• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Citra Merek (Brand Image ) Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sophie Martin Pada Mahasiswa Lembaga Pendidikan Politeknik MBP Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Citra Merek (Brand Image ) Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sophie Martin Pada Mahasiswa Lembaga Pendidikan Politeknik MBP Medan"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH CITRA MEREK (

BRAND IMAGE )

TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SOPHIE MARTIN

PADA MAHASISWA LEMBAGA PENDIDIKAN

POLITEKNIK MBP MEDAN

OLEH:

MASLIN SITOHANG 070502122

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul ” Pengaruh Citra merek (Brand Image)

Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sophie Martin pada Mahasiswa Lembaga Pendidikan Politeknik MBP Medan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Brand Image yang terdiri dari atribut, manfaat, nilai, dan kepribadian produk Sophie Martin terhadap keputusan pembelian Mahasiswa Lembaga Pendidikan Politeknik MBP Medan.

Penelitian ini adalah penelitian eksplanasi. Pengujian hipotesis dengan menggunakan alat analisis regressi linier berganda, pengujian signifikan simultan dan pengujian signifikan parsial. Pengerjaan metode analisis data menggunakan bantuan SPSS 16.0 fow windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 96 responden sebagai sampel penelitian yang diambil dengan menggunakan teknik accidental Sampling.

Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel atribut, manfaat, nilai, dan kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Sophie Martin pada Mahasiswa Lembaga Pendidikan Politeknik MBP Medan. Sedangkan secara Parsial Variabel manfaat mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap keputusan pembelian produk Sophie Martin pada Mahasiswa Lembaga Pendidikan Politeknik MBP Medan.

(3)

ABSTRACT

The research is titled” The effect of Brand Image Sophie Martin Towards purchasing decision to Politeknik MBP’s Students in Medan. The objective of this research is knowing the effect of Brand Image of Sophie Martin towards purchasing decision to Politeknik MBP’s Students in Medan.

The kind of this research is explanatory research. Analysis method to test the hypotezis by using multiple linier regression, simultaneous test and partial test. SPSS 16.0 For windows was used to calculate and analyze the data of research. The data that used consist of primer and secondary data. This research used 96 respondents which determined by using accidental sampling.

The result of this research by multiple regression test shows that Brand Image consist of Product Atribute, Benefit, Product Value, and Brand Personality have positive and significant effect towards purchasing decision to Politeknik MBP’s Students in Medan. And Based on partial test showed that the benefit variable has the most dominant effect towards purchasing decision of Politeknik MBP’s Students in Medan.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat dan anugerahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Citra Merek (Brand Image) terhadap Keputusan Pembelian Produk Sophie Martin Pada Mahasiswa Lembaga Pendidikan Politeknik MBP Medan.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara Medan. Skripsi ini ku persembahkan kepada Orang tua ku tercinta Ayahanda Alm. J. Sitohang dan Ibunda K. Br. Malau serta seluruh Keluargaku yang senantiasa menyayangi dan memberikan dukungan terbaiknya kepada penulis.

Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenty Sadalia, SE, M.Ec. selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, MSi. selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistiya Rini SE, MSi selaku Ketua Program Studi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dr. Prihatin Lumban Raja, M.Si selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan. 6. Bapak Drs.Ami Dilham, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

memberikan arahan dan masukan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(5)

8. Ibu Dra. Ramona R.I Hasibuan, MP selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

9. Kepada bapak dan ibu dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan serta seluruh Pegawai Departemen Manajemen yang telah banyak membantu selama proses penulisan skripsi ini.

10.Ibu Pimpinan Lembaga Pendidikan Politeknik MBP Medan yang telah memberikan izin kapada penulis untuk melakukan penelitian dan teman-temanku mahasiswa Politeknik MBP yang telah membantu dalam penyebaran kuesioner penelitian

11.Terimakasih buat kawan-kawan seperjuangan di GMKI FE USU, terkhusus buat kawan – kawan Peledak (Kak Diety, kak Kristina, Bang Nikodemus, Manumpan, Agustinov, Febrina, Karina, Nova dan Monang), Anggota GMKI FE stambuk 2007 dan teman-teman ku di IMADA, terimakasih atas dukungannya kawan-kawanku.

12.Untuk semua sahabatku yang selalu menemani dan mendukungku baik dalam suka maupun duka DEO GRATIAS (kak okta, kak siska, Debs, Vero, wany & Grace), HG (Meir, Debs, Bety, Riris, Nora), dan teman-teman Manajemen stambuk 2007 yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas dukungannya selama ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya. Semoga Tuhan yang Maha Esa memberikan balasan berlipat ganda kepada semua pihak yang telah berperan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Medan, Juli 2011 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis ... 9

2. Faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 23

3. Jenis Perilaku Pembelian ... 25

4. Keputusan Pembelian ... 26

2.2 Penelitian Terdahulu ... 28

2.3 Kerangka Konseptual ... 29

2.4 Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2Tempat dan waktu Penelitian ... 32

3.3Batasan Operasional ... 32

(7)

3.5Skala Pengukuran Variabel ... 35

3.6Populasi dan Sampel ... 36

3.7Metode Pengumpulan Data ... 37

3.8Uji Validitas dan Reliabilitas ... 38

3.9 Uji Asumsi Klasik ... 39

3.10 Metode Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 44

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 44

4.1.2 Visi dan misi PT Sophie Martin ... 47

4.1.3 Logo PT Sophie Martin ... 48

4.1.4 Produk PT Sophie Martin ... 49

4.1.4 Cara memperoleh Produk Sophie Martin ... 49

4.2 Hasil Penelitian ... 51

b. Uji Signifikansi Parsial(Uji-t) ... 73

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Nama Tabel Halaman

Tabel 1.1 Daftar Perusahaan MLM di Indonesia Tahun 2010 ... 3

Tabel 1.2 Daftar Jumlah Peminat MLM di Indonesia tahun 2010... 3

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 35

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 36

Tabel 4.1 Uji Validitas I ... 52

Tabel 4.2 Uji Validitas 2 ... 53

Tabel 4.3 Validitas Instrumen ... 54

Tabel 4.4 Reliability Statistic ... 55

Tabel4.5 Karakteristik reponden berdasarkan jenis kelamin ... 56

Tabel 4.6 Karakteristik responden berdasarkan Jurusan ... 56

Tabel 4.7 Karakteristik responden berdasarkan frekwensi pembelian ... 57

Tabel 4.8 Distribusi jawaban responden terhadap Variabel Atribut ... 58

Tabel 4.9 Distribusi jawaban responden terhadap Variabel Manfaat ... 59

Tabel 4.10 Distribusi jawaban responden terhadap Variabel Nilai ... 61

Tabel 4.11 Distribusi jawaban responden terhadap Variabel kepribadian. 62 Tabel 4.12 Distribusi jawaban responden terhadap variabel keputusan .... 63

Tabel 4.13One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 67

Tabel 4.14 Coefficients (a) ... 68

Tabel 4.15 Coefficients(a) ... 69

Tabel 4.16 ANOVAb ... 72

Tabel 4.17 Realibility Statistic ... 73

Tabel 4.18 Coefficients(a) ... 75

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Nama Gambar Halaman

Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 27

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 31

Gambar 4.1 Logo Sophie Martin ... 48

Gambar 4.2 Produk Sophie Martin ... 49

Gambar 4.3 Histogram ... 66

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Nama Lampiran Halaman

(11)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul ” Pengaruh Citra merek (Brand Image)

Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sophie Martin pada Mahasiswa Lembaga Pendidikan Politeknik MBP Medan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Brand Image yang terdiri dari atribut, manfaat, nilai, dan kepribadian produk Sophie Martin terhadap keputusan pembelian Mahasiswa Lembaga Pendidikan Politeknik MBP Medan.

Penelitian ini adalah penelitian eksplanasi. Pengujian hipotesis dengan menggunakan alat analisis regressi linier berganda, pengujian signifikan simultan dan pengujian signifikan parsial. Pengerjaan metode analisis data menggunakan bantuan SPSS 16.0 fow windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 96 responden sebagai sampel penelitian yang diambil dengan menggunakan teknik accidental Sampling.

Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel atribut, manfaat, nilai, dan kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Sophie Martin pada Mahasiswa Lembaga Pendidikan Politeknik MBP Medan. Sedangkan secara Parsial Variabel manfaat mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap keputusan pembelian produk Sophie Martin pada Mahasiswa Lembaga Pendidikan Politeknik MBP Medan.

(12)

ABSTRACT

The research is titled” The effect of Brand Image Sophie Martin Towards purchasing decision to Politeknik MBP’s Students in Medan. The objective of this research is knowing the effect of Brand Image of Sophie Martin towards purchasing decision to Politeknik MBP’s Students in Medan.

The kind of this research is explanatory research. Analysis method to test the hypotezis by using multiple linier regression, simultaneous test and partial test. SPSS 16.0 For windows was used to calculate and analyze the data of research. The data that used consist of primer and secondary data. This research used 96 respondents which determined by using accidental sampling.

The result of this research by multiple regression test shows that Brand Image consist of Product Atribute, Benefit, Product Value, and Brand Personality have positive and significant effect towards purchasing decision to Politeknik MBP’s Students in Medan. And Based on partial test showed that the benefit variable has the most dominant effect towards purchasing decision of Politeknik MBP’s Students in Medan.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi secara tidak langsung telah memberikan pengaruh yang besar dalam bidang perekonomian. Hal ini juga memberikan dampak yang signifikan bagi perusahaan, baik perusahaan yang bergerak dibidang jasa maupun dibidang manufaktur. Perkembangan tersebut akan mendorong perusahaan untuk mengelola bisnisnya agar mampu bertahan dalam persaingan serta tetap memperoleh keuntungan yang optimal.

Dalam usahanya untuk memenangkan sebuah persaingan, maka perusahaan harus mampu menetapkan strategi pemasaran yang tepat untuk produk yang dihasilkan. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena seiring berjalannya waktu maka terdapat beragam produk baru yang beredar dipasar, baik produk yang baru melalui proses produksi maupun produk baru hasil daur ulang (Recycle). Maka perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang memiliki ciri khas tersendiri baik dari segi kemasan dan cita rasa yang ditawarkan. Fenomena persaingan ini menuntut para pemasar untuk selalu menginovasi strategi bisnisnya.

(14)

tetapi juga sebagai alat untuk memenangkan persaingan. Dengan demikian, pemasar harus mampu membangun misi untuk merek tersebut dan visi harus menjadi seperti apa sebuah merek tersebut dan apa yang harus dilakukannya terhadap merek tersebut.

Menurut Setiadi (2003:179), Citra (Image) merupakan total persepsi terhadap suatu objek, yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber di setiap waktu. Persepsi yang positif setiap waktu akan membentuk brand image yang positif pula. Konsumen cenderung menjadikan brand image

suatu produk sebagai acuan sebelum melakukan pembelian suatu produk. Maka, perusahaan harus dapat menciptakan merek yang menarik sekaligus menggambarkan manfaat produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen sehingga dengan demikian konsumen memiliki citra yang positif terhadap merek. Brand Image yang baik merupakan salah satu aset perusahaan, karena brand akan mempengaruhi setiap persepsi konsumen dan hal ini juga akan memberi kesan positif terhadap perusahaan.

Pengelolaan Brand Image ini sangat penting dalam setiap bidang usaha. Salah

satunya adalah dalam Industri Pemasaran Jaringan (Multi Level Marketing), karena

(15)

diindonesia. Semakin berkembangnya pemasaran jaringan tentunya akan menambah tingkat persaingan baik antara perusahaan sejenis maupun dengan perusahaan yang berbeda.

Indikasi yang paling kuat ditunjukkan oleh pertumbuhan industri pemasaran jaringan (Multi Level Marketing) yang semakin pesat. Terdapat ratusan lebih perusahaan yang berkecimpung di Industri ini. Data terakhir yang diperoleh penulis, terdapat 62 Industri Pemasaran jaringan yang terdaftar di APLI (Asosiasi Penjual Langsung Indonesia), dan masih banyak perusahaan sejenis yang belum

terdaftar. Perusahaan MLM yang dikategorikan memiliki prospek yang cukup baik yaitu seperti ditunjukkan pada tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1

Daftar Perusahaan MLM di Indonesia Tahun 2010

No ID Nama Perusahaan Produk Jenis Produk

0002/06/93 PT Matolindo Primantara Matol Food Suplement

0003/06/93 PT Citra Nusa Insan Cemerlang

CNI food Suplement,

Beauty Care,Home Care, Child Care, Educational Toys, Food & Drink

0005/06/93 PT Amway Indonesia Amway Food Suplement,

Beauty care, cosmetics

0008/06/93 PT Multicare Mitra Sejahtera Multicare Food Suplement, beauty care

0011/06/93 PT Orindo Alam Ayu Oriflame Beauty Care,Home Care, fashion.

0013/11/95 PT Viva Merindo Mitra Sejahtera

Viva Life Cosmetics, beauty care

(16)

0015/01/96 PT Berjaya Cosway Indonesia Cosway Health care, Beauty Care,Home Care, Car Care, House hold care, Food & Drink

0016/05/96 PT Nugra Aloeverindo Health Food Food Suplement

0017/05/96 PT Tianshi Indonesia Tianshi Food Suplement, beauty care, medichine.

0025/09/98 PT Sophie Marthin Indonesia Sophie Marthin

Fashion. Accessories, Beauty care.

0027/11/98 Herbalife food Suplement

0028/11/98

Capriasi Fashion, Parfume, Watches

Sumber:

Salah satu perusahaan Multi Level Marketing yang berusaha menciptakan Brand Image yang positif adalah PT Sophie Martin Indonesia. PT Sophie Martin

(17)

tersendiri bagi konsumen. Hal ini dapat dilihat dari hasil survei majalah swa tahun 2010, seperti yang terdapat pada tabel 1.2 :

Tabel 1.2

Jumlah peminat Produk Multi Level Marketing di Indonesia Tahun 2010

No Nama Perusahaan Jumlah peminat

1 CNI 33%

Mahasiswa juga merupakan pangsa pasar yang potensial bagi pemasaran produk Multi Level marketing (MLM) khususnya merek Sophie Martin, karena selain menjadi sarana dalam memenuhi kebutuhan fashion, accessories dan cosmetics bagi mahasiswa, MLM ini juga sering menawarkan berbagai

keuntungan melalui pembelian produknya.

(18)

Sophie Martin memiliki image yang positif dikalangan mahasiswa, selain karena kualitas produknya yang bagus, memakai produk Sophie Martin juga menimbulkan kesan tersendiri bagi pemakainya. Sebagai konsumen dari kalangan anak muda, memakai produk Sophie Martin menimbulkan kesan modern dan menimbulkan prestise bagi mereka. Maka seiring dengan adanya respon yang baik dari mahasiswa maka terdapat juga kecocokan antara konsumen dan asosiasi merek yang tercipta, dari beberapa asosiasi merek yang ada, variabel atribut, manfaat, nilai dan kepribadian adalah asosiasi yang yang paling banyak muncul dari hasil prasurvei yag sudah dilakukan oleh peneliti. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil Prasurvei yang dilakukan peneliti pada Mahasiswa Jurusan akuntansi Politeknik MBP stambuk 2010, dari 27 orang mahasiswa 14 orang pernah melakukan pembelian produk Sophie Martin untuk berbagai jenis produk.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut, serta didukung oleh data yang ada, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Citra Merek (Brand Image) terhadap Keputusan Pembelian Produk Sophie Martin pada Mahasiswa Lembaga Pendidikan Politeknik MBP Medan.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

“ Apakah Citra Merek (Brand Image) yang terdiri dari : Atribut, Manfaat, Nilai,

(19)

1. 3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Brand Image yang terdiri dari atribut, manfaat, nilai, dan kepribadian produk Sophie Martin terhadap keputusan pembelian Mahasiswa Lembaga Pendidikan Politeknik MBP Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat peneilitian ini adalah, sebagai berikut :

a. Bagi perusahaan, sebagai informasi dan bahan masukan untuk dapat dijadikan landasan dalam menentukan kebijakan pemasaran perusahaan selanjutnya, dan sebagai bahan masukan dalam mengambil keputusan perusahaan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan Citra Merek (Brand Image) produk.

b. Bagi peneliti, untuk memberikan kontribusi bagi pemikiran guna memperluas cakrawala wawasan peneliti dalam bidang manajemen pemasaran khususnya mengenai brand Image yang merupakan suatu atribut yang abstrak namun sangat mempengaruhi perilaku konsumen dan membandingkan teori yang telah dipelajari dengan aplikasinya dalam masyarakat.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 URAIAN TEORITIS

2.1.1 MEREK

Sebuah merek yang terkenal dan terpercaya merupakan aset yang tidak ternilai. Keahlian yang paling unik dari pemasar profesional adalah kemampuannya untuk menciptakan, memelihara dan melidungi dan meningkatkan merek.

1. Pengertian Merek

Menurut The American Marketing Association dalam Kothler & Keller (2007:332), merek adalah tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendifferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing.

Selain membedakan satu produk dengan produk yang lain, merek juga memberi manfaat bagi konsumen diantaranya membantu mengidentifikasi manfaat yang ditawarkan dan kualitas produk. Konsumen lebih mempercayai produk dengan merek tertentu daripada produk tanpa merek meskipun manfaat yang ditawarkan sama ( Ferrinadewi, 2008:135).

2. Fondasi merek

(21)

kali konsumen akan melakukan pembelian. Merek juga dapat meyakinkan konsumen bahwa mereka akan memperoleh suatu kualitas yang konsisten ketika mereka membeli suatu produk dengan merek tertentu (Rangkuti, 2004:5)

Bagi produsen, merek dapat dipromosikan. Merek dapat dengan mudah diketahui ketika ditempatkan dalam suatu display. Merek dapat juga digunakan untuk mengurangi perbandingan harga, karena merek adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan untuk membandingkan produk-produk sejenis yang berbeda (Rangkuti, 2004 : 5)

Menurut Rangkuti (2004 : 5), membangun merek yang kuat tidak berbeda dengan membangun sebuah rumah. Ketika ingin memperoleh bangunan yang kokoh, diperlukan fondasi yang kuat, begitu juga dengan membangun dan mengembangkan suatu merek, diperlukan fondasi yang kuat.

Cara membangun suatu fondasi merek adalah sebagai berikut: a. Memiliki positioning yang tepat

Membangun positioning adalah menempatkan semua aspek dari brand value (termasuk manfaat fungsional) secara konsisten sehingga selalu menjadi

(22)

Merek akan semakin kompetitif apabila positioning merek semakin tepat dibenak pelanggan. Untuk mengelolanya kita perlu mengetahui brand value. Brand value membentuk brand personality. Brand personality lebih cepat berubah dibanding dengan brand positioning, karena brand personality mencerminkan perubahan selera konsumen.

c. Memiliki konsep yang tepat

Untuk mengkombinasikan brand value dan brand positioning yang tepat kepada konsumen, maka harus didukung oleh konsep yang tepat. Pengembangan konsep merupakan proses yang kreatif, karena berbeda dari positioning. Konsep terus berubah sesuai dengan daur hidup produk yang bersangkutan. Konsep yang baik adalah konsep yang dapat mengkomunikasikan semua elemen brand value dan brand positioning yang tepat, sehingga brand image dapat terus ditingkatkan.

3. Faktor merek

Beberap faktor merek yang menyebabkan merek menjadi sangat penting saat ini antara lain (Durianto, dkk, 2001: 2) :

a. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen. Semakin kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan konsumen dan semakin banyak pula brand association yang terbentuk memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini akan meningkatkan brand image.

(23)

c. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen. Dengan adanya merek, konsumen dengan mudah dapat membedakan produk yang dibelinya dengan produk lain, sehubungan dengan kualitas, kebanggaan, ataupun atribut lain yang melekat pada merek tersebut.

4. Elemen Merek

Menurut Durianto, dkk (2001:165-166), elemen merek memiliki tiga bagian penting, yaitu:

a. Brand Platform

Brandflatform adalah suatu blue print perencanaan merek yang strategis yang

meliputi visi dan misi merek, serta wilayah kekuasaan dari suatu merek dan lain-lain.

b. Brand identity and naming (Identitas merek)

Brand identity mengidentifikasikan keunikan dan differensiasi suatu merek,

sehingga suatu merek akan diidentifikasikan berbeda dengan merek pesaing. Berikut adalah tugas penting dalam mengelola brand identity:

1. Mengembangkan nama merek yang tepat dan berbeda dan mencerminkan strategi.

2. Mengembangkan sistem identifikasi visual yang komprehensif yang meliputi grafik, lingkungan dan produk.

(24)

c. Brand Communication (Komunikasi merek)

Suatu merek harus dapat dikomunikasikan dengan terencana dan stratejik, artinya bahwa seluruh aspek kreatif dalam komunikasi harus disesuaikan dengan platform merek, sehingga komunikasi merek in-line dengan platform mereknya.

Jadi komunikasi harus diarahkan untuk melayani merek, bukan produknya sehingga tercipta Brand differentiation, bukan product differentiation.

5. Komponen Merek

Terdapat tiga komponen utama yang tergabung menjadi satu, yang menentukan kekuatan dari sebuah merek. Merek yang kuat adalah:

a. Merek yang khusus: yakni merek yang mewakili sesuatu. Merek tersebut mewakili suatu sudut pandang.

b. Merek yang relevan : apa yang diwakili merek tersebut, terkait dengan apa yang dianggap penting oleh orang lain.

c. Merek yang konsisten: Orang menjadi yakin dalam suatu hubungan berdasarkan kepada konsistensi perilaku yang mereka rasakan atau amati.

6. Strategi Merek

Terdapat 4 (empat) pilihan strategi merek yang sering digunakan oleh perusahaan (Simamora 2003: 72), yaitu:

a. Merek baru (New Brand)

Menggunakan merek baru untuk kategori produk baru b. Perluasan Lini (Lini Ekstension)

(25)

c. Perluasan merek (Brand Ekstension)

Menggunakan merek yang sudah ada untuk produk baru, atau strategi menjadikan semua produk memilki merek yang sama.

d. Multi-merek (multibrand)

Menggunakan merek baru untuk kategori produk lama. Dalam pendekatan ini produknya sama tetapi memiliki merek yang berbeda, sehingga sebuah perusahaan bisa memiliki beberapa merek untuk produk yang sama.

2.1.2 IMAGE

1. Pengertian Image

Citra (image) adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan dan produknya (Kothler, 2002 : 338). Image merupakan persepsi yang relatif konsisten dalam jangka panjang (Enduring Perception) (Simamora, 2003 : 21). Dalam membentuk image sebuah merek, berarti konsumen akan memasuki dunia persepsi. Tidak mudah membentuk image sebuah merek, tetapi sekali terbentuk tidak mudah pula mengubahnya. Image yang dibentuk sebuah perusahaan bukanlah sekedar image, tetapi harus image yang jelas, bebeda dan secara relatif lebih unggul dibandingkan pesaing.

Menurut Willian J. Stanton (dalam Setiadi, 2003: 160), Persepsi dapat didefenisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu serta stimuli (Rangsangan) yang kita terima melaui lima indera.

(26)

diinterpretasikan. Dengan adanya persepsi, maka seseorang akan mempunyai gambaran tersendiri terhadap produk yang berbeda dengan orang lain. Motif seseorang untuk berperilaku seringkali didasarkan dari persepsi yang mereka rasakan, bukan berdasarkan fakta atau realitas yang mereka lihat.

2. Proses Persepsi

Terdapat tiga proses persepsi yang menyebabkan seseorang dpat memberikan persepsi yang berbeda terhadap rangsangan yang sama, antara lain (Simamora, 2003:12-13):

a. Perhatian yang selektif (Eksposure Selektif)

Perhatian yang selektif berarti harus mampu menarik perhatian konsumen, dimana pesan yang akan disampaikan akan hilang bagi kebanyakan orang yang tidak berada dalam pasar untuk produk tersebut, kecuali untuk pesan yang menonjol atau dominan yang mengelilingi konsumen tersebut.

b. Gangguan yang selektif (Distorsi Selektif)

Disrtorsi selektif ini menggambarkan kecenderungan orang untuk meramu informasi untuk kepentingan pribadi. Konsumen biasanya lebih suka menafsirkan informasi dengan cara yang lebih mendukung daripada menentang konsepsi-konsepsi yang telah dimilikinya. Dengan demikian, pemasar harus berupaya memahami susunan pemikiran konsumen dan dampak serta interpretasi iklan dan produk mereka.

c. Mengingat Kembali yang selektif (Retensi yang selektif)

(27)

2.1.3 BRAND IMAGE

1. Pengertian Brand Image

Brand Image (Citra merek) merupakan keseluruhan persepsi terhadap

suatu merek yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu. Brand Image dibangun berdasarkan kesan, pemikiran ataupun pengalaman yang dialami seseorang terhadap suatu merek yang pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan (Setiadi, 2003: 180)

Brand Image adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan

melekat dibenak konsumen (Rangkuti, 2004:244)

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa brand image adalah sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap merek tertentu dan dapat disampaikan melalui sarana komunikasi yang tersedia.

Merek terbaik akan memberikan jaminan kualitas. Pemberian nama pada sebuah produk hendaknya bukan hanya sebuah simbol, karena merek memiliki enam tingkat pengertian yang akan membentuk Brand Image , yaitu (Rangkuti, 2004: 2-4):

1. Atribut

(28)

a. Atribut Produk

Asosiasi produk terbentuk secara langsung mengenai karakteristik dari produk dan jasa yang bersangkutan. Asosiasi ini merupakan strategi yang paling sering digunakan. Mengembangkan asosiasi ini sangat efektif karena atribut tersebut sangat bermakna dan dapat diterjemahkan dalam pembelian suatu merek.

b.Atribut non Produk

Atribut non produk dapat langsung memperoleh proses pembelian dan konsumsi tetapi tidak langsung mempengaruhi kinerja produk yang bersangkutan.Atribut non-produk merupakan atribut yang tidak berhubungan langsung dengan kinerja produk dan terbentuk dari aktifitas bauran pemasaran.

Berikut beberapa contoh atribut non- produk:

• Negara, perusahaan atau orang yang memproduksi

• Warna dominan produk yang biasanya terlihat pada kemasan produk.

• Kegiatan-kegiatan yang disponsori oleh merek

• Mengaitkan dengan orang terkenal (Endorser)

2. Manfaat

Merek memberi banyak manfaat bagi konsumen antara lain membantu konsumen dalam mengidentifikasi manfaat yang ditawarkan dan kualitas produk. Konsumen tidak membeli merek, tetapi konsumen membeli manfaat. Produsen harus mampu menerjemahkan atribut menjadi manfaat, baik manfaat fungsional maupun manfaat emosional.

(29)

membuat penggunanya merasakan sesuatu selama proses pembelian atau sesudahnya. Ketika konsumen menggunakan merek tertentu maka ia akan terhubung dengan merek tersebut artinya konsumen akan membawa serta citra dari pengguna sekaligus karakteristik merek itu sendiri, dan manfaat yang diinginkan oleh konsumen akan mempengaruhi pilihannya terhadap berbagai merek.

3. Nilai

Merek menyatakan sesuatu tentang nilai bagi konsumen. Nilai sering diartikan sebagai penilaian konsumen yang menyeluruh terhadap utilitas produk didasarkan atas persepsinya atas apa yang diterima dan dikorbankan. Berdasarkan defenisi ini, maka tidak mengherankan jika konsumen seringkali melakukan analisa biaya-manfaat sebelum melakukan pembelian untuk menentukan besarnya nilai yang akan diterimanya. Merek yang memiliki nilai yang tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagi merek yang memiliki kelas, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna merek tersebut.

Pelanggan menggunakan istilah nilai untuk empat pengertian yang berbeda, yaitu :

1. Nilai adalah harga yang murah. Beberapa pelanggan harga yang paling murah adalah nilai yang terbaik.

(30)

3. Nilai adalah kualitas yang didapatkan atas harga yang dibayar. Pelanggan menganggap nilai sebagai pertukaran antara harga yang mereka bayarkan dan kualitas yang mereka dapatkan.

4. Nilai adalah semua yang didapatkan atas semua pengorbanan yang telah diberikan.

4. Kepribadian

Merek memiliki kepribadian, yaitu kepribadian bagi penggunanya. Jadi diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian sipengguna akan tercermin dari merek yang digunakannya.

Ikatan hubungan psikografis antara merek dan konsumen akan menjadi kuat dan memberi warna emosional ketika terdapat kecocokan antara merek dan kepribadian konsumen. Konsumen sering merasa kesulitan ketika harus mengekspresikan identitasnya karena itu biasanya mereka menggunakan merek yang mengandung simbol dan arti yang dapat menggambarkan dirinya. Oleh karena itu konsumen memiliki kecenderungan untuk membeli merek yang memilki kepribadian yang serupa dengan konsep dirinya Schiffman & kanuk dalam Ferrinadewi, (2008: 156). Dalam hal ini pemilihan merek merupakan salah satu cara individu mengekspresikan dirinya. Hal ini tentunya akan mendorong pemilik merek untuk menyelaraskan gaya hidup konsumennya dengan nilai emosional merek.

(31)

1. Hubungan yang sangat kuat akan mengembangkan kesetiaan konsumen.

2. Hubungan yang relatif sedang akan menimbulkan ancaman tindakan berpindah ke merek lain

3. Hubungan yang lemah akan menimbulkan kecenderungan hubungan yang memilki ciri-ciri tertentu.

2. Acuan Asosiasi Merek

Konsumen selalu memiliki kesan tersendiri terhadap suatu merek. Kesan tersebut bisa muncul setelah konsumen melihat, mendengar, membaca atau merasakan sendiri suatu produk. Semakin baik suatu merek berinteraksi dengan konsumen maka akan semakin banyak asosiasi produk yang terbentuk.

Menurut Durianto, dkk (2001:69), Asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul dibenak konsumen yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Kesan-kesan yang terkait merek akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam mengonsumsi suatu merek atau dengan semakin seringnya penampakan merek trsebut dalam strategi komunikasinya , ditambah jika kaitan tersebut didukung oleh jaringan atau kaitan yang lain sebagai pendukung.

(32)

a. Product Atributes (Atribut Produk)

Mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk merupakan strategi positioning yang paling sering digunakan. Mengembangkan asosiasi ini sangat efektif karena jika atribut tersebut bermakna, asosiasi dapat secara langsung diterjemahkan dalam alasan pembelian suatu merek.

b. Intengibles Atribute (Atribut tak berwujud)

Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya persepsi kualitas, kemajuan teknologi, kesan nilai yag mengikhtisarkan serangkaian atribut yang objektif.

c. Consumer’s Benefit (Manfaat bagi pelanggan)

Manfaat bagi pelanggan ini dapat berupa manfaat Rasional (Rational Benefit) dan manfaat psikologi (Psychological Benefit). Manfaat rasional berkaitan erat dengan atribut dari produk yang dapat menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan yang rsional. Manfaat psikologis seringkali merupakan konsekuensi ekstrem dalam proses pembentukan sikap, berkaitan dengan perasaan yang ditimbulkan ketika membeli atau menggunakan merek tersebut.

d. Relative Price (Harga Relatif)

Evaluasi terhadap merek disebagian kelas produk ini akan diawali dengan penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga.

e. Aplication (Penggunaan)

(33)

f. User/ consumer (Pengguna/ pelanggan)

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah tipe pengguna atau pelanggan kelas produk tersebut.

g. Celebrity/ person (Orang terkenal/ khalayak)

Mengitkan orang terkenal/ artis dengan sebuah merek dapat mentransfer asosiasi yang kuat yang dimiliki oleh orang terkenal kedalam merek tersebut.

h. Life style/ (Gaya Hidup/ kepribadian)

Asosiasi merek dengan satu gaya hidup dapat diilhami oleh asosiasi para pelanggan merek tersebut dengan aneka kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama.

i. Product Class (Kelas Produk)

Mengasosiasikan sebuah merek melalui kelas produknya. j. Competitors (Para pesaing)

Mengetahui pesaing dan berusaha untuk menyamai atau bahkan mengungguli pesaing.

k. Country/ Geographic Area (Negara/ wilayah Geografis)

(34)

2.1.4 PERILAKU KONSUMEN

1. Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini (Setiadi, 2003:3). Dalam hal ini pemasar harus mampu memahami apa yang dipikirkan, dirasakan, dilakukan oleh konsumen sehubungan dengan pemenuhan keinginan dan kebutuhannya.

Menurut The American Marketing Association (Setiadi, 2003:3), perilaku konsumen adalah: interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.

Dari defenisi tersebut, terdapat 3 (tiga) ide penting yaitu: Perilaku konsumen adalah dinamis, melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku dan dan kejadian di sekitar kita dan melibatkan pertukaran.

2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Keputusan pembelian yang akan dilakukan oleh konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis ( Setiadi, 2003: 11-15 ) :

a. Faktor-faktor Kebudayaan

(35)

keluarga dan lembaga sosial yang ada disekitarnya. Kebudayaan biasanya terdiri dari sub budaya yang kecil dan memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik kepada anggotanya. Dalam hal ini status sosial seseorang juga sering mempengaruhi kebudayaannya. Status sosial merupakan kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dari suatu masyarakat yang tersusun secara hierarki dan dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang sempurna.

b. Faktor- Faktor Sosial

Faktor sosial terdiri atas kelompok referensi, keluarga serta peran dan status sesorang dalam lingkungannya. Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Keluarga dalam hal ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok keluarga orientasi, yakni merupakan orang tua dari seseorang dan keluarga prokreasi, yakni pasangan hidup anak-anak seorang keluarga. Kelompok Prokreasi ini merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang penting dalam suatu masyarakat yang sudah diteliti secara intensif. Sedangkan status sosial merupakan posisi seseorang dalam setiap kelompok.

c. Faktor Pribadi

(36)

persentase yang mudah dijadikan uang ), kemampuan untuk meminjam dan sikap mengeluarkan lawan menabung.

Gaya hidup seseorang merupakan pola hidup didunia yang diekspresikan melalui kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup ini seringkali mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosialnya. Sedangkan kepribadian dan konsep diri merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten.

d. Faktor Psikologis

Faktor psikologis ini terdiri atas motivasi, persepsi, proses belajar serta kepercayaan dan sikap. Motivasi merupakan dorongan yang timbul dari suatu keadaan psikologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus dan rasa tidak nyaman. Persepsi didefenisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang berarti dari dunia. Sedangkan kepercayaan dan sikap merupakan suatu gagasan deskriptif yang dimiliki oleh seseorang terhadap sesuatu.

3. Jenis Perilaku Pembelian

(37)

a. Perilaku Pembelian yang rumit

Perilaku pembelian yang rumit terdiri dari proses tiga langkah pertama, Pembeli mengembangkan keyakinan tentang produk tersebut. Kedua, Ia membangun sikap tentang produk tersebut. Ketiga, Ia membuat pilihan yang cermat.

b. Perilaku Pembelian pengurang ketidaknyamanan

Kadang – kadang konsumen sangat terlibat dalam sebah pembelian, namun melihat sedikit perbedaan diantara berbagai merek . Keterlibatan yang tinggi didasari oleh fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jaran dilakukan dan beresiko. Dalam hal ini, pembeli akan berkeliling untuk mempelajari apa yang tersedia namun akan membeli dengan sangat cepat.

c. Perilaku pembelian karena kebiasaan.

Banyak produk dibeli dengan kondisi rendahnya keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedaan merek yang signifikan. Setelah pembelian, kemungkinan konsumen tidak mengevaluasi pilihan tersebut karena memang mereka tidak terlibat banyak dalam produk tersebut.

d. Perilaku pembelian yang mencari variasi.

Dalam hal ini keterlibatan konsumen sangat rendah namun terdapat perbedaan merek yang signifikan.

4. Keputusan Pembelian

(38)

Dalam proses ini, kekuatan nilai suatu merek sangat berperan penting untuk membentuk keyakinan pada diri konsumen.

Menurut Setiadi (2003:16), Proses pembelian secara spesifik terdiri atas urutan kejadian berikut: Pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

Sumber: Setiadi (2003:16)

Gambar 2. 1

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Secara rinci, tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Pengenalan Masalah

Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal maupun eksternal. Pada situasi ini, pembeli menyadari adanya perbedaan kondisi sesungguhnya dengan kondisi sebenarnya.

b. Pencarian informasi

Minat konsumen mulai muncul untuk mencari informasi dari berbagai sumber. Pencarian informasi ini dapat berupa pencarian yang sedang – sedang saja sampai pada tingkat pencarian informasi aktif. Semakin banyak informasi yang didapat, kesadaran dan pengetahuan konsumen tentang adanya keistimewaan sebuah merek dan fitur akan semakin meningkat.

(39)

c. Evaluasi Alternatif

Konsumen menggunakan informasi yang diperoleh untuk mengevaluasi berbagai alternative merek yang sudah diperoleh. Model proses evaluasi konsumen sekarang ini bersifat kognitif, artinya mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadp produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

d. Keputusan Pembelian

Proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Terdapat dua keputusan yang mempengaruhi keputusan pembelian tersebut, yaitu: sikap orang lain dan faktor tidak terduga.

e. Perilaku setelah pembelian

Tindakan yang diambil oleh konsumen setelah proses konsumsi dilakukan. Hal ini akan memberikan gambaran terhadap kinerja produk. Jika kinerja produk lebih rendah dari harapan, pelanggan akan kecewa, jika sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas, jika melebihi harapan pembeli akan sangat puas.

2. 2 Penelitian Terdahulu

Fitriani (2008), melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Brand Image Ultramilk terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen” (Studi kasus pada Mahasiswa Universitas Widyatama). Pada penelitian tersebut variabel dari Brand Image yang digunakan adalah: Atribut, Manfaat, Nilai, Budaya,

(40)

Penelitian ini menganalisis pola hubungan antara variabel Citra merek (Brand Image) dengan Keputusan Pembelian Mahasiswa Universitas Widyatama.

Hasil analisis menunjukkan bahwa :

1. Terdapat pengaruh yang kuat antara brand Image dengan keputusan pembelian konsumen. Dalam uji signifikansi terdapat koefisien determinasi (R2) yaitu dengan nilai sebesar 48,30% , hal ini menunjukkan bahwa brand Image mempengaruhi keputusan pembelian konsumen sebesar 48, 30% dan

sisanya sebesar 51, 70% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diukur. 2. Dari uji Signifikansi, diketahui t hitung sebesar 9, 568 sedangkan t Tabel

sebesar 1,6628 maka t Hitung lebih besar dari t tabel (9, 568>1,6628). Dan berdasarkan kriteria pengujian Hipotesis yaitu jika t hit > t tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima, maka diperoleh hasil penelitian bahwa Brand Image yang baik mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian Produk Ultramilk.

2.3 Kerangka Konseptual

(41)

merek yang baik agar mudah dikenali konsumen. Hal ini sangat penting karena merek juga mampu menciptakan komunikasi dan dapat berinteraksi dengan konsumen. Semakin kuat suatu merek maka semakin kuat pula interaksi yang terjalin dengan konsumen dan akan semakin banyak asosiasi merek yang terbentuk.

Interaksi yang terjadi akan bersifat positif jika terdapat kecocokan atribut-atribut kepribadian merek dengan konsumen, dan akan menimbulkan ikatan yang kuat antara suatu merek dengan kepribadian seorang konsumen (Ferrinadewi, 2008:155). Kemampuan suatu merek membangun komunikasi dengan pelanggan akan memiliki potensi yang kuat untuk meningkatkan Brand Image (Durianto, dkk, 2001: 2). Citra merek (Brand Image) yang terbentuk dengan baik akan membawa dampak yang positif bagi perusahaan, yaitu semakin meyakinkan konsumen untuk memperoleh kualitas yang konsisten ketika membeli suatu produk dan akan meningkatkan motivasi konsumen untuk melakukan pembelian (Rangkuti, 2004:5).

Brand Image merupakan salah satu pertimbangan penting bagi konsumen

(42)

produk yang brand imagenya negatif dalam pandangan konsumen akan menyebabkan tingkat pembelian yang rendah.

Berdasarkan pemikiran di atas, maka kerangka konseptual dapat dibuat secara skematis sebagai berikut :

Sumber : Rangkuti ( 2004 ) ( diolah )

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2. 4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang ditetapkan maka hipotesis yang diberikan peneliti adalah :

Citra Merek (Brand Image) yang terdiri dari : Atribut, manfaat, nilai, dan kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan

Pembelian Produk Sophie Martin Pada Mahasiswa Lembaga Pendidikan

Politeknik MBP Medan.

Atribut (X1)

Manfaat (X2)

Keputusan Pembelian (Y)

Nilai (X3)

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanasi. Penelitian eksplanasi adalah penelitian yang dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan kepada tujuan dan objeknya yang bertujuan untuk mempelajari, mendeskripsi dan mengungkapkan serta menyelidiki hubungan kausalitas antara variabel independen dengan variabel dependen. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang didalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun kelapangan, analisis data dan kesimpulan data samapai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan kepastian data numerik (Ginting & Situmorang, 2008 : 77)

3. 2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Lembaga Pendidikan Politeknik MBP Medan, yang berada di Jl. Jamin Ginting No 285-287 Padang Bulan Medan. Waktu penelitian dilakukan mulai dari bulan April sampai dengan bulan juni 2011.

3.3 Batasan dan Identifikasi Variabel Penelitian

(44)

a. Variabel Bebas (Independent Variable) (X) yaitu Citra merek (Brand Image) yang terdiri dari: X1 : Atribut, X2 : Manfaat, X3 : Nilai, dan X4 : Kepribadian.

b. Variabel Variabel Terikat (Dependent Variable) (Y) yaitu Keputusan pembelian Produk Sophie Martin.

3.4 Defenisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini, defenisi operasional variabel adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (Independent Variable) yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel yang lain. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Citra Merek (Brand Image) yang terdiri dari:

a. Atribut

Tanda – tanda atau simbol yang melekat dalam produk yang dapat memberikan identitas produk itu sendiri. Terdiri dari atribut produk dan atribut non- produk.

b. Manfaat

(45)

c. Nilai

Penilaian konsumen yang menyeluruh terhadap utilitas produk didasarkan atas persepsinya atas apa yang diterima dan dikorbankan. Dengan demikian merek menjadi cerminan bagi pemakainya. Merek yang memiliki nilai yang tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek yang memiliki kelas.

d. Kepribadian

Kemampuan suatu merek untuk mencerminkan kepribadian sipengguna, atau sering juga diartikan sebagai respon emosional konsumen terhadap merek yang dapat membedakannya dengan merek pesaingnya.

(46)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Operasional variabel Indikator Skala

Citra Merek (Brand Image) (X)

X1: Atribut.

Tanda – tanda atau simbol yang melekat dalam produk yang dapat memberikan identitas produk itu sendiri.

Serangkaian manfaat yang dimiliki oleh merek. Atribut suatu merek harus diterjemahkan menjadi menyeluruh terhadap utilitas produk didasarkan atas persepsinya atas apa yang diterima dan dikorbankan.

1. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

Likert

X4: Kepribadian

Kemampuan merek yang dapat memberikan cerminan bagi membeli suatu produk setelah sebelumnya memikirkan tentang layak tidaknya membeli produk itu dengan mempertimbangkan informasi – informasi yang ia ketahui dengan realitas tentang produk itu setelah ia menyaksikannya

Sumber : Rangkuti, 2004, diolah

3. 5 Skala Pengukuran Variabel

(47)

poin skala dengan interval yang sama. Dengan demikian tipe data yang digunakan adalah tipe interval, yaitu:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Jogiyanto, 2004 (Diolah)

3.6 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah Mahasiswa Lembaga Pendidikan Politeknik MBP Medan yang jumlahnya tidak teridentifikasi (Unidentified) dan Mahasiswa tersebut sudah pernah melakukan pembelian Produk Sophie Marthin.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2005:73).

Menurut Supramono dan Haryanto (2003:223), bila jumlah populasi tidak terbatas, maka untuk menentukan sampel dapat digunakan rumus berikut:

n

Keterangan:

n = Jumlah sampel

Za = Nilai standard normal yang jumlahnya tergantung α

(48)

q = 1-p

d = penyimpangan yang ditolerir

Dari hasil prasurvei yang dilakukan terhadap Mahasiswa Lembaga politeknik MBP Medan terhadap 27 orang mahasiswa, 14 orang sudah pernah melakukan pembelian produk Sophie Marthin. Hal ini berarti estimasi proporsi populasi (p) dalam penelitian ini adalah sebesar 52% dan q adalah sebesar 48 %. Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:

n

n

= 95,88 = 96 orang

Sampel diambil dengan accidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, artinya siapa saja yang kebetulan ditemui peneliti dapat digunakan sebagai sampel apabila orang tersbut dipandang cocok sebagai sumber data (Ginting, dkk 2008:141). Pada penelitian ini, kriteria sampel yang ditentukan adalah mahasiswa yang sudah pernah melakukan pembelian produk Sophie Marthin.

3. 7 Metode Pengumpulan Data

(49)

b. Daftar Pertanyaan (questionnaire), yaitu daftar pertanyaan yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk diisi oleh para responden.

c. Studi Dokumentasi, yaitu dilakukan dengan mengumpulkan data dan mempelajari data-data yang diperoleh dari buku literatur, jurnal, majalah, situs internet yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda (Jogiyanto, 2004). Uji Validitas dan reliabilitas akan dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Kuesioner akan diberikan kepada 30 responden.

a. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.0, dengan kriteria sebagai berikut:

(50)

b. Uji Reliabilitas

Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.0. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka pertanyaan reliabel. 2) Jika ralpha negatif atau lebih kecil dari rtabel maka pertanyaan tidak reliabel.

3.10 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar didapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Ginting & Situmorang, dkk, 2008: 62).

b. Uji Multikolinearitas

(51)

SPSS. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolrance > 1, atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Ginting & Situmorang, dkk, 2008:104).

3. 11 Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah:

a. Metode Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan dengan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, menyusun dan menganalisis data, sehingga dapat diketahui gambaran umum perusahaan yang sedang diteliti.

b. Analisis Regresi Linier Berganda

Model analisis yang digunakan untuk menjawab hipotesis adalah regresi linear berganda, dengan formulasi sebagai berikut:

Y1 = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e

Keterangan:

Y1 = Keputusan Pembelian a = Konstanta

b1-4 = Koefisien regresi berganda X1 = Atribut

(52)

c. Pengujian Hipotesis

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. Dalam analisis regresi ada tiga jenis kriteria ketepatan, yaitu:

1. Uji Signifikan Parsial (Uji - t)

Nilai - nilai koefisien regresi dalam persamaan regresi merupakan hasil perhitungan berdasarkan sampel yang terpilih. Oleh karena itu, disamping uji-F, dilakukan uji-t untuk masing- masing nilai koefisien regresi dalam persamaan regresi. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

Variabel bebas dikatakan berpengaruh terhadap variabel terikat bisa dilihat dari probabilitas variabel bebas dibandingkan dengan tingkat kesalahannya (α).

Jika probabilitas variabel bebas lebih besar dari tingkat kesalahannya (α) maka variabel bebas tidak berpengaruh, tetapi jika probabilitas variabel bebas lebih kecil dari tingkat kesalahannya (α) maka variabel bebas tersebut berpengaruh

terhadap variabel terikat. Model pengujiannya adalah:

(53)

Ho : bi ≠ 0, artinya variabel bebas terdiri dari : Atribut, Manfaat, Nilai, dan Kepribadian, secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian.

Selanjutnya, nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Maka kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima jika t-hitung < t-tabelpada α = 5% Ha diterima jika t-hitung > t-tabelpada α = 5%

2. Uji Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas yang terdiri dari Atribut, Manfaat, Nilai, dan Kepribadian, yang dimasukkan dalam model yang mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable terikat yakni Keputusan Pembelian.

Kriteria pengujiannya adalah:

Ho : b1,b2,b3,b4, = 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari : Atribut, Manfaat, Nilai, dan Kepribadian, secara serentak tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian.

Ho : b1,b2,b3,b4, ≠ 0, artinya variabel bebas terdiri dari : Atribut, Manfaat, Nilai, dan Kepribadian, secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian.

Selanjutnya, nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Maka kriteria pengambilan keputusan:

(54)

d. Pengujian Koefisien Determinan (R2)

(55)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan.

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Sophie Paris

Sophie Martin merupakan perusahaan Multi Level Marketing yang bergerak dibidang Fashion dan kecantikan, yang didirikan oleh sepasang suami istri berkebangsaan Prancis yang datang ke Indonesia pada tahun 1997, yaito Bruno Hasson dan Sophie Martin. Bermula dari bisnis rumahan, usaha ini kemudian berkembang menjadi bisnis industri tas dan fashion bernama Sophie Martin yang dibangun melalui sistem Multi Level Marketing (MLM). Sophie Martin makin berkembang sangat pesat hingga memikat jutaan penduduk Indonesia yang menjadi member dan konsumennya.

(56)

member dari 300 unit Business Center (BC) yang tersebar hingga pelosok Tanah Air.

Sophie Martin juga mengembangkan sayap bisnisnya dengan merambah pasar Asia seperti di Filiphina dengan membuka perwakilan di negara tersebut sejak 2003 dan Singapura. Dalam waktu dekat akan dibuka di Maroko.

Pada tahun 2006, omset penjualan perusahaannya mencapai Rp 400 milyar, kemudian pada 2007 omset penjualan sebesar Rp 500 milyar. Target kenaikan omset sebesar 20% setiap tahun dalam dua tahun mendatang. Jurus sukses Branding Bisnis MLM Fashion, branding tidak bisa dibangun hanya dalam waktu satu bulan atau satu tahun namun harus setiap hari. Disini membutuhkan konsistensi untuk membagun produk. Apalagi, setiap hari muncul produk baru. Oleh karena itu harus tetap dijaga terus image dari brand produk kita. Selain itu kualitas produk juga harus selalu diperhatikan. Yang penting juga punya motivasi dan niat yang baik setiap hari. Bruno juga cukup berfokus pada aktivitas-aktivatas yang memberikan nilai tambah terbesar, yakni branding yang meliputi prinsip-prinsip; buat logo yang stand out, bangun mitos tentang brand, buat catalog yang inspiratif, buat even yang menggugah, gunkanan celebrity endorser, do it your way.

Tahun 2008 merupakan metamorfosis dengan meluncurkan konsep Branding baru Sophie Paris. Sophie Paris adalah sebuah konsep corporate brand

(57)

Masing-masing brand ini mewakili karakteristik Masing-masing-Masing-masing segment market sesuai dengan segmentasi produknya. Bruno Hasson bisa meluncurkan.

Strategi Fashion Branding, brand-brand baru yang lain seperti :

Son Altesse Sophie (SAS) untuk wanita dari kelas B+ dan B yang dinamis, full off energy, stand out, ekspresif dan sangat cosmopolitan. Sedangkan In 2 (XS)

untuk pria dengan target pasar usia 17-40 tahun. Koleksi In 2 (XS) ini dibagi menjadi beberapa kategori yaitu casual, formil, rider dan streetwear serta denimwear.

Shopie’s Kids yang merupakan produk untuk anak-anak usia 0-7 tahun yang colorfull dan sesuai dengan kehidupan anak-anak yang ceria dan penuh warna.

CSR Sophie’s Love for Woman & Children. Untuk kegiatan ini Shopie Paris menunjuk Dewi Hughes sebagai Ambassadress untuk membantu kegiatan pemberdayaan wanita dan anak-anak ini. Untuk memantapkan eksistensinya di dunia fashion, Bruno memperkenalkan Victory talent Management (VTM) yaitu sebuah Modelling Agency dibawah Sophie Paris. Road show untuk pencarian model “Victory Model Search”.

(58)

4. 1. 2 Visi dan Misi PT. Sophie Martin

Visi: Menjadi perusahaan MLM Fashion nomor satu di Asia yang didukung oleh SDM professional.

Misi: Menjadi terkenal di seluruh Asia dan tetap menjadi leader dibidang MLM dengan membangun member/karyawan secara berkesinambungan.

Adapun strategi marketing yang dilakukan untuk mencapai visi dan misi tersebut antara lain:

a. Menerbitkan katalog setiap dua bulan sekali

b. Menjual kurang lebih 150 item untuk setiap katalog menampilkan produk yang “The Best Of The Best”

c. Design yang trendi

d. Harga yang kompetitif dan terjangkau

e. Mangadakan promosi pada setiap penerbitan katalog f. Fashion Show oleh BC setiap 6 bualan sekali

g. Acara Mall to Mall h. Memberikan Sponsorship Value:

a) Tim Kerja yang Profesional

(59)

b) Semangat Untuk Maju

Sophie Paris didukung oleh sumber daya manusia yang profesional, dan semangat tinggi untuk maju menjadi perusahaan MLM fashion No.1 di Indonesia dan Asia.

c) Inovasi Terdepan

Sebagai leader dalam bisnis MLM fashion, Sophie selalu melakukan inovasi baru untuk menciptakan peluang bisnis dan produk berkualitas untuk kepuasan pelanggan.

4.1.3 Logo Sophie Martin.

Sumber:

(60)

4.1.4 Produk Shopie Martin

a. Tas b. Accessories c. Garmen d. Kosmetik

Sumber:

Gambar 4.2

Produk-produk Sophie Martin

4.1.5 Cara Memperoleh produk Sophie Martin

1. Business Center: tempat yang disediakan untuk berbelanja produk Sophie Martin secara langsung.

2. Dengan cara menjadi member Sophie Martin

Member adalah orang yang bersedia mengikatkan dirinya sebagai member Sophie Martin yang berhak membeli dan menjual/ memasarkan produk dengan mendapatkan keuntungan, bonus, dan fasilitas.

a. Cara menjadi member:

1) Berusia 15 tahun ke atas 2) Membeli starter kit

3) Bersedia mengisi formulir

(61)

1) Presiden: tingkat ini didapat jika telah resmi terdaftar sebagai member 2) Franchise: Franchise, silver Franchise, Gold Franchise, Diamond Franchise, Executive Franchise.

c. Keuntungan menjadi member:

1) Discount 30%: diberikan untuk semua tingkat member apabila berbelanja produk Shopie Martin di Business Center Shopie Martin. Untuk wilayah Maluku,

Papua, dan sekitarnya diberikan dicount 20%.

2) Bonus Belanja Sendiri: diberikan kepada semua tingkatan member dengan ketentuan tertentu.

3) Bonus Bulan Madu: diberikan kepada semua tingkatan member yang berhasil merekrut 1 member baru dan memenuhi persyaratan tertentu.

4) Bonus Pendekatan: diberikan dari hasil pembelanjaan downline level 1 yang masih presiden dan dengan perhitungan tertentu.

5) Bonus Reward-Franchise: berlaku hanya 3 bulan pertama sejak menduduki kedudukan franchise.

6) Bonus Royalti: bonus yang paling besar dari Multi Level Merketing Sophie Martin, diberikan pada member yang telah mencapai perangkat minimal franchise dengan variasi 5% sampai 10% (tergantung peringkat member).

7) Bonus Master Winner: bonus yang dapt diperoleh member yang telah

(62)

4.2 HASIL PENELITIAN

4.2.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Valid artinya data-data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya konsisten atau stabil, agar data yang diperoleh valid dan reliable maka dilakukan uji reliability.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika rhitung positif atau rhitung > rtabel, maka butir pertanyaan tersebut valid. b. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak

valid.

(63)

Tabel 4.1

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2011 (diolah)

Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item

(64)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa variabel pertanyaan 9 data tidak valid karena rtabel untuk sample 30 sebesar 0,361 sedangkan nilai corrected item total correlation variabel 9 dibawah 0,361. Berarti data variabel 9 harus dibuang dan

dilakukan pengujian kembali.

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2011 (diolah)

(65)

Sehingga diperoleh 18 pertanyaan valid yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian, seperti pada Tabel 4.3

Tabel 4.3

Validitas Instrumen

Pertanyaan Corrected Item Total Correlation (rhitung)

rtabel Validitas

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2011 (diolah)

2. Uji Reliabilitas

Menurut kuncoro (Situmorang et al, 2008:75) suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliable jika memberikan nilai cronbach’s alpha >0,80, sedangkan menurut Ghozali suatu konstruk atas variabel dinyatakan reliable jika member nilai cronbach’s alpha >0,60

Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16 dengan kriteria sebagai berikut :

(66)

b. Jika ralpha negatif atau ralpha lebih kecil dari rtabel maka dinyatakan tidak reliabel.

Tabel 4.4 Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.871 18

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2011 (diolah)

Dari Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai ralpha sebesar 0,871 dan rtabel sebesar 0,361. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai ralpha positif dan lebih besar dari rtabel (0,871 > 0,80) dan 0,871>0,60, maka kuisioner tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.

4.2.2. Analisis Deskripitf

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuisioner yang telah diisi oleh responden penelitian.

a. Deskriptif Responden

(67)

a. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis kelamin Tabel 4.5

Karakteristik Responden berdasarkan Jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentasi

Laki-laki 10 10,42%

Perempuan 86 89,58%

Total 96 100%

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2011 (diolah)

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa 10 orang (10,42%) dari mahasiswa adalah laki-laki dan 86 orang (89,58%) dari mahasiswa adalah perempuan. Dengan demikian dapat dilihat bahwa mahasiswa perempuan lebih banyak yang menjadi responden dibandingkan dengan mahasiswa laki-laki.

b. Karakteristik responden berdasarkan Jurusan Tabel 4.6

Karakteristik responden berdasarkan Jurusan

Jurusan Jumlah Responden Persentasi

B. Inggris 15 15,63 %

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2011 (diolah)

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden yang paling banyak diteliti berasal dari jurusan akuntansi sebanyak 46 orang atau 47,92%

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekwensi Pembelian Produk Tabel 4.7

Karakteristik Responden Berdasarkan Frekwensi Pembelian Produk

Frekwensi Pembelian Jumlah Responden Persentasi

1 kali 19 19,79

2 kali 28 29,17

Lebih dari 2 kali 49 51,04

Total 96 100

(68)

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa rata-rata responden sudah melakukan pembelian sebanyak lebih dari 2 kali. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden sebanyak 49 orang atau 51,04%.

b. Deskriptif Variabel

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert untuk menanyakan tanggapan nasabah terhadap nilai kinerja produk, nilai pelayanan, dan nilai emosional dalam nilai pelanggan (customer value) terhadap loyalitas nasabah.

Variabel atribut produk terdiri (X1) terdiri dari 4 butir pertanyaan, variabel manfaat (X2) terdiri dari 4 butir pertanyaan, variabel nilai (X3) terdiri dari 2 butir pertanyaan, variabel kepribadian (X4) terdiri dari 4 butir pertanyaan dan Keputusan pembelian (Y) terdiri dari 4 butir pertanyaan. Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 96 orang responden.

a. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Atribut Produk Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Atribut Produk No

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2011 (diolah)

Berdasarkan tabel 4.8, dapat dilihat bahwa:

(69)

dianalisis diketahui bahwa 38 orang (39,6%) menyatakan sangat setuju, 56 orang (58,3%) menyatakan setuju, 2 orang (2,1%) menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

2). Frekuensi jawaban responden tentang item pertanyaan 2 (Desain Produk-produk sophie martin menarik) dari kuisioner yang diisi responden dan dianalisis diketahui bahwa 22 orang(22,9%) menyatakan sangat setuju, 66 orang (68,8%) menyatakan setuju, 8 orang (8,3%) menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

3). Frekuensi jawaban responden tentang item pertanyaan 3 (Bahan - bahan produk sophie martin berkualitas) dari kuisioner yang diisi responden dan dianalisis diketahui bahwa 20 orang (20,8%) menyatakan sangat setuju, 66 orang (68,8%) menyatakan setuju, 9 orang (9,4%) menyatakan kurang setuju, 1 orang (1,0%) menyatakan sangat tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju.

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Perusahaan MLM di Indonesia
Tabel 1.2 Jumlah peminat Produk Multi Level Marketing di Indonesia
Gambar 2. 1
Gambar 2.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

While Python provides a standardized API for accessing databases, PEP-249, 1 each database system interprets the base SQL syntax in a slightly different way and supports a

Lamination processes using epoxy resin reinforced with fiberglass has managed to increase the tensile strength of rattan, which is projected as a shank prosthesis endoskeletal

Material paduan Mg-5Al-1%Y yang memiliki koefisien termal yang rendah adalah ketika material tersebut telah dilakukan perlakuan panas dengan menggunakan variasi waktu

Dalam dunia pendidikan guru memegang peranan penting untuk menyampaikan sebuah informasi pada materi pembelajaran. Untuk memperoleh pembelajaran yang berkualitas maka

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan sehubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh adalah: (1) pembelajaran dengan model Problem Based Learning berbantuan tes

Bentuk kenakalan: membolos sekolah dan siswa melakukan kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan materi saat pembelajaran berlangsung merupakan keakalan yang terjadi pada semua

Sehubungan dengan hukum internasional mengenal dua macam rezim dalam hubungan antar negara, dikenal dua macam perlindungan yang dapat diberikan oleh negara asal

Penyusunan tugas akhir ini merupakan kewajiban penulis sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas