SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA
PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk. DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PREFERENCE
RANKING ORGANIZATION METHOD
FOR ENRICHMENT EVALUATION
(PROMETHEE)
SKRIPSI
M BOBBY R SIREGAR
071401047
PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk. DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PREFERENCE RANKING ORGANIZATION METHOD FOR ENRICHMENT EVALUATION
(PROMETHEE)
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Komputer
M BOBBY R SIREGAR 071401047
PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
PEMBERIAN KREDIT PADA PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk. DENGAN MENGGUNAKAN METODE PREFERENCE
RANKING ORGANIZATION METHOD FOR ENRICHMENT EVALUATION (PROMETHEE)
Kategori : SKRIPSI
Nama : M BOBBY R SIREGAR
Nomor Induk Mahasiswa : 071401047
Program Studi : SARJANA (S1) ILMU KOMPUTER
Departemen : ILMU KOMPUTER
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan,
Komisi Pembimbing :
Pembimbing 2 Pembimbing 1
Drs. Nasir Saleh, M.Eng,Sc Syahriol Sitorus, S.Si, MIT NIP. 195109021984031001 NIP. 197103101997031004
Diketahui/Disetujui oleh
Program Studi S1 Ilmu Komputer Ketua,
Dr. Poltak Sihombing, M.Kom NIP. 196203171991021001
PERNYATAAN
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk. DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PREFERENCE RANKING ORGANIZATION METHOD FOR ENRICHMENT EVALUATION (PROMETHEE)
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan,
PENGHARGAAN
Alhamdulillah saya ucapkan , puji syukur ke hadirat Allah SWT karena dapat menyelesaikan Tugas Akhir saya sesuai dengan waktu yang diharapkan.
Ucapan terima kasih Saya sampaikan kepada Bapak Syahriol Sitorus , S.Si, MIT dan Bapak Drs. Nasir Saleh, M.Eng,Sc selaku pembimbing pada penyelesaian skripsi ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada Saya untuk menyempurnakan kajian ini. Ucapan terimakasih juga Saya sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis , dan Bapak Drs. Marihat Situmorang M.Kom selaku dosen penguji. Panduan ringkas, padat, dan profesional telah diberikan kepada
Saya agar dapat menyelesaikan tugas ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada
Ketua dan Sekretaris Departemen S-1 Ilmu Komputer, Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom dan Ibu Maya Silvi Lidya, B.Sc,M.sc , Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen pada Departemen Ilmu Komputer FMIPA USU, dan pegawai di S-1 Ilmu Komputer FMIPA USU.
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya , Bapak saya Sahruddin Siregar dan Ibu saya Sri hartati Pohan yang selalu memberikan dukungan dan doa agar selalu agar saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Tidak lupa untuk semua teman yang membantu dan mendukung saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Sehingga dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
ABSTRAK
Dalam memberikan kredit sepeda motor, perusahan memiliki beberapa kriteria yang digunakan sebagai penilaian pemohon kredit. Penilaian kadang tidak terlalu akurat karena bisa saja terjadi kesalahan akibat data yang diolah banyak sedangkan kemampuan manusia yang terbatas yang akibatnya pemohon kredit yang terpilih kadang tidak lebih baik dari pemohon kredit yang tidak terpilih. Untuk meminimalisasi masalah tersebut dibutuhkan suatu sistem pendukung keputusan yang dapat melalukan pengolahan nilai berdasarkan parameter yang telah ditentukan untuk masing-masing kriteria dari pemohon kredit. Sistem Pendukung Keputusan dengan Metode Promethee dilakukan berdasarkan kriteria yang digunakan perusahaan untuk pemohon kredit sehingga diperoleh rangking dari pemohon kredit sebagai rekomendasi bagi pengambil keputusan untuk menentukan pemohon kredit yang berhak mendapatkan kredit sepeda motor. Kriteria yang digunakan sebagai penilaian pemohon kredit adalah karakter , pendidikan , pekerjaan , jumlah tanggungan , status rumah , pendapatan dan berkas nasabah. . Perangkat lunak ini dibangun dengan menggunakan MySQL untuk pangkalan data dan Borland Delphi 7 sebagai
compilernya.
Decision Support System for Motorcycle Credit at PT.Adira Dinamika Multi Finance using PROMETHEE method
ABSTRACT
.In providing motorcycle credit, the company has several criteria that are used as an assessment of credit applicants. Assessment is sometimes not very accurate because errors can occur due to data treated many human capabilities are limited while the credit applicant is selected as a result sometimes no better than loan applicants who are not elected. To minimize this problem required a decision support system that can perform a processing based on parameter values that have been determined for each of the criteria of the credit applicant. Decision Support System with Promethee method is based on the criteria used by companies to credit applicants in order to obtain the ranking of the credit applicant as recommendations for decision makers to determine the loan applicant will qualify for a motorcycle loan. Criteria used as an assessment of the credit applicant is a character, education, occupation, number of dependents, home status, income and customer file. . The software is built using MySQL for database and Borland Delphi 7 as its compiler.
Keyword : Decision Support System , Promethee, Criteria, Credit, Motorcycle
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Abstrak v
1.4 Tujuan Penelitian 4
1.5 Manfaat Penelitian 4
1.6 Metode Penelitian 4
1.7 Sistematika Penulisan 5
Bab 2 Tinjauan Teoritis 7
2.1 Tinjauan Umum PT. Adira Dinamika Multi Finance 7
2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan 7
2.2 Sistem Pendukung Keputusan 8
2.2.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan 8 2.2.2 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan 10
2.2.3 Konsep Pengambilan Keputusan 11
2.2.3.1 Pengertian Keputusan 11
2.2.3.1 Pengertian Pengambilan Keputusan 11 2.2.4 Fase-Fase Proses Pengambilan Keputusan 12 2.2.5 Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan 13 2.2.6 Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan 14 2.2.7 Komponen Sistem Pendukung Keputusan 15 2.3 Metode Preference Ranking Organization for Enrichment
Evaluation (PROMETHEE) 16
2.3.1 Nilai hubungan outranking dalam PROMETHEE 17
2.3.1.1 Dominasi Kriteria 17
2.3.1.2 Rekomendasi Fungsi Preferensi untuk Keperluan
Aplikasi 18
2.3.1.3 Indeks Prefrensi Multikriteria 23
2.3.2 Promethee Ranking 24
2.3.2.1 Arah dalam grafik nilai outranking 24
2.4 Kredit 27
2.4.1 Pengertian Kredit 27
Bab 3 Analisis dan Perancangan Sistem 30
3.1 Analisis Sistem 30
3.1.1 Analisis Permasalahan 30
3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem Pendukung Keputusan 32
3.1.2.1 Kebutuhan Data Masukan 32
3.1.2.2 Kebutuhan Data Keluaran 33
3.2 Perancangan Logika 33
3.2.1 Pemodelan Sistem 33
3.2.1.1 Flowchart Proses Promethee 34
3.2.1.2 Data Flow Diagram (DFD) 35
3.2.2 Identifikasi Entitas 47
3.2.3 Kamus Data 47
3.2.4 Perancangan Antarmuka 51
3.4.2.1 Rancangan Halaman Utama 51
3.4.2.2 Rancangan Menu File 52
3.4.2.3 Rancangan Menu Login 53
3.4.2.4 Rancangan Menu Logout 53
3.4.2.5 Rancangan Menu Register Data User 54 3.4.2.6 Rancangan Menu Ganti Password 55
3.4.2.7 Rancangan Menu Nasabah 55
3.4.2.8 Rancangan Menu Register Pemohon Kredit 56 3.4.2.9 Rancangan Menu Nilai Krieria Pemohon Kredit 57 3.4.2.10Rancangan Menu Daftar Pemohon Kredit 57 3.4.2.11Rancangan Menu Nilai Kriteria Pemohon Kredit 58 3.4.2.12Rancangan Menu Laporan Hasil Perangkingan
Pemohon Kredit 59
3.4.2.13Rancangan Menu Promethee 60
3.4.2.14Rancangan Menu Kriteria 61
3.4.2.15Rancangan Menu About 61
3.4.2.16Rancangan Menu Tantang Aplikasi 62 3.4.2.17Rancangan Menu Tentang Programmer 63
3.4.2.18Rancangan Menu Tentang Adira 63
Bab 4 Implementasi dan Pengujian 64
4.1 Implementasi 64
4.1.1 Kebutuhan Sistem 64
4.1.7 Form Register Pemohon Kredit 68
4.1.8 Form Nilai Kriteria Pemohon Kredit 69
4.1.9 Form Daftar Pemohon Kredit 70
4.1.10Form Nilai Pemohon Kredit 71
4.1.11Form Promethee 72
4.1.12Form Laporan 72
4.1.13Form Kriteria 73
4.1.14Form Tentang Sistem 74
4.1.15Form Tentang Programmer 75
4.1.16Form Tentang Adira 75
4.2 Pengujian Sistem 76
4.2.1 Rencana Pengujian Sistem 76
4.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian 77
4.3 Kesimpulan dan Hasil Pengujian 83
4.4 Contoh Kasus 84
4.4.1 Menghitung indeks preferensi multikriteria 99
4.4.2 Menghitung Leaving Flow 100
4.4.3 Menghitung Entering Flow 100
4.4.4 Menghitung Net Flow 100
Bab 5 Kesimpulan dan Saran 102
5.1 Kesimpulan 102
5.2 Saran 103
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Data Dasar Analisis Promethee 17
Tabel 3.1 Entitas Dasar 47
Rencana Pengujian Sistem Pengujian Login (Data Normal) Pengujian Login (Data Salah)
Pengujian Ubah Password (Data Normal) Pengujian Ubah Password (Data Salah) Pengujian Register User (Data Normal) Pengujian Register User (Data Salah) Pengujian Pemohon Kredit (Data Normal) Pengujian Pemohon Kredit (Data Salah)
Pengujian Penilaian Pemohon Kredit (Data Normal) Pengujian Penilaian Pemohon Kredit (Data Salah) Pengujian Kriteria (Data Normal)
Pengujian Kriteria (Data Salah)
48 Tabel 4.14 Contoh Kasus Penilaian Pemohon Kredit 85
Tabel 4.15 Promethee Tahap I 98
Tabel 4.16 Promethee Tahap II 100
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Konseptual SPK
Halaman 16
Gambar 2.2 Kriteria Biasa 19
Gambar 2.3 Kriteria Kuasi 19
Gambar 2.4 Kriteria dengan Preferensi Linier 21
Gambar 2.5 Kriteria Level 21
Gambar 2.6 Kriteria dengan Preferensi Linier dan Area yang Tidak
Berbeda 23
Gambar 2.7 Kriteria Gaussian 23
Gambar 2.8 Hubungan Antar Node 24
Gambar 2.9 Leaving Flow 25
Gambar 2.10 Entering Flow 26
Gambar 3.1 Flowchart Proses Promethee 34
Gambar 3.2 DFD Level 0 Admin 35
Gambar 3.3 DFD level 1 Admin 37
Gambar 3.4 DFD Level 2 Proses 2 Register Data oleh Admin 40 Gambar 3.5 DFD Level 2 Proses 4 Maintenance Kriteria oleh Admin 41 Gambar 3.6 DFD Level 2 Proses 4 Maintenance Nilai Kriteria oleh
Admin 42
Gambar 3.7 DFD Level 2 Proses Promethee 43
Gambar 3.8 DFD Level 2 Proses 7 Laporan Keputusan Pemberian
Kredit 44
Gambar 3.9 DFD Level 0 Manager 46
Gambar 3.10 DFD Level 1 Manager 46
Gambar 3.11 Rancangan Halaman Utama 52
Gambar 3.12 Rancangan Menu File 52
Gambar 3.13 Rancangan Menu Login 53
Gambar 3.14 Rancangan Menu Logout 54
Gambar 3.15 Rancangan Menu Register Data User 54
Gambar 3.16
Rancangan Menu Ganti Password Rancangan Menu Pemohon Kredit
Rancangan Menu Register Pemohon Kredit Rancangan Menu Nilai Kriteria Pemohon Kredit Rancangan Menu Daftar Pemohon Kredit
Rancangan Menu Hasil Perangkingan
Rancangan Menu Laporan Rangking Pemohon Kredit Rancangan Menu Promethee
Rancangan Menu Kriteria Rancangan Menu About
Rancangan Menu Tentang Aplikasi Rancangan Menu Tentang Programmer Rancangan Menu Tentang Adira
Gambar 4.5 Form Ganti Password 68
Gambar 4.6 Form Register Pemohon Kredit 69
Gambar 4.7 Form Nilai Kriteria Pemohon Kredit 70
Gambar 4.8 Form Daftar Pemohon Kredit 70
Gambar 4.9 Form Promethee 71
Gambar 4.10 Form Laporan 72
Gambar 4.11 Form Kriteria 73
Gambar 4.12 Form Tentang Aplikasi 73
Gambar 4.13 Form Tentang Programmer 74
Gambar 4.14 Form Tentang Adira 74
ABSTRAK
Dalam memberikan kredit sepeda motor, perusahan memiliki beberapa kriteria yang digunakan sebagai penilaian pemohon kredit. Penilaian kadang tidak terlalu akurat karena bisa saja terjadi kesalahan akibat data yang diolah banyak sedangkan kemampuan manusia yang terbatas yang akibatnya pemohon kredit yang terpilih kadang tidak lebih baik dari pemohon kredit yang tidak terpilih. Untuk meminimalisasi masalah tersebut dibutuhkan suatu sistem pendukung keputusan yang dapat melalukan pengolahan nilai berdasarkan parameter yang telah ditentukan untuk masing-masing kriteria dari pemohon kredit. Sistem Pendukung Keputusan dengan Metode Promethee dilakukan berdasarkan kriteria yang digunakan perusahaan untuk pemohon kredit sehingga diperoleh rangking dari pemohon kredit sebagai rekomendasi bagi pengambil keputusan untuk menentukan pemohon kredit yang berhak mendapatkan kredit sepeda motor. Kriteria yang digunakan sebagai penilaian pemohon kredit adalah karakter , pendidikan , pekerjaan , jumlah tanggungan , status rumah , pendapatan dan berkas nasabah. . Perangkat lunak ini dibangun dengan menggunakan MySQL untuk pangkalan data dan Borland Delphi 7 sebagai
compilernya.
Decision Support System for Motorcycle Credit at PT.Adira Dinamika Multi Finance using PROMETHEE method
ABSTRACT
.In providing motorcycle credit, the company has several criteria that are used as an assessment of credit applicants. Assessment is sometimes not very accurate because errors can occur due to data treated many human capabilities are limited while the credit applicant is selected as a result sometimes no better than loan applicants who are not elected. To minimize this problem required a decision support system that can perform a processing based on parameter values that have been determined for each of the criteria of the credit applicant. Decision Support System with Promethee method is based on the criteria used by companies to credit applicants in order to obtain the ranking of the credit applicant as recommendations for decision makers to determine the loan applicant will qualify for a motorcycle loan. Criteria used as an assessment of the credit applicant is a character, education, occupation, number of dependents, home status, income and customer file. . The software is built using MySQL for database and Borland Delphi 7 as its compiler.
Keyword : Decision Support System , Promethee, Criteria, Credit, Motorcycle
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (Adira Finance) merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang pembiayaan segala merek otomotif terutama sepeda motor. Seperti
diketahui kendaraan bermotor saat ini bukan lagi merupakan barang mewah, tetapi
menjadi kebutuhan masyarakat yang digunakan sebagai alat untuk beraktifitas. Hal ini
telah terbukti dengan banyaknya pengguna kendaraan bermotor baik di aderah
perkotaan ataupun pedesaan. Banyak masyarakat yang lebih memilih naik kendaraan
pribadi daripada kendaraan umum untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang
lain, karena mungkin biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah.Dalam mendapatkan
kendaraan bermotor, masyarakat telah ditawarkan dengan berbagai kemudahan dalam
pembelian kendaraan bermotor. Salah satu contohnya adalah pembelian kendaraan
bermotor dengan sistem kredit dan di dalam sistem tersebut juga relatif ringan dengan
uang muka yang bisa disesuaikan.
Adira Finance memberikan kredit kepada setiap calon pembeli sepeda motor
dengan kriteria yang sudah ditentukan perusahaan. Perkembangan teknologi yang
semakin pesat sehingga suatu instansi ataupun perusahaan tidak terlepas dari
penggunaan komputer sebagai pengolah data. Cara-cara manual mungkin juga dapat
dilakukan jika jumlah data yang diolah sedikit, tetapi jika jumlah data sangat banyak
kemungkinan dapat menyebabkan kesalahan dalam pengolahan data yang mungkin
disebabkan oleh kesalahan manusia. Begitu juga pada Adira Finance, banyaknya data
pemohon kredit sepeda motor karena meningkatnya permintaan akan sepeda motor
dari tahun ke tahun kemungkinan menyebabkan kesulitan bagi perusahan dalam
memutuskan siapa pemohon yang layak menjadi penerima kredit.
Guna membantu mempercepat dan mempermudah proses pengambilan
keputusan, diperlukan suatu bentuk Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support
alternatif keputusan yang merupakan hasil pengolahan informasi-informasi yang
diperoleh/tersedia dengan menggunakan model-model pengambilan keputusan . Ciri
utama, sekaligus keunggulan dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) tersebut
adalah kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak terstruktur.
Sistem Pendukung Keputusan dimaksudkan untuk menjadi alat bantu
pengambil keputusan dalam hal ini Adira Finance untuk memperluas kapabilitas
mereka, namun tidak menggantikan penilaian mereka.
Untuk itu penulis mengusulkan sebuah sistem pendukung keputusan yang
menentukan siapa pemohon kredit yang layak menjadi penerima kredit sepeda motor
dan siapa yang tidak layak dengan kriteria yang diberikan oleh perusahaan. Banyak
metode yang dapat digunakan untuk sistem pendukung keputusan yang memiliki
beberapa kriteria yang dijadikan pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Penulis
menawarkan penggunaan metode Preference Ranking Organization Method for
Enrichment (Promethee) yang merupakan salah satu kelompok pemecah masalah
Multiple Criteria Decision Making yang menentukan urutan (prioritas) dalam analisis
multikriteria. Dikarenakan tujuan penggunaan sistem ini hanya untuk perusahaan,
maka sistem pendukung keputusan ini akan dirancang berbasis aplikasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, adapun masalah yang
dibahas dalam penelitian ini adalah merancang sistem pendukung keputusan pemberian
kredit sepeda motor pada PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk. menggunakan Metode
Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation (PROMETHEE).
1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan masalah ini tidak menyimpang, penulis akan memberikan beberapa
batasan masalah, sebagai berikut :
a. Kriteria yang digunakan sebagai dasar penilaian diperoleh dari PT. Adira
Dinamika Multi Finance.
b. Sistem Pendukung Keputusan ini hanya sebagai alat bantu bagi pihak
Perusahaan dalam menentukan prioritas dari pemohon kredit sebagai acuan
pemberian kredit bagi perusahaan, berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh
pihak Adira Finance . Namun keputusan akhir tetap berada di pihak Adira
Finance.
c. Proses dibatasi hanya sampai perhitungan rangking pemohon kredit sepeda
motor.
d. Proses perhitungan kelayakan kredit dilakukan setelah pemeriksaan data
pemohon termasuk pengecekan kebenaran data customer oleh tim surveyor.
e. Metode yang digunakan dalam perancangan sistem ini adalah Preference
Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation (PROMETHEE).
f. Output dari SPK ini berupa rangking dari pemohon kredit mulai dari yang
tertinggi sampai yang terendah yang dapat dijadikan acuan Adira Finance
dalam memberikan kredit sepeda motor.
g. Bahasa Pemrograman yang digunakan adalah pemrograman Borland Delphi
7.0 dan Database Management System (DBMS) yang digunakan adalah
MySQL.
1. Merancang suatu perangkat lunak yang dapat membantu pihak perusahaan dalam
menentukan siapa pemohon kredit yang layak menjadi penerima kredit atau tidak
dengan sistem yang terkomputerisasi sehingga proses pengambilan keputusan ini
dapat lebih efisien, hemat waktu dan Sumber Daya Manusia (SDM).
2. Mengintegrasikan data-data pemohon kredit ke dalam database untuk
mempermudah dan mempercepat dalam proses pengolahan data.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah membantu pihak perusahaan dalam menentukan
siapa calon pemohon kredit yang layak menjadi penerima kredit berdasarkan kriteria
yang diberikan oleh pihak perusahaan, dan juga sebagai alat pendukung perusahaan
dalam mengambil keputusan sehingga keputusan yang dibuat merupakan keputusan
yang lebih objektif yang berdasarkan pada standar yang telah ditentukan.
1.6 Metode Penelitian
Tahapan yang diambil dalam penelitian ini yaitu:
1. Studi Literatur
Penulisan ini dimulai dengan studi kepustakaan yaitu proses pengumpulan
bahan-bahan referensi baik dari buku, artikel, paper, jurnal, makalah, maupun
situs internet mengenai Sistem Pendukung Keputusan, metode Preference
Ranking Organization for Enrichment Evaluation (Promethee) serta beberapa
referensi lainnya untuk menunjang pencapaian tujuan penelitian.
2. Analisis Data dengan Penelitian ke Lapangan (Field Research)
Pada tahap ini dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data
secara langsung dari perusahaan khususnya bank melalui riset lapangan
a. Mewawancara pihak yang berkompeten dalam masalah pemberian kredit
pada PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk.
3. Merancang Desain Sistem
Desain yang dirancang adalah desain user interface dan struktur program
Sistem Pendukung Keputusan pemberian kredit sepeda motor.
4. Implementasi Sistem
Sistem diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak menggunakan
bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0.
5. Pengujian dan Analisis Sistem
Pada tahap ini akan dilakukan pengujian sistem, untuk mencari
kesalahan-kesalahan sehingga dapat diperbaiki. Kemudian akan dilakukan analisis
terhadap fokus permasalahan penelitian, apakah sudah sesuai seperti yang
diinginkan.
6. Dokumentasi Sistem
Pembuatan laporan Skripsi lengkap dengan analisis yang didapatkan.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari skripsi ini terdiri dari beberapa bagian utama sebagai
berikut:
BAB 1 : Pendahuluan
Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul
penelitian “ Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Sepeda Motor
pada PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk. Menggunakan Metode
Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation
(PROMETHEE)”, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2 : Tinjauan Teoretis
Bab ini akan membahas teori-teori yang berkaitan dengan sistem pendukung
keputusan, metode Preference Ranking Organization of Enrichment
Evaluation (PROMETHEE), serta sekilas tentang profil Adira Finance.
Bab ini akan menjelaskan tentang analisis data yang akan diolah dalam
sistem serta membuat perancangan sistem yang akan dibangun.
BAB 4 : Implementasi
Bab ini akan menjelaskan tentang bentuk antarmuka Sistem Pendukung
Keputusan Pemberian Kredit Sepeda Motor pada PT. Adira Dinamika Multi
Finance Tbk. Menggunakan Metode Preference Ranking Organization
Method for Enrichment Evaluation (PROMETHEE).
BAB 5 : Kesimpulan dan Saran
Bab terakhir akan memuat kesimpulan isi dari keseluruhan uraian bab-bab
sebelumnya dan saran-saran dari hasil yang diperoleh yang diharapkan dapat
bermanfaat dalam pengembangan selanjutnya.
BAB 2
TINJAUAN TEORETIS
2.1 Tinjauan umum PT. Adira Dinamika Multi Finance
2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT Adira Dinamika Multifinance Cabang Medan beralamat di Jalan Bambu II
Komplek Graha Niaga Blok A No. 12-14 Medan adalah suatu perusahaan yang
bergerak di bidang jasa pembiayaan konsumen. Pembiayaan konsumen merupakan
badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana
atau barang modal dengan tidak menarik dana langsung dari masyarakat.
PT Adira Dinamika Multifinance (ADMF) berdiri pada tanggal 13 November
1990 dan kegiatan operasional berlangsung sejak tahun 1991. PT Adira Dinamika
Multifinance pusat terletak di GRAHA ADIRA Jalan Menteng Raya No.21 Jakarta
10340. Saat ini jumlah PT Adira Dinamika Multifinance mempunyai 253 cabang yang
tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah karyawan sekitar 14.000 karyawan.
Berdasarkan data terakhir, saat ini jumlah konsumen PT Adira Dinamika Multifinance
sekitar 1.700.000 konsumen di seluruh Indonesia.
Selain PT Adira Dinamika Multifinance, Adira juga mempunyai Adira Group yaitu:
1. PT Adira Dinamika Multifinance Tbk yang bergerak pada bidang pembiayaan
sepeda motor, mobil, alat-alat elektronik dan rumah tangga.
2. PT Asuransi Adira Dinamika yang bergerak di bidang asuransi kendaraan
bermotor
3. PT Adira Sarana Armada yang bergerak di bidang penyewaan mobil.
ADMF merupakan perusahaan pembiayaan yang memiliki visi, misi dan
nilai-nilai tertentu. Visi perusahaan dapat dicapai bila perusahaan menerapkan misinya,
sedangkan dalam menerapkan misi, sebuah perusahaan memerlukan perangkat nilai
yang digunakan oleh karyawan sebagai panduan dalam berperilaku.
Visi dari ADMF adalah menjadi perusahaan pembiayaan kelas dunia. Adira
Finance bertekad menjadi “Perusahaan Pembiayaan Kelas Dunia” yang
keberadaannya sangat diperhitungkan baik oleh pesaing maupun oleh pasar dunia.
Misi dari ADMF adalah mewujudkan impian esok pada hari ini. Maksudnya adalah
Adira Finance menyediakan fasilitas kredit kepada masyarakat untuk mewujudkan
Nilai yang ingin dicapai oleh ADMF adalah untuk memberikan hasil kerja
yang sempurna dan berkomitmen melalui kerjasama yang berdasarkan kepercayaan
dan rasa hormat.
2.2 Sistem Pendukung Keputusan
2.2.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Beberapa Defenisi Decision Support System atau Sistem Pendukung Keputusan atau
yang selanjutnya kita singkat dalam skripsi ini menjadi SPK menurut beberapa ahli
dijelaskan sebagai berikut (Daihani, 2001) :
1. Menurut Man dan Watson
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif, yang
membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan
model-model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi
terstruktur dan tidak terstruktur.
2. Menurut Maryan Alavi dan H.Albert Napier
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu kumpulan prosedur
pemrosesan data dan informasi yang berorientasi pada penggunaan model
untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu manajemen
dalam pengambilan keputusan. Sistem ini harus sederhana, mudah dan
adaptif.
3. Menurut Litlle
Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem informasi bebrbasis
komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk
membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang
terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model.
4. Menurut Raymond McLeod, Jr.
Sistem Pendukung Keputusan merupakan Sistem Informasi Spesifik yang
ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus
dipecahkan oleh manajer pada berbagai tingkatan.
Dari berbagai defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa SPK adalah suatu
sistem informasi spesifik yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam
mengambil keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang bersifat semi terstruktur
Sistem ini memiliki fasilitas untuk menghasilkan beebagai alternatif yang secara
interaktif dapat digunakan oleh pemakai.
Bagaimanapun juga harus diingat bahwa SPK tidak ditekankan untuk
membuat keputusan. Dengan sekumpulan kemampuan untuk mengolah informasi/data
yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan, sistem hanya berfungsi
sebagai alat bantu manajemen. Jadi sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan
fungsi pengambilan keputusan dalam membuat keputusan. Sistem ini dirancang
hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya.
Pembuatan keputusan diperlukan diperlukan pada semua tahap kegiatan
administrasi dan manajemen. Misalnyam dalam tahap perencanaan diperlukan banyak
kegiatan pembuatan keputusan sepanjang proses perencanaan tersebut.
Keputusan-keputusan yang dibuat dalam proses perencanaan ditujukan kepada pemilihan
alternatif program dan prioritasnya. Dalam pembuatan keputusan tersebut dicakup
kegiatan identifikasi masalah, perumusan dan pemilihan alternatif keputusan
berdasarkan perhitungan konsekuensi dan berbagai dampak yang timbul. Begitu juga
dalam tahap implementasi atau operasional suatu organisasi, para manajer harus
membuat banyak keputusan rutin dalam rangka mengendalikan usaha sesuai dengan
rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam tahap pengawasan yang
mencakup pemantauan, pemeriksaan dan penilaian (evaluasi) terhadap hasil
pelaksanaan kerja, juga banyak keputusan dibuat dalam rangka koreksi terhadap
penyimpangan yang terjadi agar hasil yang diperoleh lebih sesuai dengan sasaran
mutu, waktu dan penggunaan sumber daya yang efisien.
Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support System (DSS)
pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton
dengan istilah Manajement Decision Systems. Sistem ini merupakan suatu sistem
yang berbasis/berbantuan komputer yang ditujukan untuk membantu mengambil
keputusan dalam memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai
persoalan yang tidak terstruktur.
Pada dasarnya SPK ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari Sistem
Informasi Manajemen terkomputerisasi (Computerized Management Information
System), yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif dengan
pemakainya. Sifat interaktif ini dimaksudkan untuk memudahkan integrasi antara
berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan, seperti prosedur,
kebijakan, teknik analisis, serta pengalaman dan wawasan manajerial guna
membentuk suatu kerangka keputusan yang bersifat fleksibel.
Secara luas, dapat dikatakan bahwa SPK dirancang untuk menghasilkan
berbagai alternatif yang ditawarkan kepada para pengambil keputusan dalam
melaksanakan tugasnya. Karena, sebagian besar proses pengambilan keputusan yaitu
perumusan masalah, pencarian alternatif telah dikerjakan oleh sistem, maka
diharapkan para manajer akan lebih cepat dan akurat dalam menangani masalah yang
dihadapinya.
Jadi secara umum, dapat dikatakan bahwa Sistem Pendukung Keputusan
memberikan manfaat bagi manajemen dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi
kerjanya terutama dalam proses pengambilan keputusan.
Pembuatan keputusan merupakan fungsi utama seorang manajer atau
administrator. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengidentifikasian masalah,
pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi dari alternatif-alternatif tersebut
dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang manajer dalam
membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori
dan teknik pembuatan keputusan. Dengan peningkatan kemampuan manajer dalam
pembuatan keputusan diharapkan dapat ditingkatkan kualitas keputusan yang
dibuatnya, dan hal ini tentu akan meningkatkan efisiensi kerja manajer yang
bersangkutan.
2.2.3 Konsep Pengambilan Keputusan
2.2.3.1 Pengertian Keputusan
Pada umumnya para penulis sependapat bahwa kata keputusan (decision)
berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Keputusan
dapat dilihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah
keadaan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis yang disebut pengambilan
keputusan. Dengan kata lain, keputusan merupakan sebuah kesimpulan yang dicapai
sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih,
sementara yang lain dikesampingkan.
2.1.3.2 Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan didalam suatu organisasi merupakan hasil suatu proses
komunikasi dan partisipasi yang terus menerus dari keseluruhan organisasi. Persoalan
pengambilan keputusan, pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai
alternatif tindakan yang mungkin dipiih yang prosesnya melalui mekanisme tertentu,
dengan harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik. Penyusunan
model keputusan adalah suatu cara untuk mengembangkan hubungan-hubungan logis
yang mendasari persoalan keputusan ke dalam suatu model matematis, yang
mencerminkan hubungan diantara faktor-faktor yang terlibat.
2.2.4 Fase-fase Proses Pengambilan Keputusan
Adapun proses dalam pengambilan keputusan terdiri dari 4 tahapan menurut Simon
(Daihani, 2001), yaitu :
Merupakan tahap pendefinisian masalah serta identifikasi informasi yang
dibutuhkan yang berkaitan dengan persoalan yang dihadapi serta keputusan
yang akan diambil. Langkah ini sangat penting menentukan tingkat ketepatan
keputusan yang akan diambil, karena sebelum suatu tindakan diambil,
tentunya persoalan yang dihadapi harus dirumuskan secara jelas terlebih
dahulu.
2. Perancangan (Design)
Merupakan tahap analisa dalam kaitan mencari atau merumuskan
alternatif-alternatif pemecahan masalah. Setelah permasalahan dirumuskan dengan baik,
maka tahap berikutnya adalah merancang atau membangun model pemecahan
masalahnya dan menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah.
3. Pemilihan (Choice)
Dengan mengacu pada rumusan tujuan serta hasil yang diharapkan,
selanjutnya manajemen memilih alternatif solusi yang diperkirakan paling
sesuai. Pemilihan alternatif ini akan mudah dilakukan kalau hasil yang
diinginkan terukur atau memilki nilai kuantitas tertentu.
4. Implementasi (Implementation)
Merupakan tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil. Pada tahap
ini perlu disusun serangkaian tindakan yang terencan, sehingga hasil
keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan
perbaikan-perbaikan.
2.2.5 Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Turban karakteristrik Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai berikut
(Daihani, 2001) :
1. Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk membantu pengambil
keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur atau
tidak terstruktur
2. Dalam proses pengolahannya, Sistem Pendukung Keputusan
mengombinasikan penggunaan model-model/teknik-teknik analisis dengan
teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi pencari/interogasi
informasi.
3. Sistem Pendukung Keputusan, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
digunakan/dioperasikan dengan mudah oleh orang-orang yang tidak
memiliki dasar kemampuan pengoprasian komputer yang tinggi. Oleh
karena itu pendekatan yang digunakan biasanya model interaktif.
4. Sistem Pendukung Keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek
fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi. Sehingga mudah
disesuaikan dalam berbagai perubahan lingkungan yang terjadi dan
kebutuhan pemakai.
2.2.6 Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan dapat memberikan manfaat atau keuntungan bagi
pemakainya. Keuntungan dimaksud diantaranya meliputi (Daihani, 2001) :
1. Sistem Pendukung Keputusan memperluas kemampuan pengambil keputusan
dalam memproses data/informasi bagi pemakainya.
2. Sistem Pendukung Keputusan membantu pengambil keputusan dalam hal
penghematan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah terutama
berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
3. Sistem Pendukung Keputusan dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat
dan hasilnya dapat diandalkan.
4. Walaupun suatu Sistem Pendukung Keputusan, mungkin saja tidak mampu
memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia
dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami
persoalannya. Karena sistem pendukung keputusan mampu menyajikan
berbagai alternatif.
5. Sistem Pendukung Keputusan dapat menyediakan bukti tambahan untuk
memberikan pembenaran sehingga dapat memperkuat posisi pengambil
Disamping berbagai keuntungan dan manfaat seperti diungkapkan diatas, SPK
juga memiliki beberapa ketebatasan, diantaranya adalah (Daihani, 2001):
1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat
dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak mencerminkan
persoalan sebenarnya.
2. Kemampuan suatu SPK terbatas pada pembendaharaan pengetahuan yang
dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).
3. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh SPK biasanya tergantung juga pada
kemampuan perangkat lunak yang digunakannya.
4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki oleh manusia.
Karena walau bagaimana pun canggihnya suatu SPK, dia hanyalah suatu
kumpulan perangkat keras, perangkat lunak dan sistem operasi yang tidak
dilengkapi dengan kemampuan berpikir.
2.2.7 Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Adapun komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut:
1. Subsistem manajemen data, mencakup satu basis data (database) yang berisi data
yang relevan dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut Database
Management System (DBMS).
2. Subsistem manajemen model, menggunakan perangkat lunak yang berkaitan
dengan bidang-bidang seperti keuangan, statistik, manajemen, atau model-model
kuantitatif yang memiliki kemampuan untuk melakukan analisa sistem. Perangkat
lunak ini dikenal dengan Model Base Management System (MBMS). Subsistem ini
memiliki komponen yang dapat dikoneksikan ke penyimpanan eksternal yang ada
pada model.
3. Subsistem antarmuka pengguna, digunakan sebagai media interaksi antara sistem
dengan pengguna. Pengguna dapat berkomunikasi dengan SPK dan memerintahkan
SPK melalui subsistem ini.
4. Subsistem manajemen berbasis-pengetahuan, dapat mendukung subsistem lain atau
bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri yang tidak terkait dengan
komponen lain.
Untuk dapat lebih jelas memahami model konseptual SPK, perhatikan gambar di
bawah ini:
Data: eksternal dan internal
Gambar 2.1. Model Konseptual SPK
2.3 Metode Preference Ranking Organization for Enrichment Evaluation
(PROMETHEE)
Promethee adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis
multikriteria. Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan , dan kestabilan.
Dugaan dari dominasi kriteria yang digunakan dalam promethee adalah penggunaan
nilai dalam hubungan outranking (Brans, 1998) . Ini adalah metode peringkat yang
cukup sederhana dalam konsep dan aplikasi dibandingkan dengan metode lain untuk
analisis multikriteria (Goumas, 1998).
Prinsip yang digunakan adalah penetapan prioritas alternatif yang telah
ditetapkan berdasarkan pertimbangan (∀i | fi(.) → R [real world], dengan kaidah dasar
Max { f1 (x), f2 (x), f3 (x), ..., fj (x), ... , fk (x) | x R } Sistem lainnya yang
berbasis komputer
Manajemen
Subsistem berbasis pengetahuan
Antarmuka penguna
Manajemen
Dimana K adalah sejumlah kumpulan alternatif, dan fi (i = 1, 2, ..., K) merupakan
nilai/ukuran relatif kriteria untuk masing-masing alternatif. Dalam aplikasinya
sejumlah kriteria telah ditetapkan untuk menjelaskan K yang merupakan penilaian
dari R ( real world).
Promethee termasuk dalam keluarga dari metode outranking yang dikembangkan oleh
B. Roy, dan meliputi dua fase:
- Membangun hubungan outranking dari K
- Eksploitasi dari hubungan ini memberikan jawaban optimasi kriteria dalam
paradigma permasalahan multikriteria.
Dalam fase pertama, nilai hubungan outranking berdasarkan pertimbangan
dominasi masing-masing kriteria. Indeks preferensi ditentukan dan nilai outranking
secara grafis disajikan berdasarkan preferensi dari pembuat keputusan. Data dasar
untuk evaluasi dengan metode Promethee disajikan sebagai berikut
Tabel 2.1 Data dasar analisis promethee
f1 (.) f2 (.) ... fj (.) ... fk (.)
2.3.1 Nilai hubungan outranking dalam Promethee
2.3.1.1 Dominasi Kriteria
Nilai f merupakan nilai nyata dari suatu kriteria :
f : K → R
dan tujuan berupa prosedur optimasi
Untuk setiap alternatif a K, f (a) merupakan evaluasi dari alternatif tersebut
untuk suatu kriteria. Pada saat dua alternatif dibandingkan, a, b K, harus dapat
ditentukan perbandingan preferensinya.
Penyampaian intesitas (P) dari preferensi alternatif a terhadap alternatif b
sedemikian rupa sehingga :
- P (a,b) = 0, berarti tidak ada (indefferent) antara a dan b, atau tidak ada
preferensi dari a lebih baik dari b.
- P (a,b) ~ 0, berarti lemah preferensi dari a lebih baik dari b.
- P (a,b) ~ 1, berarti kuat preferensi dari a lebih baik dari b.
- P (a,b) = 1 , berarti mutlak preferensi dari a lebih baik dari b.
Dalam metode ini, fungsi preferensi seringkali menghasilkan nilai fungsi yang
berbeda antara dua evaluasi, sehingga :
P (a,b) = P (f(a)-f(b)).
Untuk semua kriteria , suatu alternatif akan dipertimbangkan memiliki nilai
kriteria yang lebih baik ditentukan oleh nilai f dan akumulasi dari nilai ini
menentukan nilai preferensi atas masing-masing alternatif yang akan dipilih.
2.3.1.2 Rekomendasi fungsi preferensi untuk keperluan aplikasi
Dalam Promethee disajikan enam bentuk fungsi preferensi kriteria. Hal ini
tentu saja tidak mutlak , tetapi bentuk ini cukup baik untuk beberapa kasus.
Untuk memberikan gambaran yang lebih baik terhadap area yang tidak sama,
digunakan fungsi selisih nilai kriteria antara alternatif H(d) dimana hal ini mempunyai
hubungan langsung pada fungsi preferensi (Brans, 1998).
a. Kriteria biasa (Usual Criterion)
H(d) = ...…………..…….………...(1)
H(d) = selisih kriteria antar alternatif
d = selisih nilai kriteria {d=f(a) - f(b)}
Pada kasus ini , tidak ada beda (sama penting) antara a dan b jika dan hanya
jika f (a) = f(b) ; apabila nilai kriteria pada masing-masing alternatif memiliki nilai
berbeda, pembuat keputusan membuat preferensi mutlak untuk alternatif memiliki
nilai yang lebih baik. Untuk melihat kasus preferensi pada kriteria biasa, ilustrasinya
dapat dilihat dari perlombaan lari maraton , seorang peserta dengan peserta lain akan
memiliki peringkat yang mutlak berbeda walaupun hanya dengan selisih nilai (waktu)
yang teramat kecil, dan dia akan memiliki peringkat yang sama jika dan hanya jika
waktu tempuhnya sama atau selisih nilai diantara keduanya sebesar nol. Fungsi H(d)
untuk fungsi preferensi ini disajikan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Kriteria Biasa
b. Kriteria Quasi (Quasi Criterion)
H(d) = 0 jika < q
H(d) = 1 jika d >q ... (2)
Keterangan:
1. H(d) : fungsi selisih kriteria antaralternatif
2. d : selisih nilai kriteria {d = f(a) – f(b)}
3. Parameter (q) : harus merupakan nilai yang tetap
Seperti yang terlihat pada Gambar 2.3, dua alternatif memiliki preferensi yang
sama penting selama selisih atau nilai H (d) dari masing-masing alternatif untuk
kriteria tertentu tidak melebihi nilai q, dan apabila selisih hasil evaluasi untuk
masing-masing alternatif melebihi nilai q maka terjadi bentuk preferensi mutlak.
Gambar 2.3 Kriteria Quasi
Jika pembuat keputusan menggunakan kriteria quasi, dia harus menentukan
nilai q, dimana nilai ini dapat menjelaskan pengaruh yang signifikan dari suatu
kriteria. Dalam hal ini, preferensi yang lebih baik diperoleh apabila terjadi selisih
antara dua alternatif diatas q. Misalnya, seseorang akan dianggap mutlak lebih kaya
apabila selisih nilai kekayaannya lebih besar dari Rp. 10 juta, dan apabila selisih
kekayaannya kurang dari Rp. 10 juta dipandang sama kaya.
c. Kriteria dengan preferensi linier
H(d) = ... (3)
Keterangan:
1. H(d) : fungsi selisih kriteria antaralternatif
2. d : selisih nilai kriteria {d = f(a) – f(b)}
3. p : nilai kecenderungan atas
Kriteria preferensi linier dapat menjelaskan bahwa selama nilai selisih
memiliki nilai yang lebih rendah dari p, preferensi dari pembuat keputusan meningkat
secara linier dengan nilai d. Jika nilai d lebih besar dibandingkan dengan nilai p, maka
terjadi preferensi mutlak (Brans, 1998) . Fungsi kriteria ini disajikan pada Gambar
2.4.
Pada saat pembuat keputusan mengidentifikasi beberapa kriteria untuk tipe ini,
dia harus menetukan nilai dari kecenderungan atas (nilai p). Dalam hal ini nilai d
diatas p telah dipertimbangkan akan memberikan preferensi mutlak dari suatu
alternatif. Misalnya, akan terjadi preferensi dalam hubungan linier kriteria kecerdasan
apabila di atas 30 poin maka mutlak orang itu lebih cerdas dibandingkan dengan
orang lain.
Gambar 2.4 Kriteria dengan preferensi linier
d. Kriteria Level (Level Criterion)
H(d) =
.………(4)
Keterangan :
1. H(d) : fungsi selisih kriteria antaralternatif
2. p : nilai kecenderungan atas
3. parameter (q) : harus merupakan nilai yang tetap
Dalam kasus ini, kecenderungan tidak berbeda q dan kecenderungan
preferensi p adalah ditentukan secara simultan. Jika d berada di antara nilai q dan p,
hal ini berarti situasi preferensi yang lemah (H(d)=0.5) (Brans, 1998) . Fungsi ini
disajikan pada Gambar 2.5. dan pembuat keputusan telah menentukan kedua
kecenderungan untuk kriteria ini.
-p 0 p 1
d H(d)
1/2 1
0
p q -q
-p
d
Gambar 2.5 Kriteria Level
Bentuk kriteria level ini dapat dijelaskan misalnya dalam penetapan nilai jarak
preferensi jarak tempuh antar kota. Misalnya jarak antara Bandung-Cianjur sebesar 60
km, Cianjur-Bogor sebesar 68 km, Bogor-Jakarta sebesar 45 km, Cianjur-Bogor
sebesar 68 km, Bogor-Jakarta sebesar 45 km, Cianjur-Jakarta 133 km. Dan telah
ditetapkan bahwa selisih di bawah 10 km maka dianggap jarak antar kota tersebut
adalah tidak berbeda, selisih jarak sebesar 10-30 km relatif berbeda dengan preferensi
yang lemah, sedangkan selisih di atas 30 km diidentifikasikan memiliki preferensi
mutlak berbeda.
Dalam kasus ini, selisih jarak antara Bandung-Cianjur dan Cianjur-Bogor
dianggap tidak berbeda (H(d)=0) karena selisih jaraknya di bawah 10 km, yaitu
(68-60) km = 8 km, sedangkan preferensi jarak antara Cianjur-Bogor dan Jakarta-Bogor
dianggap berbeda dengan preferensi yang lemah (H(d)=0.5) karena memiliki selisih
yang berada pada interval 10-30 km, yaitu sebesar (68-45) km = 23 km. Dan terjadi
preferensi mutlak (H(d)=1) antara jarak Cianjur-Jakarta dan Bogor-Jakarta karena
memiliki selisih jarak lebih dari 30 km.
e. Kriteria dengan preferensi linier dan area yang tidak berbeda
H(d) = ……..………(5)
Keterangan:
1. H(d) : fungsi selisih kritaria antara alternatif
2. d : selisih nilai kriteria {d = f(a) – f(b)}
3. parameter (p) : nilai kecenderungan atas
Pada kasus ini, pengambil keputusan mempertimbangkan peningkatan
peningkatan preferensi secara linier dari tidak berbeda hingga preferensi mutlak
dalam area antara dua kecenderungan q dan p [1]. Dua parameter tersebut telah
ditentukan. Fungsi H selanjutnya disajikan pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Kriteria dengan preferensi linier dan area yang tidak berbeda
f. Kriteria Gaussian (Gaussian Criterion)
H(d) = ...………. (6)
Fungsi ini disajikan dalam Gambar 2.7 Fungsi ini bersyarat apabila telah ditentukan nilai σ , dimana dapat dibuat berdasarkan distribusi normal dalam
statistik (Brans, 1998).
Gambar 2.7 Kriteria Gaussian
1
0
p q -q
-p
d
H(d) H(d)
2.3.1.3Indeks preferensi multikretria
Tujuan pembuat keputusan adalah menetapkan fungsi preferensi Pi , dan πi
untuk semua kriteria fi (i = 1, ..., k) dari masalah optimasi kriteria majemuk. Bobot
(weight) πi merupakan ukuran relatif dari kepentingan kriteria fi ; jika semua kriteria
memiliki nilai kepentingan yang sama dalam pengambilan keputusan maka semua
nilai bobot adalah sama.
Indeks preferensi multikriteria ( ditentukan berdasarkan rata-rata bobot dari
fungsi preferensi Pi )
...(7)
δ (a, b) merupakan intensitas preferensi pembuat keputusan yang menyatakan bahwa alternatif a lebih baik dari alternatif b dengan pertimbangan secara simultan
dari seluruh kriteria. Hal ini dapat disajikan dengan nilai antara 0 dan 1, dengan
ketentuan sebagai berikut :
- δ (a, b) = 0, menunjukkan preferensi yang lemah untuk alternatif a lebih dari
alternatif b berdasarkan semua kriteria.
- δ (a, b) = 1, menunjukkan preferensi yang kuat untuk alternatif a lebih dari
alternatif b berdasarkan semua kriteria.
Indeks preferensi ditentukan berdasarkan nilai hubungan outranking pada
sejumlah kriteria dari masing-masing alternatif. Hubungan ini dapat disajikan sebagai
grafik nilai outranking, node-nodenya merupakan alternatif berdasarkan penilaian
kriteria tertentu. Diantara dua node (alternatif) a dan b, merupakan garis lengkung
yang mempunyai nilai δ (b, a), dan δ (a, b) (tidak ada hubungan khusus antara δ (b, a),
dan δ (a, b)). Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah
Gambar 2.8 Hubungan Antara Node δ (b,a)
δ (a,b) a
2.3.2 Promethee Ranking
2.3.2.1 Arah dalam grafik nilai outranking
Untuk setiap node a dalam grafik nilai outranking ditentukan berdasarkan leaving
flow , dengan persamaan :
Φ +
(a) = ...(8)
Dimana δ (a, x) menunjukkan preferensi bahwa alternatif a lebih baik dari alternatif x.
Leaving flow adalah jumlah dari nilai garis lengkung yang memiliki arah
menjauh dari node a dan hal ini merupakan karakter pengukuran outranking (gambar
dibawah)
.
Gambar 2.9 Leaving Flow
Secara simetris dapat ditentukan entering flow dengan persamaan :
Φ
(a) = ... (9)
Entering flow diukur berdasarkan karakter outranked dari a (Gambar dibawah)
δ (a,b)
a
b
Gambar 2.10 Entering Flow
Sehingga pertimbangan dalam penentuan net flow diperoleh dengan
persamaan :
Φ (a) = Φ+
(a) – Φ- (a) ... (10)
Penjelasan dari hubungan outranking dibangun atas pertimbangan untuk
masing-masing alternatif pada grafik nilai outranking, berupa urutan parsial
(Promethee I) atau urutan lengkap (Promethee II) pada sejumlah alternatif yang
mungkin , yang dapat diusulkan kepada pembuat keputusan untuk memperkaya
penyelesaian masalah.
1. Promethee I
Nilai terbesar pada leaving flow dan nilai yang kecil dari entering flow
merupakan alternatif yang terbaik. Leaving flow dan entering flow menyebabkan:
aP+b jika Φ +(a) > Φ + (b) aI+b jika Φ +(a) = Φ + (b) aP-b jika Φ -(a) < Φ - (b) aI-b jika Φ -(a) = Φ - (b)
Promethee I menampilkan partial preorder (PI, II, RI) dengan
mempertimbangkan interaksi dari dua preorder: δ (a,b)
a
Partial preorder diajukan kepada pembuat keputusan, untuk membantu pengambilan
keputusan masalah yang dihadapinya. Dengan menggunakan metode Promethee I
masih menyisakan bentuk incomparable, atau dengan kata lain hanya memberikan
solusi partial preorder (sebagian).
2. Promethee II
Dalam kasus complete preorder dalam K adalah penghindaran dari bentuk
incomparable, Promethee II complete preorder (PII, III) disajikan dalam bentuk net
flow disajikan berdasarkan pertimbangan persamaan :
aPIIb jika (a) > Φ (b)
aPIIb jika (a) = Φ (b)
Melalui complete preorder , informasi bagi pembuat keputusan lebih
realistik.
Terdapat beberapa kelebihan dari metode Promethee yaitu :
1. Lebih jelas dan lebih sederhana / mudah dipahami oleh para praktisi.
2. Memperhitungkan data kualitatif sebaik data kuantitatif.
3. Menyediakan enam tipe preferensi terhadap kriteria.
4. Memperhitungkan kriteria berbeda pada saat yang sama, yang tidak
mungkin dengan keputusan berbasis proses yang didasarkan hanya pada
satu kriteria.
5. Dapat menggunakan kriteria yang berbeda untuk setiap dimensi.
6. Perangkingan alternatif dapat dilakukan secara parsial maupun lengkap.
Disamping kelebihan diatas terdapat juga beberapa kekurangan dari
metode Promethee yaitu :
1. Membutuhkan informasi tambahan berupa fungsi preferensi tertentu yang
harus didefenisikan / dijelaskan.
2. Tidak mampu menangani masalah optimasi terhadap kendala yang sangat
mungkin ada dalam permasalahan pemilihan alternatif optimal.
2.4 Kredit
2.4.1. Pengertian Kredit
Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu “credere” yang artinya “kepercayaan” dan
dari bahasa latin yaitu “Creditum” yang berarti kepercayaan atau kebenaran. Menurut
Mahmoeddin (2004:2) Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau
pembagian hasil keuntungan.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
b. Adanya suatu penyerahan uang/tagihan atau barang yang menimbulkan
tagihan kepada pihak lain dengan harapan bank dapat memperoleh
pendapatan yang berasal dari bunga yang dibebankan kepada pinjaman
tersebut.
c. Kredit diawali dengan adanya perjanjian atas dasar kepercayaan
dimana masing-masing pihak yang terikat oleh perjanjian kredit
tersebut harus mematuhi kewajiban yang telah disepakati.
d. Dalam perjanjian kredit terdapat kesepakatan pelunasan utang dan
bunga yang diselesaikan dalam jangkat waktu tertentu sesuai dengan
kesepakatan bersama.
Pada pemberian kredit ada beberapa unsur yang harus diperhatikan yaitu:
1. Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan dari si pemberi kredit kepada
penerima kredit bahwa prestasi yang diberikan baik dalam bentuk uang,
barang maupun jasa akan benar-benar diterima dalam jangka waktu
tertentu di masa yang akan datang.
2. Kesepakatan, yaitu suatu perjanjian sepakat antara si pemberi kredit dan si
penerima kredit untuk melaksanakan hak dan kewajibannya selama
perjanjian kredit berlangsung.
3. Jangka waktu, yaitu pinjaman atau kredit yang diberikan telah disepakati
untuk masa waktu tertentu sesuai dengan perjanjian.
4. Resiko, yaitu suatu resiko yang harus dihadapi oleh si pemberi kredit
akibat adanya jangka waktu pengembalian kredit.
5. Balas jasa, yaitu keuntungan atas pemberian suatu kredit yang dikenal
dengan bunga dan biaya administrasi
6. Kreditur, yaitu adanya orang atau badan yang memiliki barang, jasa atau
uang yang dapat dipinjamkan pada orang lain.
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Sistem
Analisis sistem dalam pembangunan aplikasi sistem pendukung keputusan ini
bertujuan untuk mendapatkan semua kebutuhan pengguna dan sistem, yaitu
mencakup masukan dan keluaran yang harus disediakan oleh sistem, serta informasi
yang dibutuhkan oleh pengguna. Analisis sistem dalam penelitian ini akan dilakukan
dalam beberapa tahap yakni analisis permasalahan dan analisis kebutuhan sistem
pendukung keputusan. Berikut akan dijelaskan masing-masing analisis tersebut.
Analisis masalah merupakan sebuah asumsi dari masalah yang akan diuraikan dalam
prosedur-prosedur pengolahan data pada program Sistem Pendukung Keputusan yang
berada pada PT. Adira Dinamika Multi Finance . Analisis masalah dari prosedur yang
ada, yaitu kurang akuratnya keputusan pemberian kredit yaitu bagaimana
menentukan keputusan yang tepat dalam melakukan pemberian kredit. dan
kurangnya efisiensi waktu dalam melakukan proses pengolahan data.
Dalam menentukan seseorang layak atau tidak menerima kredit sepeda motor
ada beberapa kriteria yang digunakan pihak adira finance. Tidak hanya kriteria yang
bersifat objektif , tetapi kriteria yang bersifat subjektif juga menjadi penilaian.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak adira finance khususnya pada bagian
perkreditan, diperoleh bentuk penilaian pemohon kredit berupa pertanyaan mengenai
pemohon kredit dimana jawaban dari jawaban tersebut memiliki nilai yang
berbeda-beda dan sebagian jawaban diperoleh dari penilaian hasil survey tim surveyor.
Berikut merupakan kriteria yang digunakan sebagai penilaian pemohon kredit sepeda
motor :
Kriteria yang digunakan sebagai penilaian dalam memberikan kredit sepeda motor .
5. Hubungan Sosial dengan Masyarakat :
Karakter = ( Kebiasaan + Sifat + Cara Hidup + Keadaan Keluarga +
Hubungan Sosial ) / 5
2. Pendidikan :
(1.SD/MI kebawah, 2.SLTP , 3. SMA , 4. Diploma 5. S1 Keatas )
3. Pekerjaan :
(1.Wiraswasta Produktivitas Rendah, Lain-lain 2. Wiraswasta Produktivitas
Sedang 3. Wiraswasta Produktivitas Tinggi 4. Profesi 5. PNS/BUMN)
4. Jumlah tanggungan :
(1.>6 orang , 2. 5 Orang , 3. 3-4 orang , 4.1-2 5. 0)
5. Status rumah :
(1.Kost/Kontrakan 2. KPR 3. Milik Instansi 4. Milik Orang tua Family 5.
Milik Sendiri)
6. Pendapatan :
(1. < 1juta rupiah 2. 1 – 1,5 Juta Rupiah 3.1.5 – 2.5 Juta 4. 2.5 – 3.5
juta 5. > 3.5 Juta)
7. Berkas Nasabah :
1. Sangat Kurang 2. Kurang 3.Cukup 4. Baik 5. Sangat Baik
Keterangan :
Sangat Kurang : Hanya memiliki KTP
Kurang : Tidak memiliki surat keterangan menikah (jika
sudah menikah), KTP tidak berlaku , KK tidak
berlaku, Rekening listrik tidak lengkap.
Cukup : Memiliki Surat Keterangan menikah , Salah satu
dari KTP atau KK Tidak berlaku, Rekening listrik
tidak lengkap.
Baik : Memiliki Surat Keterangan menikah, Memiliki KTP
, KK ( Masih Berlaku ), Rekening listrik tidak
lengkap.
Sangat Baik : Memiliki Surat Keterangan menikah, KTP , KK
masih berlaku , Memiliki Rekening listrik 3 bulan
terakhir.
Kriteria diatas memiliki pilihan yang masing-masing berbobot 1 – 5 yang
digunakan sebagai penilaian pemohon kredit.
3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem Pendukung Keputusan
Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan
dalam sebuah sistem pendukung keputusan. Kebutuhan- kebutuhan yang dimaksud
3.1.2.1Kebutuhan Data Masukan
Masukan yang dibutuhkan perangkat lunak Sistem Pendukung Keputusan Pemberian
Kredit Sepeda Motor adalah sebagai berikut:
1. Masukan data kriteria untuk pemberian kredit sepeda motor yang sudah
ditentukan.
2. Masukan data calon penerima kredit sepeda motor.
3. Masukan tipe Promethee, bobot serta parameter untuk masing-masing kriteria.
3.1.2.2Kebutuhan Data Keluaran
Merupakam data-data yang dikeluarkan sistem setelah diolah/diproses untuk
kemudian ditampilkan kepada pengguna sistem. Data keluaran dari sistem ini adalah
urutan prioritas nasabah yang tertinggi hingga terendah beserta tingkat persentasinya.
3.2 Perancangan Logika
Pemodelan memiliki perananan yang sangat penting dalam pengembangan sistem,
karena melalui model proses dan model data yang dikembangkan pada tahapan
perancangan logika, analis sistem dan pengguna dapat saling berkomunikasi untuk
memperhalus persyaratan dan fungsionalitas sistem tanpa harus merepotkan pengguna
dengan istilah-istilah teknologi informasi yang dapat menyulitkan mereka.
3.2.1 Pemodelan Sistem
Pada dunia pemodelan sistem terdapat sejumlah cara yang mempresentasikan sistem
melalui diagram misalnya dengan flowchart , data flow diagram (DFD) dan banyak
model lain. Pada dasarnya kita dapat menggunakan model apa saja tergantung pada
situasi.
Sejumlah sistem mungkin saja membutuhkan lebih dari satu cara pemodelan,
dan setiap model difokuskan pada aspek tertentu saja yang sifatnya terbatas.
Kebanyakan sistem yang dibuat pada masa ini mempunyai fungsi spesifik kompleks,
struktur data kompleks dan ketergantungan pada waktu yang juga kompleks.
3.2.1.1 Flowchart Proses Promethee
Perancangan flowchart atau diagram alir akan memudahkan pengembang untuk
mengimplementasikan sistem ke dalam bahasa pemrograman, karena akan
menjelaskan bagaimana cara kerja sistem dari awal hingga akhir.
Pada flowchart Gambar 3.1 di bawah ini menjelaskan bahwa proses Promethee
berawal dari inputan data pemohon kredit yang didapat dari hasil penilaian pemohon
kredit , yang diinputkan user. Dari data input-an tersebut pada analisis multikriteria
terdapat 6 rekomendasi fungsi preferensi kriteria yang telah disiapkan.
Masing-masing kriteria terdapat berbagai parameter yang berbeda-beda. proses selanjutnya
administrator menginputkan nilai parameter pembanding yang akan digunakan dalam
Mulai
Beri nilai parameter awal : Tipe 1, Tipe 2, Tipe 3 , kriteria yang akan diuji
Hitung indeks preferensi multikriteria
Hitung Leaving Flow dan Entering
Flow
A
A
Net Flow = Leaving Flow – Entering Flow
Baca Nilai
Gambar 3.1 Flowchart Proses Promethee
Dengan menggunakan data pemohon kredit, fungsi preferensi kriteria yang telah
disiapkan beserta parameter dibandingkan dengan data nilai pemohon kredit untuk
menghasilkan urutan parsial (Promethee I). hasil dari proses Promethee I yang berupa
nilai leaving flow dan entering flow kemudian dikurangkan untuk menghasilkan net
flow yang merupakan urutan lengkap atau Promethee II.
3.2.1.2 Data Flow Diagram (DFD)
Diagram Aliran Data / Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah teknis grafis yang
menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan saat data
bergerak dari input menjadi output. DFD menggambarkan sistem sebagai jaringan
kerja antar fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan
data. DFD dapat digunakan untuk menyajikan sebuah sistem atau perangkat lunak
pada setiap tingkat abstraksi. DFD memberikan suatu mekanisme bagi pemodelan
fungsional dan pemodelan informasi.DFD tingkat 0, disebut juga dengan model
sistem fundamental atau model konteks, merepresentasikan seluruh elemen sistem
sebagai sebuah lingkaran tunggal dengan data input dan output yang ditunjukkan oleh
anak panah yang masuk dan keluar secara berurutan.
Pada sistem ini, DFD dikelompokkan menjadi dua yakni DFD yang
menjelaskan proses yang dilakukan oleh seorang admin dan proses yang dilakukan
oleh seorang manager. Berikut merupakan DFD level 0 untuk masing-masing
kelompok.
Admin SPK Pemberian Kredit
Sepeda Motor
Gambar 3.2 DFD Level 0 Admin
a. No. / Nama Proses: / SPK Pemberian Kredit Sepeda Motor
b. Input : data_user, register_data_user, ganti_password_user,
register_data_nasabah, nilai_kriteria_nasabah,
cari_nilai_keputusan.
c. Proses : Seorang Admin harus login memasukkan data dirinya
menggunakan aplikasi. Selanjutnya admin dapat
mencari prioritas dari calon pemohon kredit yang telah
didaftarkan sebelumnya dengan memasukkan nilai dari
tiap criteria. Kemudian admin dapat mencari nilai
keputusannya.
d. Output : user_invalid | form_aplikasi, hasil_register_data_user,
hasil_ganti_password_user,
hasil_register_data_nasabah,
Proses pada DFD level 0 dapat dipecah-pecah lagi menjadi proses yang
lebih kecil dan terperinci. Proses – proses tersebut dapat dilihat pada DFD level 1
berikut ini :
Admin
Leaving_flow , entering _flow, net_flow
Gambar 3.3 DFD level 1 Admin
a. No. / Nama Proses: 1.0 / Login
c. Proses : Untuk menggunakan aplikasi seorang admin harus
melakukan login terlebih dahulu yakni dengan
memasukkan data login dirinya. Data pengguna tersebut
akan tersimpan ke dalam tabel pengguna dalam basis
data user.
d. Output : data_user , user_invalid | form_aplikasi
a. No. / Nama Proses: 2.0 / Register Data
b. Input : data_register, hasil_data_register_user,
hasil_data_register_pemohon_kredit
c. Proses : Seorang admin dapat melakukan registrasi data
pengguna dan data pemohon kredit. Masing-masing
data hasil registrasi tersebut akan tersimpan ke dalam
basis datanya masing-masing yakni ke dalam tabel user
dan tabel nasabah.
d. Output : data_pengguna, data_pemohon_kredit ,
hasil_data_register {data_user | data_pemohon_kredit}
a. No. / Nama Proses: 3.0 / Ganti Password
b. Input : data_password{password_lama|password_baru},
hasil_data_password_baru
c. Proses : Seorang admin dapat mengganti password dengan
memasukkan password lama user dan menggantinya
dengan password yang baru.
d. Output : data_password , data_password_baru
a. No. / Nama Proses: 4.0 / Maintenance_kriteria
b. Input : data_kriteria, data_tipe
c. Proses : Seorang admin dapat mengubah kriteria dan tipe
kriteria.
d. Output : data_kriteria, data_tipe
a. No. / Nama Proses: 5.0 / Maintenance Nilai Kriteria Pemohon Kredit