• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERJEMAHAN DAN PEMAKNAAN

ISTILAH TEKNIS: STUDI KASUS PADA

TERJEMAHAN DOKUMEN KONTRAK

TESIS

Oleh

ROSWANI SIREGAR

077009024/LNG

S

E K O L AH

P A

S C

A S A R JA

NA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS PENERJEMAHAN DAN PEMAKNAAN

ISTILAH TEKNIS: STUDI KASUS PADA

TERJEMAHAN DOKUMEN KONTRAK

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora dalam Program Studi Linguistik

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

ROSWANI SIREGAR

077009024/LNG

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENERJEMAHAN DAN PEMAKNAAN ISTILAH TEKNIS: STUDI KASUS PADA TERJEMAHAN DOKUMEN KONTRAK

Nama Mahasiswa : Roswani Siregar

Nomor Pokok : 077009024

Program Studi : Linguistik

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Amrin Saragih, MA., Ph.D) Ketua

(Dr. Eddy Setia, M.Ed., TESP) Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Prof. T. Silvana Sinar, MA., Ph.D) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal: 10 Maret 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Amrin Saragih, MA., Ph.D

Anggota : 1. Dr. Eddy Setia, M.Ed., TESP

2. Prof. T. Silvana Sinar, MA., Ph.D

(5)

PERNYATAAN

ANALISIS PENERJEMAHAN DAN PEMAKNAAN

ISTILAH TEKNIS: STUDI KASUS PADA

TERJEMAHAN DOKUMEN KONTRAK

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, atau kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Maret 2009

(6)

ABSTRAK

Tesis ini berjudul Analisis Penerjemahan dan Pemaknaan Istilah Teknis: Studi Kasus pada Terjemahan Dokumen Kontrak. Ada enam dokumen kontrak (sebagai produk terjemahan) sebagai sumber data dalam analisis ini. Dapat diidentifikasi bahwa istilah teknis yang digunakan dalam dokumen ini adalah istilah yang berkaitan dalam bidang ekonomi (akuntansi, manajemen, dan keuangan).

Dalam membaca sebuah teks sebagai produk terjemahan, dapat ditemukan berbagai masalah dalam memahami isi teks tersebut. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya adanya perbedaan budaya antara penulis dan pembaca teks tersebut, yang berakibat pada perbedaan pandangan pada konsep kata yang dimaksudkan oleh penulis.

Para penerjemah biasa memilih dua metode penerjemahan, yaitu terjemahan harafiah (literal) yang terdiri atas peminjaman, terjemahan harafiah, dan terjemahan wajib yang terdiri atas transposisi, modulasi, kesepadanan, dan penyesuaian). Oleh sebab itu, dalam menganalisis produk terjemahan penulis berfokus pada analisis metode yang disebutkan di atas. Untuk mendapatkan analisis yang rinci, juga dilakukan analisis medan makna untuk mendapatkan makna istilah atau kosa kata yang terdapat pada bahasa sumber (BS) dan bahasa target (BT).

Dari hasil analisis yang dilakukan dalam tesis ini memperlihatkan kompleksitas pemahaman tentang prosedur dan metode penerjemahan yang perlu untuk dipahami. Hal-hal yang berkaitan dengan cara identifikasi istilah, penerapan metode penerjemahan yang meliputi banyak hal, seperti misalnya proses peminjaman, calque, terjemahan harafiah, transposisi, modulasi, kesepadanan, penyesuaian, pergeseran struktur, unit, dan kelas, intrasistem dan juga sistem penyerapan istilah asing, sangat perlu untuk diperhatikan.

(7)

ABSTRACT

This thesis deals with An Analysis of Technical Terms Translation and Meanings: A case study of Contract document. There are six contract documents (translation products) as the source of data in this analysis. It can be identified that the terms used in the documents are mostly related to economical terms (accounting, management, and finance).

In reading a text as a product of translation, it can be found some problems to understand the content of the text. This is caused by some factors, for example, the different culture between writers and readers, which consequently can cause the different view of the word concept that is intended by the writers.

Translators may choose two methods of translating, namely direct or literal translation (borrowing, calque, literal translation), and obligue translation (transposition, modulation, equivalence, adaptation). So, in analyzing the products of translation, the writer focuses the analysis on these items of the method. In order to get detailed analysis, the analysis is also focused on the meaning field in order to find out the meanings of the terms of both SL and TL.

The results of analysis show that there are some complexities in understanding the translation procedures and methods that should be mastered. Those that are related to ways of terms identification, the application of translation method with its various problems, such as direct or literal translation (borrowing, calque, literal translation), and obligue translation (transposition, modulation, equivalence, adaptation), and translating the foreign terms, need to be observed.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan kesehatan, rejeki, dan kesempatan bagi penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Salawat dan salam penulis sampaikan kepada

Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat Islam ke jalan yang benar, jalan

yang diridhoi Allah.

Tesis ini tidak akan pernah selesai tanpa adanya dukungan moral dan spiritual

dari beberapa pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D selaku Pembimbing I yang telah

membimbing, mengarahkan, mengkritisi, dan mengoreksi isi tulisan tesis ini dengan

penuh kehati-hatian dan tak mengenal lelah sehingga terbentuknya tesis ini.

Dr. Drs. Eddy Setia, M.Ed TESP selaku Pembimbing II yang juga sibuk

memberikan bantuan pinjaman buku-buku teori terjemahan yang berkualitas dan

mutakhir. Beliau juga aktif dalam memberikan masukan, kritikan, dan koreksian yang

menyeluruh sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Prof. Dr. T. Silvana Sinar, M.A selaku Ketua Program S2 Linguistik SPs.

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dorongan semangat, kritikan, dan

(9)

Drs. Umar Mono, Dipl. Trans. H.Hum selaku Sekretaris Program yang juga

banyak membantu dalam dua hal. Pertama, menyangkut administrasi sehingga segala

permasalahan mengenai administrasi kuliah dan ujian dapat diselesaikan dengan baik.

Kedua mengenai kontribusinya dalam hal kritikan dan sumbangan pemikiran untuk

kesempurnaan tesis ini.

Seluruh dosen pengajar di Program S2 Linguistik yang telah memberikan

ilmu pengetahuan yang sangat berguna baik pengembangan ilmu pengetahuan secara

keseluruhan maupun yang menyangkut terjemahan.

Seluruh teman seangkatan yang dengan antusias telah memberikan kritikan

dan sumbangan pemikiran guna kesempurnaan tesis ini. Mereka juga banyak

membantu penulis selama masa perkuliahan.

Orang tua dan seluruh keluarga penulis yang senantiasa memberi doa, nasihat,

bantuan dana, dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah tepat

waktu.

Semoga Allah SWT membalas segala bantuan yang telah diberikan berlipat

ganda. Amin ya robbal ‘alamin.

Penulis, Maret 2009

(10)
(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP... v

2.1.1 Pengertian Dokumen Kontrak... 8

2.1.2 Pengertian Istilah... 9

2.2 Landasan Teori... 9

2.2.1 Terjemahan dan Permasalahannya... 9

2.2.2 Teori Relevansi... 15

2.2.3 Semantik dalam Penerjemahan... 17

2.2.4 Analisis Komponen Makna... 18

2.2.5 Metode Penerjemahan... 21

2.2.6 Pergeseran dalam Penerjemahan... 25

BAB III METODOLOGI... 29

3.1 Metode dan Teknik Penelitian... 29

3.2 Data dan Sumber Data... 29

3.3 Analisis Data... 30

3.4 Teknik Analisis Data... 31

(12)

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN... 33

4.1 Paparan Data... 33

4.1.1 Identifikasi Istilah Dokumen Kontrak Bahasa Inggris... 33

4.1.1.1 Istilah yang Terdiri atas Satu Kata dan Padanannya... 33

4.1.1.2 Istilah yang Terdiri atas Dua Kata atau Lebih (Frasa) dan Padanannya... . 35

4.1.2 Penerapan Metode Penerjemahan... 36

4.1.2.1 Metode Borrowing (Metode Peminjaman)... 37

4.1.2.2 Loan Translation (Calque)... 40

4.1.2.3 Terjemahan Harafiah (Literal Translation)... 41

4.1.2.4 Transposisi... 42

4.1.2.5 Modulasi... 43

4.1.2.6 Kesepadanan... 45

4.1.2.7 Penyesuaian... 46

4.1.3 Pergeseran dalam Penerjemahan... 47

4.1.3.1 Pergeseran Struktur... 48

4.1.3.2 Pergeseran Unit... 50

4.1.3.3 Pergeseran Kelas (Class Shifts)... 50

4.1.3.4 Pergeseran Intrasistem... 51

4.1.4 Penyerapan dan Penerjemahan Istilah Asing... 52

4.1.4.1 Penyerapan Istilah Asing... 52

4.1.4.2 Penerjemahan Istilah Asing... 54

4.1.4.3 Penyerapan dan Sekaligus Penerjemahan.. 55

4.1.5 Pemaknaan Istilah... 57

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1 Istilah yang Berbentuk Satu Kata dan Padanannya... 34

2 Istilah yang Terdiri atas Dua atau Lebih Kata (Frasa) dan Padanannya... 35

3 Data Pure Loanwords (Pinjaman Murni)... 38

4 Data Mix Loanwords (Pinjaman Takmurni)... 39

5 Data Loanblend (Pinjaman Campuran)………. 39

6 Data Loan Translation (Calque)……… 40

7 Data Terjemahan Harafiah (Literal Translation)……….. 41

8 Data Transposisi……… 43

9 Data Kesepadanan………. 46

10 Data Penyesuaian……… 47

11 Data Pergeseran dalam Penerjemahan……… 48

12 Data Pergeseran Struktur……… 49

13 Data Pergeseran Unit (1)... 50

14 Data Pergeseran Unit (2)... 50

15 Data Pergeseran Kelas (1)... 51

16 Data Pergeseran Intrasistem... 51

17 Data Penyerapan Istilah Asing... 53

(14)

19 Komponen Makna ’Income Statement/Laporan Laba Rugi ... 58

20 Komponen Makna ’Contract/Kontrak’... 59

21 Komponen Makna ’Claim/Klaim’... 60

22 Komponen Makna ’Liability/Kewajiban’... 60

23 Komponen Makna ’Indemnify/Ganti Rugi’... 61

24 Komponen Makna ’Profit/Profit’ ... 61

25 Komponen Makna ’Losses/Kerugian’ ... 62

26 Komponen Makna ’Marketable Securities/Sekuritas yang Dapat Dipasarkan... 62

27 Komponen Makna ’Income/Penghasilan’... 63

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Contract Document CRP-5354. Subject: Local Task Force ……… 73

(a) Subject : Local Task Force Services ……… 73

(b) Local Task Force Services: Exhibit B: Special Terms ………. 76

(c) Local Task Force Services: Exhibit C : Elucidation of Attachment … 86

(d) Local Task Force Services: Exhibit C : Compensation ………... 91

2. Contract No. CEN-7583. Subject : Well Maintenance and Security

Services ……… 104

3. Enquiry Document RFQ-CEN-7583. Subject : Well Maintenance and

Security Services Service Order No. CEN-1492………. 107

4. Subject : Crude Oil Transportation Services ………. 110

5. Contract No. CEN-7582. Subject : Clean up and Fencing Installation

Services ……….. 115

6. Service Order No. CEN-1492. Subject : Crude Oil Transportation

Services (Exhibit-B)……….. 119

(16)

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

1. Daftar Singkatan

BIND = Bahasa Indonesia

BING = Bahasa Inggris

BP = Bahasa Penerima

BS = Bahasa Sumber

BT = Bahasa Target

DK = Dokumen Kontrak

KBBI = Kamus Besar Bahasa Indonesia

TS = Teks Sumber

TT = Teks Target

L = Lampiran

WCD = Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary

FET = Financial and Economic Terms

2. Daftar Lambang

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Istilah terjemahan (translation) bisa berarti (1) bidang ilmu secara umum,

(2) produk (teks yang sudah diterjemahkan), (3) proses (tindakan dalam

memproduksi terjemahan) biasanya disebut penerjemahan (translating). Secara netral

istilah ini digunakan untuk semua pekerjaan yang berkaitan dengan makna ungkapan

dalam satu bahasa (bahasa sumber/BS) yang diubah menjadi makna ungkapan bahasa

yang lain (bahasa target/BT) atau sebaliknya, apakah dalam bentuk media lisan

maupun tulisan.

Penerjemahan tidak terlepas dari berbagai teori dan pendekatan yang digagas

oleh para ahli dalam bidang ini. Kalau dikaitkan dengan kemajuan teknologi, kegiatan

itu terkait dengan mesin-mesin penerjemah dan perangkat lunak yang membantu

dalam proses penerjemahan (Jean-Pierre, 2005; Kussmaul, 2005; Sommers, 2003).

Keberhasilan suatu proses penerjemahan sangat bergantung pada tujuan

terjemahan itu dilakukan, yang hasilnya merefleksikan kebutuhan orang yang

memerlukannya. Sebagai contoh, sebuah terjemahan yang luwes, bersifat apa adanya

(rough-and-ready translation) dari sebuah surat bisa mencukupi untuk memberikan

informasi yang akurat. Sebuah terjemahan teks ilmiah membutuhkan perhatian yang

(18)

estetikanya. Karya-karya sastra membutuhkan pertimbangan-pertimbangan yang

sensitif terhadap bentuk dan isi. Terjemahan yang menyangkut teks-teks keagamaan

khususnya kitab suci paling tidak harus memenuhi dua kriteria, yang justru selalu

bertentangan, karena kriteria yang satu melihat ke belakang (latar belakang sejarah)

dan yang satu lagi melihat ke depan (masa depan pemeluknya). Pertama,

terjemahannya harus menurut sejarah akurat, tepat mewakili makna yang ada pada

sumber aslinya, sepanjang hal ini dapat diketahui, dan dipadukan dalam tradisi

keagamaan yang terpisah. Yang kedua, terjemahannya harus dapat diterima oleh

pengguna terjemahan tersebut – yang dalam praktiknya – dapat dimengerti, secara

estetika menyenangkan, dan mampu menghubungkan dengan kecenderungan masa

kini khususnya dalam pemikiran keagamaan, tekanan-tekanan sosial, dan perubahan

bahasa.

Kompetensi penerjemahan terdiri atas dua kemampuan pokok, yakni

(1) kemampuan menurunkan serangkaian teks target yang memungkinkan bagi teks

sumber yang ada dan (2) kemampuan memilih dari serangkaian teks tersebut, ’secara

cepat dan dengan kepercayaan diri yang benar (etis)’ versi tertentu yang sangat tepat

bagi pembaca. Pym (1992: 175) menambahkan, definisi kompetensi penerjemahan

seperti itu “mengakui bahwa ada satu model teorisasi implisit dalam praktik

penerjemahan, sepanjang penurunan target teks alternatif bergantung pada

serangkaian hipotesis yang secara intuitif diaplikasikan”. Teori sangat berkaitan

(19)

Berkaitan dengan judul tesis ini, teks yang akan dianalisis adalah produk

terjemahan (Inggris – Indonesia) pada dokumen kontrak (DK). Kata dokumen

(bahasa Latin: documentum) mempunyai arti bukti yang tertulis, surat akte, piagam,

surat resmi, dan sebagainya. Sedangkan kata kontrak (bahasa Latin: contractus)

mempunyai arti perjanjian yang mengikat. Secara hukum berarti perjanjian yang

dituangkan dalam suatu akta (akte) (Shadily 1986: 849, 1861).

Terjemahan dokumen kontrak sangat sering dijumpai khususnya pada

perusahaan-perusahaan swasta asing yang ada di Indonesia. Dalam tesis ini dokumen

kontrak yang disasar adalah enam dokumen kontrak (dalam dua versi bahasa –

Inggris dan Indonesia), yaitu antara lain:

(1) Contract Document CRP-5344 yang terdiri atas

(a) Subject: Local Task Force Services,

(b) Local Task Force Services: Exhibit B: Special Terms,

(c) Local Task Force Services: Exhibit C: Elucidation of Attachment, dan

(d) Local Task Force Services: Exhibit C: Compensation.

(2) Contract No. CEN-7583. Subject: Well Maintenance and Security Services,

(3) Enquiry Document RFQ-CEN-7583. Subject: Well Maintenance and Security

Services,

(4) Service Order No. CEN-1492. Subject: Crude Oil Transportation Services,

(5) Contract No. CEN-7582. Subject: Clean up and Fencing Installation

(20)

(6) Service Order No. CEN-1492. Subject: Crude Oil Transportation Services

(Exhibit-B)

1.2. Masalah Penelitian

Masalah dalam tesis ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah cara menentukan dan memisahkan istilah yang terdapat dalam

dokumen kontrak terutama dari kata atau ungkapan lain?

2. Bagaimanakah prosedur penerjemahan yang ditempuh dalam menerjemahkan

istilah-istilah yang terdapat dalam dokumen kontrak dari bahasa Inggris ke

bahasa Indonesia?

3. Bagaimanakah cara dalam menentukan padanan istilah dalam dokumen

kontrak bahasa Inggris ke dalam dokumen kontrak bahasa Indonesia?

4. Bagaimanakah cara mengevaluasi pemaknaan istilah yang terdapat dalam

dokumen kontrak dibandingkan dengan bahasa alami (natural language)?

1.3. Tujuan Penelitian

Terkait dengan permasalahan yang dikemukakan pada masalah penelitian

di atas, maka tujuan penelitian dalam tesis ini dibedakan ke dalam dua bagian, yaitu

tujuan yang bersifat praktis dan akademis. Tujuan praktis penelitian ini adalah

menjelaskan fenomena proses penerjemahan. Secara umum, penelitian ini bertujuan

menemukan dan memberikan sejumlah fakta dan informasi linguistik yang terkait

(21)

dalam dokumen kontrak. Di samping itu, penelitian ini juga bertujuan menerapkan

teori terjemahan dalam analisis produk terjemahan (dalam hal ini dokumen kontrak)

agar hasil yang diperoleh dalam analisis tersebut dapat dijadikan model penelitian

berikutnya. Secara akademis, ada empat tujuan penelitian ini, yaitu:

(1) Mengidentifikasi istilah-istilah teknis yang berkaitan dengan dokumen

kontrak.

(2) Menelaah metode penerjemahan istilah yang terdapat dalam dokumen

kontrak bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.

(3) Menelaah pemberian makna khusus pada istilah yang terdapat dalam

dokumen kontrak dengan cara membandingkan makna teknisnya dengan

makna kata dalam bahasa umum.

(4) Mengevaluasi pembentukan istilah Indonesia yang dipadankan dengan

istilah dalam bahasa Inggris.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai analisis penerjemahan ini memiliki manfaat teoretis

akademis dan manfaat praktis. Secara teoretis akademis, penelitian ini dapat

menambah atau memperkaya khazanah pengetahuan khususnya dalam bidang

penerjemahan – dalam hal ini penerjemahan dokumen-dokumen kontrak dari bahasa

Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Manfaat teoretis akademis lainnya, terutama dari

sudut pandang teori terjemahan, bahwa penerjemah dapat mengaplikasikan berbagai

(22)

dengan pemaknaan istilah teknis. Di samping itu, khususnya bagi pemerhati dan

peminat bidang penerjemahan, diharapkan memperoleh manfaat teoretis akademis

lainnya yaitu hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan atau model penelitian

sejenis.

Manfaat praktis penelitian ini adalah memberi kontribusi berupa pengetahuan

umum tentang penerjemahan dan metode analisis produk terjemahan yang didasari

oleh teori terjemahan yang relevan dengan kebutuhan dan tujuan analisis tersebut.

1.5. Ruang Lingkup

Ruang lingkup di sini dimaksudkan untuk memberi batasan pembahasan

berkaitan dengan analisis yang dilakukan dalam tesis ini dan sumber data yang

dianalisis. Disesuaikan dengan judul dan tujuan analisisnya maka analisis dalam tesis

ini dibatasi pada empat bidang bahasan, antara lain:

1. Identifikasi istilah-istilah dokumen kontrak bahasa Inggris, baik yang

berbentuk kata maupun frasa.

2. Evaluasi penerapan metode penerjemahan yang meliputi:

(a) metode peminjaman,

(b) terjemahan harafiah,

(c) transposisi,

(d) modulasi,

(e) kesepadanan, dan

(23)

3. Hal-hal yang berkaitan dengan pergeseran dalam penerjemahan yang

meliputi:

(a) pergeseran struktur,

(b) pergeseran unit, dan

(c) pergeseran intrasistem.

4. Penyerapan dan penerjemahan istilah asing.

Adapun data yang dianalisis dibatasi hanya yang terdapat pada dokumen

kotrak seperti yang terdapat dalam lampiran tesis ini. Artinya hasil yang diperoleh

berdasarkan keempat bidang bahasan yang diuraikan di atas berdasar pada data yang

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Dokumen Kontrak dan Istilah

2.1.1. Pengertian Dokumen Kontrak

Di latar belakang tesis ini (1.1) telah diungkap penjelasan tentang dokumen

kontrak. Berikut ini perlu diperjelas lagi frasa dokumen kontrak secara leksikografi.

Dokumen adalah (1) surat yang tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti

atau keterangan (seperti akte kelahiran, surat nikah, surat perjanjian); (2) barang

cetakan atau naskah karangan yang dikirim melalui pos. Kontrak menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah (1) perjanjian (secara tertulis) antara dua

pihak di perdagangan, sewa-menyewa, dan sebagainya; (2) persetujuan yang

bersanksi hukum antara dua pihak atau lebih untuk melakukan atau tidak melakukan

kegiatan (KBBI, 1988: 211, 458).

Dalam tesis ini, pengertian dokumen kontrak adalah surat yang tertulis atau

tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan berisikan persetujuan yang

bersanksi hukum antara dua pihak atau lebih untuk melakukan atau tidak melakukan

(25)

2.1.2. Pengertian Istilah

Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan

makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas di bidang tertentu (KBBI, 1988:

341). Istilah juga merupakan bahasa khusus yang berlaku dalam suatu bidang ilmu

tertentu (lihat Hornby, dkk., 1994: 269). Oleh karena itu, dalam dokumen kontrak

sering dijumpai istilah yang mempunyai makna khusus berkaitan dengan kontrak

tersebut. Misalnya istilah dalam BING exhibit yang memiliki makna ‘lampiran’

(Nomina), sementara dalam bahasa sehari-hari istilah itu bermakna ‘menunjukkan/

memamerkan/memperlihatkan/mengadakan pameran’ (Verba). Contoh lain istilah

executed copy (Frasa Nomina) dalam dokumen kontrak bermakna ‘salinan (dokumen

kontrak) yang telah ditandatangani’. Kata executed itu sendiri dalam bahasa

sehari-hari bermakna ‘dieksekusi/diputuskan/dilaksanakan/dijalankan’. Dalam analisis

penerjemahan permasalahan tersebut di atas adalah salah satu fenomena yang perlu

dikaji dan dianalisis agar para penerjemah dapat secara tepat menentukan

langkah-langkah dalam mengantisipasi permasalahan tersebut.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Terjemahan dan Permasalahannya

Terjemahan menjadi semakin penting karena kebanyakan teks tentang

berbagai informasi ilmu pengetahuan dan teknologi berasal dari negara-negara maju

(26)

orang dapat mengetahui dan memahami isi teks tersebut. Berikut ini adalah

penjelasan tentang terjemahan yang berasal dari berbagai pakar terjemahan.

Larson (1984: 3) menyebutkan bahwa terjemahan terdiri atas pentransferan

makna bahasa pertama ke dalam bentuk bahasa kedua dengan memperhatikan

struktur semantiknya. Terjemahan melibatkan dua bahasa, bahasa sumber (BS) dan

bahasa penerima (BP) dan tindakan penerjemahan adalah suatu tindakan dalam

mereproduksi makna pesan, pernyataan, ujaran, dan gaya teks BS ke dalam teks BP.

Bell (1991: 6) berpendapat bahwa terjemahan adalah penggantian sebuah

representasi teks yang sama dalam bahasa kedua. Teks dalam dua bahasa yang

berbeda dapat sama dalam tingkatan yang berbeda (secara penuh atau sebagian).

Lebih lanjut, Bell (1991: 6), menambahkan bahwa terjemahan merupakan

penggantian representasi teks yang sama ke dalam teks bahasa kedua khususnya yang

berkaitan dengan kesamaan konteks, semantik, tatabahasa, leksis, dan sebagainya,

dan pada tataran yang berbeda (kata-untuk-kata, frasa-untuk-frasa,

kalimat-untuk-kalimat). Bertautan dengan perbedaan cara pandang para pakar dalam mendefinisikan

terjemahan, secara prinsip dasar mereka sepakat pada pertimbangan makna sebagai

pertimbangan yang paling penting (Astika, 1993: 66, dalam Nababan, 2007: 203,

vol.10).

Jakobson (1959/2000: 114) – dengan pendekatan sifat makna linguistik dan

(27)

1. Terjemahan intralingual, atau penyusunan kata-kata kembali (rewording):

suatu interpretasi tanda-tanda verbal dengan menggunakan tanda-tanda lain

dalam bahasa yang sama.

2. Terjemahan interlingual, atau terjemahan yang sebenarnya: suatu interpretasi

tanda-tanda verbal dengan menggunakan bahasa lainnya.

3. Terjemahan intersemiotik, atau transmutasi: suatu interpretasi tanda-tanda

verbal dengan menggunakan sistem tanda nonverbal.

Terjemahan interlingual dilakukan misalnya ketika kita hendak mengatakan

sesuatu dengan cara lain baik berupa sebuah ungkapan maupun teks dalam bahasa

yang sama untuk menjelaskan atau mengklarifikasi sesuatu yang sudah kita jelaskan

atau tuliskan. Terjemahan intersemiotik dilakukan kalau sebuah teks tulis

diterjemahkan, misalnya ke dalam musik, film atau lukisan. Terjemahan interlingual

merupakan terjemahan tradisional yang menjadi fokus kajian dalam kajian-kajian

terjemahan (translation studies). Setidaknya ada dua tujuan utama kajian terjemahan

ini, antara lain:

1. untuk mendeskripsikan fenomena penerjemahan dan terjemahan sebagaimana

keduanya nyata di dunia pengalaman kita.

2. untuk menetapkan prinsip-prinsip umum dengan menggunakan

fenomena-fenomena yang dapat dijelaskan dan yang dapat diprediksi.

Isu kunci yang digagas khususnya menyangkut makna linguistik dan padanan

kata. Pendekatan yang dilakukan masih kental mengikuti konsep Saussure yaitu

(28)

membentuk tanda linguistik, tetapi tanda itu abritrer atau tidak dimotivasi (Saussure,

1916/1983: 67-69). Dicontohkan kata cheese dalam bahasa Inggris merupakan

signifier akustik yang menunjukkan konsep makanan yang terbuat dari pati susu yang

dipadatkan (signified).

Terjemahan interlingual meliputi penggantian pesan dalam satu bahasa bukan

untuk memisahkan satuan-satuan kode tetapi untuk keseluruhan pesan dalam bahasa

lainnya. Penerjemah mengkodefikasikan ulang dan memindahkan pesan yang

diterima dari sumber lain. Oleh karenanya, terjemahan meliputi dua pesan yang pada

dalam dua buah kode yang berbeda (1959/2000: 114).

Sebelum melakukan penerjemahan, diperlukan untuk memilih prosedur atau

strategi penerjemahan yang sangat diperlukan. Perlu diketahui apakah pesannya bisa

dipahami atau tidak. Untuk mengawasi pentransferan makna dari pesan BS ke dalam

BT, pertama sekali yang perlu diketahui adalah makna-makna yang bertautan dengan:

kata, bentukan kata, dan urutan kata yang membentuk berbagai unit dari unit yang

paling kecil hingga teks secara keseluruhan.

Untuk mengatasi perbedaan kata akan membuka peluang untuk mengkaji agar

permasalahan dalam terjemahan antara BS dan BT yang perlu segera diselesaikan

permasalahannya. Misalnya kata-kata dalam bahasa Inggris yang mengungkapkan

konsep budaya kemudian menemukan dengan tepat konsep budaya yang dimaksud ke

dalam bahasa Indonesia merupakan masalah tersendiri dalam proses penerjemahan.

Ketika membaca sebuah teks produk terjemahan, ditemukan berbagai

(29)

faktor, misalnya perbedaan kultur penulis teks dengan pembacanya, yang secara

nyata dapat berakibat pada hasil interpretasi atau pandangan konsep kata atau istilah

yang digunakan penulis. Kadang juga ditemui kata atau istilah yang dianggap asing

oleh pembaca sehingga pembaca tidak memahami makna yang terkandung

di dalamnya. Oleh sebab itu, dalam proses pentransferan isi teks yang perlu

diperhatikan adalah tidak hanya yang berkaitan dengan struktur kalimat, tetapi juga

pemahaman makna kata atau istilah secara menyeluruh.

Proses penerjemahan merupakan kegiatan linguistik yang sangat sulit seperti

diakui para diplomat. Banyak linguis yang menaruh perhatian besar dalam bidang

satu ini. Menerjemahkan teks sastra misalnya, juga sarat dengan problematika.

Demikian halnya dengan menerjemahkan dokumen-dokumen kontrak, yang memiliki

problematika yang tidak kalah dengan teks lainnya. Dokumen kontrak berkaitan

dengan banyak bidang, misalnya kontrak bisnis perminyakan, perdagangan alat-alat

berat, perdagangan komoditas pertanian, perikanan, perkebunan, hasil bumi, dan

lain-lain.

Dalam proses penerjemahan, pengetahuan tentang linguistik seperti

morfologi, sintaksis, semantik kedua bahasa mutlak diperlukan. Sementara

pengetahuan tentang budaya dan bidang pengetahuan yang melatarbelakangi teks

tersebut perlu dimiliki pembaca sebagai latar belakang pengguna kedua bahasa

tersebut.

Di berbagai tugas penerjemahan sangatlah mungkin untuk memindahkan

(30)

Dikarenakan perbedaan struktur linguistik, berbagai pengaruh stilistika tertentu tidak

dapat dipindahkan ke dalam BT tanpa mengubah urutan sintaksis atau bahkan

leksisnya. Dalam kasus ini, dapat dipahami bahwa metode yang lebih rumit harus

digunakan dengan tujuan untuk mengatasi berbagai problema unsur linguistik

di kedua bahasa yang terlibat. Di samping itu juga, para penerjemah disarankan untuk

mengetahui tiga faktor utama, yaitu: (1) sifat pesan, (2) tujuan, dan (3) jenis/tipe

pembaca. Penerjemah juga harus terbiasa dengan informasi khusus untuk

diterjemahkan. Keterbiasaan dengan jenis informasi atau bidang ilmu yang

diterjemahkan akan sangat membantu dalam menemukan istilah-istilah, ungkapan,

dan idiom yang digunakan dalam BT.

Ada beberapa kriteria bahasa tertentu yang memiliki pengaruh langsung pada

prinsip-prinsip penerjemahan. Maksudnya adalah, dalam menerjemahkan teks,

seorang penerjemah harus mempertimbangkan komponen makna, pola gramatika,

dan kalimat secara menyeluruh, karena semua bentuk ini diidentifikasi secara berbeda

dalam bahasa lain dan semuanya diungkapkan dengan makna atau fungsi yang

berbeda.

Makna dipelajari dimulai dari bentuk bahasa pertama ke bentuk bahasa kedua

untuk melihat struktur semantiknya. Makna yang dipindahkan harus bersifat terus

menerus (konstan) dan hanya bentuk yang berubah. Untuk menghasilkan terjemahan

yang efektif, yang harus diperhatikan adalah menemukan makna BS dan

menggunakan bentuk-bentuk BT yang mengungkapkan makna tersebut dengan cara

(31)

Karena semantik berperan penting dalam penerjemahan, maka fokus

permasalahan lebih agak ke arah investigasi semantis. Misalnya, dalam

menerjemahkan leksikon BING ke dalam BIND, permasalahan yang sering

ditemukan adalah:

1. bentuk kata yang berbeda pada kedua bahasa itu,

2. makna, dan

3. strategi dalam menerjemahkan kata yang dimaksud.

Di samping itu, banyak teori dan prosedur menerjemahkan bahasa Inggris ke

dalam bahasa Indonesia yang harus dipelajari dan dipahami oleh para penerjemah.

Penerjemah dapat memilih dari dua metode penerjemahan, yaitu direct or literal

translation (borrowing, calque, literal translation), dan obligue translation

(transposition, modulation, equivalence, adaptation) (Vinay dan Darbelnet dalam

Venuti, 2000: 84).

2.2.2. Teori Relevansi

Gutt (1991) dalam Venuti (2000: 377) menjabarkan bahwa penerjemahan

merupakan kegiatan menafsirkan teks dan mengalihkannya ke dalam media lain

dalam bentuk yang paling berkaitan (relevan) atau paling sesuai dengan situasi

komunikasi. Atau dengan kata lain, terjemahan adalah kegiatan dalam dalam bidang

penggunaan bahasa dalam praktik. Gutt dalam hal ini menggunakan tiga pengertian

kunci dalam konsep penerjemahan, yaitu:

(1) Interpretation (interpretasi),

(32)

(3) Minimal effort (upaya minimal).

Yang dimaksud dengan interpretasi (interpretation) dalam hal ini adalah

penerjemah disarankan untuk menelaah berbagai kemungkinan makna dan

memberikan tafsiran yang paling sesuai dengan tujuan komunikasi. Kemudian

keberkaitan optimal (optimal relevance) adalah bahwa bentuk terjemahan harus

mempunyai keberkaitan terbesar terhadap komunikasi yaitu yang meliputi

kepentingan, tujuan, latar belakang sosial budaya, isi pesan, dan lain-lain, sedangkan

upaya minimal (minimal effort) dimaksudkan bahwa terjemahan harus dalam bentuk

yang mudah dimengerti oleh pembaca (jika suatu hasil terjemahan sulit atau tidak

dipahami pembaca, maka tujuan penerjemahan dapat dikatakan tidak tercapai.

Vernay (1974) yang dikutip Gutt (dalam Venuti, 2000: 387) menambahkan

bahwa sebuah tindak yang mentransfer informasi dalam bahasa A ke dalam bahasa B

sedemikian rupa sehingga sejumlah informasi yang relevan diterima dalam bahasa B

akan identik dengan yang ada pada bahasa A.

Gutt (1991) dalam Hatim dan Munday (2004: 57) menjelaskan bahwa dalam

kajian ekivalensi yang perlu diperhatikan adalah teks atau pecahan teks, dan gagasan

ekivalensi yang didukung oleh dinamika dan pragmatik ini atau tekstual yang

kemudian menjadi berbasis teks. Analisis linguistik kognitif terhadap proses

penerjemahan telah bergeser fokusnya dari teks ke proses mental. Terjemahan

dipandang sebagai penyontohan khusus dari konsep komunikasi yang lebih luas, dan

hal ini, bersama-sama dengan proses pembuatan keputusan yang tercakup

(33)

Hubungan ini menopang proses penyocokan (interfencing), kegiatan kognitif yang

dilakukan sebagai pusat setiap kegiatan komunikasi dan oleh karenanya sangatlah

penting dalam setiap tindak atau kegiatan membaca atau terjemahan.

2.2.3. Semantik dalam Penerjemahan

Seperti yang disebutkan di atas (2.2.1) bahwa pengetahuan tentang linguistik

mutlak diperlukan dalam proses penerjemahan. Semantik sebagai salah satu bidang

linguistik yang menekankan pengertian atas makna kata, sangat berperan dalam

proses ini. Satu kata bisa mempunyai banyak makna. Makna kata sangat bergantung

pada konteks penggunaannya. Dalam penerjemahan mutlak diperlukan pendekatan

ilmiah terhadap analisis makna, khususnya yang berkaitan dengan analisis makna

satuan kata dan frasa. Semantik sebagai bidang linguistik yang menangani kajian

makna ini tujuan utamanya adalah menjelaskan makna kata secara sistematis (Leech,

1981: ix).

Hatim dan Munday (2004: 35) menyebutkan bahwa masalah kunci bagi

penerjemah adalah sering kurangnya pencocokan yang seimbang melalui bahasa.

Tidak hanya petanda (signifier) yang berubah melalui bahasa tetapi juga

masing-masing bahasa menggambarkan realita secara berbeda (yaitu bidang semantik diambil

alih oleh satuan tanda sering tidak tepat. Misalnya pada bahasa-bahasa yang lebih

berorientasi budaya (Saussure, 1916/1983: 65-70).

Berkaitan dengan kajian makna dalam penerjemahan, Nida (1964)

(34)

1. makna referensial, dan

2. makna konotatif.

Makna referensial disebut juga makna denotasi, yang berhubungan dengan

kata sebagai tanda atau simbol. Makna konotatif atau konotasi merupakan reaksi

emosi yang tercipta pada pembaca dengan sebuah kata.

Berbagai permasalahan linguistik berkaitan dengan makna referensial

diuraikan oleh Nida dan Taber (1969: 58-59). Misalnya, kata chair dalam bahasa

Inggris bersifat polisemi (bermakna banyak): sebagai nomina, kata itu berarti furnitur,

satu kedudukan universitas seperti profesor, ketua dalam rapat, dan sebagai verba bisa

berarti ’mengetuai sebuah rapat’. Banyak contoh kasus seperti ini yang dijumpai

dalam setiap bahasa. Arti yang benar bagi penerjemah ditentukan oleh lingkungan

semotaktik atau konteks (kata-kata lain di sekitarnya). Beberapa makna bisa bersifat

figuratif dan perlu dibedakan dengan makna literalnya. Misalnya kata father dalam

bahasa Inggris: father of a child, our Father in heaven, Father Murphy, father of an

invention or a country, dan lain-lain, dan tiap-tiap kata father tersebut memerlukan

penerjemahan yang berbeda.

2.2.4. Analisis Komponen Makna

Secara umum ada dua pendekatan dalam menentukan. Yang pertama adalah

pendekatan yang bersifat analitis, dan yang kedua adalah pendekatan yang bersifat

operasional. Pendekatan yang bersifat analitis berupaya mencari inti makna dengan

(35)

mempelajari kata dalam penggunaannya, dan bukan makna leksikal, tetapi lebih

kepada bagaimana kata itu digunakan dalam sebuah konteks.

Terkait dengan analisis komponen makna, Nida (1975) membahas cara-cara

yang digunakan dalam menganalisis makna. Dicontohkan kata run dalam bahasa

Inggris mempunyai makna yang berbeda-beda sesuai dengan konteksnya.

(1) (1) The man (boy, child) runs. (run1)

(2) The water (faucet, flour) runs. (run2)

(3) The motor (business, heart) runs. (run3)

(4) The vine runs over the door. (run4)

Nida beranggapan bahwa kata run dapat dibedakan melalui analisis sifat

gerakan pada aktivitas run dengan menggunakan tiga parameter seperti tersebut

di bawah ini:

(1) Aktual (gerakan merupakan kegiatan nyata secara harafiah),

(2) Ritmik (kegiatan gerakan mengandung irama),

(3) Hubungan dengan objek (sifat kegiatan dalam kaitannya dengan objek).

Analisis Gerakan run1 run2 run3 run4

(1) Aktual + + + -

(2) Ritmik + - + -

(3) Hubungan dengan objek Total parsial bagian tujuan

Berkaitan dengan analisis sifat gerakan ini tentunya parameter yang

(36)

Berbeda dengan Nida, Larson (1998: 59) mengklaim bahwa dalam semua

bahasa terdapat empat jenis komponen makna, yaitu (1) golongan benda (things),

(2) golongan kejadian (events), (3) golongan atribut (attributes), dan (4) golongan

relasi (relation). Tetapi, tidak ada dua bahasa yang mempunyai struktur dan

tatabahasa yang sama, meskipun pada tataran konsep masing-masing bahasa

mengandung keempat hal tersebut. Keempat golongan komponen yang dimaksud

dapat dijabarkan sebagai berikut:

Benda (things) meliputi semua makhluk hidup seperti manusia, binatang, dan

sebagainya, dan semua benda mati seperti batu, tanah, dan

lain-lain.

Kejadian (event) meliputi semua kegiatan/perbuatan seperti berlari, memukul, dan

lain-lain, dan perubahan keadaan atau proses seperti membeku,

meleleh, dan lain-lain, dan pengalaman seperti berpikir,

berpendapat, dan lain-lain.

Atribut (attributes) berkaitan dengan masalah mutu dan jumlah berkenaan dengan

benda atau kejadian seperti panjang, sedikit, lambat, semua, dan

lain-lain).

Relasi (relation) berkaitan dengan hubungan di antara unit-unit semantik tersebut,

(37)

2.2.5. Metode Penerjemahan

Berbagai teori dan pendapat yang berkaitan dengan metode penerjemahan

dapat diperoleh dari berbagai sumber. Salah satunya adalah Larson (1984: 17) yang

menyebutkan bahwa metode penerjemahan dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu

(1) penerjemahan harafiah (literal translation) dan

(2) penerjemahan idiomatik (idiomatic translation).

Penerjemahan harafiah disebut juga dengan penerjemahan berbasis bentuk

(form- based translation), yaitu proses penerjemahan dengan cara mengikuti bentuk

bahasa sumbernya.

Misalnya:

(2) BING : How are you?

BIND : Bagaimana kamu?

Sedangkan penerjemahan idiomatik disebut juga dengan penerjemahan

berbasis makna (meaning-based translation). Jenis penerjemahan ini lebih

menitikberatkan pada kewajaran kesepadanannya dalam bahasa sasaran, sehingga

produk terjemahannya diharapkan tidak mencerminkan bahasa sumbernya, melainkan

bentuk lain berupa tulisan asli dengan isi gagasan sama dengan bahasa sumbernya.

Misalnya:

(3) BING : cats and dogs rain.

BIND : hujan lebat

Sama dengan Larson, Bell (1991: 70) membedakan prosedur penerjemahan

(38)

(2) penerjemahan nonharafiah (nonliteral translation). Oleh Bell, penerjemahan

harafiah dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu (1) peminjaman (borrowing),

(2) penerjemahan pijaman (loan translation atau calque), dan penerjemahan harafiah

(literal translation). Sedangkan penerjemahan nonharafiah dibedakan menjadi empat

bagian, yaitu (1) transposisi (transposition), (2) modulasi (modulation),

(3) kesepadanan (equivalence), dan (4) penyesuaian (adaptation).

Peminjaman (borrowing) berupa upaya dalam penerjemahan kata atau

ungkapan dengan cara menggunakan langsung kata atau ungkapan dalam bahasa

sumber ke dalam bahasa target, biasanya ada dua kemungkinan, yang pertama tidak

mengalami perubahan bentuk maupun maknanya, dan yang kedua mengalami

perubahan cara penulisan dan tidak mengalami perubahan makna.

Misalnya :

(4) (1) Tidak mengalami perubahan bentuk maupun maknanya,

honeymoon honeymoon

copy copy;

coffee table coffee table;

trick trick;

bunker bunker.

(2) Mengalami perubahan cara penulisan dan tidak mengalami

perubahan makna.

microphone mikrofon;

(39)

furniture furnitur;

shooting syuting;

counter konter;

poop pup;

please pliis;

acting akting

Penerjemahan pijaman (loan translation atau calque) adalah metode

menerjemahkan atas unsur bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan cara substitusi

linier (urutan unsur dalam bahasa sumber tidak harus sama dengan bahasa sasaran).

Vinay dan Jean (1995) dalam Venuti (2000: 85) membedakan jenis penerjemahan ini

menjadi dua jenis, yaitu (1) calque leksikal, dan (2) calque gramatikal.

Misalnya:

(5) (1) calque leksikal

red flag bendera merah

contract document dokumen kontrak

the contract form formulir kontrak

(2) calque gramatikal

(6) The contractor shall perform the work Kontraktor akan melaksanakan in accordance with this contract. (L5 1) pekerjaan sesuai dengan kontrak ini.

(40)

Penerjemahan harafiah adalah proses menerjemahkan dengan cara

menerjemahkan kata demi kata dan struktur sintaktisnya sama atau hampir sama baik

jumlah maupun unsurnya (isomorfik) yang ada dalam BS dan BT.

Misalnya:

(8) What time did she leave the class? *Waktu apa dia meninggalkan kelas?

Transposisi adalah cara menerjemahkan dengan memusatkan perhatian

kepada kesamaan makna dan dengan mengabaikan terjadinya pergeseran kategori

maupun unit gramatikal.

Misalnya:

(9) Well Maintenance and Security Services Jasa Well Maintenance dan Security

Modulasi merupakan pergeseran sudut pandang atau pesan yang sama dilihat

dari segi yang berbeda dalam proses penerjemahan.

Misalnya:

(10) No Smoking Dilarang Merokok

(11) Beware of dog Awas Anjing

(12) No smoking dalam bahasa Inggris adalah frasa nomina sedangkan Dilarang

Merokok dalam bahasa Indonesia adalah kalimat perintah.

Ekivalensi adalah metode menerjemahkan dengan penekanan pada

kesepadanan fungsi, seperti fungsi memberi ucapan selamat, memberi janji, dan

(41)

Misalnya:

(13) Hello Selamat pagi, selamat siang, dan lain-lain

Hello dalam bahasa Inggris mempunyai banyak fungsi. Terjemahan dalam bahasa

Indonesia sangat bervariasi tetapi sesuai dengan fungsinya dalam situasi komunikasi.

Adaptasi merupakan metode penerjemahan dengan melakukan penyesuaian

dua budaya yang berbeda.

Misalnya:

(14) take a bath mandi

(15) take medicine minum obat

2.2.6. Pergeseran dalam Penerjemahan

Hatim dan Munday (2004: 26-27) memberi penjelasan permasalahan seputar

pergeseran dalam penerjemahan seperti dalam kutipan berikut ini.

The small linguistic changes that occur between ST and TT are known as translation shifts. John Catford was the first scholar to use the term in his A Linguistic Theory of Translation: (1965). His definition of shift is ‘departures from formal correspondence in the process of going from the SL to the TL’. The distinction drawn between formal correspondence and textual equivance will be crucial and relates to Saussure’s distinction between langue and parole.

Disebutkan bahwa perubahan kecil linguistik yang terjadi antara Teks Sumber

(TS) dan Teks Target (TT) disebut pergeseran terjemahan. John Catford adalah ahli

pertama yang menggunakan istilah ini dalam bukunya berjudul: A Linguistic Theory

of Translation: (1965). Definisinya tentang pergeseran ini berangkat dari hubungan

(42)

digambarkan antara hubungan formal dan ekivalensi teks akan menjadi sangat

penting dan berhubungan dengan perbedaan antara langue dan parole.

Catford (1978: 73) mengelompokkan pergeseran ini menjadi dua kelompok,

yaitu (1) pergeseran tingkatan (level shift) dan (2) pergeseran kategori (category

shift). Pergeseran tingkatan (level shift) yaitu pergesern dari satu tataran linguistik ke

tataran lainnya. Misalnya dari tingkatan linguistik gramatika BS ke leksis BT atau

sebaliknya.

Contoh:

(16) He is my father’s best friend. (BS)

Dia (laki-laki) sahabat karib ayah saya (BT)

He Dia (laki-laki) = terjadi pergeseran tingkatan

(gramatika) lexis

Pergeseran kategori (category shift) dibedakan menjadi tiga jenis pergeseran, yaitu

(a) pergeseran unit (unit shift)

(b) pergeseran struktur (structure shift)

(c) pergeseran kelas (class shift)

(d) pergeseran antar-sistem (intra-system shift)

Yang dimaksud dengan pergeseran unit (unit shift) adalah pergeseran dalam

proses penerjemahan yang terjadi apabila unsur BS pada suatu unit linguistiknya

memiliki padanan yang berbeda unit dalam BT.

Misalnya:

(43)

Pada contoh di atas soluble merupakan unit kata yang dalam proses penerjemahannya

berubah menjadi unit klausa (yang dapat dipecahkan).

Pergeseran struktur (structure shift) sangat sering terjadi dalam proses

penerjemahan karena sistem struktur BS tidak selalu sama dengan sistem struktur BT.

Dalam bahasa Inggris misalnya, berlaku pola struktur menerangkan-diterangkan

(MD), sedangkan dalam bahasa Indonesia pola strukturnya diterangkan-menerangkan

(DM). Sehingga dalam proses penerjemahannya perubahan struktur mutlak

dilakukan.

Misalnya:

(18) giant contract kontrak besar

Dalam bahasa Inggris penanda (modifier) giant berposisi di depan inti (head)

sehingga dapat diistilahkan sebagai penanda awal (premodifier). Posisi ini berbanding

terbalik dengan BTnya (bahasa Indonesia) di mana penanda (modifier) besar

berposisi setelah inti (head) yang disebut pasca inti (postmodifier).

Pergeseran kelas (class shift) adalah pergeseran yang terjadi dari kelas kata

tertentu dalam BS menjadi kelas kata yang lain dalam BT.

Misalnya:

(19) annual report laporan tahunan

Kelas kata adjektiva annual diterjemahkan menjadi tahunan yang berkelas kata

nomina.

Pergeseran antar-sistem (intra-system shift) adalah pergeseran yang terjadi

(44)

Misalnya:

(20) Cleopatra married Jane Cleopatra kawin dengan Jane.

Kata marry dalam bahasa Inggris adalah verba transitif. Dalam proses

penerjemahannya dipadankan dengan kawin yang dalam hal ini sebagai verba

(45)

BAB III

METODOLOGI

3.1. Metode dan Teknik Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research

method), yaitu data yang diperoleh dengan cara membaca, menyimak,

mengidentifikasi, dan mengklasifikasi istilah yang terdapat dalam dokumen kontrak.

Data yang dianalisis sepenuhnya berasal dari dokumen kontrak yang dipilih. Data itu

kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan masalah dan tujuan

dalam penelitian ini.

3.2. Data dan Sumber Data

Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah berupa dokumen kontrak

dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Ada enam

dokumen yang diteliti dalam penelitian ini. Keenam dokumen ini diperlakukan sama

dalam proses penganalisisannya, yaitu dengan menganalisis unsur-unsur yang

terdapat pada batasan analisis untuk menjawab segala permasalahan yang

dirumuskan dalam rumusan masalah penelitian ini.

Sumber data penelitian ini berupa dokumen kontrak yang terdiri atas:

1. Contract Document CRP-5344 yang terdiri atas,

(46)

(b) Local Task Force Services: Exhibit B: Special Terms,

(c) Local Task Force Services: Exhibit C: Elucidation of Attachment,

(d) Local Task Force Services: Exhibit C: Compensation.

2. Contract No. CEN-7583. Subject: Well Maintenance and Security Services,

3. Enquiry Document RFQ-CEN-7583. Subject: Well Maintenance and Security

Services,

4. Service Order No. CEN-1492. Subject: Crude Oil Transportation Services,

5. Contract No. CEN-7582. Subject: Clean up and Fencing Installation

Services, dan

6. Service Order No. CEN-1492. Subject: Crude Oil Transportation Services

(Exhibit-B).

Keenam dokumen kontrak ini berupa produk terjemahan bahasa sumber

(bahasa Inggris) ke dalam bahasa target (bahasa Indonesia).

3.3. Analisis Data

Data yang telah diseleksi dikelompokkan berdasarkan jenisnya. Kemudian,

data tersebut dianalisis sesuai dengan komponen yang telah ditetapkan, antara lain:

1. Identifikasi istilah-istilah dokumen kontrak bahasa Inggris, baik yang

berbentuk kata maupun frasa.

2. Evaluasi penerapan metode penerjemahan yang meliputi:

(47)

b. terjemahan harafiah,

c. transposisi,

d. modulasi,

e. kesepadanan, dan

f. penyesuaian.

3. Hal-hal yang berkaitan dengan pergeseran dalam penerjemahan yang

meliputi:

a. pergeseran struktur,

b. pergeseran unit, dan

c. pergeseran intrasistem.

4. Penyerapan dan penerjemahan istilah asing.

Akhir dari analisis komponen di atas adalah berupa simpulan hasil analisis

yang menggambarkan temuan dalam penelitian ini.

3.4. Teknik Analisis Data

Metode dan teknik analisis data difokuskan pada analisis makna data dengan

menggunakan metode kualitatif. Data dianalisis dengan memberikan pemberian atau

narasi baik untuk istilah yang digunakan dalam BS maupun yang digunakan dalam

BT.

Dalam menganalisis komponen makna, sebagaimana yang disarankan oleh

Nida (1975), ada tiga jenis komponen makna yaitu (1) common components, makna

(48)

membedakan berbagai makna, dan (3) supplementary components, fitur makna

tambahan yang penting untuk memberikan ciri tambahan yang khas tetapi tidak

berfungsi sebagai komponen diaknosis.

3.5. Metode dan Teknik Penyajian Data

Menurut Sudaryanto (1993: 57) ada dua metode dan teknik penyajian analisis

data yaitu metode formal dan informal. Metode formal adalah metode penyajian

dengan menggunakan statistik berupa angka dan tabel, sedangkan metode informal

adalah metode penyajian dengan menggunakan untaian kata-kata biasa agar terkesan

rinci dan terurai. Untuk memperoleh hasil analisis yang lengkap dalam penelitian ini,

maka hasil analisis disajikan dengan metode formal dalam bentuk tabel dan metode

informal dengan menggunakan deskripsi-deskripsi yang bersifat kualitatif.

Tabel yang ditayangkan pada tiap-tiap bagian yang dianalisis menunjukkan

temuan data. Dalam tabel tersebut (Tabel 1 – 18) disajikan nomor urut, data bahasa

Inggris dan bahasa Indonesia, dan juga sumber (dalam bentuk Kode, misalnya L1

A(3) yang berarti Lampiran 1-A poin 3) yang menunjukkan posisi data itu diperoleh.

Dalam pembahasan temuan data pada tiap-tiap bagian tersebut disajikan secara utuh

sebagai eviden atau fakta bahwa unsur yang diteliti ada. Tabulasi data secara utuh

(49)

BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

4.1. Paparan Data

4.1.1. Identifikasi Istilah Dokumen Kontrak Bahasa Inggris

Subbab 4.1 ini menjawab masalah penelitian pertama yang dirumuskan pada

masalah penelitian, yakni mengenai cara dalam menentukan dan memisahkan istilah

yang terdapat dalam DK terutama dari kata atau ungkapan lain. Istilah teknis yang

terdapat pada DK dapat diidentifikasi lebih mengarah pada istilah yang digunakan

dalam bidang ekonomi (akuntansi, keuangan, dan manajemen). Istilah teknis itu

kemudian dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu (1) istilah teknis yang terdiri

atas satu suku kata dan (2) istilah teknis yang terdiri atas dua atau lebih kata (frasa).

Pemisahan ini dilakukan untuk mempermudah identifikasi dan klasifikasi

istilah-istilah tersebut.

4.1.1.1.Istilah yang Terdiri atas Satu Suku Kata dan Padanannya

Dari hasil penelusuran yang dilakukan terhadap dokumen kontrak (DK)

sebagai sumber data, padanan istilah-istilah bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia

yang digunakan dapat disajikan dalam tabel berikut ini.

(50)

Tabel 1. Istilah yang Berbentuk Satu Kata dan Padanannya

No. Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Sumber

1. engineering rekayasa L6 (Form LIT II)

12. personnel personil/tenaga kerja L1 Ab

13. facilities fasilitas L1 Ab

21. paymaster petugas pembayar L1 C (III4)

22. bidders para peserta penunjukan

langsung

L3 (3)

23. undersigned yang bertanda tangan di

bawah ini

L3 (3)

24. thereto dilekatkan L3 (3)

25. initialed Diparaf/ditandatangani L5

26. executed salinan L3 (3), L5

33. elucidation penjelasan L3

34. conversant trampil L1 C (3a)

35. severance santunan L2 (3)

36. copy copy L1 D (Note)

37. consecutive berurutan L1 D (D1)

(51)

39. provision penyediaan L1 B(III)

40. subject tunduk L3 (2)

41. acknowledge mengakui L3 (3)

42. contract kontrak L1 B(2)

43. quotation permintaan L3

44. capasity kapasitas L2

45. termination pemutusan L1 B (B4)

46. ambiguity ketidakjelasan L3 (3)

4.1.1.2.Istilah yang Terdiri atas Dua Kata atau Lebih (Frasa) dan Padanannya

Dalam menentukan istilah atau kosakata dokumen kontrak yang terdiri atas

dua atau lebih kata (frasa) adalah dengan cara mengidentifikasi tingkat keseringan

istilah-istilah tersebut digunakan dalam dokumen tersebut. Dari identifikasi itu

diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 2. Istilah yang Terdiri atas Dua atau Lebih Kata (Frasa) dan Padanannya

No. Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Sumber

1. the exhibits form lampiran-lampiran L1 A(2)

2. the payment of severance pembayaran atas santunan L2 (3)

3. in the event of any conflict dalam hal terdapat

pertentangan

L2 (3)

4. the most stringent term penafsairan yang paling

menguntungkan

L2 (3)

5. applicable law hukum yang berlaku L1 A(3)

6. purported provision ketentuan yang

bertentangan

L1 A(3)

7. mutual promises perjanjian bersama L1 A(b)

8. issuance of revision dikeluarkannya revisi L1 B(1)

9. general term ketentuan umum L1 A(2)

10. written approval persetujuan L1 B(1)

11. the scope of work lingkup kerja L1 A(2) 12. date of quotation tanggal penawaran L3 10. satisfactory performance pelaksanaan pekerjaan yang

memuaskan

L1 A(2)

(52)

Lanjutan Tabel 2.

13. contractor’s general terms

ketentuan umum kontraktor L1 A(3)

14. quotation document dokumen penawaran L3 15. breakdown cost

calculation

rincian perhitungan harga L3 Note

16. applicable exhibit lampiran yang berlaku L3 (3) 17. procurement

goods/services

pengadaan barang/jasa L3 (3)

18. stamp duty materai L3 (3)

19. incorporated under didirikan berdasarkan L5 20. any purported provision setiap ketentuan L1 A(3) 21. local task force satuan tugas setempat L1 A 22. general requirement ketentuan umum L1 B 23. medical assistance bantuan pengobatan L1 B (3a)

24. base salary upah pokok L1 C (4)

25. government agencies petugas instansi pemerintah L1 C(10) 26. termination of employee pemutusan hubungan kerja L1 B (4) 27. provident fund tabungan hari tua L1 D (2) 28. meal allowance bantuan biaya makan L1 C (9) 29. annual leave allowance tunjangan cuti tahunan L1 C (9) Note 30. overhead and profit biaya umum dan keuntungan L1 D (C2) 31. billing procedure cara penagihan L1 D (IV) 32. previous pay periods pembayaran sebelumnya L1 D (IVC)

4.1.2. Penerapan Metode Penerjemahan

Anak Subbab 4.1.2 ini menjawab masalah penelitian kedua yang dirumuskan

pada masalah penelitian, yakni mengenai prosedur penerjemahan yang ditempuh

dalam menerjemahkan istilah-istilah yang terdapat dalam DK dari bahasa Inggris ke

dalam bahasa Indonesia.

Bell (1991: 71) mengungkapkan bahwa ada tujuh metode yang digunakan

(53)

translation, transposition, modulation, equivalence, dan adaptation. Berikut ini

uraian dari tiap-tiap metode tersebut.

4.1.2.1.Metode Borrowing (Metode Peminjaman)

Yang dimaksud dengan metode borrowing (metode peminjaman) adalah suatu

cara penerjemahan terhadap kata (lexical) dari bahasa sumber (BS) ke dalam bahasa

target (BT) dengan cara menggunakan langsung (pinjam langsung) kata tersebut.

Proses pinjaman langsung itu tidak merubah sedikitpun bentuk dan makna kata yang

dimaksud ke dalam BT (dalam hal ini bahasa Indonesia). Contohnya, basis, item,

copy, cover, bus, dan lain-lain. Dari hasil penelusuran terhadap sumber data yang

digunakan dalam analisis ini, istilah yang digunakan dalam DK tersebut

menunjukkan bahwa jarang sekali terjadi penerjemahan istilah DK bahasa Inggris ke

dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan metode borrowing. Yang kerap terjadi

adalah dengan menggunakan metode borrowing yang dimodifikasi. Haugen

(Fishman, ed. 1978: 37 – 43) menegaskan bahwa istilah pure borrowing dianggap

kurang tepat dalam proses penerjemahan. Haugen kemudian membagi metode ini ke

dalam tiga jenis, yaitu (1) pure loanwords (peminjaman dalam bentuk kata murni BS

tanpa mendapat proses adaptasi morfologis maupun ortografis, (2) mix loanword,

yaitu peminjaman kata dari BS tetapi dengan menggunakan proses adaptasi

morfologis atau ortografis, dan (3) loanblends yaitu peminjaman kata BS yang

(54)

4.1.2.1.1. Pure Loanwords (Pinjaman Murni)

Pure loanwords (proses peminjaman murni) adalah peminjaman kata atau

istilah yang terdapat pada DK secara langsung dari BS (bahasa Inggris) ke BT

(bahasa Indonesia). Atau dengan kata lain, kata-kata yang ditransfer tersebut tidak

mengalami proses afiksasi, abreviasi, reduplikasi, dan derivasi. Dari hasil penelusuran

terhadap sumber data, diperoleh hanya sekitar 8 kata yang dapat dikategorikan seperti

itu. Contohnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3. Data Pure Loanwords (Pinjaman Murni)

Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Sumber

copy copy L1 D(Note)

check-up check-up L1 B(8)

Over head Over head L1 B(8)

basis basis L1 B

operator operator L4 (3)

unit unit L4 (2,3)

liter liter L4 (4)

profit profit L1 D(C2)

4.1.2.1.2. Mix Loanwords (Pinjaman Takmurni)

Yang dimaksud pinjaman takmurni di sini adalah pinjaman istilah bahasa

Inggris yang digunakan dalam DK ke dalam bahasa Indonesia yang mengalami

adaptasi morfologis atau ortografis. Adaptasi yang dimaksud bias berupa afiksasi dan

derivasi. Contoh pinjaman takmurni yang mengalami proses penyesuaian tersebut

(55)

Tabel 4. Data Mix Loanwords (Pinjaman Takmurni)

Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Sumber

qualification kualifikasi L1 B(2)

contract kontrak L1 C

contractor kontraktor L1 B(G)

facilities fasilitas L1 A

claim klaim L1 A(3)

capacity kapasitas L6

premium premi L1 B(36)

insurance asuransi L1 C (III3)

priority priotitas L6 3

identificationtion identifikasi L1 A (III2)

certification sertifikasi L1 B(F)

tank tangki L4 4

communication komunikasi L1 A(b)

compensation kompensasi L1 B(A)

medical medis L1 B (4)

penalty penalti L1 B(A)

4.1.2.1.3. Loanblend (Pinjaman Campuran)

Loanblend (pinjaman campuran) adalah pinjaman istilah yang berbentuk kata

majemuk dengan perpaduan antara sebuah kata yang dipinjam dari bahasa Inggris

dengan sebuah kata bahasa Indonesia. Berikut ini adalah contoh pinjaman campuran

tersebut.

Tabel 5. Data Loanblend (Pinjaman Campuran)

Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Sumber

qualification requirement persyaratan kualifikasi L1 A(II)

contractor’s general terms ketentuan umum kontraktor L1 A(3)

computerized personnel records administrasi personil yang

dikomputerisasikan

L1 A(III3)

contract period masa kontrak L1 B (III)

sum of coloums jumlah kolom L1 C(12)

pay period periode pembayaran L1C (III4)

personnel files arsip personil L1 B(2)

(56)

4.1.2.2.Loan Translation (Calque)

Bell (1991: 71) menyebutkan bahwa suatu metode penerjemahan atas unsur

bahasa sumber (BS) ke bahasa target (BT) adalah dengan cara substitusi linier (linier

substitution). Misalnya frasa current value dalam bahasa Inggris menjadi ‘nilai

sekarang’ dalam bahasa Indonesia. Tabel berikut ini berisikan data istilah DK bahasa

Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan metode loan

translation.

Tabel 6. Data Loan Translation (Calque)

Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Sumber

satisfactory performance pekerjaan yang memuaskan L1 A(2)

mutual promises perjanjian bersama L1 A(b)

general term ketentuan umum L1 A(2)

the scope of work lingkup kerja L1 A(2)

the applicable law hukum yang berlaku L1 A(3)

satisfactory performance pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan

L1 A(2)

legal fees ongkos penasehat hukum L3 (3)

any purported provision setiap ketentuan L1 A(3)

local task force satuan tugas setempat L1 A

general requirement ketentuan umum L1 B

annual leave allowance tunjangan cuti tahunan L1 C(9) Note

written approval persetujuan (tertulis) L1 B(1)

date of quotation tanggal penawaran L 3

issuance of revision dikeluarkannya revisi-revisi L1 B(1)

acting in its capacity bertindak dalam kedudukannya L6

contractor’s cargo muatan kontraktor L4 3

practice of dealing praktek-praktek transaksi L6 3

contractor’s general terms

ketentuan umum kontraktor L1 A(3)

contract value nilai kontrak L4 3

contractor failure ketidaktaatan kontraktor L6 3

legal fees and cost biaya dan ongkos penasehat hukum L6 3

material used material terpakai L6(Form LIT II

contractor’s bid bond jaminan kontraktor L4 3

(57)

4.1.2.3.Terjemahan Harafiah (Literal Translation)

Salah satu metode dalam penerjemahan dikenal dengan istilah penerjemahan

dengan cara harafiah atau word-for-word translation. Bell (1991: 71) menyebutkan

bahwa terjemahan harafiah (literal translation) adalah suatu cara menerjemahkan

kata demi kata dan struktur sintaksisnya secara sama atau hampir sama baik jumlah

maupun unsurnya (isomorfik) yang ada dalam BS dan BT. Pada tingkat kalimat,

contohnya dapat dilihat seperti berikut ini.

(21) BS : Life in a small town is very cheap.

BT : Hidup di kota kecil sangat murah.

Metode ini juga terjadi dalam penerjemahan frasa seperti yang dapat dilihat dari hasil

terjemahan dalam DK yang terdapat dalam tabel berikut ini.

Tabel 7. Data Terjemahan Harafiah (Literal Translation)

Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Sumber

mutual promises perjanjian bersama L1 A(b)

general term ketentuan umum L1 A(2)

contractor’s general terms ketentuan umum kontraktor L1 A(2)

each day delay setiap hari keterlambatan L4 3

the second lowest bidder penawar terendah kedua L4 3

applicable exhibit lampiran yang berlaku L3 (3)

procurement goods/services pengadaan barang/jasa L3 (3)

request for quotation permintaan untuk penawaran L3

local task force satuan tugas setempat L1 A

general requirement ketentuan umum L1 B

executed by ….. ditandatangani oleh… L3 3

administrative indifference kelalaian administratif L1 B(3b)

annual leave allowance tunjangan cuti tahunan L1 C(9) Note

compulsory insurance program program asuransi wajib L1 D(2)

qualification requirement persyaratan kualifikasi L1 A(II)

other justified reasons alasan-alasan lain yang

diijinkan

Gambar

Tabel 1. Istilah yang Berbentuk Satu Kata dan Padanannya
Tabel 2. Istilah yang Terdiri atas Dua atau Lebih Kata (Frasa) dan Padanannya
Tabel 3. Data Pure Loanwords (Pinjaman Murni)
Tabel 4. Data Mix Loanwords (Pinjaman Takmurni)
+7

Referensi

Dokumen terkait

terjemahan dwibahasa, yaitu satu buku yang terdiri dari bahasa sumber beserta. terjemahannya serta buku terjemahan yang hanya terdiri dari

istilah tabu yang terdapat dalam film The Wolf of Wall Street beserta dua versi?. terjemahannya dalam bentuk subtitle (versi subtitle VCD serta subtitle amatir

Untuk mengetahui apakah makna terjemahan istilah kebudayaan material Jepang sudah sepadan dengan aslinya apabila diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran maka harus

Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang telah dilakukakan bahwa penggunaan Persona pada penerapan metode HE menghasilkan jumlah permasalahan yang lebih banyak

Disamping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui dampak penerapan teknik, metode dan ideologi penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam

Berkaitan dengan hal tersebut aspek identifikasi dan autentikasi berperan penting dimana menurut Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) yaitu bahwa

kelalaian yang terjadi bahwa pihak PT. Anugrah Cipta Karsa di dalam kontrak perjanjian, misalnya pada perjanjian dengan ketentuan waktu. Secara teoritis dalam hal

Wirdyaningsih, loc.. 5) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang. 6) Bank kemudian menjual barang