• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hasil Perbandingan Penerapan Metode Heuristic Evaluation Menggunakan Persona dan Tanpa Persona (Studi Kasus : Situs Web Female Daily)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Hasil Perbandingan Penerapan Metode Heuristic Evaluation Menggunakan Persona dan Tanpa Persona (Studi Kasus : Situs Web Female Daily)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

7050

Analisis Hasil Perbandingan Penerapan Metode Heuristic Evaluation

Menggunakan Persona dan Tanpa Persona

(Studi Kasus : Situs Web Female Daily)

Atika Baladina1, Ismiarta Aknuranda2, Ari Kusyanti3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1tikabaladina@gmail.com, 2i.aknuranda@ub.ac.id, 3 ari.kusyanti@ub.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan hasil evaluasi usability antara penerapan metode Heuristic Evaluation tanpa Persona dengan metode Heuristic Evaluation yang menggunakan

Persona. Dalam penelitian ini terdapat 3 langkah utama yaitu proses pembuatan Persona, proses evaluasi heuristik, serta analisis hasil dari evaluasi heuristik, baik yang tanpa menggunakan Persona

maupun yang menggunakan Persona. Pembuatan Persona dalam penelitian ini menggunakan Persona

kualitatif yang diawali dengan melakukan wawancara kepada 20 orang responden yang merupakan

user dari website Female Daily Network, tujuannya untuk memahami karakteristik dan behaviour user saat mengakses website tersebut. Data yang diperoleh dari hasil wawancara digunakan untuk membangun Persona. Selanjutnya dilakukan evaluasi website menggunakan metode Heuristic Evaluation tanpa Persona dan metode Heuristic Evaluation dengan menggunakan Persona. Masing – masing evaluasi dilakukan oleh 3 evaluator berbeda. Dari hasil evaluasi menggunakan kedua metode tersebut, kemudian dilakukan analisis perbandingan. Perbandingan dilihat dari perbedaan jumlah temuan permasalahan, grafik jumlah permasalahan yang ditemukan dari masing – masing evaluator, kategori permasalahan berdasarkan severity rating, dan perbedaan kategori heuristik yang berhasil dipenuhi dari permasalahan – permasalahan usability yang ditemukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa evaluasi yang menggunakan metode Heuristic Evaluation dengan Persona

berhasil mengidentifikasi permasalahan usability lebih banyak dibanding evaluasi yang menggunakan metode Heuristic Evaluation tanpa Persona.

Kata kunci: Usability, Heuristic Evaluation, Persona, Severity Rating

Abstract

This study aims to analyze the differences in results of usability evaluation using Heuristic Evaluation method without Persona and with Persona. In this study, there are three main steps to get the desired results: making Persona, heuristic evaluation and the analysis of the results, both without Persona and with Persona. The making of Persona in this study using qualitative Persona which start with interviewing 20 respondents who were users of Female Daily Network website. This interview

aims to understand users’ characteristics and behaviors when accessing the website. Data obtained from interviews is used to build Persona. Website then evaluated using heuristic evaluation method without Persona and heuristic evaluation method with Persona. Each evaluation is carried out by three different evaluators. Results of evaluations from both methods then compared for analysis. Comparison seen from the difference in number of problem findings, graph of the number problems found from each evaluator, problem categories based on severity rating, and differences in heuristic categories that were successfully met from the problems found. The results of this study indicate that evaluations using Heuristic Evaluation method with Persona managed to identify more usability problems than Heuristic Evaluation method without Persona.

Keywords: Usability, Heuristic Evaluation, Persona, Severity Rating

1. PENDAHULUAN

Usability berasal dari kata usable yang

(2)

apabila kegagalan dalam penggunaannya dapat dihilangkan atau diminimalkan serta dapat memberikan manfaat dan kepuasan kepada user

(Rubin dan Chisnell, 2008). Menurut Joseph Duman dan Janice Redish (1999) usability

mengacu kepada bagaimana user bisa mempelajari dan menggunakan produk untuk memperoleh tujuannya dan seberapa puas mereka terhadap penggunaannya.

Metode yang sering digunakan dalam evaluasi usability ada bermacam – macam, salah satunya adalah Heuristic evaluation. Menurut Jeffries dan Miller (1991), Heuristic evaluation (yang selanjutnya disebut dengan HE) dinilai sebagai metode evaluasi usability terbaik dibanding yang lainnya karena metode HE dapat menemukan severe problems yang tidak dapat dideteksi oleh metode lainnya. Selain itu menurut mereka penggunaan metode HE juga menemukan permasalahan lebih banyak dibanding yang lainnya dan biayanya relatif murah. Selain Jefrries dan Miller (1991), Babajo (2012) juga mengemukakan kelebihan HE dimana biayanya relatif murah jika dibandingkan dengan metode evaluasi yang lain, bersifat intuitif, tidak perlu membuat perencanaan mendetail untuk pelaksanaannya, evaluator tidak harus menjalani pelatihan

usability dan bisa digunakan pada proses pengembangan awal.

Muncul banyak penelitian yang memodifikasi metode HE, salah satunya dengan menambahkan instrumen Persona.

Persona merupakan teknik desain yang digunakan untuk menggambarkan karakteristik

user dalam desain produk dan pemasaran (Sinha, 2003). Persona dibuat dengan tujuan untuk lebih memahami pengguna suatu produk sehingga nantinya dapat membantu meningkatkan kualitas produk tersebut (Wang, 2007). Bjerk (2011) melakukan penelitian dengan menambahkan instrumen Persona pada proses evaluasi yang menggunakan metode HE. Penelitian lain yang mengikutsertakan Persona

pada proses evaluasi usability HE dilakukan oleh Babajo (2012), yang kemudian membandingkan hasil evaluasinya dengan hasil pengujian Usability Testing (UT).

Penelitian Bjerk (2011) menyimpulkan penggunaan Persona tidak terlalu berguna karena Persona yang dibuat terlalu mirip dengan karakteristik evaluator dan user group

nya yang luas, dimana penggunanya adalah laki – laki dan perempuan di segala usia. Namun penelitian Babajo (2012) mengindikasikan

penggunaan Persona sebenarnya juga dapat memberikan dampak yang cukup baik.

Dengan adanya kesimpulan tersebut, penulis ingin melihat perbedaan hasil evaluasi

usability dari penggunaan metode HE dengan dan tanpa Persona dengan menggunakan studi kasus sebuah website milik Female Daily Network (yang selanjutnya disebut dengan FDN), sebuah perusahaan online yang mneyajikan informasi seputar dunia kecantikan. Website FDN dipilih sebagai studi kasus pada penelitian ini dikarenakan user group nya yang spesifik dan tidak terlalu luas, yaitu terbatas pada wanita saja yang dijadikan sebagai target pasarnya.

2. LANDASAN PUSTAKA

2.1. Situs Website Female Daily Network

Merupakan sebuah situs web yang menyajikan informasi seputar kecantikan wanita, seperti informasi produk skincare dan

makeup, tempat spa dan salon, dan sekaligus tempat jual beli produk – produk kecantikan. Situs web Female Daily dapat diakses melalui domain www.femaledaily.com.

2.2. Heuristic Evaluation

Menurut Nielsen (1995), HE adalah metode evaluasi yang mengukur tingkat penggunaan suatu sistem guna menemukan masalah fungsionalitas dalam desain antarmuka pada sistem yang dibuat. Evaluasi heuristik melibatkan sekelompok evaluator yang bertugas memeriksa dan menilai suatu fungsionalitas dalam desain antarmuka sebuah sistem berdasarkan prinsip – prinsip kegunaan yang telah ditetapkan. Proses evaluasi dapat dilakukan secara individu atau secara berkelompok sesuai kebutuhan evaluasi yang dilakukan. Melalui evaluasi HE, pengembang dapat memperhatikan hal – hal yang perlu diperbaiki berdasarkan proses evaluasi yang telah dilakukan.

HE dikembangkan oleh Jacob Nielsen dan Rolf Molich untuk menilai suatu website dapat dikatakan mudah digunakan (usable) atau tidak. Keduanya berhasil mengembangkan 10

Heuristic usability atau yang sering disebut dengan Nielsen’s heuristic yang saat ini banyak digunakan dalam metode HE. 10 prinsip tersebut, yaitu:

(3)

sistem harus selalu menginformasikan pada

user apa yang sedang terjadi, melalui pesan yang baik dan waktu yang sesuai,

Match between system and the real world

dimana sistem menggunakan konsep bahasa yang dipahami oleh user (tidak menggunakan konsep dan bahasa mesin). Sistem harus berbicara sesuai dengan bahasa penggunanya, menggunakan kata, kalimat, dan konsep yang biasa digunakan oleh user.

User control dan freedom yaitu kebebasan

user dalam memilih dan melakukan pekerjaan (sesuai kebutuhan). User harus dapat mengambil keputusannya sendiri (dengan informasi yang jelas) berkaitan dengan pekerjaan yang sedang atau akan dilakukan. Sistem harus memiliki kemampuan untuk undo

dan redo.

Consistency and standard dimana user

tidak perlu lagi mempertanyakan mengenai perbedaan pemahaman pada sebuah kata dan kalimat, situasi dan aksi. Semua harus sudah mengikuti semua standar yang ada.

Error prevention suatu keharusan saat merancang sistem yang mencegah terjadinya kesalahan lebih baik daripada merancang kesalahan pesan yang baik. Mekanisme sistem dalam menghindari kesalahan dari user.

Recognition rather than recall kondisi di saat instruksi penggunaan sistem harus memiliki tingkat visibilitas yang baik untuk meminimalisasi usaha user dalam mengingat informasi dari satu bagian ke bagian yang lain. Bantu user untuk mengenali, mendiagnosa, dan mengatasi masalah.

Flexibility and efficiency of use merujuk pada bagaimana membuat sebuah sistem yang mengakomodasi user yang sudah ahli dan user

yang masih pemula. Berikan alternatif untuk

user yang “berbeda” dari user biasa (secara fisik, budaya, dll).

Aesthetic and minimalist design mengacu pada sistem untuk hanya menampilkan informasi yang relevan. Informasi yang tidak relevan mengurangi visibilitas dan usability dari sistem.

Helps user recognize, diagnose, and recovers user berupa pertolongan bagi user

untuk mengenal, berdialog dan memperbaiki kesalahan. Pembuatan objek, aksi dan pilihan harus jelas terlihat. User tidak harus mengingat – ingat informasi dari satu halaman ke halaman yang lain. Instruksi dan informasi pada sistem harus mudah diakses dan jelas terlihat pada saat dibutuhkan.

Help and documentation mengacu pada sistem harus memiliki dokumentasi yang relevan dan fitur “help” yang baik, sehingga user dapat mempelajari segala sesuatu yang terkait dengan sistem.

HE memiliki severity rating yang digunakan untuk membantu proses alokasi sumber daya untuk memperbaiki permasalahan usability yang dianggap paling serius. Selain itu, severity rating juga dapat membantu untuk memperkirakan kebutuhan tambahan dari usaha perbaikan usability yang dilakukan.

Tabel 1. Severity Ratings

Severity Rating Keterangan

1

Cosmetic problem: cukup

mengganggu user, tapi tidak terlalu menyebabkan masalah pada proses penyelesaian task user. Perbaikan tidak terlalu dibutuhkan

2

Minor usability problem:

berpotensi menyebabkan user

mengalami kesulitan dalam proses penyelesaian task. Dibutuhkan perbaikan, tingkat prioritas rendah.

3

Major usability problem: sangat penting untuk diperbaiki, tingkat prioritas tinggi

4

Usabillity catasthrope: wajib diperbaiki sebelum dapat digunakan

2.3. Persona

Persona melibatkan aspek sosial dan emosional dari otak kita untuk membantu memvisualisasikan perilaku produk terbaik dan untuk melihat mengapa perlu dibuat sebuah desain yang bagus. Menurut Goodwin (2009),

Persona adalah karakter fiksi yang merepresentasikan potential users dan menggambarkan tujuan dan perilaku user yang diamati. Metode ini digunakan untuk mendorong engineer berpikir dari sudut pandang user yang kurang terampil. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Alan Cooper pada tahun 1995.

Tahap-tahap pembuatan Persona

dijelaskan oleh Prutt & Adlin (2006) dalam Wang (2007), yaitu: (1) menentukan sumber data untuk Persona dengan melakukan proses observasi dan wawancara langsung pada user

(4)

kesamaan karakter, mengacu pada peranan, tujuan dan segmentasi user (3) mengumpulkan data user (4) memilih prototipe Persona

didasarkan pada tingkat kepentingan kategori

user tertentu pada situs web dan (5) membuat dokumen Persona berisi suatu narasi utuh dari spesifikasi user tertentu.

Tabel 2. Area Diskusi dan Pertanyaan Membangun

Persona

Objective Question

Menentukan tujuan dari sebuah situs

1.Apakah tujuan umum dari

website tersebut?

2.Apakah tujuan spesifik dari

website tersebut?

Mendeskripsikan

user

Personal

1.Berapa usia user?

2.Apa gender user? 3.Apa tingkat pendidikan

tertinggi user?

Profesional

1.Berapa banyak pengalaman kerja yang dimiliki user? 2.Apa latar belakang profesi

user?

3.Mengapa mereka mengakses

website tersebut? (kebutuhan

user, ketertarikan, tujuan) 4.Darimana user mengetahui

adanya website?

5.Kapan dan dimana biasanya

user mengakses website

tersebut?

Technical

1.Perangkat apa yang biasanya digunakan oleh user sehari-hari?

2.Software atau aplikasi apa yang biasanya digunakan oleh user?

3.Melalui perangkat apa user

mengakses situs web

tersebut?

4.Berapa lama user mengakses

website tersebut dalam sehari?

Motivasi user

1.Apa yang memotivasi user

mengakses website tersebut? 2.Apa yang user sedang cari di

dalam website tersebut? 3.Apa yang user ingin lakukan

saat mengakses website

tersebut?

4.Apa kebutuhan user?

3. METODOLOGI

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini ditunjukan pada gambar berikut.

Gambar 1. Tahapan Penelitian

3.1. Pembuatan Persona

Pembuatan Persona bertujuan untuk merepresentasikan secara spesifik mengenai karakteristik user potensial situs web Female Daily Network. Persona akan digunakan sebagai acuan bagi evaluator untuk mengevaluasi situs web Female Daily sesuai dengan sudut pandang user. Pembuatan

Persona akan dilakukan dengan metode wawancara pada 20 orang user dengan gender

perempuan yang berusia 17 – 45 tahun. Wawancara adalah salah satu cara yang digunakan pada proses pembuatan Persona

kualitatif, yang kemudian hasilnya akan dianalisa untuk menentukan segmentasi user

yang selanjutnya akan dijadikan Persona.

Gambar 2. Langkah Pembuatan Persona

(5)

orang perempuan yang berusia 17-45 tahun. Responden didapat dengan melakukan teknik

sampling random yaitu dengan cara membuat grup Line Square khusus pengguna situs web

Female Daily, kemudian melakukan broadcast message tentang kesediaan melakukan wawancara. 20 orang pertama yang bersedia dan sesuai kriteria dinyatakan menjadi responden penelitian ini.

Wawancara akan dilakukan melalui sambungan telepon langsung dengan responden pada waktu yang telah disepakati bersama. Selama wawancara hasil percakapan akan direkam sebagai dokumentasi. Sebelum wawancara, peneliti akan menjelaskan kepada responden mengenai penelitian apa yang sedang dilakukan dan apa peranan yang dimiliki oleh responden. Kemudian responden akan diminta persetujuan untuk melakukan wawancara. Proses wawancara akan didokumentasi dengan

voicerecorder.

3.2. Heuristic Evaluation

Jumlah optimal evaluator dalam pengujian

Heuristic evaluation adalah 3 orang. Kemudian tiap-tiap evaluator akan mulai melakukan evaluasi sesuai dengan skenario HE yang diberikan oleh peneliti. Hasil penilaian dari setiap evaluator itulah yang kemudian akan dijadikan acuan untuk melakukan analisa apakah penerapan HE dengan menggunakan

Persona akan menghasilkan permasalahan

usability yang berbeda dengan penerapan HE tanpa Persona. Pengujian HE dalam penelitian ini akan berlangsung 90 menit untuk setiap evaluator. Prosedur pengujian akan dibagi menjadi dua, dengan Persona dan tanpa

Persona.

Evaluator akan diberikan task scenario

sebagai pedoman untuk melakukan proses evaluasi agar lebih terstruktur sehingga proses evaluasi bisa berjalan dengan efektif dan efisien, mengingat evaluator juga memiliki keterbatasan waktu.

Evaluator yang dipilih memiliki pengalaman dalam bidang UI/UX atau memiliki latar belakang web designing dan pernah melakukan evaluasi usability sebelumnya. Evaluator yang akan terlibat yaitu sebanyak 6 orang yang dibagi menjadi 3 orang untuk evaluasi metode HE dan 3 orang untuk evaluasi HE dengan Persona. Dalam proses menentukan evaluator, penulis mengutamakan evaluator

yang berada di Kota Malang. Namun mengingat mencari evaluator tidak mudah, penulis juga akan mempertimbangkan evaluator yang berada di luar Kota Malang.

4. HASIL

4.1. Pengumpulan Data

Hasil dari pengumpulan data untuk

Persona menghasilkan demografi seperti tabel di bawah.

Tabel 3. Demografi Responden Persona

Usia 17-26 Tahun

Pekerjaan

Pelajar 3 orang

Mahasiswa 12 orang

Lainnya 5 orang

Dari tabel 3, dapat diketahui bahwa mayoritas responden merupakan mahasiswa dengan persentase sebesar 60% dari total responden. Usia responden diketahui berada pada usia 17 hingga 26 tahun dengan mayoritas berusia 20 tahun.

4.2. Pembuatan Persona

Proses pembuatan Persona dilakukan berdasarkan rangkuman dari hasil wawancara terhadap responden. Berdasarkan data yang didapat dari interview pada user, terdapat perbedaan behaviour pattern yang selanjutnya dibagi menjadi 2 usergroup. Kedua usergroup

tersebut memiliki perbedaan tujuan dalam mengakses website FDN, yaitu usergroup yang mengakses website dengan tujuan hanya untuk mencari review dari produk yang akan dibeli dan usergroup yang mengakses website dengan tujuan utama untuk mengakses blog yang kemudian termotivasi untuk mengakses fitur lain seperti forum dan review produk.

(6)

Gambar 3(a). Hasil Persona User FDN

Gambar 3(b). Hasil Persona User FDN

4.3. Heuristic Evaluation

Evaluator yang terlibat dalam proses evaluasi menggunakan metode HE tanpa

Persona dan metode HE dengan Persona

didasarkan pada latar belakang pengalaman evaluator yang berhubungan dengan usability

dan web design. Peneliti menentukan kategori evaluator (dengan Persona dan tanpa Persona) didasarkan pada evaluator mana yang lebih awal mengonfirmasikan kesediaannya untuk melakukan proses evaluasi atau dengan kata lain secara acak.

Hasil evaluasi dengan menggunakan metode HE pada situs web FDN menghasilkan permasalahan yang kemudian dikategorikan berdasarkan prinsip HE Nielsen dan diberi

severity rating.

5. PEMBAHASAN

5.1. Permasalahan Usability

Evaluasi usability dengan menggunakan metode HE menemukan sebanyak 39 permasalahan atau 39,4% dari total permasalahan yang ditemukan. Sedangkan evaluasi usability yang menggunakan metode HE dengan Persona menemukan 60

permasalahan atau 60,6% dari total permasalahan yang ditemukan, lebih banyak 21,2% dibandingkan evaluasi menggunakan metode HE tanpa Persona.

Perbedaan hasil temuan permasalahan

usability juga dapat dilihat berdasarkan hasil temuan permasalahan yang sama. Ada total 27 permasalahan yang sama yang ditemukan pada hasil evaluasi usability atau sebanyak 27,3% dari total keseluruhan permasalahan yang ditemukan, baik yang menggunakan metode HE tanpa Persona maupun yang menggunakan metode HE dengan Persona. Permasalahan yang ditemukan termasuk ke dalam kategori heuristik H1-Visibility of System Status,

H3-User Control and Freedom, H4-Consistency and Standards, H5-Error Prevention,

H6-Recognition Rather Than Recall, H7-Flexibility and Efficiency of Use, H8-Aesthetic and Minimalist Design dan H9-Help Users Recognize, Diagnose, and Recovers from Error. Ada 12 permasalahan usability yang ditemukan saat menggunakan metode HE tanpa

Persona. Permasalahan tersebut memenuhi kategori heuristik H3-User Control and Freedom (1), H5-Error Prevention (3),

H6-Recognition Rather Than Recall (1),

H7-Flexibility and Efficiency of Use (6), dan

H8-Aesthetic and Minimalist Design (1). Severity rating dari 12 permasalahan tersebut didominasi dengan skala nilai 2, yaitu Minor Usability Problem sebanyak 6 permasalahan.

Sedangkan saat menggunakan metode HE dengan Persona, ditemukan 33 permasalahan yang memenuhi kategori heuristik H1-Visibility of System Success (2), H2-Match Between System and The Real World (1), H3-User Control and Freedom (2), H4-Consistency and Standard (1), H7-Flexibility and Efficiency of Use (11), H8-Aesthetic and Minimalist Design

(12), H9-Helps User Recognize, Diagnose, and Recovers User (3), dan H10-Help and Documentation (1). Severity rating dari 32 permasalahan ini didominasi skala nilai 1, yaitu pada tingkat Cosmetic Problem sebanyak 16 permasalahan.

(7)

Gambar 4. Perbandingan Jumlah Temuan Permasalahan Masing-masing evaluator

Pada hasil evaluasi menggunakan metode HE tanpa Persona, evaluator 1 menemukan 19 permasalahan, evaluator 2 sebanyak 23 permasalahan, dan evaluator 3 sebanyak 12 permasalahan. Sedangkan temuan permasalahan dengan evaluasi menggunakan metode HE dan

Persona dari evaluator 1 sebanyak 26 permasalahan, evaluator 2 sebanyak 27 permasalahan, dan evaluator 3 menemukan sebanyak 27 permasalahan. Dengan begitu dapat diambil kesimpulan bahwa semua evaluator yang melakukan evaluasi menggunakan metode HE dengan Persona

menemukan lebih banyak permasalahan dibandingkan evaluator yang menjalankan evaluasi menggunakan metode HE tanpa

Persona.

Perbedaan severity rating antar metode dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 5. Kategori Permasalahan Usability

Berdasarkan Severity Rating

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa penerapan kedua metode sama-sama menemukan permasalahan dengan skala

severity rating 1-4. Metode HE dengan Persona

berhasil mengidentifikasi permasalahan

usability pada skala severity rating 4 lebih banyak daripada menggunakan metode HE tanpa Persona. Hasil ini sesuai dengan penelitian Bjerk (2011) bahwa Persona

memiliki peran yang memungkinkan evaluator untuk menemukan permasalahan yang kompleks sesuai dengan sudut pandang user.

Nilai rata-rata severity rating atau mean rating dari kedua metode tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, seperti telihat pada tabel di bawah.

Tabel 4. Mean Rating

Severity Rating

Jumlah Permasalahan

Metode HE

1 12

2 11

3 7

4 9

Mean Rating 2,33

Metode HE dengan

Persona

1 22

2 16

3 6

4 16

Mean Rating 2,27

5.2. Kategori Tiap Heuristik dari Permasalahan yang Ditemukan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode HE dengan Persona

dapat mengidentifikasi 10 kategori heuristic, sedangkan metode HE tanpa Persona tidak dapat mengidentifikasi permasalahan yang tergolong kategori heuristik H2 – Match Between System and The Real World dan

H10-Help and Documentation.

Tabel 5. Heuristik yang Berhasil Diidentifikasi

Heuristik HE HE dengan

Persona

H1 4 5

H2 0 1

H3 2 3

H4 3 4

H5 5 2

H6 2 1

H7 13 19

H8 6 16

H9 4 8

H10 0 1

5.3. Analisis Manfaat Persona pada HE

(8)

memang akan lebih efektif jika dibuat setidaknya ada dua Persona yang menggambarkan potential users dan memberi kesempatan kepada evaluator untuk terlebih dahulu mempelajari Persona yang telah dibuat sebelum mulai melakukan evaluasi. Dengan begitu pada saat melakukan evaluasi, evaluator akan lebih memahami karakteristik dan tujuan dari user saat mengakses sistem dan fokus terhadap masalah yang berpotensi mengganggu kenyamanan user saat mengakses sistem. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang telah dilakukakan bahwa penggunaan Persona pada penerapan metode HE menghasilkan jumlah permasalahan yang lebih banyak dibandingkan dengan penerapan metode HE tanpa Persona, terutama permasalahan usability dengan skala

severity rating yang tinggi.

6. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini adalah evaluasi yang menggunakan metod HE dengan Persona menemukan lebih banyak permasalahan dibandingkan evaluasi yang menggunakan metode HE tanpa Persona.

Penggunaan Persona juga berpengaruh terhadap temuan permasalahan yang memiliki skala severity rating 4, yaitu masalah yang wajib diperbaiki sebelum dapat digunakan. Penerapan metod HE dengan Persona

menemukan permasalahan dengan skala

severity rating 4 sebanyak 16 permasalahan, sedangkan metode HE tanpa Persona hanya menemukan sebanyak 9 permasalahan.

Grafik jumlah temuan permasalahan dari masing – masing evaluator menunjukkan bahwa semua evaluator yang menggunakan metode HE dengan Persona menemukan lebih banyak permasalahan dibandingkan evaluator yang menggunakan metode HE tanpa Persona.

Evaluasi yang menggunakan metode HE dengan Persona menemukan permasalahan – permasalahan yang memenuhi seluruh seluruh kategori heuristik dari H1 hingga H10. Namun evaluasi yang menggunakan metode HE tanpa

Persona tidak menemukan permasalahan yang memenuhi kategori heuristik H2-Match Between System and The Real World dan

H10-Help and Documentation.

Nilai mean rating atau rata – rata severity rating tidak menunjukkan perbedaan angka yang signifikan. Mean rating dari penerapan metode HE sebesar 2,33% sedangkan mean rating daari penerapan metode HE dengan

Persona sebesar 2,27%. Keduanya menunjukkan bahwa permasalahan – permasalahannusability yang berhasil ditemukan rata – rata tergolong Minor Usability Problem, artinya permasalahan yang ditemukan berpotensi menyebabkan user mengalami kesulitan namun tingkat prioritas perbaikan terhadap permasalahan tersebut rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Babajo, A. 2012. The Effectiveness of Collaborative Heuristic Evaluation. Tesis. Department of Computer Science of University of York. York.

Bjerk, E. 2011. Modifying Heuristic Evaluation for Assessing the Usability of TV- interaction Devices. Tesis. Department of Computer and Information Science of Linköping University. Linkoping. Jeffries, R. & Miller, J. R., 1991. User Interface

Evaluation in the Real World : A Comparison of Four Techniques. Hewlett Packard.

Nielsen, J., Molich, R. 1990. Heuristic evaluation of user interfaces, Prosiding SIGCHI conference on Human factors in computing systems: Empowering people, p.249-256.

Pruitt, J. & Grudin, J. 2002. Personas: Practice and Theory. Redmond: Microsoft. Wang, X. 2007. Personas in the User Interface

Gambar

Tabel 1. Severity Ratings
Gambar 2. Langkah Pembuatan Persona
Tabel 3. Demografi Responden Persona
Gambar 3(a). Hasil Persona User FDN
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan modul fisika berbasis saintifik dilakukan dengan penelitian Research and Development (R&D) menggunakan model Borg and Gall yang disederhanakan Tim Puslitjaknov

Apabila produk susu disimpan beberapa hari pada suhu rendah sampai mengental tentunya ada perbedaan karena, ada mikroorganisme yang hidup pada suhu rendah

Inti Sebelum peserta didik memahami pentingnya peranan lembaga peradilan, guru dapat menjelaskan secara umum dasar hukum peranan lembaga peradilan di Indonesia. Peserta didik

jumlah pengiriman hello messages, end to end delay, packet delivery ratio dan routing overhead dengan nilai hello interval yang lain adalah bernilai positif lebih baik ,

Sabun padat transparan ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sanctum L.) formula 1 dan formula 2 stabil pada parameter yang diuji yaitu organoleptis, pH, tinggi

dengan kasus pers ke Dewan Pers, (2) Aplikasi Pengaduan pada Dewan Pers akan lebih memudahkan admin dalam mengelola data-data pengaduan yang masuk, (3) Aplikasi

Berdasarkan rumusan masalah yang diteliti maka tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui proses internalisasi KI 1 dan KI 2 dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan

Pembina akan memberikan materi dengan cara memperagakan isyarat kode-kode alphabet dan numerik dari buku saku menggunakan bendera semaphore kepada siswa.. Siswa