• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Stock Split, Dividen dan Ukuran Perusahaan Dengan Earnings Growth Sebagai Variabel Moderating Terhadap Perubahan Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Stock Split, Dividen dan Ukuran Perusahaan Dengan Earnings Growth Sebagai Variabel Moderating Terhadap Perubahan Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH

STOCK SPLIT

, DIVIDEN DAN UKURAN

PERUSAHAAN DENGAN

EARNINGS GROWTH

SEBAGAI

VARIABEL MODERATING TERHADAP PERUBAHAN

HARGA SAHAM DI BEI

TESIS

Oleh

Yani Suryani

097017013 / AKT

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS PENGARUH

STOCK SPLIT

, DIVIDEN DAN UKURAN

PERUSAHAAN DENGAN

EARNINGS GROWTH

SEBAGAI

VARIABEL MODERATING TERHADAP PERUBAHAN

HARGA SAHAM DI BEI

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

YANI SURYANI

097017013/AKT

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

ANALYZING THE INFLUENCE OF STOCK SPLIT, DIVIDEND

AND COMPANY SIZE ON STOCK PRICE CHANGES WITH

EARNINGS GROWTH AS A MODERATING VARIABEL

IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

THESIS

By

Yani Suryani 097017013/Accounting

MAGISTER SCHOOL

UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA

MEDAN

(4)

Telah Diuji pada

Tanggal : 17 Januari 2012

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA.

Anggota : 1. Drs. Arifin Akhmad, M.Si

2. Dra. Tapi Anda Sari, Lubis, M.Si., Ak. 3. Dra. Sri Mulyani, MBA. Ak.

(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : “ANALISIS

PENGARUH STOCK SPLIT, DIVIDEN DAN UKURAN PERUSAHAAN

DENGAN EARNINGS GROWTH SEBAGAI VARIABEL MODERATING

TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM DI BEI” adalah benar hasil karya

saya sendiri yang belum pernah dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya.

Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, Januari 2012 Yang membuat pernyataan

(6)

ABSTRAK

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Stock Split, Dividen dan Ukuran Perusahaan terhadap perubahan harga saham dengan

Earnings Growth sebagai variabel moderating pada Bursa Efek Indonesia.

Populasi penelitian adalah perusahaan yang melakukan pemecahan saham periode 2003 – 2010 berjumlah 56 perusahaan. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan metode purposive sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 32 perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan uji residual untuk variabel moderating. Untuk menguji besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dan parsial dengan signifikansi alpha 5%.

Hasil penelitian menunjukkan stock split, dividen dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap perubahan harga saham. Sedangkan secara parsial hanya stock split yang berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan harga saham. Dividen dan Ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham. Earnings growth sebagai variabel moderating berpengaruh terhadap hubungan Stock split, dividen dan Ukuran perusahaan dengan perubahan harga saham.

(7)

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the influence of stock split, dividend and company size on stock price changes with earnings growth as a moderating variable in Indonesian Stock Exchange.

Population in this research are 56 companies that did stock split in period 2003 – 2010. I use 32 companies as sample and taken by using purposive sampling method. The using of analyzing method is by multiple regression analysis and residual test for moderating variabel. For examine the influence of the independent variable to dependent variable partially and simultaneously with significant alpha 5%.

The Results of this study show that stock split, dividend and company size influence stock price changes simultaneously. But only stock split that influence stock price changes partially and positive significant. Dividend and company size do not influence stock price changes significantly. Earnings Growth as moderating variable influence the association among stock split, dividend and company size with stock price changes.

Keyword : Stock Split, Dividend, Company Size, Earnings Growth and Stock Price

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohiim.

Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “ Analisis Pengaruh

Stock Split, Dividen dan Ukuran Perusahaan Dengan Earnings Growth Sebagai Variabel Moderating Terhadap Perubahan Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia”.

Penulis menyadari dalam penulisan / pembuatan tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik saran yang dapat memperbaiki atau menyempurnakan penelitian selanjutnya.

Dalam penulisan tesis ini Penulis telah mendapat bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM & H., M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE , selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

(9)

4. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menyusun tesis ini.

5. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam menyusun tesis.

6. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran – saran kepada penulis dalam menyusun tesis ini. 7. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak

memberikan saran – saran kepada penulis dalam menyusun tesis ini.

8. Bapak dan Ibu dosen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama perkuliahan. Semoga menjadi amalan yang berlipat dan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

9. Suami penulis yang telah banyak memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis hingga selesainya tesis ini.

10.Orang tua penulis yang telah banyak memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis hingga selesainya tesis ini.

11.Teh Neneng dan Bang Al yang telah banyak memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis hingga selesainya tesis ini.

12. Rekan-rekan mahasiswa angkatan XVII terutama Fitri dan Uswa untuk semua dukungan, perhatian dan saran bagi penulis.

(10)

ilmu yang dimiliki penuh barokah, bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Medan, Januari 2012

(11)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Yani Suryani

2. Tempat / Tanggal Lahir : Garut, 31 Oktober 1972

3. Agama : Islam

4. Orang Tua :

a. Ayah : Odjo Sutardjo

b. Ibu : I. Masyitoh

5. Suami : Ir. Julfian Eldy

6. Alamat : Jl. Medan Tenggara VII Gg. Lestari No. 10 Medan

7. Pendidikan :

a. SD : SD Negeri Sukagalih I Tarogong Garut Lulus Tahun 1985

b. SMP : SMP Negeri 2 Garut Lulus Tahun 1988 c. SMA : SMA Negeri 1 Garut Lulus Tahun 1991

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.5. Originalitas ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Landasan Teori ... 8

2.1.1. Saham dan Return Saham ... 8

2.1.2. Dividen dan Teori Kebijakan Dividen ... 10

2.1.3. Earnings Growth ... 18

2.1.4. Perubahan Harga Saham ... 19

2.1.4.1. Analisis Fundamental ... ... 20

2.1.4.2. Analisis Tekhnikal ... ... 24

2.1.5. Ukuran Perusahaan... 34

(13)

BAB III KERANGKA KONSEP ... 37

3.1. Kerangka Konsep ... 37

3.2. Hipotesis Penelitian ... 42

BAB IV METODE PENELITIAN ... 43

4.1. Jenis Penelitian ... 43

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 43

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 45

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 45

4.5.1. Variabel Independen ... 45

4.5.2. Variabel Dependen ... 46

4.5.3. Variabel Moderating ... ... .. 48

4.6. Metode Analisis Data ... 49

4.6.1. Perumusan Model ... 50

4.6.2. Pengujian Normalitas Data ... 52

4.6.3. Uji Asumsi Klasik ... ... 52

4.6.3.1. Uji Multikolinieritas ... 52

4.6.3.2. Uji Heteroskedastisitas ... 53

4.6.3.3. Uji Autokorelasi ... 54

4.6.4. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 55

(14)

5.1.1.2. Stock Split (Pemecahan Saham) ... 59

5.1.1.3. Dividen ... 59

5.1.1.4. Ukuran Perusahaan ... 59

5.1.1.5. Earnings Growth ... 60

5.1.2. Pengujian Normalitas Data ... 60

5.1.3. Pengujian Asumsi Klasik ... 63

5.1.3.1. Uji Multikoliniearitas ... 63

5.1.3.2. Uji Heteroskedastisitas ... 65

5.1.3.3. Uji Autokorelasi ... 66

5.1.4. Pengujian Hipotesis Pertama... 68

5.1.4.1. Menilai Goodness of Fit / Uji Determinan ... 68

5.1.4.2. Uji F (Uji Simultan). ... 70

5.1.4.3. Uji t (Uji Parsial). ... 71

5.1.5. Pengujian Hipotesis Kedua ... 73

5.1.5.1. Uji Residual ... 73

5.2. Pembahasan ... 77

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

6.1. Kesimpulan ... 81

6.2. Keterbatasan Penelitian ... 82

6.2. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 84

(15)

DAFTAR TABEL

No. Judul

2.1.

Halaman

Review Peneliti Terdahulu ... 35

4.1. Proses Pemilihan Sampel Penelitian ... 45

4.2. Definisi Operasional ………... 49

5.1. Statistik Deskriptif ... 58

5.2. Hasil Pengujian Normalitas Data ... 61

5.3. Hasil Pengujian ToleranceandVariance Inflation Factorv ... 65

5.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 66

5.5. Hasil Pengujian Autokorelasi ... 67

5.6. Goodness of Fit Model ...………... 69

5.7. Hasil Uji F ... 71

5.8. Hasil Uji t ... 72

5.9. Hasil Pengujian Pengaruh Stock Split, Dividen dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earning Growth... 74

5.10. Hasil Uji Residual ... 75

(16)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul

3.1.

Halaman

5.1. 5.2.

Kerangka Konsep …………... Histogram Uji Normalitas Data ...

Normal P-P Plot Residual Model Pertama………

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Lampiran Judul

Lampiran 1 Populasi Data Penelitian. Lampiran 2a

Lampiran 2b Lampiran 3a Lampiran 3b Lampiran 4

Daftar Populasi dan Pemilihan Sampel Penelitian Daftar Perusahaan Sampel

Daftar Harga Saham Harian Data Sampel Variabel Penelitian Deskriptif Data Penelitian Lampiran 5 Hasil Pengujian Normalitas Data Lampiran 6 Hasil Uji Asumsi Klasik

(18)

ABSTRAK

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Stock Split, Dividen dan Ukuran Perusahaan terhadap perubahan harga saham dengan

Earnings Growth sebagai variabel moderating pada Bursa Efek Indonesia.

Populasi penelitian adalah perusahaan yang melakukan pemecahan saham periode 2003 – 2010 berjumlah 56 perusahaan. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan metode purposive sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 32 perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan uji residual untuk variabel moderating. Untuk menguji besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dan parsial dengan signifikansi alpha 5%.

Hasil penelitian menunjukkan stock split, dividen dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap perubahan harga saham. Sedangkan secara parsial hanya stock split yang berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan harga saham. Dividen dan Ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham. Earnings growth sebagai variabel moderating berpengaruh terhadap hubungan Stock split, dividen dan Ukuran perusahaan dengan perubahan harga saham.

(19)

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the influence of stock split, dividend and company size on stock price changes with earnings growth as a moderating variable in Indonesian Stock Exchange.

Population in this research are 56 companies that did stock split in period 2003 – 2010. I use 32 companies as sample and taken by using purposive sampling method. The using of analyzing method is by multiple regression analysis and residual test for moderating variabel. For examine the influence of the independent variable to dependent variable partially and simultaneously with significant alpha 5%.

The Results of this study show that stock split, dividend and company size influence stock price changes simultaneously. But only stock split that influence stock price changes partially and positive significant. Dividend and company size do not influence stock price changes significantly. Earnings Growth as moderating variable influence the association among stock split, dividend and company size with stock price changes.

Keyword : Stock Split, Dividend, Company Size, Earnings Growth and Stock Price

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang Masalah

Bentuk instrumen di pasar modal disebut efek, yaitu surat berharga yang salah satunya berupa saham. Setiap investor yang melakukan investasi saham memiliki tujuan yang sama untuk mendapatkan capital gain yaitu selisih positif antara harga jual saham dan harga beli saham dan dividen tunai yang diterima dari emiten karena perusahaan memperoleh keuntungan. Informasi tentang harga saham maupun perubahan harga saham serta kinerja perusahaan emiten dibutuhkan oleh investor sebelum memutuskan untuk investasi, artinya keputusan investasi para investor ditentukan oleh pengharapan mereka atas kesuksesan suatu usaha dimasa mendatang. Investasi yang dilakukan merupakan reaksi atas informasi yang mereka terima.

Informasi harga saham menentukan adanya permintaan dan penawaran terhadap jumlah lembaran saham. Jika harga saham tinggi maka permintaan akan menurun dan kepemilikan saham pun menjadi terbatas bagi kalangan investor tertentu saja. Turunnya permintaan saham tersebut akan menyebabkan harga bergerak turun sampai tercipta posisi keseimbangan harga yang baru. Sehingga emiten akan berusaha untuk mempertahankan posisi perdagangan yang optimal agar sahamnya tetap menarik atau mempunyai daya beli bagi investor.

(21)

saham (stock split) dan mengumumkan pembagian dividen. Investor akan menggunakan informasi pengumuman pemecahan saham dan dividen untuk membuat keputusan. Jika informasi tersebut menguntungkan investor maka investor akan cenderung membeli saham perusahaan sehingga harga saham perusahaan akan meningkat. Sebaliknya jika informasi tersebut tidak menguntungkan investor maka investor cenderung untuk menjual saham perusahaan.

Menurut Brigham dan Gapenski (1994), Stock split merupakan suatu fenomena yang masih diperdebatkan dan menjadi teka-teki dibidang ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya ketidakcocokan antara teori dan praktik. Menurut Kurniawati (2003), Secara teoritis, stock split ini hanya meningkatkan jumlah lembar saham yang beredar, tidak menambah kesejahteraan investor dan tidak memberikan tambahan nilai ekonomi bagi perusahaan. Bahkan beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil yang kontroversi mengenai efek split. Hal ini terlihat dari penelitian yang dilakukan oleh Mc. Nicholes dan Dravid (1990), Liljeblom (1989). Hasil temuannya menunjukkan bahwa pengumuman stock split memiliki kandungan informasi yang direaksi secara positif oleh para pelaku di pasar modal. Sementara, penelitian yang dilakukan oleh Fama, Fisher, Jensen dan Roll (1969), Wiggins (1992) justru menunjukkan hasil yang berlawanan yakni pasar tidak melakukan reaksi terhadap pengumuman stock split.

(22)

harga saham. Penelitian Fatmawati dan Asri (1998) dalam Muniya (2008) menyimpulkan bila stock split berpengaruh signifikan terhadap harga saham, volume perdagangan dan presentase spread.

Walaupun Stock Split (pemecahan saham) merupakan fenomena yang masih diperdebatkan, beberapa perusahaan tetap melakukan pemecahan saham bahkan ada beberapa perusahaan yang melakukan pemecahan saham lebih dari satu kali dalam periode tahun 2003 – 2010 seperti PT. Bank Central Asia, Tbk melakukan pemecahan saham tahun 2004 dan tahun 2008; PT. Charoen Pokhphand Indonesia, Tbk melakukan pemecahan saham tahun 2007 dan tahun 2010; PT. Davomas Abadi, Tbk melakukan pemecahan saham tahun 2004 dan tahun 2007; PT. Ekadharma International, Tbk melakukan pemecahan saham tahun 2005 dan tahun 2006; PT. Humpus Intermoda Transportasi, Tbk melakukan pemecahan saham tahun 2005 dan tahun 2007.

Beberapa alasan yang mendorong perusahaan melakukan stock split yaitu berdasarkan dua teori utama yang mendominasi literatur stock split antara lain

signaling theory dan trading range theory (Sukardi, 2003 dalam Anuragabudhi dan Anna, 2008). Menurut signaling theory, kinerja perusahaan merupakan faktor yang memotivasi perusahaan untuk melakukan aktivitas stock split sedangkan menurut

(23)

perusahaan karena diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat yaitu : (1) Menurunkan harga saham, membuat saham lebih likuid untuk diperdagangkan, menimbulkan marketability dan efisiensi pasar; (2) Mengubah investor odd lot

(membeli saham di bawah 500 lembar) menjadi investor round lot (membeli saham minimal 500 lembar); (3) Memanfaatkan psikologi investor tentang tingkat keuntungan yang lebih tinggi karena basis harga yang lebih rendah; (4) Meningkatkan daya tarik masyarakat untuk berinvestasi dan (5) Mensinyalkan kondisi perusahaan yang bagus.

Selain Stock Split, Kebijakan dividen suatu perusahaan dapat mempengaruhi harga saham juga masih merupakan suatu perdebatan bagi para ahli keuangan. Penelitian Baskin (1989) menyimpulkan bahwa manajer mungkin dapat mengembangkan kebijakan dividen untuk mempengaruhi harga saham. Menurut Miller & Rock (1985) dalam Kusuma (2004), jika pengumuman dividen tersebut mempunyai arti bagi investor, maka dengan sendirinya berpengaruh terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan dasar bagi investor untuk memperkirakan laba dan ekspektasi laba perusahaan.

(24)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Stock Split, Dividen dan Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap perubahan harga saham secara simultan dan parsial pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003 – 2010?

2. Apakah Pertumbuhan Laba Perusahaan (Earnings Growth) merupakan variabel pemoderasi terhadap hubungan Stock Split, Dividen dan Ukuran Perusahaan dengan Perubahan Harga Saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003 – 2010?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh Stock Split, Dividen dan Ukuran Perusahaan terhadap perubahan harga saham baik secara simultan maupun secara parsial pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003 - 2010.

(25)

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut :

1. Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam mengambil kebijakan yang berpengaruh terhadap perubahan harga saham.

2. Diharapkan dapat digunakan oleh investor sebagai bahan pengambil keputusan dalam menginvestasikan dananya pada sekuritas yang menghasilkan return saham optimal dengan menganalisa perubahan harga saham.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan bagi peneliti dalam menganalisis pasar modal terutama yang berkaitan dengan perubahan harga saham.

4. Diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan informasi bagi pembaca maupun peneliti lain tentang perubahan harga saham pada perusahaan – perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.5. Originalitas

(26)
(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Saham dan Return Saham

Saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan perseroan terbatas dengan manfaat yang dapat diperoleh berupa dividen, capital gain dan manfaat non finansial antara lain berupa konsekuensi atas kepemilikan saham berupa kekuasaan, kebanggaan dan khususnya hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan. (Situmorang, 2008)

Rodoni & Ali (2010) menyatakan saham didefinisikan sebagai penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan.

Situmorang (2008) menyatakan terdapat beberapa jenis saham yang dapat dibedakan menurut cara peralihan dan manfaat yang diperoleh para pemegang saham, yaitu :

1. Cara Peralihan Hak.

Berdasarkan cara peralihannya, saham dapat dibedakan menjadi saham atas unjuk dan saham atas nama.

(28)

a. unjuk secara hukum dianggap sebagai pemilik dan berhak ikut hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). b. Saham Atas Nama (registered stocks) adalah saham yang ditulis dengan

jelas nama pemiliknya dan cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu, yaitu dengan dokumen peralihan dan nama pemiliknya dibuat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar pemegang saham. 2. Hak Tagihan atau manfaatnya

Ditinjau dari segi manfaatnya, saham dapat digolongkan ke dalam saham biasa dan saham preferensi, yaitu :

a. Saham biasa (common stocks) adalah saham yang menempatkan pemiliknya yang paling yunior terhadap pembagian deviden dan hak atas harta kekayaan perusahaan jika perusahaan dilikuidasi.

b. Saham Preferen (Prefered stocks) adalah saham yang berbentuk gabungan antara obligasi dengan saham biasa, karena dapat menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi, tetapi juga dapat tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.

Return Saham adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham ini meliputi keuntungan jual beli saham, dimana jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss. Disamping capital gain, investor juga akan menerima dividen tunai setiap tahunnya. (Samsul , 2006)

(29)

dengan dua cara, dimana yang pertama adalah : Ri,t =

Pt-1 (Pt – Pt-1) + Dt

Keterangan :

Ri,t : Return saham i untuk waktu t (hari, bulan, tahun berjalan, dsb) Pt : Price yaitu harga untuk waktu t.

Pt-1 : Price yaitu harga untuk waktu sebelumnya (kemarin, bulan lalu, dsb) Dt : Dividen tunai interim dan dividen tunai final.

Karena ada kemungkinan capital loss, maka Ri,t dapat negatif. Rumus perhitungan return saham yang kedua adalah :

Ri,t =

IHSIi-t (IHSIt - IHSIt-1) + Dt

Keterangan :

Ri,t : Return saham individual untuk waktu t (hari ini, bulan berjalan, dsb) IHSIt : Indeks Harga Saham Individual untuk waktu t

IHSIt-1 : Indeks Harga Saham Individual untuk waktu sebelumya. Dt : Dividen tunai interim dan dividen tunai final.

2.1.2. Dividen dan Teori Kebijakan Dividen

(30)

Kieso dan Weygandt (2008) menyatakan pembagian dividen umumnya didasarkan atas akumulasi laba, yaitu laba ditahan, atau atas beberapa pos modal lainnya seperti tambahan modal disetor. Dividen memiliki jenis sebagai berikut :

a.Dividen Tunai.

Dividen jenis ini dibagikan dalam bentuk kas atau uang tunai. Dividen tunai paling umum dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Besar kecilnya pembagian dividen tergantung dari pembatasan – pembatasan, undang-undang, kontrak-kontrak dan jumlah uang yang dimiliki atau tersedia dalam perusahaan.

b.Dividen Properti

Hutang dividen dalam bentuk aktiva perusahaan selain kas disebut sebagai dividen properti atau dividen in kind. Dividen properti dapat berupa barang dagang, real estate atau investasi atau bentuk lainnya yang dirancang dewan direksi. Ketika dividen properti diumumkan, perusahaan harus menetapkan kembali nilai wajar properti yang akan dibagikan, dengan mengakui setiap keuntungan atau kerugian sebagai perbedaan antara nilai wajar dan nilai buku properti pada tanggal pengumuman.

c.Dividen likuidasi

(31)

pengurangan modal disetor perusahaan dan sejauh itu merupakan dividen likuidasi.

d.Dividen saham

Dividen saham (stock dividend) merupakan penerbitan oleh suatu perseroan atas saham miliknya sendiri kepada pemegang saham atas dasar prorata. Dividen saham diterbitkan untuk mengkapitalisasi sebahagian dari laba (misalnya reklasifikasi jumlah yang dihasilkan ke modal kontribusi) dan dengan demikian menahan laba dalam perusahaan atas dasar permanen. Menurut Halim (2005), Ada tiga bentuk pembayaran dividen, yaitu : a. Dividen dalam jumlah rupiah stabil.

Kebijakan pembayaran dividen yang stabil artinya jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi.

b. Dividen dengan rasio pembayaran konstan

Kebijakan pembayaran dividen dengan rasio pembayaran konstan yaitu pembayaran dividen berdasarkan persentase tertentu dari laba.

c. Dividen tetap yang rendah ditambah dividen ekstra.

Yaitu kebijakan pembayaran dividen yang merupakan modifikasi dari kebijakan dividen dalam jumlah stabil dan kebijakan pembayaran dividen dengan rasio pembayaran konstan.

(32)

aktual adalah sebagai berikut :

a. Announce Date (tanggal pengumuman), adalah pada saat direksi perusahaan mengumumkan rencana pembagian dividen sesuai dengan hasil RUPS.

b. Holder of Record Date (tanggal pencatatan pemegang saham), adalah hari terakhir untuk mendaftarkan diri sebagai pemegang saham agar berhak menerima dividen yang akan dibagikan perusahaan. Investor yang membeli saham setelah tanggal tersebut tidak berhak menerima dividen yang akan dibagikan.

c. Ex – Dividend Date (tanggal ex-dividend), adalah tanggal pada saat hak atas dividen periode berjalan dilepaskan dari sahamnya, biasanya dengan jangka waktu empat hari kerja sebelum tanggal pencatatan saham. Perdagangan saham sebelum tanggal ex-dividend disebut cum dividend. d. Dividend Payment (tanggal pembayaran), adalah tanggal pada saat dividen

benar-benar dibayarkan oleh perusahaan.

(33)

masa akan datang akan rendah, dan hal ini akan menekan harga saham (Erlina, 2008).

Ada tiga pendapat mengenai Kebijakan dividen, yaitu :

1. Dividen tidak mempengaruhi harga saham. Teori ini berdasarkan pandangan bahwa Kebijakan dividen tidak akan mempengaruhi baik rancangan investasi atau struktur modal dan tidak akan mempengaruhi terhadap aliran kas pada masa depan. Berdasarkan pandangan ini, keefisienan pasar modal menjadi kritis dan cukai diabaikan.

2. Dividen akan menurunkan harga saham. Jika kadar cukai investor atas dividen lebih besar dari untung laba modal, maka investor akan berusaha untuk melakukan investasi kembali pendapatan mereka untuk memaksimumkan return setelah cukai mereka. Sudah tentu, berdasarkan alasan ini, jika tarif cukai atas capital gain melebihi tarif dividen, maka akan terjadi sebaliknya.

(34)

Kenaikan dividen yang sangat besar menandakan bahwa manajer merasa sangat optimis, sedangkan penurunan dividen menunjukkan bahwa manajer pesimis terhadap masa depan perusahaan. Kebijakan dividen perusahaan akan menarik minat kalangan investor tertentu yang sepakat tentang kebijakan dividen perusahaan (Erlina, 2008).

Menurut Rosdini (2009), Berikut ini adalah pemaparan mengenai beberapa teori kebijakan dividen :

1. Hipotesis Kontrak

Konsep dasar hipotesis kontrak digambarkan oleh Myers (1977, dalam Smith & Watts 1992) sebagai berikut: IOS perusahaan merupakan call option (hak untuk melakukan pembelian atau investasi di masa mendatang pada tingkat harga tertentu) yang nilainya bergantung pada kecenderungan bahwa manajemen akan melaksanakan kesempatan tersebut. Jika perusahaan memiliki hutang yang berisiko tinggi dan dengan hutang tersebut perusahaan melaksanakan pilihan untuk menjalankan proyek yang memiliki net present value positif, maka akan terdapat kemungkinan terjadinya penurunan nilai perusahaan.

Hubungan antara kebijakan investasi dan dividen dapat diidentifikasi melalui arus kas perusahaan, yaitu semakin besar jumlah investasi dalam satu periode tertentu, akan semakin kecil dividen yang diberikan.

2. Hipotesis Pecking Order

(35)

menyatakan bahwa perusahaan yang profitable memiliki dorongan untuk membayar dividen relatif rendah dalam rangka memiliki dana internal lebih banyak untuk membiayai proyek – proyek investasinya.

3. Hipotesis Sinyal

Hipotesis sinyal yang dikemukakan oleh Miller & Rock (1985) menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas tinggi akan membayar dividen lebih tinggi. Jika sinyal meningkat karena adanya disparitas informasi antara manajer dengan investor, maka perusahaan yang memiliki disparitas informasi besar yang biasanya merupakan perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang kecil akan membayarkan dividen lebih tinggi (hubungan negatif) sebagai sinyal bahwa kondisi perusahaan baik.

4. Residual Dividend Policy

(36)

investasi lain dengan risiko yang sebanding.

Menurut Modigliani dan Miller (1958), dengan suatu keputusan investasi tertentu, rasio dividen yang dibagikan tidak ada pengaruhnya dengan harga saham perusahaan. Inti dari pendapat mereka bahwa Kebijakan dividen tidak relevan. Menurut Modigliani dan Miller, penganjur utama teori ketidakrelevanan dividen, bahwa nilai perusahaan (perubahan harga saham) hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan keuntungan serta resiko dari perusahaan. Dengan kata lain, mereka berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan bergantung semata-mata pada keuntungan yang dihasilkan oleh assetnya bukan pada cara keuntungan tersebut dibagikan antara pembayaran dividen dengan keuntungan yang ditahan (Erlina, 2006).

Menurut Modigliani dan Miller (1961) Dalam menganalisis kebijakan dividen memakai asumsi adanya pasar sempurna, perilaku rasional dan adanya kepastian. Asumsi-asumsi itu adalah :

1. Semua pembeli dan penjual sekuritas tidak ada yang dapat mempengaruhi harga pasar.

2. Semua pedagang sekuritas memiliki akses yang sama dan tanpa biaya atas semua informasi yang relevan.

3. Tidak ada biaya transaksi seperti biaya broker atau biaya transfer yang terkait dengan perdagangan sekuritas.

(37)

5. Investor lebih menyukai kekayaan yang banyak daripada yang sedikit. 6. Investor tidak mempermasalahkan apakah kenaikan kekayaan berasal dari

dividen atau dari capital gain.

7. Setiap investor sangat yakin akan keberhasilan program investasi dan laba perusahaan di masa depan.

8. Karena adanya kepastian tentang masa depan, semua perusahaan mengeluarkan satu jenis sekuritas yaitu saham biasa.

Berdasarkan asumsi diatas, Modigliani dan Miller mengemukakan sebuah

fundamental principle of valuation yang menyatakan bahwa harga setiap saham harus sedemikian rupa supaya rate of return (dividen ditambah capital gain per rupiah yang diinvestasikan) setiap saham sama di seluruh pasar untuk interval waktu tertentu.

Rodoni & Ali (2010) menyatakan kebijakan dividen penting karena dua alasan yaitu yang pertama, pembayaran dividen akan mempengaruhi harga saham, dengan demikian akan berpengaruh pula dengan perdagangan saham. Kedua, pendapatan yang ditahan (retained earning) biasanya merupakan sumber tambahan modal sendiri (equity capital) yang terbesar dan terpenting untuk pertumbuhan perusahaan.

Dengan demikian kebijakan dividen yang diambil perusahaan berkaitan dengan tujuan utama pembuatan keputusan keuangan yaitu memaksimalkan nilai (harga) saham umum perusahaan.

2.1.3. Earnings Growth

(38)

digunakan oleh investor dalam melakukan analisis fundamental untuk pengambilan keputusan yang dapat mempengaruhi price earning ratio (PER) suatu perusahaan.

Usman (2003) menyatakan pertumbuhan laba merupakan selisih laba tahun ini dengan laba bersih tahun lalu dibagi laba bersih tahun lalu, dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba periode sebelumnya.

Pertumbuhan Laba =

Laba bersih tahun t-1

Laba bersih tahun t – Laba bersih tahun t-1

.

Angkoso (2006) menyatakan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : (1) Besarnya perusahaan. Semakin besar perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi; (2) Umur perusahaan. Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam meningkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah; (3) Tingkat Leverage. Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba; (4) Tingkat penjualan. Tingkat penjualan dimasa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan dimasa yang akan datang maka pertumbuhan laba semakin tinggi; (5) Perubahan laba masa lalu. Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa yang akan datang.

(39)

2.1.4. Perubahan Harga Saham

Harga saham merupakan harga yang terbentuk di bursa saham dan umumnya harga saham itu diperoleh untuk menghitung nilai saham. Faktor – faktor yang mempengaruhi harga saham dapat dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal (Weston dan Brigham, 1993).

Menurut Kodrat dan Indonanjaya (2010), Faktor internal yang mempengaruhi harga saham adalah keputusan dividen, struktur permodalan dan risiko. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham adalah peraturan yang ada, resesi ekonomi, sentimen pasar dan lain – lain.

Terdapat dua pendekatan dalam penilaian saham yaitu :

1. Analisis saham fundamental (Fundamental Security Analysis) 2. Analisis teknikal (Technical Analysis)

2.1.4.1. Analisis Fundamental

Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap instrumen investasi mempunyai landasan yang kuat yaitu nilai intrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi pada saat sekarang dan prospeknya di masa yang akan datang. Analisis fundamental menggunakan data fundamental yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan.

(40)

faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan (ii) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Model ini sering disebut sebagai share price forecasting model, dan sering dipergunakan dalam berbagai pelatihan analisis sekuritas. (Kodrat dan Indonanjaya, 2010).

Menurut Yuliati et al, (1997) Analisis fundamental akan bergerak dari keadaan yang umum ke keadaan yang lebih spesifik, yaitu :

a. Analisis dimulai dengan memahami siklus usaha secara umum (perekonomian).

Berdasarkan pengamatan pada harga-harga saham di pasar modal, diketahui bahwa harga saham cenderung turun sebelum siklus usaha (business cycle) memasuki masa resesi. Beberapa bulan sebelum mengalami penurunan, harga saham umumnya akan mencapai puncaknya.

(41)

akan ditujukan pada keadaan saat ini (misalnya tingkat penjualan dan tingkat keuntungan perusahaan). Apabila investor memiliki persepsi yang sama, maka mereka akan melakukan tindakan yang sama pula (membeli, menahan atau menjual sekuritas). Hal ini terjadi karena investor diasumsikan bersifat rasional.

Salah satu cara untuk mengikuti dan memperkirakan perubahan harga sekuritas adalah dengan memperhatikan indeks pasar modal. Dari pengamatan diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif antara harga sekuritas dengan indeks pasar modal. Pada saat indeks pasar merambat naik, harga sekuritas juga mengalami kenaikan. Dengan melihat perubahan pada indeks pasar, investor secara tidak langsung telah mengikuti dinamika perekonomian secara umum.

b. Analisis Industri.

Nilai suatu sekuritas akan sangat dipengaruhi oleh tingkat penjualan dan laba perusahaan. Analisis industri dilakukan karena tingkat penjualan dan laba perusahaan, umumnya akan terkait dengan kondisi industri. Analisis industri dilakukan dengan memperhatikan siklus industri yang dibagi dalam empat tahap, yaitu tahap pertumbuhan awal (initial growth), ekspansi, kejenuhan dan tahap pertumbuhan akhir.

c. Analisis perusahaan individual (emiten).

(42)

direksi. Dalam hal ini laporan keungan perusahaan memegang peranan penting. Dengan mengevaluasi laporan keuangan tersebut, analis akan mengetahui perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan.

Menurut Yuliati, et al (1997) Pada hakikatnya penilaian saham melalui analisis fundamental dapat dibedakan menjadi dua metode, yaitu :

a. Pendekatan Nilai Sekarang (Present Value Approach)

Pendekatan nilai sekarang menganggap bahwa harga teoritis (intrinsik) saham merupakan total nilai sekarang dari seluruh aliran kas yang akan diterima selama periode pemegangan saham (holding period).

Dalam bentuk persamaan matematis, hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

Po = ∑ ( CIt ) / (1 + ke

Dimana :

)t

Po : harga teoritis saham pada periode ke 0. Harga ini merupakan harga beli teoritis saham.

CIt

k

: aliran kas masuk (cash inflow) pada periode ke t

e

Berdasarkan persamaan diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian saham dengan menggunakan pendekatan nilai sekarang memerlukan dua informasi berikut : 1. Estimasi aliran kas yang akan diterima selama

(43)

periode pemegangan saham. Aliran kas masuk tersebut dapat berasal dari dividen dan atau capital gain. ; 2. Estimasi terhadap required rate of return. Tingkat keuntungan tersebut mencerminkan penghargaan terhadap waktu dan risiko.

b. Pendekatan Price Earning Ratio (PER).

PER merupakan salah satu indikator yang banyak digunakan dalam penentuan harga saham. Perhitungan harga teoritis saham dengan pendekatan PER dilakukan dengan menentukan harga dari setiap rupiah pendapatan yang akan diterima. Berikut persamaan matematis untuk mencari rasio tersebut adalah :

PER = Po / Eo atau PER = Po / E

PER sering dipakai untuk mengelompokkan saham berdasarkan tingkat pertumbuhannya. Saham dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi umumnya memiliki PER yang lebih tinggi pula.

: estimasi earning per share (EPS) pada periode yang akan datang.

2.1.4.2. Analisis Teknikal

(44)

indeks harga saham gabungan. Perubahan harga saham cenderung bergerak pada satu arah tertentu (trend). Pola tertentu pada masa lampau akan terulang kembali pada masa yang akan datang. Analisis teknikal lebih memperhatikan pada apa yang telah terjadi di pasar, daripada apa yang seharusnya terjadi. Analisis teknikal menggunakan data pasar dari saham (misalnya perilaku pergerakan harga saham dan volume transaksi saham) untuk menentukan nilai saham (Kodrat dan Indonanjaya, 2010).

Menurut Yuliati et.al (1997) Analisis teknikal didasarkan pada anggapan bahwa harga suatu sekuritas akan ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap sekuritas tersebut. Oleh karena itu teknik-teknik analisis dalam pendekatan ini dirancang untuk mengukur kedua aspek diatas (penawaran dan permintaan). Analisis teknikal didasarkan pada beberapa asumsi dasar, yaitu :

a. Harga sekuritas akan ditentukan oleh interaksi antara penawaran dan permintaan sekuritas.

b. Penawaran dan permintaan sekuritas itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang rasional maupun yang irrasional.

c. Perubahan harga sekuritas cenderung bergerak pada satu arah tertentu (trend).

d. Pergeseran penawaran dan permintaan sekuritas akan mempengaruhi arah perubahan harga saham.

(45)

Berikut beberapa teknik dari analisis teknikal, yaitu : a. Teori Dow (Dow Theory)

Teori ini berusaha menggambarkan trend yang terjadi di pasar sekuritas atau pada sekuritas individual. Berdasarkan tingkat kepentingan dan jangka waktunya, pergerakan harga sekuritas dapat dibedakan menjadi pergerakan primer (primary movement), pergerakan sekunder (secondary movement) dan pergerakan tersier (tertiary movement). Pergerakan primer menunjukkan trend jangka panjang pasar modal. Pergerakan sekunder pada umumnya hanya berlangsung selama beberapa bulan. Pergerakan ini mengoreksi harga-harga sekuritas, tetapi tidak mengubah arah dari pergerakan primer. Sementara itu pergerakan tersier menunjukkan fluktuasi harian dari harga-harga sekuritas. Pencatatan fluktuasi harian ini berguna untuk menentukan trend primer dan sekunder.

b. Analisis Grafik.

Dalam analisis teknikal, sangat dibutuhkan adanya penggambaran grafik yang menunjukkan pola perubahan harga sekuritas dan indeks pasar modal. Dengan memvisualisasikan perubahan harga historis, diharapkan akan dapat ditemukan pola-pola tertentu yang berguna bagi peramalan harga sekuritas dan kondisi pasar modal.

c. Analisis keluasan pasar (breadth of market analysis).

(46)

mengalami kenaikan harga dengan jumlah sekuritas yang mengalami penurunan harga, serta mengakumulasikannya.

d. Analisis Kekuatan relatif (relative strength analysis)

Analisis ini pada dasarnya berusaha mengidentifikasi sekuritas yang memiliki kekuatan relatif terhadap sekuritas lain. Harga sekuritas tersebut (yang memiliki kekuatan relatif) akan meningkat lebih cepat dari harga sekuritas lain pada keadaan bullish. Sebaliknya jika pasar modal berada dalam keadaan bearish, maka penurunan harga sekuritas yang memiliki kekuatan relatif akan berjalan lebih lambat dari sekuritas lain.

e. Analisis rata-rata bergerak (moving average analysis).

Analisis ini dapat dilakukan pada sekuritas individual, industri atau pasar secara keseluruhan. Melalui perhitungan rata-rata bergerak harga sekuritas, akan dapat diketahui pola perubahan harga tersebut. Selanjutnya hasil perhitungan akan dibandingkan dengan harga pasar sekuritas.

(47)

(Yuliati et.al, 1997).

Menurut Husnan (1994), model penilaian saham merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan (atau diamati) menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel – variabel ekonomi tersebut misalnya laba perusahaan, dividen yang dibagikan, variabilitas laba dan sebagainya.

Untuk menentukan harga saham yang tepat, perlu mendasarkan atas estimasi arus kas yang akan diterima oleh pemilik saham tersebut. Arus kas tersebut terdiri dari dua komponen, yaitu dividen dan penjualan kembali saham tersebut. Kesulitan penggunaan arus kas yang di-present value-kan untuk menaksir harga saham, kemudian memunculkan berbagai model penyederhanaan. Penyederhanaan dilakukan terutama dalam menaksir pola pembayaran dividen, tetapi konsep arus kas tetap dipergunakan.

(48)

Menurut Situmorang (2008), Pemecahan saham (stock splits) adalah pemecahan nilai nominal saham menjadi pecahan yang lebih kecil. Tujuan dari pemecahan saham ini biasanya untuk menambah jumlah saham yang beredar, dan agar harga saham menjadi lebih murah, sehingga perdagangan saham menjadi lebih likuid. Jadi hal ini sangat efektif bagi saham – saham yang harganya cukup tinggi. Keputusan pemecahan saham ini harus didasarkan atas persetujuan pemegang saham pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Adapun dampak dengan dilaksanakannya pemecahan saham, maka jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham menjadi bertambah banyak dengan nilai nominal per saham yang lebih kecil. Bersamaan dengan itu secara teoritis harga saham akan turun secara proporsional dengan pertambahan jumlah saham. Akan tetapi secara keseluruhan nilai kapitalisasi saham tersebut tidak mengalami perubahan.

Stock split memiliki karakteristik sebagai berikut : (1) Nilai pasar saham menjadi berkurang; (2) Tidak terdapat perubahan nilai kapitalisasi; (3) Proporsi kepemilikan saham tidak mengalami perubahan; (4) Terdapat penurunan pada nilai buku perusahaan, earning per share dan harga pasar per saham dan (5) Terjadi pencapaian optimal trading range untuk harga pasar per saham (Cahyaning, 2005 dalam Muniya, 2008).

(49)

(membeli saham minimal 500 lembar); (3) Memanfaatkan psikologi investor tentang tingkat keuntungan yang lebih tinggi karena basis harga yang lebih rendah; (4) Meningkatkan daya tarik masyarakat untuk berinvestasi dan (5) Mensinyalkan kondisi perusahaan yang bagus (Annafi’, 2007 dalam Muniya 2008).

Dua teori utama yang mendominasi literatur stock split adalah signaling theory

dan trading range theory (Sukardi, 2003 dalam Anuragabudhi dan Anna, 2008).

Signaling Theory

Modigliani – Miller dalam Signaling theory menyatakan bahwa pemecahan saham memberikan informasi kepada investor tentang prospek peningkatan return

masa depan. Return yang meningkat tersebut dapat diprediksi dan merupakan sinyal tentang laba jangka pendek dan jangka panjang. Pengumuman pemecahan saham dianggap sebagai sinyal yang diberikan oleh manajemen kepada publik bahwa perusahaan memiliki prospek yang bagus di masa depan. Reaksi pasar terhadap pemecahan saham sebenarnya bukan terhadap tindakan pemecahan saham yang tidak memiliki nilai ekonomis, melainkan terhadap prospek perusahaan di masa depan yang disinyalkan oleh pemecahan saham tersebut. Oleh karena itu, secara teoritis perusahaan yang melakukan pemecahan saham telah mengalami perkembangan laba yang bagus dan bahkan akan terus mengalami perkembangan laba pada masa yang akan datang (Biantoro, 2005).

Copeland (1979) dalam Jogiyanto (2003) menyatakan bahwa stock split

(50)

sehingga hanya perusahaan yang mempunyai prospek baik saja yang mampu menanggung biaya ini. Jika pasar bereaksi pada waktu stock split, bukan berarti pasar bereaksi karena informasi stock split yang tidak memiliki nilai ekonomis, melainkan karena mengetahui prospek perusahaan di masa depan yang disinyalkan melalui stock split. Jadi menurut signaling theory, kinerja perusahaan merupakan faktor yang memotivasi perusahaan untuk melakukan aktivitas stock split.

Trading Range Theory

Manajemen melakukan stock split dalam upaya untuk mengarahkan harga saham pada interval tertentu yang tidak terlalu mahal atau tidak terlalu tinggi untuk saham perusahaan. Menurut teori ini, harga saham yang dinilai terlalu tinggi menyebabkan saham tersebut kurang aktif untuk diperdagangkan. Keputusan stock split menyebabkan harga saham menjadi tidak terlalu tinggi, sehingga akan semakin banyak investor yang mampu bertransaksi yang kemudian akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Jadi menurut trading range theory, manajemen melakukan stock split karena memandang bahwa harga saham perusahaan sudah terlalu tinggi. Atau dengan kata lain, harga saham yang tinggi menjadi pendorong bagi manajemen untuk melakukan stock split.

(51)

1. Harapan investor terhadap tingkat pendapatan dividen di masa yang akan datang. Apabila tingkat pendapatan dan dividen stabil, maka harga saham juga akan cenderung stabil. Sebaliknya jika tingkat pendapatan dan dividen berfluktuasi karena faktor internal, maka harga saham tersebut cenderung berfluktuasi juga.

2. Tingkat pendapatan perusahaan. Apabila tingkat pendapatan perusahaan besar maka akan semakin meningkat pula harga saham karena para investor bersikap optimis.

3. Kondisi perekonomian. Kondisi perekonomian di masa yang akan datang selalu dipengaruhi oleh kondisi perekonomian saat ini. Apabila kondisi perekonomian saat ini stabil, maka para investor juga akan optimis terhadap kondisi perekonomian yang akan datang, sehingga harga saham akan cenderung stabil, demikian sebaliknya (Hendrawijaya, 2009).

Menurut Kodrat, Indonanjaya (2010) Agar dapat menghitung nilai suatu saham, investor harus memprediksi dividen saham biasa. Ada tiga pendekatan yaitu :

1. Dividen tidak bertumbuh ( Zero Growth)

Jika diasumsikan bahwa dividen saham biasa tidak bertumbuh (zero growth), g = 0; nilai saham dapat dihitung sebagai berikut :

P0 = D1/(1 + Ks)1 + D2/(1 + Ks)2 + ... + D~/(1 + Ks)~

2. Dividen bertumbuh secara Konstan (Constant Growth)

(52)

perusahaan. Asumsi dividen bertumbuh secara konstan ini biasanya diterapkan pada perusahaan yang telah mapan atau memasuki tahap kedewasaan. Untuk perusahaan yang baru biasanya pada awal tahun, tingkat pertumbuhan dividen tinggi. Setelah beberapa tahun, tingkat pertumbuhan ini menurun dan cenderung konstan. Jika dividen diasumsikan bertumbuh secara konstan dari waktu ke waktu, dan Ks > g maka nilai saham dapat dihitung sebagai berikut :

P0 = D0 (1 + g)/(Ks – g)

Dimana :

P0 = Harga saham biasa pada t = 0

D0 = Dividen terakhir yang dibagikan (dividen yang telah berlalu, tidak akan terima jika membeli saham sekarang / pada t = 0)

G = Growth atau tingkat pertumbuhan dividen

Ks = Tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham terebut. Model penilaian saham ini disebut Gordon Model

3. Dividen Bertumbuh secara tidak Konstan (Nonconstan Growth)

Pada umumnya dividen saham biasa suatu perusahaan tidak konstan tapi berubah sesuai dengan daur hidup (life cycle) perusahaan tersebut. Pada periode awal, biasanya dividen perusahaan berubah – ubah. Namun, pada saat memasuki periode kedewasaan pertumbuhan dividen tersebut cenderung konstan.

(53)

dividen tidak konstan yaitu :

a. Membuat estimasi pertumbuhan dividen.

b. Menghitung present value dividen selama periode dimana dividen tidak bertumbuh secara konstan.

c. Menghitung nilai saham pada akhir periode pertumbuhan tidak konstan.

d. Jumlahkan b dan c untuk mendapatkan P0 (harga saham biasa)

2.1.5. Ukuran Perusahaan

(54)

2.2. Review Peneliti Terdahulu

Beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan perubahan harga saham disajikan dalam tabel 2.1. yaitu :

Tabel 2.1. Review Penelitian Terdahulu

Nama

Pengumuman stock split tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap perubahan harga

saham.Variabel lain yang

mempengaruhi harga saham

(55)

Pertumbuhan

Perusahaan

terhadap perubahan harga saham

dan secara parsial laba kotor,

kualitas laba dan pertumbuhan

Baik secara parsial maupun secara

simultan EPS, PER, Volume

Quick Ratio, Banking Ratio dan ROE secara bersama-sama

berpengaruh positif terhadap

Perubahan Harga Saham. Secara

Parsial Quick Ratio dan Banking Ratio tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham

sedangkan ROE berpengaruh

positif signifikan terhadap

(56)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Faktor – faktor yang mempengaruhi harga saham dapat dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal (Weston dan Brigham, 1993).

Faktor internal yang mempengaruhi harga saham adalah keputusan dividen, struktur permodalan dan risiko. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham adalah peraturan yang ada, resesi ekonomi, sentimen pasar dan lain – lain.

Model Litzenberger dan Rao (1971) yang menyatakan bahwa harga saham ditentukan oleh Laba (EPS), ukuran perusahaan, perkiraan pertumbuhan laba dan risiko. Model Litzeberger dan Rao (LR) menunjukkan adanya hubungan antara harga saham sebagai respon pasar dengan faktor-faktor fundamental perusahaan (Kodrat dan Indonanjaya, 2010).

(57)

profitabilitas (Marberya dan Suaryana, 2009). Dengan demikian perusahaan dengan laba bertumbuh akan memperkuat hubungan ukuran perusahaan dengan harga saham.

Jika perusahaan tidak membagikan laba selama beberapa tahun dan sejumlah laba ditahan telah diakumulasikan, nilai pasar saham yang beredar cenderung naik. Makin tinggi nilai pasar sebuah saham, makin kecil saham itu dapat dibeli oleh kebanyakan orang. Manajemen perusahaan yakin bahwa untuk hubungan masyarakat yang lebih baik, kepemilikan yang lebih luas diinginkan. Karenanya mereka berharap memiliki nilai pasar yang cukup rendah sehingga termasuk dalam batas kemampuan mayoritas investor potensial. Untuk mengurangi nilai pasar saham, cara yang biasa dipakai adalah pemecahan saham atau Stock Split (Kieso & Weygandt, 2008).

Model penilaian saham merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan (atau diamati) menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel – variabel ekonomi tersebut misalnya laba perusahaan, dividen yang dibagikan, variabilitas laba dan sebagainya (Husnan, 1994).

(58)

Variabel Independen Variabel dependen

Skema diatas menunjukkan bahwa pemecahan saham (stock split), dividen, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Perubahan Harga Saham. Pemecahan saham, dividen, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap perubahan harga saham dengan Pertumbuhan Laba Perusahaan sebagai moderating variabel.

Pengumuman pemecahan saham yang dilakukan oleh perusahaan akan menarik investor kecil untuk berinvestasi yang nantinya akan mempengaruhi perubahan harga saham atau dengan kata lain pemecahan saham merupakan upaya untuk menarik perhatian investor, dengan memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki kondisi bagus / prospek bagus karena pemecahan saham memerlukan biaya maka hanya

(59)

perusahaan yang memiliki prospek bagus saja yang mampu melakukannya. Meningkatnya investor yang tertarik terhadap saham tersebut yang diikuti dengan peningkatan permintaan terhadap saham tersebut akan menyebabkan harga saham tersebut terkoreksi atau terjadi perubahan harga saham.

Pengumuman dividen merupakan isyarat bagi investor bahwa perusahaan memperoleh laba atau keuntungan, hal ini akan menimbulkan reaksi investor baik reaksi positif maupun reaksi negatif. Jika investor bereaksi positif maka harga saham akan naik dan jika investor bereaksi negatif maka harga saham akan turun. Perubahan harga saham setelah pembagian dividen menunjukkan bahwa dividen mengandung informasi yang dapat mempengaruhi harga saham atau dapat berpengaruh terhadap perubahan harga saham.

Pertumbuhan laba merupakan selisih antara laba bersih tahun terjadinya stock split

dikurangi laba bersih pada tahun sebelum terjadinya stock split dibagi laba bersih pada tahun sebelum terjadinya stock split. Kenaikan laba perusahaan dibanding tahun sebelumnya merupakan daya tarik bagi investor sehingga akan menyebabkan perubahan harga saham.

Perusahaan dengan laba bertumbuh dapat memperkuat hubungan pemecahan saham dengan perubahan harga saham. Dimana hasil penelitian Marwata (2001) membuktikan bahwa perusahaan yang melakukan stock split mengalami peningkatan laba selama tiga tahun sebelum stock split dan harga saham saham untuk perusahaan yang melakukan stock split lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak melakukan

(60)

Asquit et al. (1989) menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan pemecahan saham mengalami peningkatan laba yang signifikan untuk empat tahun sebelum pemecahan saham dilakukan (Khomsiyah dan Sulistiyo, 2001).

Pertumbuhan laba perusahaan dapat memperkuat hubungan dividen dengan perubahan harga saham. Dimana Modigliani dan Miller (1961) menyatakan, perusahaan enggan mengurangi dividen sehingga tidak akan meningkatkan dividen, kecuali perusahaan mengantisipasi adanya laba berjumlah besar pada periode yang akan datang. Kenaikan dividen yang lebih tinggi daripada yang diharapkan menjadi sinyal bagi investor bahwa perusahaan mengalami pertumbuhan laba yang baik. Sebaliknya penurunan dividen akan menjadi sinyal pertumbuhan laba yang buruk dimasa yang akan datang. Pengumuman dividen yang menyebabkan perubahan harga mengindikasikan adanya information/signaling content (kandungan informasi) (Wirjono, 2003). Hal ini senada dengan hasil studi Lamont (1998) dan Bernstein (2001) menemukan bahwa rasio pembayaran dividen yang tinggi meramalkan pertumbuhan laba yang tinggi (Wirjono, 2003).

Menurut Brennan dan Thakor (1990), keputusan yang menciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa yang akan datang sehingga memaksimumkan harga saham, disebut dengan kebijakan dividen optimal (Wirjono, 2003).

(61)

didalam menghasilkan profitabilitas.

3.2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian dikembangkan dari telaah teoritis sebagai jawaban sementara dari masalah atau pertanyaan yang memerlukan pengujian secara empiris. Dengan demikian dikemukakan hipotesis yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

H1

H

: Stock Split, Dividen dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara simultan dan Parsial terhadap perubahan harga saham di Bursa Efek Indonesia.

2 : Earnings Growth berpengaruh terhadap hubungan stock split, Dividen

(62)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan studi peristiwa (event study) yaitu studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya di publikasikan sebagai suatu pengumuman. Dimana reaksi pasar tersebut dapat diukur dengan menggunakan abnormal return sebagai nilai perubahan harga. Suatu pengumuman yang mengandung informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya pengumuman yang tidak mengandung informasi tidak memberikan

abnormal return kepada pasar (Hartono, 2003).

4

.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) dengan mengunjungi website idx.co.id. Website lain yang dikunjungi untuk memperoleh data

penelitian adalah http:

ICMD (Indonesian Capital Market Directory).

Periode waktu penggunaan data penelitian adalah data tahun 2003 sampai dengan tahun 2010.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

(63)

Efek Indonesia yang melakukan kebijakan stock split, mengumumkan dividen, memiliki data pertumbuhan laba serta memiliki laporan keuangan lengkap dalam periode tahun 2003 sampai dengan 2010 sebanyak 56 perusahaan (Lampiran 1). Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan tekhnik purposive sampling, artinya perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berdasarkan beberapa kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap perusahaan yang menjadi objek penelitian sesuai dengan tujuan penelitian.

Kriteria – kriteria perusahaan yang dapat dijadikan sampel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang melakukan pemecahan saham (stock split) minimal satu kali pada periode tahun 2003 – 2010.

2. Perusahaan sampel memiliki data kebijakan dividen tunai periode tahun 2003 – 2010.

3. Perusahaan memiliki laporan keuangan lengkap satu tahun sebelum stock split

dan satu tahun setelah stock split.

4. Perusahaan memiliki data harga saham harian 45 hari sebelum stock split, pada saat stock split dan 15 hari setelah stock split.

Berdasarkan kriteria diatas, perusahaan yang menjadi objek penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian terdapat 24 perusahaan yang tidak memenuhi kriteria pada tabel 4.1. maka perusahaan yang dapat dijadikan sampel sebanyak 32 perusahaan sampel (Lampiran 2a dan 2b).

(64)

Tabel 4.1. Proses Pemilihan Sampel Penelitian

Kriteria Sampel

Jumlah Perusahaan

1. Perusahaan yang melakukan stock split 56

2. Tidak memenuhi kriteria 2 (11)

3. Tidak memenuhi kriteria 3 (8)

4. Tidak memenuhi kriteria 4 (5)

Jumlah sampel 32

4.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi yaitu tekhnik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen – dokumen berupa dokumen tertulis. Sumber data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dengan mengunjungi beberapa website yang relevan maupun dari buku pendukung.

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini terdapat variabel dependen, variabel independen dan variabel moderating. Untuk memudahkan proses analisis dalam penelitian ini, maka berikut ini dijabarkan definisi operasional variabel yang digunakan.

(65)

Variabel Independen (bebas) adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

1. Stock Split / Pemecahan Saham (X1) adalah tindakan perusahaan untuk menaikkan jumlah saham yang beredar dengan menukar satu saham lama dengan n saham baru.

2. Dividen (X2) adalah Laba yang dibagikan kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya.

3. Ukuran Perusahaan (X3) diukur melalui besarnya total asset yang dimiliki oleh perusahaan (Lestari dan Sudaryono, 2008).

4.5.2. Variabel Dependen

Variabel Dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi variabel independen. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah perubahan harga saham (Y).

Perubahan harga saham (Y) merupakan perubahan harga saham dari suatu periode sebelum peristiwa stock split ke periode setelah peristiwa stock split. Variabel perubahan harga saham dalam penelitian ini diproksikan dengan nilai Cumulative Abnormal Return (CAR). CAR merupakan akumulasi abnormal return dalam periode peristiwa untuk masing-masing saham. Abnormal Return adalah selisih antara return

realisasi masing-masing saham dengan return ekspektasi masing-masing saham, yang dihitung dengan rumus sebagai berikut :

(66)

Dimana : ARit

R

= Abnormal Return saham ke-i pada periode peristiwa ke-t

it

E[R

= Return realisasi yang terjadi untuk saham ke-i pada periode peristiwa ke-t

it

Return realisasi / sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada periode t yang merupakan selisih harga relatif sekarang terhadap harga sebelumnya. Data menggunakan harga saham harian, berikut pengukuran return realisasi (Sokarina, 2006):

] = Return ekspektasi saham ke-i untuk peristiwa ke-t

Rit = Pt –P

Return ekspektasi dihitung dengan menggunakan Model disesuaikan rata – rata (Mean Adjusted Model) yang menganggap bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan return realisasi sebelumnya selama periode estimasi

(estimation period) (Hartono, 2003).

: Harga saham i pada hari t-1

(67)

∑ R

] : return ekspektasi sekuritas ke –i pada periode peristiwa ke – t

ij

T : lamanya periode estimasi yaitu t – 16 (sebelum peristiwa stock split) sd t – 45 (sebelum peristiwa stock split) atau 30 hari periode estimasi : return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j

Berikut ini adalah perhitungan CAR (Cumulative Abnormal Return) dengan Rumus sebagai berikut :

CARit

Dimana :

= ∑ AR

CARit

awal periode pengamatan sampai akhir periode pengamatan.

= Akumulasi abnormal return saham ke-i pada hari ke-t, yang dihitung mulai

ARit

t +15

= Abnormal return saham ke-i pada hari ke-a, yaitu mulai t-15 sampai hari ke

4.5.3. Variabel Moderating

(68)

Earnings Growth (X4) merupakan selisih antara laba bersih tahun ini dikurangi laba bersih tahun lalu dibagi laba bersih tahun lalu, dengan rumus sebagai berikut :

EG =

Laba bersih tahun lalu

Laba Bersih tahun ini – Laba bersih tahun lalu

Berikut tabel 4.2. menyajikan definisi operasional dalam penelitian ini

Tabel 4.2. Definisi Operasional

Jenis Variabel

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

Independen Stock Split

(X1)

Peningkatan jumlah lembar saham

yang beredar dengan cara memecah

selembar saham menjadi n lembar

saham.

1/n lembar saham Rasio

Independen Dividen

semakin besar total aktiva maka

semakin besar perusahaan.

Selisih antara laba bersih tahun

terjadinya stock split dikurangi laba

bersih tahun sebelum stock split

EG = (Laba bersih th.

Ini – Laba bersih thn

(69)

dibagi laba bersih tahun sebelum

Perubahan harga saham dari suatu

periode 15 hari sebelum peristiwa

stock split ke periode 15 hari

setelah peristiwa stock split yang

diproksikan dengan Cumulative

Abnormal Return.

CARit

Rasio

= ∑ AR

4.6. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan metode dependen (dependence method). Metode dependen menguji ada tidaknya hubungan dua set variabel yang dikelompokkan menjadi variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel). Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas (independen variabel) yaitu Stock Split (X1), Dividen (X2) dan Ukuran Perusahaan (X3) dengan variabel moderating pertumbuhan laba perusahaan / earnings growth (X4) serta satu variabel terikat yaitu Perubahan Harga Saham (Y).

Metode statistik untuk menguji hubungan antara satu variabel terikat dan lebih dari satu variabel bebas digunakan regresi berganda (multiple regression).

4.6.1. Perumusan Model

(70)

independen dan variabel dependen adalah Analisis Regresi Linier berganda (Multiple Regression Analysis). Berikut adalah Persamaan Regresi Linier Berganda :

Y = a + b1 X1 + b2X2 + b3

Dimana :

X3 + e

Y adalah Perubahan Harga saham X1 adalah Stock Split / Pemecahan saham X2 adalah Dividen

X3 adalah Ukuran Perusahaan a adalah konstanta

b1, b2, b3

e adalah error

adalah koefisien regresi.

Untuk menguji regresi dengan variabel moderating dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : (1) Uji Interaksi, (2) Uji nilai selisih mutlak, dan (3) Uji Residual. Pengujian variabel moderating dengan uji interaksi maupun uji nilai selisih mutlak mempunyai kecenderungan akan terjadi multikolinieritas yang tinggi antar variabel independen dan hal ini akan menyalahi asumsi klasik dalam regresi ordinary least square / OLS (Ghozali, 2006). Maka dalam penelitian ini digunakan uji residual. Langkah Uji Residual dapat digambarkan dengan persamaan regresi sebagai berikut :

EG = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

Gambar

Tabel 2.1. Review Penelitian Terdahulu
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Tabel 4.1. Proses Pemilihan Sampel Penelitian
Tabel 4.2. Definisi Operasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen variabel yang paling dominan dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio, profitabilitas, ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, likuiditas, dan struktur

"Pelanggaran HAM adalah segala tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang termasuk aparat negara baik disegaja maupun tidak disengaja yang dapat mengurangi,

Dua tipe yang lain dari proses pembelian konsumen dimana konsumen tidak terlibat atau keterlibatan kepentingan yang rendah dengan barangnya adalah tipe pengambilan keputusan

Dari analisis Cochran Q-Test menunjukan bahwa alasan desain situs yang menarik, kemudahan mengakses, kemudahan transaksi, harga terjangkau, praktis, kualitas produk bagus dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebugaran jasmani dengan keterampilan lompat jauh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 sumenep tahun

aktivitas memanipulasi media dan alat pelajaran perlu diperhatikan. Dengan demikian gum dapat mengembangkan alat ukur yang dapat mengukur aktivitas mental dan

Semakin tinggi kekuatan beton maka panjang bagian linier semakin bertambah (Edward G nawy, 1990).Pada kurva tegangan regangan bahwa sampai dengan 40% dari f c pada umumnya