UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH CASH DIVIDEND COVERAGE, OPERATING
CASHFLOW PER SHARE, RETUN ON EQUITY, RETURN ON
ASSETS, TOTAL ASSETS TURNOVER, DAN EARNING PER
SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
OLEH:
NAMA
: YURICO
NIM
: 060503187
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
GUNA MEMENUHI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Cash
Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Return On Equity, Return On
Assets, Total Assets Turnover, dan Earning Per Share terhadap Harga Saham
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya
saya sendiri dan judul ini belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh
mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk program S1 Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas,
benar, apa adanya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 19 Januari 2010 Yang Membuat Pernyataan,
Nama : Yurico
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dan hormat kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena
atas berkat dan kuasaNya saya mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini
dengan baik.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Return On Equity, Return On Assets, Total Assets
Turnover, dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi
Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, saya banyak memperoleh
bimbingan, dorongan, semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril
maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak. Dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM,
Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Universitas Sumatera
Utara.
3. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing atas
4. Bapak Drs. Abikusno Dharsuky, MM, Ak. selaku Dosen Penguji I dan Bapak
Iskandar Muda, S.E., M.Si., Ak selaku Dosen Penguji II atas segala masukan
dan saran yang telah diberikan.
5. Kedua orang tua saya, Salim Wijaya dan Esti. Terima kasih banyak untuk
kasih sayang, didikan, dan dukungan berupa nasehat, doa dan materi yang
diberikan kepada saya.
6. Hendry dan Yurikie selaku abang dan adik kandung saya. Terima kasih
banyak atas motivasi dan semangat yang telah diberikan kepada saya selama
penyusunan skripsi ini.
7. Teman – teman terbaik saya, yakni Budi, Eka, Lina, Lenny, Andry, Anna,
Frederick, Ramli, dan Hendrianto. Terima kasih atas bantuan dan semangat
yang telah diberikan kepada saya selama penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua
pihak. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya. Amin.
Medan, 19 Januari 2010 Penulis
Yurico
ABSTRAK
Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang turut
mempengaruhi naik turunnya harga saham di pasar modal. Salah satu ukuran
kinerja keuangan perusahaan ditunjukkan dalam bentuk rasio-rasio keuangan.
Rasio-rasio keuangan digunakan sebagai dasar investor dalam menentukan
keputusan berinvestasi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh Cash
Dividend Coverage (CDC), Operating Cashflow Per Share (OCPS), Return On
Equity (ROE), Return On Assets (ROA), Total Assets Turnover (TATO), dan
Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham secara empiris.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 194 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007 dan yang menjadi sampel
berjumlah 50 perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan
sampel bertujuan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda
untuk pengujian statistiknya dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, hanya EPS yang
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengujian secara simultan
menunjukkan CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, dan EPS berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
Kata Kunci : Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Return On Equity, Return On Assests, Total Assets Turnover,
ABSTRACT
Corporate’s financial performance is one of the factors that influences the
up and down of stock price in capital market. One of corporate’s financial
performance measure is shown in the form of financial ratios. These financial
ratios are used by investors as their investment decision-making. The purpose of
this research is to analyze the relationship between Cash Dividend Coverage
(CDC), Operating Cashflow Per Share (OCPS), Return On Equity (ROE), Return
On Assets (ROA), Total Assets Turnover (TATO), and Earning Per Share (EPS)
to stock price empirically.
Population of this research consists of 194 manufacturing corporates listed
in Indonesia Capital Market during the period of 2007 and the sampel consists of
50 corporates. This research uses purposive sampling method. The statistic
method being used is multiple linear regression with the model being tested
previously in classic assumptions.
The result indicates that partially only EPS influences the stock price
significantly. The simultaneously test of CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, and
EPS give a significant influence of stock price.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ... 5
2. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Laporan Keuangan ... 7
b. Tujuan Investasi ... 11
c. Sumber Risiko Investasi ... 12
3. Harga Saham a. Pengertian Harga Saham ... 13
b. Efficient Market Hypothesis ... 14
c. Signalling Theory dan Information Content of Dividend . 14 d. Faktor-faktor Eksternal yang Mempengaruhi Fluktuasi Harga Saham ... 19
e. Klasifikasi Saham Biasa ... 20
4. Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal ... 21
b. Fungsi dan Tujuan Pasar Modal ... 22
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 30
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30
C. Jenis dan Sumber Data ... 31
D. Metode Pengumpulan Data ... 32
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32
F. Metode Analisis Data ... 34
B. Hasil Analisis
1. Pengujian Asumsi Klasik ... 39
2. Analisis Regresi ... 47
3. Pengujian Hipotesis ... 50
4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 52
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55
B. Keterbatasan ... 57
C. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 60
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ...27
Halaman
Gambar 4.1 Histogram ...42
Gambar 4.2 Grafik P-P Plot ...43
DAFTAR TABEL
Nomor Judul
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 25
Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 33
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 38
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data ... 40
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi dengan Logaritma Natural ... 41
Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas ... 44
Tabel 4.5 Model Summary (Koefisien Determinasi) ... 46
Tabel 4.6 Analisis Hasil Regresi ... 47
Tabel 4.7 Uji Statistik t ... 50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
Lampiran 1 Daftar Populasi – Sampel Perusahaan Manufaktur
Halaman
yang Terdaftar di BEI ... 62
Lampiran 2 Data Variabel Penelitian (Sebelum Ditransformasi) ... 67
ABSTRAK
Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang turut
mempengaruhi naik turunnya harga saham di pasar modal. Salah satu ukuran
kinerja keuangan perusahaan ditunjukkan dalam bentuk rasio-rasio keuangan.
Rasio-rasio keuangan digunakan sebagai dasar investor dalam menentukan
keputusan berinvestasi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh Cash
Dividend Coverage (CDC), Operating Cashflow Per Share (OCPS), Return On
Equity (ROE), Return On Assets (ROA), Total Assets Turnover (TATO), dan
Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham secara empiris.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 194 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007 dan yang menjadi sampel
berjumlah 50 perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan
sampel bertujuan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda
untuk pengujian statistiknya dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, hanya EPS yang
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengujian secara simultan
menunjukkan CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, dan EPS berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
Kata Kunci : Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Return On Equity, Return On Assests, Total Assets Turnover,
ABSTRACT
Corporate’s financial performance is one of the factors that influences the
up and down of stock price in capital market. One of corporate’s financial
performance measure is shown in the form of financial ratios. These financial
ratios are used by investors as their investment decision-making. The purpose of
this research is to analyze the relationship between Cash Dividend Coverage
(CDC), Operating Cashflow Per Share (OCPS), Return On Equity (ROE), Return
On Assets (ROA), Total Assets Turnover (TATO), and Earning Per Share (EPS)
to stock price empirically.
Population of this research consists of 194 manufacturing corporates listed
in Indonesia Capital Market during the period of 2007 and the sampel consists of
50 corporates. This research uses purposive sampling method. The statistic
method being used is multiple linear regression with the model being tested
previously in classic assumptions.
The result indicates that partially only EPS influences the stock price
significantly. The simultaneously test of CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, and
EPS give a significant influence of stock price.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keuangan perusahaan memegang peranan penting dalam menentukan
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Krisis
global yang terjadi menyebabkan banyak perusahaan yang mengalami
ketidakstabilan keuangan. Banyak perusahaan yang akhirnya gulung tikar
karena tidak mampu lagi mengatasi dampak krisis yang terjadi. Namun, di
samping itu, banyak juga perusahaan lain yang berusaha untuk tetap
mempertahankan usahanya dengan melakukan pendanaan baik secara eksternal
(dari pihak luar) maupun secara internal (dari dalam perusahaan sendiri).
Perusahaan yang telah go public dan telah mencatatkan namanya di BEI
(Bursa Efek Indonesia) dapat memperoleh dana yang lebih murah daripada
harus meminjam. Untuk menarik minat investor, perusahaan tersebut harus
dapat memberikan gambaran keadaan serta prospek masa depan perusahaan
yang baik dan juga memberikan tingkat pengembalian (return) bagi para
investor pada tingkat yang menguntungkan.
Seorang investor sebelum melakukan investasi dalam saham, ia harus
memastikan terlebih dahulu bahwa investasi tersebut adalah tepat. Artinya, ia
harus menilai dari berbagai alternatif yang akan memberikan pengembalian
dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham maupun capital gain yang
diperoleh dari perubahan harga saham tersebut.
Nilai suatu perusahaan akan tercermin pada harga sahamnya di pasar
modal, sehingga naik turunnya harga saham suatu perusahaan menunjukkan
naik turunnya nilai perusahaan bagi para investor. Pergerakan harga saham di
pasar modal dipengaruhi oleh informasi di luar perusahaan (eksternal) dan
informasi di dalam perusahaan (internal) termasuk di dalamnya informasi
tentang dividen.
Besarnya dividen sangat ditentukan oleh banyaknya jumlah kas yang
tersedia dalam perusahaan. Perusahaan yang laba nya tinggi namun tidak
memiliki kas yang mencukupi, tentu tidak akan sanggup membayarkan dividen
kepada para pemegang saham.
Rasio-rasio keuangan sebagai hasil perumusan dari analisis terhadap
laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai informasi mengenai keadaan
keuangan perusahaan. Tidak heran jika pada akhirnya rasio-rasio keuangan ini
banyak digunakan oleh para investor sebagai dasar pengambilan keputusan
berinvestasi. Rasio-rasio keuangan yang ada meliputi rasio likuiditas,
solvabilitas, profitabilitas, dan yang masih kurang dikenal yaitu rasio atas arus
kas yang meliputi cash dividend coverage dan operating cash flow per share.
Diantara rasio-rasio tersebut, yang secara teori paling memiliki pengaruh
terhadap harga saham yaitu rasio profitabilitas dan rasio atas arus kas yang telah
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menginformasikan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Mengingat tujuan utama
investor berinvestasi adalah return, maka rasio ini merupakan rasio yang penting
untuk menjadi perhatian investor sebelum melakukan investasi pada suatu
perusahaan.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Juventus (2008) menguji
pengaruh ROA, ROE, DER, dan DAR terhadap harga saham perbankan di BEJ
periode 2004-2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan,
semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh positif terhadap
harga saham. Secara parsial, hanya variabel ROE dan DAR yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap harga saham.
Penelitian lain dilakukan oleh Satria (2008) yang menguji pengaruh CR,
DAR, TATO, ITO, ROE, NPM, dan PER terhadap harga saham perusahaan
manufaktur di BEJ periode 2003-2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara simultan, semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh
signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, hanya variabel NPM dan ROE
yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Pada tahun berikutnya, Taranika (2009) melakukan penelitian mengenai
pengaruh DPS dan EPS terhadap harga saham perusahaan go public di BEI
periode 2005-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, DPS
dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, hanya
Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, Eka (2009)
melakukan penelitian mengenai pengaruh ROA, ROE, EPS, dan TATO terhadap
harga saham perusahaan perkebunan di BEI periode 2002-2007. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara simultan, kesemua variabel independen berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. Namun, secara parsial kesemua variabel
independen yang diteliti tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga
saham.
Ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh
rasio keuangan tertentu terhadap harga saham, mendorong peneliti untuk
mereplikasi penelitian Eka (2009) dengan menambah dua rasio atas arus kas
yang diduga memiliki pengaruh terhadap harga saham yaitu rasio cash dividend
coverage dan operating cashflow per share. Penelitian ini menggunakan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2007.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap rasio-rasio keuangan yang telah dijelaskan di atas yang
diduga memiliki pengaruh terhadap naik turunnya harga saham. Untuk itu,
peneliti menuangkan penelitiannya dalam bentuk skripsi dengan judul
“Pengaruh Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Return On
Equity, Return On Assets, Total Assets Turnover, dan Earning Per Share
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan pada subbab
sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah :
Apakah Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Return On
Equity, Return On Assets, Total Assets Turnover, dan Earning Per Share
berpengaruh signifikan terhadap harga saham baik secara parsial maupun
secara simultan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian :
Untuk menguji apakah Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per
Share, Return On Equity, Return On Assets, Total Assets Turnover, dan
Earning Per Share berpengaruh terhadap harga saham baik secara parsial
maupun simultan.
2. Manfaat Penelitian :
a. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
dan pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti sehingga dapat
diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kesesuaian di lapangan
b. Bagi Investor
Dapat memberi masukan bagi para investor mengenai faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi harga saham sebagai bahan pertimbangan
dalam melakukan kegiatan investasi.
c. Bagi Perusahaan
Dapat menjadi bahan pertimbangan perusahaan dalam menjalankan
operasi perusahaan yang dapat mempengaruhi harga saham
perusahaan.
d. Bagi Peneliti Lain
Untuk memberikan tambahan wawasan dan sebagai referensi bagi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang merupakan output dari proses akuntansi adalah suatu
media informasi yang merangkum semua aktivitas keuangan perusahaan. Laporan
ini dipergunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan (stake holder), yang
memberikan informasi sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang bersifat
ekonomi.
Dalam penyusunan laporan keuangan haruslah berpedoman pada
prinsip-prinsip akuntansi yang telah diterima secara umum. Laporan keuangan ini
memberikan gambaran keadaan perusahaan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 1.3), laporan keuangan lengkap
terdiri dari komponen-komponen berikut :
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Informasi keuangan yang tersaji di dalam laporan keuangan banyak
memberikan manfaat bagi pengguna apabila laporan tersebut dianalisis kinerjanya
lebih lanjut sebelum dimanfaatkan sebagai alat bantu pembuat keputusan. Model
yang sering digunakan dalam melakukan analisis kinerja keuangan adalah dalam
Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari
alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data – data
yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat
dalam analisis bisnis (Wild, 2004:3).
Seperti yang disebutkan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan keuangan paragraf 19 (IAI:2007), bahwa informasi posisi keuangan
terutama disediakan dalam neraca. Informasi kinerja keuangan terutama
disediakan dalam laporan laba rugi. Berdasarkan hal tersebut, maka analisis
laporan keuangan menggunakan neraca dan laporan laba rugi sebagai objek
analisis. Di samping itu, juga digunakan laporan arus kas yang juga memiliki
fungsi yang sama yaitu sebagai dasar pengambilan keputusan.
Arus kas dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan berikut ini :
1. Untuk memperkirakan arus kas masa mendatang
Tujuan utama penyajian data mengenai arus kas ialah adanya informasi
mengenai sumber dan penggunaan kas yang dikeluarkan untuk membiayai
seluruh aktivitas perusahaan. Sumber dan penggunaan kas suatu perusahaan
tidaklah berubah secara drastis dari tahun ke tahun sehingga penerimaan dan
pengeluaran kas dapat diterima sebagai alat yang baik untuk memperkirakan
penerimaan dan pengeluaran kas di masa mendatang.
2. Untuk mengevaluasi keputusan manajemen
Setiap manajer berusaha mengambil keputusan yang terbaik yang diharapkan
dapat membantu perusahaan mempertahankan kelangsungan hidupnya serta
keberhasilan perusahaan ditentukan oleh keputusan manajer terutama top level
manajemen yang biasanya dihadapkan dengan pengambilan keputusan
strategic. Laporan arus kas akan menyajikan kegiatan investasi perusahaan
sehingga memberikan informasi kepada investor dan kreditor untuk
mengevaluasi keputusan manajer.
3. Untuk menentukan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen kepada pemegang saham, pembayaran bunga, dan pokok pinjaman pada kreditur.
Modal saham suatu perusahaan biasanya terdiri atas saham serta ditambah
dengan modal pinjaman. Pemegang saham tertarik untuk menanam modal atau
sahamnya di perusahaan dengan harapan akan memperoleh hasil berupa
dividen dari aktivitas penanaman modal tersebut. Kreditor akan memperoleh
penghasilan dari perusahaan karena dia akan memperoleh bunga dan pokok
pinjamannya. Tentunya investor maupun kreditor menginginkan pembayaran
tepat waktu. Laporan arus kas memberikan informasi untuk membantu mereka
untuk mengetahui apakah perusahaan mampu membayar deviden tersebut
serta melunasi kewajibannya.
4. Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan arus kas perusahaan.
Menurut Hongren (1997 : 1845), ”biasanya kas dan laba bersih bergerak
bersama”. Tingginya tingkat laba tersebut cenderung menyebabkan
peningkatan kas dan sebaliknya. Suatu perusahaan yang mempunyai laba
ini informasi arus kas membantu investor menganalisis sampai sejauh mana
efisiensi perusahaan dalam mengelola kasnya.
Harahap (2001 : 190) mengatakan bahwa dengan melakukan analisis laporan
arus kas dapat diketahui :
1. Kemampuan perusahaan menghasilkan, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu.
2. Kemampuan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan termasuk kemampuan membayar deviden.
3. Informasi bagi kreditur, investor dalam memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan.
4. Kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas perusahaan pada masa yang akan datang.
5. Alasan perbedaan laba bersih dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.
6. Pengaruh investasi baik kas maupun non kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama periode tertentu.
2. Investasi
a. Definisi Investasi
Fischer dan Jordan dalam Ahmad (1996 : 1), dalam bukunya Security Analysis
and Portfolio Management, mendefinisikan “An investment is a commitment of
funds made in the expectation of some positive rate of return”. Artinya adalah
investasi dilakukan atas dasar adanya harapan akan diperolehnya tingkat
pengembalian yang positif dari kegiatan investasi dana yang dilakukan.
Francis dalam Ahmad (1996 : 1), dalam bukunya Investment : Analysis and
Management, mendefinisikan “An investment is a commitment of money that is
merupakan komitmen atas uang yang diinvestasikan dengan harapan akan
diperolehnya uang tambahan dari kegiatan investasi tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, definisi investasi menurut Ahmad (1996 : 3),
“Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk
memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut”.
b. Tujuan Investasi
Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain
adalah :
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf
hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya bagaimana berusaha untuk
mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak
berkurang di masa yang akan datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilihan
perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri agar
kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena digerogoti oleh
inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak
melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya investasi di
masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan kepada masyarakat
c. Sumber Risiko Investasi
Timbulnya risiko investasi bersumber dari beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut dapat terjadi bersamaan atau hanya muncul dari salah satu saja. Risiko
investasi yang dimaksud yaitu :
1. Risiko tingkat bunga, mempengaruhi perilaku permintaan investor terhadap
saham suatu perusahaan di pasar modal yang pada akhirnya akan
mempengaruhi harga saham serta capital gain yang akan diperoleh investor.
2. Risiko daya beli, disebabkan karena inflasi. Inflasi yang meningkat
mengakibatkan menurunnya daya beli pasar. Hal ini akan berpengaruh
terhadap permintaan saham, harga saham, dan pada akhirnya berpengaruh
pada capital gain yang diperoleh investor.
3. Risiko pasar bear dan bull, trend pasar turun atau naik. Risiko ini ditunjukkan
dengan berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan.
4. Risiko manajemen, kesalahan/kekeliruan dalam pengelolaan. Risiko ini timbul
dari dalam perusahaan yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja perusahaan.
5. Risiko kegagalan, keuangan perusahaan ke arah kepailitan. Kegagalan
perusahaan dalam mengelola keuangan perusahaan sehingga menuju ke arah
kepailitan akan berpengaruh terhadap nilai dan saham perusahaan.
6. Risiko likuiditas, kesulitan pencairan/pelepasan aktiva. Semakin likuid suatu
saham diperdagangkan semakin kecil risiko saham tersebut. Investor akan
mudah menjual saham tersebut apabila tidak terdapat keuntungan di masa
7. Risiko penarikan, kemungkinan pembelian kembali aset/surat berharga oleh
emiten. Risiko ini timbul akibat perusahaan menarik kembali saham yang
telah terjual. Harga penarikan kembali yang lebih rendah dari harga pada saat
saham itu dibeli akan menyebabkan risiko kerugian bagi investor.
8. Risiko konversi, keharusan penukaran suatu aktiva. Penukaran suatu aktiva
dapat berakibat pada nilai perusahaan yang merupakan salah satu faktor yang
menentukan harga saham.
9. Risiko politik, baik internasional maupun nasional. Ketidakstabilan politik
internasional maupun nasional akan mengakibatkan munculnya risiko
kerugian investasi.
10. Risiko industri, munculnya saingan produk homogen. Saingan produk
homogen berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan yang pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap return saham.
3. Harga Saham
a. Pengertian Harga Saham
Harga saham merupakan cerminan dari nilai suatu perusahaan bagi para
investor. Semakin baik suatu perusahaan mengelola usahanya dalam memperoleh
keuntungan, semakin tinggi juga nilai perusahaan tersebut di mata para investor.
Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan return bagi para investor
berupa capital gain yang pada akhirnya akan berpengaruh juga terhadap citra
b. Efficient Market Hypothesis
Harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar. Semakin banyak
investor yang berminat terhadap saham suatu perusahaan, semakin tinggi harga
dari saham tersebut. Sebaliknya, jika minat terhadap saham tersebut menurun,
maka harga saham tersebut juga akan bergerak turun.
Hal tersebut sejalan dengan Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market
Hypothesis) yang menjelaskan tentang reaksi harga pasar saham terhadap
informasi keuangan dan informasi lainnya. Berdasarkan hipotesis tersebut,
informasi direfleksikan dalam harga sekuritas dengan kecepatan sedemikian rupa
sehingga tidak ada kesempatan atau peluang bagi investor untuk mendapatkan
keuntungan dari informasi-informasi yang tersedia untuk publik.
c. Signalling Theory dan Information Content of Dividend
Dividen merupakan salah satu return yang paling dinanti-nantikan oleh
investor sekaligus juga merupakan sinyal bahwa perusahaan berada pada tingkat
profitabilitas tinggi. Pada dasarnya, perusahaan akan meningkatkan pembayaran
dividen apabila manajemen yakin bahwa perusahaan akan mencapai tingkat
profitabilitas tinggi di masa depan dan akan menurunkan dividen apabila tidak
terdapat arus kas yang mencukupi.
Signalling theory menyatakan bahwa perusahaan melakukan penyesuaian
dividen untuk menunjukkan sinyal akan prospek perusahaan. Ada kecenderungan
akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen. Tetapi ada argumen lain
yang lebih masuk akal. Dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan
(penurunan) harga, tetapi prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh
meningkatnya (menurunnya) dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan
perubahan harga saham. Teori tersebut kemudian dikenal sebagai Teori Isi
Informasi dari Dividen (Information Content of Dividend). Menurut teori tersebut,
dividen mempunyai kandungan informasi, yaitu prospek perusahaan di masa
mendatang.
Untuk memperkirakan harga saham dapat menggunakan analisis fundamental
dan analisis teknikal.
1. Analisis Fundamental
Menurut Ang (1997 : 18) analisis fundamental merupakan ”suatu studi
yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan keuangan suatu bisnis
dengan maksud untuk lebih memahami sifat dasar dan karakteristik operasional
dari perusahaan yang menerbitkan saham biasa tersebut”.
Salah satu aspek penting dari analisis fundamental adalah analisis laporan
keuangan, karena dari situ dapat diperkirakan keadaan, atau posisi dan arah
perusahaan. Analisis fundamental dilakukan untuk mengidentifikasi prospek
perusahaan (melalui analisis terhadap faktor yang mempengaruhinya, seperti
aktiva, laba, dividen, prospek manajemen perusahaan), yaitu mengidentifikasi
saham mana saja yang memiliki prospek yang baik di masa depan atau
Analisis fundamental berdasarkan atas kepercayaan bahwa harga saham
sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang menerbitkan saham tersebut.
Jika prospek suatu perusahaan sangat baik, maka harga sahamnya diperkirakan
akan merefleksikan kekuatan perusahaan tersebut. Oleh karena itu diperkirakan
harga saham tersebut akan meningkat, begitu juga sebaliknya. Dalam analisis
fundamental menyatakan setiap saham yang diperdagangkan memiliki nilai yang
sebenarnya (nilai intrinsik). Bertitik tolak dari nilai intrinsik ini para investor akan
dapat menentukan pilihan investasinya terhadap saham-saham yang
diperdagangkan di pasar modal.
Selain kinerja keuangan dan prospek perusahaan, nilai intrinsik juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi seperti tingkat pendapatan masyarakat,
tingkat bunga, kurs atau nilai tukar, tingkat inflasi, keseimbangan neraca
perdagangan dan dasar fundamental ekonomi lainnya termasuk kebijakan fiskal
dan moneter.
Proses analisis keputusan investasi berdasarkan pendekatan Analisis
Fundamental meliputi :
a. Mengetahui kinerja keuangan emiten melalui analisis laporan keuangan
emiten, termasuk analisis laporan keuangan yang diproyeksikan ke periode
yang akan datang, yaitu dengan membandingkan laporan keuangan emiten
melalui perbandingan internal dan eksternal (emiten lain atau industri).
Perusahaan yang kinerjanya dianggap lebih baik akan dipilih untuk
b. Menentukan nilai intrinsik efek emiten melalui analisis sekuritas individu,
dengan membandingkan apakah harga pasar saham suatu emiten tidak
tepat (terlalu rendah atau terlalu tinggi).
c. Pengambilan keputusan investasi berdasarkan rekomendasi : Beli, Tahan,
Jual.
2. Analisis Teknikal
Menurut Ang (1997 : 17) analisis teknikal merupakan ”suatu studi yang
dilakukan untuk mempelajari berbagai kekuatan yang berpengaruh di pasar modal
dan dampak yang ditimbulkannya pada harga saham”.
Dalam pandangan analisis teknikal, semua faktor fundamental sudah
masuk ke dalam dan dipresentasikan oleh harga yang terbentuk, sehingga tidak
lagi perlu mempertimbangkan segi fundamental suatu saham. Setelah terjadi
pembentukan harga, maka adalah mubazir untuk memperhatikan segi fundamental
yang menyebabkannya. Yang diperlukan adalah justru kemampuan membaca
dengan benar arah yang akan diambil oleh harga.
Analisis teknikal juga didasarkan pada anggapan bahwa harga saham
ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Pendekatan ini menekankan
pentingnya perilaku investor di masa yang akan datang dan berdasarkan masa
lalu, sehingga para analisis teknikal mempelajari perubahan harga saham dengan
menggunakan data historis perdagangan. Analisis teknikal dapat dilakukan dengan
penilaian terhadap saham menggunakan data-data statistik yang dihasilkan dari
permintaan dan penawaran saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan.
Salah satu cara yang paling sering digunakan oleh para analis teknikal adalah
dengan charting (gambar dan grafik). Dari grafik dapat diketahui bagaimana
kecenderungan pasar, sekuritas, atau future komoditas yang akan dipilih dalam
investasi. Para analis melakukan studi dengan menggunakan grafik (chart) dengan
harapan mereka dapat menemukan suatu pola pergerakan harga sehingga mereka
dapat mengeksploitasinya untuk mendapatkan keuntungan. Teknik ini
mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.
Ada tiga prinsip yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan analisis
teknikal, yaitu :
a. Market Price Discounts Everything
Yaitu harga yang terbentuk di pasar merupakan refleksi dari seluruh factor
yang ada di pasar. Analis teknikal hanya peduli pada apa yang terjadi dengan
harga yaitu jika permintaan meningkat dan penawaran menurun atau tetap, maka
harga akan naik, begitu juga sebaliknya, mereka tidak peduli dengan kenaikan
inflasi atau hal lain karena semua itu sudah tercermin di harga.
b. Price Moves in Trend
Analis teknikal tidak berkeyakinan bahwa pergerakan harga adalah acak dan
tidak dapat diprediksi karena harga akan bergerak dalam suatu arah (trend)
c. History Repeats Itself
Analisis teknikal percaya bahwa perilaku investor di masa lalu terjadi secara
berulang-ulang dan dapat digunakan sebagai acuan dalam memprediksi perilaku
investor di masa yang akan datang.
d. Faktor-faktor Eksternal yang Mempengaruhi Fluktuasi Harga Saham
Banyak faktor eksternal yang bersifat khusus yang mempengaruhi fluktuasi
harga saham. Beberapa faktor khusus tersebut antara lain:
1. Kebijakan pemerintah dan dampaknya
Kebijakan pemerintah yang berkaitan langsung dengan bidang bisnis
perusahaan emiten sangat berpengaruh terhadap harga saham. Misalnya,
kebijakan pembatalan proyek-proyek pemerintah, swastanisasi perusahaan
negara, dan lain-lain.
2. Pergerakan suku bunga
Tingginya suku bunga merupakan pukulan bagi industri jasa perbankan dan
properti. Akibat suku bunga yang meningkat tajam, proporsi operating
leverage pada banyak emiten mengalami peningkatan yang signifikan.
Tingginya suku bunga juga merupakan pukulan bagi emiten yang bergerak di
sektor properti. Proyek properti bersifat jangka panjang, dengan kontrak bunga
menjadi amat tinggi, perusahaan properti mengalami kesulitan yang lebih
besar untuk mengembalikan pinjamannya.
3. Fluktuasi nilai tukar mata uang
Melambungnya kurs rupiah terhadap dolar AS secara otomatis meningkatkan
volume utang luar negeri perusahaan-perusahaan emiten. Fluktuasi nilai tukar
mata uang internasional juga mempengaruhi indeks pasar bursa di Indonesia.
4. Rumor dan sentimen pasar
Faktor rumor atau sentimen pasar merupakan variabel yang bersifat
intangible. Rumor sering muncul di BEI, misalnya gosip likuidasi bank, atau
kebijakan-kebijakan kontroversial, dan lainnya. Sedangkan sentimen pasar
terbentuk oleh pemicu seperti kebijakan pemerintah atau statement
pejabat-pejabat tertentu.
e. Klasifikasi Saham Biasa
Menurut Lubis (2006 : 61), ada beberapa klasifikasi dari saham biasa, yaitu :
1. Blue Chips. Merupakan klasifikasi dari saham yang penerbitannya memiliki reputasi yang baik. Emiten mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi dan konsisten membayar dividen yang tinggi. Di sini emiten sudah dalam keadaan stabil.
2. Income Stock. Merupakan income yang diperoleh dari dividen yang lebih tinggi dari dividen rata-rata yang dibayarkan tahun sebelumnya. Emiten seperti ini lebih suka membayarkan dividen dari pada diendapkan dalam bentuk P/E ratio, return earning. Mereka ini merupakan kelompok investor berusia lanjut dan indeks beta dari perusahaan ini biasanya kurang dari 1.
4. Growth Stock (Lesser Known). Emiten saham ini umumnya tidak merupakan pemimpin dalam industrinya, tetapi, namun demikian saham ini tetap mempunyai ciri-ciri seperti growth stock well known, yaitu mampu mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari penghasilan rata-rata tahun terakhir.
5. Saham Spekulasi (Speculative Stock). Merupakan saham yang emitennya tidak dapat menghasilkan dividen/penghasilannya konsisten dari tahun ke tahun. Tetapi emiten ini mempunyai potensi untuk mendapatkan penghasilan yang baik di masa-masa mendatang.
6. Saham Bersiklus (Cyclical Stocks). Perkembangan saham jenis ini sesuai dengan perkembangan dan pergerakan kondisi ekonomi makro dan kondisi bisnis secara umum. Penerbit saham jenis ini biasanya bergerak dalam bidang ekonomi dasar, perumahan, otomotif, baja dan industri.
7. Saham Bertahan (Defensive/countercyclical Stocks). Harga saham ini tidak berpengaruh kepada situasi dan kondisi ekonomi makro dan kondisi bisnis pada umumnya. Emiten ini bergerak dalam penjualan/memproduksi produk yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen, misalnya rokok, sabun, dan sebagainya.
4. Pasar Modal
a. Pengertian Pasar Modal
Ada tiga definisi pasar modal :
1. Definisi yang luas
Pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk
bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan, serta
surat-surat kertas berharga/klaim, jangka panjang dan jangka pendek, primer dan
2. Definisi dalam arti menengah
Pasa modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-lembaga yang
memperdagangkan warkat-warkat kredit termasuk saham-saham,
obligasi-obligasi, pinjaman berjangka hipotek dan tabungan serta deposito berjangka.
3. Definisi dalam arti sempit
Pasar modal adalah tempat pasar terorganisasi yang memperdagangkan
saham-saham dan obligasi-obligasi dengan memakai jasa dari makelar,
komisioner, dan para underwriter.
Secara umum, pengertian pasar modal menurut Ahmad (1996 : 18) adalah
”pasar abstrak sekaligus pasar konkret dengan barang yang diperjualbelikan
adalah dana yang bersifat abstrak, dan bentuk konkretnya adalah lembar
surat-surat berharga di bursa efek”.
b. Fungsi dan Tujuan Pasar Modal
Adapun yang menjadi fungsi dari pasar modal, yaitu :
1. Menciptakan pasar secara terus-menerus bagi efek yang telah ditawarkan
kepada masyarakat;
2. Menciptakan harga yang wajar bagi efek yang bersangkutan melalui
mekanisme penawaran dan permintaan;
Adapun yang menjadi tujuan dari pasar modal, antara lain :
1. Mempercepat proses perluasan partisipasi masyarakat dalam kepemilikan
saham-saham perusahaan.
2. Pemerataan pendapatan masyarakat melalui kepemilikan saham perusahaan.
3. Menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dan penghimpunan
dana untuk digunakan secara produktif.
Efisiensi pasar modal dapat dibagi atas 3 bentuk, diantaranya :
1. Weak Form Efficiency
Merupakan efisiensi bentuk lemah. Di sini terdapat abnormal return yang
melakukan perdagangan atas dasar perubahan transaksi yang lalu dan
merupakan analisa teknik. Harga saham diasumsikan telah mencerminkan
semua informasi tentang rangkaian harga di waktu yang lalu.
2. Semi Strong Form Efficiency
Merupakan efisiensi bentuk setengah kuat. Di sini tidak terdapat abnormal
return dengan menggunakan informasi umum, seperti stock split, pembagian
dividen, dan isu-isu baru. Semua informasi yang dipublikasikan diasumsikan
telah terefleksi pada harga-harga saham.
3. Strong Form Efficiency.
Merupakan efisiensi bentuk kuat. Biasanya terjadi pada mutual fund, reksa
sesuatu yang ekstrim, sebab diasumsikan bahwa semua informasi yang
tercermin dalam harga saham meliputi informasi yang sifatknya prbadi
maupun yang dipublikasikan. Hipotesis ini beranggapan bahwa tidak
seorangpun investor yang mempunyai kemampuan lebih dari yang lain, sebab
adalah sulit untuk menggunakan berita dengan tepat dan melakukan
penaksiran terhadap nilai perusahaan.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu yang berhasil ditemukan peneliti berkaitan
dengan harga saham menunjukkan hasil yang berbeda. Rincian mengenai
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tahun Peneliti Judul Variabel Independen
Hasil Penelitian
2008 Juventus Pengaruh Rasio Profitabilitas variabel ROE dan DAR
yang memiliki
2008 Satria Pengaruh Rasio
Keuangan variabel CR, NPM dan ROE yang mempunyai
2009 Taranika Pengaruh
2009 Eka Pengaruh harga saham. Secara
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Cash Dividend Coverage mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
membayar dividen kas kepada para pemegang saham. Operating Cashflow Per
Share merupakan ukuran kekuatan keuangan perusahaan dan kelangsungan
hidupnya. Return on Equity mencerminkan kemampuan ekuitas perusahaan
dalam menghasilkan laba. Return On Assets mencerminkan kemampuan
perusahaan menggunakan modal yang diinvestasikan dalam total asset dalam
menghasilkan laba perusahaan. Total Assets Turnover menunjukkan seberapa
efisien perusahaan menggunakan aktivanya. Earning Per Share menunjukkan
besarnya laba bersih yang siap dibagikan kepada para pemegang saham.
Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan
perusahaan. Harga saham senantiasa bergerak dan pergerakan tersebut
ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran saham itu sendiri di pasar
modal. Bagi investor, harga saham mencerminkan nilai suatu perusahaan.
Kesemua rasio-rasio yang dijelaskan sebagai variabel independen
merupakan rasio yang secara teori mempengaruhi keputusan investor dalam
melakukan keputusan investasi pada saham suatu perusahaan. Semakin baik
kinerja perusahaan, semakin meningkat rasio-rasio tersebut, semakin tinggi
minat investor terhadap saham perusahaan, maka semakin tinggi harga saham
2. Hipotesis
H1 : Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Return On
Equity, Return On Assets, Total Assets Turnover, dan Earning Per
Share berpengaruh terhadap harga saham baik secara parsial maupun
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Peneliti menggunakan desain kausal yang berguna untuk menganalisis
hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana
suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. (Umar, 2003:63)
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2006:55) “populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI selama tahun 2007.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2006:56). Penelitian ini menggunakan sampel yang
ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive
sampling), yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu
kriteria tertentu (Jogiyanto, 2004:79). Kriteria pengambilan sampel yang
ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. perusahaan tersebut terdaftar di BEI pada tahun 2007
2. perusahaan tersebut membayar dividen kas pada tahun 2007
Peneliti menggunakan data emiten tahun 2007 untuk variabel independen
(CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, dan EPS). Sedangkan untuk variabel dependen
(harga saham), data yang digunakan adalah harga saham penutupan akhir tahun
2007.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka perusahaan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini berjumlah 50 perusahaan dari total 194 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI selama tahun 2007 (Lampiran 1).
C. Jenis dan Sumber Data
Menurut jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Menurut Umar (2003:60) “data sekunder merupakan data primer yang
telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar
dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain”. Data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu
Indonesia Capital Market Directory). Adapun
data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :
1. Informasi mengenai dividen kas yang dibagikan perusahaan pada tahun 2007.
2. Informasi mengenai harga saham penutupan perusahaan pada akhir tahun
2007.
3. Informasi keuangan lainnya yang berhubungan dengan variabel penelitian
Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan dalam penelitian ini
termasuk data cross section yaitu sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data sekunder, teknik yang digunakan peneliti adalah
studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa
catatan-catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan
penelitian ini. Data penelitian ini diperoleh melalui media internet dengan cara
mendownload laporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur yang
diperlukan dalam penelitian ini melalui situsdan dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2008.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Menurut Jogiyanto (2004 : 62), “Definisi operasional menjelaskan
karakteristik dari objek ke dalam elemn-elemen yang dapat diobservasi yang
menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan dalam riset.”
Berikut adalah tabel yang menyajikan tentang konsep dan operasionalisasi dari
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Nama variabel Definisi Pengukuran Skala
Dependen :
Harga saham (Y) Salah satu indikator keberhasilan
TATO = Penjualan bersih Total asset
F. Metode Analisis Data
Keseluruhan data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat
memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam
menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS 16.0. Metode analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik.
1. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti terlebih dahulu melakukan uji
asumsi klasik, meliputi :
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas menurut Ghozali (2005) adalah untuk mengetahui
apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal atau tidak.
Normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara, antara lain :
1. Nilai Skewness
Nilai skewness digunakan untuk mengetahui bagaimana distribusi normal data
dalam variabel dengan menilai kemiringan kurva. Nilai skewness yang baik
adalah mendekati angka 0 (nol).
2. Histogram Display Normal Curve
Normalitas data bila dilihat dengan cara ini dapat ditentukan berdasarkan
bentuk gambar kurva. Data dikatakan normal jika bentuk kurva memiliki
kurva berbentuk menyerupai lonceng yang hampir sempurna. Semakin mendekati
0 nilai skewness, gambar kurva cenderung memiliki kemiringan yang seimbang.
b. Uji Multikolinearitas
Tujuan uji multikolinearitas menurut Ghozali (2005) adalah untuk menguji
apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat VIF antar variabel
independen. Jika VIF menunjukkan angka >10 menandakan terdapat gejala
multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2005:111) uji heterokedasitas bertujuan untuk melihat
apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari
satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Suatu model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heteroskedasitas. Deteksi ada tidaknya gejala heterokedatisitas
adalah dengan melihat pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada
gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat
heteroskedastisitas jika :
1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.
2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar
kemudian menyempit dan melebar kembali.
2. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen.
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda. Model regresi yang digunakan, yaitu :
Y=α+β1X1+ β2 X2 +β3 X3 +β4 X4 + β5 X5+ β6 X6 + e
Keterangan:
Y = harga saham
α = konstanta
β1..β5 = koefisien regresi
X1 = Cash Dividend Coverage
X2 = Operating Cashflow Per Share
X3 = Return On Equity
X4 = Return On Assets
X5 = Total Assets Turnover
X6 = Earning Per Share
Hipotesis diuji dengan menggunakan F-test dan t-test :
a. Uji signifikansi simultan (F-test)
Menurut Ghozali (2005), uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen . Uji ini dilakukan dengan
membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut :
H0 diterima dan H1 ditolak jika F hitung < F tabel untuk α = 5%
H0 ditolak dan H1diterima jika F hitung > F tabel untuk α = 5%
b. Uji signifikansi parsial (t-test)
Menurut Ghozali (2005), pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Uji
ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan
sebagai berikut :
H0 diterima dan H1ditolak jika t hitung < t tabel untuk α = 5%
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data secara Statistik
Berikut ini merupakan data statistik dari seluruh data variabel yang digunakan
dalam penelitian ini:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Sumber : Data yang diolah penulis, 2010
Berikut ini adalah penjelasan dari data deskriptif yang telah diolah :
1. Variabel CDC memiliki nilai rata-rata sebesar 27.8114 artinya bahwa
rata-rata perusahaan manufaktur di BEI memiliki perbandingan arus
kas operasi terhadap dividen kas sebesar 27.8114. Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation
CDC 50 27.8114 80.19830
OCPS 50 831.9438 2069.82246
ROE 50 14.9608 13.87299
ROA 50 8.0582 6.83293
TATO 50 1.3072 .60856
EPS 50 597.94 1170.31852
HS 50 7,998.3 20960.23011
2. Variabel OCPS memiliki nilai rata-rata sebesar 831.9438 artinya
bahwa rata-rata perusahaan manufaktur di BEI memiliki perbandingan
arus kas operasi terhadap lembar saham beredar sebesar 831.9438.
3. Variabel ROE memiliki nilai rata-rata sebesar 14.9608 artinya bahwa
rata-rata perusahaan manufaktur di BEI memiliki perbandingan laba
bersih terhadap ekuitas sebesar 14.9608.
4. Variabel ROA memiliki nilai rata-rata sebesar 8.0582 artinya bahwa
rata-rata perusahaan manufaktur di BEI memiliki perbandingan laba
bersih terhadap total asset sebesar 8.0582.
5. Variabel TATO memiliki nilai rata-rata sebesar 1.3072 artinya bahwa
rata-rata perusahaan manufaktur di BEI memiliki perbandingan
penjualan bersih terhadap total asset sebesar 1.3072.
6. Variabel EPS memiliki nilai rata-rata sebesar 597.94 artinya bahwa
rata-rata perusahaan manufaktur di BEI memiliki perbandingan laba
bersih terhadap lembar saham beredar sebesar 597.94.
7. Variabel Harga Saham memiliki nilai rata-rata sebesar 7998.3 artinya
bahwa rata-rata perusahaan manufaktur di BEI memiliki harga saham
sebesar 7998.3.
B. Hasil Analisis
1. Pengujian Asumsi Klasik
Suatu model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik
cross section sehingga tidak melakukan uji autokorelasi. Pengujian asumsi klasik
dalam penelitian ini hanya mencakup uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji
heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
data residual berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik yang dapat digunakan
untuk menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statistik non
parametrik Kolmogorov–Smirnov (K-S). Apabila nilai signifikansi lebih besar
dari 0.05, maka data residual berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai
signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka data residual tidak berdistribusi normal.
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sumber : Data yang diolah penulis, 2010
Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh bahwa data dalam penelitian
ini tidak terdistribusi secara normal, dimana variabel Harga Saham memiliki nilai
HS
N 50
Normal Parametersa Mean 7.9983E3
Std. Deviation 2.09602E4
Most Extreme Differences Absolute .352
Positive .330
Negative -.352
Kolmogorov-Smirnov Z 2.491
signifikansi yang lebih kecil dari 0.05 yaitu sebesar 0.000. Ada beberapa cara
mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina (2007:106) yaitu :
a. lakukan transformasi data ke bentuk lainnya,
b. lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,
c. lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai
tertentu.
Untuk menormalkan nilai residual, peneliti melakukan transformasi data ke
dalam model logaritma natural (Ln). Setelah ditransformasi data diuji ulang
normalitasnya. Berikut pengujiannya dengan Kolmogorov-Smirnov:
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Dengan Logaritma Natural One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sumber : Data yang diolah penulis, 2010
LN_HS
N 50
Normal Parametersa Mean 7.3444
Std. Deviation 1.74198
Most Extreme Differences Absolute .090
Positive .090
Negative -.051
Kolmogorov-Smirnov Z .639
Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh bahwa data dalam penelitian
ini telah terdistribusi secara normal, dimana variabel Harga Saham memiliki nilai
signifikansi yang lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.809.
Selain dari nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov, uji normalitas juga dapat
dilakukan dengan melihat pola distribusi data residual pada histogram, dan dari
penyebaran data pada grafik p-plot. Untuk lebih jelas berikut ini dilampirkan
histogram dan grafik P-P Plot data yang telah terdistribusi secara normal.
Gambar 4.1 Histogram
Sumber : Data yang diolah penulis, 2010
Dari histogram di atas, terlihat bahwa kurva berbentuk lonceng yang hampir
sempurna dengan kemiringan yang cenderung imbang baik dari sisi kiri maupun
Gambar 4.2 Grafik P-P Plot
Sumber : Data yang diolah penulis, 2010
Dari grafik di atas, terlihat bahwa data terdistribusi secara normal dan
menyebar di sekitar garis kenormalan. Hal ini menunjukkan data penelitian telah
normal dan dapat digunakan untuk pengujian lebih lanjut.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Pengujian multikolinearitas
dilakukan dengan melihat VIF antar variabel independen. Jika VIF menunjukkan
angka >10 menandakan terdapat gejala multikolinearitas.
Berikut adalah hasil uji multikolinearitas variabel yang digunakan dalam
Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas
Sumber : Data yang diolah penulis, 2010
Dari hasil pengujian di atas, dapat dilihat bahwa tidak terjadi gejala
multikolinearitas antar variabel penelitian. Hal ini ditunjukkan dalam angka VIF
(Variance Inflation Factor) dari CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, dan EPS yang
<10.
c. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dilakukakannya uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi terdapat ketidaksamaan pengganggu antara satu
pengamatan ke pengamatan yang lain.
Coefficientsa
Berikut disajikan hasil dari uji heteroskedastisitas yang ditunjukkan dalam
grafik scatterplot.
Gambar 4.3 Scatterplot
Sumber : Data yang diolah penulis, 2010
Dari grafik scatterplot tersebut dapat kita lihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini
mengidentifikasikan tidak terjadinya heteroskedasitas pada model regresi
sehingga model regresi layak dipakai.
d. Koefisien Determinasi
Tujuan koefisien determinasi adalah untuk melihat sejauh mana variabel
independen mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Berikut hasil
Tabel 4.5 Model Summary
Sumber : Data yang diolah penulis, 2010
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa angka R sebesar 0.910 yang
menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan Harga saham (Variabel dependen)
dengan CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, dan EPS (Variabel independen) kuat
karena R > 50% (0.5). Angka koefisien determinasi (adjusted R ) bernilai 0.803.
Angka ini mengindikasikan bahwa 80.3% variasi atau perubahan dalam harga
saham dapat dijelaskan oleh CDC, OCPS, ROA, ROE, TATO, dan EPS.
Sedangkan sisanya 19.7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
dimasukkan dalam dalam model penelitian. Standard error of estimate
menunjukkan angka sebesar 0.77224. Semakin kecil angka ini akan membuat
model regresi semakin tepat dalam memprediksi harga saham.
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .910a .828 .803 .77224 2.111
a. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_CDC, LN_TATO, LN_ROE, LN_OCPS,
LN_ROA
2. Analisis Regresi a. Persamaan Regresi
Hasil regresi dapat dilihat dalam Tabel 4.6 berikut ini :
Tabel 4.6 Analisis Hasil Regresi
Sumber : Data yang diolah penulis, 2010
Pada pengujian asumsi klasik sebelumnya jelas bahwa data ditransformasi
agar normal dengan menggunakan bentuk logaritma natural sehingga harus
dilakukan anti logaritma natural kembali untuk dapat diinterpretasikan. Model
regresi berdasarkan hasil analisis di atas adalah sebagai berikut :
Y=α+β1X1+ β2 X2 +β3 X3 +β4 X4 + β5 X5 + β6 X6 + e
β2 (koefisien regresi OCPS) = 0.045
β3 (koefisien regresi ROE) = -0.301
β4 (koefisien regresi ROA) = 0.111
β5 (koefisien regresi TATO) = -0.130
β6 (koefisien regresi EPS) = 0.865
maka didapat persamaan regresi dalam bentuk logaritma natural :
Harga Saham = 3.449 + 0.034 CDC + 0.045 OCPS – 0.301 ROE + 0.111
ROA -0.130 TATO + 0.865 EPS + e
Setelah dilakuka n anti logaritma natural, diperoleh persamaan:
Harga Saham = 31.47 + 1.036 CDC + 1.046 OCPS + 0.74 ROE + 1.117
ROA + 0.89 TATO + 2.375 EPS + e
Interpretasi dari persamaan di atas adalah sebagai berikut :
1. α = 31.47
nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel CDC,
OCPS, ROE, ROA, TATO, dan EPS, maka harga saham yang terbentuk
adalah 31.47.
2. β1 = 1.036
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan
variabel CDC, maka harga saham akan meningkat sebesar 1.036 atau
3. β2 = 1.046
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan
variabel OCPS, maka harga saham akan meningkat sebesar 1.046 atau
sebesar 104,6%.
4. β3 = 0.74
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan
variabel ROE, maka harga saham akan meningkat sebesar 0.74 atau
sebesar 74%.
5. β4 = 1.117
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan
variabel ROA, maka harga saham akan meningkat sebesar 1.117 atau
sebesar 111,7%.
6. β5 = 0.89
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan
variabel TATO, maka harga saham akan meningkat sebesar 0.89 atau
sebesar 89%.
7. β6 = 2.375
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan
variabel EPS, maka harga saham akan meningkat sebesar 2.375 atau
3. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi
berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan
menggunakan uji t dan uji F. Adapun hipotesis untuk penelitian ini adalah :
Ha : CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, EPS berpengaruh signifikan terhadap
harga saham secara parsial maupun secara simultan.
a. Uji t (Signifikansi Parsial)
Tujuan dilakukannya uji statistik t adalah untuk melihat bagaimana pengaruh
setiap variabel independen terhadap variabel dependen secara individu (parsial).
Tabel 4.7 Uji Statistik t
Sumber : Data yang diolah penulis, 2010
Model
Dari hasil pengujian secara parsial tersebut, dapat dilihat bahwa secara
parsial hanya variabel EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi EPS sebesar 0.000 yang berarti < 0.05.
Sedangkan untuk variabel CDC, OCPS, ROE, ROA, dan TATO tidak
berpengaruh signifikan yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi variabel-variabel
tersebut yang menunjukkan nilai > 0.05.
b. Uji F (Signifikansi Simultan)
Tujuan dilakukannya uji statistik F adalah untuk melihat bagaimana pengaruh
variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan
(bersama-sama).
Tabel 4.8 Uji Statistik F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 123.047 6 20.508 34.389 .000a
Residual 25.643 43 .596
Total 148.690 49
a. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_CDC, LN_TATO, LN_ROE, LN_OCPS, LN_ROA
b. Dependent Variable: LN_HS
Sumber : Data yang diolah penulis, 2010
Dari Tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa kesemua variabel independen
(CDC, OCPS, ROE, ROA, TATO, EPS) berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen (harga saham) secara bersama-sama atau simultan. Hal ini ditunjukkan