• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A yang Tidak Berbadan Hukum di Kabupaten Serdang Bedagai. Studi kasus Desa Makmur dan Desa Sentang Kecamatan Teluk Mengkudu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbandingan Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A yang Tidak Berbadan Hukum di Kabupaten Serdang Bedagai. Studi kasus Desa Makmur dan Desa Sentang Kecamatan Teluk Mengkudu"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI

ANGGOTA P3A BERBADAN HUKUM DAN P3A YANG TIDAK

BERBADAN HUKUM DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

( Studi Kasus: Desa Makmur dan Desa Sentang Kecamatan Teluk Mengkudu)

SKRIPSI

OLEH:

ERLUSI T. P. SIHOMBING

050309009

SEP-PKP

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI

ANGGOTA P3A BERBADAN HUKUM DAN P3A YANG TIDAK

BERBADAN DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

( Studi Kasus: Desa Makmur dan Desa Sentang Kecamatan Teluk Mengkudu)

SKRIPSI

ERLUSI T. P. SIHOMBING

050309009

SEP-PKP

Diajukan Kepada Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat: Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian

Diketahui Oleh: Komisi Pembimbing

(Prof.Dr.Ir. Meneth Ginting. MADE)

(Ir.A.T. Hutajulu, MS Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

)

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(3)

ABSTRAK

Erlusi Tiurmaida Putry Sihombing (050309009), dengan judul “Perbandingan Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A yang Tidak Berbadan Hukum di Kabupaten Serdang Bedagai. Studi kasus Desa Makmur dan Desa Sentang Kecamatan Teluk Mengkudu”. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2009 dan di bimbing oleh Bapak Prof.Dr.Ir.Meneth Ginting, MADE dan Ibu Asmi Tiurland, MS.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi, mengolah dan menganalisis data tentang:

1. Perkembangan organisasi P3A didaerah penelitian selama 5 tahun terakhir yang diamati dari jumlah anggota P3A, jumlah P3A dan P3A yang Berbadan hukum dan P3A yang Tidak Berbadan Hukum

2. Pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani terhadap ketaatan membayar iuran menjadi anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A yang Tidak Berbadan Hukum 3. Perbedaan pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani terhadap ketaatan membayar iuran menjadi anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A yang Tidak Berbadan Hukum

4. Hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan ketaatan membayar iuran menjadi anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum 5. Perbedaan hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan ketaatan

membayar iuran menjadi anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum

6. Masalah- masalah yang terjadi dalam organisasi P3A yang berbadan hukum dan P3A yang tidak berbadan hukum dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.

Metode yang di gunakan adalah simple random sampling (secara acak sederhana) yaitu dengan mengambil sampel 2 organisasi P3A dari jumlah populasi yang ada. Analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis secara deskriptif, skor, Korelasi Rank Spearman, dan Regresi Linear Berganda. Dari hasil peneltian diperoleh:

1. Perkembangan organisasi P3A di Kabupaten Serdang Bedagai mengalami peningkatan yang baik dilihat dari Jumlah P3A yang tidak Berbadan Hukum menjadi P3A yang Berbadan Hukum ,dan Jumlah anggota. Sementara sejak tahun 2004 sampai pada tahun 2008 jumlah P3A tidak bertambah lagi.

2. Secara uji serempak kelima variabel karakteristik sosial ekonomi organisasi P3A Makmur berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Ketaatan Membayar Iuran). Sementara kelima variabel karakteristik sosial ekonomi organisasi P3A Sentang tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Ketaatan Membayar Iuran)

(4)

3. Dari hasil analisis Regresi Linear Berganda yang diuji pada ke dua organisasi P3A yaitu P3A Makmur dan P3A Sentang dapat di peroleh perbedaan: Secara Serempak kelima karakteristik sosial ekonomi anggota P3A Makmur berpengaruh nyata terhadap ketaatan anggota P3A membayar iuran, Sementara pada kelima karakteristik sosial ekonomi anggota P3A Sentang tidak berpengaruh nyata terhadap ketaatan anggota P3A membayar iuran.

Secara parsial karakteristik sosial ekonomi anggota P3A Makmur yaitu: ”Umur dan Pengalaman bertani tidak berpengaruh nyata terhadap ketaatan membayar iuran, sementara ” Tingkat pendidikan, Jumlah tanggungan, dan Luas lahan” berpengaruh nyata terhadap ketaatan membayar iuran. Sedangkan karakteristik sosial ekonomi P3A Sentang yaitu: hanya ”Umur” yang berpengaruh nyata terhadap ketaatan membayar iuran, sementara ”tingkat pendidikan, pengalaman bertani, jumlah tanggungan, dan luas lahan” tidak berpengaruh nyata terhadap ketaatan membayar iuran.

4. Hasil korelasi Karakteristik sosial ekonomi anggota P3A Makmur dengan ketaatan membayar iuran yaitu: ”Umur”memiliki hubungan yang sedang dengan ketaatan membayar iuran, ”Tingkat pendidikan” dan ”Jumlah tanggungan” tidak ada hubungan dengan ketaatan membayar iuran, sementara ”Pengalaman bertani” memiliki hubungan yang lemah dengan ketaatan membayar iuran, dan ”Luas lahan” memiliki hubungan yang kuat dengan ketaatan membayar iuran.

Sedangkan hasil Karakteristik sosial ekonomi anggota P3A Sentang dengan ketaatan membayar iuran yaitu: ”Umur”, ”Pendidikan” dan ”Jumlah tanggungan” memiliki hubungan yang lemah, Sementara ”Pengalaman bertani” dan ”Luas lahan” memiliki hubungan yang sedang.

5. Dari hasil analisis korelasi yang di uji bahwa ke dua organisasi P3A yaitu P3A Makmur (P3A yang berbadan hukum) dan P3A Sentang (P3A yang belum berbadan hukum) memiliki perbedaan yaitu: Karakteristik sosial ekonomi anggota P3A Makmur yaitu: ”Umur”memiliki hubungan yang sedang dengan ketaatan membayar iuran, ”Tingkat pendidikan” dan ”Jumlah tanggungan” tidak ada hubungan dengan ketaatan membayar iuran, sementara ”Pengalaman bertani” memiliki hubungan yang lemah dengan ketaatan membayar iuran, dan ”Luas lahan” memiliki hubungan yang kuat dengan ketaatan membayar iuran.

Sedangkan Karakteristik sosial ekonomi anggota P3A Sentang yaitu: ”Umur”, ”Pendidikan” dan ”Jumlah tanggungan” memiliki hubungan yang lemah, Sementara ”Pengalaman bertani” dan ”Luas lahan” memiliki hubungan yang sedang.

6. P3A yang berbadan hukum (P3A Makmur) adalah:

Pada organisasi P3A Makmur tidak ada masalah yang terjadi karena struktur dan uraian tugas yang sudah jelas diatur dalam Surat Keputusan Badan Hukum Organisasi P3A Makmur.

P3A yang belum berbadan hukum (P3A Sentang) adalah:

o Masalah yang terjadi pada P3A Sentang yaitu Sulitnya pengurus P3A dalam membagi air kesawah- sawah petani karena tidak adanya sanksi terhadap petani yang melanggar peraturan.

(5)

o Apabila P3A Sentang mengajukan Proposal tidak pernah ditanggapi pemerintah karena belum berbadan hukum atau tidak memiliki SK, sehingga bantuan dari pemerintah tidak begitu dirasakan P3A sentang.

Upaya yang dilakukan adalah tetap membuat dan menjatuhkan proposal tentang kebutuhan P3A kepada pihak pemerintah, sembari mengurus Surat Keputusan Badan Hukum P3A Sentang.

o Sebagian anggota P3A Sentang sulit membayar iuran bahkan tidak membayar iuran P3A selama dalam satu tahun tertentu (dua kali musim tanam)

Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya, apabila tidak membayar iuran selama kurun waktu yang ditentukan, maka pengurus P3A Sentang memberikan peringatan selama dua kali. Apabila tidak di tanggapi juga maka pengurus P3A Sentang melaporkan masalah tersebut kepada Kepala Desa agar menyelesaikan masalah tesebut, dan biasanya setelah di sampaikan kepada Kepala desa masalah tersebut dapat diselesaikan, dimana anggota P3A tersebut langsung membayar iuran yang menjadi kewajibannya.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Erlusi Tiurmaida Putry Sihombing lahir pada tanggal 08 April 1987, di Desa Sei Plancang, Kecamatan Panai Tengah, Kabupaten Labuhan Batu, Rantau Prapat, Provinsi Sumatera Utara. Penulis merupakan anak pertama dari 5 (lima) bersaudara dengan Ayahanda R. Sihombing dan Ibunda H. Br Manalu.

Pendidikan yang pernah di tempuh penulis adalah:

1. Sekolah Dasar (SD) tahun 1993-1999 di SD Advent Sei Plancang

2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) tahun 1999-2002 di SLTP Advent Sei Plancang

3. Sekolah Menengah Umum (SMU) tahun 2002-2005 di SMU F. Tandean Tebing Tinggi.

4. Pada tahun 2005 penulis lulus SPMB di Fakultas Pertanian, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Program Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

5. Mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada tahun 2009 di Desa Pegagan Julu VII, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, Sidikalang.

6. Melakukan Penelitian skripsi di Desa Makmur dan Desa Sentang, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai. .

(7)
(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasinNya penulis di beri kesempatn untuk menjalani dan mengakhiri masa perkuliahan, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbandingan Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A yang Tidak Berbadan Hukum di Kabupaten Serdang Bedagai (Studi Kasus: Desa Makmur dan Desa Sentang Kecamatan Teluk Mengkudu)”

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana di Departemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Ir.Meneth Ginting, MADE selaku ketua komisi pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam melaksanakan penelitian ini. 2. Ibu Ir.Asmi Tiurland, MS selaku anggota komisi pembimbing yang juga telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam melaksanakan penelitian ini. 3. Bapak Ir.Luhut Sihombing, MP selaku ketua Departemen Agribisnis, Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

4. Seluruh staff pegawai di Departemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, USU, Medan.

5. Seluruh instansi yang terkait dengan penelitian ini, atas bantuannya selama penulis mengambil data penelitian.

(9)

7. Bapak Kepala Desa Sentang Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai.

8. Para Sampel yang terkait dengan penelitian ini yaitu anggota P3A Makmur dan P3A Sentang

Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepada Ayahanda R.Sihombing dan Ibunda H. Br Manalu serta Keluarga dan juga adik-adik saya:

1. Hertika Putry Sihombing 2. Andri Anto Susilo Sihombing 3. Beta Saunaria Putry Sihombing 4. Emaencipate Susilo Sihombing

Atas didikan, motivasi, perhatian dan kasih sayang serta doa-doanya bagi saya. Demikian juga kepada Kakanda M. Saragi terima kasih atas motivasi dan doa-doanya serta kepada semua sahabat-sahabat saya ( K’Nori Nababan, S.sos, Romauli, Elisbet, Ulima, Desi, Nina, K’Yani, Sp) dan juga teman- teman T’22 serta teman seperjuangan di GMKI komisariat FP. USU yang telah setia mendukung saya lewat doa- doa dan motivasinya.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat.

(10)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN... vi

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 6

Tujuan Penelitian... 7

Kegunaan Penelitian ... 8

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjuan Pustaka ... 9

Landasan Teori ... 13

Kerangka Pemikiran ... 15

Hipotesis Penelitian ... 19

METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 20

Metode Penentuan Sampel... 21

Metode Pengumpulan Data ... 21

Metode Analisa Data ... 22

Defenisi dan Batasan Operasional ... 25

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL Deskripsi Daerah Penelitian ... 27

(11)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Organisasi P3A ... 39

Gambaran Organisasi P3A di Daerah Penelitian ... 44

Perkembangan Organisasi P3A Selama 5 Tahun Terakhir ... 47

Ketaatan Anggota Membayar Iuran P3A ... 48

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota ... 49

Terhadap Ketaatan Membayar Iuran Perbedaan Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi ... 58

Anggota P3A Makmur dan Sentang Terhadap Ketaatan Membayar Iuran Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota ... 59

P3A Makmur dan P3A Sentang Dengan Ketaatan Membayar Iuran Perbedaan Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi ... 62

Anggota P3A Makmur dan Sentangdengan Ketaatan Membayar Iuran Masalah yang terjadi dalam organisasi P3A ... 62

dan Upaya yang di Lakukan untuk Mengatasinya KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan...64

Saran...68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

Halaman 1. Jumlah Organisasi P3A di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 4 2. Jumlah Organisasi P3A dan Jumlah Anggota P3A di Kecamatan 5

Teluk Mengkudu Tahun 2008

3. Jumlah Populasi dan Sampel Organisasi P3A di Kabupaten 21 Serdang Bedagai Tahun 2008

4. Spesifikasi Pengambilan data 22

5. Parameter Ketaatan Membayar Iuran P3A untuk Menguji Hipotesis 24 6. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa 28

Makmur Tahun 2009

7. Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur di Desa 28 Makmur Tahun 2009

8. Distribusi Penduduk Menurut Suku Bangsa 29 di Desa Makmur Tahun 2009

9. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 30 di Desa Makmur Tahun 2009

10.Distribusi Penduduk Menurut Agama di Desa 30 Makmur Tahun 2009

11.Sarana dan Prasarana di Desa Makmur Tahun 2009 31 12.Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di 33 Desa Sentang Tahun 2009

13.Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur di 33 Desa Sentang Tahun 2009

14.Distribusi Penduduk Menurut Suku Bangsa 34 di Desa Sentang Tahun 2009

15.Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 34 di Desa Sentang Tahun 2009

(13)

17.Sarana dan Prasarana di Desa Sentang Tahun 2009 36 18.Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota P3A 37

Makmur dan P3A Sentang

19.Perkembangan Organisasi P3A di Kabupaten 47 Serdang Bedagai Tahun 2009

20.Ketaatan Anggota Membayar Iuran P3A 48

(14)

No Halaman

1. Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota Sampel Organisasi 70 P3A Makmur

2. Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota Sampel Organisasi 71 P3A Sentang

3. Jawaban Responden Anggota P3A Makmur Terhadap 72 Ketaatan Membayar Iuran

4. Jawaban Responden Anggota P3A Sentang Terhadap 73 Ketaatan Membayar Iuran

5. Skoring Jawaban Anggota Organisasi P3A Makmur Terhadap 74 Ketaatan Membayar Iuran

6. Skoring Jawaban Anggota Organisasi P3A Sentang Terhadap 75 Ketaatan Membayar Iuran

7. Distribusi Penduduk di Desa Makmur Menurut Golongan 76 Umur Tahun 2009

8. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa 76 Makmur Tahun 2009

9. Distribusi Penduduk Menurut Agama di Desa Makmur 76 Tahun 2009

10.Sarana dan Prasarana di Desa Makmur Tahun 2009 77 11.Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur di Desa 77

Sentang Tahun 2009

12.Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa 77 Sentang Tahun 2009

13.Sarana dan Prasarana di Desa Sentang Tahun 2009 78 14.Uji Regresi Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota 79

P3A Makmur Terhadap Ketaatan Membayar Iuran

(15)

16.Uji Korelasi Karakteristik Sosial Ekonomi Anggo ta 81 P3A Makmur Dengan Ketaatan Membayar Iuran

17. Uji Korelasi Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota 83 P3A Sentang Dengan Ketaatan Membayar Iuran

(16)

ABSTRAK

Erlusi Tiurmaida Putry Sihombing (050309009), dengan judul “Perbandingan Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A yang Tidak Berbadan Hukum di Kabupaten Serdang Bedagai. Studi kasus Desa Makmur dan Desa Sentang Kecamatan Teluk Mengkudu”. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2009 dan di bimbing oleh Bapak Prof.Dr.Ir.Meneth Ginting, MADE dan Ibu Asmi Tiurland, MS.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi, mengolah dan menganalisis data tentang:

1. Perkembangan organisasi P3A didaerah penelitian selama 5 tahun terakhir yang diamati dari jumlah anggota P3A, jumlah P3A dan P3A yang Berbadan hukum dan P3A yang Tidak Berbadan Hukum

2. Pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani terhadap ketaatan membayar iuran menjadi anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A yang Tidak Berbadan Hukum 3. Perbedaan pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani terhadap ketaatan membayar iuran menjadi anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A yang Tidak Berbadan Hukum

4. Hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan ketaatan membayar iuran menjadi anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum 5. Perbedaan hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan ketaatan

membayar iuran menjadi anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum

6. Masalah- masalah yang terjadi dalam organisasi P3A yang berbadan hukum dan P3A yang tidak berbadan hukum dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.

Metode yang di gunakan adalah simple random sampling (secara acak sederhana) yaitu dengan mengambil sampel 2 organisasi P3A dari jumlah populasi yang ada. Analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis secara deskriptif, skor, Korelasi Rank Spearman, dan Regresi Linear Berganda. Dari hasil peneltian diperoleh:

1. Perkembangan organisasi P3A di Kabupaten Serdang Bedagai mengalami peningkatan yang baik dilihat dari Jumlah P3A yang tidak Berbadan Hukum menjadi P3A yang Berbadan Hukum ,dan Jumlah anggota. Sementara sejak tahun 2004 sampai pada tahun 2008 jumlah P3A tidak bertambah lagi.

2. Secara uji serempak kelima variabel karakteristik sosial ekonomi organisasi P3A Makmur berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Ketaatan Membayar Iuran). Sementara kelima variabel karakteristik sosial ekonomi organisasi P3A Sentang tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Ketaatan Membayar Iuran)

(17)

3. Dari hasil analisis Regresi Linear Berganda yang diuji pada ke dua organisasi P3A yaitu P3A Makmur dan P3A Sentang dapat di peroleh perbedaan: Secara Serempak kelima karakteristik sosial ekonomi anggota P3A Makmur berpengaruh nyata terhadap ketaatan anggota P3A membayar iuran, Sementara pada kelima karakteristik sosial ekonomi anggota P3A Sentang tidak berpengaruh nyata terhadap ketaatan anggota P3A membayar iuran.

Secara parsial karakteristik sosial ekonomi anggota P3A Makmur yaitu: ”Umur dan Pengalaman bertani tidak berpengaruh nyata terhadap ketaatan membayar iuran, sementara ” Tingkat pendidikan, Jumlah tanggungan, dan Luas lahan” berpengaruh nyata terhadap ketaatan membayar iuran. Sedangkan karakteristik sosial ekonomi P3A Sentang yaitu: hanya ”Umur” yang berpengaruh nyata terhadap ketaatan membayar iuran, sementara ”tingkat pendidikan, pengalaman bertani, jumlah tanggungan, dan luas lahan” tidak berpengaruh nyata terhadap ketaatan membayar iuran.

4. Hasil korelasi Karakteristik sosial ekonomi anggota P3A Makmur dengan ketaatan membayar iuran yaitu: ”Umur”memiliki hubungan yang sedang dengan ketaatan membayar iuran, ”Tingkat pendidikan” dan ”Jumlah tanggungan” tidak ada hubungan dengan ketaatan membayar iuran, sementara ”Pengalaman bertani” memiliki hubungan yang lemah dengan ketaatan membayar iuran, dan ”Luas lahan” memiliki hubungan yang kuat dengan ketaatan membayar iuran.

Sedangkan hasil Karakteristik sosial ekonomi anggota P3A Sentang dengan ketaatan membayar iuran yaitu: ”Umur”, ”Pendidikan” dan ”Jumlah tanggungan” memiliki hubungan yang lemah, Sementara ”Pengalaman bertani” dan ”Luas lahan” memiliki hubungan yang sedang.

5. Dari hasil analisis korelasi yang di uji bahwa ke dua organisasi P3A yaitu P3A Makmur (P3A yang berbadan hukum) dan P3A Sentang (P3A yang belum berbadan hukum) memiliki perbedaan yaitu: Karakteristik sosial ekonomi anggota P3A Makmur yaitu: ”Umur”memiliki hubungan yang sedang dengan ketaatan membayar iuran, ”Tingkat pendidikan” dan ”Jumlah tanggungan” tidak ada hubungan dengan ketaatan membayar iuran, sementara ”Pengalaman bertani” memiliki hubungan yang lemah dengan ketaatan membayar iuran, dan ”Luas lahan” memiliki hubungan yang kuat dengan ketaatan membayar iuran.

Sedangkan Karakteristik sosial ekonomi anggota P3A Sentang yaitu: ”Umur”, ”Pendidikan” dan ”Jumlah tanggungan” memiliki hubungan yang lemah, Sementara ”Pengalaman bertani” dan ”Luas lahan” memiliki hubungan yang sedang.

6. P3A yang berbadan hukum (P3A Makmur) adalah:

Pada organisasi P3A Makmur tidak ada masalah yang terjadi karena struktur dan uraian tugas yang sudah jelas diatur dalam Surat Keputusan Badan Hukum Organisasi P3A Makmur.

P3A yang belum berbadan hukum (P3A Sentang) adalah:

o Masalah yang terjadi pada P3A Sentang yaitu Sulitnya pengurus P3A dalam membagi air kesawah- sawah petani karena tidak adanya sanksi terhadap petani yang melanggar peraturan.

(18)

o Apabila P3A Sentang mengajukan Proposal tidak pernah ditanggapi pemerintah karena belum berbadan hukum atau tidak memiliki SK, sehingga bantuan dari pemerintah tidak begitu dirasakan P3A sentang.

Upaya yang dilakukan adalah tetap membuat dan menjatuhkan proposal tentang kebutuhan P3A kepada pihak pemerintah, sembari mengurus Surat Keputusan Badan Hukum P3A Sentang.

o Sebagian anggota P3A Sentang sulit membayar iuran bahkan tidak membayar iuran P3A selama dalam satu tahun tertentu (dua kali musim tanam)

Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya, apabila tidak membayar iuran selama kurun waktu yang ditentukan, maka pengurus P3A Sentang memberikan peringatan selama dua kali. Apabila tidak di tanggapi juga maka pengurus P3A Sentang melaporkan masalah tersebut kepada Kepala Desa agar menyelesaikan masalah tesebut, dan biasanya setelah di sampaikan kepada Kepala desa masalah tersebut dapat diselesaikan, dimana anggota P3A tersebut langsung membayar iuran yang menjadi kewajibannya.

(19)

PENDAHULUAN

Latarbelakang

Petani Indonesia telah mengenal irigasi sejak zaman kerajaan Hindu. Jaringan-jaringan irigasi masih sangat sederhana digunakan untuk mendukung pertanian padi sawah. Meskipun jaringan- jaringan itu sangat sederhana akan tetapi pembangunan, operasi dan pemeliharaan (O&P)-nya memerlukan pengerahan tenaga. Oleh karena itu kerja sama merupakan syarat mutlak dan landasan bagi munculnya nilai- nilai yang menekan kebersamaan dan kemerataan. Ciri penting jaringan irigasi petani pada saat itu adalah sederhana secara teknis, luas oncoran terbatas, mereka mengatur sendiri kehidupan bersama (otonom) dan dalam status yang demikian mereka adalah pemilik dan sepenunhya berkuasa atas jaringannya (Siskel dan Hutapea, 1995)

Untuk itu para petani membentuk suatu organisasi yang dinamakan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang tahap demi tahap akan berkembang menjadi suatu unit yang secara organisator, teknis dan financial mampu melaksanakan tugas dan kewajiban pembangunan, rehabilitasi, eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi serta bangunan pelengkapnya dalam petak tersier dan irigasi pedesaan, baik yang berstatus irigasi desa maupun subak ( Pusposutardjo, 2001)

(20)

Sehingga ke depan mempunyai bargaining position terhadap pihak-pihak yang ingin bekerjasama dengan P3A (Ambler, 1992)

Dalam organisasi P3A terdapat istilah IPAIR (Iuran pelayanan air irigasi), yang merupakan hal mutlak dalam P3A yang menekankan bahwa IPAIR itu “dari, oleh, dan untuk” petani pemakai air. Berikut siklus penyetoran dan penggunaan dana IPAIR sesuai Pasca Inpres No 3/1999, yaitu:

a) Petugas blok/petak sawah memungut IPAIR dari para anggotanya menyetorkannya kebendahara P3A. Besarnya IPAIR ditentukan oleh P3A Gabungan bersama-sama Bamus Kabupaten dan Kecamatan, dan juga dengan melibatkan para petugas blok/petak.

b) Bendahara P3A bertugas menyetorkan sebagian IPAIR tersebut ke P3A Gabungan dan besarnya sesuai keputusan yang telah disepakti.

c) Ditingkat P3A Gabungan selanjutnya dana IPAIR tersebut dikelola untuk dana OP dan membiaya keberlangsungan dari organisasi tersebut.

d) Pada pola sebelum Inpres No.3/1999 kelemahnya adalah “tidak semua dana IPAIR” tersebut dikembalikan ke petani. Hal ini sangat terasa terutama pada saluran P3A yang tidak kebagian proyek OP, sehingga menyebabkan petani kurang bersemangat untuk membayar IPAIR (Dinas PU Pengairan, 1999)

(21)

Organisasi P3A yang tidak berbadan hukum sangat diharapkan supaya memiliki badan hukum dan SK yang jelas agar kehidupan organisasi P3A terlaksana dengan baik dan memiliki bargaining position di masa yang akan datang. Kinerja P3A membantu pembangunan desa dan perkembangan sektor pertanian karena Pembangunan Pertanian berperan besar dalam rangka penyediaan pangan untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan menyumbang penerimaan devisa dan pendapatan produk domestik bruto daerah (PDRB). Pada Tahun 2003 sektor pertanian menyerap sekitar 56,03 % tenaga kerja dan menyumbang 29,33 pada PDRB Sumatera Utara.

Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu kabupaten penghasil produksi beras yang tinggi atau disebut juga kabupaten lumbung padi di provinsi sumatera utara. Sebagai daerah lumbung beras plus di Sumatera Utara menjawab kepercayaan daerah

yang meraih penghargaan Ketahanan Pangan tingkat Nasional, Pemkab Serdang Bedagai

sangat serius dalam memacu laju pembangunan di sektor pertanian dengan

memformulasikan kebijakan-kebijakan program pembangunannya serta upaya-upaya

diversifikasi dan merangkul berbagai pihak untuk turut berpartisipasi membantu

pengembangannya,. Komitmen ini terlihat dari upaya Pemkab Serdang Bedagai yang

membentuk dan melibatkan langsung 4 lembaga Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

yakni, Dinas Pertanian dan Perternakan (Distannak), Dinas Pengelolaan Sumber Daya

Air (PSDA), Badan Ketahanan Pangan (BKP) dan Badan Penyuluhan Pertanian.

(22)

berkembang, maka untuk mengetahui jumlah organisasi P3A yang terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai yang terdiri dari 17 kecamatan, dapat dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1 Jumlah Organisasi P3A di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008

Sumber: Dinas Pertanian serdang Bedagai, 2009

Dari tabel 1.1 dapat kita mengetahui jumlah organisasi P3A yang terdapat di Kabupaten serdang Bedagai adalah 80 Unit P3A, dimana terdiri dari organisasi P3A yang Berbadan Hukum (BH) dan Tidak Berbadan Hukum (TBH). Adapun kecamatan yang menjadi daerah penelitian ini adalah Kecamatan Teluk Mengkudu. Alasan memilih kecamatan Teluk Mengkudu menjadi daerah penelitian karena organisasi P3A yang terdapat dalam kecamatan ini memenuhi kriteria untuk penelitian, dimana kecamatan ini merupakan kecamatan yang memiliki jumlah P3A yang mendekati hasil rata-rata uji statistik yang terdapat dalam setiap kecamatan yang ada di kabupaten Serdang Bedagai.

(23)

Hukum. Untuk mengetahui jumlah organisasi P3A dan Nama organisasi P3A yang terdapat dikecamatan Teluk Mengkudu dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2. Jumlah Organisasi P3A dan Jumlah Anggota P3A di Kecamatan Teluk Mengkudu Tahun 2008

No Desa Nama P3A Jumlah

Anggota ( jiwa)

BH TBH

1 Matapao Sari Nande 32 1 -

2 Sei Buluh Tirta sari 230 1 -

3 Pem.Setrak Tirta Yasa 135 1 -

4 Sentang Sentang 102 - 1

5 Pasar Baru Tirta sari baru 94 - 1

6 Makmur Makmur 160 1 -

7 Pem.Guntung Pem.Guntung 240 - 1

Jumlah 973 4 3

Sumber: Dinas Pertanian serdang Bedagai, 2009

Dari tabel diatas dapat kita ketahui ada 3 organisasi P3A yang Belum Berbadan Hukum dan 4 organisasi P3A Berbadan Hukum. Maka dalam penelitian ini yang menjadi daerah penelitian ada 2 organisasi P3A yaitu P3A Sentang yang terdapat didesa Sentang, yang mewakili P3A yang Tidak Berbadan Hukum dengan jumlah anggota 102 jiwa. Sedangkan daerah penelitian ke dua adalah P3A Makmur yang terdapat didesa Makmur kecamatan Teluk Mengkudu merupakan P3A yang mewakili P3A yang Berbadan Hukum, dimana memiliki jumlah anggota 160 jiwa.

Identifikasi Masalah

(24)

2. Bagaimana pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani terhadap ketaatan membayar iuran menjadi anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A yang Tidak Berbadan Hukum didaerah penelitian?

3. Bagaimana perbedaan pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani terhadap ketaatan membayar iuran menjadi anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A yang Tidak Berbadan Hukum didaerah penelitian?

4. Bagaimana hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan ketaatan membayar iuran menjadi anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum didaerah penelitian?

5. Bagaimana Perbedaan hubungan karakteristik social ekonomi petani dengan ketaatan membayar iuran menjadi anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum didaerah penelitian?

6. Apakah ada masalah- masalah yang terjadi dalam organisasi P3A yang berbadan hukum dan P3A yang tidak berbadan hukum dan upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perkembangan organisasi P3A selama 5 tahun didaerah penelitian terakhir yang diamati dari jumlah anggota, jumlah P3A, dan jumlah P3A yang Berbadan Hukum dan P3A yang Tidak Berbadan Hukum

(25)

3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh karakteristik social ekonomi petani terhadap ketaatan membayar iuran menjadi anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A yang Tidak Berbadan Hukum didaerah penelitian

4. Untuk mengetahui hubungan karakteristik social ekonomi petani dengan ketaatan membayar iuran menjadi anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A Belum Berbadan Hukum didaerah penelitian

5. Untuk mengetahui perbedaan hubungan karakteristik social ekonomi petani dengan ketaatan membayar iuran menjadi anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum didaerah penelitian

6. Untuk mengetahui masalah- masalah yang terjadi dalam organisasi P3A yang berbadan hukum dan P3A yang tidak berbadan hukum dan upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi petani anggota P3A dalam kegiatan usaha taninya 2. Penelitian ini menambah pengetahuan peneliti terutama yang berhubungan

(26)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka

Salah satu faktor dari usaha peningkatan produksi pangan khususnya padi, adalah tersedinya air pengairan/ irigasi disawah – sawah sesuai dengan kebutuhan. Tidak saja jaringan pengairan/ irigasi utama yang baik perlu diutamakan, melainkan jaringan tersier pun perlu mendapat perhatian. Partisipasi P3A dalam pembangunan perlu ditingkatkan dengan cara memfasilitasi, agar dapat mengembangkan kemampuan sendiri dibidang teknis, keuangan , manajerial administrasi dan organisasi secara mantap agar dapat mengelola daerah irigasi/reklamasi rawa secara mandiri dan berkelanjutan dalam proses yang dinamis dan yang bertanggungjawab ( Soekarto dan Hartoyo, 1980)

Agar petani dapat berperan secara efektif dalam pengelolaan jaringan irigasi, mereka harus terhimpun dalam organisasi sehingga kabutuhan yang sama dan keinginan berbeda dapat ditangani. Organisasi yang dimaksud adalah organisasi petani pemakai air atau disingkat menjadi P3A. Organisasi ini dibentuk oleh petani sendiri secara demokratis termasuk kelembagaan local pengelola air irigasi ( Departemen dalam negeri, 1992)

P3A adalah Perkumpulan Petani Pemakai Air, P3A juga merupakan organisasi Sosial yang memiliki anggota terdiri dari petani- petani yang berada di sekitar wilayah pertanian sawah setempat, dimana organisasi P3A memiliki kegiatan mengelola air agar air tersedia dengan baik untuk lahan persawahan petani (Mosher, 1983)

(27)

1. Pengembangan sumber daya manusia seperti peningkatan kemampuan pengurus dan petugas serta penambahan atau pengurangan petugas

2. Mengadakan rapat antara anggota dan pengurus yang membahas kebijakan dan permasalahan yang akan diambil dalam pengelolaan irigasi

3. Mengadakan pemungutan iuran pelayanan irigasi (IPAIR) guna pembiayaan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi

4. Mengatur pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangan kelebihan air irigasi

5. Mengadakan gotong royang guna pemeliharaan saluaran dan bangunan irigasi 6. Mengajukan permohonan bantuan dan fasilitas kepada pemerintah

7. Melaksanakan AD/ART seperti: Penerapan sanksi yang tegas kepada anggota yang melanggar AD/ART

(Departemen Dalam Negeri, 1992)

P3A merupakan organisasi mandiri yang tidak dibawah pemerintahan desa. Organisasi ini boleh berkembang menjadi organisasi yang tidak hanya mengurusi masalah air, tetapi juga dapat berkembang menjadi usaha ekonomi jika hal itu dikehendaki anggotanya (Hansen dkk,1992 )

Adapun yang menjadi maksud dan tujuan organisasi P3A adalah;

(28)

2. Dengan adanya ketentuan-ketentuan tersebut (yang pada dasarnya disepakati bersama oleh para anggotanya), perkumpulan dengan didukung kewajiban- kewajiban para anggotanya akan dapat meleksanakan dan meningkatkan pemeliharaan jaringan pengairan dalam wilayah kerja yang menjadi tanggung jawab secara mantap dan teratur

3. Agar dengan adanya perkumpulan, para petani anggotanya dapat tenang dan bergairah melaksanakan usaha taninya karena selain kebutuhan air pengairan tercukupi, juga dalam pelaksanaan usaha taninya itu akan dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi pertanian dan pengairan

(Kartasapoetra dan Mul, 1994)

Syarat–syarat organisasi P3A yang berbadan hukum adalah:

o Memiliki AD/ART yang jelas yang telah di sepakati oleh anggota dan pengurus P3A

o Memiliki anggota minimal 15 orang yang berprofesi sebagai petani

o Adanya pengurus yang terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara beserta ili-ili yang merupakan ketua blok.

o Adanya kas/ IPAIR organisasi sebagai pendukung kegiatan organisasi P3A (Dinas Pengelola Sumber Daya Air Kab. Serdang Bedagai, 2008)

Tugas pokok P3A secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

(29)

2. Membuat peraturan- pertauran dan ketentuan pembagian air pengairan serta pengamatan jaringan-jaringan pengairan agar terhindar dari perusahaan sipembutuh air pengairan yang hanya mementingkan diri sendiri

3. Mengatasi dan menyelesaikan berbagai masalah yang timbul dan terjadi diantara para anggota patani pemakai air pengairan didalam pengelolaan air pengairan 4. Mengumpulkan dan mengurus iuran pembiayaan bagi kegiatan eksploitasi dan

pemeliharaan bangunan dan jaringan pengairan dari para anggota petani pemakai air yang telah mereka sepakati bersama pada musyawarah diantara mereka

5. Sebagai badan masyarakat meujudkan peran serta nya kepada pemerintah dalam rangka kegiatan yang menyangkut persoalan- persoalan pengairan dan pertanian ( Wahyuni, 1999)

Secara teknis jaringan irigasi dibagi menjadi jaringan primer, sekunder dan tersier. Dari klasifikasi tersebut pengawasannya atau pengelolaannya diatur sebagai berikut:

1. Jaringan primer dan sekunder dilakukan oleh aparat pemerintah daerah tingkat I, dahulu oleh dinas pertanian dengan perangkatnya.

2. Jaringan tersier, diserahkan kepada petani pemakai air.

Lain halnya atas jaringan irigasi yang pembangunannya dilaksanakan oleh badan hukum/ badan sosial/ perorangan untuk kepantingan uasahanya, kesemuanya diserahkan pengurusannya kepada yang bersangkutan (Ambler, 1992)

Landasan Teori

(30)

profesionalitas dan produktifitas tenaga kerja pertanian. Pengembangan IPTEK disertai penataan dan pengembangan kelembagaan pedesaan secara konseptual maupun empiris, sektor pertanian layak dijadikan sektor andalan ekonomi nasional termasuk dalam meningkatkan kesejahteraan petani (Kuswanto, 1993)

Organisasi merupakan suatu kumpulan tata aturan, yang bisa membedakan suatu organisasi dengan kumpulan- kumpulan kemasyarakatan. Tata aturan ini menyusun proses interaksi diantara orang- orang yang bekerja sama didalamnya, sehingga interaksi tersebut tidak muncul begitu saja. Perilaku organisasi dapat dirumuskan sebagai suatu system studi dari sifat organisasi seperti misalnya: bagaimana organisasi dimulai, tumbuh dan berkembang dan bagaimana pengaruhnya terhadap anggota- anggota sebagai individu, kelompok pemilih, organisasi lainnya dan institusi –institusi yang lebih besar (Thoha, 1983)

Irigasi mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan produksi pangan yaitu:

1. Menyediakan air untuk tanaman dan dapat digunakan untuk mengatur kelembaban tanah

2. Membantu menyuburkan tanah melalui bahan- bahan kandungan yang dibawa oleh air

3. Memungkinkan penggunaan pupuk dan obat-obatan dalam dosis tinggi 4. Dapat menekan pertumbuhan gulma

5. Dapat menekan perkembangan hama penyakit tertentu 6. Memudahkan pengolahan tanah

(31)

Oleh karena itu, agar kegiatan keirigasian tersebut dapat terorganisasi dengan baik diperlukan suatu wadah yang dapat mengatur kegiatan- kegiatan tersebut dan perkumpulan petani pemakai air (P3A), dianggap wadah yang cocok dan sesuai dalam membantu kegiatan keirigasian dan juga dianggap dapat mensukseskan program- program dibidang pertanian yang dicanangkan oleh pemerintah ( Siskel dan Hutapea, 1995)

Persatuan Petani Pemakai Air (P3A) merupakan organisasi sosial petani, yang tidak berinduk atau bernaung pada golongan atau partai politik, merupakan organisasi yang bergerak dibidang pertanian, khususnya dalam kegiatan pengelolaan air pengairan sehubungan dengan kepentingan –kepentingan melangsungkan usaha tani bersama (Asnawi, 1992)

Jumlah angkatan kerja dalam suatu negara atau daerah pada suatu waktu tertentu tergantung pada jumlah penduduk usia kerja. Ketaatan seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial dan ekonomis. Faktor-faktor tersebut adalah umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal, pendapatan, dan jumlah tanggungan (Manning C dan Bakir Z, 1984)

(32)

Cepat tidaknya mengadopsi inovasi bagi petani sangat tergantung kepada faktor ekstern dan intern. Faktor intern itu sendiri yaitu faktor sosial dan ekonomi petani. Faktor sosial diantaranya : umur, tingkat pendidikan dan pengalaman bertani sedangkan factor- factor ekonomi diantaranya adalah: tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan yang dimiliki dan ada tidaknya usaha tani yang dimiliki oleh petani. Faktor sosial ekonomi ini mempunyai peranan yang cukup penting dalam pengelolaan usaha tani ( Soekartawi, 1995)

Kerangka Pemikiran

Sistem irigasi yang baik akan memberi perubahan terhadap sector pertanian, dimana akan meningkatkan produktifitas usaha tani khususnya pada petani anggota P3A yang taat akan peraturan yang telah ditetapkan dalam organisasi Petani pamakai air. Oleh sebab itu organisasi P3A sangatlah perlu ditingkatkan untuk kemajuan pembangunan pertanian. Dan untuk meningkatkan kesejahteraan petani beserta keluarganya.

Pada penelitian ini ada dua jenis organisasi P3A yaitu Organisasi P3Ayang memiliki legalitas Berbadan hukum (P3A yang memiliki struktur dan pengorganisasian yang jelas dan memberikan sanksi kepada anggota maupun pengurus yang tidak mematuhi peraturan yang telah ditetapkan) dan P3A yang tidak berbadan Hukum dimana P3A yang tidak memiliki legalitas badan hukum.

(33)

Dalam penelitian ini hanya ketaatan membayar iuran yang dilihat pengaruhnya terhadap karakteristik sosial ekonomi petani ( tingkat pendidikan, umur, pengalaman bertani, luas lahan jumlah tanggungan).

Dalam pelaksanaan ketaatan tersebut akan ada masalah-masalah yang terjadi yaitu masalah eksternal dan internal. Masalah dapat timbul dari petani itu sendiri sebagai anggota bahkan juga dari pengurus itu sendiri, mungkin disebabkan factor- factor yang tidak dapat diduga. Dalam hal ini perlu dilakukan upaya –upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut untuk perkembangan organisasi P3A, dan juga untuk mencapai tujuan organisasi P3A.

(34)

Keterangan:

Ada hubungan

Petani

P3A

TidakBerbadan hukum

Karakteristik 1. Umur

2. Pendidikan

3. Pengalaman bertani 4. Jumlah tanggungan 5. Luas lahan

Anggota Berbadan Hukum

(35)

Kerangka pemikiran hubungan / pengaruh

Keterangan

Menyatakan pengaruh atau hubungan

X1 : umur X2 : pendidikan

X3 : pengalaman bertani X4 : jumlah tanggungan X5 : luas lahan

Y : ketaatan membayar iuran X1

X2

X3

X4

X5

(36)

Hipotesis Penelitian

1. Terdapat Perkembangan organisasi P3A didaerah penelitian selama 5 tahun terakhir

2. Ada pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani terhadap ketaatan menjadi anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum didaerah penelitian

3. Ada Perbedaan pengaruh kerakteristik social ekonomi petani terhadap ketaatan membayar iuran menjadi anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum didaerah penelitian

4. Ada hubungan kerakteristik social ekonomi petani dengan ketaatan membayar iuran menjadi anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum didaerah penelitian

5. Ada perbedaan hubungan kerakteristik social ekonomi petani dengan ketaatan membayar iuran menjadi anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum didaerah penelitian

(37)

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Metode penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive, yaitu di Desa Makmur dan Desa Sentang kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai. Adapun alasan pemilihan kecamatan tersebut adalah karena kecamatan ini memiliki jumlah P3A yang mendekati rata- rata (jumlah seluruh P3A yang ada dikabupaten Serdang Bedagai di bagi dengan jumlah seluruh P3A dari setiap kecamatan), dimana terdapat 7 unit organisasi P3A yang terdiri dari 4 organisasi P3A yang Berbadan Hukum dan 3 unit organisasi P3A yang Tidak Berbadan Hukum. Selain itu kecamatan ini terkenal dengan P3A nya yang berprestasi sampai pada tingkat nasional dan di kecamatan inilah juga terletak kantor Dinas Pertanian Serdang Bedagai, sehingga mudah dalam pencarian sumber informasi yang berhubungan dengan penelitian ini.

Dan alasan pemilihan kedua desa tersebut adalah karena desa ini merupakan desa yang memiliki sistem pengorganisasian P3A yang jelas. Selain itu juga kedua desa ini tidak terlalu jauh letaknya dengan kantor BP4K, dan juga dekat dengan kota sehingga mudah dalam pencarian sumber informasi yang berhubungan dengan penelitian ini. Kedua desa ini saling berdekatan sehingga sangat mendukung penelitian.

(38)

Bedagai dengan membandingkan organisasi P3A yang berbadan hukum yaitu P3A Makmur dan P3A yang tidak berbadan hukum yaitu P3A Sentang.

Metode Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah petani padi sawah anggota organisasi P3A di Desa Makmur dan Desa Sentang kecamatan Teluk mengkudu, kabupaten Serdang Bedagai. Jumlah organisasi P3A yang terdapat di kecamatan tersebut sebanyak 7 organisasi P3A yang terdiri dari 4 organisasi P3A yang Berbadan Hukum dan 3 organisasi P3A yang Tidak Berbadan Hukum. Metode penarikan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling) yaitu dengan mengambil 30 anggota organisasi P3A yang Berbadan Hukum dan mengambil 30 anggota dari organisasi P3A yang Tidak Berbadan Hukum.

Tabel 3. Jumlah populasi dan Sampel Organisasi P3A di kabupaten Serdang Bedagai tahun 2008

No Desa Nama P3A Anggota P3A

Populasi Sampel

1 Sentang Sentang 102 30

2 Makmur Makmur 160 30

Jumlah 262 60

Sumber: Dinas Pertanian kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009

Metode Pengumpulan Data

(39)

Tabel 4. Spesifikasi Pengumpulan Data

No Jenis data Sumber data Metode Alat pengumpulan data

Wawancara Pencacatan data

3 Jumlah, luas

Wawancara Pencacatan data

4 Pelaksanaan

kegiatan P3A

Petani (anggota) dan pengurus P3A

Wawancara Pencacatan data

5 Data organisasi

P3A

PPL Kecamatan Wawancara Pencacatan data

6 Deskripsi daerah

penelitian

Kepala desa Wawancara Pencacatan data

7 Perkembangan

Wawancara Pencacatan data

8 Masalah-

1. Untuk menguji hipotesis 1, 3, 5, dan 6 digunakan analisis metode deskriptif

2. Untuk menguji hipotesis 2 digunakan analisis dengan metode regresi linear berganda sebagai berikut:

Ŷ= a + b1x1+ b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + ...bnxn

Dimana: Ŷ= Ketaatan Membayar Iuran x1= Umur petani (tahun)

(40)

x4= luas lahan (Ha)

x5= jumlah tanggungan (jiwa)

b1,b2,b3,b4,b5,………= koefisisen regresi

Untuk melihat apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap ketaatan membayar iuran P3A sampel digunakan dengan uji F:

Fhitung= r2∕ k (1-r2)/ (n-k-1) r2= JK (reg)

∑y2 Dengan ketentuan:

r2 = Koefisien determinasi n = Jumlah sampel

k = Derajat bebas pembilang n-k-1 = Derajat bebas pembilang

Kriteria uji serempak: Fhit< Ftabel (0,05) tabel... Hipotesis (Ho) diterima Fhit> Ftabel (0,05) tabel...

Hipotesis (Ho) ditolak (Marsono, 2004)

(41)

Dimana:

rs= Koefisien Korelasi rank spearman

di= Selisih antara peringkat faktor sosial dan ekonomi dengan skore ketaatan petani terhadap organisasi P3A

N= Jumlah anggota P3A sampel

Dan diuji dengan uji signifikasi, dengan rumus sebagai berikut:

rs

Dengan uji kriteria sebagai berikut:

Ho diterima apabila t hit ≤ t tabel : Tidak ada hubungan Ho ditolak apabila t hit ≥ t tabel : Ada hubungan (Djarwanto, 2003)

Tabel 5. Parameter Ketaatan Membayar Iuran P3A untuk menguji Hipotesis

No Parameter Kriteria Skor

1 Rutin membayar iuran P3A

o Selalu membayar iuran setiap musim tanam 2 kali dalam satu tahun

o Jarang membayar iuran P3A, hanya 1 kali dalam satu tahun

o Tidak pernah membayar iuran P3A dalam satu tahun

3

2

(42)

2 Ketepatan waktu membayar iuran P3A

o Membayar tepat waktu pada saat panen

o Membayar iuran setelah lewat satu musim tanam o Membayar iuran setelah

lewat satu tahun (≥ 2 musim tanam)

3 2 1

3 Ketaatan membayar Iuran itu penting

o Penting

o Tidak terlalu penting o Tidak penting

3 2 1 4 Iuran itu bermanfaat

bagi anggota P3A

o Bermanfaat

o Tidak terlalu bermanfaat o Tidak bermanfaat

3 2 1

Sehingga dapat diketahui tingkat ketaatan anggota P3A membayar iuran dari penjumlahan skor secara keseluruhan yaitu: berada antara 4- 12, apabila skore:

Rendah adalah 4–6 Sedang adalah 7–9 Tinggi adalah 10-12

Defenisi dan Batasan Operasional

Defenisi

1. Organisasi adalah proses pengindentifikasian dan pengelompokan pekerjaan yang akan dilakukan, merumuskan tanggung jawab dan menyusun hubungan-hubungan dengan maksud memungkinkan orang bekerja sama secara efektif dalam mencapai tujuan.

(43)

3. Petani sampel adalah petani anggota P3A yang berbadan hukum dan petani anggota P3A yang tidak berbadan hukum

4. Tingkat pendidikan adalah sejauh mana jenjang pendidikan yang telah ditempuh untuk memperoleh pengajaran dibangku sekolah

5. Pengalaman bertani adalah berapa lama (tahun) petani telah bekerja sebagai petani anggota P3A

6. Karakteristik social ekonomi petani adalah sifat- sifat yang khas yang dimiliki oleh petani untuk menjadi anggota P3A seperti: tingkat pendidikan umur, pengalaman bertani, luas lahan, jumlah modal, jumlah tanggungan dan pendapatan keluarga.

7. Masalah adalah hal- hal yang dihadapi oleh P3A yaitu masalah eksternal dan internal

10.Upaya-upaya adalah hal- hal yang dilakukan untuk mengatasi masalah- masalah yang ada di P3A

Batasan Operasional

1. Penelitian ini dilakukan di desa Sentang dan desa Makmur kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten serdang Bedagai

2. Petani sampel adalah petani padi sawah yang menjadi anggota P3A yang berbadan Hukum dan P3A yang Tidak Berbadan Hukum

3. Organisasi P3A yang aktif adalah organisasi P3A yang masih menjalankan fungsinya sebagai organisasi dilihat dari adanya kegiatan dalam organisasi tersebut

(44)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

PETANI SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian

1. Desa Makmur

Luas dan Topografi Desa

Desa Makmur berada di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 3.500 Ha. Jumlah penduduk desa Makmur sebanyak 1.736 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 451 KK.

Desa ini memiliki jarak ± 4 Km ke ibukota kecamatan, 15 Km ke ibukota kabupaten dan 65 Km ke ibukota Provinsi (kota Medan). Keadaan musim yang menonjol didesa ini adalah musim kemarau dan musim penghujan. Curah hujan rata- rata tiap tahun berkisar 1500 mm3 s/d 1700 mm3, Tinggi dari permukaan laut sekitar 0 sampai 8 meter.

Ada 3 tipe lahan di desa Makmur yaitu: sawah, lahan kering, dan perkebunan. Dari ke tiga tipe lahan tersebut yang paling luas adalah lahan sawah. Adapun batas- batas desa Makmur yang merupakan daerah penelitian sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbetasan dengan Desa Pematang Guntung  Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bedagai

(45)

Keadaan Penduduk

Desa penelitian ini memiliki penduduk 1.736 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 451 KK. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Makmur, Tahun 2009

No Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Laki- laki 363 20,91

2 Prempuan 843 48,55

Total 1.736 100

Sumber: Kantor Kepala Desa Makmur 2009

Berdasarkan Tabel 6 diatas diketahui jumlah penduduk yang dominan di desa Makmur adalah berjenis kelamin prempuan sebanyak 843 jiwa atau 48,55% dari keseluruhan jumlah penduduk.

Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur di Desa Makmur, Tahun 2009

No Data Umur (tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 0 – 4 221 12,73

2 5 – 9 200 11,52

3 10 – 14 184 10,59

4 15 – 19 163 9,38

5 20 – 24 141 8,12

6 25 – 64 775 44,64

7 > 65 52 2,99

Total 1.736 100

Sumber: Kantor Kepala Desa Makmur 2009

(46)

Makmur ini masih berusia produktif. Hal ini memungkinkan ketersediaan tenaga kerja yang relatif tinggi.

Desa Makmur juga termasuk desa yang cukup luas yang dihuni beraneka ragam suku (heterogen). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 8. Distribusi penduduk desa Makmur menurut suku bangsa, suku yang paling mendominasi di desa ini adalah suku Jawa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Suku Bangsa di Desa Makmur, Tahun 2009

No Suku Bangsa Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Jawa 625 36,00

2 Melayu 42 2,41

3 Batak 562 32,34

4 Banjar 134 7,71

5 Lainnya 373 21,48

Total 1.736 100

Sumber: Kantor Kepala Desa Makmur 2009

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa di desa Makmur terdapat berbagai suku bangsa (heterogen), dari beberapa jenis suku bangsa diatas dapat diketahui suku bangsa Jawa merupakan suku yang paling dominan menempati desa Makmur sebanyak 625 jiwa atau 36,00%, kemudian suku terbesar kedua adalah suku Batak sebanyak 562 jiwa atau 32,34%, Suku Banjar sebanyak 134 jiwa atau 7,71%, suku Melayu sebanyak 42 jiwa atau 2,41%, dan suku lainnya sebanyak 373 jiwa atau 21,48%.

(47)

Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Makmur, Tahun 2009

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Petani 328 72,88

2 Pedagang 65 14,44

3 Pegawai Negri 14 3,11

4 Karyawan Swasta 4 0,88

5 Karyawan Perkebunan 16 3,55

6 Lainnya 23 5,11

Total 450 100

Sumber: Kantor Kepala Desa Makmur 2009

Berdasarkan Tabel 9 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk desa Makmur bermata pencaharian dari sektor pertanian yaitu sebesar 328 jiwa atau 72,88%. Hal ini didukung tersedianya sumber daya alam yang memadai dan sumber daya manusia yang mendukung untuk sektor pertanian, sehingga pekerjaan disektor ini yang paling potensial untuk dikembangkan.

Selanjutnya keadaan penduduk menurut agama yang dianut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 10. Distribusi Penduduk Menurut Agama di Desa Makmur, Tahun 2009

No Agama Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Islam 1.497 86,23

2 Kristen protestan 235 13,53

3 Katolik 4 0,23

Total 1.736 100

(48)

Berdasarkan tabel 11. dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk desa Makmur beragama Islam yaitu: 21.497 Jiwa atau 86,23%, Agama Kristen Protestan sebanyak 235 jiwa atau 13,53% dan penduduk yang beragama katolik sangat sedikit dengan jumlah 4 jiwa atau 0,23%.

Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana desa akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat desa. Semakin baik fasilitas sarana dan Prasarana desa pendukung maka akan mempercepat laju perkembangan dari desa tersebut. Untuk mengetahui lebih jelasnya fasilitas sarana dan prsarana yang ada di desa Makmur dapat dilihat pada Tabel berikut ini;

Tabel 11. Sarana dan Prasarana di Desa Makmur, Tahun 2009

No Sarana dan Prasarana Jumlah ( Unit)

1 Madrasah Ibtidaiyah Swasta 1

2 SD Negeri 1

3 Mesjid 2

4 Langgar 4

5 Gereja 1

6 Balai Pertanian desa 1

7 Kantor Kepala Desa 1

8 Kedai sampah/ kedai kopi 16

9 Balai Desa 1

10 Bengkel sepeda 1

11 Kilang padi 1

12 Galon kecil 2

13 Puskesmas 1

14 Posyandu 1

15 PLN Ada

(49)

Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana di desa Makmur dapat dikatakan cukup memadai karena telah tersedianya fasilitas sarana dan prasarana desa seperti yang tertera pada Tabel diatas.

2. Desa Sentang

Luas dan Topografi Desa

Desa Sentang berada di kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 4.600 Ha. Jumlah penduduk desa Sentang sebanyak 2.256 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 535 KK.

Desa ini memiliki jarak ± 2 Km ke ibukota kecamatan (Sialang Buah) , 13 Km ke ibukota kabupaten dan 63 Km ke ibukota Provinsi (kota Medan). Keadaan musim yang menonjol didesa ini adalah musim kemarau dan musim penghujan. Curah hujan rata- rata tiap tahun berkisar 1500 mm3 s/d 1700 mm3, Tinggi dari permukaan laut sekitar 0 sampai 8 meter.

Ada 2 tipe lahan di desa Sentang yaitu: sawah, dan lahan kering. Dari ke tiga tipe lahan tersebut yang paling luas adalah lahan sawah. Adapun batas- batas desa Sentang yang merupakan daerah penelitian sebagai berikut:

(50)

 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sialang Pekan  Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Makmur

Keadaan Penduduk

Desa penelitian ini memiliki penduduk 2.256 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 535 KK. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 12. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Sentang, Tahun 2009

No Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Laki- laki 1150 50,97

2 Prempuan 1106 49,03

Total 2.256 100

Sumber: Kantor Kepala Desa Sentang 2009

Berdasarkan Tabel 12 diatas diketahui jumlah penduduk yang ada di desa Sentang yang berjenis kelamin laki- laki dan prempuan hampir seimbang atau hanya beda tipis, dimana jumlah laki- laki lebih banyak sekitar 1,94% dibanding jumlah prempuan. Jumlah penduduk desa Sentang yang berjenis kelamin laki- laki sebanyak 1150 jiwa atau 50,97% dan jumlah penduduk yang berjenis kelamin prempuan sebanyak 1106 jiwa atau 49,03%.

Tabel 13. Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur di Desa Sentang, Tahun 2009

No Data Umur (tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 0 – 4 297 13,16

2 5 – 9 265 11,74

3 10 – 14 243 10,77

(51)

6 25 – 64 1000 44,32

7 > 65 59 2,61

Total 2.256 100

Sumber: Kantor Kepala Desa Sentang 2009

Berdasarkan tabel 13 di atas diketahui bahwa jumlah penduduk yang berusia produktif 1.392 jiwa atau 61,68% yang berarti bahwa sebagian besar penduduk di desa Makmur ini masih berusia produktif. Hal ini menunjukkan ketersediaan tenaga kerja yang relatif tinggi.

Desa Sentang juga tergolong sebagai desa yang cukup luas, dan memiliki penduduk yang beraneka ragam suku (heterogen). Oleh sebab itu dapat dilihat pada tabel 14. Distribusi penduduk desa Sentang menurut suku bangsa, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 14. Distribusi Penduduk Menurut Suku Bangsa di Desa Sentang, Tahun 2009

No Suku Bangsa Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Jawa 375 16,62

2 Melayu 1.040 46,09

4 Batak 273 12,08

5 Banjar 498 22,07

6 Lainnya 373 16,53

Total 2.256 100

Sumber: Kantor Kepala Desa Sentang 2009

(52)

Sebagai daerah pertanian, penduduk desa Sentang pada umumnya memiliki mata pencaharian dari sektor pertanian yaitu sebagai Petani dan Nelayan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian, berikut ini:

Tabel 15. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Sentang, Tahun 2009

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Petani 141 26,35

2 Pedagang 61 11,40

3 Pegawai Negri 8 1,49

4 Karyawan Swasta 12 2,24

5 Nelayan 235 43,92

6 Lainnya 78 14,57

Total 535 100

Sumber: Kantor Kepala Desa Sentang 2009

Berdasarkan tabel 15 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk desa Sentang bermata pencaharian sebagai Nelayan 235 jiwa atau 43,92% dan sebagai petani sebanyak 141 jiwa atau 26,35%. Hal ini didukung tersedianya sumber daya alam yang memadai seperti laut yang luas untuk menangkap ikan dan lahan pertanian yang cukup luas untuk menanam padi serta sumber daya manusia yang mendukung untuk sektor pertanian, sehingga pekerjaan disektor ini yang paling potensial untuk dikembangkan.

Selanjutnya keadaan penduduk menurut agama yang dianut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 16. Distribusi Penduduk Menurut Agama di Desa Sentang, Tahun 2009

No Agama Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Islam 2.140 94,85

2 Kristen protestan 113 5,00

3 Budha 3 0,13

Total 2.256 100

(53)

Berdasarkan tabel 16. dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk desa Sentang beragama Islam yaitu: 2.140 Jiwa atau 94,85%, Agama Kristen Protestan sebanyak 113 jiwa atau 5,00% dan penduduk yang beragama Budha sangat sedikit dengan jumlah 3 jiwa atau 0,13%.

Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana desa akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat desa. Semakin baik fasilitas sarana dan Prasarana desa pendukung maka akan mempercepat laju perkembangan dari desa tersebut. Untuk mengetahui lebih jelasnya fasilitas sarana dan prsarana yang ada di desa Sentang dapat dilihat pada tabel berikut ini;

Tabel 17. Sarana dan Prasarana di Desa Sentang

No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1 SD Negeri 1

2 Mesjid 1

3 Langgar 2

4 Puskesmas 1

5 Balai Desa 1

6 Kantor Kepala Desa 1

7 Kedai sampah/ kedai kopi 17

8 Galon kecil 2

9 Bengkel sepeda 2

10 Kilang padi 2

11 Bengkel sepeda motor 1

12 Penjual alat bangunan 1

13 PLN Ada

Sumber: Kantor Kepala Desa Sentang 2009

(54)

Karakteristik Sampel

Petani sampel yang dimaksud adalah seluruh petani yang merupakan anggota atau pengurus organisasi P3A yang Berbadan Hukum yaitu P3A Makmur di desa Makmur dan organisasi P3A yang tidak Berbadan Hukum yaitu P3A Sentang di desa Sentang Kecamatan Teluk Mengkudu.

Karakteristik petani sampel meliputi umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, jumlah tanggungan, dan luas lahan.

Secara terperinci karakteristik sosial ekonomi anggota organisasi P3A Makmur (P3A yang berbadan hukum) dan organisasi P3A Sentang (P3A yang tidak berbadan hukum) tertera pada tabel berikut ini:

Tabel 18. Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota Organisasi P3A Makmur, dan Organisasi P3A Sentang.

Karakteristik P3A Makmur P3A Sentang

No Anggota Satuan Range Rataan Range Rataan

Sumber: Data diolah darilampiran 1 dan 2.

(55)

tahun, dari hal tersebut dapat diketahui secara umum bahwa responden di daerah penelitian masih dalam usia produktif.

Demikian juga rata-rata tingkat pendidikan petani sampel untuk ke dua organisasi P3A berkisar antara 8- 9 tahun artinya setingkat SLTP.

Pengalaman bertani anggota ke dua organiasasi P3A dikatakan sudah cukup lama yaitu dengan rata-rata 14-15 tahun.

Jumlah tanggungan keluarga pada anggota ke dua organisasi P3A memiliki rata-rata 5-6 orang. Jumlah tanggungan tersebut dapat mempengaruhi ketaatan petani dalam membayar iuran P3A. Karena semakin banyak jumlah tanggungan petani maka semakin tinggi juga minat petani membayar iuran P3A supaya sawahnya lancar air sehingga mendapat Hasil produksi yang tinggi.

(56)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Organisasi P3A

Penelitian dilakukan terhadap petani yang terdapat di Desa Makmur dan Desa Sentang Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai. Pada penelitian ini ditetapkan 60 sampel petani yang diambil dari dua organisasi P3A, dimana dengan perincian 30 sampel petani anggota P3A Makmur yang mewakili anggota P3A yang Berbadan Hukum dan 30 sampel petani anggota P3A Sentang yang mewakili P3A yamg Tidak Berbadan Hukum.

Petani padi sawah merupakan bagian terbesar dari organisasi P3A, dengan istilah

(57)

Secara umum perlu diketahui maksud dari organisasi P3A adalah:

1. Pemeliharaan, perbaikan serta pembuatan saluran- saluran atau bangunan – bangunan irigasi dapat dikerjakan secara gotong –royong oleh P3A yang diatur secara bergilir sehingga saluran- saluran atau bangunan –bangunan pengairan tetap terpelihara dan dapat bekerja sebagaimana mestinya.

2. Pembagian air dapat diatur seefesian mungkin. Penggunaan air tidak boros sehingga dapat dicegah pertentangan- pertentangan yang disebabkan oleh saling serobot menyerobot air diwaktu malam hari

3. Mengatur besarnya iuran untuk para petani anggota P3A didasarkan atas luas lahan yang diairi, sehingga biaya untuk pemeliharaan dan perbaikan selalu tersedia.

4. Agar peraturan- peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah atau desa atau P3A ditaati dan dijalankan dngan baik. Dengan demikian pula sanksi yang dijatuhkan kepada yang mengadakan pelanggaran, agar ketertiban tetap terjamin.

Daerah Kerja

Dalam pengairan irigasi ada istilah saluran primer, saluran sekunder, saluran tersier, dan saluran kuarter. Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) daerah kerjanya hamya meliputi saluran tersier dan kuarter. Satu petak tersier luasnya berhubungan erat dengan kondisi tanah .

Bila dipegunungan luas petak tersier : 60- 100 Ha Bila berbukit- bukit luas petak tersier : 100- 150 Ha Bila dataran rendah luas petak tersier: 150- 300 Ha

Petak tersier tersebut bisa terletak pada satu desa bisa juga dua desa.

(58)

Dilihat dari badan hukum, Organisasi P3A terdiri dari organisasi P3A yang berbadan hukum dan P3A yang tidak berbadan hukum. Organisasi P3A yang berbadan hukum merupakan organisasi P3A yang memiliki struktur dan fungsi tugas yang jelas dan memiliki SK yang di sah kan oleh Bupati serta AD/ART yang jelas. Organisasi P3A terdiri dari:

a. Pengurus P3A

Pengurus P3A terdiri dari: ketua, wakil ketua, sekretaris dan bendahara.

Kewajiban

Adapun yang menjadi kewajiban pengurus dalam organisasi P3A adalah: 1. Memegang dan memelihara administrasi organisasi

2. Memungut iuran wajib dari para anggota dan membayar upah atau jasa ili- ili ( raja bondar)

3. Penyimpan hasil iuran

4. Menyampaikan perintah- perintah dari lembaga- lembaga pemerintah 5. Mengganti kerugian akibat kelalaian pengurus

6. Merencanakan, memelihara, dan membangun bangunan baru

7. Bersama dengan ili- ili memcahkan persengketaan bila tak terselesaikan diteruskan kepada panitia pengairan desa

8. Mengdakan rapat seperlunya

9. Menyediakan bahan yang diperlukan misalnya bambu- bambu untuk alat penyadap air dai saluran tersier dan kuarter kesawah masing- masing anggota P3A

(59)

1. Mendapatkan jasa menurut keputusan musyawarah organisasi 2. Bebas dari semua iuran yang di bebankan kepada anggota

Ili- ili (Raja bondar)

Ili-ili dipilih oleh petani anggota P3A kemudian disetujui atau diangkat oleh panitia pengairan desa. tugas ili- ili adalah:

1. Mengawasi pembagian air secara adil, bijaksana dan merata bila perlu secara bergilir kepada anggota P3A

2. Membuat laporan luas lahan dan pertanaman antara lain: Luas panen perhektar dan keadaan jaringan tersier, laporan tersebut disampaikan kepada pengurus pengamat pengairan, kepala desa perantaraan pengurus P3A.

3. Menjaga disiplin petani dalam menggunakan air

4. Menganjurkan petani perlunya efisiensi menggunakan air

5. Bertanggung jawab terhadap bangunan- bangunan air dan saluran tersier dan saluran kuarter

Hak ili- ili

1. Mendapat hak jaga menurut keputusan dan musyawarah P3A 2. Bebas dari semua beban yang di bebankan pada anggota

Syarat- Syarat Menjadi Ili ili atau Raja Bondar

1. Untuk setiap satu petak tersier perlu satu orang pengurus pekerja di petak tersier tersebut dengan luas jaringan tersier minimum 75 Ha dan maksimum 200 Ha

(60)

3. Ili- ili di bebaskan dari semua pekerjaan desa

4. Proses ili-ili di pilih oleh petani dan diangkat oleh panitia pengairan desa 5. Seorang ili-ili aktif dan mau menerima bimbingan dari pemerintah terutama

dari pengairan

Anggota P3A

Yang menjadi anggota P3A adalah petani sawah yang mendapat air langsung dari pengairan tersebut.

Kewajiban anggota

Setiap panen menyerahkan iuran menurut hasil musyawarah

Hak- hak anggota

1. Tiap anggota berhak mendapat pelayanan yang adil dalam hal kebutuhan air 2. Berhak mengajukan pengajuan kepada tingkatan yang lebih tinggi bila merasakan

dirugikan atau dilanggar haknya.

3. Berhak memilih atau dipilih menjadi pengurus P3A

Iuran P3A

Jenis iuran yang dipungut dari anggota terdiri dari:

(61)

o Iuran wajib yakni sebesar 2 Kg/ rante/ musim tanam yang telah ditetapkan dalam rapat anggota dan penggunaannya di sesuaikan dengan kesepakatan organisasi P3A secara umum yaitu:

1. 20 % untuk imbalan jasa ketua, wakil ketua, sekretaris dan bendahara 2. 10 % untuk imbalan jasa ili- ili atau ketua blok

3. 30% Untuk kas P3A, untuk membiayai kegiatan pemeliharaan, rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi

4. 30 % untuk pembangunan desa 5. 10 % untuk biaya administrasi

Apabila terjadi kegagalan panen yang telah di sah kan oleh pengurus maka iuran wajib dapat dikurangi atas persentase kerusakan atau di bebaskan sama sekali.

o Iuran khusus yaitu iuran yang dikumpulkan pada keadaan tertentu yang besarnya ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan keputusan rapat anggota. Iuran digunakan untuk melaksanakan rehabilitasi, pembangunan jaringan irigasi dan pinjaman kepada anggota atas dasar musyawarah.

GAMBARAN ORGANISASI P3A DAN SALURAN IRIGASI DI DAERAH PENELITIAN

Organisasi P3A Makmur ( Organisasi P3A yang Berbadan Hukum) di Desa Makmur

Gambar

Tabel 1 Jumlah Organisasi P3A di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008
Tabel 2. Jumlah Organisasi P3A dan Jumlah Anggota P3A di Kecamatan Teluk
Tabel 3. Jumlah populasi dan Sampel Organisasi P3A di kabupaten Serdang Bedagai tahun 2008
Tabel 4. Spesifikasi Pengumpulan Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi ini dibuat bertujuan untuk membantu manejer keuaangan untuk mempresentasikan keuntunagn dari pembelian barang tersebut.Dan untuk memudahkan menejer ini dalam menghemat

Tujuan dari acara rapat pemberian penjelasan ini adalah memberikan penjelasan lebih lanjut tentang pekerjaan yang akan dilelangkan dan hal – hal yang berkenaan dengan

Dengan memanfaatkan fungsi pada modul PyGame didalam Python dan bekerja dibawah sistem operasi Windows, sehingga memudahkan dalam pembuatan program ini. Game tic tac toe ini

Berdasarkan hasil Evaluasi Penawaran yang telah dilakukan oleh Pokja Pengadaan Barang / Jasa Satker.. BLKI Kendari, terhadap Dokumen Penawaran saudara untuk pekerjaan

Masih banyaknya perusahaan kecil (pedagang) yang menggunakan cara manual untuk mengolah data dan memperkenalkan produknya adalah inti dari permasalahan yang banyak dihadapi oleh

Dokumen ASLI, persyaratan kualifikasi yang telah diisikan pada lembar isian kualifikasi perusahaan.. saudara serta Hard Copy

Mengembangkan ekonomi dan pengelolaan sumber daya alam sesuai dengan spesialisasi sektor-sektor ekonomi produktif dan unggulan dari wilayah yang bersangkutan, terutama pada

When I was young and naive, I was skeptical and wanted empirical evidence showing me why I should invest my thoughts and time into really thinking about a vision for my life