• Tidak ada hasil yang ditemukan

Relevansi subjek dokumen yang menyitir dengan dokumen yang disitir pada jurnal Pustaka Pertanian Bogor tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Relevansi subjek dokumen yang menyitir dengan dokumen yang disitir pada jurnal Pustaka Pertanian Bogor tahun 2010"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

RELEVANSI SUBJEK DOKUMEN YANG MENYITIR DENGAN DOKUMEN YANG DISITIR PADA JURNAL PUSTAKA

PERTANIAN BOGOR TAHUN 2010

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi

Disusun Oleh: LORENTA ERIKA S

080709004

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN & INFORMASI MEDAN

(2)

ABSTRAK

Sembiring, Lorenta Erika. 2012. Relevansi Subjek Dokumen yang Menyitir

dengan Dokumen yang Disitir pada Jurnal PUSTAKA Pertanian Bogor tahun 2010. Medan: Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat relevansi subjek dokumen yang disitir terhadap dokumen yang dikaji artikel yang berada pada jurnal PUSTAKA Pertanian Bogor pada tahun 2010.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif sehingga metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Sumber datanya adalah daftar pustaka yang disitir oleh artikel-artikel yang terdapat pada jurnal PUSTAKA Pertanian Bogor. Terdapat 133 daftar pustaka dari 10 artikel yang terbit pada tahun 2010.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata persentase notasi klasifikasi subjek sitiran yang relevan terhadap notasi klasifikasi subjek sitiran adalah sebanyak 34%, rata-rata persentase notasi klasifikasi subjek sitiran yang relevan marjinal terhadap notasi klasifikasi subjek sitiran adalah sebanyak 12%, rata-rata persentase notasi klasifikasi subjek sitiran yang tidak relevan terhadap notasi klasifikasi subjek sitiran adalah sebanyak 54%.

(3)

KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera,

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul: “Relevansi subjek dokumen yang menyitir dengan dokumen yang disitir pada jurnal PUSTAKA Pertanian Bogor tahun 2010” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial dalam bidang perpustakaan dan informasi pada Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik bersifat moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Ayah tercinta Kembaren Sembiring (Alm.) dan Mama tersayang Baik br Tarigan atas doa dan motivasi yang diberikan kepada penulis. Saya sangat bersyukur atas nasehat yang tulus dari mama yang tidak pernah bosan memberikan motivasi kepada saya.

2. Bapak DR. Syahron Lubis, M.A Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

3. Ibu DR. Irawaty A. Kahar, M.Pd Selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Himma Dewiyana, ST, M.Hum selaku pembimbing I yang telah mengajari penulis dan memberikan banyak masukan kepada penulis.

5. Bapak Drs. Belling Siregar, M.Lib selaku pembimbing II yang telah memberikan berbagai masukan dan mengajari penulis dalam mengatalog daftar pustaka.

6. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si. selaku Penasehat Akademik yang telah membimbing penulis selama masa kuliah.

7. Buat adik-adikku yang tersayang Nita Eriana Sembiring, Eliska Debora Sembiring, Reza Zevero Sembiring , bang Ucok, wa Bedah serta buat kak Neni dan bang Is. Terimakasih ya buat doa kalian semua.

(4)

yang telah memberikan semangat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Buat teman-teman seperjuangan angkatan 2008 yaitu Ririn Bangun, Fitri Ramayasari, Morina Sitohang. Terimakasih teman. Semoga kita jadi orang sukses. Amin

Semoga semua yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dukungan serta doa kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini dapat diberikan berkat dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan di kemudian hari. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juli 2012

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latarbelakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 RuangLingkup Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Sitiran ... 6

2.1.1 Pengertian Sitiran ... 6

2.2 Analisis Sitiran ... 9

2.2.1 Manfaat Sitiran ... 14

2.3 Kriteria dalam Menyitir Dokumen ... 17

2.4 Sumber-Sumber Sitiran ... 19

2.5 Relevansi ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

3.1 Jenis Penelitian ... 22

3.2 Unit Analisis ... 22

3.3 Instrumen Penelitian ... 23

3.4 Teknik Analisis Data ... 23

(6)

3.4.2 Interpretasi Data ... 25

3.4.3 Interpretasi Hasil ... 26

3.4.4 Penyajian Data ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

4.1 Deskripsi Data ... 28

4.2 Analisis Subjek dan Klasifikasi ... 28

4.2.1 Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel A dan Sitiran serta Relevansinya ... 29

4.2.2 Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel B dan Sitiran serta Relevansinya ... 33

4.2.3 Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel C dan Sitiran serta Relevansinya ... 35

4.2.4 Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel D dan Sitiran serta Relevansinya ... 39

4.2.5 Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel E dan Sitiran serta Relevansinya ... 41

4.2.6 Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel F dan Sitiran serta Relevansinya ... 43

4.2.7 Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel G dan Sitiran serta Relevansinya ... 45

4.2.8 Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel H dan Sitiran serta Relevansinya ... 48

4.2.9 Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel I dan Sitiran serta Relevansinya ... 51

(7)

Seluruh Artikel dan Sitiran serta Relevansinya ... 57

4.4 Rata-rata Tingkat Relevansi (Mean) ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jumlah sitiran dan kode artikel ... 26 Tabel 2 : Analisis subjek dan klasifikasi per artikel dan sitirannya ... 26 Tabel 3 : Rekapitulasi analisis subjek dan klasifikasinya terhadap

seluruh artikel dan sitirannya ... 27 Tabel 4 : Rata-rata analisis subjek dan klasifikasinya terhadap

seluruh artikel dan sitirannya ... 27 Tabel 5 : Jumlah sitiran dan kode artikel ... 28 Tabel 6: Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel A

dan Sitiran serta Relevansinya ... 29 Tabel 7: Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel B

dan Sitiran serta Relevansinya ... 33 Tabel 8: Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel C

dan Sitiran serta Relevansinya ... 35 Tabel 9: Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel D

dan Sitiran serta Relevansinya ... 39 Tabel 10: Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel E

dan Sitiran serta Relevansinya ... 41 Tabel 11: Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel F

dan Sitiran serta Relevansinya ... 43

Tabel 12: Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel G

dan Sitiran serta Relevansinya ... 46 Tabel 13: Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel H

dan Sitiran serta Relevansinya ... 48

Tabel 14: Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel I

dan Sitiran serta Relevansinya ... 51

(9)

dan Sitiran serta Relevansinya ... 54 Tabel 16: Rekapitulasi Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap

Seluruh Artikel dan Sitirannya ... 57

Tabel 17: Rata-rata Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

Produktivitas publikasi peneliti badan litbang ... 65 Lampiran II

Pemanfaatan hasil penelitian perrtanian lembaga pemerintah

nondepartemen oleh peneliti dan penyuluh... 67 Lampiran III

Kompetensi kewenangan pustakawan lingkup badan litbang pertanian ... 68 Lampiran IV

Impact factor jurnal perpustakaan pertanian ... 70 Lampiran V

Pengembangan system repository pengetahuan berbasis ontology

dan jaringan semantic ... 71 Lampiran VI

Peran pustakawan dalam pengembangan koleksi perpustakaan

melalui pemanfaatan open access journals ... 72 Lampiran VII

Efektivitas layanan penyebaran informasi terseleksi ... 73 Lampiran VIII

Persepsi peneliti balai penelitian tanaman obat

dan aromatik terhadap jurnal elektronik ... 75 Lampiran IX

Telaah bibliometrik komoditas padi ... 77

Lampiran X

(11)

ABSTRAK

Sembiring, Lorenta Erika. 2012. Relevansi Subjek Dokumen yang Menyitir

dengan Dokumen yang Disitir pada Jurnal PUSTAKA Pertanian Bogor tahun 2010. Medan: Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat relevansi subjek dokumen yang disitir terhadap dokumen yang dikaji artikel yang berada pada jurnal PUSTAKA Pertanian Bogor pada tahun 2010.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif sehingga metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Sumber datanya adalah daftar pustaka yang disitir oleh artikel-artikel yang terdapat pada jurnal PUSTAKA Pertanian Bogor. Terdapat 133 daftar pustaka dari 10 artikel yang terbit pada tahun 2010.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata persentase notasi klasifikasi subjek sitiran yang relevan terhadap notasi klasifikasi subjek sitiran adalah sebanyak 34%, rata-rata persentase notasi klasifikasi subjek sitiran yang relevan marjinal terhadap notasi klasifikasi subjek sitiran adalah sebanyak 12%, rata-rata persentase notasi klasifikasi subjek sitiran yang tidak relevan terhadap notasi klasifikasi subjek sitiran adalah sebanyak 54%.

(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah

Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin berkembang, mengharuskan peneliti melakukan penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah sangat diperlukan terutama dalam dunia pendidikan. Dalam kegiatan penelitian ilmiah peneliti dituntut melakukan penulisan hasil penelitian tersebut. Penulisan hasil penelitian ilmiah dapat dituangkan dalam bentuk buku, majalah, jurnal, e-journal dan sebagainya.

Mengerjakan suatu penelitian ilmiah adalah hal yang tidak mudah. Dibutuhkan referensi dari berbagai literatur yang mendukung dan relevan dengan topik yang diteliti oleh seorang peneliti. Karena mustahil seorang dapat meneliti tanpa adanya referensi ataupun rujukan dari teori atau literatur ilmiah lain. Semua yang digunakan tersebut akan dimuat dalam sebuah daftar pustaka atau bibliografi.

Kegiatan penelitian bertujuan untuk menghasilkan temuan-temuan baru (inovasi) yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas suatu komoditas. Untuk itu dalam menyusun rencana penelitian para peneliti membutuhkan dukungan berbagai macam sumber informasi yang relevan dengan bidang yang ditelitinya, baik dari literatur primer maupun dari literatur sekunder yang dihasilkan oleh peneliti lain sebagai data untuk memperoleh peluang dalam upaya menghasilkan temuan baru. Untuk menganalisa validitas dan manfaat hasil temuannya digunakan pula bahan pustaka sebagai bahan rujukan. Sebelum merujuk suatu artikel lebih dahulu perlu menganalisis kebenaran, dapat dipercaya, dan relevan dengan artikel tersebut. Agar peneliti lain dapat menelusuri kembali bahan yang dirujuk, penulis perlu mengutip dengan lengkap identitas sumber yang digunakan.

(13)

Apabila seorang penulis memutuskan untuk menyitir suatu dokumen dalam penulisan karya ilmiahnya, berarti penulis tersebut sudah benar-benar memahami isi dokumen yang bersangkutan. Kesamaan disiplin ilmu antara dokumen yang disitir dengan dokumen yang menyitir sangat mendukung dalam mewujudkan suatu karya ilmiah. Dalam arti ada kejanggalan apabila ada perbedaan disiplin ilmu dokumen yang menyitir dengan dokumen yang disitir. Pentingnya pencantuman sitiran pada suatu karya ilmiah memunculkan suatu pertanyaan, apakah dokumen yang disitir benar-benar dipergunakan sebagai landasan teori pada suatu karya ilmiah.

Fenomena yang sering terjadi adalah bahwa adakalanya sitiran tidak relevan dengan subjek yang ditulis atau diteliti, sehingga sitiran yang dicantumkan pada suatu karya ilmiah hanya berperan sebagai penambah jumlah daftar pustaka saja, dan bukan benar-benar sebagai landasan teori yang kuat. Pencatuman daftar pustaka bukan berfungsi sebagai pajangan, tetapi sebagai dasar penyusunan argumentasi atau sebagai bahan pembahasan terhadap hasil yang diperoleh dari sebuah karya ilmiah, sehingga isi yang ada pada penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Masalah yang terjadi pada jurnal tersebut adalah ada beberapa daftar pustaka yang tidak relevan dengan judul penelitian. Sebagai contoh pada judul penelitian tentang peranan pustakawan dalam pengembangan koleksi yang bernomor kelas 025.21 sedangkan salah satu daftar pustaka nya berjudul Basic list of veterinary medical serials, 3th edition: Using a decision matrix to update the core list of veterinary journals yang bernomor kelas 050.63.

Contoh lain yaitu pada judul penelitian tentang perpustakaan mobile yang bernomor kelas 027.4 sedangkan ada beberapa daftar pustakanya yang tidak relevan dengan judul penelitian yaitu tentang wireless application protocol yang bernomor kelas 384.3. Dapat dilihat bahwa dokumen

yang disitir tidak relevan dengan dokumen yang menyitir.

(14)

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian atau PUSTAKA merupakan perpustakaan pertanian dan biologi tertua di Indonesia. Didirikan pada bulan Mei 1842. Jurnal PUSTAKA terbit 2 kali setiap tahun, dengan masa penerbitan bulan April dan Oktober. Sejak 1992 web PUSTAKA Pertanian Bogor (http://pustaka.litbang.deptan.go.id) telah menerbitkan jurnal ilmu-ilmu perpustakaan, komunikasi dan dokumentasi. Sehingga setiap penerbitan jurnal memberikan tema yang luas dalam bidang ilmu perpustakaan. Sebagian besar isi artikel merupakan kontribusi dari Pustakawan. Dalam web PUSTAKA tersebut telah menerbitkan sebanyak 20 Volume. Namun yang terdapat dalam web PUSTAKA Jurnal Perpustakaan Pertanian hanya Volume 11-20. Artikel yang terdapat dalam volume 11-20 yaitu sebanyak 81 artikel yang terbit dari tahun 2002-2011.

Jurnal Perpustakaan Pertanian yang diterbitkan oleh Pusat perpustakaan dan penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) adalah jurnal yang berisikan artikel/ penelitian ilmiah mengenai ilmu perpustakaan dan informasi. Dengan hal tersebut lah penulis memilih mengambil objek tersebut karena bidang ilmu yang dikaji sesuai dengan bidang ilmu yang telah dipelajari dan untuk memberikan kontribusi kepada perpustakaan terutama dalam pengembangan koleksi. Adapun penelitian yang akan dilakukan yaitu terhadap bibliografi/daftar pustaka dari sejumlah artikel yang berada di dalam Jurnal Perpustakaan Pertanian. Penulis ingin melakukan analisis sitiran mengenai relevansi subjek dokumen yang disitir terhadap subjek artikel yang berada dalam Jurnal PUSTAKA Pertanian yaitu pada tahun 2010. Adapun jumlah artikel yang terdapat pada jurnal PUSTAKA pada tahun 2010 yaitu 10 artikel dan berisikan 133 daftar referensi. Karena keterbatasan waktu dan kemampuan maka penulis membatasi waktu terbit jurnal PUSTAKA yang diteliti yaitu hanya pada tahun 2010 Dengan uraian di atas, maka penulis ingin meneliti lebih mendalam mengenai “Relevansi Subjek Dokumen yang Menyitir dengan Dokumen yang Disitir pada Jurnal PUSTAKA Pertanian Bogor tahun 2010”

1.2 Rumusan Masalah

(15)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat relevansi subjek dokumen yang disitir terhadap dokumen yang dikaji artikel yang berada pada jurnal PUSTAKA Pertanian Bogor pada tahun 2010.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Pustakawan

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan dalam menghasilkan penelitian ilmiah berikutnya.

2. Bagi pengembangan ilmu perpustakaan dan informasi

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan dalam mengembangkan ilmu perpustakaan pada umumnya dan bidang analisis sitiran pada khususnya.

3. Bagi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam melakukan pengembangan serta evaluasi koleksi sehingga koleksi yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pengguna.

4. Bagi Penulis dan pembaca

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sitiran

2.1.1 Pengertian Sitiran

Kata sitiran merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris yaitu citation. Sitiran dapat ditemukan dalam teks, catatan kaki, bibliografi atau daftar referensi.

Sulistyo-Basuki (1983: 12) mendefinisikan sitiran merupakan karya yang dirujuk atau digunakan sebagai bibliografi pada sebuah artikel atau buku.. Sedangkan menurut Harrod’s dalam buku Librarian Glossary and Reference Book (1990: 20) “citation adalah suatu rujukan pada suatu teks atau bagian dari suatu teks yang menunjuk pada suatu dokumen dimana teks itu dimuat”. Dari kedua pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa sitiran adalah daftar pustaka atau bibliiografi dari sejumlah artikel atau dokumen yang dirujuk atau dikutip oleh sebuah dokumen dan setiap daftar pustaka dokumen tersebut dimuat dalam bibliografi dokumen yang mengutip. Kadang-kadang citation dianggap sinonim dengan referensi, tetapi bila kedua istilah tersebut diteliti dalam kamus bahasa ternyata makna istilah tersebut memiliki makna yang berbeda. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 1078) dinyatakan bahwa “sitiran adalah menyebut atau menulis kembali kata-kata yang telah disebut (ditulis) orang lain”. Referensi berarti rujukan atau petunjuk, sedangkan citation (sitiran) berarti kutipan. Sedangkan Purnomowati (2005: 3) menyatakan bahwa “sitasi, sitiran atau citation adalah informasi ringkas tentang dokumen yang disitir dan disisipkan dalam teks, sementara informasi selengkapnya dimuat pada daftar referensi”. Referensi yang dimaksud dalam pendapat tersebut adalah deskripsi bibliografi dari dokumen yang disitir, umumnya disusun berupa daftar yang disajikan pada akhir bab pada suatu artikel atau buku.

(17)

dengan hal tersebut di atas Guha dalam Elita (2008: 5) mengemukakan beberapa penggunaan sekunder sitiran:

1. Dipergunakan sebagai bibliografi

2. Mempersiapkan daftar peringkat majalah 3. Dipergunakan sebagai daftar peringkat

4. Mengetahui hubungan penggunaan berbagai bentuk dokumen 5. Mengetahui umur penggunaan dokumen

6. Mengetahui keterhubungan dan keterkaitan subjek-subjek 7. Mengetahui asal-usul atau akar dari subjek ilmu

8. Kajian sitiran dari abstrak/indeks majalah dan kegunaannya

Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa sitiran sangat dibutuhkan dalam menulis suatu karya ilmiah atau karya tulis. Karena dengan adanya sitiran tersebut sangat membantu para peneliti berargumen melalui teori dan studi empiris dan juga dapat membantu pembaca untuk membedakan idea tau pemikiran penulis dengan kesimpulan dari literatur.

Sophia (2002: 3) menyatakan bahwa arti sitasi atau citation adalah : 1. Action of citing any word or written passage, quotation 2. A reference to a passage in a book

3. To cie (a book, auto etc) for a particular statement or passage

4. To copy or repeat (a passage, statement, etc) from book, document, speech, etc with some indication that one is giving a words of another.

Dari pernyataan Sophia di atas dapat diartikan bahwa sitasi menunjukkan asal-usul atau sumber suatu kutipan, mengutip pernyataan atau menyalin/mengulang pernyataan seseorang dan mencantumkannya di dalam suatu karya tulis yang dibuat, namun tetap mengindikasikan bahwa kutipan tersebut itu adalah pernyataan orang lain.

Alasan penulis menyitir suatu dokumen dalam karya tulisnya berbeda-beda, tergantung aspek yang dikaji . Beberapa alasan ilmuan dalam menyitir literatur dalam rangka penulisan karya ilmiah mereka, antara lain menurut Grafield dalam Linda Smith (1981: 84) seorang penulis menyitir penulis lain karena alasan antara lain:

1. Paying homage to pioneers

2. Giving credit for related work (homage to peers) 3. Identifying methodology, equipment, etc.

4. Providing background reading 5. Correcting one’s own work 6. Correcting the work of others 7. Criticizing previous work 8. Substantiating claims

(18)

10.Providing leads to poorly disseminated, poorly indexed, or uncited Work.

11.Authenticating data and classes of fact-physical constants, etc.

12.Identifying original publications in which an idea or concept was discussed

13.Identifying original publications or other work describing an epo-nymic concept or term...

14.Disclaiming work or ideas of others (negative claims) 15.Disputing priority claims of others (negative hormage).

Dari pernyataan di atas Sulistyo-Basuki(1999: 5) mengartikan sebagai berikut:

1. Memberikan penghormatan kepada para pelapor dalam bidang yang bersangkutan. Hal ini dilakukan karena ilmu pengetahuan merupakan akumulasi dari ilmu yang telah ada sebelumnya.

2. Memberikan penghargaan terhadap karya yang bersangkutan.

3. Mengidentifikasi metodologi, pendekatan teori, sarana yang digunakan dalam penulisan makalah.

4. Memberikan latar belakang bacaan bagi mereka yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang subjek yang sudah ditulis.

5. Mengoreksi baik karya sendiri maupun karya orang lain. 6. Memberikan kritik terhadap pekerjaan sebelumnya. 7. Memperkuat klaim atas penemuan tentang sesuatu.

8. Memberikan petunjuk pada karya yang tidak diterbitkan, tidak tercakup majalah indeks dan abstrak atau jarang dikutip penulis lain.

9. Sebagai tanda penghargaan pada peneliti sebelumnya, yang telah melakukan penelitian pada bidang yang sama, penghormatan pada penulis sebelumnya.

10.Sebagai panduan untuk orang lain yang akan mendalami subjek yang disebutkan dalam daftar kepustakaan

Sitiran dilatarbelakangi oleh hubungan antara dokumen yang menyitir dengan dokumen yang disitir. Sebagai contoh adalah karya Sulistyo-Basuki berjudul Mengenal Metode, Sumber, dan Hasil Penelitian Analisis Sitiran di Indonesia yang diterbitkan tahun 1983 ternyata

tercantum pada daftar pustaka dalam artikel Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi tahun 2005 yang berjudul Analisis Sitiran terhadap Disertasi Program Doktor (S-3) Ilmu Kedokteran Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara karya Jonner Hasugian. Hal ini berarti bahwa

karya Sulistyo-Basuki telah mendapat satu sitiran. Selanjutnya karya Sulistyo-Basuki juga tercantum pada daftar pustaka skripsi Donni Yudha Prawira tahun 2005 yang berjudul Analisis Sitiran terhadap Disertasi Program Doktor (S-3) Ilmu Hukum Program Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara. Hal ini dapat disimpulkan bahwa karya Jonner Hasugian dan karya

(19)

saling berhubungan diantara karya-karya mereka. Dalam hal ini, karya Sulistyo-Basuki telah mendapat dua sitiran dan begitu seterusnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka karya Sulistyo-Basuki diistilahkan dengan dokumen satu dan disingkat dengan X1 sedangkan karya Jonner Hasugian dan karya Donni Yudha Prawira diistilahkan dengan dokumen a dan dokumen b disingkat dengan Xa dan Xb. Dengan demikian, X1 disebut dengan cited document (dokumen yang disitir) sedangkan Xa dan Xb disebut sebagai citing document (dokumen yang menyitir). Hal tersebut merupakan istilah yang digunakan dalam

bibliometrika. Aspek yang dikaji dalam bibliometrika cukup banyak dan salah satunya adalah analisis sitiran.

2.2 Analisis Sitiran

Dengan menganalisa data rujukan peneliti dapat mengukur dampak suatu artikel, penulis, publikasi (majalah) dan penerbit. Semakin tinggi frekuensi suatu artikel dirujuk, makin besar dampaknya bagi perkembangan ilmu dan teknologi. Analisa data rujukan dapat membantu peneliti mengetahui jenis dan cakupan topik-topik yang pernah diteliti, sehingga memudahkan pemilihan topik-topik yang akan diteliti.

Sitiran selalu berhubungan dengan dua jenis data yaitu :

a. Dokumen yang disitir (cited document), yaitu rujukan yang merupakan sebuah dokumen atau unsur yang menunjukkan unit sumber.

b. Dokumen yang menyitir (citing document), yaitu dokumen yang merupakan unit penerima.

Semakin tinggi jumlah suatu sitiran dokumen, maka dokumen tersebut dapat dikatakan semakin bermutu. Semakin banyak karya ilmiah disitir oleh karya lainnya, maka semakin tinggi peringkat karya ilmiah tersebut. Peringkat atau kualitas karya ilmiah ini disebut nilai faktor dampak atau disebut impact factor.

(20)

penyiangan, menentukan anggaran perpustakaan maupun untuk keperluan teoritis seperti sejarah pengetahuan. Analisis sitiran dapat dikaji mencakup : peringkat jurnal dan pengarang yang disitir; tahun sitiran; asal geografis bahan sitiran; lembaga yang ikut dalam penelitian; gugus jurnal yang disitir; subjek yang disitir; jumlah langkah berdasarkan teori draf dan paro hidup jurnal.

Hurt dalam Elita (2008: 9) mengemukakan bahwa menurutnya” analisis sitiran biasanya dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan literatur pada subjek tertentu yang juga berkorelasi dengan perkembangan subjek tersebut”. Sehingga dari tiap kelompok subjek dapat diketahui kelas subjek yang dominan.

Analisis sitiran merupakan bagian dari bibliometrika, menurut Ikpaahindi dalam Elita (2008: 9) “metode bibliometrika dapat dilakukan dengan cara penghitungan analisis sitiran langsung (direct citation counting) yang digunakan dalam analisis sitiran”. Oleh karena itu pengertian analisis sitiran mengandung makna yang sama dengan kajian sitiran, bahkan secara lebih lengkap disebut kajian analisis sitiran.

Analisis sitiran adalah analisis atas sejumlah sitiran atau sejumlah rujukan yang terdapat dalam tulisan ilmiah atau literatur primer”. Kajian sitiran didasarkan pada hubungan antara dokumen yang disitir dengan dokumen yang menyitir (Martyn 1975: 290). Hubungan antara dokumen yang disitir dengan dokumen yang menyitir dapat ditelusuri melalui motivasi, tujuan, dan fungsi sitiran (Mustikasari, 2002: 9).

Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa analisis sitiran adalah suatu bagian dari bibliometrika yang mengkaji tentang sitiran yang terdapat dalam sebuah tulisan ilmiah atau literatur primer.

Sehubungan dengan hal di atas Hartinah (2002: 9) menyatakan bahwa analisis sitiran banyak digunakan sebagai cara untuk menentukan berbabagai kepentingan atau kebijakan, antara lain adalah: evaluasi program penelitian; pemetaan ilmu pengetahuan; visualisasi suatu disiplin ilmu; indikator ilmu pengetahuan dan teknologi; faktor dampak dari suatu jurnal (Journal Impact Factor), kualitas jurnal dan untuk pengembangan koleksi jurnal. Suatu ukuran jurnal yang mempunyai pengaruh kuat juga dapat dilakukan dengan analisis sitiran. Ukuran ini dapat menghasilkan daftar jurnal inti, yang akan menentukan pengembangan koleksi jurnal di perpustakaan yaitu menentukan jurnal yang akan dilanggan.

Ada beberapa metode analisis sitiran yaitu :

(21)

b. Indeks kesegeraan (immediacy index) adalah untuk menghitung peringkat berdasarkan perbandingan sitasi satu jurnal dalam tahun tertentu dengan jumlah artikel yang diterbitkan oleh jurnal tersebut pada tahun yang sama. Indeks ini menujukkan suatu ukuran seberapa cepat sekelompok dokumen (artikel) dari suatu jurnal disitir pada tahun yang sama.

c. Faktor dampak (impact factor) adalah ukuran pengaruh suatu kelompok dokumen pada suatu kelompok yang ditentukan. Ukuran ini diperoleh dari perbandingan antara berapa kali sebuah majalah diacu dengan jumlah artikel yang diterbitkan oleh majalah tersebut pada periode tertentu.

d. Berdasarkan sitiran per N kata dilakukan dengan menghitung jumlah sitiran dalam waktu tertentu (Mirmani 2009: 7)

Aspek-aspek yang dapat dikaji dalam analisis sitiran adalah sebagai berikut: “pola sitiran, karakteristik dokumen, dan pola kepengarangan” (Sutardji 2003: 4). Pola sitiran mencakup jumlah sitiran, dan jumlah otositiran (self-citation). Oto sitiran adalah artikel yang pengarangnya menyitir tulisan sendiri. Karakteristik dokumen adalah sifat yang berkaitan dengan jenis, tahun terbit, usia, bahasa pengantar dokumen yang disitir, dan peringkat majalah yang disitir. Sedangkan pola kepengarangan mencakup jumlah penulis, penulis yang paling sering disitir, pengarang tunggal atau ganda.

Menurut Brittain dan Line yang dikutip oleh Sutarji (2003: 15), analisis sitiran merupakan jenis penelitian yang dimaksudkan untuk:

a. Mengidentifikasi literatur atau judul inti

b. Mengelompokkan sumber-sumber menurut literatur yang disitir yang memiliki kesamaan

c. Melihat cakupan bahan-bahan dalam jasa sekunder

d. Mengetahui ukuran dan struktur literatur menurut bahasa, usia, negara asal, subyek, bentuk atau gabungan dari parameter ini.

e. Mengetahui pemakaian literatur yang lainnya oleh para penulis menurut bahasa, usia, dsb.

f. Mengetahui rata-rata pertumbuhan literatur. g. Mengetahui penyebaran pengetahuan terekam. h. Mengetahui kegiatan penyitiran.

i. Melihat kepengarangan, tunggal, jamak, dan lain sebagainya.

Selain pendapat di atas Garfield yang dikutip oleh Hartinah (2002: 3) menyatakan bahwa analisis sitiran banyak digunakan dalam kajian bibliometrika karena jelas mewakili subjek yang diperlukan, tidak memerlukan interpretasi, valid dan reliable. Dalam menggunakan kajian analisis sitiran, masalah yang perlu dipertimbangkan adalah:

1. Hanya penulis utama yang menjadi perhatian

(22)

3. Jenis sumber dokumen (artikel, makalah, dan lain-lain) 4. Tidak dibatasi oleh waktu

5. Untuk bidang yang multidisiplin, kesulitan untuk analisis subjek.

Berdasarkan beberapa penegasan di atas, dapat dinyatakan bahwa kajian analisis sitiran digunakan karena adanya beberapa masalah yang perlu dipertimbangkan di dalam menganalisis sitiran suatu dokumen. Kegiatan sitir-menyitir merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam penulisan sebuah karya tulis dan merupakan hal yang umum dilakukan oleh seorang peneliti atau penulis, karena untuk menghasilkan karya atau dokumen baru sangat membutuhkan bahan rujukan yang telah terbit sebelumnya serta mempunyai kaitan dengan dokumen yang menyitirnya.

Dalam penelitian-penelitian sebelumnya ditemukan kesulitan-kesulitan yang disebabkan oleh asumsi-asumsi pada kajian sitiran berkaitan dengan masalah-masalah yang ada pada sumber data sitiran, baik dari berbagai sumber maupun sumber sekunder seperti indeks sitiran.

Smith (1981: 91-93) membahas permasalahan tersebut dan cara menanganinya dengan analisis statistik. Masalah-masalah tersebut adalah:

1. Multiple authorship. 2. Self-citations. 3. Homographs. 4. Synonyms. 5. Types of sources. 6. Implicit Citations. 7. Fluctuations with time. 8. Field variations. 9. Errors.

Dari beberapa permasalahan tersebut dapat dijelaskan dengan uraian berikut.

1. Kepengarangan ganda (Multiple authorship). Daftar artikel sitiran dalam indeks sitiran hanya mencakup nama pengarang pertama. Untuk menemukan semua sitiran pada publikasi dari pengarang yang tercantum, termasuk mereka yang bukan pengarang pertama pustakawan membutuhkan sebuah bibliografi sehingga semua artikel dalam indeks sitiran dapat diperiksa. Pustakawan sebaiknya memperhatikan urutan nama pengarang dalam mengalokasikan kredit, sebagaimana urutan ini sering sebagai sebuah indikasi kontribusi tiap pengarang untuk hasil karya yang dipublikasikan.

(23)

seseorang harus mencari sumber yang dapat mengidentifikasikan semua anggota kelompok penelitian.

3. Homograf (Homographs). Banyak ilmuwan dengan nama dan inisial yang sama dapat diperkenalkan dalam bidang yang sama. Untuk membedakan diantara mereka, informasi tambahan seperti badan afiliasi diperlukan.

4. Sinonim (Synonyms). Sitiran akan tersebar melalui bentuk standar untuk nama pengarang dengan sejumlah variabel inisial (misalnya Licklider, J; Licklider, JC; Licklider, JCR). Nama jurnal juga menciptakan masalah sinonim ketika hasil karya mendefinisikan variasi-variasi dalam bentuk singkatan pada judul, jurnal gabungan, perubahan menjadi jurnal baru, pergantian judul, dan hasil terjemahan. Ada keharusan untuk menentukan mana bentuk yang sepadan untuk tujuan analisis sitiran. 5. Tipe-tipe sumber (Types of Sources). Tipe-tipe sumber yang digunakan dalam

analisis sitiran dapat mempengaruhi hasil. Analisis rujukan digambarkan dalam jurnal dan monograph menunjukkan perbedaan, beberapa diantaranya lebih luas pada distribusi waktu, bentuk material yang disitir, subjek yang menyitir sitiran pribadi dan sitiran-sitiran diantara ilmu-ilmu sosial, dan asal negara publikasi yang disitir. 6. Sitiran Implisit (Implicit Citations). Kebanyakan analisis sitiran menggunakan sitiran

yang eksplisit, kecuali A&HCI mencakup sitiran implisit. Sayangnya sitiran implisit sering ditemukan berupa istilah (eponim) dalam literatur ilmiah dan makalah yang mengandung ide penting yang perlu diketahui lebih luas lebih penting untuk disitir. Jika seorang peneliti menggunakan analisis sitiran untuk mengukur pengaruh seorang pengarang, sitiran implisit tersebut gagal jika diikutsertakan.

7. Fluktuasi dengan waktu (Fluctuations with time). Ada banyak variasi dalam analisis sitiran dari tahun ke tahun yang lainnya, jadi data sitiran sebaiknya tidak terlalu terikat dengan waktu.

8. Variasi bidang derajat sitiran (Field Variations). Tingkat kriteria sebagai perbaikan tingkat sitiran, karena penghitungan sitiran sebagai sebuah ukuran kualitas hasil penelitian tidak hanya oleh nilai kesesuaian kerja tersebut, tapi juga ukuran keluasan sitiran yang sesuai dengan bidang penelitian tersebut.

9. Kesalahan (Error) . Tentu saja, analisis sitiran, termasuk semua sitiran berdasarkan pada indeks sitiran, mungkin saja tidak lebih akurat dibanding alat lain yang digunakan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang sering terjadi pada sumber data sitiran adalah kepengarangan ganda, sitiran karya pribadi, homograf, sinonim, tipe-tipe sumber, sitiran implisit, fluktuasi dengan waktu, variasi bidang derajat sitiran dan kesalahan.

2.2.1 Manfaat Analisis Sitiran

(24)

peneliti mengetahui jenis dan cakupan topik-topik yang pernah diteliti, sehingga memudahkan pemilihan topik-topik yang akan diteliti.

Analisis sitiran dapat diterapkan untuk keperluan praktis seperti untuk menentukan pengembangan koleksi, menentukan kebijakan penyiangan, menentukan anggaran perpustakaan maupun untuk keperluan teoritis seperti sejarah pengetahuan.

Menurut Linda Smith (1981: 94) analisis sitiran dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti:

1. Literature of studies.In this case one looks at citations in a particular subject area to describe patterns of citation. Characteristics of cited materials frequently examined include types, age, highly cited authors and journals, languages and countries of origin, and subject distribution.

2. Type of literature. Citation analysis can be used to gauge the dissemination of results reported in certain types of literature, such as government documents, dissertations, or the exchange literature of regional scientific societies.

3. User studies. Although studies in this category are descriptive, they have implications for collection development and design of services. One approach is the analysis of reference lists in works written by library users, e.g., term papers, theses/dissertations or technical reports, in order to determine types of materials, age of materials, subject, language, and whether locally owned.

4. Historical studies. Historical research using citation analysis is based on a literary model of the scientific process. Citations can be used to trace the chronology of events, relationships among them, and their relative importance. Mis- sing and implicit citations obviously pose problems for such an analysis.

5. Communication fiatterns. Citations can be thought of as plausi- ble indicators of scientific communication patterns. Although citation linkages do not necessarily reflect social contacts, it is probable that there is a certain amount of congruence between documental and social structures.

6. Evaluative bibliometrics. In these studies, citation analysis is defined as the evaluation and interpretation of the citations received by articles, scientists, universities, countries, and other aggregates of scien-tific activity, used as a measure of scientific influence and productivity

7. Information retrieval. Use of citation relations has perhaps had the greatest impact in information retrieval where citations have been used to augment more traditional approaches to literature searching. Experiments by Salton have confirmed that citations are useful supplements to keywords in identifying relevant documents. 8. Collection development.It is appropriate tobegin the discussion of citation analysis

as a tool for collection development with Cayless’s observation that “the main purpose of quantitative measures is to provide information on which to base qualitative judgments, not to replace them.

(25)

disitir oleh para ilmuwan dan peneliti lain, misalnya untuk mengetahui majalah terpenting dalam bidang tertentu.

Menurut Pest yang dikutip oleh Elita (2008: 8) menyatakan bahwa “analisis sitiran adalah teknik yang dapat diterima untuk mengukur pemanfaatan perpustakaan guna keperluan penelitian, untuk itu analisis sitiran dilakukan bersama dengan kajian sirkulasi”. Hasil dari analisis sitiran dapat dijadikan indikator terhadap pemakaian atau penggunaan bahan pustaka, meskipun demikian diperlukan indikator lain seperti data statistik bahan pustaka yang dibaca ditempat, serta statistik sirkulasi peminjaman, hal ini disebabkan banyak bahan pustaka yang dibaca namun tidak disitir, sebaliknya pengarang kadang hanya menyitir sebagian kecil dari bahan bacaannya. Namun kajian sitiran tetap layak untuk dijadikan indikator pemakaian literatur di pusat informasi karena sifatnya yang memberikan kenetralan atau tidak menonjol (unobstrusive). Sedangkan untuk sitiran tersebut yang menjadi indikator nya adalah artikel-artikel yang bersangkutan dan daftar pustaka.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa analisis sitiran dapat dijadikan sebagai indikator pemakaian atau penggunaan bahan pustaka.

Menurut Weinstock dalam Prawira (2005: 24) pentingnya studi seperti analisis sitiran yang digunakan untuk mengevaluasi koleksi karena sitiran merupakan uraian untuk menemukan keberadaan dokumen tersebut, serta merupakan keterkaitan antara dokumen yang menyitir dengan yang disitir, yang berfungsi sebagai :

1. Memberikan penghormatan kepada pelopor bidang ilmu 2. Mengakui atau memuji hasil karya orang lain

3. Mengidentifikasi metodologi serta peralatan yang digunakan dalam menghasilkan karya tersebut

4. Mengkoreksi pekerjaan sendiri

5. Mengkritik atau mengkoreksi hasil karya orang lain yang telah terbit sebelumnya 6. Memperkuat klaim terhadap suatu penemuan

7. Kesiagaan terhadap penelitian berikutnya 8. Bukti keaslian data

9. Identifikasi penerbitan yang asli dimana suatu gagasan atau konsep telah dibahas 10.Memberikan latar belakang bacaan.

Bagi perpustakaan hal tersebut di atas dapat menjadi masukan dalam pengembangan koleksi seperti yang dinyatakan oleh Sulistyo-Basuki (2002: 8) bahwa aplikasi kuantitatif dari bibliometrika yang banyak bermanfaat bagi perpustakaan adalah :

(26)

2. Mengidentifikasi arah gejala penelitian dan pertumbuhan pengetahuan pada berbagai disiplin ilmu yang berlainan

3. Menduga keluasan literatur sekunder

4. Mengenali kepengarangan dan arah gejalanya pada berbagai subjek 5. Mengukur manfaat SDI dan restropektif

6. Meramalkan arah gejala perkembangan masa lalu, sekarang, dan yang mendatang 7. Mengidentifikasi majalah inti dalam berbagai ilmu

8. Merumuskan garis haluan pengadaan berbasis kebutuhan yang tepat dalam batas anggaran belanja

9. Mengembangkan model eksperimental yang berkolerasi atau melewati model yang ada

10.Menyusun garis haluan penyiangan dan penempatan dokumen di rak secara tepat 11.Memprakarsai sistem jaringan arus ganda yang efektif

12.Mengatur arus masuk informasi dan komunikasi 13.Mengkaji keusangan dan penyebaran literatur ilmiah

14.Meramalkan produktivitas penerbit, pengarang, organisasi, negara atau seluruh disiplin

15.Mendisain pengolahan bahasa automatis untuk auto-indexing 16.Mengembangkan norma pembakuan.

Berdasarkan uraian teori di atas, dapat dinyatakan bahwa manfaat analisis sitiran adalah mengidentifikasi berbagai literatur, untuk pengembangan koleksi pada perpustakaan, evaluasi bibliometrika, mengkoreksi karya sendiri dan karya orang lain, temu kembali informasi, mengetahui keusangan literatur, kajian sejarah, mengetahui pemakaian bentuk atau jenis literatur, kajian pengarang dan pamakai.

2.3 Kriteria dalam Menyitir Dokumen

Seorang peneliti harus memahami kriteria dalam menyitir dokumen yang akan dijadikan rujukan. Oleh karena itu, sebuah dokumen yang akan disitir oleh pengarang atau peneliti harus relevan dengan karya ilmiah yang ditulis. Dengan demikian, tidak semua dokumen yang berkaitan dapat langsung dikutip atau disitir tetapi harus benar-benar relevan dengan topik yang diteliti.

Pengambilan keputusan untuk menyitir suatu dokumen dilakukan dengan menerapkan beberapa kriteria. Menurut Wang dan Soegel yang dikutip oleh Andriani (2003: 11) “kriteria merupakan suatu filter yang diaplikasikan oleh penulis dalam membuat suatu keputusan”. Beberapa kriteria penilaian suatu dokumen yang akan disitir adalah :

(27)

(kapan topik tersebut didiskusikan), where (di mana topik itu menjadi berarti), dan how (bagaimana hubungan topik itu dengan topik lain)

2. Orientasi, menyangkut apa isi dokumen dan kepada siapa dokumen tersebut ditunjuk 3. Disiplin ilmu atau subjek area. Penulis kemungkinan akan mengambil dokumen yang

mempunyai disiplin ilmu yang sama dengan penelitian yang sedang dikerjakan

4. Keklasikan/kepeloporan, suatu dokumen yang berisi informasi yang sangat substansial di bidangnya, karena memuat teknik, metode atau teori yang dipakai sepanjang waktu

5. Nama jurnal dan tipe dokumen. Pemahaman pengarang terhadap suatu jurnal akan mempengaruhi proses seleksi dokumen

6. Pengarang. Dokumen yang ditulis oleh orang yang menjadi figur dalam bidangnya akan dipersepsi tinggi oleh penyitir, sehingga berpeluang besar pula untuk disitir

7. Novelty/kebaruan, dokumen disitir karena memuat informasi yang belum diketahui

sebelumnya atau sesuatu yang baru

8. Penerbit. Reputasi institusi penerbit dapat pula menjamin mutu terbitan

9. Recency/kemutakhiran, membandingkan corak baru suatu dokumen dengan topik

yang sedang diteliti. Kemutakhiran berkaitan dengan waktu penerbitan.

Selain kriteria di atas, terdapat beberapa kriteria di luar dokumen yang juga harus dipertimbangkan. Dengan demikian, tidak hanya kriteria dari dalam dokumen saja yang perlu menjadi penilaian terhadap dokumen yang akan disitir. Menurut White and Wang yang disitir oleh Andriani (2003: 12) ada beberapa kriteria di luar dokumen yang juga harus dipertimbangkan, yaitu :

1. Kemudahan dalam mendapatkan dokumen. Liu (1993: 13) menunjukkan bahwa rujukan dokumen yang tertera pada daftar pustaka secara positif berhubungan dengan ketersediaan dokumen tersebut di perpustakaan institusi penulis. Artinya, jumlah rujukan yang disitir tergantung pada kelengkapan atau jumlah koleksi perpustakaan institusi penulis

2. Syarat khusus. Keahlian atau alat yang diperlukan untuk menggunakan suatu dokumen menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan penulis dalam menyitir dokumen. Diantaranya adalah penguasaan bahasa, penguasaan alat yang dipakai untuk membaca dokumen, misalnya dokumen yang tersimpan dalam microfilm

3. Kendala waktu. Dokumen yang dianggap relevan sebagai rujukan terkadang tidak dapat digunakan karena waktu yang terbatas, seperti halaman terlampau tebal sehinga tidak sempat terbaca.

(28)

tersimpan dalam microfilm. Hal juga yang sangat penting dari dalam dokumen yaitu kepengarangan, nama atau judul jurnal, topik, tipe dokumen serta kemutakhiran dokumen.

2.4 Sumber-Sumber Sitiran

Jenis-jenis literatur ada dua yaitu literatur primer dan sekunder.Menurut ALA Glosary of Library and Information Science (1983),

literatur primer adalah karya tulisan asli yang memuat kajian mengenai sebuah teori baru, atau penjelasan suatu gagasan dalam berbagai bidang. Literatur primer bisa berupa artikel majalah ilmiah, laporan penelitian, disertasi, paten, standard, makalah seminar dan lain-lain.Dari literatur dapat diperoleh data asli serta pemikiran awal para ilmuan. Literatur primer dapat berupa artikel jurnal, hasil penellitian, monograf, paten, karya akademik (skripsi, tesis, disertasi). Sedangkan literatur sekunder merupakan literatur yang berisi informasi mengenai literatur primer. Literatur sekunder menawarkan literatur primer dengan cara meringkas atau membuat indeks, jadi literatur sekunder tidak berisi pengetahuan baru, melainkan hanya mengulang dan menata pengetahuan yang sudah ada. Literatur ini termasuk dalam jenis koleksi referensi seperti kamus, ensiklopedi, thesaurus, direktori, majalah abstrak, majalah indeks, bibliografi, tinjauan literatur, termasuk juga pangkalan data dan lain-lain.

Literatur sekunder merupakan penjelasan serta pembahasan literatur primer. Hal ini disebabkan, literatur sekunder menyampaikan keterangan lebih rinci tentang data bibliografi literatur primer, antara lain: Indeks, katalog dan bibliografi tidak menerangkan data tentang judul naskah yang diperlukan oleh pengguna.

2.5 Relevansi

Suatu dokumen akan disitir oleh pengarang bila dokumen tersebut relevan dengan karya ilmiah yang ditulis. Secara umum, defenisi relevansi adalah kecocokan atau kesesuaian. Menurut Green dalam Andriani (2003: 11),” relevance ialah sesuatu sifat yang terdapat pada dokumen yang dapat membantu pengarang dalam memecahkan kebutuhan akan informasi”. Selanjutnya Andriani (2003: 11) menyatakan bahwa ”Relevansi merupakan suatu yang difahami oleh pengguna pada saat memilih dokumen”. Sedangkan menurut Purnomo (2006: 9) “Dokumen yang relevan artinya dokumen-dokumen yang didapatkan dapat memenuhi kebutuhan informasi yang sedang dibutuhkan”.

(29)

dokumen yang disitir dan yang diperoleh dari sumber informasi tertentu sehingga informasi didapatkan tersebut dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

Paisley yang dikutip oleh Andriani (2003: 10) menyatakan bahwa “perceived relevance (adanya hubungan) dan utility (kegunaan) sebagai variabel terpenting bagi pengarang dalam menilai suatu dokumen yang disitir”. Nilai kegunaan suatu dokumen dapat dilihat dari beberapa hal salah satu diantaranya adalah : functional values , yakni kegunaan suatu dokumen karena memberi kontribusi pada tugas atau penelitian yang dilakukan.

Dokumen dinilai relevan apabila dokumen tersebut mempunyai topik yang sama, atau berhubungan dengan subjek yang diteliti (topical relevance). Untuk mengetahui tingkat relevansi suatu subjek dokumen dengan menggunakan pendekatan. Pendekatan yang digunakan untuk menguji atau menganalisi relevansi adalah dengan menggunakan pendekatan subjek dan klasifikasi. Pendekatan sistem klasifikasi subjek yaitu dengan melakukan pengklasifikasian terhadap setiap judul daftar pustaka yang disitirnya dengan menggunakan Dewey Decimal Classification (DDC) edisi ke 22 sebagai bagan notasi klasifikasi serta menetapkan subjek yang

disitirnya dengan mengggunakan Library of Congress Subject Heading (LCSH) sebagai daftar tajuk subjek.

Burgin yang disitir Mustangimah (1998: 31) membagi tingkat relevansi menjadi 3 bagian dan mendefenisikannya sebagai berikut:

1. Sangat relevan (Highly Relevant), yaitu bahwa makalah adalah respon langsung bagi pertanyaan.

2. Relevan marjinal (Marginally Relevant), yaitu bahwa topik makalah relevan, tetapi bukan respon langsung bagi pertanyaan.

3. Tidak relevan (Not relevant), yaitu bahwa makalah tidak relevan dengan pertanyaan.

Dari pendapat tentang pembagian tingkat relevansi di atas, dapat diketahui bahwa relevansi dapat dibagi dalam tiga kriteria yaitu sangat relevan, relevan marjinal dan tidak relevan. Untuk mengetahui adanya sesuatu kesesuaian antara subjek yang disitir dengan subjek yang menyitir, maka dilakukan pengklasifikasian terhadap dokumen yang disitir dan dokumen yang menyitir.

(30)

menunjukkan kekuatan dari dokumen dan kualitas dokumen tersebut dapat lebih dipercaya isi nya.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Metode Penelitian

Metode penelitian memegang peranan penting dalam rangka memberikan dasar pemikiran pengambilan keputusan dalam suatu penelitian. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah itu diharapkan data yang akan didapatkan adalah data yang objektif (semua orang akan memberikan penafsiran yang sama)

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif sehingga metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut Sugiono (1998: 6) bahwa ”metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan , atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Selain itu, Nazir (1998: 63) menyatakan tujuan dari penelitian deskriptif adalah “untuk membuat deskripsi, gambar-gambar atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki”.

3.2. Unit Analisis

Dalam penelitian ini diterapkan unit analisis. Menurut Arikunto (2002: 121), “yang dimaksud dengan unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian”. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa yang dapat diklasifikasikan sebagai subjek penelitian dapat berupa benda atau manusia. Dari pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa subjek penelitian ini adalah artikel-artikel yang terdapat pada Jurnal PUSTAKA Pertanian Bogor pada tahun 2010.

(31)

3.3. Instrumen penelitian

Untuk melakukan suatu penelitian, maka diperlukan alat ataupun instrumen penelitian. Menurut Sugiono (1998: 84) bahwa “ instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Semua fenomena ini disebut variabel. Sesuai dengan masalah penelitian yang membahas relevansi subjek dokumen yang menyitir dengan dokumen yang disitir pada artikel yang terdapat pada Jurnal PUSTAKA Pertanian Bogor pada tahun 2010, maka instrumen penelitian yang dipakai adalah daftar check

list (

) sedangkan metode pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi.

3.4. Teknik Analisis Data 3.4.1 Pengolahan Data

Seluruh data yang diperoleh melalui metode dokumentasi, selanjutnya akan diolah dengan menggunakan pendekatan analisis subjek. Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan alat bantu LCSH untuk menentukan subjek. Adapun yang dimaksud dengan LCSH (Library of Congress Subject Heading) adalah daftar tajuk subjek yang berisi kosa kata subjek yang

terkendali (controlled vocabulary) dan digunakan untuk menentukan subjek dokumen. sedangkan untuk menentukan notasi klasifikasi dari setiap judul artikel dan setiap dokumen yang disitir oleh masing-masing judul digunakan DDC. Adapun yang dimaksud dengan DDC (Dewey Decimal Classification) Sulistyo-Basuki (1993: 402) menyatakan bahwa “DDC adalah

kalsifikasi pengetahuan untuk menyusun buku di perpustakan”. DDC terdiri atas 4 bagian buku, buku 1 merupakan tabel subdivisi standar, buku 2 merupakan bagan nomor klasifikasi 000-500, buku 3 merupakan bagan dari nomor klasifikasi 600-900 dan buku 4 merupakan indeks. Alat ini digunakan untuk menentukan nomor klasifikasi subjek dokumen.

Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Membuka situs web (http://pustaka.litbang.deptan.go.id) pada Jurnal PUSTAKA Pertanian Bogor.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara men-download artikel-artikel Volume 1 dan 2 pada tahun 2010 yang berjumlah 10 artikel. Kemudian print lembar judul artikel tersebut dan daftar pustaka dari setiap artikel.

(32)

Langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Memberikan kode pada setiap judul artikel dengan memasukkannya ke dalam tabel kode judul artikel. Pengkodean ini berguna untuk pengisian data pada Tabel rekapitulasi.

b. Menetapkan subjek dari setiap judul artikel dan setiap judul daftar pustaka yang disitirnya dengan menggunakan LCSH (Library of Congress Subject Heading) sebagai daftar tajuk subjek.

c. Melakukan pengklasifikasian terhadap setiap judul artikel dan setiap daftar pustaka yang disitirnya dengan menggunakan DDC (Dewey Decimal Classification) sebagai bagan notasi klasifikasi.

d. Menentukan tingkat relevansi antara notasi klasifikasi daftar pustaka yang disitir terhadap notasi klasifikasi judul artikel yang menyitir.

e. Menetapkan batas relevansi notasi klasifikasi subjek sitiran terhadap notasi klasifikasi subjek yang menyitir sebagai berikut:

• Relevan (R)

Dikatakan relevan apabila tiga digit pertama notasi klasifikasi subjek sitiran sudah sama dengan tiga digit pertama notasi klasifikasi subjek dokumen yang menyitir. • Relevan Marginal (RM)

Apabila dua digit pertama notasi klasifikasi subjek sitiran masih berada pada notasi klasifikasi subjek dokumen yang menyitir.

• Noise (N)

Apabila notasi klasifikasi subjek sitiran berada di luar notasi klasifikasi subjek dokumen yang menyitir.

f. Memasukkan data tersebut ke dalam tabel per artikel jurnal yang sudah dibuat sedemikian rupa, dan memberikan tanda cek pada tiap tingkat relevansi.

g. Perhitungan persentase tiap tingkat relevansi dengan rumus sebagai berikut:

% tingkat X=

n

N

x 100 %

Keterangan: % adalah persentase, x adalah relevansi notasi klasifikasi, n adalah jumlah cek pada tingkat x dan N adalah jumlah sitiran artikel tersebut.

(33)

i. Menghitung total persentase setiap tingkat relevansi dari seluruh artikel jurnal. Simbol untuk setiap tingkat relevansi adalah ∑.

j. Menghitung rata-rata persentase dengan rumus sebagai berikut:

m tingkat x =

∑ P

Keterangan: m adalah rata-rata, ∑ adalah total, P adalah tingkat x dan S adalah jumlah sampel.

k. Memasukkan hasil ke dalam tabel rata-rata atau tabel Mean

4. Membahas data yang sudah diolah

5. Membuat kesimpulan dri data yang sudah dibahas

3.4.2 Interpretasi Data

Setelah data diolah, maka langkah selanjutnya adalah melakukan interpretasi data. Interpretasi data dimaksudkan untuk menentukan batas relevansi notasi klasifikasi subjek sitiran terhadap notasi klasifikasi subjek artikel yang disitir. Menurut Sulistyo-Basuki (1999: 409) bahwa “Sistem Dewey memungkinkan pembagian subdivisi lebih spesifik dan terinci dengan menambah notasi desimal. Titik desimal selalu dibubuhkan pada digit ketiga sedangkan sesudahnya tidak perlu dibubuhi titik, perluasan notasi dapat dilakukan.

Dari pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa tiga digit pertama notasi klasifikasi subjek pada DDC edisi ke-22 sudah menggambarkan subjek suatu disiplin ilmu, sebab notasi berikutnya merupakan perluasan dari subjek disiplin ilmu tersebut.

3.4.3 Interpretasi Hasil

Interpretasi hasil dilakukan dengan membaca hasil interpretasi data. Analisis relevansi dokumen yang menyitir dengan dokumen yang disitir pada penelitian ini hanya dipakai untuk mengetahui presentase relevansi subjek yang ada pada DDC edisi ke 22.

3.4.4 Penyajian Data

(34)

1. Contoh Tabel Kode Judul Artikel Tabel 1. Jumlah Sitiran dan Kode Artikel

No Judul Artikel Jumlah Sitiran Kode

01 02 03

2. Contoh Tabel per Artikel

Tabel 2.Analisis Subjek dan Klasifikasi per Artikel dan Sitirannya

Jumlah Artikel

Subjek No Klasifikasi

No. Judul Sitiran

Subjek No. Klasifikasi

Relevansi R RM N

3. Contoh Tabel Rekapitulasi

Tabel 3. Rekapitulasi Analisis Subjek dan Klasifikasinya Terhadap Seluruh Artikel dan Sitirannya

No. Kode Artikel Relevansi

R (%) RM (%) N (%)

∑Artikel= ∑R=% ∑RM=% ∑N=%

4. Contoh Tabel Mean Tabel

4. Rata-rata Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Seluruh Artikel dan Sitirannya Jumlah

Sampel

Relevansi

(35)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data

Penelitian ini menggunakan objek penelitian berupa dokumen yaitu seluruh artikel dari jurnal PUSTAKA Pertanian Bogor pada Volume 19 nomor 1 dan 2 Tahun 2010, seluruhnya sebanyak 10 artikel. Sesuai prosedur yang telah ditetapkan pada metode penelitian, maka judul sitiran dari masing-masing artikel dihitung dan diberi kode untuk keperluan penyajian data. Hasil penghitungan terhadap jumlah sitiran masing-masing artikel dan pengkodean dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5: Jumlah Sitiran dan Kode Artikel

No Judul Artikel Jumlah

Sitiran

Kode

1 Produktivitas Publikasi Peneliti Badan Litbang Pertanian

23 A

2 Pemanfaatan Hasil Penelitian Pertanian Lembaga Pemerintah Nondepartemen oleh Peneliti dan Penyuluh

9 B

3 Kompetensi dan Kewenangan Pustakawan Lingkup Badan Litbang Pertanian

20 C

4 Impact factor Jurnal Perpustakaan Pertanian 9 D 5 Pengembangan Sistem Repositori Pengetahuan

Berbasis Ontologi dan Jaringan Semantik

9 E

6 Peran Pustakawan dalam Pengembangan Koleksi Perpustakaan melalui Pemanfaatan Open Access Journals

10 F

7 Efektivitas Layanan Penyebaran Informasi Terseleksi

13 G

8 Persepsi Peneliti Balai penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Terhadap Jurnal Elektronik

13 H

9 Telaah Bibliometrik Komoditas Padi 9 I

10 Perpustakaan Mobile (M-Libraries) 18 J

Total 133

4.2 Analisis Subjek dan Klasifikasi

(36)

masing-masing artikel dan sitirannya dilakukan dengan menggunakan Dewey Decimal Classification (DDC) sebagai bagan notasi klasifikasi.

4.2.1. Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel A dan Sitiran serta Relevansinya Hasil analisis subjek dan penentuan notasi klasifikasi seluruh sitiran dalam artikel A serta relevansi subjeknya dengan judul artikel (lihat lampiran I) dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6: Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel A dan Sitiran serta Relevansinya

Judul

2 Peningkatan Kemampuan

(37)

scientific 7 Publication

productivity;

13 Transformasi perguruan

EDUCA-TION

(38)

tinggi menuju

16 International comparison of

19 Scientific productivity and the reward structure of

21 Determinants of research productivity

1.BIBLIO-GRAPHY

(39)

2.PUBLI-CITY 22 Artikel ilmiah

Indonesia: Refleksi penelitian di Indonesia

RESEARCH METHOD

001.42

23 Publication productivity, focus on institutional, collaborative and

communicatio nal correlates: A review ofliterature

RESEARCH AND DEVELOP-MENT PATNER-SHIP

070.5

Jumlah 9 8 6

Dari tabel di atas dapat ditentukan tingkat relevansi dari masing-masing notasi klasifikasi subjek dokumen yang disitir terhadap notasi klasifikasi subjek dokumen yang menyitir. Penghitungan tingkat relevansi berpedoman pada rumus % tingkat

X= n

N x 100 %. Dengan keterangan: % adalah persentase, x adalah relevansi notasi klasifikasi, n

adalah jumlah cek pada tingkat x dan N adalah jumlah sitiran artikel tersebut. Hasil penghitungannya adalah sebagai berikut:

1.% Relevan (R) = 9

23 × 100 % = 39,13%

2.% Relevan Marginal (RM) =238 × 100 % = 34,78 %

3.% Noise = 6

23 × 100 % = 26,08%

Dari hasil yang diperoleh pada tabel di atas terdapat 39,13% atau sebanyak 9 sitiran dari 23 sitiran bersifat relevan dengan dokumen yang menyitir, selain itu terdapat 34,78% atau sebanyak 8 sitiran yang bersifat relevan marjinal. Sementara itu terdapat 26,08% atau sebanyak 6 sitiran dari 23 sitiran yang bersifat tidak relevan dengan dokumen yang menyitir. Sehingga pada artikel A lebih banyak dokumen yang relevan daripada dokumen yang tidak relevan terhadap dokumen yang menyitir.

(40)

Hasil analisis subjek dan penentuan notasi klasifikasi seluruh sitiran dalam artikel B serta relevansi subjeknya dengan judul artikel (lihat lampiran II) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7: Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel B dan Sitiran serta Relevansinya

Judul

(41)

8 Diffusion of

Dari tabel di atas dapat ditentukan tingkat relevansi dari masing-masing notasi klasifikasi subjek dokumen yang disitir terhadap notasi klasifikasi subjek dokumen yang menyitir. Penghitungan tingkat relevansi berpedoman pada rumus % tingkat

X= n

N x 100 %. Dengan keterangan: % adalah persentase, x adalah relevansi notasi klasifikasi, n

adalah jumlah cek pada tingkat x dan N adalah jumlah sitiran artikel tersebut. Hasil penghitungannya adalah sebagai berikut:

1.% Relevan (R) = 1

9 × 100% = 11,11%

2.% Relevan Marginal (RM) = 8

9 × 100% = 88,89%

3.% Noise = -

Dari hasil yang diperoleh pada tabel di atas terdapat 11,11% atau sebanyak 1 sitiran dari 9 sitiran bersifat relevan dengan dokumen yang menyitir, selain itu terdapat 88,89% atau sebanyak 8 sitiran dari 9 sitiran yang bersifat relevan marjinal dengan dokumen yang menyitir.Sementara itu tidak terdapat sitiran yang bersifat tidak relevan. Sehingga pada artikel B lebih banyak dokumen yang relevan marjinal daripada dokumen yang relevan terhadap dokumen yang menyitir.

4.2.3. Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel C dan Sitiran serta Relevansinya Hasil analisis subjek dan penentuan notasi klasifikasi seluruh sitiran dalam artikel C serta relevansi subjeknya dengan judul artikel (lihat lampiran III) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8: Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel C dan Sitiran serta Relevansinya

Judul

(42)

-si dan

(43)

6 Authority at

10 Management: Concept and

(44)

developmental

17 Perpustakaan Khusus dan

20 Information transfer in

Dari tabel di atas dapat ditentukan tingkat relevansi dari masing-masing notasi klasifikasi subjek dokumen yang disitir terhadap notasi klasifikasi subjek dokumen yang menyitir. Penghitungan tingkat relevansi berpedoman pada rumus % tingkat

X= n

N x 100 %. Dengan keterangan: % adalah persentase, x adalah relevansi notasi klasifikasi, n

adalah jumlah cek pada tingkat x dan N adalah jumlah sitiran artikel tersebut. Hasil penghitungannya adalah sebagai berikut:

1.% Relevan (R) = 13

(45)

2.% Relevan Marginal (RM) = 3

20 × 100% = 15%

3.% Noise = 4

20 × 100% = 20%

Dari hasil yang diperoleh pada tabel di atas terdapat 65% atau sebanyak 13 sitiran yang bersifat relevan dengan dokumen yang menyitir, selain itu terdapat 15% atau sebanyak 3 sitiran dari 20 sitiran yang bersifat relevan marjinal. Sementara itu terdapat 20% atau sebanyak 4 sitiran dari 20 sitiran yang bersifat tidak relevan dengan dokumen yang menyitir. Sehingga pada artikel C lebih banyak dokumen yang relevan daripada dokumen yang tidak relevan terhadap dokumen yang menyitir.

4.2.4. Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel D dan Sitiran serta Relevansinya Hasil analisis subjek dan penentuan notasi klasifikasi seluruh sitiran dalam artikel D serta relevansi subjeknya dengan judul artikel (lihat lampiran IV) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9: Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel D dan Sitiran serta Relevansinya

(46)

artikel ilmiah

Dari tabel di atas dapat ditentukan tingkat relevansi dari masing-masing notasi klasifikasi subjek dokumen yang disitir terhadap notasi klasifikasi subjek dokumen yang menyitir. Penghitungan tingkat relevansi berpedoman pada rumus % tingkat

X= n

N x 100 %. Dengan keterangan: % adalah persentase, x adalah relevansi notasi klasifikasi, n

adalah jumlah cek pada tingkat x dan N adalah jumlah sitiran artikel tersebut. Hasil penghitungannya adalah sebagai berikut:

1.% Relevan (R) = 6

9 × 100% = 66,66%

2.% Relevan Marginal (RM) = -

3.% Noise = 3

(47)

Dari hasil yang diperoleh pada tabel di atas terdapat 66,66% atau sebanyak 6 sitiran dari 9 sitiran bersifat relevan dengan dokumen yang menyitir, selain itu tidak terdapat sitiran yang bersifat relevan marjinal. Sementara itu terdapat 33,34% atau sebanyak 3 sitiran dari 9 sitiran yang bersifat tidak relevan dengan dokumen yang menyitir. Sehingga pada artikel D lebih banyak dokumen yang relevan daripada dokumen yang tidak relevan terhadap dokumen yang menyitir.

4.2.5. Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel E dan Sitiran serta Relevansinya Hasil analisis subjek dan penentuan notasi klasifikasi seluruh sitiran dalam artikel E serta relevansi subjeknya dengan judul artikel (lihat lampiran V) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10: Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel E dan Sitiran serta Relevansinya

(48)

Judul

Dari tabel di atas dapat ditentukan tingkat relevansi dari masing-masing notasi klasifikasi subjek dokumen yang disitir terhadap notasi klasifikasi subjek dokumen yang menyitir. Penghitungan tingkat relevansi berpedoman pada rumus % tingkat

X= n

N x 100 %. Dengan keterangan: % adalah persentase, x adalah relevansi notasi klasifikasi, n

(49)

1.% Relevan (R) = 4

Dari hasil yang diperoleh pada tabel di atas terdapat 44,45% atau sebanyak 4 sitiran dari 9 sitiran bersifat relevan dengan dokumen yang menyitir, selain itu terdapat 22,22% atau sebanyak 3 sitiran dari 9 sitiran yang bersifat relevan marjinal. Sementara itu terdapat 33,33% atau sebanyak 3 sitiran dari 9 sitiran yang bersifat tidak relevan dengan dokumen yang menyitir. Sehingga pada artikel E lebih banyak dokumen yang relevan daripada dokumen yang tidak relevan terhadap dokumen yang menyitir.

4.2.6 Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel F dan Sitiran serta Relevansinya Hasil analisis subjek dan penentuan notasi klasifikasi seluruh sitiran dalam artikel F serta relevansi subjeknya dengan judul artikel (lihat lampiran VI) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 11: Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel F dan Sitiran serta Relevansinya

(50)

Information

8 Perpustakaan Digital dari A sampai Z

(51)

X= n

N x 100 %. Dengan keterangan: % adalah persentase, x adalah relevansi notasi klasifikasi, n

adalah jumlah cek pada tingkat x dan N adalah jumlah sitiran artikel tersebut. Hasil penghitungannya adalah sebagai berikut:

1.% Relevan (R) = 7

10 × 100% = 70%

2.% Relevan Marginal (RM) = 3

10 × 100% = 30%

3.% Noise = -

Dari hasil yang diperoleh pada tabel di atas terdapat 70% atau sebanyak 7 sitiran dari 10 sitiran bersifat relevan dengan dokumen yang menyitir, selain itu terdapat 30% atau sebanyak 3 sitiran dari 10 sitiran sitiran yang bersifat relevan marjinal. Sementara itu tidak terdapat sitiran yang bersifat tidak relevan dengan dokumen yang menyitir. Sehingga pada artikel F lebih banyak dokumen yang relevan daripada dokumen yang relevan marjinal terhadap dokumen yang menyitir.

4.2.7 Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel G dan Sitiran serta Relevansinya Hasil analisis subjek dan penentuan notasi klasifikasi seluruh sitiran dalam artikel G serta relevansi subjeknya dengan judul artikel (lihat lampiran VII) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 12: Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel G dan Sitiran serta Relevansinya

(52)

information n Strategies. A Guide for 8 Perpustakaan

(53)

Parameters

12 Evaluating research

13 Publication productivity,

PUBLISHING 070.594

Jumlah 7 4 2

Dari tabel di atas dapat ditentukan tingkat relevansi dari masing-masing notasi klasifikasi subjek dokumen yang disitir terhadap notasi klasifikasi subjek dokumen yang menyitir. Penghitungan tingkat relevansi berpedoman pada rumus % tingkat

X= n

N x 100 %. Dengan keterangan: % adalah persentase, x adalah relevansi notasi klasifikasi, n

adalah jumlah cek pada tingkat x dan N adalah jumlah sitiran artikel tersebut. Hasil penghitungannya adalah sebagai berikut:

(54)

Dari hasil yang diperoleh pada tabel di atas terdapat 58,33% atau sebanyak 7 sitiran dari 13 sitiran bersifat relevan dengan dokumen yang menyitir, selain itu terdapat 30,76 % atau sebanyak 4 sitiran dari 13 sitiran yang bersifat relevan marjinal. Sementara itu terdapat 15,38% atau sebanyak 2 sitiran dari 13 sitiran yang bersifat tidak relevan dengan dokumen yang menyitir. Sehingga pada artikel G lebih banyak dokumen yang relevan daripada dokumen yang tidak relevan terhadap dokumen yang menyitir.

4.2.8 Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel H dan Sitiran serta Relevansinya Hasil analisis subjek dan penentuan notasi klasifikasi seluruh sitiran dalam artikel H serta relevansi subjeknya dengan judul artikel (lihat lampiran VIII) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 13: Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel H dan Sitiran serta Relevansinya

Judul

050.630 1 Pemanfaatan jurnal

3 Introduction to Modern

(55)

terhadap perpustakaan

6 Information seeking

10 Pengenalan dan

Gambar

Tabel 1. Jumlah Sitiran dan Kode Artikel
Tabel 5: Jumlah Sitiran dan Kode Artikel
Tabel 6: Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel A dan Sitiran serta Relevansinya
Tabel 7: Analisis Subjek dan Klasifikasi Terhadap Artikel B dan Sitiran serta Relevansinya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ ANALISIS RASIONALITAS INVESTOR DALAM PEMILIHAN SAHAM DAN PENENTUAN

Ainur Ridha Harahap : Analisis Relevansi Subyek Dokumen Yang Menyitir Dengan Dokumen Yang Disitir Pada Journal Of Agriculture And African Women Studies (JENDA) Tahun 2004-2005,

Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear berganda, dan uji keberartian koefisien regresi linear ganda (uji t) serta uji F.

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan kekuatan, ketabahan, kesabaran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melalui beberapa tindakan dari siklus I dan II serta dari hasil seluruh pembahasan dan analisis yang

Forehand drive sangatlah penting karena digunakan dan harus digunakan sebanyak mungkin (Yudoprasetio, 1981:61). Sedikitnya setengah dari seluruh pukulan tenis adalah

Saya mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, sedang melakukan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Konsumsi Energi dan Protein pada ibu hamil di Indonesia dengan melakukan analisis data sekunder Riset