• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh "Gas Kick Incident" terhadap Kandungan Logam Berat Ba, Cd, dan Cr di Dalam Tanah dan Jaringan Tanaman Padi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh "Gas Kick Incident" terhadap Kandungan Logam Berat Ba, Cd, dan Cr di Dalam Tanah dan Jaringan Tanaman Padi"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH “GAS KICK INCIDENT”

TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT Ba, Cd,

DAN Cr DI DALAM TANAH DAN TANAMAN PADI

(Oryza sativa L. )

Oleh

T. Fachrul Razie

A34103012

PROGRAM STUDI AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

T. Fachrul Razie. PENGARUH “GAS KICK INCIDENT” TERHADAP

KANDUNGAN LOGAM BERAT Ba, Cd, DAN Cr DI DALAM TANAH

DAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L). Dibimbing oleh Dr. Ir. Herdhata

Agusta, MSc (Pembimbing I) dan Dr. Ir. Undang Kurnia, MSc (Pembimbing

II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gas kick incident

terhadap kandungan logam berat di dalam tanah dan tanaman padi. Penelitian

dilaksanakan pada bulan September 2006-Mei 2007 di lahan pertanian yang

diduga terkontaminasi Gas Kick Incident Sumur Sukowati#5 JOB-PPEJ, Kabupaten Bojonegoro, di Laboratorium Umum Departemen Agronomi dan

Hortikultura dan di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya

Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel tanah

sebanyak 2 kali, yaitu 2 bulan setelah kejadian (28 September 2006) dan 8 bulan

setelah pengambilan sampel tanah pertama (8 Mei 2007). Pengambilan sampel

tanah awal dilakukan berdasarkan grid, pada lokasi center (LC) dan lokasi pingir

(LP) sebanyak 22 grid, masing-masing grid berukuran 8m x 8m, ditambah 2 grid

yang berada di lokasi luar (LL). Selanjutnya pengambilan sampel tanah kedua

dilakukan pada lokasi LC diambil sebanyak 8 grid ditambah 4 grid pada lokasi

luar (LL). Selain itu, juga dilakukan pengambilan sampel tanaman sebanyak satu

kali pada saat panen di 3 lokasi yaitu LC, LP, dan LL. Sampel tanaman pada LC

dan LP diambil sebanyak 22 tanaman dan ditambah 4 tanaman pada LL. Sampel

tanah dan tanaman di analisis berturut-turut di Laboratorium PT. Sucofindo dan

Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan logam Ba, Cd, dan Cr

yang ada di dalam tanah pada pengamatan awal (2 bulan setelah kejadian) dan

kedua (10 bulan setelah kejadian) tidak dipengaruhi oleh gas kick incident. Logam Ba, Cd dan Cr di kedalaman tanah 30 cm pada pengamatan awal lebih rendah

(3)

menunjukkan bahwa akumulasi kandungan logam berat di dalam tanah bukan

disebabkan oleh gas kick incident.

Kandungan logam Ba dan Cd dalam akar tanaman lebih rendah

dibandingkan dengan kandungan logam berat di dalam tanah. Logam Cr di dalam

akar tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan yang terdapat di dalam tanah pada

pengamatan awal, tetapi tidak lebih tinggi dari pengamatan tanah kedua. Logam

Ba, Cd dan Cr yang terangkut dari akar ke jerami lebih rendah dibandingkan

(4)

PENGARUH “GAS KICK INCIDENT”

TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT Ba, Cd,

DAN Cr DI DALAM TANAH DAN TANAMAN PADI

(Oryza sativa L. )

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh T. Fachrul Razie

A34103012

PROGRAM STUDI AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul : PENGARUH ”GAS KICK INCIDENT” TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT Ba, Cd, DAN Cr DI

DALAM TANAH DAN JARINGAN TANAMAN PADI

(Oryza sativa L)

Nama : T. Fachrul Razie

NRP : A34103012

Program Studi : Agronomi

Menyetujui,

Dosen pembimbing I

Dr. Ir. Herdhata Agusta

NIP. 131 248 839

Dosen pembimbing II

Dr. Ir. Undang Kurnia

NIP. 080029781

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr

NIP. 131124019

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Blangpidie, Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal

19 Januari 1986 dari keluarga Bapak T. R. Anshari Nagoer dan Ibu Aswita,

sebagai anak pertama dari lima bersaudara.

Pendidikam sekolah dasar diselesaikan penulis di SD Negeri 1 Blangpidie

pada tahun 1997. Pendidikan sekolah lanjutan tingkat pertama diselesaikan

penulis di SLTP Negeri 2 Blangpidie pada tahun 2000. Selanjutnya penulis

menyelesaikan pendidikan sekolah lanjutan tingkat atas di SMUN 1 Blangpidie,

Aceh Barat Daya pada tahun 2003.

Tahun 2003 penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Studi

Agronomi, Departemen Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama

menjalani studi di IPB penulis aktif di kelembagaan mahasiswa sebagai Anggota

DPM Tingkat Persiapan Bersama periode 2003-2004, Anggota DPM Fakultas

Pertanian periode 2004-2005 dan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Agronomi

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, pujian yang memenuhi

seluruh nikmat-Nya bagi kemuliaan wajah-Nya dan keagungan-Nya. Atas anugrah

dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul ”Pengaruh ”Gas Kick Incident” Terhadap Kandungan Logam Berat Ba, Cd, Dan Cr di dalam Tanah dan Tanaman Padi (Oryza sativa L)”. Selain itu pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada Dr. Ir. Herdhata

Agusta, MS dan Dr. Ir. Undang Kurnia, MSc sebagai dosen pembimbing yang

telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama kegiatan penelitian dan

penulisan skripsi.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih terdapat kekurangan dalam

penyusunannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun agar tulisan ini menjadi lebih baik dan bermanfaat.

Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bogor, Desember 2008

(8)

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji bagi Allah SWT atas kasih dan sayang-Nya sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah pada

Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabat serta keluarga beliau. Pada

kesempatan ini, dengan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ayah dan Mama’ tercinta yang selalu memberikan semangat dan

dukungan. Adik-adikku tersayang Eja, Icut, Kiki, dan Pipi yang selalu

mendoakan.

2. Dr. Ir. Herdhata Agusta, MS dan Dr. Ir. Undang Kurnia, MSc sebagai

dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan

selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi.

3. Dr. Ir. Hariyadi, MS, selaku penguji yang telah memberikan saran dan

masukan kepada penulis.

4. Dr. Ir. Sudradjat, selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingannya

selama ini

5. b’Eco, b’Faisal, b’Syahrul, b’Udin, k’Rida, k’Mala, dan k’OQ atas

semangat dan bantuan yang diberikan selama penelitian.

6. Wen, Dessy, fi, Icut, wahyu atas waktu dan tenaga yang telah diluangkan

dalam membantu penelitian.

7. Leuser Crew 08 (ampon yan, acay, abu jol, iqbal che, rifka japal (Compaq

v3000), dan naufal) dan IMTR (de’yan, yasar, ivan, heru, dll) yang telah

menjadi rekan se-atap yang setia.

8. Adik2 (candy, rea, dha, cude, ami, alvi, ty) yang telah memberikan

bantuan dan motivasi selama ini.

9. Staf JOB-PPEJ Sumur Sukowati#5 Bojonegoro yang telah memberikan

(9)

10.Teman-teman AGR’40 (Fufa, Noveh, Anti, ineu, lidya, ifin, Syarif, and

Wahyu).

11.Teman-teman pengurus Himagron periode 2005-2006.

Semoga segala dukungan dan bantuan baik moril maupun materil yang

(10)

DAFTAR ISI

Pengaruh Logam Berat Terhadap Tanaman ... 6

BAHAN DAN METODE ... 8

Kandungan Logam Berat di dalam Tanah pada Pengamatan Awal ... 11

a. Kandungan Logam Berat pada Tanah Lapisan Atas (0-5 cm)... 11

b. Kandungan Logam Berat pada Tanah Lapisan Kedua (30 cm) ... 12

c. Kandungan Logam Berat pada Tanah Lapisan Ketiga (60 cm) ... 12

Kandungan Logam Berat dalam Tanah pada Pengamatan Kedua... 13

Kandungan Logam Berat dalam Jaringan Tanaman ... 14

a. Kandungan Logam Berat dalam Akar Tanaman... 14

b. Kandungan Logam Berat dalam Jerami Padi... 14

c. Kandungan Logam Berat dalam Beras ... 15

Pembahasan ... 16

Kandungan Logam Berat dalam Tanah... 16

Logam Berat dalam Tanah dan Jaringan Tanaman... 17

a. Ba... 18

b. Cd ... 19

c. Cr ... 20

d. Logam Berat di dalam Beras... 23

KESIMPULAN ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26

(11)

PENGARUH “GAS KICK INCIDENT”

TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT Ba, Cd,

DAN Cr DI DALAM TANAH DAN TANAMAN PADI

(Oryza sativa L. )

Oleh

T. Fachrul Razie

A34103012

PROGRAM STUDI AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

RINGKASAN

T. Fachrul Razie. PENGARUH “GAS KICK INCIDENT” TERHADAP

KANDUNGAN LOGAM BERAT Ba, Cd, DAN Cr DI DALAM TANAH

DAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L). Dibimbing oleh Dr. Ir. Herdhata

Agusta, MSc (Pembimbing I) dan Dr. Ir. Undang Kurnia, MSc (Pembimbing

II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gas kick incident

terhadap kandungan logam berat di dalam tanah dan tanaman padi. Penelitian

dilaksanakan pada bulan September 2006-Mei 2007 di lahan pertanian yang

diduga terkontaminasi Gas Kick Incident Sumur Sukowati#5 JOB-PPEJ, Kabupaten Bojonegoro, di Laboratorium Umum Departemen Agronomi dan

Hortikultura dan di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya

Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel tanah

sebanyak 2 kali, yaitu 2 bulan setelah kejadian (28 September 2006) dan 8 bulan

setelah pengambilan sampel tanah pertama (8 Mei 2007). Pengambilan sampel

tanah awal dilakukan berdasarkan grid, pada lokasi center (LC) dan lokasi pingir

(LP) sebanyak 22 grid, masing-masing grid berukuran 8m x 8m, ditambah 2 grid

yang berada di lokasi luar (LL). Selanjutnya pengambilan sampel tanah kedua

dilakukan pada lokasi LC diambil sebanyak 8 grid ditambah 4 grid pada lokasi

luar (LL). Selain itu, juga dilakukan pengambilan sampel tanaman sebanyak satu

kali pada saat panen di 3 lokasi yaitu LC, LP, dan LL. Sampel tanaman pada LC

dan LP diambil sebanyak 22 tanaman dan ditambah 4 tanaman pada LL. Sampel

tanah dan tanaman di analisis berturut-turut di Laboratorium PT. Sucofindo dan

Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan logam Ba, Cd, dan Cr

yang ada di dalam tanah pada pengamatan awal (2 bulan setelah kejadian) dan

kedua (10 bulan setelah kejadian) tidak dipengaruhi oleh gas kick incident. Logam Ba, Cd dan Cr di kedalaman tanah 30 cm pada pengamatan awal lebih rendah

(13)

menunjukkan bahwa akumulasi kandungan logam berat di dalam tanah bukan

disebabkan oleh gas kick incident.

Kandungan logam Ba dan Cd dalam akar tanaman lebih rendah

dibandingkan dengan kandungan logam berat di dalam tanah. Logam Cr di dalam

akar tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan yang terdapat di dalam tanah pada

pengamatan awal, tetapi tidak lebih tinggi dari pengamatan tanah kedua. Logam

Ba, Cd dan Cr yang terangkut dari akar ke jerami lebih rendah dibandingkan

(14)

PENGARUH “GAS KICK INCIDENT”

TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT Ba, Cd,

DAN Cr DI DALAM TANAH DAN TANAMAN PADI

(Oryza sativa L. )

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh T. Fachrul Razie

A34103012

PROGRAM STUDI AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(15)

Judul : PENGARUH ”GAS KICK INCIDENT” TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT Ba, Cd, DAN Cr DI

DALAM TANAH DAN JARINGAN TANAMAN PADI

(Oryza sativa L)

Nama : T. Fachrul Razie

NRP : A34103012

Program Studi : Agronomi

Menyetujui,

Dosen pembimbing I

Dr. Ir. Herdhata Agusta

NIP. 131 248 839

Dosen pembimbing II

Dr. Ir. Undang Kurnia

NIP. 080029781

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr

NIP. 131124019

(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Blangpidie, Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal

19 Januari 1986 dari keluarga Bapak T. R. Anshari Nagoer dan Ibu Aswita,

sebagai anak pertama dari lima bersaudara.

Pendidikam sekolah dasar diselesaikan penulis di SD Negeri 1 Blangpidie

pada tahun 1997. Pendidikan sekolah lanjutan tingkat pertama diselesaikan

penulis di SLTP Negeri 2 Blangpidie pada tahun 2000. Selanjutnya penulis

menyelesaikan pendidikan sekolah lanjutan tingkat atas di SMUN 1 Blangpidie,

Aceh Barat Daya pada tahun 2003.

Tahun 2003 penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Studi

Agronomi, Departemen Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama

menjalani studi di IPB penulis aktif di kelembagaan mahasiswa sebagai Anggota

DPM Tingkat Persiapan Bersama periode 2003-2004, Anggota DPM Fakultas

Pertanian periode 2004-2005 dan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Agronomi

(17)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, pujian yang memenuhi

seluruh nikmat-Nya bagi kemuliaan wajah-Nya dan keagungan-Nya. Atas anugrah

dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul ”Pengaruh ”Gas Kick Incident” Terhadap Kandungan Logam Berat Ba, Cd, Dan Cr di dalam Tanah dan Tanaman Padi (Oryza sativa L)”. Selain itu pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada Dr. Ir. Herdhata

Agusta, MS dan Dr. Ir. Undang Kurnia, MSc sebagai dosen pembimbing yang

telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama kegiatan penelitian dan

penulisan skripsi.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih terdapat kekurangan dalam

penyusunannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun agar tulisan ini menjadi lebih baik dan bermanfaat.

Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bogor, Desember 2008

(18)

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji bagi Allah SWT atas kasih dan sayang-Nya sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah pada

Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabat serta keluarga beliau. Pada

kesempatan ini, dengan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ayah dan Mama’ tercinta yang selalu memberikan semangat dan

dukungan. Adik-adikku tersayang Eja, Icut, Kiki, dan Pipi yang selalu

mendoakan.

2. Dr. Ir. Herdhata Agusta, MS dan Dr. Ir. Undang Kurnia, MSc sebagai

dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan

selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi.

3. Dr. Ir. Hariyadi, MS, selaku penguji yang telah memberikan saran dan

masukan kepada penulis.

4. Dr. Ir. Sudradjat, selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingannya

selama ini

5. b’Eco, b’Faisal, b’Syahrul, b’Udin, k’Rida, k’Mala, dan k’OQ atas

semangat dan bantuan yang diberikan selama penelitian.

6. Wen, Dessy, fi, Icut, wahyu atas waktu dan tenaga yang telah diluangkan

dalam membantu penelitian.

7. Leuser Crew 08 (ampon yan, acay, abu jol, iqbal che, rifka japal (Compaq

v3000), dan naufal) dan IMTR (de’yan, yasar, ivan, heru, dll) yang telah

menjadi rekan se-atap yang setia.

8. Adik2 (candy, rea, dha, cude, ami, alvi, ty) yang telah memberikan

bantuan dan motivasi selama ini.

9. Staf JOB-PPEJ Sumur Sukowati#5 Bojonegoro yang telah memberikan

(19)

10.Teman-teman AGR’40 (Fufa, Noveh, Anti, ineu, lidya, ifin, Syarif, and

Wahyu).

11.Teman-teman pengurus Himagron periode 2005-2006.

Semoga segala dukungan dan bantuan baik moril maupun materil yang

(20)

DAFTAR ISI

Pengaruh Logam Berat Terhadap Tanaman ... 6

BAHAN DAN METODE ... 8

Kandungan Logam Berat di dalam Tanah pada Pengamatan Awal ... 11

a. Kandungan Logam Berat pada Tanah Lapisan Atas (0-5 cm)... 11

b. Kandungan Logam Berat pada Tanah Lapisan Kedua (30 cm) ... 12

c. Kandungan Logam Berat pada Tanah Lapisan Ketiga (60 cm) ... 12

Kandungan Logam Berat dalam Tanah pada Pengamatan Kedua... 13

Kandungan Logam Berat dalam Jaringan Tanaman ... 14

a. Kandungan Logam Berat dalam Akar Tanaman... 14

b. Kandungan Logam Berat dalam Jerami Padi... 14

c. Kandungan Logam Berat dalam Beras ... 15

Pembahasan ... 16

Kandungan Logam Berat dalam Tanah... 16

Logam Berat dalam Tanah dan Jaringan Tanaman... 17

a. Ba... 18

b. Cd ... 19

c. Cr ... 20

d. Logam Berat di dalam Beras... 23

KESIMPULAN ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26

(21)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Kandungan Logam Berat Ba, Cd, dan Cr pada Tanah Lapisan Atas (0-5 cm)11

2. Kandungan Logam Berat Ba, Cd, Cr dalam Tanah Lapisan Kedua (30 cm) .. 12

3. Kandungan Logam Berat Ba, Cd, Cr dalam Tanah Lapisan Ketiga (60 cm).. 13

4. Kandungan Logam Berat Ba, Cd, dan Cr dalam Tanah Pengamatan Kedua .. 14

5. Kandungan Logam Berat Ba, Cd, dan Cr dalam Akar Tanaman ... 14

6. Kandungan Logam Berat Ba, Cd, dan Cr dalam Batang/Jerami ... 15

7. Kandungan Logam Berat Ba, Cd, dan Cr dalam Beras... 15

8. Total Kandungan Logam Berat Ba, Cd, dan Cr Beberapa Lumpur Bor OBM di JOB-PPEJ ... 16

Lampiran 1. Analisa Sifat-sifat Tanah Lokasi Penelitian didekat Sumur Sukowati#5 Bojonegoro ... 30

2. Kandungan Logam Berat dalam Tanah Lapisan Atas (0-5 cm) di Pusat (LC) dan Pinggir (LP) serta Kontrol (LL) di Luar Area Gas Kick Incident... 30

3. Kandungan Logam Berat dalam Tanah Lapisan Kedua (30 cm) di Pusat dan Pinggir serta Kontrol di Luar Area Gas Kick Incident ... 31

4. Kandungan Logam Berat dalam Tanah Lapisan Ketiga (60 cm) di Pusat dan Pinggir serta Kontrol di Luar Area Gas Kick Incident... 31

5. Kandungan Logam Berat dalam Jaringan Tanaman ... 32

6. Kandungan Logam Berat dalam Tanah pada Pengamatan Kedua... 33

7. Sidik Ragam Kandungan Ba dalam Tanah Lapisan Atas (0-5 cm) ... 33

8. Sidik Ragam Kandungan Cd dalam Tanah Lapisan Atas (0-5 cm) ... 33

9. Sidik Ragam Kandungan Cr dalam Tanah Lapisan Atas (0-5 cm)... 33

10. Sidik Ragam Kandungan Ba dalam Tanah Lapisan Kedua (30 cm) ... 33

11. Sidik Ragam Kandungan Cd dalam Tanah Lapisan Kedua (30 cm) ... 34

12. Sidik Ragam Kandungan Cr dalam Tanah Lapisan Kedua (30 cm)... 34

13. Sidik Ragam Kandungan Ba dalam Tanah Lapisan Ketiga (60 cm) ... 34

14. Sidik Ragam Kandungan Cd dalam Tanah Lapisan Ketiga (60 cm) ... 34

15. Sidik Ragam Kandungan Cr dalam Tanah Lapisan Ketiga (60 cm)... 34

16. Sidik Ragam Kandungan Ba dalam Tanah Pengamatan Kedua... 35

17. Sidik Ragam Kandungan Cd dalam Tanah Pengamatan Kedua... 35

18. Sidik Ragam Kandungan Cr dalam Tanah Pengamatan Kedua ... 35

19. Sidik Ragam Kandungan Ba dalam Akar Tanaman ... 35

20. Sidik Ragam Kandungan Cd dalam Akar Tanaman ... 35

21. Sidik Ragam Kandungan Cr dalam Akar Tanaman... 36

22. Sidik Ragam Kandungan Ba dalam Jerami ... 36

23. Sidik Ragam Kandungan Cd dalam Jerami... 36

(22)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Kondisi Lahan... 10 2. Perbandingan Kandungan Logam Ba pada Pengamatan Tanah Awal, Tanah

Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL ... 18 3. Perbandingan Kandungan Logam Ba pada Pengamatan Tanah Awal, Tanah

Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL dalam (kg/ha) ... 19 4. Perbandingan Kandungan Logam Cd pada Pengamatan Tanah Awal, Tanah

Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL ... 20 5. Perbandingan Kandungan Logam Cd pada Pengamatan Tanah Awal, Tanah

Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL dalam (kg/ha) ... 20 6. Perbandingan Kandungan Logam Cr pada Pengamatan Tanah Awal, Tanah

Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL ... 21 7. Perbandingan Kandungan Logam Cr pada Pengamatan Tanah Awal, Tanah

Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL dalam (kg/ha) ... 22

Lampiran

(23)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Gas Kick Incident (semburan lumpur) yang terjadi pada tanggal 28 Juli 2006 di burn pit (kolam penampungan lumpur) sumur Sukowati#5 Bojonegoro mengakibatkan tanaman yang berada sampai jarak 50 m dari titik semburan

mengering. Lahan yang terkontaminasi tersebut merupakan lahan persawahan

petani, sehingga timbul kekhawatiran akan adanya dampak jangka panjang dari

peristiwa tersebut, karena semburan tersebut diduga membawa material yang

mengandung logam berat yang dapat terakumulasi di dalam tanah. Menurut

Notohadiprawiro (1993), logam berat ialah unsur logam dengan berat molekul

tinggi yang dalam kadar rendah pada umumnya sudah beracun bagi tumbuhan dan

hewan, termasuk manusia. Alloway (1995) menyatakan, bahwa logam berat

terdapat pada semua jenis tanah. Selain itu, sumber utama logam yang masuk ke

lingkungan dan ke dalam tanah juga dari pertambangan dan peleburan logam,

bahan-bahan pertanian, lumpur buangan, pembakaran bahan bakar fosil, industri

metalurgi, industri elektronik, bahan-bahan kimia, dan industri manufaktur

lainnya.

Logam berat yang ada di dalam tanah termasuk dampak buruk akibat

kontaminasi atau pencemaran dapat masuk kedalam jaringan tanaman, termasuk

padi. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (2006), sentra produksi

padi Indonesia yang terbesar terdapat di beberapa provinsi di pulau Jawa seperti

Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada tahun 2006 luas areal produksi

padi di pulau Jawa mencapai 5.709.601 ha. Di Jawa Timur luas areal produksi

padi mencapai 1.733.796 ha.

Luas areal produksi padi tersebut belum sepenuhnya menjamin kecukupan

pangan yang ada di wilayah tersebut. Pengaruh kerusakan lingkungan seperti gas kick incident diduga dapat mengakibatkan terjadinya akumulasi dan kontaminasi logam berat pada lahan yang terkena semburan, sehingga dampak tersebut juga

dapat mencapai jaringan tanaman padi dan gabah, yang dapat menyebabkan

(24)

Hal ini dapat merugikan petani yang ada di sekitar lokasi semburan. Oleh karena

itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui adanya pencemaran logam berat

pada tanah dan tanaman padi di daerah tersebut.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pengaruh Gas Kick Incident terhadap jumlah kandungan logam berat yang ada di dalam tanah.

2. Mengetahui pengaruh Gas Kick Incident terhadap jumlah kandungan logam berat yang ada di dalam tanaman.

Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Gas Kick Incident meningkatkan kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr di dalam tanah

2. Gas Kick Incident meningkatkan akumulasi logam berat Ba, Cd, dan Cr di dalam tanaman.

(25)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Padi

Padi (Oryza sativa L.) termasuk golongan tumbuhan Gramineae yang ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu

merupakan bubung-bubung kosong. Pada kedua bubung kosong itu, bubungnya

ditutup oleh buku. Panjang ruas tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pada

pangkal batang. Ruas yang kedua, ketiga dan seterusnya lebih panjang dari pada

ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas, tumbuh daun pelepah

yang membalut ruas sampai buku bagian atas. Tepat pada buku bagian atas ujung

dari daun pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek

menjadi ligulae (lidah) daun, dan bagian terpanjang dan terbesar menjadi daun

kelopak. Pada sebelah kiri dan kanan daun kelopak terdapat embel-embel yang

disebut auricle. Fungsi dari ligulae dan auricle kadang hijau dan

kadang-kadang ungu dan secara demikian auricle itu dapat dipergunakan sebagai

determinan identitas suatu varietas (Siregar, 1981).

Sumber Pencemaran Tanah

Menurut Darmono (1995), pencemaran logam berat pada lahan kering

sangat erat hubungannya dengan pencemaran udara dan air. Partikel logam berat

yang beterbangan di udara akan terbawa oleh air hujan yang membasahi tanah

sehingga timbul pencemaran tanah. Kandungan logam berat di dalam tanah pada

umumnya sangat rendah, kecuali tanah tersebut merupakan daerah pertambangan

atau tanah tersebut sudah tercemar. Kurnia (2003) menambahkan, penyebab

terjadinya pencemaran dan kerusakan lahan dan lingkungan pertanian diantaranya

adalah karena dampak turunan pencemaran gas-gas rumah kaca, bahan-bahan

agrokimia, limbah industri dan aktivitas pertambangan. Kegiatan pertambangan

seperti batubara, emas dan minyak bumi potensial menimbulkan dampak yang

tidak menguntungkan bagi lahan pertanian dan lingkungan sekitarnya, karena

(26)

Nurjaya et al. (2003) menyatakan bahwa pembangunan pertanian dan industri dapat berdampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan

hidup terutama kualitas sumberdaya lahan yang selanjutnya dapat menurunkan

kualitas produk pertanian. Selain itu, Wardhana (2004) menyatakan, secara garis

besar pencemaran daratan dapat disebabkan oleh ; (1) faktor internal, yaitu

pencemaran yang disebabkan oleh peristiwa alam, seperti letusan gunung berapi

yang memuntahkan debu, pasir, batu dan bahan vulkanik lainnya yang menutupi

dan merusak daratan sehingga daratan menjadi tercemar; (2) faktor eksternal,

yaitu pencemaran daratan karena ulah dan aktivitas manusia. Pencemaran daratan

karena faktor eksternal merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian

seksama dan sungguh-sungguh agar daratan tetap dapat memberikan daya dukung

alamnya bagi kehidupan manusia.

Logam Berat

American Geological Institute (1976) menyatakan bahwa logam berat

ialah unsur logam dengan berat molekul tinggi. Dalam kadar rendah, logam berat

pada umumnya beracun bagi tumbuhan dan hewan, termasuk manusia. Termasuk

logam berat yang sering mencemari habitat ialah Hg, Cr, Cd, As, dan Pb.

Meskipun pengertian logam berat tidak ditemukan pada kimia murni, tetapi Wild

(1993) mengindikasikan bahwa logam berat merupakan logam dengan

densitas/kepadatan >5-6g/cm3. Istilah yang umum dipakai untuk logam berat sangat bebas. Ketika suatu unsur masuk kedalam jenis logam yang lain, maka

unsur tersebut tidak termasuk ke dalam logam berat. Biasanya, istilah logam berat

digunakan untuk unsur-unsur Al, As, Cd, Co, Cr, Fe, Hg, Ni, Pb, dan Zn. Tan

(2000) menambahkan, logam didefinisikan sebagai zat yang mempunyai

pengantar panas dan tegangan listrik, berkilauan, lunak, dan mempunyai sifat

yang sama dengan kawat. Tiga puluh unsur di dalam sistem periodik merupakan

logam yang diperhitungkan. Logam-logam tersebut dapat dibedakan menjadi

logam alkali (Li, Na, san Rb), logam alkali tanah (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra),

logam transisi (Al, Fe, Mn, Cu, Co, dan Cu).

Menurut Soepardi (1983) logam berat dijumpai sebagai bagian dari

fungisida organik, herbisida, dan insektsida, dan cenderung menimbun dalam air

(27)

memperpanjang penimbunan tersebut. Suhendrayatna (2001) menambahkan

bahwa logam berat di suatu lahan secara umum bisa berasal dari proses alam atau

kegiatan manusia. Proses alam seperti perubahan siklus alamiah yang

mengakibatkan batuan-batuan dan gunung berapi memberikan kontribusi yang

sangat besar ke lingkungan. Disamping itu pula, masuknya logam berat ke

lingkungan berasal dari sumber-sumber lainnya yang meliputi pertambangan

minyak, emas, dan batubara, pembangkit tenaga listrik, pestisida, keramik,

peleburan logam, pabrik-pabrik pupuk dan kegiatan-kegiatan industri lainnya.

Kontaminasi logam dalam tanah pertanian bergantung pada jumlah logam

yang ada pada batuan tempat tanah terbentuk, jumlah mineral yang ditambahkan

pada tanah sebagai pupuk, jumlah deposit logam dari atmosfer yang jatuh ke

dalam tanah, dan jumlah yang terambil pada proses panen ataupun merembes ke

dalam tanah yang lebih dalam (Darmono, 2006).

Suhendrayatna (2001) menyatakan kadmium (Cd) merupakan salah satu

jenis logam berat yang berbahaya. Jumlah Cd di dalam tanah berada di bawah 1

ppm, tetapi angka tertinggi 1700 ppm dijumpai pada permukaan sampel tanah

yang diambil di dekat pertambangan bijih seng (Zn). Cd lebih mudah diakumulasi

oleh tanaman dibandingkan dengan ion logam berat lainnya seperti timbal.

Wardhana (2004) menambahkan bahwa Cd dapat bersumber dari industri

elektroplanting dan pabrik pipa PVC (poly vinil chlorida) memakai Cd sebagai stabilisator. Selain itu Cd juga menjadi hasil samping kegiatan penambangan

logam seperti pada tambang timah hitam dan tambang bijih seng yang seringkali

tercampur dengan logam Cd. Darmono (2006) menjelaskan bahwa tanah yang

berasal dari proses sedimentasi batuan biasanya banyak mengandung kadmium

daripada tanah jenis lain. Diantara pupuk yang dijual di pasaran, pupuk fosfat

biasanya mengandung Cd yang tinggi. Hasil beberapa penelitian menunjukkan

bahwa semakin lama pemakaian pupuk fosfat akan menaikkan konsentrasi Cd di

atas permukaan tanah. Konsentrasi Cd pada tanah pertanian yang masih bersih

(nonpolusi) berkisar antara 0,1-1 mg/kg, tetapi beberapa jenis tanah sangat

mempengaruhi Cd. Misalnya tanah yang mengandung bahan organik (Histosol)

biasanya mengandung Cd yang paling tinggi, dan sebaliknya tanah jenis Ultisol

(28)

tanah tersebut banyak terambil oleh tanaman pangan dan banyak juga yang

merembes ke dalam tanah yang lebih dalam.

Pengaruh Logam Berat Terhadap Tanaman

Menurut Wild dalam Alloway (1995), faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya serapan logam oleh tanaman adalah pengawasan terhadap konsentrasi

dan spesiasi logam dalam larutan tanah, pergerakan logam dari tanah ke

permukaan akar, transportasi logam dari permukaan akar ke dalam akar, dan

translokasi dari akar ke pucuk.

Kabata-Penias and Pendia dalam Alloway (1995) menyatakan bahwa konsentrasi berlebihan dari logam esensial dan nonesensial menghasilkan

fitotoksisitas. Mekanisme yang memungkinkan untuk terjadinya hal tersebut

adalah antara lain perubahan permeabilitas dari membran sel, reaksi dari

kelompok sulphydryl (-SH) dengan kation, persaingan tempat dengan metabolit esensial, reaksi afinitas dengan kelompok fosfat dan kelompok aktif dari ADP

atau ATP, penggantian ion esensial, tempat bekerja dari kelompok esensial seperti

fosfat dan nitrat. Meskipun keracunan relatif dari logam-logam berbeda untuk

tanaman dapat berubah dengan genotipe tanaman dan kondisi percobaan, logam

Hg, Cu, Ni, Pb, Co, Cd, dan mungkin juga Ag, Be dan Sn dalam jumlah yang

berlebihan akan sangat beracun untuk tanaman tingkat tinggi dan

mikroorganisme.

Menurut Chang et al. (1992) terdapat empat gejala yang ditunjukkan oleh tanaman jika mengalami keracunan logam, yaitu : (1) tanaman terlihat menderita

sakit, (2) logam yang berpotensi phytotoxic akan terakumulasi dalam jaringan tanaman, (3) abnormalitas yang bukan disebabkan oleh penyakit tanaman yang

lain, dan (4) mekanisme biokimia yang menyebabkan logam menjadi berbahaya

bagi tanaman adalah pengamatan selama pertumbuhan.

Nasution et al. (2003) menyatakan kadmium adalah salah suatu unsur yang tidak esensial, baik bagi tanaman maupun hewan, umumnya tidak merusak

tanaman, akan tetapi merupakan salah satu pencemar lingkungan yang paling

berbahaya, terutama pengaruhnya terhadap ginjal. Darmono (2006) menambahkan

ada dua faktor yang berhubungan erat dengan penyerapan Cd ke dalam jaringan

(29)

jaringan tanaman menurun apabila pH tanah naik, dan semakin tinggi konsentrasi

Cd dalam tanah akan semakin tinggi pula konsentrasi Cd dalam jaringan tanaman.

Kenaikan konsentrasi Cd dalam jaringan tanaman biasanya tidak proporsional

dibandingkan dengan peningkatan kandungan Cd dalam tanah.

Salam et al. (1999) melaporkan ketersediaan Cu dan Zn di dalam tanah meningkat tajam dengan meningkatnya takaran limbah industri. Pertumbuhan

tanaman bayam sangat tertekan oleh penambahan limbah industri. Fenomena ini

menunjukkan pengaruh negatif dari masukan logam berat asal limbah industri.

Menurut Hardjowigeno (2003), unsur mikro seperti Zn, Cu, dan Co adalah unsur

hara yang diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang sangat kecil, sehingga

menjadi racun kalau terdapat dalam jumlah yang terlalu besar.

(30)

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 2006 hingga Mei 2007

bertempat di lahan persawahan yang terkontaminasi Gas Kick Sumur Sukowati #5 JOB Pertamina Petrochina East Java, Kabupaten Bojonegoro, di Laboratorium

Umum Departemen Agronomi dan Hortikultura, dan di Laboratorium Departemen

Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman padi (Oryza sativa L.) dan sampel tanah. Semua sampel tanah dianalisis di Laboratorium PT. Sucofindo, sedangkan sampel tanaman dianalisis di Laboratorium Departemen

Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor.

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan cara pengambilan sampel tanah, dilaksanakan

2 (dua) kali, yaitu di awal penelitian dan 8 bulan setelah pengambilan contoh

tanah pertama. Sebagai contoh tanah awal, diambil pada lokasi center (LC) dan

lokasi pingir (LP) sebanyak 22 grid, ditambah 2 grid yang berada di luar kedua

lokasi tersebut (LL) sebagai kontrol yang berada di sebelah kiri dan kanan tanah

yang diduga terkontaminasi. Pengambilan contoh tanah dilakukan secara grid,

dengan ukuran grid 8m x 8m. Pengambilan sampel tanah awal (2 bulan setelah

kejadian) dilakukan pada tiga kedalaman antara lain tanah lapisan atas (0-5 cm),

lapisan kedua (30 cm), dan lapisan ketiga (60 cm). Pengambilan sampel tanah

kedua (8 bulan setelah pengambilan sampel tanah pertama) dilakukan pada LC

dan LL sebanyak 8 grid, ditambah 4 grid pada lokasi LL. Selain itu, juga

dilakukan pengambilan sampel tanaman sebanyak satu kali pada saat panen di 3

lokasi yaitu LC, LP, dan LL. Sampel tanaman pada LC dan LP diambil sebanyak

(31)

Analisis data dilakukan dengan membandingkan masing-masing gugus

data yang diperoleh menggunakan Uji-F. Jika terdapat perbedaan yang nyata

diantara sampel data, dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT (Duncan’s

Multiple New Range Test). Analisis data tersebut dilakukan dengan menggunakan

Software SAS.

Pelaksanaan

Penelitian diawali dengan pengambilan sampel tanah, pertama dilakukan

pada 28 September 2006 oleh JOB Pertamina-Petrochina East Java dan PT.

Sucofindo. Kemudian sampel tanah tersebut dianalisis kandungan logam beratnya

di Laboratotium PT. Sucofindo. Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel

tanaman pada saat panen sebanyak satu kali untuk di analisis akar, jerami dan

beras di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah Institut Pertanian Bogor untuk

mengetahui kandungan Ba, Cd, dan Cr yang di diserap oleh akar, jerami dan

beras. Pengambilan sampel tanah kedua dilakukan pada 8 Mei 2007 setelah

dilakukan pemanenan padi.

Pengamatan

Pengamatan pertumbuhan padi untuk mengetahui pengaruh Gas kick incident terhadap perkembangan pertumbuhannya, yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan, panjang malai, dan jumlah malai.

(32)

a. Kondisi Lahan Setelah terjadi Semburan (9 Agustus 2006)

b. Kondisi Lahan pada Februari-Maret 2007

Gambar 1. Kondisi lahan persawahan yang terkena gas kick incident (a), dan 8 bulan setelah semburan (b)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Kondisi Umum

Penelitian dilaksanakan di lahan persawahan yang diduga terkontaminasi

gas kick Sumur Sukowati#5 Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB-PPEJ) Bojonegoro. Lahan dan tanaman yang terkena gas kick pada tanggal 28 Juli 2006 terlihat seperti terbakar (Gambar 1a). Pada saat pengamatan periode

bulan Februari-Maret 2007 (8 bulan setelah terjadi semburan), lahan yang terbakar

dan pertumbuhan tanaman padi terlihat normal (Gambar 1b).

Secara umum pertumbuhan tanaman padi di daerah yang diduga

terkontaminasi gas kick di Sumur Sukowati#5 Bojonegoro terlihat normal. Varietas padi yang ditanam adalah varietas Ciherang, dipupuk Ponska dan urea

sebanyak 180 kg untuk keseluruhan pertanaman sebanyak 2 kali selama musim

tanam. Secara visual pertumbuhan tanaman pada lokasi LC dan LP tidak memiliki

perbedaan dengan tanaman yang berada di lokasi LL atau kontrol.

Dari hasil analisis sifat-sifat kimia tanah dapat diketahui bahwa tanah

memiliki pH antara 6.7-7.5, N total berkisar antara 0.08-0.14%, P tersedia 5.1-6.6

(33)

komposisi fraksi pasir, debu, dan liat berturut-turut 7.6-13.2% pasir, 13.8-26.7%

debu, 61.7-78.6% liat. Kandungan unsur mikro Cu antara 0.8-2.3 ppm, Zn

14.3-20.6 ppm, Mn 139-182 ppm dan Fe antara 34.1-46.2 ppm. Data analisis sifat-sifat

kimia tanah dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1.

Kandungan logam berat di dalam tanah pada pengamatan awal

Hasil analisis sampel tanah dari tiga lokasi pengambilan menunjukkan

bahwa tanah di lapisan tersebut mengandung unsur logam berat Ba, Cd, dan Cr.

Kandungan ketiga unsur logam berat di dalam tanah di masing-masing lokasi

tersebut dijadikan dasar pemikiran untuk membandingkan kondisi lahan sebelum

dan sesudah terjadinya gas kick.

a. Kandungan logam berat pada tanah lapisan atas (0 – 5 cm)

Gas kick incident tidak berpengaruh terhadap kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr yang ada pada tanah lapisan atas (Tabel lampiran 7, 8, dan 9), yang

mana kandungan masing-masing unsur logam berat tersebut tidak berbeda antara

LC, LP, dan LL. Logam Ba memiliki jumlah yang paling tinggi dibandingkan

dengan logam-logam yang lain. Kandungan total logam berat pada tanah lapisan

atas mulai dari yang tertinggi sampai terendah berturut-turut Ba>Cr>Cd. Data

kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr yang terdapat pada tanah lapisan atas

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr pada tanah lapisan atas (0 - 5 cm)

Lokasi Center (LC) Lokasi Pinggir (LP) Lokasi Luar (LL) Logam

Berat ---mg/kg---

Ba 540 290 380

Cd 4.83 3.62 3.07

Cr 13.68 9.43 2.69

Keteterangan : Kandungan logam berat di dalam tanah tidak berbeda menurut uji-F pada taraf 5 %.

Nilai kandungan logam berat rata-rata pada tanah lapisan atas tidak berbeda,

kandungan logam Ba tertinggi terdapat pada lokasi LC sedangkan terendah pada

(34)

terendah pada lokasi LL. Sedangkan kandungan logam Cr tertingi juga terdapat

pada lokasi LC dan terendah pada lokasi LL.

b. Kandungan logam berat pada tanah lapisan kedua (30 cm)

Gas kick incident tidak berpengaruh terhadap kandungan logam berat Cd di dalam tanah lapisan kedua (30 cm). Namun berpengaruh terhadap kandungan

logam Ba dan Cr di dalam tanah lapisan kedua (Tabel lampiran 10, 11, 12).

Kandungan Ba pada lokasi LC sebesar 670 mg/kg tidak berbeda dengan

lokasi LL sebesar 342 mg/kg. Kandungan Cr pada lokasi LC sebesar 5.34 mg/kg

tidak berbeda dengan lokasi LP sebesar 5.36 mg/kg, dan pada lokasi LL sebesar

4.75 mg/kg. Nilai kandungan Cr rataan tertinggi terdapat pada lokasi LP. Data

kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr yang terdapat pada tanah lapisan kedua

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr pada tanah lapisan kedua (30 cm)

Lokasi Center (LC) Lokasi Pinggir (LP) Lokasi Luar (LL) Logam berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata menurut uji DMRT pada taraf nyata 5%

c. Kandungan logam berat pada tanah lapisan ketiga (60 cm)

Gas kick incident tidak berpengaruh terhadap kandungan logam berat Cr di dalam tanah lapisan ketiga. Gas kick incident berpengaruh terhadap kandungan logam Ba dan Cd di dalam tanah (Tabel lampiran 13, 14, dan 15). Hasil uji lanjut

menunjukkan bahwa kandungan logam Ba pada lokasi LC sebesar 530 mg/kg

lebih tinggi dari pada lokasi LP sebesar 322 mg/kg dan LL 329 mg/kg.

Kandungan logam Ba tertinggi terdapat pada lokasi LC dan terendah terdapat

pada lokasi LP. Demikian juga kandungan logam Cd pada lokasi LC sebesar 1.09

(35)

0.89mg/kg. Meskipun demikian, nilai kandungan Cd rataan tertinggi terdapat pada

lokasi LP. Data kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr yang terdapat pada tanah

lapisan ketiga dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr pada tanah lapisan ketiga (60 cm)

Lokasi Center (LC) Lokasi Pinggir (LP) Lokasi Luar (LL) Logam berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata menurut uji DMRT pada taraf nyata 5%

Kandungan logam berat dalam tanah pada pengamatan kedua

Sampel tanah kedua diambil pada tanggal 8 Mei 2007. Pengambilan sampel

tanah kedua dilakukan hanya pada dua lokasi, yaitu LC dan LL. Hal ini dilakukan

dengan asumsi bahwa lokasi LP cenderung mengandung logam berat dengan

jumlah yang sama dengan LC seperti yang terdapat pada pengambilan sampel

tanah pertama. Tanah diambil pada 12 grid sampel dengan 8 grid pada lokasi

center (LC) dan 4 grid pada lokasi luar (LL) atau kontrol. Pengambilan sampel

tanah dilakukan hanya pada kedalaman 30 cm. Analisis tanah tahap kedua juga

meliputi kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa gas kick incident tidak

pengamatan tahap kedua dapat dilihat pada Tabel 4.

(36)

Tabel 4. Kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr hasil pengamatan tanah kedua

Lokasi Center (LC) Lokasi Luar (LL)

Logam Berat

---mg/kg---

Ba 828 277

Cd 1.55 1.76

Cr 10.21 8.53

Keteterangan : Kandungan logam berat di dalam tanah tidak berbeda menurut uji-F pada taraf 5 %.

Kandungan logam berat dalam tanaman

Kandungan logam berat di dalam tanaman pada saat panen diketahui

berdasarkan hasil analisis pengamatan sampel yang diambil dari tiga lokasi yaitu

LC, LP, dan LL. Logam berat yang dianalisis yaitu Ba, Cd, dan Cr. Serapan

logam berat dicerminkan oleh kandungan unsur tersebut di dalam tanaman yaitu

akar, jerami dan beras.

a. Kandungan logam berat dalam akar tanaman

Gas kick incident tidak berpengaruh terhadap kandungan logam berat dalam akar tanaman (Tabel lampiran 19, 20, dan 21). Kandungan logam berat di dalam

akar tanaman terlihat tersebar merata di setiap lokasi yang diambil sampelnya.

Data rataan kandungan logam berat dalam akar tanaman disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr dalam akar tanaman Lokasi Center (LC) Lokasi Pinggir (LP) Lokasi Luar (LL) Logam

Berat ---mg/kg---

Ba 0.08 0.07 0.08

Cd 0.31 0.31 0.30

Cr 5.39 5.53 5.39

Keteterangan : Kandungan logam berat di dalam tanah tidak berbeda menurut uji-F pada taraf 5 %.

b. Kandungan logam berat dalam jerami padi

Berdasarkan hasil analisis ragam diketahui bahwa gas kick incident

berpengaruh terhadap kandungan logam Cr di dalam jerami padi. Berbeda dengan

Cr, gas kick incident tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan logam Ba dan Cd di dalam jerami (Tabel lampiran 22, 23, dan 24). Data kandungan logam berat

rataan dalam jerami padi disajikan pada Tabel 6.

(37)

Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa kandungan logam Cr pada lokasi LC

berbeda nyata dengan kandungan logam Cr pada lokasi LP dan LL. Meskipun

demikian, nilai kandungan Cr rataan tertinggi terdapat pada lokasi LL dan

terendah terdapat pada lokasi LP.

Tabel 6. Kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr dalam batang/jerami Lokasi Center (LC) Lokasi Pinggir (LP) Lokasi Luar (LL) Logam

Berat ---mg/kg---

Ba 0.02 0.02 0.02

Cd 0.08 0.07 0.07

Cr 0.47a 0.56b 0.62b

Keterangan : Nilai rataan pada baris yang sama yang diikuti dengan huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata menurut uji DMRT pada taraf nyata 5%

c. Kandungan logam berat dalam beras

Berdasarkan hasil analisis di Laboratorium diketahui bahwa kandungan

logam berat di dalam beras tidak terukur, baik untuk Ba, Cd, dan Cr. Data

kandungan logam berat rataan dalam jerami padi disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr dalam beras

(38)

Pembahasan

Kandungan logam berat dalam tanah

Secara umum gas kick incident tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan logam berat yang ada di dalam tanah, baik pada pengamatan awal dan pengamatan

kedua. Untuk mengetahui kandungan logam berat pada lumpur sumur Sukowati#5

digunakan data kandungan logam berat pada lumpur sumur Sukowati#3 dan

Sukowati#4 sebagai acuan. Data total kandungan logam berat beberapa lumpur

bor OBM di JOP-PPEJ disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Total kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr beberapa lumpur bor OBM di JOB-PPEJ

No Logam Berat Satuan Sukowati#3 Sukowati#4 Rataan

1 Ba Ppm 35 68 51.5

2 Cd Ppm 0.1 0.2 0.15

3 Cr Ppm 9 7 8

Sumber : ALS Indonesia (Sukowati#3 (2005) dan Sukowati#4 (2005))

Pada Tabel 8 terlihat bahwa logam berat Ba, dan Cd yang terkandung dalam

lumpur beberapa sumur bor OBM jauh lebih rendah dibandingkan dengan

kandungan logam berat Ba dan Cd yang ada di dalam tanah. Hal ini berbeda

dengan kandungan logam Cr yang lebih tinggi dalam lumpur dibandingkan

dengan yang ada di dalam tanah. Kandungan logam berat dalam lumpur bor OBM

menggambarkan kandungan logam berat yang ada di dalam tanah tidak

seluruhnya berasal dari gas kick (lumpur) yang tersembur ke lahan pertanian pada bulan September 2006. Gas kick incident pada sumur Sukowati#5 yang membakar lahan pertanian pada saat itu, kemungkinan membawa serta logam berat Ba, Cd,

dan Cr. Akan tetapi jika melihat kondisi fisik tanaman pada saat pengamatan

bulan Februari 2007 memperlihatkan bahwa gas kick incident tidak berpengaruh terhadap kerusakan lahan dalam jangka panjang.

Analisis tanah terhadap sampel tanah yang diambil pada tanggal 28

September 2006 (awal) memperlihatkan bahwa gas kick incident tidak berpengaruh terhadap akumulasi logam berat di dalam tanah. Akumulasi logam

berat di dalam tanah dapat berasal dari berbagai sumber seperti pupuk atau

(39)

Taylor dan Percival (2001) terdapat korelasi antara empat logam diantaranya : P

dan Cd (R2=0.978), P dan Zn (R2=0.962), P dan Cr (R2=0.712), P dan Pb (R2=0.538), P dan Cu (R2=0.267). Hubungan ini menunjukkan bahwa pupuk fosfat merupakan sumber utama Cd dan Zn di dalam tanah. Tingkatan Cr, Cu, dan Pb di

dalam tanah mungkin lebih dipengaruhi oleh bahan induk dari pada pupuk fosfat

yang diberikan.

Hasil analisis tanah dari sampel tanah yang diambil tanggal 8 Mei 2007

(kedua) juga memperlihatkan tidak ada pengaruh gas kick incident terhadap akumulasi kandungan logam berat di dalam tanah. Nilai rataan pada pengamatan

menunjukkan adanya peningkatan jumlah logam berat Ba, Cd, dan Cr yang ada di

dalam tanah pada kedalaman 30 cm dari pengamatan awal di kedalaman yang

sama. Peningkatan ini semakin meyakinkan bahwa kandungan logam berat di

dalam tanah bukan bersumber dari gas kick incident, melainkan terdapat sumber lain yang memungkinkan terjadinya akumulasi logam berat tersebut di dalam

tanah, seperti dari pupuk atau bahan induk tanah.

Keseimbangan dinamis antara Cd dalam larutan tanah dan pada fase padatan

tanah tergantung pada : pH tanah, sifat kimia alami dari beberapa jenis logam,

kestabilan kompleks Cd, daya ikat dari grup fungsional, dan kekuatan ionis dari

larutan serta kompetisi antar ion (Alloway, 1995). Hal ini menjelaskan bahwa

akumulasi sebagian besar Cd di dalam tanah tergantung pada sifat-sifat tanah

tersebut.

Logam berat dalam tanah dan jaringan tanaman

Tanaman padi secara umum tidak mengabsorbsi logam berat dalam jumlah

yang besar. Data pengamatan memperlihatkan bahwa kandungan logam berat

dalam akar tanaman cenderung lebih rendah dibandingkan dengan yang ada di

dalam tanah. Dibandingkan dengan Ba dan Cd, kandungan logam Cr yang

diabsorbsi oleh akar terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan logam Cr pada

pengamatan tanah pertama. Jumlah kandungan logam berat pada jerami juga lebih

rendah dibandingkan dengan yang ada di dalam tanah.

Untuk mengetahui perbandingan logam berat Ba, Cd, dan Cr di dalam tanah

(40)

mg/kg mejadi kg/ha. Konversi logam berat di dalam tanah dihitung dengan asumsi

bobot isi tanah 1.2 g/cm3 dan kedalaman akar 30 cm sehingga didapat bobot tanah 36 x 105 kg/ha. Konversi pada akar tanaman dihitung dengan asumsi bobot akar 4.93 g/batang dan populasi tanaman padi 25000 batang/ha sehingga didapat bobot

akar 123.25 kg/ha. Selain itu, konversi pada jerami dihitung dengan asumsi bobot

jerami 55.16 g/batang dan populasi tanaman padi 25000 batang/ha sehingga

didapat bobot jerami 1379 kg/ha.

a. Ba

Pada lokasi LC terlihat bahwa kandungan logam Ba pada pengamatan tanah

awal sebesar 670 mg/kg lebih rendah dibandingkan dengan pengamatan kedua

sebesar 828 mg/kg (Gambar 2). Hal ini berbeda dengan pada lokasi LL yang lebih

rendah pada pengamatan kedua dibandingkan dengan pada pengamatan pertama.

Jika melihat data yang disajikan, terlihat bahwa kandungan logam Ba pada lahan

pasca gass kick incident cenderung meningkat. Hal ini menggambarkan bahwa

gas kick tidak sepenuhnya berkontribusi dalam peningkatan jumlah logam Ba yang ada di dalam tanah. Data analisis tanah awal dan kedua dapat dilihat pada

(Tabel Lampiran 2 dan 6).

Gambar 2. Perbandingan Kandungan Logam Ba pada Pengamatan Tanah Awal, Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL.

(41)

Logam Ba yang diabsorbsi oleh tanaman jauh lebih rendah dibandingkan

dengan kandungannya di dalam tanah. Jumlah Ba tertinggi di identifikasi pada

pengamatan tanah kedua yaitu 828 mg/kg sedangkan yang terendah terdapat pada

jerami yaitu 0.02 mg/kg. Kandungan logam Ba pada lokasi LL yang di absorbsi

oleh tanaman juga lebih rendah dibandingkan kandungan yang ada di dalam

tanah. Berbeda dengan LC, kandungan logam Ba pada LL lebih tinggi pada

pengamatan, tanah pertama yaitu 342 mg/kg dan terendah pada jerami tanaman

yaitu 0.02 mg/kg.

Hasil konversi kandungan logam Ba dalam (kg/ha) menunjukkan bahwa

penyerapan logam Ba oleh tanaman jauh lebih rendah daripada kandungan logam

Ba yang terdapat di dalam tanah baik pada lokasi LC maupun lokasi LL.

Perbandingan kandungan logam Ba dalam (kg/ha) dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Perbandingan Kandungan Logam Ba pada Pengamatan Tanah

Awal, Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL

dalam kg/ha.

b. Cd

Logam Cd yang pada pengamatan tanah awal di lahan terkontaminasi gas kick pada lokasi LC dan LL terlihat lebih rendah dibandingkan dengan pada pengamatan kedua. Rataan Cd pada pengamatan tanah awal yaitu 1.01 mg/kg

sedangkan pada pengamatan kedua yaitu 1.55 mg/kg. Kandungan logam berat Cd

(42)

0.93

tanaman dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5.

Gambar 4 . Perbandingan Kandungan Logam Cd pada Pengamatan Tanah Awal, Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL.

Gambar 5. Perbandingan Kandungan Logam Cd pada Pengamatan Tanah

Awal, Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL

dalam kg/ha.

Kandungan logam Cd pada lokasi LC yang di absorbsi oleh akar dengan

nilai 0.31 mg/kg terlihat sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan yang terserap

oleh jerami dengan nilai 0.08 mg/kg. Lokasi LL juga memiliki pola yang identik

dengan lokasi LC. Hal ini menggambarkan bahwa kandungan logam Cd di dalam

tanah tidak berpengaruh terhadap absorbsi logam Cd oleh tanaman. Hasil konversi

(43)

10.21

tanaman sebesar 0.000097 kg/ha jauh lebih rendah dibandingkan deng terdapat di

dalam tanah awal sebesar 3.36 kg/ha.

Menurut laporan Peralta et al., (2000) aplikasi Cd pada alfalfa dengan takaran 5 ppm meningkatkan pertumbuhan akar 22.0% sedangkan pemberian Cd

pada takaran 10 ppm menurunkan ukuran akar 6.0% dibandingkan dengan

kontrol. Selanjutnya pemberian Cd dengan takaran 20 dan 40 ppm terus

menurunkan ukuran akar.

c. Cr

Kandungan logam Cr di dalam tanah pada lokasi LC dan LL pada

pengamatan awal lebih rendah dibandingkan dengan pengamatan tanah kedua

Gambar 5. Kandungan logam Cr lokasi LC pada pengamatan tanah awal 5.34

mg/kg sedangkan pada pengamatan kedua 10.21 mg/kg. Kandungan logam Cr

pada lokasi LL pengamatan tanah awal 4.75 mg/kg dan pada pengamatan tanah

kedua 8.53 mg/kg. Selisih kandungan Cr antara pengamatan tanah awal dan

pengamatan tanah kedua memperlihatkan bahwa gas kick incident tidak berkontribusi pada akumulasi logam berat di dalam tanah (Gambar 6).

Gambar 6. Perbandingan Kandungan Logam Cr pada Pengamatan Tanah Awal, Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL.

(44)

Logam Cr yang di absorbsi oleh akar tanaman lebih tinggi dibandingkan

dengan yang terdeteksi pada pengamatan tanah pertama. Pada pengamatan tanah

pertama nilai rataan kandungan Cr yaitu 5.34 mg/kg, sedangkan yang di absorbsi

oleh tanaman 5.39 mg/kg. Kandungan Cr dalam akar cenderung lebih rendah

dibandingkan dengan pengamatan tanah kedua yaitu 10.21 mg/kg. Hasil konversi

logam Cr dalam (kg/ha) menunjukkan bahwa Cr yang diserap baik oleh akar

sebesar 0.000066 kg/ha dan jerami sebesar 0.00085 kg/ha baik pada lokasi LC

maupun lokasi LL jauh lebih rendah dibandingkan dengan yang terdapat di dalam

tanah pada pengamatan tanah pertama dan kedua. Absorbsi logam berat oleh

jaringan tanaman terlihat tidak dipengaruhi oleh adanya kejadian gas kick. Perbandingan kandungan logam Cr dalam tanah dan jaringan tanaman dalam

(kg/ha) dapat dilihat pada Gambar 7. Menurut laporan Gyawali and Lekhak

(2006), peningkatan Cr lebih mengurangi panjang akar dibandingkan dengan

batang dan pada akhirnya semua kultivar kehilang akarnya pada pemberian 200

ppm larutan Cr, meskipun pada konsentrasi tersebut batangnya telah muncul.

Gambar 7. Perbandingan Kandungan Logam Cr pada Pengamatan Tanah

Awal, Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL

dalam kg/ha.

(45)

d. Logam berat di dalam beras

Hasil analisis kandungan logam berat Ba, Cd, dan Cr di dalam beras tidak

terukur (Tabel 7). Hal ini menunjukkan bahwa logam berat yang terdapat di dalam

jerami dan akar tidak sampai terserap sampai ke dalam beras. Hal ini menjelaskan

bahwa beras yang diproduksi dapat dikonsumsi dengan aman oleh manusia.

Kandungan logam berat dengan konsentrasi tinggi di dalam pangan yang di

konsumsi manusia dapat menyebabkan gangguan pada organ tubuh dan kesehatan

manusia. Oleh sebab itu, terdapat batasan maksimum asupan logam berat oleh

manusia per hari yang sering disebut dengan acceptable daily intake (ADI). WHO (2004) menjelaskan bahwa pembatasan asupan Ba untuk orang

dewasa diketahui adalah 0.75 mg/hari atau antara 0.44-1.8 mg/hari. Logam Ba

yang di konsumsi pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan vasokonstriksi

(penyempitan pembuluh darah) oleh karena rangsangan langsung terhadap otot

arteri, gerakan peristaltik menghasilkan rangsangan keras terhadap serabut otot

halus dan kejang serta lumpuh saraf keseluruhan menyusul rangsangan terhadap

sistem saraf pusat.

Menurut WHO (1987), acceptable daily intake (ADI) atau asupan logam Cd rata-rata harian manusia yang berasal dari makanan diperkirakan antara 0.01-0.05

mg/hari. Konsumsi Cd yang melebihi ADI dapat berdampak buruk bagi kesehatan

manusia. Menurut World Bank Group (1998), ginjal merupakan organ tubuh yang

paling kritis terkena gangguan akibat keracunan Cd. Sari dan Keman (2005)

menambahkan bahwa akumulasi gejala keracunan terus menerus dan kronis oleh

logam Cd menyebabkan penyakit itai-itai (artinya ’aduh-aduh’) yang

menggambarkan penderitaan atau rasa nyeri di daerah persendian pasien yang

disebabkan terjadinya proses osteomalacia.

Selain Ba dan Cd, logam Cr juga memiliki batas maksimum untuk di

konsumsi manusia. Menurut Morry (1999) pembatasan asupan Cr pada manusia

diperkirakan antara 0.005-0.5 mg/hari, dengan jumlah yang dikonsumsi biasanya

sekitar 0.1 mg/hari. Krejpcio (2001) menambahkan bahwa rata-rata batasan

asupan Cr perhari yang diperkirakan dari penduduk di 14 negara berbeda berkisar

(46)

kulit, pembuluh darah dan ginjal. Efek Cr terhadap sistem saluran pernafasan

(respiratory sistem effects) berupa kanker paru-paru dan uklus kronis/perforasi pada septum nasal. Pada kulit (skin effects), berupa ulkus kronis pada permukaan kulit. Pada pembuluh darah (vascular effects) berupa penebalan oleh plag pada pembuluh aorta (atheroscletoric aortic plaque). Sedangkan pada ginjal (kidney effects), kelainan berupa nekrosis tubulus ginjal.

(47)

KESIMPULAN

Kandungan Ba, Cd dan Cr di dalam tanah pada 2 bulan dan 10 bulan

setelah gas kick incident tidak dipengaruhi oleh kejadian tersebut. Namun, akumulasi kandungan logam berat di dalam tanah pada pengamatan kedua (10

bulan setelah gas kick incident) terjadi peningkatan. Pada lokasi LC logam Ba meningkat dari 670 mg/kg menjadi 828 mg/kg, logam Cd meningkat dari 1.01

mg/kg menjadi 1.55 mg/kg, dan logam Cr meningkat dari 5.34 mg/kg menjadi

10.21 mg/kg. Pada lokasi LL, logam Ba cenderung menurun dari 342 mg/kg

menjadi 277 mg/kg, logam Cd meningkat dari 0.93 mg/kg menjadi 1.76 mg/kg,

dan logam Cr meningkat dari 4.75 mg/kg menjadi 8.53 mg/kg.

Kandungan Ba dan Cd akar tanaman lebih rendah dibandingkan dengan

yang ada di dalam tanah. Kandungan logam Cr di dalam akar tanaman sebesar

5.39 mg/kg lebih tinggi dibandingkan dengan yang ada di dalam tanah pada

pengamatan 2 bulan setelah kejadian sebesar 4.75 mg/kg, tetapi tidak lebih tinggi

dibandingkan dengan kandungan logam Cr pada pengamatan 10 bulan setelah

kejadian gas kick. Namun, hasil konversi logam Ba, Cd, dan Cr dalam (kg/ha) menunjukkan bahwa penyerapan logam berat oleh jaringan tanaman jauh lebih

rendah dibandingkan dengan yang terdapat di dalam tanah baik di dalam tanah

pada pengamatan awal maupun pada pengamatan kedua..

Kandungan logam Ba, Cd, dan Cr di dalam batang tanaman cenderung

lebih rendah dibandingkan dengan kandungan logam tersebut di dalam akar

tanaman. Sedangkan untuk kandungan logam Ba, Cd, dan Cr di dalam beras tidak

terukur, artinya bahwa beras yang dihasilkan dari lahan sawah tersebut tidak

mengandung Ba, Cd, dan Cr dengan pengaruh yang dapat diabaikan. Berdasarkan

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Alloway, B. J. 1995. Heavy Metals in Soils. Chapman and Hall India. Australia.

368p

American Geological Institut. 1976. Dictionary of Geological Terms, p. 1. dalam. Notohadiprawiro, T. 1993. Logam Berat Dalam Pertanian.

http://www.soil.faperta.ugm.ac.id.pdf. [30 Januari 2007]

Badan Pusat Statistik Nasional. 2006. Data Luas Areal Produksi Padi di

Indonesia. http://www.bps.go.id. [19 Februari 2007]

Chang, A. C., Granato, T. C. and Page, A. L. 1992. A Methodology for

Establishing Phytotoxicity Criteria for Chromium, Copper, Nickel and

Zinc in Agricultural Land Application of Municipal Sewage Sludge. p. 34.

In Sheila M. Ross (Ed). Toxic Metals In Soil-Plant Systems. 1994. John Wiley & Sons. Chichester.

Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Pertama. Penerbit

Universitas Indonesia (UI-PRESS). Jakarta. 140p

Darmono. 2006. Lingkungan Hidup dan Pencemaran : Hubungannya dengan

Toksikologi Senyawa Logam. Pertama. Penerbit Universitas Indonesia

(UI-PRESS). Jakarta. 179p

Gyawali, R. and H. D. Lekhak. 2006. Chromium Tolerance of Rice (Oryza sativa

L.) Cultivars From Kathmandu Valley, Nepal. Scientific World. 4 :

102-108.

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Baru. Akademika Pressindo. Jakarta. 286p

(49)

Kabata Penias, A and Pendia, H. 1992. Trace Elements in Soils Plants, p. 32. In B. J. Alloway (Ed). Heavy Metals in Soils. 1995. Chapman and Hall India. Australia.

Krejpcio, Z. 2001. Essentiality of Chromium for Human Nutrition and Health.

Polish Jurnal of Environmental Studies. 10(6): 399-404.

Kurnia, U. 2003. Studi Kerusakan Lingkungan Pertanian Akibat Limbah Industri

dan Pertambangan. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Lingkungan

Pertanian, Surakarta ; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat Loka

Penelitian Pencemaran Lingkungan Pertanian dengan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret. Vol. 1 : 9-25

Morry, D. 1999. Public Health Goal for Chromium In Drinking Water. Office of

Environmental Health Hazard Assessment California Environmental

Protection Agency.

Nasution, I., M. Al-Jabri, dan A.Wihardjaka. 2003. Identifikasi Pencemaran

Logam Berat Pada Tanaman Padi Sawah di DAS Bengawan Solo.

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Lingkungan Pertanian, Surakarta

; Loka Penelitian Pencemaran Lingkungan Pertanian dengan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret. Vol. 1 : 213-229

Notohadiprawiro, T. 1993. Logam Berat Dalam Pertanian. Pusat Penelitian

Kelapa Sawit. Medan.

Nurjaya, A. Kasno, S. Dwiningsih, dan U. Hasanudin. 2003. Status dan Sebaran

Logam Berat Pb Pada Sentra Tanaman Bawang Merah di Kabupaten Tegal

dan Brebes. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Lingkungan

Pertanian, Surakarta ; Loka Penelitian Pencemaran Lingkungan Pertanian

(50)

Peralta, J. R, J. L. Gardea-Torresdey, K. J. Tiemann, E. Gomes, S. Arteaga, E.

Rascon, and J. G. Parsons. 2000. Study of The Effects of Heavy Metals on

Seed Germination and Plant Growth on Alfalfa Plant (Medicago sativa) Grown in Solid Media. Proceding of The 2000 Conference on Hazardous

Waste Water Research. 135-140.

Salam, A. K, N. Sriyani, S. Djuniwati, dan D. Wiharso. 1999. Pertumbuhan

Lapang Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.) di Tanah Terpolusi oleh Logam Berat Asal Limbah Industri. Jurnal Manajemen dan Kualitas

Lingkungan 1(1): 49-56

Sari, F. I, dan S. Keman. 2005. Efektifitas Larutan Asam Cuka Untuk

Menurunkan Kandungan Logam Berat Cadmium Dalam Daging Kerang

Bulu. Jurnal Kesehatan Lingkungan 1(2): 120-129

Siregar, H. 1981. Budidaya Tanaman Padi Di Indonesia. PT. Sastra Hudaya. 320p

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Institut

Pertanian Bogor. Bogor. 591p.

Sudarmaji, J. Mukono, dan Corie, I. P. 2006. Toksikologi Logam Berat B3 dan

Dampaknya Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan 2(2):

129-142.

Suhendrayatna. 2001. Bioremoval Logam Berat Dengan Menggunakan

Microorganisme :Suatu Kajian Kepustakaan. Seminar on-Air Bioteknologi

Untuk Indonesia Abad 21 (1-14 Februari 2001). Sinergi Forum-PPI Tokyo

Institut Of Technology.

Tan, K. H. 2000. Environmental Soil Science. Second. Marcel Dekker, Inc. New

York. 452p

Gambar

Gambar 1.  Kondisi lahan persawahan yang terkena  gas kick incident (a), dan   8 bulan setelah semburan (b)
Gambar 2.  Perbandingan Kandungan Logam Ba pada Pengamatan Tanah Awal, Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL.
Gambar 3. Perbandingan Kandungan Logam Ba pada Pengamatan Tanah
Gambar 4 .  Perbandingan Kandungan Logam Cd pada Pengamatan Tanah Awal, Kedua, Akar Tanaman, dan Jerami di Lokasi LC dan LL
+6

Referensi

Dokumen terkait

The contents of Interlanguage XII were analyzed using the theory by Adaskou et al (1990) who defined culture into four cultural senses, namely aesthetic, sociological, semantic

Hubungan dukungan tenaga kesehatan tentang inisiasi menyusu dini dengan IMD pada Bayi Baru Lahir di wilayah kerja Puskesmas Megang Kota Lubuklinggau Sumatera

[r]

Adapun faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik anak menjadi normal atau tidak normal, bukan hanya dari pemberian stimulasi dengan jasa perawatan baby spa

Pandangan Islam terhadap sains dan teknologi adalah bahwa Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan

Hasil penelitian menunjukkan tingkat nyeri responden saat pemasangan infus pada kelompok kontrol sebagian besar mengalami sakit yang paling sakit.Nyeri merupakan

Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan guru, orang tua, staf sekolah lainnya, dan pihak institusi di luar sekolah (pemerintah, dan swasta) untuk memperoleh

Dari hasil penelitian ini yang dilakukan mulai dari tahap awal hingga pengujian penerapan sistem pendukung keputusan untuk menentukan ranking calon penerima