IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM
KONTEKS KURIKULUM 2013
(Penelitian Tindakan pada Kelas Pendidikan Jasmani di SMA Negeri 4 Cimahi)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh
ARINN SUGRATA 1102411
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013 (Penelitian Tindakan pada Kelas Pendidikan Jasmani di
SMA Negeri 4 Cimahi)
Oleh
ARINN SUGRATA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
© Arinn Sugrata 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
November 2015
Hak cipta dilindungi Undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
ARINN SUGRATA
1102411
IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013
(Penelitian Tindakan pada Kelas Pendidikan Jasmani di SMA Negeri 4 Cimahi)
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Drs. H. Toto Subroto, M.Pd. NIP. 196208081987031002
Pembimbing II
Suherman Slamet, M.Pd. NIP. 197603062005011010
Mengetahui Ketua,
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Arinn Sugrata, 2015
IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Arinn Sugrata (2015). NIM: 1102411. Implementasi Gaya Mengajar Divergent dalam Konteks Kurikulum 2013 (Penelitian Tindakan pada Kelas Pendidikan Jasmani di SMA Negeri 4 Cimahi). Pembimbing I: Drs. H. Toto Subroto, M.Pd. Pembimbing II: Suherman Slamet, M.Pd.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) khususnya mengembangkan berpikir kreatif melalui implementasi gaya mengajar divergent. Berdasarkan observasi awal menunjukkan bahwa gaya mengajar yang digunakan kurang mendorong siswa untuk kreatif, untuk itu masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi gaya mengajar divergent dalam mengembangkan kreatifitas siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan sebanyak 2 siklus dan 4 tindakan. Tahapan penelitian meliputi: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 4 Cimahi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, lembar penilaian, catatan lapangan dan catatan observer. Teknik analisis data yang digunakan adalah nilai rata-rata. Rekapitulasi peningkatan hasil belajar yang dicapai atau secara keseluruhan adalah sebagai berikut;pada aspek kognitif (dalam hal ini adalah berpikir kreatif dalam memberikan respon/jawaban), nilai rata-rata pada siklus ke I adalah 78, siklus ke II adalah 82. Pada aspek psikomotor (dalam hal ini adalah gerakan bervariasi), nilai rata-rata pada siklus ke I adalah 73, siklus ke II adalah 82. Kendala-kendala yang dialami selama penelitian adalah sebagai berikut; kesulitan untuk merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan kegiatan proses pembelajaran yang kadang tidak sesuai dengan rencana. Solusi yang dilakukan adalah dengan cara mendiskusikannya dengan dosen pembimbing skripsi untuk merefleksikan hasil penilaian tiap siklus dan meminimalisir kekurangan yang terjadi. Berdasarkan perkembangan hasil belajar berpikir kreatif tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar divergent dapat mengembangkan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran aktivitas permainan terbuka.
Arinn Sugrata (2015). NIM: 1102411. Implementasi Gaya Mengajar Divergent dalam Konteks Kurikulum 2013 (Penelitian Tindakan pada Kelas Pendidikan Jasmani di SMA Negeri 4 Cimahi). Pembimbing I: Drs. H. Toto Subroto, M.Pd. Pembimbing II: Suherman Slamet, M.Pd.
ABSTRACT
This study aims to improve the learning process of Physical Education and Health (PJOK) especially to develop creative thinking through the implementation of divergent teaching style. Based on preliminary observations show the teaching style which has been used is less in encouraging the students to be creative, hence the problems that will be studied in this research is how the implementation of divergent teaching style in
developing students’ creativity. The method that is used in this study is Classroom Action
Research (PTK) which is conducted two cycles and four action research. The stages of the research are: planning, implementation, observation and reflection. The subject of this study is the students of class XI MIA 2 in SMAN 4 Cimahi. The data was collected through observation, interview, assessment sheet, field notes and observer’s note. The data analysis technique used is the average value. The result of recapitulation of learning outcomes improvement which has been achieved or as a whole is as follows: the cognitive aspects (in this case is creative thinking in giving response/ answer), the average value in the first cycle is 78, the second cycle is 82. In the psychomotor aspects (in this case is varied movement), the average value in the first cycle is 73, the second cycle is 82. The problems are found by the observer during the study are: the difficulty to design lesson plan (RPP) and the process of learning activity which is sometimes does not accordance with the plan. To solve the problem, the observer discuss with the supervisor to reflect the results of the assessment from each cycle and to minimize the weakness of the research. The conclusion of this study based on the development of creative thinking
learning outcomes is the divergent teaching style can improve students’ creative thinking
in open play activity.
Arinn Sugrata, 2015
IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada tahun 2013 Pemerintah telah melakukan perubahan penyelenggaraan
pendidikan yaitu melalui penyempurnaan kurikulum 2006 Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Tujuan kurikulum 2013
adalah untuk menjadikan generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan.
Seperti yang dikemukakan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia No.69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, bahwa:
“Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia yang memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.”
Kurikulum merupakan suatu pedoman yang dibuat oleh pemerintah dalam
bentuk tertulis untuk mendidik peserta didik. Menurut Undang – Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang dinamis, sesuai dengan pandangan
filosofi dan perubahan – perubahan yang terjadi di masyarakat, penyempurnaan
kurikulum secara periodik merupakan keharusan. Penyempurnaan kurikulum
selalu dilakukan pemerintah pusat karena masalah pendidikan merupakan salah
satu masalah yang tidak diberikan kewenangannya kepada pemerintah daerah,
seperti halnya agama, pertahanan, dan keamanan.
Menurut Fadillah (2014:29) bahwa: “Filosofi pengembangan kurikulum
2
pendidikan yang sesungguhnya”. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, dikemukakan bahwa
Landasan filosofi pengembangan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
1. Budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpastisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik.
Dari sumber diatas, menunjukan bahwa filosofi pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan pendidikan menjadi Kurikulum 2013 didasarkan pada
pengembangan kehidupan peserta didik dalam beragama, seni, kreatifitas,
berkomunikasi, dan memiliki dimensi intelegensi sesuai dengan diri seorang
peserta didik yang diperlukan oleh masyarakat dan bangsa. Filosofi ini sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk mendidik peserta didik menjadi
manusia yang berkualitas.
Salah satu karakteristik pengembangan Kurikulum 2013 di jelaskan pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah, yaitu: “Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap
spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreatifitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik”.
Merujuk pada karakteristik Kurikulum 2013 diatas, melalui penyelenggaraan
pendidikan dan pembelajaran diharapkan siswa dapat mengembangkan berbagai
sikap spiritual, sosial, kerjasama, dan kreatif dalam pembelajaran disekolah;
termasuk dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
(PJOK), yang merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dilaksanakan di
3
Arinn Sugrata, 2015
IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sosok atau profil lulusan yang diharapkan dalam kurikulum 2013 sesuai
dengan jenjang dan jenis pendidikan, telah dirumuskan dalam bentuk rumusan
Kompetensi Inti (KI) yang harus dicapai oleh semua mata pelajaran. KI
merupakan tingkat kemampuan yang harus dimiliki siswa pada setiap tingkatan
kelas dan untuk seluruh mata pelajaran. Rumusan KI, khususnya untuk kelas XI
SMA, secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 1 skripsi ini. Rumusan KI tersebut
di breakdown ke dalam rumusan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan
karakteristik setiap mata pelajaran. Secara rinci rumusan KD mata pelajaran PJOK
untuk siswa kelas XI SMA dapat dilihat pada Lampiran 2.
Agar seluruh siswa memiliki kompetensi tersebut, maka pendekatan
pembelajaran yang ditekankan untuk digunakan dalam implementasi kurikulum
2013 untuk semua mata pelajaran adalah pendekatan saintifik. Pendekatan
saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan metode ilmiah
untuk membangun sebuah pengetahuan ilmiah. Pendekatan saintifik bertujuan
untuk mengarahkan peserta didik menemukan sendiri berbagai fakta, nilai – nilai
yang diperlukan untuk kehidupannya dan mengembangkan kreatifitas dalam
berfikir. Pendakatan saintifik mendorong siswa untuk lebih mampu dalam
mengamati, menanya, mencoba atau mengumpulkan data, mengasosiasi atau
menalar, dan mengomunikasikan. Melalui implementasi pendakatan saintifik
diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh
lebih baik seperti halnya kreatif, inovatif, dan lebih produktif dan tidak selalu
berpusat pada guru melainkan pembelajaran menjadi interaktif (interaktif guru –
peserta didik – masyarakat – lingkungan alam – media/lainnya).
Dalam sumber lain, dalam hal ini Muska Moston (2008:247) menyatakan bahwa: “The defining characteristic of the Divergent Discovery style is to discover divergent (multiple) responses to a single question/situation within a
specific cognitive operation. The role of the learner is to discover multiple
designs/solutions/responses to a specific question”. Artinya karakteristik utama
dari gaya Penemuan Divergen adalah menemukan respon berbeda (berganda)
untuk satu pertanyaan/situasi, dalam suatu operasi kognitif yang spesifik. Peran
4
karena itu gaya mengajar divergent merupakan salah satu gaya mengajar yang
berpusat pada siswa. Dengan demikian, gaya mengajar divergent tepat digunakan
dalam pembelajaran PJOK untuk memberikan keleluasaan dalam
mengembangkan berpikir kreatif siswa. Selanjutnya Mosston (2008:248)
mengemukakan bahwa: “The fields of physical education, sports, and dance are
rich in opportunities to discover, design, and invent”. Artinya adalah bidang
pendidikan jasmani, olahraga dan dansa kaya akan kesempatan untuk
menemukan, mendesain dan menciptakan.
Berdasarkan hasil dari 3 kali observasi awal pada pembelajaran PJOK di
SMAN 4 Cimahi ditemukan beberapa hal yang penulis anggap sebagai
permasalahan baik yang mencakup dokumen pembelajaran maupun yang
mencakup pelaksanaan pembelajaran.
Permasalahan yang terkait dengan dokumen pembelajaran dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
1. Kurikulum, secara pribadi guru tidak memiliki kurikulum. Dokumen
kurikulum hanya terdapat di arsip Wakil Kepala Sekolah (WAKASEK)
bagian kesiswaan kurikulum sekolah sehingga dapat diperkirakan guru tidak
mudah membaca setiap saat, berbeda jika guru memiliki kurikulum dimeja
ataupun diruangannya sendiri.
2. Program semesteran dan tahunan tidak ada. Sehingga dapat diperkirakan guru
tidak teratur dalam melaksanakan pembelajaran, berbeda jika guru membuat
program tahunan dan semesteran.
3. Silabus ada. Guru telah memiliki silabus.
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ada. RPP yang dibuat oleh guru
bersangkutan secara struktural relatif sudah memenuhi persyaratan sebuah
RPP sebagaimana yang telah ditentukan didalam PERMENDIKBUD No.22
tahun 2013 (RPP asli terlampir), namun secara substansi RPP yang dibuat
belum mengarah kepada pengembangan berpikir kreatif siswa sebagaimana
yang diharapkan oleh pendekatan saintifik dalam pelaksanaan kurikulum
2013. Misalnya: (1). Dari beberapa tujuan pembelajaran yang dirumuskan
5
Arinn Sugrata, 2015
IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kreatifitas dan inovasi. (2). Tujuan pembelajaran yang dirumuskan masih
mengarah kepada penguasaan keterampilan teknik bukan kepada
keterampilan bermain yang menuntut berpikir kreatif dari siswa, padahal
keterampilan bermain bola voli termasuk pada kelompok keterampilan
terbuka. (3). Materi pelajaran hanya tersusun berupa fakta-fakta keterampilan
teknik, tidak berupa konsep-konsep yang mendasar dari sebuah permainan
yang menuntut siswa menggunakan akal pikiran. (4). Meskipun disebutkan
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan saintifik dan model
pembelajaran disebut pembelajaran penemuan, substansi pembelajaran
didalam yang ada didalam fase-fase pembelajaran tidak mendorong siswa
untuk berpikir kreatif sebagaimana sebuah permainan, namun hanya
mendeskripsikan teknik-teknik bermain bola voli yang terbatas.
Permasalahan yang terkait dengan pelaksanaan pembelajaran dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Pada observasi ke 1 anak melakukan servis dan pada observasi ke 2 anak
melakukan passing atas, guru tidak melakukan pembelajaran permainan bola
voli tetapi hanya mengajarkan teknik bola voli sedangkan pada observasi ke 3
guru memberikan permainan bola voli kepada siswa dengan berkelompok
(Lembar Observasi Terlampir).
2. Pada observasi ke 1, anak hanya melakukan pembelajaran servis selama 48
menit dengan materi teknik bukan permainan bola voli.
3. Jam pembelajaran yang seharusnya dilakukan 3x45 menit tetapi pada hanya
dilaksanakan selama 65 menit.
4. Dari beberapa hal yang terdapat pada pendekatan saintifik, mengamati video
dan menalar yang seharusnya dilakukan oleh guru pada saat pembelajaran hal
tersebut tidak dilakukan oleh guru.
Dengan demikian, permasalahan pembelajaran PJOK di SMAN 4 Cimahi
bukan hanya masalah dokumen tapi juga dalam pelaksanaannya. Secara dokumen
guru tidak memiliki kurikulum, program semesteran dan tahunan. Secara
pelaksanaannya walaupun RPP yang ditulis menggunakan pendekatan saintifik,
6
pelaksanaan pembelajarannya tidak terlihat seperti pendekatan saintifik lebih
terlihat seperti pendekatan teknik (RPP terlampir) sehingga siswa tidak kreatif
saat belajar. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui dan terampil dalam
implementasi gaya mengajar divergent dalam pembelajaran PJOK.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Kurikulum, secara pribadi guru tidak memiliki kurikulum.
2. Program semesteran dan tahunan tidak ada.
3. Pada observasi ke 1 dan 2 guru tidak melakukan pembelajaran permainan
bola voli tetapi hanya mengajarkan teknik bola voli.
4. Pada observasi ke 1, anak hanya melakukan pembelajaran servis selama 48
menit dengan materi teknik bukan permainan bola voli.
5. Jam pembelajaran yang seharusnya dilakukan 3x45 menit tetapi pada hanya
dilaksanakan selama 65 menit.
6. Dari beberapa hal yang terdapat pada pendekatan saintifik, mengamati dan
menalar yang seharusnya dilakukan oleh guru pada saat pembelajaran hal
tersebut tidak dilakukan oleh guru.
7. Gaya mengajar yang digunakan oleh guru kurang tepat.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka permasalahan yang dikaji pada
penelitian ini difokuskan pada implementasi gaya mengajar divergent dalam
upaya mengembangkan berpikir kreatif siswa. Namun menyadari keterbatasan
waktu dan kemampuan, maka penulis memberi batasan masalah secara jelas dan
7
Arinn Sugrata, 2015
IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimana implementasi gaya
mengajar divergent dalam mengembangkan berpikir kreatif siswa?
E. Tujuan Penelitian
Adapun yang dijadikan tujuan penelitian oleh penulis adalah sebagai berikut:
Untuk memperbaiki proses pembelajaran PJOK dengan implementasi gaya
mengajar divergent, khususnya untuk memecahkan masalah yang terkait dengan
kurangnya berpikir kreatif siswa.
F. Manfaat Penelitian
Dengan mengetahui pengaruh gaya mengajar divergent terhadap
pembelajaran pendidikan jasmani, maka manfaat yang diharapkan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Untuk menerapkan teori-teori pembelajaran yang sudah ada.
2. Secara Praktis
a. Bagi Peneliti : Manfaat penelitian ini untuk peneliti adalah untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dalam
meng-implementasikan gaya mengajar divergent dalam pembelajaran PJOK.
b. Bagi guru : Menambah pengetahuan dan terampil dalam menerapkan
gaya mengajar divergent dalam pembelajaran PJOK.
c. Bagi siswa : Meningkatkan keaktifan dan cara berfikir secara ilmiah,
Arinn Sugrata, 2015
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Operasional Penelitaan
Tujuan operasional penelitaan ini adalah untuk memperbaiki proses
pembelajaran PJOK, khususnya dalam upaya mengembangkan berpikir kreatif
siswa melalui implementasi gaya mengajar divergent di SMA Negeri 4 Cimahi.
B. Fokus Yang Diteliti
Merujuk kepada tujuan penelitian di atas, maka yang menjadi fokus kajian
dalam penelitian ini adalah pengembangan berpikir kreatif siswa dalam
pembelajaran PJOK melalui implementasi gaya mengajar divergent.
C. MetodePenelitian Yang Digunakan
Sesuai dengan fokus permasalahan dan tujuan penelitian diatas, maka metode
penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
D. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2014 sampai dengan
Oktober 2015. Garis-garis besar kegiatan penelitian dapat digambarkan seperti
pada tabel 3.1 dibawah ini:
Jadwal Kegiatan Penelitian
No. NamaKegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyusunan proposal skripsi
2 Bimbingan proposal skripsi
3 Seminar proposal skripsi
4 SuratKeputusan (SK) judulskripsi
29
Arinn Sugrata, 2015
IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. NamaKegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Barat No.323 Kel. Leuwigajah, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Jumlah siswa
terdiri dari 36 orang, 15 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan.
E. ProsedurPenelitian
1. Observasi Awal
Kegiatan yang dilakukan dalam observasi awal ini adalah mengamati
kegiatan pembelajaran dan menganalisis masalah-masalah yang terkait dengan
fokus penelitian. Fokus masalah yang diteliti atau yang diobservasi meliputi;
Dokumentasi yaitu, silabus pembelajaran, program tahunan dan semester, serta
RPP guru penjas; Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru yaitu,
gaya/metode mengajar yang digunakan oleh guru, keadaan lingkungan sekolah,
respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran disekolah yang dijadikan tempat
penelitian; Sarana dan prasarana yaitu, bola basket, bola sepak, bola voli, net, stik
hoki, bet, dll. (lengkap)
Data-data yang terkait dengan fokus penelitian dicatat dalam catatan lapangan
yang dijadikan data untuk pembahasan dan dituangkan dalam Rencana
30
masalah-masalah yang teridentifikasi, selanjutnya dijadikan pembuatan pedoman
perencanaan perbaikan dalam pembelajaran tahap berikutnya. Dalam penelitian
ini, salah satu perencanaan yang dibuat oleh peneliti adalah RPP aktivitas
permainan bola basket. Sesuai dengan batasan masalah yang dikaji dalam
penelitian ini, maka RPP berorientasi pada implementasi gaya mengajar
divergent.
2. Perencanaan (Plan)
Pada perencanaan dalam setiap tindakan dan siklus dibuat tahapan–tahapan
pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan oleh peneliti dalam pembelajaran
aktivitas bola basket, yaitu:
a. Membuat rancangan RPP aktivitas permainan bola basket dengan
implementasi gaya mengajar divergent. Dalam pembuatan RPP peneliti
perlu mempelajari beberapa hal, yaitu:
- Permendikbud No.69 tahun 2013 mengenai kurikulum 2013.
- Silabus pembelajaran yang ada disekolah.
- Program pembelajaran yang ada disekolah.
- Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
b. Mendiskusikan rancangan RPP dengan dosen pembimbing.
c. Menjalin kerjasama dan kesepakatan dengan observer. Dalam hal ini,
peneliti bekerjasama dengan Luhur Dewantoro, S.Pd yang bertindak
sebagai observer yang merupakan guru PJOK disekolah tempat
pelaksanaan penelitian. Peneliti memberikan beberapa bahan dan tugas
kepada observer yang berkaitan dengan implementasi gaya mengajar
divergent, yaitu:
- Memberikan bahan/sumber bacaan mengenai hakikat gaya mengajar
divergent.
- Memberikan bahan/sumber bacaan mengenai hakikat berpikir kreatif.
- Mendiskusikan implementasi gaya mengajar divergent.
- Mendiskusikan keterkaitan antara berpikir kreatif dengan gaya
mengajar divergent.
- Mencatat kegiatan yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung.
31
Arinn Sugrata, 2015
IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Pelaksanaan (Act) dan Observasi (Observation)
Dalam tahap pelaksanaan sekaligus observasi, peneliti dan observer
melaksanakan:
a. Peneliti melaksanakan proses pembelajaran aktivitas permainan bola
basket, dengan implementasi gaya mengajar divergent, yang sudah
dirancang dalam RPP.
b. Peneliti mencatat permasalahan yang muncul saat pelaksanaan
pembelajaran dalam catatan lapangan. (terlampir)
c. Observer dalam penelitian ini merupakan salah satu guru PJOK
disekolah. Observer bertugas untuk mengamati proses pelaksanaan
pembelajaran, mencatat kegiatan penelitian, dan mengisi lembar
observasi.
4. Perbaikan (Reflection)
Refleksi merupakan tahapan yang dilaksanakan setelah tahap pelaksanaan.
Pada tahap ini peneliti mengkaji, melihat dan mengevaluasi hasil–hasil atau
respon dari tindakan yang telah dicatat dalam catatan lapangan. Tahap refleksi
adalah bagian yang sangat penting dari PTK. Refleksi yang ditekankan adalah
evaluasi diri peneliti selaku guru, yaitu berupa perubahan sebagai akibat tindakan
yang dilakukan, proses refleksi ini juga dikonsultasikan dengan dosen
pembimbing.
Jika hasil refleksi sudah terlihat dampak yang diharapkan oleh peneliti,
termasuk relevansi ketercapaian tujuan penelitian, maka disimpulkan penelitian
tindakan kelas dianggap cukup.
F. Data Penelitian
1. Sumber Data
Data yang dianalisis dalam penelitian ini bersumber dari :
a. Siswa-siswi kelas XI MIA 1 di SMA Negeri 4 Cimahi yang mengikuti
32
b. Guru/peneliti yang mengajar pembelajaran PJOK dengan implementasi
gaya mengajar divergent.
c. Guru penjas/Observer yang mencatat kegiatan selama pembelajaran.
d. Lingkungan sekolah SMA Negeri 4 Cimahi yang dijadikan tempat
penilitian.
2. Jenis dan Alat Pengumpul Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data kualitatif dan
kuantitatif, yaitu:
a. Data kualitatif, terdiri dari :
1. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
2. Catatan lapangan.
3. Catatan observer.
4. Dokumentasi.
b. Data kuantitatif, terdiri dari :
1. Lembar observasi penilaian siswa.
3. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Triangulasi,
sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Menurut Nasution (2014, hlm.15)
bahwa analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang
ditemukan dilapangan dan kemudian dikonstruksikan menjadi teori. Data yang
digunakan berupa observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi
untuk sumber data yang sama secara serempak. Hal ini dapat dilihat pada gambar
3.1 berikut.
Observasi partisipatif
Dokumentasi Wawancara
mendalam
33
Arinn Sugrata, 2015
IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1
Menurut Susan Stainback (1988) yang dikutip oleh Nasution (2014, hlm. 330)
menyatakan bahwa “the aim is not to determine the truth about some social phenomenon, rather the purpose of triangulation is to increase one’s understanding of what ever is being investigated”. Artinya Tujuan dari triangulasi
bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada
peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.
Dari penjelasan diatas, maka dapat dilihat bahwa menggunakan teknik
Arinn Sugrata, 2015
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada bagian akhir skripsi ini, penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan
yang dapat diambil dan saran yang didasarkan pada temuan hasil penelitian.
Secara umum penulis menyimpulkan bahwa implementasi gaya mengajar
divergent berpengaruh pada perkembangan berpikir kreatif siswa. Secara lebih
khusus penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan gaya mengajar divergent dalam pembelajaran PJOK.
Pertama peneliti berusaha untuk mengetahui apa itu gaya mengajar divergent
dan karakteristiknya. Kedua, peneliti membuat perencanaan pembelajaran yang
secara terus menerus diperbaiki. Pada awal pelaksanaan dalam membuat
perencanaan dan pelaksanaan tersebut, terdapat beberapa kendala yang perlu
diperbaiki seperti penyampaian karakteristik gaya mengajar yang belum jelas dan
siswa kurang kreatif pada saat pembelajaran.
Untuk perbaikan kendala tersebut, peneliti melakukan refleksi pembelajaran
dan mencari solusi pemecahannya melalui konsultasi dengan dosen pembimbing
skripsi. Melalui usaha perbaikan dalam bentuk catatan pelaksanaan yang terus
menerus dilakukan. Selama 4 kali pertemuan secara bertahap peneliti merasa
dapat mengimplementasikan gaya mengajar divergent sesuai dengan teori yang
sudah dibahas pada bab II.
2. Perkembangan berpikir kreatif (hasil belajar)
Merujuk pada hakikat gaya mengajar divergent yang menekankan pada
berpikir kreatif siswa untuk setiap aspek, baik itu aspek kognitif dan aspek
psikomotor dan respon siswa yang menunjukkan perubahan positif pada setiap
70
Arinn Sugrata, 2015
IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pertama aspek kognitif, pada tindakan I sampai dengan tindakan IV
konsistensi kreatifitas yang ditunjukan siswa berkembang dengan baik dalam hal
ini siswa dapat memberikan respon/jawaban yang bervariasi pada saat diberikan
masalah dan sesuai dengan indikator yang ditentukan.
Kedua aspek psikomotor, pada tindakan I sampai dengan tindakan IV
konsistensi kreatifitas siswa yang ditunjukan siswa juga berkembang dengan baik
dalam hal mempraktikan gerakan mengoper bola, mengontrol bola, gerakan fake,
shooting, mendukung pembawa bola dan menyerang ke gawang secara bervariasi
dan sesuai dengan indikator.
B. Saran
Berdasarkan hasil dari kesimpulan di atas yang telah dikemukakan oleh
peneliti, ada hal yang dapat disampaikan sebagai saran atau masukan yaitu,
sebagai berikut:
Meskipun gaya mengajar divergent ini mungkin belum banyak diketahui oleh
guru PJOK, namun dengan niat untuk melaksanakan gaya mengajar ini peneliti
yakin guru-guru PJOK yang pernah belajar tentang berbagai gaya mengajar dapat
Arinn Sugrata, 2015
DAFTAR PUSTAKA
Mosston, M. & Ashworth, S. (2008). Teaching Physical Education. (edisi
kedelapan.). Jyvaskyla: Finland.
Juliantine, T., Subroto, T. & Yudiana, Y. (2012). Belajar & Pembelajaran
Penjas. Bandung: UPI FPOK.
Sudarma, M. (2013). Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif.
Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Suriasumantri, J, S. (2010). Filsafat Ilmu. (edisi kedua puluh). Jakarta:
Penebar Swadaya.
Beetlestone, F. (2012). Creative Learning: Strategi Pembelajaran untuk
Melesatkan Kreatifitas Siswa. (edisi ketiga). Bandung: Nusa Media.
Putra, S, R. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. (edisi
pertama). Jogjakarta: Diva Press.
Fadillah, M. (2014). Impementasi Kurikulum 2013: Dalam Pembelajaran
SD/MI, SMP/MTS & SMA/MA. (edisi pertama). Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Khodijah, N. (2014). Psikologi Pendidikan. (edisi kedua). Jakarta: Rajawali
Pers.
Nasution, S. (2008). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bandung: Jemmars.
Ahmadi, I, K. & Amri, S. (2014). Pengembangan & Model Pembelajaran
Tematik Integratif. (edisi pertama). Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Subroto, T. (2010). Didaktik Metodik Pembelajaran: Olahraga Permainan.
Arinn Sugrata, 2015
IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
72
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. (edisi kesembilan belas). Bandung: Alfabeta.
Ningrum, E. (2009). Penelitian Tindakan Kelas: Panduan Praktis dan
Contoh. Bandung: Buana Nusantara.
Hendriana, H, H. & Afrilianto, M. (2014). Panduan bagi Guru Penelitian
Tindakan Kelas: suatu Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Refika Aditama.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Standar Proses. Jakarta:
Depdikbud.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Struktur Kurikulum
SMA-MA. Jakarta: Depdikbud.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Implementasi Kurikulum
Garuda. Jakarta: Depdikbud.
Gardner, H. (2014). Unsur Kecerdasan dalam Otak. [Online]. Diakses dari