KATA PENGANTAR
Asslamuallaikum Wr.WbAlhamdulillah, Puji dan Syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini. Tugas Sarjana ini
diajukan untuk memenuhi persyaratan ujian sarjana Departemen Teknik Industri,
Program Studi Sarjana Ekstensi , Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Dan
kiranya hanya Allah SWT lah yang selalu menuntun kita ke jalan yang benar.
Tugas Sarjana ini berjudul “Perencanaan Pola Jalur Karir Jabatan Berbasis
Kompetensi di PT.Bank Mandiri (Persero)Tbk, Kantor Cabang Medan-Imam
Bonjol”. Penulis memilih judul ini sebagai tugas sarjana karena penulis ingin
mengetahui bagai mana jalur karir yang terdapat pada Bank Mandiri khususnya
Kantor Cabang Medan-Imam Bonjol (MIB) Medan.
Dengan studi berbasis kompetensi diharapkan perusahaan terlebih para
karyawan mampu meningkatkan kompetensi apa yang harus dipenuhi apa bila
ingin melanjutkan jalur karirnya sehingga jalur karir karyawan tersebut jelas dan
sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Dan perusahan dapat dengan mudah
menerapkan prinsip menempatkan orang yang tepat ditempat yang tepat (the right
man on the right place) dan hal ini sangat perlu didukung oleh suatu
pengembangan sehingga setiap karyawan dapat dengan mudah mengetahui
Penulis juga menyadari bahwa tulisan ini masih ada kekurangannya. Untuk
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pambaca. Akhirnya penulis mengharapkan semoga tugas sarjana ini bermanfaat
bagi kita semua.
Penulis
July, 2009
UCAPAN TERIMA KASIH
Assalamuallaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, Puji dan Syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak atas segala dukungan dan bantuan sehingga
selesainya laporan ini, yaitu :
1. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT dan ibu Ir. Ukurta Tarigan, MT sebagai Ketua
dan Sekretaris Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Ir. Sugiarto Pujangkoro, MM selaku kordinator Tugas Sarjana
Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof.Dr.Ir. A Rahim Matondang, MSiE sebagai Ketua Bidang
Menejemen Rekayasa dan Produksi
4. Bapak Ir. H A Jabbar M Rambe, M Eng selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu
Ir. Nazlina, MT sebagai Dosen Pembimbing II penulis yang telah memberikan
waktu, arahan dan bimbingan selama penyusunan tugas sarjana ini.
5. Seluruh staf (Bang Hady Wibowo, Bang Tumijo, Ibu Ani dan Kak Dina) dan
seluruh staf pengajar pada Departemen Teknik Industri, FT-USU, yang sangat
berjasa menambah wawasan, cara berfikir dan berprilaku baik serta inspirasi
yang tak ternilai dari apapun.
6. Bapak Syamsudin Tanjung selaku Area Manager PT. Bank Mandiri
Bonjol, Bapak Jansen P Tobing selaku HR dan GA Officer, yang telah
memberikan kesempatan, dukungan dan bimbingan kepada penulis untuk
dapat melakukan penelitian di Bank Mandiri.
7. Seluruh staf dan karyawan PT. Bank Mandiri (Persero)Tbk, kantor cabang
Medan-Imam Bonjol, (Kak Uyi “makasi ya jus dan indomie kuahnya”, Om
Mardanus “makasi informasi uraian jabatan branch managernya” ,Om
Bambang “makasi udah ditemenin nyebar kuesioner”), yang telah memberikan
waktu luang kepada penulis dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan
dalam penulisan tugas sarjana ini.
8. Kepada kedua Orang Tua tersayang penulis ; Ayahanda H Ridwan Purba,SE
dan Ibunda Hj Lim Tiur Aini Lingga untuk doa, semangat serta dukungan
moral dan materil yang diberikan selama penulis kuliah, hingga
menyelesaikan tugas sarjana ini.
9. Yang Tersayang Abanganda H Akhmad Rony Purba,ST, dan kedua Adindaku
Meta Shabrina Purba,SE dan Isti Widyati Purba (yang selalu mengikut i
perkembangan sripsiku).
10.Nenekku Tersayang Hj Siti Maryam Sembiting, terima kasih atas do’a dan
nasehatnya selama ini dan penulis bersyukur nenek masih diberi kesehatan
dan dapat melihat penulis menjadi sarjana.
11.Untuk Pak Tua M Rasyid Ridho Daulay dan Mak Tua Hj Syamiati Lingga,
terima kasih atas semua nasehat, dukungan, do’a serta semangat yang sudah
12.Seluruh keluarga besar penulis (Bou Anna Wati Dewi Purba,S.Psi.M.Si,
Makela M Haris Siregar,SH “makasi ya makela photo copyannya”, Pun Abdul
Manaf Lingga, Pun Mubin Lingga, dan Pun Mahadi Lingga, Panggi Saiful
Bahri Purba, Panggi Syarifuddin Purba, Panggi Ruslan Purba dan Bou Hj
Rubiah Hanum Purba. Dan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,
terimakasih atas do’a dan dukungannya untuk penulis selama ini
13.Sepupu-sepupu penulis, Kakanda Andriani Yosepa Bancin dan Bang Azhari,
Bang Achmad Affandi Bancin, Almanda Enda Motik Lingga,S.sos, Kak Eka
Lingga, Mahesa Lingga, Dini, Rizky Siregar, Putra Purba, dan yang tidak bisa
disebut satu persatu. Terima Kasih atas dukungannya selama ini.
14.Buat Keponakan-keponakan penulis Muhammad Ridho Azhari, Alya Zahro
Azhari dan Wahyu Azhari, terima kasih ya do’anya selama ini untuk bunda.
15.Abanganda Fuad Damhuzi Sikumbang dan Keluarga Besar di Bengkulu dan
Pekan Baru, yang selalu memberikan dukungan, semangat, menghibur dan
menemani penulis dari awal proses melaksanakan tugas sarjana hingga selesai.
16.Untuk Teman-teman khususnya stbk 2003 yang telah membantu penulis dari
awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada Bapak/Ibu
dosen dan semua yang telah membantu penulis selama ini, dan penulis berharap
semoga tulisan yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membacanya. Amin….Amin….Ya Robbal Allamin….
Wassalamu’allaikum, Wr. Wb
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
ABSTRAK ... xviii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ... I-1
1.2. Perumusan Masalah ... I-4
1.3. Tujuan Penelitian dan Sasaran Penelitian ... I-4
1.4. Manfaat Penelitian ... I-6
1.5. Batasan dan Asumsi ... I-7
1.6. Sistematika Penulisan ... I-7
II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk ... II-1
2.2. Visi, Misi, Budaya Perusahaan dan Filosofi Logo Baru ... II-2
DAFTAR ISI ( L a n j u t a n )
BAB HALAMAN
2.3.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-2
2.3.2. Fasilitas yang Dimanfaatkan Karyawan ... II-2
2.4. Produk ... II-4
III. LANDASAN TEORI
3.1. Definisi dan Karakteristik Jasa ... III-3
3.2. Definisi Kualitas Jasa ... III-10
3.3. Dimensi Kualitas Jasa ... III-11
3.4. Model Kualitas Jasa ... III-19
3.5. Metode Statistika ... III-20
3.5.1. Metode Pengumpulan Data ... III-20
3.5.2. Jenis Data ... III-20
3.5.3. Skala Pengukuran ... III-20
3.5.4. Skala untuk Instrumen ... III-20
3.5.5. Pembuatan Kuesioner ... III-20
3.5.6. Teknik Pengambilan Sampel ... III-20
3.6. Pengertian Kepuasan ... III-25
3.7. Mempertahankan Pelanggan ... III-26
3.8. Kerangka Pemikiran ... III-29
3.9. Metode Analisis Tingkat Kepentingan dan Kepuasan
DAFTAR ISI ( L a n j u t a n )
BAB HALAMAN
3.10. Metode Analisis Faktor ... III-29
3.10.1. Model Matematis Analisis Faktor ... III-29
3.10.2. Langkah-langkah dalam Analisis Faktor ... III-29
IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Perumusan Masalah dan Penetapan Tujuan ... IV-1
4.2. Studi Pustaka dan Studi Lapangan ... IV-1
4.3. Penentuan Subjek dan Objek Penelitian ... IV-2
4.3.1. Populasi ... IV-2
4.3.2. Sampel ... IV-2
4.4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... IV-2
4.4.1. Observasi ... IV-2
4.4.2. Kuesioner Kepuasan Pelanggan ... IV-2
4.5. Jenis dan Sumber Data ... IV-8
4.5.1. Pengumpulan Data Primer ... IV-2
4.5.2. Pengumpulan Data Sekunder ... IV-2
4.6. Identifikasi Variabel ... IV-9
4.7. Pengukuran Variabel ... IV-9
4.7.1. Pengukuran Tingkat Kinerja Perusahaan. ... IV-2
DAFTAR ISI ( L a n j u t a n )
BAB HALAMAN
4.8. Pengumpulan dan Pengolahan Data ... IV-9
4.8.1. Analisa Tingkat Kepentingan dan Kepuasan
Pelanggan. ... IV-2
4.8.2. Analisis Faktor ... IV-2
4.9. Analisis dan Evaluasi ... IV-9
4.10. Kesimpulan dan Saran ... IV-9
V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data ... V-1
5.1.1. Kuesioner Peneliti ... V-1
5.1.2. Responden Penelitian ... V-5
5.2. Pengolahan Data ... V-19
5.2.1. Penyusunan Matriks Data Awal ... V-19
5.2.2. Ekstraksi Faktor ... V-22
5.2.3. Rotasi Faktor ... V-35
VI. ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
DAFTAR ISI ( L a n j u t a n )
BAB HALAMAN
6.2. Hasil Analisis Faktor ... VI-2
6.3. Analisis dan Interprestasi ... VI-3
6.3.1. Faktor 1 ... V-19
6.3.2. Faktor 2 ... V-19
6.3.3. Faktor 3 ... V-19
6.3.4. Faktor 4 ... V-19
6.3.5. Faktor 5 ... V-19
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan... VII-1
7.2. Saran ... VII-2
DAFTAR PUSTAKA ... DP-1
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
2.1. Rincian Tenaga Kerja PT. Singapore Mosquito Coil Factory ... II-11
2.2. Berat Standar Obat Nyamuk Ciol Berdasarkan Ukuran ... II-21
2.3. Spesifikasi dan Standar Obat Anti Nyamuk Bakar ... II-22
2.4. Parameter Standar Tepung Lengket ... II-23
2.5. Parameter Standar Tepung Onggok ... II-23
2.6. Parameter Standar Tepung Batok... II-24
2.7. Parameter Standar Tepung Kayu ... II-24
3.1. Fase-fase Program Biaya Mutu ... III-9
5.1. Gaji Karyawan Pada Bagian Pengendalian Mutu ... V-2
5.2. Biaya Administrasi Pada Bagian Pengendalian Mutu ... V-3
5.3. Gaji Karyawan Pada Bagian Pengawasan Proses ... V-4
5.4. Biaya Traning Per Tahun ... V-4
5.5. Biaya yang Dikeluarkan Pada Pengujian
Kedatangan Bahan Baku/Bulan ... V-6
5.6. Gaji Karyawan Laboratorium Kimia ... V-6
5.7. Data Pemakaian Bahan Baku ... V-7
5.8. Harga Pokok Material... V-8
5.9. Data Produk Yang Dipakai Untuk Pengujian ... V-8
5.10 Harga Pokok Produksi ... V-9
DAFTAR TABEL ( L a n j u t a n )
TABEL HALAMAN
5.12. Biaya audit mutu produk ... V-11
5.13. Biaya Pemeliharaan Peralatan Pengujian ... V-11
5.14. Jumlah Scrap ... V-12
5.15. Harga Pokok Produksi ... V-13
5.16. Jumlah Penjualan Obat Anti Nyamuk Bakar Berkualitas rendah ... V-14
5.17. Hasil Penjualan Obat Anti Nyamuk Bakar Berkualitas rendah ... V-15
5.18. Data Hasil Penjualan Obat Anti Nyamuk Bakar ... V-16
5.19. Data Biaya Produksi Obat Anti Nyamuk Bakar ... V-17
5.20. Biaya Penanganan Keluhan ... V-18
5.21. Biaya Perencanaan Mutu Tahun 2004 ... V-19
5.22. Biaya Perencanaan Mutu Tahun 2005 ... V-20
5.23. Biaya Perencanaan Mutu Tahun 2006 ... V-21
5.24. Data Biaya Perencanaan Mutu ... V-21
5.25. Jumlah Sampel ... V-23
5.26. Biaya Bahan Untuk Pengujian Kedatangan Material ... V-24
5.27. Biaya material Yang Digunakan Dalam Pengujian ... V-26
5.28. Biaya Inspeksi Dan Pengujian Kedatangan Material Tahun 2004 .... V-27
5.29. Biaya Inspeksi Dan Pengujian Kedatangan Material Tahun 2005 .... V-27
DAFTAR TABEL ( L a n j u t a n )
TABEL HALAMAN
Biaya Inspeksi Dan Pengujian Kedatangan
Material Periode Kuartal ... V-29
5.32. Biaya Produk yang Digunakan Dalam Pengujian Tahun 2004 ... V-30
5.33. Biaya Produk yang Digunakan Dalam Pengujian Tahun 2005 ... V-31
5.34. Biaya Produk yang Digunakan Dalam Pengujian Tahun 2006 ... V-31
5.35. Biaya Inspeksi dan Pengujian Produk Tahun 2004 ... V-32
5.36. Biaya Inspeksi dan Pengujian Produk Tahun 2005 ... V-33
5.37. Biaya Inspeksi dan Pengujian Produk Tahun 2006 ... V-34
5.38. Data Biaya Inspeksi dan Pengujian Produk Akhir ... V-35
5.39. Biaya Scrap Tahun 2004... V-36
5.40. Biaya Scrap Tahun 2005... V-37
5.41. Biaya Scrap Tahun 2006... V-37
5.42. Data Biaya Scrap ... V-38
5.43. Hasil Penjualan Kualitas Rendah dengan Kualitas Tinggi ... V-40
5.44. Data Biaya Downgrading ... V-41
5.45. Tabulasi Biaya Mutu Tahunan ... V-42
6.1. Rasio Perbandingan Biaya Mutu Dengan Hasil Penjualan ... VI-7
6.2. Rasio Perbandingan Biaya Mutu Dengan Biaya Produksi ... VI-8
6.3. Profit yang Diperoleh Perusahaan ... VI-9
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi Perusahaan PT. Singapore Mosquito
Coil Factory ... II-3
3.1. Biadang-bidang Biaya Mutu ... III-5
3.2. Format Laporan Biaya Mutu dalam Bentuk Tabulasi ... III-22
3.3. Grafik Waktu Terhadap Biaya Mutu ... III-23
3.4. Grafik Rasio Biaya Mutu Terhadap Rupiah Penjualan ... III-24
3.5. Grafik Rasio Kategori Biaya Mutu Per Total Biaya Mutu ... III-25
3.6. Biaya- biaya yang Nyata dari Mutu yang Lemah ... III-29
3.7. Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram) ... III-30
4.1. Blok Diagram Langkah-langkah Penelitian ... IV-10
6.1. Grafik Kategori Biaya Mutu Tahunan ... VI-1
6.2. Diagram Pareto dari Scrap Setiap Tahunnya ... VI-4
6.3. Diagram Sebab Akibat dari Persentase skrap yang Tinggi ... VI-5
6.4. Grafik Rasio Perbandingan Biaya Mutu Dengan Hasil Penjualan .... VI-7
6.5. Grafik Rasio Perbandingan Biaya Mutu Dengan Biaya Produksi ... VI-8
6.6. Grafik Rasio Perbandingan Biaya Mutu Dengan
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
1. Data Biaya Tenaga Kerja Langsung Dibagian Produksi ... L-1
2. Data Jumlah Produksi/Karton ... L-2
3. Data Pemakaian Bahan Baku ... L-3
ABSTRAK
Peranan strategis sumber daya manusia (SDM) dalam perekonomian, telah mendapatkan perhatian besar pada era persaingan bisnis dewasa ini. Maka salah satu wadah yang harus dipenuhi oleh suatu organisasi ataupun perusahaan agar dapat dan mampu mengembangkan sumber daya manusianya adalah tersedianya pola jalur karir formal yang terstruktur, karena dalam hal ini merupakan langkah awal dari proses perencanaan dan pengembangan karir secara keseluruhan, untuk memberi kesempatan kepada setiap karyawan berprestasi demi mencapai sesuatu yang lebih baik lagi bagi perusahaan dan karyawan itu sendiri. Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh Bank Mandiri adalah belum terbentuknya suatu pola jalur karir formal yang terstruktur berbasis kompetensi, yang menyebabkan seorang pegawai tidak dapat menyelusuri dengan jelas jalur karirnya di Bank Mandiri.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Penentuan kompenen-komponen utama yang dibutuhkan pegawai dalam pengembangan karir (mutasi dan promosi) dan dapat dengan mudah menyesuaikan dengan bakat, minat dan keterampilan yang dimiliki, perencanaan jalur karier yang lebih jelas, sehingga pegawai mengetahui jenjang karier di perusahaan tersebut, penempatan pegawai yang berkualitas disetiap posisi jabatan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing pegawai Bank Mandiri
Dalam perencanaan pola jalur karir ini digunakan analisis cluster dimana terdapat 23 jumlah jabatan yang berada di PT.Bank Mandiri (persero)Tbk. Branch Medan-Imam Bonjol. Dari pengumpulan data maka diperoleh 9 dimensi utama kompetensi generik yang terdiri dari 41 elemen didalamnya, dan pada kompetensi inti juga terdapat 14 elemen kompetensi inti yang dimiliki. Masing-masing elemen kompetensi generik memiliki nilai skala tertentu dan dari sini dapat ditentukan pengelompokan jabatan berdasarkan kompetensi generiknya. Pada kompetensi generik terdapat 2 (dua) kelompok dan pada kompetensi inti terdapat 9 (sembilan) kelompok. Untuk kompetensi inti, penilaian yang dilakukan berdasarkan tingkat kepakaran dan tingkat keahlian dalam memahami kompetensi tersebut.
ABSTRAK
Peranan strategis sumber daya manusia (SDM) dalam perekonomian, telah mendapatkan perhatian besar pada era persaingan bisnis dewasa ini. Maka salah satu wadah yang harus dipenuhi oleh suatu organisasi ataupun perusahaan agar dapat dan mampu mengembangkan sumber daya manusianya adalah tersedianya pola jalur karir formal yang terstruktur, karena dalam hal ini merupakan langkah awal dari proses perencanaan dan pengembangan karir secara keseluruhan, untuk memberi kesempatan kepada setiap karyawan berprestasi demi mencapai sesuatu yang lebih baik lagi bagi perusahaan dan karyawan itu sendiri. Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh Bank Mandiri adalah belum terbentuknya suatu pola jalur karir formal yang terstruktur berbasis kompetensi, yang menyebabkan seorang pegawai tidak dapat menyelusuri dengan jelas jalur karirnya di Bank Mandiri.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Penentuan kompenen-komponen utama yang dibutuhkan pegawai dalam pengembangan karir (mutasi dan promosi) dan dapat dengan mudah menyesuaikan dengan bakat, minat dan keterampilan yang dimiliki, perencanaan jalur karier yang lebih jelas, sehingga pegawai mengetahui jenjang karier di perusahaan tersebut, penempatan pegawai yang berkualitas disetiap posisi jabatan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing pegawai Bank Mandiri
Dalam perencanaan pola jalur karir ini digunakan analisis cluster dimana terdapat 23 jumlah jabatan yang berada di PT.Bank Mandiri (persero)Tbk. Branch Medan-Imam Bonjol. Dari pengumpulan data maka diperoleh 9 dimensi utama kompetensi generik yang terdiri dari 41 elemen didalamnya, dan pada kompetensi inti juga terdapat 14 elemen kompetensi inti yang dimiliki. Masing-masing elemen kompetensi generik memiliki nilai skala tertentu dan dari sini dapat ditentukan pengelompokan jabatan berdasarkan kompetensi generiknya. Pada kompetensi generik terdapat 2 (dua) kelompok dan pada kompetensi inti terdapat 9 (sembilan) kelompok. Untuk kompetensi inti, penilaian yang dilakukan berdasarkan tingkat kepakaran dan tingkat keahlian dalam memahami kompetensi tersebut.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia banyak bermunculan perusahaan baru dengan berbagai jenis
usaha. Munculnya perusahaan-perusahaan ini diharapkan akan menambah luasnya
lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Di sisi yang lain perusahaan tidak
mungkin mengoperasikan kegiatannya tanpa adanya manusia, karena faktor
tenaga kerja manusia memegang peranan yang sangat penting dalam pencapaian
tujuan perusahaan. Setiap manusia mempunyai watak dan perilaku yang berbeda.
Hal itu disebabkan karena beberapa hal, misalnya latar belakang pendidikan,
keterampilan, watak dasar maupun faktor-faktor lainnya dari tenaga kerja itu
sendiri. Keberagaman perilaku tersebut akan mempengaruhi jalannya kegiatan
perusahaan. Sehingga seorang karyawan membutuhkan rasa aman, rasa terjamin,
ingin prestasinya diketahui dan dihargai orang lain. Untuk ini Herzberg menlihat
sebagian besar dari hal-hal tersebut diatas sebagai motivator, yaitu jika dipenuhi
akan membuat seorang pekerja mendapatkan kepuasan kerja dan semangat dalam
bekerja. Tentu pada akhirnya mendatangkan keberhasilan kerja. Adapaun peran
perubahan disini sangat besar seperti dalam menciptakan iklim kerja yang baik,
menjalankan kepemimpinan yang baik, mengadakan hubungan-hubungan terbuka
baik formal maupun informal, penyelenggaraan system pengupahan yang baik dan
tepat.1
1
Sutalaksana, Iftikar Z., “Teknik Tata Cara Kerja”,Penerbit ITB,Bandung 1979.,Hal:58-59
Peranan strategis sumber daya manusia (SDM) dalam perekonomian, telah
mendapatkan perhatian besar pada era persaingan bisnis dewasa ini. Maka salah
satu wadah yang harus dipenuhi oleh suatu organisasi ataupun perusahaan agar
dapat dan mampu mengembangkan sumber daya manusianya adalah tersedianya
pola jalur karir formal yang terstruktur, karena dalam hal ini merupakan langkah
awal dari proses perencanaan dan pengembangan karir secara keseluruhan, untuk
memberi kesempatan kepada setiap karyawan berprestasi demi mencapai sesuatu
yang lebih baik lagi bagi perusahaan dan karyawan itu sendiri.
Masalah karir tentunya sangat berkaitan dengan urutan jabatan atau
dengan kata lain pekerjaan yang dilalui karyawan selama ia berkerja pada
organisasi atau perusahaan tersebut. Adapun karir tersebut dapat diraih atau
didapat melalui jalur-jalur karir dan kesempatan-kesempatan yang diberikan oleh
pihak perusahaan. Jalur karir jabatan merupakan alat yang mampu
mengakomodasi kebutuhan informasi peluang karir bagi anggota-anggota
organisasi sehingga dapat membantu pegawai mendapatkan kejelasan arah karir,
menetapkan sasaran karir mereka, mengetahui persyaratan dari jabatan yang
ditujunya, dan menimbulkan motivasi untuk melakukan usaha-usaha yang
diperlukan untuk dapat mencapai sasaran karirnya yang pada akhirnya dapat
meningkatkan produktivitas pegawai serta memberikan kepuasan kerja bagi
pegawai. Pada akhirnya diharapkan pegawai dapat memberikan kontribusi positif
bagi kemajuan perusahaan.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh Bank Mandiri adalah belum
yang menyebabkan seorang pegawai tidak dapat menyelusuri dengan jelas jalur
karirnya di Bank Mandiri.
. Dampak dari penyebab diatas adalah terjadinya penurunan nilai-nilai
kompetensi yang harus dimiliki seorang pegawai pada umumnya untuk
menduduki suatu jabatan menjadi tidak jelas dan lebih buruknya lagi hal ini dapat
berdampak negatif bagi pegawai, dimana menurunnya motivasi pegawai dalam
proses pengembangan karir di PT. Bank Mandiri (Persero)Tbk.
Maka untuk ini perlu dibuat pola jalur karir terstruktur yang berbasis
kompetensi, dimana dapat membantu para pegawai dalam menyelusuri jalur
karirnya di Bank Mandiri. Untuk itu para pegawai diharapkan untuk lebih serius
lagi dalam mengevalusi ketrampilan yang telah mereka miliki, minat mereka
dalam menghadapai pekerjaan-pekerjaan di jenjang karir yang lebih tinggi. Hal ini
bertujuan untuk menciptakan dan mewujudkan suatu sumber daya manusia yang
efektif dan berkompetensi tinggi dalam menduduki setiap posisi yang disediakan
PT. Bank Mandiri (Persero)Tbk.
1.2. Perumusan Masalah
Perencanaan jalur karir berbasis kompetensi ini didasarkan atas
kompetensi generik dan kompetensi inti. Kompetensi generik dalam hal ini
meliputi penggambaran watak, perilaku, dan motivasi seseorang, sedangkan
kompetensi inti adalah merupakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
seseorang dalam menduduki suatu jabatan. Nilai-nilai yang terdapat pada setiap
acuan dalam melakukan pengelompokan jabatan, sehingga setiap posisi jabatan
dalam pola jalur karir yang terstruktur sudah memiliki syarat nilai-nilai
kompetensi yang dibutuhkan.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Secara umum penelitian ini memiliki tujuan antara lain, yaitu :
1. Penentuan kompenen-komponen utama yang dibutuhkan pegawai dalam
pengembangan karir (mutasi dan promosi) dengan mudah menyesuaikan
dengan bakat, minat dan keterampilan yang dimiliki.
2. Perencanaan jalur karier yang lebih jelas, sehingga pegawai mengetahui
jenjang karier di perusahaan tersebut.
3. Penempatan pegawai yang berkualitas disetiap posisi jabatan sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing pegawai Bank Mandiri
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Dengan adanya pola jalur karir jabatan yang terstruktur mampu memberikan
kesempatan bagi para pegawai untuk mengembangkan jalur karirnya sesuai
dengan bakat dan ketrampilan yang dimiliki oleh pegawai tersebut.
2. Memberikan kesempatan kepada para pegawai untuk mengembangkan
kemampuan dan ketrampilan (kompetensi yang dimiliki) melaui program
pendidikan dan pelatihan sebelum menduduki posisi jabatan yang lebih
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi
Dalam proses penelitian ini, diperlukan pembatasan masalah agar tidak
ada penyimpangan dari tujuan yang diinginkan dalam penelitian :
1. Analisis ini dilakukan di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk cabang
Medan-Imam Bonjol.
2. Rancangan jalur karir hanya meliputi jabatan-jabatan yang ada di Bank
Mandiri cabang Medan-Imam Bonjol saja.
3. Didalam penelitian ini, jabatan yang akan digunakan ke dalam rancangan jalur karir adalah jabatan C1 sampai kepada jabatan E4, atau dapat dikatakan dari
jabatan setara junior manager sampai jabatan setara senior manager.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Jabatan fungsional dan jabatan struktural tidak perlu disatukan, karena
kedudukan jabatan fungsional pada dasarnya adalah tidak memiliki jabatan
dan hanya mengikuti perintah atasan saja, sedangkan
2. Jabatan struktural adalah jabatan yang memang sudah memiliki jabatan yang
mempunyai tanggung jawab terhadap bawahannya. Sebagai contoh jabatan
struktural pada bagian Marketing yaitu, Kepala Bagian (Kepala Seksi) Teller
Tunai mempunyai kedudukan jabatan yang sama dengan Head Teller
1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Sistematika penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, pokok
permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan
penelitian, asumsi yang digunakan, dan sistematika penulisan.
BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisikan tentang sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang
usaha, organisasi dan manajemen, dan proses produksi perusahaan
yang menjadi objek penelitian.
BAB III : LANDASAN TEORI
Pada bab ini diuraikan teori-teori yang relevan dan mendukung
pemecahan masalah yang sedang dibahas.
BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan mengenai langkah-langkah yang dilakukan
dalam pemecahan masalah, mulai dari identifikasi masalah sampai
pada penarikan kesimpulan dan saran.
BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi data-data yang dikumpulkan dalam penelitian dan
BAB VI : ANALISA PEMECAHAN MASALAH
Pada bab ini dilakukan pembahasan dan analisa terhadap hasil
pengolahan data untuk kemudian dapat diambil kesimpulan dan
saran yang tepat untuk mencapai tujuan penelitian.
BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian serta saran yang
dapat diberikan peneliti bagi perusahaan berdasarkan kesimpulan
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan2
% 23 ±
PT Bank Mandiri (PERSERO) Tbk adalah merupakan Bank yang
terbesar di Indonesia yang menguasai pasar perbankan di Indonesia. Bank
Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program
restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada
bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya, Bank
Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan
Indonesia, bergabung menjadi Bank Mandiri. Sejarah keempat Bank tersebut
dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat Bank tersebut telah turut
membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan di Indonesia.
Bank Dagang Negara (BDN) merupakan salah satu Bank tertua di
Indonesia. Sebelumnya Bank Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch
Indische Escompto Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun
1857. Pada tahun 1949 namanya berubah menjadi Escomptobank NV.
Selanjutnya, pada tahun 1960 Escomptobank dinasionalisasi dan berubah nama
menjadi Bank Dagang Negara, sebuah Bank pemerintah ynag membiayai sektor
industri dan pertambangan.
2
Bank Bumi Daya (BBD)didirikan melalui suatu proses panjang yang
bermula dari nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank
NV, menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya adalah Bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank
Umum Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi Bank tersebut. Pada tahun
1965, bank umum negara digabungkan ke dalam Bank Negara Indonesia dan
berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank
Bumi Daya.
Sejarah Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari
perusahaan dagang Belanda N.V.Nederlansche Handels Maatschappij yang
didirikan pada tahun 1842 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan
pada tahun 1870. Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun
1960, dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahan ini digabung dengan Bank
Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank
Negara Indonsia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank
Negara Indonesia Unit II Divisi Expor – Impor, yang akhirnya menjadi
BankExim, bank Pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan impor.
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri
Negara (BIN), sebuah Bank Industri yang didirikan pada tahun1951. Misi Bank
Industri Negara adalah mendukung pengembangan sektor–sektor ekonomi
tertentu, khususnya perkebunan, industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk
Bank Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu
pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang
pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata.
Kini, Bank Mandiri menjadi penerus suatu tradisi layanan jasa perbankan
dan keuangan yang telah berpengalaman selama lebih dari 140 tahun.
Masing-masing dari empat Bank bergabung memainkan peranan yang penting dalam
pembangunan Ekonomi. Sejak Mei 2005 Direktur Utamanya adala
cabang Bank Mandiri dikurangi sebanyak 194 buah dan karyawannya berkurang
dari 26.600 menjadi 17.620. Direktur Utamanya yang pertama adalah
menjabat selama lima tahun sebelum digantikan Martowardojo akibat terlibat
dugaan
Selanjutnya diikuti dengan peluncuran single brand di seluruh jaringan
melalui iklan dan promosi. Salah satu pencapaian penting adalah penggantian
secara menyeluruh platform teknologi. Bank Mandiri mewarisi sembilan sistem
perbankan dari keempat legacy bank. Setelah investasi awal untuk konsolidasi
sistem yang berbeda tersebut, Bank Mandiri mulai melaksanakan program
penggantian platform yang berlangsung selama tiga tahun dengan investasi USD
200 juta, di mana program pengganti tersebut difokuskan untuk kegiatan
consumer banking. Pada saat ini, infrastruktur teknologi informasi kami sudah
untuk nasabah. Nasabah corporate kami merupakan penggerak utama
perekonomian indonesia.
Berdasarkan sektor usaha, nasabah kami bergerak di bidang usaha yang
sangat beragam khususnya makanan dan minuman, pertanian, konstruksi, kimia
dan tekstil. Persetujuan kredit dan pengawasan dilaksanakan dengan prinsip ‘four
eyes,’ dimana persetujuan kredit dipisahkan dari kegiatan pemasaran dan business unit Bank Mandiri. Bank Mandiri juga berhasil mencetak kemajuan yang
signifikan dalam melayani Usaha kecil dan Menengah (UKM) dan nasabah ritel.
Pada bulan Desember 1999, jumlah kredit kepada nasabah corporate sebesar 87%
dari total kredit. Pada 31 Desember 2006, jumlah kredit kepada nasabah corporate
mencakup 49,01% dari total kredit, porsi kredit kepada nasabah UKM dan mikro
sebesar 39,45%, sedangkan kredit kepada nasabah consumer sebesar 11,54%.
sejak didirikan, Bank Mandiri terus bertekad untuk membentuk tim manajemen
yang handal dan profesional serta bekerja berdasarkan prinsip-prinsip good
corporate governance, pengawasan dan kepatuhan yang sesuai standar
internasional. Bank Mandiri disupervisi oleh komisaris yang terdiri dari
orang-orang yang menonjol di komunitas keuangan yang ditunjuk oleh pemegang saham
termasuk Menteri Negara BUMN. Tingkatan tertinggi dari manajemen eksekutif
adalah Direksi, yang diketuai oleh Direktur Utama. Direksi terdiri dari para bankir
yang berasal dari legacy bank dan juga para bankir profesional dari bank lain.
Sebagai bagian dari penerapan good corporate governance, Bank Mandiri
membentuk Compliance Group, Internal Audit dan Corporate Secretary, dan juga
Keuangan (BPK), serta diaudit setiap tahunnya oleh auditor independen. Pada saat
ini, berkat kerja keras lebih dari 21.000 karyawan yang tersebar di 924 kantor
cabang dalam negeri dan 5 cabang luar negeri termasuk perwakilannya dan
didukung oleh anak perusahaan yang bergerak di bidang investment banking,
perbankan syariah serta bancassurance, Bank Mandiri menyediakan solusi
keuangan yang menyeluruh bagi perusahaan swasta maupun milik negara,
komersial, usaha kecil dan mikro serta nasabah consumer. Selain itu, Bank
Mandiri mempunyai sekitar 2.
2.2. Visi dan Misi Bank Mandiri
Adapun visi dan misi Bank Mandiri adalah sebagai berikut:
1. Misi Bank Mandiri;
a. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar
b. Mengembangkan sumber daya manusia professional
c. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder
d. Melaksanakan manajemen terbuka
e. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan
2. Visi Bank Mandiri;
2.3. Organisasi dan Manajemen
Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja sama untuk tujuan
tertentu yang ditetapkan bersama. Struktur organisasi merupakan gambaran secara
skematis tentang hubungan-hubungan atau kerjasama orang-orang yang
menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan bersama (perusahaan.)
2.3.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam menjalankan kegiatannya, Bank Mandiri memerlukan struktur
organisasi serta uraian yang jelas tentang tugas dan tanggung jawab
masing-masing elemen yang bergerak dalam sistem manajemen perusahaan, sehingga
kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan normal dan mempunyai
produktivitas yang tinggi.
Bank Mandiri (Persero) Tbk yang dalam hal ini menggunakan bentuk
struktur organisasi gabungan antara struktur organisasi lini dan fungsional,
dimana Direktur sebagai pimpinan tertinggi perusahaan.
Hubungan secara lini terjadi jika bawahan hanya menerima tugas dan
tanggung jawab secara langsung dari atasan, misalnya Kepala Bagian HR dan GA
Officer memberikan instruksi kepada Pelaksana HR dan GA officer berupa tugas
untuk membuat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan ketentuan
dan SOM yang telah ditetapkan. Sedangkan hubungan fungsional dimana
pembagian tugas dilakukan menurut fungsi masing-masing, misalnya kepala
Secara lengkap struktur organisasi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk kantor
cabang Medan-Imam Bonjol dapat dilihat pada Gambar 2.1. :
2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggungjawab
Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, suatu organisasi membutuhkan
personil yang memegang jabatan tertentu dalam organisasi dimana setiap personil
mempunyai tugas wewenang dan tanggungjawab yang jelas.
Adapun uraian tugas dan tanggung jawab pada masing-masing jabatan
dalam struktur organisasi pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Branch Manager (Pimpinan Kantor Cabang)
a. Memberikan kebijakan atas kurs transaksi kepada nasabah tertentu sesuai
dengan kewenangan yang ditentukan oleh Kantor Pusat.
b. Mengusulkan rencana pengembangan jaringan cabang berupa cash outlet
atas dasar studi kelayakan.
c. Mewakili Bank Mandiri dalam berhubungan dengan pihak ketiga.
d. Mengusulkan kepada Direksi dalam hal penerimaan, pengangkatan,
penempatan, pemberian penghargaan/hukuman, pemberhentian pegawai di
Spoke sesuai pedoman, Surat Edaran dan ketentuan lainnya yang berlaku.
e. Memutuskan kebijaksanaan terhadap SDM untuk mencapai tujuan
organisasi sesuai ketentuan yang berlaku.
f. Mendayagunakan seluruh asset Spoke untuk tercapainya target yang telah
g. Menandatangani/mengesahkan nota jurnal atau pembukuan lainnya yang
berhubungan dengan transaksi di Spoke.
h. Menindaklanjuti hasil audit dari auditor intern/ekstern.
i. Terlaksananya Service Standard sesuai standar yang telah ditentukan Bank
Mandiri.
j. Terlaksananya kegiatan operasi Spoke sesuai ketentuan yang berlaku untuk
mencapai target yang telah ditentukan bersama antara Hub Manager
dengan Spoke Manager.
k. Tercapainya kegiatan funding dan pemasaran jasa perbankan di
Spoke-nya.
l. Mengusulkan officer atau pejabat di Spoke sebagai pengganti apabila
Spoke Manager berhalangan/cuti dengan wewenang dan tanggung jawab
yang terbatas atau penuh sebagai Spoke Manager. Pejabat/officer yang
diusulkan adalah 2 (dua) orang yang menjabat secara kolektif.
m. Mempertahankan dan mengembangkan posisi volume transaksi,
keuntungan dan nama baik Spoke.
n. Pembinaan sumber daya manusia, pengelolaan dan pendayagunaan sarana
organisasi secara efisien dan efektif.
o. Keamanan dan keutuhan asset Spoke.
p. Terlaksananya kontinuitas kerja dan operasi Spoke.
r. Pengambilan kebijakan diluar ketentuan setelah memperoleh persetujuan
dari Kantor Wilayah atau Divisi terkait di Kantor Pusat.
s. Meyakini bahwa seluruh transaksi yang dilaksanakan Spoke telah benar.
t. Melaksanakan tugas-tugas yang secara khusus ditetapkan oleh Hub
Manager.
2. Customer Service Officer (CSO)
a. Melaksanakan standar pelayanan di front office sesuai dengan standar yang
ditentukan Bank Mandiri.
b. Melaksanakan fungsi pemasaran/promosi produk dana dan jasa Bank
Mandiri antara lain produk tabungan, giro, deposito, payment point dan
produk/jasa lainnya).
c. Melaksanakan fungsi pemasaran Consumer Loan. Adapun fungsi dari
Consumer Loan adalah sebagai berikut;
1. Memberikan informasi kepada nasabah mengenai produk consumer
loan
2. Melakukan simulasi dan menginformasikan hasilnya kepada calon
debitur dengan cara yang simpatik.
3. Menerima dan memastikan bahwa formulir permohonan telah diisi
dengan lengkap benar serta ditandatangani oleh nasabah.
4. Melakukan scoring awal.
5. Membuat Berita Acara Serah Terima (BAST) atas berkas dokumen
6. Melakukan input kedalam sistem dan menyerahkan berkas dokumen
nasabah kepada Marketing Officer di Cabang yang ditunjuk dengan
menggunakan BAST.
d. Melaksanakan fungsi Money Changer yakni memelihara dan
membangunan jaringan dengan pelaku pasar dan melaksanakan terjadinya
transaksi jual beli bank notes sesuai target yang ditetapkan.
e. Memberikan penjelasan kepada nasabah dan menyelesaikan keluhan
nasabah.
f. Melaksanakan pelayanan rekening dana.
g. Melaksanakan tugas-tugas administrasi customer service.
3. Customer Service Reserventative (CSR)
a. Menerima permohonan pembukaan dan penutupan rekening Tabungan,
Deposito, Giro Mandiri, ATMandiri, serta jasa-jasa Bank Mandiri
lainnya .
b. Memberikan informasi dan penjelasan kepada nasabah sesuai dengan
kewenangan dan ketentuan yang berlaku
c. Meneruskan permohonan nasabah ke CSO.
d. Kebenaran membuat dan memasukkan data ke dalam komputer.
e. Menjaga kerahasiaan password milik sendiri dan tidak melakukan sharing
password dengan pegawai lainnya.
f. Menjaga nama baik dan reputasi Bank Mandiri.
g. Mengadministrasikan dan mengelola surat-surat berharga dengan baik dan
h. Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh CSO.
i. Melakukan hubungan baik dengan Bills Processing Center dan Kantor
Pusat.
j. Terlaksananya layanan prima dan advis bidang trade finance and services
kepada nasabah.
k. Dilakukannya proses dokumen ekspor dan impor nasabah sesuai standar
prosedur dan kualitas yang telah ditetapkan.
l. Melaksanakan transaksi trade services sesuai standar prosedur dan kualitas
yang ditetapkan.
m. Mengadministrasikan/membukukan seluruh transaksi trade services sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
4. Customer Service Administration (CSA)
a. Melakukan Input data tambahan CIF (additional data).
b. Melakukan Arsip dokumen pembukaan rekening (tabungan, giro dan
deposito).
c. Penerbitan buku cek dan bilyet giro.
d. Melakukan Completion TT, Outgoing Transfer B2B dan Bank Draft.
e. Pencetakan SPKU (Surat Perintah Kiriman Uang)
f. Menginput Payroll Service / JPP.
g. Pengiriman konfirmasi rekening reksadana ke nasabah.
h. Input patching CCF sales.
i. Melakukan proses awal bank garansi, cash collateral dan referensi bank.
k. Administrasi sewa (ruang kantor, kendaraan dinas, dll)
l. Merencanakan dan monitoring realisasi biaya logistik.
m. Membuat perhitungan biaya amortisasi atas aktiva tetap, inventaris, dll.
n. Administrasi dan mengurus asuransi.
o. Pengadaan Logistic Cabang
p. Administrasi Cuti, Absensi
q. Mengelola Petty Cash cabang dan reimbursement pengobatan pegawai
r. Mengelola dokumen (SE, Surat-surat, Arsip, dll)
5. Head Teller Tunai, dan Head Teller Non-Tunai
a. Menjamin terlaksananya “Standar Pelayanan Teller” sesuai standar yang
ditentukan Bank Mandiri terutama untuk pooling cash.
b. Menjamin ketepatan waktu pembukaan dan penutupan vault / kluis /
khasanah.
c. Mengamankan / menyimpan kunci vault / kluis / khasanah yang menjadi
wewenangnya.
d. Menjamin keamanan dan kerapihan ruang vault / kluis / khasanah
e. Meyakini kebenaran dalam memeriksa dan melegalisasi kegiatan kas.
f. Meyakini kebenaran dan ketelitian atas pemeriksaan saldo fisik uang
dengan laporan teller-teller.
g. Memberikan persetujuan penarikan (otorisasi) diatas wewenang teller.
h. Menjamin kebenaran dan ketelitian pelaksanaan cash opname.
i. Menjamin kerahasiaan password milik sendiri dan tidak melakukan
j. Membantu Head Teller menjamin keamanan atas penyimpanan blanko
warkat berharga (cek, bilyet giro, bilyet deposito, sertifikat deposito, buku
tabungan).
k. Mengambil langkah kebijakan yang diperlukan.
l. Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh Spoke / Hub Outlet
Manager .
m. Memberikan otorisasi untuk transaksi di atas wewenang teller sampai
dengan limit wewenang Head Teller Pooling Cash
n. Mengatur saldo kas di cabang pada saat operasi.
o. Membantu Head Teller memastikan tersedianya uang tunai di Spoke / Hub
Outlet Manager sesuai limit yang ditentukan.
p. Melakukan verifikasi atas transaksi yang dilakukan teller 6. Teller Tunai, Teller Non-Tunai
a. Memberikan pelayanan yang baik, cepat dan tepat kepada nasabah sesuai
“Standar Pelayanan Teller”.
b. Memproses transaksi tunai dan non tunai sesuai dengan batas
kewenangannya.
c. Meyakini kebenaran dan keaslian uang tunai/bank notes dan warkat
berharga
d. Meyakini kesesuaian jumlah fisik uang dengan warkat transaksi.
e. Meyakini kebenaran pembukuan dan validasi.
g. Menjamin kerahasiaan password milik sendiri dan tidak melakukan
sharing password dengan pegawai lainnya.
h. Menjaga keamanan, kebersihan dan ketertiban pemakaian terminal
komputer.
i. Menjaga kerapihan dan kebersihan counter teller
j. Menjamin keamanan boks teller dan kewenangan memegang kunci boks.
k. Melaksanakan transaksi pembayaran tunai dan non tunai, termasuk
warkat-warkat sesuai batas wewenangnya.
l. Melakukan verifikasi dan menandatangani warkat transaksi.
m. Melaksanakan pengambilan dan pengantaran uang ke Cabang
Koordinator/Pooling cash atau nasabah.
7. Teller Payment Point
a. Mengkoordinir kebutuhan suku cadang yang dibutuhkan oleh
peralatan-peralatan apabila mengalami kerusakan .
b. Mengontrol dan menjamin perbaikan peralatan-peralatan yang dibutuhkan
dalam pengerjaan proyek, dan mekanik yang mengerjakannya.
c. Membuat laporan pembelanjaan suku cadang dari segi biaya dan sumber
pengadaan suku cadang.
8. Verifikator
a. Bertanggung jawab atas terlaksananya verifikasi transaksi-transaksi di Hub
sesuai dengan ketentuan dan SOM yang telah ditetapkan.
b. Memantau, merekonsiliasi dan mengklarifikasikan rekening antar kantor,
c. Melaporkan dan memantau posisi likuiditas harian.
d. Membuat, memproses dan mencetak laporan-laporan internal dan
eksternal yang dibutuhkan oleh Hub Manager
e. Mengoperasikan, melaporkan, memelihara dan memperbaiki sistim
komputer serta perangkat pendukung lainnya sesuai kewenangan.
f. Melaksanakan penyusunan laporan kepada pihak eksternal.
g. Melaksanakan pengelolaan sistem komputer.
2.4. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Bank mandiri mempekerjakan 41 pegawai yang terdiri dari Pegawai Bank
Mandiri (pegawai tetap), Pegawai Kontrak Bank Mandiri, Pegawai Pihak ke-3
(tiga), dan beberapa Pegawai Pramubakti dan Security, dengan rincian pada tabek
2.1. dibawah ini:
No Pegawai Bank Mandiri Jumlah
(orang)
Pegawai Tetap Mandiri
1
Branch Manager (Kepala Cabang) 1
Customer Service Officer (CSO) 2
Head Teller Tunai 1
Head Teller Non-Tunai 1
Customer Service Reserventative (CSR) 4
Customer Service Administration (CSA) 4
Teller Tunai 3
Teller Non-Tunai 5
Teller Payment Point 2
Verifikator 1
Pramubhakti 5
Security Organik 1
Pegawai Kontrak Mandiri
2 Teller Tunai 4
Pegawai Pihak Ke-3
3
Security 4
Pramubakti Pajak 1
Driver 2
2.5. Sistem Penggajian atau Pengupahan
Sistem penggajian di Bank Mandiri dibagi atas dua bagian, yaitu :
1. Gaji Pokok (Basic Income)
a. Gaji Bulanan
Sistem penggajian seperti ini diberikan kepada karyawan/staff yang
tergolong pekerja tetap. Besar upah diberikan berdasarkan kebijakan
pemerintah tentang Upah Minimum Regional (UMR).
b. Insentive
Insentive ini diberikan pada setiap akhir tahun dilakukan penilaian
kinerja setiap karyawan dan dari hasil penilaian tersebut dapat
diketahui level kinerja dari setiap karyawan, sehingga hasil dari
penilaian tersebut dapat mempengaruhi pemberian insentive.
2. Biaya Kesehatan dan Tunjangan
a. Biaya Perjalanan Dinas
Pemberian biaya ini dapat dilihat dari tinggkat jabatan karyawan itu
sendiri.
b. Biaya Kesehatan
Biaya kesehatan diberikan kepada setiap karyawan tetap dan tidak
mempengaruhi penghasilan (gaji) dari karyawan itu sendiri, perincian
dari biaya kesehatan ini dapat dilihat dibawah ini :
a. Biaya yang diberikan oleh perusahaan untuk berobat jalan : 90%
c. Tunjangan
Tunjangan yang diterima setiap karyawan baik dari tingkat officer
sampai pelaksana adalah 2 (dua) bulan dari gaji pokok karyawan.
2.6. Branch Medan-Imam Bonjol
Branch Medan-Imam Bonjol terdapat 7 (tujuh) jabatan yang dibagi
berdasarkan 5 (lima) bagian. Adapun uraian jabatan disertai dengan kode dari
masing-masing jabatan tersebut dapat dilihat pada table 2.1. berikut ini.
Table 2.1. Uraian Jabatan Branch Medan-Imam Bonjol
Bagian Kode Jabatan Jabatan
Branch Manager BM -1 Kepala Kantor Cabang
Customer Service Officer
CSO -1 Kepala Customer Service
CSA- 2 Customer Service Administration
CSA- 3 Customer Service Administration
CSA- 4 Customer Service Administration
CSA- 5 Customer Service Administration
CSR- 6 Customer Service Reserventative
CSR- 7 Customer Service Reserventative
CSR- 8 Customer Service Reserventative
CSR- 9 Customer Service Reserventative Head Teller Tunai
HTT- 1 Kepala Bagian Teller Tunai TT - 2 Teller Tunai
TT - 3 Teller Tunai
TT - 4 Teller Tunai
Head Teller Non-Tunai HTNon-Tunai-1 Kepala Bagian Teller Non-Tunai TNon-Tunai- 2 Teller Non-Tunai
TNon-Tunai- 3 Teller Non-Tunai TNon-Tunai- 4 Teller Non-Tunai TNon-Tunai- 5 Teller Non-Tunai TNon-Tunai- 6 Teller Non-Tunai TNon-Tunai- 7 Teller Non-Tunai TNon-Tunai- 8 Teller Non-Tunai
Verifikator Verify - 1 Verifikator
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Perencanaan dan Perkembangan Karir3
Perencanaan karir adalah, merupakan proses untuk kita menyeleksi tujuan
karier dan jenjang karier menuju tujuan-tujuan tersebut. Sebagai suatu sistem
tidak akan menjamin karir seseorang akan berkembang tanpa ada respon dari Untuk bisa menerapkan motto “The Right Man on The Right Place” ada
beberapa hal yang harus diketahui. Dari sudut perusahaan/instansi, unsur pertama
yang harus diketahui adalah unsur “Place” (tempat), sebab perusahaan adalah
sebagai organisasi atau wadah tempat manusia (man) berkerja. Tempat berkerja
ini seringkali secara spesifik disebut sebagai Jabatan. Seringkali timbul kesalah
pahaman tentang pengertian jabatan ini. Jabatan kadang-kadang diartikan sebagai
posisi atau pekerjaan, tanpa penjelasan lebih lanjut.
Dalam mengawali abad ke-20 perusahaan-perusahaan mulai menjadikan
SDM sebagai sumber daya utama dari suatu perusahaan sehingga mulai terbentuk
adanya departemen SDM didalam setiap perusahaan. Sebagai hasilnya, banyak
perusahaan mengungkapkan tentang perlunya perencanaan dan pengembangan
karir, informasi karir, konseling yang berhubungan dengan karir itu sendiri.
Namamun, tanggung jawab utama untuk perencanaan dan pengembangan karir
terletak kepada pribadi SDM itu sendiri.
3.1.1. Perencanaan Karir`
3
karyawan. Namun, dengan perencanaan karir setidaknya lebih baik, sehingga
ketika peluang muncul dapat dimanfaatkan oleh karyawan yang berminat. Jika
karyawan tersebut tidak marespon, maka perkembangan karir karyawan tersebut
akan menjadi lambat, dan itu akan berakibat departemen SDM mungkin akan
terhambat untuk mengisi tempat-tempat luang dalam pekerjaan dengan SDM yang
ada dalam perusahaan.
Oleh karena itu perencanaan karier harus dibuat secara sadar dan sukarela,
dan kesuksesan harus dijabarkan dengan baik oleh diri karyawan sendiri.
Program-program perencanaan karier yang efektif juga bisa mengurangi turnover,
utamanya antara orang-orang yang memiliki mobilitas karier terbesar, terutama
pada karyawan-karyawan terbaik.
Pada dasarnya perencanaan karir terdiri atas dua elemen utama yaitu
perencanaan karir individual (individual career planning) dan perencanaan karir
organisasional (organizational career planning). Perencanaan karir individual dan
organisasional tidaklah dapat dipisahkan dan disendirikan. Seorang individu yang
rencana karir individualnya tidak dapat terpenuhi di dalam organisasi, cepat atau
lambat individu tersebut akan meninggalkan perusahaan. Oleh karena itu,
organisasi perlu membantu karyawan dalam perencanaan karir sehingga keduanya
dapat saling memenuhi kebutuhan. (Mondy, 1993:362) Perencanaan karir
individual (individual career planning) terfokus pada individu yang meliputi
latihan diagnostik, dan prosedur untuk membantu individu tersebut menentukan
“siapa saya” dari segi potensi dan kemampuannya. Prosedur ini meliputi suatu
bermakna dari kekuatan dan kelemahannya dan dorongan memimpin kekuatan
dan mengoreksi kelemahan. Dengan demikian perencanaan karir individual
meliputi :
1. Penilaian diri untuk menentukan kekuatan, kelemahan, tujuan, aspirasi,
preferensi, kebutuhan, ataupun jangkar karirnya (career anchor),
2. Penilaian pasar tenaga kerja untuk menentukan tipe kesempatan yang tersedia
baik di dalam maupun di luar organisasi,
3. Penyusunan tujuan karir berdasarkan evaluasi diri,
4. Pencocokan kesempatan terhadap kebutuhan dan tujuan serta pengembangan
strategi karir,
5. Perencanaan transisi karir.
Menurut Simamora (2001:519), individu merencanakan karir guna
meningkatkan status dan kompensasi, memastikan keselamatan pekerjaan, dan
mempertahankan kemampupasaran dalam pasar tenaga kerja yang berubah. Disisi
lain, organisasi mendorong manajemen karir individu karena ingin :
1. Mengembangkan dan mempromosikan karyawan dari dalam perusahaan;
2. Mengurangi kekurangan tenaga berbakat yang dapat dipromosikan;
3. Menyatakan minat pada karyawan;
4. Meningkatkan produktivitas;
5. Mengurangi turnover karyawan;
6. Memungkinkan manajer untuk menyatakan minat pribadi terhadap
bawahannya;
Simamora (2001:519) juga mengatakan bahwa kepribadian seseorang
(termasuk nilai-nilai, motivasi, dan kebutuhan) merupakan hal yang penting dalam
menentukan pilihan karir. Terdapat enam orientasi pribadi yang menentukan
jenis-jenis karir yang dapat memikat individu untuk menentukan pilihan karirnya.
Ke enam jenis orientasi pribadi tersebut adalah :
1. Orientasi realistik.4
Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas
fisik yang menuntut keahlian, kekuatan, dan koordinasi. Beberapa contoh :
pertanian, kehutanan, dan agrikultur.
2. Orientasi investigatif.
Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas
kognitif (berpikir, berorganisasi, pemahaman) daripada yang afektif (perasaan,
akting, dan emosional). Beberapa contoh : biolog, ahli kimia, dan dosen.
3. Orientasi sosial.
Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas
antar pribadi daripada fisik atau intelektual. Beberapa contoh : psikologi
klinis, layanan asing dan kerja sosial.
4. Orientasi konvensional.
Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas
terstruktur dan teratur. Beberapa contoh : akuntan dan bankir.
5. Orientasi perusahaan.
4
Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas aktivitas
verbal yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain. Beberapa contoh :
manajer, pengacara dan tenaga humas.
6. Orientasi artistik.
Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas-aktivitas
ekspresi diri, kreasi artistik, ekspresi emosi, dan individualistik. Beberapa
contoh : artis, eksekutif periklanan, dan musisi.
Sebagian besar individu mempunyai lebih dari satu orientasi pribadi.
Semakin mirip dan cocok orientasi-orientasi pribadi tersebut, maka semakin kecil
terjadi konflik internal dalam diri individu untuk menentukan pilihan karir. Hal ini
dapat terlihat pada gambar 2.1.
Sumber : Simamora, 2001 :519
Gambar 3.1. Pilihan Orientasi Karir
Model dalam gambar 2.1 tersebut mempunyai enam sudut dan setiap sudut
mewakili satu orientasi. Semakin dekat sudut satu orientasi dengan orientasi yang
lain menunjukkan semakin selaras/sesuai pilihan karir seseorang. Perencanaan
karir seseorang diawali dengan penilaian diri (self-assessment) yang membantu
Realistis Investigasi
( R ) ( I )
Konvensional ( K )
Artistik ( A )
Perusahaan Sosial ( P ) ( S )
seseorang melihat jangkar karir (career anchor) mana yang dominan. Individu
tersebut selanjutnya harus berada dalam posisi membuat tujuan yang realistik dan
menentukan apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Tindakan
ini memungkinkan individu mengetahui apakah tujuan karirnya realistic
Perencanaan karir organisasional (organizational career planning)
mengintegrasikan kebutuhan SDM dan sejumlah aktivitas karir dengan lebih
menitikberatkan pada jenjang atau jalur karir (career path). Perusahaan haruslah
melakukan program perencanaan karir organisasional untuk memberikan
kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasional. Dasar pemikiran dan
pendekatan terhadap program perencanaan karir bervariasi di antara
perusahaan-perusahaan. Bagi sebagian besar organisasi, program perencanaan karir
diharapkan mencapai tujuan (Mondy, 1993:368), yaitu :
1. Pengembangan yang lebih efektif tenaga berbakat yang tersedia. Individu akan
lebih committed terhadap pengembangan yang menjadi bagian dari
perencanaan karir tertentu dan lebih memahami tujuan pengembangan karir
organisasional.
2. Kesempatan penilaian diri bagi karyawan untuk memikirkan jalur-jalur karir
tradisional atau jalur karir yang baru. Karyawan yang menonjol tidak
memandang mobilitas tradisional ke atas sebagai jalur karir yang optimal,
tetapi karyawan lain ada yang merasa bahwa karirnya telah menemui jalan
buntu dan mencari jalan keluar. Dalam hal ini perusahaan dapat menawarkan
perencanaan karir guna membantu karyawan tersebut mengidentifikasi jalur
3. Pengembangan sumber daya manusia yang lebih efisien di dalam dan di antara
divisi dan/atau lokasi geografis. Jika progresi tradisional para karyawan telah
naik ke atas dalam sebuah divisi, jalur karir yang memotong lintas divisi dan
lokasi geografis hendaknya dikembangkan.
4. Kepuasan kebutuhan pengembangan pribadi karyawan. Individu-individu
yang kebutuhan pengembangan pribadinya terpenuhi, cenderung lebih puas
dengan pekerjaannya dan organisasi.
5. Peningkatan kinerja melalui pengalaman on the job training yang diberikan
oleh perpindahan karir vertikal dan horizontal. Setiap pekerjaan mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap pengembangan karir dan dapat
memberikan tantangan dan pengalaman yang berbeda.
6. Meningkatkan loyalitas dan motivasi karyawan yang dapat menyebabkan
berkurangnya perputaran karyawan. Individu yang percaya bahwa perusahaan
mempunyai minat dalam perencanaan karirnya akan tetap berada dalam
perusahaan.
7. Suatu metode penentuan kebutuhan pelatihan dan pengembangan. Jika
seseorang menginginkan suatu jalur karir tertentu dan saat ini tidak memiliki
kualifikasi yang tepat, maka fakta ini dapat mengidentifikasi kebutuhan akan
pelatihan dan pengembangan.
Suatu program perencanaan karir dapat mendorong karyawan
mengembangkan pengharapan yang lebih realistik. Keadaan ini pada akhirnya
dapat meningkatkan kinerja, retensi yang menguat, dan pendayagunaan tenaga
3.1.2. Komponen-komponen Perencanaan Karir
Setiap sistem perencanaan karir pada setiap organisasi pastilah
berbeda-beda, namun tetapi pada dasarnya memiliki komponen-komponen sistem
perencanaan karier yang sama. Terdapat perbedaan-perbedaan yang terjadi
dikarenakan adanya perbedaan penekanan terhadap komponen didalam sistem
tersebut. Adapun komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut :
1. Self-Assessment, yaitu merupakan komponen yang dapat membantu para
karyawanya untuk menentukan ketertarikanya, dan terdapat kecenderungan
nilai-nilai prilaku yang dianutnya. Proses ini dapat juga dibantu dengan
melakukan suatu tes psikologis dan bantuan konsling.
2. Reality Check, yaitu karyawan menerima informasi bagaimana organisasi
mengevaluasi keahlian dan pengetahuan mereka, dan dimana mereka dapat
memiliki peran dalam setiap rencana organisasi.
3. Goal Setting, yaitu pada tahap ini setiap karyawan menentukan tujuan jangka
pendek dan panjang dalam karir mereka.
4. Action Planning, untuk tahap ini karyawan memutuskan bagaimana cara
mereka untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang dalam karir
mereka.5
3.1.3. Pengembangan Karir
Pengembangan karir adalah suatu proses peningkatan kemampuan kerja
individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir yang diinginkan. Tujuan dari
keseluruhan pengembangan karir adalah untuk menyesuaikan antar kebutuhan dan
5
tujuan karyawan dengan kesempatan karir yang tersedia di perusahaan saat ini dan
di masa mendatang.
Pengembangan karir (career development) menurut Mondy meliputi
aktivitas-aktivitas untuk mempersiapkan seorang individu pada kemajuan jalur
karir yang direncanakan. Selanjutnya ada beberapa prinsip pengembangan karir
yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pekerjaan itu sendiri mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
pengembangan karir. Bila setiap hari pekerjaan menyajikan suatu tantangan
yang berbeda, apa yang dipelajari di pekerjaan jauh lebih penting daripada
aktivitas rencana pengembangan formal.
2. Bentuk pengembangan skill yang dibutuhkan ditentukan oleh permintaan
pekerjaan yang spesifik. Skill yang dibutuhkan untuk menjadi supervisor akan
berbeda dengan skill yang dibutuhkan untuk menjadi middle manager.
3. Pengembangan akan terjadi hanya jika seorang individu belum memperoleh
skill yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Jika tujuan tersebut
dikembangkan lebih lanjut oleh seorang individu maka individu yang telah
memiliki skill yang dituntut pekerjaan akan menempati pekerjaan yang baru.
4. Waktu yang digunakan untuk pengembangan dapat direduksi/dikurangi
dengan mengidentifikasi rangkaian penempatan pekerjaan individu yang
rasional. (Mondy, 1993,p.362 dan 376)
Pengembangan karir (career development) meliputi perencanaan karir
(career planning) dan manajemen karir (career management). Memahami
atas dua proses, yaitu bagaimana masing-masing individu merencanakan dan
menerapkan tujuan-tujuan karirnya (perencanaan karir) dan bagaimana organisasi
merancang dan menerapkan program-program pengembangan karir/manajemen
karir.
Didalam proses pengembangan karier ini terdapat beberapa faktor-faktor
yang mempengaruhi pengembangan karier, adapun faktor-faktor tersebut adalah :
1. Faktor pegawai dan organisasi
Dalam situasi ideal, pegawai organisasi berada dalam hubungan yang saling
menguntungkan. Dalam keadaan ideal ini, baik pegawai maupun organisasi
dapat mencapai produktifitas kerja yang tinggi.
Namun, kadangkala keadaan ideal ini gagal dicapai. Adakalanya pegawai
sudah bekerja baik, tetapi organisasi tidak mengimbangi prestasi pegawai
tersebut dengan penghargaan sewajarnya. Maka, ketidakharmonisan hubungan
antara pegawai dan organisasi ini cepat atau lambat akan mempengaruhi
proses manajemen karir pegawai. Misalnya saja, proses perencanaan karir
pegawai akan tersendat karena pegawai mungkin tidak diajak berpartisipasi
dalam perencanaan karir tersebut. Proses pengembangan karir pun akan
terhambat sebab organisasi mungkin tidak peduli dengan karir pegawai.
2. Faktor personalitas pegawai
Kadangkala, menajemen karir pegawai terganggu karena adanya pegawai
yang mempunyai personalitas yang menyimpang (terlalu emosional, apatis,
terlalu ambisius, curang, terlalu bebal, dan lain-lain). Pegawai yang apatis,
perduli dengan karirnya sendiri. Begitu pula dengan pegawai yang cenderung
terlalu ambisius dan curang. Pegawai ini mungkin akan memaksakan
kehendaknya untuk mencapai tujuan karir yang terdapat dalam manajemen
karir. Keadaan ini menjadi lebih runyam dan tidak dapat dikontrol bila
pegawai bersangkutan merasa kuat karena alasan tertentu (punya koneksi
dengan bos, mempunyai backing dari orang-orang tertentu, dan sebagainya)
3. Faktor-faktor eksternal
Seorang pegawai yang mempromosikan ke jabatan lebih tinggi, misalnya,
mungkin akan terpaksa dibatalkan karena ada orang lain yang didrop dari luar
organisasi. Terlepas dari masalah apakah kejadian demikian ini boleh atau
tidak, etis atau tidak etis, kejadian semacam ini jelas mengacaukan menajemen
karir yang telah dirancang oleh organisasi.
4. Faktor Politicking dalam organisasi
Manajemen karir pegawai akan tersendat dan bahkan mati bila faktor lain
seperti intrik-intrik, kasak-kasak, hubungan antar teman, nepotisme,
feodalisme, dan sebagainya, lebih dominan mempengaruhi karir seseorang
dari pada prestasi kerjanya. Dengan kata lain, bila kadar “politicking” dalam
organisasi sudah demikian parah, maka manajemen karir hampir dipastikan
akan mati dengan sendirinya. Perencanaan karir akan menjadi sekedar
basa-basi. Dan organisasi akan dipimpin oleh orang-orang yang pintar dalam
5. Faktor sistem penghargaan
Sistem manajemen (reward system) sangat mempengaruhi banyak hal,
termasuk manajemen karir pegawai. Organisasi yang tidak mempunyai sistem
penghargaan yang jelas (selain gaji dan insentif) akan cenderung
memperlakukan pegawainya secara subyektif. Pegawai yang berprestasi baik
dianggap sama dengan pegawai malas. Saat ini, mulai banyak organisasi yang
membuat sistem penghargaan yang baik (misalnya dengan menggunakan
sistem “kredit poin”) dengan harapan setiap prestasi yang ditunjukkan
pegawai dapat diberi “kredit poin” dalam jumlah tertentu.
6. Faktor jumlah pegawai
Menurut pengalaman dan logika akal sehat, semakin banyak pegawai maka
semakin ketat persaingan untuk menduduki suatu jabatan, dan semakin kecil
kesempatan (kemungkinan) bagi seorang pegawai untuk meraih tujuan karir
tertentu. Jumlah pegawai yang dimiliki sebuah organisasi sangat
mempengaruhi manajemen karir yang ada. Jika jumlah pegawai sedikit, maka
manajemen karir akan sederhana dan mudah dikelola. Jika jumlah pegawai
banyak, maka manajemen karir menjadi rumit dan tidak mudah dikelola
7. Faktor ukuran organisasi
Ukuran organisasi dalam konteks ini berhubungan dengan jumlah jabatan
yang ada dalam organisasi tersebut, termasuk jumlah jenis pekerjaan, dan
jumlah personel pegawai yang diperlukan untuk mengisi berbagai jabatan dan