• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prevalensi Terjadinya Kanker Serviks pada Wanita Berdasarkan Usia dan Jenis Kanker pada Tahun 2009 di RSUP H. Adam Malik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Prevalensi Terjadinya Kanker Serviks pada Wanita Berdasarkan Usia dan Jenis Kanker pada Tahun 2009 di RSUP H. Adam Malik"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PREVALENSI TERJADINYA KANKER SERVIKS PADA WANITA BERDASARKAN USIA DAN JENIS KANKER PADA TAHUN 2009 DI

RSUP H. ADAM MALIK Oleh:

NG JUEN XIANG 070100262

FAKULTAS KEDOKTERAAN

FAKULTAS KEDOKTERAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Prevalensi Terjadinya Kanker Serviks pada Wanita Berdasarkan Usia dan Jenis Kanker pada Tahun 2009 di RSUP H. Adam Malik

Nama : Ng Juen Xiang NIM : 070100262

___________________________________________________

Pembimbing Penguji I

____________________

____________________

(dr.H. Joko. S. Lukito, SpPA) (dr. Juliandi Harahap, MA)

Penguji II

_______________________ (dr. Kiking ritarwan SpS)

Medan, 01 December 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(3)

ABSTRAK

Kasus kanker serviks mencakup 12% dari seluruh jenis kanker pada wanita di dunia dan kasus-kasus kankers serviks lebih sering dijumpai di Negara yang berkembang di mana Negara berkembang ini mencakupi 80% kasus kanker serviks di dunia. Di Indonesia kanker serviks merupakan kanker ganas utama pada wanita.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jumlah penderita kanker serviks dan jenis kanker serviks yang ada di RSUP. H Adam Malik pada tahun 2009. Jenis penelitian adalah deskriptif dan metode penelitian yang digunakan adalah

cross-sectional.

Distribusi kanker serviks paling prevalensi adalah pada golongan usia 35-54 tahun, sebanyak 75% dari jumlah kasus dan jenis kanker yang paling sering dijumpai adalah squamous cell carcinoma sebanyak 85.5% dari jumlah kasus.

.

(4)

ABSTRACT

Cervical cancer cases have encompass 12% of total case of cancer types in women in the world and cervical cancer cases are more likely to be found in developing country where the developing country encompass 80% of cervical cancer case in the world. In Indonesia cervical cancer is one of the main malignancy tumor found in women.

The aim of this research is to discover the number of cervical cancer dan types of cervical cancer in Haji Adam Malik Hospital in year 2009. Descriptive was the type of study being use in this research and cross-sectional was used as the method of this study.

Distribution of the most prevalence cervical cancer at the age between 35 and 54 year old, around 75% of total cases and the most frequent type of cancer is squamous cell carcinoma, around 85.5% of total cases.

(5)

KATA PENGANTAR

Saya sangat bersyukur dapat dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini dengan judul “Prevelansi terjadinya kanker serviks pada wanita berdasarkan umur penderita kanker serviks pada tahun 2009 di Medan”.

Karya tulis ilmaiah ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pembelajaran semester VII di Fakultas Kedokteraan Universitas Sumatera Utara.

Peneliti, Ng Juen Xiang mendapat berbagi bimbingan yang sangat membantu semasa penulisan dilakukan. Dengan ini, saya mengambil kesempatan ini untuk berterima kasih kepada:

1. dr. Joko. S, Lukito, SpPA selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah. 2. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedoteraan Universitas Sumatera Utara.

Orang tua peneliti yang memberi dukungan kepada peneliti dari berbagai sumber.

3. Teman-teman kelompok penulisan karya tulis ilmiah. 4. Staf-staf departmen admistrasi RSUP. H. Adam Malik.

(6)

Peneliti mengharapkan agar karya tulis ilmiah ini dapat memberikan sumbangan ilmiah kepada pihak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara agar dimanfaatkan.

Medan, 02 Mei 2010

Peneliti,

(7)

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Pengesahan... I

Abstrak……… II

Abstract……… III

Kata Pengantar... IV

Daftar Isi……… VI

Daftar tabel... IX Daftar Singkatan... X

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Tujuan Penelitian... 2

1.4 Manfaat Penelitian... 3

1.4.1 Bagi Tenaga Kesehatan... 3

1.4.2 Bagi Masyarakat... 3

1.4.3 Bagi Pemerintah... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1 Definisi Kanker Serviks... 5

2.2 Faktor Resiko dan Penyebab Kanker Serviks... 5

2.3 Tingkat Keganasan Kanker Serviks... 6

(8)

2.5 Gambaran Klink... 9

2.6 Pemeriksaan Lab... 10

2.7 Pemeriksaan Radiologi... 10

2.8 Penatalaksanaan... 10

2.9 Pencegahan Kanker Serviks... 12

2.10 Komplikasi... 13

2.11 Prognosa... 14

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 15 3.1 Kerangka Konsep Penelitian... 15

3.2 Definisi Operasional... 15

3.2.1 Istilah... 15

3.2.2 Cara Menlakukan Pengukuran Kanker Serviks... 15

3.2.3 Proses Menlakukan Penelitian... 16

BAB 4 METODE PENELITIAN... 17

4.1 Jenis Penelitian... 17

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian... 17

4.3 Populasi dan Sampel... 17

4.4 Teknik Pengumpulan Data... 18

(9)

BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

5.1Hasil Penelitian... 19

5.1. 1 Kareteristik penderita dalam rekam medis... 19

5.1. 2 Frekuensi penderita penderita kanker serviks... 21

5.1. 3 Frekuensi kasus jenis-jenis kanker serviks... 22

5.1. 4 Distribusi frekuensi tipe kanker squamous cell Carcinoma... 22

5.1. 5 Memberi informasi tentang jangka usia dengan jumlah kasus jenis kanker... 23

5.2 Pembahasan... 25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1Kesimpulan... 27

6.2Saran... 27

(10)

DAFTAR TABEL

No Tabel halaman

1 Tabel 2.1 Klasifikiasi kanker serviks berdasarkan TNM 7 2 Tabel 5.1.1 Distribusi frekuensi karakterikstik kasus penderita

kanker serviks menurut golongan usia yang telah ditentukan di RSUP H. Adam Malik Medan (N=104)

19

3 Tabel 5.1.2 Distirbusi Frekuensi Penderita Kanker Serviks menurut usia penderita

20

4 Tabel 5.1.3 Distribusi frekuensi jenis kanker serviks di RSUP H. Adam Malik

21

5 Tabel 5.1.4 Tipe squamous cell carcinoma yang ada di RSUP H. Adam Malik Medan Tabel

22

6 Tabel 5.1.5 Jenis-jenis kanker yang diderita menurut golongan usia di RSUP H. Adam Malik Medan

23

7 Tabel 5.1.6 Tipe-tipe squmous cell carcinoma yang diderita menurut jangka usia di RSUP H. Adam Malik

(11)

DAFTAR SINGKATAN

ACS : American Cancer Society

AJCC : American Joint Committee on Cancer

FK USU : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara TNM : Tumor Nodul Metastase

(12)

ABSTRAK

Kasus kanker serviks mencakup 12% dari seluruh jenis kanker pada wanita di dunia dan kasus-kasus kankers serviks lebih sering dijumpai di Negara yang berkembang di mana Negara berkembang ini mencakupi 80% kasus kanker serviks di dunia. Di Indonesia kanker serviks merupakan kanker ganas utama pada wanita.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jumlah penderita kanker serviks dan jenis kanker serviks yang ada di RSUP. H Adam Malik pada tahun 2009. Jenis penelitian adalah deskriptif dan metode penelitian yang digunakan adalah

cross-sectional.

Distribusi kanker serviks paling prevalensi adalah pada golongan usia 35-54 tahun, sebanyak 75% dari jumlah kasus dan jenis kanker yang paling sering dijumpai adalah squamous cell carcinoma sebanyak 85.5% dari jumlah kasus.

.

(13)

ABSTRACT

Cervical cancer cases have encompass 12% of total case of cancer types in women in the world and cervical cancer cases are more likely to be found in developing country where the developing country encompass 80% of cervical cancer case in the world. In Indonesia cervical cancer is one of the main malignancy tumor found in women.

The aim of this research is to discover the number of cervical cancer dan types of cervical cancer in Haji Adam Malik Hospital in year 2009. Descriptive was the type of study being use in this research and cross-sectional was used as the method of this study.

Distribution of the most prevalence cervical cancer at the age between 35 and 54 year old, around 75% of total cases and the most frequent type of cancer is squamous cell carcinoma, around 85.5% of total cases.

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker serviks mencakup 12% dari seluruh jenis kanker pada wanita di dunia. Pada tahun 2000, secara global, terdapat 470600 kasus baru dan 233400 yang meninggal dunia akibat kanker serviks. Ini menunjukkan mortalitas kanker serviks cukup menakutkan yaitu sebanyak 50% daripada kasus baru kanker serviks. Kasus-kasus kanker serviks lebih sering dijumpai di negara yang berkembang (kecuali negara industri) dan meliputi lebih daripada 80% kasus kanker serviks di dunia.

Menurut bahan presentasi, Dr. Rizal, SpOG(K) ONK,secara global, setiap 2 menit akan ada seorang wanita meninggal dunia akibat penyakit kanker serviks. Prevalensi kanker serviks sangat tinggi terutama di Negara-negara Asia. Dinyatakan bahawa setiap hari, di Indonesia terdapat 40-45 wanita didiagnosa dengan kanker serviks dan 20-23 akan meninggal dunia akibat kanker serviks. (Ferlay J, et al.)

World Health Organization (WHO) menyatakan, saat ini penyakit kanker

serviks masih menempati peringkat tertinggi di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada wanita di dunia. Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah kasus kanker serviks yang tertinggi di dunia, setiap tahun terdapt 15.000 kasus kanker serviks terdeteksi dan kira-kira 8000 kasus di antaranya akan berakhir dengan kematian.

(15)

peringkat pertama kanker pada wanita yaitu sebanyak 285 kasus yaitu sebanyak 23,85% daripada semua jenis kanker pada wanita. Distribusi kanker serviks menurut kelompok umur di Instalasi Patologi Anatomi Tahun 1997-2001 adalah sebagai berikut: kasus terbanyak terjadi kanker serviks pada usia produktif yaitu 35-54 tahun (42,26%) di Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin (RSUPMH) dan 23,14% di luar Rumah Sakit Umum Mohammad Hoesin sebanyak 65,60% daripada keseluruhan kasus kanker serviks yang terjadi di Rumah Sakit Umum Mohammad Hoesin.

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut:

1. Pada usia mana yang paling sering dan mungkin menderita kanker serviks berdasarkan hasil patologi anatomi kanker serviks di ruang rekam medis di RSUP H. Adam Malik ?

2. Pada golongan usia wanita mana yang paling sering terjadi kanker serviks di RSUP H. Adam Malik berdasarkan rekam medis di ruang rekam medis ? 3. Jenis kanker serviks apa yang paling sering dijumpai pada wanita tanpa

mengirakan usia mereka berdasarkan rekam medis yang diperolehi di ruang rekam medis di RSUP H. Adam Malik ?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitan adalah untuk mengetahui prevalensi kanker serviks yang ditemui pada departmen rekam medis di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2009 melalui data-data yang ada di ruang rekam medis.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui prevalensi kasus kanker serviks yang terjadi di RSUP H. Adam Malik menurut golongan usia.

(16)

3. Mengetahui prevalensi terjadinya jenis kanker serviks pada usia penderita kanker serviks di RSUP H. Adam Malik.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Tenaga Kesehatan

1. Dokter terutama dokter obgyne dapat mengetahui prevelensi terjadi kanker serviks pada RSUP H. Adam Malik terhadap penderita kanker serviks.

2. Depkes mendapat data-data tentang penelitian ini yang dapat membantukan depkes untuk mencatatkan hasil serta prevalensi kanker serviks di rumah sakit ini.

3. Depkes dapat membandingkan prevalensi kanker serviks yang terjadi berdasarkan usia dengan prevalensi kanker serviks di tempat lain.

4. Jika ada perbedaan prevalensi kanker serviks berdasarkan umur, maka penelitian lanjut dapat dilaksanakan untuk mencari hubungannya. Ini dapat membantu dokter untuk menambahkan pengetahunan dan mungkin menjadikan sebab untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pada pasien yang menderita kanker serviks pada daerah tersebut.

1.4.2 Bagi Masyarakat

1. Masayarakat akan mempunyai referensi mengenai kanker serviks dengan lebih baik yang terdapat di tinjauan pustaka dan hasil penelitian ini. Selain itu, penelitian ini dapat menyakinkan masyarakat agar lebih berwaspada dengan hasil penelitian yang ada apabila karya ilmiah tulis ini dipublikasikan.

(17)

1.4.3 Bagi Pemerintah

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kanker Serviks

Kanker serviks adalah neoplasma malignansi yang terjadi pada daerah serviks yaitu di antara uterus dan vagina. Biasanya gejala klinis tidak tampak pada stadium awal dan gejala klinis muncal pada stadium lanjut.

2.2 Faktor Resiko dan Penyebab Kanker Serviks

Dari awal data penelitian, ini menunjukkan terdapat hubungan antara kanker serviks dengan hubungan aktivitas seksual. Faktor risiko yang paling tampak dan jelas adalah: hubungan seks yang terjadi pada usia yang muda(<16 tahun), hubungan seks yang pasang berganti-ganti (promiskuitas), pernah atau sedang menderita penyakit infeksi kelamin dan usia di antara 40-60 tahun. Terdapat penelitian mengatakan hubungan seks berpotensial menyebabkan trasmisi karsinogen tetapi tidak ada penjelasan ini tepat sehingga berkembangan teknologi dalam biologi molekular yang membantu ahli sains mendeteksi viral(bersifat kasinogenik) dalam sel serviks.

Terdapat bukti yang kuat mengatakan human papilomavirus (HPV) sebagai suspek prima. DNA virus HPV dideteksi lebih daripada 90% pada

squmous intraepithelial lesions (SIL) dan kanker serviks invasif. Tranformasi

malignansi sangat dipengaruhi oleh papiloma dengan menyebab lesi. Squmous

intraepithelial lesions sering dijumpai pada wanita muda dan kanker invasif lebih

sering dijumpai pada wanita yang 10-15 tahun lebih tua, kanker ini dikatakan progresi lambat.

(19)

membuktikan faktor yang lain juga perlu terlibat supaya proses karsinogenesis dapat terjadi.

Tiga faktor utama yang dicuriga menyebab terjadinya progresi kanker serviks ini. Faktor-faktor ini adalah: jenis serta durasi infeksi virus, dengan tipe HPV yang mempunyai risiko yang lebih tinggi daripada tipe HPV yang lain dan infeksi yang berkelanjutan. Namun begitu, terdapat juga resiko lain yang terlibat seperti: imunitas menurun akibat multiparitas atau gangguan nutrisi dan faktor lingkungan seperti merokok, kontrasepsi oral atau defisiensi vitamin. Tambahan, berbagai faktor ginekologik termasuk, usia menarche, pertama melakukan hubungan seks dan pasangan seks yang banyak yang meningkat risiko kanker serviks.

Human papillomavirus yang menginfeksi serviks manusia terbagi menjadi

2 kelompok yaitu: tipe resiko rendah (HPV 6b dan 11) tidak pernah dijumpai kanker serviks invasive dan tipe resiko tinggi (HPV 16 dan 18) dapat dijumpai kanker serviks invasif pada 90% kasus.

Human immunodeficiency virus (HIV) menyebabkan kanker serviks

belum pasti lagi tetapi prevalensi lebih tinggi pada HIV-seropositif daripada seronegatif yang menderita HPV. Prevalensi HPV mempunyai hubungan langsung dengan keparahan immunosupresi dengan mengukur CD4. HIV mempunyai efek sinergik dengan infeksi HPV, sama ada interaksi langsung dengan molekular atau secara tidak langsung dengan efek immunologik tetapi masih belum jelas.

2.3 Tingkat Keganasan Kanker Serviks

Terdapat beberapa klasifikasi untuk tingkat kanker serviks seperti

International Federation of Gyneacology and obstetrics (FIGO) dari World

(20)

International Union Against Cancer(UICC) serta American Joint Committee on

Cancer(AJCC).

Stadium FIGO terbagi kepada 0, I, IA, IA1, IA2, IB, IB1,IB2, II,IIA, IIB, III, IIIA, IIIB, IV, IVA dan IVB.

Stadium TMN terbagi kepada Tx, T0, Tis, T1, T1a, T1a1, T1a2, T1b, T1b1, T2, T2a, T2b, T3, T3a, T3b, T4 dan M1 seperti di tabel 2.1.

Tabel 2.1

Klasifikasi Kanker serviks berdasarkan TNM Stadium

Tx - Tumor primer yang tidak dapat ditentu. T0 - Tidak ditemukan tumor primer

Tis 0 Karsinoma In Situ (KIS) atau karsinoma intraepitel: membran basalis masih utuh

T1 I Proses karsinoma serviks terbatas pada uterus

T1a IA Karsinoma invasif hanya dapat didiagnosa dengan mikroskop,

T1a1 IA1 Bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor suda h memasuki stroma tidak > 3mm, tersebar ke lateral tidak > 7mm

(21)

T1b IB Secara klinis, dapat dilihat lesi pada batasan serviks atau lesi lebih tampak daripada IA2

T1b1 IB1 Secara klinis, lesi dapat dilihat tidak > 4cm IB2 Secara klinis,lesi dapat dilihat > 4cm

T2 II Karsinoma telah meluas sampai di luar serviks, tetapi belum sampai dinding panggul, atau karsinoma telah menjalar ke vagina, teapi belum sampai 1/3 bagian distal.

T2a IIA Karsinoma belum menginfiltrasi parametrium T2b IIB Karsinoma telah menginfiltrasi parametrium

T3 III Karsinoma telah melibatkan 1/3 bagian distal vagina atau telah mencapai dinding panggul

T3a IIIA Penyebaran sampai ke 1/3 bagian distal vagina, sedang ke parametrium tidak dipersoalkan asal tidak sampai dinding pangggul

T3b IIIB Penyebaran sudah sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah bebas infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul atau proses pada tingkat klinik I atau II, teatpi sudah ada gangguan faal ginjal. - IV Proes keganasan telah keluar dari panggul kecil dan

melibatkan mukosa rektum dan/ atau kandung kermih( dibuktikan secara histologik), atau telah terjadi metastasis keluar panggul atau ke tempat-tempat yang jauh

(22)

menginfiltrasi mukosa rektum dan atau kandung kemih

M1 IVB Telah terjadi penyebaran jauh/ metastasis.

2.4 Patologi

Terdapat 2 jenis kanker serviks yang sering terjadi pada wanita yaitu:

squamous cell dan adenocarcinoma. Squamous cell carcinomas diklasifikasi

berdasarkan jenis sel: large cell nonkeratinizing, large cell keratinizing dan

small cell carcinoma.

Adenocarcinoma adalah kanker yang berasal dari kelenjar serviks termasuk: mucinous, endometrioid, clear cell dan serous.

Karsinoma yang lain seperti adenoid cystic carcninoma, adenosquamous carcinoma, neuroendocrine carcinoma dan yang sangat jarang dijumpai seperti sarcoma.

2.5 Gambaran Klinik

Gejala keputihan sering dijumpai pada kanker serviks. Makin lama getah yang keluar dari vagina, maka berbau busuk akibat infeksi dan atau nekrosis jaringan.

Perdarahan yang dialami segera setelah senggama merupakan tanda-tanda kanker serviks. Perdarahan ini terjadi akibat pembuluh darah terbuka dan makin lama akan lebih sering terjadi, in berlanjutan akibat menyebab perdarahan spontan atau luar sanggama. Perdarahan spontan ini terjadi pada tingkat klink yang lebih lanjut(II atau III), terutama yang bersifat eksofitik. Perdarahan spotan saat defekasi akibat tergesernya tumor eksofitik dari serviks oleh skibala dan harus dicurigai adanya karsinoma serviks tingkat lanjut disertai bau busuk yang khas memperkuat dugaan adanya karsinoma.

(23)

dilakukan untuk melakukan pemeriksaan dalam yang cermat , khususnya pada lumen vagina yang sempit dan dinding yang sklerotik dan meradang.

Kematian sebelum tingkat akhir sering disebab oleh perdarahan yang eksesif, kegagalan faal ginjal akibat infiltasi tumor ke ureter sebelum memasuk kandung kemih yang menyebabkan obstruksi total.

2.6 Pemeriksaan Lab

Untuk membantu diagnosa kanker serviks, tes Papanicolaou harus dilakukan. Konsultansi dokter ginekologi untuk biopsi dengan menggunakan kuretase serviks. Setelah diagnosa dipastikan, pemeriksaan darah dan serum untuk fungsi renal dan hepar untuk mengetahui adanya metastatik.

2.7 Pemeriksaan Radiologi

Apabila kanker serviks didiagnosa, pemeriksaan radiologi dilakukan untuk menentukan tingkat kanker ini. Radiologi toraks dilakukan untuk metastasis paru. Computed Tomograhpy (CT) scan pada abdomen dan pelbis dilakukan untuk memastikan adanya tak metastasis pada hati, limpa, atau organ-organ lain. Barium enema dilakukan untuk mengetahui adanya kompresi massa serviks pada rekctal.

2.8 Penatalaksanaan

Bila diagnosis telah dipastikan secara histologik, terapi karsinoma serviks dilakukan dan sesudah terapi dikerjakan dengan perencanaan yang matang oleh tim serta dilakukan rehabilitasi dan pegamatan lanjutan.

(24)

kerucut. Untuk penderita yang tua atau sudah mempnyai anak yang cukup, histerektomi sederhana dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini kambuh.

Pada tingkta klinik IA, umumnya dianggap dan ditangani sebagai kanker yang invasif. Kedalaman invasi kurang dari atau hanya 1mm dan tidak meliputi daerah yang melibatkan pembuluh limfa atau pembuluh darah, penanganannya dilakukan seperti pada KIS di atas.

Pada tingkat IB dan IIA dilakukan histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul. Pascabedah biasanya dilanjutkan dengan penyinaran, tergantung ada/tidak adanya sel tumor dalam kelenjar limfa regional yang diangkat.

Pada tingkat IIB, III dan IV tidak dibenarkan melakukan tindakan bedah untuk ini dan penatalaksanaan primer adalah radioterapi. Sebaiknya kasus dengan karsinoma serviks ini secepatnya dikirim ke pusat penanggulangan kanker, di mana berkumpul para pakar onkologi yang berpengalaman dan tersedianya sara yang mutakhir. Penyinaran pascabedah diperlukan, radiasi luar dilakukan dengan Cobalt -60 dosis 5000 rads dengan fraksi 200 rads/hari Selama 25 hari, disusul 2 minggu kemudian dengan radiasi dalam dengan aplikasi radium 2 kali dengan interval 1-2 minggu. Metoda Fletchner dengan afterloading memakai bola-bola dari Cesium-137 atau dikenali brachytherapy juga merupakan alternatif yang lain.

(25)

sedangkan kalau penyinaran tidak mungkin dikerjakan atau proses penyebarannya yang lanjut, maka dipilih polikemoterapi. Penyinara ulang pada kasus-kasus yang sebelumnya pernah mendapat radiasi, dengan mesin Linac dan ditangan yang ahli, hasilnya tidak selalu mengecewakan. Penggunaan imunoterapi masih dalam taraf eksperimen.

2.9 Pencegahan Kanker Serviks

Skining untuk kanker serviks dengan tes Papnicolaou merupakan metoda yang standard. Berdasasrkan data retrospektif, tes Papnicolau mengurangkan insidensi kanker serviks sebanyak 60-90% dan motalitas banyak 90%. Walaupun teknologi baru untuk skrining sudah dapat tetapi masih belum menpunyai data sentivitas dan spesifitas tentang skrining ini.

Tes ThinPrep menggukan teknik yang sama dengan tes Papnicolaou untuk mengambil sampel tetapi tes Thinprep menletak sampel pada solusi preservatif. Dengan menggunakan alat prosessor otomatis, mukus dan darah dipisahkan dari sampel serta sampel dapat dilihat. Tes ini dinamakan tes ThinPrep Papanicolaou dan sahkan pada 1996 sebagai alternatif untuk teknik smear yang konvensional dan tradisi.

Tes HPV dengan teknik Hybrid Capture II HPV test telah disahkan oleh

Food and Drug Administration(FDA) sebagai teknik untuk mendeteksi kanker

serviks pada tahun 2003. Indikasi untuk tes ini untuk wanita lebih tua daripada 30 tahun serta pernah dilakukan tes Papnicolaou. Bila kedua tes ini negatif, maka tes Papnicolaou yang seterusnya dapat dilakukan selepas 3 tahun.

Menurut American Cancer Society (ACS) dan US preventive Services

Task Force (USPSTF), semua wanita direkomendasi untuk melakukan skrining

(26)

berturut- turut setiap 3 tahun. Untuk wanita yang mempunyai faktor resiko, direkomendasi melakukan skrening setiap tahun. Terdapat pandangan lain mengatakan wanita yang usia 30 ke atas harus dilakukan skrining setiap 3 tahun dengan tes Papanicolaou ThinPrep atau konvensional disertai tes DNA HPV.

ACS merekomendasi wanita yang berusia 69 ke atas dengan 3 atau lebih dari 3 kali tes Papanicolaou dengan hasil yang normal secara berterusan pada 10 tahun yang lalu bisa berhenti melakukan skrening kanker serviks.

USPSTF menentang ACS dengan mengatakan pemeriksaan kanker serviks secara rutin tidak dianjurkan pada wanita yang berusia 65 atau lebih daripada 65 disertai tes Papanicolaou yang normal baru-baru ini dan tidak berisiko untuk mendapat kanker serviks.

Wanita dengan histerektomi yang total bisa berhenti melakukan skrining kanker serviks kecuali yang melakukan histerektomi karena karsinoma serviks dan wanita yang melakukan histerektomi tanpa menyingkirkan atau menghapuskan serviks.

Terdapat prevensi yang lain untuk mengelakkan penyebaran infeksi HPV seperti: abstinensi, mengunakan condom atau gel spermisidal waktu berhubungan seksual, vaksinasi terhadap HPV.

2.10 Komplikasi

(27)

frekuansi. Antispasmodik bisa mengurangkan gejala ini. Pemeriksaan urin harus dilakukan untuk mencegah infeksi salur kemih. Bila infeksi salur kemih didiagnosa, terapi harus dilakukan segera. Kebersihan kulit harus dijaga dan kulit harus disalep dengan pelembap bila terjadi eritema dan desquamasi.

Squele jangka panjang(1 – 4 tahun selepas terapi) seperti : stenosis pada rektal dan vaginal, obstruksi usus kecil, malabsorpsi dan sistitis kronis.

Komplikasi yang paling sering akibat bedah histerektomi secara radikal adalah disfungsi urin akibat denervasi partial otot detrusor. Komplikasi yang lain seperti vagina dipendekkan, fistula ureterovaginal, pendarahan, infeksi, obstruksi usus, striktur dan fibrosis intestinal atau kolon rektosigmoid, serta fistula kandung kemih dan rektovaginal.

Komplikasi akibat tindakan bedah

2.11 Prognosa

(28)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

3.2 Definisi Operasional 3.2.1 Istilah

Usia adalah panjang kehidupan manusia yang boleh berdasarkan tahun. Prevalensi adalah pasien yang baru dan lama pada masa itu. Kanker serviks adalah neoplasma malignansi yang terjadinya pada daerah serviks yaitu di antara uterus dan vagina. Jenis kanker adalah histopatologi kanker tersebut sesuai dengan karekteristiknya.

3.2.2 Cara Melakukan Pengukuran Kanker Serviks

Dengan melakukan kuretase serviks atau biopsi kanker serviks dan diwarnai. Setelah itu, perhatikan di bawah mikroskop untuk mengetahui jenis kanker serviks melalui ciri kanker tersebut. Namum begitu, tindakan seperti itu sudah dilakukan dan dicatatkan di dalam rekam medis. Oleh itu, tugas yang dilakukan adalah mencari rekam medis penderita kanker serviks dan mengambil keterangan rekam medis seperti usia, nama dan jenis kanker yang ada pada penderita tersebut.

Skala yang digunakan adalah skala ordinal dan numerik. Usia

(29)

3.2.3 Proses Melakukan Penelitian

Seperti yang sudah dibahaskan pada permasalahan dan tujuan penelitian, pedoman awal pengumpulan informasi dengan melalui definisi operasional. Keterangan proses pengumpulan data melalui cara:

1. Mendapatkan data atau sampel kanker serviks di ruang rekam medis RSUP H. Adam Malik.

2. Membuat catatan berdasarkan usia dan jenis kanker penderita kanker serviks. 3. Membuatkan tabel yang terdiri daripada usia, jenis kanker dan jumlah

penderita kanker serviks.

4. Usia penderita kanker serviks akan terbagi kepada 20-29, 30-39, 40-49, 50-59, 60-69 dan 70-79 tahun. Untuk jenis kanker serviks akan lebih terfokus kepada

(30)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan penelitian deskriptif yang mencari prevalensi terjadi kanker serviks menurut umur yang berbeda. Jenis penelitian yang akan dilakukan pada waktu pengamatan atau studi cross-sectional dan mengevalusi studi peristiwa tersebut.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di RSUP H. Adam Malik karena penelitian ini hanya terfokus pada rumah sakit ini dan juga pemeriksaan yang dilakukan serta hasil yang dikirim ke lab patologi anatomi yang berbeda berdasarkan dokter-dokter tertentu. Hasil-hasil kanker serviks akan dikirim ke lab patologi anatomi dengan nama dan tanggal lahir seorang pasien.

Waktu peneltian telah dilaksanakan setelah pembuatan proposal yaitu dari bulan Agustus hingga Nov 2010.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah semua penderita yang menderita kanker serviks dengan adanya hasil pada pemeriksaan patologi anatomi. Hasil patologi anatomi harus ada dalam data-data rekam medis di departmen rekam medis RUSP H. Adam Malik. Di RSUP H. Adam Malik terdapat 113 kasus.

(31)

Kriteria eksklusi adalah rekam medis yang diambil tidak dijumpai, data-data dalam rekam medis yang tidak tercatat tentang jenis kanker serta klasifikasi tidak sesuai dengan daftar pustaka, data-data yang berulang semasa pengambil karena kemampuan untuk mencatat data dengan betul pada di RSUP H. Adam Malik masih lemah dan rekam medis yang tidak jumpai waktu pengambilan (telah disimpan oleh dokter untuk melakukan terapi) seorang pernah menderita kanker serviks tetapi sudah diobati dan terbukti bebas dari penyakit ini pada tahun 2009 serta penderita kanker serviks yang sudah meninggal dunia.

Sampelnya diambil dengan pada rekam medis dengan adanya kriteria inklusi dan eksklusi serta menggunakan metoda total sampling.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang dikumpul dari hasil rekam medis yang sudah dicatat nama dan tanggal lahir serta jenis kanker penderita kanker serviks yang sudah dicatat di dalam rekam medis.

4.5 Pengolahan dan Analisa Data

(32)

BAB 5

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian prevalensi terjadinya kanker serviks pada wanita berdasarkan usia dan jenis kanker pada Tahun 2009 di RSUP H. Adam Malik. Penelitian dilaksanakan muali dari tanggal 5 Oktober hingga 9 Oktober 2009 di departmen rekam medis RUSP H. Adam Malik Medan. Jumlah rekam medis yang diambil adalah 113 tetapi hanya 104 rekam medis yang memenuhi kateria inklusi dan esklusi seperti dijelaskan di bab 4 bagian populasi dan sampel penelitian. Hasil peneltian ini menfokuskan kepada angka terjadinya kanker serviks menurut jangka usia yang sudah ditentukan dan jumlah jenis-jenis kanker serviks.

5.1. 1 Karateristik penderita dalam rekam medis

Tabel di bawah menunjukkan golongan usia di antara 20-29 tahun terdapat 1 kasus (0,962%), 30-39 tahun terdapat 12 kasus (11,538%), 40-49 tahun terdapat 46 kasus (44,231), 50-59 tahun terdapat 39 kasus (37,5%), 60-69 tahun terdapat 4 kasus (3,846%) dan 70-79 tahun terdapat 2 kasus (1,923%).

Tabel 5.1.1 Distribusi frekuensi karakterikstik kasus penderita kanker serviks menurut golongan usia yang telah ditentukan di RSUP H. Adam Malik Medan (N=104)

golongan usia (tahun) frekuensi presentase

20-29 1 0,961538462

30-39 12 11,53846154

40-49 46 44,23076923

50-59 39 37,5

(33)

5.1. 2 Frekuensi penderita kanker serviks

Tabel jenis ini dibuat untuk mengetahui mean, mode dan median sesuatu usia penderita kanker serviks dan hanya dapat dilakukan dengan cara ini.

Tabel 5.1.2 Distirbusi frekuensi penderita kanker serviks menurut usia penderita

(34)

56 1 1,0

Mean/nilai-nilai rata untuk penderita kanker serviks adalah 48,5, median adalah 48 tahun dan mode adalah 46.

5.1. 3 Frekuensi kasus jenis-jenis kanker serviks

Tabel ini menunjuk sebanyak 13 kasus adenocarsinoma (12,5%), 1 kasus kasinoma insitu (1%), 1 kasus neuroendocrine carcinoma (1%) dan 89 kasus

squamous cell carcinoma (85,5%).

Tabel 5.1.3 Distribusi frekuensi jenis kanker serviks di RSUP H. Adam Malik

Jenis kanker Frekuensi Persentase

AC 13 12,5

KI 1 1,0

NEC 1 1,0

SCC 89 85,5

Total 104 100,0

AC: adenocarcinoma, KI: karsinoma insitu, NEC: neuroendocrine carcinoma, SCC: squmous cell

(35)

5.1. 4 Distribusi frekuensi tipe kanker squamous cell carcinoma

Jumlah kasus kanker serviks untuk squamous cell carcinoma sebanyak 89 dan ini terbagi kepada 3 golongan: keratinizing squamous cell carcinoma,

nonkeratining squamous cell carcinoma dan tidak memberitahu tipe squamous

cell carcinoma. Untuk keratinizing squamous cell sebanyak 14 kasus (15,7%),

nonkeratinizng squamous cell carcinoma sebanyak 61 kasus (68,5%) dan yang

tidak memberitahu tipe squmous cell carcinoma sebanyak 14 kasus (15,7%).

Table 5.1.4 Tipe squamous cell carcinoma yang ada di RSUP H. Adam Malik Medan

Tipe SCC Frekuensi Persentase

KSCC 14 15,7

NKSCC 61 68,5

Tidak tercatat 14 15,7

Total 89 100,0

SCC: squamous cell carcinoma KSCC: keratinizing squamous cell carcinoma, NKSCC: nonkeratinizing

(36)

5.1. 5 Memberi informasi tentang jangka usia dengan jumlah kasus jenis kanker Tabel di bawah menunjukkan pada golongan usia 20-29 tahun terdapat 1 kasus squamous cell carcinoma, 30-39 tahun terdapat 2 kasus

adenocarcinoma, 1 kasus neuroendocrine carcinoma dan 9 kasus squamous

cell carcinoma, 40-49 tahun terdapat 7 kasus adenocarcinoma, 1 kasus

karsinoma insitu dan 39 kasus squamous cell carcinoma, 50-59 tahun terdapat 4 kasus adenocarcinoma dan 35 kasus squamous cell carcinoma, 60-69 terdapat 4 kasus squamous cell carcinoma serta 70-79 tahun terdapat 2

squamous cell carcinoma.

Tabel 5.1.5 Jenis-jenis kanker yang diderita menurut golongan usia di RSUP H. Adam Malik Medan

Jenis kanker Total golongan

usia AC KI NEC SCC

20-29 0 0 0 1 1

30-39 2 0 1 9 12

40-49 7 1 0 38 46

50-59 4 0 0 35 39

60-69 0 0 0 4 4

70-79 0 0 0 2 2

total 13 1 1 89 104

AC: adenocarcinoma, KI: karsinoma insitu, NEC: neuroendocrine carcinoma, SCC: squmous cell

(37)

Tabel di bawah ini menunjuk golongan usia 20-29 tahun terdapat 1 kasus

keratinizing squamous cell carcinoma, 30-39 tahun terdapat 3 kasus keratinizing

squamous cell carcinoma dan 4 kasus nonkeratinizing squamous cell carcinoma,

40-49 tahun terdapat 5 kasus keratinizing squamous cell carcinoma dan 27 kasus

nonkeratinizing squamous cell carcinoma, 50-59 tahun terdapat 3 kasus

keratinizing squamous cell carcinoma dan 26 kasus nonkeratinizing squamous

cell carcinoma, 60-69 tahun terdapat 2 kasus keratinizing squamous cell

carcinoma dan 2 kasus nonkeratinizing squamous cell carcinoma serta 70-79

tahun terdapat non keratinizing squamous cell carcinoma. Total kasus yang tidak tercatat sebanyak 14 kasus.

Tabel 5.1.6 Tipe-tipe squmous cell carcinoma yang diderita menurut jangka usia di RSUP H. Adam Malik

jenis squamous cell carcinoma golongan

usia KSCC NKSCC

tidak

tercatat Total

20-29 1 0 0 1

30-39 3 4 2 9

40-49 5 27 6 38

50-59 3 26 6 35

60-69 2 2 0 4

70-79 0 2 0 2

(38)

SCC: squamous cell carcinoma KSCC: keratinizing squamous cell carcinoma, NKSCC: nonkeratinizing

squamous cell carcinoma

5.2 Pembahasan

Menurut Kosary tentang kanker serviks pada tahun 1988-2001, terdapat 21.431 kasus di provinsi Connecticutm, Iowa, New Mexica, Utah dan Hawii; daerah metropolitan yaitu Detroit, Michigan, Atlanta, Georgia, San Francisco, San Jose, Los Angeles, California, Seattle, Washignton dan 10 kawasan desa di Georgia. Usia yang paling sering menderita kanker serviks terjadi pada 40-49 tahun yaitu 5.542 kasus (25,9%) dan pada tahun 30-39 tahun terdapat 5.5060 kasus (23,6%) tidak jauh berbeda dengan usia 40-49 tahun. Usia di antara 50-59 tahun terdapat 3,487 kasus (16,3%) dan pada usia di atas 80 tahun terdapat 1.007 kasus (4,7%). Berdasarkan laporan Kosary terdapat persamaan dengan penelitian ini yaitu, kasus paling sering pada usia 40-49 tahun dan perbedaan adalah laporan Kosary terdapat kasus pada tahun lebih dari 80 tahun di mana penelitian tidak ada dan jumlah kasus yang tidak jauh beda pada laporan Kosary terjadi pada usia 30-39 tahun dengan 40 tahu-49 tetapi pada penelitian ini terjadi pada usia 40-49 tahun dengan 50-59 tahun.

Jenis kanker yang paling sering dijumpai adalah squamous cell

carcinoma sebanyak 15,579 kasus (72,5%) dan diikuti dengan

adenocaricnoma sebanyak 3656 kasus (17,1%) pada laporan Kasory

(39)

adenocarcinoma adalah sangat jauh. Bagian laporan Kosary tersebut

sesuai dengan penelitian ini bila mengatakan jumlah kasus squamous cell

carcinoma paling banyak diikuti dengan adenocarcinoma dan perbedaan

antara squamous cell carcinoma dengan adenocarcinoma.

Jenis squamous cell carcinoma nonkeratinizing sebanyak 2.399 kasus lebih sering dijumpai daripada yang keratinizing sebanyak 1.959 kasus pada laporan Kosary. Laporan ini mengatakan nonkeratinizing lebih sering dijumpai sesuai dengan data-data penelitian ini waulapun ratio antara keratinizing dan nonkeratinizing squamous cell carcinoma pada kedua penelitian ini beda.

Wabinga telah membuat satu laporan tentang survival o cervix

cancer patients in kampala, Ugand:1995-1997. Laporan ini dibuah pada

tahun 2003 dan lokasinya di department of Pathology at Makererre

medical School yang merekod semua kasus yang terjadi dalam

masyarakat Kyadondo County dengan 261 kasus. Wabinga menggunakan 5 kelompok usia (<35, 35-44, 45-54, 55-64 dan 65+ ). Kasus yang sering adalah pada kelompok usia di bawah 35 tahun, 35-44 tahun dan 45-54 tahun dengan masing-masing mempunyai 63 kasus (24,1%), 79 kasus (30,3%) dan 62 kasus (23,8%). Walaupun kelompok usia yang digunakan oleh Wabinga tidak sesuai dengan penelitian ini tetapi interval usia yang digunakan adalah sama yaitu 10 tahun, namum begitu, tetap sulit untuk melakukan perbandingan.

(40)

pada usia di antara 30-49 dalam penelitian Sahil di mana dalam penelitian ini pada usia di antara 50-59 tahun dan tidak ada kasus yang dijumpai pada usia di antara 20-29 tahun pada penelitian Sahil tetapi terdapat 1 kasus dijumpai pada penelitian ini.

Jenis kanker yang paling sering dijumpai adalah squamous cell

carcinoma pada penelitian Sahil yaitu sebanyak 268 kasus (88,45%) dan

diikuti dengan adenocarcinoma yaitu 19 kasus (6,27%). Jika dibandingkan dengan penelitian ini, kedua penelitian mengatakan jumlah

squamous cell carcinoma adalah jenis kanker yang paling sering

dijumpai, diikuti dengan adenocarcinoma. BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kasus kanker serviks paling sering dijumpai di RSUP H. Adam Malik adalah pada usia 40-49 tahun dan jenis kanker yang paling sering dijumpai adalah squamous cell carcinoma.

6.2 Saran

1. Sistem komputer RSUP H. Adam Malik yang lebih sistematik dan jelas dapat membantu kita untuk mendapat jumlah kasus kanker serviks yang lebih tetap supaya jumlah kasus yang diambil dapat disesuaikan dengan apa yang diberitahu dengan komputer.

2. Data-data rekam medis terutama tentang laporan patologi anatomi dapat dilakukan dengan lebih jelas supaya hasil penelitian ini akan menjadi lebih jelas.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. Disease specific NCD morbidity and mortality profile.

Arbyn M, Raifu AO, Autier P, Ferlay J. Burden of cervical cancer in Europe:

estimates for 2004.(2007)

Cuzick J, Stavola BD, McCance D, Ho Tan G, Cheng H, Chew S.Y and Salmon Y.M. A case control study of cervix cancer in Singapore.

De Graff J, Stolte L.A.M, Janssens J. Marriage and Childbearing in realation

to cervical cancer: Europ. J. Obstet. Gynec. Repord.

Biol.p307-12(Elsavier/North-holland Biomedical Press 1977).

DeCherney AH, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N. Current Diagnosis & Treatment Obstetrics & Gynecology. 10th ed. United States of America. McGraw-Hill;2007. p. 843-52.

Faradina D. Histerktomi Radikal Pada Kanker Serviks Di RSUP. H .Adam Malik Medan Januari 2002-desember 2006. Universitas Sumatera Utara; 2008

Frank MJ. Cancer and the immune system. Nutritional Scientific Coorperation 2007 April(cited 2007 April 18):1(1): Available from URL: http://www.ns.c24.com/CancerR.htm.

Ferlay J, et al. GLOBOCAN 2002 Cancer Incidence, Mortality and

(42)

Handayani D. Karakteristik Penderita Kanker Serviks Rawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008. Universitas Sumatera Utara;2009.

Hendershot GE. Coitus-Related Cervical Cancer Risk Faktor: Trends and

Differentials in Racial and Religious Groups. AJPH. Vol 3,

p299-301(1983).

Hilman H. Bahaya kanker serviks bagi wanita. KlinkNet(cited 2007 April

17);1(1): Available from URL: http/situs.kesrepro.info/aging/mar/2003/ag03.htm

Kanker leher rahim. Medicastore 2004(cited 2007 April 17);1(1): Available

from URL:

http://www.Medicastore.com/med/detail_pyk.php?iddtl=104&idktg=17& UID=20070418155152202.73.119.2.19.

Kosary CL, Chapter 14 SEER Survival Monography. National Cancer

Institute. p111-122.

Menczer J. The Low Incidence of Cervical Cancer in Jewish Women: Has the

Puzzle Finally Been Solved? 5: 120-23(2003).

Nandokumar A, Ramnath T, Chaturvedi M. The magnitude of cancer cervix

in India. Indian J Med Res 130. p 219-221(2009).

Prayitna A, Darmawan R, YuliadiI, Mudigdo A. The expression of p53, Rb,

and c-myc protein in cervical cancer by immunohistocemistry stain.

3:157- 159 (2005).

(43)

Malik dan RSUD Dr. Pirngadi Medan Selama 5 tahun (1 Januari 1996 s.d. 31 Desember 2000).

Sanif R. Karsinoma serviks(leher rahim) dan permasalahannya di Sumatera Selatan. Devisi onkologi Ginekologi Bagian/ Departemen Obstertri dan Ginekologi FK UNSRI/RUS Perjan Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

Varghese C, Nongkynrih B, Srinivasan R, Sankaranarayana R, Basu P, Rajwanshi A. Cervical cancer screening programme for low-resource

settings: a pragmatic approach, vol 12, p. 5-12(2008).

Wabinga H, Ramanakumar AV, Banura C, Luwaga A, Nambooze S and Parkin DM. Survival of cervix patient in Kampala, Uganda: 1995-1997.

World Health Organization: Cervical cancer screening in developing

countries: report of a WHO consultation. (2002).

(44)
(45)

Statistics

JU * Jeniskanker Crosstabulation

Count

Jeniskanker Total

AC KI NEC SCC AC

(46)

35-54 10 1 1 66 78

JU * jenisSCC Crosstabulation

Count

387106 Asnah 46 IIB Karsinoma sel skuamous

399223 Agustina 46 IIB

Keratinizing squamous cell carcinoma

396951 Halinah 67 tidak dijelaskan tidak dijelaskan

391049

Meliana Br Butar

Butar 47 IB Adenocarcinoma cervix

3915559 Ikawati 44 IIB NKSCC

(47)

397404 Jannawatis 38 IIIB

Small cell Nueroendocrine Carinoma

213820 Arbiyah Batubara, HJ 79 IIIB NKSCC

400024 Roslina Br Barus 43 IVA NKSCC

370916 Sukiral 44 IIIB Adenocarcinoma cervix

394027 Rosmas Nababan 40 IIIB Karsinoma sel skuamous

399315 Lawiria Simajijuntak 50

CA

395431 Arapan Br Bangun 60 IIIB carcinoma, palilary type

39694 Jumiati 44 IIIB Karsinoma sel skuamous

396942 Rela Br Ginting 60 IIIB NKSCC

392365 Resmina Br Siregar 59 IIIB Carcinoma serviks

392892 Tina 35 IIA NKSCC

406926 Lubuk Pakam 39 IB2 tidak dijelaskan

402304 DRA.Nuraidah 46 IIB KSCC

402001 Yusnani 32 IIIB NKSCC

402641 Muliana 43 IIB NKSCC

403304 Rosmalina Purba 48

KARSINOMA

INSITU KARSINOMA INSITU

402500 Neliana 30 IIIB

NONDIFFERENTIAL CELL CARCINOMA

401544 Ismi KariatiSuriati 55 IB1 NKSCC

404148 Tukunah 67 tidak dijelaskan tidak dijelaskan

385494

Nurandelina

Pakpahan 50 IIIB tidak dijelaskan

397212 Rusmino Hasibuan 50 IIIC Karsinoma sel skuamous

397210 Saiyuh 42 IB2 NKSCC

397579 Minarsih 57 IIB Karsinoma sel skuamous

398811 Kantanim Tidaon 49 IIIB Adenocarcinoma cervix

404148 Suriati 55 IIA NKSCC

49789 Nasiah 49 IB2 NKSCC

383950 Warta 57 IIB Adenocarcinoma cervix

410520 Yeni 43 IIB NKSCC

41765 Mirawati 48 IIIB NKSCC

398855 Sariani 52 IIIC NKSCC

(48)

410075 Suriati 51 IIIB Karsinoma sel skuamous

349467

siagiam N Besteriana

Munthe error error error

412592 Samsinar Br Rambe 34 IIB Adenocarcinoma cervix

411075 Chadijah 51 IIIB NKSCC

461133 Lazuardi Ifwani 41 IB2 NKSCC

375923 Megaria Br Saragih 48 IIIB Adenocarcinoma cervix

407712 Basaria Silitonga 50 IIB NKSCC

409113 Reslina S Juntak 39 IIIB Karsinoma sel skuamous

409132 Hayati 47 IIB Karsinoma sel skuamous

406922 Liza Novita 43 IIIB Karsinoma sel skuamous

373346 Juriah 46 1B1 NKSCC

343650 Bariyani 44 IIA NKSCC

371457 Donna Nababan 52 IIIB NKSCC

374380 Sunarsih 57 IIA NKSCC

373068 Berliana Herliana 70 IIIA NKSCC

377019 Pormasi Ibn.Raja 63 IA NKSCC

369324 Hanafiah 50 IIIC Adenocarcinoma cervix

381014 Aisyah 57 IIB NKSCC

345613 Nur Aisyah 44 IIIB NKSCC

369702 Juriah 54 tidak dijelaskan Karsinoma sel skuamous

381243 Masana Br Karo 46 IIB NKSCC

382195 Sri Wahyuni 41 IIIB NKSCC

227688 Fytry 31 IIIB KSCC

369702 Syamsiah 46 IIB Adenocarcinoma cervix

358169 Donna Nababan 52 IIIB KSCC

382659 Adelina Sihotong 53 IIIB NKSCC

381669 Tini 40 IIA NKSCC

362649 Sri Wahyuni 43 IIIB NKSCC

381669 Rebela Tangan 38 IB1 Karsinoma sel skuamous

378645 Sitompol Rosintan 60 IB2 KSCC

378960 Suharti 39 IIIB NKSCC

378960 Julia 56 IIB NKSCC

362649 Aisyah 55 IIB NKSCC

(49)

386554 Fadiyah 46 IIIB Adenocarcinoma cervix

386235 Salmiah 44 IIA NKSCC

381665 Nurlianai Malik 53 IVA NKSCC

374988 Asyuni 31 1B2 Adenocarcinoma cervix

386376 Marsik 48 IIIB NKSCC

387496 Marsiah 52 IIIB Karsinoma sel skuamous

388324 Gusniar 44 1B2 KSCC

388024 Dewi Lubis 33 IB2 NKSCC

386559 Pintalina 58 IIB Karsinoma sel skuamous

388706 Yusnida 30 IB2 KSCC

382305 Asiyah 53 IIIB NKSCC

390102 Nartem 44 IIIB NKSCC

316183 Sitanggang 46 IIIB NKSCC

386314 Dorlan Br Antonang 62 IVA tidak dijelaskan

389772

Meliana Br Butar

Butar 47 IB2 NKSCC

389644 Masni Br Tarigan 58 IB2 NKSCC

388231 Poniah Mugien 41 IIA Adenocarcinoma cervix

389781 Repah Tarigan 51 IVA NKSCC

386595

Hotmania Br

Simarmata 68 11A KSCC

387106 Sumarni 51 IB2 NKSCC

382219 Asnah 53 IIIB Adenocarcinoma cervix

386291 Risaini 57 IIIB NKSCC

386314 Nartem 45 IIIB NKSCC

382910 Sartinem 39 11A KSCC

392811 Yohani 50 IIB NKSCC

393238 Ani Zeri 52 IB2 Adenocarcinoma cervix

389772 Masni 48 IIA NKSCC

393547 Tina 45 IIIB KSCC

383519 Suryani 59 IIB NkSCC

386521 Suriati 52 IIB KSCC

Gambar

Tabel 2.1 Klasifikiasi kanker serviks berdasarkan TNM
Tabel 5.1.2  Distirbusi frekuensi penderita kanker serviks menurut usia penderita
Tabel ini menunjuk sebanyak 13 kasus adenocarsinoma (12,5%), 1 kasus
Table 5.1.4 Tipe squamous cell carcinoma yang ada di RSUP H. Adam Malik
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji pemanfaatan daun Binahong (Anredera cardifolia (Ten) Steenis) pada penyembuhan luka di gingiva melalui pengamatan

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan school well-being pada siswa SD dan siswa SMP, dimana siswa SD memiliki school well-being yang lebih baik daripada

Sehubungan dengan judul “Dakwah Muslim Milenial (Studi kasus dalam akun instagram @surabayahijrah)”, sebelum melakukan penelitian, hendaknya peneliti mencantumkan beberapa

Sebagai amana dikemukakan oleh Stooner,Freeman , dan Gilbert (1995),ada empat pilar (building blocks), yang menjadi dasar untuk melakukan proses pengorganisasian

kurikulum ituterapkan.Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untukmemperoleh sejumlah pengetahuan.Kurikulum adalah suatu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji t pada persamaan regresi sederhana dengan tingkat signifikansi 0,05 ternyata hasil analisis data menunjukkan bahwa

PENGARUH DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP KANDUNGAN SERAT KASAR DAN PROTEIN KASAR RUMPUT GAJAH MINI.. (Pennisetumpupureum cv. Mott) PADA USIA PEMOTONGAN

Contoh tanah yang digunakan adalah contoh tanah tidak terganggu (utuh), diambil dengan menggunakan ring atau selinder dari metal (umumnya terbuat dari kuningan atau plastik,