• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN MEDAN TIMUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN MEDAN TIMUR."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI

KECAMATAN MEDAN TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

O l e h :

HANS PATRA SIAGIAN NIM. 3123331022

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

vi ABSTRAK

Hans Patra Siagian. 3123331022. Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Di Kecamatan Medan Timur. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan luas wilayah di Kecamatan Medan Timur, 2) Tipologi ruang terbuka hijau di Kecamatan Medan Timur.

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2016 di Kecamatan Medan Timur. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah di KecamatanMedan Timur, dan sekaligus menjadi sampel dalam penelitian ini (total sampling).

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Terpujilah Tuhan yang telah memberikan anugerah terbaik bagiku serta kasih

setia Nya yang tak pernah berkesudahan dan kemurahan Nya sehingga saya dapat

mengerjakan skripsi ini.

Skripsi ini merupakan suatu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan

seluruh kurikulum kesarjanaan pada jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Medan. Adapun judul yang diambil penulis adalah Analisis

Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Medan Timur.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skipsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, karena keterbatasan dan kurangnya pengetahuan penulis, untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. penulis juga

menyadari bahwa semua ini bukanlah semata-mata karena usaha dan kemampuan

sendiri, tetapi karena dukungan berbagai pihak.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kasih

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri

Medan beserta stafnya.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan beserta stafnya.

3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si, selaku Seketaris Jurusan Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Medan sekaligus Dosen Pembimbing Saya yang telah

memberikan waktu dan ilmu nya untuk membimbing saya sampai penyelesaian

skripsi ini.

5. Bapak Drs. Nahor M Simanungkalit, M.Si, selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberikan motivasi dan membimbing penulis selama

perkuliahan.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah membekali

(7)

iv

7. Bapak Drs. Parulian Pasaribu, M.Si selaku Camat di Kecamatan Medan Timur

Kota Medan beserta staf yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis

dan membantu dalam penelitian.

8. Orang Tua Saya yang terkasih Bapak Hayat Everton Siagian dan Ibu Nurianna

Nainggolan yang senantiasa memberikan semangat, dorongan, serta doa yang

selalu menyertai saya sampai menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh keluarga besar cucu opung nainggolan terkhusus (Abang Herry, Kak

Mikha, Kak Mariana, Alvian dan Messi) yang selalu membantu dalam hal

apapun

10. Terimakasih untuk teman-teman sepelayanan gereja GBI Medan Timur

terutama (Silrivan) yang juga selalu membantu dalam segala hal.

11. Teman sekaligus sahabatku (Melda, Debby, Indra, Ilham, Fajar, Hilda, Icong,

Vero, Rina, Aul, Kumbang, Uci) yang selalu memberi dorongan dan bantuan

untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Seluruh mahasiswa/i kelas A dan B ekstensi stambuk 2012 yang selama ini

pernah menolongku dalam kesusahan selama masa perkuliahan dari semester 1

sampai sekarang

Saya sadar bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan kesalahan

untuk itu saya mohon saran dan kritik demi perbaikan selanjutnya. Pada akhirnya

harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.

Medan, Agustus 2016

(8)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I. PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Identifikasi Masalah... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... ..4

E. Tujuan Penelitian ... ..4

F. Manfaat Penelitian...5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ...6

A. Kerangka Teori ... ...6

B. Penelitian Relevan...21

(9)

viii

BAB III METODE PENELITIAN ...25

A. Lokasi Penelitian... ... 25

B. Populasi dan Sampel... ... 25

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data... ... 26

E. Teknik Analisa Data...27

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH ... 28

A. Sejarah Singkat... ... 28

B. Kondisi Fisik... ... 28

C. Kondisi Non Fisik... ... 30

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan... ... 53

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ...59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran... ... 61

DAFTAR PUSTAKA... ... 62

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 1. Luas Minimum Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau

Perkotaan per Penduduk...12

Tabel 2. Luas Wilayah Kelurahan di Kecamatan Medan Timur...29

Tabel 3. Kepadatan Penduduk per Km di Kecamatan Medan Timur.…...31

Tabel 4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin...………32

Tabel 5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian…………33

Tabel 6. Jumlah Sarana Pendidikan di Kecamatan Medan Timur...34

Tabel 7. Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Medan Timur...35

Tabel 8. Jumlah Sarana Olahraga di Kecamatan Medan Timur...36

Tabel 9. Jumlah Sarana Ibadah di Kecamatan Medan Timur...38

Tabel 10. Jumlah Sarana Pasar dan Pertokoan di Kecamatan Medan Timur...39

Tabel 11. Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Luas Wilayah....43

Tabel 12. Jenis-Jenis Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Medan Timur..44

Tabel 13. Perbandingan Kebutuhan Luas Wilayah Ruang Terbuka Hijau dengan Kenyataan di Lapangan...45

Tabel 14. Persebaran Taman Kelurahan dan Taman Kota di Kecamatan Medan Timur...53

Tabel 15. Persentase Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Medan Timur...54

Tabel 16. Persentase Ketersediaan Taman Kelurahaan di Kecamatan Medan Timur...56

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan hal

1 Kerangka Berpikir... 24

2 Peta Administrasi Kotamadya Medan... 40

3 Peta Administrasi Kecamatan Medan Timur... 41

4 RTH Pemanfaatan Taman Kelurahan di Kecamatan Medan Timur... 46

5 RTH Fungsi Ekonomi di Kecamatan Medan Timur... 48

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Hal

1 Gambar Hasil Penelitian... 61

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pembangunan nasional, pembangunan kota merupakan bagian yang

terintegrasi. Pembangunan wilayah perkotaan sangat menentukan keberhasilan pembangunan

nasional secara keseluruhan. Dapat diamati bahwa perkembangan pembangunan kota telah

berlangsung dengan pesat dan diperkirakan akan terus berlanjut. Perkembangan ini akan

membawa dampak keruangan dalam bentuk terjadinya perubahan pola pemanfaatan ruang,

baik direncanakan atau pun tidak direncanakan.

Pertumbuhan dan perkembangan kota akan memberikan tekanan kepada tingkat

pelayanan kota yang semakin menurun dan daya dukung lahan yang berkurang, sehingga

menurunkan kualitas hidup penduduk dan produktivitas kegiatan di kota seperti kemacetan

lalu lintas, lingkungan perumahan kumuh, tata bangunan tidak teratur, lahan produktif yang

tergeser, dan sebagainya. Perkembangan dan pertumbuhan kota jika tanpa rencana dan arahan

pada gilirannya akan menimbulkan persoalan – persoalan yang sukar dan sulit untuk

diselesaikan, sehingga tercipta suatu ketidakseimbangan dalam pemanfaatan ruang kota.

Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan kota dipengaruhi oleh adanya

berbagai faktor, antara lain faktor kependudukan, serta adanya interaksi antara kota dengan

kota lainnya dalam lingkup wilayah maupun luar wilayah suatu daerah. Perkembangan faktor

tersebut (penduduk, kegiatan penduduk dan interaksi kota dengan wilayah lain) merupakan

pemicu tumbuh dan berkembangnya wilayah yang berdampak terhadap terjadinya perubahan

fisik dan penggunaan lahan. Bentuk perubahan penggunaan lahan ditandai dengan makin

meningkatnya lahan terbangun, yang merupakan fenomena perkembangan dan pertumbuhan

(14)

2

Masalah perkotaan pada saat ini telah menjadi masalah yang cukup sulit untuk diatasi.

Perkembangan pembangunan perkotaan selain mempunyai dampak positif bagi kesejahteraan

warga kota juga menimbulkan dampak negatif pada beberapa aspek termasuk aspek

lingkungan. Pada mulanya, sebagian besar lahan kota merupakan ruang terbuka hijau. Namun

adanya peningkatan kebutuhan ruang untuk menampung penduduk dan aktivitasnya, ruang

terbuka hijau tersebut cenderung mengalami alih fungsi lahan menjadi ruang terbangun.

Pertumbuhan penduduk dengan aktivitas yang tinggi di kawasan perkotaan

berdampak pada perubahan ciri khas sebuah kota, baik berupa fisik, sosial, dan

budaya.Perubahan tersebut terlihat jelas dengan timbulnya permasalahan yang sering terjadi

di kawasan perkotaan, antara lain, kemacetan, banjir, kawasan kumuh, dan polusi.

Identifikasi kelestarian lingkungan dan daya dukung lingkungan di daerah perkotaan

dapat diestimasi dengan keberadaan ruang terbuka hijau. Ruang terbuka hijau terdiri dari

ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat. Proporsi ruang terbuka hijau pada

ruang wilayah kota paling sedikit 30% dari luas wilayah kota (Pasal 29 UU Nomor 26

tahun2007). Sedangkan luas kebutuhan ruang terbuka hijau per penduduk ditetapkan

berdasarkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 yaitu 20

m2/penduduk.

Penyediaan dan pemanfaatan ruang tebuka hijau dalam RTRW Kota/RDTRKota/RTR

Kawasan Strategis Kota/RTR Kawasan Perkotaan dimaksudkan untuk menjamin tersedianya

ruang yang cukup bagi kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologis, area pengembangan

keanekaragaman hayati, area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan dikawasan

perkotaan.

Dewasa ini perkembangan fisik kota yang cukup pesat juga terjadi di Kota Medan.

Perkembangan fisik ini menyebabkan terjadinya pergeseran struktur dan pola

(15)

3

kondisi yang terjadi. Kota Medan memiliki peranan sebagai pusat pengembangan utama di

wilayah daratan serta menjadi pusat pertumbuhan utama di Provinsi Sumatera Utara.

Berdasarkan data dari Dinas Pertamanan Kota Medan, luas ruang terbuka hijau di Kota

Medan saat ini adalah 19,88 Km2atau 7,5 % dari luas Kota Medan yaitu 265,10 Km2. Data

tersebut menunjukkan ketidakseimbangan antara infrastruktur yang dibangun dengan

pemenuhan kebutuhan ruang terbuka hijau. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan

penggunaan lahan dari ruang terbuka hijau menjadi bangunan/peruntukan lain.

Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dimana salah satu dari kecamatan tersebut

adalah Kecamatan Medan Timur. Kecamatan Medan Timur mempunyai cakupan wilayah

administratif seluas 7,82 Km² dengan jumlah penduduk 109.445 jiwa yang tersebar di sebelas

kelurahan. Kecamatan Medan Timur merupakan salah satu kecamatan yang penduduknya

cukup padat dan memiliki banyak bangunan dibandingkan dengan ketersediaan ruang terbuka

hijaunya yang akhirnya menyebabkan ketidaknyamanan dalam lingkungan.

(Kantor Camat Medan Timur, 2014)

Berdasarkan beberapa pernyataan diatas, maka penelitian ini mencoba

mengidentifikasi karakteristik ruang terbuka hijau di kawasan permukiman Kecamatan

Medan Timur, Kota Medan. Studi ini akan mencoba menemukenali karakteristik ruang

terbuka hijau guna membantu penanganan terhadap permasalahan ruang terbuka hijau

melalui analisis kesesuaian kebutuhan penduduk terhadap ruang terbuka hijau dan analisis

tipologi ruang terbuka hijau pada di Kecamatan Medan Timur.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah

dalampenelitian ini adalah (1) peningkatan kebutuhan ruang untuk menampung penduduk

(16)

4

ruangterbangun, (2) aktivitas penduduk yang tinggi di kawasan perkotaan berdampak

padakemacetan, banjir, kawasan kumuh, dan polusi. (3) ketersediaan ruangterbuka hijau

diKecamatan Medan Timur belum diperhatikan, (4) belum terpenuhinya ruang terbuka hijau

sesuai dengan kebutuhan. (5) belum dilakukan arahan pengembangan ruang terbuka

hijausesuai dengan harapan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka yang menjadi batasan masalah dalam

penelitian ini adalah (1) kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan luas wilayah di

Kecamatan Medan Timur, (2) tipologi ruang terbuka hijau di kecamatan Medan Timur.

D. Perumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan luas wilayah di Kecamatan Medan

Timur ?

2. Bagaimana tipologi ruang terbuka hijau di Kecamatan Medan Timur.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan luas wilayah di Kecamatan Medan Timur

(17)

5

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan rujukan bacaan

dan wacana baru untuk mengkaji hal – hal yang berkaitan dengan ruang terbuka hijau,

secararinci dari hasil penelitian ini penulis mengharapkan dapat bermanfaat:

1. Dapat di jadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dalam

rangkamewujudkan salah satu tujuan pembangunan.

2. Bahan masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

3. Bahan perbandingan bagi para peneliti yang ingin mengadakan penelitian lanjutan dan

sejenisnya.

4. Menambah wawasan peneliti dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

(18)

59 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil dan pembahasan pada penelitian yang dilakukan, maka dapat

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kebutuhan ruang terbuka hijau Kecamatan Medan Timur berdasarkan luas wilayah

adalah sebesar 233,7 Ha atau 30 % berdasarkan dengan Undang – Undang Penataan

Ruang No. 26 Tahun 2007 yaitu sebesar 30 % dari luas wilayah. Berdasarkan

ketersediaan ruang terbuka hijau yang ada di Kecamatan Medan Timur maka dapat

diketahui ketersediaan ruang terbuka hijau di Kecamatan Medan Timur masih sebesar

26,29 Ha atau masih 7,88 % padahal kebutuhan yang harus terpenuhi adalah 233,7 Ha

atau 30 %, itu berarti kebutuhan ruang terbuka hijau di Kecamatan Medan Timur

masih belum terpenuhi sesuai dengan Undang – Undang Penataan Ruang No. 26

Tahun 2007.

2. Tipologi ruang terbuka hijau di Kecamatan Medan Timur di klasifikasikan

berdasarkan :

a. Berdasarkan Fisik Ruang Terbuka Hijau.

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di ketahui bahwa secara fisik ruang

terbuka hijau di Kecamatan Medan Timur berupa taman kelurahan dengan total 4

unit taman kelurahan yang terletak di kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kelurahan

Pulo Brayan Darat I, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Baru, dan Kelurahan

Perintis, dengan total luas dari ke 4 (empat) taman kelurahan yang ada di

Kecamatan Medan Timur adalah 63.400 m². Berdasarkan penggunaan lahannya

(19)

60

kelurahan yang berada di Kecamatan Medan Timur di fungsionalkan sebagai

ruang terbuka hijau aktif berupa lapangan olah raga dan tempat bermain anak –

anak maupun remaja.

b. Berdasarkan Fungsi Ruang Terbuka Hijau.

Ruang Terbuka Hijau yang ada di Kecamatan Medan Timur ini memiliki fungsi

tambahan yaitu fungsi ekonomi, fungsi arsitektural, fungsi sosial dan budaya.

Dalam hal ini ruang terbuka hijau dalam fungsi tambahan di kombinasikan sesuai

dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan kota. Berdasarkan hasil

penelitian dengan keberadaan taman kelurahan di Kecamatan Medan Timur

sebagai taman yang dekat dengan sekolah maka warga memanfaatkan nya

sebagai tempat usaha berdagang.

c. Berdasarkan Kepemilikan Ruang Terbuka Hijau

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Medan Timur maka

diketahui kepemilikan ruang terbuka hijau yang ada di Kecamatan Medan Timur

ini adalah ruang terbuka hijau taman kelurahan yang memiliki total luas sebesar

6,34 Ha atau 1,88 %, dan ruang terbuka hijau taman kota dengan total luasnya

sebesar 0,06 Ha atau 0,01 %. Dari angka tersebut masih sangat kurang untuk

memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau di Kecamatan Medan Timur sesuai

dengan Undang – Undang Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 minimal sebesar

(20)

61

B. Saran

Dari hasil kesimpulan diatas, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Pemerintah

Pemerintah perlu menambah luas ruang terbuka hijau kota khususnya ruang terbuka

hijau taman lingkungan pada kawasan permukiman di Kecamatan Medan Timur sesuai

dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 sehingga Kecamatan

Medan Timur yang merupakan bagian dari Kota Medan yang ditetapkan sebagai kawasan

permukiman tetap tarjaga dari segi ekologi dan maju dari segi ekonomi dan Kecamatan

Medan Timur juga tetap terjaga sebagai kawasan permukiman sesuai dengan Peraturan

Mentri Pekerjaan Umum No 41/PRT/2007 tentang kriteria kawasan bagi peruntukan kawasan

permukiman dan pemerintah perlu melakukan tinjauan ulang tentang tata ruang Kecamatan

Medan Timur sesuai dengan rencana tata ruang yang telah direncanakan.

2. Bagi masyarakat

Kepada masyarakat, Karena keterbatasan lahan pada di Kecamatan Medan Timur

maka diharapkan kepada masyarakat untuk lebih memperdulikan lingkungan tempat kita

tinggal, serta lebih banyak lagi menanam pohon dalam bentuk pot dan jenis tanaman lainnya,

memelihara tanaman yang sudah di tanam oleh Dinas Pertamanan maupun masyarakat,

sehingga mampu mencegah polusi udara sekaligus mampu menciptakan lingkungan yang

(21)

62

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2010. Alih Fungsi Lahan Terbuka Hijau menjadi Perumahan pada kawasan

Padang Bulan/Selayang (online) (http://www.slideshare.netBaneDoli/alih-fungsi

lahan-terbuka-hijaumenjadi-perumahan-padakawasan-padang-bulanselayang.pdf. diakses 29

Aprili 2013, jam 19.20 WIB).

Badan Pusat Statisti Kota Medan. 2011.Profil Medan Denai 2011.

Fandeli, Cahfid dkk. 2003. Perhutanan Kota. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada :

Jogjakarta.

Hakim, Rustam. 2003. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Bumi Aksara: Jakarta

Hindun (2008). Persepsi Masyarakat Inti Kota Terhadap Hutan Kota Di Kota Medan.

(http://digilib.unimed.ac.id/contens/skripsi.php/id_skr=170/diakses 30 April 2013)

Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka

Hijau di Wilayah Perkotaan.

Joga. 2013. Gerakan Kota Hijau. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kusuma, Fajar, 2012.

(http://paradigmakaumpedalaman.blogspot.com/2012/01/ruangterbuka-hijau.html diakses

tanggal 27 Mei 2013 pukul 07.39 WIB).

Maris. 2012. Analisis Spasial Hubungan Penggunaan Lahan Dengan Suhu Udara Kota

Medan. Skripsi (tidak diterbitkan), Medan: Jurusan Pendidikan

Geografi. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Mirsa, Rinaldi. Elemen Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Pancawati, Juwarin. Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di Kota Tangerang. Tesis

(tidak diterbitkan). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka

Gambar

Gambar Hasil Penelitian...............................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat dan menarik bagi anak autis yaitu menerapkan media digital sebagai sarana atau media belajar anak akan meningkatkan

Kurangnya motivasi siswa dalam belajar dan siswa yang lambat dalam belajar..(3) Strategi mengatasi problem pada kelas tahfidz IX D di SMP Ma’arif 1 Ponorogo yaitu para guru

Sedangkan masalah Baku Mutu Lingkungan diatur kembali dalam Undang-Undang perlindungan Lingkungan Hidup Nomor 32 tahun 2009 Pasal 1 angka 13 Jo Pasal 20 yang

karena kami ada petugas yang langsung turun ke lapangan untuk memantau kegiatan- kegiatan yang sudah dilaksanakan, seperti program yang baru ini yang dilakukan di

Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis penelitian dan analisis pengolahan data pada bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut (1) Terdapat pengaruh yang

Dengan mengambil analogi di atas, maka proyek pemetaan seperti yang pertama kali akan dilakukan oleh swasta melalui proyek NEXTMap Indonesia ini pun sejatinya

The results for two sequences, PeopleOnStreet (class A) and BlowingBubbles (class D), are shown in Table 4.8. The results show an expected speedup in PeopleOnStreet when increasing

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui figur guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Padamra dan untuk mengetahui cara guru Pendidikan Agama Islam