T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STRATA-1 MEDAN
ANALISIS PENGARUH DEBT TO TOTAL ASSET RATIO DAN
DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP EARNING PER SHARE
PADA PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTI DAN SEKTOR
MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BEI
DRAFT SKRIPSI
OLEH
T. PUTRI M. SIBARANI 050502077
MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
T. Putri M. Sibarani (2009). Analisis Pengaruh Debt to Total Asset Ratio
(DTA) dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Earning Per Share (EPS)
Pada Perusahaan Sektor Properti dan Sektor Manufaktur yang Go Public Di BEI. Ibu Dra. Lisa Marlina M.Si, selaku Dosen Pembimbing. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Ibu Dra. Yenni Absah dan Ibu Dr. Khaira Amalia F. , MBA, AK., selaku Dosen Penguji dan Ibu Dra. Nisrul Irawaty SE, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh Debt to Total Asset Ratio
(DTA) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Earning Per Share (EPS) pada
perusahaan sektor properti dan sektor manufaktur yang go public di BEI. Penulis menarik hipotesis bahwa Debt to Total Asset Ratio (DTA) dan Debt to Equity
Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap earning per share pada
perusahaan sektor properti dan sektor manufaktur yang go public di BEI.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan populasi sasaran yang terdiri dari 13 emiten sektor properti dan 57 emiten sektor manufaktur. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t, dengan tingkat signifikansi ( ) 5%. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 15.00 for windows. Hasil uji F menunjukkan bahwa pada sektor properti dan manufaktur variabel
Debt To Total Asset Ratio (DTA) dan Debt To Equity Ratio (DER) dapat
mengestimasi variabel Earning Per Share (EPS) dalam model analisis. Hasil uji t (secara individual) menunjukkan bahwa pada sektor properti masing-masing variabel Debt to Total Asset Ratio (DTA), Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Earning Per Share (EPS). Sedangkan pada sektor manufaktur diperoleh variabel Debt to Total Asset Ratio (DTA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Earning Per Share (EPS) dan variabel
Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Earning Per Share (EPS).
Kata Kunci: Debt to Total Asset Ratio (DTA), Debt to Equity Ratio (DER) dan
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Segala pujian, hormat, dan ucapan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan
Yesus Kristus atas kasih dan anugerah-Nya yang berlimpah dan selalu menyertai
penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi
ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun
untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi berbagai pihak.
Penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, nasehat, dan motivasi dari
berbagai pihak selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini. Pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawaty SE, MBA selaku Sekretaris Departemen
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
4. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi arahan dalam
penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Dra. Yenny Absah selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan
waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi
ini.
6. Ibu Dr. Khaira Amalia F. MBA, AK. Selaku Dosen Penguji IIyang telah
meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi
kesempurnaan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen dan Civitas Akademik di Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan bekal pengetahuan sehingga
penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini dengan
baik.
8. Seluruh Staf dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara yang telah membantu penulis dalam hal penyelesaian administrasi
selama masa pendidikan dan penyelesaian skripsi ini.
9. Mama tercinta, Roshetty Simatupang, yang telah memberikan kasih
saying, doa, motivasi, dan materi yang tanpa pamrih dan juga untuk
saudara-saudara kandungku yang kukasihi, bang Bernard, bang Reinhard
dan adikku Dewi (cekink) atas dukungannya. Keluarga yang luar biasa
yang Tuhan berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
10.Sahabat lama ku mulai dari TK hingga sekarang (Rosita, juvin, cha-cha,
ibeth, nalom, dan yang lainnya) terima kasih atas waktu, motivasi,
dukungan dan doanya.
11.Sahabatku di DaBrenxekFullofLuv_Community (asrani_dBFL,
corrie_dBFL, clara_dBFL, dyan_dBFL, elma_dBFL, nila_dBFL) yang
selalu setia dalam suka dan duka serta menerima diriku apa adanya, terima
kasih atas perhatian, dukungan, motivasi serta doanya.
12.Seluruh teman-teman di Manajemen 2005 dan adik-adik junior di
manajamen 2006, 2007, 2008 terima kasih buat motivasi, semangat dan
dukungannya.
13.Semua teman-teman komunitasku di IMPERATIF, terima kasih buat
motivasi, semangat dan dukungan doanya.
14.Semua pihak, rekan, sahabat, yang namanya tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu, terima kasih atas dukunganya selama ini.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan peneliti lainnya, khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen
Manajemen Universitas Sumatera Utara.
Semoga Tuhan Yang Maha Esamenyertai kita senantiasa. Amin.
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
T. Putri M. Sibarani
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 5
C. Kerangka Konseptual 5
D. Hipotesis 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
1. Tujuan Penelitian 6
2. Manfaat Penelit 7
F. Metodologi Penelitian 7
1. Batasan Operasional 7
2. Defenisi Operasional 8
3. Populasi Dan Populasi Sasaran 8
4. Tempat dan Waktu Penelitian
5. Jenis Data 11
6. Teknik Pengumpulan Data 11
7. Metode Analisis Data 12
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu 17
B. Saham 17
C. Analisis Rasio Keuangan 18
D. Debt To Total Asset Ratio 20
E. Debt To Equity Ratio 20
F. Earning Per Share 21
G. Pengaruh DTA dan DER Terhadap EPS 22
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
B. Sektor Properti 24
C. Sektor Manufaktur 25
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sektor Properti 28
1.Analisis Deskriptif Variabel Yang Mempengaruhi
Earning Per Share 28
a) Deskripsi Nilai Variabel Debt to Total Asset Ratio 28 b) Deskripsi Nilai Variabel Debt to Equity Ratio 30
c) Deskripsi Nilai Variabel Earning Per Share 32
2.Analisis Regresi Linear Berganda 32
3.Pengujian Normalitas 33
4.Pengujian Asumsi Klasik 35
5.Pengujian Kelayakan Model 37
6.Pengujian Hipotesis 37
B. Sektor Manufaktur 41
1.Analisis Deskriptif Variabel Yang Mempengaruhi
Earning Per Share 41
a) Deskripsi Nilai Variabel Debt to Total Asset Ratio 41 b) Deskripsi Nilai Variabel Debt to Equity Ratio 44
c) Deskripsi Nilai Variabel Earning Per Share 47
2.Analisis Regresi Linear Berganda 47
3.Pengujian Normalitas 48
4.Pengujian Asumsi Klasik 49
5.Pengujian Kelayakan Model 51
6.Pengujian Hipotesis 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 55
B. Saran 55
DAFTAR PUSTAKA
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data DTA, DER, dan EPS Rata-Rata Perusahaan
Sektor Properti dan Manufaktur yang Terdaftar
di BEI periode 2004-2007 4
Tabel 1.2 Perusahaan Dalam Populasi Sasaran 10
Tabel 4.1 Deskripsi DTA Pada Perusahaan Sektor Properti
di BEI Periode 2004-2007 28
Tabel 4.2 Deskripsi DER Pada Perusahaan Sektor Properti
di BEI Periode 2004-2007 30
Tabel 4.3 Deskripsi EPS Pada Perusahaan Sektor Properti
di BEI Periode 2004-2007 31
Tabel 4.4 Analisis Regresi Linier Berganda dan Uji t
(Properti) 33
Tabel 4.5 Normalitas-statistik (Properti) 34
Tabel 4.6 Multikolinearitas (Properti) 35
Tabel 4.7 Autokorelasi (Properti) 37
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 4.9 ANNOVA 38
Tabel 4.10 Deskripsi DTA Pada Perusahaan Sektor Manufaktur
di BEI Periode 2004-2007 40
Tabel 4.11 Deskripsi DER Pada Perusahaan Sektor Manufaktur
di BEI Periode 2004-2007 42
Tabel 4.12 Deskripsi EPS Pada Perusahaan Sektor Manufaktur
di BEI Periode 2004-2007 45
Tabel 4.13 Analisis Regresi Linier Berganda dan Uji t
(Manufaktur) 47
Tabel 4.14 Normalitas-statistik (Manufaktur) 49
Tabel 4.15 Multikolinearitas (Manufaktur) 50
Tabel 4.16 Heteroskedstisitas(Manufaktur) 51
Tabel 4.17 Autokorelasi (Manufaktur) 51
Tabel 4.18 Model Summary(Manufaktur) 51
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual 6
Gambar 4.1 Histogram (Properti) 34
Gambar 4.2 Normal P-Plot(Properti) 34
Gambar 4.3 Scatterplot(Properti) 36
Gambar 4.4 Histogram (Manufaktur) 48
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki dana
dengan yang membutuhkan dana. Pasar modal menyediakan banyak pilihan
sumber dana bagi investor serta menambah investasi. Investasi merupakan
komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana lainnya yang dilakukan pada saat
ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang
(Tandelilin, 2001:1).
Setiap modal atau dana yang diinvestasikan selalu mengaitkan antara hasil
dan risiko. Seorang investor yang berinvestasi akan menganalisis dengan cermat
dan teliti perusahaan tempat berinvestasi. Kinerja perusahaan yang menurun tentu
akan direspon investor di pasar modal. Hal tersebut dapat mempengaruhi para
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
Secara umum teknik analisis yang digunakan melakukan penilaian
investasi yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal (Anoraga dan Pakarti,
2006:108). Beragamnya analisis keuangan didasarkan perbedaan tujuan dan
harapan yang ingin dicapai. Salah satu contoh pemilik saham dan calon investor
akan melihat segi profitabilitas dan risiko, karena kestabilan harga saham sangat
bergantung dengan tingkat keuntungan yang diperoleh dan dividen dimasa
mendatang.
Tujuan dari sebuah perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan
khususnya bagi pemilik. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan peningkatan
earning per share (EPS) perusahaan. EPS merupakan keuntungan yang tersedia
bagi pemegang saham yaitu laba bersih setelah dikurangi pajak dan dividen saham
preferen (jika ada) dibagi jumlah saham beredar. EPS sebagai ukuran profitabilitas
perusahaan yang dapat dijadikan dasar pertimbangan para investor dalam
mengambil keputusan. Peningkatan EPS akan meningkatkan kepercayaan
pemegang saham oleh karena kemampuan menciptakan laba perusahaan
meningkat. Informasi yang demikian akan mempengaruhi permintaan dan
penawaran saham perusahaan di pasar modal. Faktor-faktor yang mempengaruhi
EPS diperoleh dari penguraian EPS kedalam penentu-penentu dasarnya yang
berasal dari rasio profitabilitas dan rasio-rasio yang berkaitan dengan
kemampuannya dalam memenuhi kewajibannya.
Adapun faktor yang mempengaruhi EPS adalah Debt to Total Asset Ratio
dan Debt to Equity Ratio. Kedua rasio ini, yang merupakan bagian dari rasio
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
keuangan menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Leverage keuangan menunjukkan
proporsi atas penggunaan hutang utnuk membiayai investasinya. Penggunaan
hutang itu sendiri bagi perusahaan mengandung tiga dimensi, yaitu; (1) pemberi
kredit akan menitikberatkan pada besarnya jaminan atas kredit yang diberikan, (2)
dengan penggunaan hutang maka apabila perusahaan mendapatkan keuntungan
yang lebih besar dari beban tetapnya maka keuntungan pemilik perusahaan
meningkat, dan (3) dengan menggunakan hutang maka pemilik perusahaan
mmperoleh dana dan tidak kehilangan pengendalian perusahaan (Sartono,
2001:114,121).
Debt to Total Asset Ratio (DTA) memperlihatkan proporsi penggunaan
hutang yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki, supaya aman porsi
hutang harus lebih kecil terhadap aktiva. Debt to Equity Ratio (DER)
menggambarkan perbandingan hutang dengan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan dan menunjukkan kemapuan modal sendiri perusahaan untuk
memenuhi kewajibannya. Untuk keamanan pihak luar DER terbaik jika modal
lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama. Menurut Harahap (2005),
pemegang saham atau manajemen menharapkan rasio leverage ini besar. Oleh
karena perusahaan yang memiliki DTA dan DER tinggi berarti perusahaan
memiliki tingkat hutang yang tinggi dengan beban tetap yang tinggi, sehingga
akan mengurangi beban pajak dan menyebabkan keuntungan bagi perusahaan. Hal
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
termasuk deviden, dilain pihak meningkatkan risiko karena kewajiban untuk
membayar hutang lebih diutamakan (Harahap, 2007:303).
Subyek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan emiten sektor properti
dan sektor manufaktur. Perusahaan-perusahaan sektor properti dan sektor
manufaktur telah banyak menarik investor dan para emiten yang membutuhkan
dana dari bursa guna meningkatkan produksinya dan melakukan ekspansi.
Prospek sektor properti yang bagus dapat ditinjau dari semakin meningkatnya
permintaan dan penawaran akan tempat tinggal akibat pertambahan penduduk
Indonesia saat ini. Selain itu sektor properti selalu bertumbuh dan berkembang
sejalan pertumbuhan ekonomi sehingga sangat cocok dijadikan investasi jangka
panjang. Sektor manufaktur merupakan sektor yang cukup berprospek untuk
kegiatan berinvestasi. Industri manufaktur nasional memiliki peluang tumbuh
diatas laju pertumbuhan ekonomi nasional dengan tingkat pertumbuhan diatas dua
digit. Namun tingkat pertumbuhannya akan kembali ke level satu digit pasca
tahun 2020 setelah mencapai puncaknya pada saat kontribusi sektor mencapai
35% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Menurut Fasisal Basri, seorang
ekonom mewakili Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengatakan bahwa
industri manufaktur memiliki ruang gerak yang luas hingga tahun 2020. Industri
tekstil dan produk tekstil (TPT) yang sering disebut industri tidak berprospektif
merupakan salah satu sektor yang justru berpeluang mendorong pertumbuhan
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
Adapun kinerja keuangan rata-rata perusahaan emiten sektor properti dan
sektor manufaktur berdasarkan laporan keuangan periode 2004-2007 dapat dilihat
pada Tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1
Data Debt to Total Asset Ratio (DTA) , Debt to Equity Ratio (DER) dan
Earning Per Share (EPS) Rata-Rata Perusahaan Sektor Properti dan
Sektor Manufaktur yang Terdaftar Di BEI Periode 2004-2007
SEKTOR TAHUN DTA (%) DER (%) EPS (Rp)
PROPERTI 2004 47,85 61,15 59,69
2005 41,15 234,92 163,69
2006 51,54 107,69 144,46
2007 49,46 137,38 90,69
MANUFAKTUR 2004 55,91 170,98 306,98
2005 54,35 283,25 303,65
2006 54,76 154,60 258,51
2007 56,25 196,27 355,89
Sumber:
Data pada Tabel 1.1 memeperlihatkan selama tahun 2004 hingga tahun 2007
kenaikan DTA dan DER tidak selalu diikuti dengan kenaikan EPS dan penurunan
DTA dan DER tidak diikuti dengan penurunan EPS pada sektor properti dan
sektor manufaktur.
Dengan demikian perlu dikaji fenomena ini lebih lanjut melalui penelitian
yang menganalisis pengaruh DTA dan DER terhadap EPS pada perusahaan sektor
properti dan sektor manufaktur yang go public di BEI periode tahun 2004-2007.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dirumuskan masalah sebagai
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
mempunyai pengaruh terhadap Earning Per Share pada perusahaan sektor
properti dan sektor manufaktur yang go public di BEI?.
C. Kerangka Konseptual
Earning Per Share adalah salah satu indikator pertimbangan sebelum
berinvestasi. Syamsudin (2002:66) mengemukakan bahwa EPS menggambarkan
jumlah rupiah yang akan diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Penggunaan
hutang yang meningkat akan menghasilkan EPS yang meningkat pula dan
perubahan EPS tersebut akan berlanjut mempengaruhi naik turunnya harga saham
(Brigham&Weston, 2001:613).
Debt to Total Asset Ratio (DTA) adalah rasio yang mengukur tingkat
penggunaan hutang terhadap total asset yang dimilki perusahaan. Debt to Equity
Ratio (DER) menggambarkan perbandingan hutang dengan ekuitas dalam
pendanaan peusahaan dan menunjukkan kemamuan modal sendiri perusahaan
untuk memenuhi kewajibannya (Van Horne, 2005:209).
Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual
Sumber : Sartono (2001); Sawir (2005); Horne (2005),diolah
D. Hipotesis
DTA (X1)
DER (X2)
EPS
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
Hipotesis dalam penelitian ini berkaitan dengan terdapat tidaknya pengaruh
signifikan variabel independen terhadapa variabel dependen. Hipotesis atau
jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukakan adalah sebagai berikut:
variabel Debt to Total Asset Ratio (DTA) dan Debt to Equity Ratio (DER)
mempunyai pengaruh terhadap Earning Per Share (EPS) pada perusahaan sektor
properti dan sektor manufaktur yang go public di BEI periode tahun 2004 sampai
tahun 2007.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai latar belakang masalah yang telah diuraikan, penelitian ini ditujukan
untuk mengetahui pengaruh Debt to Total Asset Ratio (DTA) dan Debt to Equity
Ratio (DER) terhadap Earning Per Share (EPS) pada perusahaan sektor properti
dan sektor manufaktur yang go public di BEI periode tahun 2004 sampai dengan
tahun 2007.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1) Bagi kalangan akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran dan
informasi bagi yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang hal
yang berkaitan dengan perolehan EPS.
3) Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan menambah wawasan penulis untuk
memperdalam pengetahuan di bidang menajemen keuangan.
F. Metodologi Penelitian
1. Batasan Operasional
Adapun batasan operasional peneilitian ini adalah hanya meneliti pengaruh
DTA dan DER sebagai variabel independen terhadap EPS sebagai variabel
dependen pada perusahaan properti dan manufaktur yang go public di BEI dengan
memakai data laporan keuangan mulai tahun 2004 sampai tahun 2007 yang telah
diaudit. Perusahaan yang diteliti harus menggunakan sumber dana eksternal
berupa pinjaman. Selain itu data EPS perusahaan harus bernilai positif yang
menandakan adanya keuntungan bagi pemegang saham.
2. Defenisi Operasional
a) Variabel Independen (bebas) = X
1. Debt to Total Asset Ratio (DTA=X1)
Rumus (Van Horne, 2005:209):
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
2. Debt to Equity Ratio (DER=X2)
Rumus (Van Horne, 2005:209):
b) Variabel Dependen (terikat) : Earning Per Share (EPS = Y)
Rumus (Brigham&Weston, 2001:613):
EPS =
3. Populasi dan Populasi Sasaran
laba setelah dividen saham preferen Jumlah lembar saham biasa
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek
yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang dikumpulkan dari satuan
individu yang membentuk suatu data statistik yang akan dipelajari oleh peneliti,
kemudian akan ditarik suatu kesimpulan (Sundjaja, 2002:123). Adapun jumlah
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan emiten sektor properti
dan sektor manufaktur yang go public di BEI sejak tahun 2004 sampai dengan
tahun 2007. Penelitian ini menggunakan populasi sasaran dimana populasi sasaran
adalah keseluruhan individu dalam area/ wilayah/ lokasi/ kurun waktu yang sesuai
dengan tujuan penelitian.
Kriteria perusahaan yang akan digunakan dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Perusahaan terus tercatat (listing) atau tidak pernah di suspend selama 4
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangannya yang telah diaudit
menggunakan tahun buku berakhir pada 31 desember.
3. Perusahaan memiliki EPS yang positif selama periode penelitian.
4. Perusahaan menggunakan modal pinjaman (hutang).
Adapun perusahaan yang termasuk populasi sasaran dalam penelitian ini
terdiri atas tiga belas emiten dari sektor properti dan seratus dua puluh emiten
sektor manufaktur, dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut:
Tabel 1.2
Perusahaan Dalam Populasi Sasaran
NO. SEKTOR KODE EMITEN PERUSAHAAN
1
CTRS PT CIPUTRA SURYA TBK
2 DUTI PT DUTA PERTIWI TBK
3 GMTD PT GOWA MAKASSAR TOURISM DEVELOPMENT TBK
4 JAKA PT JAKA ARTHA GRAHA TBK
5 JRPT PT KAYA REAL PROPERTY TBK
6 KARK PT KARKA YASA PROFILIA TBK
7 KIJA PT KAWASAN INDUSTRI JABABEKA TBK
8 KPIG PT KRIDAPERDANA INDAHGRAHA TBK
9 LPCK PT LIPPO CIKARANG TBK
AKRA PT AKR CORPORINDO TBK
15 ALMI PT ALUMINDO LIGTH METAL INDUSTRY TBK
16 AQUA PT AQUA GOLDEN MISSISIPI TBK
17 AKPI PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRI TBK
18 ARNA PT ARWANA CITRAMULIA TBK
19 AUTO PT ASTRA OTOPARTS TBK
20 ASII PT ASTRA INTERNATIONAL TBK
21 RMBA PT BENTOEL INTERNASIONAL DEVELOPMENT TBK
22 BTON PT BETONJAYA MANUNGGAL TBK
23 BUDI PT BUDI ACID JAYA TBK
24 CTBN PT CUTRA TUBINDO TBK
25 CLPI PT COLORPARK INDONESIA TBK
26 DLTA PT DELTA DJAKARTA TBK
27 DYNA PT DYNAPLAST TBK
28 EKAD PT EKADHARMA INTERNASIONAL TBK
29 FASW PT FAJAR SURYA WISESA TBK]
30 FAST PT FAST FOOD INDONESIA TBK
31 GJTL PT GAJAH TUNGGAL TBK
32 GGRM PT GUDANG GARAM TBK
33 HGXA PT HEXINDO ADIPERKASA TBK
34 INTP PT INDOCEMENT TUNGGAL PERKASA TBK
35 INDF PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK
36 INDR PT INDORAMA SYNTHETICS TBK
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009 38
T
U
R
INTA PT INTRACO PENTA TBK
39 JPRS PT JAYA PARI STEEL TBK
46 MTDL PT METRO DATA ELECTRONICS TBK
47 MLBI PT MULTI BINTANG INDONESIA TBK
48 MLPL PT MULTIPOLAR CORPORATION TBK
49 MRAT PT MUSTIKA RATU TBK
50 NIPS PT NIPRESS TBK
51 PICO PT PELANGI INDAH CANINDO TBK
52 PYFA PT PYRIDAM FARMA TBK
53 RICI PT RICKY PUTRA GLOBALINDO TBK
54 RDTX PT RODA VIVATEX TBK
55 SMSM PT SELAMAT SEMPURNA TBK
56 BATA PT SEPATU BATA TBK
57 SIMA PT SIWANI MAKMUR TBK
58 SOBI PT SORINI AGRO ASIA CORPORINDO TBK
59 IKBI PT SUMI INDO KABEL TBK
60 AISA PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD TBK
61 TIRA PT TIRA AUSTENTIE TBK
62 TIRT PT TIRTA MAHAKAM RESOURCES TBK
63 TRST PT TRIAS SENTOSA TBK
64 TBLA PT TUNAS BATU LAMPUNG TBK
65 TURI PT TUNAS RIDEAN TBK
66 ULTJ PT ULTRA JAYA MILK TBK
67 UNIC PT UNGGUL INDAH CAHAYA TBK
68 UNVR PT UNILEVER INDONESIA TBK
69 UNTR PT UNITED TRACTORS TBK
70 TOTO PT SURYA TOTO INDONESIA TBK
Sumber
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet
dengan situs
2009.
5. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
meliputi data akuntansi berupa laporan keuangan periode tahun 2004 sampai
tahun 2007, buku-buku referensi, jurnal-jurnal penelitian, surat kabar, dan literatur
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui:
1. Tahap pengumpulan data pendukung berupa penelitian terdahulu, laporan
yang dipublikasikan serta pendapat para ahli yang bersumber dari
buku-buku teks untuk mendapat gambaran dari masalah yang akan diteliti.
2. Tahap obsevarsi non partisipan dengan penelitian secara tidak langsung ke
perusahaan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui situs
dan www.jsx.co.id. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan laporan
keuangan tahunan (annual report) dan informasi penting lainnya.
7. Metode Analisis Data
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode
analisis statistik. Bila dilihat dari tinjauan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh Debt to Total Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap Earning
Per Share. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan tahap-tahap sebagai berikut:
a. Perhitungan Variabel
1. Debt to Total Asset Ratio (DTA)
Rumus:
x 100%
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
Rumus:
3. Earning per share (EPS)
Rumus:
EPS =
b. Metode Analisis Statistik
laba setelah dividen saham preferen Jumlah lembar saham biasa
Pada tahap ini sebelum data-data tersebut dianalisis, sebuah model regresi
berganda harus memenuhi syarat normalitas dan asumsi klasik, yaitu:
1. Pengujian Normalitas
Uji normalitas atau distribusi normal dilakukan untuk mengetahui apakah
dalam suatu model regresi, variabel independen, variabel dependen, atau
keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan
melalui kolmogorov-smirnov.
2. Pengujian Asumsi Klasik atau Kriteria BLUES (Best Linear Unbiased
EStimator)
a) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan linear antar variabel independen dalam satu model.
Hubungan linear anatara variabel independen inilah yang disebut
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
b) Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar variabel
pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu
sebelumnya. Jika terjadi autokorelasi maka dikatakan ada problem
autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model yang bebas dari
autokorelasi (Nachrowi, 2006:185).
c) Uji Heterosedastisitas
Uji digunakan untuk menguji pakah sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Jika varians dari residual ari suatu pengamatan ke
pengamatan lainnya tetap, maka isebut homoskedastisitas, tetapi jika
varians residualnya berbeda disebut heteroskedastisitas (Nachrowi,
2006:109). Model yang baik adalah tidak terdapat heteroskedastisitas.
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Pada tahap ini dijelaskan hubungan antara variabel dependen dan variabel
independen dengan metode regresi linear berganda dengan rumus:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana:
Y = EPS (earning per share)
a = konstanta
X1 = DTA (debt to total asset ratio)
X2 = DER (debt to equity ratio)
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
b 2 = koefisien regresi vaiabel DER
e = error
c. Pengujian hipotesis
Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi
yang didapat signifikan. Ada dua jenis uji koefisien regresi yang dapat
dilakukan , yaitu:
1. Uji-F (uji signifikansi simultan)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat dan dapat diterima
menjadi model penelitian.
Bentuk pengujiannya adalah:
H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara simultan variabel DTA dan DER tidak
memenuhi model penelitian.
Ha : tidak semua bi (b1, b2) sama dengan nol (Lind, A. Marchal dan
Wathen, 2008) maka dianggap variabel independen telah memenuhi model
penelitian terhadap variabel EPS.
Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima jika Fhitung Ftabel pada = 5 %
Ha diterima jika Fhitung Ftabel pada = 5 %
2. Uji-t (uji parsial)
Digunakan untuk menguji koefisien regresi secara individual. Pengujian
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap
variabel terikat. Setelah didapat nilai t hitung maka selanjutnya nilai t hitung
dibandingkan dengan nilai t tabel.
Bentuk pengujiannya adalah:
H0 : b1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel DTA
secara parsial terhadapa variabel EPS.
Ha : b1 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel DTA secara
parsial terhadapa variabel EPS.
H0 : b2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel DER
secara parsial terhadapa variabel EPS.
Ha : b2 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel DER secara
parsial terhadapa variabel EPS.
Pada penelitian ini t hitung akan dibandingkan dengan t tabel pada tingkat
signifikansi ( ) = 5 %.
Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima jika – t tabel t hitung t tabel pada = 5 %
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Pancawati, dkk (2004) melakukan penelitian dengan judul “analisis
variabel yang mempengaruhi earning per share pada perusahaan manufaktur yang
tercatat di bursa efek jakarta” (perbandingan sebelum dan sesudah krisis) selama
periode 1997-2000. Pada penelitian tersebut, variabel yang digunakan antara lain
net sales, debt to equity ratio, current ratio, inventory turnover, total asset
turnover, net profit margin, dan book value growth. Hasil uji signifikansi simultan
(uji F) menunjukkan bahwa semua variabel tersebut mempunyai pengaruh secara
simultan terhadap EPS sebelum krisis moneter dan pada masa krisis moneter dan
dapat diterima menjadi model penelitian. Sedangkan uji secara parsial (uji t)
menunjukkan variabel yang berpengaruh pada masa krisis moneter adalah debt to
equity ratio, net profit margin, dan book value growth; variabel yang berpengaruh
sebelum krisis moneter adalah net sales, current ratio, inventory turnover, total
asset turn over, net profit margin, dan book value growth terhadap EPS. Hasil uji
beda menunjukkan nilai EPS dan variabel yang mempengaruhinya tidak terdapat
perbedaan pengaruh pada dua periode yang berbeda.
B. Saham
Saham dapat didefenisikan sebagai surat berharga sebagai bukti
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
(Anoraga, 2006:58). Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa
pemilik kerta adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga
tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan di perusahaan tersebut.
Saham yang diperdagangkan di bursa ada dua jenis yaitu saham biasa
(common stock) dan saham preferen (prefered stock) (Anoraga, 2006:54). Saham
biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi yang paling junior
dalam pembagian deviden dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila
perusahaan tersebut dilikuidasi. Sedangkan, saham preferen adalah saham yang
memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa (Darmadji,
2006:7). Dari kedua jenis saham tersebut, saham biasa yang paling banyak
diperdagangkan di pasar modal.
C. Analisis Rasio Keuangan
Kondisi keuangan dan prestasi perusahaan dapat dinilai oleh analisis
keuangan dengan menggunakan tolak ukur berupa rasio dan indeks, yang
menghubungkan dua data keuangan. Analisis dan interpretasi dari macam-macam
rasio dapat memeberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangn dan
prestasi perusahaan bagi para analisis yang ahli dan berpengalaman.
Analisis rasio adalah cara analisa dengan menggunakan
perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditunjukkan dalam neraca
maupun laba rugi. Rasio-rasio dikelompokkan ke dalam enam kelompok dasar
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
1. Rasio likuiditas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya. Rasio ini
terbagi menjadi current ratio, quick acid ratio, dan net working capital.
2. Rasio aktivitas, menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam
menggunakan asset untuk memperoleh penjualan. Rasio ini terbagi atas
inventory turn over, average age of inventory, average collection period,
average payment period, average purchase day, total assetb turn over, dan fixed asset turnover.
3. Rasio leverage keuangan, menunjukkan kapasitas perusahaan untuk
memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rsio ini
terbagi atas debt to total asset ratio, debt to equity ratio, long-term debt to
equity ratio, long-term debt to capitalization ratio, times interest earned, cash flow interest coverage dan cash return on sales.
4. Rasio profitabilitas, mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaanmemperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan,
asset maupun laba bagi modal sendiri. Rasio ini terbagi atas gross profit
margin, net profit margin, return on assets, return on equity, dan operating ratio.
5. Rasio penilaian, mengukur kemampuan manajemen dalam menciptakan
nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya investasi. Rasio ini
merupakan ukuran yang paling lengkap ,tentang prestasi perusahaan,
karena mencerminkan kombinasi rasio-risiko dan rasio-hasil
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
dividend payout ratio, price earning ratio,book value per share, dan price
to book value.
6. Rasio pertumbuhan, mengukur kemampuan perusahaan mempertahankan
posisi ekonominya di dalam pertumbuhan ekonomi dan industri.
D. Debt to Total Asset Ratio (DTA)
Debt to Total Asset Ratio adalah rasio yang mengukur seberapa besar
jumlah aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Karena semua hutang
mengandung risiko maka semakin besar persentasinya makin besar pula risiko
yang ditanggung perusahaan. Aktiva didanai dari dua sumber, yaitu dari investor
dan kreditor. Sebuah perusahaan harus membuat para investor senang dengan
menghasilkan laba yang tinggi sehingga EPS meningkat (Van Horne, 2005:209).
Perusahaan yang memiliki hutang banyak dengan beban tetap, akan mengurangi
beban pajak dan menyebabkan keuntungan bagi perusahaan.
E. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) menggambarkan perbandingan hutang dengan
ekuitas dalam pendanaan peusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri
perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Besarnya hutang yang terdapat dalam
struktur modal perusahaan sangat penting untuk memahami perimbangan antara
risiko dan laba yang didapat. Hutang membawa risiko karena setiap hutang pada
umumnya akan menimbulkan keterikatan yang tetap bagi perusahaan dalam
bentuk kewajiban membayar bunga serta cicilan kewajiban pokoknya secara
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut kuswadi (2004) perusahaan dengan kewajiban yang terlampau
banyak akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan tambahan dan dari luar.
Bila kewajiban dapat dimanfaat dengan efektif dan bila laba yang didapat cukup
untuk menutupi atau membayar beban bunga secara periode, laba yang diberikan
kepada pemegang saham dapat dijelaskan melalui leverage keuangan. Leverage
keuangan tercipta ketika laba bersih perusahaan meningkat akibat penggunaan
pinjaman yang memberikan beban bunga.
F. Earning Per Share (EPS)
Hasil operasi suatu perusahaan umumnya dirangkum dalam suatu bagian
utama yaitu laba bersih. Tetapi walaupun demikian, laba bersih ini belum
dianggap ringkas, oleh karena itu sering digunakan indikator lainnya yang lebih
ringkas yaitu laba per saham (earning per share). Earning Per Share (EPS)
bertujuan mengukur besarnya kemampuan perusahaan dalam mendistribusikan
pendapatannya kepada pemegang saham. EPS dihitung dengan membagi laba
bersih setelah dikurangi pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar
(Brigham&Weston, 2001:613).
Pada umumnya menajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon
pemegang saham akan tertarik pada EPS. Sebagaimana dikemukakan oleh
Syamsudin dalam bukunya yang berjudul manajemen keuangan perusahaan
(2002:66) bahwa EPS menggambarkan jumlah rupiah yang akan diperoleh untuk
setiap lembar saham biasa. Besarnya EPS mendapat perhatian yang cukup besar
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
perusahaan, apabila suatu perusahaan berhasil dalam operasinya, maka EPS yang
ditawarkan juga besar.
Namun tidak berarti bahwa jumlah laba tersebut akan didistribusikan
semua bagi pemegang saham (EPS), karena hal itu juga berhubungan dengan
kebijaksanaan pembayaran deviden. Penghasilan netto perseroan harus
disesuaikan dengan memperhitungkan bagian deviden saham istimewa. Jumlah
saham yang diperhitungkan dalam penentuan EPS juga hanyalah jumlah lembar
saham biasa yang beredar.
G. Pengaruh DTA dan DER Terhadap EPS
Tujuan dari sebuah perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan
khususnya bagi pemilik. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan peningkatan
Earning Per Share (EPS) perusahaan. Peningkatan EPS akan meningkatkan
kepercayaan pemegang saham oleh karena kemampuan menciptakan laba
perusahaan meningkat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi EPS diperoleh dari penguraian EPS
kedalam penentu-penentu dasarnya yang berasal dari rasio profitabilitas dan
rasio-rasio yang berkaitan dengan kemampuannya dalam memenuhi kewajibannya.
Faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Total Asset Ratio
(DTA) dan Debt to Equity Ratio (DER). Kedua rasio ini merupakan bagian dari
rasio leverage keuangan yang akan diteliti lebih lanjut untuk melihat pengaruhnya
terhadap Earning Per Share (EPS). Rasio leverage keuangan menunjukkan
kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupun
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
hutang untuk membiayai investasinya (Harahap, 2007: 303; Sartono, 2001: 114,
121; Brigham & Weston, 2001: 613).
Apabila perusahaan memiliki DTA dan DER yang tinggi berarti
perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi dengan beban tetap yang tinggi,
sehingga akan mengurangi beban pajak dan menyebabkan keuntungan bagi
perusahaan. Hal tersebut tentu akan mempengaruhi laba bersih bagi pemegang
saham biasa termasuk deviden, dilain pihak meningkatkan risiko karena
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Bursa Efek Jakarta
Pada 13 Juli 1992, Bursa Efek Jakarta (BEJ) diswastakan dan mulai
menjalankan pasar saham di Indonesia sebuah awal pertumbuhan baru setelah
terhenti sejak didirikan pada awal abad ke-19. Pada tahun 1912 dengan bantuan
pemerintah kolonial Belanda yang dikenal sebagai Jakarta saat ini.
Bursa Batavia sempat ditutup selama perang dunia pertama dan kemudian
dibuka kembali pada 1925. Selain bursa Batavia, pemerintah kolonial juga
mengoperasikan bursa di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan bursa terhenti.
Tujuh tahun setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, bursa saham
dibuka lagi di Jakarta dan memperdagangkan saham dan obligasi. Kegiatan bursa
saham kemudian terhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program
nasionalisasi tahun 1956. Tidak sampai tahun 1977, bursa saham kembali dibuka
dan ditangani oleh badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM), institusi baru
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
sahampun mulai meningkat seiring dengan perkembangan pasar finansial dan
sektor swasta-puncak perkembangan pada tahun 1990. Pada tahun 1991, bursa
saham di swastnisasi menjadi PT Bursa Efek Jakarta dan menjadi salah satu bursa
saham yang dinamis di Asia. Swastanisasi bursa saham menjadi PT BEJ ini
mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar
Modal.
Tahun 1995 adalah tahun BEJ memasuki babak baru. Pada 22 Mei 1995,
BEJ meluncurkan Jakarta Automated Trading System (JATS), sebuah system
perdagangan otomasi yang menggantikan sisitem manual. System baru ini dapat
menfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih
menjamin kegiatan pasar yang fair dan transparan dibanding system perdagangan
manual. Pada Juli 2000, BEJ menerapkan perdagangan tanpa warkat (scrilles
Trading) dengan tujuan meningkatkan likuiditas pasar dan menghindari peristiwa
saham hilang dan pemalsuan saham, dan mempercepat proses penyelesaian
transaksi. Tahun 2002, BEJ juga menerapkan perdagangan jarak jauh (remote
trading), sebagai upaya meningkatkan akses pasar, efisiensi pasar, kecepatan dan
frekuensi perdagangan
B. Sektor Properti
No. Kode
Emiten Perusahaan Tanggal Berdiri Tanggal Listing
1 CTRS PT CIPUTRA SURYA TBK 01 Maret 1989 15 januari 1999
2 DUTI PT DUTA PERTIWI TBK 29 Desember 1972 02 November 1994
3 GMTD
PT GOWA MAKASSAR TOURISM DEVELOPMENT TBK
14 Mei 1991 11 Desember 2000
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009 TBK
JABABEKA TBK 12 Januari 1989 10 Januari 1995
8 KPIG PT KRIDAPERDANA
INDAHGRAHA TBK 11 Juni 1990 30 Maret 2000
9 LPCK PT LIPPO CIKARANG TBK 30 Mei 1988 24 Juli 1997
Sumber:26 Februari 2009)
C. Sektor Manufaktur
No. Kode
Emiten Perusahaan
Tanggal Berdiri
Tanggal
Listing Sektor Industri
1 AKRA PT Akr Corporindo Tbk 28 November
Metal Industry Tbk 26 Juni 1978
02 Januari 1997
Industri dasar dan kimia
Industri Tbk 07 Maret 1980
18 Desember
1992
Industry dasar dan kimia
5 ARNA PT Arwana Citramulia
Tbk
22 Februari
1993 17 Juli 2001
Industry dasar dan kimia
6 AUTO PT Astra Otoparts Tbk 20 September
1991 15 Juni 1998 Industry otomotif
7 ASII PT Astra International
Tbk
20februari 1957
04 April 1990
Agen tunggal Toyota, distribusi alat berat
dan komponen bermotor
8 RMBA PT Bentoel Internasional
Development Tbk
9 BTON PT Betonjaya Manunggal
Tbk
27 Februari
1995 18 Juli 2001
Industry dasar dan kimia
10 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk 15 Januari
1979 08 Mei 1995
Industry dasar dan kimia
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
12 CLPI PT Colorpark Indonesia
Tbk
Industry dasar dan kimia
Industry dasar dan kimia
Industry dasar dan kimia
Industry ban dalam dan luar
19 GGRM PT Gudang Garam Tbk 26 Juni 1958 27 Agustus 1990
Industry barang konsumsi
20 HEXA PT Hexindo Adiperkasa
Tbk
26 November 1988
13 Februari 1995
Perdagangan, jsa dan investasi
21 INTP PT Indocement Tunggal
Perkasa Tbk
16 Januari 1985
5 Desember 1977
Industry dasar dan kimia
No. Kode
Emiten Perusahaan
Tanggal Berdiri
Tanggal
Listing Sektor Industri
22 INDF PT Indofood Sukses
23 INDR PT Indorama Synthetics
Tbk 03 April 1974
03 Agustus
1990 Industry otomotif
24 IKAI PT Intikeramik Alamsari
Industri Tbk 26 Juni 1991 04 Juni 1997
Industry dasar dan kimia
Industry dasar dan kimia
Industry dasar dan kimia
Industry dasar dan kimia
Industry dasar dan kimia
Indonesia Tbk 03 Juni 1929
15 Desember
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
1981
Industry dasar dan kimia
1998 Industry tekstil
41 RDTX PT Roda Vivatex Tbk 27 September mesin mobil, sepeda
motor
43 BATA PT Sepatu Bata Tbk 15 Oktober
1931
24 Maret
1982 Industry sepatu
44 SIMA PT Siwani Makmur Tbk 07 Juni 1985 03 Juni 1994 Industry plastic
No. Kode
Emiten Perusahaan
Tanggal Berdiri
Tanggal
Listing Sektor Industri
45 SOBI PT Sorini Agro Asia
Industry dasar dan kimia
46 IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk 23 Juli 1981 21 Januari
1991 Industry kabel
47 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk
48 TIRA PT Tira Austentie Tbk 08 April 1974 27 Juli 1993 Perdaganag, jasa dan investasi
49 TIRT PT Tirta Mahakam
Resources Tbk 21 April 1981
13 Desember
1999
Industry kayu
50 TRST PT Trias Sentosa Tbk 23 November
1979 02 Juli 1990 Industry plastic
51 TBLA PT Tunas Batu Lampung
55 UNVR PT Unilever Indonesia
Tbk
05 Desember 1933
11 Januari
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
Sumber:26 Februari 2009)
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. SEKTOR PROPERTI
1. Analisa Deskriptif Variabel Yang Mempengaruhi Earning Per Share
a) Deskripsi Nilai Variabel Debt to Total Asset Ratio pada perusahaan sektor
properti di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2007.
Tabel 4.1
Debt to Total Asset Ratio
Pada Perusahaan Sektor Properti Periode 2004-2007
EMITEN PERUSAHAAN
DTA (%)
RATA-RATA
2007 2006 2005 2004
CTRS PT CIPUTRA SURYA TBK 35 33 49 45 40,5
DUTI PT DUTA PERTIWI TBK 50 55 56 56 54,25
56 UNTR PT United Tractors Tbk 13 Oktober 1972
19 September
1989
Perdaganagn, jasa dan investasi
57 TOTO PT Surya Toto Indonesia
Tbk 11 Juli 1977
30 Oktober 1990
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009 GMTD
PT GOWA MAKASSAR TOURISM
DEVELOPMENT TBK 72 71 72 73 72
JAKA PT JAKA ARTHA GRAHA TBK 9 9 10 9 9,25
JRPT PT KAYA REAL PROPERTY TBK 42 45 26 40 38,25
KARK PT KARKA YASA PROFILIA TBK 30 26 32 34 30,5
KIJA PT KAWASAN INDUSTRI JABABEKA TBK 42 54 19 26 35,25
KPIG PT KRIDAPERDANA INDAHGRAHA TBK 5 5 4 4 4,5
LPCK PT LIPPO CIKARANG TBK 60 62 60 61 60,75
LPKR PT LIPPO KARAWACI TBK 79 87 52 69 71,75
PWON PT PAKUWON JATI TBK 133 147 95 127 125,5
SIIP PT SURYA INTI PERMATA TBK 23 22 5 22 18
SMRA PT SUMMARECON AGUNG TBK 63 54 55 56 57
RATA-RATA PER TAHUN 49,46 51,54 41,15 47,85
Sumber: Hasil Penelitian, 26 Februari 2009 (diolah)
Tabel 4.1 menggambarkan nilai variabel DTA (Debt to Total Asset Ratio)
pada masing-masing perusahaan sektor properti di BEI selama periode peneilitian
tahun 2004-tahun 2007. Pada tabel ini dapat dilihat nilai DTA mengalami
fluktuasi pada setiap tahun penelitian meskipun terdapat juga nilai DTA yang
stabil pada perusahaan dan tahun tertentu. Berdasarkan tingkat DTA rata-rata per
perusahaan, nilai DTA tertinggi dimiliki oleh PT Pakuwon Jati Tbk yaitu sebesar
125,5 % dan nilai DTA terendah dimilki oleh PT Kridaperdana Indahgraha Tbk
yaitu sebesar 4,5%. Bila ditinjau dari rata-rata per tahun, nilai DTA tertinggi
terdapat pada tahun 2006 yaitu sebesar 51,54 % dan nilai DTA terendah pada
tahun 2005 yaitu sebesar 21,15%.
Pada tahun 2004 nilai DTA rata-rata per tahun sebesar 47,85%.
Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai DTA rata-rata per tahun sebanyak 6
perusahaan atau sekitar 46.15%. Perusahaan yang berada dibawah nilai DTA
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
Pada tahun 2005, nilai DTA rata-rata per tahun sebesar 41,15%.
Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai DTA rata-rata per tahun sebanyak
7 perusahaan atau sekitar 53,85%. Perusahaan yang berada dibawah nilai DTA
rata-rata per tahun sebanyak 6 perusahaan atau sekitar 46,15%.
Pada tahun 2006, nilai DTA rata-rata per tahun sebesar 51,54%.
Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai DTA rata-rata per tahun sebanyak
7 perusahaan atau sekitar 53,85%. Perusahaan yang berada dibawah nilai DTA
rata-rata per tahun sebanyak 6 perusahaan atau sekitar 46,15%.
Pada tahun 2007, nilai DTA rata-rata per tahun sebesar 49,46%.
Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai DTA rata-rata per tahun sebanyak
6 perusahaan atau sekitar 46,15%. Perusahaan yang berada dibawah nilai DTA
rata-rata per tahun sebanyak 7 perusahaan atau sekitar 53,85%.
b) Deskripsi Nilai Variabel Debt to Equity Ratio pada perusahaan sektor properti
di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2007.
Tabel 4.2
Debt to Equity Ratio
Pada Perusahaan Sektor Properti Periode 2004-2007
EMITEN PERUSAHAAN
DER (%)
RATA-RATA
2007 2006 2005 2004
CTRS PT CIPUTRA SURYA TBK 54 49 97 82 70,5
DUTI PT DUTA PERTIWI TBK 112 131 165 158 141,5
GMTD PT GOWA MAKASSAR TOURISM DEVELOPMENT TBK 263 251 254 273 260,25
JAKA PT JAKA ARTHA GRAHA TBK 10 10 11 10 10,25
JRPT PT KAYA REAL PROPERTY TBK 78 89 42 72 70,25
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
KIJA PT KAWASAN INDUSTRI JABABEKA TBK 72 120 24 35 62,75
KPIG PT KRIDAPERDANA INDAHGRAHA TBK 5 6 4 5 5
LPCK PT LIPPO CIKARANG TBK 150 165 150 156 155,25
LPKR PT LIPPO KARAWACI TBK 392 710 121 267 372,5
PWON PT PAKUWON JATI TBK 407 -313 2000 -471 487,25
SIIP PT SURYA INTI PERMATA TBK 31 29 15 29 26
SMRA PT SUMMARECON AGUNG TBK 168 118 123 128 134,25
RATA-RATA PER TAHUN 137,38 107,69 234,92 61,15
Sumber: Hasil Penelitian, 26 Februari 2009 (diolah)
Tabel 4.2 menggambarkan nilai variabel DER (Debt to Equity Ratio) pada
masing-masing perusahaan sektor properti di BEI selama periode peneilitian
tahun 2004-tahun 2007. Pada tabel ini dapat dilihat nilai DER mengalami
fluktuasi pada setiap tahun penelitian meskipun terdapat juga nilai DER yang
stabil pada perusahaan tertentu. Berdasarkan tingkat DER rata-rata per
perusahaan, nilai DER tertinggi dimiliki oleh PT Pakuwon Jati Tbk yaitu sebesar
487,25% dan nilai DER terendah dimilki oleh PT Kridaperdana Indahgraha Tbk
yaitu sebesar 5%. Bila ditinjau dari rata-rata per tahun, nilai DER tertinggi
terdapat pada tahun 2005 yaitu sebesar 234,92% dan nilai DER terendah pada
tahun 2004 yaitu sebesar 61,15%.
Pada tahun 2004 nilai DER rata-rata per tahun sebesar 61,15%.
Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai DER rata-rata per tahun sebanyak 7
perusahaan atau sekitar 53,85%. Perusahaan yang berada dibawah nilai DER
rata-rata per tahun sebanyak 6 perusahaan atau sekitar 46,15%.
Pada tahun 2005, nilai DER rata-rata per tahun sebesar 234,92%.
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
2 perusahaan atau sekitar 15,38%. Perusahaan yang berada dibawah nilai DER
rata-rata per tahun sebanyak 11 perusahaan atau sekitar 84,62%.
Pada tahun 2006, nilai DER rata-rata per tahun sebesar 107,69%.
Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai DER rata-rata per tahun sebanyak
6 perusahaan atau sekitar 46,15%. Perusahaan yang berada dibawah nilai DER
rata-rata per tahun sebanyak 7 perusahaan atau sekitar 53,85%.
Pada tahun 2007, nilai DER rata-rata per tahun sebesar 137,38%.
Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai DER rata-rata per tahun sebanyak
5 perusahaan atau sekitar 38,46%. Perusahaan yang berada dibawah nilai DER
rata-rata per tahun sebanyak 8 perusahaan atau sekitar 61,54%.
c) Deskripsi Earning Per Share pada perusahaan sektor properti di Bursa Efek
Indonesia periode 2004-2007.
Tabel 4.3
Earning Per Share
Pada Perusahaan Sektor Properti Periode 2004-2007
EMITEN PERUSAHAAN
EPS (Rp)
RATA-RATA
2007 2006 2005 2004
CTRS PT CIPUTRA SURYA TBK 48 124 61 62 73,75
DUTI PT DUTA PERTIWI TBK 70 203 44 43 90
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
Sumber: Hasil Penelitian, 26 Februari 2009 (diolah)
Tabel 4.3 menggambarkan nilai variabel EPS (Earning Per Share) pada
masing-masing perusahaan sektor properti di BEI selama periode peneilitian
tahun 2004-tahun 2007. Pada tabel ini dapat dilihat nilai EPS mengalami fluktuasi
pada setiap tahun penelitian meskipun terdapat juga nilai EPS yang stabil pada
perusahaan tertentu. Berdasarkan tingkat EPS rata-rata per perusahaan, nilai EPS
tertinggi dimiliki oleh PT pakuwon Jati Tbk yaitu sebesar Rp 688,25 dan nilai
EPS terendah dimilki oleh PT Karka yasa Profilia yaitu sebesar Rp 1,-. Bila
ditinjau dari rata-rata per tahun, nilai EPS tertinggi terdapat pada tahun 2005 yaitu
sebesar Rp 163,69 dan nilai EPS terendah pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp
59,69.
Pada tahun 2004 nilai EPS rata-rata per tahun sebesar Rp 59,69.
Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai EPS rata-rata per tahun sebanyak
6 perusahaan atau sekitar 46,15%. Perusahaan yang berada dibawah nilai EPS
rata-rata per tahun sebanyak 7 perusahaan atau sekitar 53,85%.
TBK
JAKA PT JAKA ARTHA GRAHA TBK 2 3 2 1 2
JRPT PT KAYA REAL PROPERTY TBK 74 58 122 1 63,75
KARK PT KARKA YASA PROFILIA TBK 1 1 0 2 1
KIJA PT KAWASAN INDUSTRI JABABEKA TBK 18 976 10 1 251,25
KPIG PT KRIDAPERDANA INDAHGRAHA TBK 5 5 15 14 9,75
LPCK PT LIPPO CIKARANG TBK 16 2 5 42 16,25
LPKR PT LIPPO KARAWACI TBK 169 76 122 143 127,5
PWON PT PAKUWON JATI TBK 637 351 1531 234 688,25
SIIP PT SURYA INTI PERMATA TBK 16 0 74 92 45,5
SMRA PT SUMMARECON AGUNG TBK 65 45 77 78 66,25
T. Putri M. Sibarani : Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning
Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei, 2009.
USU Repository © 2009
Pada tahun 2005, nilai EPS rata-rata per tahun sebesar Rp 163,69.
Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai DTA rata-rata per tahun sebanyak
1 perusahaan atau sekitar 7,69%. Perusahaan yang berada dibawah nilai EPS
rata-rata per tahun sebanyak 12 perusahaan atau sekitar 92,31%.
Pada tahun 2006, nilai EPS rata-rata per tahun sebesar Rp 144,46.
Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai EPS rata-rata per tahun sebanyak
3 perusahaan atau sekitar 23,08%. Perusahaan yang berada dibawah nilai EPS
rata-rata per tahun sebanyak 10 perusahaan atau sekitar 76,92%.
Pada tahun 2007, nilai EPS rata-rata per tahun sebesar Rp 90,69.
Perusahaan-perusahaan yang berada diatas nilai EPS rata-rata per tahun sebanyak
2 perusahaan atau sekitar 15,38%. Perusahaan yang berada dibawah nilai EPS
rata-rata per tahun sebanyak 11 perusahaan atau sekitar 84,62%.
2. Analisis Regresi Linear Berganda
Hasil estimasi regresi dari pengolahan data setelah didapatkan hasil yang
BLUE dapat ditunjukkan pada Tabel 4.4 berikut: