• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DAN MAKE A MATCH DI SMP SWASTA KRAKATAU MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DAN MAKE A MATCH DI SMP SWASTA KRAKATAU MEDAN."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DAN MAKE A MATCH DI SMP SWASTA KRAKATAU MEDAN

Oleh:

Dian Rahmad Fadly Dalimunthe 409311010

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Dian Rahmad Fadly Dalimunthe, dilahirkan di Medan, 13 Maret 1992. Ayah bernama All Imran, S.H dan Ibu bernama Tetty Suryani merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk SD Negeri 060856 Medan dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis melanjutkan sekolah di MTsN 2 Medan dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta Krakatau Medan dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Negeri Medan (UNIMED) dan lulus pada tanggal 30 Maret 2016.

(4)

iii

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DAN MAKE A MATCH DI SMP SWASTA

KRAKATAU MEDAN

Dian Rahmad Fadly Dalimunthe (NIM. 409311010) ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar menggunakan model kooperatif tipe NHT dan Make A Match di kelas VIII SMP Swasta Krakatau Medan, untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan aktivitas belajar matematika siswa yang menggunakan model kooperatif tipe NHT dan Make A Match di kelas VII SMP Swasta Krakatau Medan, dan untuk mengetahui proses penyelesaian jawaban siswa dalam menyelesaikan soal matematika yang diajar menggunakan model kooperatif tipe NHT dan Make A Match di kelas VIII SMP Swasta Krakatau Medan Sampel dalam penelitian ini ada dua kelas di kelas VIII yang dipilih secara random. Kelas eksperimen I yang diajar menggunakan model kooperatif tipe NHT dan kelas eksperimen II yang diajar menggunakan model kooperatif tipe Make A Match. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan tes essay untuk melihat kemampuan pemecahan masalah, lembar observasi aktivitas siswa untuk melihat aktiviitas belajar siswa, dan menganalisis isi lembar jawaban siswa untuk mengetahui proses penyelesaian jawaban siswa. Sebelum digunakan, tes dan lembar observasi telah diujicobakan kepada siswa dan guru SMP Swasta Krakatau Medan dan Dosen Jurusan Matematika UNIMED.

Dari analisa data postest dengan menggunakan uji-t pada taraf  = 0,05 diperoleh nilai thitung = 2,233 dan ttabel = 2,0021. Nilai thitung˃ ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar menggunakan model kooperatif tipe NHT dan Make A Match di kelas VIII SMP Swasta Krakatau Medan, analisa data aktivitas siswa diperoleh nilai thitung = 4,623 dan ttabel = 2,0021. Nilai thitung ˃ ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan aktivitas belajar matematika siswa yang menggunakan model kooperatif tipe NHT dan Make A Match di kelas VII SMP Swasta Krakatau Medan, dan analisa lembar jawaban siswa dapat disimpulkan bahwa pada kelas eksperimen I dan eksperimen II sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan di setiap aspek pemecahan masalah pada setiap butir soal.

(5)

iii

THE DIFFERENCES OF PROBLEM SOLVING COMPETENCY AND STUDENT’S ACTIVITY IN LEARNING MATHEMATIC TAUGHT BY COOPERATIVE

LEARNING MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER AND MAKE A MATCH TYPE IN SMP SWASTA KRAKATAU MEDAN

Dian Rahmad Fadly Dalimunthe (Reg. Number : 409311010)

ABSTRACT

The study was an experimental research. the objective of the study was to know whether there was a difference of students' problem solving competency in math taught by using cooperative model NHT type and Make A Match in grade VIII SMP Swasta Krakatau Medan, to know whether there was a difference of students' learning activity which used cooperative model NHT type and Make A Match in grade VIII SMP Swasta Krakatau Medan, and to know the process of students' answers in solving mathematic problem which taught by using cooperative model NHT type and Make A Match in grade VIII SMP Swasta Krakatau Medan.

The samples of this study were two classes of grade VIII which were chosen randomly. The experimental group I taught by using cooperative model NHT type and the experimental group II taught by using cooperative model Make A Match type. In order to obtain the data in this research, essay test was used to see the students' competencies in solving the problem, observation sheet of students' activities to see their learning activities, and the students' answer sheets were analyzed in order to know the students' answering process. Previously, the observation sheet and the test were tested to the students and teachers of SMP Swasta Krakatau Medan and the lecturers of Mathematic Department, State University of Medan.

Based on the post-test data analysis which used T-test as  = 0,05, it was obtained the score of Tcount = 2,233 and Ttable = 2,0021. Score of Tcount ˃ Ttable, then H0 was rejected and Ha was accepted. It can be concluded that the difference of problem solving competency in mathematic taught by using cooperative model NHT type and Make A Match in grade VIII SMP Swasta Krakatau Medan, based on the data analysis of students' activity, it was obtained score of Tcount = 4,623and Ttable = 2,0021. Score of Tcount ˃ Ttable, therefore H0 was rejected and Ha was accepted, and it can be concluded that there was a difference of students' learning activity in math which used cooperative model NHT type and Make A Match in grade VIII SMP Swasta Krakatau Medan, and based on the analysis of the students' answer sheet, it can be concluded that both the experimental group I and the experimental group II had advantages and disadvantages in each aspect of problem solving on every count of the questions.

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karuniaNya yang memberikan kemampuan dan kesehatan kepada penulis sehingga skripsi dengan judul ”Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Aktivitas Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dan Make A Match di Kelas VIII SMP Swasta Swasta Krakatau Medan” ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu sudah sewajarnya apabila penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. E. Elvis Napitupulu, MS selaku pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini sejak awal penulisan sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. S. Saragih, M.Pd, Bapak Dr. M. Manullang, M.Pd, dan Bapak Dr. Syafari, M.Pd, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran guna kesempurnaan dalam penulisan skripsi ini.

(7)

v

yang membebaskan tanah air sehingga pemuda bangsa bisa menempuh pendidikan yang layak sampai ke Perguruan Tinggi.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda All Imran Dalimunthe, S.H dan Ibunda Tetty Suryani Hutasuhut yang terus memberikan bantuan moril, materil, dukungan dan motivasi serta doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga kepada adik-adik saya Muhammad Fauzi Dalimunthe, S.Kom, Ridho Aulia Dalimunthe, Putra Hidayatullah Dalimunthe. Teristimewa juga penulis ucapkan terima kasih kepada Opung Alm. Ali Umar Dalimunthe dan Siti Aminah Siregar serta Opung Alm. Mikrat Hutasuhut dan Nurintan Hasibuan, berkat opung-opung tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa serta seluruh keluarga besar Ayah dan Ibu uwak, uda, bou, bujing, dan tulang demi keberhasilan penulisan skripsi ini.

Terima kasih kepada kekasih tercinta penulis ucapkan kepada Debby Suci Martalina, S.Pd yang rela menemani penulis di dalam suka dan duka. Terima kasih penulis ucapkan kepada kakanda, adinda, dan kawan-kawan di HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), Sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa Marching Band Widya Swara Bahana UNIMED, HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) Matematika dan kawan-kawan Jurusan Matematika 2009.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa.Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, 30 Maret 2016 Penulis,

(8)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Bagan x

Daftar Gambar xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...6

1.3 Batasan Masalah...7

1.4 Rumusan Masalah ...7

1.5 Tujuan penelitian ...7

1.6 Manfaat Penelitian ...8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...9

2.1 Kerangka Teoritis ...9

2.1.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ...9

2.1.2 Aktivitas Belajar...11

2.1.3 Proses Jawaban Siswa ...12

2.1.4 Instrumen Tes ...14

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) ...16

2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a match ...20

2.1.7 Kartu Soal dan Kartu Jawaban Sebagai Media Pembelajaran ... 22

2.1.8 Luas Permukaan Kubus ...25

2.1.9 Volume Kubus ...25

2.1.10 Luas Permukaan Balok ...26

2.1.11 Volume Balok ...27

2.2 Kerangka Konseptual ...28

2.3 Hipotesis ...29

BAB III METODE PENELITIAN ...31

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...31

3.2 Populasi dan Sampel ...31

(9)

vii

3.2.2 Sampel ...31

3.3 Variabel Penelitian ...31

3.4 Jenis dan Desain Penelitian ...32

3.5 Prosedur Penelitian...32

3.6 Instrumen Pengumpul Data ...34

3.6.1 Tes ...34

3.6.2 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa...35

3.6.3 Lembar Observasi Aktivitas Guru ...37

3.6.3.1 Validitas Tes...37

3.6.3.2 Reliabilitas Tes ...39

3.6.3.3 Indeks (Tingkat) Kesukaran ...39

3.6.3.4 Daya Beda Soal (Indeks Diskriminan) ...40

3.7 Tekhnik Analisis Data ...40

3.7.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa ...42

3.7.2 Aktivitas Belajar Siswa ... 43

3.7.3 Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika dan Aktivitas Belajar Siswa ...45

3.7.3.1Uji Normalitas ... 45

3.7.3.2Uji Homogenitas ...45

3.7.3.3Pengujian Hipotesis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa ...46

3.7.3.4 Pengujian Hipotesis Aktivitas Belajar Siswa ...46

3.7.4 Aktivitas Guru ...47

3.8 Definisi Operasional... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...50

4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ...50

4.1.1 Nilai Tes Kemampuan Awal Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II ...50

4.1.2 Nilai Postest Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II ...51

4.1.3 Aktivitas Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II ...52

4.1.4 Rata-Rata Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Setiap Aspek ...53

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian ...53

4.2.1 Uji Normalitas ...53

4.2.2 Uji Homogenitas ...56

4.2.3Pengujian Hipotesis ...58

4.2.3.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa ...58

4.2.3.2 Aktivitas Belajar...59

4.2.3.3 Proses Penyelesaian Jawaban Siswa ...60

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ...84

BAB V KESIMPULAN ...90

(10)

viii

5.2 Saran ...91

(11)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ... 18

Tabel 2.2 Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) dan Make a match ... 23

Tabel 3.1 Desain Kelompok Eksperimen Tes Kemampuan Awal-Postest .... 32

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Postest ... 35

Tabel 3.3 Lembar Observasi Aktivitas Belajar ... 36

Tabel 3.4 Kriteria Pemberian Skor Kemampuan Pemecahan Masalah ... 36

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kriteria Skor Setiap Indikator pada Lembar Observasi .. 38

Tabel 3.6 Hasil Indeks Kesukaran Soal dan Daya Beda Soal Tes Kemampuan Awal ... 41

Tabel 3.7 Hasil Indeks Kesukaran Soal dan Daya Beda Soal Postest ... 41

Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah ... 42

Tabel 4.1 Deskripsi Statistik Nilai Soal Tes Kemampuan Awal ... 50

Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Nilai Postest ... 51

Tabel 4.3 Deskripsi Statistik Aktivitas Belajar Siswa ... 52

Tabel 4.4 Rata-Rata Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa dalam Setiap Aspek ... 54

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Soal Tes Kemampuan Awal ... 55

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Postest ... 55

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Aktivitas Belajar Siswa ... 56

Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Data Soal Tes Kemampuan Awal ... 57

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Data Postest ... 57

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Data Aktivitas Belajar ... 58

Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa ... 59

Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis Aktivitas Belajar Siswa ... 60

Tabel 4.13 Soal Pemecahan Masalah ... 61

(12)

x

DAFTAR BAGAN

Halaman

(13)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Salah Satu Jawaban Siswa pada Tes Diagnostik ...2

Gambar 2.1 Kubus dan Jaring Kubus ...25

Gambar 2.2 Bentuk Kubus Berbagai Ukuran ...26

Gambar 2.3 Balok Beserta Jaringnya ...26

(14)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.Soal-Soal Tes Diagnostik ... 95

Lampiran 2.Alternatif Jawaban Tes Diagnostik... 97

Lampiran 3.Daftar Nilai Tes Diagnostik SMP Swasta Krakatau Medan... 101

Lampiran 4.RPP NHT-1 ... 102

Lampiran 5.RPP NHT-2 ... 114

Lampiran 6.RPP Make A Match-1 ... 126

Lampiran 7. RPP Make A Match-2 ... 134

Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa (NHT) ... 148

Lampiran 9.Alternatif Jawaban Lembar Aktivitas Siswa (NHT) ... 158

Lampiran 10. Lembar Aktivitas Siswa (Make A Match) ... 167

Lampiran 11.Alternatif Jawaban Lembar Aktivitas Siswa (MAM) ... 170

Lampiran 12. Modul Pembelajaran (NHT) ... 173

Lampiran 13. Kepala Bernomor ... 177

Lampiran 14. Kartu Soal Putaran -1 ... 178

Lampiran 15. Kartu Soal Putaran -2 ... 181

Lampiran 16. Kartu Jawaban Putaran -1 ... 185

Lampiran 17. Kartu Jawaban Putaran -2 ... 187

Lampiran 18.Soal-Soal Tes Kemampuan Awal ... 189

Lampiran 19.Soal-Soal Postest ... 192

Lampiran 20. Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Awal ... 194

Lampiran 21. Alternatif Jawaban Postest... 195

Lampiran 22. Lembar Jawaban Postest ... 202

Lampiran 23.Pedoman Skala Peniliaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 210

Lampiran 24.Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 215

Lampiran 25.A. Data Uji Instrumen Tes Kemampuan Awal... 216

Lampiran 25.B. Data Uji Instrumen Postest ... 218

Lampiran 26.A. Perhitungan Uji Validitas Tes Kemampuan Awal... 220

Lampiran 26.B. Perhitungan Uji Validitas Posttest ... 224

Lampiran 27.A. Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen TKA ... 229

Lampiran 27.B. Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Postest ... 230

Lampiran 28.A. Perhitungan Daya Pembeda Soal dan Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Awal ... 231

Lampiran 28.B. Perhitungan Daya Pembeda Soal dan Tingkat Kesukaran Soal Postest ... 234

Lampiran 29.Data Nilai Tes Kemampuan Awal Kelas Eksperimen I ... 237

Lampiran 30.Data Nilai Tes Kemampuan Awal Kelas Eksperimen II ... 238

Lampiran 31.Data Nilai Postest Kelas Eksperimen I ... 239

Lampiran 32.Data Nilai Postest Kelas Eksperimen II ... 240

Lampiran 33.Hasil Uji Normalitas Data ... 241

(15)

xiii

Lampiran 35.Hasil Uji Hipotesis ... 246

Lampiran 36.A. Daftar Kriteria Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Kelas NHT ... 248

Lampiran 36.B. Daftar Kriteria Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Kelas MAM ... 250

Lampiran 37. Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 252

Lampiran 38. Lembar Validasi Postest ... 256

Lampiran 39. Lembar Validasi Aktivitas Belajar Siswa ... 258

Lampiran 40. Lembar Validitas Aktivitas Guru ... 260

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan dari tingkat sekolah dasar hingga menengah. Setiap siswa yang bersekolah harus mempelajari matematika. Pembelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep danmengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luas, akurat, efisien dan tepat dalampemecahan, (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalammembuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang modelmatematika, meneyelesiakan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untukmemperjelas keadaan atau masalah (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasaingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet danpercaya diri dalam pemecahan masalah (Departemen Pendidikan Nasional, 2006).

Besarnya peranan matematika dalam kehidupan sehari-hari tiap individu, tetapi berbanding terbalik dengan kemampuan siswa dalam belajar matematika. Berdasarkan penelitian oleh Human Development Index (HDI) bahwa pendidikan di Indonesia adalah rendah, termasuk rangking bawah dibanding pendidikan di beberapa Negara di Asia Tenggara, pada tahun 2009 angka Indeks pembangunan Manusia (IPM) Indonesia adalah 0,734. Laporan ini dikeluarkan oleh UNDP pada Oktober 2009, Indonesia berapa peringkat 111 di bawah Fhilipina yang berada diperingkat 105. Batasan untuk klasifikasi Negara maju adalah nilai IPM di atas 0.800. meski laporan HDI bukan hanya mengukur status pendidikan (tetapi juga ekonomi dan kesehatan), namun ia merupakan dokumen rujukan yang valid guna melihat tingkat kemajuan (Yudi, 2012).

(17)

2

dari 45 negara yang disurvei. Prestasi Indonesia jauh di bawah Negara-negara Asia lainnya. Dari kisaran rata-rata skor yang diperoleh oleh setiap Negara 400-625 dengan skor ideal 1.000, nilai matematika Indonesia berada pada skor 411.

Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan oleh Yudi dan Fachrurazi, bahwa salah satu tujuan matematika di ajarkan adalah karena alasan kemampuan pemecahan. Sejalan dengan pendapat Cornellius (dalam Abdurrahman, 2003) bahwa lima alasan perlunya belajar matematika, yaitu karena matematika merupakan (1) sarana berfikir yang jelas dan logis (2) sarana untuk pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Dapat dikatakan bahwa siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah. Siswa harus mampu melaksanakan proses dalam tahap pemecahan masalah matematika, yaitu : (1) memahami masalah; (2) Merencanakan pemecahan masalah; (3) melaksanakan pemecahan masalah; dan (4) memeriksa kembali (Abdurrahman, 2003).

Gambar 1.1. Salah satu jawaban siswa pada tes diagnostik

(18)

3

permukaan dan volume kubus dan balok” yang sudah dipelajari sebelumnya di kelas VIII dengan bentuk tes soal cerita sebanyak dua soal yang dapat di Lampiran 1. Kemudian, diperoleh hanya 4 orang yang tuntas dalam mengerjakan soal, 6 orang siswa lainnya tidak tuntas karena tidak dapat memahami soal. Proses penyelesaian jawaban salah satu siswa siswa dapat dilihat pada gambar 1.1. Dari proses penyelesaian jawaban siswa banyak siswa yang tidak dapat memahami dan mengenali soal. Banyak siswa yang salah menuliskan yang diketahui, ditanya dari soal dengan tepat, dan juga tidak tahu membuat model matematika dan konsep matematika dari soal tersebut sehingga Mereka tidak tahu harus bagaimana untuk menyelesaikan soal tersebut. Dari berbagai kesalahan yang dilakukan siswa dalam proses penyelesaian jawaban dapat dikatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah.

Kemampuan pemecahan masalah siswa erat kaitannya dengan metode pembelajaran yang digunakan, sebab penggunaan metode pembelajaran yang tepat menjadikan siswa aktif di kelas sehingga mampu menjalankan proses pemecahan masalah matematika.Secara umum, faktor yang paling berpengaruh terhadap aktivitas belajar matematika siswa adalah kurang kreatifnya guru sebagai pendidik dalam melakukan kegiatan pembelajaran, seperti penggunaan model pembelajaran ataupun metode pembelajaran. Hal tersebut membuat siswa merasa bosan dan kurang menarik sehingga merasa malas untuk mengikuti pembelajaran. Proses pembelajaran juga dilakukan secara monoton, sehingga yang terjadi hanyalah penyampaian materi secara satu arah (guru kepada siswa). Hal tersebut juga menjadikan suasana belajar vakum (pasif) dan tidak adanya interaksi sesama siswa, bahkan siswa kepada guru. Padahal dalam pencapaian keaktifan siswa di dalam kelas banyak jenis aktivitas yang harus dilakukan siswa menurut Paul D. Dierich (dalam Sardiman, 2009) antara lain, Visual activities, Oral activities, Listening activities, Writing activities, Drawing activities, Motor activities, dan

Mental activities.

(19)

4

aturan yang kurang jelas, atau cara guru saat mengajar kurang melibatkan siswa dapat menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran di dalam kelas karena pembelajaran hanya didominasi oleh guru saja. Hal tersebut juga dapat membawa suasana yang tidak menarik perhatian, membuat siswa merasa bosan dalam proses pembelajaran sehingga berpengaruh terhadap pencapaian pembelajaran yang tidak optimal.

Mengenai metode pembelajaran yang digunakan, dari hasil observasi yang dilakukan peneliti di sekolah Swasta SMP Krakatau Medan terhadap guru matematika yang sedang mengajar di dalam kelas diperoleh bahwa kegiatan belajar mengajar matematika di sekolah tersebut selama ini masih bersifat teacher – centered. Penggunaan pembelajaran ini mengakibatkan siswa tidak aktif sehingga sangat sedikit aktivitas yang dilakukan siswa sehingga siswa tidak terlatih untuk berfikir mandiri dan kreatif dalam menyelesaikan masalah.

Untuk menyelesaikan masalah seputar kemampuan pemecahan masalah matematika dan aktivitas belajar siswa, maka perlu dicarikan formula pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman konsep siswa dalam kemampuan memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran matematika. Para guru harus terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai model dan metode pembelajaran yang bervariasi agar siswa tertarik dan lebih aktif dalam belajar matematika.

Model pembelajaran yang tepat digunakan agar siswa lebih aktif dalam belajar adalah model pembelajaran kooperatif. Diperkuat dengan pernyataan Trianto (2011) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berfikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang saling bekerja sama.”

(20)

5

cara penyajian bahan pembelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternative pemecahan suatu permasalahan.

Ada banyak jenis pembelajaran model kooperatif dalam dunia pendidikan. Akan tetapi peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) dan Make A Match, karena kedua model tersebut

mengedepankan interaksi antar siswa sehingga siswa terlibat langsung dalam menyelesiakan masalah matematika. Alasan yang juga mendasari peneliti membandingkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) dan Make A Match adalah karena ditemukannya beberapa penelitian

yang relevan mengenai peningkatan aktivitas dan hasil belajar dari model pembelajaran tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Pasrianto (2012) dan Nurmala (2009) yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada bangun ruang (kubus dan balok). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa meningkat. Terbukti oleh, peningkatan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika dapat dilihat dari indikator-indikator yang diajukan dalam proses pembelajaran. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa indikator belajar matematika dari setiap putaran meningkat cukup baik setelah diterapkannya model pembelajaran tipe NHT. Kemudian hasil penelitian dilakukan kepada siswa kelas SMA Kolombo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa meningkat. Terbukti oleh, rata-rata persentase aktivitas belajar matematika siswa SMA Kolombo dengan kategori sangat tinggi. Keterlibatan siswa dalam aktivitas belajar matematika dapat membangun pemahaman siswa sehingga hasil belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan.

(21)

6

masalah siswa pada kelas dengan model kooperatif tipe Make A Match telah mencapai ketuntasan. Kemudian, penelitian oleh Siregar berdasarkan hasil observasi pada setiap siklus, strategi pembelajaran dan aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran sudah baik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa model pembelajaran Make A Match sangat baik digunakan oleh guru pada saat proses belajar mengajar karena dengan model pembelajaran ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan aktivitas belajar siswa.

Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan Make A Match dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan aktivitas belajar siswa. Karena keduanya mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan aktivitas belajar siswa, maka penulis tertarik ingin melihat bagaimana perbedaan nilai kemampuan pemecahan masalah dan aktivitas belajar matematika siswa jika model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan Make A Match dibandingkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka telah dilakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah dan aktivitas belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHTdan Make A Match sehingga peneliti mengambil judul “PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN AKTIVITAS BELAJAR

MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER DAN MAKE A MATCH DI SMP SWASTA KRAKATAU MEDAN”

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang tersebut di atas, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah terlihat dari proses penyelesaian jawaban siswa.

(22)

7

4. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran masih kurang aktif, sehingga situasi kelas terlihat vakum.

5. Proses belajar mengajar sangat tergantung pada guru.

6. Model dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih bersifat teacher centered.

1.3Batasan masalah

Dari identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah pada penelitian ini hanya pada kemampuan Pemecahan Masalah siswa yang diajar menggunakan model kooperatif tipe NHTdan Make A Match dikelas VIII SMP Swasta Krakatau Medan, aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan model kooperatif tipe NHT dan Make A Match di kelas VIII SMP Swasta Krakatau Medan, dan proses penyelesaian jawaban siswa dalam menyelesaikan soal matematika yang diajar menggunakan model kooperatif tipe NHT dan Make A Match di kelas VIII SMP Swasta Krakatau Medan.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas maka, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika antara siswa yang diajar menggunakan model kooperatif tipe NHT dan Make A Match di kelas VIII SMP Swasta Krakatau Medan ?

2. Apakah terdapat perbedaan aktivitas belajar matematika antara siswa yang diajar menggunakan model kooperatif tipe NHT dan Make A Match di kelas VIIISMP Swasta Krakatau Medan?

3. Apakah terdapat perbedaan proses penyelesaian jawaban siswa dalam menyelesaikan soal matematika yang diajar menggunakan model kooperatif tipe NHT dan Make A Match di kelas VIII SMP Swasta Krakatau Medan ?

1.5Tujuan Penelitian

(23)

8

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar menggunakan model kooperatif tipe NHT dan Make A Match di kelas VIII SMP Swasta Krakatau Medan. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan aktivitas belajar matematika

siswa yang menggunakan model kooperatif tipe NHT dan Make A Match di kelas VII SMP Swasta Krakatau Medan.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan proses penyelesaian jawaban siswa dalam menyelesaikan soal matematika yang diajar menggunakan model kooperatif tipe NHT dan Make A Match di kelas VIII SMP Swasta Krakatau Medan.

1.6Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan pemikiran atau masukan yang berarti terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama:

1. Bagi siswa, untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan aktivitas belajar matematika khususnya pada pokok bahasan luas permukaan dan volume kubus dan balok.

2. Bagi guru sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang tepat, efektif dan efisien dalam melibatkan siswa didalamnya sehingga nantinya dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

3. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan dalam pembelajaran matematika.

4. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dimasa yang akan datang.

(24)

9

(25)

90 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Headss Together) dan Make A Match di Kelas VIII SMP Swasta Krakatau

Medan, hal ini dibuktikan dari hasil uji-t (2 tailed) pada taraf  0,05 diperoleh nilai thitung = 2,233 dan ttabel = 2,0021. Karena Nilai hitung > t-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Nilai nilai rata – rata postest kelas eksperimen I (87,417) lebih tinggi dari pada kelas eksperimen II (83,667), sehingga kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelas NHT lebih baik dibandingkan dengan siswa pada kelas Make A Match.

2. Terdapat perbedaan aktivitas belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Headss Together) dan Make A Match di Kelas VIII SMP Swasta Krakatau Medan,

hal ini dibuktikan dari hasil uji-t (2-tailed) pada taraf  0,05 diperoleh nilai thitung = 4,623 dan ttabel = 2,0021. Karena Nilai t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Nilai nilai rata – rata hasil observasi kelas eksperimen I (14,47) lebih tinggi dari pada kelas eksperimen II (11,47), sehingga aktivitas belajar siswa pada kelas NHT lebih baik dibandingkan dengan siswa pada kelas Make A Match

(26)

91

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang peneliti berikan adalah: 1. Kepada guru matematika dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif

tipe NHT (Numbered Headss Together) sebagai salah satu alternatif yang baik dalam mengasah kemampuan pemecahan masalah siswa dan membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran.

2. Kepada calon peneliti berikutnya agar mengadakan penelitian lain dengan materi ataupun tingkatan kelas yang berbeda sehingga hasil penelitian dapat berguna

(27)

92

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta

Agus, N.A., (2008), Mudah Belajar Matematika Untuk Kelas VIII SMP/MTs, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Arikunto, S., (2005), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta

Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta Arikunto, S., (2009), Evaluasi Program Pendidikan, (Edisi Kedua), Bumi Aksara,

Jakarta

Arsyad, A., (2007), Media Pembelajaran, Raja Grafindo, Jakarta

Asmin, (2012), Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis Klasik dan Modern, LARISPA, Medan

Brahmana, R.C.I., (2010), Permainan “Tepuk Bergilir” yang Berorientasi Konstruksivisme dalam Pembelajaran KPK Siswa Kelas IV A di SD N 21 Palembang, Jurnal Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2

Departemen Pendidikan Nasional, (2006), Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendiknas, Jakarta

Dimyati dan Mudjiono., (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta Fachrurazi, (2011), Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk

Menguatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar, ISSN 1412-363X, Edisi Khusus No. 1

Faishal, M., (2012), Deskripsi Tingkat Kesulitan Soal,

https://mirzafaishall.wordpress.com/2012/05/27/deskripsi-tingkat-kesulitan-soal-c1-c2-c3-c4-c5-c6/. Diakses Tanggal : 28 Mei 2015

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA UNIMED

(28)

93

Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Bandung Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, CV Pustaka Setia, Bandung

Hidayat, B.D., Sugiarto, B., Pramesti, G, 2013, Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal pada Ruang Dimensi Tiga ditinjaudari Gaya Kognitif Siswa, Jurnal Pendidikan Matematika Solusi, (Online), Vol. 1 No. 1 Maret 2013

Moedjiono, (2006), Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung Ibrahim, (2000), Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII1

SMP Negeri 1 Batuatas Pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Peubah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT, http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-head-together/. Diakses tanggal 20 Januari 2015

Inus, (2012), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi Pokok Operasi Hitung Pecahan Dengan Model Make-A-Match Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Mangunsari 04 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun Pembelajaran 2011/2012. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan Khoerul, E., (2012), Konsep Aktivitas Belajar Siswa, https://ekokhoerul.wordpress.com/2012/06/27/konsep-aktivitas-belajar-siswa/. Diakses Tanggal (28 Mei 2015)

Mufidah,L., Effendi,D., dan Purwanto, T.T., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Matriks, Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGIN Sidoarjo Vol. 1 No. 1 ISSN : 2337-8166 Nurmala, W., (2009), Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika

Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) di SMA Kolombo. Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNY

Pusat Bahasa Departemen Nasional, (2008), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka

(29)

94

Siregar, A., (2014), Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match pada Materi Himpunan di Kelas VII SMP Swasta Gajah Mada Medan T.A. 2014/2015. FMIPA UNIMED

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar, Remaja Rosdakarya, Bandung

Sumiati, A., (2007), Metode Pembelajaran, Wacana Prima, Bandung

Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning, Teori dan Aplikasinya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Yudi, A. A., (2012), Pengembangan Mutu Pendidikan Ditinjau dari Segi Sarana dan Prasarana (Sarana dan Prasarana PPLP), Jurnal Cerdas Sifa, Edisi No.1

Weni, dkk., (2009), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMAN 3 Kota Bengkulu, Tesis Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNIB

Widodo, L.W., (2013), Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII A MTs Negeri Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Fisika Indonesia No. 49 Vol. XVII Edisi april 2013 ISSN : 1410-2994 Zulhaini, dkk., (2012), Psikologi Pendidikan, FMIPA UNIMED, Medan

Zulkarnaen, R., (2011),

Gambar

Gambar 1.1   Salah Satu Jawaban Siswa pada Tes Diagnostik .........................2 Gambar 2.1   Kubus dan Jaring Kubus  ..........................................................25
Gambar 1.1. Salah satu jawaban siswa pada tes diagnostik
tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Nilai nilai rata – rata postest kelas

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan persepsi stakeholder aparat pemerintah, Purbalingga memiliki berbagai potensi yang dapat mendorong terbentuknya kota

Hasil uji signifikansi pada penelitian ini juga menunjukan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (24,241>2,048) yang berarti terdapat hubungan yang positif dan

Berdasarkan perbedaan bendi di Kota Pariaman dengan delman di Yogyakarta dapat diketahui bahwa bendi Kota Pariaman belum membuat penumpang nyaman dan dilihat

Terlihat dari Gambar 2 menjelaskan bahwa ketika melakukan scan rfid maka id number akan di proses di dalam database id number yang terdapat di dalam raspberry, jika id

Hambatan siswa dalam memecahkan masalah matematis yaitu, siswa belum.. memahami masalah dengan baik, tidak dapat membuat rencana/

Dari latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ’’PENGARUH PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAN KEMAMPUAN EKONOMI ORANG TUA

Dari hasil pengukuran geolistrik untuk air tanah dalam , akifer berada pada kedalaman 38,10 – > 138,40 - 200 meter dengan tahanan jenis vertikal batuan sebenarnya

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir