• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KOMPETENSI GURU BIOLOGI SMA NEGERI SE KABUPATEN BATUBARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KOMPETENSI GURU BIOLOGI SMA NEGERI SE KABUPATEN BATUBARA."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KOMPETENSI GURU BIOLOGI SMA NEGERI SE KABUPATEN BATUBARA

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

KHAIRUN FITRI SIRAIT NIM. 8146174022

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

Khairun Fitri Sirait, Analisis Kompetensi Guru Biologi SMA Negeri Se Kabupaten Batubara

Penelitian ini bertujuan untuk melihat kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial guru biologi SMA Negeri di Kabupaten Batubara. Penelitian deskriptif ini mengambil sampel 14 guru biologi teknik pengumpulan data menggunakan teknik presentase. Hasil kompetensi profesional 78,58% dalam kategori baik dan 21,42% dalam kategori cukup baik. Kompetensi pedagogik guru Biologi SMA Negeri di Kabupaten Batubara 63% dalam kategori baik dan 37% dalam kategori cukup baik. Pada kompetensi kepribadian Kompetensi kepribadian guru Biologi SMA Negeri di Kabupaten Batubara 60% dalam kategori sangat baik dan 40% dalam kategori baik. Kompetensi sosial guru Biologi SMA di Kabupaten Batubara 75% dalam kategori sangat baik, 20% dalam kategori baik, dan 5% dalam kategori cukup baik. Studi ini berimplikasi pada pentingnya pembinaan berkesinambungan terhadap para guru biologi di SMA Negeri di Kabupaten Batubara.

(5)

ii ABSTRACT

Khairun Fitri Sirait , Biology Teacher Competency Analysis SMA in Batubara County.

This study aims to look at the pedagogical, professional, personal, and social biology teacher SMA in Batubara County. This descriptive study took a sample of 14 teachers biological data collection techniques using percentage techniques. The results of professional competence in both categories 78.58% and 21.42% good enough category. Biology teacher pedagogical competence SMA in Batubara County both categories 63% and 37% category quite well. At the personal competence personality competence Biology teacher SMA in Batubara County 60% the excellent category and 40% both categories. Social competence biology teacher SMA in Batubara County 75% excellent category, 20% both categories, and 5% category quite well. This study has implications for the importance of sustainable development to the biology teachers SMA in Batubara County.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Analisis Kompetensi Guru Biologi SMA Negeri Se-Kabupaten Batubara”. Tesis ini disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan pada Program Studi Pendidikan Biologi.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada:

1. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd beserta seluruh jajaran administrasi di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si dan Bapak Syarifuddin, M.Sc.,Ph.D sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan masukan mulai dari awal penyusunan hingga selesainya penyusunan tesis ini. 3. Penulis juga mengucapkan terima kasih juga kepada bapak Dr. Hasruddin,

M.Pd, bapak Dr. R. Mursid, M.Pd dan Ibu Dr. Martina Restuati, M.Si selaku tim penguji yang telah memberi kritik, saran, dan masukan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.

4. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh guru – guru Biologi SMA Negeri Se-Kabupaten Batubara yang telah membantu dalam melaksanakan penelitian.

5. Ucapan terima kasih yang teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta ayahanda Drs. Jamaluddin Sirait dan ibunda Dra. Siti Halawiyah, Mhd. Rizky Pratama Sirait, Mhd Surya Anggriawan, SM beserta keluarga besar yang telah memberikan dukungan dan seluruh teman – teman yang telah membantu dalam menyelesaikan tesis ini terkhusus teman – teman seperjuangan Pendidikan Biologi Dik B Pascasarjana yang tidak bisa dituliskan satu persatu. 6. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh instansi yang telah

(7)

iv

Penulis telah berupaya dengan maksimal melakukan yang terbaik dalam penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan dari segi isi maupun tata bahasa, karena itu penulis sangat berterima kasih untuk setiap kritik dan saran yang telah diberikan demi kesempurnaan tesis ini. Kiranya tesis ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah berpikir bagi pembaca dan secara khusus bagi dunia pendidikan. Aamiin yaa rabbal’alamin.

(8)

v

2.1.2. Kompetensi Profesional Guru ... 10

2.1.3. Kompetensi Pedagogik Guru ... 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 27

4.1.1. Hasil Kompetensi Profesional Guru Biologi SMA Negeri se Kabupaten Batubara ... 27

4.1.2. Hasil Kompetensi Pedagogik Guru Biologi SMA Negeri se Kabupaten Batubara ... 28

4.1.3. Hasil Kompetensi Kepribadian Guru Biologi SMA Negeri se Kabupaten Batubara ... 30

4.1.4. Hasil Kompetensi Sosial Guru Biologi SMA Negeri se Kabupaten Batubara ... 33

4.2. Pembahasan ... 35

(9)

vi

4.2.2. Kompetensi Pedaogik ... 35

4.2.3. Kompetensi Kepribadian ... 36

4.2.4. Kompetensi Sosial ... 38

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 40

5.2. Implikasi ... 40

5.3. Saran ... 41

(10)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Rincian Jumlah Guru Biologi yang Menjadi Responden ... 22 Tabel 3.2. Tabel kisi – kisi Angket Siswa ( Kompetensi Pedagogik ) .. 23 Tabel 3.3. Tabel kisi – kisi Angket Guru ( Kompetensi Profesional ) .. 24 Tabel 3.4. Tabel kisi – kisi Angket Guru ( Kompetensi Kepribadian ) 24 Tabel 3.5. Tabel kisi – kisi Angket Guru ( Kompetensi Sosial ) ... 25 Tabel 4.1. Hasil Kompetensi Profesional pada 14 orang Guru Biologi

(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1. Kompetensi Profesional Guru Biologi di Kabupaten

Batubara ... 28 Gambar 4.2. Kompetensi Pedagogik di Kabupaten Batubara ... 29 Gambar 4.3. Hasil Penilaian Kompetensi Pedagogik Guru Biologi

SMA Negeri se Kabupaten Batubara ... 29 Gambar 4.4. Hasil Kompetensi Kepribadian Guru Biologi di Kabupaten

Batubara ... 31 Gambar 4.5. Hasil Penilaian Kompetensi Kepribadian Guru Biologi

SMA Negeri di Kabupaten Batubara berdasarkan

indikator pada; (a) angket guru; (b) angket siswa ... 32 Gambar 4.6. Hasil Kompetensi Sosial Guru Biologi berdasarkan

Angket guru ... 33 Gambar 4.7. Hasil Penilaian Kompetensi Sosial Guru Biologi

(12)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Kompetensi Profesional Guru Biologi ... 45 Lampiran 2. Instrumen Kompetensi Pedagogik Guru Biologi ... 52 Lampiran 3. Instrumen Kompetensi Kepribadian Guru Biologi ... 54 Lampiran 4. Instrumen Kompetensi Sosial Guru Biologi ... 56 Lampiran 5. Data Hasil Kompetensi Pedagogik Guru Biologi .... 58 Lampiran 6. Data Hasil kompetensi Uji Kompetensi Profesional

Guru Biologi ... 60 Lampiran 7. Data Hasil Kompetensi Kompetensi Kepribadian

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas tersebut dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu oleh pendidik profesional. Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik profesional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang strategis (Hasanuddin, 2010).

Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam pendidikan formal pada umumnya karena bagi peserta didik guru sering dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh karena itu, guru seharusnya memiliki perilaku dan kompetensi yang memadai untuk mengembangkan peserta didik secara utuh (Lodang, 2013).

Sebagai tenaga profesional, guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik S-I (strata satu) atau D-4 (diploma empat) dalam bidang yang terkait dengan mata pelajaran yang ditekuninya dan menguasai kompetensi-kompetensi sebagai agen pembelajaran. Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik S-I/D-4 dibuktikan dengan ijazah yang diperoleh di lembaga pendidikan tinggi. Persyaratan relevansi dibuktikan dengan kesesuaian antara bidang pendidikan dengan mata pelajaran yang ditekuni. Sementara itu, persyaratan penguasaan kompetensi sebagai agen pembelajaran dibuktikan dengan sertifikat pendidik (Mulyasa, 2007).

(14)

2

serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Untuk mewujudkan fungsi, peran, dan kedudukan tersebut, guru perlu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik yang sesuai dengan standar pendidik.

Kompetensi sebagaimana yang dimaksud merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan keprofesionalan. Kompetensi yang dimaksud meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengolahan pembelajaran peserta didik yang sekurang – kurangnya meliputi (1) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, (2) pemahaman terhadap peserta didik, (3) pengembangan kurikulum atau silabus, (4) perancangan pembelajaran, (5) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dislogis, (6) pemahaman teknologi pembelajaran, (7) evaluasi hasil belajar, dan (8) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (PP 74/ 2008 Pasal 3, ayat 4).

Menurut Sudrajat (2008) peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya. Guru harus lebih dinamis, kreatif dan harus paham penelitian untuk mendukung terhadap efektifitas pembelajaran yang dilaksanakannya. Terdapat tujuh indikator yang menunjukkan lemahnya kompetensi guru dalam melaksanakan tugas utamanya sebagai pengajar yaitu: (1) rendahnya pemahaman tentang strategi pembelajaran, (2) kurangnya kemahiran dalam mengelola kelas, (3) rendahnya kemampuan melakukan dan memanfaatkan penelitian tindakan kelas (classroom action research), (4) rendahnya motivasi berprestasi, (5) kurang disiplin, (6) rendahnya komitmen profesi, dan (7) rendahnya kemampuan manajemen waktu (Mulyasa, 2007).

(15)

3

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dikemukakan bahwa ada empat kompetensi utama yang harus dimiliki oleh guru yang terintegrasi dalam kinerjanya. Keempat kompetensi tersebut adalah pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Lebih jauh dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi konsep, struktur, metode keilmuan yang koheren dengan materi ajar, materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, hubungan konsep antar pelajaran terkait, penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan, kompetensi profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.

Guru yang kompeten adalah orang yang kaya pengetahuan dan keterampilan mengajar, reflektif, faktual, mahir, terbuka, kreatif dan komunikatif. Tingkat kompetensi guru bervariasi. Seorang guru memperoleh kualifikasi pendidikan di universitas dilengkapi dengan kemampuan untuk memulai tugasnya sebagai guru mencakup budaya umum dan humanistikserta kompetensi, seperti kompetensi psikologis dan pedagogis yang terhubung dengan keterampilan metodologis dan didaktik mereka. Kompetensi guru dikembangkan dengan praktek yang tercermin dalam pemilihan isi bahan yang diajarkan, pemilihan dan penerapan program pengajaran secara inovatif dan kreatif, pemikiran yang kritis, dan mengevaluasi proses pengajaran. Inti dari mengajar terdiri atas kompetensi komunikatif-interpretatif, dan kompetensi interpretatif dan sosial dari guru dihubungkan dengan kemampuan untuk bertindak sebagai konseling.

(16)

4

Sebagian guru juga masih kurang dalam mengendalikan siswa di kelas hal ini dapat dilihat dari sikap guru yang membiarkan siswanya mengerjakan sesuatu yang bukan seharusnya mereka lakukan pada saat pelajaran Biologi, misalnya mengerjakan tugas mata pelajaran lain dan ada juga sebagian siswa lebih memilih bermain pada saat jam pelajaran Biologi berlangsung. Guru terkadang bersikap tidak objektif, misalnya sering mendahulukan siswa yang pintar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru tanpa memberikan kesempatan pada siswa yang lain untuk menunjukkan kemampuan mereka.

Selain itu, tidak semua guru dapat menggunakan teknologi IT/ICT. Padahal penggunaan IT/ICT sangat menunjang jalannya pembelajaran di kelas dan dapat merangsang minat belajar siswa, karena pada umumnya materi – materi pelajaran Biologi harus ditampilkan nyata, tidak bisa ditampilkan dalam bentuk abstrak. Kebanyakan guru juga belum mengembangkan strategi, model, dan media pembelajaran. Guru masih dominan menggunakan metode ceramah dan diskusi kelompok pada saat pelajaran di kelas. Padahal, penggunaan strategi, model, dan media pembelajaran lebih memudahkan guru dalam menggali potensi dan motivasi belajar siswa.

Berbagai masalah yang berkaitan dengan kondisi guru, antara lain: (1) keberagaman kemampuan guru dalam proses pembelajaran dan penguasaan ilmu pengetahuan, (2) belum adanya alat ukur yang akurat untuk mengetahui kemampuan guru, (3) pembinaan yang dilakukan belum mencerminkan kebutuhan, dan (4) kesejahteraan guru yang belum memadai. Kualitas guru yang tidak memadai ini terbukti dari hasil UKG (Uji Kompetensi Guru) Tahun 2013 bahwa guru di Kabupaten Batubara hanya mendapat nilai rata – rata 4,17. Ketidak berhasilan mereka disebabkan oleh banyak faktor, terutama ketidakmampuan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik.

(17)

masing-5

masing mata pelajaran yang diampunya. Ujian Nasional (UN) merupakan evaluasi dari gabungan beberapa kompetensi yang telah diajarkan di kelas X, XI dan XII. Oleh karena itu penguasaan terhadap seluruh SKL tersebut sangat diharapkan mampu dikuasai oleh guru.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang berhubungan dengan kompetensi guru Biologi SMA Negeri se- Kabupaten Batubara, antara lain:

1. Kualitas guru biologi yang masih rendah terlihat dari hasil rata – rata nilai UKG yang diperoleh.

2. Guru Biologi kurang menguasai bahan yang diajarkan. Terdapat beberapa SKL pada mata pelajaran Biologi yang masih sulit di kuasai oleh guru Biologi sehingga perlu pemetaan terhadap SKL tersebut.

3. Guru Biologi masih belum mendapatkan pendidikan dan pelatihan, sehingga penguasaan materi pelajaran masih kurang.

4. Guru Biologi masih belum bisa menggunakan IT di sekolah.

5. Guru Bologi masih dominan menggunakan metode ceramah dan diskusi dalam pembelajaran di sekolah.

1.3. Batasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini lebih fokus dan tidak menyimpang dari apa yang ingin diteliti, maka penulis membatasi penelitian ini pada permasalahan sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan pada guru – guru Biologi SMA Negeri Se-Kabupaten Batubara untuk identifikasi pencapaian SKL Biologi.

2. Penelitian ini dibatasi hanya untuk memetakan SKL Biologi .

(18)

6

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari pembatasan masalah diatas, adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kompetensi Profesional guru Biologi SMA Negeri di Kabupaten Batubara?

2. Bagaimanakah kompetensi Pedagogik guru Biologi SMA Negeri di Kabupaten Batubara?

3. Bagaimanakah kompetensi Kepribadian guru Biologi SMA Negeri di Kabupaten Batubara?

4. Bagaimanakah kompetensi Sosial guru Biologi SMA Negeri di Kabupaten Batubara?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingi dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru Biologi SMA Negeri di

Kabupaten Batubara.

2. Untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru Biologi SMA Negeri di Kabupaten Batubara.

3. Untuk mengetahui kompetensi kepribadian guru Biologi SMA Negeri di Kabupaten Batubara.

4. Untuk mengetahui kompetensi sosial guru Biologi SMA Negeri di Kabupaten Batubara.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada guru Biologi khususnya, baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat secara teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat merubah pandangan guru dalam mengkondusifkan kelas, dan dapat merubah kinerja guru khususnya guru Biologi dalam menerapkan ilmu pengetahuan terhadap peserta didik.

(19)

7

(20)

40

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah;

1. Kompetensi profesional guru Biologi SMA Negeri di Kabupaten Batubara 78,58% dalam kategori baik dan 21,42% dalam kategori cukup baik.

2. Kompetensi pedagogik guru Biologi SMA Negeri di Kabupaten Batubara 63 % dalam kategori baik dan 37% dalam kategori cukup baik.

3. Kompetensi kepribadian guru Biologi SMA Negeri di Kabupaten Batubara 60% dalam kategori sangat baik dan 40% dalam kategori baik.

4. Kompetensi sosial guru Biologi SMA di Kabupaten Batubara 75% dalam kategori sangat baik, 20% dalam kategori baik, dan 5% dalam kategori cukup baik.

5.2. Implikasi

Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian hanya untuk guru Biologi SMA Negeri yang ada di Kabupaten Batu Bara, penelitian ini mencakup empat kompetensi guru yaitu, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi guru Biologi SMA Negeri yang ada di Kabupaten Batubara berada pada kategori baik. Studi ini berimplikasi pada pentingnya pembinaan berkesinambungan terhadap para guru Biologi.

5.3. Saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah:

(21)

41

2. Guru dapat memaksimalkan diri dalam mengikuti pelatihan yang dapat memberikan pengalaman/pengetahuan baru dalam kegiatan pembelajaran baik seminar/workshop dan pelatihan yang diselenggarakan pemerintah daerah maupun yang diikuti secara individual.

(22)

42

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Y. 2012. Peningkatan Kemampaun Penalaran dan Komunikasi Matematika Siswa SMP Melalui Model Reciprocal Teaching. Jurnal Pendidikan Matematika:Sigma Didaktika X (II). Bandung: APMI FPMIPA UPI.

Arifin. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remadja Karya.

Balqis, P. 2014. Kompetensi Pedagogik Guru dalam Meningkatkan pada SMP Negeri 3 Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. Banda Aceh. Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 4 (3).

Cruickshank. 1990. Reseach that Informs Teachers and Teacher educators. Bloomington: Phi Delta Kappa Eductional Foundation.

Djiwandono, Sri Esti Wulandari. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Gultom, S. 2012. Kebijakan Pengembangan Profesi Guru.Jakarta : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

.

Hasanuddin, Cut Nurmaliah. 2010. Kompetensi Pedagogik Guru Biologi yang Telah Lulus Sertifikasi Di SMA Negeri Kota Banda Aceh. Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh.

Irianto. 2015. Prinsip – pinsip Dasar manajemen Pelatihan: Dari Analisis.

Karsidi R. 2005. Profesionalisme Guru dan Peningkatan Mutu Pendidikan di Era Otonomi Daerah. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan. Dewan Pendidikan Kabupaten. Wonogiri 23 Juli 2005.

Kartowagiran, B. 2011. Kinerja Guru Profesional (Pasca Sertifikasi). Yogyakarta : Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

.

Kusnandar. 2008 . Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lodang. 2013. Analisis Kompetensi Profesional Guru Biologi Sekolah Menengah Atas Negeri Di Kota Makasar. Jurusan Biologi. Fakultas MIPA. Universitas Negeri Makasar.

Miarso Y. 2008. Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan. Jurnal Pendidikan Penabur 7 (10):66-76.

(23)

43

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Mulyasa, E. 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Rosdakarya.

Murtadho, MA. 2006. Problematika Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang Studi Biologi Di SMA Negeri se-Kota Kediri. Jurnal Penelitian Unnes, 30 Mei 2006.

Mustofa. 2007. Upaya pengembangan profesionalisme guru di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan 4 (1):76-88.

Nursyamsi. 2014. Pengembangan Kepribadian Guru. Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. IAIN IB Padang. Jurnal Al-Ta’lim 2(21): 31-42.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia No 23 Tahun 2006 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 2006. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan No 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Depdiknas RI. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 74 tahun 2008 tentang Guru. Jakarta: Novindo Pustaka Mandiri.

Priansa, DJ. 2014. Kinerja dan Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta.

Rasyidin, W. 2014. Pedagogik Teoritis dan Praktis. Bandung: Rosdakarya.

Riduwan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta.

Sagala. 2009. Kemempuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, N. 2002. Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.

Sudrajat, A. 2008. Kompetensi Guru dan Peran Kepala Sekolah. Bandung: Alfabeta.

(24)

44

Sulistyawati, Dyah. 2006. Analisis Hambatan Proses Pembelajaran Biologi dan Cara Pemecahannya Dalam Pelaksanaan Kurikulum Bagi Guru Kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Semarang. Skipsi. Semarang : UNNES.

Suma, K. 2004. Peningkatan Profesional Guru Sains. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja.Edisi Khusus.Th XXXI Desember 2004.

Suminar, S. 2014. Kompetensi Sosial Guru SMP se Kecamatan Pagaran Tapah Darussalam Kabupaten Rokan Hulu Tahun Pembelajaran 2014/2015. Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Univeritas Pasir Pangaraian.

Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Undang – undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. 2005. Jakarta.

Uno HB. 2008. Orentasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara

Uno HB. 2009. Profesi Kependidikan Problema, solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman MU. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Gambar

Tabel 3.1.  Rincian Jumlah  Guru Biologi yang Menjadi  Responden ...   Tabel 3.2.  Tabel kisi – kisi Angket Siswa ( Kompetensi Pedagogik )  .
Gambar 4.1. Kompetensi Profesional Guru Biologi di Kabupaten  Batubara  ...........................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya antiinflamasi infusa daun sirih pada tikus putih jantan secara oral. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan suhu dan waktu perendaman panas dingin terhadap retensi dan penetrasi bahan pengawet Diffusol CB serta

Dari hasil penelitian tersebut, penulis mendapati bahwa penerapan prosedur pencairan gaji Pegawai Negeri Sipil di Kantor Pertanahan Kota Surakarta secara

Dengan demikian perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui secara pasti pengaruh pemberian kombucha coffee terhadap struktur histologi hepar tikus putih (

Untuk mencapai tujuan itu, perusahaan harus memperhatikan proses yang berkesinambungan dan terstruktur atas setiap bagian yang berhubungan dengan produk yang dipasarkan

[r]

Dalam hal ini, potensi bakteri agens hayati pengahasil senyawa bioaktif diteliti dalam dua aspek, yaitu aspek sel hidup bakteri agens hayati dan aspek filtrat biakan yang

Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 keluarga poligami (dalam hal ini suami yang memiliki dua istri), dengan demikian subyek dalam penelitian ini terdiri dari