahasa resmi bahasa Arab, tidak semuanya memeluk Islam. Bahasa Arab sekarang juga merupakan bahasa resmi kelima di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak tahun 1973.Selain itu, bahasa Arab juga dipakai sebagai bahasa resmi Organisasi Persatuan Afrika, OPA (Hadi dalam Irawati 2013:1-2).

2.2.2 Keterampilan Berbicara Bahasa Arab

Keterampilan berbicara (Maharah al-kalam/ Speaking skill) adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mitra bicara (Hermawan 2011:135).

Menurut Effendy (2009:139) kemahiran berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan berbicara yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa modern termasuk bahasa Arab. Berbicara merupakan sarana utama untuk membina saling pengertian, komunikasi timbal balik, dengan menggunakan bahasa sebagai medianya.

(33)

2.2.3 Aspek Keterampilan Berbicara

Berbicara dalam bahasa asing atau bahasa kedua termasuk keterampilan dasar yang merupakan tujuan dari pembelajaran berbahasa. Dan berbicara sendiri merupakan sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam berbicara terdapat dua komponen penting yaitu memahami lawan bicara dan membuat lawan bicara paham terhadap pesan yang ingin disampaikan.

Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Ahmad Fuad Efendy (2009:139) tentang unsur-unsur keterampilan berbicara meliputi: (1) Kemampuan mendengarkan, (2) Kemampuan mengucapkan, (3) Penguasaan (relatif) kosakata dan ungkapan yang memungkinkan siswa dapat mengkomunikasikan maksud, gagasan atau pikirannya

Peristiwa berbicara akan berlangsung apabila dipenuhi sejumlah persyaratan. Persyaratan itu antara lain: (1) Pengirim: orang yang menyampaikan pesan; (2) Pesan : isi pembicaraan; (3) Penerima : orang yang menerima pesan;(4) Media : bahasa lisan;(5) Sarana : waktu, tempat, suasana, peralatan, yang digunakan dalam penyampaian pesan; (6) Interaksi : searah, dua arah, atau multi arah; (7) Pemahaman: ada saling pengertian.

(34)

2.2.4 Faktor - faktor Penunjang Keefektifan Berbicara

Seorang pembicara yang baik, harus memberikan kesan bahwa ia menguasai masalah yang dibicarakan, penguasaan topik yang baik akan menumbuhkan keberanian dan kelancaran. Selain menguasai topik, seorang pembicara harus berbicara (mengungkapkan bunyi-bunyi bahasa) dengan jelas dan tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat dapat mengalihkan perhatian pendengar.Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan seseorang untuk dapat menjadi pembicara yang baik. Faktor-faktor tersebut adalah faktor kebahasaan dan nonkebahasaan Arsjad dan Mukti (dalam Sana, 2011:39).

Menurut Efendy (2009:153) unsur kebahasaan dan non-kebahasaan sebagai berikut:

Aspek Kebahasaan, meliputi: (1) Pengucapan (makhraj), (2) Kejelasan suara (shifatul huruf), (3) Penempatan tekanan (mad, syiddah), (4) Nada dan irama, (5) Pilihan kata, (6) Pilihan ungkapan, (7) Susunan kalimat.

Aspek Non-kebahasaan, meliputi: (1) Kelancaran, (2) Penguasaan Topik, (3) Keterampilan, (4) Penalaran, (5) keberanian, (6) Kelincahan, (7) Ketertiban, (8) Kerajinan, (9) Kerjasama.

(35)

2.2.5 Pembelajaran Kooperatif (Cooperative learning)

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama sama dengan saling membantu satu sama lainya sebagai satu kelompok atau satu tim.

Kelough (dalam Effendy, 2009:195) mendefinisikan Cooperative learning sebagai suatu macam strategi pembelajaran secara berkelompok, siswa belajar bersama dan saling membantu dalam membuat tugas dengan penekanan pada saling support di antara anggota. Siswa yang belajar dalam kelompok akan belajar lebih banyak dibandingkan siswa yang belajar dalam bentuk klasikal.

Menurut teori motivasi, tujuan belajar kooperatif adalah menciptakan suatu situasi keberhasilan dapat tercapai bila siswa lain juga mencapai tujuan tersebut. maka pembelajaran bersifat kooperatif, bukan kompetitif, dan keberhasilan belajar adalah keberhasilan kelompok bukan keberhasilan individu.

2.2.6 Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif

Adapun Prinsip-prinsip yang mendasari pembelajaran kooperatif menurut Effendy (2009:196):

(36)

bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa Nurhadi dan Senduk (dalam Wena 2009:191).

c. Akuntabilitas individual (Individual accountability), setiap anggota harus belajar dan menyumbang demi pekerjaan dan keberhasilan kelompok.

d. Komunikasi antaranggota (Use of collaborative/Social skills), keterampilan bekerjasama dan bersosialisasi diperlukan, untuk itu diperlukan bimbingan guru agar siswa dapat berkolaborasi.

e. Pemrosesan kelompok (Group Processing), siswa perlu menilai bagaimana mereka bekerja secara efektif.

2.2.7 Tujuan Pembelajaran Cooperative Learning

Pada dasarnya model pembelajaran cooperative learning dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum Ibrahim, dkk. (2000:7), yaitu:

1) Hasil belajar akademik

Dalam cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya.Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.

(37)

Tujuan lain model cooperative learning adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

3) Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting ketiga cooperative learning adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.

2.2.8 Keunggulan dan Kelemahan Cooperative Learning

Jarolimek & Parker (1993) mengatakan terdapat keunggulan dan kelemahan yang diperoleh dalam pembelajaran cooperative learning (dalam Isjoni 2012:24-25).

Adapun keunggulan model pembelajaran cooperative learning antara lain, (1) Saling ketergantungan yang positif; (2) adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu; (3) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas; (4) suasana kelas yang rileks dan menyenangkan; (5) terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru; (6) memiliki banyak kesempatan untuk meng-ekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.

(38)

biaya yang cukup memadai; (3) selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan; (4) saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

2.2.9 Pengertian Pembelajaran Time Token

Time tokenberasal dari kata “time” artinya waktu dan “token” artinya tanda.

Time token merupakan model belajar dengan cirri adanya tanda waktu atau batasan waktu. Batasan waktu disisni bertujuan untuk memacu dan memotivasi siswa dalam mengeksploitasi kemampuan berfikir dan mengemukakan gagasannya. Menurut Arends, time token adalah struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial dan berpartisipasi agar menghindari siswa mendominasi pebicaraan atau siswa diam sama sekali.

Pembelajaran kooperatif time token merupakan salah satu pembelajaran untuk meningkatkan perolehan akademik dan untuk mengajarkan keterampilan sosial/kelompok, oleh karena itu siswa diharapkan bekerja saling membantu dalam kelompok kecil dan penghargaan yang diberikan secara kooperatif Ibrahim (dalam Yumerisa 2013:3).

(39)

secara lebih merata.

2.2.10 Karakteristik Pembelajaran Time Token

Pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token dapat memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya; (2) kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah; (3) membagi tugas dan tanggung jawab bersama; (4) penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu; (5) Pemberian kupon bicara pada setiap siswa.

Berdasarkan kutipan di atas maka suatu pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token ditunjukkan dengan adanya pembagian kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Dalam kelompok-kelompok tersebut terdapat keragaman pada aspek kemampuan akademik, sehingga siswa dengan daya serap terhadap materi yang rendah dapat dibantu oleh temannya yang lebih menguasai. Pemberian kupon pada siswa di setiap kelompok dengan secara acak dan guru menyuruh salah satu kelompok untuk menjawab pertanyaan dari guru tersebut.Ini memungkinkan siswa dapat siap semua, dan dapat melakukan diskusi dengan sugguh-sungguh. Kelompok-kelompok kecil tersebut juga harus benar-benar melakukan aktivitas belajar secara kooperatif yang berarti siswa tidak menuntaskan suatu materi dengan belajar individu melainkan belajar bersama, saling membantu, dan bertukar pikiran dengan siswa lainnya.

2.2.11 Langkah-langkah Pembelajaran Time Token

(40)

a. Kondisikan kelas untuk melaksnakan diskusi (cooperative learning/CL) b. Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik.

c. Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan.

d. Bila telah selesai bicara kupon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap berbicara satu kupon.

e. Siswa yang sudah habis kuponnya tidak boleh bicara lagi, dan bagi siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.

2.2.12 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Time Token

Pada dasarnya setiap model pembelajaran memiliki kelemahan dan kelebiahan, tidak ada model pembelajaran yang hanya memiliki kelebihan saja dan tidak mempunyai kekurangan. Namun, meskipun adanya kekurangan dalam model pembelajaran, sebisa mungkin seorang guru harus profesional dalam menjalankan tugasnya itu. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran time

token yaitu

(http://www.sriudin.com/2012/01/model-pembelajaran-time-token.html):

Kelebihan model pembelajaran Time Token adalah:

1. Mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasinya. 2. Siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali 3. Siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran.

4. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi (aspek berbicara). 5. Melatih siswa untuk mengungkapkan pendapatnya.

(41)

7. Mengajarkan siswa untuk menghargai pendapat orang lain.

8. Guru dapat berperan untuk mengajak siswa mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemui.

9. Tidak memerlukan banyak media pembelajaran.

Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran Time Token adalah: 1. Hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu saja.

2. Tidak bisa digunakan pada kelas yang jumlah siswanya banyak

3. Memerlukan banyak waktu untuk persiapan dan dalam proses pembelajaran, karena semua siswa harus berbicara satu persatu sesuai jumlah kupon yang dimilikinya.

(42)

25 BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan suatu metode yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain (1) jenis dan desain penelitian, (2) tempat, waktu dan subjek penelitian, (3) variabel penelitian (4) hipotesis (5) teknik pengumpulan data, (6) instrumen penelitian, (7) uji instrumen, dan (8) teknik analisis data.

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen.Menurut Sudjana (2005:19) mengemukakan bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian yang mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau lebih mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya.

(43)

perlakuan (Treatment) pada suatu subjek (Kelas eksperimen) serta melihat besar pengaruh perlakuannya pada subjek yang diteliti.

Rancangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan :

= pre-test kelompok eksperimen

= post-test kelompok eksperimen

X = perlakuan

= pre-test kelompok kontrol = post-test kelompok kontrol

(44)
[image:44.595.113.514.138.283.2]

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pre-test Kegiatan Post-test

Eksperimen (X) Pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative learning time token

Kontrol -

Dengan menggunakan penelitian eksperimen ini diharapkan keterampilan berbicara siswa dapat meningkat, yaitu dengan cara memberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learningtime token kepada kelompok eksperimen dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol atau kelompok yang tidak menggunakan metode time token.

3.2 Subjek , Tempat dan Waktu Penelitian

(45)

dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak mengambil sampel yang besar dan jauh.

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIII di MTs Sultan Agung Kalibangkang yang beralamat di desa Kalibangkang (blok sarajaya), RT.03, RW.02, Ayah, Kebumen 54473, Telp. 082893490327. Waktu penelitian eksperimen ini dilaksanakan pada tanggal 10 februari sampai tanggal 12 maret 2014.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel dapat diartikan sebagai suatu konsep yang memiliki nilai ganda, atau suatu faktor yang jika diukur akan menghasilkan skor yang bervariasi. Variabel penelitian merupakan gejala yang menjadi subjek penelitian. Menurut Arikunto (dalam Ainin 2010:310), variabel dilihat dari kedudukannya meliputi variabel bebas dan variabel terikat.

Hubungan variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas dan variabel terikat, yaitu sebagai berikut:

1. Variabel bebas: Variabel bebas atau variabel independen, variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono 2013:2). Jadi, variabel bebas dalam penelitian ini adalah Penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Time Token

(46)

adanya variabel bebas (Sugiyono 2013:2). Varibel terikat dalam penelitian ini adalah adalah peningkatan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa.

3.4 Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto 2010:110).Dalam penelitian terdapat dua jenis hipotesis, yaitu hipotesis nol (null hypothesis) dan hipotesis alternatif (alternative hypothesis).

Hipotesis nol (Ho) yaitu hipotesis yang akan diuji, sehingga nantinya akan diterima atau ditolak. Menerima Ho berarti menolak Ha, begitu pula

sebaliknya.Hipotesis nol berarti menunjukkan “tidak ada” dan biasanya

dirumuskan dengan kalimat negatif.Hipotesis Alternatif (Ha) berarti

menunjukkan “ada” atau “terdapat” dan merupakan hipotesis pembanding yang

dirumuskan dalam kalimat positif.Hipotesis alternatif disebut juga hipotesis kerja atau hipotesis penelitian.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua hipotesis yaitu hipotesis kerja/hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol. Hipotesis ini menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok. Berikut Ha pada penelitian ini:

: Model pembelajaran cooperative learning time token efektif untuk meningkatan keterampilan berbicara bahasa Arab.

(47)

pengetesan hipotesis. Ho ini menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Berikut Ho pada penelitian ini:

: Model pembelajaran cooperative learning time token tidak efektif untuk meningkatan keterampilan berbicara bahasa Arab.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang hendak di capai dan di pecahkan.Hipotesis hanya bersifat dugaan yang mungkin benar atau justru mungkin salah.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan dokumentasi.Teknik tes digunakan untuk mengambil data berupa kemampuan siswa sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning time token, yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa kelas VIII MTs Sultan Agung Kalibangkang Kebumen.Tes diberikan kepada siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen pada awal pertemuan (pre-test) dan akhir pertemuan ( post-test).

3.5.1 Tes

(48)

Pengumpulan data dengan tes ini dilakukan untuk memperoleh data nilai siswa dan untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa.Pengumpulan data dengan tes digunakan untuk mengungkapkan peningkatan keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran cooperative learnig time token.Tes yang diberikan berupa tes berbicara secara lisan.Teknik tes yang digunakan peneliti berupa soal pre-test dan post-test mengenai kompetensi keterampilan berbicara bahasa Arab dengan aspek penilaiannya meliputi aspek kebahasaan dan non kebahasaan.

Pre-test dan post-test dilaksanakan untuk mengetahui peningkatan siswa pada keterampilan berbicara bahasa Arab sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran cooperative learning time token untuk meningkatkan kemahiran berbicara bahasa Arab siswa kelas VIII di MTs Sultan Agung Kalibangkang Kebumen pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3.5.2 Dokumentasi

Arikunto menegaskan bahwa tes adalah serentetan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegasi, dan kemampuan yang dimiliki oleh individu maupun kelompok (dalam Ainin, 2010:117).

(49)

(4) soal pre-test dan post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen; (5) gambar foto.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah (Arikunto, 2010: 160).

Bentuk instrumen dalam penelitian ini berupa pre-test (dilakukan pada awal pertemuan) dan post-test (dilakukan setelah adanya perlakuan) pada kelas

kontrol dan kelas eksperimen. 3.6.1 Tes

Tes yang diberikan berupa pre-test dan post-tes berbicara secara lisan.Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa yaitu meliputi kemampuan berbicara bahasa Arab tingkat dasar siswa secara komunikatif dalam mengembangkan tema yang diberikan dan disesuaikan dengan kondisi yang sebenarnya.Penilaian tes berbicara secara lisan menggunakan dua macam aspek penilaian yaitu aspek kebahasaan dan non kebahasaan. Penilaian aspek kebahasaan dan non kebahasaan yang dijadikan penilaian antara lain: pengucapan, nada dan irama, pilihan kata, penguasaan topik dan keberanian.

(50)

Sesudah membuat aspek penilaian yang telah di uraikan di atas, peneliti kemudian menentukan kriteria penilaian dan kategori tiap aspek sebagai alat evaluasi untuk mengukur keterampilan siswa dalam berbicara bahasa Arab pada mata pelajaran bahasa Arab. Kriteria penilaian dan kategori tiap aspek dipaparkan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2 : Pedoman Skor Penilaian Aspek Kebahasaan Aspek

Kebahasaan

Deskriptor Skor Kategori

Skor Maksimal 1. Pengucapan

(makhraj)

Pengucapan kata/kalimat sangat jelas, terang dan keras tanpa mengandung kesalahan sama sekali (100 % benar)

20

Sangat Baik

20 Pengucapan kata/kalimat

jelas (kesalahan tidak lebih dari 5x atau benar 75 %)

15 Baik

Pengucapan kata/kalimat cukup jelas (kesalahan antara 6 sampai 10x atau benar 50 %)

10 Cukup

Pengucapan kata/kalimat kurang jelas (kesalahan antara 11 sampai 15x atau

(51)

Lanjutan Tabel 3.2

Aspek Kebahasaan

Deskriptor Skor Kategori

Skor Maksimal benar 25 %)

2. Pilihan kata (mufrodat)

Pilihan kata yang digunakan sangat tepat dan bervariasi sesuai dengan tema atau 100 % tepat

20

Sangat Baik

20

Pilihan kata yang digunakan tepat dan sedikit bervariasi sesuai dengan tema atau 75 % tepat

15 Baik

Pilihan kata yang digunakan cukup tepat dan cukup bervariasi sesuai dengan tema (kesalahan antara 6 sampai 10x atau 50 % tepat)

10 Cukup

Pilihan kata yang digunakan kurang tepat dan kurang bervariasi sesuai dengan tema (kesalahan antara 11 sampai 15x atau 25 % tepat)

(52)

Lanjutan Tabel 3.2 Aspek Kebahasaan

Deskriptor Skor Kategori

Skor Maksimal 3. Nada dan

Irama

Nada dan irama sangat tepat dan sesuai atau 100 % tepat dan sesuai

20

Sangat Baik

20 Nada dan irama tepat dan

sesuai atau 75 % tepat dan sesuai

15 Baik

Nada dan irama cukup tepat dan sesuai atau 50 % tepat dan sesuai

10 Cukup

Nada dan irama kurang tepat dan kurang sesuai atau 25 % tepat dan sesuai

5 Kurang

[image:52.595.112.520.133.558.2]

Jumlah 60

Tabel 3.3 : Pedoman Skor Penilaian Aspek Non Kebahasaan Aspek Non

Kebahasaan

Deskriptor Skor Kategori

Skor Maksimal 1. Penguasaan

Topik

Siswa sangat menguasai seluruh materi sesuai dengan topik

20 Sangat Baik

(53)

Lanjutan Tabel 3.3

Aspek Non Kebahasaan

Deskriptor Skor Kategori

Skor Maksimal

Siswa menguasai ⁄ materi sesuai dengan topik

15 Baik

Siswa menguasai ⁄ materi sesuai dengan topik

10 Cukup

Siswa menguasai ⁄ materi sesuai dengan topik

5 Kurang

2. Keberanian Siswa berbicara dengan sikap sangat percaya diri dan sangat lancar

20 Sangat Baik

20 Siswa berbicara dengan

sikap percaya diri dan lancar

15 Baik

Siswa berbicara dengan sikap cukup percaya diri dan cukup lancar

10 Cukup

Siswa berbicara dengan sikap kurang percaya diri dan kurang lancar

5 Kurang

(54)

Setelah melakukan penilaian aspek kebahasaan dan nonkebahasaan dengan tabel 3.2 dan tabel 3.3, langkah selanjutnya adalah dengan menjumlahkan seluruh skor.Setiap aspek memiliki bobot skor penilaian yang meliputi: pengucapan, pilihan kata, nada dan irama, penguasaan topik dan keberanian. Masing-masing aspek memiliki bobot skor maksimal 20 seperti terpaparkan

dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.4 Bobot Nilai Aspek Kebahasaan dan Non Kebahasaan

Aspek Penilaian Bobot Skor

Aspek Kebahasaan

1. Pengucapan (makhraj) 20

2. Pilihan Kata (mufrodat) 20

3. Nada dan Irama 20

Aspek

Nonkebahasaan

1. Penguasaan Topik 20

2. Keberanian 20

Jumlah 100

Setelah mendapatkan nilai kemampuan berbicara, hasil tersebut dapat di

lihat pada tabel 3.5atau interval penilaian keterampilan berbicara. Melalui

(55)

Tabel 3.5 Interval Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Arab

No. Kategori Nilai

1. Sangat Baik 88-100

2. Baik 75-87

3. Cukup 62-74

4. Kurang 49-61

5. Sangat Kurang < 48

3.7 Uji Instrumen 3.7.1 Uji Validitas

Arikunto (2010: 213) menjelaskan definisi validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu alat ukur dikatakan valid jika alat ukur ini mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengetahui apakah tes itu valid atau tidak harus dilakukan melalui penelaahan kisi-kisi tes untuk memastikan bahwa soal-soal tes itu sudah mewakili atau mencerminkan keseluruhan materi yang seharusnya dikuasai secara proporsional. Oleh karena itu, validitas isi suatu tes tidak memiliki besaran tertentu yang dihitung secara statistika, tetapi dipahami bahwa tes itu sudah valid berdasarkan telaah kisi-kisi tes dengan menggunakan check list.

(56)

indikator, materi pokok, penilian dan sumber belajar. Dengan demikian instrumen tes yang peneliti buat bisa digunakan

Untuk mengukur tingkat validitas konstruk (Construck validity), peneliti menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu :

=

Keterangan : N : jumlah responden

X : skor variabel ( jawaban responden) Y : skor total variabel responden

(Arikunto 2006:170).

Penafsiran harga koefisien korelasi ada 2 cara, yaitu:

1. Dengan melihat harga r dan diinterprestasikan misalnya korelasi tinggi, cukup, dan sebagainya.

2. Dengan berkonsultasi ke tabel harga kritik r product moment sehingga dapat diketahui signifikan tidaknya korelasi tersebut. Jika harga r lebih kecil dari harga kritik dalam tabel, maka korelasi tersebut tidak signifikan. Begitu juga sebaliknya.

3.7.2 Uji Reliabilitas

(57)

dengan alat yang sama terhadap objek dan subjek yang sama, namun tetap menghasilkan data yang relatif sama.

Reliabilitas menunjuk kepada keajegan pengukuran. Keajegan suatu hasil tes adalah apabila dengan tes yang sama diberikan kepada kelompok siswa yang berbeda, atau tes yang berbeda diberikan pada kelompok yang sama akan memberikan hasil yang sama. Jadi, berapa kalipun dilakukan tes dengan instrumen yang reliabel akan memberikan data yang sama. Untuk memperoleh reliabilitas soal pre-test dan post-test digunakan rumus Alpha Cronbach yaitu (Arikunto, 2006: 238-239):

=

Keterangan:

= koefisien reliabilitas instrument

= jumlah Varians butir X = Nilai skor yang dipilih = varians total

K = Jumlah butir pertanyaan

3.8 Teknik Analisis Data

(58)

3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas dalam penelitian ini menggunakan statistik chi-kuadrat, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah. 2) Membuatinterval kelas dan menentukan batas kelas. 3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.

4) Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas.

5) Menghitung nilai Z-scor dari setiap batas kelas dengan rumus:

=

̅

Keterangan : = Batas kelas ̅ = Mean

= Simpangan baku

6) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan menggunakan tabel.

7) Menghitung Chi-kuadrat hitung dengan rumus ( Riduwan, 2003:190 ):

Keterangan : k= Jumlah kelas interval

= frekuensi yang diharapkan = frekuensi hasil pengamatan

(59)

sehingga populasi berdistribusi normal, dan apabila chi kuadrat maka Ho ditolak.

3.8.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampelpenelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen, yang selanjutnyauntukmenentukan statistik t yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Ujihomogenitas dilakukan dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyaivarians yang sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut:

, artinya kedua kelas mempunyai varians sama.

, artinya kedua kelas mempunyai varians tidak sama.

Untuk menguji kesamaan dua varians digunakan rumus sebagai berikut: a)Rumus (Usman dan Akbar 2006:134).

b)Rumus (Usman dan Akbar 2006:134).

= (dk varians terbesar – 1, dk varians terkecil -1)

Diketahui taraf signifikansi ( Sehingga, akan didapat kriteria pengujian diterima jika dan diterima jika (Usman dan Akbar 2006:134) dengan taraf signifikansi 5%. Adapun langkah-langkah uji homogenitas sebagai berikut:

(60)

3) Mencari varians nilai pre-test-post-test kelompok eksperimen dan varians pre-test dan post-test kelompok kontrol dengan menggunakan rumus:

S² = –

4) Mencari nilai pre-test-post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol danMenghitung .

5) Kesimpulan. 3.8.3 Uji Hipotesis

Setelah mendapat hasil nilai rata-rata (mean) dari kelas kontrol dan kelas eksperimen, digunakan rumus t-test untuk menentukan ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test dan post-test setelah kelas tersebut diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative learning time tokendengan menggunakan rumus (Arikunto 2010: 354):

√( )

Keterangan :

= Mean dari deviasi setiap nilai post-test dan pre-test kelas eksperimen

= Mean dari deviasi setiap nilai post-testdan pre-test kelas kontrol = jumlah siswa kelas eksperimen

(61)

= jumlah kuadrat deviasi nilai post-test dan pre-test kelas eksperimen

= jumlah kuadrat deviasi nilai post-test dan pre-test kelas kontrol

Sebelum masuk ke perhitungan analisis data, langkah untuk menganalisis data dengan menggunakan uji-t sebagai berikut:

1) Membuat Tabel Untuk Persiapan uji hipotesis atauUji-t .

Sebelum masuk ke perhitungan uji-t, langkah pertama kita membuat tabel terlebih dahulu seperti tabel 3.6.Tabel ini berfungsi untuk mengetahui nilai rata-rata pre-test, post-test, dan perbedaan nilai antara pre-test dan post-test antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Tabel 3.6 : Tabel bantu menghitung Uji-t(Arikunto, 2010:355)

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Subjek

Pre-test (X1)

Post-test (X2)

Beda (X)

X² Subjek

Pre-test (Y1)

Post-test (Y2)

Beda(Y)

2) Menghitung beda pretest dan postest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, pertama dengan menggunakan rumus berikut:

(62)

Keterangan : = Nilai rata-rata kelas kontrol

= Beda pre-test dan post-test kelas kontrol = Jumlah subjek kelas kontrol

=

Keterangan : = Nilai rata-rata kelas eksperimen

= Beda pre-test dan post-test kelas eksperimen = Jumlah subjek kelas eksperimen

3) Menghitung rata-rata deviasi (beda) hasil pre-test dan post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan menggunakan rumus (Arikunto 2010: 355):

=

Keterangan : = rata-rata deviasi (beda) hasil pre-test dan post-test = Beda hasilpre-test dan post-test

= Jumlah subjek

=

Keterangan : = rata-rata deviasi (beda) hasil pre-test dan post-test = Beda hasilpre-test dan post-test

= Jumlah subjek

(63)
(64)

47 BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian dan pembahasan analisis hasil tes berbicara bahasa Arab melalui model pembelajaran cooperative learning time token.

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti telah memperoleh data yang meliputi: tabulasi data hasil tes, nilai rata-rata (mean), uji hipotesis, dan analisis hasil tes keterampilan berbicara bahasa Arab dengan menggunakan model pembelajarancooperative learning time token. Hasil penelitian dan pembahasannya akan diuraikan sebagai berikut :

4.1.1 Tabulasi Data Hasil Tes Awal (pre-test) dan Tes Akhir (post-test) Kelas Kontrol

[image:64.595.218.406.648.743.2]

Dari hasil penelitian diperoleh hasil nilai tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) pada kelas kontrol. Nilai-nilai tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 4.1 : Nilai Pre-test dan Post-test Keterampilan Berbicara Kelas Kontrol

Kelompok Kontrol Subjek Pre-test

(X1)

Post-test (X2)

S-1 65 70

S-2 60 75

(65)

Lanjutan Tabel 4.1

Kelompok Kontrol Subjek Pre-test

(X1)

Post-test (X2)

S-4 75 70

S-5 55 65

S-6 75 70

S-6 75 70

S-7 65 65

S-8 60 60

S-9 55 65

S-10 70 75

S-11 75 70

S-12 50 60

S-13 60 70

S-14 75 75

S-15 65 65

S-16 80 80

S-17 65 75

S-18 75 65

S-19 75 75

S-20 60 70

S-21 85 90

S-22 70 75

S-23 90 90

S-24 65 75

S-25 55 60

S-26 70 75

S-27 50 55

S-28 60 60

S-29 55 55

S-30 70 65

(66)

Jumlah 2050 2155

a. Pre-test

[image:66.595.109.517.297.508.2]

Berdasarkan tabel 4.1 hasil pretest kelompok kontrol yaitu keterampilan berbicara tanpa menggunakan metode cooperative learning time token atau hanya menggunakan metode konvensional pada kelas VIII A MTs Sultan Agung Kalibangkang adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Dis

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.3 : Pedoman Skor Penilaian Aspek Non Kebahasaan
Tabel 4.1 : Nilai Pre-test dan Post-test Keterampilan Berbicara Kelas Kontrol
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pre-test Kelas Kontrol
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui Penerapan Model Cooperative Learning dengan bantuan Media Software Autograph

Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan metode Cooperative Learning tipe Two Stay – Two Stray dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam

“ Peningkatan Hasil Belajar Keterampilan Bermain Bola Basket Melalui Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD ( Student Team Achievement Division)

Hasil penelitian ini adalah (1) penerapan model time token dengan media gambar seri terdiri dari sembilan langkah, yaitu; (a) penyampaian tujuan pembelajaran ,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Strategi (CLS) Tipe Group Investigation dapat meningkatkan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan model pembelajaran cooperative learning teknik cooperative integrated reading and composition (CIRC) dalam meningkatkan

Dalam penelitian ini, peneliti juga memperkuat hasil penelitiannya dengan melihat beberapa hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe

Masalah yang timbul dalam penelitian ini adalah: ^Apakah penerapan pembelajaran dengan cooperative learning jigsaw dapat meningkatkan keaktifan dan hasil