• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1205480 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1205480 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

90

Viena Lusyana, 2016

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan

oleh peneliti dalam 2 siklus, maka peneliti dapat menyimpulkan hasil

penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

1. Penerapan metode bermain peran dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada penelitian ini telah yang

dilaksanakan dalam siklus I dan siklus II telah sesuai seperti yang

diharapkan dan motivasi belajar siswa mengalami peningkatan. Dapat

dibuktikan pada saat menerapkan metode bermain peran motivasi

belajar siswa meningkat pada setiap siklusnya. Dengan berdasarkan

pada temuan dari hasil observasi peneliti dan observer, pada saat

siklus I masih belum maksimal, tetapi temuan tersebut di refleksi dan

di tindak lanjuti pada siklus II.

2. Penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Hal tersebut dapat dibuktikan

dengan meningkatnya motivasi belajar siswa pada setiap tampilan

yang di observasipada siklus I dan siklus II. Siklus I presentase

motivasi belajar siswa rata-rata 54% dengan kategori “Kurang”,

sedangkan pada siklus II presentase motivasi belajar siswa mengalami

kenaikan sebanyak 36% yaitu presentase motivasi belajar siswa

(2)

91

Viena Lusyana, 2016

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Dari hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan oleh

peneliti, dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada peneliti lain, ketika akan melaksanakan penelitian dengan

menerapkan metode bermain peran hendaknya mempertimbangkan

materi pembelajaran yang akan disampaikan yang sesuai dengan

metode ini, karena tidak semua materi pembelajaran dapat

menggunakan metode bermain peran.

2. Metode bermain peran dapat dijadikan sebuah pilihan untuk

menyampaikan materi pembelajaran, terutama pada pembelajaran

yang banyak hafalan, karena dengan menerapkan metode bermain

peran pembelajaran menjadi lebih aktif dan materi dengan mudah

dapat diserap oleh peserta didik dengan cara memainkan peran.

3. Terkait pada langkah-langkah metode bermain peran yang

dilaksanakan dalam penelitian ini, sarannya berupa:

a. Pada tahap 1 metode bermain peran, guru hendaknya memilih

permasalahan yang sesuai dengan tingkat usia siswa sekolah dasa.

b. Pada tahap 2 metode bermain peran, guru hendaknya memilih

pemain yang benar-benar sesuai dengan karakter yang dimilki

oleh siswa. pemilihan karakter menjadi hal yang sangat penting

dalam bermain peran. Siswa lak-laki seharusnya memainkan

peran laki-laki, begitupun untuk siswa perempuan. Dan juga

pemilihan karakter hendaknya yang mendekati karakter asli yang

dimiliki oleh siswa yang akan memainkan peran.

c. Pada tahap 3 metode bermain peran, guru hendaknya sudah

menguasai skenario bermain peran yang akan dimainkan oleh

siswa agar pada saat pengaturan panggung/masuk-keluarnya

siswa ke dalam arena bermain peran menjadi teratur dan tertib.

d. Pada tahap 4 metode bermain peran, guru hendaknya memilih

beberapa siswa untuk menjadi pengamat dari siswa yang tidak

bermain peran, agar penilaian bermain peran menjadi subjektif

(3)

92

Viena Lusyana, 2016

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS V SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Pada tahap 5 bermain peran, guru hendaknya harus sangat

memperhatikan kegiatan bermain peran agar ketika terjadi

kesalahan guru dapat meluruskan kesalahan yang dilakukan oleh

siswa dan kegiatan bermain peran dapat berjalan dengan

maksimal.

f. Pada tahap 6 bermain peran, guru hendaknya harus mengevaluasi

setiap peran yang telah ditampilkan apabila terdapat siswa yang

melakukan kesalahan dalam proses pemeranan dalam tahap ini

guru dapat memberi tahu letak kesalahan apa saja yang siswa

tersebut lakukan, dan memberi tahu bagaimana yang segarusnya

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan model kooperatif tipe make a match dalam pembelajaran IPS kelas IV SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu1.

PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD PADA PEMBELAJARAN IPS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penerapan Model Role Playing (Bermain Peran) Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Pada Pembelajaran Ips.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penerapan Model Role Playing (Bermain Peran) Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Pada Pembelajaran Ips.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG1. Universitas Pendidikan Indonesia

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS 4 SD.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan kerjasama siswa kelas V SDN Cibeunying dalam pembelajaran

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 3 SD DALAM PEMBELAJARAN IPS.. Universitas Pendidikan Indonesia