• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Menghadapi Menarche Pada Remaja Putri Di Lingkungan X Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Menghadapi Menarche Pada Remaja Putri Di Lingkungan X Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung Tahun 2011"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

P

ENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA REMAJA PUTRI DI LINGKUNGAN X KELURAHAN BANDAR SELAMAT KECAMATAN MEDAN – TEMBUNG

NUR SUKMA SURI NASUTION

105102034

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV KEBIDANAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011

Nur Sukma Suri Nasution

Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Menghadapi Menarche Pada Remaja Putri Di

Lingkungan X Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung Tahun 2011

x + 43 hal + 5 tabel + 1 skema + 11 Lampiran

Abstrak

Menarche adalah haid pertama yang terjadi akibat proses sistem hormonal yang kompleks. Setelah panca indra menerima rangsangan yang diterusakan kepusat dan diolah oleh hipotalamus, dilanjutkan dengan hipofise melalui “ sistem fortal “ dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan luteinizing hormon untuk merangsang indung telur, juga merupakan satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan didalam dirinya dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik, biologi, psikologi maupun sosial, harus dihadapi oleh remaja karena ini merupakan masa yang sangat penting karena merupakan masa yang sangat penting yaitu masa peralihan kemasa dewasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu dalam menghadapi menarche pada remaja putri di Lingkungan X Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung Tahun 2011. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel 68 orang dengan menggunakan metode simple random sampling. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari – April 2011, menggunakan instrumen penelitian kuesioner. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 68 responden.Berdasarkan karakteristik responden, menemukan respon mayoritas usia 21-34 tahun sebanyak 38 orang(55,9%), sedangkan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 41 orang(60,3%), mayoritas bekerja IRT sebanyak 46 orang (67,6%), sedangkan minoritas bekerja PNS sebanyak 6 orang (8,8%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan cukup sebanyak 53 orang(77,9%) dan memilik sikap yang positif sebanyak 42 orang (61,8%).. Diharapkan kepada ibu agar lebih ikut berpartisipasi dalam persiapan menghadapi menarche pada remaja putri.

Daftar Pustaka : 19 (2002-2010)

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan kepada peneliti untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Menghadapi Menarche Pada Remaja Putri Di Lingkungan Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung Tahun 2011”. KaryaTulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar Sarjana Sains Terapan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada : 1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S. Kep, NS, M. Kep sebagai ketua program D-IV bidan

pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen

pembimbing karya tulis ilmiah peneliti yang penuh keikhlasan dan kesabaran telah

memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan karya

tulis ilmiah ini.

3. Dr. Zulkifli, MSi selaku dosen pembimbing Proposal Karya Tulis Ilmiah penelitian

yang penuh keikhalasan dan kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan, dan

ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

4. Farida Linda Sari Siregar, S.Kep.Ns, M. Kep selaku dosen pembimbing akademik.

5. Seluruh Dosen Pengajar D IV Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

yang telah banyak mendidik peneliti selama proses perkuliahan dan staf non

akademik yang membantu memfasilitasi secara administratif.

(5)

7. Seketaris Balitbang Kota Medan bapak Drs. Nasib Sunardi izin pengambilan data

penelitian

8. Camat Medan Tembung Bapak Azwar, S.STP.MSi atas izin penelitian

9. Lurah Bandar Selamat Bapak A. Barli M. Nasution, S.STP, MAP atas izin penelitian

10.Kepala Lingkungan X Bapak Muhammad Irsan Nasution atas izin penelitian.

11.Para responden yang telah bersedia berpartispasi selama proses penelitian

berlangsung dan tiap anggota keluarga responden yang ikut mendukung penelitian

ini.

12.Teristimewa kepada orang tuaku tercinta Ayahanda Ispan Nasution, S.pd dan Ibunda

Yusriani Hasibuan dan Adinda Ikhwanuddin NST dan Kharuddin NST, Tunanganku

tercinta Briptu Febri Rahmatan yang telah memberikan cinta, doa, dukungan,

penghiburan dan motivasi kepada penulis.

13.Rekan-rekan mahasiswa D-IV Bidan Pendidik USU stambuk 2010/2011 yang telah

memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan skripsi ini dan menemani

penulis selama penyusunan KTI (Kak Ria, Kak yusra, Kak Yanti, Wiwi, Riris, Ade,

fitri Gingging, Arum, Sarah, Dini, Liza, Ary, Lenna, Elsa, Bunda – bunda Aceh,

pirik-ku, Chora, Tiwi).

14.Semua pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat disebutkan namanya satu

persatu saya ucapkan banyak terima kasih.

Semoga Allah Yang Maha Kuasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu peneliti.

Medan, Juni 2011

(6)

DAFTAR ISI

C. Perilaku Ibu Dalam Menghadapi Menarche pada remaja putri .. 10

(7)

C. Tempat Penelitian ... 23

D. Waktu Penelitian ... 23

E. Etika Penelitian ... 23

F. Instrumen Penelitian ... 24

G. Uji Validitas dan Uji Reabilitas ... 26

H. Prosedur Pengambilan Data ... 27

I. Analisa Data ... 28

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 30

1. Analisis Univariat ... 30

1.1 Karakteristik Demografi Ibu Dalam menghadapi menarche pada remaja putri ... 30

1.2 Pertanyaan pengetahuan ibu dalam menghadapi menarche pada remaja putri ... 31

1.3 Pengetahuan ibu dalam menghadapi menarche pada remaja putri ... 33

1.4 Pernyataan Sikap dalam menghadapi menarche pada remaja putri ... 33

1.5 Sikap Ibu dalam menghadapi menarche pada Remaja putri ... 35

B. Pembahasan ... 37

1. Pengetahuan Ibu dalam Menghadapi menarche Pada remaja putri ... 36

(8)

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 39

B. Saran ... 40

1. Untuk Masyarakat ... 40

2. Pendidikan Kebidanan ……… 40

3. Praktek Pelayanan Kebidanan ... 40

4. Penelitian Selanjutnya ... 40

(9)

DAFTAR SKEMA

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Karakteristik Demografi

Ibu dalam menghadapi menarche pada remaja putri ... 31

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan pengetahuan

Ibu dalam Menghadapi menarche pada remaja putri ... 32

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan Ibu dalam

Menghadapi menarche pada remaja putri ... 33

Tabel 5.4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pernyataan sikap Ibu

dalam Menghadapi menarche pada remaja putri ... 34

Tabel 5.5. Distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap Ibu dalam

(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Intensitas Nyeri Kelompok Kontrol Dan Kelompok Intervensi

(12)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembar surat pernyataan contant validity

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Lembar Kuisioner Data Demografi

Lampiran 4 : Lembar Protap Penelitian

Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 6 : Master Data Penelitian

Lampiran 7 : Hasil Out Put Data Penelitian

Lampiran 8 : Lembar Surat Izin Data Pendahuluan Dari Fakultas Keperawatan USU

Lampiran 9 : Balasan Surat Izin Data Pendahuluan Dari Kecamatan dan Kelurahan

Lampiran 10 : Lembar Surat Izin Data Penelitian Dari Fakultas Keperawatan USU

Lampiran 11 : Balasan Surat Izin Penelitian Dari Balitbang, Kecamatan, Kelurahan,

(13)

PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011

Nur Sukma Suri Nasution

Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Menghadapi Menarche Pada Remaja Putri Di

Lingkungan X Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung Tahun 2011

x + 43 hal + 5 tabel + 1 skema + 11 Lampiran

Abstrak

Menarche adalah haid pertama yang terjadi akibat proses sistem hormonal yang kompleks. Setelah panca indra menerima rangsangan yang diterusakan kepusat dan diolah oleh hipotalamus, dilanjutkan dengan hipofise melalui “ sistem fortal “ dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan luteinizing hormon untuk merangsang indung telur, juga merupakan satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan didalam dirinya dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik, biologi, psikologi maupun sosial, harus dihadapi oleh remaja karena ini merupakan masa yang sangat penting karena merupakan masa yang sangat penting yaitu masa peralihan kemasa dewasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu dalam menghadapi menarche pada remaja putri di Lingkungan X Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung Tahun 2011. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel 68 orang dengan menggunakan metode simple random sampling. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari – April 2011, menggunakan instrumen penelitian kuesioner. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 68 responden.Berdasarkan karakteristik responden, menemukan respon mayoritas usia 21-34 tahun sebanyak 38 orang(55,9%), sedangkan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 41 orang(60,3%), mayoritas bekerja IRT sebanyak 46 orang (67,6%), sedangkan minoritas bekerja PNS sebanyak 6 orang (8,8%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan cukup sebanyak 53 orang(77,9%) dan memilik sikap yang positif sebanyak 42 orang (61,8%).. Diharapkan kepada ibu agar lebih ikut berpartisipasi dalam persiapan menghadapi menarche pada remaja putri.

Daftar Pustaka : 19 (2002-2010)

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja

merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization sekitar seperlima

dari penduduk dunia dari remaja berumur 10 - 19 tahun. Sekitar Sembilan ratus juta

berada dinegara sedang berkembang. Data Demografi di Amerika Serikat menunjukkan

jumlah remaja berumur 10 - 19 tahun sekitar 15 % populasi. Di Asia Pasifik jumlah

penduduknya merupakan 60 % dari penduduk dunia, seperlimanya adalah remaja umur

10 - 19 tahun. Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik kelompok umur 10 - 19 tahun

adalah 22 %, yang terdiri dari 50,9 % remaja laki - laki dan 49,1 % remaja perempuan

(Soetjiningsih, 2010).

Setelah lahir kehidupan wanita dapat dibagi dalam beberapa masa yakni masa bayi,

masa anak - anak, masa pubertas, masa reproduksi, masa klimakterium, dan masa

senium. Masing - masing masa itu mempunyai kekhususan karena itu gangguan pada

setiap masa tersebut juga dapat dikatakan khas karena merupakan penyimpangan faal

yang khas pula dari masa bersangkutan (Widyastuti, 2008).

Remaja atau “ Adolessence ” (Inggris), berasal dari bahasa latin “ Adolescare ” yang

berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan dimaksud adalah bukan hanya

kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologi.

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai

(15)

Organization adalah 12 - 24 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10 - 19 tahun dan

belum kawin menurut BKKBN adalah 10 - 19 tahun (Widyastuti, 2008).

Masa remaja usia diantara masa anak - anak dan dewasa yang secara biologis

yaitu antara umur 10 - 19 tahun. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja

ialah datang haid yang pertama kali, biasanya 10 - 16 tahun. Saat haid yang pertama ini

datang dinamakan menarche (Llewellyn, 2005).

Menarche adalah haid pertama yang terjadi akibat proses sistem hormonal yang

kompleks. Setelah panca indra menerima rangsangan yang diterusakan kepusat dan

diolah oleh hipotalamus, dilanjutkan dengan hipofise melalui “system fortal “

dikeluarkan hormon gonatropik perangsang folikel dan luteinizing hormon untuk

merangsang indung telur. Hormon perangsang folikel (FSH), merangsang folikel

primordial yang didalam perjalanannya dominan mengeluarkan hormon esterogen

sehingga terjadilah pertumbuhan dan perkembangan tanda seks sekunder, ini juga

merupakan tanda - tanda remaja sedang mengalami pubertas (Ida, 2005).

Menarche salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengakami perubahan

didalam dirinya dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan

baik fisik, biologi, psikologik maupun sosial, harus dihadapi oleh remaja karena ini

merupakan masa yang sanga penting karena merupakan masa peralihan kemasa dewasa

(Moersintawati, 2008).

Remaja putri sangat dekat dengan ibu, menarche juga merupakan hal yang sudah

pernah dialami oleh ibu, ibu juga harus berperan aktif dalam perkembangan masa

remaja, karena ini merupakan hal yang awal bagi remaja. Ibu dapat memberikan

penjelasan perawatan dan kebersihan kesehatan agar remaja mengerti hal apa yang

(16)

pembalut karena kebersihan organ - organ seksual atau reproduksi, merupakan awal dari

usaha menjaga kesehatan.

Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terkena

infeksi. Oleh karena itu kebersihan didaerah genetalia harus lebih dijaga karena kuman

mudah terkena infeksi. Kenyataan yang ada masih banyak ibu dan remaja yg belum

mengerti dan memahami hal - hal yang dilakukan dalam menghadapi menarche dan

menggangap hal ini tidak terlalu penting, diharapkan agar remaja putri tidak mengalami

rasa cemas bila nantinya mengalami menarche dan mempengaruhi perubahan fisik,

biologis, psikologis maupun sosial (Soetojoningsih, 2004).

Berdasarkan alasan masih kurangnya informasi, pengetahuan dan sikap ibu juga

rasa cemas akibat terjadinya menarche yang mempengaruhi remaja dalam menghadapi

menarche maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul

Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Menghadapi Menarche pada Remaja Putri Di

Lingkungan X Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung Tahun 2011.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan yang dapat diambil

bagaimana Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Menghadapi Menarche pada Remaja Putri

(17)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Menghadapi Menarche pada

Remaja Putri Di Lingkungan X Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung

Tahun 2011

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden.

b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu dalam menghadapi menarche pada remaja

putri di Lingkungan X Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung

Tahun 2011.

c. Untuk mengetahui sikap ibu dalam menghadapi menarche pada remaja putri di

Lingkungan X Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung Tahun

2011.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ibu

Sebagai sumber pengetahuan informasi bagi ibu tentang menghadapi menarche

pada remaja putri.

2. Bagi Remaja

Sebagai sumber pengetahuan informasi bagi remaja dalam menghadapi menarche

3. Bagi Peneliti

Sebagi sumber pengetahuan bagi peneliti di masa yang akan datang dan dapat

(18)

4. Bagi Institusi

Dengan terlaksanakan penilitian diharapkan dapat menjadi bahwa referensi dan

bahan bacaan diperpustakaan D-IV Bidan Pendidikan dan sebagai acuan untuk

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Menarche ( Haid Pertama)

Menarche adalah haid pertama yang terjadi akibat proses sistem hormonal yang

kompleks. Setelah panca indra menerima rangsangan yang diteruskan kepusat dan

diolah oleh hipotalamus, dilanjutkan dengan hipofise melalui sistem fortal dikeluarkan

hormon gonatropik perangsang folikel dan luteinizing hormon untuk merangsang

indung telur. Hormon perangsang folikel (FSH), merangsang folikel primordial yang

didalam perjalanannya dominan mengeluarkan hormon esterogen sehingga terjadi

pertumbuhan dan perkembangan tanda seks sekunder, ini juga merupakan tanda - tanda

remaja sedang mengalami pubertas (Ida, 2005).

Menarche salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan

didalam dirinya dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan

baik fisik, biologi, psikologik maupun sosial, harus dihadapi oleh remaja karena ini

merupakan masa yang sangat penting karena merupakan masa peralihan kemasa dewasa

(Moersintawati, 2008).

Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang

terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa. Perubahan timbul karena

serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh.

Pusat pengendalian yang utama adalah bagian otak, disebut hypothalamus, yang

bekerja sama dengan kelenjar bawah otak mengendalikan urutan - urutan rangkaian

perubahan itu. Oleh sebab yang hingga kini belum jelas, empat tahun sebelum

(20)

Hypothalamus sudah mengeluarkan zat yang disebut faktor pencetus. Faktor

pencetus bergerak melalui pembuluh darah kelenjar bawah otak, dan menyebabkan

kelenjar itu mengeluarkan hormon - hormon tertentu. Salah satu ialah hormon

pertumbuhan yang menyebabkan pertumbuhan lebih cepat menjelang gadis.

Pertumbuhan yang cepat ini dimulai kira - kira 4 tahun sebelum menarche,

terutama dalam dua tahun yang pertama, dan melambat datangnya menarche datang.

Sekitar usia 12 tahun, hormon pencetus yang lain, hormon pencetus gonadtrophin

(GnRH) mulai dihasilkan kelenjar pituitary secara bergelombang, yang terjadi setiap 90

menit. Gelombang GnRH mempunyai efek sangat besar pada kematangan seksual

seorang gadis remaja. Hormon itu mencapai kelenjar pituitary dan menyebabkan sel - sel

istemewa tertentu menghasilkan dua hormon mempengaruhi indung telur berisi cairan

yang dinamai folikel.

Satu di antara dua hormon itu bertugas mempengaruhi folikel, dengan

merangsang pertumbuhannya, sehingga diberi nama hormone perangsang folikel

(Follicle Stumulating Hormone atau FSH). Pada mulanya folikel yang tumbuh sedikit.

Sementara itu, sel - sel yang mengelilinginya membuat seorang anak perempuan

memiliki sifat wanita setelah remaja. Folikel - folikel yang terangsang tadi selama

sebulan menghasilkan hormon esterogen, dan kemudian mati. Tetapi pada saat folikel

rombongan pertama mati, sejumlah folikel lain sudah mulai di rangsang FSH dan

memproduksi esterogen.

Semangkin lama, semakin folikel yang di rangsang oleh FSH dalam tiap

bulannya (kira - kira antara 12 - 20 folikel), sehingga jumlah esterogen yang terbentuk

banyak. Esterogen juga mempengaruhi pertumbuhan saluran susu di payudara, sehingga

(21)

Juga dapat merangsang pertumbuhan saluran telur, rongga rahim dan vagina,

sehingga membesar. Di vagina, esterogen membuat dinding kian tebal dan cairan vagina

bertambah banyak. Esterogen juga dapat mengakibatkan tertimbunnya lemak didaerah

pinggul wanita juga dapat memperlambat pertumbuhan tubuh yang semula sudah

dirangsang oleh kelenjar bawah otak. Itulah sebabnya mengapa remaja tidak setinggi

anak laki - laki yang sama umurnya.

Kadar esterogen yang beredar bersama darah semakin lama semakin banyak.

Masa menarche oun semakin dekat, kenaikan esterogen merangsang lapisan dalam

rongga rahim yang disebut endometrium sehingga menebal. Tetapi juga menekan

kelenjar bawah otak sehingga produksi FSH berkurang. Dengan kadar hormon

perangsang folikel (FSH) mulai menurun, pertumbuhan folikel melambat. Akibatnya,

produksi esterogen pun menurun. Pembuluh darah yang mengaliri lapisan dalam rahim

mengerut dan putus, sehingga terjadi perdarahan didalam rahim.

Endometrium ikut runtuh,berbentuk cairan berupa darah dan sel - sel

endometrium yang terkumpul di rahim kemudian mengalir melalui vagina, mulailah

terjadi haid pertama yaitu menarche (Llewellyn, 2005).

B. Definisi Masa Remaja

Remaja atau “ Adolessence ” (Inggris), berasal dari bahasa latin “ Adolescare ”

yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan dimaksud adalah bukan hanya

kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologi.

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang

(22)

Health Organization adalah 12 - 24 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10 - 19

tahun dan belum kawin menurut BKKBN adalah 10 - 19 tahun (Widyastuti, 2008).

Masa remaja usia diantara masa anak - anak dan dewasa yang secara biologis

yaitu antara umur 10 - 19 tahun. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja

ialah datang haid yang pertama kali, biasanya 10 - 16 tahun. Saat haid yang pertama ini

datang dinamakan menarche (Llewellyn, 2005).

Menurut World Health Organization (1995), yang dikatakan usia remaja adalah

10 - 18 tahun. Tetapi berdasarkan penggolongan umur, Masa remaja terbagi atas :

1. Masa remaja awal (10 - 13 tahun)

Pada tahap ini, remaja mulai berfokus pada pengambilan keputusan, baik

didalam rumah ataupun disekolah. Remaja mulai menunjukkan cara berpikir logis,

sehingga sering menanyakan kewenangan dan standar dimasyarakat maupun disekolah.

Remaja juga mulai menggunakan istilah sendiri dan mempunyai pandangan, seperti olah

raga yang baik untuk bermain, memilih kelompok bergaul, dan mengenal cara untuk

berpenampilan yang menarik.

2. Masa remaja tengah (14 - 16 tahun )

Pada tahapan ini terjadi peningkatan interaksi dengan kelompok, sehingga tidak

terlalu tergantung pada keluarga dan terjadi eksplorasi seksual. Dengan menggunakan

pengalaman dan pemikiran yang lebih kompleks, pada tahapan ini remaja sering

mengajukan pertanyaan, menganalisis secara lebih menyeluruh, dan berpikir tentang

bagaimana cara mengembangkan identitas “siapa saya“ pada masa ini remaja juga mulai

mempertimbangkan kemungkinan masa depan, tujuan, dan membuat rencana sendiri.

(23)

Pada tahap ini remaja lebih berkonsterasi pada rencana yang akan datang dan

meningkatkan pergaulan. Selama masa remaja akhir, proses berpikir secara kompleks

digunakan untuk memfokuskan diri terhadap masalah - masalah idealisme, toleransi,

keputusan untuk karier dan pekerjaan, serta peran dewasa dalam masyarakat (Aryani,

2010).

C. Perilaku ibu Dalam menghadapi menarche pada remaja putri

Hal - hal yang dilakukan ibu dalam menghadapi menarche pada remaja putri

yaitu :

1. Ibu harus menerangkan kepada remaja putri bahwa menarche adalah hal yang sangat

penting dalam hidup remaja putri, karena pada saat menarche remaja putri akan

dimulainya tanda bahwa remaja putri sedang mengalami pertumbuhan dan

perkembangan tanda seks sekunder yang ditandai denga payudara mulai membesar

dan mulai tumbuhnya pubis, ini diakibatkan oleh proses hormonal yang kompleks.

2. Ibu juga harus bisa menjelaskan kepada remaja putri tentang perubahan aspek

psikososial dari kematangan seksual pada remaja putri, agar remaja putri mampu

melakukan penyesuain untuk dapat menerima perubahan-perubahan yang terjadi pad

dan mengurangi rasa cemas atas perubahan yang dialami remaja putri.

3. Ibu juga harus mampu memimbing remaja putri agar remaja putri dapat menerima

ukuran kebebasan atau kemandirian yang diberikan ibu kepada remaja putri agar

tidak terjadi kesenjangan dan konflik karena pada saat ini remaja putri mengalami

ikatan emosional yang berkurang, misalnya dalam hal memilih teman ataupun

melakukan aktifitas, dan sifat remaja putri yang ingin memperoleh kebebasan

(24)

4. Ibu harus memiliki pola asuh yang benar yang diterapkan oleh remaja putri, pola asuh

yang dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :

1. Pola Asuh Otoriter

Yaitu menerapkan disiplin yang kaku dan menuntut remaja putri untuk

mematuhi aturan - aturan yang membuat remaja frustasi.

2. Pola Asuh Permisif

Yaitu memberikan kepada remaja putri namun kurang disertai adanya

batasan dalam berperilaku, akan membuat remaja mengalami kesulitan dalam

mengendalikan keinginan - keinginanya maupun dalam perilaku untuk menunda

pemuasan.

3. Pola Asuh Demokratif

Yaitu mengutamakan adanya dialog antara remaja putri dan ibu akan lebih

menguntungkan bagi remaja putri, karena selain memberi kebebasan kepada remaja

putri sehingga apabila terjadi konflik atau perbedaan pendapat diantara mereka dapat

dibicarakan dan diselesaikan bersama - sama (soetjoningsih, 2004).

4. Dalam rangka memfasilitas perkembangan remaja putri ibu diharapkan menjelaskan

tentang ciri - ciri perkembangan remaja putri yaitu :

1. Perkembangan remaja putri yang normal dan menyimpang.

2. Memfasilitasi remaja putri untuk berinteraksi dengan teman sebaya.

3. Menganjurkan remaja putri untuk bergaul dengan orang lain yang membuat remaja

putri nyaman mencurahkan perasaan, perhatian, dan kekhawatirannya.

4. Menganjurkan remaja putri untuk mengikuti organisasi yang mampunyai kegiatan

(25)

5. Berperan sebagi teman berbagai cerita.

6. Berperan sebagai contoh peran (role model) bagi remaja putri dalam melakukan

interaksi

sosial yang baik, melakukan aktivitas bersama kelompoknya.

7. Membimbing remaja dalam menentukan rencana masa depan.

5. Ibu menerapkan kepada remaja putri cara - cara memelihara kesehatan reproduksi

yang benar yaitu :

1. Penggunaan pakaian dalam

Pakaian dalam yang digunakan sebaiknya yang terbuat dari bahan yang

menyerap keringat, misalnya katun atau kaus. Kain yang tidak menyerap keringat akan

menimbulkan rasa panas dan lembab. Kondisi ini akan menimbulkan ketidak nyamanan

bagi pemakai, serta sangat kondusif bagi pertumbuhan jamur. Pakaian dalam yang

dikenakan juga harus dalam keadaan bersih dan ukuran yang tepat. Pakaian terlalu

sempit atau penggunaan karet yang berlebihan akan menganggu kerja kulit dan

menimbulkan rasa gatal.

2. Penggunaan Handuk

Menurut kebiasaan yang ada dimasyarakat masih banyak yang menggunakan

handuk sebagai perlengkapan mandi yang dipakai secara berulang, bahkan ada yang

menggunakan satu handuk secara bersamaan dalam satu keluarga. Penggunaan handuk

secara berulang diperbolehkan, tetapi yang perlu diperhatikan adalah handuk harus

selalu dijemur setiap selesai dipakai. Handuk dijemur agar terkena sinar matahari,

sehingga jasad renik yang ada pada handuk mati dan tidak menimbulkan infeksi.

Sebaiknya handuk tidak digunakan lebih dari satu minggu atau bila sudah tidak nyaman

(26)

bersamaan hendaknya dihindari. Handuk yang digunakan secara bersamaan bias menjadi

media penularan penyakit kulit dan kelamin, misalnya skabies dan pediculus pubis.

Skabies disebabkan oleh tungau sarcoptes scabies var.hominis. Gejala skabies

yang utama adalah pruritus pada malam hari, karena aktivitas tungau meningkat pada

suhu kulit yang lembab dan hangat. Pedikulus pubis disebabkan oleh kutu Pthirus pubis.

Bila kutu ini menggigit, maka tidak terlihat jelas bekas gigitannya. Namun setelah 30

hari akan timbul pthirus pubis. Bila kutu ini menggigit, maka terlihat jelas bekas

gigitannya. Namun setelah 30 hari akan timbul pruritis, ertema, dan infeksi sekunder.

3. Memotong Bulu Pubis

Dengan mencukur bulu - bulu pubis, kebersihan bulu - bulu pubis akan selalu

terjaga, sehingga tidak menjadi media kehidupan kutu dan jasad renik, serta aroma yang

tidak sedap. Bulu pubis yang terlalu panjang dan lebat akan selalu terpapar urine saat

buang air kecil.

4. Kebersihan Alat Kelamin Luar

Bagi remaja putri, membiasakan diri untuk membersihkan vulva setiap setelah

buang air kecil atau buang air besar dan mengeringkan sampai benar - benar kering

sebelum mengenekan pakaian dalam adalah perilaku yang benar. Tehnik membersihkan

vulva adalah dari arah depan kebelakang. Jika perlu, gunakan air bersih yang hangat.

Bersihkan vulva dengan tidak menggunakan cairan antiseptic secara berlebihan, karena

akan merusak flora normal, yaitu bakteri Doderlein. Kuman ini memecah glikogen pada

lendir vagina menjadi asam (pH ± 4,5) yang bersifat bakterisida (membunuh kuman).

Penggunaan antiseptik yang berlebihan akan membunuh flora normal ini dan member

kesempatan bagi perkembang biakannya kuman patogen, sehingga tubuh akan rentan

(27)

5. Penggunaan Pembalut Wanita

Pada saat haid, remaja putri harus memakai pembalut yang bersih. Pilih

pembalut yang tidak berwarna dan tidak mengandung parfum (pewangi). Hal ini

dilakukan untuk mengurangi paparan zat kimia pada vulva. Setelah buang air kecil atau

buang air besar, ganti dengan pembalut yang bersih atau yang baru. Jenis ukuran

pembalut disesuaikan dengan kebutuhannya, misalnya pada saat menjelang haid dan

mulai terasa adanya keputihan yang sifatnya fisiologis, bisa menggunakan pembalut

yang berukuran kecil (pantyliner) (Aryani, 2010).

D. Perilaku

Perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang

dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat di amati oleh pihak luar. Prilaku

manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Menurut

Benyamin Bloom (1908) yang di kutip Notoadmojo (2010), perilaku terbagi dalam 3

area, wilayah, ranah atau domain perilaku ini, yakin kognitif (cognitive), afektif

(affective), dan psikomotor (psychomotor). Kemudian oleh ahli pendidikan di Indonesia,

ketiga domain ini diterjemahkan kedalam cipta (kognitif), rasa (afektif), dan karsa

(psikomotor), atau pericipta, perirasa, dam peritindak.

Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai pada

dominan kognitif, dalam dalam arti subjek terlebih dahulu terhadap stimulus yang

berupa materi atau objek di luarnya. Sehingga pengetahuan baru pada subjek tersebut,

dapat menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap si subjek terhadap objek yang

(28)

Akhirnya rangsangan objek yang telah di ketahui dan di dasari

sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi, yaitu merupakan

tindakan terhadap stimulus tersebut (Notoadmojo, 2010).

E. Pengetahuan (Knowledge)

1. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).

Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sehingga menghasilkan pengetahuan

tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek peneliti atau responden.

1. Tahu (Know)

Tahu dapat diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelum atau setelah mengamati sesuatu.

2. Memahami (comprehension)

Memahami dapat diartikan suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek

tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi juga orang tersebut harus dapat

mengintrepertasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi dapat diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut

pada situasi yang lain.

(29)

Analisis dapat diartikan kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan anatara komponen - komponen yang terdapat

dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang

itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat

membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap

pengetahuan tersebut.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis dapat diartikan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau

meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen - komponen pengetahuan

yang dimiliki. Dengan kata lain sentesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi - formulasi yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi dapat diartikan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma - norma yang berlaku

dimasyarakat.

F. Sikap (Attitude)

1. Pengertian

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulasi atau objek tertentu,

yang sudah melibatkan factor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang - tidak

senang, setuju - tidak setuju, baik - tidak baik, dan sebagainya).

Campbell (1950) mendefinisikan sikap sangat sederhana yakni :” An

individual’s attitude is syndrome of response consistency with regard to object”. Jadi

(30)

merespons stimulasi atau objek. Sehinga melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan

gejala kejiwaan yang lain. Berdasarkan intensitasnya sikap mempunyai tingkat - tingkat

sebagai berikut :

1. Menerima (Receiving)

Menerima dapat diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus

yang diberikan (objek).

2. Menanggapi (Responding)

Menanggapi dapat diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap

pertanyaan atau objek yang dihadapi.

3. Menghargai (Valuing)

Menghargai dapat diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang

positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain, bahkan

mengajak, mempengaruhi, atau menganjurkan orang lain untuk merespon.

4. Bertanggung Jawab (Responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa

yang telah diyakini. Seseorang yang telah mengambil sikap berdasarkan keyakinannya,

dia harus berani mengambil resiko bila ada orang lain menyangkal atau adanya resiko

(31)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A.Kerangka Konsep

Peneliti akan meneliti tentang Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Menghadapi

Menarche pada Remaja Putri Di Lingkungan X Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan

Medan Tembung Tahun 2011.

(32)
(33)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

deskriptif. Dengan pendekatan cross sectional yakni bertujuan untuk mengetahui

pengetahuan dan sikap ibu dalam menghadapi menarche pada remaja putri Di

Lingkungan X Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung Tahun 2011.

B. Populasi dan Sample

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu di Lingkungan X Kelurahan

Bandar Selamat Kecamatan Medan – Tembung data dari Januari – Desember tahun 2010

sebanyak 68 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili populasi. Sampel dalam

penelitian ini dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling kriteria : ibu yang

memiliki remaja putri yang sedang menghadapi menarche, dengan sample 68 orang.

Alasan pengambilan sampel dengan purposive sampling karena menghemat biaya,

mempercepat penelitian, dan menghemat tenaga.

C. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Lingkungan X Kelurahan Bandar Selamat

(34)

Medan - Tembung ini, karena banyak ibu yang memiliki remaja putri yang akan

menghadapi menarche dan lokasi peneliti masih dapat dijangkau peneliti.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2010 - Juni 2011.

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari institusi pendidikan

Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin Camat Medan

Tembung, Lurah Bandar Selamat, dan Kepala Lingkungan X.

Dalam Penelitian ini terdapat beberapa yang berkaitan dengan permasalahan etik,

yaitu : memberikan penjelasan kepada calon responden peneliti tentang tujuan prosedur

penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk

mendatangani informed consent. Responden berhak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan. Kerahasian catatan mengenai data responden dijaga dengan

cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen, tetapi mengunakan inisial dan

rahasia. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk

kepentingan penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan instrument berupa

lembar kuesioner/angket yang disusun sendiri oleh peneliti dengan arahan dari

pembimbing. Kuesioner untuk data demografi responden berupa umur, pendidikan, dan

status pekerjaan.

Pertanyaan untuk pengetahuan sebanyak 15 (lima belas) pertanyaan dengan

(35)

diberi skor 1 dan jika Salah maka diberi nilai 0. Penilaian yang digunakan oleh peneliti

menurut skala Guttman.

Untuk mengetahuai kategori pengetahuan yang digunakan peneliti maka

peneliti harus menentukan panjang kelas untuk mengkategorikan pengetahuan

responden menjadi, kurang, cukup dan baik, maka (Riduwan, 2010) berdasarkan rumus

statistik yaitu :

P =

Dimana : P = Panjang kelas

R = Rentang ( Skor terbesar – skor terkcil)

i = Banyak kelas

Berdasarkan rumus statistik maka didapatkan panjang kelas untuk pertanyaan

pengetahuan sebanyak 15 soal adalah :

P

=

P

=

P = 5

Jadi Untuk Mentukan kategori pengetahuan dengan pertanyaan 15 soal

pertanyaan adalah sebagai berikut :

- Kurang = 0 - 5 ( Jika responden menjawab pertanyaan benar sebanyak 0 - 5 soal)

- Cukup = 6 – 11 ( Jika responden menjawab pertanyaan benar sebanyak 6 - 11 soal)

(36)

Menurut (Hidayat, 2007) Pernyataan untuk sikap terdiri dari 15 pertanyaan

dalam pemberian skor menggunakan skala Likert yakni untuk pernyataan positif dibagi

menjadi tiga yaitu :

-Tidak Setuju = 1

- Ragu – Ragu = 2

-Setuju = 3

Bila pernyataan dalam bentuk pernyataan negatif maka dibagi menjadi tiga

yaitu :

-Tidak Setuju = 3

-Ragu – Ragu = 2

-Setuju = 1

Untuk mengetahui kategori pengetahuan yang digunakan peneliti maka peneliti

harus menentukan panjang kelas untuk mengkategorikan pengetahuan responden

menjadi, kurang, cukup dan baik, maka (Riduan, 2010) berdasarkan rumus statistik yaitu

:

P =

Dimana : P = Panjang kelas

R = Rentang ( Skor terbesar – skor terkecil)

i = Banyak kelas

Berdasarkan rumus statistik maka didapatkan panjang kelas untuk pertanyaan

pengetahuan sebanyak 15 soal adalah :

(37)

P

=

P = 15

Jadi Untuk Mentukan sikap dengan pernyataan positif maupun negatif sebanyak

15 soal pertanyaan adalah sebagai berikut :

-Sikap negatif = Jika skor responden 15-30

-Sikap positif = Jika skor responden 31-45

G. Validitas dan Realibitas

1. Uji Validitas

Uji validitas (kesahihan) adalah uji yang dilakukan untuk menunjukkan tingkat

kevalidan dan kesahihan sebuah instrument yang mampu mengukur apa yang

diinginkan, sehingga dapat mengukur instrument secara benar. Uji validitas yang

dilakukan adalah isi (content validity). Uji Validitas tidak dilakukan.

2. Uji Realibilitas

Uji realibilitas dilakukan untuk melihat alat dapat dipercaya atau tidak dapat

diandalkan untuk digunakan sebagai lat ukur (Arikunto, 2006). Kuesioner penelitian ini

menggunakan uji realibilitas cronbach‘s alpha dengan 10 responden yang sesuai dengan

kriteria yang sama dan dilakukan dilungkungan XI dengan 15 pertanyaan pengetahuan

dan 15 pernyataan sikap dengan kriteria sama tetapi beda tempat wilayah penelitian

maka didapatkan nilai cronbach‘s alpha untuk pengetahuan 0, 725 dan untuk sikap 0,

754. Nilai koefisien realibilitas lebih dari 0,60 maka kuesioner sudah memadai syarat

(38)

H. Prosedur Pengambilan Data

Beberapa prosedur yang akan dilakukan dalam penelitian ini :

1. Mendapatkan surat permohonan izin pelaksanaan daro Program D-IV Bidan Pendidik

USU

2. Mengajukan Permohonan izin pelaksanaan penelitian Balitbang Pemko Medan.

3. Mengajukan permohonan izin Pelaksanaan penelitian Kepada Kecamatan

Medan-Tembung.

4. Mengajukan permohonan izin Pelaksanaan penelitian Kepada Kelurahan Bandar

Selamat Kecamatan Medan - Tembung.

5. Mengajukan permohonan izin Pelaksanaan penelitian Kepada kepala lingkungan X

kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan - Tembung.

6. Mencari responden dengan mendatangi pertemuan-pertemuan yang ada di lingkungan

X kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan - Tembung.

7. Menyatakan persetujuan responden menjadi responden secara sukarela.

8. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk mendatangani lembar

persetujuan (Informed consent).

9. Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya

dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur, dan mengisi seluruh

pernyataan.

10. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian agar dapat menjelaskan apabila

ada pernyataan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner, selama 15 menit.

11. Setelah kuesioner diisi, dikumpulkan kembali kepeneliti dan diperiksa

kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi.

(39)

Setelah data terkumpul, dilakukan analisa data kembali dengan memeriksa semua

kuesioener apakah jawaban sudah lengkap dan benar (editing), kemudian data diberi

kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data dan

pengolahan data Serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan kedalam bentuk

table. Entry data dilakukan dengan menggunakan tehnik komputerisasi. Tahap terakhir

dilakukan cleaning dan entry yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke

dalam komputer dengan program SPSS guna menghindari terjadinya kesalahan.

Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data dengan perhitungan deskriptif

dengan terlebih dahulu memberikan kode pada seluruh pernyataan kemudian diolah

dengan program SPSS. Dari pengolahan data deskriptif, data demografi disajikan dalam

table distribusi frekuensi untuk melihat pengetahuan dan ibu dalam menghadapi

menarche pada remaja putri.

Analisa data dilakukan menggunakan bantuan program yang disesuaikan,

dengan langkah - langkah sebagai berikut :

1). Univariat

Analisi data yang dilakukan adalah analisa univariat, semua variabel dianalisa

secara deskriptif dengan menghitung frekuensinya. Dari pengolahan data deskrptif,

data demografi dalam table distribusi fekuensi dan persentase. Hasil analisa data

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat pengetahuan dan

(40)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai

“Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Menghadapi Menarche Pada Remaja Putri Di

Lingkunga X Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tambung Tahun 2011.”

dengan jumlah responden sebanyak 68 orang.

Untuk mengidentifikasi Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam Menghadapi

Menarche Pada Remaja Putri Di Lingkungan X Kelurahan Bandar Selamat

Kecamatan Medan Tembung Tahun 2011, peneliti menggunakan kuesioner yang

berisikan 15 pertanyaan pengetahuan dan 15 pernyataan sikap. Berikut ini akan

dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden,

pengetahuan dan sikap ibu dalam mengadapi menarche pada remaja putri.

1. Analisis Univariat

1.1. Karakteristik Demografi Ibu Dalam Menghadapi Menarche Pada Remaja Putri

Berdasarkan tabel tersebut diketahui ibu berumur 21-34 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 38 orang (55,9 %), pendidikan terbanyak SMA yaitu 41

(41)

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi responden karekteristik demografi ibu dalam menghadapi menarche pada remaja putri di Lingkungan X Kelurahan Bandar Selamat

Kecamatan Medan-Tembung Tahun 2011

1.2. Pertanyaan Pengetahuan ibu dalam menghadapi menarche pada remaja putri

Berdasarkan hasil pilihan jawaban pengetahuan ibu, didapati bahwa ibu

yang banyak menjawab pertanyaan yang benar pada pertanyaan nomor 15 ada 64 orang

(94,1 %), didapati bahwa ibu yang sedikit menjawab pertanyaan yang benar pada

pertanyaan nomor 5 ada 26 orang (38,2%). Sedangkan ibu yang banyak menjawab salah

pada pertanyaan nomor 5 ada 42 orang (61,8 %), didapati bahwa ibu yang sedikit

(42)

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi responden pertanyaan pengetahuan ibu dalam menghadapi menarche pada remaja putri di Lingkungan X Kelurahan Bandar Selamat

Kecamatan Medan-Tembung Tahun 2011

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Benar Salah

F % F %

1. Menurut Ibu, apakah istilah dari haid pertama kali yang terjadi pada remaja ?

31 45,6 37 54,4

2. Menurut ibu, apakah yang menyebabkan terjadinya haid pertama kali (Menarche) ?

29 42,6 39 57,4

3. Menurut ibu, setelah mengalami haid pertama kali (menarche) perubahan apa saja yang terjadi pada Remaja ?

28 41,2 40 58,8

4. Menurut ibu, apa tanda-tanda perubahan fisik dari remaja setelah terjadi haid Pertama kali(menarche)?

37 54,4 31 45,6

5. Menurut ibu, bagaimana pola asuh yang harus diterapkan untuk remaja putri dalam menghadapi masa haid pertama kali (Menarche) ?

26 38,2 42 61,8

6. Menurut ibu, apa tanda - tanda perubahan emosi dari remaja setelah terjadi haid Pertama kali (menarche)?

52 76,5 16 23,5

7. Menurut ibu, apa tanda - tanda perubahan sosial dari remaja setelah terjadi haid Pertama kali

(menarche)?

48 70,6 20 29,4

8. Menurut ibu, bagaimana cara penggunaan pakaian dalam yang baik dan benar ?

45 66,2 23 33,8

9. Menurut ibu, bagaimana cara membersihkan alat kelamin luar yang baik benar ?

43 63,2 25 36,8

10. Menurut ibu, apa yang digunakan untuk membersihkan alat kelamin ?

50 73,5 18 26,5

11. Menurut ibu, bagaimana pembalut yang baik dan benar ?

49 72,1 19 27,9

12. Menurut ibu, cara menganti pembalut yang baik dan benar ?

39 57,4 29 42,6

13. Menurut ibu, apa gunanya memotong bulu pubis ? 41 60,3 27 39,7

14. Menurut ibu, bagaimana pemakaian handuk yang baik dan benar ?

61 89,7 7 10,3

15. Menurut ibu, cara memakai handuk yang baik dan benar setelah kita menggunakannya ?

(43)

1.3. Pengetahuan Ibu Dalam Menghadapi Menarche Pada Remaja Putri

Berdasarkan kategori pengetahuan menunjukkan mayoritas ibu mempunyai

pengetahuan cukup tentang menarche pada remaja putri yaitu sebanyak 53 orang (77.9

%) dan minoritas ibu mempunyai pengetahuan kurang tentang menarche pada remaja

putri sebanyak 3 orang (4,5 %).

Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,

dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Tabel 5.3

Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pengetahuan ibu dalam menghadapi menarche pada remaja putri di Lingkungan X Kelurahan Bandar Selamat

Kecamatan Medan – Tembung Tahun 2011

No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

1. Kurang 3 4,5

2. Cukup 53 77,9

3. Baik 12 17,6

Total 68 100

1.4. Pernyataan Sikap Dalam Menghadapi Menarche Remaja Putri

Berdasarkan hasil pilihan jawaban sikap ibu, didapat bahwa ibu yang banyak

menjawab pernyatan setuju pada nomor 4 ada 44 orang (66,7%), didapat bahwa ibu yang

sedikit menjawab pernyataan setuju pada nomor 14 ada 24 orang (35,3%). Didapat

bahwa ibu yang banyak menjawab pernyataan ragu-ragu pada nomor 14 ada 21 orang

(30,9 %).,Didapat bahwa ibu yang sedikit menjawab pernyataan ragu-ragu pada nomor 9

ada 5 orang (7,4 %). Didapat bahwa ibu yang banyak menjawab pernyataan tidak setuju

pada nomor 7 ada 32 orang (47,1%), didapat bahwa ibu yang sedikit menjawab

(44)

Tabel 5.4

Distribusi frekuensi responden pernyataan sikap ibu dalam menghadapi menarche pada remaja putri di Lingkungan X Kelurahan Bandar Selamat

Kecamatan Medan-Tembung Tahun 2011

No. Pernyataan Pilihan Jawaban

Setuju Ragu-Ragu Tidak

Setuju

2. Ibu mengamati bahwa remaja putri mengalami perubahan fisik yaitu payudara membesar dan pubis mulai tumbuh

41 60,3 9 13,2 18 26,5

3. Ibu menjelaskan kepada remaja dalam melakukan perawatan dalam memelihara kesehatan reproduksi.

41 60,3 6 8,8 21 30,9

4. Memakai pakaian dalam yang mudah menyerap yang terbuat dari kaos atau katun

44 64,7 6 8,8 18 26,5

5. Pembalut yang baik digunakan adalah pembalut yang memiliki sayap dan mahal.

40 58,8 6 8,8 22 32,4

6. Mengganti pembalut dilakukan setelah buang air kecil atau buang air besar.

32 47,1 10 14,7 26 38,2

7. Memakai air daun sirih yang terlalu sering berguna untuk

membersihkan alat kelamin luar dan dapat mencegah masuknya kuman

27 39,7 9 13,2 32 47,1

8. Ibu Menjelaskan tehnik

membersihkan alat kelamin luar yang baik

42 61,8 7 10,3 19 27,9

9. Ibu menjelaskan membersihkan alat kelamin yang luar menggunakan air yang bersih bila perlu dengan

menggunakan air hangat

(45)

10. Ibu menjelaskan kepada remaja untuk memotong bulu pubis.

31 45,6 13 19,1 24 35,3

11. Ibu menjelaskan kepada remaja bahwa setelah menarche remaja juga mengalami keputihan yang fisiologis

37 54,4 13 19,1 18 26,5

12. Ibu menjelaskan setelah memakai handuk, handuk dijemur.

42 61,8 7 10,3 19 27,9

13. Bagi Saya remaja putri dalam menghadapi haid pertama sangat cemas, kerna ini hal yang pertama dihadapinya.

38 55,9 13 19,1 17 25

14. Bagi saya remaja putri lebih sering keluar rumah dan bermain diluar dengan teman – temannya

24 35,3 21 30,9 23 33,8

15. Bagi saya remaja putri yang setelah mengalami haid pertama kali (menarche) dia sudah mulai mengerti tentang lawan jenis.

44 64,7 16 23,5 8 11,8

1.5. Sikap Ibu Dalam Menghadapi Menarche Pada Remaja Putri

Berdasarkan kategori sikap menunjukkan mayoritas ibu mempunyai sikap

positif dalam menghadapi menarche pada remaja putri yaitu sebanyak 42 orang (61,8%),

minoritas ibu besikap negatif yaitu sebanyak 26 orang (38,2%).

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap

suatu stimulasi atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan adanya kesesuaian reaksi

(46)

Distribusi frekuensi responden Sikap ibu dalam menghadapi menarche pada remaja putri di Lingkungan X Kelurahan Bandar Selamat

Kecamatan Medan-Tembung Tahun 2011

No Sikap Frekuensi Persentase (%)

1. Positif 42 61,8

2. Negatif 26 38,2

Total 68 100

B.Pembahasan

1. Pengetahuan Ibu dalam Menghadapi Menarche pada remaja putri

Berdasarkan hasil penelitian diketahui pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 68

ibu yang diteliti ditemukan ibu berpengetahuan cukup tentang menarche pada remaja

putri sebanyak 53 orang (77,6%) dan minoritas ibu berpengetahuan kurang tentang

menarche pada remaja putri sebanyak 3 orang (4,4 %) dikarenakan :

a. Pada Pertanyaan soal nomor 15 ada 64 orang (94,1 %) yang menjawab benar.

Menurut ibu, cara memakai handuk yang baik dan benar setelah kita

menggunakannya.

b. Pada Pertanyaan soal nomor 5 ada 26 orang (38,2%) yang menjawab benar. Menurut

ibu, bagaimana pola asuh yang harus diterapkan untuk remaja putri dalam

menghadapi masa haid pertama kali (Menarche).

c. Pada pertanyaan soal nomor 5 ada 42 orang (61,8 %), didapati bahwa ibu yang

sedikit menjawab salah. Menurut ibu, bagaimana pola asuh yang harus diterapkan

untuk remaja putri dalam menghadapi masa haid pertama kali (Menarche).

d. Pada pertanyaan soal nomor 15 ada 4 orang (5,9%), didapati ibu yang menjawab soal

salah. Menurut ibu, cara memakai handuk yang baik dan benar setelah kita

(47)

Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 68 ibu yang diteliti, ditemukan mayoritas

ibu berumur 21-34 tahun sebanyak 38 orang (55,9%) dan minoritas ibu yang berumur >

35 tahun sebanyak 30 orang (44,.1%).

Sesuai pendapat Hurlock (2002), bahwa usia dewasa (18-40 tahun)

merupakan masa di mana seseorang secara maksimal mencapai prestasi yang

memuaskan, pada usia tengah (41-60 tahun) adalah usia tidak produktif lagi.

Pada pekerjaan ditemukan ibu bekerja di ibu rumah tangga mayoritas sebanyak

46 orang (67,6%), dan minoritas pekerjaan PNS sebanyak 6 orang (8,8%).

Pada tingkat pendidikan juga ditemukan ibu mayoritas berpendidikan SMA

sebanyak 41 orang (60,3%), dan minoritas ibu berpendidikan SD tidak ada.

Sesuai pendapat Notoatmodjo (2003) yang mengatakan bahwa, pendidikan

mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia dan juga

merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan pengamatan terhadap objek

tertentu. Pengetahuan akan mempengaruhi perilaku hidup seseorang dalam

meningkatkan kesehatan secara kondusif. Tingkat pendidikan masyarakat dikaitkan

dengan kemampuan dalam menyerap dan menerima informasi dalam bidang

kesehatan.

Sesuai pendapat Mubarak (2007) pengetahuan dipengaruhi oleh tujuh faktor

yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan serta

informasi.

Menurut asumsi peneliti dan hasil dari penelitian bahwa ibu dalam menghadapi

menarche pada remaja putri di lingkungan X didapatkan berpengetahuan cukup, maka

diharapkan ibu lebih banyak mendapatkan penyuluhan dari puskesmas setempat, juga

(48)

kesehatan reproduksi, karena ini sangat penting bagi remaja, dan pengetahuan ibu akan

lebih baik lagi, remaja putri juga mengerti dan memahami keadaan yang akan terjadi

pada remaja putri.

2. Sikap ibu tentang Menarche pada remaja putri

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hampir seluruh ibu mempunyai

sikap positif tentang menarche yaitu sebanyak 42 orang (61,8%), dan minoritas bersikap

negatif sebanyak 26 orang (38,2%) dikarenakan:

a. Pada soal nomor 4 ada 64 orang (94,1%), setuju Memakai pakaian dalam yang

mudah menyerap yang terbuat dari kaos atau katun.

b. Pada soal 14 sebanyak 21 orang (30,9%) ibu menyatakan ragu-ragu menurut ibu,

bagaimana pemakaian handuk yang baik dan benar.

c. Pada soal 7 ada 32 orang (47,1%), ibu menyatakan tidak setuju Memakai air daun

sirih berguna untuk membersihkan alat kelamin luar dan dapat mencegah masuknya

kuman.

Sikap dapat dianggap sebagai suatu prediposisi umum untuk merespon atau

bertindak secara positif dan negatif terhadap suatu objek. Sikap dipengarahui oleh

kepribadian, pengalaman, pendapat umum dan latar belakang. ( Maramis, 2009).

Menurut asumsi peneliti bahwa mayoritas responden memiliki sikap positif,

karena memiliki kepribadian, pengalaman, pendapat umum, latar belakang, yang baik

(49)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Menghadapi

Menarche pada Remaja Putri di Lingkungan X Kelurahan Bandar Selamat

Kecamatan Medan Tembung Tahun 20011, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Mayoritas responden dari segi karakteristik ibu dalam menghadapi menarche pada

remaja putri berdasarkan umur sebagian besar responden 38 orang (55,9%) pada

rentang usia 21-34 tahun. Sedangkan sebagian besar pendidikan responden sebanyak

41 orang (60,3%) adalah SMA. Serta berdasarkan status pekerjaan responden

sebanyak 46 orang (67,9%) adalah ibu rumah tangga.

2. Mayoritas responden dari segi pengetahuan tentang menghadapi menarche pada

remaja putri adalah cukup sebanyak 53 orang (77,9%).

3. Mayoritas responden dari segi sikap tentang menghadapi menarche pada remaja putri

(50)

B. Saran

Adapun saran pada penelitian ini yaitu:

1. Untuk masyarakat

Masyarakat khususnya para ibu yang mempunyai remaja putri yang akan

menghadapi menarche untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap agar nantinya

remaja putri lebih memahami dalam menghadapi menarche pada remaja putri dan

kesehatan reproduksi

2. Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi informasi baru tentang pengetahuan

dan sikap ibu dalam menghadapi menarche pada remaja putri dan bermanfaat bagi

pengembangan ilmu asuhan kebidanan, khususnya kesehatan reproduksi

3. Praktek pelayanan kebidanan

Diharapkan dapat memberikan informasi berupa penyuluhan dan pelayanan yang terbaik khususnya pada ibu dengan memberikan pendidikan kesehatan reproduksi yang penting bagi ibu untuk diterapkan kepada remaja putri.

4. Peneliti lanjut

Peneliti lainnya yang ingin meneliti tentang menarche, agar melanjutkan secara

lebih spesifik dengan variabel yang lebih bervariasi (lainnya) atau peneliti

diharapkan dapat meneliti dengan cara melihat dari sisi korelasi, agar dapat

dilihat adakah hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dalam menghadapi

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2007). Menajemen penelitian. Jakarta ; Rineka Cipta.

Ari Setiawan, Saryono. (2010). Metodologi Penelitian Kebidanan D-III, D-IV, S-1, S-2.

Jakarta ; Muha Medika.

Aryani. (2010). Kesehatan Remaja. Jakarta ; Salemba Medika

Hidayat. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisa Data. Ed. Ke - 1,

jakarta ; Salemba Medika.

Llewelyn, Derek (2005). Setiap Wanita. Jakarta : Delaprtasa Publishing.

Machfoedz, I. (2008). Metodologi Penelitian, Yogyakarta ; Fitramaya.

Manik, M., Asnah N., Asiah, N. (2010). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah . Medan

: Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

Maramis, William F. (2009). Ilmu Perilaku Dalam Pelayanan Kesehatan. Surabaya : Air

langga Univversity press.

Manuabah, IBG. (2002). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta ; Arca.

Mubarak. W.I., Chayatin, N., Rozhikin, K., & supriadi. (2007). Promosi Kesehatan.

Yogyakarta : Graha Ilmu

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

. (2003) . Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Ed. Ke -1 Jakarta : Salemba Medika.

Proverawati, dkk. (2009). Menarche. Jogjakarta : Mulia Medan

Riduan. (2010). Dasar – Dasar Statistk. Bandung : Alfabeta

(52)

Soetjiningsih. (2010). Tumbunh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Cetakan ke :

3. Jakarta : Sagung Sego

Suryani, dkk. (2010). Psikologi Ibu dan Anak. Cetakan ke : 5. Jakarta : Citra Medika

Widyastuti, (2010). Kesehatan Reproduksi. Cetakan ke : 3. Jakarta : fitramaya.

(53)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Menghadapi Menarche Pada Remaja Putri Di

Lingkungan Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung

Oleh :

Nursukma Suri Nasution

Saya adalah mahasiswa Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam

menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu

Dalam Menghadapi Menarche Pada Remaja Putri Di Lingkungan Kelurahan Bandar

Selamat Kecamatan Medan Tembung.

Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan ibu untuk menjadi

responden dalam penelitian ini. Saya juga memohon kesediaan ibu memberikan jawaban

berdasarkan kuesioner dengan jujur apa adanya. Saya menjamin kerahasiaan jawaban

dan identitas ibu. Informasi yang ibu berikan hanya akan dipergunakan untuk

pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud

lain.

Jika ibu bersedia menjadi peserta penelitian ini, silahkan menandatangani kolom

dibawah ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.

Terima kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

(54)

KUISIENOR PENELITIAN TENTANG PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA REMAJA PUTRI

DI LINGKUNGAN X KELURAHAN BANDAR SELAMAT KECAMATAN MEDAN – TEMBUNG

TAHUN 2011

Nomor Responden :

Petunjuk :

Jawablah pertanyaan dibawah ini, serta tanda silang (X) untuk salah satu jawaban yang benar. A. Data Demografi

Umur :

Pendidikan terakhir :

Pekerjaan :

B. Pertanyaan Pengetahuan

1. Menurut Ibu, apakah istilah dari haid pertama kali yang terjadi pada remaja ? a. Menstruasi

b. Menarche c. Masitis

2. Menurut ibu, apakah yang menyebabkan terjadinya haid pertama kali (Menarche) ? a. Kematangan alat kelamin

b. Proses sistem Hormon yang kompleks

c. Pertumbuhan dan perkembangan alat kelamin

3. Menurut ibu, setelah mengalami haid pertama kali (menarche) perubahan apa saja yang terjadi pada Remaja ?

a. Perubahan fisik

b. Marah - marah, susah diatur c. Perubahan fisik, sosial, dan psikis

4. Menurut ibu, apa tanda - tanda perubahan fisik dari remaja setelah terjadi haid Pertama kali (menarche) ?

a. Tinggi badan naik

b. Pertumbuhan pada payudara dan Pubis. c. Mulai timbulnya jerawat.

5. Menurut ibu, bagaimana pola asuh yang harus diterapkan untuk remaja putri dalam menghadapi masa haid pertama kali (Menarche) ?

a. Pola asuh memberikan kebebasan dalam perbedaan pendapat. b. Pola asuh membatasi dalam berprilaku.

(55)

6. Menurut ibu, apa tanda - tanda perubahan emosi dari remaja setelah terjadi haid Pertama kali (menarche) ?

a. cemas, pemarah, lebih agresif b. Biasa saja

c. Tenang

7. Menurut ibu, apa tanda - tanda perubahan sosial dari remaja setelah terjadi haid Pertama kali (menarche) ?

a. Lebih senang pergi pergi berlibur dan sudah mulai mengenal lawan jenis. b. Dirumah saja.

c. Mematuhi apa yang dikatakan orang tua

8. Menurut ibu, bagaimana cara penggunaan pakaian dalam yang baik dan benar ? a. Pakaian dalam yang ukurannya tidak terlalu sempit.

b. Pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun.

c. Pakaian dalam yang terbuat dari bahan yg bisa menyerap keringat, tidak terlalu sempit dan penggunaan karet yang berlebihan yang mengganggu kulit dan menimbulkan rasa gatal.

9. Menurut ibu, bagaimana cara membersihkan alat kelamin luar yang baik benar ? a. Membersihkan vulva dari tengah kedepan dan kebelakang.

b. Membersihkan vulva dari depan kebelakang dan mengeringkan sampai benar benar kering.

c. Membersihkan vulva dari belakang ke depan.

10. Menurut ibu, apa yang digunakan untuk membersihkan alat kelamin ? a. Dibersihkan dengan sabun sirih

b. Dibersihkan dengan air bersih c. Dibersihkan dengan sabun mandi

11. Menurut ibu, bagaimana pembalut yang baik dan benar ?

a. Pembalut yang bersih, tidak berwarna, dan tidak mengandung parfum (pewangi). b. Pembalut yang harganya mahal.

c. Pembalut yang memakai sayap.

12. Menurut ibu, cara menganti pembalut yang baik dan benar ? a. Mengganti 2- 3 X sehari.

b. Mengganti setelah buang air kecil atau buang air besar. c. Pagi dan malam hari.

13. Menurut ibu, apa gunanya memotong bulu pubis ? a. agar tidak terjadi gatal - gatal.

b. agar tidak menjadi tempat kehidupan kutu dan jasad renik, serta aroma yang tidak sedap.

(56)

14. Menurut ibu, bagaimana pemakaian handuk yang baik dan benar ? a. Satu Handuk dipakai untuk semua anggota keluarga

b. Handuk yang dipakai dibedakan menurut jenis kelamin anggota keluarga c. Setiap anggota keluarga memiliki handuk masing - masing.

15. Menurut ibu, cara memakai handuk yang baik dan benar setelah kita menggunakannya ? a. Setelah dipakai handuk digantungkan saja.

(57)

C. Pertanyaan Sikap

Beri tanda check list ( ) pada kolom yang tersedia dengan anda. Keterangan :

S : Setuju RR : Ragu-ragu TS : Tidak Setuju

No Pertanyaan S RR TS

1 Menarche atau haid pertama tanda bahwa remaja sedang mengalami masa transisi (perubahan).

2. Ibu mengamati bahwa remaja putri mengalami perubahan fisik yaitu payudara membesar dan pubis mulai tumbuh 3. Ibu menjelaskan kepada remaja dalam melakukan

perawatan dalam memelihara kesehatan reproduksi.

4. Memakai pakaian dalam yang mudah menyerap yang terbuat dari kaos atau katun.

5. Pembalut yang baik digunakan adalah pembalut yang memiliki sayap dan mahal.

6. Mengganti pembalut dilakukan setelah buang air kecil atau buang air besar.

7. Memakai air daun sirih terlalu sering sangat berguna untuk membersihkan alat kelamin luar dan dapat mencegah masuknya kuman.

8. Ibu Menjelaskan tehnik membersihkan alat kelamin luar yang baik

9. Ibu menjelaskan membersihkan alat kelamin yang luar menggunakan air yang bersih bila perlu dengan

menggunakan air hangat.

10. Ibu menjelaskan kepada remaja untuk memotong bulu pubis.

11. Ibu menjelaskan kepada remaja bahwa setelah menarche remaja juga mengalami keputihan yang fisiologis

12. Ibu menjelaskan setelah memakai handuk, handuk dijemur. 13. Bagi Saya remaja putri dalam menghadapi haid pertama

sangat cemas, kerna ini hal yang pertama dihadapinya. 14. Bagi saya remaja putri lebih sering keluar rumah dan

bermain diluar dengan teman – temannya

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden karekteristik demografi ibu dalam menghadapi
Tabel  5.2 Distribusi frekuensi responden pertanyaan pengetahuan ibu dalam menghadapi
Tabel  5.4 Distribusi frekuensi responden pernyataan sikap ibu dalam menghadapi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini adalah sebuah Sistem Informasi Akademik di SMK Negeri 1 Pundong yang digunakan untuk membantu kinerja guru dan karyawan dalam mengelola data-data

To help overcome this problem, this chapter provides a brief overview of several Java features, including the general form of a Java program, some basic control structures, and

Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat

Untuk mendukung proses keberlanjutan usaha tersebut sangat dibutuhkan berbagai kemudahan-kemudahan dalam mendapatkan : bahan baku, modal, sumber tenaga, tempat

Kaitan antara pemberian motivasi, komitmen serta gaya kepemimpinan oleh pimpinan yang mampu menggerakkan para bawahan untuk meningkatkan kinerja karyawannya

PCR adalah suatu reaksi untuk mengandakan jumlah molekul Deoxyribo nucleat Acid (DNA) pada target tertentu dengan cara mensintesis molekul DNA baru yang

Jual beli limbah sudah sesuai dengan dalil-dalil Al-Quran maupun Hadis, sehingga hasil penjualan yang dapat memberikan pendapatan keluarga yang berasal dari limbah

Dalam bidang hiburan ini kita dapat melakukan bermacam kegiatan dengan menggunakan komputer, seperti mendengar lagu-lagu dan memutar film, yang tentunya untuk melakukan semua