• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013 : penelitian tindakan pada kelas pendidikan jasmani di SMA Negeri 4 Cimahi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013 : penelitian tindakan pada kelas pendidikan jasmani di SMA Negeri 4 Cimahi."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM

KONTEKS KURIKULUM 2013

(Penelitian Tindakan pada Kelas Pendidikan Jasmani di SMA Negeri 4 Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

ARINN SUGRATA 1102411

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013 (Penelitian Tindakan pada Kelas Pendidikan Jasmani di

SMA Negeri 4 Cimahi)

Oleh

ARINN SUGRATA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

© Arinn Sugrata 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2015

Hak cipta dilindungi Undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ARINN SUGRATA

1102411

IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013

(Penelitian Tindakan pada Kelas Pendidikan Jasmani di SMA Negeri 4 Cimahi)

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Drs. H. Toto Subroto, M.Pd. NIP. 196208081987031002

Pembimbing II

Suherman Slamet, M.Pd. NIP. 197603062005011010

Mengetahui Ketua,

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

Arinn Sugrata, 2015

IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Arinn Sugrata (2015). NIM: 1102411. Implementasi Gaya Mengajar Divergent dalam Konteks Kurikulum 2013 (Penelitian Tindakan pada Kelas Pendidikan Jasmani di SMA Negeri 4 Cimahi). Pembimbing I: Drs. H. Toto Subroto, M.Pd. Pembimbing II: Suherman Slamet, M.Pd.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) khususnya mengembangkan berpikir kreatif melalui implementasi gaya mengajar divergent. Berdasarkan observasi awal menunjukkan bahwa gaya mengajar yang digunakan kurang mendorong siswa untuk kreatif, untuk itu masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi gaya mengajar divergent dalam mengembangkan kreatifitas siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan sebanyak 2 siklus dan 4 tindakan. Tahapan penelitian meliputi: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 4 Cimahi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, lembar penilaian, catatan lapangan dan catatan observer. Teknik analisis data yang digunakan adalah nilai rata-rata. Rekapitulasi peningkatan hasil belajar yang dicapai atau secara keseluruhan adalah sebagai berikut;pada aspek kognitif (dalam hal ini adalah berpikir kreatif dalam memberikan respon/jawaban), nilai rata-rata pada siklus ke I adalah 78, siklus ke II adalah 82. Pada aspek psikomotor (dalam hal ini adalah gerakan bervariasi), nilai rata-rata pada siklus ke I adalah 73, siklus ke II adalah 82. Kendala-kendala yang dialami selama penelitian adalah sebagai berikut; kesulitan untuk merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan kegiatan proses pembelajaran yang kadang tidak sesuai dengan rencana. Solusi yang dilakukan adalah dengan cara mendiskusikannya dengan dosen pembimbing skripsi untuk merefleksikan hasil penilaian tiap siklus dan meminimalisir kekurangan yang terjadi. Berdasarkan perkembangan hasil belajar berpikir kreatif tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar divergent dapat mengembangkan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran aktivitas permainan terbuka.

(5)

Arinn Sugrata (2015). NIM: 1102411. Implementasi Gaya Mengajar Divergent dalam Konteks Kurikulum 2013 (Penelitian Tindakan pada Kelas Pendidikan Jasmani di SMA Negeri 4 Cimahi). Pembimbing I: Drs. H. Toto Subroto, M.Pd. Pembimbing II: Suherman Slamet, M.Pd.

ABSTRACT

This study aims to improve the learning process of Physical Education and Health (PJOK) especially to develop creative thinking through the implementation of divergent teaching style. Based on preliminary observations show the teaching style which has been used is less in encouraging the students to be creative, hence the problems that will be studied in this research is how the implementation of divergent teaching style in

developing students’ creativity. The method that is used in this study is Classroom Action

Research (PTK) which is conducted two cycles and four action research. The stages of the research are: planning, implementation, observation and reflection. The subject of this study is the students of class XI MIA 2 in SMAN 4 Cimahi. The data was collected through observation, interview, assessment sheet, field notes and observer’s note. The data analysis technique used is the average value. The result of recapitulation of learning outcomes improvement which has been achieved or as a whole is as follows: the cognitive aspects (in this case is creative thinking in giving response/ answer), the average value in the first cycle is 78, the second cycle is 82. In the psychomotor aspects (in this case is varied movement), the average value in the first cycle is 73, the second cycle is 82. The problems are found by the observer during the study are: the difficulty to design lesson plan (RPP) and the process of learning activity which is sometimes does not accordance with the plan. To solve the problem, the observer discuss with the supervisor to reflect the results of the assessment from each cycle and to minimize the weakness of the research. The conclusion of this study based on the development of creative thinking

learning outcomes is the divergent teaching style can improve students’ creative thinking

in open play activity.

(6)

Arinn Sugrata, 2015

IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada tahun 2013 Pemerintah telah melakukan perubahan penyelenggaraan

pendidikan yaitu melalui penyempurnaan kurikulum 2006 Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Tujuan kurikulum 2013

adalah untuk menjadikan generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan.

Seperti yang dikemukakan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia No.69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, bahwa:

“Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia yang memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.”

Kurikulum merupakan suatu pedoman yang dibuat oleh pemerintah dalam

bentuk tertulis untuk mendidik peserta didik. Menurut Undang – Undang Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang dinamis, sesuai dengan pandangan

filosofi dan perubahan – perubahan yang terjadi di masyarakat, penyempurnaan

kurikulum secara periodik merupakan keharusan. Penyempurnaan kurikulum

selalu dilakukan pemerintah pusat karena masalah pendidikan merupakan salah

satu masalah yang tidak diberikan kewenangannya kepada pemerintah daerah,

seperti halnya agama, pertahanan, dan keamanan.

Menurut Fadillah (2014:29) bahwa: “Filosofi pengembangan kurikulum

(7)

2

pendidikan yang sesungguhnya”. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, dikemukakan bahwa

Landasan filosofi pengembangan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

1. Budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.

2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.

3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.

4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpastisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik.

Dari sumber diatas, menunjukan bahwa filosofi pengembangan Kurikulum

Tingkat Satuan pendidikan menjadi Kurikulum 2013 didasarkan pada

pengembangan kehidupan peserta didik dalam beragama, seni, kreatifitas,

berkomunikasi, dan memiliki dimensi intelegensi sesuai dengan diri seorang

peserta didik yang diperlukan oleh masyarakat dan bangsa. Filosofi ini sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk mendidik peserta didik menjadi

manusia yang berkualitas.

Salah satu karakteristik pengembangan Kurikulum 2013 di jelaskan pada

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah

Aliyah, yaitu: “Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap

spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreatifitas, kerja sama dengan kemampuan

intelektual dan psikomotorik”.

Merujuk pada karakteristik Kurikulum 2013 diatas, melalui penyelenggaraan

pendidikan dan pembelajaran diharapkan siswa dapat mengembangkan berbagai

sikap spiritual, sosial, kerjasama, dan kreatif dalam pembelajaran disekolah;

termasuk dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan

(PJOK), yang merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dilaksanakan di

(8)

3

Arinn Sugrata, 2015

IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sosok atau profil lulusan yang diharapkan dalam kurikulum 2013 sesuai

dengan jenjang dan jenis pendidikan, telah dirumuskan dalam bentuk rumusan

Kompetensi Inti (KI) yang harus dicapai oleh semua mata pelajaran. KI

merupakan tingkat kemampuan yang harus dimiliki siswa pada setiap tingkatan

kelas dan untuk seluruh mata pelajaran. Rumusan KI, khususnya untuk kelas XI

SMA, secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 1 skripsi ini. Rumusan KI tersebut

di breakdown ke dalam rumusan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan

karakteristik setiap mata pelajaran. Secara rinci rumusan KD mata pelajaran PJOK

untuk siswa kelas XI SMA dapat dilihat pada Lampiran 2.

Agar seluruh siswa memiliki kompetensi tersebut, maka pendekatan

pembelajaran yang ditekankan untuk digunakan dalam implementasi kurikulum

2013 untuk semua mata pelajaran adalah pendekatan saintifik. Pendekatan

saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan metode ilmiah

untuk membangun sebuah pengetahuan ilmiah. Pendekatan saintifik bertujuan

untuk mengarahkan peserta didik menemukan sendiri berbagai fakta, nilai – nilai

yang diperlukan untuk kehidupannya dan mengembangkan kreatifitas dalam

berfikir. Pendakatan saintifik mendorong siswa untuk lebih mampu dalam

mengamati, menanya, mencoba atau mengumpulkan data, mengasosiasi atau

menalar, dan mengomunikasikan. Melalui implementasi pendakatan saintifik

diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh

lebih baik seperti halnya kreatif, inovatif, dan lebih produktif dan tidak selalu

berpusat pada guru melainkan pembelajaran menjadi interaktif (interaktif guru –

peserta didik – masyarakat – lingkungan alam – media/lainnya).

Dalam sumber lain, dalam hal ini Muska Moston (2008:247) menyatakan bahwa: “The defining characteristic of the Divergent Discovery style is to discover divergent (multiple) responses to a single question/situation within a

specific cognitive operation. The role of the learner is to discover multiple

designs/solutions/responses to a specific question”. Artinya karakteristik utama

dari gaya Penemuan Divergen adalah menemukan respon berbeda (berganda)

untuk satu pertanyaan/situasi, dalam suatu operasi kognitif yang spesifik. Peran

(9)

4

karena itu gaya mengajar divergent merupakan salah satu gaya mengajar yang

berpusat pada siswa. Dengan demikian, gaya mengajar divergent tepat digunakan

dalam pembelajaran PJOK untuk memberikan keleluasaan dalam

mengembangkan berpikir kreatif siswa. Selanjutnya Mosston (2008:248)

mengemukakan bahwa: “The fields of physical education, sports, and dance are

rich in opportunities to discover, design, and invent”. Artinya adalah bidang

pendidikan jasmani, olahraga dan dansa kaya akan kesempatan untuk

menemukan, mendesain dan menciptakan.

Berdasarkan hasil dari 3 kali observasi awal pada pembelajaran PJOK di

SMAN 4 Cimahi ditemukan beberapa hal yang penulis anggap sebagai

permasalahan baik yang mencakup dokumen pembelajaran maupun yang

mencakup pelaksanaan pembelajaran.

Permasalahan yang terkait dengan dokumen pembelajaran dapat diidentifikasi

sebagai berikut:

1. Kurikulum, secara pribadi guru tidak memiliki kurikulum. Dokumen

kurikulum hanya terdapat di arsip Wakil Kepala Sekolah (WAKASEK)

bagian kesiswaan kurikulum sekolah sehingga dapat diperkirakan guru tidak

mudah membaca setiap saat, berbeda jika guru memiliki kurikulum dimeja

ataupun diruangannya sendiri.

2. Program semesteran dan tahunan tidak ada. Sehingga dapat diperkirakan guru

tidak teratur dalam melaksanakan pembelajaran, berbeda jika guru membuat

program tahunan dan semesteran.

3. Silabus ada. Guru telah memiliki silabus.

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ada. RPP yang dibuat oleh guru

bersangkutan secara struktural relatif sudah memenuhi persyaratan sebuah

RPP sebagaimana yang telah ditentukan didalam PERMENDIKBUD No.22

tahun 2013 (RPP asli terlampir), namun secara substansi RPP yang dibuat

belum mengarah kepada pengembangan berpikir kreatif siswa sebagaimana

yang diharapkan oleh pendekatan saintifik dalam pelaksanaan kurikulum

2013. Misalnya: (1). Dari beberapa tujuan pembelajaran yang dirumuskan

(10)

5

Arinn Sugrata, 2015

IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kreatifitas dan inovasi. (2). Tujuan pembelajaran yang dirumuskan masih

mengarah kepada penguasaan keterampilan teknik bukan kepada

keterampilan bermain yang menuntut berpikir kreatif dari siswa, padahal

keterampilan bermain bola voli termasuk pada kelompok keterampilan

terbuka. (3). Materi pelajaran hanya tersusun berupa fakta-fakta keterampilan

teknik, tidak berupa konsep-konsep yang mendasar dari sebuah permainan

yang menuntut siswa menggunakan akal pikiran. (4). Meskipun disebutkan

pendekatan yang digunakan adalah pendekatan saintifik dan model

pembelajaran disebut pembelajaran penemuan, substansi pembelajaran

didalam yang ada didalam fase-fase pembelajaran tidak mendorong siswa

untuk berpikir kreatif sebagaimana sebuah permainan, namun hanya

mendeskripsikan teknik-teknik bermain bola voli yang terbatas.

Permasalahan yang terkait dengan pelaksanaan pembelajaran dapat

diidentifikasi sebagai berikut:

1. Pada observasi ke 1 anak melakukan servis dan pada observasi ke 2 anak

melakukan passing atas, guru tidak melakukan pembelajaran permainan bola

voli tetapi hanya mengajarkan teknik bola voli sedangkan pada observasi ke 3

guru memberikan permainan bola voli kepada siswa dengan berkelompok

(Lembar Observasi Terlampir).

2. Pada observasi ke 1, anak hanya melakukan pembelajaran servis selama 48

menit dengan materi teknik bukan permainan bola voli.

3. Jam pembelajaran yang seharusnya dilakukan 3x45 menit tetapi pada hanya

dilaksanakan selama 65 menit.

4. Dari beberapa hal yang terdapat pada pendekatan saintifik, mengamati video

dan menalar yang seharusnya dilakukan oleh guru pada saat pembelajaran hal

tersebut tidak dilakukan oleh guru.

Dengan demikian, permasalahan pembelajaran PJOK di SMAN 4 Cimahi

bukan hanya masalah dokumen tapi juga dalam pelaksanaannya. Secara dokumen

guru tidak memiliki kurikulum, program semesteran dan tahunan. Secara

pelaksanaannya walaupun RPP yang ditulis menggunakan pendekatan saintifik,

(11)

6

pelaksanaan pembelajarannya tidak terlihat seperti pendekatan saintifik lebih

terlihat seperti pendekatan teknik (RPP terlampir) sehingga siswa tidak kreatif

saat belajar. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui dan terampil dalam

implementasi gaya mengajar divergent dalam pembelajaran PJOK.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian

ini adalah:

1. Kurikulum, secara pribadi guru tidak memiliki kurikulum.

2. Program semesteran dan tahunan tidak ada.

3. Pada observasi ke 1 dan 2 guru tidak melakukan pembelajaran permainan

bola voli tetapi hanya mengajarkan teknik bola voli.

4. Pada observasi ke 1, anak hanya melakukan pembelajaran servis selama 48

menit dengan materi teknik bukan permainan bola voli.

5. Jam pembelajaran yang seharusnya dilakukan 3x45 menit tetapi pada hanya

dilaksanakan selama 65 menit.

6. Dari beberapa hal yang terdapat pada pendekatan saintifik, mengamati dan

menalar yang seharusnya dilakukan oleh guru pada saat pembelajaran hal

tersebut tidak dilakukan oleh guru.

7. Gaya mengajar yang digunakan oleh guru kurang tepat.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka permasalahan yang dikaji pada

penelitian ini difokuskan pada implementasi gaya mengajar divergent dalam

upaya mengembangkan berpikir kreatif siswa. Namun menyadari keterbatasan

waktu dan kemampuan, maka penulis memberi batasan masalah secara jelas dan

(12)

7

Arinn Sugrata, 2015

IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis

merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimana implementasi gaya

mengajar divergent dalam mengembangkan berpikir kreatif siswa?

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang dijadikan tujuan penelitian oleh penulis adalah sebagai berikut:

Untuk memperbaiki proses pembelajaran PJOK dengan implementasi gaya

mengajar divergent, khususnya untuk memecahkan masalah yang terkait dengan

kurangnya berpikir kreatif siswa.

F. Manfaat Penelitian

Dengan mengetahui pengaruh gaya mengajar divergent terhadap

pembelajaran pendidikan jasmani, maka manfaat yang diharapkan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Untuk menerapkan teori-teori pembelajaran yang sudah ada.

2. Secara Praktis

a. Bagi Peneliti : Manfaat penelitian ini untuk peneliti adalah untuk

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dalam

meng-implementasikan gaya mengajar divergent dalam pembelajaran PJOK.

b. Bagi guru : Menambah pengetahuan dan terampil dalam menerapkan

gaya mengajar divergent dalam pembelajaran PJOK.

c. Bagi siswa : Meningkatkan keaktifan dan cara berfikir secara ilmiah,

(13)

Arinn Sugrata, 2015

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Operasional Penelitaan

Tujuan operasional penelitaan ini adalah untuk memperbaiki proses

pembelajaran PJOK, khususnya dalam upaya mengembangkan berpikir kreatif

siswa melalui implementasi gaya mengajar divergent di SMA Negeri 4 Cimahi.

B. Fokus Yang Diteliti

Merujuk kepada tujuan penelitian di atas, maka yang menjadi fokus kajian

dalam penelitian ini adalah pengembangan berpikir kreatif siswa dalam

pembelajaran PJOK melalui implementasi gaya mengajar divergent.

C. MetodePenelitian Yang Digunakan

Sesuai dengan fokus permasalahan dan tujuan penelitian diatas, maka metode

penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

D. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2014 sampai dengan

Oktober 2015. Garis-garis besar kegiatan penelitian dapat digambarkan seperti

pada tabel 3.1 dibawah ini:

Jadwal Kegiatan Penelitian

No. NamaKegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusunan proposal skripsi

2 Bimbingan proposal skripsi

3 Seminar proposal skripsi

4 SuratKeputusan (SK) judulskripsi

(14)

29

Arinn Sugrata, 2015

IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. NamaKegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Barat No.323 Kel. Leuwigajah, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Jumlah siswa

terdiri dari 36 orang, 15 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan.

E. ProsedurPenelitian

1. Observasi Awal

Kegiatan yang dilakukan dalam observasi awal ini adalah mengamati

kegiatan pembelajaran dan menganalisis masalah-masalah yang terkait dengan

fokus penelitian. Fokus masalah yang diteliti atau yang diobservasi meliputi;

Dokumentasi yaitu, silabus pembelajaran, program tahunan dan semester, serta

RPP guru penjas; Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru yaitu,

gaya/metode mengajar yang digunakan oleh guru, keadaan lingkungan sekolah,

respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran disekolah yang dijadikan tempat

penelitian; Sarana dan prasarana yaitu, bola basket, bola sepak, bola voli, net, stik

hoki, bet, dll. (lengkap)

Data-data yang terkait dengan fokus penelitian dicatat dalam catatan lapangan

yang dijadikan data untuk pembahasan dan dituangkan dalam Rencana

(15)

30

masalah-masalah yang teridentifikasi, selanjutnya dijadikan pembuatan pedoman

perencanaan perbaikan dalam pembelajaran tahap berikutnya. Dalam penelitian

ini, salah satu perencanaan yang dibuat oleh peneliti adalah RPP aktivitas

permainan bola basket. Sesuai dengan batasan masalah yang dikaji dalam

penelitian ini, maka RPP berorientasi pada implementasi gaya mengajar

divergent.

2. Perencanaan (Plan)

Pada perencanaan dalam setiap tindakan dan siklus dibuat tahapan–tahapan

pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan oleh peneliti dalam pembelajaran

aktivitas bola basket, yaitu:

a. Membuat rancangan RPP aktivitas permainan bola basket dengan

implementasi gaya mengajar divergent. Dalam pembuatan RPP peneliti

perlu mempelajari beberapa hal, yaitu:

- Permendikbud No.69 tahun 2013 mengenai kurikulum 2013.

- Silabus pembelajaran yang ada disekolah.

- Program pembelajaran yang ada disekolah.

- Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

b. Mendiskusikan rancangan RPP dengan dosen pembimbing.

c. Menjalin kerjasama dan kesepakatan dengan observer. Dalam hal ini,

peneliti bekerjasama dengan Luhur Dewantoro, S.Pd yang bertindak

sebagai observer yang merupakan guru PJOK disekolah tempat

pelaksanaan penelitian. Peneliti memberikan beberapa bahan dan tugas

kepada observer yang berkaitan dengan implementasi gaya mengajar

divergent, yaitu:

- Memberikan bahan/sumber bacaan mengenai hakikat gaya mengajar

divergent.

- Memberikan bahan/sumber bacaan mengenai hakikat berpikir kreatif.

- Mendiskusikan implementasi gaya mengajar divergent.

- Mendiskusikan keterkaitan antara berpikir kreatif dengan gaya

mengajar divergent.

- Mencatat kegiatan yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung.

(16)

31

Arinn Sugrata, 2015

IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Pelaksanaan (Act) dan Observasi (Observation)

Dalam tahap pelaksanaan sekaligus observasi, peneliti dan observer

melaksanakan:

a. Peneliti melaksanakan proses pembelajaran aktivitas permainan bola

basket, dengan implementasi gaya mengajar divergent, yang sudah

dirancang dalam RPP.

b. Peneliti mencatat permasalahan yang muncul saat pelaksanaan

pembelajaran dalam catatan lapangan. (terlampir)

c. Observer dalam penelitian ini merupakan salah satu guru PJOK

disekolah. Observer bertugas untuk mengamati proses pelaksanaan

pembelajaran, mencatat kegiatan penelitian, dan mengisi lembar

observasi.

4. Perbaikan (Reflection)

Refleksi merupakan tahapan yang dilaksanakan setelah tahap pelaksanaan.

Pada tahap ini peneliti mengkaji, melihat dan mengevaluasi hasil–hasil atau

respon dari tindakan yang telah dicatat dalam catatan lapangan. Tahap refleksi

adalah bagian yang sangat penting dari PTK. Refleksi yang ditekankan adalah

evaluasi diri peneliti selaku guru, yaitu berupa perubahan sebagai akibat tindakan

yang dilakukan, proses refleksi ini juga dikonsultasikan dengan dosen

pembimbing.

Jika hasil refleksi sudah terlihat dampak yang diharapkan oleh peneliti,

termasuk relevansi ketercapaian tujuan penelitian, maka disimpulkan penelitian

tindakan kelas dianggap cukup.

F. Data Penelitian

1. Sumber Data

Data yang dianalisis dalam penelitian ini bersumber dari :

a. Siswa-siswi kelas XI MIA 1 di SMA Negeri 4 Cimahi yang mengikuti

(17)

32

b. Guru/peneliti yang mengajar pembelajaran PJOK dengan implementasi

gaya mengajar divergent.

c. Guru penjas/Observer yang mencatat kegiatan selama pembelajaran.

d. Lingkungan sekolah SMA Negeri 4 Cimahi yang dijadikan tempat

penilitian.

2. Jenis dan Alat Pengumpul Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data kualitatif dan

kuantitatif, yaitu:

a. Data kualitatif, terdiri dari :

1. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

2. Catatan lapangan.

3. Catatan observer.

4. Dokumentasi.

b. Data kuantitatif, terdiri dari :

1. Lembar observasi penilaian siswa.

3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Triangulasi,

sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Menurut Nasution (2014, hlm.15)

bahwa analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang

ditemukan dilapangan dan kemudian dikonstruksikan menjadi teori. Data yang

digunakan berupa observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi

untuk sumber data yang sama secara serempak. Hal ini dapat dilihat pada gambar

3.1 berikut.

Observasi partisipatif

Dokumentasi Wawancara

mendalam

(18)

33

Arinn Sugrata, 2015

IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1

Menurut Susan Stainback (1988) yang dikutip oleh Nasution (2014, hlm. 330)

menyatakan bahwa “the aim is not to determine the truth about some social phenomenon, rather the purpose of triangulation is to increase one’s understanding of what ever is being investigated”. Artinya Tujuan dari triangulasi

bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada

peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.

Dari penjelasan diatas, maka dapat dilihat bahwa menggunakan teknik

(19)

Arinn Sugrata, 2015

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada bagian akhir skripsi ini, penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan

yang dapat diambil dan saran yang didasarkan pada temuan hasil penelitian.

Secara umum penulis menyimpulkan bahwa implementasi gaya mengajar

divergent berpengaruh pada perkembangan berpikir kreatif siswa. Secara lebih

khusus penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan gaya mengajar divergent dalam pembelajaran PJOK.

Pertama peneliti berusaha untuk mengetahui apa itu gaya mengajar divergent

dan karakteristiknya. Kedua, peneliti membuat perencanaan pembelajaran yang

secara terus menerus diperbaiki. Pada awal pelaksanaan dalam membuat

perencanaan dan pelaksanaan tersebut, terdapat beberapa kendala yang perlu

diperbaiki seperti penyampaian karakteristik gaya mengajar yang belum jelas dan

siswa kurang kreatif pada saat pembelajaran.

Untuk perbaikan kendala tersebut, peneliti melakukan refleksi pembelajaran

dan mencari solusi pemecahannya melalui konsultasi dengan dosen pembimbing

skripsi. Melalui usaha perbaikan dalam bentuk catatan pelaksanaan yang terus

menerus dilakukan. Selama 4 kali pertemuan secara bertahap peneliti merasa

dapat mengimplementasikan gaya mengajar divergent sesuai dengan teori yang

sudah dibahas pada bab II.

2. Perkembangan berpikir kreatif (hasil belajar)

Merujuk pada hakikat gaya mengajar divergent yang menekankan pada

berpikir kreatif siswa untuk setiap aspek, baik itu aspek kognitif dan aspek

psikomotor dan respon siswa yang menunjukkan perubahan positif pada setiap

(20)

70

Arinn Sugrata, 2015

IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pertama aspek kognitif, pada tindakan I sampai dengan tindakan IV

konsistensi kreatifitas yang ditunjukan siswa berkembang dengan baik dalam hal

ini siswa dapat memberikan respon/jawaban yang bervariasi pada saat diberikan

masalah dan sesuai dengan indikator yang ditentukan.

Kedua aspek psikomotor, pada tindakan I sampai dengan tindakan IV

konsistensi kreatifitas siswa yang ditunjukan siswa juga berkembang dengan baik

dalam hal mempraktikan gerakan mengoper bola, mengontrol bola, gerakan fake,

shooting, mendukung pembawa bola dan menyerang ke gawang secara bervariasi

dan sesuai dengan indikator.

B. Saran

Berdasarkan hasil dari kesimpulan di atas yang telah dikemukakan oleh

peneliti, ada hal yang dapat disampaikan sebagai saran atau masukan yaitu,

sebagai berikut:

Meskipun gaya mengajar divergent ini mungkin belum banyak diketahui oleh

guru PJOK, namun dengan niat untuk melaksanakan gaya mengajar ini peneliti

yakin guru-guru PJOK yang pernah belajar tentang berbagai gaya mengajar dapat

(21)

Arinn Sugrata, 2015

DAFTAR PUSTAKA

Mosston, M. & Ashworth, S. (2008). Teaching Physical Education. (edisi

kedelapan.). Jyvaskyla: Finland.

Juliantine, T., Subroto, T. & Yudiana, Y. (2012). Belajar & Pembelajaran

Penjas. Bandung: UPI FPOK.

Sudarma, M. (2013). Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif.

Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Suriasumantri, J, S. (2010). Filsafat Ilmu. (edisi kedua puluh). Jakarta:

Penebar Swadaya.

Beetlestone, F. (2012). Creative Learning: Strategi Pembelajaran untuk

Melesatkan Kreatifitas Siswa. (edisi ketiga). Bandung: Nusa Media.

Putra, S, R. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. (edisi

pertama). Jogjakarta: Diva Press.

Fadillah, M. (2014). Impementasi Kurikulum 2013: Dalam Pembelajaran

SD/MI, SMP/MTS & SMA/MA. (edisi pertama). Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media.

Khodijah, N. (2014). Psikologi Pendidikan. (edisi kedua). Jakarta: Rajawali

Pers.

Nasution, S. (2008). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bandung: Jemmars.

Ahmadi, I, K. & Amri, S. (2014). Pengembangan & Model Pembelajaran

Tematik Integratif. (edisi pertama). Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Subroto, T. (2010). Didaktik Metodik Pembelajaran: Olahraga Permainan.

(22)

Arinn Sugrata, 2015

IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGENT DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

72

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. (edisi kesembilan belas). Bandung: Alfabeta.

Ningrum, E. (2009). Penelitian Tindakan Kelas: Panduan Praktis dan

Contoh. Bandung: Buana Nusantara.

Hendriana, H, H. & Afrilianto, M. (2014). Panduan bagi Guru Penelitian

Tindakan Kelas: suatu Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Refika Aditama.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Standar Proses. Jakarta:

Depdikbud.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Struktur Kurikulum

SMA-MA. Jakarta: Depdikbud.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Implementasi Kurikulum

Garuda. Jakarta: Depdikbud.

Gardner, H. (2014). Unsur Kecerdasan dalam Otak. [Online]. Diakses dari

Gambar

(Kesimpulandan Saran) Tabel 3.1 2. TempatPenelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Jum’at tanggal dua puluh bulan April tahun Dua ribu dua belas pada alamat: http://lpse.lebakkab.go.id Kami Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada

Dalam penelitian dilakukan tiga pengujian untuk mengetahui nilai koefisien gesek, nilai keausan spesifik, dan nilai keuletan dari komposit berpenguat partikel

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian [Yuliana, 2008] serta penelitian [Utami and Rahmawati, 2010] yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh ukuran

Kompetensi Kerja tingkat 2 bagi anggota Direksi BPRS. dapat menggunakan sisa batas waktu yang

Mizzy dan al-Hafizh Ibnu Hajar al- „Asqalani rahimahullah, orang yang mengambil ilmu dari Imam asy- Syafi‟i rahimahullah sangat banyak, tidak ada yang dapat

Berdasarkan Surat Penetapan Penyedia Barang / Jasa Pengadaan Langsung Nomor : 35 /BA/PPBJ- II/APBD/BKP/VII/2014, tanggal 17 Juli 2014, tentang Penetapan Penyedia Barang / Jasa

o Terdapat realisasi belanja pengeluaran tanpa dilengkapi dengan undangan, daftar hadir, nota pembelian, kwitansi pembelian dan bea meterai.. Paragraf

Sebelumnya belum pernah dilakukan percobaan terhadap hewan,karena pada penelitian ini perlu dilakukan wawancara(kuesioner) dengan manusia untuk mendapatkan data