ANALISIS LERENG DENGAN PERKUATAN PONDASI
TIANG
Nama : Donald HHL NRP : 0321083
Pembimbing : Ibrahim Surya, Ir., M.Eng
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
ABSTRAK
Akibat kondisi dan struktur dari suatu lereng ,masalah keruntuhan menjadi masalah yang paling mengkhawatirkan yang timbul akibat penggunaan lereng. Untuk itu ada berbagai macam cara dan metoda yang dibuat oleh para ahli untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan keruntuhan suatu lereng. Mulai dari metoda memperkuat lereng secara kimiawi sampai memberikan elemen perkuatan yang dimasukkan ke dalam lereng.
Metoda perkuatan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah perkuatan menggunakan pondasi tiang. Jadi pondasi tiang disini digunakan sebagai elemen perkuatan bukan sebagai penyalur beban dari struktur atas ke tanah.
Data tanah yang akan digunakan dalam tugas akhir ini adalah data tanah yang berasal dari Cipularang. Tanah tersebut disimulasikan dengan beberapa macam kemiringan yang paling sering dijumpai dalam kondisi di lapangan. Pondasi tiang yang akan digunakan sebagai perkuatan diletakkan pada daerah lereng tersebut sebanyak satu barisan.
Tingkat kemungkinan suatu lereng runtuh dideskripsikan sebagai faktor keamanan suatu lereng. Jadi dalam tugas akhir ini analisis dilakukan dengan mencari nilai faktor keamanan dari suatu lereng dan memahami nilai-nilai faktor keamanan yang didapat.Dalam mencari nilai faktor keamanan ini digunakan metoda elemen hingga dalam bentuk penggunaan program Plaxis 7.11 dan menggunakan metoda hasil dari penelitian di lapangan dalam bentuk persamaan yang dibuat oleh S.Hassiotis,J.L. Chameau,M.Gunaratne.
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR... i
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR... ii
ABSTRAK... iii
KATA PENGANTAR... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN... ix
DAFTAR GAMBAR... xi
1.4 Sistematika Penulisan... 4
BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keruntuhan Lereng... 5
2.2 Konsep Angka Keamanan... 7
2.3 Jenis Perkuatan Lereng ... 8
2.4 Prinsip Kerja Perkuatan Lereng ... 13
2.6.1 Mekanisme Transfer Perkuatan Fleksibel... 21
2.6.2 Mekanisme Transfer Perkuatan Kaku... 21
2.7 Penggunaan Metoda Limit Equilibrium dan Metoda Elemen Hingga dalam Mencari Kestabilan Lereng ... 22
2.8 Kestabilan Lereng dengan Pondasi Tiang Metoda Limit Equilibrium ... 24
2.9 Kestabilan Lereng dengan Pondasi Tiang Metoda Elemen Hingga 30 BAB 3. TINJAUAN PROGRAM KOMPUTER PLAXIS VERSI 7.11 3.1 Kemampuan dan Fasilitas yang Dimiliki... 41
3.2 Definisi Umum Mengenai Tegangan dan Regangan ... 43
3.3 Regangan Elastis ... 46
3.4 Regangan Plastis ... 47
3.5 Model Mohr-Coulomb ... 47
3.6 Kalkulasi Angka Keamanan... 51
BAB 4. STUDI KASUS PERKUATAN LERENG 4.1 Deskripsi ... 53
4.2 Lereng dan Pondasi Tiang... 54
4.3 Penghitungan Faktor Keamanan dengan Plaxis 7.11... 56
4.4 Penghitungan Faktor Keamanan dengan Prosedur Massa ... 84
4.4.1 Penghitungan Faktor Keamanan Lereng tanpa Pondasi Tiang 84 4.4.1.1 Lereng dengan Kemiringan 1:1... 87
4.4.1.2 Lereng dengan Kemiringan 1:1.5... 90
4.4.1.3 Lereng dengan Kemiringan 1:2... 93
4.4.2 Penghitungan Faktor Keamanan Lereng dengan Pondasi Tiang ... 96
4.5 Perbandingan Faktor Keamanan Hasil Plaxis 7.11 dan Metoda Prosedur Massa ... 131
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 133
5.2 Saran... 135
DAFTAR PUSTAKA... 137
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
A = Luas penampang pondasi tiang c = kohesi
ca = kohesi (persamaan prosedur massa) cd = kohesi yang terbentuk
CEO = sudut yang dibentuk antar Ft dan garis dari titik tengah lingkaran D1 = jarak antara titik tengah pondasi tiang
D2 = jarak antara bagian dalam pondasi tiang
E = modulus elastisitas Ec = modulus elastisitas beton fc’ = kuat tekan beton
Fc = faktor keamanan akibat kohesi tanah Fp = Ft/D1
r = jari-jari lingkaran
u = sudut antara W dan garis yang menuju titik tengah lingkaran ux = perpindahan arah x
uy = perpindahan arah y
v = sudut antara W dan lingkaran rsinΦ w = berat
x = panjang ujung ke ujung lingkaran bidang runtuh
y = sudut yang membagi lingkarang bidang runtuh sama besar
z = kedalaman, m
= rasio jarak ujung keruntuhan dari tumit lereng terhadap tinggi lereng
γ = berat volume efektif tanah, setelah dikurangi dengan γw
σ = tegangan normal tanah
τ = tegangan geser tanah
ν = rasio poisson
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.8 Transfer Beban Melalui Perlawanan Pasif ... 15
Gambar 2.9 Perkuatan Lereng dengan Pondasi Tiang Diameter Besar ... 19
Gambar 2.10 Perkuatan Lereng dengan Inklusi Fleksibel ... 19
Gambar 2.11 Perkuatan Lereng dengan Micropile ... 20
Gambar 2.12 Interaksi Tanah dan Perkuatan dengan Struktur Fleksibel... 21
Gambar 2.13 Interaksi Tanah dan Perkuatan dengan Struktur Kaku ... 22
Gambar 2.14 Tanah Berdeformasi Plastis di Sekitar Pondasi Tiang ... 21
Gambar 2.15 Gaya pada Lereng ... 27
Gambar 2.16 Gaya pada Lereng dengan Perkuatan... 29
Gambar 2.17 Elemen Segitiga ... 34
Gambar 2.18 Elemen beam tiga titik nodal dan lima titik nodal ... 35
Gambar 2.19 Elemen Interface dengan Titik Nodal dan Titik Tegangan ... 35
Gambar 2.20 Boundary Condition pada Mesh ... 39
Gambar 3.1 Koordinat tiga dimensi dan konvensi tanda ... 44
Gambar 3.2 Bidang Tegangan Prinsipal ... 45
Gambar 3.3 Permukaan Yield Mohr-Coulomb ... 48
Gambar 3.4 Definisi E0 dan E50 untuk drained triaxial test standar ... 49
Gambar 3.5 Lingkaran tegangan saat yield... 51
Gambar 4.1 Tampak Melintang Lereng dengan Kemiringan 1:1 ... 55
Gambar 4.2 Tampak Melintang Lereng dengan Kemiringan 1:1.5 ... 55
Gambar 4.3 Tampak Melintang Lereng dengan Kemiringan 1:2 ... 55
Gambar 4.4 Input Data Tanah Plaxis 7.11... 57
Gambar 4.5 Mesh Lereng ... 58
Gambar 4.6 Mesh Keruntuhan Lereng... 58
Gambar 4.7 Nilai Faktor Keamanan Lereng ... 58
Gambar 4.8 Mesh Lereng ... 59
Gambar 4.9 Mesh Keruntuhan Lereng ... 59
Gambar 4.10 Nilai Faktor Keamanan Lereng... 59
Gambar 4.11 Mesh Lereng ... 60
Gambar 4.12 Mesh Keruntuhan Lereng... 60
Gambar 4.13 Nilai Faktor Keamanan Lereng... 60
Gambar 4.14 Posisi Pondasi Tiang pada Lereng ... 62
Gambar 4.15 Mesh Lereng ... 63
Gambar 4.16 Mesh Keruntuhan Lereng ... 63
Gambar 4.17 Nilai Faktor Keamanan Lereng... 63
Gambar 4.18 Posisi Pondasi Tiang pada Lereng ... 64
Gambar 4.20 Mesh Keruntuhan Lereng ... 65
Gambar 4.21 Nilai Faktor Keamanan Lereng... 65
Gambar 4.22 Posisi Pondasi Tiang pada Lereng ... 66
Gambar 4.23 Mesh Lereng ... 66
Gambar 4.24 Mesh Keruntuhan Lereng ... 67
Gambar 4.25 Nilai Faktor Keamanan Lereng... 67
Gambar 4.26 Posisi Pondasi Tiang pada Lereng ... 68
Gambar 4.27 Mesh Lereng ... 68
Gambar 4.28 Mesh Keruntuhan Lereng ... 68
Gambar 4.29 Nilai Faktor Keamanan Lereng... 69
Gambar 4.30 Posisi Pondasi Tiang pada Lereng ... 69
Gambar 4.31 Mesh Lereng ... 70
Gambar 4.32 Mesh Keruntuhan Lereng ... 70
Gambar 4.33 Nilai Faktor Keamanan Lereng... 70
Gambar 4.34 Posisi Pondasi Tiang pada Lereng ... 71
Gambar 4.35 Mesh Lereng ... 71
Gambar 4.36 Mesh Keruntuhan Lereng ... 72
Gambar 4.37 Nilai Faktor Keamanan Lereng... 72
Gambar 4.38 Posisi Pondasi Tiang pada Lereng ... 73
Gambar 4.39 Mesh Lereng ... 73
Gambar 4.40 Mesh Keruntuhan Lereng ... 73
Gambar 4.41 Nilai Faktor Keamanan Lereng... 74
Gambar 4.42 Posisi Pondasi Tiang pada Lereng ... 74
Gambar 4.44 Mesh Keruntuhan Lereng ... 75
Gambar 4.45 Nilai Faktor Keamanan Lereng... 75
Gambar 4.46 Posisi Pondasi Tiang pada Lereng ... 76
Gambar 4.47 Mesh Lereng ... 76
Gambar 4.48 Mesh Keruntuhan Lereng ... 77
Gambar 4.49 Nilai Faktor Keamanan Lereng ... 77
Gambar 4.50 Posisi Koordinat dari Pondasi Tiang... 78
Gambar 4.51 Posisi Pondasi Tiang pada Lereng ... 79
Gambar 4.52 Mesh Lereng ... 79
Gambar 4.53 Mesh Keruntuhan Lereng ... 80
Gambar 4.54 Nilai Faktor Keamanan Lereng ... 80
Gambar 4.55 Posisi Pondasi Tiang pada Lereng ... 81
Gambar 4.56 Mesh Lereng ... 81
Gambar 4.57 Mesh Keruntuhan Lereng ... 81
Gambar 4.58 Nilai Faktor Keamanan Lereng ... 82
Gambar 4.59 Posisi Pondasi Tiang pada Lereng ... 82
Gambar 4.60 Mesh Lereng ... 83
Gambar 4.61 Mesh Keruntuhan Lereng... 83
Gambar 4.62 Nilai Faktor Keamanan Lereng ... 83
Gambar 4.63 Posisi Titik o dan Jari Jari r... 84
Gambar 4.64 Posisi Titik Berat Bidang Runtuh ... 85
Gambar 4.65 Posisi Cd ... 85
Gambar 4.66 Lingkaran rsinΦ dan Sudut v ... 86
Gambar 4.68 Bidang Keruntuhan Lereng Kedua ... 88
Gambar 4.69 Bidang Keruntuhan Lereng Ketiga ... 89
Gambar 4.70 Bidang Keruntuhan Lereng Pertama... 90
Gambar 4.71 Bidang Keruntuhan Lereng Kedua ... 91
Gambar 4.72 Bidang Keruntuhan Lereng Ketiga ... 92
Gambar 4.73 Bidang Keruntuhan Lereng Pertama... 93
Gambar 4.74 Bidang Keruntuhan Lereng Kedua ... 94
Gambar 4.75 Bidang Keruntuhan Lereng Ketiga ... 95
Gambar 4.76 Tegangan q ... 96
Gambar 4.77 Resultan Ft dan W ... 97
Gambar 4.78 Perpotongan Ft dan W ... 97
Gambar 4.79 Posisi Sudut u dan v ... 98
Gambar 4.80 Bidang Keruntuhan Lereng Pertama... 99
Gambar 4.81 Bidang Keruntuhan Lereng Kedua ... 100
Gambar 4.82 Bidang Keruntuhan Lereng Ketiga ... 101
Gambar 4.83 Bidang Keruntuhan Lereng Pertama... 103
Gambar 4.84 Bidang Keruntuhan Lereng Kedua ... 104
Gambar 4.85 Bidang Keruntuhan Lereng Ketiga ... 105
Gambar 4.86 Bidang Keruntuhan Lereng Pertama... 107
Gambar 4.87 Bidang Keruntuhan Lereng Kedua ... 108
Gambar 4.88 Bidang Keruntuhan Lereng Ketiga ... 109
Gambar 4.89 Bidang Keruntuhan Lereng Pertama... 110
Gambar 4.90 Bidang Keruntuhan Lereng Kedua ... 112
Gambar 4.92 Bidang Keruntuhan Lereng Pertama... 114
Gambar 4.93 Bidang Keruntuhan Lereng Kedua ... 115
Gambar 4.94 Bidang Keruntuhan Lereng Ketiga ... 117
Gambar 4.95 Bidang Keruntuhan Lereng Pertama... 118
Gambar 4.96 Bidang Keruntuhan Lereng Kedua ... 119
Gambar 4.97 Bidang Keruntuhan Lereng Ketiga ... 120
Gambar 4.98 Bidang Keruntuhan Lereng Pertama... 122
Gambar 4.99 Bidang Keruntuhan Lereng Kedua ... 123
Gambar 4.100 Bidang Keruntuhan Lereng Ketiga ... 124
Gambar 4.101 Bidang Keruntuhan Lereng Pertama... 125
Gambar 4.102 Bidang Keruntuhan Lereng Kedua ... 126
Gambar 4.103 Bidang Keruntuhan Lereng Ketiga ... 127
Gambar 4.104 Bidang Keruntuhan Lereng Pertama... 128
Gambar 4.105 Bidang Keruntuhan Lereng Kedua ... 129
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Tabel Koordinat dan Faktor Keamanan ... 62
Tabel 4.2 Tabel Koordinat dan Faktor Keamanan ... 64
Tabel 4.3 Tabel Koordinat dan Faktor Keamanan ... 66
Tabel 4.4 Tabel Koordinat dan Faktor Keamanan ... 68
Tabel 4.5 Tabel Koordinat dan Faktor Keamanan ... 69
Tabel 4.6 Tabel Koordinat dan Faktor Keamanan ... 71
Tabel 4.7 Tabel Koordinat dan Faktor Keamanan ... 73
Tabel 4.8 Tabel Koordinat dan Faktor Keamanan ... 74
Tabel 4.9 Tabel Koordinat dan Faktor Keamanan ... 76
Tabel 4.10 Tabel Koordinat dan Faktor Keamanan ... 79
Tabel 4.11 Tabel Koordinat dan Faktor Keamanan ... 81
Tabel 4.12 Tabel Koordinat dan Faktor Keamanan ... 82
Tabel 4.13 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Pertama ... 87
Tabel 4.14 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Kedua ... 88
Tabel 4.15 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Ketiga... 89
Tabel 4.16 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Pertama ... 90
Tabel 4.17 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Kedua ... 91
Tabel 4.18 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Ketiga... 92
Tabel 4.19 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Pertama ... 93
Tabel 4.21 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Ketiga... 95
Tabel 4.22 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Pertama ... 100
Tabel 4.23 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Kedua ... 101
Tabel 4.24 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Ketiga... 102
Tabel 4.25 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Pertama ... 103
Tabel 4.26 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Kedua ... 105
Tabel 4.27 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Ketiga... 106
Tabel 4.28 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Pertama ... 107
Tabel 4.29 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Kedua ... 109
Tabel 4.30 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Ketiga... 110
Tabel 4.31 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Pertama ... 111
Tabel 4.32 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Kedua ... 112
Tabel 4.33 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Ketiga... 114
Tabel 4.34 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Pertama ... 115
Tabel 4.35 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Kedua ... 116
Tabel 4.36 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Ketiga... 117
Tabel 4.37 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Pertama ... 119
Tabel 4.38 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Kedua ... 120
Tabel 4.39 Tabel Penggunaan Rumus untuk Lereng Ketiga... 121
Tabel 4.40 Perbandingan FK Plaxis 7.11 dan Prosedur Massa... 131
Tabel 4.41 Perbandingan FK Plaxis 7.11 dan Prosedur Massa... 131
Tabel 4.42 Perbandingan FK Plaxis 7.11 dan Prosedur Massa... 131
Tabel 4.43 Perbandingan FK Plaxis 7.11 dan Prosedur Massa... 131
DAFTAR LAMPIRAN
139
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Lereng adalah tanah yang mempunyai posisi tidak horizontal. Salah satu
masalah yang terjadi pada lereng adalah potensi keruntuhan yang diakibatkan oleh
berat tanah dari lereng tersebut atau gaya gravitasi dari massa tanah lereng
tersebut. Padahal banyak sekali dalam pembangunan proyek sipil baik itu dalam
2
lereng. Sehingga kestabilan lereng tersebut sangat berpengaruh terhadap berhasil
atau tidaknya suatu proyek konstruksi dapat menjalankan fungsinya.
Salah satu cara dalam menghadapi masalah kestabilan lereng tersebut adalah
perbaikan atau perkuatan lereng. Perbaikan dan perkuatan tanah ini bermacam –
macam jenisnya misalnya perbaikan atau perkuatan secara kimia dan secara fisik.
Namun yang akan dibahas pada tugas akhir ini adalah penggunaan pondasi tiang
sebagai elemen perkuatan pada lereng. Lereng tersebut berada pada suatu
timbunan tanah yang akan digunakan sebagai jalan raya. Dalam tugas akhir ini
akan ditunjukkan bagaimana cara kerja dari pondasi tiang tersebut dalam
memperkuat suatu lereng dan juga berapa besar pengaruh yang diberikan oleh
pondasi tiang tersebut bagi lereng tersebut.
1.2 Maksud Dan Tujuan
Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah memberikan gambaran
bagaimana pondasi tiang bekerja sebagai elemen perkuatan pada suatu lereng dan
hasilnya. Penulisan tugas akhir ini juga bermaksud membandingkan metoda yang
digunakan dalam mencari nilai faktor keamanan pada lereng yaitu metoda elemen
hingga dan metoda prosedur massa.
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk memberi suatu masukan
mengenai penggunaan pondasi tiang sebagai elemen perkuatan terhadap lereng.
Hal-hal apa yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan pondasi tiang
sebagai elemen perkuatan suatu lereng. Tujuan penulisan tugas akhir ini juga
untuk mencari metoda mana yang paling dianjurkan untuk mencari suatu nilai
3
1.3 Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah yang digunakan dalam penulisan tugas akhir
ini adalah :
1. Lereng yang akan dianalisis adalah lereng dari suatu timbunan tanah..
2. Timbunan tanah tersebut mempunyai karakter tanah seperti timbunan tanah di
jalan tol Cipularang.
3. Melakukan perhitungan analisis stabilitas lereng tanpa perkuatan dengan
perangkat lunak Plaxis versi7.11.
4. Melakukan perhitungan analisis stabilitas lereng dengan perkuatan
menggunakan perangkat lunak Plaxis versi 7.11.
5. Melakukan analisis hasil dari perhitungan lereng tanpa perkuatan dan lereng
yang menggunakan perkuatan pondasi tiang.
1.4 Sistematika Penulisan
Penulisan tugas akhir ini akan dibagi dalam lima bab, yaitu:
BAB 1 Pendahuluan, membahas mengenai latar belakang permasalahan, tujuan penulisan, pembatasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB 2 Tinjauan Pustaka, menguraikan tentang tinjauan umum teori pendukung tugas akhir ini.
4
BAB 4 Studi Kasus Perkuatan Lereng, melakukan analisis stabilitas lereng pada timbunan tanpa perkuatan maupun pada timbunan
dengan menggunakan perkuatan pondasi tiang.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Hasil yang didapat dengan metoda elemen hingga berbeda dengan hasil yang didapat
dengan metoda prosedur massa. Perbedaan tersebut cukup signifikan.
2. Sebelum mengerjakan bab 4, penulis mempunyai dugaan bahwa lokasi elemen
perkuatan yang paling ideal adalah berada pada daerah bidang keruntuhan pada
134
dugaan ini terbukti dengan posisi elemen perkuatan yang optimum berada pada
daerah bidang keruntuhan lereng tanpa elemen perkuatan.
3. Namun didapat hasil yang tidak diduga sebelumnya yaitu penggunaan elemen
perkuatan pondasi tiang tidak secara langsung memperkuat lereng. Penempatan posisi
pondasi tiang menentukan berhasilnya pondasi tiang menjalankan fungsinya sebagai
elemen perkuatan atau tidak. Pada posisi-posisi tertentu penggunaan elemen pondasi
tiang memperkecil faktor keamanan lereng tersebut..
4. Dari kesimpulan no.3 terlihat bahwa posisi penempatan pondasi tiang sebagai elemen
perkuatan memegang peranan penting dalam fungsinya sebagai elemen perkuatan.
Posisi elemen ini juga penting dalam menentukan posisi mana yang memberikan nilai
faktor keamanan yang terbesar.
5. Jarak antar pondasi tiang mempengaruhi faktor keamanan pada suatu lereng. Secara
umum,kecuali untuk lereng 1:2, semakin dekat jarak antar pondasi tiang maka akan
semakin besar nilai faktor keamanan yang didapat.Namun perbedaan nilai faktor
keamanan yang dihasilkan dengan mendekatkan jarak antar tiang tidaklah terlalu
besar. Untuk hasil diatas jarak antar tiang yang menghasilkan faktor keamanan
terbesar adalah 0.35m sedangkan untuk lereng 1:2 jarak yang menghasilkan faktor
keamanan terbesar adalah 0.8m.
6. Posisi pondasi yang paling ideal dari percobaan diatas adalah pada tumit lereng
kecuali untuk jarak tiang 0.35 m dimana posisi tiang yang menghasilkan faktor
keamanan terbesar berada pada 1m dari tumit lereng.
7. Dari hasil simulasi menggunakan Plaxis 7.11 terlihat bahwa dorongan paling besar
135
8. Persamaan yang dibuat oleh S.Hassiotis, J.L Chameau, dan N.Gunaratne tidak dapat
digunakan untuk jarak pondasi tiang yang terlalu dekat karena akan memberi hasil
yang tidak akurat. Seperti yang ditunjukkan pada penggunaan pondasi tiang yang
berjarak 0.35m nilai faktor keamanan yang dihasilkan adalah tak terhingga. Ini
disebabkan oleh nilai Ft yaitu gaya yang diberikan oleh pondasi tiang dalam
keseimbangan terlalu besar. Persamaan dalam mencari qz mengandung suatu fungsi
eksponen yang mengakibatkan semakin kecil jarak antar pondasi tiang maka akan
mengakibatkan nilai Ft semakin membesar secara eksponensial.
9. Program komputer Plaxis 7.11 memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai
penggunaan pondasi tiang sebagai elemen perkuatan dibandingkan metoda prosedur
massa. Plaxis 7.11 memberikan gambaran bagaimana keruntuhan dari suatu lereng
tersebut terjadi sedangkan prosedur massa hanya menggambarkan bidang runtuh dari
lereng tersebut tanpa menggambarkan bagaimana keadaan lereng lainnya.
5.2 Saran
1. Pada studi kasus yang dilakukan pada bab 4 , dilakukan penelitian terhadap efek
perkuatan lereng dengan elemen perkuatan pondasi tiang . Penelitian dilakukan
dengan metoda elemen hingga dan metoda prosedur massa. Dari hasil penghitungan
dengan kedua metoda terdapat perbedaan hasil yang cukup signifikan. Untuk
melihat metoda mana yang paling mendekati keadaan yang sebenarnya di lapangan
perlu dilakukan penelitian langsung di lapangan atau penelitian dengan model
136
dapat ditentukan metoda mana yang paling mendekati kenyataan dilapangan yaitu
metoda elemen hingga atau metoda prosedur massa.
2. Dengan melakukan penelitian pada model lereng yang sesungguhnya , dapat juga
diteliti apakah mekanisme keruntuhan yang diperlihatkan oleh metoda elemen
hingga sesuai dengan mekanisme keruntuhan pada model lereng yang
sesungguhnya.
3. Dari kecepatan perhitungan maka metoda elemen hingga dengan menggunakan
program komputer menghasilkan analisis yang lebih cepat dari metoda prosedur
massa. Sehingga untuk efisiensi lebih dianjurkan menggunakan metoda elemen
hingga dengan program komputer.
4. Untuk menempatkan posisi pondasi tiang yang menghasilkan nilai faktor keamanan
yang paling baik hendaknya dilakukan perhitungan kestabilan terlebih dahulu.
5. Pembuatan program komputer atas dasar metoda prosedur massa sangat dianjurkan
sehingga didapat nilai faktor keamanan yang lebih akurat dibandingkan dengan
metoda manual. Dengan demikian perbandingan metoda elemen hingga dan metoda
DAFTAR PUSTAKA
1. Brinkgreve,R.B.J., (1998), Finite Element Code for Soil and Rock Analyses, A.A. Balkema
2. Das, Braja M.,(1983), Advanced Soil Mechanics, Hemisphere Publishing Corporation
3. Das, Braja M.,(1990), Principles of Foundation Engineering, Second Edition, PWS Publishing Company
4. Das, Braja M.,(1994), Principles of Geotechnical Engineering, Third Edition, PWS Publishing Company
5. Griffiths, D.V., Lane, P.A.,(1999),Slope Stability Analysis by Finite Elements,Geotechnique
6. Hassiotis,S., Chameau,J.L., Gunaratne, M.,(April 1997),Design Method for Stabilization of Slopes with Piles,Journal of Geotechnical and Geoenviromental Engineering
7. Logan, Daryl L.,(1992),A First Course in the Finite Element Method,PWS- Kent Publishing Company
8. Mitchell, James K.,(June 1987),Reinforcement of Earth Slopes and Embankments,Transportation Research Board
9. Prakash,Shamser,(1990),Pile Foundation in Engineering Practice,A Wiley-Interscience Publication
10. Purba, Aleksander M.,(2001), Analisis Sistem Pondasi Piled-Raft Menara Amartapura dengan Metoda Elemen Hingga Menggunakan Model Tanah dan Interface Hyperbolik,Departemen Teknik Sipil ITB