• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN NASIONAL SMP DAN SOAL PISA PADA KONTEN PENGETAHUAN BIOLOGI BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM DUA DIMENSI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN NASIONAL SMP DAN SOAL PISA PADA KONTEN PENGETAHUAN BIOLOGI BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM DUA DIMENSI."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN NASIONAL SMP DAN SOAL

PISA

PADA KONTEN PENGETAHUAN BIOLOGI

BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM

DUA DIMENSI

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

JHONAS DONGORAN

8136173010

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ii

ABSTRAK

JHONAS DONGORAN, NIM. 8136173010. “Analisis Butir Soal Ujian Nasional SMP dan Soal PISA pada Konten Pengetahuan Biologi Berdasarkan Taksonomi Bloom Dua Dimensi”. Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Biologi Pascasarjana Unimed, 2015.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis butir soal UN SMP mata pelajaran IPA TA. 2011/2012, TA. 2012/2013, dan TA. 2013/2014 dan soal literasi sains PISA yang dipublikasikan oleh OECD dalam Take The Test: Sample questions from PISA publication pada tahun 2009 pada konten pengetahuan Biologi berdasarkan taksonomi Bloom dua dimensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) jumlah dan persentasi soal tertinggi dan terrendah pada soal UN berdasarkan Kompetensi pada kisi-kisi ujian nasional, (2) persentase peta kognitif soal UN berdasarkan taksonomi Bloom dua dimensi, (3) persentase peta kognitif soal literasi sains PISA berdasarkan taksonomi Bloom dua dimensi, dan (4) perbandingan persentase level soal UN SMP dengan soal literasi sainsPISA pada konten pengetahuan Biologi berdasarkan taksonomi Bloom dua dimensi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa: (1) jumlah dan persentase soal tertinggi terdapat pada Kompetensi 12 yang masing-masing terdiri dari 6 butir soal dengan persentase 33,3%, 35,3%, dan 35,3%. Sedangkan jumlah dan persentase soal terrendah terdapat pada Kompetensi 10 yang masing-masing terdiri dari 2 butir soal dengan persentase 11,1%, 11,8%, dan 11,8%, (2) berdasarkan dimensi kognitif pada soal UN TA. 2011/2012, TA. 2012/2013, dan TA. 2013/2014 berturut-turut terdiri dari C1 (5,56%, 23,53%, 5,89%), C2 (55,56%, 41,17%, 52,94%), C3 (5,56%, 17,65%, 23,53%), C4 (33,32%, 17,65%, 17,64%). Berdasarkan dimensi pengetahuan, soal UNTA. 2011/2012, TA. 2012/2013, dan TA. 2013/2014 berturut-turut terdiri dari pengetahuan faktual (27,78%, 58,82%, 64,71%), konseptual (55,56%, 29,41%, 23,53%), prosedural (16,65%, 11,77%, 11,76%), (3) berdasarkan dimensi kognitif pada soal literasi sainsPISA berturut-turut terdiri dari C2 (33,85%), C3 (6,16%), C4 (41,54%), C5 (15,38%), dan C6 (3,07%). Berdasarkan dimensi pengetahuan, soal literasi sain PISA berturut-turut terdiri dari pengetahuan faktual (10,77%), konseptual (46,15%), prosedural (21,54%), dan meta-kognitif (21,54%), (4) perbandingan level soal UNdan soalPISAberdasarkan dimensi kognitif berturut-turut terdiri dari C1 (11,54% : 0%), C2 (50,00% : 33,85%), C3 (15,39% : 6,16%), C4 (23,07% : 41,54%), C5 (0% : 15,38%), C6 (0% : 3,07%). Berdasarkan dimensi pengetahuan, soal UNdan soal PISAberturut-turut terdiri dari faktual (50,00% : 10,77%), konseptual (36,54% : 46,15%), prosedural (13,46% : 21,54%), dan meta-kognitif (0% : 21,54%). Penelitian ini hanya menganalisis soal UNdan soal PISA berdasarkan taksonomi Bloom dua dimensi sehingga perlu dikembangkan secara lebih luas ditinjau dari aspek yang lain.

(5)

iii

ABSTRACT

JHONAS DONGORAN. NIM. 8136173010. “The Analysis of Junior High school National Examination Question and PISA question in the Content of Biology Based on New Bloom Taxonomy Two Dimension”. A Thesis. Medan. Biology Education Study Program, Postgraduate School State University of Medan. 2015

This research was performed to analyze the science question in National Examination for junior high school academic year 2011/2012, 2012/2013, 2013/2014 and the literacy science question from PISA publication in Take the Test: Sample Question from OECD PISA Assessment in the content Biology based on New Bloom Taxonomy Two Dimension. This research were aims to: (1) investigate the number and percentage of national examination question based on the competence of national examination blueprint; (2) the percentage of cognitive maps of national examination questions based on bloom new taxonomy two dimension; (3) the percentage of cognitive maps ofPISAquestions on bloom new taxonomy two dimension; and (4) the percentage comparison of national examination and PISA questions based on bloom new taxonomy two dimension. The method used in this study was descriptive. The result showed: (1) the highest number and percentage of national examination questions were in competence 12 which composed of 6 question of each percentage 33.3%, 35.3%, and 35.3%, while the lowest number and percentage were in competence 10 which composed of two questions of each source with percentage 11.1%, 11.8%, and 11.8%; (2) Based on cognitive level, the percentage of National Examination question in academic year 2011/2012, 2012/2013, 2013/2014 were respectively C1 (5.5.6%, 23.53%, and 5.89%), C2 (55.56%, 41.17%, and 52.94%), C3 (5.56%, 17.65%, 23.53%), and C4 (33.32%, 17.65%, and 17.64%); (3) Based on cognitive level, the percentage of PISA question were respectively C2 (33.85%), C3 (6.16%), C4 (41.54%), C5 (15.38%), and C6 (3.07%). Based on knowledge dimension were factual knowledge (10.77%), conceptual knowledge (46.15%), procedural knowledge (21.54%), and Metacognitive knowledge (21.54%); (4) the comparison of national examination question and PISA question were C1 (11.54%:0%), C2 (50%:33.85%), C3 (15.39% : 6.16%), C4 (23.07% : 41.54%), C5 (0% : 15.38%) and C6 (0 % : 3.07%). The comparison based on knowledge dimension were factual knowledge (50% : 10.77%), conceptual knowledge (36.54% : 46.15%), procedural knowledge (13.46% : 21.54%), and metacognitive (0 % : 21.54%). This research was only analyzed the questions based on new bloom taxonomy two dimension, and it provide chance to develop the research based on another aspects.

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur dan terimakasih kehadirat

Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan rahmat-Nya, sehingga Tesis ini

dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian

besar persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Tesis ini berjudul “Analisis Butir Soal

Ujian Nasional SMP dan Soal PISA pada Konten Pengetahuan Biologi

Berdasarkan Taksonomi Bloom Dua Dimensi”. Meskipun dalam proses penulisan

banyak memenuhi hambatan dan rintangan namun dengan usaha maksimal yang

dilakukan penulis serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya tesis ini dapat

diselesaikan. Atas bantuan yang diberikan, maka penulis mengucapkan banyak

terimakasih kepada:

1. Bapak Syarifuddin, M.Sc., Ph.D dan Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si,

selaku pembimbing I dan II yang telah banyak meluangkan waktu dalam

mengarahkan, memotivasi serta memberi nasihat kepada penulis sejak awal

penulisan sampai dengan tuntasnya tesis ini.

2. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd, Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Pd, dan Bapak

Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku narasumber yang telah banyak memberikan

saran dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

3. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd, dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si, sebagai

Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Biologi Program

(7)

v

4. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada program Pascasarjana

selama ini.

5. Bapak Direktur, Asisten Direktur, Ketua dan Sekretaris, Bapak/Ibu Dosen

serta Pegawai Program Studi Pendidikan Biologi Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberikan

pelayanan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

6. Bapak Drs. Delta Pasaribu, M.Pd dan Bapak Drs. Syamsir Hutabarat selaku

Kepala dan Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Tengah yang

telah memberikan izin penelitian bagi penulis.

7. Orangtua yang paling tersayang dan terhormat, kepada ayahanda tercinta

Biliater Dongoran dan lbunda tercinta Syariwati Br. Batubara, yang telah

memberikan kasih sayang, memelihara dan membesarkan penulis dengan

penuh kesabaran dan keikhlasan, demikian juga senantiasa memberikan

dorongan moril dan materil yang tiada terhingga dan dorongan motivasi

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktu yang telah

direncanakan.

8. Demikian juga kepada sahabat-sahabat ku tercinta: Abang Amrulla Mukhtar,

Lae Alkhudri Sembiring, Kakak Dian Ramadhani Tanjung, Kakak Mahfuza

Nasution, Kakak Elena Yanti Nduru, Raja Novi Ariska, Sukmawati Sundari

Siregar, Erlia Utami Panjaitan, Maidera wati, Dewi Sartika Sari, Dina

Kharida, Siska Oberlina yang merupakan teman sekelas penulis di Program

(8)

vi

Biologi kelas A angkatan tahun 2013, yang telah banyak memberikan

dorongan dan dukungan kepada penulis.

9. Serta seluruh rekan-rekan, baik: di lingkungan kampus maupun di luar

kampus.

Akhirnya semoga semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu, yang telah memberikan kontribusi terbadap penyelesaian pendidikan dan

penyusunan tesis ini, mendapat limpahan berkat dan rahmat dari Tuhan Yang

Maha Esa. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak

yang telah membantu dan penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi

kita semua dan menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan.

Medan, 31 Agustus 2015 Penulis,

(9)

vii 2.1. Pengertian Evaluasi Belajar ... 17

2.1.1. Tujuan Evaluasi... 21

2.1.2. Dasar-dasar Evaluasi... 23

2.1.3. Obyek atau Sasaran Evaluasi ... 25

2.1.4. Ciri-ciri Alat Evaluasi ... 26

2.1.5. Model-Model Evaluasi dalam Pembelajaran ... 27

2.2. Tes... 28

2.3.1. Kaidah Penulisan Soal ... 38

2.3.2. Soal yang Bermutu Baik ... 40

2.3.3. Teknik Penulisan Soal... 41

2.3.4. Langkah-langkah Penyusunan Soal ... 42

2.4. Ujian Nasional... 43

2.5. StudiPISA... 46

2.5.1. Karakteristik StudiPISA... 47

2.5.2. Manfaat StudiPISA... 49

(10)

viii

2.5.4. Literasi Sains dalamPISA... 51

2.5.4.1. Dimensi Literasi Sains ... 55

2.5.4.1.1. Konten Literasi Sains ... 56

2.5.4.1.2. Proses Literasi Sains ... 56

2.5.4.1.3. Konteks Literasi Sains... 58

2.6. Taksonomi Bloom... 59

2.6.1. Dimensi Proses Kognitif ... 62

2.6.2. Dimensi Pengetahuan... 65

2.6.3. Model Tes Obyektif Jenjang Kognitif Taksonomi Bloom... 74

2.7. Penelitian Relevan... 77

2.8. Kerangka Berpikir... 81

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian... 84

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 84

3.2.1. Populasi ... 84

3.2.2. Sampel ... 84

3.3. Metode dan Rancangan Penelitian... 86

3.4. Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 88

3.5. Teknik Pengumpulan Data... 90

3.6. Defenisi Operasional... 91

3.7. Instrumen Penelitian ... 93

3.7.1. Format Analisis Jumlah dan Persentase Soal Tertinggi dan Terrendah SoalUNBerdasarkan Kompetensi pada Kisi-Kisi SoalUN... 93

3.7.2. Format Analisis Persentasi Peta Kognitif Butir SoalUN SMP dan Butir SoalPISABerdasarkan Taksonomi Bloom Dua Dimensi ... 94

3.8. Teknik Analisis Data... 95

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 98

4.1.1. Analisis Jumlah da Persentase Soal Tertinggi dan Terrendah – Pada Soal Ujian Nasional SMP Mata Pelajaran IPA Pada Konten pengetahuan Biologi Ditinjau dari Kompetensi pada -Kisi-Kisi Soal Ujian Nasional ... 89

4.1.2. Analisis Persentase Peta Kognitif Soal Ujian Nasional Mata Pelajaran IPA pada Konten Pengetahuan Biologi Berdasarkan -Taksonomi Bloom Dua Dimensi ... 105

4.1.3. Analisis Persentase Peta Kognitif Soal Literasi SainsPISA pada Konten Pengetahuan Biologi Berdasarkan Taksonomi -Bloom Dua Dimensi ... 109 4.1.4. Analisis Perbandingan Persentase Level Butir Soal Ujian

(11)

-ix

Berdasarkan Taksonomi Bloom Dua Dimensi ... 110

4.2. Pembahasan Penelitian... 114

4.3. Keterbatasan Penelitian... 127

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 128

5.2. Saran ... 130

5.3. Implikasi Masalah... 131

(12)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1. Enam Kategori pada Dimensi Proses Kognitif

-Taksonomi Bloom Revisi... 65 Tabel 2.2. Kategori Pada Dimensi pengetahuan... 69 Tabel 2.3. Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif

(Taksonomi-Bloom Revisi)... 78 Tabel 3.1. Format Analisis Komposisi Soal Terbesar dan Terkecil

-SoalUNberdasarkan Kompetensi Dasar pada Kisikisi

-soalUN... 97 Tabel 3.2. Format Analisis Dimensi Proses Kognitif dan Dimensi

-Pengetahuan... 98 Tabel 4.1. Komposisi Terbesar dan terkecil Soal Ujian Nasional

TA. 2011/2012 pada Kompetensi Dasar berdasarkan

-Kisi-kisi Soal Ujian nasional... 102 Tabel 4.2. Komposisi Terbesar dan terkecil Soal Ujian Nasional

TA. 2012/2013 pada Kompetensi Dasar berdasarkan

-Kisi-kisi Soal Ujian nasional... 103 Tabel 4.3. Komposisi Terbesar dan terkecil Soal Ujian Nasional

TA. 2013/2014 pada Kompetensi Dasar berdasarkan

-Kisi-kisi Soal Ujian nasional... 105 Tabel 4.4. Analisis persentase peta kognitif soal Ujian nasional

SMP Mata Pelajaran IPA pada Konten Pengetahuan Biologi TA. 2011/2012 berdasarkan Dimensi

-Pengetahuan Dan Dimensi Proses Kognitif ... 107 Tabel 4.5. Analisis persentase peta kognitif soal Ujian nasional

SMP Mata Pelajaran IPA pada Konten Pengetahuan Biologi TA. 2012/2013 berdasarkan Dimensi

-pengetahuan Dan Dimensi Proses Kognitif... 108 Tabel 4.6. Analisis persentase peta kognitif soal Ujian nasional

SMP Mata Pelajaran IPA pada Konten Pengetahuan Biologi TA. 2013/2014 berdasarkan Dimensi

-Pengetahuan Dan Dimensi Proses Kognitif ... 109 Tabel 4.7. Analisis Persentase Peta Kognitif Soal Literasi Sains

-PISAPada Konten pengetahuan Biologi Berdasarkan Dimensi Pengetahuan dan Dimensi proses Kognitf

-Pada taksonomi Bloom revisi... 111 Tabel 4.8. Perbandingan Level Soal Ujian Nasional dan Soal

-PISApada Konten pengetahuan Biologi berdasarkan Taksonomi Bloom Dua Dimensi yaitu Dimensi

(13)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1. Keterkaitan antara Tujuan, KBM, dan Evaluasi... 25 Gambar 2.2. Domain Kognitif Taksonomi Bloom ... 60 Gambar 2.3. Summary of Structural Changes from The Original –

(14)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Kisi-Kisi SoalUNIPA Tahun Ajaran 2011/2012... 142

Lampiran 2. Kisi-Kisi SoalUNIPA Tahun Ajaran 2012/2013... 144

Lampiran 3. Kisi-Kisi SoalUNIPA Tahun Ajaran 2013/2014... 146

Lampiran 4. Soal Ujian Nasional SMP Mata Pelajaran IPA (biologi) -TA. 2011/2012... 148 Lampiran 5. Soal Ujian Nasional SMP Mata Pelajaran IPA (biologi)

-TA. 2012/2013... 155 Lampiran 6. Soal Ujian Nasional SMP Mata Pelajaran IPA (biologi)

-TA. 2013/2014... 162 Lampiran 7. Soal Literasi SainPISAyang dipublikasi Tahun 2009... 171

Lampiran 8. Tabel Penjelasan dan Pilihan Kata Kerja Kunci

-Ranah Kognitif Taksonomi Bloom Revisi ... 191 Lampiran 9. Tabel Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif

-Taksonomi Bloom Revisi... 195 Lampiran 10. Tabel Analisis Soal Berdasarkan Taksomoni

Bloom-Dua Dimensi... 197 Lampiran 11. Analisis Kompetensi pada KisiKisi Soal Ujian

-Nasional Mata Pelajaran IPA (Biologi)... 197 Lampiran 12. Analisis SoalUNdan SoalPISAberdasarkan Dimensi

Kognitif dan Dimensi Pengetahuan Taksonomi Bloom

-Revisi... 203 Lampiran 13. Analisis Soal Ujian Nasional SMP Mata Pelajaran

IPA (biologi) Berdasarkan Tabel Taksonomi Bloom

-Dua Dimensi... 257 Lampiran 14. Analisis Soal Literasi SainsPISAPada Konten

Pengetahuan Biologi Berdasarkan Tabel Taksonomi

-Bloom Dua Dimensi... 259 Lampiran 15. Perbandingan Persentase Level Butir Soal Ujian

-Nasional dan SoalPISApada Konten Pengetahuan

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tingkat pendidikan menjadi salah satu indikator dari kemajuan suatu

bangsa. Berdasarkan hal tersebut, negara-negara di dunia berkompetisi dalam

meningkatkan kualitas pendidikan yang dilakukan secara terus menerus dan

berkelanjutan. Di Indonesia, Penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan falsafah

Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945,

yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, membentuk watak dan

peradaban bangsa yang bermartabat serta mengembangkan potensi siswa agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara

yang demokratis dan bertanggungjawab (Sudjono, 2012).

Untuk mengemban fungsi tersebut, Pemerintah menyelenggarakan suatu

sistem pendidikan nasional sebagai mana tercantum dalam Undang-undang no 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Untuk mencapai tujuan

pendidikan maka disusunlah kurikulum yang merupakan seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan dan metode pembelajaran. Standar

nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga

kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian

pendidikan. Komponen-komponen dalam pendidikan nasional tersebut menjadi

(16)

2

satu kesatuan dan saling berkaitan satu sama lainnya untuk mencapai tujuan

pendidikan nasional yang salah satu komponennya adalah penilaian.

Tujuan melakukan penilaian tidak jauh berbeda dengan melakukan

evaluasi. Melaksanakan penilaian sebagai bentuk evaluasi terhadap penerapan

kebijakan di bidang pendidikan maupun sistem pembelajaran dalam suatu Negara,

menjadi hal yang dianggap sangat penting. Menurut Purwanto (2011) evaluasi

merupakan proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan

sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa agar

keputusan-keputusan yang dibuat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai,

maka kegiatan evaluasi harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip dan prosedur

evaluasi yang benar. Dengan melakukan suatu sistem evaluasi yang baik

diharapkan dapat mengukur kemampuan siswa dan mengukur kualitas pendidikan

yang sebenarnya. Lebih lanjut Sukardi (2011) menyatakan bahwa prinsip utama

dari evaluasi adalah harus sesuai dengan kompetensi dan tujuan yang telah

ditentukan, serta harus komprehensif dan terpadu.

Oleh pemerintah Indonesia, salah satu bentuk evaluasi secara nasional

adalah dengan melaksanakan ujian nasional. Ujian Nasional yang biasa disingkat

dengan UN merupakan kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi siswa

secara nasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dalam

Permendiknas Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2005 Pasal 2 dijelaskan

bahwa “hasil Ujian Nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk

pemetaan mutu program, dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya,

(17)

3

upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan”. Bedasarkan dari segi isi dan

konstruksi, soal ujian nasional dilaksanakan dengan tes objektif dalam bentuk

pilihan ganda. Dan kemudian dalam Permendikbud No. 3 Tahun 2013 pasal 23

ayat 2 juga berbunyi: “Penyelenggaraan Tingkat Pusat menyusun Naskah Soal

Ujian Nasional berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam

Standar Isi sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22

tahun 2006”. Dalam rangka penyelenggaraan Ujian Nasional, juga perlu

penetapan Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan tentang Kisi-Kisi Soal

Ujian Nasional untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Ujian Nasional Mata Pelajaran IPA untuk jenjang SMP yang masih

dilaksanakan oleh pemerintah hingga tahun 2014 lalu cenderung masih terfokus

pada menilai hasil belajar kognitif peserta didik. Padahal, pendidikan pada

hakekatnya adalah upaya mengubah perilaku peserta didik. Proses yang

berlangsung dalam menciptakan perubahan perilaku pada dasarnya harus meliputi

hal-hal yang mengembangkan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Dalam pembelajaran IPA berorientasi pada kemampuan aplikatif,

pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan

pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial

dan alam. Artinya proses pembelajaran IPA itu memerlukan proses kognitif yang

bervariasi dan tinggi serta memiliki keterampilan dalam mengaplikasikan

pengetahuannya. Namun kecenderungan terhadap penonjolan kemampuan pada

hasil belajar kognitif saja menunjukkan bahwa penilaian dalam Ujian Nasional

(18)

4

keterampilan. Salah satu komponen yang menjadi aspek kompetensi adalah

pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil belajar kognitif. Hasil belajar kognitif

yang disusun oleh Bloom saat ini sudah mengalami revisi oleh Anderson &

Krathwohl (2001) dibedakan menjadi dua dimensi, yaitu dimensi pengetahuan dan

dimensi proses kognitif.

Dimensi pengetahuan secara garis besar dibedakan menjadi empat kategori

yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, serta

pengetahuan metakognitif. Pengetahuan faktual mencakup elemen-elemen dasar

yang akan digunakan dalam mengkomunikasikan tentang disiplin akademik,

pemahaman, dan pengorganisasiannya secara sistematis. Pengetahuan faktual

meliputi pengetahuan terminologi serta pengetahuan elemen-elemen dan

detail-detail khusus. Pengetahuan konseptual meliputi pengetahuan tentang kategori dan

klasifikasi, pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, serta pengetahuan

tentang teori, model, dan struktur. Pengetahuan prosedural meliputi pengetahuan

tentang keterampilan subjek khusus dan algoritma, pengetahuan teknik dan

metode subjek khusus, serta pengetahuan tentang kriteria untuk mengetahui kapan

digunakan prosedur secara tepat. Pengetahuan metakognitif meliputi strategi

pengetahuan; pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif yang mencakup

pengetahuan kondisional dan kontekstual secara tepat; serta pengetahuan tentang

dirinya sendiri.

Sudut pandang dimensi proses kognitif menurut Bloom yang telah direvisi

oleh Anderson & Krathwohl (2001) dibedakan dalam enam tingkatan yaitu

(19)

5

menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), serta mencipta (create).

Kategori C1 (mengingat/remember) merupakan proses mengingat yang dibedakan

menjadi dua yaitu mengenali atau mengidentifikasi dan memanggil ingatan

kembali. Mengenali atau mengidentifikasi adalah menempatkan pengetahuan

dalam memori jangka panjang secara konsisten terhadap kehadiran suatu objek.

Sedangkan memanggil ingatan berarti menempatkan pengetahuan yang relevan

dari ingatan jangka panjang.

Kategori C2 (Memahami/Understand) yaitu proses memahami yang

meliputi menginterpretasi, menggambarkan, mengklasifikasikan, meringkas,

menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan. Menginterpretasi adalah

mengubah satu bentuk ke bentuk lain atau disebut juga dengan parafrase.

Menggambarkan adalah menemukan contoh khusus atau mengilustrasikan konsep

atau prinsip. Mengklasifikasikan berarti mendeterminasi sesuatu menjadi milik

kategori tertentu. Meringkas adalah membuat abstraksi sebuah tema umum atau

bahasan utama. Menyimpulkan berarti menggambarkan sebuah logika

penyimpulan dari informasi yang ada. Membandingkan adalah mendeteksi

hubungan antara dua gagasan, objek dan sebagainya. Sedangkan menjelaskan

adalah membangun sebuah model sebab akibat dari sebuah sistem.

Kategori C3 (Menerapkan/Apply) adalah menerapkan yang meliputi proses

menjalankan atau membawa sebuah prosedur ke dalam tugas-tugas yang sudah

dikenali serta menggunakan yaitu menerapkan sebuah prosedur ke dalam tugas

yang belum dikenali. Kategori C4 (Menganalisis/Analyze) yaitu menganalisis

(20)

6

Membedakan berarti menentukan bagian yang relevan dan yang tidak relevan atau

bagian yang penting dan yang tidak penting terhadap suatu hal yang ada.

Mengorganisasi berarti mendeterminasi bagaimana hubungan antara

komponen-komponen atau fungsinya dalam sebuah struktur. Memberikan atribut berarti

melekatkan sebuah titik pandang, nilai, atau sesuatu yang digarisbawahi terhadap

sesuatu yang ada.

Kategori C5 (mengevaluasi/Evaluate) adalah mengevaluasi yang meliputi

proses mengecek dan mengkritik. Mengecek adalah mendeteksi inkonsistensi atau

kesalahan sebuah proses atau produk, mendeterminasi apakah sebuah proses atau

produk mempunyai konsistensi internal, serta mendeteksi efektivitas penerapan

sebuah prosedur. Mengkritik adalah mendeteksi ketidakcocokan antara produk

dan proses dengan kriteria eksternal, mendeterminasi apakah sebuah proses dan

produk mempunyai konsistensi eksternal, serta mendeteksi ketepatan sebuah

prosedur untuk mengatasi sebuah masalah yang diberikan.

Kategori C6 (mencipta (Create) adalah mencipta, yang meliputi

proses-proses membuat hipotesis, merencana dan memproduksi. Membuat hipotesis

maksudnya adalah menghadirkan sebuah alternatif hipotesis berdasarkan kriteria

yang ada. Merencana berarti memikirkan sebuah prosedur untuk menyelesaikan

beberapa tugas. Memproduksi berarti menemukan atau menghasilkan suatu

produk.

Untuk mempersiapkan anak didik menghadapi tantangan di masa depan,

pertama-tama pendidikan harus mengantisipasi dampak dan tuntutan globalisasi,

(21)

7

pendidikan nasional ke depan didasarkan pada paradigma pembangunan manusia

Indonesia seutuhnya, yang berfungsi sebagai subyek yang memiliki kapasitas

untuk mengaktualisasikan potensi dan dimensi kemanusiaan secara optimal

dalam menghadapiera globalisasi. Dimensi yang dimaksud dalam hal ini adalah:

(1) afektif yang tercermin pada kualitas keimanan dan ketakwaan, etika dan

estetika, serta akhlak mulia dan budi pekerti luhur, (2) kognitif yang tercermin

pada kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk menggali ilmu pengetahuan

dan mengembangkan serta menguasai teknologi, dan (3) psikomotorik yang

tercermin pada kemampuan mengembangkan ketrampilan teknis dan kecakapan

praktis. Kesemuanya ini bermuara pada bagaimana menyiapkan anak didik untuk

mampu menjalankan kehidupan (preparing children for life), dan bukan sekedar

mempersiapkan anak didik untuk menjadi manusia yang hanya mampu

menjalankan hidupnya (Tjalla, 2012).

Dalam Permendiknas Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2005 Pasal 2

juaga telah dijelaskan bahwa salah satu hasil Ujian Nasional digunakan sebagai

pembinaan dan pemberian bantuan dalam upaya untuk meningkatkan mutu

pendidikan. Untuk mengetahui tingkat mutu pendidikan secara nasional maupun

secara internasional dalam era globalisasi atau tidak, Pemerintah Indonesia

melalui Departemen Pendidikan Nasional melakukan evaluasi ke luar dengan cara

mengikuti berbagai jenis program penilaian Internasional antara lain Programme

for International Student Assessment(PISA).

Programme for International Student Assessment (PISA) yang

(22)

8

(OECD) adalah sebuah program internasional yang bertujuan untuk memonitor

hasil dari sistem pendidikan yang berkaitan dengan pencapaian belajar siswa yang

berusia 15 tahun. Program ini didesain untuk mengumpulkan informasi yang

reliabel setiap tiga tahun sekali dan membantu pemerintah tidak hanya memahami

tetapi juga meningkatkan efektivitas sistem pendidikan (Ekohariadi, 2009).

Menurut Bahrul Hayat (2011) studi PISA dimanfaatkan untuk hal-hal

seperti: 1). membandingkan tingkat literasi siswa suatu negara dengan negara lain

untuk mengetahui posisi masing-masing negara dan memperbaiki prestasi atau

kemampuan para siswanya, 2) menetapkan batas perbandingan atau rujuk-mutu

untuk peningkatan upaya perbaikan dalam bidang pendidikan dan, 3) memahami

kekuatan dan kekurangan sistem pendidikan masing-masing negara peserta.

Seperti yang telah dijelaskan oleh Bahrul Hayat di atas, kemampuan yang

diukur dalam PISA adalah kemampuan pengetahuan dan keterampilan dalam tiga

bidang, yaitu matematika, IPA, dan membaca. Untuk memperoleh data yang

dimaksud, disusun dua kategori bentuk soal, yaitu bentuk soal pilihan ganda yang

memungkinkan siswa memilih salah satu jawaban yang paling benar dari

beberapa alternatif jawaban yang diberikan dan bentuk soal uraian yang menuntut

siswa untuk menjawab dalam bentuk tulisan atau uraian.

Kemampuan yang diukur itu berjenjang dari tingkat kesulitan yang paling

rendah kepada tingkat yang lebih sulit. Soal-soal yang harus dijawab pada bentuk

pilihan ganda dimulai dari memilih salah satu jawaban alternatif yang sederhana,

seperti menjawab ya/tidak, sampai kepada jawaban alternatif yang agak kompleks,

(23)

9

memerlukan jawaban uraian, siswa diminta untuk menjawab dengan jawaban

yang singkat dalam bentuk kata atau frasa, kemudian jawaban agak panjang dalam

bentuk uraian yang dibatasi jumlah kalimatnya, dan jawaban dalam bentuk uraian

yang terbuka.

Salah satu ranah yang diujikan dalam PISA adalah literasi IPA. Literasi

IPA berkaitan dengan kapasitas siswa dalam memahami informasi proses

terjadinya ilmu pengetahuan dan fakta yang ada dalam kehidupan sehari-hari dan

kaitannya dengan masa yang akan datang, serta kemampuan dalam menerapkan

pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Literasi IPA ini sangat penting dikuasai

oleh siswa dalam kaitannya dengan cara mereka dapat memahami lingkungan

hidup. Menurut Paul de Hart Hurt (dalam Adisendjaja, 2007) literasi IPA

diartikan sebagai pemahaman atas sains dan aplikasinya bagi kehidupan

masyarakat.

Sejalan dengan pendapat Paul de Hart Hurt di atas, Bahrul Hayat (2011)

menyebutkan tiga aspek yang diukur dalam PISA yang terdiri atas: 1) isi atau

konten merupakan pengetahuan yang diperoleh para siswa pada setiap bidang

penilaian (misalnya, pengenalan terhadap konsep IPA), 2) proses yang harus

dilakukan (misalnya, melakukan argumentasi IPA tertentu) dan, 3) situasi atau

konteks yang dihadapi para siswa sekaitan dengan permasalahan IPA dan

pengetahuan serta keterampilan yang relevan yang dapat diterapkan (misalnya,

membuat keputusan dalam kehidupan pribadi seseorang, atau memahami berbagai

(24)

10

Berdasarkan hasil Programme for International Student Assessment

(PISA) peringkat dan skor capaian siswa Indonesia yang berumur 15 tahun pada

ranah literasi IPA sangat rendah. Dapat diketahui bahwa pada tahun pertama

penyelenggaraan PISA (2000), Indonesia berada diurutan ke-38 dari 41 negara

peserta dengan skor 393 pada kemampuan literasi IPA (OECD, 2003). Pada PISA

periode kedua (2003) Indonesian berada diurutan ke-38 dari 40 negara peserta

dengan skor 395 pada kemampuan literasi IPA (OECD, 2004). Pada PISA periode

ketiga (2006) jumlah Negara peserta bertambah, Indonesia berada diurutan ke-50

dari 57 negara peserta dengan skor 393 pada kemampuan literasi IPA (OECD,

2006). Dan pada PISA periode keempat (2009) Indonesia berada diurutan ke-60

dari 65 negara peserta dengan skor 383 pada kemampuan literasi IPA (OECD,

2009). Selanjutnya pada tahun 2012, Indonesia menempati peringkat 64 dari 65

negara peserta dengan skor 382 pada kemampuan literasi IPA(OECD, 2013).

Hasil capaian tersebut, mengindikasikan bahwa rata-rata kemampuan

literasi IPA siswa Indonesia baru sampai pada kemampuan mengingat dan

mengenali pengetahuan ilmiah berdasarkan fakta sederhana tetapi belum mampu

untuk mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai topik sains, apalagi

menerapkan konsep-konsep yang kompleks dan abstrak (Sudiatmiko, 2012).

Penilaian PISA berorientasi ke masa depan, yaitu menguji kemampuan untuk

menggunakan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam menghadapi

kehidupan nyata. Tidak semata-mata mengukur kemampuan sebagaimana dalam

(25)

11

menyiapkan generasi muda yang lebih baik ketika mereka memasuki kehidupan

dewasa yaitu menjadi orang yang literate (Sudiatmiko, 2012).

Bedasarkan uraian di atas, maka peneliti perlu untuk mengetahui

komposisi manakah yang memiliki proporsi soal terbesar dan terkecil pada soal

ujian nasional SMP mata pelajaran IPA pada konten pengetahuan Biologi dari

setiap kompetensi yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi soal ujian nasional,

kemudian untuk mengetahui bagaimana persentase peta kognitif dilihat dari

dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan pada soal-soal UN dan soal

PISA bedasarkan taksonomi Bloom revisi, serta untuk mengetahui perbandingan

persentase soal-soal UN dan soal PISA bedasarkan taksonomi Bloom revisi Hal

ini dilakukan untuk membandingkan kedua alat evaluasi yang digunakan baik

secara nasional maupun internasional.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan tentang uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasi

permasalahannya, antara lain:

1. Kegiatan evaluasi harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip dan prosedur

evaluasi yang benar.

2. Soal UN kecenderungan terhadap penonjolan kemampuan siswa pada hasil

belajar kognitifnya saja.

3. Proses pembelajaran IPA itu memerlukan proses kognitif yang bervariasi dan

tinggi.

4. Penyusunan Naskah Soal Ujian Nasional berdasarkan Standar Kompetensi dan

(26)

12

5. Ujian Nasional disusun berdasarkan Kisi-kisi Ujian Nasional.

6. Ujian Nasional sebagai alat evaluasi dalam meningkatkan mutu pendidikan dan

menguji kemampuan siswa belum memenuhi kerangkaPISA.

7. Rendahnya skor perolehan literasi sains siswa Indonesia yang mengindikasikan

bahwa rata-rata kemampuan sains siswa Indonesia baru sampai pada

kemampuan mengingat dan mengenali pengetahuan ilmiah berdasarkan fakta

sederhana tetapi belum mampu untuk mengkomunikasikan dan mengaitkan

berbagai topik sains, apalagi menerapkan konsep-konsep yang kompleks dan

abstrak.

1.3. Batasan Masalah

Untuk menghindari agar permasalahan tidak meluas dan menyimpang,

penulis melihat perlu untuk membatasi masalah yang akan dikaji, yaitu :

1. Naskah soal ujian nasional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah soal

ujian nasional SMP mata pelajaran IPA pada konten pengetahuan Biologi yang

diambil tiga tahun terakhir yang memiliki sistem dan fungsi yang sama pada

pelaksanaan ujian nasional yaitu, TA. 2011/2012, TA. 2012/2013 dan TA.

2013/2014. Yang berfungsi sebagai alat pengendali mutu pendidikan secara

nasional, pendorong peningkatan mutu pendidikan, bahan dalam menentukan

kelulusan peserta didik, dan bahan pertimbangan dalam seleksi penerimaan

peserta didik baru pada jenjang yang lebih tinggi.

2. Kisi-kisi soal Ujian Nasional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

(27)

13

yang merupakan salah satu dari standar isi pendidikan dalam penyelenggaraan

ujian nasional.

3. Soal PISA yang dimaksud dalam penelitian ini adalah butir soal literasi sains

PISA yang dipublikasikan oleh OECD dalam Take The Test: Sample questions

from PISA publicationpada tahun 2009.

4. Dimensi proses kognitif yang dianalisis tersusun secara hierarkis kedalam

enam jenjang kemampuan, yaitu mengingat (remembering, C1), memahami

(understanding, C2), mengaplikasikan (aplicating, C3), menganalisis

(analyzing, C4), mengevaluasi(evaluating, C5), dan mencipta(create, C6).

5. Dimensi pengetahuan yang dianalisis terdiri dari empat kategori, yaitu

pengetahuan factual (factual knowledge), pengetahuan konseptual (conceptual

knowledge), pengetahuan prosedural(procedural knowledge),dan pengetahuan

metakognitif(metacognitive knowledge).

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Kompetensi manakah yang memiliki jumlah dan persentase soal tertinggi dan

terrendah pada soal ujian nasional SMP mata pelajaran IPA pada konten

pengetahuan Biologi TA. 2011/2012, TA. 2012/2013, dan TA. 2013/2014 pada

Kisi-kisi Ujian Nasional ?

2. Bagaimana persentasi peta kognitif soal Ujian Nasional SMP mata pelajaran

(28)

14

TA. 2013/2014 ditinjau dari dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan

pada taksonomi Bloom revisi?

3. Bagaiman persentase peta kognitif soal literasi sain PISA pada konten

pengetahuan Biologi ditinjau dari dimensi proses kognitif dan dimensi

pengetahuan pada taksonomi Bloom revisi?

4. Bagaimana persentase perbandingan level soal Ujian Nasional dan soal PISA

pada konten pengetahuan Biologi berdasarkan taksonomi Bloom revisi dua

dimensi, yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui kompetensi mana yang memiliki persentase soal terbesar dan

terkecil pada soal ujian nasional SMP mata pelajaran IPA pada konten

pengetahuan Biologi TA. 2011/2012, TA. 2012/2013, dan TA. 2013/2014 pada

Kisi-kisi Ujian Nasional.

2. Mengetahui persentase peta kognitif soal ujian nasional SMP mata pelajaran

IPA pada konten pengetahuan Biologi TA. 2011/2012, TA. 2012/2013 dan TA.

2013/2014 ditinjau dari dimensi kognitif dan dimensi pengetahuan pada

taksonomi bloom revisi.

3. Mengetahui persentase peta kognitif soal literasi sains PISA yang

dipublikasikan oleh OECD dalam Take The Test: Sample questions from PISA

publication pada tahun 2009 pada konten pengetahuan Biologi berdasarkan

Taksonomi Bloom revisi yaitu, dimensi proses kognitif dan dimensi

(29)

15

4. Mengetahui perbandingan persentase level soal Ujian Nasional dan soal PISA

pada konten pengetahuan Biologi berdasarkan taksonomi Bloom revisi dua

dimensi, yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan.

1.6. Manfaat Penelitian

Apabila tujuan penelitian ini dapat dipenuhi, maka diharapkan penelitian

ini dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis kepada

berbagai pihak, secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberi manfaat antara

lain:

1.6.1.Secara Teoritis

1. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas

soal Ujian Nasional IPA Biologi yang sesuai dengan soal BiologiPISA.

2. Sebagai masukan yang berhubungan dengan upaya perbaikan soal dalam

meningkatkan mutu pendidikan secara nasional maupun internasional.

3. Sebagai referensi tambahan bagi peneliti selanjutnya yang mengkaji tentang

Ujian Nasional danPISA.

4. Sebagai bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka acuan bagi

penelitian pendidikan selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

1.6.2.Secara Praktis

1. Sebagai masukan untuk meningkatkan kompetensi soal dalam proses evaluasi.

2. Bagi guru, penelitian ini memberikan gambaran dan informasi mengenai

komposisi penyebaran soal pada setiap Kompetensi Dasar, pada Kisi-kisi soal

ujian nasional SMP mata pelajar IPA pada konten pengetahuan Biologi TA.

(30)

16

nasional SMP mata pelajar IPA pada konten pengetahuan Biologi TA.

2011/2012, TA. 2012/2013 dan TA. 2013/2014 dan peta kognitif dari soal

literasi sains PISA yang dipublikasikan oleh OECD dalam Take The Test:

Sample questions from PISA publication pada tahun 2009 pada konten

pengetahuan Biologi berdasarkan dimensi proses kognitif dan dimensi

pengetahuan pada taksonomi Bloom revisi. Serta mengetahui perbandingan

persentase soal Ujian Nasional SMP mata pelajar IPA pada konten

pengetahuan Biologi TA. 2011/2012, TA. 2012/2013 dan TA. 2013/2014dan

soal literasi sainsPISA yang dipublikasikan oleh OECD dalam Take The Test:

Sample questions from PISA publication pada tahun 2009 pada konten

pengetahuan biologi

3. Bahan bagi sekolah/lembaga, yaitu sebagai bahan masukan atau kritik

konstruktif untuk dapat menentukan kebijakan dalam upaya meningkatkan

(31)

128

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut, juga mengacu pada rumusan

masalah, maka diperoleh kesimpulan dari penelitian ini antara lain:

1. Jumlah dan persentase soal tertinggi soal pada Ujian Nasional SMP Mata

Pelajaran IPA pada Konten Pengetahuan Biologi TA. 2011/2012, TA.

2012/2013, dan TA. 2013/2014 ditinjau berdasarkan Kompetensi pada kisi-kisi

soal Ujian Nasional terdapat pada Kompetensi 12 “menjelaskan sistem organ

pada manusia” yang masing-masing terdiri dari 6 butir soal dengan persentase

33,3%, 35,3%, dan 35,3%. Sedangkan jumlah dan persentase soal terrendah

terdapat pada Kompetensi 10 “mendeskripsikan ciri-ciri dan keanekaragaman

makhluk hidup serta pentingnya pelestarian makhluk hidup dalam kehidupan”

yang masing-masing terdiri dari 2 butir soal dengan persentase 11,1%, 11,8%,

dan 11,8%.

2. Petakognitif soal Ujian Nasional SMP pada mata pelajaran IPA pada konten

pengetahuan Biologi dari TA. 2011/2012, TA. 2012/2013, dan TA. 2013/2014

berdasarkan taksonomi Bloom dua dimensi. Dari dimensi proses kognitif soal

Ujian Nasional TA. 2011/2012, TA. 2012/2013, dan TA. 2013/2014

berturut-turut terdiri dari C1 (mengingat) sebanyak 5,56%, 23,53%, dan 5,89%, C2

(memahami) sebanyak 55,56%, 41,17%, dan 52,94%, C3 (menerapkan)

sebanyak 5,56%, 17,65%, dan 23,53%, C4 (menganalisi) sebanyak 33,32%,

(32)

129

17,65%, dan 17,64%, untuk C5 (mengevaluasi) dan C6 (membuat) hanya 0% .

Berdasarkan dimensi pengetahuan soal Ujian Nasional TA. 2011/2012, TA.

2012/2013, dan TA. 2013/2014 berturut-turut terdiri dari pengetahuan faktual

sebanyak (27,78%, 58,82%, dan 64,71%), konseptual sebanyak (55,56%,

29,41%, dan 23,53%), prosedural sebanyak (16,65%, 11,77%, dan 11,76%).

3. Berdasarkan dimensi proses kognitif pada soal literasi sain PISA pada konten

pengetahuan Biologi yang dipublikasi tahun 2009 berturut-turut terdiri dari C2

(memahami) sebanyak 33,85%, C3 (menerapkan) sebnyak 6,16%, C4

(menganalisis) sebanyak 41,54%, C5 (mengevaluasi) sebanyak 15,38%, dan

C6 (membuat) sebnyak 3,07%. Berdasarkan dimensi pengetahuan soal literasi

sain PISA berturut-turut terdiri dari pengetahuan faktual sebnyak 10,77%,

pengetahuan konseptual sebanyak 46,15%, prosedural sebanyak 21,54%, dan

pengetahuan meta-kognitif sebanyak 21,54%.

4. Perbandingan soal Ujian Nasional SMP pada mata pelajaran IPA pada konten

pengetahuan Biologi dari TA. 2011/2012, TA. 2012/2013, dan TA. 2013/2013

sebanyak 52 butir soal dengan soal soal literasi sains PISA pada konten

pengetahuan Biologi yang dipublikasi oleh OECD dalam Take The Test:

Sample questions from PISA publication pada tahun 2009 dengan jumlah soal

sebanyak 65 butir soal. Berdasarkan dimensi kognitif berturut-turut terdiri dari

C1 (11,54% : 0%), C2 (50,00% : 33,85%), C3 (15,39% : 6,16%), C4 (23,07% :

41,54%), C5 (0% : 15,38%), C6 (0% : 3,07%). Berdasarkan dimensi

pengetahuan soal UNdan soalPISAberturut-turut terdiri dari faktual (50,00% :

(33)

130

meta-kognitif (0% ; 21,54%). Artinya, level soal UN masih lebih rendah

dibandingkan soal PISA. Soal PISA dapat dikategorikan “the higher level of

thinking” untuk mengukur tingkat pengetahuan dan keterampilan siswa

sedangkan soal UN masih dikategorikan “the lower level of thinking” dan

dibuat hanya untuk mengukur tingkat pengetahuan siswa saja berdasarkan

kompetensi yang telah dicantumkan oleh pemerintah dalam bentuk kisi-kisi

soalUN.

5.2. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan penelitian yang telah dibuat, maka dapat

disampaikan saran sebagai berikut:

1. Bagi peneliti lain, hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan

mengujicobakan tipe soal yang didasarkan pada taksonomi Bloom dua dimensi

di sekolah yang berbeda untuk mengkaji lebih dalam tentang level kognitif dan

pengetahuan mana yang belum dikuasai oleh siswa.

2. Penelitian ini hanya menganalisis butir soal Ujian Nasional dan soal PISA

berdasarkan taksonomi Bloom dua dimensi sehingga perlu dikembangkan

secara lebih luas ditinjau dari aspek yang lain.

3. Bagi guru, baiknya dapat mengujicobakan soal-soal PISA agar bentuk soal

ssemacam soal lierasi sains PISAatau lainnya mampu diselesaikan oleh siswa,

kemudian dapat menggali pengetahuan dan keterampilan serta proses berpikir

(34)

131

4. Guru dapat memanfaatkan penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam

menyusun soal yang didasarkan pada dimensi pengetahuan dan dimensi proses

kognitif pada taksonomi Bloom revisi.

5.3. Implikasi Masalah

Pembuatan naskah soal Ujian Nasional SMP yang masih berada pada

kategori “the lower level of thinking” menyebar tidak merata dan belum variatif,

yang bernilai kurang positif pada pengetahuan siswa. Seharusnya soal-soal

mencakup keseluruhan level pada dimensi proses kognitif dan dimensi

pengetahuan dari taksonomi Bloom yang direvisi oleh Anderson. Soal UN juga,

dibuat hanya untuk mengukur tingkat pengetahuan siswa berdasarkan kompetensi

dasar yang telah dicantumkan oleh pemerintah dalam bentuk kisi-kisi soal. Ada

baiknya, soal ujian nasional dapat dikembangkan seperti halnya soal PISA yang

dapat mengukur tingkat pengetahuan dan keterampilan siswa yang dikategorikan

sebagai “the higher level of thinking”. Hal ini dapat membantu siswa dalam

proses berpikir tingkat tinggi serta mampu mengaplikasikan pengetahuannya

dalam kehidupan nyata. Kemudian perlu adanya kegiatan análisis butir soal oleh

(35)

132

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2004.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara.

Arikunto, S., 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Arifin, H. 2012. Buku Hitam Ujian Nasional. Yogyakarta: Resist Book dan CBE Publishing.

Azwar, S. 2003. Tes Prestasi Edisi II, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anderson, L. W., & Krathwohl, D. (Eds.). 2001. A taxonomy for learning, teaching, and assessing: A revision of bloom’s taxonomy of educational objective.New York: Longman.

Anggraini, N. W. 2014. Pengembangan Soal IPA-Fisika Model Timss (Trends in International Mathematics and Science Study). Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 3 (1): 15-18

Arends, R.I. (2001). Learning to teach (5th ed.). Boston: McGraw-Hill Comp., Inc.

Bloom, B. S. 1956. Human characteristic and school learning. New York: McGraw-Hill book Company.

Budiati, H. 2014. Analisis Soal Ujian Nasional IPA SMP Tahun 2014 Berdasarkan Dimensi Pengetahuan dan Dimensi Proses Kognitif. Semarang: FKIP UNS.

Daryanto, H.M. 2004.Evaluasi Pendidikan,Jakarta:Rineka Cipta.

Daryanto, H.M. 2008.Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas, RI. 2005.Peraturan pemerintah Republik Indonesia; Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.Jakarta: Depdiknas RI.

Ekohariadi. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Literasi Sains Siswa Indonesia Berusia 15 Tahun. Jurnal Pendidikan Dasar, 10(1), 28-41.

(36)

133

Feirina, R. 2012. Pemetaan Soal Ujian Nasional pada Pelajaran Biologi di Kota Medan. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana UNIMED Medan.

Forster, M. (2004). Higher order thinking skills. Research Development, 11 (13-17).

Grounlund., dan Linn. 1990. Measurement and evaluation in teaching. Sixth Edition. New York: Macmillan Publishing Company.

Harjanto. 2006.Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyatiningsih, E. 2009. Model Trend Prestasi Siswa Berdasarkan Data PISA Tahun 2000, 2003, dan 2006. Laporan Penelitian Pusat Penelitian Pendidikan BadanPenelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.

Hayat, B. 2011. Benchmark Internasional Mutu Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Holbrook, J., dkk. 2009. The Meaning of Scientific Literacy. International Journal of Environmental & Science Education4 : 275-288.

Idris, I. 2012. Analisis Soal Ujian Nasional Tahun 2010-2011 di SMA Kota Medan Ditinjau dari Ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal-soal. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana UNIMED Medan.

Keeves, J. P. 1994. National examinations: design, procedures and reporting. Paris: UNESCO, International Institute for Educational Planning.

Keputusan BSNP tentang Prosedur Operasi Standar Pelaksanaan UN Tahun 2014.

Mulyitno. 2010. Pembelajaran Tematik Pengaruh Zat Aditif Makanan Terhadap Kesehatan Dengan Pendekatan STL Untuk Meningkatkan Literasi Sains. Tesis tidak diterbitkan, Bandung : Program Pascasarjana UPI Bandung.

Maiza, R. 2013. Analisi Butir Soal Tes Tertulis Tingkat SMP pada Olimpiade Fisika Se-Riau Tahun 2013.Riau: FKIP UNRI.

(37)

134

Norris, S.P. & Philips, L. 2003. How literacy in its fundamental sense is central to scientific literacy. International Journal of Science Education, 87 : 224– 240.

Nasution, N. 2007.Evaluasi pembelajaran Kimia, Jakarta: Univ.Terbuka.

Nurkancana, W.,Sunartana, P.P.N. 2000. Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.

OECD. 2003.Literacy Skills for the World of Tomorrow: Further Results from PISA 2000. Paris: Unesco Institue for Statistic.

OECD. 2004: PISA 2003: Science Competencies for Tomorrow’s World, http:// www.oecd.org/dataoecd/15/13/ 39725224. Pdf, (diakses pada tanggal 09 november 2014).

OECD-PISA. 2004.Learning for Tomorrow’s World. USA: OECD-PISA.

OECD. 2000 : PISA 2006: Science Competencies for Tomorrow’s World, http:// www.oecd.org/dataoecd/15/13/ 39725224. Pdf, (diakses pada tanggal 09 november 2014).

OECD. 2009. The PISA 2009 Assesment Framework: Mathematics, reading science and problem solving knowledge and skills, Paris, URL

https://www.pisa.oecd.org/dataoecd/38/51/33707192.pdf, (Diakses 09 November 2014).

OECD. 2012.PISA 2009 Technical Report.PISA : OECD Publishing.

OECDa, 2013. PISA 2012 Results: What Students Know and Can Do-Student Performance in Mathematics, Reading and Science (Valume I), PISA, OECD Publishing.http://dx.doi.org/10.1787/9789264201118-en

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentangStandar Penilaian Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentangStandar Penilaian.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2013 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan.

(38)

135

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Prihantoro, A. 2010.Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, terjemahan dari Anderson, L. W.,dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ramadhan, D. 2013. Analisis Perbandingan Level Kognitif dan Keterampilan Proses Sains dalam Standar Isi (SI), Soal Ujian Nasional (UN), Soal (Trends In International Mathematics and Science Study (TIMSS), dan Soal Programme for International Student Assessment (PISA). Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 2 (1): 20-25.

Rofiqoh, I. 2011. Analisis Butir Soal Ujian Madrasah Mata Pelajaran Fisika Menggunakan Taksonomi Bloom Ranah Kognitif Kelas XII MA Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011, (Online). Diterbitkan. Semarang: Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

Rachmad. 2008.Ujian Nasional Sebagai Evaluasi Pendidikan. Di akses di (http://wikipedia.org.wiki/ujiannasional) pada tanggal 20 Februari 2015.

Ramos, J.L.S, Dolipas, B. B., & Villamor, B. B. 2013. Higher order thinking skills and academic performance in physics of college students: A regression analysis. International Journal of Innovative Interdisciplinary Research, 4 (48-60).

Ramirez, R. P. B. & Gannadea, M. S. (2008). Creative activities and students’ higher order thinking skills. Education Quarterly. Dec. 2008, 66 (22-33).

Slameto. 2001.Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudiatmiko, A. 2012. Pengembangan Alat Ukur Tes Literasi Sains Siswa SMP Dalam Konteks Budaya Bali. Tesis tidak Diterbitkan. Bandung : Program Pascasarjana UPI Bandung.

Sudijono, A. 2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan (cetakan ke-12), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sukardi, H. M. 2011.Evaluasi Pendidikan, Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.

(39)

136

Edication: Recearch and Practice [Online], Vol 4, no 1, pp. 25-30. Tersedia: http://www.uoi.gr/. Diakses pada tanggal 24 April 2015.

Safari. 2005.Penulisan Butir Soal Berdasarkan Penilaian Berbasis Kompetensi, Jakarta:Depdiknas.

Sofyan, S., dkk. 2006.Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press.

Sofiana, S. 2011. Skripsi Analisis Butir Soal Kenaikan Kelas Mata Pelajaran Kimia Kelas X SMA Negeri 8 Surakarta tahun Pelajaran 2009/2011, Fakultas Keguruan dan Pendidikan Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

Sundari, R. 2008. An Evaluation On The Use Of Laboratory In Teaching Biology In Public Mandrasah Aliyahs In Sleman Regency. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan,(Online), XII, No. 2, (diakses pada tanggal 10 maret 2015).

Sudjiono, A. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tjalla, A. 2012.Ujian Nasional dan Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah. FIP Universitas Negeri Jakarta.

Widodo, S. 2008.Evaluasi dalam Pembelajaran terpadu di Sekolah Dasar. Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol. 10, No.1, April 2010 (8-15).

Wenning J. C. 2007. Assessing Inquiry Skills As A Component of Scientific Literacy.Journal of Physics Teacher Education Online, 4 (2), 91-100

Wardhani, S. 2005. Pembelajaran dan Penilaian Aspek Pemahaman Konsep, Penalaran dan Komunikasi, Pemecahan Masalah. (Online). Tersedia: http://p4tkmatematika.org/file/PRODUK/PAKET%20FASILITASI/SMP/ Standar%20Penilaian%20Pendidikan.pdf. Diakses 12 Juli 2015.

Widodo, A. 2006. Revisi Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal. Buletin Puspendik. 3(2), 18-29.

Adisendjaja, H.Y. 2007 . Analisis Buku Ajar Biologi SMA Kelas X di Kota Bandung Berdasarkan Literasi Sains. Materi dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Biologi FPMIPA UPI, 25-26 Mei 2008, UPI, Bandung.

Gambar

GambarHalaman
Tabel Penjelasan dan Pilihan Kata Kerja Kunci -

Referensi

Dokumen terkait

In 9M 16, total assets were Rp 54.5 trillion, 7% lower compared to the previous year due to a decrease in other current assets relating to the sale and leaseback of towers

Di antara factor-faktor tersebut, factor siswa sebagai raw input, dengan berbagai karakteristiknya adalah merupakan titik sentral dalam proses

Hasil Uji koefisien determinasi ( Adjusted R Square ) menunjukkan bahwa IHSG dipengaruhi oleh tingkat bunga, nilai kurs, harga emas dan harga minyak dunia

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

[r]

terjadi setelah do’a dan permohonan do’a tersebut pada hakikatnya telah ditentukan oleh Allah. Artinya semua sebab dan perubahannya sudah tertulis dalam Lauh Mahfudz.. Kaitan

mengenai pariwisata berbasis masyarakat menurut Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di desa Nicole Hausler ini sejalan dengan pandangan dari wisata Sambi

Berdasarkan hasil sidik ragam perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap variabel pertambahan tinggi tanaman umur 15, 30, 45, 60 hst dan saat panen; umur berbunga, jumlah