• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budaya Korporat Bank Negara Indonesia Wilayah di Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Budaya Korporat Bank Negara Indonesia Wilayah di Medan"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

BUDAYA KORPORAT BANK NEGARA INDONESIA

WILAYAH 01 MEDAN

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politk (SIP) Depertemen Ilmu Politik Program Sarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh:

SRI MULYANI 020905001

Dosen Pembimbing

:

Dra. Mariana Makmur, M.A

DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Persetujuan

NAMA : SRI MULYANI

NIM : 020905001

DEPARTEMEN : ANTROPOLOGI

JUDUL : BUDAYA KORPORAT BANK NEGARA INDONESIA WILAYAH 01 MEDAN

Pembimbing Skripsi AN. Ketua Departemen Antropologi/ Sekretaris Departemen

(Dra. Mariana Makmur, M.A)

NIP. 131 471 038 NIP. 131 882 278 (Drs. Zulkifli Lubis, M.A)

USU Dekan FISIP

NIP.131 757 010

(3)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu kewajiban dan syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Antropologidi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, dorongan, nasehat dan bahkan bantuan secara moral dan material dari berbagai pihak, untuk itu penulis dengan tulus ikhlas menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

- Ibu Dra. Mariana Makmur, MA sebagai dosen pembimbing akademik, sekaligus

sebagai dosen pembimbing penulisan skripsi dan sebagai penguji II, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan sumbang pikiran serta bimbingan dan nasehatnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

- Ibu Dra. Nita Savitri, M. Hum, sebagai penguji I, atas segala bantuan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

- Bapak Drs. Zulkifli Lubis, M.A, sebagai ketua penguji sekaligus sebagai Ketua Departemen Antropologi, FISIP USU, yang telah meluangkan waktu serta bimbingannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

- Bapak Drs. Irfan Simatupang, Msi, sebagai Sekretaris Departemen Antropologi, FISIP USU.

- Bapak Prof. Dr.M. Arif Nasution, M.A, selaku dekan FISIP USU.

- Seluruh karyawan Bank BNI Wilayah 01 Medan, terutama kepada Bapak Hardi, Mas Handoyo yang telah banyak membantu penulis di lapangan ataupun dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

(4)

- Kedua orang tua (bapak dan mamak) atas segala do’a, kasih sayang, nasehat serta dukungan yang diberikan kepada ananda. I love u 4ever.

- Kepada ketiga abang penulis (bang Sus, bang Joko, bang Deni) atas segala nasehat, dukungan dan bantuan moril ataupun material yang kalian beri untuk adek.

- Kedua adikku (Hary dan Tiara) atas semangat dan dukungan yang kalian beri untuk kak ri’.

- For some one special in my life, M. Isroq Hamdani S.E. thank’s ya atas segala nasehat dan dukungan yang diberikan untuk kebaikanku.

- My best friend Nimrah Khairani BB, kamu teman terbaik dalam hidupku. Kamu selalu ada di saat aku membutuhkanmu. Terima kasih ya Ninim, mudah-mudahan kita tamatnya bareng ya……….

- Teman-temanku angkatan 02-03, David, Indra, Zulbahri, Rudolf, Wiyono, Tere, Maya, Indra Sinaga, Nana, Ana, Rahmi, Endang. Dan semua teman-teman yang penulis kenal.

- Thank’s to Kak Yoze dan cuaminya, atas segala dukungannya.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ilmu pengetahuan dan kemampuan penulis sangat terbatas dan tentunya masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, baik materi, sistematika maupun pembahasannya. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritikan dan saran-saran dari pembaca.

Medan, Agustus 2007

(5)

ABSTRAK

Budaya Korporat Bank Negara Indonesia, Studi Deskriptif tentang Budaya Korporat Bank Negara Indonesia Wilayah 01 Medan (Sri Mulyani, 2007). Skripsi ini terdiri dari 5 bab, 96 halaman, 16 tabel, 21 daftar pustaka, 15 lampiran yang terdiri dari surat penelitian, surat pernyataan, lembar kuesioner, dan 9 gambar-gambar kegiatan karyawan Bank BNI.

Di dalam organisasi terdapat suatu variabel sistem yang sangat sulit untuk didefinisikan dengan tepat, namun sistem tersebut secara umum mengikat para karyawan yang ada di dalam orgaisasi dan para karywan harus dapat menjelaskannya. Variabel tersebut yang dinamakan budaya korporat. Budaya korporat ini harus dituruti, diikuti, dijalankan sesuai dengan nilai, norma, dan asumsi yang ada di dalamnya. Kemampuan Bank BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menjelaskan dedikasi dan komitmen bank BNI terhadap perbaikan kwalitas kinerja secara terus menerus.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mendeskripsikan Budaya Korporat Bank BNI Wilayah 01Medan serta mendeskripsikan bagaimana penerapan dan proses sosialisasi budaya korporat Bank BNI kepada para karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberi manfaat bagaimana budaya korporat memberikan sumbangan terhadap perkembangan teori dan praktiknya dalam sebuah perusahaan. Sedangkan metode pengumpulan data yang dilakukan bersifat kwalitatif, di mana peneliti melakukan observasi non partisipasi pada kantor Bank BNI Wilayah 01 Medan beserta beberapa cabangnya. Peneliti juga memberikan lembar kuesioner yang diberikan kepada 82 orang responden. Kuesioner ini digunakan sebagai data pendukung dalam penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa budaya korporat Bank BNI telah mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Begitu pula halnya dengan penerapan dan proses sosialisasi budaya korporat kepada para karyawan lebih ditingkatkan untuk mencapai tujuan dari Bank BNI. Walaupun penerapan budaya korporat telah ditingkatkan masih ada pihak-pihak yang tidak benar-benar melaksanakan perubahan nilai budaya korporat tersebut. Penerapan atau proses sosialisasi budaya korporat dilakukan melalui acara-acara yang dibuat oleh perusahaan serta pelatihan dan pengembangan karir karyawan. Adapun acara ritual yang dilaksanakan oleh Bank BNI adalah ritual penerimaan karyawan, ritual penggantian pucuk pimpinan, ritual pembukaan kantor cabang atau gedung baru, ritual integrasi, serta ritual peningkatan dan pengembangan karir karyawan.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan……….….i

KATA PENGANTAR………..ii

DAFTAR ISI……….vi

DAFTAR TABEL……….viii

DAFTAR GAMBAR………ix

ABSTRAK……….x

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang……….1

1.2. Ruang Lingkup Permasalahan dan Lokasi Penelitian………..7

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….8

1.4. Kajian Pustaka………..9

1.5. Metode Penelitian……….15

1.6. Analisa Data………...17

BAB II. GAMBARAN UMUM BUDAYA KORPORAT BANK BNI 2.1. Sejarah Perkembangan Bank BNI……….19

2.2. Sejarah Perkembangan Budaya Korporat Bank BNI………28

2.3. Struktur Organisasi Bank BNI………..32

2.4. Pembagian Tugas………..32

2.5. Struktur Organisasi Cabang Bank BNI……….37

2.6. Misi dan Fungsi Kantor Wilayah………..42

2.7. Aktivitas Bank BNI………...43

(7)

BAB III. PROFIL BANK BNI

3.1. Lingkungan Usaha……….54

3.2. Nilai………...54

3.3. Panutan atau Keteladanan………...61

3.4. Upacara atau Ritual………62

3.5. Jaringan Kultural………65

BAB IV. PROSES SOSIALISASI BUDAYA KORPORAT 4.1. Proses Sosialisai Budaya Koprorat………67

4.2.Pelatihan dan Pengembangan………..68

4.3.Laporan Tahunan……….70

4.4. Ritual Peningkatan dan Pengembangan Karir Karyawan………..71

4.5. Ritual Integrasi………...73

4.6. Material………..75

4.7. Pelayanan………...77

4.8. Penilaian……….80

4.9. Kasus-Kasus Bank BNI………..81

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan……….88

5.2. Saran………...93

DAFTAR PUSTAKA………...94

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkatan Umur………40

Tabel 2.2. Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkatan Pendidikan………...40

Tabel 2.3. Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkatan Jabatan……….41

Tabel 2.4. Jumlah Karyawan Berdasarkan Background Budaya……….41

Tabel 2.5. Subsidiari Bank BNI………...48

Tabel 2.6. Penghargaan Bank BNI………...49

Tabel 3.1. Perbandingan Rumusan Pilar Lama dan Pilar Baru………52

Tabel 3.2. Rumusan Nilai Lama dan Nilai Baru………..55

Tabel 3.3. Pengembangan Budaya Korporat Bank BNI………..57

Tabel 3.4. Cara Beroperasi Budaya Korporat Bank BNI……….58

Tabel 4.1. Tabel Kuesioner Pewarisan Budaya Korporat………66

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo Bank BNI tahun 1988 hingga sekarang……….104

Gambar 2. Logo Bank BNI tahun 1988 hingga 2004 ………..104

Gambar 3. Logo Bank BNI tahun 1946,1965 hingga 1988………..105

Gambar 4. Pembukaan Gedung PT. BNI LIFE NSURANCE………..105

Gambar 5. CIGNA-BANK BNI Unit Banccansurance Luncurkan BNI Solusi Prestasi………..106

Gambar 6. Layanan mesin ATM………..106

Gambar 7. Proses penyelesaian sengketa pada Bank BNI Kebayoran baru……….107

Gambar 8. Gedung Bank BNI pada tahun 1925………...107

(10)

ABSTRAK

Budaya Korporat Bank Negara Indonesia, Studi Deskriptif tentang Budaya Korporat Bank Negara Indonesia Wilayah 01 Medan (Sri Mulyani, 2007). Skripsi ini terdiri dari 5 bab, 96 halaman, 16 tabel, 21 daftar pustaka, 15 lampiran yang terdiri dari surat penelitian, surat pernyataan, lembar kuesioner, dan 9 gambar-gambar kegiatan karyawan Bank BNI.

Di dalam organisasi terdapat suatu variabel sistem yang sangat sulit untuk didefinisikan dengan tepat, namun sistem tersebut secara umum mengikat para karyawan yang ada di dalam orgaisasi dan para karywan harus dapat menjelaskannya. Variabel tersebut yang dinamakan budaya korporat. Budaya korporat ini harus dituruti, diikuti, dijalankan sesuai dengan nilai, norma, dan asumsi yang ada di dalamnya. Kemampuan Bank BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menjelaskan dedikasi dan komitmen bank BNI terhadap perbaikan kwalitas kinerja secara terus menerus.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mendeskripsikan Budaya Korporat Bank BNI Wilayah 01Medan serta mendeskripsikan bagaimana penerapan dan proses sosialisasi budaya korporat Bank BNI kepada para karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberi manfaat bagaimana budaya korporat memberikan sumbangan terhadap perkembangan teori dan praktiknya dalam sebuah perusahaan. Sedangkan metode pengumpulan data yang dilakukan bersifat kwalitatif, di mana peneliti melakukan observasi non partisipasi pada kantor Bank BNI Wilayah 01 Medan beserta beberapa cabangnya. Peneliti juga memberikan lembar kuesioner yang diberikan kepada 82 orang responden. Kuesioner ini digunakan sebagai data pendukung dalam penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa budaya korporat Bank BNI telah mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Begitu pula halnya dengan penerapan dan proses sosialisasi budaya korporat kepada para karyawan lebih ditingkatkan untuk mencapai tujuan dari Bank BNI. Walaupun penerapan budaya korporat telah ditingkatkan masih ada pihak-pihak yang tidak benar-benar melaksanakan perubahan nilai budaya korporat tersebut. Penerapan atau proses sosialisasi budaya korporat dilakukan melalui acara-acara yang dibuat oleh perusahaan serta pelatihan dan pengembangan karir karyawan. Adapun acara ritual yang dilaksanakan oleh Bank BNI adalah ritual penerimaan karyawan, ritual penggantian pucuk pimpinan, ritual pembukaan kantor cabang atau gedung baru, ritual integrasi, serta ritual peningkatan dan pengembangan karir karyawan.

(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kegiatan yang dijalankan oleh perusahaan akan sangat berpengaruh pada perkembangan perusahaan itu sendiri. Oleh sebab itu pengelolaan yang baik sangat dibutuhkan bagi setiap organisasi. Maka budaya korporat dibutuhkan dalam setiap perusahaan, karena dengan adanya budaya tersebut, setiap anggota dalam perusahaan dapat memahami kondisi perusahaan di mana ia bekerja sehingga apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai.

Budaya korporat merupakan salah satu kajian dalam ilmu Antropologi. Antropologi digunakan untuk mengkaji budaya perusahaan karena budaya korporat merupakan suatu perangkat organisasi dalam mencapai kemajuan. Kajian terhadap budaya korporasi berdasarkan asumsi bahwa perusahaan berhasil bukan hanya karena ditentukan oleh lingkungan formal dan kwalitas produk tetapi juga karena hal-hal yang dapat mempengaruhi suasana kerja (Ndraha, 2005:9).

Pemahaman terhadap budaya korporasi atau budaya perusahaan dilakukan kepada seluruh lapisan yang ada dalam perusahaan. Hal ini bertujuan untuk memberikan manfaat bagi karyawan ataupun pimpinan perusahaan. Adanya kesesuaian antar pelaku tiap anggota atau karyawan dengan lingkungan perusahaan akan memudahkan menggerakkan sumberdaya manusia dalam langkah kebersamaan untuk mencapai kemajuan dari suatu perusahaan.

(12)

menyesuaikan nilai-nilai dan asumsi yang dimiliki seorang karyawan atau pun calon karyawan.

Pada saat perusahaan didirikan, pemilik perusahaan memiliki kesempatan untuk memberikan pengaruhnya. Pada saat ini belum ada nilai budaya korporat yang muncul dan berkembang. Jika terdapat budaya korporat maka itu hanya sedikit saja dan langsung berhubungan dengan visi dan misi perusahaan. Tanpa disadari maka di dalam perusahaan tersebut akan terdapat berbagai macam keanekaragaman budaya.

Oleh sebab itu faktor yang terpenting dalam pemahaman budaya perusahaan terletak pada sumber daya manusia yang ada. Sumber daya manusia ini harus memahami dengan benar budaya korporat yang ada. Pemahaman ini berkaitan dengan gerak langkah dari setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh pimpinan atau karyawan perusahaan.

Pemahaman ini bertujuan agar kriteria-kriteria yang telah ada (persepsi, asumsi, dan nilai) tidak dipilih secara subyektif tetapi disaring terlebih dahulu dari beberapa sumber yang ada pada sumber daya manusia di dalam organisasi. Setelah ditentukan butir yang terpenting yang nantinya dijadikan sebagai budaya perusahaan yang akan menentukan mana yang sesuai untuk dijalankan dan mana yang harus digugurkan. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa manfaat yang akan diperoleh baik dari sumber daya manusia maupun perusahaan tampak bahwa pemahaman tentang budaya perusahaan menjadi penting bagi seluruh pihak yang terlibat di dalam aktivitas perusahaan.

Pemahaman terhadap manajemen lintas budaya juga sangat dibutuhkan, sudut pandang ini mengarah kepada sumber daya manusia yang sangat memahami akan adanya suatu ketegasan dari suatu organisasi dalam bentuk budaya korporat yang mencerminkan spesifikasi perusahaan.

(13)

kebutuhan yang semakin terbatas, oleh karena itu organisasi mempunyai tiga sosok. Pertama, organisasi sebagai alat di tangan manusia dan masyarakat dalam usahanya mengurangi kesenjangan antara permintaan dan penawaran melalui proses pembentukan, peningkatan atau penambahan nilai setinggi mungkin pada setiap sumber daya yang ada bahkan menciptakan sumber daya baru atau sumber daya buatan.

Kedua, organisasi sebagai alat untuk menegakkan aturan main yang dibuat di lingkungan rancangan pembuatan produk pelayanan. Ketiga, organisasi sebagai kekuatan untuk mengontrol para politisi atau pun birokrat agar tidak bekerja untuk dirinya sendiri tapi juga untuk kepentingan dan kebutuhan konsumen.

Bila prilaku keorganisasian berdasarkan anggapan bahwa organisasi berprilaku sendiri berbeda dengan prilaku orang-orang yang membentuknya, maka sejajar dengan hal itu, setiap organisasi mempunyai budaya sendiri yang berbeda dengan budaya orang-orang yang membentuk dan berkepentingan dengannya. Budaya organisasi terbentuk dari interaksi antara karakteristik organisasi dengan karakteristik manusia yang berkepentingan atau terkait dengan organisasi sebagai subjek dan objeknya.

Bagi Greenberg dkk (2003:515), budaya perusahaan adalah suatu cognitive frame work yang meliputi sikap, nilai-nilai, norma-norma prilaku, dan harapan-harapan ynag disumbangkan oleh anggota organisasi.

Penelitian Harvard Business School (Kotter dan Heskett,1992:37) menunjukkan bahwa budaya korporat mempunyai dampak yang kuat dan besar pada prestasi kerja organisasi. Penelitian tersebut mempunyai empat kesimpulan sebagai berikut:

(14)

2. Budaya korporat bahkan mungkin merupakan faktor yang lebih penting dalam menentukan sukses atau kegagalan perusahaan dalam dekade mendatang.

3. Budaya korporat menghambat perstasi keuangan yang kokoh dalam waktu

jangka panjang adalah tidak jarang dan budaya itu berkembang dengan mudah, bahkan dalam perusahaan yang penuh dengan orang yang bijaksana dan pandai.

4. Walaupun sulit diubah, budaya korporat dapat dibuat untuk lebih meningkatkan prestasi.

Dengan demikian, kinerja karyawan perusahaan akan membaik seiring dengan internalisasi budaya korporat. Karyawan yang sudah memahami keseluruhan nilai-nilai organisasi akan menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai suatu kepribadian organisasi. Persepsi yang mendukung akan mempengaruhi kinerja dan kepuasan karyawan.

Secara tegas dapat disimpulkan bahwa budaya korporat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Budaya korporat yang sudah tersosialisasi akan memberikan kemampuan untuk meminimalkan deviasi-deviasi dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi yang tak terduga. Hal ini sangat menetukan bagi organisasi dan individu dalam menjalankan bisnis dan berinteraksi dengan lingkungan serta dalam mengelola personil secara internal atau hubungan atasan bawahan (Moelyono, 2003:41).

(15)

berarti terhadap kinerja ekonomi jangka panjang, dan juga kinerja yang kuat membantu menciptakan budaya yang kuat.

Demikian pula pada perusahaan yang memiliki budaya yang kuat dan memahami multikulturalisme seperti perusahaan Group APV yang merupakan kelompok ahli tehnik internasional yang berbasis di Inggris. APV memiliki pasar di 42 negara di 5 benua sehingga mereka memerlukan adanya budaya organisasi yang bersifat global dan perlu untuk mengembangkan operasi globalisasinya.

APV bekerjasama dengan badan pelatihan Lindley, yang mengadakan pelatihan bagi para manajernya yang berasal dari berbagai belahan dunia. Para manajer diberi pelatihan untuk bekerja secara berkelompok, untuk membangun rasa saling percaya di antara mereka dan untuk dapat melihat permasalahan yang dihadapi bersama serta mengembangkan strategi untuk mengatasi permasalahan.

Kerjasama antara APV dan Lindley menunjukkan bahwa perusahaan yang bergerak di bidang tehnik pun merasa perlu untuk berpikir dan bertindak secara global, agar tetap dapat bersaing dengan perusahaan lain. Kerja sama ini juga menunjukkan bahwa APV tidak memandang remeh perbedaan budaya antar negara.

Begitu pula halnya dengan Bank BNI yang merupakan sebuah perusahaan keuangan yang mempunyai suatu bentuk budaya korporat yang mengikat para karyawan dan pimpinan perusahaan. Sejak dilakukannya pemetaan arah perjalanan yang baru di tahun 2004, Bank BNI mengalami perubahan besar yang didorong oleh kesadaran akan jati diri, semangat serta harapan baru yang timbul di lingkungan Bank BNI.

(16)

nasional pemerintah yang merupakan kebanggaan bangsa di jajaran terdepan industri perbankan dengan pemahaman intuitif akan kebutuhan pasar yang kompetitif dan dinamis.

Untuk melaksanakan tujuan ini Bank BNI memiliki bentuk budaya korporat yang mampu menciptakan sumber daya manusia yang mampu memehami nilai- nilai budaya korporat dan dapat bertindak atau berprilaku untuk mencapai kemajuan perusahaan. Direktur Bank BNI yaitu Saifuddin (Laksari, 2000:05) menyatakan budaya korporat merupakan suatu faktor pendukung dalam mencapai kinerja perusahaan yang memiliki peranan penting dan strategis dalam menggerakkan kegiatan perusahaan.

Sebuah semangat kebersamaan yang baru ini sangat terasa di antara sebagian besar karyawan Bank BNI setelah melalui restrukturisasi, revitalisasi dan reposisi, semangat baru tersebut secara kolektif mewakili komitmen Bank BNI untuk merebut kembali statusnya sebagai bank utama di negeri ini. Sebagai bank yang kokoh dan handal di jajaran terdepan industri perbankan, yang menjadi kebanggaan seluruh karyawan dan stakeholder lainnya.

Semangat yang lahir dari warisan sejarah yang kental dan membanggakan sepanjang lebih dari setengah abad sejak kemerdekaan Indonesia terus tumbuh bersama arah dan tekad baru yang telah dicanangkan Bank BNI ke masa mendatang. Dengan keunggulan pengalaman, keterampilan, persepsi, inovasi dan sekaligus kecermatan dalam melangkah, Bank BNI kini merupakan salah satu perusahaan yang terkemuka di Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik meneliti budaya korporat pada Bank BNI serta proses sosialisasinya dan bagaimana penerapannya kepada para karyawan.

1.2. Ruang Lingkup Permasalahan dan Lokasi Penelitian

Seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka fokus dari masalah yang dikaji melalui penelitian ini adalah mendeskripsikan:

(17)

2. Bagaimana perusahaan menerapkan dan mensosialisasikan budaya korporat kepada para karyawan.

3. Bagaimana perusahaan tersebut menerapkan budaya korporatnya untuk mencapai tujuan perusahaan.

Adapun lokasi yang diteliti oleh penulis adalah PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk. Wilayah 01 Medan yang berada di Jalan Pemuda Lt. 4 Medan beserta beberapa kantor cabangnya yaitu Cabang Medan, Cabang Sutomo, Cabang USU dan Capem Yos Sudarso.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan mengetahui budaya korporat sebuah perusahaan maka dapat memahami dan menjalankannya untuk mencapai tujuan perusahaan.

2. Mengetahui bagaimana penerapan dan proses sosialisasi budaya korporat Bank BNI kepada para karyawannya dalam mencapai tujuannya.

Hasil dari pada penelitian ini nantinya akan memberi manfaat sebagai berikut: Sebagai sebuah pemahaman bagaimana budaya korporat akan memberi sumbangan terhadap perkembangan teori dan praktiknya dalam sebuah perusahaan.

1.4. Tinjauan Pustaka

Goodenough dalam Kessing (1999:68) membagi defenisi kebudayaan yang pernah dikumpulkan oleh A.L. Kroeber dan C. Kluckhon menjadi dua bagian, yaitu:

1. Kebudayaan sebagai pola bagi prilaku

Kebudayaan atau pengetahuan yang diperoleh manusia dipergunakan dan diwujudkan dalam tindakan-tindakannya.

(18)

Kebudayaan itu merupakan pola dari keseluruhan prilaku dan kebiasaan yang diciptakan oleh manusia.

Di sini penulis lebih menekankan kebudayaan sebagai pola dari prilaku dan kebiasaan yang diciptakan manusia. Istilah budaya di sini mengacu pada pola tindakan dan prilaku manusia di dalam kehidupannya sehari-hari. Apa yang ia lakukan, benda apa yang ia gunakan, dan untuk apa ia melakukan tindakan tersebut. Menurut Schein dalam Moelyono (2003:17), budaya korporat mengacu ke suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu terhadap organisasi-organisasi lain. Berdasarkan asumsi ini, hal terpenting yang perlu ada dalam defenisi budaya korporat adalah suatu nilai-nilai yang dirasakan maknanya oleh seluruh orang yang ada dalam organisasi. Seluruh jajaran meyakini sistem nilai-nilai tersebut sebagai landasan gerak organisasi.

Pengaruh yang cukup kuat dari globalisasi sangat dirasakan oleh beberapa perusahaan, di mana dapat dilihat dengan munculnya beberapa kekuatan yang dihimpun oleh beberapa perusahaan untuk mengatasi persaingan dewasa ini. Adanya perusahaan yang menurun usahanya karena terlalu terpaku kapada kegiatan operasionalnya saja tanpa memperhatikan kekuatan sumber dasya manusia yang justru dibentuk dari sifat atau karakteristik yang berbeda dari masing-masing individu yang dituangkan dalam bentuk penyatuan pandangan untuk memberikan suatu ketegasan dari suatu organisasi dalam bentuk budaya korporat yang mencerminkan spesifik dari suatu perusahaan.

Wright (1994:2) mengemukakan terdapat empat konsep kebudayaan yang berkaitan dengan kajian organisasi perusahaan, yaitu:

(19)

2. Konsep kebudayaan yang digunakan ketika manajemen mencoba menginteraksi orang-orang yang berbeda latar belakang etniknya ke dalam suatu gugus kerja organisasi perusahaan.

3. Konsep kebudayaan juga dapat digunakan untuk mengacu kepada sikap

nilai yang dimiliki oleh suatu gugus kerja (budaya kerja dalam suatu unit). 4. Konsep kebudayaan dapat pula dihubungkan dengan ‘company culture’

yang mengacu pada praktek dan nilai-nilai organisasi yang formal yang dikembangkan oleh pihak manajemen sebagai perekat untuk menyatukan pihak suatu gugus kerja dan membuatnya mampu merespon dalam kompetisi global.

Jadi dapat dikatakan bahwa elemen-elemen dasar dari sebuah organisasi yaitu terdiri dari dua orang atau lebih, adanya maksud untuk bekerja sama serta adanya pengaturan dalam hubungan dan memilki tujuan yang hendak dicapai.

Sarwoto (1986:13) menyatakan bahwa organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terikat dalam hubungan formal dalam rangkaian hierarki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ia juga menyatakan bahwa organisasi dapat dipandang dari dua sudut yakni:

1. Sebagai wadah di mana kegiatan manajemen yang dijalankan setiap organisasi memiliki suatu pola dasar struktur organisasi.

2. Sebagai proses di mana terjadi interaksi antara orang yang menjadi anggota organisasi yang bersangkutan, baik dari segi hubungan formal maupun informal.

(20)

tindakan masing-masing peserta organisasi dalam hubungn pribadi mereka baik antara atasan dengan bawahan maupun hubungan anggota di tingkat bawahan.

Budaya organisasi menurut Kotter dan Heskett (1997:4), memiliki dua tingkatan yang berbeda, yaitu:

1. Tingkatan yang lebih dalam dan kurang terlihat, budaya merujuk pada nilai-nilai yang dianut bersama oleh organisasi dalam kelompok dan cenderung bertahan sepanjang waktu bahkan meskipun anggota kelompok sudah berubah.

2. Pada tingkatan yang lebih terlihat, budaya menggambarkan pola atau gaya

prilaku dari suatu organisasi sehingga karyawan baru secara otomatis terdorong untuk mengikuti prilaku yang sebenarnya.

Kotter dan Heskett (1997:18) juga menyatakan logika tentang kekuatan budaya berhubungan dengan kinerja meliputi tiga gagasan, yaitu:

1. Penyatuan tujuan. Dalam sebuah perusahaan dengan budaya yang kuat,

karyawan cenderung berbaris mengikuti genderang yang sama.

2. Budaya yang kuat sering dikatakan membantu kinerja bisnis karena menciptakan suatu tingkatan yang luar biasa dalam diri karyawan.

3. Budaya yang kuat membantu kinerja karena memberikan struktur dan kontrol yang dibutuhkan tanpa harus bersandar pada birokrasi formal yang kaku dan dapat menekan tumbuhnya motivasi dan inovasi.

(21)

Susanto (1997:1-4) memberikan penekanan bahwa dalam setiap organisasi itu memiliki budaya yang perlu diformalkan dan diimplementasikan, sehingga dengan adanya budaya korporat yang jelas maka setiap anggota dapat menyadari eksistensinya bagi perusahaan, sehingga upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan perusahaan akan lebih terarah.

Deal dan Kennedy (1982) mengemukakan ada beberapa komponen penting dalam budaya korporat yaitu:

1. Lingkungan usaha yang merupakan salah satu elemen yang berpengaruh cukup kuat dalam pembentukian budaya perusahaan.

2. Nilai-nilai adalah merupakan konsep dasar dan kepercayaan dari suatu

organisasi yang menitik beratkan pada suatu keyakinan untuk mencapai kesuksesan.

3. Kepahlawanan, elemen ini sering dimanfaatkan untuk mengajak seluruh sumber daya manusia yang mengikuti nilai-nilai budaya yang dilakukan oleh orang-orang tertentu yang ditunjuk perusahaan sebagai tokoh panutan. 4. Upacara atau tata cara dalam kegiatan perusahaan.

5. Jaringan kultural.

Dengan demikian, budaya korporat berfungsi sebagai perekat sosial dalam mempersatukan anggota-anggota dalam mencapai tujuan organisasi berupa ketentuan-ketentuan atau nilai-nilai yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan dan berfungsi pula sebagai kontrol atas prilaku para karyawan.

Menurut Susanto (1997:14-15) budaya korporat dan nilai-nilai yang telah terbentuk harus disosialisasikan kepada para karyawan dengan beberapa cara yang dianggap berhasil.

(22)

Cerita ini biasanya berisi tentang sejarah berdirinya perusahaan, runag lingkup usaha yang dijalankan, siapa saja yang menduduki posisi penting, serta hubungan perusahaan dengan beberapa perusahaan lain termasuk anak perusahaan yang dimiliki.

2. Acara-acara ritual

Acara-acara ini biasanya diselenggarakan oleh perusahaan bertujuan untuk penyampaian atau penggambaran dari budaya perusahaan yang dimiliki. 3. Material

Yang dimaksud di sini adalah barang-barang yang bersimbol yang menunjukkan status seorang karyawan dalam suatu perusahaan seperti mobil dinas, interior kantor, pakaian yang dikenakan dan lainnya yang berkenaan dengan status seorang karyawan.

4. Bahasa

Bahasa yang digunakan oleh organisasi secara keseluruhan atau masing-masing bagian dalam perusahaan akan menunjukkan budaya kerja mereka. Keragaman budaya dan nilai-nilai budaya merupakan unsur yang ada dalam budaya perusahaan yang digali dari persepsi, kepercayaan, dan nilai yang ada dalam sumber daya manusi dalam perusahaan. Dalam perusahaan terdapat nilai inti yang merupakan dasar filosofis organisasi yang akan menjadi karakter organisasi dalam mencapai keberhasilannya.

Aspek-aspek dan kerangka konseptual yang telah diuraikan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan penelitian dalam proses pengumpulan data untuk dianalisis.

1.5. Metode Penelitian

(23)

(Koentjaraningrat,1980:30). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang dilakukan dengan metode penelitian kualitatif.

Dalam upaya memperkaya data penelitian dan lebih memahami fenomena sosial yang diteliti, maka dalam penelitian dilakukan juga pengumpulan data dengan kuesioner. Kuesioner ini digunakan sebagai data pendukung dalam mendapatkan data-data umum. Melalui kuesioner ini nantinya ditentukan informan mana yang dijadikan sebagai informan pangkal, informan biasa, dan informan kunci. Penyebaran kuesioner ini diberikan kepada 82 responden yaitu karyawan perusahaan sebanyak.

Untuk mendapatkan data primer, penelitian menggunakan observasi non partisipasi untuk mengamati suatu bentuk situasi sosial tertentu. Observasi ini dilakukan di kantor-kantor yang telah di sebutkan di atas dan difokuskan pada Kantor Bank BNI Wilayah 01 Medan sejak awal Februari 2007. Dan untuk data skunder diperoleh melalui dokumen-dokumen serta medul yang diberikan oleh perusahaan.

Wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dan ditujukan kepada informan yang dapat memberikan informasi mengenai budaya korporat Bank BNI. Oleh karena itu yang diwawancarai oleh penulis adalah:

1. Informan pangkal, yaitu Head Security dan karyawan yaitu Assistant Manager Personalia Humas sebagai orang yang pertama sekali peneliti temui di lapangan untuk mendapatkan data awal mengenai budaya korporat perusahaan.

(24)

orang Assistant Manager Kanwil 01, dan 1 orang Kepala Capem Yos Sudarso dan 3 orang karyawan Bank BNI Cabang Sutomo.

3. Informan biasa, yang memiliki masa kerja minimal 5 tahun serta nasabah Bank BNI sebanyak 21 orang. Yaitu karyawan yang ada di perusahaan seperti 3 orang Teller, 2 orang Assistant Capem Bank BNI Yos Sudarso, 6 orang pegawai dasar Bank BNI Cabang Pemuda, serta 3 orang nasabah Bank BNI Sutomo, 4 nasabah Capem Biro Rektorat dan 3 orang nasabah Bank BNI CabangYos Sudarso.

Untuk wawancara mendalam, penulis melakukan wawancara kepada informan kunci yang menduduki jabatan Assistant Personalia Humas Kanwil 01( Bapak Hdk, Hdy) Manajer Personalia Humas Kanwi 01( Bapak PS) dan Kepala Cabang Bank BNI Yos Sudarso (Bapak Sy). Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data yang lebih lanjut mengenai budaya korporat Bank BNI, sejarah perusahaan, komponen- komponen yang membentuk budaya korporat Bank BNI serta proses sosialisasi budaya korporat Bank BNI kepada karyawan untuk mencapai tujuan Bank BNI.

Catatan lapangan juga digunakan oleh penulis dalam penelitian ini. Menurut Maleong (1993:130), catatan lapangan adalah alat yang umum digunakan oleh pengamat dalam situasi pengamat tidak berperan serta, berupa laporan langkah-langkah peristiwa atau dapat pula berupa catatan tentang gambaran umum yang singkat.

I.6. Analisa Data

(25)

disimpulkan. Penganalisaan akan dilakukan dalam bentuk deskriptif analisis, artinya apa yang kelak akan menghasilkan suatu bentuk laporan sebagai hasil akhir penelitian yang dilakukan.

Adapun hambatan-hambatan yang penulis temui di lapangan berupa kegiatan pelatihan yang diadakan di luar kota di mana penulis tidak dapat mengikutinya sehingga penulis meminta laporan kegiatan yang dilaksanakan tersebut kepada informan kunci penulis dan biasanya butuh waktu beberapa hari untuk bisa mendapatkannya. Begitu pula halnya untuk menemui informan kunci sangat terbatas karena waktu yang ia miliki sangat minimal sehingga kadangkala wawancara dilakukan melalui hubungan telepon.

(26)

BAB II

GAMBARAN UMUM

BUDAYA KORPORAT BANK NEGARA INDONESIA

Sejarah Perkembangan Bank Negara Indonesia

Jauh sebelum Bank BNI didirikan, pada tahun 1827 oleh pemerintahan Belanda didirikan De Javasche Bank. Bank ini sebenarnya milik swasta, namun oleh pemerintahan Belanda pada waktu itu ternyata diberi hak-hak istimewa yaitu untuk mencetak dan mengedarkan uang.

Selama kependudukan pemerintahan militer Jepang hampir semua bank ditutup, kecuali Yokohama Specie Bank dan Algemene Volkcredit Bank yang namanya kemudian diganti menjadi Shomin Ginko. Khusus mengenai uang kertas yang beredar pada saat itu dikeluarkan oleh pemerintah militer Jepang.

Setelah negara RI diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 perlu disusul pembentukan aparatur yang mengaturnya. Salah satu yang perlu dibentuk yaitu sebuah bank milik sendiri, pendirian ini sesuai dengan pasal 23 UUD 1945 dan aturan Peralihan pasal 4 UUD 1945 RI.

Persiapan pembentukan bank milik sendiri dimulai sejak September 1945 yang diprakarsai oleh R.M. Margono Djojohadikusumo yang pada waktu itu menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung. Atas dukungan dari wakil presiden Dr. Moh. Hatta, R.M. Margono Djojohadikusumo diberikan surat kuasa untuk mendirikan suatu bank yang berfungsi sebagai bank sikulasi. Surat kuasa tersebut ditandatangani oleh presiden Soekarno pada tanggal 16 September 1945.

(27)

Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 Tahun 1946, dengan modal awal sebesar Rp. 10.000.000,-.

Sedangkan Undang-Undang No. 17 tahun 1946 tentang pengeluaran uang RI dan Undang-Undang No. 19 Tahun 1946 tentang nilai tukar uang RI.

Susunan kepengurusan Bank BNI pertama kali yaitu:

1. R.M. Margono Djojohadikusumo : Presiden Direktur 2. TRB. Sabaroedin : Direktur I

3. Mr. Soekasno : Direktur II

4. Mr. A. Karim : Direktur III

Masa Perjuangan (1946-1949)

Kantor cabang pertama kali didirikan yaitu di kota garut, Jawa Barat dengan pemimpin cabang pertama kali Bapak Mashudi (Mantan Ketua Kwarnas Pramuka). Daerah operasinya yaitu daerah Priangan sampai Banten. Peranan Bank Indonesia cabang Garut sangat membantu perjuangan bangsa Indonesia karena Bank BNI sebagai pengumpul danan untuk melawan Belanda.

(28)

Masa Konferensi Meja Bundar

Keadaan politis dan ekonomi yang kacau karena agresi militer Belanda mengakibatkan hampir semua kantor Bank BNI ditutup dan kekayaannya dirampas, sehingga Bank BNI tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai Bank Sentral yang wajar.

Pada saat menjelang Konferensi Meja Bundar sebagai kelanjutan dari Statement Roem Royen, diadakan Konferensi antar Indonesia. Kenferensi ini berlangsung antara delegasi RI dengan delegasi negara-negara bagian yang dibentuk dan diakui oleh pemerintahan Belanda. Pada konferensi ini dipersoalkan tentang Bank Sentral yang akan dibentuk dan status Bank BNI nantinya.

Antar delegasi RI dan delegasi negara-negara lain yang dibentuk Belanda timbul pertentangan mengenai soal Bank Sentral. RI menghendaki agar Bank BNI nantinya menjadi Bank Sentral, sedangkan delegasi Belanda menginginkan De Javache Bank berfungsi pula sebagai Bank Sentral.

Pada akhirnya konferensi ini tidak menghasilkan keputusan yang tegas mengenai kedudukan Bank BNI maupun Bank Sentral. Selanjutnya dalam KMB di Den Haag, kedudukan dan status Bank BNI sebagai Bank Sentral tidak pernah dibicarakan karena konferensi tersebut menetapkan De Javache Bank sebagai Bank Sentral di Indonesia.

Berkenaan dengan keputusan KMB tersebut dengan sendirinya Bank BNI berubah fungsi menjadi Bank Umum yang melakukan kegiatannya di bidang pembangunan ekonomi dan perdagangan.

2.1.3. Masa RIS (27 Desember 1949-16 Agustus1950)

(29)

Namun setelah berdirinya RIS, timbul kembali pertentangan antara RIS dan RI mengenai tujuan dan kedudukan Bank BNI.

RI yang berkedudukan di Yogyakarta berpendirian bahwa Bank BNI semata-mata dimiliki oleh RI, sedangkan di lain pihak RIS berpendapat agar sebaiknya Bank BNI menjadi kepunyaan RIS dan lapangan usahanya meliputi seluruh Indonesia. Persengketaan inilah yang mengakibatkan kedudukan Bank BNI menjadi terkatung-katung.

Selain itu keadaan intern Bank BNI sendiri setelah pemulihan kedaulatan menjadi lebih buruk lagi. Hal ini disebabkan pada waktu Agresi segala kekayaan Bank BNI dirampas oleh Belanda tanpa adanya ganti rugi.

Untuk memulihkan keadaan tersebut Bank BNI pada masa RIS memperoleh bantuan permodalan sebesar Rp. 17,5 juta. Bantuan ini berasal dari pemerintahan RI sebesar Rp. 7,5 juta dan selebihnya sebesar Rp. 10 juta berasal dari pemerintahan RIS. Bantuan yang sedikit ini hanya cukup untuk mengisi kas Bank BNI di beberapa cabang di Jawa dan Sumatera saja, sehingga tidak memungkinkan Bank BNI untuk melakukan aktivitasnya secara wajar.

Kepada pemerintah, Bank BNI menuntut ganti rugi yang dideritanya akibat Agresi Militer Belanda I dan II. Tuntutan ini ternyata tidak mendapat tanggapan positif dari pemerintah. Dan pada bulan Maret 1950 terjadi pengguntingan uang oleh pemerintah, namun pengaruh negarif dari kebijakan pemerintah pada Bank BNI hampir tidak ada karena praktis usaha Bank BNI pada waktu itu belum berjalan.

2.1.4. Masa Demokrasi Liberal dan Ekonomi Liberal (1950-1958)

(30)

bantuan lain yang diharapkan untuk perkembangan Bank BNI tidak diperoleh dari pemerintah.

Dalam usaha mengembangkan diri Bank BNI mengusahakan sendiri permodalannya serta ikut aktif dalam mendirikan perusahaan nasional yang baru. Untuk itu dalam tahun 1950-1951 Bank BNI mendirikan:

1. N.V. Maskapai Asuransi Indonesia

2. Perusahaan Dagang Ekspor/Impor N.V Putra

3. Industri Asembling Mobil N.V. Indonesia Service Company

4. Perusahaan dagang N.V. Central Trading Company yang kemudian berubah

menjadi PT. Panca Niaga

5. Perusahaan Pelayaran Samudra N.V. Jakarta Lioyd

6. Bank Industri negara (BIN) yang menjadi Bank Pembangunan Indonesia atau BAPINDO

Semua usaha Bank BNI ini dapat dikatakan bersifat pioneer atau pelopor dalam bidang perbankan dan berjasa dalam mengembangkan ekonomi nasional. Sejak tahun 1950 Bank BNI ditunjuk oleh pemerintah sebagai Bank Devisa. Sebagai realisasi penunjukan tersebut maka ekspor-impor Bank BNI semula hanya dipusatkan di cabang Jakarta, semakin melebar dengan dibukanya cabang Pekan Baru sebagai cabang devisa pertama di luar pulau Jawa.

Dalam tahun 1952, Bank BNI ikut aktif dalam mengembangkan bursa efek yang baru dibuka pada tanggal 3 Juni 1952. Sehubungan dengan itu maka peranan bank BNI sebagai salah satu lembaga keuangan milik pemerintah semakin besar pula.

(31)

Organisasi Bank BNI dalam periode tahun 1960-1965 makin membengkak, karena disamping diadakan pembukaan cabang-cabang baru, juga diikuti oleh pertambahan jumlah karyawan. Sebagai contoh, jumlah cabang dalam negeri pada tahun 1960 hanya 29 kantor, pada akhir tahun 1965 berubah menjadi 274 kantor. Demikian pula jumlah karyawan yang pada tahun 1960 hanya berjumlah 1805 orang, pada akhir tahun 1965 menungkat menjadi 5897 orang.

Kemudian pada awal tahun 1960 dibuka kantor perwakilan Bank BNI di Tokyo dan pada bulan Maret 1963 dibuka cabang baru di Hongkong.

Dalam usahanya untuk menghimpun dana dari masyarakat sebanyak mungkin dan sekaligus untuk lebih membankmindedkan masyarakat Indonesia Bank BNI telah menggunakan Bank Terapung (kantor bank di atas kapal motor) dan Bank keliling (kantor cabang di dalam mobil bis).

Pada tahun 1965, berdasarkan Penetapan Presiden No. 8, No. 13, dan No. 17/1965 jo.to Surat Keputusan Menteri Bank Sentral No. Kep/665/UBS/65 tanggal 30 Juli 1965 diadakan pengintegrasian bank-bank pemerintah menjadi Bank Tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia (Bank BNI). Adapun yang diintegrasikan adalah:

1. Bank Indonesia menjadi Bank BNI Unit I

2. Bank Koperasi, Tani, dan Nelayan menjadi Bank BNI Unit II 3. Bank Negara Indonesia menjadi Bank BNI Unit III

4. Bank Umum Negara menjadi Bank BNI Unit IV 5. Bank Tabungan Negara menjadi Bank BNI Unit V

Namun Bank Dagang Negara dan Bank Pembangunan Indonesia tetap menggunakan nama sebelumnya.

(32)

Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintahan Orde Baru dalam bidang ekonomi dan moneter, maka konsepei pengintegrasian bank pemerintah menjadi Bank Tunggal dengan nama Bank BNI sebagai ciptaan Orde Lama dibubarkan. Berkenaan dengan kebijaksanaan tersebut maka cf. UU No. 17/1968 nama Bank BNI Unit III kembali kepada nama aslinya yaitu Bank BNI dengan ditambah angka 1946 dibelakangnya.

Penambahan angka 1946 mempunyai maksud yaitu:

1. Untuk membedakannya dengan Bank BNI sebagai Bank Tunggal ciptaan Orde Lama.

2. Untuk menunjukkan berdirinya Bank BNI yang asli yaitu tahun 1946.

Tugas baru yang diberikan oleh UU No.17/1968 pada Bank BNI 1946 adalah melakukan usaha Bank Umum dengan mengutamakan sektor industri.

Perubahan ekstern yang terjadi sejak tahun 1988-1992 yang merupakan hal yang tidak dapat diperkirakan dan dikendalikan terjadi secara terus menerus, antara lain:

1. Paket-paket kebijaksanaan deregulasi perbankan. 2. Kemajuan teknologi dan informasi.

3. UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan.

4. Perubahan struktur ekonomi pasar dan lain-lain.

Lebih-lebih setelah bentuk badan hukum Bank BNI 1946 disesuaikan menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) cf. PP No.19/1992 tanggal 29 April 1992. perubahan tersebut menuntut perubahan yang mendasar terhadap strategi perusahaan.

2.1.7. Masa 1992-1997

(33)

Tujuan dari perubahan bentuk hukum ini antara lain:

1. Memberikan kesempatan bagi Bank BNI untuk beroperasi dan bersaing di pasar (sebagai bank yang komersil dan profeisonal), dengan tetap tidak melupakan misinya sebagai agen pembangunan.

2. Mengurangi proteksi-proteksi yang selama ini diterima Bank BNI karena statusnya sebagai bank milik negara, sehingga dapat lebih mandiri dalam menjalankan operasinya.

2.1.8. Masa Depan Bank BNI (1997-Sekarang)

Pada masa krisis Bank BNI terkena dampak, sehingga mengalami kerugian pada tahun 1999 akibat selisih kurs yang terjadi. Dalam rangka mengatasi kondisi ini, Bank BNI mengambil kebijakan yang ditawarkan kepada pegawai untuk mengambil program pensiun dini.

Setelah program tersebut terealisir, Bank BNI melakukan reorganisasi dengan merampingkan organisasinya. Untuk mengurangi timbulnya biaya tetap, Bank BNI mulai menerapkan status pegawai outsourcing.

Sebagai dampak positif kebijakan yang sudah dilaksanakan oleh Bank BNI pada saat krisis, maka pada tahun 2000 Bank BNI mulai menampakkan perolehan keuntungan sebesar ±Rp. 229,2 M. sehingga pada bulan Juli 2001 Bank BNI dapat memberikan 2x Corporate Reward bagi setiap pegawainya.

(34)

Sejak kelahirannya tanggal 5 Juli 1946 sampai dengan masa demokrasi Terpimpin, Bank BNI telah mengalami pasang surut usahanya. Selain itu peran dan tugas yang diembannya pun sering berubah-ubah sesuai kebijakan pemerintah dalam periode tertentu.

Selama perjuangan kemerdekaan, Bank BNI hanya satu kali menjalankan fungsinya sebagai Bank Sentral yaitu mencetak dan mengedarkan “Oeang Republik Indonesia” (ORI). Walaupun demikian, Bank BNI cabang Kutaraja dan cabang Bukit Tinggi pernah pula berperan sebagai Bank Sentral.

Dalam tahun 1965 berdasarkan Penetapan Presiden diadakan pengintegrasian bank-bank pemerintah menjadi Bank Tunggal dengan nama Bank BNI. Dalam tahun 1988, Bank BNI melaksanakan Budaya Korporat yang berpedoman pada ‘Lima Pilar Budaya Korporat’ dan adanya perubahan logo, lambang ‘bahtera layar’ dan ‘BNI 1946’ baik warna, bentuk, maupun kata-katanya menjadi ‘Bank BNI’ di tengah-tengahnya ada gambar perahu.

Adapun rumusan Budaya Korporat Bank BNI di tahun 1994 terdiri atas: 1. Status dan misi perusahaan,

2. Cara menjalankan usaha (hubungan kemitraan dengan nasabah dan mitra usaha),

3. Pengakuan dan tanggung jawab Bank BNI terhadap karyawannya.

Rumusan tersebut saling berhubungan, saling mengisi, dan saling melengkapi yang merupakan perwujudan dari nilai-nilai Swadharma Bakti Negara dari Bank BNI.

(35)

Kemampuan Bank BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen Bank BNI terhadap perbaikan kwalitas kinerja secara terus- menerus.

Adapun logo dari Bank BNI berdasarkan perubahan di tiap periode dapat dilihat di bawah ini:

1. Mulai Bank BNI berdiri pada tahun 1946, tahun1965, hingga tahun 1988 Bank BNI memiliki logo gambar gedung Bank BNI dengan semboyan “Terpercaya, Kokoh, dan Bersahabat”

(36)

3. Pada tahun 2000 hingga sekarang Bank BNI memiliki logo berupa angka 46 dan BNI yang dipadu dengan warna turqoise dan jingga untuk menggambarkan masa depan yang lebih baik setelah mengarungi masa-masa sulit. Penggunaan logo ini bertujuan untuk meneguhkan kebaggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam rangka mengantisipasi perubahan lingkungan, Bank BNI telah melakukan serangkaian langkah konsolidasi atau pembenahan diri di bidang:

1. Strategi Perusahaan 2. Organisasi

3. Manajemen Sumber Daya Manusia 4. Teknologi dan Manajemen Informasi 5. Proses-Proses Kunci Usaha Bank 6. Budaya Korporat

(37)

Asumsi-asumsi, nilai-nilai, norma-norma yang terdapat di dalam budaya korporat tersebut masih perlu dikembangkan lagi agar dapat membentuk kepribadian setiap karyawan yang mau dan mampu mengoperasionalkan strategi Bank BNI secara profesional dan penuh integritas. Berkenaan dengan hal itu, Bank BNI perlu memiliki budaya korporat yang dapat:

1. Menuntun dan membentuk sikap dan prilaku para karyawan Bank BNI agar mau dan mampu melaksanakan 12 jurus strategi perusahaan demi tercapainya misi Bank BNI.

2. membangkitkan komitmen terhadap pencapaian tujuan perusahaan yang lebih besar daripada sekedar kepentingan pribadi.

3. memberikan identitas bagi para karyawan Bank BNI.

4. Menopang kesatuan organisasi dengan memberikan standar-standar yang memadai mengenai apa yang seharusnya dikatakan dan dikerjakan oleh para karyawan Bank BNI.

5. Memberikan identitas yang khusus bagi Bank BNI bila dibandingkan dengan

bank-bank lain.

Struktur Organisasi Bank BNI

(38)

Pembagian Tugas

Dalam pembagian tugas yang diuraikan di bawah ini adalah berdasarkan kepad ketentuan yang berlaku pada Bank BNI yaitu adanya tugas dan wewenang yang mereka lakukan dalam melaksanakan pekerjaan yang telah diberikan atau didelegasikan, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Pengelolaan Pemasaran Bisnis

(39)

2. Membina hubungan, mencari peluang atau wallet sizing dan menganalisis tingkat resiko hubungan debitor atau calon debitor.

b. Pengelolaan Kredit Bermasalah

1. Melakukan analisa terhadap kredit golongan lancar yang akan diresturukturisasi atas permintaan pengelola analisa kredit.

2. Bekerjasama dengan pengelola analisa kredit dalam memecahkan permasalahan kredit wilayah.

c. Pengelolaan Kredit Macet

1. Mengelola penyelesaian kredit hapus buku dan proses penyelamatan kredit-kredit macet.

2. Melakukan penilaian aspek hukum dalam hubungan antara pihak bank dengan debitur untuk mengetahui apakah secara hukum kepentingan bank sudah terpenuhi.

d. Bagian Administrasi Kredit

1. Memastikan bahwa pelaksanaan dokumentasi kredit untuk nasabah MM telah sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.

2. Membantu RM dalam mengelola dan menyelesaikan masalah operasional dan kebutuhan-kebutuhan yang timbul berkaitan dengan KLBI, Kredit Program dan Jasa Propesi.

e. Pengelolaan Analisa Kredit

(40)

2. Menganalisa berbagai aspek penilaian kredit untuk menilai kelayakan usaha dan keuangan debitur, menghitung kebutuhan fasilitas kredit yang diatur oleh debitur atau calon debitur.

f. Staff Pengembangan Ritel

1. Membantu pengembangan bisnis cabang dalam melakukan aktivitas bisnis ritel.

2. Mengelola koordinasi penanganan masalah operasional dan menyusun inisiatif strategis sehubungan dengan pengembangan bisnis ritel Bank BNI.

g. Pola Sentra Pemrosesan Bisnis

1. Mengelola seluruh kegiatan yang dilakukan oleh SBC dan CLC dalam upaya

meningkatkan usaha atau bisnis Bank BNI.

2. Melakukan sub koordinasi dengan KB dalam menangani permasalahan yang terjadi dalam implementasi SBC dan CLC.

h. Pengelola Supervisi Cabang

1. Menunjang seluruh kegiatan yang dilakukan oleh WPC dalam upaya meningkatkan

usaha atau bisnis cabang.

2. Membantu WPC dalam memantau hasil kagiatan bisnis cabang. i. Kontrol Item

1. Memastikan pelaksanaan seluruh kegiatan di unit-unit Kantor Wilayah sudah sesuai kebijaksanaan dan prosedur yang telah ditetapkan.

2. Memantau tidak lanjut atas temuan hasil dari Kantor Wilayah.

j. Bagian umum

(41)

1. Memberikan jasa konsultasi dan jasa pelayanan dalam upaya peningkatan fee based become.

2. Mengkoordinasi dan mengelola hubungan jasa pelayanan yang terkait dengan instansi pemerintah, swasta serta mencari cara mengupayakan rencana yang optimal.

l. Pengelolaan Logistik

1. Mengelola urusan logistik untuk kepentingan cabang.

2. Memproses usul pembelian/pengadaan gedung, tanah, dan bangunan cabang-cabang. m. Pengelolaan SDM

1. Mengelola dan mengkoordinasi program pelatihan dan pengembangan karyawan di

wilayah dan cabang.

2. Mengkoordinasi dan mamantau pelaksanaan budaya kerja pengendalian mutu terpadu dan gugus kendali di wilayah dan cabang.

n. Pengelolaan Hukum

Melakukan penyelidikan kasus-kasus kecurangan, penipuan atau penyimpangan lainnya yang menyangkut karyawan.

2.5. Strutur Organisasi Cabang

(42)

Cabang mempunyai fungsi sebagai ujung tombek Bank BNI dalam memasarkan produk-produk yang ada, di samping mencari laba dari hasil operasinya. Adapun fungsi umum dari kantor cabang yaitu:

1. Melaksanakan usaha di bidang perbankan dalam arti kata seluas-luasnya

untuk menunjang tercapainya misi Bank BNI dengan menggali bisnis di daerah kerjanya.

2. Sebagai unit operasional dan ujung tombak Bank BNI dalam memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada nasabah baik yang beskala Retail Midle maupun Wholesale.

3. Dapat meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan sehingga secara umum dapat meningkatkan citra masayarakat terhadap mutu pelayanan yang diberikan oleh Bank BNI.

4. Memberikan kontribusi laba yang maksimal dalam menunjang pencapaian laba Bank BNI secara keseluruhan.

Bank BNI Cabang membawahi beberapa cabang pembantu seperti misalnya Bank BNI Cabang USU memimpin Bank BNI Capem Padang Bulan, dan Bank BNI Capem Sunggal. Sedangkan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya yang terkontrol dalam satu perintah yang telah terstruktur, di masing-masing cabang dipimpin oleh Pemimpin Cabang. Begitu pula untuk bentuk struktur organisasi Cabang Bank BNI adalah struktur garis.

(43)
(44)

Adapun jumlah karyawan yang bekerja pada PT. Bank BNI Persero Tbkl. Wilayah 01 Medan pada tahun 2005 adalah 82 orang. (lihat tabel 2.1)

Tabel 2.1

Jumlah Karyawan PT. BNI Persero Tbk Wilayah 01 Medan berdasarkan Tingkatan Umur pada Tahun 2005

No. Level Jumlah %

1 18-25 Tahun 13 15,85

2 26-35 Tahun 25 30,49

3 36-45 Tahun 31 57,80

4 46-54 Tahun 10 12,20

5 >55 Tahun 3 3,66

Jumlah 82 100

Sumber Data: Bank BNI KANWIL 01 Medan Tahun 2005

Berdasarkan tabel di atas, jumlah karyawan yang paling besar adalah pada umur 36-45 tahun dengan jumlah 31 orang atau sekitar 57,80 %. Sedangkan yang paling sedikit adalah umur >55 tahun sebanyak 3 orang atau 3,66%.

(45)

Jumlah Karyawan PT. BNI Persero Tbk. Wilayah 01 Medan berdasarkan Tingkat

Sumber Data: Bank BNI KANWIL 01 Medan Tahun 2005

Berdasarkan tabel di atas, jumlah karyawan yang paling banyak menurut jenjang pendidikan adalah Sarjana (S1) sebanyak 46 orang atau sekitar 56,11%. Sedangkan yang paling sedikit adalah Akademi (D3) sebanyak 11 orang atau sekitar 13,41%. Jenjang pendidikan ini sangat mempengaruhi tingkat jabatan atau kedudukan seorang karyawan dalam sebuah perusahaan untuk masa yang akan datang.

Tabel 2.3

Jumlah Karyawan PT. BNI Persero Tbk. Wilayah 01 Medan berdasarkan Tingkat Jabatan Tahun 2005

Sumber Data: Bank BNI KANWIL 01 Medan Tahun 2005

(46)

Tabel 2.4

Jumlah Karyawan PT. BNI Persero Tbk. Wilayah 01 berdasarkan Background Budaya Tahun 2005

Sumber Data: Bank BNI KANWIL 01 Medan Tahun 2005

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa latar balakang budaya dari para karyawan Bank BNI Wilayah 01 yang paling besar adalah suku Batak sebanyak 41 orang atau sekitar 50%. Dan yang paling sedikit adalah suku Nias dengan jumlah sebanyak 3 orang atau sekitar 3,68%. Dengan latar belakang budaya yang berbeda maka para karyawan tentu juga memiliki pandangan yang berbeda terhadap budaya korporat perusahaan. Tetapi dengan adanya pelatihan yang diadakan oleh pihak perusahaan akan dapat menghapus perbedaan tersebut.

Misi dan Fungsi Kantor Wilayah Misi Kantor Wilayah

Pada dasarnya Kantor Wilayah adalah perpanjangan tangan Kantor Pusat dalam melakukan pembinaan dan pengawasan atas cabang-cabang yang berada di dalam wilayahnya. Oleh karena itu Kantor Wilayah menjalankan, meneruskan, dan mengawasi, serta memberikan bimbingan kepada kantor-kantor cabang di lingkungan wilayahnya. Seperti tertuang dalam BPP, Misi Kantor Wilayah adalah sebagai berikut:

(47)

2. Menyelia (mengarahkan, mengendalikan, dan mengawasi) secara langsung cabang-cabang yang di bawahinya.

3. Memasarkan produk-produk Bank BNI kepada nasabah menengah.

Fungsi Kantor Wilayah

Adapun fungsi Kantor Wilayah adalah sebagai berikut:

1. Sebagai Wakil Kantor Pusat di tingkat wilayah yang meneruskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang digariskan oleh Kantor Pusat untuk melaksanakan segenap organisasi di dalam lingkungan wilayahnya.

2. Menjabarkan kebijaksanaan Kantor Pusat dan meneruskannya ke kantor-kantor cabang di wilayahnya.

3. Membantu Kantor Pusat dalam menyelia cabang-cabang yang ada di wilayahnya.

2.6. Aktivitas Bank BNI

Dalam menjalankan antivitasnya, Bank BNI membuat beberapa aktivitas yang ditujukan untuk nasabah kalangan karyawan Bank BNI sendiri. Adapun aktivitas daripada Bank BNI yaitu:

Produk Bank BNI

Produk yang dimaksudkan di sini adalah jenis-jenis pelayanan Bank BNI terhadap masyarakat dipandang dari tingkatan Bank BNI secara menyeluruh, bukan dipandang dari tingkat unit per unit. Adapun produk dari Bank BNI adalah sebagai berikut:

(48)

a. BNI Funded Loans yaitu pinjaman yang diberikan kepada para nasabah yang dananya 100% berasal dari Bank BNI. BNI Funded loans ini terbagi lagi menjadi:

• Kredit Modal Kerja

• Kredit Investasi, di mana dalam Kredit Investasi ini termasuk uang muka

gaji diberikan kapa para karyawan (UMG).

b. BI. Funded Loans yaitu pinjaman yang dananya berasal dari Bank Indonesia sebagai kredit likuiditas dan sebagian berasal dari Bank BNI.

c. Other Non BNI Funded Loans yaitu pinjaman yang dananya tidak berasal dari Bank BNI atau Bank BI, akan tetapi berasal dari lembaga-lembaga keuangan Internasional seperti Asian Development Bank (ADB), International Monetary Fund (IMF), Pinjaman Two Step Loans (TSL) dan lain-lain.

d. Kelolaan yaitu pinjaman diberikan kepada para nasabah di mana Bank BNI hanya bersifat sebagai penyalur dan dananya berasal dari luar Bank BNI 2. Deposito (Simpanan)

a. Giro, yang di bagi menjadi: • Giro Rupiah

• Giro Valuta Asing

Dalam hal ini termasuk Deposit on Call (DOC). b. Deposito yang bibagi menjadi:

• Deposito Rupiah

• Deposito Valuta Asing (FX)

(49)

a. L/C Import, L/C Export, L/C Domestic. b. Foreign Exchange

c. Bank Guarantess (Garansi Bank) yang merupakan surat pernyataan secara tertulis mengenai kesanggupan bank kepada nasabahnya bagi pihak ketiga untuk memikul kewajiban yang harus dipenuhinya bila nasabah tidak dapat memnuhi kewajibannya kepada pihak ketiga yang bersangkutan.

d. Kiriman uang yaitu pengiriman uang antar bank yang dilakukan atas permintaan pihak ketiga yang ditujukan kepada penerima yang dilakukan perorangan atau perusahaan.

e. Other yaitu kelompok produk jasa selain produ-produk jasa tersebut di atas. 4. Own Account (Penempatan) yaitu produk Bank BNI yang berkaitan dengan

pemanfaatan dana yang belum tertanam dalam bentuk pinjaman tersebut di atas yang dilakukan oleh Divisi Treasury (Dana). Termasuk dalam kelompok ini adalah penempatan dana pada surat-surat berharga, sertifikat Bank Indonesia (SBI) maupun pada Money Market.

5. Vostro yaitu produk dana bank-bank koresponden yang ditempatkan di Bank BNI.

Penjualan Produk Bank BNI

(50)

Sejalan dengan hal ini, maka kalangan perbankan harus memacu diri dan melakukan ekspansi usahanya secara optimal. Dan melakukan perubahan-perubahan radikal untuk memenangkan persaingan yang kian ketat dalam perekonomian pasar global.

Dan melakukan penjualan produk, para penjual yang berasal dari Bank BNI harus memiliki pengetahuan atas produk yang dipasarkan atau produk knowledge, yaitu:

1. Pengetahuan atas dasar produk sebagai dasar penjualan, hal ini mutlak harus diketahui oleh setiap penjual untuk peningkatan kesempatan jual dan informasi mengenai berbagai ragam produk.

2. Teknik Salesmanship

Penjual harus dapat meningkatkan kemampuan alami mereka untuk berkomunikasi dengan orang-orang dalam tingkat percakapan biasa.

3. Features and Benefit

Tehnik menyampaikan daya tarik produk atau jasa yang kita tawarkan. Mengajak nasabah ikut serta dalam pembicaraan mengenai sifat-sifat atau ciri-ciri produk yang memang baik dan dianjurkan.

4. Gross Seling

Penjualan ganda di mana seseorang menjual produk yang dibutuhkan dikaitkan dengan produk yang lain.

2.6.3. Teknologi Bank BNI

(51)

teknologi VSAT. Kegunaan sistem tersebut diantaranya adalah sebagai sarana transaksi kiriman uang, transaksi SWIFT dan transaksi Point of Sale (Pos).

Meningkatnya intensitas persaingan pada industri perbankan khususnya di sektor ritel, Bank BNI yakin bahwa teknologi tersebut dibutuhkan untuk tetap menjadi yang terdepan dalam teknologi perbankan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh nasabah. Saat ini Bank BNI telah tergabung dalam jaringan visa dan master card dan melayani tele-banking serta sistem pembayaran berbagai tagihan.

Subsidiari Bank BNI dan Penghargaan

Untuk meningkatkan nilai tambah perseroan, Bank BNI menjalin kemitraan strategis dengan beberapa lembaga terkemuka pada tahun 2004, termasuk antara lain dengan Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi bandung, Garuda Indonesia dan Pos Indonesia. Dan untuk mendukung usahanya bank BNI juga mempunyai anak perusahaan yang dapat dilihat pada tabel 2.5. begitu pula halnya dengan penghargaan yang diraih Bank BNI dapat dilihat pada tabel 2.6.

Tabel 2.5

SUBSIDIARI Bank BNI

No. Nama Anak Perusahaan Bidang Usaha

1 PT. Bank Finconencia Perbankan

2 PT. BNI Multi Finance Sewa Guna Usaha Anjak

Piutang Pembiayaan Konsumen

3 PT. Bina Usaha Indonesia Penyertaan

4 PT. Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia Modal Ventura 5 PT. BNI Nomura Jafco Invesment Modal Ventura

6 PT. BNI Securities Sekuritas

(52)

8 PT. BNI Nomura Jafco Ventura I Modal Ventura 9 PT. BNI Nomura Jafco Manajemen Ventura Modal Ventura

10 PT. BNI Life Asuransi

11 PT. Pemeringkat Efek Indonesia Konsultant Bisnis 12 PT. Kustodian Central Efek Indonesia Kustodian

13 PT. BNI Nakertrans Jasa Keuangan

14 PT. BNI Mizuho Indonesia Perbankan

15 PT. BPR Swadharma Perbankan

Sumber Data: http:/www.bni.co.id

Tabel 2.6

Penghargaan yang diterima oleh PT. BNI Persero Tbk

No. Jenis Penghargaan Keterangan

1 Majalah Investor BUMN Terbaik 2002 (Best Performance)

Bank BNI tercata sebagai perusahaan sektor perbankan dengan kinerja terbaik

2 Business Weeks Magazine The Top 200 Emerging Market Companies

Bank BNI tercatat dalam daftar 20 perusahaan ternama di Emerging Market

3 Indonesian Business Magazine 4th Rank IB 200 Indonesia Stocks 2002 (Performance in Capital Market)

Bank BNI mendapatkan ranking ke-4 untuk kapitalisasi saham di antara 200 perusahaan yang tercatat di bursa efek Jakarta

4 Majalah Tempo dan Frontier The Indonesian Most Admired Companies Award (IMAC 2002)

Bank BNI tercatat sebagai perusahaan yang paling dikagumi di Indonesia

5 Majalah Warta Ekonomi Business Company Award 2002

Bank BNI tercatat sebagai perusahaan yang berhasil dalam implementasi bisnis

6 Most Profitable Islamic Bank Award Pada tahun 2003 Bank BNI Syariah meraih Most Profitable Islamic Bank Award

7 Visa Card Outstanding Grouwth Award

Pada tahun 2003 Bank BNI meraih penghargaan Visa Card Outstanding Growth Award

(53)

BAB III PROFIL BANK BNI

Sebagaimana yang telah diuraikan dalam Bab I bahwa budaya merupakan pola bagi prilaku manusia dan kebiasaan yang diciptakan oleh manusia. Budaya di sini mengacu pada pola tindakan dan prilaku manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Apa yang dilakukan, benda apa yang digunakan dan untuk apa ia melakukan tindakan tersebut.

Seperti halnya seorang manusia, organisasi juga memiliki sifat dan prilaku. Seseorang biasanya memiliki ciri atau sifat pembawaan yang stabil dan konsisten sehingga dapat membantu kita untuk memperkirakan sikap dan prilakunya. Organisasi juga dapat diwarnai dengan inovatif, konservatif, serta bersahabat dan lain sebagainya. Ciri atau sifat pembawaan ini pada gilirannya dapat digunakan untuk memperkirakan sikap dan prilaku karyawan yang berada di dalam suatu perusahaan.

Dan dalam rangkaian nilai, asumsi, dan norma yang ada di mana masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai, asumsi dan norma yang ada serta bagaimana mereka bertindak dan berprilaku. Bagi Susanto (1997) bahwa dalam setiap organisasi diperlukan suatu ketegasan dalam bentuk budaya korporat yang mencerminkan spesifikasi dari suatu perusahaan.

(54)

Susanto (1997) memberi penekanan bahwa budaya korporat merupakan serangkaian nilai, asumsi, dan norma yang dirasakan maknanya secara bersama juga sebagai sebuah kontrol sosial oleh segenap anggota di dalam suatu organisasi.

Begitu pula halnya dengan Bank BNI, memiliki rangkaian budaya korporat yang baru yang terdiri dari 5 pilar budaya korporat yang terkandung falsafah dan spirit yang saling mendukung dan meliputi:

1. Status dan misi perusahaan,

2. Cara menjalankan usaha (hubungan kemitraan dengan nasabah dan mitra usaha),

3. Pengakuan dan tanggung jawab Bank BNI terhadap karyawannya.

Dalam rangkaian nilai, asumsi, dan norma yang ada, Bank BNI dapat membentuk 5 pilar Budaya Korporat yang telah diubah sebelumnya yang saling berhubungan, saling mengisi, dan saling melengkapi yang merupakan perwujudan dari nilai-nilai Swadharma Bhakti Negara dari Bank BNI. Adapun rangkaian 5 pilar budaya korporat tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1. Bank BNI juga memiliki 12 aturan prilaku karyawan yang merupakan wujud dari nilai dan norma yang terkandung dalam masing-masing pilar Budaya korporat yang harus dihayati dan diamalkan terus-menerus oleh setiap karyawan sehingga membentuk kepribadian yang baik untuk menunjang keberhasilan bank di segala bidang.

Tabel 3.1

Perbandingan Rumusan Pilar Lama dan Pilar Baru Bank BNI

No. Pilar Lama Pilar Baru

1 Bank BNI adalah Bank Komersil milik negara.

Bank BNI adalah Bank Umum yang berstatus perusahaan publik.

2 Bank BNI berorientasi pada pasar. Bank BNI berorientasi kepada pasar dan pembangunan nasional.

3 Bank BNI mengakui pentingnya peranan setiap karyawan.

Bank BNI secara terus menerus membina hubungan yang saling menguntungkan dengan nasabah dan mitra usaha.

4 Bank BNI menghargai

karyawannya bukan saja sebagai

(55)

petugas tetapi juga sebagai insan. 5 Setiap karyawan Bank BNI

dengan semangat kebersamaan melaksanakan tugas dan kewajiban dengan sebaik-baiknya.

Bank BNI mengupayakan terciptanya semangat kebersamaan agar karyawan melaksanakan tugas dan kewajiban secara profesional

Sumber Data: Bank BNI Kanwil 01 Medan Tahun 2007

Untuk penerapan 5 pilar budaya korporat ini, Bank BNI harus merubah prilaku dan sikap yang telah menjadi kebiasaan selama ini. Oleh karena itu, Bank BNI memerlukan beberapa pejabat sebagai penggerak utama (Prime Mover) yaitu Top Management yang harus secara terus menerus melakukan:

1. Menciptakan kondisi (mempromosikan, dan mendorong) supaya budaya korporat baru dapat tumbuh dan berakar kuat pada seluruh unit kerja,

2. Membantu menghilangkan hambatan.

Top Management atau Direksi mewujudkan hal tersebut dalam beberapa tindakan yang memang harus dilaksanakan agar penerapan budaya korporat dapat dihayati lebih mendalam oleh para karyawan. Top Management atau Direksi ini akan menjadi tauladan atau panutan bagi para karyawan perusahaan.

Tindakan ini dinyatakan dalam:

1. Menjadi acuan dalam menghayati dan mengamalkan Rumusan Budaya Korporat,

2. Berperan aktif dalam usaha menyebar-luaskan nilai-nilai dasar, keyakinan dan harapan yang akan mengembangkan kinerja perusahaan,

3. Mengikuti dan menilai pengamalan Budaya Korporat oleh seluruh karyawan,

4. Menindak lanjuti hasilnya.

(56)

tingkat jabatan yang berbeda pula dalam perusahaan tersebut dapat mengamalkan budaya koporat dengan cara yang sama.

Adapun komponen yang membentuk budaya korporat (Deal & Kennedy:1982) adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan Usaha, 2. Nilai,

3. Panutan atau Keteladanan, 4. Upacara atau Ritual, 5. Jaringan Kultural.

Lingkungan Usaha

Lingkungan usaha maksudnya adalah lingkungan di mana perusahaan itu beroperasi akan menentukan apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan tersebut untuk mencapai keberhasilannya.

Bank BNI sebagai Bank Komersil melakukan usaha perbankan yang sehat untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi serta stabilitas di bidang ekonomi ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak dengan tetap mengusahakan pencapaian laba yang optimal.

(57)

Bank BNI menjadikan pasar untuk jasa dan pemasaran produk untuk mengatasi ketajaman persaingan, frekuensi pengenalan produk berdasarkan tingkat kesetiaan dan pentingnya konsumen, hubungan kemitraan dengan kemitraan.

Nilai

Nilai merupakan konsep dasar dari keyakinan suatu organisasi. Oleh sebab itu setiap perusahaan selalu mengharapkan agar setiap karyawannya dengan latar belakang yang berbeda atau dengan tingkat jabatan yang berbeda dalam perusahaan dapat mengamalkan budaya korporat dengan cara yang sama.

Bila nilai, asumsi dan norma dari perusahaan telah dihayati dan dapat diresapi oleh setiap karyawan akan dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur kerja. Bank BNI mempunyai beberapa nilai-nilai organisasi yang harus diubah untuk kemajuan Bank BNI. Nilai tersebut yaitu:

Tabel 3.2

Rumusan Nilai Lama dan Nilai Baru Bank BNI No. Nilai-Nilai Lama Nilai-Nilai Baru

1 Tidak ada arah usaha yang dihayati bersama-sama.

Mengerti dengan jelas strategi usaha. 2 Kenaikan pangkat atau jabatan

atas dasar solidaritas atau karena dikenal baik.

Kenaikan pangkat atau jabatan atas dsar investasi kerja.

3 Pertanggung-jawaban atas hasil kerja sangat kurang.

Imbalan berdasarkan investasi kerja. 4 Umpan balik kepada manajer

kurang.

Pertanggung-jawaban bersifat responsibility dan accountability.

5 Keterampilan sangat kurang sesuai dengan kebutuhannya.

Dukungan atas prilaku yang baik, perbaikan atas prestasi kerja yang jelek.

6 Loyalitas tinggi. Penekanan pada pembentukan

keterampilan disesuaikan dengan kebutuhan.

7 Kerjasama baik. Loyalitas tinggi.

8 Kemauan mencoba hal-hal baru. Dukungan yang kuat, kerjasama baik dan kemauan untuk mencoba hal-hal baru.

Gambar

Tabel 2.1 Jumlah Karyawan PT. BNI Persero Tbk Wilayah 01 Medan berdasarkan Tingkatan
Tabel 2.3 Jumlah Karyawan PT. BNI Persero Tbk. Wilayah 01 Medan berdasarkan Tingkat
Tabel 2.4 Jumlah Karyawan PT. BNI Persero Tbk. Wilayah 01 berdasarkan Background
SUBSIDIARI BankTabel 2.5  BNI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ketika proses apoptosis terjadi, maka proses fagositosis akan segera diaktifkan untuk mencegah agar sel apoptosis tidak berkembang menjadi sel nekrotik yang

pangan dan untuk memperbaiki karakter pangan agar memiliki kualitas yang meningkat (Hartono, Rudi 2005). Zat adiktif makanan adalah bahan yang ditambahkan dan

Berikut ini adalah hasil observasi akhir (pos test) anak autis di SLB Harmoni Sidoarjo yang mengalami hambatan dalam kemampuan bina diri memakai dan mengancing

Untuk mencapai tujuan dari pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh Ace Hardware Indonesia maka disusun suatu struktur organisasi yang tujuannnya akan memberikan gambaran

Berdasarkan wawancara dengan guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Bandar Lampung dalam penelitian pendahuluan terdapat sejumlah siswa yang masih memiliki

Perencanaan (planning) berkaitan dengan pemilihan tugas-tugas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi, memberikan cara bagaimana tugas- tugas tersebut

Sedangkan menurut Balai Pengembangan Produktivitas Daerah dalam Sedarmayanti (2009, hlm. 71), “enam faktor utama yang menentukan produktivitas tenaga kerja adalah

Kegunaan penelitian ini diharapkan diperolehnya cara pengolahan limbah cair industri karet secara biologis, dalam hal ini pemberian perupuk untuk mereduksi limbah