• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Iklim Organisasi, Komitmen Pegawai, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai PT. XL Axiata Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Iklim Organisasi, Komitmen Pegawai, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai PT. XL Axiata Medan"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH IKLIM ORGANISASI, KOMITMEN PEGAWAI,

DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRESTASI

KERJA PEGAWAI PT. XL AXIATA MEDAN

TESIS

Oleh

LANY UTAMI PUTRI

087019031/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

S

E K

O L A

H

P A

S C

A S A R JA

(2)

PENGARUH IKLIM ORGANISASI, KOMITMEN PEGAWAI,

DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRESTASI

KERJA PEGAWAI PT. XL AXIATA MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

LANY UTAMI PUTRI

087019031/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : PENGARUH IKLIM ORGANISASI, KOMITMEN PEGAWAI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PT. XL AXIATA MEDAN

Nama Mahasiswa : Lany Utami Putri

Nomor Pokok : 087019031

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing:

(Prof. Dr. Herman Mawengkang) (Dr. Endang S. Rini, M.Si)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal: 17 Februari 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Herman Mawengkang

Anggota : 1. Dr. Endang S. Rini, M.Si

2. Prof. Dr. Paham Ginting, MS

3. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul:

“Pengaruh Iklim Organisasi, Komitmen Pegawai, dan Kepuasan Kerja

terhadap Prestasi Kerja Pegawai PT. XL Axiata Medan”.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh

siapapun juga sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah

dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 12 Februari 2011 Yang membuat pernyataan

(6)

PENGARUH IKLIM ORGANISASI, KOMITMEN PEGAWAI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PT. XL AXIATA MEDAN

Lany Utami Putri, Prof. Dr. Herman Mawengkang dan Dr. Endang S. Rini, M.Si

ABSTRAK

Perusahaan berkepentingan untuk meningkatkan prestasi kerja pegawainya dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi prestasi kerja pegawai, dimana dalam penelitian ini dibatasi hanya pada tiga faktor, yaitu iklim organisasi, komitmen pegawai dan kepuasan kerja. Komitmen pegawai juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya masa kerja, karakteristik pribadi, dan lingkungan kerja. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauhmana pengaruh iklim organisasi, komitmen pegawai, dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja pegawai PT. XL Axiata Medan, dan sejauhmana pengaruh masa kerja, karakteristik pribadi, dan lingkungan kerja terhadap komitmen pegawai pada PT. XL Axiata. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh iklim organisasi, komitmen, dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja pegawai, dan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh masa kerja, karakteristik pribadi, dan lingkungan kerja terhadap komitmen pegawai pada PT. XL Axiata.

Teori yang digunakan adalah teori manajemen sumber daya manusia tentang prestasi kerja, iklim organisasi, komitmen pegawai dan kepuasan kerja.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan survey. Sifat penelitian ini adalah explanatory. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, daftar pertanyaan (questionaire) dan studi dokumentasi. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 80 orang. Variabel diukur dengan skala Likert. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda melalui uji F dan uji t.

Secara simultan variabel iklim organisasi, komitmen pegawai dan kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pegawai di PT. XL Axiata Medan, dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,484. Secara parsial, diketahui bahwa masing-masing variabel iklim organisasi, komitmen pegawai dan kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pegawai di PT. XL Axiata Medan. Variabel komitmen pegawai berpengaruh lebih dominan terhadap prestasi kerja pegawai pada PT. XL Axiata Medan.

Hasil analisis secara simultan menunjukkan bahwa variabel masa kerja, karakteristik pribadi, dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap komitmen pegawai pada PT. XL Axiata Medan, dengan koefisien determinasi sebesar 34,6%. Secara parsial, diketahui bahwa masing-masing variabel masa kerja, karakteristik pribadi, dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap komitmen pegawai pada PT. XL Axiata Medan. Variabel lingkungan kerja berpengaruh lebih dominan terhadap komitmen pegawai pada PT. XL Axiata Medan.

(7)

THE INFLUENCE OF ORGANIZATIONAL CLIMATE, EMPLOYEE COMMITMENT AND JOB SATISFACTION ON EMPLOYEE WORK PERFORMANCE

AT PT. XL AXIATA MEDAN

Lany Utami Putri, Prof. Dr. Herman Mawengkang and Dr. Endang S. Rini, M.Si

ABSTRACT

The companies interested to improve the work performance of employees in achieving organizational goals. There are various factors that affect employee work performance, which in this study limited to the three factors, namely organizational climate, employee commitment and job satisfaction. Employee commitment is also influenced by various factors, including work tenure, personal characteristics, and work environment. The formulation of problem in this research is how the influence of organizational climate, employee commitment and job satisfaction on employee work performance at PT. XL Axiata Medan, and how the influence of work tenure, personal characteristics, and work environment to the commitment of employees at PT. XL Axiata. The objective of this research is to investigate and analyze the influence of organizational climate, commitment, and job satisfaction on work performance of employees, and to identify and analyze the influence of work tenure, personal characteristics, and work environment to the commitment of employees at PT. XL Axiata.

The applied theory is a human resource management, particularly related to work performance, organizational climate, employee commitment and job satisfaction.

The research method is a survey approach, the nature of this research is explanatory, and descriptive quantitative research. The data was a collected by interview, questionaire and documentation study. The sample in this research are 80 employees. The variables measured by Likert scale. The hypothesis is tested using Chi-square analysis and multiple linear regression analysis through F test and t test.

Simultaneously organizational climate, employee commitment and job satisfaction have a significant effect on work performance of employees in PT. XL Axiata Medan, with a coefficient of determination (R2) equal 0.484. Partially, that each variable organizational climate, employee commitment and job satisfaction have a significant effect on work performance of employees in PT. XL Axiata Medan. The employee commitment variable is more dominant influence on employee job performance at PT. XL Axiata Medan.

The results of analysis showed that the simultaneously working lives, personal characteristics, and work environment variables have a significant effect on the commitment of employees at PT. XL Axiata Medan, with determination coefficient equal 34.6%. Partially, it is known that the work tenure, personal characteristics, and work environment variables have a significant effect on the commitment of employees at PT. XL Axiata Medan. The work environment variable is more dominant influence on the commitment of employees at PT. XL Axiata Medan.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala berkat rahmat

dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis dalam menuntut ilmu dan

menyelesaikan hasil penelitian tesis ini.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian yang

dilakukan penulis adalah: “Pengaruh Iklim Organisasi, Komitmen Pegawai, dan

Kepusan Kerja terhadap Prestasi Kerja Pegawai PT. XL AXIATA Medan”.

Selama menyelesaikan tesis ini maupun selama mengikuti proses perkuliahan,

penulis banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak, dan pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc, (CTM), Sp.A(K), selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Paham Ginting, MS selaku Ketua Program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Herman Mawengkang selaku Ketua Komisi Pembimbing yang

telah banyak memberi pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam

(9)

5. Ibu Dr. Endang S. Rini, M.Si, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah

banyak memberikan masukan dan pengarahan demi kesempurnaan tesis ini.

6. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS, Bapak Drs. Syahyunan M.Si, dan Ibu Dr.

Arlina Nurbaity Lubis, MBA, selaku Komisi Pembanding yang telah banyak

memberikan masukan dan pengarahan demi kesempurnaan tesis ini.

7. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang

bermanfaat bagi penulis. Dan Seluruh Staf pegawai Administrasi Magister Ilmu

Ekonomi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

8. Seluruh Pegawai PT. XL Axiata Medan yang sangat membantu dalam membantu

proses penelitian ini.

9. Khususnya kepada kedua orang tua penulis yang terkasih Drs. Ruslansyah dan

Nuryus Diana terima kasih yang tak terhingga atas seluruh limpahan kasih

sayang, doa, dorongan semangat, dan dukungan baik secara moril maupun

materil sehingga penulis dapat melanjutkan dan menyelesaikan jenjang

pendidikan Strata Dua.

10. Juga teristimewa kepada Suami tercinta Aprian S. Panggabean, SST atas segala

dukungan semangat dan doanya.

11. Untuk teman dan sahabat penulis yang namanya tidak dapat disebutkan satu

persatu, yang telah memberikan dukungan dan semangat sehingga tesis ini dapat

(10)

12. Seluruh rekan-rekan angkatan XIV Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang namanya tidak dapat disebutkan

satu persatu atas bantuan, kerjasama, dan kebersamaannya selama ini selama

penulis menempuh studi dan penulisan tesis ini.

Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada

semua pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian kepada penulis ketika

masa kuliah dan saat penulisan tesis. Penulis menyadari tesis ini belum sempurna,

namun diharapkan akan dapat berguna bagi semua pihak khususnya bagi

pengembangan serta penelitian dalam bidang ilmu manajemen sumber daya manusia.

Medan, 12 Februari 2011

Penulis

(11)

RIWAYAT HIDUP

Lany Utami Putri lahir di Medan Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 26

September 1984, anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan Ayahanda Drs.

Ruslansyah dan ibunda Nuryus Diana. Menikah pada tahun 2009 dengan Aprian S.

Panggabean, SST.

Pendidikan dimulai pada tahun 1990 di Sekolah Dasar (SD) Swasta Kemala

Bhayangkari I Medan dan selesai pada tahun 1996. Melanjutkan pendidikan ke

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Medan pada tahun 1996, tamat dan lulus

pada tahun 1999. Selanjutnya pada tahun 1999 meneruskan pendidikan ke Sekolah

Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Medan, tamat dan lulus pada tahun 2002.

Selanjutnya pada tahun 2002 meneruskan pendidikan ke Fakultas Teknik Universitas

Sumatera Utara (USU) Program Diploma IV dengan mengambil Jurusan Teknik

Elektro dengan Program Studi Teknologi Instrumentasi Pabrik, tamat dan lulus pada

tahun 2007. Pada tahun 2008 melanjutkan pendidikan ke Sekolah Pascasarja

(Strata-2) Program Studi Magister Ilmu Manajemen Universitas Sumatera Utara.

Bekerja di PT. Permata Bank, Tbk, di mulai dari November tahun 2007

sampai dengan Februari 2008, kemudian bekerja di PT. XL Axiata Medan dimulai

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Rumusan Masalah ... 6

I.3. Tujuan Penelitian ... 6

I.4. Manfaat Penelitian ... 7

I.5. Kerangka Berpikir... 7

I.6. Hipotesis ... 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 12

II.1. Penelitian Terdahulu ... 12

II.2. Teori tentang Iklim Organisasi ... 13

II.2.1. Pengertian Iklim Organisasi ... 13

II.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi 16

II.3. Teori tentang Komitmen ... 23

II.3.1. Pengertian Komitmen Organisasi ... 23

(13)

II.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen

Pegawai ... 30

II.4. Teori tentang Kepuasan Kerja ... 34

II.4.1. Pengertian Kepuasan Kerja ... 34

II.4.2. Pengukuran Kepuasan Kerja ... 36

II.5. Teori tentang Prestasi Kerja ... 37

II.5.1. Pengertian Prestasi Kerja ... 37

II.5.2. Dimensi Prestasi Kerja ... 39

BAB III. METODE PENELITIAN ... 40

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

III.2. Rancangan Penelitian ... 40

III.2.1. Jenis Penelitian ... 40

III.2.2. Populasi dan Sampel ... 41

III.2.3. Metode Pengumpulan Data ... 41

III.3. Jenis dan Sumber Data ... 42

III.4. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 42

III.4.1. Identifikasi Variabel Hipotesis Pertama... 42

III.4.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama.... 42

III.4.3. Identifikasi Variabel Hipotesis Kedua ... 44

III.4.4. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 44

III.5. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 46

III.6. Model Analisis Data ... 50

III.6.1. Model Analisis Data Hipotesis Pertama ... 50

III.6.2. Model Analisis Data Hipotesis Kedua ... 52

(14)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

IV.1. Hasil Penelitian ... 61

IV.1.1. Gambaran Umum PT. XL Axiata ... 61

IV.1.2. Karakteristik Responden ... 68

IV.1.3. Penjelasan Responden ... 70

IV.2. Pembahasan... 85

IV.2.1. Hipotesis Pertama ... 85

IV.2.2. Hipotesis Kedua ... 91

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 97

V.1. Kesimpulan... 97

V.2. Saran ... 98

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

III.1. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama ... 44

III.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ...46

III.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ...48

III.4 Hasil Uji Reliabilitas ...50

III.5. Uji Multikolinieritas Hipotesis Pertama ...58

III.6. Uji Multikolinieritas Hipotesis Kedua ...58

III.7. Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser Hipotesis Pertama ...59

III.8. Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser Hipotesis Kedua...60

IV.1. Perkembangan Perusahaan PT. XL Axiata, Tbk………. 63

IV.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...69

IV.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ...69

IV.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...70

IV.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ...70

IV.6. Uji Determinasi Hipotesis Pertama ...85

IV.7. Hasil Uji Secara Serempak Hipotesis Pertama ...86

IV.8. Hasil Uji Secara Parsial Hipotesis Pertama ...87

IV.9. Uji Determinasi Hipotesis Kedua ...91

IV.10. Hasil Uji Secara Serempak Hipotesis Kedua ...92

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

I.1. Kerangka Berpikir ...11

III.1. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama dengan Menggunakan Histogram ...55

III.2. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama dengan Menggunakan Normal P-P Plot………...………... 56

III.3. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Kedua dengan Menggunakan

Histogram ...56

III.4. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Kedua dengan Menggunakan

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Struktur Organisasi PT. XL Axiata ... 103

2. Kuisioner ... 104

3. Tabulasi Jawaban Responden………...……… 116

(18)

PENGARUH IKLIM ORGANISASI, KOMITMEN PEGAWAI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PT. XL AXIATA MEDAN

Lany Utami Putri, Prof. Dr. Herman Mawengkang dan Dr. Endang S. Rini, M.Si

ABSTRAK

Perusahaan berkepentingan untuk meningkatkan prestasi kerja pegawainya dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi prestasi kerja pegawai, dimana dalam penelitian ini dibatasi hanya pada tiga faktor, yaitu iklim organisasi, komitmen pegawai dan kepuasan kerja. Komitmen pegawai juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya masa kerja, karakteristik pribadi, dan lingkungan kerja. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauhmana pengaruh iklim organisasi, komitmen pegawai, dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja pegawai PT. XL Axiata Medan, dan sejauhmana pengaruh masa kerja, karakteristik pribadi, dan lingkungan kerja terhadap komitmen pegawai pada PT. XL Axiata. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh iklim organisasi, komitmen, dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja pegawai, dan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh masa kerja, karakteristik pribadi, dan lingkungan kerja terhadap komitmen pegawai pada PT. XL Axiata.

Teori yang digunakan adalah teori manajemen sumber daya manusia tentang prestasi kerja, iklim organisasi, komitmen pegawai dan kepuasan kerja.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan survey. Sifat penelitian ini adalah explanatory. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, daftar pertanyaan (questionaire) dan studi dokumentasi. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 80 orang. Variabel diukur dengan skala Likert. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda melalui uji F dan uji t.

Secara simultan variabel iklim organisasi, komitmen pegawai dan kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pegawai di PT. XL Axiata Medan, dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,484. Secara parsial, diketahui bahwa masing-masing variabel iklim organisasi, komitmen pegawai dan kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pegawai di PT. XL Axiata Medan. Variabel komitmen pegawai berpengaruh lebih dominan terhadap prestasi kerja pegawai pada PT. XL Axiata Medan.

Hasil analisis secara simultan menunjukkan bahwa variabel masa kerja, karakteristik pribadi, dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap komitmen pegawai pada PT. XL Axiata Medan, dengan koefisien determinasi sebesar 34,6%. Secara parsial, diketahui bahwa masing-masing variabel masa kerja, karakteristik pribadi, dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap komitmen pegawai pada PT. XL Axiata Medan. Variabel lingkungan kerja berpengaruh lebih dominan terhadap komitmen pegawai pada PT. XL Axiata Medan.

(19)

THE INFLUENCE OF ORGANIZATIONAL CLIMATE, EMPLOYEE COMMITMENT AND JOB SATISFACTION ON EMPLOYEE WORK PERFORMANCE

AT PT. XL AXIATA MEDAN

Lany Utami Putri, Prof. Dr. Herman Mawengkang and Dr. Endang S. Rini, M.Si

ABSTRACT

The companies interested to improve the work performance of employees in achieving organizational goals. There are various factors that affect employee work performance, which in this study limited to the three factors, namely organizational climate, employee commitment and job satisfaction. Employee commitment is also influenced by various factors, including work tenure, personal characteristics, and work environment. The formulation of problem in this research is how the influence of organizational climate, employee commitment and job satisfaction on employee work performance at PT. XL Axiata Medan, and how the influence of work tenure, personal characteristics, and work environment to the commitment of employees at PT. XL Axiata. The objective of this research is to investigate and analyze the influence of organizational climate, commitment, and job satisfaction on work performance of employees, and to identify and analyze the influence of work tenure, personal characteristics, and work environment to the commitment of employees at PT. XL Axiata.

The applied theory is a human resource management, particularly related to work performance, organizational climate, employee commitment and job satisfaction.

The research method is a survey approach, the nature of this research is explanatory, and descriptive quantitative research. The data was a collected by interview, questionaire and documentation study. The sample in this research are 80 employees. The variables measured by Likert scale. The hypothesis is tested using Chi-square analysis and multiple linear regression analysis through F test and t test.

Simultaneously organizational climate, employee commitment and job satisfaction have a significant effect on work performance of employees in PT. XL Axiata Medan, with a coefficient of determination (R2) equal 0.484. Partially, that each variable organizational climate, employee commitment and job satisfaction have a significant effect on work performance of employees in PT. XL Axiata Medan. The employee commitment variable is more dominant influence on employee job performance at PT. XL Axiata Medan.

The results of analysis showed that the simultaneously working lives, personal characteristics, and work environment variables have a significant effect on the commitment of employees at PT. XL Axiata Medan, with determination coefficient equal 34.6%. Partially, it is known that the work tenure, personal characteristics, and work environment variables have a significant effect on the commitment of employees at PT. XL Axiata Medan. The work environment variable is more dominant influence on the commitment of employees at PT. XL Axiata Medan.

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Dalam suasana persaingan bisnis saat ini, sumber daya manusia (SDM)

di dalam perusahaan harus mampu untuk menjadi mitra kerja yang dapat diandalkan,

baik oleh para pimpinan puncak perusahaan, maupun manajer lini. Para manajer

SDM saat ini berada dalam tekanan yang tinggi untuk menjadi mitra bisnis strategis,

yaitu berperan dalam membantu organisasi untuk memberikan tanggapan terhadap

tantangan-tantangan yang berkaitan dengan down-sizing, restrukturisasi, dan

persaingan global dengan memberikan kontribusi yang bernilai tambah bagi

keberhasilan bisnis. Sehubungan dengan hal tersebut dalam beberapa tahun terakhir

ini, para manajer perusahaan semakin banyak mengarahkan perhatiannya pada perilaku

organisasi (organizational behaviors) baik pada tingkatan manajer level atas maupun pekerja

atau pegawai secara keseluruhan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan profesionalitas yang

berorientasi pada keunggulan kompetitif untuk memenangkan setiap persaingan yang ada.

Untuk mencapai tingkat keunggulan bersaing yang tinggi dan berkesinambungan,

sebuah organisasi lebih menekankan pada pengelolaan sumber daya manusia yang ada.

Meskipun demikian, pengelolaan sumber daya manusia juga tidak hanya menekankan pada

efisiensi serta efektivitas organisasi saja, tetapi juga menekankan pada tataran nilai-nilai

individu. Hal tersebut menjadi salah satu elemen pokok dalam organisasi yaitu kesediaan dan

(21)

tujuan organisasi secara menyeluruh.

Pencapaian tujuan organisasi tersebut berhubungan dengan proses kerja di dalam

organisasi di mana proses kerja tersebut mengacu kepada prestasi kerja. Prestasi kerja akan

meningkat ketika perusahaan dapat menunjukkan penghargaan terhadap kinerja yang lebih

baik dan berkualitas. Kondisi yang diharapkan adalah keselarasan antara tujuan perusahaan

dengan harapan-harapan karyawan, di mana kepuasan atas dasar persepsi karyawan terhadap

iklim organisasi menjadi sesuatu yang perlu dipertimbangkan.

Prestasi kerja pegawai berhubungan dengan faktor di dalam perusahaan, seperti iklim

organisasi dan kepuasan kerja. Iklim organisasi menciptakan lingkungan kerja yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi orang-orang yang ada dalam organisasi.

Kondisi ini selanjutnya akan mempengaruhi prestasi kerja pegawai. Meskipun suatu

organisasi mempunyai pegawai yang handal, jika tidak didukung dengan iklim organisasi

yang kondusif, maka akan menghambat prestasi kerja pegawai yang selanjutnya akan

berdampak terhadap keberhasilan organisasi.

Prestasi kerja pegawai tidak hanya berhubungan dengan faktor di dalam perusahaan,

tetapi juga faktor di dalam diri pegawai itu sendiri, diantaranya komitmen. Komitmen yang

tinggi akan meningkatkan prestasi kerja karyawan. Pengertian komitmen saat ini,

tidak lagi sekedar berbentuk kesediaan pegawai bekerja di perusahaan itu dalam

jangka waktu lama. Namun lebih penting dari itu, pegawai mau memberikan yang

terbaik kepada perusahaan, bahkan bersedia mengerjakan lebih dari yang ditargetkan

perusahaan. Hal ini hanya bisa terjadi jika pegawai merasa senang dan terpuaskan di

perusahaan yang bersangkutan. Banyak faktor yang mempengaruhi komitmen

(22)

dan faktor lingkungan kerja. Semakin lama seseorang bekerja pada suatu organisasi

maka komitmennya terhadap organisasi juga semakin baik. Karakteristik pribadi yang

berhubungan dengan komitmen seperti tingkat pendidikan, jenis kelamin dan juga

perannya di dalam organisasi. Selanjutnya lingkungan kerja yang kondusif akan

meningkatkan komitmen pegawai terhadap perusahaan.

Untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas perusahaan, tentu saja

berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan harus memperhatikan tingkat kepuasan kerja

sekaligus prestasi kerja karyawannya. Tingkat kepuasan kerja tidak terlepas dari pengaruh

kondisi iklim organisasi yang berlaku. Pelaksanaan pekerjaan dalam perusahaan adalah

berdasarkan target, dimana perusahaan memberikan reward berdasarkan pencapaian target,

namun pegawai sering merasa bahwa reward yang diberikan perusahaan tidak sebanding

dengan prestasi yang dicapainya. Hal ini mempengaruhi kepuasan kerja pegawai, yang

selanjutnya akan mempengaruhi prestasi kerja pegawai. Selain itu, hubungan langsung dan

komunikasi dengan atasan juga berpengaruh terhadap terciptanya iklim organisasi yang

kondusif.

Perasaan senang dan terpuaskan juga diperoleh dari perlakuan yang

diterimanya dari perusahaan serta hubungan timbal balik antara pegawai dan

perusahaan sehingga pegawai merasa bertanggung jawab dan merasa memiliki

terhadap perusahaan. Gejala yang sering terjadi dalam sebuah organisasi sebagai

akibat dari kurang stabilnya organisasi adalah rendahnya tingkat kepuasan kerja dan

prestasi kerja yang dicapai oleh pegawai. Akibat paling ekstrim yang dapat

(23)

kemangkiran, dan tingkat pengunduran diri karyawan yang cukup tinggi.

Sehubungan dengan penjelasan di atas, dilakukan suatu kajian pada salah satu

perusahaan swasta yang bergerak di bidang telekomunikasi yang menyediakan jaringan

komunikasi yang handal di Indonesia, yaitu PT. XL Axiata Regional Sumatera di Medan. PT.

XL Axiata (sebelumnya bernama PT. Excelcomindo Pratama) pada saat ini merupakan

penyedia layanan telekomunikasi seluler dengan cakupan jaringan yang luas di

seluruh wilayah Indonesia bagi pelanggan ritel dan menyediakan solusi bisnis bagi

pelanggan korporat. Layanan PT. XL Axiata mencakup antara lain percakapan, data

dan layanan nilai tambah lainnya (value added services). Di Indonesia terdapat

beberapa perusahaan penyedia layanan telekomunikasi seluler yang menjadi pesaing

dari PT. XL Axiata.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, PT. XL Axiata Regional Sumatera

mempunyai pegawai sebanyak 139 orang yang terdiri dari pegawai tetap maupun pegawai

tidak tetap. Fenomena prestasi kerja pegawai diantaranya dapat dilihat dari pemenuhan

permohonan aktivasi pasca bayar yang hanya mencapai 92% dan pemenuhan aktivasi

pra bayar mencapai 87% dari target 100%. Hal ini berhubungan dengan faktor iklim

organisasi, kepuasan kerja dan komitmen pegawai. Dalam hal iklim organisasi, masih

kurang kondusif bagi sebagian pegawai yang disebabkan kesempatan promosi yang

berbeda kepada pegawai. Hal ini menyebabkan mereka tidak bekerja secara maksimal, dan

adanya keinginan pegawai untuk mencari pekerjaan lain dan pindah dari perusahaan.

Demikian juga dalam hal kepuasan kerja pegawai, masih perlu ditingkatkan karena sebagian

(24)

penghargaan perusahaan terhadap pekerjaan pegawai. Kondisi ini menyebabkan prestasi kerja

pegawai tidak maksimal, sebagaimana dilihat dari pencapaian target (rencana) kerja. Adanya

sebagian pegawai yang mengundurkan diri serta pelaksanaan pekerjaan yang tidak maksimal

menunjukkan kurangnya komitmen pegawai. Kurangnya komitmen pegawai terhadap

pekerjaannya akan menurunkan produktivitasnya di dalam perusahaan.

Dalam hal komitmen pegawai yang rendah, terutama berhubungan dengan beberapa

faktor kurang mendapat perhatian perusahaan, diantaranya adalah masa kerja yang tidak

sesuai dengan promosi, di mana sebagian pegawai dengan masa kerja yang sudah cukup lama

tidak mendapat promosi di dalam perusahaan. Demikian juga dengan lingkungan kerja

terutama dalam hal kebebasan mengembangkan kemampuan pegawai masih kurang karena

sistem pekerjaan dalam perusahaan. Selain kedua faktor tersebut, komitmen pegawai juga

berhubungan dengan karakteristik pribadi pegawai tersebut, dimana karakteristik pribadi ini

berhubungan dengan keinginan dan harapan pegawai di dalam perusahaan. Dalam hal ini,

semakin terpenuhi keinginan dan harapan pegawai di dalam perusahaan, maka komitmen

pegawai akan semakin tinggi, dan dalam kenyataannya para pegawai sering merasa bahwa

keinginan dan harapannya tidak terpenuhi oleh perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa fenomena tersebut menunjukkan

adanya hubungan antara iklim organisasi, komitmen, dan kepuasan kerja dengan prestasi

kerja pegawai. Oleh karena itu akan sangat berguna jika dilakukan penelitian untuk

mendapatkan bukti-bukti empiris mengenai hubungan iklim organisasi, komitmen, dan

kepuasan dengan prestasi kerja pegawai, yang dilakukan di PT. XL Axiata Regional

(25)

I.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh iklim organisasi, komitmen pegawai, dan kepuasan kerja

terhadap prestasi kerja pegawai PT. XL Axiata Medan?

2. Bagaimana pengaruh masa kerja, karakteristik pribadi, dan lingkungan kerja

terhadap komitmen pegawai pada PT. XL Axiata?

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh iklim organisasi, komitmen

pegawai, dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja pegawai PT. XL Axiata

Medan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh masa kerja, karakteristik pribadi,

dan lingkungan kerja terhadap komitmen pegawai pada PT. XL Axiata.

I.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi PT. XL Axiata Medan dalam mengelola dan

menangani masalah iklim organisasi, komitmen, dan kepuasan kerja guna

(26)

2. Sebagai bahan untuk menambah khasanah dan memperkaya penelitian ilmiah

di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya bagi Program

Studi Ilmu Manajemen.

3. Sebagai penambah wawasan bagi peneliti dan melatih diri berpikir secara ilmiah

pada bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya yang berkaitan

dengan iklim organisasi, komitmen, kepuasan kerja dan prestasi kerja.

4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang memfokuskan studi

penelitian ini pada masa yang akan datang.

I.5. Kerangka Berpikir

Keberhasilan dan keefektifan sebuah organisasi sangat ditentukan oleh dua

faktor penting, yaitu iklim organisasi, serta komitmen karyawan. Untuk mencapai

tujuan organisasi secara maksimal, pengelolaan tenaga kerja dalam organisasi tidak

hanya mementingkan efisiensi dan efektivitas, akan tetapi harus pula memperhatikan

nilai-nilai individu dari pegawai yang bersangkutan.

Hubungan yang manusiawi menekankan pada orientasi penciptaan iklim

organisasi yang baik dan menyenangkan, di mana hal ini akan berpengaruh pada

peningkatan komitmen dan kepuasan kerja serta diyakini akan mempunyai implikasi

positif terhadap peningkatan prestasi kerja yang didapat oleh karyawan sebuah

organisasi.

Dalam dunia kerja, komitmen seseorang terhadap organisasi/perusahaan

seringkali menjadi isu yang sangat penting. Konsep dari komitmen adalah salah satu

(27)

dinyatakan oleh Guest dalam Armstrong (1999), kebijakan manajemen sumber daya

manusia didesain untuk memaksimalkan integrasi organisasi, komitmen organisasi,

komitmen pegawai, fleksibilitas dan kualitas kerja.

Menurut Mowday, Porter dan Steers (1982) dalam Telemaru (2001), faktor yang mempengaruhi komitmen pegawai terhadap organisasi adalah: masa kerja (tenure), karakteristik pribadi, dan faktor lingkungan pekerjaan. Masa kerja berkorelasi positif dengan komitmen. Karakteristik pribadi yang dianggap berhubungan dengan komitmen diantaranya adalah usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan peran individu di dalam organisasi. Lingkungan dan pengalaman kerja dipandang sebagai kekuatan sosialisasi utama yang mempengaruhi komitmen terhadap organisasi.

Iklim organisasi mempengaruhi praktik dan kebijakan sumber daya manusia

yang diterima oleh anggota organisasi. Wirawan (2005) menyatakan bahwa, “Iklim

organisasi sebagai kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif terus

berlangsung, dialami oleh anggota organisasi, mempengaruhi perilaku mereka dan

dapat dilukiskan dalam pengertian satu set karakteristik atau sifat organisasi”.

Menurut Lewis, Goodman, dan Fandt (2001), pegawai yang bekerja dalam sebuah

organisasi yang menganut nilai-nilai etis dan iklim organisasi yang baik, akan merasakan

keuntungan ganda karena mereka tahu bahwa mereka akan dilindungi baik secara

organisatoris, maupun dengan lingkungan sosialnya. Sebaliknya, sebagian besar pegawai

akan menyatakan perasaan tidak nyaman ketika mereka bekerja dalam sebuah organisasi

yang menunjukkan iklim yang tidak kondusif.

Davis (1996) menyatakan bahwa tingkat kepuasan kerja yang tinggi dari

pegawai merupakan tanda bahwa organisasi telah dikelola dengan baik, dan

merupakan hasil dari manajemen perilaku yang efektif. Kepuasan dan prestasi kerja

(28)

iklim yang berkelanjutan dalam organisasi.

Tingkat kepuasan kerja juga dianggap sangat penting sebagai sebuah proses

pencapaian aktualisasi Diyakini bahwa pegawai yang tidak dapat memperoleh

kepuasan kerja, tidak akan mencapai kematangan psikologis yang pada gilirannya

akan menyebabkan stres, serta berimplikasi pada pencapaian kinerja yang tidak

rnaksimal. Strauss dan Sayless (1996) menyatakan bahwa tingkat kepuasan kerja

mempunyai arti yang sangat penting baik bagi pegawai maupun bagi organisasi,

terutama karena hal ini dapat menciptakan keadaan positif di dalam lingkungan kerja

serta pencapaian prestasi kerja yang lebih baik.

Salah satu upaya dalam meningkatkan kepuasan kerja pegawai adalah dengan

menciptakan lingkungan kerja atau iklim organisasi yang kondusif dan

menguntungkan. Perilaku pemimpin dalam hal ini sangat menentukan terciptanya

keadaan tersebut, di mana keberadaan iklim pada kebanyakan organisasi dibentuk

oleh kepemimpinan yang tepat dan dikomunikasikan juga secara tepat dengan para

bawahan secara keseluruhan.

Kepuasan kerja dan prestasi kerja adalah merupakan variabel organisasi yang

sangat penting untuk terus diteliti dan dipelajari, karena terkait erat dengan berbagai

proses penting dalam aktivitas keorganisasian diantaranya motivasi, komitmen, dan

pergantian pegawai (Kohn dan Boo, 2001). Seseorang secara individual dapat

mencapai tingkat kepuasan kerja dan kinerja yang baik dalam kondisi tertentu, akan

tetapi pada kondisi lain dia tidak dapat mencapainya. Hal yang penting untuk

(29)

tertentu dari kepuasan kerja serta kinerja yang maksimal dalam organisasi mereka.

Kenyataan ini dianggap berlaku universal baik pada organisasi bisnis maupun

pada organisasi publik. Pada organisasi bisnis, dalam operasionalnya dituntut untuk

mampu menciptakan kondisi iklim yang kondusif baik secara organisatoris maupun

dalam hubungannya dengan masyarakat. Sebagai perusahaan yang independen harus

mampu bekerja secara mandiri tanpa intervensi dari pihak manapun. Iklim organisasi

yang baik dan kondusif akan berimplikasi pada tercapainya tingkat kepuasan kerja

dan kinerja secara maksimal serta tercapainya tujuan organisasi secara menyeluruh.

Berdasarkan uraian tersebut, hubungan variabel-variabel dalam penelitian ini

digambarkan dalam suatu kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 1.1. Kerangka Berpikir Iklim Organisasi

Komitmen Pegawai

Kepuasan Kerja Prestasi Kerja Masa Kerja

Lingkungan Kerja Karakteristik

(30)

I.6. Hipotesis

Dari kerangka berpikir di atas, dihipotesiskan sebagai berikut:

1. Iklim organisasi, komitmen pegawai dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap

prestasi kerja pegawai di PT. XL Axiata Medan.

2. Masa kerja, karakteristik pribadi, dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Penelitian Terdahulu

Renyowijoyo (2003) melakukan penelitian dengan judul: Hubungan antara Budaya

Organisasi, Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Prestasi Kerja, Studi Empiris

Karyawan Sektor Manufaktur di Indonesia. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui

hubungan antara budaya organisasi, kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan

prestasi kerja karyawan, studi kelayakan karyawan sektor manufaktur di Indonesia.

Responden dalam penelitian sebanyak 390 orang dari 13 perusahaan di Jakarta, Bogor,

Tangerang, Bekasi, Serang dan Karawang. Data-data dianalisis dengan menggunakan

Uji-f, analisis varian, korelasi Pearson, Path Analysis, dan Analisis Regresi Berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja mempunyai hubungan positif dan

signifikan dengan prestasi kerja karyawan, demikian juga komitmen organisasi mempunyai

hubungan positif dan signifikan dengan prestasi kerja karyawan.

Sariyathi (2006) melakukan study dengan judul: Beberapa Faktor yang

Berasosiasi dengan Prestasi Kerja Karyawan PDAM Kabupaten Klungkung. Tujuan

penelitian adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya asosiasi signifikan secara

bersama-sama maupun secara parsial faktor motivasi, kepuasan kerja, kondisi fisik

pekerjaan, dan kemampuan kerja dengan prestasi kerja karyawan PDAM Kabupaten

Klungkung. Responden dalam penelitian sebanyak 85 orang yang terdiri dari 2 orang

(32)

dengan uji F dan uji t. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa keempat faktor

yang diteliti yaitu faktor motivasi, kepuasan kerja, kondisi fisik pekerjaan, dan

kemampuan kerja supaya, baik secara bersama-sama maupun secara parsial,

berasosiasi signifikan dengan prestasi kerja karyawan. Dari keempat faktor yang

diteliti, ternyata faktor kemampuan kerja memiliki asosiasi paling kuat dengan

prestasi kerja karyawan.

Sholikhan dan Churiyah (2006) melakukan penelitian dengan judul: Analisis

Jalur Iklim Organisasi terhadap Komitmen dan Kepuasan Kerja Serta Implikasinya

pada Prestasi Kerja. Populasi sekaligus sampel sebanyak 45 orang. Proses analisis

menggunakan Analisis Statistik Deskriptif dan Analisis Statistik Inferential yaitu

Analisis Jalur (Path Analysis). Hasil penelitian ini adalah iklim organisasi

berpengaruh signifikan terhadap komitmen karyawan; iklim organisasi, komitmen

karyawan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan; iklim

organisasi, komitmen karyawan, kepuasan kerja karyawan berpengaruh signifikan

terhadap prestasi kerja karyawan baik langsung maupun tidak langsung.

II.2. Teori tentang Iklim Organisasi

II.2.1. Pengertian Iklim Organisasi

Setiap organisasi memiliki budaya, tradisi dan metode tindakan sendiri-sendiri, yang

keseluruhannya akan menciptakan iklim tertentu. Demikian uniknya, sehingga setiap

organisasi juga mempunyai kondisi psikologis yang berbeda-beda. Beberapa

(33)

tampak santai dan lamban. Kondisi psikologis demikianlah yang kemudian

merefleksikan suatu iklim organisasi. Menurut Purnomosidhi (1996), bahwa iklim

organisasi adalah suatu kondisi atau suasana organisasi yang diciptakan oleh berbagai

komponen yang membentuk suatu nilai kebijaksanaan dimana pelaksanaannya sesuai

dengan kepentingan bersama. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa iklim organisasi

berpengaruh positif pada kinerja dan kepuasan kerja, sehingga semakin sesuai dan

sehat suatu iklim organisasi akan semakin tinggi tingkat kepuasan kerja dan kinerja

pegawai.

Owens (1995) mendefinisikan iklim organisasi sebagai studi persepsi individu

mengenai berbagai aspek lingkungan organisasinya. Sementara Keith Davis dalam

Djatmiko (2005) mengemukakan pengertian iklim organisasi sebagai “The human

environment within an organization’s employees do their work”. Pernyataan Davis

tersebut mengandung arti bahwa iklim organisasi itu adalah yang menyangkut semua

lingkungan yang ada atau yang dihadapi oleh manusia di dalam suatu organisasi

tempat mereka melaksanakan pekerjaannya.

Stringer (2002) mendefinisikan iklim organisasi sebagai kualitas lingkungan

internal organisasi yang secara relatif terus berlangsung, dialami oleh anggota

organisasi, mempengaruhi perilaku mereka dan dapat dilukiskan dalam pengertian

satu set karakteristik atau sifat organisasi. Lebih lanjut dinyatakan bahwa iklim

organisasi merupakan suatu konsep yang melukiskan sifat subjektif atau kualitas

(34)

Definisi lain tentang iklim organisasi dikemukakan oleh B. H Gilmer dalam

Hoy dan Miskel (2001) yang menyebutkan bahwa iklim organisasi merupakan

karakteristik yang membedakan satu organisasi dengan organisasi lainnya dan

mempengaruhi orang-orang dalam organisasi tersebut. Sedangkan Steers

menyebutkan bahwa iklim organisasi dapat dipandang sebagai kepribadian organisasi

yang dicerminkan oleh anggota-anggotanya. Lebih lanjut Steers mengatakan bahwa

iklim organisasi tertentu adalah iklim yang dilihat pekerjanya, tidak selalu iklim yang

sebenarnya dan iklim yang muncul dalam organisasi merupakan faktor pokok yang

menentukan perilaku pekerja.

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan tersebut jelas bahwa iklim

organisasi berhubungan erat dengan persepsi individu terhadap lingkungan sosial

organisasi yang mempengaruhi organisasi dan perilaku anggota organisasi. Hoy dan

Miskel (2001) menyebutkan ada dua tipe iklim organisasi, yaitu iklim organisasi

terbuka dan iklim organisasi tertutup. Pada iklim organisasi terbuka, semangat kerja

karyawan sangat tinggi, dorongan pimpinan untuk memotivasi karyawannya agar

berprestasi sangat besar; sedangkan rutinitas administrasi rendah, karyawan yang

meninggalkan pekerjaan seperti bolos, izin dan sebagainya juga rendah; perasaan

terpaksa untuk bekerja juga rendah. Sebaliknya, pada iklim organisasi yang tertutup,

semangat kerja karyawan sangat rendah; dorongan pimpinan untuk memotivasi

karyawannya berprestasi sangat rendah; sedangkan rutinitas administratif tinggi,

karyawan yang meninggalkan pekerjaan tinggi; perasaan terpaksa untuk bekerja juga

(35)

II.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi

Iklim organisasi dirumuskan sebagai kondisi lingkungan kerja yang

diciptakan dan dirasakan oleh para anggotanya serta mempengaruhi perilakunya,

yang digambarkan melalui seperangkat nilai-nilai dan karakteristik tertentu dari

organisasi.

Davis dalam Djatmiko (2005) menyebutkan bahwa unsur-unsur yang

mengkontribusi terciptanya iklim yang menyenangkan adalah: (1) kualitas

kepemimpinan, (2) kadar kepercayaan, (3) komunikasi, ke atas dan ke bawah,

(4) perasaan melakukan pekerjaan yang bermanfaat, (5) tanggung jawab, (6) imbalan

yang adil, (7) tekanan pekerjaan yang nalar, (8) kesempatan, (9) pengendalian,

struktur, dan birokrasi yang nalar, dan (10) keterlibatan pegawai, partisipasi.

Steers (2005) menyebutkan struktur organisasi, teknologi, lingkungan luar dan

kebijakan serta praktek manajemen sebagai faktor pengaruh yang penting terhadap

iklim organisasi. Menurut Okpara (2002), iklim organisasi dapat diukur melalui

perilaku pemimpin, arus komunikasi, interaksi, pengambilan keputusan, motivasi, dan

independensi.

1) Perilaku Pemimpin

Menurut Luthans (2006), bahwa perilaku pimpinan dapat membuat

perbedaan, baik positif maupun negatif. Sebagai contoh sebuah survey

menemukan bahwa eksekutif senior melihat perilaku pimpinan dengan gaya

kepemimpinan perusahaan mereka lebih ke pragmatik daripada konseptual, dan

(36)

memenuhi tantangan sekarang dan masa depan, gaya kepemimpinan seharusnya

mendapat perhatian. Berlawanan dengan para pemimpin di birokrasi klasikal, para

pemimpin organisasi masa kini, harus bersifat lebih usahawan, fokus ke

pelanggan, proses, dan hasil; lebih condong kepada tindakan; lebih memberi

wewenang; komunikatif; berteknologi canggih; mendukung inovasi dan perbaikan

terus menerus; kuat dalam menggunakan bimbingan, saran dan pengaruh; dan

berhemat dalam penggunaan otoritas murni.

Setelah gaya kepemimpinan seseorang dinilai, perlu untuk menyesuaikan

pimpinan dengan situasi. Tiga faktor kondisi atau dimensi kontijensi yang

dikenalkan oleh Fiedler ditetapkan sebagai berikut (Robbins, 2005):

1. Hubungan pemimpin-anggota: Tingkat keyakinan, kepercayaan, dan penghargaan bawahan terhadap pemimpin mereka.

2. Struktur tugas: Tingkatan pada tugas-tugas kerja bawahan terstruktur atau tidak terstruktur.

3. Wewenang jabatan: Tingkat pengaruh seorang pemimpin terletak pada variasi wewenang seperti mempekerjakan, memecat, mendisiplinkan, mempromosikan, dan menaikkan gaji.

2) Arus Komunikasi

Komunikasi adalah proses berbagai makna melalui perilaku verbal dan non

verbal. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau

lebih (Mulyana, 2004). Komunikasi organisasi dapat dinyatakan sebagai

penunjukan atau penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan

bagian dari suatu organisasi tertentu (Pace dan Faules, 2005). Menurut Rogers

(37)

sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah

laku mereka.

Proses komunikasi dimulai apabila seseorang memiliki suatu ide atau

informasi yang ingin disampaikannya kepada orang lain untuk diketahuinya.

Menurut Gitosudarmo dan Sudita (2003), komunikasi berperan dalam tiga jenis

peran manajerial, yaitu:

a. Berperan antar pribadinya, manajer bertindak sebagai simbol dan pemimpin serta sebagai koordinator unit organisasinya. Dia akan berinteraksi dengan bawahan, pelanggan, pemasok dan rekan setingkatnya dan juga dengan atasannya.

b. Berperan informasionalnya, manajer akan selalu mencari informasi dari rekan setingkat, bawahan, pemasok dalam organisasinya, serta kontak pribadi lainnya mengenai segala upaya yang dapat mempengaruhi pekerjaan dan tanggung jawabnya.

c. Berperan keputusannya, manajer menangani gangguan dalam unit organisasinya dan menangani pengalokasian sumber daya kepada bagian-bagian yang membutuhkannya. Keputusannya mungkin diambil sendiri atau melibatkan bawahannya.

3) Interaksi

Hubungan antara satu individu dengan individu lain dalam organisasi, adalah

merupakan serangkaian proses penyesuaian nilai-nilai diri dengan anggota lain dan

lingkungan organisasi secara menyeluruh. Hal ini berhubungan dengan kepribadian,

kemampuan bercakap dan jenis kegiatan, yang merupakan gambaran dari nilai-nilai

individu yang sebenarnya. Untuk itu seseorang harus aktif mempengaruhi, mengubah

ataupun menyesuaikan dengan nilai-nilai individu lain dalam batas-batas yang

memungkinkan (Ahmadi, 1999).

Interaksi adalah serangkaian hubungan antara dua atau lebih individu, yang

(38)

melengkapi perilaku diantara mereka. Dengan demikian dua fungsi individu dalam

kehidupan organisasi, akan berjalan dengan seimbang baik sebagai obyek maupun sebagai

subyek.

4) Pengambilan Keputusan

Simon dalam Steers (2005), menyatakan bahwa proses pengambilan

keputusan dalam organisasi dilakukan melalui 3 (tiga) tahapan, yaitu:

1) Kegiatan inteligensi; mencakup pengenalan masalah dan pencarian sebab-sebab masalah serta metode pemecahannya.

2) Kegiatan morancang; yaitu merumuskan dan menilai berbagai alternatif cara bertindak dilihat dari kemungkinan akibat negatif maupun positifnya. 3) Kegiatan pilihan atau keputusan itu sandhi.

Masalah utama yang berkaitan dengan strategi manajemen dalam

pengambilan keputusan adalah bagaimana atasan mengizinkan para bawahannya

untuk ikut berpartisipasi dalam proses yang akan mempengaruhi pekerjaan

mereka. Ada tiga hal utama yang berkaitan dengan partisipasi dalam poses

pengambilan keputusan, yaitu: (1) keputusan otokratis, yang sepenuhnya

ditentukan oleh atasan, (2) keputusan konsultatif, yang diambil oleh atasan setetah

berkonsultasi dengan bawahannya, dan (3) keputusan kelompok, yang diambil

berdasarkan hasil partisipasi anggota kelompok (Vroom dan Yetton dalam Steers,

2005).

Ada beberapa strategi untuk meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan

yang dikemukakan oleh Thompson dalam Steers (2005) bahwa keputusan dalam

organisasi dicirikan oleh dua dimensi utama yaitu (1) keyakinan mengenai hubungan

(39)

5) Motivasi

Teori motivasi merupakan konsep yang bersifat memberikan penjelasan

tentang kebutuhan dan keinginan seseorang serta menunjukkan arah tindakannya.

Menurut Herpen et al, (2002), bahwa motivasi seseorang berupa intrinsik dan

ekstrinsik. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik sesuatu yang sama-sama

mempengaruhi tugas seseorang. Kombinasi insentif intrinsik dan ekstrinsik

merupakan kesepakatan yang ditetapkan dan berhubungan dengan psikologi

seseorang.

Gouzaly (2000), mengelompokkan faktor-faktor motivasi kedalam dua

kelompok yaitu, faktor eksternal (karakteristik organisasi) dan faktor internal

(karakteristik pribadi). Faktor eksternal (karakteristik organisasi) yaitu: lingkungan

kerja yang menyenangkan, tingkat kompensasi, supervisi yang baik, adanya

penghargaan atas prestasi, status dan tanggung jawab. Faktor internal

(karakteristik pribadi) yaitu: tingkat kematangan pribadi, tingkat pendidikan,

keinginan dan harapan pribadi, kebutuhan, kelelahan dan kebosanan.

Menurut Mondy and Noe (1996); Direct financial compensation consist of

the pay that a person receives in the form of wages salaries, bonuses and

commissions. Indirect financial compensation (benefits) includes all financial

rewards that are not included direct compensation. Kompensasi non keuangan

terdiri dari kepuasan yang diterima oleh seseorang dari tugas atau dari psikologi

(40)

Pada saat-saat tertentu seseorang dalam menerima kompensasi akan

mengukur penerimaannya dengan bentuk nonfinancial atau financial hal ini

tergantung pada tingkat kebutuhan yang dimilikinya. Menurut Werther dan Davis

(1996); manajemen kompensasi berusaha keras membuat keadilan luar dan dalam.

Internal menghendaki keadilan nilai pembayaran relatif sama dengan tugas yang

diterima sedangkan eksternal adalah pembayaran pekerja sebanding dengan

pembayaran oleh perusahaan lain dipasaran tenaga kerja. Jadi kompensasi

berusaha untuk memberikan kewajaran terhadap pembayaran-pembayaran yang

diterima oleh pekerja baik dilihat dari dalam perusahaan maupun dari luar

perusahaan.

6) Independensi

Suatu hal yang seringkali mendapatkan sorotan tajam dari publik terhadap

aktivitas sebuah organisasi adalah rendahnya tingkat independensi, baik secara

individu sebagai anggota, maupun pada tataran organisasi secara keseluruhan. Hal

ini tentu saja akan memicu kecenderungan terjadinya pemilihan orang-orang untuk

menempati posisi strategis dalam organisasi, yaitu orang-orang yang dekat dengan

penguasa tertinggi (pimpinan).

Harkrisnowo (2003), mengungkapkan bahwa adanya iklim independensi dalam

sebuah organisasi, akan mempu menciptakan beberapa situasi kondusif, antara lain:

1) Rekrutmen dan penempatan pejabat dalam organisasi sesuai dengan keahlian dan pengalamannya.

(41)

Namun demikan harapan pada terciptanya iklim independensi dalam organisasi

harus dapat didukung oleh berbagai hal mendasar yang berhubungan dengan sumber daya

manusia (Harkrisnowo, 2003) yaitu:

1) Individu harus mempunyai integritas yang tinggi dan bersih.

2) Mempunyai kemampuan manajerial, substantive dan juga motivasi yang besar.

3) Mempunyai pemahaman yang berwawasan public service. 4) Dapat mengambil keputusan secara transparan dan obyektif.

5) Mampu memperhitungkan public opinion dalam pengambilan keputusannya.

Hal penting lainnya yang harus diperhitungkan adalah bahwa independensi

ini mempunyai kemungkinan untuk diterjemahkan sebagai kebebasan yang tak

terbatas (unlimited independence). Dalam kerangka ini, suatu mekanisme

akuntabilitas publik akan mampu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan

terjadinya penyimpangan yang diakibatkan oleh interpretasi yang keliru terhadap

makna independensi yang sesungguhnya. Kesimpulannya, dengan adanya iklim

independensi, akan mampu meningkatkan kinerja organisasi, selama hal itu

diinterpretasikan dengan benar.

Litwin dalam Holbche (2005) mengklasifikasikan dimensi iklim organisasi

sebagai berikut:

1. Tanggung jawab, karyawan diberi kebebasan untuk melaksanakan tugas dan menyelesaikannya, diberi motivasi yang lebih untuk melaksanakan tugas tanpa harus selalu mencari persetujuan manajer, diberi keberanian menanggung resiko dari pekerjaan tanpa rasa takut dimarahi.

2. Fleksibilitas, karyawan diberi kebasan untuk lebih inovatif.

(42)

4. Komitmen tim, orang akan memberikan apa yang terbaik yang mereka bisa lakukan jika mereka memiliki komitmen terhadap organisasi dan bangga berada di dalamnya.

5. Kejelasan, kejelasan terhadap apa yang menjadi tujuan, tingkatan tanggung jawab, nilai-nilai organisasi. Hal ini penting diketahui oleh karyawan agar mereka tahu apa yang sesungguhnya diharapkan dari mereka dan mereka dapat memberikan kontribusi yang tepat bagi organisasi.

6. Penghargaan, karyawan dihargai sesuai dengan kinerjanya. Manajer harus lebih banyak memberikan pengakuan daripada kritikan. Sistem promosi harus dibuat untuk membantu karyawan meraih puncak prestasi. Kesempatan berkembang harus menggunakan penghargaan dan peningkatan kinerja. 7. Gaya kepemimpinan, ketika gaya kepemimpinan sesuai dengan situasi yang

ada maka hasil akan dicapai.

II.3. Teori tentang Komitmen

II.3.1. Pengertian Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi dapat didefinisikan sebagai “relative strength of an

individual’s identification with an involvement in a particular organization” (Porter

et al. dalam Prasetyono dan Kompyurini, 2007). Selanjutnya menurut Aranya et al.

dalam Prasetyono dan Kompyurini (2007) mendefinisikan komitmen sebagai:

1. Keyakinan dan penerimaan tujuan dan nilai organisasi.

2. Kemauan untuk berusaha atau bekerja untuk kepentingan organisasi.

3. Hasrat untuk menjaga keanggotaan organisasi.

Menurut Meyer dalam Prasetyono dan Kompyurini (2007), komitmen

organisasi dibangun melalui identifikasi individual dengan tujuan organisasi

(affective commitment) dan biaya terkait dengan tetap tinggalnya seseorang pada

suatu organisasi (the “side-bet” theory atau continuance commitment) serta apa yang

(43)

Komitmen organisasi adalah perasaan dan sikap para pekerja tentang

keseluruhan organisasi (Riggio, 2000). Seseorang pekerja yang mempunyai perasaan

positif terhadap keseluruhan organisasi kerja kelihatannya akan lebih sedikit

absennya dalam bekerja dan sedikit yang meninggalkannya untuk bekerja pada

organisasi lain dibandingkan jika pekerja mempunyai sikap perasaan negatif terhadap

organisasinya.

Menurut Yousef (200), bahwa komitmen organisasi telah mendapat perhatian

pada riset-riset terdahulu karena pengaruhnya yang signifikan dalam tingkah laku

kerja seperti kepuasan kerja, prestasi kerja (performance), absensi, dan intensitas

turnover. Komitmen organisasi mempunyai tiga komponen dasar yaitu:

a. Kepercayaan yang kuat dalam penerimaan tujuan dan nilai-nilai organisasi

(identification).

b. Kemauan untuk mengerahkan usahanya atas nama organisasi (involvement).

c. Keinginan yang kuat untuk tetap bersama organisasi (loyalty).

Argyris dalam Sukarno dan Prasetyohadi (2004) membagi komitmen menjadi

dua, yaitu komitmen internal dan komitmen eksternal. Komitmen internal merupakan

komitmen yang berasal dari diri karyawan untuk menyelesaikan berbagai tugas,

tanggung jawab dan wewenang berdasarkan pada alasan dan motivasi yang dimiliki.

Komitmen eksternal dibentuk oleh lingkungan kerja, yang muncul karena adanya

tuntutan terhadap penyelesaian tugas dan tanggung jawab yang harus diselesaikan

(44)

Menurut Armstrong (1999), ada dua aliran pemikiran tentang komitmen.

Aliran yang pertama aliran yang mengedepankan dari kontrol menuju komitmen

(from control to commitment) yang dipelopori oleh Walton. Menurutnya, kinerja akan

meningkat jika organisasi berpindah dari pendekatan tradisional yang menekankan

kontrol ke pendekatan yang lebih menitikberatkan pada manajemen pendorong kerja

(workforce management). Hal ini dicapai dengan cara memantapkan perintah,

mengolah kontrol dan mencapai efisiensi dalam dorongan kerja.

Menurut Walton dalam Armstrong (1999), pendekatan ini sebaiknya diganti

dengan strategi komitmen. Pekerja akan menampilkan respon terbaik dan terkreatif

mereka tidak pada saat mereka dikontrol secara ketat oleh manajemen, diletakkan

pada pekerjaan yang telah ditentukan secara ketat dan diperlakukan secara kaku,

namun kondisi ini akan dijumpai pada saat mereka diberi tanggung jawab yang lebih

luas, ditantang untuk memberi kontribusi dan dibantu untuk mencapai kepuasan

di tempat kerja. New commitment based approach memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Pekerjaan didesain lebih luas dari sebelumnya (dikombinasikan dengan

perencanaan dan implementasi serta mencakupkan pula usaha-usaha untuk

meningkatkan tindakan-tindakan, tidak hanya sekedar mempertahankan

(maintain) semata.

b. Tanggung jawab individu diharapkan berubah seiring dengan perubahan

(45)

Dengan hirarki manajemen yang relatif datar (flat) serta perbedaan status

diminimalkan, kontrol dan koordinasi lateral tergantung pada tujuan-tujuan yang

bersama dan menonjolkan keahlian, bukan posisi formal yang mempengaruhi.

Aliran kedua adalah aliran Japannese/excellence yang ditampilkan oleh Peters

dan Waterman dalam Armstrong (1999) yang melihat pola komitmen yang

menghubungkan pencapaian prestasi terbaik (excellence) untuk mendapatkan

komitmen utuh sebagai pendorong kerja pada suatu organisasi sebagaimana yang

banyak dijumpai di negara Jepang.

Usaha untuk menjelaskan rahasia kesuksesan bisnis bahwa cara terbaik untuk

memotivasi orang-orang untuk mencapai komitmen penuh pada nilai-nilai organisasi

adalah melalui kepemimpinan (leadership) dan keterlibatan. Pendekatan ini seringkali

disebut pendekatan Heart and Minds (Armstrong,1999).

Pendekatan Heart and Minds ini menurut Peters dan Austin dalam Armstrong

(1999) menggunakan cara memperlakukan orang seperti orang dewasa, mengeluarkan

antusiasme mereka dengan kepemimpinan yang hidup/membangkitkan semangat

serta imajinatif. Selain itu juga mengembangkan dan mendemonstrasikan obsesi pada

kualitas, membuat mereka merasa memiliki bisnis sendiri. Dorongan semacam ini

akan mengeluarkan respon berupa komitmen total.

II.3.2. Pendekatan Komitmen Organisasi

Pendekatan untuk menjelaskan mengenai komitmen organisasi oleh Shepperd

(46)

a. Pendekatan berdasarkan sikap (attitudinal approach)

Komitmen menurut pendekatan ini, menunjuk pada permasalahan keterlibatan

dan loyalitas. Menurut Mowday dan Potter dalam Armstrong (1999) komitmen

adalah identifikasi yang relatif kuat serta keterlibatan dari individu terhadap

organisasi tertentu. Ada 3 faktor yang tercakup di dalamnya, yakni:

1. Keinginan kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi.

2. Keyakinan kuat dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan serta tujuan dari

organisasi.

3. Penerimaan untuk melakukan usaha-usaha sesuai dengan organisasi.

Sementara menurut Steers (2005), komitmen organisasi adalah kekuatan relatif

dari identifikasi individu untuk terlibat dalam organisasi tertentu. Komitmen

organisasi ditandai oleh:

1. Adanya keyakinan kuat dan penerimaan terhadap tujuan serta nilai-nilai dari

organisasi.

2. Adannya keinginan untuk mengerahkan usaha bagi organisasi.

3. Adanya keinginan untuk mempertahankan keanggotaan di organisasi tersebut.

Menurut Kuntjoro (2002), seseorang yang memiliki komitmen tinggi akan

memiliki identifikasi terhadap organisasi, terlibat sungguh-sungguh dalam

pekerjaannya dan ada loyalitas serta afeksi positif terhadap organisasi. Selain itu

tampil tingkah laku berusaha kearah tujuan organisasi dan keinginan untuk tetap

(47)

Menurut Armstrong (1999), ada 3 faktor yang berkaitan dengan keberadaan

komitmen organisasi, yakni:

1. Karakteristik personal, mencakup di dalamnya umur serta tingkat pendidikan. 2. Karaketeristik pekerjaan, mencakup di dalamnya adalah tantangan,

kesempatan untuk berinteraksi sosial dan jumlah umpan balik yang diterima oleh individu tersebut.

3. Pengalaman kerja, mencakup di dalamnya sikap terhadap organisasi, kebebasan atau independensi organisasi serta realisasi terhadap harapan-harapan di dalam organisasi.

b. Pendekatan komitmen organisasi multi dimensi (the multidimensional approach)

Menurut Allen dan Meyer dalam Prasetyono dan Kompyurini (2007), ada tiga

komponen yang mempengaruhi komitmen organisasi, sehingga karyawan

memilih tetap atau meninggalkan organisasi berdasar norma yang dimilikinya.

Tiga komponen tersebut adalah:

1. Affective commitment, yang berkaitan dengan adanya keinginan untuk terikat

pada organisasi. Individu menetap dalam organisasi karena keinginan sendiri.

Kunci dari komitmen ini adalah want to.

2. Continuance commitment, adalah suatu komitmen yang didasarkan akan

kebutuhan rasional. Dengan kata lain, komitmen ini terbentuk atas dasar

untung rugi, dipertimbangkan atas apa yang harus dikorbankan bila akan

menetap pada suatu organisasi. Kunci dari komitmen ini adalah kebutuhan

untuk bertahan (need to).

3. Normative Commitment, adalah komitmen yang didasarkan pada norma yang

Gambar

Gambar 1.1. Kerangka Berpikir
Tabel III.1. Definisi Operasional Variabel  Hipotesis Pertama
Tabel III.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua
Tabel III.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara adult attachment style dan kesiapan menjadi orang tua pada masa dewasa awal.. Penelitian ini menggunakan

Transformator merupakan suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke

(1) Pemerintah menugaskan BSNP untuk menyelenggarakan Ujian nasional yang diikuti peserta didik pada setiap satuan pendidikan jalur formal pendidikan dasar dan menengah, dan

Pada kasus gadai mobil sewa tersebut sebagai pelaku adalah M. Ubaidillah Effendi dan Agus Sumaryanto yang berposisi sebagai penyewa mobil milik Cycilia Cyntia

Untuk mendapatkan data sebanyak mungkin, penulis juga mengadakan wawancara langsung dengan pemain Grup Musik Nunut serta masyarakat desa Lobu Singkam yang mengetahui tentang

Untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal tanpa memperhatikan permintaan pasar, dapat diketahui dengan cara mengatahui produk apa yang harus dikurangi hasil produksi dengan

tahun Dua ribu enam belas melalui situs Pengadaan (ULP) Polres Klungkung tusan Kapolres Klungkung Nomor : giatan Penjelasan pekerjaan tersebut di situs

Berkaitan dengan hal ini, Pemerintah Kota Solok telah menyusun prosedur perencanaan bangunan partisipatif, dokumen ini disusun dengan melibatkan Pemerintah Daerah,