• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/kehutanan"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

KEGIATAN DALAM REPETA DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2004

Rencana Tindak

(REPETANAS 2004)

Kegiatan Departemen Kehutanan

Sasaran/Keluaran

Indikator

Instansi

Pelaksana

KEBIJAKAN PEMBERANTASAN PENEBANGAN LIAR

Melanjutkan upaya

pemberantasan pencurian kayu, perambahan hutan dan penanggulangan kebakaran hutan (IV.37.11)

1.1. Melaksanakan kampanye dan penyebarluasan informasi terhadap kebijakan pencegahan illegal logging

Terwujudnya pemahaman & kepedulian masyarakat akan pentingnya SDH dan dampak negatif illegal logging bagi kehidupan manusia

• Peningkatan pemahaman & kepedulian masyarakat terhadap pelestarian SDH

• Peningkatan jml masyarakat yang berperan serta dlm pencegahan illegal loging

Setjen, BPK, PHKA

1.2. Melaksanakan perlindungan serta pengamanan hutan dan ekosistemnya dari gangguan manusia •

Terwujudnya rencana perlindungan dan pengamanan hutan

• Terlaksananya pengamanan hutan bersama masyarakat melalui Pengamanan Swakarsa

• Terlaksananya penegakan hukum bagi pelaku kejahatan kehutanan & pembakar hutan

• Terlaksananya pembangunan sistem insentif dan perlindungan hutan

• Terciptanya peningkatan keamanan kawasan hutan dari pencurian dan peram-bahan

• Adanya rencana perlidungan & pengamanan hutan yg rasional

• Mantapnya organisasi perlindungan dan pengamanan hutan

• Meningkatnya peran serta masyarakat & LSM dlm perlindungan dan pengamanan hutan

• Menurunnya ganguan terhadap kawasan hutan

• Data inventarisasi & identifikasi masyarakat pelaku penebangan liar

• Tersedianya SDM penegak hukum yang memadai & bermoral dlm pelaksanan tugas

• Terbangunnya komitmen dan konsistensi penegakan hukum yang tegas, menjerakan, berkeadilan & berkatauladanan

• Berlakunya sistem insentif perlindungan hutan

• Terlaksananya operasi preventif/ refresif secara rutin atau operasi gabungan

PHKA, BPK

1.3. Melaksanakan desiminasi dan penyebarluasan informasi kebijakan PHAPL, khususnya kelestarian fungsi sosial

Terwujudnya pemahaman dan kepedulian masyarakat serta unit manajemen (UM) akan pentingnya sumberdaya hutan (SDH) bagi kehidupan manusia

• Pemahaman dan kepedulian masyarakat serta unit manajemen thd pelestarian SDH meningkat.

• Meningkatnya kebersamaan masyarakat & unit manajemen dalam pencegahan illegal logging

Setjen

1.4. Pemberian bantuan hukum terhadap perkara-perkara yang berkaitan dengan illegal logging

Penyelesaian perkara-perkara illegal logging Kepastian hukum perlidungan hutan atas kasus-kasus illegal logging

Setjen, PHKA

1.5. Penertiban industri pengolahan kayu illegal Terwujudnya usaha pengolahan kayu yang sah dalam perijinan dan pemenuhan bahan bakunya

• Tertib usaha pengolahan kayu

• Berkurangnya pengolahah kayu illegal

BPK, PHKA

Mengembangkan Social Forestry (IV.37.1)

1.6. Pengembangan social forestry pada areal rawan illegal logging

Terciptanya kegiatan pengembangan social forestry

bagi kesejahteraan masyarakat di wilayah rawan illegal logging

Terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat untuk mendukung pencegahan illegal logging

RLPS, PHKA, Eselon I.

(2)

(REPETANAS 2004)

Pelaksana

KEBIJAKAN PEMBERANTASAN PENEBANGAN LIAR

Melakukan kegiatan perpetaan kehutanan berdasarkan teknologi penginderaan jauh dan SIG di seluruh Indonesia (IV.37.6)

1.7. Memanfaatkan data hasil penafsiran citra landsat dan data “airborne” dalam rangka mendukung pembangunan kehutanan khususnya upaya pengendalian illegal logging

• Data indikasi awal terjadinya penebangan liar di kawasan hutan (data tabuler & peta) & analisisnya

• Tersusunnya informasi lebih rinci kegiatan illegal logging

Data awal terjadinya penebangan liar dan ber-kurangnya pelanggaran penebangan (overcutting dan illegal logging)

Baplan, PHKA, BPK

Melaksanakan penertiban peredaran hasil hutan (IV.37.19)

1.8. Pelaksanakan pengawasan kegiatan penanggulangan pencurian, perambahan hutan dan kegiatan peredaran hasil hutan

Terlaksananya pemeriksaan & tindak lanjut penanggulangan pencurian, perambahan hutan dan kegiatan peredaran hasil hutan

Menurunnya kegiatan pencurian dan perambahan hutan serta tertibnya peredaran hasil hutan

BPK, Itjen

Mengembangkan sistem pengawasan peredaran hasil hutan (IV.37.20)

1.9. Memantau dan mengevaluasi peredaran hasil hutan serta penyelesaian kasus-kasus peredran hsl hutan

• Terwujudnya penerapan ketentuan peredaran hasil hutan

• Terselesaikannya kasus-kasus pelanggaran peredaran hasil hutan

Menurunnya tingkat pelanggaran / penyimpangan di bidang peredaran hasil hutan

Setjen, BPK

1.10. Mengembangkan sistem informasi peredaran hasil hutan

Tersedianya perangkat sistem informasi peredaran hasil hutan

Terpantaunya peredaran hasil hutan dan pendistribusian dokumen SKSHH

BPK

Melanjutkan pelaksanaan penegakan hukum yang konsisten (IV.37.21)

1.11. Pemeriksanaan khusus kasus-kasus illegal logging

Terlaksananya pemeriksnaan khusus dan tindak

lanjutnya terhadap kasus-kasus illegal logging •

Menurunnya kegiatan illegal logging

• Terlaksananya proses hukum pelaku illegal logging

Eselon I

Meyiapkan penerbitan Keppres yang mengatur pendanaan dan koordinasi penanganan pencurian kayu (IV.37.23)

1.12. Menyiapkan Keppres tentang Penaggulangan Illegal Logging

Tersusunnya perundang-undangan bidang penaggulangan illegal logging

Tersusunnya draft Keppres yang mengatur pendanaan dan koordinasi penanganan pencurian kayu

Eselon I

Menyelenggarakan penyuluhan dan pendampingan masyarakat dalam pengelolaan hutan (IV.37.29)

1.13. Kampanye pencegahan pencurian dan perambahan

Terwujudnya masyarakat yang sadar dan peduli terhadap hutan di 10 prov.

Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan fungsi hutan di 10 prov

Setjen

Meningkatkan penelitian-penelitian yang ditujukan untuk memecahkan persoalan politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum dll sebagai masukan bagi kebijakan pemerintah (VII.6.2)

1.14. Kajian pengatasan illegal logging Data / informasi hasil kajin peran hukum adat, bentuk dan mekanisme insentif

Terususunnya formulasi rekomendasi kebijakan pemberantasan illegal logging

Balitbang

Perencanaan, pengelolaan dan rehabilitasi kawasan konservasi (IX.2.8/12)

1.15. Penyusunan SKB Menhut dan Menhan tentang Pengamanan Hutan di Wilayah Perbatasan

Disahkannya SKB Menhut dan Menhan Terwujudnya penegakan dan kepastian hukum pengamanan hutan wilayah perbatasan

Setjen, PHKA

Meningkatkan upaya pemeriksaan operasional dan pemeriksaan lainnya berkaitan dengan al: Illegal logging, kebakaran hutan. (X.4.14)

1.16. Pengawasan pelaksanaan kegiatan

penanggulangan dan penanganan illegal logging

Terlaksananya pemeriksaan khusus dan tindak lanjutnya

Menurunnya illegal logging dan terlaksanya proses hukum pelaku illegal logging

(3)

Rencana Tindak

(REPETANAS 2004)

Kegiatan Departemen Kehutanan

Sasaran/Keluaran

Indikator

Instansi

Pelaksana

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN / PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN

Melanjutkan upaya

pemberantasan pencurian kayu, perambahan hutan dan penanggulangan kebakaran hutan (IV.37.11)

2.1. Melaksanakan kampanye dan penyebarluasan informasi terhadap kebijakan pencegahan kebakaran hutan

Terwjudnya pemahaman dan kepedulian masyarakat akan pentingnya SDH dan dampak negatif kebakaran hutan bagi kehidupan manusia

• Peningkatan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap pelestarian SDH

• Peningkatan jml masyarakat yang berperan serta dlm pencegahan kekaran hutan

Setjen, Eselon I

2.2. Melakukan pengendalian dan pemadaman

kebakaran hutan •

Pembangunan brigade pengendalian kebakaran hutan di 15 provinsi

• Pengembangan sistem pengendalian kebakaran hutan

• Penggalangan kerjasama dan koordinasi dalam dan luar negeri

• Pemadaman kebakaran hutan

• Terbentuknya Brigdalkar di Prov. Kalsel, Sumsel, Sumbar, Lampung, Sulsel, Jatim & Bali

• Tersusunnya Juknis dan pedoman penaggulangan kebakaran hutan

• Terwujudnya kerjasama partispatif Brigdalkar dgn kelompok masyarakat adat peduli karhut untuk mendukung upaya dalkarhut oleh Dephut

• Terlaksananya rapat koordinasi Pusdalkarhutnas dan lintas sektoral

• Terlaksananya operasi pemadaman oleh Brigade maupun Operasi Khusus

PHKA

Mengembangkan Social Forestry (IV.37.1)

2.3. Pengembangan social forestry pada areal-areal yang rawan kebakaran

Terciptanya kegiatan pengembangan social forestry

bagi kesejahteraan masyarakat di wilayah rawan kebakaran hutan

Terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah rawan kebakaran untuk mendukung pencegahan kebakaran hutan

RLPS

Melakukan kegiatan perpetaan kehutanan berdasarkan teknologi penginderaan jauh dan SIG di seluruh Indonesia (IV.37.6)

2.4. Memantau dan menganalisia in-dikasi kebakaran hutan (hotspot) melalui satelit NOAA

Indikasi dini kejadian kebakaran hutan Tersedianya data indikasi keja-dian kebakaran secara periodik

Baplan, PHKA

2.5. Membuat peta hasil indikasi kawasan hutan yang rawan terbakar berdasarkan bahan bakar hutan

Tersedianya peta kawasan hutan yang rawan terbakar berdasarkan bahan bakarhutan di Pulau Sumatera dan Kalimantan

Terdeteksinya areal/ lokasi rawan terbakar berdasarkan bahan bakar hutan sedini mungkin

Baplan, PHKA

Melanjutkan upaya

pemberantasan pencurian kayu, perambahan hutan dan penanggulangan kebakaran hutan (IV.37.11)

2.6. Melakukan pembinaan dan pengendalian terhadap HPH/ IUPHHK yang berindikasi mempunyai titik panas (hotspot) pada areal kerjanya

Terdeteksinya indikasi dini kebakaran hutan pada areal kerja HPH/IUPHHK

Tersedianya data indikasi kejadian kebakaran hutan pada areal kerja HPH/IUPHHK secara periodik

BPK, PHKA, Baplan

Melaksanakan litbang pengelolaan hutan secara lestari (IV.37.25)

2.7. Teknologi dan kelembagaan pengendalian kebakaran hutan

Data/informasi hasil kajian penyebab kebakaran, pencegahan serta pengurangan resiko kebakaran

Tersusunnya konsep rekomendasi teknis dan kelembagaan pengendalian kebakaran hutan

Balitbang

Menyelenggarakan penyuluhan dan pendampingan masyarakat dalam pengelolaan hutan (IV.37.29)

2.8. Kampanye pencegahan dan pe-nanggulangan kebakaran hutan

Terciptanya masyarakat yang sadar dan memahami akan pentingnya manfaat keberadaan hutan di 10 prov

Masyarakat ikut serta mendukung kegiatan pencegahan & penanggu-langan kebakaran hutan di 10 lokasi

(4)

(REPETANAS 2004)

Pelaksana

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN / PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN

Meningkatkan upaya perlindungan dan pengendalian kebakaran hutan dan kerusakan lingkungan lainnya (X.3.16)

2.9. Melakukan pemantauan kondisi dan deteksi dini bahaya kebakaran hutan

• Pengembangan pemantauan kondisi dan deteksi dini bahaya kebakaran hutan

• Penceghan kekaran hutan

• Terlaksananya peningkatan pendayagunaan citra satelit NOAA dan Himawari untuk peringatan dan deteksi dini kebakaran hutan

• Terlaksananya peningkatan pendayagunaan dan supervisi Posko Siaga Kebakaran Hutan di Pusat dan seluruh Indonesia pada status Siaga II & Siaga I

• Terselenggaranya kampanye pengendalian kebakaran hutan di media masa (13 prov)

• Terselenggaranya pembinaan dan bimbingan teknis pencegahan kebakaran hutan pada pemegang IPH, pengusahaan KPA dan KSA di prov. rawan kebakaran I dan II (22 provinsi)

(5)

Rencana Tindak

(REPETANAS 2004)

Kegiatan Departemen Kehutanan

Sasaran/Keluaran

Indikator

Instansi

Pelaksana

KEBIJAKAN RESTRUKTURISASI SEKTOR KEHUTANAN

Melaksanakan penilaian (audit) kinerja pengelolaan hutan lestari pada unit manajemen (HPH/HPHT), melakukan evaluasi dan/atau restrukturisasi industri primer hasil hutan kayu (IPHHK) (IV. 37.10)

3.1. Melaksanakan restrukturisasi HTI patungan 92 unit, restrukturisasi HPH 170 unit, restrukturisasi industri 66 unit

HTI patungan yang menggunakan DR, HPH, Industri hasil hutan

Meningkatnya performance HTI patungan, HPH dan industri primer hasil hutan

BPK

3.2. Penelaahan dan evaluasi peraturan perundangan-undangan menyangkut: Restrukturisasi Kelangsungan Usaha Perusahaan HTI; Restrukturisasi HPH dan Ijin usha lainnya

Hasil telaahan dan evaluasi peraturan perundangan-undangan yg menyangkut : Perusahaan HTI yg layak teknis & finasial; pemegang IUPHHK yang melakukan pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari

Terwujudnya BUMN Kehutanan yang prospektif; terwujudnya perusahaan HTI yang prospektif; terwujudnya pengelolaan SDH secara lestari

Setjen, BPK

3.3. Memfasilitasi restrukturisasi industri kehutanan bermasalah dan Melanjutkan inventarisasi industri primer hasil hutan serta pelaksanaan evaluasi dan pemeriksaan industri primer hasil hutan

• Terwujudnya industri tangguh dalam kerangka pengelolaan hutan lestari

• Terwujudnya efisiensi pemanfaatan

• Terkendalinya supply-demand bahan baku

• Tersedianya data perkembangan IPHH

• Tersedianya piranti monitoring dan pengendalian IPHH

• Ditutupnya industri yang mengolah bahan baku illegal

• Penurunan/ penutupan kapasitas ijin produksi bagi industri yang tidak memiliki jaminan pasokan bahan baku

• Melaksanakan inventarisasi industri kehutanan bekerjasama dengan BPS dan Deperindag

BPK

• Terlaksananya evaluasi terhadap IPHH sekurangnya 3 tahun sekali

• Terwujudnya IPHH yang tangguh dan efisien dalam kerangka pengelolaan hutan lestari

• Melaksanakan evaluasi dan pemeriksnaan terhadap IPHH

• Penindakan terhadap industri yang mengolah bahan baku hasil hutan illegal

3.4. Melaksanakan pendaftaran ulang IPHHK Tersusunnya data base IPHHK

• Terbitnya pembaharuan IUPHHK

• Penurunan kapasitas izin produksi

• Terbitnya kebijakan pendaftaran ulang IPHHK

• Pelaksnaan pendaftaran ulang IPHHK

• Tersusunnya database IPHHK

BPK

3.5. Meningkatkan pengaturan dan pembinaan terhadap IPHH Bukan Kayu

Tersusunnya kebijakan pengaturan dan pembinaan IPHHBK

• Terbitnya SK Menhut ttg Perizinan dan Penilaian Kinerja IPHHBK

• Tersusunnya Pola Pengembangan IPHHBK

BPK

3.6. Menyusun kebijakan pengembangan pemasaran hasil hutan (kayu dan bukan kayu)

Tersusunnya kebijakan pengembangan pemasaran hasil hutan (kayu dan bukan kayu)

Terbitnya kebijakan pemasaran hasil hutan (kayu dan bukan kayu)

BPK

3.7. Melanjutkan penilaian kinerja PHAPL pada unit manajemen

Penilaian kinerja HPH/ IUPHHK sebanyak 224 unit Terlaksananya penilaian kinerja HPH/ IUPHHK sebanyak 224 unit

BPK

3.8. Melaksanakan penilaian komprehen-sif terhadap perusahaan HTI

Hasil penilaian terhadap 192 perusahaan HTI (definitif, pencadangan dan SK sementara)

Terlaksananya penilaian secara komprehensif terhadap perusahaan HTI

BPK

Mengembangkan kriteria, standar dan indikator dalam proses sertifikasi pengelolaan hutan lestari (IV.37.13)

3.9. Mengembangkan dan menerapkan sistem (kriteria, standar & indikator) pengelolaan hutan lestari serta mengembangkan sistem standarisasi sertifikasi kehutanan

• Tersedianya sistem (kriteria, standar & indikator) pengelolaan hutan lestari serta sistem standarisasi sertifikasi kehutanan

Terwujudnya sistem (kriteria, standar & indikator)

pengelolaan hutan lestari serta sistem standarisasi sertifikasi kehutanan

(6)

(REPETANAS 2004)

Pelaksana

KEBIJAKAN RESTRUKTURISASI SEKTOR KEHUTANAN

• Terwujudnya pemahaman dan kesiapan pemegang HPH/ IUPHHK dalam impelentasi sistem manajemen lingkungan (ISO 14001)

Semakin bertambahnya jumlah HPH/ IUPHHK yang memperoleh setifikat ISO 14001

BPK

• Terwujudnya pemahaman sistem pengelolaan pengelolaan hutan produksi alam lestari antar multipihak (stakeholders)

Hutan produksi dikelola secara lestari Setjen, BPK

• Draft Kepmenhut ttg Kriteria dan Indikator Pembalakan

Kepmenhut ttg Kriteria dan Indikator Pembalakan

3.10. Pemantapan krietria dan standar kegiatan KSDAHE

Tersusunnya kriteria dan standar kegiatan KSDAHE Tersedianya kriteria dan standar kegiatan KSDAHE PHKA

3.11. Penyusunan dan penerapan kriteria, standar dan indikator pengelolaan hutan lestari

Tersedianya kriteria, standar & indikator pengelolaan hutan lestari, & sistem sertifikasi (hutan alam, hutan tanaman, hutan berbasis masyarakat dan lacak balak); dan meningkatkan kesiapan unit manajemen (UM) dalam implementasi SPHL. ISO 14001, dan ISO 9000

• Tersusun dan tersedianya kriteria, standar & indikator pengelolaan hutan lestari

• Meningkatnya kesiapan UM dalam menerapkan sistem pengelolaan hutan lestari

• Tersedianya tenaga teknis sebagai pembina UM dalam penerapan sistem pengelolaan hutan lestari

• Meningkatnya kesadaran pengetahuan & apresiasi para pihak terkait (stakeholders) thd budaya standar dan budaya sadar mutu dan lingkungan

Setjen, Eselon I

3.12. Melaksanakan penyusunan, penerapan, revisi dan permasalahan standar produk dan proses dibidang kehutanan (nasional, regional dan internasional)

• Tersusun dan disahkannya SNI produk dan proses dibidang kehutanan

• Meningkatnya kesadaran para pihak (stakeholders) terhadap budaya standar dan mutu

• Terwujudnya harmonisasi standar di tingkat regional dan intennasional

• Terfasilitasinya pengembangan standar produk (barang & jasa) dan standar proses di bidang kehutanan, sehingga dapat mewujudkan produk hasil hutan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi

• Rendahnya tingkat klaim atau penolakan terhadap produk hasil hutan yang dipasarkan

• Tersusunnya standar yang diakui secara regional dan internasional

Setjen, Eselon I

3.13. Pembinaan pelaksanaan dokumen AMDAL, UKL dan UPL & menerapkan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dibidang kehutanan

Terlaksananya pembinaan pelaksamaam dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan dan penerapannya

Meingkatnya kualitas dokumen lingkungan dan terlaksanya pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

Setjen

3.14. Menyusun kriteria dan standar pemanfaatan hasil hutan kayu (HHK) dan hasil hutan bukan kayu (HHBK) pada hutan alam

Tersusunnya kriteria dan standar sistem silvikultur pada hutan alam produksi yang mencakup pemanfaatan HHK dan HHBK berdasarkan site spesifik

Terbitmya Kepmenhut ttg kriteria dan standar pemanfaatan HHK dan HHBK dalam bentuk silvikultur sesuai site spesifik

Setjen, BPK

3.15. Mendorong dan memfasilitasi proses setifikasi pengelolaan hutan tanaman lestari

Terlaksananya penilaian sertifikasi PHL atas Pemegang HPHTI/ IUPHHK

Meningkatnya jumlah HPHTI untuk memperoleh sertifikasi pengelolaan hutan tanaman lestari

Setjen, BPK

3.16. Melaksanakan pelatihan penilaian pelaksanaan pengelolaan hutan tanaman lestari

Tersedianya 40 orang penilai kinerja pengelolaan hutan tanaman lestari

Tersedianya tenaga termapil dalam supervisi penilaian kinerja pengelolaan hutan tanaman lestari

(7)

Rencana Tindak

(REPETANAS 2004)

Kegiatan Departemen Kehutanan

Sasaran/Keluaran

Indikator

Instansi

Pelaksana

KEBIJAKAN RESTRUKTURISASI SEKTOR KEHUTANAN

3.17. Pengujian dan pengembangan kriteria dan standar KPH dan supervisi/ koordinasi pembentukan unit pengelolaan

• Tersusunnya penyempurnaan kriteria dan indikator KPHP

• Terlaksananya unit pengelolaan KPHP di 12 provinsi

• Finalisasi kriteria dan stansar KPHL dan KPHK

• Tersedianya hasil pengujian dan pengembangan kriteria dan standar pembentukan KPHP

• Terwujudnya penetapan unit pengelolaan di 12 prov

• Terwujudnya finalisasi kriteria dan standar KPHL dan KPHK

Baplan

Pengembangan alternatif kebijakan sistem insentif dan kemudahan untuk

mengembangkan sistem dan jaringan pendukung UKMK yang lebih meluas di daerah (IV.11.8)

3.18. Fasilitasi pengembangan kebijakan pemberdayaan UKMK bidang kehutanan

Tersedianya fasilitas pengembangan kebijakan pemberdayaan UKMK bidang kehutanan

Tersedianya unit penanganan pengaduan UKMK dan jasa advokasi/ mediasi dalam rangka pemberdayaan UKMK bidang kehutanan

Setjen

Melaksanakan optimalisasi penerimaan negara bukan pajak dan dana reboisasi (PSDH, DR, dll) (IV.37.7)

3.19. Mengembangkan dan menerapkan sistem

setoran PSDH dan DR dengan referensi 15 digit •

Tersedianya data & informasi setoran PNBP berdasarkan daerah penghasil

• Tersedianya software penyusunan program pengembangan sistem setoran 15 digit

• Terpantaunya pelaksanaan sistem setoran 15 digit

• Percepatan pembagian bagian daerah penghasil

• Terlaksananya penggunaan software sistem setoral 15 digit

• Data dan informasi berkaitan dengan PNBP dapat disediakan cepat, akurat dan terkini

BPK

3.20. Mengupayakan penyelesaian tunggakan PSDH dan DR di seluruh propinsi penghasil

Menurunkan jumlah tunggakan PSDH dan DR Meningkatnya jumlah penerimaan PSDH dan DR BPK, Itjen

3.21. Menerapkan dan mengawasi pelaksanaan tata usaha PSDH dan DR di seluruh propinsi penghasil

Terciptanya tata usaha PSDH dan DR sesai ketentuan yang berlaku

Diperolehnya PSDH dan DR sesuai rencana dengan tepat waktu

BPK

Melaksanakan penataan pemanfaatan hutan pada kawasan hutan produksi (IV.37.8)

3.22. Melaksanakan penataan pemanfaatan areal eks HPH dan pengamanan areal eks HPH

Terlaksananya penataan pemanfaatan dan pengamanan eks HPH di 13 propinsi

Tertatanya areal eks HPH di 13 propinsi BPK

Mengembangkan kerjasama dan kemitraan dalam pengelolaan hutan dengan masyarakat di sekitar hutan (IV.37.9)

3.23. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) pada hutan produksi

Meningkatnya pemanfaatan HHBK pada kawasan hutan oleh masyarakat sekitar hutan

Berkurangnya perambahan dan penebangan liar BPK, PHKA

3.24. Melakukan pembinaan & pengendalian masyarakat sekitar hutan produksi

Terwujudnya kemampuan dan peran serta masyarakat di sekitar hutan produksi

Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang arti dan fungsi hutan

BPK, PHKA

3.25. Pembinaan dan pemantauan terhadap pengembangan kolaburasi manajemen kemitraan usaha di bidang pengelolaan hutan alam produksi

Terbinanya kelompok usaha bersama/ koperasi masyarakat di bidang pengelolaan hutan alam produksi

• Meningkatnya koperasi masyarakat yang berusaha dalam pengelolaan hutan alam produksi

• Meningkatnya UM/ HPH yang melaksanakan kolaburasi menajemen dengan masyarakat

BPK

Meningkatkan efisiensi dalam pembalakan dan industri primer hasil hutan kayu (IV.37.17)

3.26. Melaksanakan sosialisasi & deseminasi peraturan di bidang peralatan dan pembuatan jalan angkutan kayu dan penyempurnan peraturan pendukungnya

§ Meningkatkan kesadaran dalam rangka penerapan peraturan di bidang Peralatan dan Jalan Angkutan Kayu

§ Draft Kepmenhut ttg Pembuatan/ Penggunaan jalan Angkutan Kayu

(8)

(REPETANAS 2004)

Pelaksana

KEBIJAKAN RESTRUKTURISASI SEKTOR KEHUTANAN

3.27. Pembinaan dan Pengendalian Penggunaan Peralatan PH dan Pembuatan/Penggunaan koridor

Terkendalinya penggunaan peralatan pengusahaan hutan dan Pembuatan/ Penggunaan koridor

Tertibnya penggunaan peralatan pengusahaan hutan Pembuatan/ Peng-gunaan Koridor

BPK

3.28. Melaksanakan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan RKUPHHK, RKLPHHK pada HPH/IUPHHK

Terlaksananya pembinaan dan pengendalian RKUPHHK, RKLPHHK pada HPH/ IUPHHK berdasarkan ketentuan yang berlaku (SK Menhut No.16/Kpts-II/2003)

Berfungsinya SK Menhut tentang RKU, RKL, RKT dan BKT-IUPHHK No. 16/Kpts-II/2003

BPK

3.29. Melaksanakan pembinaan terhadap IPHH skala kecil dan menengah (small and medium entreprise)

Terwujudnya IPHH skala kecil dan menengah yang tangguh, efisien dan berdaya saing tinggi di era perdagangan global

• Penguatan kelembagaan

• Diseminasi teknologi tepat guna dan pembangunan teknologi tepat guna (pengeringan, finishing) 5 prop.

BPK

3.30. Melaksanakan pengendalian pe-manfaatan bahan baku industri

Termonitornya pemanfaatan bahan baku melalui RPBBI

Industri mengolah bahan baku yang berasal dari sumber yang sah

BPK

3.31. Mengevaluasi penerapan reduce impact logging (RIL)

Laporan hasil evaluasi penerapan RIL Pelaksanaan RIL oleh HPH BPK

3.32. Memfasilitasi relokasi industri ke Indonesia Bagian Timur

• Terwujudnya relokasi indutri kehutanan di Katimin

• Terwujudnya pengembangan industri pada wilayah yang memiliki SDA

• Terselenggaranya temu usaha dalam rangka relokasi industri 2 kali

• Tersusunnya masterplan pengembangan IPHHK di Prop. Papua

• Studi potensi kayu merbau dan relokasi IPHHK di Prop. Papua

BPK

Optimalisasi fungsi &

pemanfaatan sumber daya hutan melalui peningkatan nilai riil hasil hutan, pemanfaatan hutan non kayu dan jasa lingkungan (IV.37.18)

3.33. Melaksanakan pembinaan dan pengendalian pengaturan hasil hutan kayu dari hutan alam produksi secara lestari

Terkendalinya produksi hasil hutan yang berasal dari hutan alam produksi berdasarkan JPT yang ditetapkan

Realisasi hasil hutan kayu HPH/IUPHHK pada hutan alam produksi sesuai denga JPT yang telah ditetapkan

BPK

3.34. Melaksanakan pengendalian produksi hasil hutan kayu pada hutan alam produksi secara nasional

Tersedianya penetapan JPT hasil hutan kayu yang berasal dari hutan alam berdasarkan SPHL

Terbitnya SK Menhut tentang JPT yang berasal dari hutan alam produksi secara nasional

BPK

3.35. Melakukan analisis sistem lelang tegakan hasil hutan

Tersedianya data informasi hasil analisis sistem lelang Tersusunya konsep rekomendasi sistem lelang tegakan dan hasil hutan sebagai bahan masukan penyusunan keputusan

BPK

3.36. Melaksanakan sistem lelang tegakan dan hasil hutan

Tersedianya data/informasi serta mekanisme lelang tegakan & hasil hutan

Terlaksananya lelang tegakan dan hasil hutan BPK

3.37. Menyempurnakan peraturan di bidang peralatan dalam rangka PHPL

Draft Kepmenhut ttg “Peralatan Dalam Kegiatan Terbitnya Kepmenhut ttg Peralatan dan Pembuatan Koridor BPK

3.38. Membangun jaringan informasi pemasaran hasil hutan, termasuk mengembangkan market intelegent

• Tersusunnya database dan sistem jaringan informasi pemasaran hasil hutan

• Tesedianya informasi kebutuhan konsumen dalam dan luar negeri

• Tersedianya informasi harga pasar hasil hutan

• Terbangunnya jaringan informasi pemasaran

• Tersedianya databse pemasaran hasil hutan yang up to date dan mudah diakses

• Tersedianya SADM yang memadai

• Terrbukanya pangsa pasar baru

(9)

Rencana Tindak

(REPETANAS 2004)

Kegiatan Departemen Kehutanan

Sasaran/Keluaran

Indikator

Instansi

Pelaksana

KEBIJAKAN RESTRUKTURISASI SEKTOR KEHUTANAN

3.39. Mengembangkan pemasaran produk hasil hutan bukan kayu andalan

Diversifikasi pemasaran produk olahan hasil hutan bukan kayu

• Meningkatnya volume, jenis dan nilai ekspor hasil hutan bukan kayu

• Berkurangnya tekanan pada hutan tanaman

BPK

3.40. Membangun sistem database rencana dan relisasi pemenuhan dan sumber bahan baku industri primer hasil hutan

• Tersedianya sistem database “Timber Supply and

• Tersedianya piranti monitoring dan pengendalian supply demand bahan baku akyu untuk industri

Tersedianya data yang akurat, up to date dan mudah diakses

BPK

3.41. Melaksanakan pengendaalian pemenuhan bahan baku industri

Terwujudnya pengendaalian pemenuhan bahan baku melalui RPBBI

Industri mengolah bahan baku yang berasal dari sumber yang sah

BPK

Melanjutkan restrukturisasi kelembagaan kehutanan (IV.37.27)

3.42. Penataan institusi dan aparatur pengelola HSDAHE dan perlindungan hutan

Pengembangan UPT Ditjen PHKA dan pembentukan Unit Penyidikan dan Intelejen Perlindungan Hutan

Terwujudnya lembaga pengelolaan KSDAHE yang mantap PHKA

3.43. Melakukan pencermatan atas kebijakan dan peraturan perundang-undangan sektor kehutanan

Terususunnya peraturan perundang-undangan sektor kehutanan yang memadari

Terwujudnya restrukturisasi sektor kehutanan BPK, Itjen, Setjen

3.44. Membahas RPP Jaminan Kinerja dan penyusunan draft RPP Dana Investasi Pelestarian Hutan

• Finalisasi RPP Jaminan Kinerja

• Tersusunnya draft RPP Dana Investasi Pelestarian Hutan

• Terbitnya PP Jaminan Kinerja

• Terbitnya PP Dana Investasi Pelestarian Hutan

BPK, Setjen

3.45. Kajian dan penataan kelembagaan Departemen Kehutanan

Tersusunnya penyempurnaan organisasi dan tata kerja Departemen Kehutanan

Tersedianya usulan tupoksi organisasi yang jelas Eselon I

Mengembangan peluang usaha dan investasi dalam pengelolaan hutan lestari, ekowisata dan jasa lingkungan (IV.37.28)

3.46. Kegiatan promosi peluang usaha di bidang pembangunan hutan tanaman dan kegiatan pengelolaan hutan lainnya (3.31)

Terlaksananya hasil kajian dan analisis di 16 prov. Terciptanya iklim investasi yang kondusif di bidang kehutanan

Setjen

Mengembangkan ekonomi dan pengelolaan sumber daya alam sesuai dengan spesialisasi sektor-sektor ekonomi produktif dan unggulan dari wilayah yang bersangkutan, terutama pada kawasan-kawasan yang berpotensi untuk cepat tumbuh seperti Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET), kawasan andalan, kawasan pembangunan strategis (strategic development region) termasuk kawasan pelabuhan dan perdagangan bebas Sabang. (IX.2.1/11)

3.47. Mengembangkan pemanfaatan HHBK oleh masyarakat di hutan alam produksi

Terwujudnya akses dan peluang masyarakat sebagai pelaku usaha kehutanan khususnya non kayu

Terbentuknya kelompok usaha masyarakat dalam pemanfaatan HHBK pada hutan alam produksi

(10)

(REPETANAS 2004)

Pelaksana

KEBIJAKAN RESTRUKTURISASI SEKTOR KEHUTANAN

Memfasilitasi pengembangan usaha ekonomi lokal, termasuk sarana prasarananya, yang bertumpu pada pemanfaatan SDA, budaya, adat istiadat dan kearifan tradisional dengan pemberian bantuan DAK (IX.2.7/1)

3.48. Peningkatan usaha masyarakat di sekitar hutan produksi dan Pengembangan pengelolaan hutan produksi oleh masyarakat

• Terbinanya lembaga usaha bersama di seluruh propinsi

• Terbinanya percontohan kelompok masyarakat dalam mengelola hutan produksi di 8 propinsi

Meningkatnya perkembangan usaha ekonomi lokal yang bertumpu pada pemanfaatan SDA, budaya, adat istiadat dan kearifan tradisional secara berkelanjutan

BPK, Eselon I

3.49. Mengembangkan kelompok masyarakat produktif mandiri

Berkembangnya kelompk-kelompok masyarakat yang produktif (ekonomi, lingkungan, sosial dan budaya)

Meningkatnya perkembangan usaha ekonomi lokal yang bertumpu pada pemanfaatan SDA, adat istiadat dan kearifan tradisional secara berkelanjutan

Setjen

Merintis penerapan skema Clean Development Mechanism (CDM) dalam rangka memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan Konvensi Perubahan Iklim Global (United Nations Framework Convention on Climate Change-UNFCCC) (X.3.17)

3.50. Melakukan perumusan dan penyusunan penerapan skema CDM dalam rangka memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan Konvensi Perubahan Iklim Global

• Tersedianya rumusan dan konsep penerapan skema CDM dalam rangka memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan Konvensi Perubahan Iklim Global

• Terselenggaranya koordinasi dalam pelaksanaan mekanisme DNS dan CDM, 5 kali

Terbentuknya CDM Designated National Authority (DNA) Tersusunnya mekanisme pembiayaann CDM, serta pengaturan posisi Indonesia dalam menghadapi isi

carbon sequestration

Tersedianya mekanisme sistem pendanaan bagi pengendalian kualitas lingkungan hidup secara terpadu

Eselon I

Memperkuat kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat/ para pihak dalam kegiatan konservasi dan rehabilitasi SDA (X.4.3)

3.51. Melaksanakan kampanye dan penyebarluasan informasi/ kebijakan restrukturisasi sektor kehutanan

Terwujudnya pemahaman dan kepedulian masyarakat akan perlunya restrukturisasi sektor kehutanan

Terjadinya keseimbangan pemanfaatan bahan baku di sektor kehutanan

(11)

Rencana Tindak

(REPETANAS 2004)

Kegiatan Departemen Kehutanan

Sasaran/Keluaran

Indikator

Instansi

Pelaksana

KEBIJAKAN REHABILITASI DAN KONSERVASI SDH

Melaksanakan rehabilitasi hutan dan lahan secara optimal melalui partisipasi aktif masyarakat (IV.37.3)

4.1. Melaksanakan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL)

Rehabilitasi hutan dan lahan di seluruh Indonesia Bertambahnya luas hutan dan lahan yang terehabitasi RLPS, Eselon I

4.2. Penyebarluasan informasi RHL dan program aksi nasional penanggulangan degradasi lahan

30 propinsi Tersebarnya informasi rehabilitasi, program nasional & meningkatnya kulitas SDM

RLPS, Setjen

4.3. Fasilitasi kegiatan rehabilitasi hutan lindung seluas 25.000 ha

17 propinsi Terlaksananya penanaman di kawasan hutan lindung RLPS

4.4. Memperkuat kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat berbasis kehutanan •

Terwujudnya tingkat pengetahuan, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam upaya rehabilitasi hutan dan lahan

• Terwujudnya akses dan peluang serta kapasitas masyarakat sebagai pelaku usaha produktif berbasis kehutanan.

• Masyarakat menguasai teknik– teknik rehabilitasi hutan & lahan

• Jumlah masyarakat yg berperan aktif dalam upaya rehabilitasi hutan dan lahan meningkat

• Jumlah lahan kritis berkurang

• Jumlah dan kualitas masyarakat yang berusaha berbasis kehutanan bertambah.

RLPS, Setjen

4.5. Melakukan kampanye penanaman pohon untuk kehidupan melalui peningkatan gerakan penanaman pohon

Terselenggaranya penanaman pohon untuk kehidupan dengan baik dan mengena sasaran serta gerakan penanaman pohon di 30 propinsi

Kesadaran dan kepedulian masyarakat mulai dari tingkat pemuda s/d kelompok tani meningkat

RLPS

4.6. Fasilitasi kegiatan penghijauan dan konservasi tanah, pembangunan model hutan kota, dan pembangunan kebun bibit desa permanen

• Lahan kritis / potensial kritis di luar kawasan hutan di 31 SWP DAS

• Model hutan kota di 7 prop

• Pembangunan hutan desa 30 unit

• Pelaksanaan KUKDAS di 21 propinsi

• Tertanganinya lahan kritis secara partisipatif

• Tertanganinya degradasi lahan di daerah kering

RLPS

4.7. Peningkatan kapasitas kelembagaan dalam penyelenggaraan penghijauan, hutan kota, konservasi tanah, dan reklamasi hutan

Terwujudnya kelembagaan penyelenggara penghijauan, hutan kota, konservasi tanah, & reklamasi hutan di 30 Propinsi

Terbentuknya mekanisme koordi-nasi dan rancangan kelembagaan dalam penyelenggaraan penghi-jauan, hutan kota, konservasi tanah, dan reklamasi hutan.

RLPS

4.8. Melakukan identifikasi karakteristik DAS (data dasar DAS) dan penyusunan pengelolaan serta peningkatan pengendalian pengelolaan DAS

31 Satuan wilayah Pengelolaan (SWP) DAS Tersedianya data / informasi pengelolaan DAS RLPS

4.9. Melaksanakan pembangunan model RHL/reboisasi partisipatif dan penyiapan sistem pendukungnya

Model rehabilitasi hutan di 15 propinsi dan sistem pendukungnya dilakukan di 30 propinsi

Tersusunnya rancangan model RLPS

4.10. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan MP-RHL Nasional dan Daerah

Tersedianya rekomendasi/ umpan balik sebagai bahan penyempurnaan MP-RHL Nasional dan Daerah

Terselenggaranya RHL yang optimal Baplan

4.11. Pengembangan SIM DAS 31 Satuan Wilayah Pengelolaan (SWP) DAS Tersedianya data/informasi pe-ngelolaan DAS dan mening-katnya SDM

(12)

(REPETANAS 2004)

Pelaksana

KEBIJAKAN REHABILITASI DAN KONSERVASI SDH

4.12. Penyelenggaraan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan

Percepatan kegiatan RHL pada DAS prioritas • Terpulihkannya sumberdaya hutan & lahan yg rusak sehingga berfungsi optimal.

• Terwujudnya koordinasi & sinergi para pihak dalam implementasi kegiatan RHL sesuai dengan pendekatan teknis RHL

• Terbinanya kelembagaan penyelenggaraan RHL

RLPS

4.13. Pengembangan dan peningkatan pengendalian RHL

31 Satuan Wilayah Pengelolaan (SWP) Daerah Aliran Sungai

Tersedianya data dan informasi serta sistem pengendalian RLPS

4.14. Penyelenggaraan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan di kawasan hutan konservasi

Tersusunnya rencana rehabilitasi hutan dan lahan di area konservasi pada zona pemanfaatan dan rimba Taman Nasional dan kawasan Suaka Margasatwa, sebagai pembinaan habitat pada area konservasi seluas 2.800 ha (bagian dari 14.000 ha)

Terlaksananya rehabilitasi hutan dan lahan di area konservasi pada zona pemanfaatan dan rimba Taman Nasional dan kawasan Suaka Margasatwa, sebagai pembinaan habitat pada area konservasi

PHKA, RLPS

Mengembangkan Social Forestry (IV.37.1)

4.15. Mengembangkan Sosial Forestry (SF) sekitar IUPHHK yang rawan kebakaran, melalui desiminasi/ sosialisasai serta meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat

• Terlaksananya kegiatan pengembangan SF di wilayah rawan kebakaran

• Terwujudnya pemahaman tentang SF & kepedulian masyarakat serta HPH dlm mendukung pencegahan pembakaran hutan

Meningkatnya kapastian kelembagaan masyarakat setempat dan berperan aktif dalam mencegah kebakaran hutan

BPK

4.16. Pengembangan prakondisi pendukung social forestry, yang meliputi : Kelola kawasan; kelola usaha; dan kelola kelembagaan usaha social forestry

Terbinanya kelompok-kelompok tani hutan yang mengembangkan usaha-usaha produkstif dalam bentuk agroforestry

Terwujudnya optimalisasi pengembangan social forestry

4.17. Mengembangkan social forestry di areal IUPHHK

Meningakatnya kapasitas kelembagaan masyarakat dalam kemitraan usaha di bidang pemanfaatan hutan

Terbentuknya lembaga usaha masyarakat yang bermitra dengan pemegang IUPHHK

BPK, Baplan

4.18. Pengembangan kelembagaan Social Forestry Kriteria, standar dan pedoman organisasi kehutanan daerah di 9 lokasi

Tersedianya kriteria, standar dan pedoman organisasi Social Forestry

Setjen

4.19. Prakondisi dan penyuluhan pembangunan kehutanan

Terwujudnya kelembagaan kelompok tani hutan yg mendukung pembangunan kehutanan di 27 lokasi

Mendukung pembangunan kehutanan seperti social forestry di 27 lokasi

(13)

Rencana Tindak

(REPETANAS 2004)

Kegiatan Departemen Kehutanan

Sasaran/Keluaran

Indikator

Instansi

Pelaksana

KEBIJAKAN REHABILITASI DAN KONSERVASI SDH

4.20. Pengembangan social forestry dalam bentuk a.l. hutan kemasyarakatan, hutan rakyat, aneka usaha kehutanan, dan perhutanan sosial lainnya

• Peningkatan kapasitas kelembagaan HKm oleh masyarakat setempat

• Pembangunan model social forestry • Penyusunan peraturan/ perundangan

pengembangan social forestry

• Pembangunan model kelembagaan perhutanan sosial di zona penyangga

• Pengembangan model usaha hutan rakyat

• Pengembangan Usaha Hutan Rakyat dengan fasilitas Kredit

• Peningkatan kapasitas kelembagaan dlm pengembangan Usaha Perhutanan Rakyat

• Persuteraan Alam 1.000 ha/12 prov; Perlebahan 34 unit/ 22 prov; Wanatani 2.000 ha/ 20 prov; Wanafarma 1.000 ha/ 20 prov; Rotan 750 ha & Bambu 600 ha/ 15 prov; HR 23.735 ha/ 14 prov

• Pembangunan model usaha perhutanan rakyat

• Pengembangan usaha persuteraan alam dengan fasilitas kredit di 9 prov.

• Penyaluran kredit usaha persuteraan alam

• Terbentuknya mekanisme koordinasi dan rancangan kelembagaan penyelenggaraan HKm

• Tersusunnya rancangan areal model social forestry • Tersedianya perangkat aturan pengembangan social

forestry

• Terbentuknya kelompok pengelola perhutanan sosial

• Rekomendasi pengembangan usaha Hutan Rakyat

• Tersalur dan terkendalinya pelaksanaan dana kredit usaha hutan rakyat

• Terbentuknya mekanisme koordinasi dan meningkatnya kualitas sumber daya manusia

• Terlaksananya penanaman dan tersedianya sarana produksi

• Terlaksananya prakondisi kelompok tani

• Tersedianya perangkat aturan

• Meningkatnya SDM dlm pengelolaan Usaha Perhutanan Rakyat

• Tersedianya data dan informasi usaha perhutanan rakyat

Eselon I

4.21. Mengembangkan social forestry di KPA Terwujudnya pelaksanaan social forestry bagi di daerah penyangga Taman Nasional

• Tersusunnya rencana pengembangan social forestry di TN

• Terlaksananya kegiatahn social forestry di TN

• Terpeliharanya kegiatan social forestry tahun 2003 di TN

PHKA

4.22. Pembinaan dan pengembangan usaha produktif dalam bentuk agroforestry

Terbinanya kelompok–kelompok tani hutan yg mengembangkan usaha–usaha produktif dalam bentuk agroforestry.

Masyarakat / kelompok tani meningkat pendapatannya / kesejahteraannya.

RLPS

Membangun hutan tanaman (IV.37.2)

4.23. Melanjutkan pembangunan Unit Manajemen Hutan Tanaman Meranti (UMHTM) di 5 lokasi

Terbangunnya Unit Manajemen Hutan Tanaman Meranti seluas 2000 ha

Diperolehnya pengetahuan yang komprehensif tentang pembangunan UMHTM sesuai prinsip dan kretaria PHAPL

(14)

(REPETANAS 2004)

Pelaksana

KEBIJAKAN REHABILITASI DAN KONSERVASI SDH

4.24. Mendorong pengembangan sumber benih dan pembibitan tanaman hutan

• Menguatnya kelembagaan perbenihan & pembibitan di 30 propinsi

• Berkembangnya model hutan berbasis benih dan bibit berkualitas di 6 wilayah

• Pemeliharaan & pengembangan sumber benih tanaman hutan di 6 wilayah

• Pembangunan sumber benih Meranti

• Tersusunnya kebijakan perbenihan dan pembibitan

• Berkembangnya SIM Perbenihan dan pembibitan di 6 wilayah

• Pengembangan usaha perbenihan dan pembibitan di 6 wilayah

• Pengembangan sistem sertifikasi perbenihan tanaman hutan di 6 wilayah

• Terbentuknya mekanisme penyelenggaraan perbenihan

• Terbentuknya organisasi kelompok pengelola model dan tersedia benih dan bibit

• Meningkatnya produksi benih/bibit dan areal

• Tersedianya areal sumber benih dan terlaksananya penanaman

• Tersedianya perangkat aturan bidang perbenihan

• Tersedianya SIM perbenihan nasional

• Jumlah pengada & pengedar benih & bibit bersertifikat meningkat

• Tersedianya sistem sertifikasi perbenihan tanaman hutan RLPS

4.25. Melaksanakan dan menfasilitasi

pembangunan hutan tanaman jenis unggulan lokal

Terbangunya hutan tanaman jenis unggulan lokal di 16 prov.

Bertambahnya luas hutan tanaman jenis unggulan di 16 propinsi

BPK

4.26. Mengidentifikasi kondisi sosial dan potensi tanaman serta kepemilikan asset pada areal eks HTI patungan

Areal eks HTI patungan di 16 propinsi Tersedianya data base potensi tanaman serta kepemilikan asset pada areal HTI patungan

BPK

4.27. Melaksanakan kajian dan analisis ketersediaan dan kemampuan lahan bagi pengembangan usaha hutan tanaman bagi Badan Usaha, Kelompok Tani dan Koperasi

Laporan hasil kajian/analisis sebanyak 1 (satu) buku Tersedianya data base ketersediaan lahan, status hukum serta kemampuan lahan bagi pengembangan usaha hutan tanaman

BPK

4.28. Kegiatan promosi peluang usaha di bidang pembangunan hutan tanaman

Terlaksananya kajian dan analisis di 16 propinsi Tersedianya data kajian dan analisis thd keterlaksanaan suatu unit manajemen usaha tanaman oleh Badan Usaha, Kelompok Tani dan Koperasi

BPK

4.29. Menyusun skim pendanaan pembangunan hutan tanaman

Tersusunnya skim pendanaan pembangunan hutan tanaman dari berbagai sumber dana

Meningkatnya investasi pembangunan hutan tanaman di luar sumber dana DR

BPK

4.30. Menganalisis supply dan demand kayu dari hutan tanaman

Diketahuinya kemampuan produksi/ pasokan kayu dari hutan tanaman dalam memenuhi kebutuhan bahan baku industri kehutanan

Tersedianya data keseimbangan antara besarnya pasokan dan kebutahan kayu dari hutan tanaman

BPK

4.31. Monitoring & evaluasi perkembangan pembangunan hutan tanaman

Tersedianya data perkembangan pembangunan hutan tanaman per HPHT/ IUPHHK dan data perkembangan secara nasional

Teridentifikasinya kinerja perusahaan pemegang HPHT/IUPHHK

(15)

Rencana Tindak

(REPETANAS 2004)

Kegiatan Departemen Kehutanan

Sasaran/Keluaran

Indikator

Instansi

Pelaksana

KEBIJAKAN REHABILITASI DAN KONSERVASI SDH

4.32. Pengendalian perijinan dan monev penggunaan sarpras/peralatan dalam pembangunan hutan tanaman serta monitoring data tenaga teknisnya

§ Penerapan perijinan penggunaan peralatan pembangunan hutan tanaman sesuai ketentuan yang berlaku

§ Tersedianya data penggunaan sarana/ peralatan dan prasa-rana dalam pembangunan hutan tanaman

§ Tertibnya penggunaan pera-latan oleh pemegang HPHT/-IUPHHK

§ Terindikasinya keseriusan pemegang HPHT/IUPHHK dalam pembangunan hutan tanaman

BPK

§ Tersedianya data tenaga teknis yang dipekerjakan dalam pem-bangunan hutan tanaman

§ Termonitornya jumlah tenaga teknis yang dipekerjakan oleh HPHT/IUPHHK

§ Terindikasinya keseriusan pemegangHPHT/IIUPHHK dalam pembangunan hutan tanaman

4.33. Menyempurnakan data & informasi zonasi areal hutan produksi untuk pemanfaatan IUPHHK hutan tanaman

Data base zonasi areal hutan produksi untuk pembangunan hutan+ tanaman

Mudahnya bagi Dephut untuk menawarkan lahan di kawasan hutan produksi bagi investor hutan tanaman

BPK

4.34. Pembuatan peta pendukung kegiatan pembangunan hutan tanaman

Tersedianya peta kawasan hutan untuk kegiatan rehabilitasi & reboisasi, peta penutupan lahan dan peta areal yang berpotensi untuk pembangunan hutan tanaman

Tersedianya data dan peta untuk mendukung pembangunan hutan tanaman

Baplan

Melanjutkan penyelesaian pemantapan dan pengukuhan kawasan hutan (IV.37.5)

4.35. Penyelesaian penunjukan kawasan hutan dan kawasan konservasi perairan

Terwujudnya penunjukan kawasan hutan dan konservasi pada 3 prov lama, 4 prov. baru dan hasil review beberapa provinsi

Terselesaikannya peta penunjukan kawasan hutan dan konservasi perairan

Baplan

4.36. Penataan batas kawasan hutan/ koservasi Terwujudnya batas kawasan hutan/ konservasi Terselesaikannya pelaksanaan penataan batas hutan/konservasi

Baplan

Meningkatkan pengelolaan dan pembinaan kawasan konservasi di seluruh Indonesia (IV.37.15)

4.37. Memantapkan status dan fungsi kawasan hutan konservasi dengan prioritas 15 Taman Nasional (TN)

• Terwujudnya tata batas dan pengukuhan kawasan konservasi

• Terwujudnya penataan zonasi TN

• Tersedianya rencana pengelolaan TN

• Terwujudnya penetapan batas 15 TN

• Terlaksananya penataan zonasi di 15 TN

• Pengelolaan 15 TN berjalan sesuai dengan fungsinya

PHKA, Baplan

4.38. Pengelolaan dan pembinaan kawasan

konservasi (KSA dan KPA) •

Terlaksananya tata batas dan pengukuhan KSA, KPA dan TB

• Terwujudnya zonasi TN dan blok TWA, SM, TB dan tahura

• Terwujudnya tata batas dan pengukuhan KSA, KPA dan TB

• Tertatanya zonasi terrestrial di 19 TN

PHKA, Baplan

4.39. Pemantapan pengelolaan kawasan konservasi Tersusunnya rencana pengelolaan kawasan konservasi

• Tersedianya pedoman penyusunan rencana pengelolaan KPA dan KSA Terrestrial

• Tertatanya blok di TWA, SM, TB dan Tahura terrestrial di 32 BKDSA

• Terususnya rencana pengelolaan masing-masing kawasan konservasi

PHKA

4.40. Melakukan analisis efektifitas manajemen kawasan konservasi dalam era otonomi daerah

Tersedianya hasil analisis efektivitas manajemen kawasan konservasi dalam era otonomi daerah

Tersusunnya rekomendasi bagi kebijakan makajemen kawasan konservasi dalam era otonomi daerah

PHKA

4.41. Penanganan permasalahan Unit Manajemen Leuser (UML)

Terkelolalnya UML Tertanganinya secara terpadu UML Eselon I

Meningkatkan pengelolaan dan pembinaan kawasan konservasi di seluruh Indonesia (IV.37.15)

4.42. Pengembangan sarana dan prasarana pendukung kegiatan pembangunan kehutanan

Tersedianya sarana dan prasarana yang memadfai (gedung, peralatan, lab, dll) termasuk sarpras untuk menanggulangi illegal logging dan kebakaran hutan

(16)

(REPETANAS 2004)

Pelaksana

KEBIJAKAN REHABILITASI DAN KONSERVASI SDH

Memfasilitasi pengelolaan dan mendorong pengembangan kawasan konservasi laut daerah (IV.36.25)

4.43. Identifikasi lokasi calon Taman Nasional Laut/ TWA Laut dan CA Laut

Tersedianmya informasi calon lokasi pengembangan Taman Nasional Laut/ TWA Laut dan CA Laut

Berkembangnya kawasan konservasi laut PHKA

4.44. Sosialisasi dan penyebarluasan informasi tentang pengelolaan dan pengembangan kawasan konservasi laut

Terciptanya pemahaman masyarakat tentang arti pentingnya kawasan koservasi laut

Meningkatnya pemahaman dan peran serta masyarakat sekitar kawasan konservasi laut dalam menjaga dan mengelolan kawasan koservasi laut

Setjen

Mengelola Taman Nasional Laut (IV.36.26)

4.45. Persiapan pengelolaan kolaburasi pada Taman Nasional Laut

Tersusunnya rencana pengelolaan kolaburasi pada 6 Taman Nasional Laut

Terkelolanya TNL PHKA

Melakukan upaya-upaya konservasi dan pengelolaan keanekaragaman hayati dan perairan tawar (IV.36.27)

4.46. Penyusunan pedoman re-introduksi spesies air tawar yang dilindungi

Pedoman re-introduksi spesies air tawar yang dilindungi

Terwujudnya konservasi dan pengkayaan keanekaragaman hayati peraiaran tawar.

PHKA

Mengembangkan kerjasama dan kemitraan dalam pengelolaan hutan dengan masyarakat di sekitar hutan (IV.37.9)

4.47. Peningkatan kerjasama Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (KSDAHE) di KPA dan KSA

Tercapainya peningkatan kemitraan pengelolaan dan monitoring KSDAHE dg masyarakat (LSM, lokal, nasional dan internasional

Meningkatnya kemitraan/ kerjasama dalam pengelolaan dan monitoring KSDAHE dg masyarakat (LSM, lokal, nasional dan internasional)

PHKA

Melaksanakan konservasi jenis in-situ dan ex-situ (IV.37.16)

4.48. Pengelolaan & pembinaan populasi, jenis dan ekosistem di KPA, KSA dan habitat penting lainnya

Terlaksananya pemantauan keanekaragaman hayati di KPA, KSA dan habitat penting lainnya •

Terpantaunya dinamika populasi dan jenis keanekaragaman hayati dlam & di luar kawasan koservasi

• Terpantaunya penyebaran populasi dan jenis

PHKA

Melaksanakan penertiban peredaran hasil hutan (IV.37.19)

4.49. Penertiban peredaran tumbuhan dan satwa liar Tertibnya peredaran tumbuhan dan satwa liar Menurunnya pelanggaran ketentuan peredaran jenis tumbuhan & satwa yang dilindungi dan diperdagangkan

PHKA

4.50. Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa secara berkelanjutan

Pemantauan dan pengendalian peredaran jenis

dilindungi dan diperdagangkan •

Terpantau dan terkendalinya peredaran jenis dilindungi

• Terpantau dan terkendalinya jenis satwa yg tidak dilindungi dan hasil penangkaran (F2) yangg diperdagangkan

PHKA

Melaksanakan litbang pengelolaan hutan secara lestari (IV.37.25)

4.51. Teknologi dan kelembagaan rehabilitasi lahan terdegradasi

Data/informasi teknis rehabilitasi lahan terdegradasi dan kelembagaan

Terususunnya konsep rekomendasi teknis rehabilitasi lahan terdegradasi

Balitbang

4.52. Teknologi dan kelembagaan rehabilitasi lahan gambut

Data/informasi teknis rehabilitasi lahan gambut dan kelembagaan

Terususunnya konsep rekomendasi teknis rehabilitasi lahan gambut

Balitbang

4.53. Teknologi dan kelembagaan rehabilitasi hutan mengrove

Data/informasi teknis rehabilitasi hutan mangrove dan kelembagaan

Terususunnya konsep rekomendasi teknis rehabilitasi lahan gambut

Balitbang

4.54. Bioteknologi pemanfaatan mikroba tanah Data jenis mikroba tanah potensial dan aplikasi pemanfaatannya

Terususunnya konsep rekomendasi teknis operasional pemanfaatan mikroba tanah

Balitbang

4.55. Model pengelolaan taman nasional Data/ informasi model pengelolaan taman nasional Tersusunnya konsep rekomendasi komprehensif pengelolaan taman nasional

Balitbang

4.56. Teknologi konservasi biodiversitas fauna langka dan pengelolaan satwa bernilai ekonomi

Data/informasi konservasi dan kelembagaan pengelolaan satwa

Tersusunnya konsep rekomendasi teknis konservasi biodiversitas fauna langka dan pengelolaan satwa

(17)

Rencana Tindak

(REPETANAS 2004)

Kegiatan Departemen Kehutanan

Sasaran/Keluaran

Indikator

Instansi

Pelaksana

KEBIJAKAN REHABILITASI DAN KONSERVASI SDH

4.57. Teknologi konservasi biodiversitas flora Data teknis konservasi biodiversitas flora, informasi botanis dan sebarannya

Tersusunnya konsep rekomendasi teknis konservasi biodiversitas flora

Balitbang

4.58. Teknologi pengembangan dan pengelolaan hutan tanaman jenis-jenis prioritas

Data/informasi teknis budidaya jenis-jenis prioritas Tersusunnya konsep rekomendasi teknis pengembangan & pengelolaan hutan tanaman jenis prioritas

Balitbang

4.59. Kuantifikasi pertumbuhan dan hasil tegakan hutan tanaman

Data/informasi model growth and yield Tersusunnya konsep rekomendasi model pengaturan hasil untuk manajemen hutan tanaman

Balitbang

4.60. Teknologi pencegahan dan pengendalian hama, penyakit dan gulma hutan tanaman

Data/informasi teknis pencegahan dan pengendalian hama, penyakit dan gulma tanaman

Tersusunnya konsep rekomendasi teiknis pencegahan dan pengendalian hama, penyakit dan gulma tanaman

Balitbang

4.61. Teknologi pembuatan biodiesel dari tanaman jarak

Data/informasi teknis budidaya jarak pagar tanaman dan kajian finansial produksi biodiesel

Tersusunnya konsep rekomendasi teknis pembuatan biodiesel tanaman jarak

Balitbang

4.62. Teknologi peningkatan efisiensi pemanenan hutan tanaman

Data/informasi teknis pemanenan ramah lingkungan dan kajian aspek finansial

Tersusunnya konsep rekomendasi teknis efisiensi pemanenan hutan tanaman

Balitbang

4.63. Sistem karakterisasi DAS Data/informasi karakteristik DAS representatif Terbangunnya sistem karakteristik DAS Balitbang 4.64. Litbang pemuliaan jenis prioritas Data/informasi hasil perolehan genetik dan teknis

perbanyakan

Tersusunnya konsep rekomendasi teknis pemuliaan jenis prioritas

Balitbang

4.65. Litbang teknologi perbenihan tanaman hutan Data/informasi teknis pengumpulan, penanganan, seleksi, penyimpanan dan transportasi benih

Tersusunnya konsep rekomendasi teknis perbenihan tanaman

Balitbang

Melanjutkan penyempurnaan dan penerapan paraturan perundang-undangan di bidang pengembangan & pengelolaan sumberdaya air serta water resources sector adjusment program (WATSAP) dalam kerangka implementasi kebi-jakan nasional sumberdaya air (IV.38.1)

4.66. Menyusun RUU tentang Konservasi Tanah dan Air

Tersusunnya perundang-undangan bidang konservasi tanah dan air

Ditetapkannya undang-undang, peraturan serta norma, standar, pedoman dan manual (NSPM) bidang sumberdaya air dalam rangka mendukung efektifitas implementasi kebijakan nasional sumber daya air

Setjen, RLPS

Mengelola pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan (IX.2.3/4)

4.67. Mengelola pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan

Terselenggaranya pemberdayaan kelembagaan desa di daerah penyangga kawasan konservasi dalam rangka mendukung pelestarian SDAHE di 66 UPT

Terjaganya kelestarian sumberdaya alam dan berkurangnya kerusakan lingkungan hidup

PHKA, Eselon I

4.68. Memberikan bantuan hukum atas perkara-perkara yang muncul berkaitan dengan pemanfaatan SDA yang berkelanjutan

Terujudnya pemanfaatan SDA secara lestari dan berkelanjutan dan tidak menimbulkan maslaah

Terjaganya kelestarian SDA dan berkurangnya kerusakan lingkungan hidup

Setjen, Eselon I

4.69. Penguatan kelembagaan masyarakat desa melalui pendampingan

Masyarakat desa memiliki pengetahuan dan kemampuan serta lembaga yang kuat dalam pengelolaan sumber daya alam

Terjaganya kesetarian SDA dan berkurangnya kerusakan lingkungan hidup

(18)

(REPETANAS 2004)

Pelaksana

KEBIJAKAN REHABILITASI DAN KONSERVASI SDH

Mendorong pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil tertinggal melalui pengembangan kegiatan pariwisata bahari berbasis panorama, budaya lokal dan ekowisata serta berbagai kegiatan lainnya (IX.2.7/3)

4.70. Mengembangkan kegiatan pariwisata bahari berbasis budaya lokal pada pulau-pulau kecil

Terselenggaranya upaya peningkatan pengembangan pariwisata bahari berbasis budaya lokal pada pulau-pulau kecil di 6 lokasi

Meningkatnya pengembangan kegiatan pariwisata bahari berbasis panorama, budaya lokal dan ekowisata di pulau-pulau kecil termasuk kawasan pelestarian alam laut

Setjen, PHKA

Perencanaan, pengelolaan dan rehabilitasi kawasan konservasi (IX.2.8/12)

4.71. Meningkatkan pengelolaan kawasan

konservasi wilayah perbatasan •

Terlaksananya penguatan kelembagaan

pengelolaan TN Kayan Mentarang, Betung Kriuhun dan Wasur

• Terlaksananya upaya peningkatan kegiatan pamhut di TN Kayan Mentarang, Betung Kerihun dan Wasur

• Terwujdunya penguatan kelembagaan pengelolaan TN Kayan Mentarang, Betung Kriuhun dan Wasur

• Menurunnya gangguan terhadap kawasan TN Kayan Mentarang, Betung Kerihun dan Wasu

PHKA

4.72. Melaksanakan rehabilitasi hutan dan lahan di wilayah perbatasan

Menyusun rencana rehabilitasi hutan/ pembinaan habitat TN Kayan Mentyarang, Betung Kerihun dan Wasur

Terlaksananya rehabilitasi hutan/ pembinaan habitat TN Kayan Mentarang, Betung Kerihun dan Wasur

PHKA, RLPS

Meningkatkan ketersediaan dan akses terhadap informasi dan database SDA dan LH secara terpadu (X.1.1)

4.73. Meningkatkan kerjasama KSDAHE di KPA dan KSA

Pengembangan kemitraan pe-ngelolaan kawasan & jenis KPA & KSA; peningkatan kerjasama rehabilitasi kawasan dan ekosistemnya di KPA, KSA dan kawasan penting lainnya; serta peningkatan pertukaran informasi & pengetahuan KSDAHE

Tercapainya peningkatan kemitraan pengelolaan & monitoring KDAHE dengan masyarakat (LSM, lokal, nasional dan internasional); meningkatnya kemitraan kerjasama rehabilitasi kawasan dan ekosistem khususnya di 17 DAS Super Prioritas; meningkatnya informasi tentang KSDAHE

Setjen, PHKA

4.74. Membangun jaringan informasi KSDAHE di

KPA dan KSA •

Terujudnya rancangan akses informasi dan database bidang PHKA di 66 UPT

• Terlaksananya pengelolaan data dan informasi KSDAHE di kawasan konservasi pada 66 UPT

• Tersusunnya konsep pedoman inventarisasi dan pengelolaan data/ informasui KSDAHE di kawasan konservasi

• Terlaksananya inventarisasi potensi tumbuhan dan satwa dan ekosistem di kawasan konservasi pada 66 UPT

• Terlaksananya identifikasi dan inventarisasi permasalahan okuvasi kawasan konservasioleh kegiatan lain di 66 UPT

• Teridentifikasinya potensi wisata alam dan jasa lingkungan di kawasan konservasi dan kawasan lainnya di 66 UPT

• Teridentifikasinya jenis dan kawasan untuk rehabilitasi/ reintroduksi

Tercapainya peningkatan kemitraan pengelolaan, dan monitoring KSDAHE dengan masyarakat (LSM, Lokasi, nasional dan internasional); meningkatkan kemitraan kerjasama rehabilitasi kawasan dan ekosistem khususnya di 17 DAS Super Prioritas, meningkatnya informasi tentang KSDAHE

(19)

Rencana Tindak

(REPETANAS 2004)

Kegiatan Departemen Kehutanan

Sasaran/Keluaran

Indikator

Instansi

Pelaksana

KEBIJAKAN REHABILITASI DAN KONSERVASI SDH

4.75. Menyempurnakan data potensi KSDAHE melalui pengembangan databse KSDAHE

Tersusunnya database potensi KSDAHE • Tersedianya data/ informasi mengenai potensi KSDAHE

• Tersedianya data kawasan hutan yang rentan terhadap kerusakan

PHKA

Melanjutkan upaya pemetaan dan pengukuhan kawasan konservasi (X.1.2)

4.76. Melanjutkan proses perkembangan penataan batas kawasan hutan termasuk kawasan konservasi

• Kepastian status hukum kawasan hytan termasuk kawasan konservasi

• Terwujudnya usulan penyelesaian tata batas/ pengukuhan kawasan konservasi di 66 UPT

• Tersusunnya konsep usulan rencana tata batas kawasan konservasi di Indonesia, 1 Paket

Kawasan hutan dan kawasan konservasi yang sudah ditata batas

Baplan PHKA

Meningkatkan penyuluhan dan sosialisasi tentang konservasi SDA dan pelestarian fungsi lingkungan (X.1.16)

4.77. Melakukan kampanye penanaman pohon untuk kehidupan melalui peningkatan gerakan pena-naman pohon

Terselenggaranya kampanye penanaman pohon untuk kehidupan dgn baik & mengena sasaran serta gerakan penanaman pohon di 30 prov.

Meningkatnya kesadaran dan kepedulian masyarakat mulai dari tingkat pemuda s/d kelompok tani

Setjen

4.78. Penyebarluasan informasi rehabilitasi dan konservasi hutan dan lahan

• Terwujudnya pemahaman dan kepedulian masyarakat akan pentingnya rehabilitasi dan kon-servasi hutan di 30 provinsi

• Terlaksananya upaya penyadaran masyarakat terhadap bahaya kebakaran hutan di 15 provinsi

• Terlaksananya kegiatan sosialisasi teknologi penyiapan lahan tanpa bakar di provinsi rawan kebaran hutan

• Tersosialisasikannya pedoman, kriteria dan standar bidang WAPJL dalam rangka upaya peningkatan investasi di 5 lokasi

Tersebarnya informasi rehabilitasi dan meningkatnya kualitas SDM

Setjen PHKA

Melaksanakan diseminasi dan sosialisasi perjanjian internasional tentang SDA dan LH (X.1.17)

4.79. Melakukan ratifikasi berbagai konvesnsi internasional

Peningkatan pelaksanaan perjanjian internasional di bidang KSDAHE

• Terlaksananya konvensi internasional (CITES, Ramsar).

• Terlaksananya konvensi ttg deklarasi lingkungan (Uniter Conference on Huma Environment) tahun 1972

• Terlaksananya Agenda 21 ttg konvensi keanekaragaman hayati, konvensi perlidungan kawasan hutan, memerangi deforestasi & peningkatan peran LSM

PHKA

Memasyarakatkan peraturan perundang-undangan konservasi keanekaragaman hayati dan ekosistemnya (X.1.20)

4.80. Sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang KSDAHE

Tersosialisasikannya peraturan perundangan bidang KSDAHE

• Meningkatnya tidkat kesadaran masyarakat terhadap hak dan kewajiban dlm pembangunan KSDAHE

• Berkurangnya pelanggaran dibidang KSDAHE

PHKA

Merencanakan dan

mengevaluasi pengelolaan DAS Terpadu (X.2.6)

4.81. Merencanakan dan mengevaluasi pengelolaan DAS Terpadu

(20)

(REPETANAS 2004)

Pelaksana

KEBIJAKAN REHABILITASI DAN KONSERVASI SDH

Melaksanakan penghijauan, reboisasi, pembangunan hutan Kota dan konservasi tanah (X.2.8)

4.82. Melaksanakan/memfasilitasi penghijauan, reboisasi, pembangunan hutan Kota dan konservasi tanah

• Terlaksananya kegiatan penghijauan, reboisasi, pembangunan hutan kota dan konservasi tanah

• Tersedianya data dan informasi pengelolaan DAS serta rancangan model pengembangan rehabilitasi hutan mangrove

• Terlaksananya kegiatan penghijauan, reboisasi, pembangunan hutan kota dan konservasi tanah

• Tersusunnya data dan informasi pengelolaan DAS serta rancangan model pengembangan rehabilitasi hutan mangrove

RLPS, PHKA

Melanjutkan rehabilitasi kawasan konservasi dan kawasan lindung (X.2.9)

4.83. Melakukan penanganan kawasan pasca kebakaran hutan

Penanganan kawasan pasca kebakaran hutan Tersedianya data hasil monitoring & inventarisasi bekas kebakaran hutan

PHKA, RLPS

4.84. Rehabilitasi habitat dan jenis biota laut Terrehabilitasinya habitat dan jenis biota laut di KPA

Perairan •

Tersedianya strategi pengelolaan terumbu karang di KSA dan KPA Perairan

• Tersedianya pedoman/ juknis rehabilitasi/ monitoring ekosistem terumbu karang

PHKA

4.85. Pengelolaan KPA Perairan dan lahan basah Inventarisasi potensi (keanekaragaman jenis, populasi, habitat dan tipe ekosistem)

• Penataan zonasi di Taman Nasional Laut

• Penataan blok di TWA dan SM Laut

• Terwujudnya tata batas dan pengukuhan KSA, KPA (perairan dan lahan basah)

• Terwujdunya zonasi taman dan blok TWA, SM (peraiaran dan lahan basah)

PHKA

4.86. Penguatan kelembagaan dan pengembangan informasi rehabilitasi hutan mangrove

Penguatan kelembagaan di tingkat pusat dan daerah (20 propinsi) dan pengembangan pusat pusat informasi mangrove di 4 lokasi

Terbentuknya mekanisme koordinasi antar instansi terkait dalam pengelolaan ekosistem mangrove

RLPS

4.87. Penyempurnaan (updating) dan sosialisasi kebijakan nasional pengelolaan ekosistem mangrove

Tersusunnya strategi nasional pengelolaan ekosistem mangrove menjadi acuan para pihak dalam pengelolaan ekosistem mangrove pusat dan daerah

Terbangunnya komitmen diantara para pihak dalam pengelolaan ekosistem mangrove

RLPS

Melanjutkan inventarisasi kawasan konservasi laut berdasarkan pertimbangan kesatuan ekosistem kelautan (marine ecoregion) (X.2.19)

4.88. Melakukan inventarisasi potensi kawasan rencana pengembangan Taman Nasional Laut, Taman Wisata Alam dan Cagar Alam Laut

Tersedianya informasi potensi kawasan rencana pengembangan Taman Nasional Laut, Taman Wisata Alam dan Cagar Alam Laut

Terselesaikannya inventarisasi kawasan konservasi laut berdasarkan pertimbangan kesatuan ekosistem kelautan

PHKA

4.89. Mengembangkan wisata alam dan

pemanfaatan jasa lingkungan •

Terlaksananya pengembangan pengelolaan dan pembinaan obyek wisata alam dan pemanfaatan jasa lingkungan

• Terlaksananya peningkatan promosi wisata alam di KPA

• Terlaksananya peningkatan bina cinta alam

• Tersusunnya program dan strategi pengembangan jasa lingkungan

• Ditetapkannya zona/ blok pemanfaatan RPWA pada kawasan prioritas

• Tersusunnya pedoman, kriteria dan standar pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan

• Meningkatnya pengunjung wisata alam dan pemanfaatan jasa lingkungan

• Terciptanya peluang usaha dan kesempatan kerja

• Meningkatnya peran serta masyarakat, generasi muda, pelajar, kader konservasi & kelompok pencinta alam dalam pengelolaan konservasi SDAHE

• Terbentuknya kader konservasi mandiri

(21)

Rencana Tindak

(REPETANAS 2004)

Kegiatan Departemen Kehutanan

Sasaran/Keluaran

Indikator

Instansi

Pelaksana

KEBIJAKAN REHABILITASI DAN KONSERVASI SDH

Melanjutkan penyelesaian RUU Pengelolaan SDA berikut perangkat peraturannya (X.4.1)

4.90. Konsultasi publik RUU SDA, Sosialisasi UU SDA

• RUU yang diterima oleh stakeholders

• Masyarakat memahami UU SDA

Diundangkannya UU tentang Pengelolaan SDA Setjen

Penyempurnaan UU No. 5 /1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (X.4.2)

4.91. Penyempurnaan UU No. 5 Tahun 1990 tentang KSDAHE dan menyempurnakan PP

pelaksananya (PP No. 18 dan PP. No. 68)

Disusun dan disahkannya RUU Penyempurnaan UU No. 5 Tahun 1990

Ditetapkannya UU tentang penyempurnaan UU No. 5/ 1990. Setjen, PHKA

4.92. Penyusunan dan penyempurnaan peraturan di bidang KSDAHE

Terlaksananya penyusunan dan penyempurnaan pedoman, kriteria, dan standar kegiatan bidang KSDAHE

Ditetapkannya hasil penyempurnaan pedoman, kriteria dan standar kegiatan bifanf KSDAHE

PHKA, Setjen

4.93. Evaluasi penerapan peraturan perundang-undangan kehutanan dan KSDAHE

• Efektivitas penerapan peraturan perundang-undangan kehutanan dan KSDAHE

• Terlaksananya peraturan perundang-undangan kehutanan dan KSDAHE scera tertib

PHKA, Eselon I

Memperkuat kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat/ para pihak dalam kegiatan konservasi dan rehabilitasi SDA (X.4.3)

4.94. Mengembangkan kelompok-kelompok sukarelawan dan forum pengamanan hutan lintas desa/ kecamatan

Terwujudnya kemampuan dan peran serta masyarakat dalam pelestarian SDH •

Terbentuknya kelompok-kelompok perlindungan dan pengamanan hutan swakarsa

• Terbentuknya forum kesepakatan pengamanan hutan lintas desa/ kecamatan

Ditjen PHKA, Setjen

4.95. Mendorong terbentuknya forum kesepahaman msyarakat desa dalam pelestarian hutan

• Terbentuknya kesepakatan masyarakat dalam melindungi hutan dan kebakaran

• Terselenggaranya pemberdayaan masyarakat di daerah penyangga kawasan konservasi di 66 UPT (KPA, KSA dan TB)

Mengoptimalkan kearifan budaya masyarakat lokal dlm perlindungan hutan

PHKA

4.96. Pengutan kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat berbasis kehutanan

Meningkatnya kapasitas masyarakat dalam upaya rehabilitasi hutan dan lahan serta terwujudnya masyarakat sebagai pelaku usaha produktip berbasis kehutanan sebanyak 70 kelompok

Meningkatnya kelompok masyarakat yang berperan aktif dalam upaya rehabilitasi hutan dan lahan yang berbasis Kehutanan sebanyak 70 kelompok

Setjen

Mengembangkan kelembagaan pemangkuan kawasan konservasi (X.4.16)

4.97. Membentuk kelembagaan pengembangan pemangkuan kawasan konservasi

Terbentuknya kelembagaan 7 Taman Nasional dan rencanan pembentukan Balai Besar

Terwujudnya organisasi pengelola Taman Nasional di 7 lokasi

Setjen, PHKA

Meningkatkan kegiatan produktif masyarakat di sekitar hutan dan daerah konservasi lainnya (X.5.12)

4.98. Pembinaan dan pengendalian usha produktif dalam bentuk agroforestry

Terbinanya kelompok-kelompok tani hutan yang mengembangkan usaha produktif dalam bentuk agroforestry di 16 kab/ 9 prov

Pendampingan dan kelembagaan kelompok tani mantap di 16 kab/ 9 prov

(22)

(REPETANAS 2004)

Pelaksana

KEBIJAKAN REHABILITASI DAN KONSERVASI SDH

4.99. Melakukan pemantauan, evaluasi dan pembinaan kegiatan rpoduktif masyarakat di sekitar hutan dan daerah konservasi lainnya

• Terlaksananya pemantauan, evaluai dan pembinaan kegiatan produktif masyarakat di sekitar kawasan konservasi khsusunya dalam rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di 66 UPT

• Terlaksananya identifikasi kegiatan produkstif masyarakat di sekitar kawasan konservasi khsusunya yang berkaitan dengan komoditas di kawasan konservasi di 10 UPT

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan konservasi khsusunya dalam rangka peningkatan

pendapatan

PHKA

4.100. Pengembangan penataan kelembagaan SDH dengan penguatan kelembagaan masyarakat lokal

Melanjutkan upaya pemberdayaan masyarakat lokal dalam pengelolaan KSDAHE •

Meningkatnya peran hutan lindung dan hutan konservasi dlm perekonomian masyarakat

• Meningkatnya penyerapan tenaga kerja & pendapatan

Referensi

Dokumen terkait

exiqua berdasarkan hasil tangkapan imago >10 individu/hari dapat mengurangi jumlah penyemprotan pestisida sebanyak 8 kali dibanding dengan perlakuan B, ambang

Hasil dari aplikasi ini berupa informasi mengenai jumlah penjualan yang mungkin terjadi pada periode akan datang sehingga pegawai dapat mempersiapkan jumlah suatu barang

Formulir Pemesanan Pembelian Unit Penyertaan beserta bukti pembayaran yang diterima secara lengkap dan disetujui oleh Manajer Investasi atau Agen Penjual Efek Reksa Dana yang

Pengujian dilakukan untuk menentukan apakah sistem informasi yang dibangun sesuai dengan kebutuhan fungsional sistem yang telah ditentukan pada awal proes

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh antara metode pembelajaran terhadap hasil belajar IPS siswa dan hasil belajar dengan metode Think Pair

This research was aimed to study the inoculation effects of microbial N 2 -fixers ( Azotobacter sp. and Azospirillum sp. ) and microbial P-solubilizers ( A. fluorescens ) in

a) Struktur bawah jembatan harus direncanakan untuk menanggung beban struktur atas melalui komponen tumpuan, yang sudah merupakan kombinasi terbesar dari semua beban struktur

Salah satu aspek teknis lain dari olah vokal klasik yang diterapkan dan mempunyai suatu jenis perbandingan yang cukup signifikan pada kedua jenis musik vokal klasik dan populer